• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) PENELITIAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) PENELITIAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

- ii -

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)

PENELITIAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

2021 - 2024

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN

KEPADA MASYARAKAT (LPPM)

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

Jalan Daya Nasional Pontianak.

Telpon (0561) 732406 Kode Pos 78124

(3)

- i -

TIM PENYUSUN

REVISI RENCANA STRATEGIS PENELITIAN

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

Penanggung Jawab : Rektor Universitas Tanjungpura

Penasehat

: Ketua LPPKM UNTAN

Ketua

: Prof. Dr. Ing. Seno Darmawan Panjaitan, S.T., M.T.

Anggota

: Ir. Hj. Ratna Herawatiningsih, M.Si

Dr. M. Irfani Hendri, S.E., M.Si.

Jagad Aditya Dewantara M.Pd

Budjang Samad, S.Sos, MH.

Ella Devi Setyawati, SE,MM

Tulus Gover Siringo Ringo, S.Hut

Tata letak

: Rony Raymon, S.Pd

Elyta Dwi Haryunalia, A.Md

Ari Wijaya, S.Hut

Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Jln. Daya Nasional, Pontianak

Telp/Fax (0561) 732406

(4)

- ii -

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa karena berkat, rahmat, dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan Rencana Strategis (Renstra) Penelitian Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Tanjungpura (UNTAN) tahun 2021-2024. Renstra Penelitian LPPM UNTAN disusun sebagai arah kebijakan dan pengambilan keputusan dalam pelaksanaan penelitian di UNTAN untuk periode 2021 – 2024 yang merupakan acuan dalam pelaksanaan kegiatan penelitian ke depan. Penelitian-penelitian yang dihasilkan diharapkan lebih terarah sesuai dengan bidang penelitian utama yang tercantum dalam Rentra Penelitian LPPM UNTAN 2021-2024.

UNTAN berusaha terus berbenah diri menjadi universitas unggul melalui penataan baik dari sisi manajemen maupun kuantitas dan kualitas penelitian, baik dari tahap dasar, terapan, pengembangan, sampai dengan komersialisasi hasil penelitian yang berguna bagi masyarakat dan menjadi pendapatan (income generator) bagi UNTAN. Keberhasilan untuk mencapai tujuan tersebut telah dibuktikan melalui apresiasi yang diberikan oleh Kementerian Riset, teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia dengan mempercayakan LPPM UNTAN masuk pada kluster Mandiri. Renstra Penelitian LPPM UNTAN merupakan pegangan bagi sivitas akademika UNTAN agar penelitian-penelitian yang akan dan/atau sedang dilakukan menjadi lebih terarah sesuai dengan 4 (empat) bidang penelitian utama yang mencakup 11 bidang unggulan penelitian.

Renstra Penelitian LPPM UNTAN ini tersedia berkat kerjasama dan dedikasi Tim Penyusun di bawah koordinasi LPPM UNTAN, serta berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Ucapan terima kasih tidak lupa kami sampaikan kepada Rektor UNTAN yang telah memberikan kepercayaan untuk penyusunan Renstra LPPM UNTAN.

Hormat Kami,

(5)

- iii -

SAMBUTAN REKTOR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nya, telah terbit Renstra Penelitian Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Tanjungpura (Untan) 2021-2024. Globalisasi tidak terlepas dari persaingan antarbangsa yang meliputi berbagai aspek kehidupan, termasuk didalamnya pendidikan dan penelitian. Namun, globalisasi juga menciptakan kemitraan antar pihak yang memiliki misi atau tujuan yang sama dalam menyelesaikan setiap persoalan. Oleh sebab itu, daya saing tidak dapat dihindari dan harus dihadapai agar Untan dapat bersaing dengan universitas-universitas lainnya baik di level regional, nasional, maupun internasional. Berlakunya kesepakatan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015 merupakan kenyataan yang tidak dapat dihindari dalam kemitraan di antara negara Asean. Negara Asean bersepakat menghapus sekat-sekat perdagangan, produk dari negara Asean secara bebas masuk ke masing-masing negara tersebut. Kunci utama untuk memenangkan persaingan saat ini adalah terus melakukan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia pada umumnya dan di Kalimantan Barat pada khususnya. Untan sebagai perguruan tinggi di Kalimantan Barat berkontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui kegiatan penelitian agar berguna bagi penyelesaian persoalan-persoalan di daerah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Renstra Penelitian LPPM disusun berdasarkan kerjasama dari seluruh sivitas akademika Untan dalam mengintegrasikan arah penelitian kedepan. Renstra Penelitian LPPM diperlukan dalam rangka penentuan arah dan strategi penelitian seiring dengan perubahan yang begitu cepat dibidang ilmu pengetahuan yang berdampak pada pengambilan keputusan dalam pengalokasian sumber daya yang dimiliki Untan. Berdasarkan analisis Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats (SWOT), Untan memiliki kekuatan dan peluang lebih besar dibandingkan dengan kelemahan dan ancaman yang dimiliki. Kekuatan yang dimiliki Untan adalah tersedianya dana, tenaga pendidik, sarana, dan prasarana yang dapat mendukung tercapainya visi, misi, dan tujuan UNTAN. Pelaksanaan penelitian di Untan didukung dari sumber dana internal Untan, kompetitif nasional, kerjasama, dan mandiri. Sumber dana yang dimiliki diharapkan mampu mendorong tenaga pendidik untuk berkreativitas dan berinovasi.

Untan memiliki peluang besar dalam mengembangkan penelitian karena faktor geografis yang dimiliki dimana kalimantan Barat berbatasan dan berdampingan dengan beberapa negara ASEAN, seperti Malaysia dan Brunei Darussalam, serta provinsi-provinsi di Kalimantan. Hal ini terlbih lagi terdapatnya konsorsium Universitas-universitas di Kalimantan dan Borneo (Kalimantan, Malaysia, dan Brunei) yang

(6)

- iv -

suda diinisiasi sejak tujuh tahun terakhir. Kondisi ini memungkinkan Untan untuk mengembangkan kerjasama di bidang penelitian, bahkan sampai dengan komersialisasi hasil-hasil penelitian. Renstra Penelitian LPPM Untan merupakan pegangan bagi sivitas akademika Untan agar Penelitian yang akan dilakukan menjadi lebih terarah sesuai dengan empat bidang penelitian utama yang mencakup sebelas bidang unggulan penelitian. Cita-cita Untan menjadi institusi preservasi dan pusat informasi ilmiah Kalbar tahun 2020 dapat terwujud diantaranya dengan tercapainya target dan sasaran kegiatan penelitian di Untan.

Pontianak, Maret 2021

Rektor UNTAN

Ttd

(7)

- v -

DAFTAR ISI

TIM PENYUSUN ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

SAMBUTAN REKTOR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Landasan Hukum Penyusunan Rencana Strategis ... 2

1.2.1 Landasan Hukum ... 2

1.2.2 Arah Kebijakan LPPM UNTAN ... 3

1.2.3 Arah Penelitian LPPM UNTAN ... 3

1.3 Metode Penyusunan RSP LPPM UNTAN ... 4

BAB II LANDASAN PENGEMBANGAN LPPM UNTAN ... 5

2.1 Visi dan Misi UNTAN ... 5

2.2 Visi dan Misi LPPM UNTAN ... 6

2.3 Analisis Kondisi LPPM UNTAN Saat Ini ... 7

2.3.1 Riwayat Perkembangan LPPM UNTAN ... 7

2.3.2 Capaian Rencana yang Telah Dirancang Sebelumnya ... 9

2.3.3 Peran Unit Kerja LPPM UNTAN ... 11

2.3.4 Kerjasama LPPM UNTAN dengan Pihak Lain ... 11

2.3.5 Potensi yang dimiliki LPPM UNTAN ... 12

2.4 Analisis Strength, Weakness, Opportunity, Threat (SWOT) LPPM UNTAN ... 17

2.4.1 Evaluasi Faktor Strategis Internal ... 17

2.4.2 Evaluasi Faktor Strategis Eksternal ... 19

2.4.2 Penilaian Faktor Internal dan Eksternal ... 21

BAB III GARIS BESAR RENCANA STRATEGIS PENELITIAN LPPKM UNTAN ... 27

3.1 Tujuan dan Sasaran Pelaksanaan ... 27

(8)

- vi -

3.1.2 Sasaran ... 28

3.2 Strategi dan Kebijakan Unit Kerja ... 29

BAB IV PROGRAM, KEGIATAN, DAN INDIKATOR KINERJA LPPM ... 30

4.1 Program dan Jenis Kegiatan Penelitian LPPM UNTAN ... 30

4.2 Indikator Kinerja Penelitian LPPM UNTAN ... 34

BAB V POLA PELAKSANAAN, PEMANTAUAN, EVALUASI, DAN DISEMINASI .... 36

5.1 Pola Pelaksanaan RSP LPPM UNTAN ... 36

5.2 Rencana Implementasi Kegiatan Penelitian LPPM UNTAN ... 36

5.3 Pola Pemantauan dan Evaluasi Kegiatan Penelitian LPPM UNTAN ... 37

5.3.1 Pemantauan Kegiatan Penelitian LPPM UNTAN ... 37

5.3.2 Evaluasi Kegiatan Penelitian LPPM UNTAN ... 37

5.4 Pola Diseminasi Hasil Kegiatan Penelitian LPPKM UNTAN ... 38

BAB VI PENUTUP ... 39

6.1 Keberlanjutan Rencana Strategis Penelitian... 39

(9)

- vii -

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Sumber Dana Penelitian LPPM UNTAN dari Tahun 2016-2020 ... 10

