Pengaruh Pelatihan Guru Adzkia Terhadap Kinerja Pendidik di Sdit Adzkia Sukabumi
Noornissa Sarah Ginanjar1, Gina Nur Amalia2
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi PGRI Sukabumi noornissa.sarah@stiepgri.ac.id
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pelatihan guru Adzkia, gambaran kinerja pendidik, dan pengaruh pelatihan guru Adzkia terhadap kinerja pendidik di SDIT Adzkia 1 Sukabumi. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menunjukkan hubungan yang bersifat sebab akibat. Populasi penelitian ini sebanyak 73 orang dan sampel sebanyak 62 orang sebagai responden dengan teknik pengambilan sampel yang dilakukan secara Disproportionate Stratified Random Sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi literatur, observasi, dokumentasi, dan angket (kuesioner). Teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis statistik deskriptif, analisis regresi linear sederhana, analisis koefisien determinasi, dan uji t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelatihan guru Adzkia di SDIT Adzkia 1 Sukabumi termasuk kedalam kategori baik. Untuk kinerja pendidik di SDIT Adzkia 1 Sukabumi termasuk kedalam kategori baik. Berdasarkan analisis regresi linear sederhana dinyatakan bahwa terdapat hubungan yang positif antara pelatihan guru Adzkia terhadap kinerja pendidik di SDIT Adzkia 1 Sukabumi. Besar pengaruh pelatihan guru Adzkia terhadap kinerja pendidik di SDIT Adzkia 1 Sukabumi yaitu sebesar 27,5 persen. Uji hipotesis menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara pelatihan guru Adzkia terhadap kinerja pendidik di SDIT Adzkia 1 Sukabumi, sehingga hipotesis penelitian ini dapat diterima.
Kata Kunci : Pelatihan dan Kinerja Pendidik
PENDAHULUAN
Profesi guru harus melalui pendidikan tinggi keguruan baik sarjana maupun diploma empat serta dilengkapi dengan sertifikasi profesi sebagai standar profesional guru. Hal ini sejalan dengan UU No. 14 tahun 2005 pasal 8
menyatakan guru wajib memiliki
kualifikasi akademik, kompetensi,
sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kemudian pasal 9 menyatakan kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 diperoleh melalui pendidikan tinggi program sarjana atau program diploma empat. Penegasan dari undang-undang ini menyatakan secara tegas bahwa kualifikasi guru setidaknya berpendidikan sarjana atau diploma empat (Syaiful Sagala, 2011:11).
Pada kenyataannya dalam kasus dunia pendidikan berdasarkan survey pada
laman detik.com tanggal 24 November tahun 2017, menyatakan bahwa dari 3,9 juta tenaga pendidik yang ada pada tahun 2017, masih terdapat 25% tenaga pendidik yang belum memenuhi syarat kualifikasi akademik, dan 52% tenaga pendidik belum memiliki sertifikat profesi. Meskipun setelah mereka aktif sebagai tenaga pendidik kemudian ada langkah-langkah untuk memenuhi standar tersebut. Misalnya tenaga pendidik tersebut
melakukan upaya secara
sungguh-sungguh untuk meningkatkan kualitas diri baik dengan cara melanjutkan studi atau kegiatan pelatihan.
Pelatihan sangat diperlukan bagi guru baru maupun bagi guru yang telah lama bekerja. Guru baru membutuhkan pelatihan-pelatihan sebelum mereka dapat
menjalankan tugas yang menjadi
kewajibannya dengan baik. Sedangkan guru-guru lama mereka membutuhkan
pelatihan-pelatihan karena adanya
tuntutan-tuntutan dari tugas-tugasnya
yang sekarang (Mustafa Kamil,
2010:103).
Berdasarkan survey pen-dahuluan yang dilaksanakan pada 8 Juni – 9 Juni 2018 di SDIT Adzkia 1 Sukabumi, penulis menemukan bahwa ada sebagian pendidik di SDIT Adzkia 1 Sukabumi yang masih belum memiliki kualifikasi pendidikan tinggi keguruan, baik sarjana maupun diploma empat, serta masih terdapat
beberapa pendidik yang belum
mendapatkan sertifikasi profesi sebagai standar profesional pendidik.
