• Tidak ada hasil yang ditemukan

Eksperimen Pembelajaran Matematika dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments dan Numbered Head Together terhadap Hasil Belajar ditinjau dari Motivasi Belajar Pada Kelas VII SMP Negeri 23 Surakarta Tahun 2016/2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Eksperimen Pembelajaran Matematika dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments dan Numbered Head Together terhadap Hasil Belajar ditinjau dari Motivasi Belajar Pada Kelas VII SMP Negeri 23 Surakarta Tahun 2016/2017"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS DAN NUMBERED

HEAD TOGETHER DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR PADA KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Diajukan Oleh: Nur Rachma Dewi

A 410 130 123

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2017

(2)
(3)
(4)
(5)

1

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS DAN NUMBERED

HEAD TOGETHER DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR PADA KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) perbedaan model pembelajaran terhadap hasil belajar matematika, (2) perbedaan motivasi belajar terhadap hasil hasil belajar matematika, (3) pengaruh interaksi model pembelajaran dan motivasi belajar terhadap hasil belajar matematika. Jenis penelitian ini kuantitatif dengan desain penelitian eksperimen semu. Populasi penelitian 210 siswa kelas VII SMP N 23 Surakarta. Sampel yang diambil sebanyak 2 kelas, kelas pertama dengan model Teams Games Tournaments dan kelas kedua dengan model Numbered Head Together. Teknik pengumpulan data dengan metode tes, angket dan dokumentasi. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis variansi dua jalur dengan sel tak sama. Berdasarkan hasil penelitian dengan taraf signifikansi 5%, diperoleh: (1) ada perbedaan penggunaan model pembelajaran terhadap hasil belajar matematika, (2) tidak ada perbedaan motivasi belajar terhadap hasil belajar matematika, (3) tidak ada interaksi antara model pembelajaran dan motivasi belajar terhadap hasil belajar matematika.

Kata Kunci : model, motivasi, matematika.

ABSTRACT

This study aims at evaluating: (1) the difference of learning model on learning mathematics outcomes, (2) the difference of learning motivation on learning mathematics outcomes, (3) the effect of interaction between teaching model and learning motivation on learning mathematics outcomes. This study is a quantitative research with quasi-experimental research design. The population of this study is 210 students of 7th grade of SMP N 23 Surakarta. Two classes were chosen for the sample of this study by cluster random sampling. The first class was treated using Teams Games Tournaments model and the second class was treated using Numbered Head Together model. The data collection was conducted using test, questionnaire and documentation. Morever, the data was analized using different number of cell analysis of variance with 5% significance level. The conclusion are: (1) there is difference of learning model on learning mathematics outcomes, Teams Games Tournaments a give better learning outcomes of Numbered Head Together, (2) there is no difference of learning motivation toward learning mathematics ourcomes, (3) there is no effect of interaction between teaching model and learning motivation on learning mathematics outcomes.

(6)

2

1. PENDAHULUAN

Matematika merupakan salah satu ilmu dasar dalam dunia pendidikan. Menurut Uno dan Umar (2010: 108) matematika sangat dibutuhkan dan berguna dalam kehidupan sehari-hari, karena matematika menyediakan suatu daya, alat komunikasi yang singkat dan tidak ambigius serta berfungsi sebagai alat untuk mendeskripsikan dan memprediksi. Karena pentingnya matematika, maka pada jenjang sekolah dasar sampai perguruan tinggi terdapat mata pelajaran matematika. Uno dan Umar (2010: 108) menyatakan bahwa matematika mencapai kekuatannya melalui pengembangan pola berpikir kritis, aksiomatik dan deduktif. Mengingat pentingnya matematika maka sudah menjadi tugas pendidik untuk menjadikan matematika sebagai mata pelajaran yang menyenangkan, sehingga mampu mempengaruhi hasil belajar siswa.

