K
ATA
P
ENGANTAR
Buku Profil Pembangunan Daerah Dalam Angka (PDDA) 2020 merupakan salah satu materi publikasi yang disusun oleh Direktorat Tata Ruang dan Penanganan Bencana, Deputi Bidang Pengembangan Regional. Penyusunan Buku PDDA ini ditujukan untuk memberikan gambaran kondisi dan perkembangan hasil pembangunan antardaerah dalam unit provinsi menurut di wilayah Sumatera.
Buku PDDA 2020 ini menyajikan data dan informasi kondisi terakhir dan perkembangannya dalam periode 5 tahun terakhir dari Indikator-indikator pembangunan sebagai berikut: (i) 5 (lima) Perkembangan Indikator Utama Pembangunan yang meliputi Pertumbuhan Ekonomi, Tingkat Pengangguran Terbuka, Kemiskinan, Indeks Pembangunan Manusia dan Gini Rasio, (ii) Perkembangan Kependudukan dan Ketenagakerjaan, (iii) Perkembangan Sosial Ekonomi Masyarakat (iv) Perkembangan Ekonomi Wilayah, (v) Perkembangan Infrastruktur Wilayah, (v) Pengembangan Wilayah, serta (vi) Informasi mengenai perkembangan penyebaran covid-19 dan dampak terhadap sosial ekonomi masyarakat berdasarkan data dan informasi yang terkumpul hingga awal November 2020.
Uraian dari setiap pembahasan dalam publikasi ini lebih menekankan terhadap metode penyajian informasi yang mudah dipahami, sehingga pembaca akan dimudahkan dalam memahami gambaran capaian dari hasil pembangunan setiap provinsi, keberbandingannya antarprovinsi dalam lingkup wilayah pulau dan nasional, serta keberbandingan antar tahun. Gambaran tersebut tentunya menyesuaikan dengan ketersediaan data dan informasi yang digunakan, yaitu data-data yang bersumber dari Publikasi Badan Pusat Statistik (BPS), dan publikasi dari kementerian dan lembaga terkait.
Kami mengucapkan terimakasih atas segala dukungan berbagai pihak dalam penyusunan publikasi ini. Kami sangat menghargai kritik dan saran dari berbagai pihak guna menyempurnakan publikasi di masa mendatang.
Jakarta, Desember 2020 Deputi Bidang Pengembangan Regional
T
IM
P
ENYUSUN
PENGARAH:
Ir. Rudy Soeprihadi Prawiradinata, MCRP, Ph.D
Deputi Bidang Pengembangan Regional
PENANGGUNG JAWAB:
Drs. Sumedi Andono Mulyo, MA, Ph.D Direktur Tata Ruang dan Penanganan Bencana
TIM PENYUSUN :
Ika Retna Wulandary, ST, M.Sc; Zulfakar, S.Kom, ME; Fidelia Silvana, SP. M.Int. Econ& F; Supriyadi, S.Si, MT; Moh. Agung Widodo, SP, MIDEC ; Bimo Fachrizal Arvianto, S.Si, MIT; Nur Fitrianto Adi Suasono, S.Kom; Afini
Mahabas, SKom, MPA; Asep Sukmayadi, ST, MT
TIM AHLI:
Setya Agung Riyadi; Eka Lesniawati;
TIM PENDUKUNG:
Anna Astuti; Eni Arni; Sapto Mulyono; Samsudin Donny Yanuar; Toni Hernandi, Sri Wulandari;.
Komentar, saran dan kritik dapat disampaikan ke:
Direktorat Tata Ruang dan Penanganan Bencana
Deputi Bidang Pengembangan Regional
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) Jl. TamanSuropati No. 2 JakartaPusat 10310
Telp/Fax. (021) 3193 4195
D
AFTAR
I
SI
KATA PENGANTAR
i
TIM PENYUSUN
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
ix
LAMPIRAN
1.
PERKEMBANGAN INDIKATOR UTAMA PEMBANGUNAN
2
1.1.
Pertumbuhan Ekonomi
2
1.2.
Pengangguran Terbuka
4
1.3.