Pendidik yang sudah memenuhi
kualifikasi maupun yang belum
memenuhi kualifikasi tersebut memiliki tuntutan kinerja yang sama. Sehingga untuk mengatasi permasalahan tersebut manajemen di SDIT Adzkia 1 Sukabumi
melakukan pelatihan bagi seluruh
pendidik yang ada di SDIT Adzkia 1 Sukabumi, demi menyamakan kompetensi yang harus dimiliki oleh para pendidik agar seluruh pendidik yang ada di SDIT
Adzkia 1 Sukabumi dapat
mengembangkan kinerjanya.
KAJIAN TEORITIS Pelatihan
Pelatihan adalah suatu proses yang meliputi serangkaian tindak (upaya) yang dilaksanakan dengan sengaja dalam bentuk pemberian bantuan kepada tenaga kerja yang dilakukan oleh tenaga profesional kepelatihan dalam satuan
waktu yang bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan kerja peserta dalam bidang pekerjaan tertentu guna meningkatkan kinerja dari karyawan. Untuk memperoleh gambaran tentang pelatihan yang lebih jelas berikut ini disampaikan definisi dari beberapa ahli:
Menurut Dessler dalam Agusta dan
Sutanto (2013:1), mendefinisikan
pelatihan sebagai berikut:
“Pelatihan adalah proses mengajarkan karyawan baru atau yang ada sekarang, keterampilan dasar yang mereka butuhkan untuk menjalankan pekerjaan mereka”.
Adapun menurut Mangkuprawira dalam Nugraha (2016:10), mendefinisikan pelatihan sebagai berikut:
“Pelatihan merupakan sebuah proses mengajarkan pengetahuan dan keahlian serta sikap agar karyawan
semakin terampil dan mampu
melaksanakan tanggung jawabnya dengan semakin baik, sesuai dengan standar”.
Untuk menyempurnakan hasil akhir suatu pelatihan, haruslah diingat bahwa selama proses pelatihan itu berlangsung harus jelas di mata para peserta pelatihan. Hal ini seperti yang dikatakan oleh A. A. Anwar Prabu
Mangkunegara dalam Inu Latief
Ramdhani (2013:26), yakni segala bentuk pelatihan yang dibuat oleh perusahaan memiliki komponen-komponen sebagai berikut :
1. Tujuan dan sasaran pelatihan harus jelas dan dapat diukur
2. Para pelatih (trainers) harus ahli di
bidangnya dan berkualifikasi
memadai
3. Materi pelatihan harus disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai
4. Metode pelatihan harus sesuai dengan kemampuan pekerja yang 5. Peserta pelatihan harus memenuhi
persyaratan yang ditentukan
Ini adalah hal yang cukup penting, namun seringkali diabaikan. Fenomena yang terjadi adalah pekerja yang tidak berkompeten dalam materi yang disajikan,
namun karena kekurangan peserta
pelatihan atau karena terlambatnya informasi mengenai pelatihan yang akan dilangsungkan, maka persyaratan bagi peserta pun terabaikan.
Kinerja Pendidik
Dalam rangka pencapaian tujuan organisasi tersebut diperlukan sumber daya manusia yang andal dan mampu mengoperasikan unit-unit kerja yang terdapat di dalam organisasi. Untuk itu diperlukan kinerja yang tinggi dari pelaku-pelaku kegiatan tersebut. Berikut ini adalah beberapa pengertian dari kinerja menurut para ahli, yaitu:
Menurut Suwanto dan Priansa (2011:196), mendefinisikan kinerja sebagai berikut:
“Kinerja atau prestasi kerja merupakan hasil yang dicapai seseorang menurut ukuran yang berlaku, dalam kurun waktu tertentu, berkenaan dengan pekerjaan serta perilaku dan tindakannya”.
Adapun menurut Mangkunegara (2017:9), mendefinisikan kinerja sebagai
berikut: “Kinerja karyawan (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang telah dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya”.
Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang guru menyebutkan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan
tugas utama mendidik, mengajar,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Kinerja guru merupakan kemampuan guru dalam menunjukkan kecakapan atau kompetensi yang dimilikinya dalam dunia kerja.
Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan, dan identifikasi bagi peserta didik, dan lingkungannya. Guru juga harus mampu mengambil keputusan secara mandiri (independent), terutama dalam berbagai hal yang berkaitan dengan pembelajaran dan pembentukan kompetensi, serta bertindak sesuai dengan kondisi peserta didik, dan lingkungan (Mulyasa, 2011:37).
