• Tidak ada hasil yang ditemukan

MK I 2012 KOTA DUMAI PROV. RIAU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MK I 2012 KOTA DUMAI PROV. RIAU"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PROV. RIAU

KOTA DUMAI

(2)

Tim Penyusun

Pengarah : Haryono (Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian)

Penanggungjawab Program : Muhrizal Sarwani (Kepala Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian) Penanggung jawab Kegiatan : Prihasto Setyanto (Kepala Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi)

Inventor : Irsal Las, Haris Syahbuddin, dan Eleonora Runtunuwu

Peneliti : Eleonora Runtunuwu, Haris Syahbuddin, Aris Pramudia, Kharmila Sari Hariyanti, Yayan Apriyana, Erni

Susanti, Irsal Las, Diah Setyorini, Haryono Purwadinata, A. Kasno, Nurjaya, Ibrahim Adamy, Jojon Suryono, Suciantini, Elza Surmaini, Nani Heryani, Nurwindah Pujilestari, Yeli Sarvina, Rizatus Shofiyati, Setyono Hari Adi, Nasrullah, Wahyunto, Sidik H. Tala’ohu, Seta Rukmalasari Agustina, Elsa Rakhmi Dewi, Yayat Hidayat (Ditlin), Budi Kartiwa, Agus Guswara, Sri Hari Mulya, Rini Eksawati, Lis Rosita, Nurya Utami, Sulistyawati, M. Ramlan, Khodijah, Via Yulianti, Nur Megawati, Marda Willis,Hery Nugroho, I Waluyo, Sugito, Rahadian Mawardi, Hendi Supriyadi, Asep Wahyu, Anggi Sahru Romdon, Agung Iswadi, Diah Prita Saraswati, Ida Bagus Ariwibawa, Lia Hadiawati, Haruna, Hartin Kasim, I Ketut Suwitra, Ahyar, Musyadik, Dedi Hertanto, Sri Agustini, Dina Omayani Dewi, Sumarmiyati, Abdul Sobur, Chris Sugihono, Marlin Rumbarar, Muh. Fathul Ulum A, Ida Andriani, M.

Sofyan Souri, Ignas K. Lidjang, Alexander J. Reuwpassa, Yayat Hidayat, Apresus Sinaga, dan Nicholas Programmer dan Database : Fadhlullah Ramadhani, Muchamad Wahyu Tri Nugroho, Adang Hamdani, dan Budi Rahayu

Litkayasa : Ganjar Jayanto, Sumarno, Supriadi, Irawan, Muladi, Tri Nandar Wihendar, Mahpud Hasan, A.Yazid Maradji, Rasta Sujono, Asda, Adi Priyono, Slamet Effendi, Sutrisno, Purwaningsih, Eko Prasetyo, Asda, Gina Maulana, Endang Hidayat, Rahmat Hidayat, Suwandi, Koko Kusumah, Cahyana, Gatiyoga, Darsana, Suhartono, V. Kasmini, Tati Gustinah, Tuti Muliani, Santoso, Junaedi

Nara sumber : Le Istiqlal Amien, Sri Rochayati, Dedi Nursyamsi, Sukarman, Mamat Hs, Didi Ardi Suriadikarta, Wiwik Hartatik, Kasdi Subagyono, Astu Unadi, Priatna Sasmita, Ade Ruskandar, Nuryadi (BMKG), dan Antoyo (BMKG)

(3)

SAMBUTAN

Menteri Pertanian Republik Indonesia

Menteri Pertanian

Suswono

Bagi Indonesia sebagai negara dengan jumlah penduduk terbanyak keempat di dunia, penyediaan dan kecukupan pangan

menjadi sangat strategis dan menentukan stabilitas dan ketahanan nasional. Oleh sebab itu, ketahanan pangan merupakan

sasaran utama pembangunan nasional. Dengan dukungan ketahanan pangan yang mantap, dampak berbagai krisis dapat

dihindari, seperti krisis ekonomi 10 tahun yang lalu dan krisis pangan dua tahun yang lalu. Saat ini, di depan kita

terbentang tantangan yang tidak ringan. Pertama, kita dituntut untuk dapat memproduksi padi sebanyak 70,6 juta ton,

guna memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri.