Kemiskinan
7
1.4.
Indeks Pembangunan Manusia
9
1.5.
Gini Ratio
10
2.
PERKEMBANGAN KEPENDUDUKAN DAN KETENAGAKERJAAN
12
2.1.
Kependudukan
12
2.2.
Ketenagakerjaan
14
3.
PERKEMBANGAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT
21
3.1.
Pendidikan
21
3.2.
Kesehatan
26
3.3.
Ekonomi Masyarakat
37
4.
PERKEMBANGAN EKONOMI WILAYAH
41
4.1.
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
41
4.2.
Investasi PMA dan PMDN
48
4.3.
Ekspor dan Impor
50
4.4.
Perbankan
52
4.5.
Pembangunan Sektor Unggulan
55
5.
PERKEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAYAH
76
5.1.
Jalan
76
5.2.
Listrik
77
6.
PENGEMBANGAN WILAYAH
80
6.1.
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Di Wilayah Sumatera
80
6.2.
Pembangunan Daerah Tertinggal
96
7.
PERKEMBANGAN PENYEBARAN COVID-19 DAN DAMPAK
TERHADAP SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT
100
D
AFTAR
T
ABEL
Tabel 1. Pertumbuhan Ekonomi ADHK Tahun 2010 Provinsi Di Wilayah Sumatera Tahun
2015-2020, (dalam persen) 3
Tabel 2. Perkembangan jumlah Pengangguran Terbuka dan Tingkat Pengangguran Terbuka Antarprovinsi Di Wilayah Sumatera Tahun 2015-2020 4 Tabel 3. Perkembangan Tingkat Pengangguran Terbuka Antarprovinsi Menurut Perdesaan
dan Perkotaan Di Wilayah Sumatera Tahun 2015-2020 5 Tabel 4. Pengangguran Terbuka Menurut Provinsi dan Pendidikan Tertinggi yang
Ditamatkan Di Wilayah Sumatera, Tahun 2020 6
Tabel 5. Perkembangan Pengangguran terbuka Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Di wilayah Sumatera pada tahun 2015 dan tahun 2020 7 Tabel 6. Perkembangan Jumlah Penduduk Miskin Antarprovinsi di Perdesaan dan
Perkotaan Periode 2015-2020 8
Tabel 7. Perkembangan Persentase Penduduk Miskin Menurut Perdesaan dan Perkotaan
Antarprovinsi Tahun 2015 dan 2020 9
Tabel 8. Perkembangan IPM Nasional Tahun 2015-2019 9
Tabel 9. Perkembangan IPM, Ranking dan Reduksi Shortfall Antarprovinsi Tahun
2015-2019 10
Tabel 10. Perkembangan Gini Ratio Perdesaan dan Perkotaan Antarprovinsi Tahun 2015 -
2020 11
Tabel 11. Luas Wilayah dan Kependudukan Antarprovinsi Di Wilayah Sumatera tahun 201 13 Tabel 12. Perkembangan Kepadatan Penduduk, Laju Pertumbuhan Penduduk dan
Dependency Ratio Antarprovinsi Di Wilayah Sumatera 14
Tabel 13. Perkembangan Angkatan Kerja Antarprovinsi Di Wilayah Sumatera Periode
2015-2020 15
Tabel 14. Penduduk Wilayah Sumatera Menurut Lapangan Pekerjaan Utama dan
Perdesaan- Perkotaan Tahun 2015 dan 2020 17
Tabel 15. Penduduk Wilayah Sumatera Menurut Status Pekerjaan Utama dan Perdesaan-
Perkotaan Tahun 2015 dan 2020 19
Tabel 16. Perkembangan Harapan Lama Sekolah dan Rata-rata Lama Sekolah Antarprovinsi
Di wilayah Sumatera tahun 2015 - 2019 21