Hasil belajar merupakan kemampuan siswa setelah mengikuti proses pembelajaran. Menurut Kunandar (2013: 62) hasil belajar adalah kemampuan tertentu baik kognitif, afektif maupun psikomotorik yang dicapai peserta didik setelah mengikuti proses belajar mengajar. Supardi (2015: 17) menyatakan bahwa hasil belajar adalah hasil yang dicapai siswa berbentuk pengetahuan, sikap dan keterampilan yang diperoleh setelah mengikuti pembelajaran. Dengan demikian, hasil belajar sangat penting untuk mengetahui kemampuan siswa khususnya dalam pembelajaran matematika yang membutuhkan daya pikir dan tingkat kognitif lebih banyak.

Namun kenyataannya hasil belajar matematika belum sesuai harapan. Berdasarkan dokumen data hasil ujian matematika secara internasional ditinjau dari Trens in International Mathematics and Science Study (TIMSS) tahun 2011, peringkat anak-anak di Indonesia masih rendah, terbukti Indonesia berada di peringkat 38 dari 42 negara. Mendikbud mengatakan bahwa rata-rata nilai UN matematika tahun 2016 mengalami penurunan sebesar 3,6 poin dari 62,18 menjadi 58,57. Sedangkan hasil belajar matematika di SMP Negeri 23 Surakarta pada tahun 2014/2015 hanya sebesar 55,14 (Litbang, 2015).

Permasalahan hasil belajar matematika tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor. Purwanto (2007: 107) mengemukakan bahwa faktor-faktor

(7)

3

yang mempengaruhi hasil belajar dapat berupa faktor dari dalam maupun faktor dari luar. Faktor dari luar diri siswa yaitu model pembelajaran yang belum inovatif. Banyak model pembelajaran yang cocok diterapkan dalam pembelajaran matematika agar dapat menumbuhkan minat belajar siswa dan membuat siswa aktif dalam pembelajaran diantaranya yaitu Teams Games Tournaments dan Numbered Head Together.

Penggunaan model pembelajaraan kooperatif tipe Teams Games Tournaments dapat menjadikan kelas menjadi lebih hidup. Lestari dan Yudhanegara (2015: 47) menyatakan model pembelajaraan kooperatif tipe Teams Games Tournaments merupakan salah satu tipe model pembelajaran kooperatif yang menitikberatkan permainan dan turnamen untuk mencapai hasil belajar yang maksimal. Dalam model pembelajaran ini siswa diharuskan mengikuti suatu permainan sehingga keinginan siswa untuk memenangkan permainan menjadi kuat, dan akan berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa.

Sedangkan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together dapat menjadikan siswa menjadi lebih siap akan segala pertanyaan yang diajukan oleh guru. Huda (2013: 203) menyatakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together merupakan varian diskusi kelompok yang bertujuan untuk meningkatkan kerja sama siswa. Dalam model pembelajaran ini, guru hanya sebagai fasilitator yang memberikan pertanyaan dan memanggil siswa sesuai dengan penomorannya. Dengan demikian, siswa harus selalu siap dengan materi pembelajaran tersebut, karena sewaktu-waktu dapat dipanggil oleh guru untuk menjawab pertanyaan.

Banyak penelitian yang dilakukan terkait model pembelajaran Teams Games Tournaments dan Numbered Head Together. Hasil penelitian Awolafa, Fatade dan Oluwa (2012) menyimpulkan bahwa efektifitas penggunaan model pembelajaran Teams Games Tournaments sangat mendukung dalam meningkatkan hasil belajar siswa dalam matematika. Sementara itu, pada penelitian Auliya, Budiyono dan Saputro (2016) yang menyimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together dengan

(8)

4

pendekatan saintifik dan Think Pair Share dengan pendekatan saintifik memberikan hasil belajar yang lebih baik dari pada pembelajaran klasikal dengan pendekatan saintifik.

Selain model pembelajaran yang digunakan oleh guru, motivasi belajar siswa juga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar. Motivasi belajar antara siswa satu dengan yang lain tentu berbeda-beda. Majid (2013: 7) menyatakan motivasi belajar merupakan kekuatan yang menjadi pendorong kegiatan belajar siswa untuk mencapai tujuan belajar. Jadi, dengan adanya motivasi belajar yang tinggi maka hasil belajar siswa juga akan maksimal. Namun, jika siswa memiliki motivasi belajar yang rendah akan berakibat pada penurunan hasil belajar.