Kedua, dalam lima tahun ke depan kita dituntut pula untuk surplus beras 10 juta ton. Di sisi lain, kita dihadapkan pada kondisi iklim

yang tidak menentu, sehingga kita perlu bekerja lebih keras dalam memacu peningkatan dan kontinuitas produksi di tengah ancaman

dampak perubahan iklim. Perubahan iklim berimplikasi terhadap pergeseran awal musim tanam dan pola tanam, ancaman kekeringan,

banjir, dan serangan organisme penggangu tanaman (OPT).

Upaya peningkatan produksi memerlukan strategi yang cermat berdasarkan prakiraan iklim yang akurat, antara lain melalui percepatan

tanam di beberapa lokasi, terutama di wilayah yang masih tinggi curah hujannya. Untuk memandu upaya ini diperlukan alat bantu

antisipatif, berupa Kalender Tanam yang telah dikembangkan sejak 2007 oleh Badan Litbang Pertanian, kemudian disempurnakan

menjadi Kalender Tanam Terpadu yang memuat rekomendasi teknologi dan kebutuhan sarana produksi. Dengan adanya Kalender

Tanam Terpadu untuk setiap kabupaten, petani diharapkan dapat menentukan waktu tanam terbaik dan sekaligus menetapkan varietas

yang sesuai dan pemupukan yang rasional.

Saya memberikan apresiasi yang tinggi kepada Badan Litbang Pertanian yang terus berupaya menghasilkan inovasi dan memperbarui

informasi iklim yang dikeluarkan BMKG, terkait dengan penentuan waktu tanam yang tepat. Saya berharap Kalender Tanam Terpadu ini

dapat disosialisasikan secara intensif kepada seluruh pengguna, khususnya penyuluh pertanian untuk segera disampaikan kepada petani

dan diimplementasikan dengan baik di lapangan.

(4)

PENGANTAR

Keragaman (variabilitas) dan perubahan iklim merupakan proses alami yang terjadi secara dinamis dan

terus-menerus. Hal ini dicirikan oleh ketidakmenentuan pola curah hujan dan musim, serta peningkatan frekuensi

kejadian anomali (penyimpangan) iklim. Pada sektor pertanian, dampak perubahan iklim sudah semakin terasa,

terutama pada sub-sektor tanaman pangan, seperti ancaman banjir dan kekeringan, serangan hama penyakit

tanaman, penurunan rendemen dan kualitas produksi. Oleh sebab itu, diperlukan strategi dan upaya

Jakarta, Desember 2011

Kepala,

Haryono

antisipasi dampak perubahan iklim agar tidak berpengaruh terhadap produksi pangan nasional, termasuk pencapaian target

swasembada pangan berkelanjutan.

Upaya yang dapat dilakukan adalah menyesuaikan atau adaptasi kegiatan, teknologi, dan pengembangan pertanian yang toleran

(

resillience

) terhadap perubahan iklim, antara lain melalui penyesuaian waktu dan pola tanam, penggunaan varietas yang adaptif, tahan

terhadap organisme penganggu tanaman (OPT), dan pengelolaan air secara efisien.

Agar para pemangku kebijakan, penyuluh, petani, dan pengguna inovasi lainnya dapat melakukan adaptasi terhadap perubahan iklim,

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian melalui Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian

(BBSDLP), Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi (Balitklimat), Balai Penelitian Tanah (Balittanah), dan Balai Penelitian Pertanian Lahan

Rawa (Balittra) yang didukung oleh seluruh BPTP, telah menyusun Peta dan Tabel Kalender Tanam Terpadu untuk sentra padi di

Indonesia. Kalender Tanam tersebut merupakan pedoman bagi Dinas Pertanian, penyuluh, dan petani dalam menetapkan pola dan waktu

tanam yang tepat, sesuai dengan kondisi iklim di setiap kecamatan dan kabupaten, yang kini telah dipadukan dengan rekomedasi

penggunaan varietas, pemupukan, dan kebutuhan sarana produksi hingga tingkat kecamatan. Sosialisasi penggunaan Kalender Tanam

Terpadu ini diyakini dapat menekan dampak perubahan iklim, termasuk anomali iklim, terhadap produksi padi nasional.

