Laporan
Pengukuran Konsentrasi Merkuri (Hg) di Udara
Dalam Ruangan di Sepuluh Rumah Sakit
di Kota Denpasar
Program Sektor Kesehatan yang Bebas Merkuri dan Pengelolaan Limbah Medis
2 Laporan Pengukuran Konsentrasi Merkuri (Hg) di Udara Dalam Ruangan di Sepuluh Rumah Sakit di
Kota Denpasar
Sebagai bagian dari Studi Baseline
Program Sektor Kesehatan yang Bebas Merkuri dan Pengelolaan Limbah Medis yang Berkelanjutan
Disiapkan oleh: Krishna Zaki Armyn Gita Tri Wahyudi Yuyun Ismawati BALIFOKUS 7 Juni 2013
Kegiatan ini merupakan implementasi Project Mercury Monitoring (Project MeMo) yang didanai oleh US Department of States, grant award No. SLMAQM-11-GR-027.
Disclaimer
Isi dari publikasi ini sepenuhnya merupakan tanggungjawab BaliFokus dan tidak mewakili pandangan US Department of States.
Daftar Isi
Pendahuluan ...4
Tujuan ...6
Peralatan dan Prinsip Kerja...6
Metode Pengukuran ...9
Ambang Batas Konsentrasi Merkuri di Udara...10
Hasil Pengukuran ...11
RSUD Wangaya ...11
RS BaliMed ...13
RS Puri Raharja...15
RS Bhayangkara Polda Bali ...17
RSU Bali Royal ...19
RS Surya Husadha...21
RSUP Sanglah ...23
RSIA Puri Bunda...25
RS Indera Provinsi Bali...27
RSAD Udayana ...29
Kesimpulan dan Rekomendasi...31
Referensi ...34
Lampiran ...35
Lampiran 1. Kompilasi Hasil Pengukuran Uap Hg di Dalam Ruangan di Semua RS...35
Lampiran 2. Denah Rumah Sakit dan Titik-titik Sampling ...38
Lampiran 3. Dokumentasi Kegiatan Pengukuran ...58
Lampiran 4. Data Peralatan yang Mengandung Merkuri di RS di Denpasar Tahun 2010 ..70
Lampiran 5. Kajian Akademis Terkait Bahaya Dental Amalgam Merkuri ...71
Daftar Gambar Gambar 3.1. Prinsip Kerja Portable Mercury Analyzer Lumex RA-915+...7
Gambar 3.2. Diagram Blok Portable Mercury Analyzer Lumex RA-915+ ...8
Daftar Tabel Tabel 5.1. Acuan tindakan untuk konsentrasi merkuri dalam ruangan...8
Tabel 6.1. Hasil Pengukuran di RSUD Wangaya ...11
Tabel 6.2. Hasil Pengukuran di RS BaliMed...13
Tabel 6.3. Hasil Pengukuran di RS Puri Raharja...15
Tabel 6.4. Hasil Pengukuran di RS Bhayangkara Polda Bali ...17
Tabel 6.5. Hasil Pengukuran di RSU Bali Royal...19
Tabel 6.6. Hasil Pengukuran di RS Surya Husadha...21
Tabel 6.7. Hasil Pengukuran di RSUP Sanglah ...23
Tabel 6.8. Hasil Pengukuran di RSIA Puri Bunda...25
Tabel 6.9. Hasil Pengukuran di RS Indera Provinsi Bali...27
4
Studi Baseline
Program Sektor Kesehatan yang Bebas Merkuri dan Pengelolaan
Limbah Medis yang Berkelanjutan
I.
Pendahuluan
Merkuri atau air raksa (Hg), merupakan logam yang berbentuk cairan dalam suhu ruang (25°C). Penggunaan merkuri dalam produk dan proses dalam berbagai bidang sangat luas. Di sektor kesehatan, merkuri antara lain digunakan di klinik gigi untuk perawatan gigi, termometer dan sfigmomanometer. Merkuri bersifat toksik, bioakumulatif, dimana konsentrasinya akan terakumulasi di dalam tubuh, dan menimbulkan dampak yang tak terpulihkan bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Paparan dan konsumsi merkuri yang melebihi batas aman, dapat menyebabkan gangguan pada sistem syaraf, otak, sistem reproduksi, pencernaan, sistem kekebalan tubuh, paru-paru, ginjal, kulit dan mata serta gangguan pertumbuhan pada anak dan cacat lahir pada janin.1
Melalui studi ini, ditemukan bahwa penggunaan peralatan yang mengandung merkuri di fasilitas pelayanan kesehatan merupakan bagian penting dari perawatan dan pelayanan kesehatan. Merkuri dari peralatan terlepas ke lingkungan akibat pecah, adanya kebocoran, atau dalam hal perawatan gigi, menguap saat dibentuk menjadi amalgam atau materi penambal gigi. Lepasan uap merkuri yang cukup ajeg dalam jangka panjang terutama kepada para pekerja/perawat kesehatan, pasien dan pengunjung serta perempuan dan anak-anak beresiko tinggi terhadap kesehatan mereka.
Program Sektor Kesehatan yang Bebas Merkuri dan Pengelolaan Limbah Medis yang Berkelanjutan merupakan salah satu Program dari BaliFokus bekerjasama dengan Health Care Without Harm (HCWH).2
Sejak tahun 1990, HCWH aktif mempromosikan penghapusan merkuri di sektor kesehatan bekerja sama dengan para para praktisi dan profesi di sektor kesehatan, rumah sakit, dan menteri-menteri kesehatan di berbagai negara. Pada tahun 2008 HCWH dan World Health Organization bekerjasama untuk mengkampanyekan penghapusan peralatan medis yang mengandung merkuri terutama termometer dan sfigmomanometer dan menggantinya dengan produk lain yang akurat dan secara ekonomis terjangkau dan tersedia di pasar.
Program Sektor Kesehatan yang Bebas Merkuri dan Pengelolaan Limbah Medis yang Berkelanjutan di Indonesia dimulai dengan Mercury Round Table Forum yang diadakan di 1WHO (2012).Mercury and health.Fact sheet No.361, April 2012.
http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs361/en/index.html
2HCWH merupakan sebuah koalisi internasional yang terdiri dari lebih dari 440 anggota dari 52 negara yang bekerja untuk mengubah sektor kesehatan yang tidak menjadi sumber bahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan ( www.no-harm.org)
Jakarta pada tahun 2010. Pada tahun 2011 BaliFokus melaksanakan studi kajian pengelolaan limbah medis dan peralatan yang mengandung merkuri di 14 RS di Kota Denpasar bekerjasama dengan HCWH dan IPEN (International POPs Elimination Network), sebagai bagian dari kegiatan International SAICM Implementation Program.3 Dari ke-14 RS yang berpartisipasi dalam studi tersebut, sepuluh menyatakan komitmennya untuk berpartisipasi dalam implementasi program lebih jauh.
Selanjutnya BaliFokus bekerjasama dengan Pemerintah Kota Denpasar, yang diwakili oleh Badan Lingkungan Hidup Kota Denpasar, sepakat melaksanakan pilot program ini dengan 10 Rumah Sakit di wilayah kota Denpasar. Kesepuluh Rumah Sakit yang menandatangani Kesepakatan Bersama dan Perjanjian Kerjasama dalam program ini adalah:
1. RSUP Sanglah 2. RSUD Wangaya
3. RS Bhayangkara Denpasar 4. RSAD Udayana
5. RSIA Puri Bunda 6. RS Puri Raharja 7. RSU Bali Royal 8. RS BaliMed 9. RS Surya Husada 10. RS Indera Provinsi Bali
Program kerjasama ini terdiri dari kampanye penggantian peralatan medis yang mengandung merkuri, terutama termometer dan sfigmomanometer secara bertahap. BaliFokus bersama HCWH berperan memfasilitasi implementasi kegiatan dan melaksanakan kegiatan peningkatan kapasitas serta mendorong perubahan kebijakan.
Pada tahun 2012 BaliFokus dan HCWH telah memberikan pelatihan penanganan tumpahan limbah merkuri kepada staf-staf Rumah Sakit yang mengikuti program ini. Saat ini, Program Sektor Kesehatan yang Bebas Merkuri dan Pengelolaan Limbah Medis yang Berkelanjutan di Denpasar telah memasuki tahun ke-2.
