Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2017/P-ISSN 1979 - 9225 e-ISSN 2356-2692 140 Strategi Membangun Keunggulan Kompetitif Ukm Batik
(Studi Pada Ukm Batik Jumput “Riski” Di Kabupaten Bojonegoro)
Oleh : Taufiq Hidayat
Jumrotin
IKIP PGRI BOJONEGORO hydayat_taufiq27@yahoo.com
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi dan merumuskan strategi bersaing dalam upaya membangun keunggulan kompetitif UKM Batik Jumput “Riski” untuk menghadapi persaingan bisnis yang ketat baik di pasar batik lokal maupun nasional. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan antara lain; Matriks Evaluasi Faktor Internal (IFE Matrix), Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE Matrix), Matriks Internal-Eksternal (I-E Matrix), dan Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif (QSPM). Uji keabsahan data dilakukan melalui trianggulasi sumber. Hasil penelitian menunjukkan bahwa beberapa alternatif strategi dapat diimplementasikan oleh UKM Batik Jumput “Riski” untuk mencapai keunggulan kompetitif dalam menghadapi para pesaing antara lain; strategi pengembangan pasar, strategi pengembangan produk, dan strategi integrasi horizontal. Namun demikian, strategi pengembangan pasar merupakan strategi terbaik untuk diimplementasikan oleh UKM Batik Jumput “Riski” karena memiliki nilai STAS tertinggi yaitu sebesar 5,01 pada matriks QSPM.
Kata Kunci : Strategi, Keunggulan Kompetitif, UKM, Batik
PENDAHULUAN
Sektor Usaha Kecil dan
Menengah (UKM) memiliki peran strategis dalam mendorong pembangun an ekonomi nasional. Peran UKM terlihat terutama dalam kemampuannya meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Kontribusi sektor UKM dalam
menentukan Produk Domestik Bruto (PDB) tak perlu diragukan lagi.
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) mencatat kontribusi sektor UKM meningkat dari 57,84 persen menjadi 60,34 persen dalam lima tahun terakhir (cnnindonesia.com, 2016).
UKM juga memiliki kontribusi penting dalam mengatasi masalah pengangguran. Berdasarkan catatan Kementerian Koperasi dan UKM,
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2017/P-ISSN 1979 - 9225 e-ISSN 2356-2692 141
selama kurun waktu 2008-2013, jumlah penyerapan tenaga kerja oleh UMKM meningkat sebanyak 20.119.804 orang (17,62%). Sedangkan pada tahun 2012-2013 jumlah penyerapan tenaga kerja oleh UMKM meningkat sebanyak 6.488.518 orang (6,03%).
Melihat besarnya kontribusi UKM dalam perekonomian nasional.
Maka menjaga pertumbuhan dan
kelangsungan sektor UKM sudah menjadi keharusan baik oleh pelaku usaha itu sendiri maupun pemerintah.
Namun, ada beberapa masalah utama yang sedang dihadapi UKM di Indonesia saat ini, baik yang berasal dari internal UKM itu sendiri maupun yang berasal dari luar kendali UKM (tantangan eksternal). Masalah internal pada umumnya terdiri dari masalah-masalah seperti keterbatasan SDM, permodalan, pemasaran, dan keterbatas an teknologi dan inovasi. Sedangkan
masalah eksternal utama adalah
masalah persaingan bisnis.
Tidak dapat dipungkiri bahwa semua perusahaan (termasuk UKM) harus menghadapi persaingan yang ketat dengan para rival mereka di pasar saat ini. Apalagi di era digital dan informasi, memudahkan para pelaku
usaha baru masuk di pasar, sehingga usaha-usaha baru meningkat dengan sangat signifika
Selain itu, terjalinnya beberapa kerjasama internasional di bidang
perdagangan yang melibatkan
indonesia menyebabkan banyak
perusahaan asing dan berbagai produk impor masuk di pasar domestik. Fenomena ini membuat persaingan bisnis menjadi semakin kompetitif, laba
perusahaan menurun, dan dalam
beberapa kasus membuat perusahaan lokal harus “tutup tikar”.
Rendahnya daya saing
merupakan akar persoalan yang
dihadapi UKM di Indonesia saat ini dalam menghadapi persaingan global. Setidaknya ada dua hal yang menjadi pertanyaan bagi pelaku UKM dalam rangka menghadapi tantangan global, pertama adalah bagaimana meraih dan mempertahankan ekspor ke negara lain?, sedangkan yang kedua adalah
bagaimana mempertahankan pasar
domestik dari barang-barang impor? UKM Batik Jumput “ Riski” di
Kecamatan Sumberrejo Kabupaten
Bojonegoro juga mengalami berbagai persoalan dan tantangan seperti yang disebutkan di atas. Oleh karena itu,
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2017/P-ISSN 1979 - 9225 e-ISSN 2356-2692 142
salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah dan tantangan tersebut adalah dengan membangun keunggulan kompetitif. Keunggulan kompetitif dicapai apabila perusahaan menerapkan strategi bisnis yang tepat (sesuai dengan kondisi internal dan
eksternalnya). Upaya membangun
keunggulan kompetitif ini sangat penting agar UKM dapat berkembang, atau paling tidak bertahan (survive) ditengah persaingan yang semakin kompetitif.