Berdasarkan uraian di atas, dapat dirumuskan tiga hipotesis. (1) Ada perbedaan pengaruh penggunaan model pembelajaran terhadap hasil belajar matematika, (2) Ada perbedaan pengaruh motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar matematika, (3) Ada pengaruh interaksi antara model pembelajaran dan motivasi belajar terhadap hasil belajar matematika.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan menguji: (1) Perbedaan pengaruh model pembelajaran terhadap hasil belajar matematika, (2) Perbedaan pengaruh motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar matematika, (3) Pengaruh interaksi antara model pembelajaran dan motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar matematika.

2. METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan desain kuasi-eksperimental. Menurut Sutama (2015: 57) desain kuasi-eksperimental merupakan pengembangan dari eksperimental sejati yang praktis sulit dilakukan. Dalam penelitian ini melibatkan dua subjek yaitu kelas ekperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournaments dan kelas kontrol menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together.

(9)

5

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 23 Surakarta tahun pelajaran 2016/2017 terdiri dari 8 kelas dengan jumlah 210 siswa. Sampel dari penelitian terdiri dari 60 siswa kelas VII. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan cluster random sampling dengan cara undian dan diperoleh dua kelas yaitu VII D yang berjumlah 30 siswa sebagai kelas eksperimen yang diberi perlakuan dengan model pembelajaran Teams Games Tournaments dan kelas VII B yang berjumlah 30 siswa sebagai kelas kontrol yang diberi perlakuan dengan model pembelajaran Numbered Head Together.

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan tes, angket dan dokumentasi. Tes digunakan untuk memperoleh data hasil belajar matematika setelah diterapkannya model pembelajaran. Instrumen tes berupa soal pilihan ganda. Angket digunakan untuk memperoleh data motivasi belajar siswa. Sedangkan dokumentasi digunakan untuk memperoleh nilai Ujian Tengah Semester Genap Tahun Ajaran 2016/2017 untuk mata pelajaran matematika.

Pengolahan dan analisis data pada penelitian ini meliputi uji keseimbangan menggunakan uji t untuk mengetahui apakah kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki kemampuan awal yang sama. Uji validitas dan reliabilitas soal tes hasil belajar matematika dan angket motivasi belajar siswa. Uji validitas tes dan angket menggunakan rumus Product Moment. Uji reliabilitas tes menggunakan rumus KR-20, sementara untuk reliabilitas angket menggunakan rumus Alpha Cronsbach. Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan uji analisis variansi dua jalan sel tak sama. Sebelum dilakukan uji analisis, dilakukan uji prasyarat terlebih dahulu yang meliputi uji normalitas dengan metode Liliefors untuk menguji apakah sampel berdistribusi normal dan uji homogenitas dengan metode Bartlett untuk menguji apakah sampel berasal dari populasi yang homogen.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Sebelum diberikan perlakuan dilakukan uji keseimbangan terhadap kelas sampel. Hasil uji keseimbangan diperoleh hasil thitung = 0,0800031 dan

(10)

6 58 ; 025 , 0 t

ttabel  = 2,00172. Karena ttabelthitung ttabel yaitu 2,00172 > 0,0800031

> -2,00172 maka H0 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki kemampuan awal yang seimbang sebelum perlakuan.

Pengujian validitas dan reliabilitas instrumen penelitian dilakukan pada 30 soal tes hasil belajar matematika berupa soal pilihan ganda dan 30 soal angket motivasi belajar siswa. Uji validitas soal tes hasil belajar matematika dan soal angket motivasi belajar siswa menggunakan rumus korelasi product moment, sedangkan untuk uji reliabilitas soal tes hasil belajar matematika menggunakan rumus KR-20 dan uji reliabilitas soal angket motivasi belajar siswa menggunakan rumus alpha cronbach.