Sebagai suatu inovasi yang dinamis, pada tahap awal penyusunan Kalender Tanam Terpadu lebih difokuskan pada agroekosistem lahan

sawah irigasi, dan saat ini sedang dipersiapkan Kalender Tanam Terpadu untuk agroekosistem lahan rawa. Kepada Tim Penyusun dan

semua pihak yang telah berkontribusi dalam menyusun Kalender Tanam Terpadu dan menginformasikan kepada seluruh pengguna inovsi

termasuk petani, disampaikan penghargaan dan terima kasih.

(5)

SAMBUTAN

Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika

dampak dari perubahan iklim yang sudah dan akan terus

terjadi. Kondisi ini semakin dirasakan, antara lain dalam

bentuk ancaman banjir dan kekeringan, serangan hama

penyakit, dan penurunan rendemen dan kualitas hasil

pertanian.

Saya menghargai upaya Badan Litbang Pertanian yang telah

memanfaatkan data prakiraan iklim Badan Meteorologi

Klimatologi dan Geofisika dalam menyusun Kalender Tanam.

Dokumen Kalender Tanam Terpadu ini memuat informasi pola

dan waktu tanam yang tepat, sesuai dengan kondisi iklim dan

perubahannya di setiap kecamatan dan kabupaten di

Indonesia.

Semoga Kalender Tanam Terpadu ini dapat digunakan sebagai

dasar implementasi usahatani di lapangan dalam upaya

memacu produktivitas pertanian, khususnya tanaman pangan

Kepala Badan Meteorologi

Klimatologi dan Geofisika

Sri Woro B. Harijono

Iklim merupakan sumberdaya yang sangat

berharga dan memainkan peranan penting

dalam

pembangunan pertanian. Ketidak

menentuan pola curah hujan dan musim serta

anomali (penyimpangan) iklim merupakan

pihak, apalagi kita dihadapkan kepada berbagai tantangan,

diantaranya dampak perubahan iklim yang menyebabkan

banjir dan kekeringan, serangan hama penyakit, penurunan

rendemen dan kualitas produksi.

Kami sangat mengapresiasi upaya Badan Litbang Pertanian,

yang berkoordinasi dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan

Geofisika, dan institusi lainnya dalam menyusun Kalender

Tanam. Dengan adanya Kalender Tanam ini dapat disusun

pola dan waktu tanam yang tepat, sesuai dengan kondisi iklim

di setiap kecamatan dan kabupaten di Indonesia. Informasi

tersebut sangat diperlukan oleh stakeholders dan petani

dalam waktu cepat.

Pemanfaatan Kalender Tanam yang dipadukan dengan

informasi lain seperti varietas unggul yang tepat, rekomendasi

pemupukan yang rasional, dan pengawalan yang intensif

dalam pengendalian OPT, kami yakin target produksi tersebut

dapat dicapai. Selamat dan terima kasih kepada Badan

Litbang Pertanian yang telah menyusun Kalender Tanam yang

merupakan instrumen penting bagi stakeholders dan petani.

Pada tahun 2011 subsektor tanaman pangan

menargetkan produksi padi 70,60 juta ton

GKG, jagung 22 juta ton pipilan kering, dan

kedelai 1,56 juta ton. Untuk mencapai target

tersebut tentu diperlukan kerja keras semua

SAMBUTAN

Direktur Jenderal Tanaman Pangan

Direktur Jenderal Tanaman Pangan,

Udhoro Kasih Anggoro

(6)

PETUNJUK UMUM

1. Pengantar

Kalender Tanam Terpadu ini berisi peta dan tabel Kalender Tanam tingkat kabupaten/ kota untuk digunakan sebagai pedoman bagi pemangku kepentingan, penyuluh, dan petani dalam menentukan waktu tanam komoditas tanaman pangan., yang dilengkapi dengan rekomendasi penggunaan varietas, dan pemupukan.

Peta Kalender Tanam adalah peta yang menggambarkan potensi pola tanam dan waktu tanam untuk tanaman pangan, terutama padi lahan sawah, berdasarkan potensi dan dinamika sumberdaya iklim dan air. Peta ini disusun secara khusus untuk mendukung Program Peningkatan Produksi Beras Nasional (P2BN) dan program ketahanan pangan pada umumnya dalam upaya menghadapi keragaman (variabilitas) dan perubahan iklim.