Penelitian ini bertujuan untuk
mengidentifikasi dan merumuskan
strategi bersaing dalam upaya
membangun keunggulan kompetitif UKM Batik Jumput “Riski” untuk menghadapi persaingan bisnis baik di pasar batik lokal maupun nasional.
KAJIAN TEORI Strategi Bisnis
Strategi bisnis merupakan
rumusan perencanaan yang kompre hensif tentang bagaimana perusahaan akan mencapai tujuannya (Rangkuti,
2013), dengan mempertimbangkan
lingkungan internal dan eksternalnya
untuk memaksimalkan keunggulan
kompetitif dan meminimalkan keter
batasan bersaing (David, 2009).
Sedangkan menurut Pearce dan
Robinson (2013), strategi adalah rencana skala besar yang berorientasi jangka panjang untuk berinteraksi dengan lingkungan yang kompetitif untuk mencapai tujuan perusahaan.
Perumusan strategi bisnis
sebagai bagian dari proses manajemen strategi mencakup pengembangan visi dan misi, identifikasi peluang dan ancaman eksternal suatu organisasi,
kesadaran terhadap kekuatan dan
kelemahan internal, pencapaian tujuan jangka panjang, pencarian strategi-strategi alternatif dan pemilihan strategi-strategi tertentu untuk mencapai tujuan (David, 2009). Strategi bisnis dirumuskan untuk menentukan bagaimana sebuah organi sasi menjadi lebih kompetitif daripada posisi sebelumnya (Kavitha, et.al, 2013).
Menurut David (2009), proses perumusan strategi perusahaan meliputi tiga tahap, yaitu; tahap input, tahap pencocokan dan tahap keputusan. Tahap input berisi informasi input dasar yang dibutuhkan untuk merumuskan strategi. Tahap pencocokan berfokus pada penciptaan strategi alternatif yang masuk akal dengan memperhatikan
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2017/P-ISSN 1979 - 9225 e-ISSN 2356-2692 143
faktor-faktor internal dan eksternal utama. Tahap keputusan berfungsi untuk mengevaluasi secara objektif strategi-strategi alternatif yang diidentifikasi pada tahap pencocokan dan memberikan landasan objektif bagi pemilihan strategi alternatif.
Metode dan Prosedur Perumusan Strategis Bisnis
1. Pengamatan Lingkungan Internal dan Eksternal
Strategi bisnis dapat
dirumuskan setelah dilakukan
pengamatan terhadap lingkungan
internal dan eksternal
perusahaan/UKM. Pengamatan ini
bertujuan untuk mengidentifikasi
sejumlah kekuatan dan kelemahan perusahaan serta peluang dan ancaman yang sedang dihadapi.
Lingkungan internal terdiri dari faktor-faktor yang ada di dalam kendali perusahaan, seperti pemasaran dan
distribusi, sumberdaya manusia,
manajemen produksi (operasi),
keuangan dan akuntansi, dan penelitian
dan pengembangan. Sedangkan
lingkungan lingkungan eksternal terdiri dari faktor-faktor di luar kendali yang
memengaruhi pilihan perusahaan
mengenai arah dan tindakan, yang pada akhirnya juga memengaruhi struktur organisasi dan proses internalnya (Peace
& Robinson, 2013).
2. Analisis Strategi Bisnis
a. Matriks evaluasi faktor internal (IFE matrix)
Matriks Evaluasi Faktor Internal (IFE Matrix) adalah alat perumusan
strategi yang meringkas dan
mengevaluasi kekuatan dan
kelemahan utama dalam area-area fungsional bisnis, dan juga menjadi landasan untuk mengidentifikasi
serta mengevaluasi hubungan
diantara area tersebut (David, 2009).
b. Matriks evaluasi faktor eksternal (EFE matrix)
Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE Matrix) adalah alat untuk
meringkas dan mengevaluasi
informasi ekonomi, sosial, budaya, demografis, lingkungan, politik, pemerintahan, hukum, teknologi, dan persaingan (David, 2009).
c. Matriks posisi strategis dan evaluasi tindakan (SPACE)
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2017/P-ISSN 1979 - 9225 e-ISSN 2356-2692 144
Matriks SPACE merupakan
kerangka empat kuadran yang
menunjukkan apakah strategi
agresif, konservatif, defensif, atau kompetitif yang paling sesuai untuk suatu organisasi tertentu. Matriks ini menunjukkan dua dimensi internal; yang terdiri dari kekuatan
finansial dan keunggulan
kompetitif, dan dua dimensi
eksternal; yang terdiri dari stabilitas industri dan kekuatan industri (David, 2009).