Hasil uji validitas dengan taraf signifikansi 5% diperoleh rtabel = 0,355

dan disimpulkan bahwa untuk soal tes hasil belajar matematika terdapat 6 item soal yang tidak valid dan 24 item soal yang valid. Sedangkan, untuk soal angket motivasi belajar siswa terdapat 22 item soal yang valid dan 8 item soal tidak valid. Hasil uji reliabilitas untuk 24 item soal tes yang valid diperoleh = 0,80982. Hal ini menunjukkan bahwa instrumen tes hasil belajar matematika reliabel dengan kategori sangat tinggi.. Sedangkan, untuk soal angket motivasi belajar siswa diperoleh . Hal ini menunjukkan bahwa instrumen angket motivasi belajar siswa reliabel dengan kategori sangat tinggi.

Sebelum uji analisis data dilakukan uji prasyarat yaitu uji normalitas dan homogenitas. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan metode Lilliefors dengan taraf signifikansi 5% dan diperoleh bahwa masing-masing kelompok memiliki nilai LhitungLtabel, sehingga H0 diterima. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kedua sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Uji homogenitas dalam penelitian ini menggunakan uji Bartlett dengan taraf signifikansi 5% dan diperoleh hasil bahwa 2hitung 2tabel, maka

keputusan ujinya H0 diterima. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kedua sampel berasal dari populasi yang homogen.

(11)

7

Setelah uji normalitas dan uji homogenitas, selanjutnya dilakukan uji hipotesis dengan analisis variansi dua jalan sel tak sama. Hasil perhitungan analisis variansi dua jalan sel tak sama dengan taraf signifikansi 5%, dapat dilihat pada tabel 1 berikut.

Tabel 1 Rangkuman Anava Dua Jalan Sel Tak Sama

Sumber JK dK RK Fobs F Keputusan

Model Pembelajaran (A) 726,07 1 726,07 5,889 4,019 Ditolak Motivasi Belajar (B) 23,745 2 11,872 0,096 3,168 Diterima

Interaksi (AB) 90,245 2 45,122 0,366 3,168 Diterima Galat 6656,833 54 123,275 - - - Total 7496,892 59 - - - -

Berdasarkan hasil analisis hipotesis pertama diperoleh FA = 5,889 >Ftabel

= 4,019, maka dapat ditarik kesimpulan H0Aditolak, ini berarti ada perbedaan

pengaruh model pembelajaran Teams Games Tournaments dan Numbered Head Together terhadap hasil belajar matematika siswa. Untuk mengetahui model pembelajaran manakah yang memberikan pengaruh lebih signifikan terhadap hasil belajar matematika dapat dilihat dari rerata marginalnya pada tabel 2 berikut.

Tabel 2 Rangkuman Rerata Antar Sel dan Rerata Marginal

Model Pembelajaran Motivasi Belajar Rerata Marginal Tinggi Sedang Rendah

Teams Games Tournament 61,8 60,389 59,3 60,389

Numbered Head Together 51,25 52,5 55,25 52,5

Rerata Marginal 56,525 55,533 57,275 -

Berdasarkan tabel 2 terlihat bahwa rerata marginal untuk untuk model pembelajaran Teams Games Tournament yaitu 60,389 sedangkan rerata marginal untuk model pembelajaran Numbered Head Together yaitu 52,5. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Teams Games

(12)

8

Tournaments memberikan pengaruh yang lebih signifikan terhadap hasil belajar matematika dibandingkan dengan model pembelajaran Numbered Head Together.

Hal ini didukung dengan kondisi di lapangan bahwa selama proses pembelajaran dengan model pembelajaran Teams Games Tournaments siswa lebih antusias dan lebih aktif. Pada proses pembelajaran dengan model pembelajaran Teams Games Tournament dimulai dengan guru menyampaikan materi pokok bahasan bangun datar segi empat, kemudian siswa belajar dalam kelompok yang terdiri dari 4–5 siswa. Siswa memainkan permainan dengan anggota tim lain untuk memperoleh tambahan skor bagi timnya. Permainan tersebut bertujuan untuk menguji pemahaman dan pengetahuan siswa. Permainan dimainkan pada meja-meja turnamen, setiap meja turnamen terdiri dari perwakilan setiap kelompok yang memiliki kemampuan setara. Siswa satu dengan yang lainnya bertanding untuk menjawab setiap pertanyaan yang diberikan, siswa yang dapat menjawab pertanyaan tersebut akan mendapatkan poin.