Pada tanggal 23 November 2012 ditandatangani perpanjangan Kesepakatan Bersama dan Perjanjian Kerjasama antara BaliFokus, Pemerintah Kota Denpasar, dan 10 Rumah Sakit yang mengikuti program ini. Selain itu, Yayasan BaliFokus bersama dengan PGH (Practice Green Health) telah menyerahkan donasi peralatan medis yang bebas merkuri dari kepada 10 Rumah Sakit yang mengikuti program ini.
Bentuk kerjasama lainnya dalam Program ini, adalah pemantauan kandungan merkuri di udara dalam ruangan di beberapa titik sampel yang disepakati di Rumah Sakit mitra program. Pengukuran baseline dilakukan untuk digunakan sebagai acuan dan akan dilakukan
3BaliFokus. (2011). Medical Waste Management and Mercury in Health Sector Assessment and its Alternatives
6 lagi 6 bulan kemudian untuk memantau kemajuan dan efektifitas pelaksanaan phase-out peralatan berbasis merkuri di rumah sakit.
II.
Tujuan
Tujuan dari Kegiatan Pengukuran Konsentrasi Merkuri (Hg) di Udara Dalam Ruangan di 10 Rumah Sakit di Kota Denpasar ini adalah:
1. Memantau konsentrasi merkuri (Hg) di udara di dalam ruangan di beberapa titik sampel yang disepakai di Rumah Sakit mitra Program Sektor Kesehatan yang Bebas Merkuri dan Pengelolaan Limbah Medis yang Berkelanjutan di Kota Denpasar.
2. Mengukur efektifitas program eliminasi peralatan medis yang mengandung merkuri di Rumah Sakit mitra program.
3. Memberikan rekomendasi perbaikan untuk mencapai target dalam Rencana Aksi yang disusun rumah sakit yang bersangkkutan dalam program ini.
III.
Peralatan dan Prinsip Kerja
Pengukuran dilakukan di beberapa titik sampel yang disepakati di dalam kawasan Rumah Sakit dengan menggunakan peralatanPortable Mercury Analyzer Lumex RA-915+.
Portable Mercury Analyzer Lumex RA-915+
Peralatan peralatan Portable Mercury Analyzer Lumex RA-915+ bekerja berdasarkan prinsip spektrometri serapan atom Zeeman dengan modulasi frekuensi tinggi pada polarisasi cahaya (ZAAS-HFM, differential Zeeman Atomic Absorption Spectrometry using High Frequency Modulation of light polarization). Peralatan ini dirancang untuk mengukur konsentrasi uap merkuri di udara, termasuk udara ambien, gas alam, dan emisi industri.
Gambar 3.1 menyajikan prinsip kerja alat ukur uap merkuri dalam studi ini, Portable Mercury Analyzer Lumex RA-915+.
Gambar 3.1. Prinsip Kerja Portable Mercury Analyzer Lumex RA-915+
Alat ini bekerja dengan menggunakan sumber radiasi yang berupa lampu merkuri yang ditempatkan dalam medan magnet permanen (H). Sinar merkuri yang memiliki panjang gelombang λ = 254 nm dibagi menjadi tiga komponen Zeeman yang terpolarisasi yaitu π, σ-, dan, σ+. Ketika radiasi cahaya ini menyebar sepanjang arah medan magnet, photodetector hanya akan mendeteksi radiasi dari komponen σ-, dimana salah satu dari komponen ini akan jatuh dalam profil garis penyerapan dan yang lain akan berada di luar profil tersebut. Ketika uap merkuri tidak terdapat dalam sel analitis, intensitas radiasi dari kedua komponen σ-tersebut akan sama. Ketika serapan atom muncul dalam sel, perbedaan intensitas dari komponen sinar σ- akan meningkat seiring dengan peningkatan konsentrasi uap merkuri.
Di dalam alat ini, komponen-komponen σ- akan dipisahkan oleh modulator polarisasi. Karena pergeseran spektrum cahaya komponen σ- secara signifikan lebih kecil daripada lebar pita penyerapan molekul dan spektrum sebaran cahayanya, maka serapan dari komponen pengganggu lainnya tidak akan mempengaruhi bacaan pada alat ini. Untuk meningkatkan sensitivitas dari alat ini, terdapat sebuah sel multi-path dengan panjang efektif sekitar 10 meter.
Gambar 3.2 pada halaman berikut menyajikan diagram blokPortable Mercury Analyzer Lumex RA-915+.
8 Gambar 3.2. Diagram Blok Portable Mercury Analyzer Lumex RA-915+
Keterangan:
1) Lampu EDL merkuri
2) Pembangkit frekuensi tinggi 3) Modulator polarisasi 4) Unit pengatur modulator 5) Sel multi-path
6) Photodetector
7) Unit pengolah sinyal elektronik 8) Built-in microprocessor
9) Unit kontrol dan layar bacaan 10) Unit penukar aliran udara 11) Filter penyerap
12) Pompa udara sel multi-path
13) Sel single-path atau sel tambahan eksternal 14) Pompa udara sel single-path
Prinsip kerja alat ini dapat dilihat pada diagram blok pada Gambar 3.2 diatas, dimana Lampu EDL merkuri (1), yang ditempatkan diantara kutub magnet dibangkitkan dengan pembangkit frekuensi tinggi (2). Kemudian cahaya yang dihasilkan akan melalui modulator polarisasi (3), dimana diatur oleh unit pengatur modulator (4), sel multi-path (5), sel single-path (13) dan dideteksi oleh photodetector (6). Sinyal dari photodetector kemudian akan diterima oleh unit pengolah sinyal elektronik (7), dimana sinyal akan terbagi berdasarkan frekuensi modulasinya, dan sinyal yang akan dianalisa akan terbentuk. Sinyal yang dianalisa akan diolah menjadi data digital dan menuju kebuilt-in microprocessor (8) untuk pengolahan data final.
IV.
Metode Pengukuran
Pemantauan kandungan merkuri di udara ini dilakukan di dalam ruangan di beberapa titik sampel yang disepakati di 10 Rumah Sakit yang mengikuti program. Selain itu, pengukuran juga disesuaikan dengan Rencana Aksi masing-masing rumah sakit.
Pengukuran dilakukan dengan pembacaan langsung di lapangan, dimana Portable Mercury Analyzer akan melakukan pembacaan langsung konsentrasi merkuri di udara dan menampilkan hasil pembacaan setiap 10 detik, kemudian setelah pembacaan selama tiga kali 10 detik, dilayar akan ditampilkan hasil rata-rata konsentrasi merkuri di udara pada saat pemantauan.
Konsentrasi uap merkuri di udara juga dipengaruhi oleh faktor iklim dan cuaca. Oleh karena itu, di setiap titik sampel yang dipantau dilakukan juga pencatatan data pelengkap yaitu suhu udara, kelembaban udara, dan kecepatan angin. Data pelengkap ini bisa digunakan untuk analisis lebih lanjut, apabila diperlukan.
Secara umum, Portable Mercury Analyzer ini mampu mendeteksi konsentrasi yang lebih tinggi dari uap merkuri di udara di lokasi dengan suhu yang lebih tinggi. Panas dapat menyebabkan merkuri menguap atau lebih mudah menguap, yang berarti bahwa uap merkuri akan lebih "tersedia" dideteksi oleh alat ini. Namun, Portable Mercury Analyzer ini tidak selalu bergantung pada suhu yang lebih tinggi untuk melakukan pembacaan uap merkuri di udara. Selama uap merkuri hadir di udara di lokasi pengukuran, Portable Mercury Analyzer mampu mendeteksinya.
10
V.