d. Matriks internal - eksternal (I-E matrix)
Matriks Internal-Eksternal
memosisi kan berbagai divisi suatu organisasi dalam tampilan sembilan sel, yang dapat dibagi menjadi tiga
bagian besar dan mempunyai
implikasi strategi yang berbeda-beda. Pertama, terdiri dari sel I, II,
dan IV digambarkan sebagai
tumbuh dan membangun. Strategi yang cocok bagi perusahaan yang ada di posisi ini adalah jenis strategi intensif atau integratif. Kedua, terdiri dari sel III, V, dan VII, dapat ditangani dengan strategi menjaga dan mempertahan kan. Ketiga, sel
VI, VIII, dan IX, dapat ditangani dengan baik melalui strategi divestasi (David, 2009).
e. Matriks strategi besar (Grand strategy matrix)
Matriks Strategi Besar (GS) adalah alat untuk merumuskan strategi alternatif, yang didasarkan pada dua dimensi evaluatif: posisi kompetitif dan pertumbuhan pasar (industri). Secara umum, matriks strategi besar terdiri dari empat kuadran. Kuadran
I menunjukkan bahwa suatu
perusahaan memiliki posisi strategis
yang sempurna. Kuadran II,
perusahaan berada di industri dengan pasar yang bertumbuh
cepat, namun tidak (posisi
kompetitif lemah). Kuadran III, perusahaan bersaing di industri yang pertumbuh annya lambat serta memiliki posisi kompetitif yang lemah. Kuadran IV menunjukkan bahwa perusahaan memiliki posisi kompetitif yang kuat namun berada pada industri yang pertumbuhannya lambat (David, 2009).
f. Matriks perencanaan strategis kuantitatif (QSPM)
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2017/P-ISSN 1979 - 9225 e-ISSN 2356-2692 145
Menurut David (2009), Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif
(QSPM) adalah alat yang
memungkinkan para penyusun
strategi mengevaluasi berbagai strategi alternatif secara objektif, berdasarkan faktor-faktor keberhasil an penting eksternal dan internal yang diidentifikasi sebelumnya.
Teknik ini secara objektif
menunjukkan strategi mana yang terbaik.
Keunggulan Kompetitif
Menurut Porter (2008),
keunggulan bersaing berkembang dari nilai yang mampu diciptakan oleh sebuah perusahaan bagi pembelinya yang melebihi biaya perusahaan dalam menciptakannya. Nilai yang unggul berasal dari tawaran harga yang lebih rendah dibandingkan yang ditawarkan pesaing atas manfaat yang sama atau memberikan manfaat yang berbeda / unik yang lebih daripada sekadar mengimbangi harga yang lebih tinggi.
David (2009) menyatakan bahwa
perusahaan yang kompetitif adalah suatu perusahaan dapat melakukan sesuatu yang tidak dapat dibuat oleh perusahaan saingan, atau memiliki
sesuatu yang amat diinginkan oleh
perusahaan saingan. Keunggulan
kompetitif berarti segala sesuatu yang dapat dilakukan dengan jauh lebih baik
oleh sebuah perusahaan bila
dibandingkan dengan
perusahaan-perusahaan pesaing. Senada dengan itu, Kraja dan Osmani (2013), menyatakan
bahwa perusahaan memiliki
keunggulan kompetitif ketika
perusahaan bisa menciptakan nilai ekonomi yang lebih dibandingkan para pesaingnya.
Penelitian Relevan
Hasil penelitian Li (2009) yang berjudul “The Customer Value Strategy in the Competitiveness of Companies”, menunjukkan bahwa strategi nilai konsumen merupakan strategi yang bisa diterapkan oleh perusahaan untuk memperoleh keunggulan kompetitif.
Campos, et.al (2009), melaku kan studi yang berjudul “Technology Strategy and New Technology Based Firms”. Jenis penelitian adalah grounded theory. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi teknologi adalah faktor kunci dalam peningkatan keunggulan kompetitif perusahaan.
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2017/P-ISSN 1979 - 9225 e-ISSN 2356-2692 146
Studi Yan (2010) yang berjudul “Competitive Strategy and Business Environment: The Case of Small Enterprises in China”, bertujuan untuk menguji hubungan antara strategi
bersaing (strategi biaya dan
diferensiasi) dengan keunggulan
kompetitif UMKM di China, dengan metode analisis korelasi (statistik deskriptif). Hasil studi menunjukkan bahwa strategi bersaing (Competitive Strategy) sangat penting untuk
mencapai keunggulan kompetitif
UMKM di China. (strategi bersaing memiliki hubungan dengan keunggulan kompetitif UMKM di China).
Studi Chandamoyo & Dumbu (2012), berjudul “Competitive strategy and business environment influencing performance of Small and Medium Enterprises in the Manufacturing sector: The case study of manufacturing firms in Mucheke light industry”, bertujuan untuk mengetahui strategi bersaing dan lingkungan bisnis yang mempengaruhi kinerja UMKM industri Lampu Mucheke di Zimbabwe. Jenis penelitian adalah kualitatif dengan menggunakan desain survey deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Strategi bersaing (strategi strategi
biaya dan strategi diferensiasi)
merupakan strategi kunci yang
digunakan UMKM Industri Lampu Mucheke untuk mencapai keunggulan kompetitif, (2) Lingkungan bisnis (faktor politik, ekonomi, dan sosial) juga memiliki peran penting bagi UMKM Industri Lampu Mucheke untuk mencapai keunggulan kompetitif.