Tabel 17. Perkembangan Angka Partisipasi sekolah (APS) Menurut Kelompok Usia Antarprovinsi Di Wilayah Sumatera Tahun 2015-2019 23 Tabel 18. Rasio Murid-Guru, Murid-Rombel, Rombel-Kelas Menurut Jenjang Pendidikan
Tahun 2019 Di Wilayah Sumatera 23
Tabel 19. Kondisi Bangunan Sekolah Menurut Jenjang Pendidikan TA. 2018/2019 Di Wilayah
Sumatera 24
Tabel 20. Persentase Siswa Umur 5-24 Tahun yang Menggunakan Komputer dan Internet
Tabel 21. Perkembangan Persentase Balita Menurut Status Gizi Dengan Indeks BB/U Di
Wilayah Sumatera Periode Tahun 2013 – 2018 28
Tabel 22. Perkembangan Persentase Balita Menurut Status Gizi Dengan Indeks BB/U di
Wilayah Sumatera Periode Tahun 2013 – 2018 29
Tabel 23. Perkembangan Persentase Balita Menurut Status Gizi Dengan Indeks BB/Tinggi Badan (TB) Di Wilayah Sumatera Periode Tahun 2013 – 2018 30 Tabel 24. Perkembangan Jumlah Kasus Tuberkulosis Antarprovinsi di Wilayah Sumatera
Periode 2015-2019 31
Tabel 25. Perkembangan Angka Notifikasi Semua Kasus Tuberkulosis atau Case Notification
Rate (CNR) Antarprovinsi di Wilayah Sumatera Periode 2015-2019 32
Tabel 26. Perkembangan Kasus Baru HIV dan AIDS Tahun 2015 – 2019 33 Tabel 27. Jumlah Puskesmas dan Rasio dengan Kecamatan Antarprovinsi Tahun 2015 dan
2019 34
Tabel 28. Jumlah dan Persentase Puskesmas Rawat Inap dan Terakreditasi menurut
Provinsi Tahun 2019 35
Tabel 29. Jumlah Rumah Sakit dan Rasio Tempat Tidur Rumah Sakit Per 1.000 Penduduk 36 Tabel 30. Rata-Rata Pengeluaran Per Kapita/Bulan Disesuaikan Antarprovinsi Tahun
2015-2019 38
Tabel 31. Persentase Pengeluaran Perkapita/Bulan untuk Makanan dan Bukan Makanan di Perdesaan/ Perkotaan Antarprovinsi Tahun 2015 dan 2019 39 Tabel 32. Nilai PDRB ADHB dan ADHK Provinsi di Wilayah Sumatera Tahun 2015-2020, (Rp.
Triliun) 41
Tabel 33. Peran Ekonomi Wilayah Sumatera terhadap Perekonomian Nasional ADHB Tahun
2015-2020, (dalam persen) 42
Tabel 34. Peran Ekonomi Provinsi Terhadap Perekonomian Wilayah Sumatera ADHB
Tahun 2015-2020, (dalam persen) 42
Tabel 35. Pertumbuhan PDRB Perkapita ADHK (2010) menurut Provinsi di Wilayah
Sumatera Tahun 2015-2018, (persen) 44
Tabel 36. Perkembangan PDRB Perkapita ADHB menurut Provinsi di Wilayah Sumatera
Tahun 2015-2018, (Rp. ribu/jiwa) 44
Tabel 37. Pertumbuhan PDRB menurut Pengeluaran ADHK (Tahun 2010) Wilayah Sumatera
Tahun 2015-2020, (dalam persen) 45
Tabel 38. Sumber Pertumbuhan PDRB menurut Pengeluaran ADHK (Tahun 2010) Wilayah
Sumatera Tahun 2015-2020, (persen) 45
Tabel 39. Sumber Pertumbuhan PDRB Pengeluaran ADHK (Tahun 2010) Provinsi Di Wilayah
Sumatera Tahun 2015-2020, (rata-rata persen) 45
Tabel 40. Share PDRB menurut Pengeluaran ADHB Wilayah Sumatera Tahun 2015-2020,
(persen) 46
Tabel 41. Share PDRB menurut Pengeluaran ADHB Provinsi di Wilayah Sumatera Tahun