Untuk mengantisipasi keragaman (variabilitas) dan perubahan iklim yang semakin tidak menentu dan sulit diprediksi, Badan Litbang Pertanian telah melakukan analisis secara faktual dan menggunakan data prakiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Analisis tersebut menghasilkan peta Kalender Tanam dengan empat kemungkinan (skenario) kondisi dan potensi iklim, yaitu : (1) kondisi eksisting yang biasa dilakukan oleh petani, (2) potensi pada tahun basah (TB), (3) potensi pada tahun normal (TN), dan (4) potensi pada tahun kering (TK).

Penentuan kondisi dan potensi iklim suatu kabupaten pada tahun tertentu akan dilakukan berdasarkan data prakiraan BMKG. Kalender Tanam terpadu ini menginformasikan potensi luas areal tanam pada musim tanam terdekat apakah Musim Tanam I (Musim Hujan/MH, Musim Tanam Kedua ( Musim Kemarau/MK-1), atau Musim Tanam III (Musim Kemarau/MK-2) di setiap kecamatan dan kabupaten. Selain itu juga dilengkapi dengan rekomendasi penggunaan varietas, dan jumlah pupuk yang perlu disiapkan pada level kecamatan.

2. Fungsi

Memberikan informasi tentang waktu tanam, luas areal tanam pada masing-masing musim di setiap kabupaten.

3. Manfaat

a. Menentukan waktu tanam komoditas tanaman pangan pada setiap musim (MH, MK-1, dan MK-2) berdasarkan kondisi iklim basah (La-Nina), kering (El-Nino), dan Normal.

b. Mendukung perencanaan waktu tanam, perkiraan luas tanam, dan rekomendasi kebutuhan benih dan pupuk.

c. Mendukung informasi wilayah rawan OPT serta kekeringan dan banjir yang bisa mengakibatkan gagal panen dan kerugian petani.

Kalender Tanam ini ditampilkan secara sederhana agar mudah dibaca dan dipahami oleh penyuluh, petugas dinas pertanian, kelompok tani, dan petani dalam mengatur pola dan rotasi tanam, sesuai dengan kondisi iklim.

4. Keunggulan

a. Dinamis, karena penerapannya dapat disesuaikan dengan kondisi iklim pada setiap tahun sesuai prediksi BMKG.

b. Operasional pada skala kecamatan.

c. Spesifik lokasi, karena mempertimbangkan potensi sumberdaya iklim dan air setempat.

d. Mudah dipahami oleh pengguna, karena disusun secara spasial dan tabular dengan uraian yang jelas.

e. Mudah diperbaharui.

5. Informasi yang bisa diperoleh dari Kalender Tanam

a. Informasi zona agroklimat atau kelas curah hujan tahunan. b. Potensi waktu dan luas tanam komoditas tanaman pangan. c. Luas baku sawah atau luas lahan tersedia di setiap kecamatan. d. Intensitas pertanaman di lahan sawah setiap kecamatan.

e. Informasi rekomendasi kebutuhan benih, serta rekomendasi dan kebutuhan pupuk.

6. Cara memanfaatkan informasi Kalender Tanaman

a. Pilih wilayah kabupaten yang dikehendaki. b. Lihat peta atau tabel kabupaten yang dimaksud

(7)

PENJELASAN TENTANG PETA

1. Peta terdiri atas dua kelompok warna, yaitu kelompok warna zona waktu tanam dan kelompok warna zona agroklimat untuk setiap lokasi (spasial).

2. Kelompok warna zona waktu tanam hanya terdapat pada lahan yangbiasa ditanami, sedangkan kelompok warna zona agroklimat terdapat di luar lokasi lahan.

3. Sifat dan ciri masing-masing warna dapat dilihat pada legenda klasifikasi zona waktu tanam dan klasifikasi zona agroklimat.

4. Legenda zona waktu tanam menampilkan informasi nomor zona (kolom-1), dan awal waktu tanam pada musim tanam kedepan (kolom-2).

5. Legenda zona agroklimat menampilkan informasi indeks dan warna zona agroklimat (kolom-1), jumlah curah hujan tahunan (kolom-2), jumlah bulan basah (kolom-3), dan jumlah bulan kering (kolom-4).

CARA MEMBACA PETA

1. Periksa kelompok komoditas yang disarankan, sesuai yang terdapat pada pojok kanan atas.

2. Lihat warna pada suatu areal sawah di salah satu kecamatan pada peta.

3. Periksa zona waktu tanam, dengan mencocokkan warna areal lahan pada peta dengan warna pada legenda zona waktu tanam kolom-1 (kolom zona).