Penelitian He (2012), yang berjudul “How to Maintain Sustainable Competitive Advantages; Cas Study on the Evolution of Organizational Strategic Management”, bertujuan untuk menganalisis mengapa keunggul an kompetitif yang berkelanjutan bisa hilang dalam banyak perusahaan, dan bagaimana mempertahankan keunggul an kompetitif agar tetap survive di dalam suatu industri / pasar. Hasilnya
menunjukkan bahwa keunggulan
kompetitif suatu perusahaan memiliki siklus hidup (life cycle) yang berawal dari perumusan rencana (strategis) dan akumulasi sumber daya. Perusahaan yang sukses memerlukan keunggulan kompetitif, termasuk melakukan dan inovasi dan perbaikan yang terus menerus.
Studi Lourens & Jonker (2012), yang berjudul “The Strategic Relevance
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2017/P-ISSN 1979 - 9225 e-ISSN 2356-2692 147
of Technology-Related Variables to the Competitiveness of Small- to Medium-Sized Furniture Manufacturers”, bertujuan untuk menganalisis dampak strategi bisnis terhadap daya saing
UMKM industri Mebel, dengan
menggunakan ANOVA. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang kuat (signifikan) antara strategi bisnis, penggunaan teknologi, strategi pembelian teknologi, teknologi informasi dengan daya saing UMKM (yang diukur berdasarkan kinerja bisnis dan keunggulan kompetitif teknologi).
Penelitian berjudul “Strategi Membangun Keunggulan Kompetitif UKM Batik (Studi pada UKM Batik
Jumput “Riski” di Kabupaten
Bojonegoro)” ini dilakukan untuk
mendukung penelitian sebelumnya.
Penelitian ini berfokus pada upaya untuk merumuskan strategi bisnis pada UKM Batik Jumput “Riski” untuk membangun keunggulan kompetitif. Gambar 1. menunjukkan road map penelitian ini.
Gambar 1. Road Map Penelitian
Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir merupakan suatu kerangka pemikiran sistematis yang berfungsi untuk memberikan
arahan tentang langkah metodologi penelitian. Penelitian ini terdiri dari beberapa langkah yaitu sebagai berikut. Langkah pertama, memilih salah
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2017/P-ISSN 1979 - 9225 e-ISSN 2356-2692 148
satu UKM Batik Jumput di Sentra Industri Kerajinan Batik Jumput di Kecamatan Sumberrejo untuk dijadikan objek penelitian berdasarkan kriteria yang telah ditentukan; yaitu banyaknya jumlah tenaga kerja, luasnya pangsa pasar, dan keinginan untuk terus melakukan pengembangan di masa mendatang. UKM yang terpilih untuk dijadikan objek penelitian adalah UKM Batik Jumput “Riski”.
Langkah kedua, mengamati kondisi lingkungan internal dan ekster nal yang mempengaruhi UKM Batik Jumput “Riski” dalam upaya mencapai tujuan nya. Kegiatan ini dilakukan untuk
mengidentifikasi faktor-faktor strategis yang mencakup aspek kekuatan dan kelemahan internal, serta peluang dan
ancaman eksternal yang sedang
dihadapi perusahaan.
Langkah ketiga, melakukan
analisis atas sejumlah faktor strategis internal dan faktor strategis eksternal UKM Batik Jumput “Riski” yang telah diidentifikasi sebelumnya. Faktor strate gis internal dianalisis melalui Matriks Evaluasi Faktor Internal (Internal Fac tor Evaluation-IFE), sedangkan faktor strategis eksternal diringkas melalui Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (External Factor Evaluation- EFE).
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2017/P-ISSN 1979 - 9225 e-ISSN 2356-2692 149
Langkah keempat, merumuskan dan mengevaluasi strategi alternatif untuk menemukan strategi alternatif yang rasional dengan memperhatikan faktor strategis internal dan eksternal UKM Batik Jumput “Riski”. Alat yang digunakan antara lain; Matriks Internal-Eksternal (Internal-External-IE).
Langkah kelima, pengambilan keputusan. Beberapa strategi alternatif yang ditemukan pada langkah keempat dianalisis melalui Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif (Quantitative Stra-tegic Planning Matrix-QSPM) untuk menentukan strategi yang paling tepat bagi UKM Batik Jumput “Riski” yang sesuai dengan kondisi lingkungan inter nal dan eksternal. Hasil rumusan strategi bisnis tersebut diharapkan dapat meningkatkan daya saing UKM Batik Jumput “Riski” dalam menghadapi para
kompetitor dan memenangkan
persaingan.