Saat turnamen berlangsung siswa tampak antusias untuk berkompetisi memperoleh skor bagi timnya, sehingga siswa lebih terlihat mandiri untuk menjawab setiap pertanyaan yang diajukan. Kondisi ini sesuai dengan penelitian Salam, Hossain dan Rahman (2015) yang berkaitan dengan Teams Games Tournaments menyatakan bahwa adanya permainan dalam pembelajaran mampu meningkatkan kepercayaan dan kemandirian pada siswa di dalam kelas saat pembelajaran berlangsung. Sementara itu, pada penelitian Purnamasari (2014) menyatakan bahwa pembelajaran dengan Teams Games Tournament dapat menjadikan siswa lebih bersemangat dalam pembelajaran matematika dan menciptakan suasana kelas lebih menyenangkan serta melatih kemandirian belajarnya

Sedangkan pembelajaran dengan model Numbered Head Together dimulai dengan guru menyampaikan materi pokok bahasan bangun datar segi empat, kemudian siswa dibagi menjadi 6 kelompok dimana masing-masing kelompok terdiri dari 5 siswa. Siswa secara kelompok mengerjakan soal-soal

(13)

9

yang diberikan oleh guru yang berkaitan dengan materi yang telah diterangkan guru. Salah satu siswa mempresentasikan hasil diskusi sesuai nomor yang dipanggil guru. Namun, pada pembelajaran dengan model pembelajaran Numbered Head Together siswa terlihat kurang aktif, karena siswa yang pandai cenderung mendominasi dalam diskusi kelompok. Ketika guru meminta untuk mempresentasikan hasil diskusi banyak siswa yang tidak memperhatikan.

Pada tahap akhir, saat dilakukan evaluasi mengenai kontribusi setiap kelompok sebagai suatu keseluruhan, siswa tidak aktif dan tidak begitu antusias. Hal ini sejalan dengan penelitian Nufus, Ariawan, Nurdin dan Hasanuddin (2016) yang menyatakan bahwa model pembelajaran Numbered Head Together membuat siswa menjadi bosan, tidak siap dan merasa tidak nyaman terhadap pembelajaran yang sedang berlangsung.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh model pembelajaran Teams Games Tournaments dan Numbered Head Together terhadap hasil belajar matematika. Pembelajaran dengan model Teams Games Tournaments memberikan hasil belajar yang lebih baik dari pada pembelajaran dengan model Numbered Head Together.

Berdasarkan hasil analisis hipotesis kedua diperoleh FB = 0,096 < Ftabel = 3,168 maka H0B diterima, sehingga tidak ada perbedaan pengaruh motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar matematika. Tidak adanya perbedaan tingkat motivasi siswa tinggi, sedang, dan rendah menyebabkan tidak adanya perbedaan tingkat pemahaman materi pelajaran matematika yang telah diberikan. Hal ini sejalan dengan penelitian Al-Khasawneh dan Al-Omari (2015) yang menyimpulkan bahwa motivasi belajar tidak berpengaruh terhadap hasil belajar, hasil belajar dipengaruhi oleh penyajian materi oleh guru. Sementara itu, hasil penelitian Jumarniati (2016) menyatakan bahwa motivasi belajar tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar matematika siswa. Siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi, sedang maupun rendah belum tentu mau memperhatikan selama jalannya proses pembelajaran. Jadi, hasil

(14)

10

belajar siswa yang memiliki motivasi tinggi, sedang maupun rendah mempunyai kecenderungan yang sama.