4. Periksa awal waktu tanam pada musim tanam ke depan, denganmelihat informasi pada kolom-2 baris yang sama.

PENJELASAN TENTANG TABEL

Informasi yang harus diperhatikan sebelum membaca tabel adalah provinsi dan kabupaten, serta komoditas dan musim tanam yang dikehendaki, apakah Musim Tanam I (Musim Hujan/MH, Musim Tanam Kedua ( Musim Kemarau/MK-1), dan Musim Tanam III (Musim Kemarau/MK-2).

Tabel terdiri atas 77 kolom, yang menampilkan: a. Informasi nomor urut (kolom 1).

b. Nomor indeks kecamatan (kolom 3). c. Luas lahan tersedia (kolom 4).

d. Prediksi sifat musim dari BMKG (kolom 5)

e. Potensi awal waktu tanam dan luas tanam untuk musim tanam ke depan (kolom 6 dan kolom 7).

f. Intensitas pertanaman (kolom 8) g. VUB eksisting (kolom 9)

h. VUB rekomendasi (kolom 10) i. Kebutuhan benih (kolom 11)

j. Rekomendasi pupuk (kolom 12 sampai dengan kolom 44) k. Kebutuhan pupuk (kolom 45 sampai dengan 77)

CARA MEMBACA TABEL

1. Pilih salah satu kecamatan yang terdapat pada tabel.

2. Periksa luas lahan tersedia di kecamatan tersebut pada kolom 4. 3. Periksa hasil prediksi BMKG pada kolom 5.

4. Periksa potensi awal tanam pada musim tanam terdekat, pada kolom 6.

5. Periksa potensi luas tanam pada musim tanam terdekat, pada kolom 7.

6. Periksa intensitas pertanaman pada msuim tanam terdekat, pada kolom 8.

7. Periksa varietas eksisting dan rekomendasi, serta kebutuhan benih pada kolom 9 sampai dengan kolom 11.

8. Periksa jenis dan rekomendasi pupuk selama musim tanam terdekat, pada kolom 12 sampai dengan kolom 44.

9. Periksa jenis dan kebutuhan pupuk selama musim tanam terdekat, pada kolom 45 sampai dengan kolom 77.

(8)
(9)

MUSIM TANAM : MK I 2012 PROVINSI : RIAU (14)

KABUPATEN : KOTA DUMAI (1473)

KOMODITAS : PADI SAWAH AGROEKOSISTEM : LAHAN SAWAH IRIGASI

No Kecamatan IndekAdm Luas BakuSawah (Ha)

Potensi Tanam Waktu Luas(Ha)

Kebutuhan Benih Jumlah (Ton) VUB Eksisting Intensitas (%) Prediksi Sifat Hujan

VUB Rekomendasi

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1473010 BUKIT KAPUR

1 71 EKSISTING NOV I/II 71 100 CISOKAN, BT. PIANAM,PB64 BT. PIANAM, PB64, PB42 2 1473020

DUMAI BARAT

2 75 EKSISTING SEP III/OKT I 75 100 CISOKAN, BT. PIANAM,PB64 BT. PIANAM, PB64, PB42 2 1473030

DUMAI TIMUR

3 EKSISTING - CISOKAN, BT. PIANAM,PB64 BT. PIANAM, PB64, PB42

1473011 MEDANG KAMPAI

4 47 EKSISTING NOV I/II 37 79 CISOKAN, BT. PIANAM,PB64 BT. PIANAM, PB64, PB42 1 1473012

SUNGAI SEMBILAN

5 3,250 EKSISTING - CISOKAN, BT. PIANAM,PB64 BT. PIANAM, PB64, PB42

3,443

Jumlah 183 93 5

(10)

PROVINSI : RIAU (14)

KABUPATEN : KOTA DUMAI (1473)

REKOMENDASI PUPUK BAGIAN I

No Kecamatan IndekAdm

Pupuk Tunggal (Kg/ha)

