PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KOMPOS TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill)
Triana Kartika Santi
ABSTRAK
Dalam menunjang pertumbuhan dan perkembangan tanaman tomat (Lycopersicun esculentum Mill.) didaerah Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi, diperlukan kajian tentang tanaman tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) yang sesuai dengan teori dan dapat menghasilkan pertumbuhan yang baik dan berkualitas, sehingga dapat mencapai target yang diinginkan dengan pemberian pupuk kompos berdasarkan perbedaan konsentrasi. Tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui pengaruh pemberian pupuk kompos terhadap pertumbuhan tanaman tomat (Lycopersicum esculentum Mill.). Bibit yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih tomat varietas unggul (Sakinah F1). Kadar pemberian pupuk kompos dalam Perlakuan A (0%), Perlakuan B ( 15% ), Perlakuan C ( 30% ), Perlakuan D ( 45% ), Perlakuan E ( 60% ). Pada masing-masing perlakuan diulang sebanyak 6 kali. Bibit yang dipakai berumur 30 hari
setelah semai dan dipindahkan ke dalam polibag yang berukuran 30 cm 25 cm.
Pengambilan data pada tanaman umur 46 setelah tanam. Parameter yang diambil dalam penelitian ini adalah tinggi tanaman, jumlah calon buah . Penelitian eksperimen ini menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap ( RAL ). Hasil analisa sidik ragam dari data yang diperoleh menunjukkan bahwa ada pengaruh sangat nyata pemberian pupuk kompos terhadap pertumbuhan tinggi dan jumlah calon buah tanaman tomat (Lycopersicum esculentum Mill.).Dan pengaruh pertumbuhan tinggi dan jumlah calon buah terbaik pada tanaman tomat adalah pemberian perlakuan kompos sebanyak 30% yaitu pada perlakuan C.
Kata kunci : Pupuk kompos, Pertumbuhan Tanaman Tomatman, tomat, (
Lycopersicum esculentum Mill.).
PENDAHULUAN
Lahan pertanian di Indonesia dengan kondisi tanah yang tidak subur biasa diatasi dengan penggunaan
pupuk organik. Namun, setelah
diperkenalkan pupuk kimia
masyarakat Indonesia berubah haluan meninggalkan pupuk organik berganti menggunakan pupuk kimia. Dalam
kurun waktu tertentu, hasilnya
memang dapat dirasakan dan
meningkat cukup tajam. Bahkan
banyak juga orang yang berpikir
bahwa semakin banyak pupuk kimia yang diberikan pada tanah maka hasil panen akan meningkat. Oleh karena
itu, masyarakat mempunyai
kecenderungan berlebihan dalam
pemberian pupuk kimia.
Pemberian pupuk kimia secara berlebihan jelas kurang bijaksana karena justru akan memperburuk kondisi fisik tanah. Tanpa di imbangi
dengan pemberian humus atau
kompos, efisiensi dan efektivitas
penyerapan unsur hara oleh tanaman
mengambalikan keadaan tanah dan upaya pemulihan kesuburan tanah maka pupuk kompos adalah solusi terbaik.
Kompos merupakan pupuk
organik buatan manusia yang dibuat dari proses pembusukan sisa-sisa buangan mahluk hidup (tanaman maupun hewan). Kompos tidak hanya menambah unsur hara, tetapi juga
menjaga fungsi tanah sehingga
tanaman dapat tumbuh dengan baik (Yuwono,D., 2005 : 11).
Pemupukan dengan pemberian kompos juga mempunyai maksud
mencapai kondisi dimana tanah
memungkinkan tanaman tumbuh
dengan sebaik-baiknya. Keadaan
tanah yang baik berarti pula, bahwa
tanaman dapat dengan mudah
menyerap makanan melalui akarnya yang kuat, dibanding dengan jika pertumbuhannya kurang baik maka pemberian kompos dalam pemupukan dengan sendirinya akan memberikan hasil yang lebih baik.
Pengunaan kompos sebagai sumber nutrisi tanaman merupakan salah satu program bebas bahan kimia, walaupun kompos tergolong miskin unsur hara jika dibandingkan dengan pupuk kimia. Namun, karena
bahan-bahan penyusun kompos
cukup melimpah maka potensi
kompos sebagai penyedia unsur hara kemungkinan dapat menggantikan posisi pupuk kimia, meskipun dosis pemberian kompos menjadi lebih besar dari pada pupuk kimia,sebagai penyetaraan terhadap dosis pupuk kimia.