Berdasarkan hasil analisis hipotesis ketiga pada tabel 4.9 diperoleh FAB = 0,366 <Ftabel = 3,168 maka H0AB diterima. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh interaksi antara model pembelajaran Teams Games Tournaments dan Numbered Head Together dengan motivasi belajar tinggi, sedang dan rendah terhadap hasil belajar matematika. Hal ini sejalan dengan penelitian Siswanti, Ekohariadi dan Sondang (2014) yang menyatakan bahwa tidak ada interaksi antara model pembelajaran dengan motivasi berprestasi terhadap hasil belajar siswa. Sementara itu, hasil penelitian Wulandari dan Surjono (2013) menyimpulkan bahwa antara tidak terdapat interaksi antara model pembelajaran dan motivasi belajar terhadap hasil belajar, artinya metode pembelajaran tersebut efektif diterapkan bagi siswa. Tidak adanya interaksi model pembelajaran pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar matematika didukung oleh grafik profil efek variabel model pembelajaran pada gambar 1 berikut.

Gambar 1 Grafik Profil Efek Variabel Model Pembelajaran

Berdasarkan grafik profil pada gambar 1 menunjukkan bahwa kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak berpotongan sehingga cenderung tidak ada

0 10 20 30 40 50 60 70

Tinggi Sedang Rendah

(15)

11

interaksi akan tetapi di antara keduanya memberikan hasil belajar matematika yang konsisten. Hasil yang konsisten tersebut ditunjukkan dengan melihat rerata marginalnya, hasil belajar pada model pembelajaran Teams Games Tournaments memberikan hasil lebih baik dibandingkan hasil belajar pada model pembelajaran Numbered Head Together. Begitu juga hasil belajar matematika dengan motivasi belajar rendah konsisten memberikan hasil belajar matematika lebih baik dibandingkan dengan motivasi belajar tinggi dan motivasi belajar sedang. Hasil belajar matematika siswa dengan motivasi belajar tinggi juga memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan motivasi belajar sedang. Hal ini berarti kedua model pembelajaran tersebut efektif diterapkan bagi siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi, sedang maupun rendah. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran dan motivasi belajar siswa tidak berpengaruh terhadap hasil belajar matematika.

4. PENUTUP

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya, serta mengacu pada hipotesis yang telah dirumuskan dengan taraf signifikansi 5%, maka dapat diperoleh tiga kesimpulan. Pertama, ada perbedaan pengaruh model pembelajaran Teams Games Tournaments dan Numbered Head Together terhadap hasil belajar matematika. Hasil belajar matematika yang diberi perlakuan dengan model pembelajaran Teams Games Tournaments lebih baik dibandingkan dengan yang diberikan perlakuan dengan model pembelajaran Numbered Head Together. Kedua, tidak ada perbedaan pengaruh motivasi belajar siswa terhadap hasil belajar matematika. Tidak terdapat perbedaan hasil belajar matematika siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi, sedang maupun rendah. Ketiga, tidak ada pengaruh interaksi antara model pembelajaran dan motivasi belajar terhadap hasil belajar matematika. Tidak terdapat interaksi juga dapat dilihat dari kenyataan bahwa pengaruh model pembelajaran terhadap hasil belajar matematika tidak tergantung pada motivasi belajar siswa. Artinya, baik siswa yang mempunyai

(16)

12

motivasi belajar tinggi, sedang maupun rendah akan memperlihatkan hasil yang lebih baik jika dikenai model pembelajaran Teams Games Tournaments.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Khasawneh, F. M., & Al-Omari, M. A. (2015). Motivations Towards Learning English: The Case of Jordanian Gifted Students. International Journal of Education, 7(2), 306-321.

Auliya, N. N. F., Budiyono., & Saputro, D. R. S. (2016). Eksperimentasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) dan Think Pair Share (TPS) dengan Pendekatan Saintifik pada Pokok Bahasan Himpunan Ditinjau dari Kecerdasan Emosional Kelas VII SMP Negeri di Kabupaten Sukoharjo. Jurnal Elektronik Pembelajaran Matematika, 4(2), 117-128.

Awolafa, A. O., Fatade, A. O., & Oluwa, S. A. O. (2012). Achievement in Cooperative versus Individualistic Goal-Structured Junior Secondary School Mathematics Classrooms in Nigeria. International Journal of Mathematics Trends and Technology, 3(1), 7-12.