Ambang Batas Konsentrasi Merkuri di Udara
Arahan Departemen Kesehatan dan Pelayanan Masyarakat Amerika Serikat4 untuk tindakan yang harus dilakukan berdasarkan konsentrasi merkuri di dalam ruangan yang terukur disajikan dalam Tabel 5.1 berikut ini:
Tabel 5.1. Acuan tindakan untuk konsentrasi merkuri dalam ruangan
Konsentrasi Tindakan
< 1.000 nanogram/m3 Aman
1.000 – 10.000 nanogram/m3 Siap-siap untuk evakuasi > 10.000 nanogram/m3 Evakuasi/isolasi
Menurut Departemen Tenaga Kerja Amerika Serikat5, tingkat paparan merkuri yang diizinkan dalam lingkungan kerja adalah 10.000 ng/m3 merkuri dalam bentuk senyawa alkil dalam 8 jam kerja, dan 100.000 ng/m3 merkuri dalam bentuk senyawa aril dan anorganik dalam 8 jam kerja.
Sementara itu standar yang ditetapkan Kementerian Tenaga Kerja Republik Indonesia melalui Surat Edaran No. SE-01/MENAKER/1997 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Kimia di Tempat Kerja memuat diantaranya ambang batas paparan merkuri (dalam Tabel 5 Lampiran Surat Edaran). Nilai Ambang Batas air raksa sebagai alkil tidak ada acuan, sedangkan dalam bentuk senyawa aril adalah sebesar 100.000 ng/m3 dan sebagai Hg adalah 25.000 ng/m3. Untuk keperluan studi baseline ini, nilai ambang batas merkuri sebagai alkil yang dipakai adalah angka Departemen Tenaga Kerja AS, yaitu 10.000 ng/m3.
4Department of Health and Human Services, USA. (2012). Action Levels For Elemental Mercury Spills. Chemical-Specific Health Consultation for Joint EPA/ATSDR National Mercury Cleanup Policy Workgroup. March 22,
http://www.atsdr.cdc.gov/emergency_response/Action_Levels_for_Elemental_Mercury_Spills_2012.pdf 5Occupational Safety and Health Administration, Department of Labour, USA.
VI.
Hasil Pengukuran
6.1.RSUD WangayaTabel 6.1. Hasil Pengukuran di RSUD Wangaya
No Titik Sampling Waktu Sampling (hari,jam) Bacaan Langsung[Hg] (ng/m3)
1 IPSRS 1 3 April 2013 09:22 WITA 256
2 IPSRS 2 3 April 2013 09:35 WITA 437
3 Workshop IPSRS 3 April 2013 09:30 WITA 564
4 Penyimpanan Sementara 3 April 2013 09:46 WITA 188
5 Nurse Station Bangsal Anak 3 April 2013 09:57 WITA 724
6 Bangsal Anak kelas 2 3 April 2013 10.01 WITA 195
7 Bangsal Anak kelas 3 3 April 2013 10.06 WITA 427
8 Bangsal Ibu (R. Dara) 3 April 2013 10.13 WITA 69
9 Poli Gigi 1 3 April 2013 10.19 WITA 852
10 Poli Gigi 2 3 April 2013 10.23 WITA 1049
11 Poli Gigi 3 3 April 2013 10.27 WITA 1082
Keterangan:
Hijauuntuk konsentrasi merkuri < 1000 ng/m3
Kuninguntuk konsentrasi merkuri 1000 – 10.000 ng/m3 Merahuntuk konsentrasi merkuri > 10.000 ng/m3
12 Tabel 6.1 di atas menunjukkan hasil pengukuran konsentrasi merkuri di beberapa titik sampel di RSUD Wangaya. Konsentrasi merkuri tertinggi adalah di ruangan poliklinik gigi (titik nomor 10 dan 11). Walaupun poliklinik gigi RSUD Wangaya sudah tidak menggunakan amalgam merkuri, ditemukan botol amalgam merkuri yang tidak digunakan dan masih disimpan di dalam lemari di ruang Poliklinik Gigi. Konsentrasi merkuri di ruangan Poliklinik Gigi diduga juga berasal dari praktek penggantian tambalan lama pasien yang masih menggunakan amalgam merkuri. Konsentrasi merkuri di Poliklinik Gigi masih berada di bawah ambang batas 10.000 ng/m3, namun perlu mendapat perhatian agar konsentrasi merkuri dapat diturunkan, yaitu dengan tidak menyimpan lagi amalgam merkuri yang sudah tidak dipergunakan lagi di ruang poliklinik gigi dan menyediakan ventilasi atau sirkulasi udara yang memadai.
Konsentrasi merkuri di titik sampel yang lainnya di RSUD Wangaya masih di berada batas aman dibawah 1.000 ng/m3, namun berhubung di RSUD Wangaya masih menggunakan peralatan medis yang mengandung merkuri, maka masih terdapat kemungkinan insiden kerusakan/pecahnya peralatan medis yang mengandung merkuri tersebut dan bisa mengakibatkan meningkatnya konsentrasi merkuri di udara.
Pergantian peralatan medis yang mengandung merkuri dengan alternatif peralatan medis lain yang tidak mengandung merkuri disarankan untuk segera dilakukan secara bertahap sesuai Rencana Aksi RS Wangaya dalam mencapai target program ini.
6.2. RS BaliMed
Tabel 6.2. Hasil Pengukuran di RS BaliMed
No Titik Sampling Waktu Sampling (hari,jam) Bacaan Langsung[Hg] (ng/m3)
1 Nurse Station Lt. 4 3 April 2013 11:28 WITA 108
2 Gudang Lt. 4 3 April 2013 11:35 WITA 129
3 Ruang Bayi 3 April 2013 11:51 WITA 372
4 Ruamg Ibu/Nifas 3 April 2013 12:01 WITA 226
5 Bangsal Anak 3 April 2013 12:05 WITA 145
6 Poli Gigi 1 3 April 2013 12:10 WITA 117
7 Poli Gigi 2 3 April 2013 12:15 WITA 131
8 Gudang Lt. 1 3 April 2013 12:24 WITA 77
9 Ruang Teknisi 3 April 2013 12:30 WITA 77
10 UGD 3 April 2013 12:36 WITA 2947
11 Ruang Tunggu Lt 1 3 April 2013 12:42 WITA 108
Keterangan:
Hijauuntuk konsentrasi merkuri < 1000 ng/m3
Kuninguntuk konsentrasi merkuri 1000 – 10.000 ng/m3 Merahuntuk konsentrasi merkuri > 10.000 ng/m3
Tabel 6.2 di atas menunjukkan hasil pengukuran konsentrasi merkuri di beberapa titik sampel di RS BaliMed. Konsentrasi merkuri tertinggi adalah di ruangan UGD (titik nomor 10). Sfigmomanometer merkuri masih digunakan di ruangan UGD RS BaliMed. Konsentrasi merkuri yang tinggi di ruangan UGD ini diduga disebabkan oleh adanya kebocoran pada sfigmomanometer merkuri yang digunakan di ruang tersebut.
14 Hasil pengukuran konsentrasi merkuri di RS BaliMed yang mengejutkan adalah di ruang bayi (titik nomor 3). Konsentrasi merkuri di ruang bayi di RS BaliMed cukup tinggi dibandingkan dengan ruangan yang lain. Konsentrasi merkuri di ruang bayi ini diduga disebabkan oleh kebocoran lampu CFL yang digunakan di ruangan bayi karena tidak terdapat peralatan medis yang mengandung merkuri di ruangan tersebut. Namun demikian pengecekan lebih detail diperlukan mengingat bayi merupakan kelompok yang rentan dan sangat sensitif.
Konsentrasi merkuri di titik sampel yang lainnya di RS BaliMed masih di berada batas aman dibawah 1.000 ng/m3, namun berhubung di RS BaliMed masih menggunakan peralatan medis yang mengandung merkuri, khususnya sfigmomanometer merkuri, maka masih terdapat kemungkinan insiden kerusakan/pecahnya peralatan medis yang mengandung merkuri tersebut dan bisa mengakibatkan meningkatnya konsentrasi merkuri di udara.
Pihak Manajemen RS BaliMed saat ini sudah mulai melakukan pergantian alat medis yang mengandung merkuri, dimana sudah tidak menggunakan lagi termometer merkuri, dan secara bertahap mulai melakukan pergantian sfigmomanometer merkuri sesuai Rencana Aksi.