Tabel 2.2 Capaian Luaran Penelitian LPPM UNTAN dari Tahun 2017 – 2020 ... 10

Tabel 2.3 Jumlah Tenaga pendidik yang Berperan Aktif dalam Penelitian selama Tahun 2016 – 2020... 14

Tabel 2.4 Rekapitulasi Hasil Evaluasi Faktor Strategis Internal (IFAS): Kekuatan (Strength) dan Kelemahan (Weakness) ... 21

Tabel 2.5 Rekapitulasi Hasil Evaluasi Faktor Strategis Eksternal (EFAS): Peluang (Opportunity) dan Ancaman (Threats) ... 22

Tabel 2.6 Fokus Strategi berdasarkan Analisis SWOT ... 23

Tabel 2.7 Matrik Analisis SWOT ... 24

Tabel 3.1 Sasaran Renstra LPPM UNTAN yang sudah (2016-2020) dan akan dicapai (2021-2024) ... 28

Tabel 3.2 Strategi LPPM UNTAN Tahun 2021-2024 ... 29

Tabel 4.1 Program Kegiatan dan Indikator Luaran LPPM UNTAN 2021-2024 ... 30

Tabel 4.2 Indikator Kinerja Program Penelitian Untan Tahun 2021-2024... 34

Tabel 4.3 Indikator Kinerja Kegiatan Penelitian LPPM Untan Tahun 2021-2024... 35

Tabel 5.1 Rencana Target Capaian Luaran Penelitian LPPM UNTAN Tahun 2021-2024 ... 36

(10)

- viii -

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Metoda pemikiran strategis untuk Renstra ... 4

Gambar 2.1 Grafik Tenaga Pendidik UNTAN Tahun 2020 ... 12

Gambar 2.2 Distribusi Jenjang Pendidikan Tenaga pendidik PNS di UNTAN Tahun 2020 ... 13

Gambar 2.3 Distribusi Jenjang Jabatan Tenaga pendidik di UNTAN Tahun 2020 ... 13

Gambar 2.4 Struktur Organisasi LPPM UNTAN ... 16

Gambar 2.5 Kuadran SWOT ... 23

(11)

- 1 -

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pemberlakuan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) pada akhir tahun 2015 membawa dampak perubahan di berbagai sektor terutama ekonomi, politik, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan. Bangsa Indonesia sebagai anggota Asean sangat perlu meningkatkan daya saing sumber data manusianya serta menghasilkan inovasi-inovasi berbasis penelitian agar mampu berperan lebih besar dalam MEA. Pemerintah Indonesia dalam meningkatkan daya saing MEA perlu memperhatikan pembangunan masyarakat di perbatasan yang menjadi isu penting dalam persaingan. Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) adalah salah satu wilayah Indonesia yang berbatasan langsung dengan negara tetangga, yaitu negara Malaysia. Pembangunan Kalbar harus mendapat perhatian dari pemerintah agar masyarakat yang bermukim di wilayah perbatasan Kalbar dapat memperoleh manfaat dengan adanya MEA.

Kalbar merupakan provinsi ke-4 terluas di Indonesia (147.307 km²). Provinsi ini terdiri dari 12 kabupaten dan 2 kota dengan jumlah penduduk di tahun 2019 adalah 5.609.127 jiwa dengan sebaran 2.578,13 ribu jiwa (50,86 %) berjenis kelamin laki-laki dan 2.491,13 (49,14 %) ribu jiwa berjenis kelamin perempuan (BPS, 2019). Provinsi ini terdiri atas 5 (lima) kabupaten yang berdekatan langsung dengan Serawak (Malaysia) yaitu Sanggau, Sambas, Bengkayang, Kapuas Hulu, dan Sintang. Sarana dan prasarana yang sangat terbatas di daerah perbatasan menyebabkan kehidupan masyarakatnya lebih tergantung dengan negara tetangga baik sebagai tempat bekerja maupun menjual produk. Adapun pertumbuhan ekonomi cukup terdampak akibat adanya Covid-19, dimana pertumbuhan ekonomi (Bahan Tayang BPS, 2020) adalah sebagai berikut: 5,20 (2016), 5,17 (2017), 5,07 (2018), 5,09 (2019), dan -1,82 (2020). Secara umum, tingkat kemiskinan masyarakat Kalbar relatif turun sejak 2016 (BPS, 2019): 8% (2016), 7,86% (2017), 7,37% (2018), dan 7,28% (2019), dimana turun kembali pada Maret 2020 menjadi 7,17%.

Untan memandang penting untuk ikut berkontribusi dalam menyumbangkan pemikiran dan tenaga guna berpartisipasi dalam pembangunan Indonesia pada umumnya dan Kalimantan Barat pada khususnya. Kontribusi ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kecerdasan masyarakat sehingga dapat bersaing dalam MEA. Untan mewujudkan kontribusi tersebut dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu melalui penyelenggaraan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada

(12)

- 2 -

masyarakat guna mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan kebudayaan. Hal ini membutuhkan perencanaan dan strategi yang baik sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan, diantaranya Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 3 tahun 2020 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi, di Pasal 45. Ruang lingkup Standar Nasional Penelitian terdiri atas: standar hasil penelitian, standar isi penelitian, standar proses penelitian, standar penilaian penelitian, standar peneliti, standar sarana dan prasarana penelitian, standa pengelolaan penelitian, dan standar pendanaan dan pembiayaan penelitian.

Renstra Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Untan tahun 2024 merupakan revisi Renstra Penelitian LPPM Tahun 2016 – 2020. Renstra Penelitian LPPM 2021-2024 disusun sebagai arah kebijakan dan pengambilan keputusan dalam pelaksanaan penelitian di Untan untuk periode 2021-2024. Penyusunan Renstra Penelitian LPPM mengacu pada visi Untan yang merupakan cita-cita dan komitmen bersama terhadap kondisi penelitian ke depan dengan mempertimbangkan potensi yang dimiliki dan permasalahan yang dihadapi.

1.2. Landasan Hukum Penyusunan Rencana Strategis

LPPM Untan dalam mengelola penelitian berdasarkan Rencana Induk Riset Nasional (RIRN) 2015-2045, standar yang telah ditetapkan oleh Kemenristek/BRIN, serta mengacu pada Renstra Untan 2020-2024.

1. 2. 1 Landasan Hukum

1. Undang – Undang Dasar 1945 dan amandemen, Pasal 31 Ayat 5 bahwa pemerintah

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia; 2. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional

Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi;

3. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;

4. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Tenaga pendidik;

5. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi; 6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

(13)

- 3 -

7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan;

8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 3 tahun 2020

tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi;

9. Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Nomor 28 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Universitas Tanjungpura yang tercantum dalam Berita Negara Republik Indonesia Nomor 1394 Tahun 2015;

10. Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Republik Indonesia Nomor 74

Tahun 2017 tentang Statuta Universitas Tanjungpura;

11. Rencana Strategis Universitas Tanjungpura Tahun 2020–2024.

1.2.2 Arah Kebijakan LPPM Untan

Pengelolaan penelitian oleh LPPM Untan didasarkan pada Rentra Untan 2020-2024 yang memperhitungkan tren global terkait kemajuan pesat teknologi, pergeseran sosio-kultural, perubahan lingkungan hidup, dan perbedaan dunia kerja di masa depan serta Rencana Induk Penelitian (RIP) Untan 2015-2039, sehingga pengembangannya mengacu pada tonggak kedua (2020-2024) yaitu mengembangkan Untan menjadi Universitas Riset dan Pelayanan Bermutu. Disamping itu, berdasarkan standar yang ditetapkan oleh Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 3 tahun 2020 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi, di Pasal 45. Ruang lingkup Standar Nasional Penelitian terdiri atas: standar hasil penelitian, standar isi penelitian, standar proses penelitian, standar penilaian penelitian, standar peneliti, standar sarana dan prasarana penelitian, standa pengelolaan penelitian, dan standar pendanaan dan pembiayaan penelitian.

1.2.3 Arah Penelitian LPPM Untan

Di dalam Rentra LPKKM Untan, arah kebijakan penelitian Untan meliputi empat bidang penelitian utama yang terdiri dari 11 bidang unggulan penelitian mencakup wilayah perairan, daratan, perdesaan dan perkotaan. Bidang 1) Ketahanan dan keamanan pangan; sumberdaya perairan; dan agroforestri yang terdiri dari a) Ketahanan dan keamanan pangan, serta gizi; b) Pelestarian hutan tropis, keanekaragaman hayati, dan sintesis bahan alam; c) Perubahan iklim dan pengelolaan bencana; d) Kajian lahan kering, lahan basah, dan lahan gambut tropis; e) Perairan darat dan kelautan. Bidang 2) Ketahanan Energi dan Rekayasa, terdiri dari a) Energi, energi baru, dan terbarukan; b) Teknologi infrastruktur, transportasi, informasi, dan komunikasi; c) Teknologi pertahanan dan keamanan, wilayah dan perbatasan; d) Material maju dan otomatisasi industri. Bidang 3) Kesehatan, Penyakit Tropis, dan

(14)

- 4 -

Obat-obatan. Bidang 4) Sosial Humaniora, Seni Budaya dan Pendidikan. Hasil-hasil penelitian dihilirisasi dalam program kegiatan pengabdian kepada masyarakat.

1.3 Metode Penyusunan Renstra LPPM Untan

Renstra pada hakikatnya merupakan sistem Rencana Pengembangan Jangka Menengah (RPJM). RPJM LPPM Untan Tahun 2021-2024 disusun dengan metode partisipatif dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan universitas dengan strategi pemikiran sebagaimana disajikan pada Gambar 1.1.