Departemen Penelitian dan Pengembangan Kemendikbud. (2011). Survey Internasional TIMSS. Diakses pada 28 Februari 2017, dari

http://litbang,kemendikbud.go.id.

Detik News. (2016). Nilai Rata-rata UN SMP 2016. Diakses pada 28 Februari 2017, dari https://news.detik.com.

Huda, M. (2013).Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Jumarniati. (2016). Pengaruh Motivasi terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa KelasX SMAN di Kecamatan Biringkanaya. Prosiding Seminar Nasional, 2(1), 328-336.

Kunandar. (2013). Penelitian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Lestari, K. E., & Yudhanegara, M. R. (2015). Penelitian Pendidikan Matematika. Bandung: PT Refika Aditama.

Litbang Kemendikbud. (2015). Laporan Hasil Ujian Nasional. Diakses pada 28 Februari 2017, dari http://litbang,kemendikbud.go.id.

(17)

13

Nufus, H., Ariawan, R., Nurdin, E., & Hasanuddin. (2016). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together (NHT) terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VII Berdasarkan Level Kemampuan Matematis. Jurnal Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, 4(1), 29-42.

Purnamasari, Y. (2014). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Terhadap Kemandirian Belajar dan Peningkatan Kemampuan Penalaran dan Koneksi Matematik Peserta Didik SMPN 1 Kota Tasikmalaya. Jurnal Pendidikan dan Keguruan, 1(1).

Purwanto, M. N. (2007). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Salam, A., Hossain, A., & Rahman, S. (2015). Teams Games Tournaments (TGT)

Cooperative Technique for Learning Mathematics in Secondary Schools in Bangladesh. Journal of Research in Mathematics Education, 4(3), 271-287. Siswanti., Ekohariadi., & Sondang, M. (2014). Pengaruh Model Pembelajaran dan

Motivasi Berprestasi Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Materi Ms Excel. Jurnal Pendidikan Vokasi, 2(1), 36-40.

Supardi. (2015). Penilaian Autentik Pembelajaran Afektif, Kognitif, dan Psikomotor Konsep dan Aplikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sutama. (2015). Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, PTK, R&D. Kartasura: Fairuz Media.

Uno, H. B., & Umar, M. K. (2010). Mengelola Kecerdasan dalam Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Wulandari, B., & Surjono, H. D. (2013). Pengaruh Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar Ditinjau dari Motivasi Belajar PLC Di SMK. Jurnal Pendidikan Vokasi, 3(2), 178-191.

http://litbang,kemendikbud.go.id. ri https://news.detik.com

Gambar

Tabel 1 Rangkuman Anava Dua Jalan Sel Tak Sama
Gambar 1 Grafik Profil Efek Variabel Model Pembelajaran

Referensi

Dokumen terkait

Pada tahap ini guru melakukan penilaian terhadap siswa. Penilaian yang dilakukan disini adalah penilaian aktivitas dan hasil belajar. Untuk aktivitas, penilaian yang

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ketersediaan air untuk daerah irigasi dengan Metode Mock, mengetahui kebutuhan air untuk palawija dan padi, dan pdi DAS

Kesimpulan penelitian ini adalah model pembelajaran Think Pair Share dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar mahasiswa semester I A Program Studi

a) Selesai Masa Bakti di Provinsi Maluku sedangkan yang bersangkutan saat ini berdomisili di Jakarta, maka legalisir dapat dilakukan oleh Dinas Kesehatan Provinsi

Klaim Pizza Hut India bahwa mereka adalah perusahaan Internasional dengan hati India, sepenuhnya telah dibuktikan dengan menyediakan menu yang sesuai dengan

karena kedaulatan adalah wewenang tertinggi yang tidak dibatasi oleh hukum dari pada penguasa atas warga negara dia dan orang-orang lain dalam

Setiap pemanfaatan ruang diwajibkan mengacu pada rencana pengembangan sistem pusat pelayanan yang telah ditetapkan; Pada pusat pelayanan kota, kegiatan berskala kota

If there are multiple resources that are being provided because of a single RFI, then a has-a association could help to identify which RFIs are addressed by which