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di lokasi industri batik jumput “Riski” di
Kecamatan Sumberrejo, Kabupaten
Bojonegoro. Penelitian ini mengguna kan pendekatan kualitatif (qualitative approach), sedangkan jenis penelitian
adalah studi kasus (case study). Dalam penelitian ini, peneliti ingin memahami
secara lebih mendalam berbagai
peristiwa di lapangan penelitian yang
cukup kompleks dan bermaksud
menganalisis peristiwa tersebut,
sehingga ditemukan suatu formulasi strategi bisnis yang paling tepat bagi UKM Batik Jumput “Riski” dalam upaya memperkuat daya saingnya
dalam menghadapi kompetitor.
Pengumpulan data dilakukan melalui metode wawancara, metode observasi,
dan metode dokumentasi. Teknik
analisis data yang digunakan antara lain; Matriks Evaluasi Faktor Internal (IFE Matrix), Matriks Evaluasi Faktor
Eksternal (EFE Matrix), Matriks
Internal-Eksternal (I-E Matrix), dan
Matriks Perencanaan Strategis
Kuantitatif (QSPM). Sedangkan uji keabsahan data yang digunakan adalah trianggulasi sumber dan trianggulasi metode.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis Kondisi Internal dan Eksternal UKM Batik Jumput “Riski”
Berdasarkan hasil penelitian terhadap lingkungan internal dan
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2017/P-ISSN 1979 - 9225 e-ISSN 2356-2692 150
eksternal pada UKM Batik Jumput “Riski”, dapat diidentifikasi sejumlah kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang sedang dihadapi UKM saat ini. Kekuatan dan kelemahan berasal dari faktor keuangan dan
akuntansi, sumberdaya manusia,
produksi, dan pemasaran. Kekuatan UKM Batik Jumput “Riski” antara lain; (1) Modal usaha kuat, (2) tenaga kerja terampil dan loyal, (3) pertumbuhan pendapatan tinggi, (4) kapasitas produksi cukup besar, dan (5) Produksi produk berorientasi pada kualitas. Sedangkan kelemahan dari UKM Batik Jumput “Riski” antara lain; (1) pemasaran masih lemah, (2) biaya produksi tinggi, (3) belum ada jaminan kesehatan dan hari tua untuk tenaga kerja, (4) sistem akuntansi masih tradisional, dan (5) belum mempunyai
karyawan yang ahli di bidang
Teknologi Informasi (IT).
Sejumlah peluang dan ancaman juga sedang dihadapi UKM Batik
Jumput “Riski” saat ini. Peluang dan ancaman tersebut berada di luar kendali UKM, namun dalam jangka pendek
maupun menengah dapat
mempengaruhi esksistensi UKM.
Berbagai peluang yang dapat
dimanfaatkan oleh UKM yaitu; (1) lokasi rumah industri dan toko cukup strategis, (2) tren busana batik di kalangan masyarakat, (3) semakin luasnya pasar lokal, nasional, dan internasional, (4) ketersediaan bahan
baku batik memadai, (5) tren
perdagangan berbasis E-Commerce. Selain itu, ada beberapa ancaman yang perlu diantisipasi antara lain; (1) persaingan antar industri batik semakin ketat, (2) bergaining power konsumen
sangat kuat, (3) inflasi dapat
mempengaruhi daya beli masyarakat, (4) batik jumput belum begitu familiar di masyarakat, (5) jenis batik yang beragam.
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2017/P-ISSN 1979 - 9225 e-ISSN 2356-2692 151
Tabel 1. Daftar Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman pada UKM Batik “Riski”
1. Analisis Perumusan Strategi a. Matriks evaluasi faktor internal
(IFE Matrix)
Berdasarkan identifikasi
terhadap faktor-faktor internal pada UKM Batik Jumput “Riski”, diperoleh beberapa kekuatan dan kelemahan
internal. Faktor-faktor tersebut
selanjutnya diberikan bobot dan
peringkat oleh pemilik UKM yang menjabat sebagai manajer (Tabel 2).
Pada tabel 2, terlihat total skor IFE sebesar 2,76 yang menunjukkan bahwa UKM Batik Jumput “Riski” berada pada posisi rata-rata atau cukup kuat secara internal. Kekuatan terbesar
usaha ini adalah pertumbuhan
pendapatan dan kapasitas produksi yang memiliki skor 0,49. Posisi selanjutnya adalah modal yang kuat (0,37), produksi produk berorientasi pada kualitas (0,37), dan tenaga kerja terampil dan loyal (0,29).
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2017/P-ISSN 1979 - 9225 e-ISSN 2356-2692 152
Kelemahan terbesar usaha ini
adalah sistem akuntasi masih
tradisional dengan skor 0,07.
Kelemahan pada posisi kedua adalah pemasaran, biaya produksi tinggi, dan belum mempunyai karyawan yang
memiliki keahlian di bidang IT dengan skor masing sebesar 0,20, sedangkan posisi ketiga adalah belum adanya jaminan kesehatan dan hari tua untuk tenaga kerja dengan skor 0,10.