(15)

- 5 -

BAB II

LANDASAN PENGEMBANGAN LPPM UNTAN

Renstra LPPM Untan merupakan penjabaran dari Statuta Untan dan Renstra Untan tahun 2020-2024 dalam bidang penelitian. Keberadaan Renstra LPPM Untan diharapkan dapat meningkatkan tata kelola LPPM Untan yang pada akhirnya bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas penelitian di Untan.

2.1 Visi dan Misi UNTAN

Sesuai dengan dokumen Renstra Untan 2020-2024, dimana Visi Untan adalah “menjadi institusi preservasi dan pusat informasi ilmiah di Kalimantan Barat, serta menghasilkan luaran yang bermoral Pancasila dan mampu berkompetisi di tingkat dunia, baik di tingkat daerah, nasional, regional maupun internasional”, maka ditetapkan visi Untan 2020-2024 adalah: “Membangun Ekosistem Digital dan Inovasi Menuju Siber”.

Visi tersebut menjadi arah kebijakan dalam mengimplementasikan Renstra Untan 2020 – 2024 serta menggambarkan komitmen sivitas akademika Untan untuk senantiasa beradaptasi dengan perkembangan teknologi informasi dalam mendukung peningkatan kualitas pembelajaran dan relevansi pendidikan tinggi, peningkatan kualitas dosen dan tenaga kependidikan serta peningkatan tata kelola pendidikan tinggi menuju world class university. Sebagai upaya untuk mewujudkan visi tersebut, maka misi Untan adalah:

1) Menyelenggarakan pendidikan tinggi dalam rangka meningkatkan akses pendidikan tinggi dan membentuk lulusan yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.

• Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia: Mahasiswa Untan yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia adalah mahasiswa yang berakhlak dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa. Ia memahami ajaran agama dan kepercayaannya serta menerapkan pemahaman tersebut dalam kehidupannya sehari-hari. Ada lima elemen kunci beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia: (a) akhlak beragama; (b) akhlak pribadi; (c) akhlak kepada manusia; (d) akhlak kepada alam; dan (e) akhlak bernegara.

• Berkebinekaan global: Mahasiswa Untan mempertahankan budaya luhur, lokalitas dan identitasnya, dan tetap berpikiran terbuka dalam berinteraksi dengan budaya lain, sehingga

(16)

- 6 -

menumbuhkan rasa saling menghargai dan kemungkinan terbentuknya budaya baru yang positif dan tidak bertentangan dengan budaya luhur bangsa. Elemen kunci dari berkebinekaan global meliputi mengenal dan menghargai budaya, kemampuan komunikasi interkultural dalam berinteraksi dengan sesama, dan refleksi dan tanggung jawab terhadap pengalaman kebinekaan.

• Bergotong royong: Mahasiswa Untan memiliki kemampuan bergotong royong, yaitu kemampuan untuk melakukan kegiatan secara bersama-sama dengan suka rela agar kegiatan yang dikerjakan dapat berjalan lancar, mudah dan ringan. Elemen-elemen dari bergotong royong adalah kolaborasi, kepedulian, dan berbagi.

• Mandiri: Mahasiswa Untan merupakan mahasiswa mandiri, yaitu mahasiswa yang bertanggung jawab atas proses dan hasil belajarnya. Elemen kunci dari mandiri terdiri dari kesadaran akan diri dan situasi yang dihadapi serta regulasi diri.

• Bernalar kritis: Mahasiswa yang bernalar kritis mampu secara objektif memproses informasi baik kualitatif maupun kuantitatif, membangun keterkaitan antara berbagai informasi, menganalisis informasi, mengevaluasi dan menyimpulkannya. Elemen-elemen dari bernalar kritis adalah memperoleh dan memproses informasi dan gagasan, menganalisis dan mengevaluasi penalaran, merefleksi pemikiran dan proses berpikir, dan mengambil keputusan. • Kreatif: Mahasiswa yang kreatif mampu memodifikasi dan menghasilkan sesuatu yang

orisinal, bermakna, bermanfaat, dan berdampak. Elemen kunci dari kreatif terdiri dari menghasilkan gagasan yang orisinal serta menghasilkan karya dan tindakan yang orisinal.

2) Melaksanakan kegiatan penelitian dalam rangka mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat dan daya saing bangsa.

2.2 Visi dan Misi LPPM Untan

Mengacu kepada visi Untan, maka visi LPPM UNTAN 2021-2024 adalah: “Pada Tahun 2024 LPPM UNTAN dapat menjadi pusat informasi dan penerapan ipteksosbud berbasis ekosistem digital yang unggul di tingkat daerah, dan mampu menjadi pusat informasi hasil-hasil penelitian dan hilirisasinya yang dapat bersaing di tingkat nasional, regional, dan internasional”. Upaya untuk mencapai visi tersebut, LPPM Untan menyusun misi sebagai berikut:

1. meningkatkan kualitas maupun produktivitas penelitian dan pengabdian pada

(17)

- 7 -

2. meningkatkan kerjasama lokal, regional, nasional, maupun internasional dalam penerapan

dan penyebarluasan Ipteksosbud,

3. meningkatkan penelitian dan pengabdian unggulan perguruan tinggi,

4. menyelenggarakan koordinasi aktivitas penelitian dan pengabdian masyarakat berdasarkan

hasil-hasil penelitian program studi,

5. meningkatkan peran dan fungsi LPPM sebagai unsur pelaksana koordinator kegiatan

penelitian dan pengabdian pada masyarakat,

6. meningkatkan budaya penelitian dan pengabdian pada masyarakat di seluruh fakultas yang

ada di Untan,

7. meningkatkan jumlah publikasi pada jurnal nasional terakreditasi dan jurnal internasional

yang terindeks lembaga yang bereputasi,

8. meningkatkan jumlah tenaga pendidik dalam perolehan HaKI.

9. meningkatkan jumlah peneliti dan pengabdi untuk melaksanakan seminar nasional dan

internasional.

2.3 Analisis Kondisi LPPM Untan Saat Ini 2.3.1 Riwayat Perkembangan LPPM Untan

Berdasarkan Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Nomor 28 Tahun 2015 tentang Organisasi Tata Kerja Universitas Tanjungpura (Berita Negara Republik Indinesia Tahun 2015 Nomor 1394) pada pasal 85 bahwa Struktur Organisasi Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Tanjungpura secara struktural, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Tanjungpura merupakan bagian dari struktur organisasi Universitas Tanjungpura yang melaksanakan tugas dan fungsinya di bawah Rektor. Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat dipimpin oleh seorang Ketua yang diangkat dan bertanggungjawab langsung kepada Rektor, yang dalam pelaksanaan tugas sehari-harinya dikoordinasikan oleh Pembantu Rektor I.

Sebelum terbentuknya LPPM Untan, lembaga ini terdiri dari dua lembaga, yaitu Lembaga Penelitian (Lemlit) dan Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat (LPKM). Lemlit merupakan pengembangan dari Balai Penelitian Untan sesuai dengan Surat Keputusan Rektor Untan Nomor 994/PT29.H/C/1993 tanggal 18 Maret 1993. Surat Keputusan tersebut berisi tentang pengangkatan Ketua Lembaga Penelitian yang mengacu kepada Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 0171/O/1995 tentang Organisasi dan Tata Kerja Untan, Kepmendiknas Nomor 095/O/2001 tentang Perubahan atas Kepmendikbud Nomor 0171/O/1995.

(18)

- 8 -

Aktualisasi sebagai pengemban amanat Tri Dharma Perguruan Tinggi untuk penelitian dan pengabdian kepada masyarakat maka Universitas Tanjungpura mendirikan Balai Penelitian UNTAN tahun 1992, dan Balai Pengabdian tahun 1975. Balai Penelitian berganti nama menjadi Lembaga Penelitian (Lemlit) UNTAN berdasarkan Surat Keputusan Rektor UNTAN No. 994/PT29.H/C/1993 tanggal 18 Maret 1993. Pada keputusan yang sama Balai Pengabdian berubah nama menjadi Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat (LPKM). Lembaga Penelitian UNTAN telah mengalami sebelas kali pergantian pimpinan Ketua Lembaga Penelitian, yaitu:

1. Prof. Muh. Landawe, SE (1992-1993)

2. Prof. Ir. Alamsyah, HB (1993-1995)

3. Prof. Dr. Mudiyono (1995-1999)

4. Ir. Augustine Lumangkun, M.Sc (1999-2004)

5. Dr. Ir. Abdurrani Muin, MS (2004-2007)

6. Ir. H. Syafruddin Said, MS (2007-2008)

7. Prof. Dr. H.M. Asrori, M.Pd (2008-2012)

8. Dr. Amrazi Zakso, M.Pd (2012-2016)

9. Prof. Dr. Eng. Ir. Ismail Yusuf, M.T. (2016-2017)

10. Prof. Dr. Eddy Suratman (2018-2020)

11. Dr.-Ing. Ir. Eka Priadi, M.T. (2020-sekarang)

Pada tahun 2016, LPKM dan Lemlit digabung menjadi satu lembaga dengan nama Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat yang lazimnya disingkat dengan LPPM. Hal ini sesuai dengan ketentuan Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi No 28 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Universitas Tanjungpura yang tercantum dalam Berita Negara Republik Indonesia No 1394 Tahun 2015. Lembaga ini diketuai oleh Prof. H. M. Ismail Yusuf, M.Eng., PhD dan Ir. Surachman, M.MA sebagai sekretaris LPPM UNTAN berdasarkan Keputusan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Nomor 1733/UN22/KP/2016 tentang Pengangkatan Ketua dan Sekretaris Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Periode 2016 – 2020. Terhitung mulai 6 Oktober 2017, Ir. Surachman, M.MA ditunjuk sebagai Pelaksana Tugas Ketua LPPM UNTAN yang definitif sesuai dengan Surat Rektor UNTAN No 25476/UN22/KP/2017. Setelah itu lembaga ini diketuai oleh Prof. Dr. H. Eddy Suratman, M.A, periode 2018-2020. Terhitung mulai 20 Mei 2020, Dr.-Ing. Ir. Eka Priadi, M.T., diangkat menjadi ketua dan Ir. Hj. Ratna Herawatiningsih, M.Si sebagai sekretaris LPPM pada periode 2020-2024 sesuai dengan Surat Keputusan Rektor Untan No 2013/UN22/KP/2020 Tentang Pengangkatan Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat.