6.3. RS Puri Raharja
Tabel 6.3. Hasil Pengukuran di RS Puri Raharja
No Titik Sampling Waktu Sampling (hari, jam) Bacaan Langsung[Hg] (ng/m3)
1 Poli Gigi 3 April 2013 13:46 WITA 49
2 Ruang Bayi 3 April 2013 13:54 WITA 48
3 Ruang Bersalin 3 April 2013 14:00 WITA 68
4 Ruang Engineering 3 April 2013 14:06 WITA 23
5 Penyimpanan Limbah B3
Sementara 3 April 2013 14:18 WITA 442
6 Nurse Station Lt 2 3 April 2013 14:25 WITA 30
7 Ruang Rawat Lt 2 3 April 2013 14:31 WITA 23
8 Koridor Lt 2 3 April 2013 14:36 WITA <20
9 UGD 1 3 April 2013 14:43 WITA 268
10 UGD 2 3 April 2013 14:46 WITA 212
Keterangan:
Hijauuntuk konsentrasi merkuri < 1000 ng/m3
Kuninguntuk konsentrasi merkuri 1000 – 10.000 ng/m3 Merahuntuk konsentrasi merkuri > 10.000 ng/m3
Tabel 6.3 di atas menunjukkan hasil pengukuran konsentrasi merkuri di beberapa titik sampel di RS Puri Raharja. Konsentrasi merkuri di beberapa titik sampel di RS Puri Raharja berada di bawah batas aman, yaitu dibawah 1.000 ng/m3. Konsentrasi merkuri tertinggi adalah di ruangan penyimpanan sementara limbah merkuri (titik nomor 5), tempat penyimpanan semua karkas/limbah alat medis yang mengandung merkuri. Meski masih di bawah 1.000 ng/m3, hal ini menunjukkan bahwa pengemasan karkas/limbah yang
16 mengandung merkuri belum optimal dan tidak kedap sehingga masih ada uap merkuri yang terlepas ke lingkungan.
Pihak manajemen RS Puri Raharja saat ini sudah mulai melakukan pergantian alat medis yang mengandung merkuri. Termometer merkuri sudah tidak lagi digunakan di RS Puri Raharja dan pihak manajemen RS Puri Raharja sudah mulai melakukan pergantian sfigmomanometer berbasis merkuri dengan alat berbasis non-merkuri secara bertahap.
6.4.RS Bhayangkara Polda Bali
Tabel 6.4. Hasil Pengukuran di RS Bhayangkara Polda Bali
No Titik Sampling Waktu Sampling (hari,jam) Bacaan Langsung[Hg] (ng/m3)
1 TPS Limbah 4 April 2013 09:55 WITA <20
2 UGD 1 4 April 2013 10:03 WITA 2652
3 UGD 2 4 April 2013 10:10 WITA 2616
4 Poli Gigi 1 4 April 2013 10:16 WITA 367
5 Poli Gigi 2 4 April 2013 10:20 WITA 638
6 Ruang Ibu 4 April 2013 10:25 WITA 101
7 Poli Anak 4 April 2013 10:29 WITA 237
8 Nurse Station Lt 2 4 April 2013 10:34 WITA <20
9 Ruang Rawat 1 4 April 2013 10:41 WITA 58
10 Ruang Rawat 2 4 April 2013 10:48 WITA 146
Keterangan:
Hijauuntuk konsentrasi merkuri < 1000 ng/m3
Kuninguntuk konsentrasi merkuri 1000 – 10.000 ng/m3 Merahuntuk konsentrasi merkuri > 10.000 ng/m3
Tabel 6.4 di atas menunjukkan hasil pengukuran konsentrasi merkuri di beberapa titik sampel di RS Bhayangkara Polda Bali. Konsentrasi merkuri tertinggi adalah di ruangan UGD (titik nomor 2 dan 3). Beberapa sfigmomanometer merkuri dan termometer merkuri masih digunakan di ruangan UGD RS Bhayangkara Polda Bali. Konsentrasi merkuri yang tinggi di ruangan UGD ini diduga disebabkan oleh adanya kebocoran pada peralatan medis yang mengandung merkuri yang masih digunakan.
18 Konsentrasi merkuri di poliklinik gigi (titik nomor 4 dan 5), di RS Bhayangkara Polda Balijuga cukup tinggi. Walaupun poliklinik gigi sudah tidak menggunakan amalgam merkuri, konsentrasi merkuri yang cukup tinggi di ruangan poliklinik gigi diduga berasal dari praktek penggantian tambalan lama pasien yang masih menggunakan amalgam merkuri.
Sebagian besar konsentrasi merkuri di titik sampel yang lainnya di RS Bhayangkara Polda Bali masih di berada batas aman dibawah 1.000 ng/m3, namun berhubung di RS Bhayangkara Polda Bali masih menggunakan peralatan medis yang mengandung merkuri, maka masih terdapat kemungkinan insiden kerusakan/pecahnya peralatan medis yang mengandung merkuri tersebut dan bisa mengakibatkan meningkatnya konsentrasi merkuri di udara. Pergantian peralatan medis yang mengandung merkuri dengan alternatif peralatan medis lain yang tidak mengandung merkuri disarankan untuk segera dilakukan secara bertahap sesuai dengan Rencana Aksi.
Pergantian peralatan medis merkuri ke peralatan medis non-merkuri di RS Bhayangkara Polda Bali ini terhambat dikarenakan untuk pengadaan alat medis langsung dipasok dari pusat (POLRI). Saat ini Pusat Kesehatan POLRI belum memiliki kebijakan pemasokan alat medis non-merkuri.
6.5.RSU Bali Royal
Tabel 6.5. Hasil Pengukuran di RSU Bali Royal
No Titik Sampling Waktu Sampling (hari,jam) Bacaan Langsung[Hg] (ng/m3) 1 Penyimpanan Sementara 4 April 2013 11:33 WITA 346
2 Workshop Engineering 4 April 2013 11:39 WITA 187
3 Poli Gigi 1 4 April 2013 11:46 WITA 43
4 Poli Gigi 2 4 April 2013 11:50 WITA 63
5 UGD 1 4 April 2013 11:55 WITA 34
6 UGD 2 4 April 2013 11:59 WITA 27
7 Nurse Station Lt 2 1 4 April 2013 12:05 WITA 159
8 Nurse Station Lt 2 2 4 April 2013 12:09 WITA 111
9 Ruang Bayi 4 April 2013 12:15 WITA <20
10 Koridor Lt 3 4 April 2013 12:22 WITA 43
11 Ruang Rawat Lt 3 4 April 2013 12:26 WITA 28
Keterangan:
Hijauuntuk konsentrasi merkuri < 1000 ng/m3
Kuninguntuk konsentrasi merkuri 1000 – 10.000 ng/m3 Merahuntuk konsentrasi merkuri > 10.000 ng/m3
Tabel 6.5 di atas menunjukkan hasil pengukuran konsentrasi merkuri di beberapa titik sampel di RSU Bali Royal. Konsentrasi merkuri di beberapa titik sampel di RSU Bali Royal masih berada dibawah batas aman, yaitu dibawah 1.000 ng/m3. Konsentrasi merkuri tertinggi adalah di ruangan penyimpanan sementara limbah merkuri (titik nomor 1), dimana disimpan semua limbah alat medis yang mengandung merkuri. Hal ini menunjukkan
20 pengemasan limbah/karkas belum optimal sehingga masih ada lepasan merkuri ke lingkungan.
Pihak manajemen RSU Bali Royal saat ini sudah mulai melakukan pergantian alat medis yang mengandung merkuri menjadi alat medis non-merkuri secara bertahap sesuai dengan Rencana Aksi yang telah disusun.