Tabel 2. Matriks Evaluasi Faktor Internal (IFE) UKM Batik Jumput “Riski”
Faktor Strategis Internal Bobot Relatif Rating Skor
Bobot Kekuatan
1. Modal usaha kuat 5 0,12 3 0,37
2. Tenaga kerja terampil dan loyal 4 0,10 3 0,29
3. Pertumbuhan pendapatan tinggi 5 0,12 4 0,49
4. Kapasitas produksi cukup besar 5 0,12 4 0,49
5. Produksi produk berorientasi pada kualitas 5 0,12 3 0,37
Kelemahan
1. Pemasaran 4 0,10 2 0,20
2. Biaya produksi tinggi 4 0,10 2 0,20
3. Belum adanya jaminan kesehatan dan hari
tua untuk tenaga kerja 2 0,05 2 0,10
4. Sistem akuntansi masih tradisional 3 0,07 1 0,07 5. Belum mempunyai karyawan yang
memiliki keahlian di bidang IT 4 0,10 2 0,20
Total 1,00 2,76
b. Matriks evaluasi faktor eksternal (EFE Matrix)
Berdasarkan identifikasi terha dap faktor-faktor eksternal pada UKM
Batik Jumput “Riski”, diperoleh
sejumlah peluang dan ancaman
eksternal. Faktor-faktor tersebut
selanjutnya diberikan bobot dan
peringkat oleh pemilik yang menjabat sebagai manajer pada UKM Batik Jumput “Riski” (Tabel 3).
Pada tabel 3, terlihat total skor
EFE sebesar 2,93 yang
mengindikasikan bahwa UKM Batik Jumput “Riski” mampu merespon dengan cukup baik peluang dan ancaman yang ada di industrinya. Dengan kata lain, strategi usaha ini sangat cukup efektif dalam menarik keuntungan dari peluang eksternal dan
menghindari ancaman yang
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2017/P-ISSN 1979 - 9225 e-ISSN 2356-2692 153
Peluang terbesar bagi UKM Batik Jumput “Riski” adalah indikator Tren busana batik di masyarakat dengan skor 0,50. Indikator ketersediaan bahan baku batik memadai berada di posisi kedua dengan skor sebesar 0,40.
Ancaman terbesar yang dihadapi UKM Batik Jumput “Riski” saat ini
adalah Bergaining power konsumen
sangat kuat dengan skor 0,20,
sedangkan jenis batik yang beragam dan inflasi dapat mempengaruhi daya beli masyarakat menempati posisi kedua dengan skor, 0,23.
Tabel 3. Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE) UKM Batik Jumput “Riski”
Faktor Strategis Eksternal Bobot Relatif Rating Skor Bobot Peluang
1. Lokasi rumah industri dan toko cukup strategis (Jalan Raya Provinsi Surabaya-Bojonegoro)
5 0,13 3 0,38
2. Tren busana batik di masyarakat 5 0,13 4 0,50 3. Semakin luasnya pasar lokal, nasional dan
internasional 4 0,10 2 0,20
4. Ketersediaan bahan baku batik memadai 4 0,10 4 0,40 5. Tren pendagangan berbasis E-Commerce 3 0,08 2 0,15
Ancaman
1. Persaingan antar industri batik semakin ketat 5 0,13 2 0,25 2. Bergaining power konsumen sangat kuat 4 0,10 2 0,20 3. Inflasi dapat mempengaruhi daya beli masyarakat 3 0,08 3 0,23 4. Batik jumput belum begitu familiar di masyarakat 4 0,10 4 0,40
5. Jenis Batik yang Beragam 3 0,08 3 0,23
Total 1,00 2,93
c. Matriks Internal-Eksternal (IE Matrix)
Analisis Matriks Internal dan Eksternal (I-E Matrix) menggunakan informasi dari hasil perhitungan matriks
IFE dan EFE yang dilakukan
sebelumnya untuk mengetahui posisi perusahaan dan memperoleh strategi alternatif. Skor total IFE adalah 2,76
menandakan bahwa UKM Batik
Jumput “Riski” memiliki kemampuan rata-rata dalam memanfaatkan kekuatan
dan meminimalisir kelemahan
internalnya. Sementara itu, skor total EFE adalah 2,93 mengindikasikan bahwa usaha ini memiliki posisi yang
cukup kuat dalam memanfaatkan
peluang yang ada dan menghindari ancaman yang sedang menghadang.
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2017/P-ISSN 1979 - 9225 e-ISSN 2356-2692 154
Hasil analisis Matriks IE
menunjukkan bahwa UKM Batik
Jumput “Riski” berada pada sel V atau
pada tahap menjaga dan
mempertahankan (Maintain). Dalam posisi ini, alternatif strategi yang tepat adalah strategi intensif (seperti
pengembangan pasar, dan
pengembangan produk) atau strategi integratif (seperti integrasi horizontal). Posisi UKM Batik Jumput “Riski” pada Matriks IE ditunjukkan dalam Gambar 3.