(19)

- 9 -

Prestasi yang diperoleh oleh LPPM sebagai institusi pengelola penelitian dan pengabdian masyarakat di lingkungan Universitas Tanjungpura tercermin dari hasil penilaian kinerja Penelitian Perguruan Tinggi periode tahun 2016 – 2018 dimana berdasarkan Surat Keputusan Dirjen Penguatan Risbang nomor B/5678/E1.2/H.M.00.03/2019 tanggal 13 November 2019 tentang Klaster atau pengelompokkan Perguruan Tinggi berbasis penelitian periode tahun 2016 – 2018 bahwa LPPM Universitas Tanjungpura berada di Klaster Mandiri dengan peringkat ke 47.

2.3.2 Capaian Rencana yang Telah Dirancang Sebelumnya

LPPM UNTAN dalam pengukuran pencapaian rencana kinerja sebelumnya berdasarkan beberapa parameter sebagai berikut:

a. Jumlah dana penelitian

Dana penelitian yang dikelola LPPM UNTAN bertambah di setiap tahunnya samapi 2019. Pada tahun 2020, karena kondisi pandemi Covid-19, menyebabkan sedikit penurunan, khususnya pendanaan dari Kemenristek/BRIN. Tahun 2016 dana penelitian sebesar 35 Milyar sedangkan pada tahun 2020 meningkat menjadi sekitar 150 Milyar. Sumber dana penelitian LPPM UNTAN dari tahun 2016 - 2020 disajikan pada Tabel 2.1.

b. Publikasi ilmiah jurnal internasional

Publikasi dalam bentuk jurnal internasional mengalami kestabilan disetiap tahunnya. Jumlah jurnal internasional pada tahun 2016-2020 berkiras di atas 70 setiap tahunnya (lihat Tabel 2.2).

c. Publikasi dalam bentuk jurnal nasional terakreditasi

Publikasi dalam bentuk jurnal nasional terakreditasi mengalami peningkatan setiap tahunnya. Jumlah jurnal nasional terakreditasi pada tahun 2017 sebanyak 37 Jurnal dan pada tahun 2019 meningkat menjadi diatas 90 Jurnal. Di tahun 2020, terjadi penurunan, terpengaruh pada kondisi pandemi Covid-19.

d. Publikasi dalam bentuk jurnal nasional tidak terakreditasi

Publikasi dalam bentuk jurnal nasional tidak terakreditasi mengalami peningkatan setiap tahunnya. Jumlah jurnal nasional terakreditasi pada tahun 2017 sebanyak 59 dan pada tahun 2020 meningkat menjadi diatas 500 jurnal.

e. Pemakalah dalam pertemuan ilmiah internasional

Peneliti yang ikut serta sebagai pemakalah dalam pertemuan ilmiah internasional tahun 2017-2020 berfluktuatif.

(20)

- 10 -

f. Pemakalah dalam pertemuan ilmiah nasional

Peneliti yang ikut serta sebagai pemakalah dalam pertemuan ilmiah nasional di tahun 2017 sebanyak sekitar 95 orangdan meningkat menjadi diatas 100 jurnalpada tahun 2020. Capaian luaran penelitian LPPM UNTAN dari tahun 2017 - 2020 disajikan pada Tabel 2.2.

g. Karya Intelektual (KI)

KI cukup meningkat signifikan setiap tahunnya, khususnya dari tahun 2017 (hanya 7) menjadi 99 karya pada tahun 2020. Detil data disajikan disajikan pada Tabel 2.2.

Tabel 2.1 Sumber Dana Penelitian LPPM UNTAN dari Tahun 2016-2020

No Sumber Dana Jumlah Dana 2017 2018 2019 2020 Rp Rp Rp Rp 1 Dirjen Dikti/ Kemenristekdikti 6.028.452.000 5.622.690.000 6.014.049.375 2.333.229.000 2 Ristek/ INsinas 332.000.000 _ _ 138.500.000

3 Pemda /Pihak ke-3 26.408.920.239 48.030.537.750 31.457.635.760 15.341.888.054

4 DIPA Fakultas 2.663.000.000 16.790.075.000 25.901.120.000 23.685.528.000

Jumlah

(Sumber Data: LPPM UNTAN, 2020)

Tabel 2.2 Capaian Luaran Penelitian LPPM UNTAN dari Tahun 2017 – 2020

NO LUARAN PENELITIAN TAHUN JUMLAH

2017 2018 2019 2020

1 Jurnal Internasional 88 80 85 87 340

2 Jurnal Nasional Terakreditasi 37 80 97 157 371

3 Jurnal Nasional (tidak terakreditasi)

59 42 518 466 1085

4 Buku Ajar 26 40 52 27 145

5 Pemakalah Forum Ilmiah Internasional

35 47 8 8 98

6 Pemakalah Forum Ilmiah Nasional

95 94 119 20 328

7 Visiting Professor - - 1 1 1

8 KI 7 33 60 99 199

9 Teknologi Tepat Guna (TTG) 6 - 6 - 12

10 Model/Desain/Protype 1 1 - 2 4

354 417 946 867 2584

(21)

- 11 -

2.3.3 Peran Unit Kerja LPPM UNTAN

Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2017 tentang STATUTA UNTAN, LPPM berperan mengkoordinir kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Kegiatan koordinasi mulai dari tahapan pengajuan usulan, seleksi proposal, pelaksanaan penelitian, pemantauan dan evaluasi penelitian, pelaporan hasil penelitian, serta seminar hasil penelitian. Rangkaian kegiatan ini dilakukan untuk kegiatan penelitian dengan sumber dana internal UNTAN, kompetitif nasional, kerjasama, dan mandiri.

2.3.4 Kerjasama LPPM UNTAN dengan Pihak Lain

LPPM UNTAN telah menjalin kerja sama dalam bidang penelitian dengan berbagai lembaga, antara lain:

1. Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi; 2. Kementerian Pemuda dan Olah Raga Republik Indonesia;

3. Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (KPDT); 4. Kementerian Pertanian Republik Indonesia;

5. Kementerian Kesehatan;

6. Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat; 7. Pemerintah Kota Pontianak;

8. Pemerintah Kota Singkawang; 9. Pemerintah Kabupaten Mempawah; 10. Pemerintah Kabupaten Sambas; 11. Pemerintah Kabupaten Bengkayang; 12. Pemerintah Kabupaten Landak; 13. Pemerintah Kabupaten Sanggau; 14. Pemerintah Kabupaten Sekadau; 15. Pemerintah Kabupaten Melawi; 16. Pemerintah Kabupaten Sintang; 17. Pemerintah Kabupaten Kapuas Hulu; 18. Pemerintah Kabupaten Ketapang; 19. Pemerintah Kabupaten Kubu Raya; 20. Pemerintah Kabupaten Kayong Utara; 21. Bank Negara Indonesia;

(22)

- 12 -

23. PT Perkebunan Nusantara (PTPN) XIII; 24. Badan Restorasi Gambut (BRG); 25. Lembaga lainnya.

2.3.5. Potensi yang dimiliki LPPM UNTAN 1. Potensi Sumber Daya Manusia

Tenaga pendidik UNTAN memiliki berbagai latar belakang bidang ilmu yang tersebar di sembilan fakultas, yaitu: Fakultas Hukum, Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), Fakultas Pertanian, Fakultas Teknik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Fakultas Kehutanan, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), dan Fakultas Kedokteran. Jumlah keseluruhan tenaga pendidik terbilang cukup memadai dan terdapat juga sebagian non-PNS seperti yang disajikan pada Gambar 2.1. Tenaga pendidik non-PNS dapat membantu tenaga pendidik PNS dalam pengajaran dan bahkan penelitian sehingga peningkatan kualitas dan kuantitas penelitian dapat dilakukan.

Gambar 2.1. Grafik Tenaga Pendidik UNTAN Tahun 2020 (Sumber: Biro Umum dan Keuangan, 2020)

Jenjang pendidikan tenaga pendidik PNS didominasi 57,85% (560) tenaga pendidik berpendidikan S2 dan 42,15% (408) tenaga pendidik berpendidikan S3. Persentase Dosen dengan kualifikasi S3 meningkat 10% dari 3 tahun terakhir. Distribusi jenjang pendidikan tenaga pendidik dapat dilihat pada Gambar 2.2.

Tenaga pendidik UNTAN memiliki jabatan fungsional yang didominasi pada jabatan asisten ahli, Lektor dan Lektor Kepala, dengan persentase berturut-turut adalah: 34,1%; 34,2%; dan 29,1%. Tenaga pendidik dengan jabatan fungsional guru besar (Profesor) terdapat sebanyak 2,6%. Tenaga Pendidik

(23)

- 13 -

UNTAN telah beberapa kali memenangkan kompetisi mono tahun tingkat nasional sehingga berpeluang untuk yang multi tahun. Hal ini menunjukkan potensi besar bagi LPPM UNTAN untuk memenangkan kompetisi pengabdian kepada masyarakat tingkat nasional dengan berbagai skim yang dikompetisikan. Distribusi tenaga pendidik dengan jabatan akademik dapat dilihat pada Gambar 2.3. Potensi sumber daya manusia yang dimiliki memberikan harapan bagi LPPM UNTAN untuk meningkatkan jumlah pengabdian yang didanai.