Tabel 42. Produksi, Luas Panen, dan Produktivitas Padi tahun 2020 dan Jagung serta Kedelai Tahun 2018 menurut Provinsi di Wilayah Sumatera 57 Tabel 43. Perkembangan Produksi Tanaman Perkebunan Utama Wilayah Sumatera Tahun
2015 dan 2019 58
Tabel 44. Penyebaran Produksi Tanaman Perkebunan Utama menurut Provinsi Di Wilayah
Sumatera Tahun 2019 58
Tabel 45. Populasi Ternak Besar menurut Provinsi di Wilayah Sumatera Tahun 2019. (ribu
ekor) 59
Tabel 46. Perkembangan Populasi Ternak Unggas menurut Provinsi Di Wilayah Sumatera
Tahun 2015 dan 2019, (Ribu ekor) 60
Tabel 47. Perkembangan Perikanan Tangkap Di Wilayah Sumatera Tahun 2014 dan 2018
Berdasarkan Provinsi (Ton) 61
Tabel 48. Perkembangan Perikanan Budidaya berdasarkan Provinsi di Wilayah Sumatera
Tahun 2014 dan 2018 (ribu Ton) 61
Tabel 49. Jumlah Tamu Asing pada Hotel Bintang dan Non Bintang menurut Provinsi di
Wilayah Sumatera, Tahun 2015-2019, (orang) 62
Tabel 50. Jumlah Tamu Domestik pada Hotel Bintang dan Non Bintang menurut Provinsi di
Wilayah Sumatera, Tahun 2015-2019, (orang) 63
Tabel 51. Jumlah Akomodasi/Hotel Bintang dan Non Bintang menurut Provinsi di Wilayah
Sumatera, Tahun 2013-2018 63
Tabel 52. Jumlah kamar Akomodasi/Hotel Bintang dan Non Bintang Menurut Provinsi di
Wilayah Sumatera, Tahun 2013-2018 64
Tabel 53. Jumlah Tenaga Kerja Akomodasi/Hotel Bintang dan Non-Bintang menurut
Provinsi di Wilayah Sumatera Tahun 2014-2018 64
Tabel 54. Perkembangan Jumlah Pendapatan dan Tenaga Kerja Industri Mikro-Kecil menurut Provinsi Di Wilayah Sumatera Tahun 2015 dan 2019 66 Tabel 55. Perkembangan PAD Antarprovinsi Tahun 2015-2019 68 Tabel 56. Perkembangan PAD dan Rasio Kemandirian Daerah Antarprovinsi Tahun
2015-2019 69
Tabel 57. Rasio Kemandirian Daerah Antarprovinsi Tahun 2015-2019 69 Tabel 58. Rasio Belanja Pegawai dengan Total Belanja Antarprovinsi Tahun 2015-2019 71 Tabel 59. Rasio Belanja Modal dengan Total Belanja Antarprovinsi Tahun 2015-2019 72 Tabel 60. Peta Kapasitas Fiskal Antarprovinsi di Wilayah Sumatera Tahun 2015-2019 74 Tabel 61. Kualitas Jalan menurut Provinsi di Wilayah Sumatera Tahun 2018 77 Tabel 62. Perkembangan Investasi Tenant di KEK Sei Mangkei 83
Tabel 63. Status terakhir KEK Tanjung Api-Api 89
Tabel 64. Investasi Modal Asing (PMA) Periode 2015-2018 93 Tabel 65. Realisasi Investasi PMDN Berdasarkan Izin Usaha (IU) hingga saat ini (Triwulan I,
Tabel 66. Realisasi Investasi PMA Berdasarkan Izin Usaha (IU) hingga saat ini (Triwulan I,
2020) 97
Tabel 67. Karakteristik Daerah Tertinggal Di Wilayah Sumatera Tahun 2017/2019 100 Tabel 68. Perkembangan Alokasi Dana Desa untuk Daerah Tertinggal di Wilayah Sumatera
Periode 2015-2020 101
Tabel 69 Jumlah Terkonfirmasi, Sembuh dan Meninggal Akibat COVID-19 Antarprovinsi di
Wilayah Sumatera 104
Tabel 70 Perkembangan Pengangguran Terbuka Periode Februari dan Agustus 2020 104 Tabel 71 Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II dan III menurut Lapangan Usaha dan Provinsi