Keberhasilan pendidik dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya tidak lepas dari pengaruh faktor internal maupun faktor eksternal yang membawa dampak pada perubahan kinerja pendidik. Menurut Saondi (2010:24-35) beberapa
faktor yang mempengaruhi kinerja
pendidik antara lain:
1. Faktor Internal, meliputi : Kepribadian dan Dedikasi Kemampuan mengajar Kedisiplinan
2. Faktor eksternal, meliputi Pengembangan Profesi Komunikasi
Hubungan dengan masyarakat Menurut Supardi dalam Murniati (2016:30), kinerja guru juga dapat
ditunjukkan dari seberapa besar
kompetensi - kompetensi yang di-persyaratkan dipenuhi.
SDIT Adzkia 1 Sukabumi memiliki indikator-indikator tersendiri dalam mengukur kinerja pendidiknya Diantara indikator-indikator kinerja tersebut adalah:
1. Islami dan menjadi tauladan, seperti: 1) Memiliki aqidah yang selamat serta
memiliki fikroh yang sesuai dengan visi misi lembaga Adzkia.
2) Menjaga ibadah wajib dan sunnah. 3) Menjaga akhlak dan kewibawaan
seorang pendidik dan melaksanakan SOP di seluruh tempat.
2. Jujur dan loyal, diantaranya adalah : 1) Menjaga dan tidak membocorkan
rahasia lembaga, serta tidak
pekerjaan kepada pihak di luar lembaga.
2) Menjaga diri dari berbohong dan menyampaikan masukan dengan cara yang baik dan terhormat. 3) Siap menerima tugas apapun dan di
unit kerja manapun.
3. Kerja tim, disiplin dan tanggung jawab, kreatif, responsif dan proaktif, seperti :
1) Bersikap proaktif, responsif, dan inisiatif dalam menyelesaikan tugasnya, dan pantang menyerah. 2) Mampu bekerjasama dan menjadi
bagian dari tim kerja, suka membantu dan menolong dengan semangat kekeluargaan.
3) Memiliki emosi yang stabil, toleransi terhadap perbedaan suku,
gaya, karakter dan mencoba
menyesuaikan diri dengan tetap mengedepankan etika.
4) Tegas dalam melaksanakan 10
karakter adzkia dan tidak
membiarkan pelanggaran yang
dilakukan guru dan siswa.
5) Rapi dalam urusan dan tempat kerjanya.
6) Disiplin dalam meninggalkan
pelanggaran pegawai.
4. Peduli, toleransi, ramah, hangat, penuh etika, seperti :
Selalu menyapa, mengucapkan salam dan tersenyum terlebih dahulu dengan mimik muka selalu ceria kepada seluruh pimpinan, tamu, rekan kerja, orang tua dan siswa Adzkia dalam rangka excellent service.
5. Komitmen dengan agenda-agenda tarbawi, diantaranya adalah:
1) Mengikuti halaqah tarbawi.
2) Mengikuti tatsqif /mabit /jalasah ruhiyah /mukhoyyam.
3) Melaksanakan tugas-tugas tarbawi. 6. Kaifiyah ibadah, diantaranya adalah:
1) Benar dalam gerakan wudhu. 2) Benar dalam gerakan dan bacaan
sholat.
3) Mampu membaca Al-Qur’an sesuai dengan kaidah tajwid.
4) Hafal minimal 1 juz (juz 30). 5) Hafal dan benar dalam pelafalan doa
dzikir harian (almatsurat shugro). 7. Pedagogic Skill, meliputi :
1) Memahami psikologi
per-kembangan anak dan remaja.
2) Memahami sistem kurikulum,
standar KBM, dan SOP
pembelajaran SIT Adzkia.
3) Memahami program pembinaan siswa SIT Adzkia.
4) Mampu menulis latin sesuai kaidah. 5) Mampu menulis arab sesuai kaidah. 6) Menguasai matematika dasar.
7) Memiliki penguasaan ilmu sesuai tugas yang diampu.
8) Memiliki kemampuan
me-ngembangkan potensi peserta didik (membimbing lomba, membimbing takhossus, bina prestasi, dll).
8. Language Skill, seperti :
1) Menguasai 1000 vocab dan
expression.
2) Terbiasa menerapkan bahasa inggris aktif setiap senin sampai rabu. 3) Terbiasa menerapkan bahasa sunda
di hari kamis.