Gambar 2.2. Distribusi Jenjang Pendidikan Tenaga pendidik PNS di UNTAN Tahun 2020 (Sumber Data: Bidang Kepegawaian UNTAN, 2020)

Gambar 2.3. Distribusi Jenjang Jabatan Tenaga pendidik di UNTAN Tahun 2020 (Sumber Data: Bidang Kepegawaian UNTAN, 2020)

(24)

- 14 -

2. Potensi Sarana dan Prasarana

LPPM UNTAN dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dilengkapi dengan berbagai sarana dan prasarana seperti ruang kantor, ruang sidang/aula, perpustakaan, sistem informasi, pusat studi, dan laboratorium baik yang dikelola oleh LPPM, fakultas maupun universitas.

3. Potensi Dana Penelitian

Kegiatan penelitian LPPM UNTAN menggunakan sumber dana dari internal UNTAN, kompetitif nasional, kerjasama, dan mandiri. Setiap tahun dana yang dikelola oleh LPPM UNTAN mengalami peningkatan. Sumber dana penelitian LPPM UNTAN dari tahun 2016 - 2020 disajikan pada Tabel 2.3. Besarnya sumber dana penelitian yang dikelola oleh LPPM UNTAN berbanding lurus dengan kenaikan jumlah tenaga pendidik yang terlibat dalam penelitian. Peran serta tenaga pendidik yang terlibat dalam penelitian dari tahun 2016-2020 disajikan pada Tabel 2.3.

Tabel 2.3 Jumlah Tenaga pendidik yang Berperan Aktif dalam Penelitian selama Tahun 2016 – 2020

NO SUMBER DANA TENAGA PENDIDIK TERLIBAT

2016 2017 2018 2019 2020 1 Dirjen Dikti/Kemenristek/BRIN* 121 87 66 44 13 2 Dirjen Dikti/Kemenristek/BRIN** 242 174 132 88 26 3 Ristek/ Insinas 2 3 - - 2 4 Pemda/Pihak ke-3 92 78 63 89 55 5 DIPA Fakultas 343 300 80 685 640 JUMLAH 800 642 341 906 734 Keterangan:

* = tenaga pendidik sebagai ketua penelitian

**= tenaga pendidik sebagai ketua dan anggota penelitian

Sumber pendanaan penelitian yang dikelola oleh LPPM UNTAN antara lain:

a. Kemenristekdikti/BRIN melalui program:

a.1. Skema Kompetitif Nasional, terdiri dari:

1. Penelitian Dasar (PD); 2. Penelitian Terapan (PT); 3. Penelitian Pengembangan (PP); 4. Penelitian Dosen Pemula (PDP);

5. Penelitian Kerjasama Antar Perguruan Tinggi (PEKERTI) 6. Penelitian Pascasarjana (PPS)

(25)

- 15 -

a.2. Skema Desentralisasi, terdiri dari:

1. Penelitian Dasar Unggulan Perguruan Tinggi (PDUPT); 2. Penelitian Terapan Unggulan Perguruan Tinggi (PTUPT); 3. Penelitian Pengembangan Unggulan Perguruan Tinggi (PPUPT).

a.3. Insentif Ristek Nasional (Insinas), terdiri dari:

1. Insinas Riset Pratama Individu; 2. Insinas Riset Pratama Kemiteraan; 3. Insinas Riset Pratama Konsorsium; 4. Insinas Riset Utama Konsorsium b. Penelitian DIPA UNTAN:

1. Penelitian DIPA Tenaga pendidik Pemula (PD2P); 2. Penelitian DIPA Kerjasama Perguruan Tinggi (PDKPT); 3. Penelitian Dasar DIPA UNTAN (PD2U);

4. Penelitian Terapan DIPA UNTAN (PTDU); 5. Penelitian Pengembangan DIPA UNTAN (P2DU). 6. Penelitian Inovasi UNTAN (PINOV)

c. Penelitian Mandiri Tenaga pendidik d. Penelitian Kerjasama UNTAN

5. Potensi Informasi dan Manajemen LPPM UNTAN

LPPM UNTAN dipimpin oleh ketua yang dibantu oleh sekretaris, kepala bagian tata usaha, kasubbag. umum dan kasubbag. program data dan informasi (PDI), dan staf yang mendukung operasional kegiatan. Tata kelola penelitian dalam bentuk hard copy juga soft copy di pusatkan pada bagian PDI. Struktur organisasi LPPM UNTAN disajikan pada Gambar 2.3, dalam rangka menunjang kontrak kinerja Rektor, LPPM UNTAN didukung oleh 3 pusat yaitu Pusat Ketahanan Jurnal dan Penerbitan (PKJP), Pusat Hak Kekayaan Intelektual (PHKI), dan Pusat Pengembangan Inovasi dan Inkubator Bisnis Teknologi (PPIIBT).

(26)

- 16 -

(27)

- 17 -

2.4 Analisis Strength, Weakness, Opportunity, Threat (SWOT) LPPM UNTAN

Evaluasi diri dianalisis dengan analisis SWOT. Analisis SWOT diperlukan dalam rangka untuk penyusunan panduan pengembangan LPPM UNTAN sehingga strategi pengembangan yang digunakan sesuai posisi strategis pada saat ini dan kondisi idealnya. Srategi ini diperlukan untuk melakukan pemetaan dengan baik kebijakan maupun arah pengembangan yang akan dicapai maupun tahapan-tahapan untuk mencapai kondisi tersebut. Indikator internal sistem terdiri dari gambaran kekuatan (Strength) dan kelemahan (Weakness) sedangkan indikator eksternal sistem merupakan peluang (Opportunity) dan ancaman (Threats).

2.4.1 Evaluasi Faktor Strategis Internal

Faktor strategis internal terdiri dari dua faktor: kekuatan (Strength) dan Kelemahan (Weakness), dimana rekapitulasi evaluasi disajikan pada Tabel 2.4. Berdasarkan hasil analisis, terdapat 12 faktor strategis internal yang dapat menjadi kekuatan dan kelemahan didalam mengembangkan LPPM UNTAN.

KEKUATAN (STRENGTH)

Terdapat enam faktor kekuatan sebagai faktor strategis internal untuk pengembangan LPPM UNTAN yang disajikan sebagai berikut.

1. Visi dan Misi: Untan dan LPPM telah memiliki visi dan misi yang jelas, terukur dan menunjang

peningkatan penelitian baik pada level lokal, regional, nasional, dan internasional. Hal ini menjadi penting karena merupakan dasar agar pada peneliti dan pengelola penelitian memiliki visi yang kuat dan misi yang sama.

2. Sumber Daya Manusia: Untan telah memiliki sumber daya manusia yang memadai. Kualifikasi strata pendidikan tenaga pendidik di Untan didominasi 57,85% (560) tenaga pendidik berpendidikan S2 dan 42,15% (408) tenaga pendidik berpendidikan S3. Disamping itu, telah banyak tenaga pendidik yang memiliki H-index di atas 3, sehingga dapat mengajukan jumlah penelitian yang lebih banyak sesuai syarat Kemenristek/BRIN.

3. Manajemen Pengelolaan Riset: Pengelolaan dana dan aktivitas riset telah ditingkatkan beberapa tahun terakhir. SIM-LPPM merupakan aplikasi internal Untan, seperti Simlitabmas, yang berfungsi mengelola seluruh jenis penelitian yang ada di Untan, baik yang berasal dari dana DIPA Untan, Kemenristek/BRIN, LPDP, Kerjasama, dana mandiri, dan lainnya. Di samping itu, LPPM memiliki 5 operator Simlitabmas yang membantu dosen dalam proses pengusulan, monitoring, sampai pada pelaporan hasil-hasil penelitian. Untan juga saat ini memiliki tiga reviewer nasional penelitian dan satu reviewer PPM untuk dana dari Kemenristek/BRIN. Para reviewer selalu membantu memberikan masukan dalam meningkatkan pengelolaan riset dibawah LPPM Untan. Untan juga sejak tahun 2017 telah masuk pada klaster Mandiri, hal ini menunjukkan bahwa pengelolaan riset-riset Kemenristek/BRIN dapat dilakukan dengan sangat baik.

4. Pendanaan Riset: Setiap tenaga pendidik selalu memiliki kesempatan melakukan penelitian, karena setiap Fakultas telah menyediakan dana penelitian bersumber dari dana DIPA untuk setiap dosen melakukan penelitian. Hal ini memperlihatkan bahwa semua tenaga pendidik tetap dapat melakukan penelitian meskipun tidak mendapat/lolos hibah kompetisi dari eksternal. Disamping itu, setiap tahun, jumlah penerima dana penelitian kompetitif nasional cukup banyak, kecuali di tahun 2020, dikarenakan

(28)

- 18 -

pandemi Covid-19, dimana dana-dana penelitian baru usulan tenaga pendidik dari Untan yang lolos hibah Kemenrisktek/BRIN digeser ke tahun 2021.