Tanaman tomat (Lycopersicum
esculentun Mill.) adalah tumbuhan
setahun, berbentuk perdu atau semak dan termasuk kedalam golongan tanaman berbunga (Angiospermae). Buahnya berwarna merah merekah,
rasanya manis agak
kemasam-masaman. Tomat banyak
mengandung vitamin dan mineral. Sebenarnya tanaman tomat memang bersifat racun karena mengandung
Lycopersicin. Akan tetapi, kadar
racunnya rendah dan akan hilang dengan sendirinya apabila buah telah tua atau matang. Barangkali karena racun ini pulalah tomat yang masih muda terasa getir dan berbau tidak enak.
Selain itu tanaman tomat
(Lycopersicum esculentum Mill.)
sudah dikenal sebagai tanaman
sayuran yang paling tinggi tingkat
penggunaannya. Tomat layak
menyandang julukan sebagai
komoditas multi manfaat yang
komersial. Sebagian masyarakat
menggunakan buah tomat untuk terapi
pengobatan karena mengandung
karotin yang berfungsi sebagai
pembentuk provitamin A dan lycoppen
yang mampu mencegah kanker
(Wiyanta,B.T.W., 2005 : 4 - 5).
Tanaman tomat dalam
pertumbuhannya memerlukan zat-zat makanan atau unsur hara yang terdiri atas unsur hara makro, seperti N, P, K, S, Mg, Ca dan unsur hara mikro, seperti Mo, Cu, B, Zn, Fe, Mn. Unsur hara makro merupakan unsur hara
yang paling banyak diperlukan
tanaman dalam pertumbuhannya.
Sedangkan unsur hara mikro hanya diperlukan dalam jumlah sedikit oleh tanaman, namun unsur hara mikro harus tetap tersedia di dalam tanah. Sebab, kekurangan salah satu dari unsur hara tersebut tanaman akan
menunjukkan gejalah defisiensi
sehingga dapat mengganggu
pertumbuhannya. Untuk memenuhi
zat-zat makanan tersebut, maka
diperlukan pemupukan
Tujuan penelitian
Untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk kompos terhadap pertumbuhan tinggi dan calon buah
tanaman tomat (Lycopersicum
esculentum Mill)
METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian di daerah Desa Sukorojo Kecamatan Glagah
Kabupaten Banyuwangi dan
Laboratorium Biologi FKIP Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi. Waktu penelitian selama 4 bulan mulai Januari sampai April 2006.
Rancangan Penelitian
Penelitian eksperimen ini mengunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan sebagai berikut :
Perlakuan A =Tanah 100 % (Kontrol) Perlakuan B = Tanah 85 % : Pupuk kompos 15 %
Perlakuan C = Tanah 70 % : Pupuk kompos 30%
Perlakuan D = Tanah 55% : Pupuk kompos 45%,
Perlakuan E = Tanah 40 % : Pupuk kompos 60%
Semua perlakuan diulang 6 kali. Bibit tanaman tomat berasal dari benih tomat varietas unggul Sakina F1 pada umur 30 hari setelah semai.
Parameter penelitian : tinggi tanaman dan banyaknya calon buah tanaman tomat pada saat umur 46 hari setelah tanam. Dari data yang diperoleh diuji dengan menggunakan
analisis varian (ANAVA) bila
berpengaruh dilanjutkan uji BNT..
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian
pengaruh penggunaan kompos
terhadap terhadap pertumbuhan
tanaman tomat yang mana data yang diambil tinggi tanaman dan jumlah calon buah setelah berumur 46 hari setelah tanam tertera pada tabel 1
dan tabel 2 berikut :
1. Tinggi Tanaman
Tabel 1. Data tinggi tanaman tomat yang diukur dalam satuan centi meter (cm). Perlakuan U l a n g a n Jumlah 1 2 3 4 5 6 A 70 71 64 65 59 61 390 B 77 73 70 72 76 80 448 C 80 74 81 70 74 76 455 D 68 72 64 69 62 59 394 E 67 59 61 53 64 64 368 J u m l a h 2055
Untuk mengetahui perbandingan pertumbuhan tinggi tanaman tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) pada masing-masing perlakuan dapat dilihat pada grafik 1 :
Grafik 1 : Rata-rata tinggi tanaman tomat
Grafik Rata-rata Tinggi Tanaman
Tomat
0
20
40
60
80
A
B
C
D
E
Perlakuan
R
a
ta
-r
a
ta
T
in
g
g
i
T
a
n
a
m
a
n
T
o
m
a
t
Berdasarkan diagram batang tersebut, dapat diketahui bahwa rata-rata tinggi tanaman pada perlakuan B, perlakuan C, dan perlakuan D menunjukkan nilai yang lebih tinggi dari pada perlakuan A (kontrol). Sedangkan pada perlakuan E lebih rendah dari perlakuan A (kontrol).