6.6. RS Surya Husadha
Tabel 6.6. Hasil Pengukuran di RS Surya Husadha
No Titik Sampling Waktu Sampling (hari,jam) Bacaan Langsung[Hg] (ng/m3)
1 Nurse Station Lt 4 4 April 2013 13:26 WITA <20
2 Ruang Rawat Lt 3 4 April 2013 13:32 WITA 82
3 Ruang Bayi 4 April 2013 13:38 WITA 106
4 Poli Gigi 1 4 April 2013 13:45 WITA 355
5 Poli Gigi 2 4 April 2013 13:49 WITA 353
6 Ruang Rawat Lt 2 4 April 2013 13:53 WITA 297
7 Poli Anak 4 April 2013 13:58 WITA 313
8 Koridor Lt 2 4 April 2013 14:02 WITA 177
9 UGD 1 4 April 2013 14:08 WITA 119
10 UGD 2 4 April 2013 14:12 WITA 44
11 Workshop/Bengkel 4 April 2013 14:22 WITA 257
Keterangan:
Hijauuntuk konsentrasi merkuri < 1000 ng/m3
Kuninguntuk konsentrasi merkuri 1000 – 10.000 ng/m3 Merahuntuk konsentrasi merkuri > 10.000 ng/m3
Tabel 6.6 di atas menunjukkan hasil pengukuran konsentrasi merkuri di beberapa titik sampel di RS Surya Husada. Konsentrasi merkuri di beberapa titik sampel di RS Surya Husada masih berada dibawah batas aman, yaitu dibawah 1000 ng/m3.
22 Konsentrasi merkuri tertinggi adalah di poliklinik gigi (titik nomor 4 dan 5). Walaupun poliklinik gigi di RS Surya Husada sudah tidak menggunakan amalgam merkuri, konsentrasi merkuri yang cukup tinggi di ruangan poliklinik gigi diduga berasal dari praktek penggantian tambalan lama pasien yang masih menggunakan amalgam merkuri.
Pihak manajemen RS Surya Husada saat ini sudah mulai melakukan pergantian alat medis yang mengandung merkuri. Termometer merkuri sudah tidak lagi digunakan di RS Surya Husada dan pihak manajemen RS Surya Husada sudah mulai melakukan pergantian sfigmomanometer merkuri menjadi sfigmomanometer non-merkuri secara bertahap sesuai dengan Rencana Aksi.
6.7. RSUP Sanglah
Tabel 6.7. Hasil Pengukuran di RSUP Sanglah
No Titik Sampling Waktu Sampling (hari,jam) Bacaan Langsung[Hg] (ng/m3)
1 Penyimpanan Sementara 8 April 2013 11:49 WITA 22
2 Workshop 8 April 2013 11:57 WITA 1508
3 Ruang Kalibrasi 8 April 2013 12:02 WITA 17280
4 Bangsal Anak 8 April 2013 12:08 WITA <20
5 Ruang Bayi 8 April 2013 12:15 WITA 676
6 Poli Gigi 1 8 April 2013 12:26 WITA 144
7 Poli Gigi 2 8 April 2013 12:30 WITA 144
8 UGD 1 8 April 2013 12:37 WITA 4370
9 UGD 2 8 April 2013 12:41 WITA 4054
10 Poli Kebidanan 8 April 2013 12:47 WITA <20
11 Ruang Tunggu Amerta 8 April 2013 12:51 WITA 50
Keterangan:
Hijauuntuk konsentrasi merkuri < 1000 ng/m3
Kuninguntuk konsentrasi merkuri 1000 – 10.000 ng/m3 Merahuntuk konsentrasi merkuri > 10.000 ng/m3
Tabel 6.7 di atas menunjukkan hasil pengukuran konsentrasi merkuri di beberapa titik di RSUP Sanglah.
Konsentrasi merkuri tertinggi adalah di ruangan workshop (titik nomor 2) dan ruangan kalibrasi (titik nomor 3). Konsentrasi merkuri di ruangan kalibrasi berada di atas ambang batas 10.000 ng/m3. Konsentrasi merkuri yang tinggi di ruangan workshop dan kalibrasi ini diduga disebabkan oleh sfigmomanometer merkuri yang diperbaiki dan dikalibrasi di ruangan ini. Petugas kalibrasi sangat rawan terpapar uap merkuri. Petugas
24 disarankan untuk diperiksa kondisi kesehatannya dengan mengukur kandungan merkuri di rambut, urin dan darah petugas.
Konsentrasi merkuri tertinggi yang lainnya adalah di ruangan UGD (titik nomor 8 dan 9). Sfigmomanometer merkuri masih digunakan di ruangan UGD RSUP Sanglah. Konsentrasi merkuri yang tinggi di ruangan UGD ini diduga disebabkan oleh adanya kebocoran pada sfigmomanometer merkuri yang masih digunakan tersebut.
Hasil pengukuran konsentrasi merkuri di RSUP Sanglah yang mengejutkan adalah di ruang bayi (titik nomor 5). Konsentrasi merkuri di ruang bayi di RSUP Sanglah cukup tinggi dibandingkan dengan konsentrasi di ruangan yang lain. Konsentrasi merkuri di ruang bayi ini diduga disebabkan oleh kebocoran pada lampu CFL yang digunakan di ruangan bayi, karena tidak terdapat peralatan medis yang mengandung merkuri di ruangan tersebut. Namun demikian, sebagaimana halnya ditemukan di rumah sakit lain, diperlukan penelitian lebih jauh untuk mengidentifikasi potensi sumber lepasan merkuri.
Konsentrasi merkuri di titik sampel yang lainnya di RSUP Sanglah masih di berada batas aman dibawah 1.000 ng/m3, namun berhubung di RSUP Sanglah masih menggunakan peralatan medis yang mengandung merkuri, maka masih terdapat kemungkinan insiden kerusakan/pecahnya peralatan medis yang mengandung merkuri tersebut dan bisa mengakibatkan meningkatnya konsentrasi merkuri di udara. Pergantian peralatan medis yang mengandung merkuri dengan alternatif peralatan medis lain yang tidak mengandung merkuri disarankan untuk segera dilakukan.
6.8. RSIA Puri Bunda
Tabel 6.7. Hasil Pengukuran di RSIA Puri Bunda
No Titik Sampling Waktu Sampling (hari,jam) Bacaan Langsung[Hg] (ng/m3)
1 Nurse Station Lt 3 8 April 2013 14:08 WITA <20
2 Bangsal Anak Lt 3 8 April 2013 14:13 WITA <20
3 Poli Gigi 1 9 April 2013 09:48 WITA 47
4 Poli Gigi 2 9 April 2013 09:52 WITA 81
5 Penyimpanan Sementara 9 April 2013 09:57 WITA 36
6 Ruang Engineering 9 April 2013 10:03 WITA 335
7 UGD 1 9 April 2013 10:14 WITA 38
8 UGD 2 9 April 2013 10:17 WITA 53
9 Ruang Bayi 1 9 April 2013 10:22 WITA 38
10 Ruang Bayi 2 9 April 2013 10:26 WITA 47
Keterangan:
Hijauuntuk konsentrasi merkuri < 1000 ng/m3
Kuninguntuk konsentrasi merkuri 1000 – 10.000 ng/m3 Merahuntuk konsentrasi merkuri > 10.000 ng/m3
Tabel 6.8 di atas menunjukkan hasil pengukuran konsentrasi merkuri di beberapa titik di RSIA Puri Bunda. Konsentrasi merkuri di beberapa titik sampel di RSIA Puri Bunda masih berada dibawah batas aman, yaitu dibawah 1.000 ng/m3. Konsentrasi merkuri tertinggi adalah di ruangan bengkel/engineering (titik nomor 6). Konsentrasi merkuri di ruangan bengkel/engineering ini diduga disebabkan oleh lampu CFL yang sudah rusak yang masih disimpan di ruangan tersebut.
26 Konsentrasi merkuri di beberapa titik sampel di RSIA Puri Bunda masih di berada batas aman dibawah 1.000 ng/m3, namun berhubung di RSIA Puri Bunda masih menggunakan peralatan medis yang mengandung merkuri, maka masih terdapat kemungkinan insiden kerusakan/pecahnya peralatan medis yang mengandung merkuri tersebut dan bisa mengakibatkan meningkatnya konsentrasi merkuri di udara. Pergantian peralatan medis yang mengandung merkuri dengan alternatif peralatan medis lain yang tidak mengandung merkuri disarankan untuk segera dilakukan secara bertahap sesuai dengan Rencana Aksi.