5. Sarana dan Prasarana: LPPM Untan dalam meningkatkan kuantitas dan kualitas penelitian didukung oleh sarana dan prasarana yang dimiliki oleh Untan. Laboratorium terpadu, laboratorium-laboratorium yang terdapat pada masing-masing fakultas, kebun-kebun percobaan di beberapa wilayah, perpustakaan digital dan non-digital, pusat komputer, unit-unit bahasa yang memiliki beberapa corner untuk mempelajari bahasa dan budaya daerah beberapa negara (American corner, BCLC untuk Inggris, Kedai Perancis, Mandarin center, dan Japan corner). Hal ini dapat menunjang penelitian baik dari sisi aktivitas riset secara substansial, maupun interaksi budaya dengan peneliti asing khususnya yang berasala dari negara-negara terkait dengan corner yang ada. Disamping itu, LPPM juga memiliki aula yang selalu digunakan dalam diseminasi, monitoring dan evaluasi, serta kegiatan lain dalam rangka meningkatkan atmosfer penelitian dan meningkatkan aktivitas-aktivitas pendukung untuk mengejar luaran-luaran serta komersialisasi penelitian.

6. Unit-unit Pendukung: LPPM memiliki tiga unit utama, antara lain: Pusat Ketahanan Jurnal dan Publikasi (PKJP), Pusat Hak Kekayaan Intelektual (PHKI), dan Pusat Inkubator Bisnis dan Teknologi (PIBT). PKJP memiliki peran untuk meningkatkan publikasi para tenaga pendidik yang sekaligus berdampak langsung pada luaran-luaran penelitian yang dijanjikan, serta meningkatkan kapasitas dan level akreditasi jurnal-jurnal terbitan Untan. Disamping itu, PKJP juga memfasilitasi pembuatan buku-buku sebagai diseminasi penelitian baik sebagai referensi/monograf maupun buku-buku ajar. PHKI memiliki peran untuk meningkatkan perlindungan hak kekayaan intelektual dari hasil-hasil penelitian para tenaga pendidik, baik dalam bentuk paten, hak cipta, merk, desain industri, dan lainnya. HKI ini menjadi perlindungan awal ketika sebuah produk penelitian berpotensi untuk dapat dikomersialisasikan. Selanjutnya, PIBT memiliki peran untuk dapat mengangkat hasil-hasil inovasi dari penelitian yang berpotensi untuk komersialisasi dengan mendorong terciptanya start-up baru, yang kedepannya akan memberikan keuntungan bagi Untan, pengelola, dan inventor. Disamping itu, LPPM juga memiliki beberapa pusat studi yang mendorong terciptakan kerjasama di level lokal dan regional.

KELEMAHAN (WEAKNESS)

Terdapat lima faktor kelemahan yang termasuk ke dalam faktor strategis internal untuk pengembangan LPPM UNTAN, dimana rekapitulasinya disajikan pada pada Tabel 2.5. Adapun factor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:

7. Komunikasi antar unit: Masih terdapat kelemahan dalam komunikasi antar unit, lembaga, maupun fakultas dalam menyatukan visi penelitian sebagai satu target besar intitusi Untan. Hal ini secara umum disebabkan oleh dua faktor: perbedaan ketertarikan pada fokus riset dan pengelolaan pendanaan khususnya dana penelitian DIPA yang masih dikelola secara desentralisasi (masing-masing fakultas), sehingga luaran-luaran penelitian tidak dapat dipantau dengan baik. Di samping itu, untuk beberapa kegiatan, informasi pentingnya sebuah aktifitas tidak benar-benar dapat disampaikan kepada targt peserta yang diinginkan. Hal ini dapat disebabkan informasi yang kurang lengkap tersampaikan (karena keterbatasan penjelasan maksud di dalam surat) ataupun kurangnya kesadaran peserta target akan pentingnya workshop atau kegiatan yang diselenggarakan LPPM dan unit-unitnya sebagai upaya untuk mendorong peningkatan kualitas dan kualitas riset tenaga pendidik.

(29)

- 19 -

8. Riset multi-disiplin: Telah terdapat beberapa riset multi-disiplin, namun secara persentase, masih dapat dikatakan sangat kurang jika melihat total jumlah tenaga pendidik yang ada. Umumnya, penelitian masih terbatas pada lintas konsentrasi di prodi yang sama, ataupun lintas prodi di fakultas yang sama. Hal ini masih perlu terus didorong, sehingga hasil penelitian yang bersifat multi-disiplin lebih banyak dilakukan, karena lebih berpotensi untuk dapat dihilirisasi ke masyarakat.

9. Manajemen riset kerja-sama: Kegiatan kerja sama umumnya dilakukan oleh Wakil rektor IV. Dalam pelaksanaan kerja sama riset, saat ini belum ada satu unit yang secara eksplisit menaunginya, sehingga belum terintegrasi di bawah koordinasi LPPM. Kerjasama riset dapat di level prodi, fakultas, LPPM dan universitas, dimana pada kegiatannya dapat bergerak masing-masing tanpa koordinasi. Akan lebih baik, jika LPPM berperan dalam membentuk unit manajemen riset kerja-sama di semua level dengan tentunya tetap melibatkan aktor-aktor utama di masing-masing level (prodi, fakultas, universitas, maupun unit-unit) sebagai coordinator. Dengan demikian, semua penelitian Kerjasama dapat terekam, tidak hanya riset kerja sama yang ada di bawah LPPM saat ini. Hal ini bisa meningkatkan profil dan diseminasi hasil-hasil penelitian dengan lebih baik dengan pihak luar yang ingin bekerja sama dapat dengan mudah mengetahui semua hasil-hasil riset seluruh tenaga pendidik melalui satu pintu, LPPM.

10. Lab-lab tersertifikasi dan penunjang sertifikasi: Meskipun saat ini telah diupayakan sertifikasi lab,

namun kondisi eksisting Untan belum lab-lab tersertifikasi. Di beberapa lab, terdapat lab yang melakukan sertifikasi pada mutu ataupun analisis, namun masih terbatas pada hubungan dengan konsumen dari luar kampus. Dalam riset, ada kalanya prosedur riset membutuhkan sertifikasi baik pada metoda, bahan, instrumentasi, hasil ukur dan lainnya, namun hal ini banyak dilakukan dengan mengirimkan sampel ataupun dokumen ke luar daerah. Sebagai akibat, hasil-hasil penelitian sedikit terkendala pada waktu analisis, dan kelayakan hasil.

11. Komersialisasi Riset: Komersialisasi belum benar-benar menjadi target pada tenaga pendidik di beberapa tahun terakhir. Orientasi inovasi berbasis produk yang dapat dikomersialisasikan masih belum betul-betul merata kepada peneliti. Hal ini dapat terjadi karena wawasan untuk mengkomersialisasikan produk yang masih terbatas sehingga perlu pembinaan ataupun riset yang bergerak top-down sehingga belum menjawab kebutuhan terkini dari masyarakat. LPPM masih perlu meningkatkan pembinaan dalam hal komersialisasi riset, sehingga nantinya akan memberikan keuntungan bagi Untan.

2.4.2. Evaluasi Faktor Strategis Eksternal

Berdasarkan hasil analisis diperoleh sepuluh faktor strategis eksternal utama yang dapat menjadi

peluang (Opportunity) dan ancaman (Threats) didalam mengembangkan LPPM UNTAN. PELUANG

Terdapat enam peluang sebagai faktor strategis eksternal yang dimiliki dalam pengembangan LPPM UNTAN.

1. Kondisi geografis: Kondisi geografis provinsi Kalimantan Barat, merupakan peluang bagi pengembangan tema-tema riset yang menjadi fokus utama Untan. Kalimantan Barat merupakan provinsi terluas ke-4 di Indonesia dengan jumlah penduduk 5.609.127 jiwa (BPS, 2019), berbatasan dengan Serawak Malaysia, ibu kota provinsi (Pontianak) dilintasi garis Khatulistiwa, memiliki sungai terpanjang di Indonesia (Sungai Kapuas), dan merupakan salah satu kawasan paru-paru dunia. Kondisi geografis ini merupakan peluang yang sangat baik bagi pengembangan riset-riset, yang dapat

(30)

- 20 -

diadopsi secara global. Semua tenaga pendidik dari sembilan fakultas yang ada dapat terlibat dalam pengembangan riset, karena kondisi masyarakat yang heterogen dan kondisi alam yang menantang untuk diteliti, demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pengembangan ilmu pengetahuan. 2. Telah adanya inisiasi kerjasama (MoU) dengan mitra lokal, regional, nasional dan internasional:

Untan telah memiliki banyak kerjasama dengan dokumen MoU baik dengan mitra lokal, nasional, dan internasional. Implementasi dari MoU tersebut dalam rangka peningkatan riset kolaborasi perlu ditingkatkan,

3. Tersedianya Pendanaan riset skala nasional dan internasional secara rutin: Saat ini telah tersedia pendanaan riset kompetitif skala nasional dan internasional dimana banyak tenaga pendidik Untan yang telah berpengalaman menerima hibah-hibah penelitian.

4. Hubungan yang baik Untan dengan stakeholders: Untan saat ini memiliki hubungan baik dengan stakeholder khususnya di Kalimantan Barat maupun di level nasional.

5. Untan anggota konsorsium riset di Kalimantan dan Borneo (Kalimantan, Malaysia, dan Brunei): Untan merupakan salah satu institus anggota Borneo Studies Network (BSN) dimana Universiti Brunei Darussalam (UBD) sebgaia koordinator dan anggota berasala dari Universitas-universitas di Kalimantan dan Malaysia (UNIMAS dan Universiti Sabah)

6. Tersedianya berbagai lokasi untuk hilirisasi hasil penelitian: Untan saat ini telah memiliki desa binaan dan lokasi-lokai tanah milik Untan (kebun) yang dapat digunakan untuk penelitian. Disamping itu, satu Science techno Park (STP) akan diresmikan awal tahun ini, sehingga dapat menunjang hilirisasi penelitian-penelitian dosen.

ANCAMAN

Terdapat empat ancaman sebagai faktor strategis eksternal utama yang dihadapi dan diantisipasi dalam pengembangan LPPM UNTAN.