2. Jumlah calon buah
Jumlah calon buah disetiap tanaman tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) diperoleh data sebagai berikut :.
Tabel 2. Jumlah calon buah disetiap tanaman. Perlakuan U l a n g a n Jumlah 1 2 3 4 5 6 A 14 12 11 16 18 15 86 B 27 30 40 39 31 45 212 C 45 31 35 37 35 47 230 D 44 32 30 27 40 25 198 E 19 11 16 29 31 24 130 856 Untuk mengetahui perbandingan rata-rata jumlah calon buah disetiap tanaman tomat pada masing-masing perlakuan dapat dilihat grafik 2 sebagai berikut :
Grafik Rata-rata Jumlah Calon Buah
Pada Tanaman Tomat
0
10
20
30
40
50
A
B
C
D
E
Perlakuan
R
a
ta
-r
a
ta
J
u
m
la
h
C
a
lo
n
B
u
a
h
Berdasarkan diagram batang tersebut, dapat diketahui bahwa rata-rata jumlah calon buah disetiap tanaman tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) pada perlakuan B, perlakuan C, perlakuan D, dan perlakuan E menunjukkan nilai yang lebih tinggi dari pada perlakuan A (kontrol).
Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis RAL terhadap pertumbuhan tinggi tanaman tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) diperoleh hasil analisis varian (ANAVA) pada tabel 3.
Tabel 3. Sidik Ragam tinggi tanaman tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) Sumber Ragam DB JK KT F Hitung Uji F F Tabel 5% 1% 1. Perlakuan 2. Galat 4 25 980,67 504,83 245,17 20,19 12,14 2,76 4,18 Total 29 1485,5 265,36
Dari tabel diatas diperoleh F Hitung = 12,14 > 2,76 ( F tabel 1% ), artinya terdapat perbedaan yang sangat signifikan (nyata) antar perlakuan.. Dilanjutkan uji BNT perlakuan C memberikan pengaruh yang terbaik.
Adapun hasil analisis RAL terhadap jumlah calon buah tanaman tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) diperoleh hasil analisis varian (ANAVA) pada tabel 4 sebagai berikut :
Tabel 4. Sidik ragam jumlah calon buah tanaman tomat.
Sumber Ragam DB JK KT F Hitung Uji F F Tabel 5% 1%
1. Perlakuan 2. Galat 4 25 4030,47 2599 1007,62 103,96 9,69 2,76 4,18 Total 29 6629,47 1111,58
Dari tabel diatas diperoleh F Hitung = 9,69 > 2,76 ( F Tabel 1% ), artinya terdapat perbedaan yang signifikan (nyata) antar perlakuan.Dilanjutkan uji BNT perlakuan C memberikan pengaruh yang terbaik.
Dari hasil analisis varian (ANAVA) pada tinggi tanaman tomat (Lycopersicum esculentum Mill.), menunjukkan F Hitung = 12,14 lebih besar dari F Tabel 5% (2,76) dan 1% (4,18). Ini berarti terdapat perbedaan yang signifikan antar perlakuan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pencatatan data pertumbuhan tinggi dan jumlah calon buah tanaman tomat (Lycopersicum esculentum Mill.), diketahui bahwa perbedaan perlakuan ( penambahan pupuk kompos ) juga mempengaruhi pertumbuhan tanaman tomat (Lycopersicum esculentum Mill.). ini disebabkan pada setiap perlakuan memiliki perbedaan kadar unsur hara khususnya unsur NPK.
Menurut Yuwono,D (2005 :12)., kompos yang sudah jadi dan siap digunakan untuk memupuk tanaman mengandung sebagian besar dari 3 golongan unsur hara antara lain: Unsur hara makro primer yaitu unsur hara yang dibutuhkan dalam jumlah banyak, seperti Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Yang kedua mengandung unsur hara makro sekunder sedang yaitu unsur hara yang dibutuhkan dalam jumlah kecil, seperti Sulfur/Belerang (S), Kalsium (Ca), dan Magnesium (Mg). Dan unsur yang ketiga adalah unsur hara mikro yaitu unsur hara yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit, seperti Besi (Fe), Tembaga (Cu), Seng (Zn), Klor (Cl), Boron (B), Mangan (Mn), dan Molibdenum (Mo). Unsur-unsur tersebut sangat dibutuhkan tanaman daalam pertumbuhannya .