Tanpa bahan organik Jerami 2 ton/ha Pupuk Organik 2 ton/ha Urea SP-36 KCl

NPK saja

NPK Phonska 15-15-15 (Kg/ha) NPK+Jerami 2

ton/ha Organik 2 ton/haNPK+Pupuk Urea NPK

SP-36

Urea KCl Urea SP-36 KCl NPK Urea NPK Urea

1 2 3 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 1473010 BUKIT KAPUR 1 250 100 50 230 100 225 50 30 175 225 175 225 200 150 1473020 DUMAI BARAT 2 1473030 DUMAI TIMUR 3 1473011 MEDANG KAMPAI 4 1473012 SUNGAI SEMBILAN 5 250 Rerata 100 50 230 100 225 50 30 175 225 175 225 200 150 10

(11)

PROVINSI : RIAU (14)

KABUPATEN : KOTA DUMAI (1473)

REKOMENDASI PUPUK BAGIAN II

No Kecamatan IndekAdm NPK saja

NPK Pelangi 20-10-10 (Kg/Ha) NPK+Pupuk Organik 2 ton/ha Urea NPK NPK+Jerami 2 ton/ha Urea NPK NPK Urea NPK Kujang 30-6-8 (Kg/Ha) NPK+Pupuk Organik 2 ton/ha NPK+Jerami 2 ton/ha NPK saja Urea NPK Urea NPK Urea NPK NPK saja NPK 15-10-10 (Kg/Ha) NPK+Jerami 2 ton/ha NPK+Pupuk Organik 2 ton/ha Urea NPK Urea NPK Urea NPK 1 2 3 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 1473010 BUKIT KAPUR 1 100 350 100 25 175 25 400 100 350 100 300 175 350 175 250 200 150 1473020 DUMAI BARAT 2 1473030 DUMAI TIMUR 3 1473011 MEDANG KAMPAI 4 1473012 SUNGAI SEMBILAN 5 Jumlah 100 350 100 25 175 200 100 350 100 300 175 350 175 250 200 150 11

(12)

MUSIM TANAM : MK I 2012 PROVINSI : RIAU (14)

KABUPATEN : KOTA DUMAI (1473)

KEBUTUHAN PUPUK BAGIAN I

No Kecamatan IndekAdm

Pupuk Tunggal

Tanpa bahan organik Jerami 2 ton/ha Pupuk Organik 2 ton/ha Urea SP-36 KCl

NPK saja

NPK Phonska 15-15-15 NPK+Jerami 2

ton/ha Organik 2 ton/haNPK+Pupuk Urea NPK

SP-36

Urea KCl Urea SP-36 KCl NPK Urea NPK Urea

1 2 3 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 1473010 BUKIT KAPUR 1 18 7 4 16 7 16 4 2 12 16 12 16 14 11 1473020 DUMAI BARAT 2 1473030 DUMAI TIMUR 3 1473011 MEDANG KAMPAI 4 1473012 SUNGAI SEMBILAN 5 18 Jumlah 7 4 16 7 16 4 2 12 16 12 16 14 11 12

(13)

MUSIM TANAM : MK I 2012 PROVINSI : RIAU (14)

KABUPATEN : KOTA DUMAI (1473)

KEBUTUHAN PUPUK BAGIAN II

No Kecamatan IndekAdm NPK saja

NPK Pelangi 20-10-10 NPK+Pupuk Organik 2 ton/ha Urea NPK NPK+Jerami 2 ton/ha Urea NPK NPK Urea NPK Kujang 30-6-8 NPK+Pupuk Organik 2 ton/ha NPK+Jerami 2 ton/ha NPK saja Urea NPK Urea NPK Urea NPK NPK saja NPK 15-10-10 NPK+Jerami 2 ton/ha NPK+Pupuk Organik 2 ton/ha Urea NPK Urea NPK Urea NPK 1 2 3 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 1473010 BUKIT KAPUR 1 7 25 7 2 12 2 28 7 25 7 21 12 25 12 18 14 11 1473020 DUMAI BARAT 2 1473030 DUMAI TIMUR 3 1473011 MEDANG KAMPAI 4 1473012 SUNGAI SEMBILAN 5 Jumlah 7 25 7 2 12 14 28 7 25 7 21 12 25 12 18 14 11 13

(14)

UCAPAN TERIMA KASIH

Penyusunan Kalender Tanam Terpadu ini berkat arahan, dorongan, kebijakan dan dukungan Bapak Menteri Pertanian

Republik Indonesia, Bapak Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kepala BBSDLP, Kementerian

Pertanian. Untuk itu Tim Penyusun mengucapakan terima kasih yang sebesar-besarnya. Selanjutnya Kalender Tanam