4) Bersemangat menerapkan bahasa arab di hari jum’at
9. Self Development, seperti :
1) Mengikuti pelatihan/sekolah guru Adzkia yang diadakan di sekolah atau yayasan, mengumpukan tugas, dan merealisasikan hasil pelatihan. 2) Mampu mengoperasikan komputer
minimal Ms. Word, Ms. Excel, dan
Ms. Power Point, mampu
mengakses internet, dan
mengoperasikan alat-alat IT
sederhana.
10. Communication, Leadership and Management Skill
1) Memiliki semangat juang dalam mencapai target kerja.
2) Mampu berkomunikasi dengan baik sehingga dapat diterima oleh
seluruh pihak dan tidak terjadi
miscommunication.
3) Mampu membina, mengelola, dan memberdayakan orang lain yang
berada di bawah tanggung
jawabnya.
METODE
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menunjukkan hubungan yang bersifat sebab akibat. Populasi penelitian ini sebanyak 73 orang dan sampel sebanyak 62 orang sebagai responden dengan teknik pengambilan
sampel yang dilakukan secara
Disproportionate Stratified Random
Sampling. Teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah studi literatur, observasi, dokumentasi, dan angket (kuesioner). Teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis statistik deskriptif, analisis regresi linear sederhana, analisis koefisien determinasi, dan uji t.
HASIL PENELITIAN
Analisis regresi linear sederhana digunakan untuk meramalkan bagaimana
keadaan (naik-turunnya) variabel
dependen (kriterium), bila ada satu variabel independen sebagai prediktor dimanipulasi (dinaik-turunkan nilainya). Hasil dari pengolahan data untuk regresi sederhana disajikan dalam tabel berikut ini:
Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardiz ed Coefficient s t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 64.538 20.042 3.220 .002 PELATIHAN GURU ADZKIA .959 .201 .524 4.771 .000
a. Dependent Variable: KINERJA PENDIDIK
Berdasarkan analisis regresi linear sederhana pada Tabel di atas diperoleh analisis persamaan regresi untuk nilai 𝑎 = 64,538 dan 𝛽 = 0,959 sehingga persamaan regresi yang dihasilkan adalah:
𝑌 = 64,538 + 0,959𝑋
Dengan konstanta sebesar 64,538
menyatakan bahwa jika tidak ada pelatihan guru Adzkia, maka kinerja
pendidik sebesar 64,538. Adapun
koefisien regresi sebesar 0,959
menyatakan bahwa setiap meningkatkan (karena tanda positif) pelatihan guru
Adzkia akan meningkatkan kinerja
pendidik sebesar 0,959. Sebaliknya, jika pelatihan guru Adzkia turun, maka kinerja pendidik mengalami penurunan sebesar 0,959. Jadi tanda (+) menandakan arah hubungan yang searah, sedangkan tanda (-) menunjukkan ke arah hubungan yang berbanding terbalik antara variabel independen (X) dengan variabel dependen (Y).
Uji t
Uji t dilakukan untuk menguji apakah variabel pelatihan guru Adzkia (X) berpengaruh signifikan terhadap variabel kinerja pendidik (Y) di SDIT Adzkia 1 Sukabumi. Uji t dilakukan menggunakan program komputer SPSS 23, hasil analisa program tersebut peneliti sajikan dalam tabel berikut ini:
Sumber : Hasil Pengolahan Data SPSS 23
Berdasarkan tabel di atas, maka
hipotesisnya adalah :
Ho = Tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari pelatihan guru Adzkia terhadap kinerja pendidik di SDIT Adzkia 1 Sukabumi.
Ha = Terdapat pengaruh yang signifikan dari pelatihan guru Adzkia terhadap kinerja pendidik di SDIT Adzkia 1 Sukabumi.
Angka thitung sebesar 4,771 dan nilai signifikansi sebesar 0,000. Sedangkan ttabel dapat dilihat dari tabel statistik dengan
Coefficientsa Model Unstandardi zed Coefficients Stand ardize d Coeffi cients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 64.5 38 20.04 2 3.22 0 .002 PELATIHAN GURU ADZKIA .959 .201 .524 4.77 1 .000
tingkat signifikansi 0,05 dengan df = (n-k-1) atau 62-1-1 = 59. Ttabel sebesar 1,671 (ttabel pada lampiran).
Kriteria pengujian :
Ho ditolak jika t hitung > t tabel Ho diterima jika t hitung < t tabel
Berdasarkan signifikansi :
Jika signifikansi > 0,05 maka Ho diterima, Jika signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak. Nilai thitung > ttabel (4,771 > 1,671) artinya Ho ditolak dan signifikansi < 0,05 (0,000 < 0,05) maka Ho ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa pelatihan guru Adzkia berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja pendidik di SDIT Adzkia 1 Sukabumi.