6.9.RS Indera Provinsi Bali
Table 6.9. Hasil Pengukuran di RS Indera Provinsi Bali
No Titik Sampling Waktu Sampling (hari,jam) Bacaan Langsung[Hg] (ng/m3)
1 Poli THT 11 April 2013 10:38 WITA 132
2 Poli Kulit 11 April 2013 10:47 WITA 50
3 UGD 1 11 April 2013 10:52 WITA 40
4 UGD 2 11 April 2013 10:56 WITA 41
5 R Rawat Lt 2 11 April 2013 11:02 WITA <20
6 Koridor Lt 2 11 April 2013 11:06 WITA <20
7 Koridor Lt 3 11 April 2013 11:11 WITA <20
8 R Rawat Lt 3 11 April 2013 11:14 WITA 174
Keterangan:
Hijauuntuk konsentrasi merkuri < 1000 ng/m3
Kuninguntuk konsentrasi merkuri 1000 – 10.000 ng/m3 Merahuntuk konsentrasi merkuri > 10.000 ng/m3
Tabel 6.9 di atas menunjukkan hasil pengukuran konsentrasi merkuri di beberapa titik sampel di RS Indera Provinsi Bali. Konsentrasi merkuri di beberapa titik sampel di RS Indera Provinsi Bali masih berada dibawah batas aman, yaitu dibawah 1.000 ng/m3.
Konsentrasi merkuri di beberapa titik sampel di RS Indera Provinsi Bali masih di berada batas aman dibawah 1.000 ng/m3, namun berhubung di RS Indera Provinsi Bali masih menggunakan peralatan medis yang mengandung merkuri, maka masih terdapat kemungkinan insiden kerusakan/pecahnya peralatan medis yang mengandung merkuri
28 tersebut dan bisa mengakibatkan meningkatnya konsentrasi merkuri di udara. Pergantian peralatan medis yang mengandung merkuri dengan alternatif peralatan medis lain yang tidak mengandung merkuri disarankan untuk segera dilakukan secara bertahap sesuai dengan Rencana Aksi.
6.10. RSAD Udayana
Tabel 6.10. Hasil Pengukuran di RSAD Udayana
No Titik Sampling Waktu Sampling (hari, jam) Bacaan Langsung[Hg] (ng/m3) 1 Ruang Teknisi/Workshop 24 April 2013 11:23 WITA 3549
2 Poli Gigi 1 24 April 2013 11:29 WITA 616
3 Poli Gigi 2 24 April 2013 11:34 WITA 801
4 UGD 1 24 April 2013 11:42 WITA 167
5 UGD 2 24 April 2013 11:45 WITA 119
6 Nurse Station 24 April 2013 11:52 WITA 41
7 Ruang Rawat Anak 24 April 2013 11:58 WITA 71
8 Koridor 24 April 2013 12:03 WITA 38
9 Ruang Rawat Ibu 24 April 2013 12:08 WITA 270
10 R Penyimpanan 24 April 2013 12:24 WITA 367
Keterangan:
Hijauuntuk konsentrasi merkuri < 1000 ng/m3
Kuninguntuk konsentrasi merkuri 1000 – 10.000 ng/m3 Merahuntuk konsentrasi merkuri > 10.000 ng/m3
Tabel 6.10 diatas menunjukkan hasil pengukuran konsentrasi merkuri di beberapa titik sampel di RSAD Udayana. Konsentrasi merkuri tertinggi adalah di ruangan teknisi/workshop (titik nomor 1). Konsentrasi merkuri yang tinggi di ruangan teknisi/workshop ini diduga disebabkan oleh sfigmomanometer merkuri yang diperbaiki dan dikalibrasi di ruangan ini.
Konsentrasi merkuri yang cukup tinggi lainnya adalah di ruangan poliklinik gigi (titik nomor 2 dan 3). Walaupun poliklinik gigi RSAD Udayana sudah tidak menggunakan
30 amalgam merkuri, namun masih terdapat amalgam merkuri yang tidak digunakan dan masih disimpan di ruangan poliklinik gigi. Konsentrasi merkuri di ruangan poliklinik gigi diduga juga berasal dari praktek penggantian tambalan lama pasien yang masih menggunakan amalgam merkuri. Konsentrasi merkuri di poliklinik gigi masih berada di bawah ambang batas 10.000 ng/m3, namun perlu mendapat perhatian supaya konsentrasi merkuri dapat diturunkan, yaitu dengan tidak menyimpan lagi amalgam merkuri yang sudah tidak dipergunakan lagi di ruang poliklinik gigi.
Konsentrasi merkuri di titik sampel yang lainnya di RSAD Udayana masih di berada batas aman dibawah 1.000 ng/m3, namun berhubung di RSAD Udayana masih menggunakan peralatan medis yang mengandung merkuri, maka masih terdapat kemungkinan insiden kerusakan/pecahnya peralatan medis yang mengandung merkuri tersebut dan bisa mengakibatkan meningkatnya konsentrasi merkuri di udara. Pergantian peralatan medis yang mengandung merkuri dengan alternatif peralatan medis lain yang tidak mengandung merkuri disarankan untuk segera dilakukan secara bertahap sesuai Rencana Aksi.
Pergantian peralatan medis merkuri ke peralatan medis non-merkuri di RSAD Udayana ini terhambat dikarenakan untuk pengadaan alat medis langsung dipasok dari pusat (TNI), dimana dari pusat belum ada pemasokan alat medis non-merkuri.
VII.
Kesimpulan dan Rekomendasi
KesimpulanDari hasil pemantauan kandungan merkuri di udara di beberapa titik sampel di 10 Rumah Sakit dalam Program Sektor Kesehatan yang Bebas Merkuri dan Pengelolaan Limbah Medis yang Berkelanjutan, diperoleh kesimpulan dan rekomendasi sebagai berikut:
1. Sekitar 90.30% hasil pengukuran konsentrasi merkuri di 103 titik sampel di 10 Rumah Sakit mitra Program Sektor Kesehatan yang Bebas Merkuri dan Pengelolaan Limbah Medis yang Berkelanjutan berada di bawah nilai ambang batas 1000 ng/m3.
2.
Sekitar 8.74% hasil pengukuran berada di antara 1000 sampai 10.000 ng/m3.
3. Satu titik sampling atau sekitar 0.97% hasil pengukuran berada di atas 10.000 ng/m3. 17.280 ng/m3di ruang Kalibrasi RS Sanglah atau sekitar 17 kali lipat batas aman.
4. Titik-titik yang diidentifikasi memiliki konsentrasi uap merkuri di antara 1000-10,000 nanogram/m3adalah:
- Ruang UGD Bhayangkara, BaliMed dan Sanglah. uap Hg yang tertinggi adalah di UGD RS Sanglah 4370 ng/m3.
- Ruang Poli Gigi Wangaya dengan konsentrasi uap Hg sebesar 1.082 dan 1049 ng/m3. - Ruang Workshop Sanglah dan Udayana dengan konsentrasi sebesar 3549 dam 1508
ng/m3.
5. Studi baseline ini dapat dijadikan acuan untuk memantau efektifitas implementasi rencana aksi rumah sakit untuk menghapuskan peralatan yang mengandung merkuri sesuai target dalam Rencana Aksi masing-masing.
6. Masa beroperasi rumah sakit turut mempengaruhi konsentrasi uap Hg dalam ruangan. 7. Hasil pengukuran dapat di uji silang dengan inventory alat kesehatan berbasis merkuri
32 Rekomendasi
1. Kondisi peralatan yang mengandung merkuri yang masih digunakan harus diperiksa secara berkala untuk memastikan tidak terdapat kerusakan atau kebocoran dari merkuri yang terdapat di dalam alat. Segera ganti dengan peralatan yang berbasis non-merkuri. 2. Perlu ada panduan dan pelatihan penanganan tumpahan merkuri dan atau pecahan alat
kesehatan yang mengandung merkuri secara berkala.
3. Perlu dilakukan kampanye peningkatan kesadaran tentang bahaya merkuri terutama untuk tenaga perawat kesehatan dan tenaga pelayanan kesehatan di rumah sakit mitra. 4. Penggunaan amalgam untuk perawatan gigi sebaiknya segera dihentikan. Sisa bahan
campuran amalgam sebaiknya tidak disimpan lagi di dalam lemari di klinik gigi. Bahan pengganti amalgam sudah tersedia di pasar.