Gambar 3. Matriks Internal-Eksternal Posisi UKM Batik Jumput “Riski”
d. Matriks perencanaan strategis kuantitatif (QSPM)
Analisis QSPM ini digunakan
untuk mendapatkan strategi yang
terbaik diantara sejumlah alternatif strategi yang dihasilkan oleh matriks Internal-Eksternal (I-E), berdasarkan daya tarik relatif faktor-faktor strategis
internal dan eksternal. Beberapa strategi yang dihasilkan antara lain; pengembangan pasar, pengembangan produk dan integrasi horizontal.
Proses analisis QSPM ini
menggunakan informasi dari matriks IFE dan EFE untuk menentukan sejumlah faktor strategis internal dan
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2017/P-ISSN 1979 - 9225 e-ISSN 2356-2692 155
ekternal yang terdiri dari kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang sedang dihadapi perusahaan saat ini, beserta nilai bobotnya. Selain itu, informasi lain yang digunakan adalah hasil penentuan penentuan skor daya
tarik relatif (AS) oleh pemilik UKM batik jumput “Riski”. Dari informasi
tersebut, selanjutnya dilakukan
pengolahan data melalui QSPM (Tabel 4).
Tabel 4. Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif (QSPM) UKM Batik Jumput “Riski”
FAKTOR-FAKTOR STRATEGIS BOBOT
ALTERNATIF STRATEGI BISNIS
S1 S2 S3
AS TAS AS TAS AS TAS Kekuatan
1. Modal usaha kuat 0,12 4 0,48 4 0,48 4 0,48
2. Tenaga kerja terampil dan loyal 0,1 1 0,1 4 0,4 4 0,4
3. Pertumbuhan pendapatan tinggi 0,12 4 0,48 3 0,36 4 0,48
4. Kapasitas produksi cukup besar 0,12 3 0,36 3 0,36 2 0,24
5. Produksi produk berorientasi pada kualitas 0,12 3 0,36 3 0,36 2 0,24
Kelemahan
1. Pemasaran 0,1 3 0,3 2 0,2 1 0,1
2. Biaya produksi tinggi 0,1 2 0,2 2 0,2 3 0,3
3. Belum adanya jaminan kesehatan dan hari
tua untuk tenaga kerja 0,05 1 0,05 1 0,05 1 0,05
4. Sistem akuntansi masih tradisional 0,07 2 0,14 1 0,07 2 0,14
5. Belum mempunyai karyawan yang memiliki
keahlian di bidang IT 0,1 3 0,3 1 0,1 1 0,1
Peluang
1. Lokasi rumah industri dan toko cukup
strategis (Jalan Raya Provinsi
Surabaya-Bojonegoro) 0,13 1 0,13 1 0,13 1 0,13
2. Tren busana batik di masyarakat 0,13 4 0,52 4 0,52 3 0,39
3. Semakin luasnya pasar lokal, nasional dan
internasional 0,1 4 0,4 1 0,1 3 0,3
4. Ketersediaan bahan baku batik memadai 0,1 3 0,3 2 0,2 1 0,1
5. Tren pendagangan berbasis E-Commerce 0,08 4 0,32 1 0,08 2 0,16
Ancaman
1. Persaingan antar industri batik semakin
ketat 0,13 1 0,13 4 0,52 4 0,52
2. Bergaining power konsumen sangat kuat 0,1 1 0,1 2 0,2 3 0,3
3. Inflasi dapat mempengaruhi daya beli
masyarakat 0,08 1 0,08 1 0,08 1 0,08
4. Batik jumput belum begitu familiar di
masyarakat 0,1 1 0,1 3 0,3 1 0,1
5. Jenis Batik yang Beragam 0,08 2 0,16 3 0,24 1 0,08
TOTAL 5,01 4,95 4,69
Hasil analisis QSPM
menunjukkan nilai tertinggi hingga
terendah dari sejumlah alternatif strategi yang ada. Urutan pertama
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2017/P-ISSN 1979 - 9225 e-ISSN 2356-2692 156
adalah strategi pengembangan pasar dengan jumlah keseluruhan daya tarik total (STAS) sebesar 5,01. Urutan kedua adalah strategi pengembangan produk dengan jumlah keseluruhan daya tarik total (STAS) sebesar 4,95, sedangkan strategi integrasi horizontal
menempati urutan ketiga dengan
jumlah keseluruhan daya tarik total
(STAS) sebesar 4,69. Hasil ini
menunjukkan bahwa strategi
pengembangan pasar merupakan
strategi yang paling cocok untuk UKM batik jumput “Riski” berdasarkan
kondisi lingkungan internal dan
eksternal saat ini.