7. Kemudahan untuk mendapatkan pendanaan riset dimana syarat dan persaingan semakin sulit: Syarat penelitian, khususnya yang berasal dari Kemenristek/BRIN dan Internasional semakin berat baik dari administrasi maupund dari substansi. Hal ini merupakan ancaman yang perlu diantisipasi untuk dapat bersaing dengan peneliti-peneliti lain sehingga dapat tembus mendapatkan pendanaan riset dari luar.

8. Tingkat kemampuan peneliti Untan bersaing dengan peneliti luar, terlebih saat ini peneliti asing

dapat masuk ke kawasan Kalimantan Barat dengan mudah: Peneliti Untan belum banyak yang

melakukan kerja sama luar negeri dengan kendala utama di bahasa, jejaring, dan administrasi yang berbelit-belit, sehingga banyak peneliti asing yang menggandeng pihak lain (LSM ataupun institusi lainnya) untuk dapat melakukan penelitian di kawasan Kalimantan Barat. Hal ini merupakan ancaman yang harus diantisipasi, karena akan merugikan Untan sebagai salah satu institusi besar di Kalimantan Barat.

9. Jumlah industri pendukung yang dapat memproduksi hasil-hasil penelitian dosen-dosen Untan: Saat ini, para peneliti sebagian besar harus mencari sendiri mitra industri dalam melakukan uji produksi produk penelitiannya sehingga dapat dipasarkan. Bagi sebagian peneliti lain, bahkan kesulitan untuk mendapatkan mitra industri. Hal ini merupakan ancama terhadap bisa atau tidaknya produk-produk penelitian dapat diproduksi.

(31)

- 21 -

10. Kemudahan proses administrasi penelitian: Proses administrasi penelitian masih merupakan momok bagi peneliti-peneliti Untan, disamping keterlambatan pendanaan. Hal ini mengurangi motivasi pada tenaga pendidik untuk mau mengajukan proposal riset. Hal ini merupakan ancaman serius yang perlu diantisipasi. Kemudahan proses administrasi perlu difasilitasi.

2.4.3 Penilaian Faktor Internal dan Eksternal

Penilaian pengaruh faktor internal dan eksternal terhadap pengembangan LPPM UNTAN menggunakan model matriks internal factors analysis summary (IFAS) dan matriks external factors

analysis summary (EFAS).

a. Penilaian Faktor Internal

Analisis faktor internal untuk mengidentifikasi pengembangan LPPM UNTAN disusun dalam matrik yang disajikan pada Tabel 2.4. Pemberian bobot untuk menentukan tingkat kepentingan suatu faktor kritis. Pembobotan dilakukan dengan mempertimbangkan kedudukan faktor kritis terhadap arah pengembangan hilirisasi penelitian LPPM UNTAN. Skala pada nilai pembobotan berada pada interval sangat penting (nilai 3) hingga sangat tidak penting (nilai 1). Rating menunjukkan kondisi eksisting, dimana nilai terendah adalah 1 dan tertinggi adalah 5, dimana jika nilai ratingnya 3 ke atas, faktor strategis terkait dapat menjadi kekuatan (internal), namun ketika nilai rating dibawah 3 maka faktor strategis terkait menjadi kelemahan (internal). Table 2.4 memperlihatkan hal-hal yang perlu ditingkatkan secara signifikan pada lingkup internal sehingga kelemahan dapat diantisipasi dan kedepan dapat menjadi kekuatan.

Tabel 2.4. Rekapitulasi Hasil Evaluasi Faktor Strategis Internal (IFAS): Kekuatan (Strength) dan Kelemahan (Weakness)

Faktor strategis internal, kekuatan, berpengaruh dalam pengembangan LPPM UNTAN. Berdasarkan data olahan pada Tabel 2.4, maka menghasilkan nilai faktor kekuatan adalah 2,51, lebih tinggi dari nilai faktor kelemahan yaitu 0,54, dimana total skor faktor strategis internal adalah 3,06. Nilai maksimum dari faktor tersebut adalah 5. Program-program LPPM mesti dapat mendorong peningkatan skor total dari faktor strategis internal mendekati nilai 5.

(32)

- 22 -

c. Penilaian Faktor Eksternal

Analisis penilaian faktor untuk mengidentifikasi pengembangan LPPM UNTAN disusun dalam matrik yang tersaji dalam Tabel 2.5 memperlihatkan faktor strategis di luar Untan (eksternal) dimana peluang-peluang yang telah ada dapat menunjang kemajuan penelitian, sementara ancaman perlu diwaspadai dan diantisipasi sehingga kedepan dapat menjadi peluang baru ketika nilai ratingnya 3 ke atas. Skala pada nilai pembobotan berada pada interval sangat penting (nilai 3) hingga sangat tidak penting (nilai 1). Rating menunjukkan kondisi eksisting, dimana nilai terendah adalah 1 dan tertinggi adalah 5, dimana jika nilai ratingnya 3 ke atas, faktor strategis terkait dapat menjadi peluang (eksternal), namun ketika nilai rating dibawah 3 maka faktor strategis terkait menjadi ancaman (eksternal). Table 2.5 memperlihatkan hal-hal yang perlu ditingkatkan secara signifikan pada lingkup eksternal sehingga ancaman dapat diantisipasi dan kedepan dapat menjadi peluang.

Tabel 2.5. Rekapitulasi Hasil Evaluasi Faktor Strategis Eksternal (EFAS): Peluang (Opportunity) dan Ancaman (Threats)

Faktor strategis eksternal, Peluang, mendukung pengembangan LPPM UNTAN. Berdasarkan data olahan pada Tabel 2.5, maka menghasilkan nilai faktor Kekuatan adalah 2,64, lebih tinggi dari nilai faktor Ancaman yaitu 0,44, dimana total skor faktor strategis eksternal adalah 3,06. Nilai maksimum dari faktor tersebut adalah 5. Program-program LPPM mesti dapat memanfaatkan peluang yang ada dan mengantisipasi ancaman agar kedepan menjadi berkurang dan mengubahnya menjadi peluang. Demi mendorong peningkatan skor total dari faktor strategis eksternal mendekati nilai 5.

(33)

- 23 -

Gambar 2.5. Kuadran SWOT

Tabel 2.6. Fokus Strategi berdasarkan Analisis SWOT

Kuadran Posisi Titik

Luas Matrik Ranking Prioritas Strategi Hasil Strategi I (2.51, 2.63 ) 6,60 1 Agresif Expansion II (-0.51, 2.63) 1,34 2 Rasionalisasi Stability

III (-0.51, -0,44) 0,22 4 Bertahan Retrenchment

IV ( 2,51, -0,44) 1,10 3 Diversifikasi Combination

Berdasarkan perhitungan matrik IFAS dan EFAS dapat dilihat bahwa strategi pengembangan LPKKM UNTAN berada di daerah kuadran tiga (I). Hal ini menunjukkan jika dibandingkan dengan kelemahan dan ancaman, nilai kekuatan dan peluang lebih tinggi sehingga perkembangan untuk kedepan akan lebih baik. Lebih jauh lagi, akumulasi untuk IFAS dan EFAS berdasarkan lingkup internal dan eksternal diperlihatkan pada Gambar 2.6. Secara umum, nilai 3 ke atas sudah sangat baik, dimana paling ideal adalah 5. Jika untuk faktor strategis internal kelemahan yang berhasil diatasi melalui strategi yang dilakukan (rating 3 ke atas, dengan maksimum 5), maka akan berubah menjadi kekuatan, sehingga meningkatkan nilai IFAS menuju skor 5 (maksimum). Demikian juga ancaman dapat hilang atau berubah menjadi peluang, sehingga meningkatkan total EFAS menuju skor 5 (maksimum).

(34)

- 24 -

Gambar 2.6. Kurva IFAS dan EFAS LPPM Untan

Analisis Matrik SWOT untuk melihat upaya pengembangan LPKKM UNTAN disajikan pada Tabel 2.7.

Tabel 2.7 Matrik Analisis SWOT

FAKTOR INTERNAL

FAKTOR EKSTERNAL

KEKUATAN (S) KELEMAHAN (W)

S1. Visi dan Misi

S2. Sumber Daya Manusia

S3. Manajemen Pengelolaan Riset S4. Pendanaan Riset

S5. Sarana Prasarana S6. Unit-unit Pendukung

W1. Komunikasi antar unit W2. Riset Multi-Disiplin

W3. Manajemen Riset Kerjasama W4. Lab-lab Tersertifikasi dan

Penunjang Sertifikasi

W5. Hilirisasi dan Komersialisasi

Riset

PELUANG (O) STRATEGI S-O STRATEGI W-O

O1. Kondisi Geografis O2. Telah adanya inisiasi

kerjasama (MoU) dengan mitra lokal, regional, nasional dan internasional

O3. Tersedianya Pendanaan

riset skala nasional dan internasional secara rutin

O4. Hubungan yang baik Untan

dengan stakeholders

O5. Untan anggota konsorsium

riset di Kalimantan dan Borneo (Kalimantan, Malaysia, dan Brunei)

O6. Tersedianya berbagai

lokasi untuk hilirisasi hasil penelitian

1. Memprioritaskan

penelitian-penelitian yang diarahkan pada keunikan kondisi geografis yang dimiliki Kalimantan Barat (lokasi di garis equator, sungai Kapuas sebagai sungai terpanjang di Indonesia, hutan tropis, lahan basah-gambut, perkebunan sawit yang luas, kemajemukan

masyarakat, perbatasan). [S1,S2,S4,S5,S6 - O1]

2. Merevitalisasi MoU yang ada dan

implementasi kerjasama riset dengan mitra lokal, regional, nasional, dan internasional dengan membuat unit khusus yang dapat mempercepat realisasi kerja-sama riset.