5. Sebagian besar limbah merkuri dari wadah kumur di Poliklinik Gigi disalurkan ke Instalasi Pengolahan Air Limbah. Periksa kandungan merkuri dalam air limbah secara berkala bersama parameter-parameter lainnya yang disyaratkan. Bila konsentrasi merkuri dalam air limbah hasil olahan masih tinggi, jangan salurkan air limbah ke badan air yang berpotensi dimanfaatkan lagi oleh masyarakat atau untuk beternak ikan.
6. Limbah alat kesehatan yang mengandung merkuri perlu disimpan dalam tempat penyimpanan sementara limbah B3 sesuai persyaratan dan harus mendapat perlakuan khusus supaya limbah merkuri yang disimpan tidak menimbulkan kontaminasi di Rumah Sakit. Pelatihan penanganan karkas/limbah alat medis berbasis merkuri perlu dilakukan secara bertahap.
7. Perlu disusun Norma, Standar, Panduan dan Manual (NSPM) penanganan limbah alat kesehatan yang mengandung merkuri.
8. Perlu ditetapkan Nilai Ambang Batas merkuri dalam ruangan untuk melindungi keselamatan pekerja rawat kesehatan dan pasien.
34 Referensi
Badan Lingkungan Hidup Kota Denpasar. (2012). Badan Pusat Statistik Kota Denpasar. (2012).
BaliFokus. (2011). Medical Waste Management and Mercury in Health Sector Assessment and its Alternatives in Bali, Indonesia. International SAICM Implementation uProject.
Ditjen PP& PL and WHO. (2003).
Emmanuel, Jorge. (2010). UNDP GEF Global Healthcare Waste Project: Guidance on Mercury Cleanup, Storage, and Transport.
Karliner, Joshua; Harvie, Jamie. (2007). The Global Movement for Mercury-Free Health Care. Health Care Without Harm.
Muliartha, Ketut. (2008). Kajian Limbah Rumah Sakit Daerah Wangaya, Denpasar. Master of Science thesis, Universitas Warmadewa, Denpasar.
Weinberg, Jack. (2009). An NGO Guide to SAICM. The Strategic Approach to International Chemicals Management, A Framework for Action To Protect Human Health and the Environment From Toxic Chemicals. International POPs Elimination Network. Weinberg, Jack. (2010). An NGO Introduction to Mercury Pollution. International POPs
Lampiran 1
Kompilasi Hasil Pengukuran Uap Hg di Dalam Ruangan di Semua Rumah Sakit
No. Titik Sampling Konsentrasi uap Hg
(nanogram/m3)
1 Bangsal Anak Lt 3 Puri Bunda 20
2 Bangsal Anak Sanglah 20
3 Koridor Lt 2 Indera 20
4 Koridor Lt 2 Puri Raharja 20
5 Koridor Lt 3 Indera 20
6 Nurse Station Lt 2 Bhayangkara 20
7 Nurse Station Lt 3 Puri Bunda 20
8 Nurse Station Lt 4 Surya Husadha 20
9 Poli Kebidanan Sanglah 20
10 R Rawat Lt 2 Indera 20
11 Ruang Bayi Bali Royal 20
12 Temp. Storage Bhayangkara 20
13 Temp. Storage Sanglah 22
14 Ruang Engineering Puri Raharja 23
15 Ruang Rawat Lt 2 Puri Raharja 23
16 UGD 2 Bali Royal 27
17 Ruang Rawat Lt 3 Bali Royal 28
18 Nurse Station Lt 2 Puri Raharja 30
19 UGD 1 Bali Royal 34
20 Temp. Storage Puri Bunda 36
21 Koridor Udayana 38
22 Ruang Bayi 1 Puri Bunda 38
23 UGD 1 Puri Bunda 38
24 UGD 1 Indera 40
25 Nurse Station Udayana 41
26 UGD 2 Indera 41
27 Koridor Lt 3 Bali Royale 43
28 Poli Gigi 1 Bali Royal 43
29 UGD 2 Surya Husadha 44
30 Poli Gigi 1 Puri Bunda 47
31 Ruang Bayi 2 Puri Bunda 47
32 Ruang Bayi Puri Raharja 48
33 Poli Gigi Puri Raharja 49
34 Poli Kulit Indera 50
35 Ruang Tunggu Amerta Sanglah 50
36 UGD 2 Puri Bunda 53
37 Ruang Rawat 1 Bhayangkara 58
38 Poli Gigi 2 Bali Royal 63
39 Ruang Bersalin Puri Raharja 68
40 Bangsal Ibu Wangaya 69
41 Ruang Rawat Anak Udayana 71
36
43 Ruang Teknisi BaliMed 77
44 Poli Gigi 2 Puri Bunda 81
45 Ruang Rawat Lt 3 Surya Husadha 82
46 Ruang Ibu Bhayangkara 101
47 Ruang Bayi Surya Husadha 106
48 Nurse Station Lt. 4 BaliMed 108
49 Ruang Tunggu Lt 1 BaliMed 108
50 Nurse Station Lt 2 2 Bali Royal 111
51 Poli Gigi 1 BaliMed 117
52 UGD 1 Surya Husadha 119
53 UGD 2 Udayana 119
54 Gudang Lt. 4 BaliMed 129
55 Poli Gigi 2 BaliMed 131
56 Poli THT Indera 132
57 Poli Gigi 1 Sanglah 144
58 Poli Gigi 2 Sanglah 144
59 Bangsal Anak BaliMed 145
60 Ruang Rawat 2 Bhayangkara 146
61 Nurse Station Lt 2 1 Bali Royal 159
62 UGD 1 Udayana 167
63 R Rawat Lt 3 Indera 174
64 Koridor Lt 2 Surya Husadha 177
65 Workshop Engineering Bali Royal 187
66 Temp. Storage Wangaya 188
67 Bangsal Anak kls.2 Wangaya 195
68 UGD 2 Puri Raharja 212
69 Ruang Ibu/Nifas BaliMed 226
70 Poli Anak Bhayangkara 237
71 IPSRS 1 Wangaya 256
72 Workshop/Bengkel Surya Husadha 257
73 UGD 1 Puri Raharja 268
74 Ruang Rawat Ibu Udayana 270
75 Ruang Rawat Lt 2 Surya Husadha 297
76 Poli Anak Surya Husadha 313
77 Ruang Engineering Puri Bunda 335
78 Temp. Storage Bali Royal 346
79 Poli Gigi 2 Surya Husadha 353
80 Poli Gigi 1 Surya Husadha 355
81 Poli Gigi 1 Bhayangkara 367
82 Temp. Storage Udayana 367
83 Ruang Bayi BaliMed 372
84 Bangsal Anak kls 3 Wangaya 427
85 IPSRS 2 Wangaya 437
86 Penyimpanan Limbah B3 Sementara Puri
Raharja 442
87 Workshop IPSRS Wangaya 564
89 Poli Gigi 2 Bhayangkara 638
90 Ruang Bayi Sanglah 676
91 Nurse Station B. Anak Wangaya 724
92 Poli Gigi 2 Udayana 801
93 Poli Gigi 1 Wangaya 852
94 Poli Gigi 2 Wangaya 1,049
95 Poli Gigi 3 Wangaya 1,082
96 Workshop Sanglah 1,508 97 UGD 2 Bhayangkara 2,616 98 UGD 1 Bhayangkara 2,652 99 UGD BaliMed 2,947 100 Workshop Udayana 3,549 101 UGD 2 Sanglah 4,054 102 UGD 1 Sanglah 4,370
38 Lampiran 2
58 Lampiran 3 Dokumentasi Kegiatan Pengukuran
RSUD Wangaya
Pengukuran di Poli Gigi 2 RSUD Wangaya (titik nomor 10)
Pengukuran di Poli Gigi 3 RSUD Wangaya (titik nomor 11)
Ruang Workshop IPSRS RSUD Wangaya (titik nomor 3)
Ruang Bangsal Anak Kelas 3 RSUD Wangaya (titik nomor 7)
RS BaliMed
Pengukuran di Ruang UGD RS BaliMed (titik nomor 10)
Sfigmomanometer Merkuri di Ruang UGD RS BaliMed (titik nomor 10)
60 RS Puri Raharja
Ruang UGD RS Puri Raharja (titik nomor 10)
Ruang Penyimpanan Sementara Limbah Merkuri di RS Puri Raharja (titik nomor 5)
RS Bhayangkara Polda Bali
Pengukuran di Ruang UGD RS Bhayangkara Polda Bali (titik no 2)
Pengukuran di Ruang UGD RS Bhayangkara Polda Bali (titik no 3)