Berdasarkan hasil uji ANAVA (tinggi dan jumlah calon buah tanaman tomat) diketahui bahwa perlakuan B (kompos 15%), C (kompos 30%), D (kompos 45%),menunjukkan perbedaan lebih baik dibandingkan dengan perlakuan A (kontrol) dan E (kompos = 60%).tetapi pertumbuhan yang paling baik adalah pada tanaman tomat yang menggunakan pupuk kompos dengan konsentrasi 30%.
Pupuk kompos merupakan hasil pelapukan bahan-bahan organik berupa daun-daunan, jerami, alang-alang, rumput, kotoran hewan sampah kota dan sebagainya yang proses pelapukannya bisa dipercepat lewat bantuan manusia. . (Lingga, P.,1990:20&65). Besarnya kandungan NPK dalam kompos berpengaruh pada pertumbuhan tanaman tomat, hal ini terlihat pada hasil pengamatan baik pada tinggi dan banyaknya calon buah.
Nitrogen, Fosfor dan Kalium adalah unsur-unsur ini terambil oleh tanaman dalam jumlah yang besar daripada unsur-unsur penting lain. Untuk meningkatkan hasil tanaman telah lama dilaksanakan praktek baku untuk menambah ketiga unsur makro tersebut kedalam tanah dalam bentuk pupuk. Namun, pengambilan terus menerus hasil tanaman dari dalam tanah yang hanya diberi pupuk nitrogen, phosfor dan kalium akan mengakibatkan penurunan jumlah unsur esensial yang diperlukan hanya dalam jumlah kecil (Loveless, A.R.,1999: 339 - 340).
Peranan unsur-unsur hara pada kompos khususnya N.P.K yang sangat dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah besar.
Unsur Nitrogen (N) diperoleh sebagai ion Nitrat (NO3) atau ion Amonium
(NH3
+
). Nitrogen, unsur hara makro yang diperlukan dalam jumlah besar, merupakan penyusun asam amino, protein juga penyusun asam nukleat, klorofil banyak lagi senyawa yang penting untuk metabolisme (Loveless, A.R.,1999:337)
Nitrogen (N) dalam jaringan tumbuhan merupakan komponen penyusun dari banyak senyawa esensial bagi tumbuhan, misalnya asam amino, karena setiap molekul protein tersusun dari asam-asam amino dan setiap enzim adalah protein, maka Nitrogen juga merupakan unsur penyusun protein dan enzim. Selain itu Nitrogen terkandung dalam klorofil, hormon sitokinin dan auksin. Gejala kekurangan unsur Nitrogen menyebabkan warna daun berubah menjadi kekuningan atau kering. Jaringan daun mati dan bentuk buah tidak sempurna.
Phosfor (P) diperoleh sebagai Ortofosfat (H2PO4
-), Phosfor berhubungan dengan metabolisme biokimia yang menyimpan energi dan kemudian memindahkannya kedalam sel-sel hidup. Selain sintesis ATP dari ADP dan phosfat anorganik, phosfor ini berpartisipasi dalam fosforilasi berbagai senyawa perantara fotosintesis dan respirasi. Phosfor juga terdapat dalam semua asam nukleat, dan dalam berbagai senyawa lain ( Loveless, A.R.,1999 : 338 ).
Selain itu phosfor berfungsi untuk merangsang pertumbuhan akar, bunga dan pemasakan buah. Gejala kekurangan unsur ini ditandai dengan memerahnya bagian bawah daun, terutama dibagian tulang daun, kemudian disusul daun melengkung dan terpelintir ( Wiryanta, B.T.W., 2005 : 35 ).
Menurut Loveless,A.R.(1999:338) pada tanaman, sebagian besar bahkan sering pula seluruh unsur kalium terdapat dalam bentuk ion anorganik. Walaupun kalium ini adalah unsur yang mudah diperlihatkan sifatnya, terbukti peranannya sangat sulit ditentukan. Ada bukti mengenai fungsinya sebagai pengaktif bagi sekurang-kurangnya sebuah enzim pada glikolisis, tetapi karena unsur ini diperlukan dalam jumlah relatif besar, tampaknya pengaktif inilah satu-satunya fungsi kalium. Kekurangan kaliummempengaruhi kecepatan fotosintesis, sintesisprotein dan respirasi karena itu kalium mungkin memeganmg peranan pada semua jalur metabolisme. Juga mungkin kalium merupakan faktor penting dalam mengatur potensi osmosi sel. Pada sel-sel pengawal dalam daun kalium memegang peranan kunci dalam mekanisme stomata. Yang jelas ialah bahwa kalium memegang peranan sangat dalam tubuh tanaman .