[S2,S3,S4,S6 – O2]

3. Melakukan pelatihan-pelatihan

pembuatan proposal dan

pengajuan secara rutin dan lebih sering, untuk mendapatkan pendanaan-pendanan riset baik di level nasional maupun

internasional.

[S1,S2,S3,S4,S5,S6 – O3]

1. Memperkuat komunikasi antar unit (pusat-pusat studi, prodi, jurusan, fakultas, TIK), agar dapat menglimplementasikan peluang kerjasama dan mengimplementasi hasil riset baik ke mitra maupun lokasi-lokasi yang dimiliki Untan (kebun penelitian, mitra binaan, dan lainnya) agar dapat

melahirkan tema-tema riset yang dapat dihilirasi. [O2,O4,O5,O6 – W1] 2. Mendorong Peneliti untuk

melakukan penelitian yang terkait kearifan lokal dengan tim peneliti multi-disiplin dalam proposal-proposal riset yang diajukan.

[O1,O3,O5,O6 – W2]

3. Membentuk tim khusus untuk memanajemen riset-riset kerjasama agar dapat

membantu dan selaras dengan arah kebijakan dan tema penelitian strategis Untan dengan menggalakkan kembali

(35)

- 25 -

4. Meningkatkan komunikasi dengan

stakeholder, membuat event-event untuk menemukan peneliti dengan stakeholder agar muncul teman-tema penelitian sebagai solusi terhadap masalah-masalah yang dihadapi stakeholder,

mendesiminasikan hasil-hasil penelitian dosen-dosen Untan kepada stakeholder, serta mewujudkan kampus merdeka terkait bidang penelitian. [S2,S3,S4,S5,S6 – O4]

5. Merevitalisasi kerjama riset dengan

anggota konsorsium Borneo Studies Network (BSN) dan Kalimantan University Consortium (KUC) yang sudah terbentuk untuk menghasilkan tema-tema dan luaran riset berkaitan dengan kawasan Borneo dan Kalimantan yang memilki kondisi geografis yang hampir sama.

[S1,S2,S3,S4,S5,S6 – O5]

6. Memanfaat lokasi-lokasi yang

dimiliki Untan untuk riset dan hilirisasinya, merealisasikan Science Techno Park (STP), memperbanyak lokasi (misal: desa, kecamatan, sekolah, UMKM) binaan untuk hilirisasi hasil-hasil penelitian, serta memprioritaskan riset-riset yang menghasilkan produk-produk komersial dalam pendanaan riset internal. [S2,S3,S4,S5,S6 – O6]

kerjasama dengan mitra yang ada ataupun mitra potensial yang baru.

[O2,O3,O4,O5 – W3]

4. Melakukan kerjasama dengan mitra yang ada baik melalui resource sharing maupun pendanaan, agar dapat terwujud lab-lab yang tersertifikasi di Untan, serta mendorong adanya kemudahan peneliti untuk melakukan uji sertifikasi di tempat mitra yang ada jika instrumen uji tidak terdapat di Untan, sehingga mendukung terwujudnya luaran penelitian dosen.

[O2,O4,O5 – W4]

5. Lokasi-lokasi kebun Untan yang ada, mitra binaan- pengguna-penelitian, serta masyarakat umum didorong untuk dapat menjadi lokasi hilirisasi penelitian dosen-dosen Untan.

[O1,O4,O6 – W5]

ANCAMAN (T) STRATEGI S-T STRATEGI W-T

T1. Kemudahan untuk

mendapatkan pendanaan riset dimana syarat dan persaingan semakin sulit

T2. Tingkat kemampuan peneliti

Untan bersaing dengan peneliti luar, terlebih saat ini peneliti asing dapat masuk ke kawasan Kalimantan Barat dengan mudah

T3. Jumlah industri pendukung

yang dapat memproduksi hasil-hasil penelitian dosen-dosen Untan

T4. Kemudahan proses

administrasi penelitian

1. Dengan SDM yang kuat, LPPM dapat melakukan coaching clinic bedah proposal oleh reviewer nasional dan peneliti yang pernah berhasil mendapatkan hibah, memberikan pendanaan riset melalui DIPA Untan dengan melalui seleksi internal, sehingga semua dosen dapat melakukan riset setiap tahun.

[S2,S4 – T1]

2. Memanfaatkan sarana unit pusat bahasa dan pusat budaya asing di Untan untuk terus meningkatkan kemampuan peneliti dalam berkomunikasi dengan bahasa asing, bekerjasama dengan kedutaan, kemenrisek/BRIN, LIPI dan pihak yang terkait dengan ijin peneliti asing agar mitra asing dapat lebih mudah melakukan kerja sama riset dengan dosen-dosen dari Untan sebagai mitra. [S2,S3,S5,S6 – T2[

1. Meminimisasi kendala dalam komunikasi antar unit (lembaga, fakultas, prodi, dan pusat aktivitas) untuk meningkatkan kemudahan dalam

mendapatkan pendaaan dan melakukan administrasi riset, agar ancaman ketiadaan pendaaan dapat terhindari. [W1 – T1,T4]

2. Meminimisasi riset disiplin tunggal, dan menggalakkan riset multi-disiplin dalam program-program penelitian khususnya yang didanai internal, sehingga dapat meningkatkan kemampuan bersaing dengan peneliti luar. [W2 – T2]

3. Membentuk unit manajemen riset kerja sama, sehingga setiap kerja sama penelitian dapat dikoordinis oleh LPPM dan dapat menjadi road map

(36)

- 26 -

3. Mendapatkan mitra-mitra industri yang dapat memproduksi hasil-hasil penelitian dosen-dosen Untan.

[S1,S2,S3,S6 – T3]

4. Membuat SOP yang efisien untuk proses administrasi penelitian, meningkatkan efisiensi manajemen pengelolaan riset, serta membentuk tim yang

memudahkan proses administrasi, mengusahakan agar pendanaan dapat diberikan tidak lama menjelang tanggal kontrak. [S3,S4 – W4]

yang baik serta menjadi pembelajaran dalam

menentukan rencana strategis pada tahapan berikutnya. [W1,W3 – T1, T2, T3, T4] 4. Mendorong Untan untuk dapat

mensertifikasi lab-lab yang ada dan menjadi lembaga uji sertifikasi, sehingga

menghasilkan pendapatan yang dapat digunakan untuk

pendanaan riset. [W4 – T1,T3]

5. Menggalakkan hilirisasi riset dan mendorong komersialisasi produk riset melalui pembinaan intensif bagi riset-riset potensial, mencarikan mitra, dan

mempermudah proses administrasi riset, sehingga lebih banyak riset produkti yang dapat memberikan keuntungan bagi Untan dan menjadi sumber pendapatan bagi Untan dalam mendanai riset-riset internal, maupun inisiasi riset-riset kerja sama.

[W1,W2,W3,W4,W5 -T1,T2,T3,T4]

(37)

- 27 -

BAB III

GARIS BESAR RENCANA STRATEGIS PENELITIAN LPPM UNTAN

3.1 Tujuan dan Sasaran Pelaksanaan

Perumusan tujuan dan sasaran pelaksanaan Renstra LPPM UNTAN berdasarkan pada hasil evaluasi diri serta visi dan misi UNTAN.

3.1.1 Tujuan

Tujuan penyusunan Renstra LPPM UNTAN untuk menghasilkan dokumen yang dapat dijadikan dasar bagi penyelenggaraan kegiatan penelitian di LPPM UNTAN dari tahun 2021 sampai dengan tahun 2024 yang mengarah pada Standar Nasional Pendidikan.

Tujuan Renstra LPPM UNTAN dirumuskan sebagai berikut:

1. Meningkatkan kuantitas dan kualitas keterlibatan tenaga pendidik dalam kegiatan penelitian.

2. Membina dan mengarahkan peneliti pemula untuk meningkatkan kemampuan dalam pengayaan bahan ajar dan menginisiasi penyusunan peta penelitian.

3. Meningkatkan kuantitas dan kualitas luaran penelitian.

4. Mendorong peneliti untuk menghasilkan luaran utama penelitian: dasar (publikasi ilmiah), terapan (prototipe/purwa rupa dan uji kelayakannya), dan pengembangan (produk yang siap dikomersialisasikan), khususnya di bidang pengembangan penelitian dasar sesuai dengan Renstra UNTAN.

5. Menumbuhkan kapasitas inovasi ipteksosbud sejalan dengan tema unggulan Untan.

6. Mewujudkan hasil prototipe inovasi ipteksosbud yang siap didifusikan industri atau masyarakat.

7. Meningkatkan jumlah kerjasama dengan mitra baik di tingkat daerah, nasional, regional, dan internasional.

8. Meningkatkan fasilitas riset dengan mendorong Untan untuk melakukan sertifikasi lab-lab yang ada agar dapat menjadi sarana penunjang penelitian para tenaga pendidik.

9. Meningkatkan tata kelola dan optimalisasi sarana prasarana untuk menunjang kegiatan penelitian.

Gambar

Gambar 1.1. Metoda pemikiran strategis untuk Renstra
Tabel 2.1 Sumber Dana Penelitian LPPM UNTAN dari Tahun 2016-2020
Gambar 2.1. Grafik Tenaga Pendidik UNTAN Tahun 2020   (Sumber: Biro Umum dan Keuangan, 2020)
Gambar 2.2. Distribusi Jenjang Pendidikan Tenaga pendidik PNS di UNTAN Tahun 2020   (Sumber Data: Bidang Kepegawaian UNTAN, 2020)
+7

Referensi

Dokumen terkait