Melalui strategi pengembangan pasar, UKM batik jumput “Riski” memperkenalkan dan menjual produk yang ada ke wilayah geografis baru yang lebih luas. Secara umum strategi pengembangan pasar dapat dilakukan dengan membuka pasar geografis baru melalui ekspansi regional, nasional, dan internasional serta menarik segmen lainnya melalui pengembangan versi produk, memasuki saluran distribusi baru, dan beriklan di media lain (Pearce & Robinson, 2013). Beberapa prasyarat dalam mengimpementasikan strategi pengembangan pasar, antara lain: (1)
penambahan jumlah tenaga penjualan, (2) peningkatan pengeluaran untuk iklan, (3) peningkatan modal dan sumberdaya manusia yang dibutuhkan untuk mengelola perluasan operasi, dan (4) membangun toko cabang baru di kota atau daerah lain yang dianggap menguntungkan.
SIMPULAN
Penelitian ini menghasilkan beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Kondisi internal dan eksternal
UKM Batik Jumput “Riski”
menunjukkan kinerja yang cukup baik. Skor matriks IFE sebesar 2,76
mengindikasikan bahwa UKM
Batik Jumput “Riski” memiliki
kemampuan rata-rata dalam
memanfaatkan kekuatan dan
meminimalisir kelemahan
internalnya, sedangkan skor matriks EFE sebesar 2,93 mengindikasikan
bahwa industri ini memiliki
kemampuan yang cukup baik dalam
memanfaatkan peluang dan
mengindari ancaman yang sedang menghadang.
2. Berdasarkan analisis perumusan strategi bisnis melalui tahap input,
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2017/P-ISSN 1979 - 9225 e-ISSN 2356-2692 157
keputusan diperoleh sejumlah
strategi alternatif, antara lain;
strategi pengembangan pasar,
strategi pengembangan produk dan strategi integrasi horizontal. Strategi pengembangan pasar merupakan strategi alternatif terbaik untuk
diimplementasikan oleh UKM
Batik Jumput “Riski” karena
memiiliki nilai STAS tertinggi yaitu sebesar 5,01 pada matriks QSPM. Strategi ini paling tepat untuk diterapkan oleh UKM Batik Jumput
“Riski” dalam menghadapi
kekuatan persaingan dan
memperkuat daya saing usaha pada segmen sasaran yang dituju.
DAFTAR PUSTAKA
Campos, Aguerre, Parellada, & Parra. (2009). “Technology Strategy and New Technology Based Firms”.
Journal of Technology
Management & Innovation, 4 (4) : 42-52.
Chandamoyo, P. dan Dumbu, E. (2012). “Competitive Strategy
and Business Environment
Influencing Performance of Small and Medium Enterprises in the Manufacturing Sector: The Case Study of Manufacturing Firms in
Mucheke Light Industry”.
European Journal of Business and Management, 4 (10): 28-36.
David, F.R. (2009). Manajemen
Strategis. Terjemahan Dono Sunardi. Jakarta: Salemba Empat. He, Ning. (2012). “How to Maintain
Sustainable Competitive
Advantages; Case Study on the Evolution of Organizational
Strategic Management.”
International Journal of Business Administration, 3 (5) : 45-51. http://www.cnnindonesia.com/ekonomi
/20161121122525-92- 174080/kontribusi-umkm- terhadap-pdb-tembus-lebih-dari-60-persen/. Diakses pada tanggal 25 Desember 2016
Kavitha, Karthikeya, dan Devi. (2013). “An Investigation of Competitive
Priorities and Competitive
Advantage among Small Scale Industries with Reference to Coimbatore City.” IOSR Journal of Business and Management (IOSR-JBM). 7 (3) : 39-44.
Kementerian Koperasi dan UKM.
(2015). Laporan Tahunan
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Tahun 2015; Membangun Koperasi dan
UMKM sebagai Ketahanan
Ekonomi Nasional.
Kraja, Y. dan Osmani, E. 2013. “Competitive Advantage and Its Impact in Small and Medium Enterprises (SMEs) (Case of Albania).” European Scientific Journal, 9 (16) : 76-85.
Li, Maohua. 2009. “The Customer
Value Strategy in the
Media Prestasi Vol. XVII No.1 Juni 2017/P-ISSN 1979 - 9225 e-ISSN 2356-2692 158
International Journal of Business and Management, 4 (2) : 136-141.
Lourens, A.S. dan Jonker, J.A. (2012). “The Strategic Relevance of Technology-Related Variables to the Competitiveness of Small - to
Medium-Sized Furniture
Manufacturers.” South African
Journal of Industrial
Engineering, 23 (3) : 180-195. Pearce, J.A. dan Robinson, R.B. (2013).
Manajemen Strategis: Formulasi, Implementasi dan Pengendalian. Terjemahan Nia Permata Sari. Jakarta: Salemba Empat.
Porter. 2008. Keunggulan Kompetitif;
Menciptakan dan
Mempertahankan Kinerja
Unggul. Editor; Saputra dan Suryanto. Tangerang: Karisma Publishing Group.
Rangkuti, Freddy. (2013). Analisis
SWOT; Teknik Membedah
Kasus Bisnis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Yan, Shigang. (2010). “Competitive
Strategy and Business
Environment: The Case of Small Enterprises in China.” Asian Social Science, 6 (11) 64-71.