Ruang Poli Gigi 2 RS Bhayangkara Polda Bali (titik no 5)
62
Ruang Poli Anak di RS Bhayangkara Polda Bali (titik no 7)
RSU Bali Royal
Ruang Penyimpanan Sementara Limbah Merkuri di RSU Bali Royal (titik nomor 1)
Ruang Workshop/Engineering di RSU Bali Royal (titik nomor 2)
64
RS Surya Husada
Ruangan Poli Anak di RS Surya Husada (titik nomor 7)
Ruangan UGD 1 di RS Surya Husada (titik nomor 9)
RSUP Sanglah
Ruang Workshop di RSUP Sanglah (titik nomor 2)
Pengukuran Konsentrasi Merkuri di Ruang Workshop di RSUP Sanglah (titik nomor 2)
Pengukuran Konsentrasi Merkuri di Ruang Kalibrasi di RSUP Sanglah (titik nomor 3)
Pengukuran Konsentrasi Merkuri di Ruang UGD RSUP Sanglah (titik nomor 8)
66
RSIA Puri Bunda
Ruangan Poli Gigi di RSIA Puri Bunda (titik nomor 3)
Ruangan Engineering di RSIA Puri Bunda (titik nomor 6)
RS Indera Provinsi Bali
Ruangan Poli THT di RS Indera Provinsi Bali (titik nomor 1)
68
Ruangan Poli Kulit di RS Indera Provinsi Bali (titik nomor 2)
Ruang Rawat Lt. 2 RS Indera Provinsi Bali (titik nomor 5)
RSAD Udayana
Pengukuran di Ruangan Teknisi/Workshop di RSAD Udayana (titik nomor 1)
Sfigmomanometer merkuri yang telah rusak di Ruangan Teknisi/Workshop di RSAD Udayana (titik nomor 1)
Ruangan Poli Gigi 1 di RSAD Udayana (titik nomor 2)
Dental Amalgam Merkuri yang sudah tidak dipakai, namun masih disimpan di Ruangan Poli Gigi 2 di RSAD Udayana (titik nomor 3)
70 Lampiran 4
Data Peralatan yang Mengandung Merkuri di Rumah Sakit di Denpasar Tahun 2010 No. Name of Hospital No. of bedHg Thermo-in use/in
stock Hg-Sphygmo in use/in stock Dental amalgam in use/ in stock CFLs in use/ in stock
1. RSU Sari Dharma 24 1/NA NA/NA NA/NA 1/NA
2. RSU Dharma Yadnya 38 6/NA 7/NA NA/NA NA/NA
3. RSUD Wangaya 175 59/NA 51/NA 150 gr/year 406/NA
4. RS Indera
Masyarakat 7 1/NA 8/NA NA/NA NA/NA
5. RS Puri Bunda 51 10/12 17/NA NA/NA NA/NA
6. RSUP Sanglah 1394 68/NA 368/NA NA/NA NA/NA
7. RS Kasih Ibu 53 8/12 37/37 NA/NA 700/50
8. RSU Puri Raharja 67 18/NA 21/NA NA/NA NA/NA
9. RSAD Udayana 57 27/NA 34/NA NA/NA NA/NA
10. RSU Surya Ubung 31 NA/NA 16/4 NA/NA NA/NA
11. RSB Harapan Bunda 12 2/5 7/NA NA/NA NA/NA
12. RS Bhayangkara
Trijata 65 NA/NA NA/NA
NA/NA NA/NA
13. RSU Dharma Usadha 32 NA/NA NA/NA NA/NA NA/NA
14. Bali Royal Hospital 115 NA/NA NA/NA NA/NA NA/NA
Sumber: BaliFokus. (2011). Medical Waste Management and Mercury in Health Sector Assessment and its Alternatives in Bali, Indonesia.
Lampiran 5
Kajian Akademis Terkait Bahaya Dental Amalgam Merkuri
Beberapa kajian yang memaparkan bahaya dari amalgam merkuri pada pekerja klinik gigi: Sebuah penelitian menunjukkan bahwa para dokter gigi lebih memiliki kemungkinan
mengalami gangguan kesehatan neurologis, neuropsikologis, pernapasan, dan penyakit jantung daripada kelompok yang lainnya. (Duplinsky et. al. 2012). Mengutip: “prevalensi masalah kesehatan neurologis pada dokter gigi umum 7,6 kali lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok control lainnya, dan hal ini menimbulkan kekhawatiran”.6
Ritchie et al. (2002) mengungkapkan bahwa para dokter gigi lebih berpotensi mengalami gangguan ginjal dan gangguan ingatan dibandingkan mungkin dibandingkan kelompok non-dokter gigi.7
Torres et. al. (2000) menemukan kelainan otot rangka dengan paparan merkuri kronis pada pekerja klinik gigi.8
Jones (2007) membandingkan antara kelompok perawat gigi yang terpapar dengan kelompok kontrol yang tidak terpapar, dan perbedaan yang ditemukan adalah pada keadaan kesehatan pada saat itu dan kesehatan reproduksi, terutama pada keadaan di awal histerektomi. Gangguan hasil reproduksi ditemukan pada kelompok yang terpapar daripada pada kelompok kontrol yang tidak terpapar.9
Lindbohm et al. (2007) menemukan peningkatan risiko keguguran pada pekerja yang terpapar amalgam yang mengandung merkuri.10
Rowland et. al. (1994) melakukan penelitian pada 418 asisten dokter gigi yang telah hamil di empat tahun sebelumnya. Asisten dokter gigi yang tidak bekerja dengan amalgam merkuri digunakan sebagai kelompok kontrol yang tidak terpapar. Asisten dengan paparan merkuri mengalami gangguan kesuburan dibandingkan dengan kelompok kontrol yang tidak terpapar. Kemungkinan terjadinya konsepsi pada setiap siklus menstruasi pada kelompok yang terpapar hanya 63%, sedangkan pada kelompok yang tidak terpapar adalah 95% (CI 42-96%).11
6
Thomas G. Duplinsky& Domenic V. Cicchetti, The Health Status of Dentists Exposed to Mercury from Silver Amalgam Tooth Restorations, International Journal of Statistics in Medical Research (2012),
http://www.lifescienceglobal.com/pms/index.php/ijsmr/article/view/433
7
Ritchie KA, Gilmour WH, Macdonald EB, Burke FJ, McGowan DA, Dale IM, Hammersley R, Hamilton RM, Binnie V, Collington D (2002) Health and neuropsychological functioning of dentists exposed to mercury. Occup Environ Med 59: 287-293,http://oem.bmj.com/content/59/5/287.abstract
(http://www.frenarelenvejecimiento.com/documentos/dr_maths_berlin.pdf) 8
Nadorfy-Lopez E, Torres SH, Finol H, Mendez M, Bello B: Skeletal muscle abnormalities associated with occupational exposure to mercury vapors. HistHistopath 2000, 15:673-682,http://revistas.um.es/hh/article/view/126881
9
Linda Jones et. al., A 30-year follow-up of residual effects on New Zealand School Dental Nurses, from occupational mercury exposure, Human and Experimental Toxicology (2007),http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/17615119
10
Lindbohm ML, Ylöstalo P, Sallmen M: Occupational exposure in dentistryand miscarriage. Occup Environ Med 2007, 64:127-133.,http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/17053021
11Rowland A, Baird D, Weinberg C, Shore D, Shy C, Wilcox A: The effect of occupational exposure to the mercury vapour on the fertility of female dental assistants. Occup Environ Med 1994, 51:28-34,