DAFTAR PUSTAKA
Agusta, Leonardo dan Sutanto, Eddy
Madiono. 2013. Pengaruh
Pelatihan dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Karyawan CV. Haragon Surabaya. Jurnal Vol.
1, No. 3, 2013.
Alfhan, Rizalil. 2013. Pengaruh
Pendidikan, Pelatihan dan
Motivasi Kerja Guru Terhadap
Kinerja Guru Ekonomi
Akuntansi SMA Negeri dan Swasta Se-Kabupaten Kendal.
Semarang. Skripsi Fakultas Ilmu Ekonomi Universitas Negeri Semarang.
E. Mulyasa. 2005. Menjadi Guru
Profesional, Menciptakan
Pembelajaran Kreatif dan
Menyenangkan. Bandung : PT
Remaja Rosdakarya.
--- 2009. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung :
Rosdakarya.
--- 2011. Menjadi Guru Profesional. Bandung : Remaja
Rosdakarya.
Harahap, dan Silvianita. 2016. Pengaruh
Pelatihan Terhadap Kinerja
Karyawan PT Pos Indonesia (Persero) Regional V Bandung.
Jurnal Vol. 3, No. 2, 2016. Hasibuan, Malayu. 2009. Manajemen
SDM. Jakarta : Bumi Aksara.
Kamil, Mustofa. 2010. Model Pendidikan
dan Pelatihan. Bandung :
Alfabeta.
Mangkunegara. 2010. Evaluasi Kinerja
SDM. Bandung : PT Refika Aditama. --- 2017. Evaluasi Kinerja SDM. Bandung : PT Refika Aditama. Mangkuprawira, Tb. Sjafri. 2004.
Manajemen Sumber Daya
Manusia Perusahaan. Bandung :
PT Remaja Rosdakarya.
Murniati. 2016. Pengaruh Pendidikan dan
Pelatihan Terhadap Kinerja
Guru di SMK Negeri 1 Bungoro Kabupaten Pangkep. Makassar.
Skripsi Universitas Negeri Makassar.
Nugraha, Indra. 2016. Pengaruh
Terhadap Kinerja Guru (Studi Kasus pada SMA X Kota
Bandung). Bandung. Skripsi
Fakultas Bisnis dan Manajemen
Universitas Widyatama,
Bandung.
Priyono. 2010. Manajemen Sumber Daya
Manusia. Sidoarjo : Zifatama.
Ramadhani, Inu Latief. 2013. Pengaruh
Pelatihan Terhadap Kinerja
Karyawan pada PT Asuransi
Jiwa Adisarana Wanaartha
Bandung. Sukabumi. Skripsi
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi PGRI Sukabumi, 2016.
S. Saud. 2011. Pengembangan Profesi
Guru. Bandung : Alfabeta.
S. Sagala. 2011. Kemampuan Profesional
Guru dan Tenaga Kependidikan.
Bandung : Alfabeta.
Saondi, Ondi dan Suherman, Aris. 2010.
Etika Profesi Keguruan.
Bandung : Rafika Aditama. Sofiyandi, Herman. 2008. Manajemen
Sumber Daya Manusia.
Yogyakarta : PT Graha Ilmu. Suwanto, Priansa dan Juni, Doni. 2011.
Manajemen SDM dalam
Organisasi Publik dan Bisnis.
Bandung : Alfabeta.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung : Alfabeta.
--- 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung : Alfabeta.
--- 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung : Alfabeta.
Syaodih, Nana. 2011. Metode Penelitian
Pendidikan. Bandung : PT
Remaja Rosdakarya.
Wibowo. 2007. Manajemen Kinerja. Jakarta : PT Rajagrafindo Persada.
Wukir. 2013. Manajemen Sumber Daya
Manusia Dalam Organisasi
Sekolah. Yogyakarta : Multi
Presindo.
Zega, Atisama. 2015. Pengaruh Pelatihan
dan Disiplin Terhadap Kinerja
Guru Sekolah Menengah
Pertama di Lingkungan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)
Pendidikan Kecamatan
Gunungsitoli Utara. Jakarta.
Tugas Akhir Program Magister Universitas Terbuka Jakarta.