Selain dalam pertumbuhan tanaman, kalium berfungsi untuk memperkuat bagian kayu tanaman, meningkatkan kualitas buah. Kekurangan unsur kalium menyebabkan daun menguning dan semakin lama berubah menjadi coklat. Jika dibiarkan, daun-daun tersebut akan rontok (Wiryanta,B.,2005:35)
Pada penelitian ini terbukti pertumbuhan tanaman tomat yang paling baik terlihat pada kadar pemberian pupuk kompos sebanyak 30%. Setelah dikaji kembali mulai awal hal-hal yang memungkinkan adalah pupuk kompos yang digunakan adalah pupuk kompos yang tanpa menggunakan campuran bahan kimia dan kandungan NPK yang dikandungnya sesuai dengan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman tomat.
Dengan demikian pemberian pupuk kompos berpengaruh terhadap pertumbuhan tinggi dan jumlah calon buah tanaman tomat (Lycopersicum
esculentum Mill.) .
Kesimpulan
Berdasarkan analisis hasil penelitian dapat di simpulkan sebagai berikut:
1. Ada pengaruh pemberian pupuk kompos terhadap pertumbuhan tinggi
tanaman tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) .
2. Ada pengaruh pemberian pupuk kompos terhadap pertumbuhan calon buah
tanaman tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) .
3. Pemberian Kompos 30 % memeberikan pengaruh yang terbaik pada tinggi
dan jumlah calon buah tanaman tomat (Lycopersicum esculentum Mill.).
Saran
Hasil penelitian ini sangat bermanfaat untuk menjadikan alternative pupuk alami karena pupuk kompos ternyata mengandung unsur hara yang penting bagi pertumbuhan. Dengan pemanfaatan kompos otomatis kita mengebalikan kembali kompos tersebut kepada tanaman yang bersangkutan. Sehubungan dengan itu disarankan:
1. Perlu di galakkan kegiatan back to nature (kembali ke alam) termasuk dalam hal pemupukan sehingga kita hanya menggunakan pupuk organik dalam penanaman tanaman .
2. Sumberdaya manusia harus lebih ditingkatkan agar bisa memanfaatkan sampah menjadi bahan yang berguna dan bermanfaat serta berdaya beli tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Amirin, TM. 1995. Renyusun rencana penelitian . Raja Grafindo Persada . Jakarta Cahyono Bambang, . 2005. Tomat ( Budidaya dan analisis usaha tani).
Kanisus.Yogyakarta
Hadi Sutrisno. 2004. Metodelagi research1 . Andi. Yogyakarta
Lakitan Benyamin .2001. Dasar-dasar fisiologi tumbuhan . Raja Grafindo Persada . Jakarta.
Lingga P & Marsono. 2001. Petunjuk Pengunaan Pupuk. Penebar Swadaya. Jakarja
Loveles, AR. 1999. Prinsip-prinsip Biologi tumbuhan untuk daerah tropik. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Mardalis, . 2003. Metodelogi penelitian (suatu pendekatan proposal) Bumi Aksara. Jakarta
Narbuko, C.dan Abu Ahmadi .2003. Metodelogi penelitian pendidikan . Bumi Aksara. Jakarta
Setyamidjaja D.1986. Pupuk dan Pemupukan. Simplex. Jakarta.
Subiyanto Ibnu . 2000 . Metodelogi penelitian. UPP AMP YKPN. Yogyakarta Sukardi . 2003. Metodelogi penelitian pendidikan . Bumi Aksara. Jakarta
Suryabrata Sumadi. 1998. Metodelogi penelitian . Raja Grafindo Persada. Jakarta Sugandi .1994. Rancangan percobaan . Andi ofset .Yogyakarta.
Tjitrosoepomo Gembong.1994. Morfologi Tumbuhan. Gadjah Mada University Press. Yogjakarta.
Waluyo Lud. 2004. Mikrobiologi umum. UMM (Universitas Muhammadiyah Malang) Press. Malang
Wiryanta BTW . 2005 . Bertanam Tomat . AgroMedia pustaka . Jakarta Yassin Sukhan. 1997. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Amanah. Surabaya Yuwono Dipo. 2005. Kompas. Penebar swadaya. Jakarta..