Terpadu ini tersusun berkat kerjasama, bantuan dan masukan berbagai pihak dan kalangan, untuk itu Tim Penyusun

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Kepala Badan Pusat Statistik,

2. Kepala Puslitbangtan dan Kepala Balai Besar Penelitian Padi,

3. Direktur Perlindungan Tanaman Pangan,

4. Para Kepala Balitklimat, Balittan, Balitra dan Balingtan,

5. Kepala BBP2TP dan Para Kepala BPTP Seluruh Provinsi,

6. Kepala Dinas Pertanian dan/atau Hortikultura, Perkebunan, Peternakan, Ketahanan Pangan Provinsi dan

Kabupaten, dan Kepala BPSB Daerah/Provinsi ,

7. Para Nara Sumber, peneliti, penyuluh dan berbagai pihak lainnya

Terakhir disampaikan terima kasih kepada teknisi, staf program dan evaluasi, kerjasama penelitian, administrasi dan

staf pendukung lainnya di lingkup BBSDLP, Balitklimat, Balittanah, dan Balittra atas segela dukungannya.

TIM PENYUSUN

(15)

Informasi lebih lanjut dapat menghubungi :

2.Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian

Jl. Tentara Pelajar 12, Bogor 16114

Telp 0251-8323011, 8323012 Fax 0251-8311256

e-mail : csar@indosat.net.id

website :

www.bbsdlp.litbang.deptan.go.id

3.Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi

Jl. Tentara Pelajar 1A, Bogor 16111

PO Box 830

Telp 0251-8312760, Fax 0251-8323909

e-mail : iahri@indosat.net.id, balitklimat@yahoo.com

website :

www.balitklimat.litbang.deptan.go.id

4.Balai Penelitian Tanah

Jl. Ir. H. Juanda No. 98

Bogor 16123 - Jawa Barat

Telp 021-7806202 Fax 021-7800644

e-mail : soil-ri@indo.net.id, balittanah@litbang.deptan.go.id

website :

www.balittanah.litbang.deptan.go.id

5.Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa

Jl. Kebun Karet, Lok Tabat

Kotak Pos 31

Telp: 0511 - 4772534, 4773034

Fax: 0511 - 4773034, 4783742

e-mail : balittra@banjarmasin.wasantara.net.id,

balittra@litbang.deptan.go.id

website :

www.balittra.litbang.deptan.go.id

1.Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Jl. Ragunan 29, Pasarminggu, Jakarta 12540

Kotak Pos 76 PSM

Telp 021-7806202 Fax 021-7800644

e-mail : sekretariat@litbang.deptan.go.id

website :

www.litbang.deptan.go.id

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil perlakuan pemenyemaian sampel tanah yang diambil dari lapangan diperoleh sebanyak 8 jenis tumbuhan yang teridentifikasi sampai tingkat spesies dan 1

Sedang nilai rata-rata berat jenis berdasarkan volume segar untuk jenis Bakau Kacang (Rhizophora apiculata) yang tertinggi terdapat pada bagian batang bawah (0,793),

No Antarmuka Yang Diuji Bagian Dari Antarmuka Yang Diuji Skenario Pengujian Hasil Yang Diharapkan Hasil Pengujian 1 Jendela Menu Utama Menu Belajar Mengenal Huruf

Cara pemupukan yang dilakukan oleh Dinas Perkebunan adalah dengan cara ditugal atau membuat pocket sebanyak 8 titik disekeliling tanaman kelapa sawit, cara ini diterapkan oleh

Perlakuan pertama adalah perlakuan kontrol, perlakuan kedua adalah pemberian jerami padi (5 ton/ha), perlakuan ketiga adalah pupuk kandang kambing (2,5 ton/ha),

Pengkajian dilaksanakan di Desa Sebapo, Kecamatan Mestong Kabupaten Muaro Jambi, lokasi ini termasuk zona Lahan Kering Dataran Rendah Iklim Basah (LKDRIB) yang merupakan

Pemberian pupuk organik hakiki pada setiap taraf perlakuan dapat meningkatkan pertumbuhan vegetative bibit tanaman kakao seperti tinggi tanaman, diameter batang,

Pendapatan maksimal usahatani karet merupakan tujuan utama petani dalam melakukan kegiatan produksi, oleh karena itu dalam menyelenggarakan usahatani setiap petani berusaha agar