D
AFTAR
G
AMBAR
Gambar 1. Pertumbuhan Ekonomi ADHK 2010 Wilayah Sumatera dan Nasional Tahun
2015-2020, (persen) 2
Gambar 2. Sumber Utama Pertumbuhan Ekonomi ADHK 2010 Wilayah Sumatera Tahun
2015-2020, (persen) 2
Gambar 3. Sumber Utama Pertumbuhan Ekonomi Provinsi di Wilayah Sumatera Tahun
2015-2020, (dalam persen) 3
Gambar 4. Perkembangan Pengangguran Terbuka dan TPT di Wilayah Sumatera Tahun
2015-2020 4
Gambar 5. Perkembangan Jumlah Pengangguran Terbuka (Orang) dan Tingkat Pengangguran Terbuka (%) Periode 2015-2020 di Wilayah Sumatera 5 Gambar 6. Pengangguran Terbuka menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan di
Wilayah Sumatera Tahun 2020 6
Gambar 7. Perkembangan Jumlah Penduduk Miskin Antarprovinsi Tahun 2015 dan 2020
(Ribu Jiwa) 7
Gambar 8. Distribusi Jumlah Penduduk Miskin Antarprovinsi Tahun 2020 (Ribu Jiwa) 7 Gambar 9. Perkembangan Tingkat Kemiskinan Antarprovinsi Tahun 2015 dan 2020 8
Gambar 10. Perkembangan IPM Nasional Tahun 2015-2019 9
Gambar 11. Perkembangan Gini Ratio Antarprovinsi Tahun 2015 dan 2020 10 Gambar 12. Jumlah Penduduk dan Dependency Ration Antarprovinsi di Wilayah Sumatera 14 Gambar 13. Perkembangan Angkatan Kerja di Wilayah Sumatera Menurut Perdesaan dan
Perkotaan, Tahun 2015-2020 15
Gambar 14. Penyebaran Angkatan Kerja Antarprovinsi Menurut Perdesaan dan Perkotaan,
Tahun 2020 15
Gambar 15. Penduduk Wilayah Sumatera menurut Lapangan Pekerjaan Utama Tahun 2015
dan 2020 16
Gambar 16. Persentase Lapangan Pekerjaan Utama Penduduk Antarprovinsi Wilayah
Sumatera Tahun 2020 17
Gambar 17. Penduduk Wilayah Sumatera menurut Status Pekerjaan Utama Tahun 2015 dan
2020 18
Gambar 18. Status Pekerjaan Utama Penduduk Antarprovinsi Wilayah Sumatera Tahun 2020 19 Gambar 19. Angka Harapan Lama Sekolah dan Rata-Rata Lama Sekolah Antarprovinsi di
Wilayah Sumatera Tahun 2019 21
Gambar 20. Angka Partisipasi Sekolah (APS) menurut Kelompok Usia Antarprovinsi di
Wilayah Sumatera Tahun 2019 22
Gambar 21. Persentase Guru/kepala Sekolah Minimal Berijazah D4/S1 Menurut Provinsi dan
Jenjang Pendidikan, Tahun Ajaran 2018/2019 25
Gambar 22. Persentase Siswa Usia 5-24 Tahun yangMenggunakan Internet Selama Tiga Bulan Terakhir Menurut Provinsi dan Jenjang Pendidikan Tahun 2019 26
Gambar 23. Angka Harapan Hidup (AHH) AntarprovinsidDi Wilayah Sumatera Tahun 2015 dan
2019 27
Gambar 24. Persentase Balita Menurut Status Gizi Dengan Indeks Berat Badan (Bb)/ Umur (U)
di Wilayah Sumatera Tahun 2018 28
Gambar 25. Persentase Balita Usia 0-59 Bulan menurut Status Gizi dengan Indeks Tinggi Badan
(TB)/Umur (U) di Wilayah Sumatera Tahun 2018 29
Gambar 26. Persentase Balita Usia 0-59 Bulan menurut Status Gizi dengan Indeks Berat Badan (TB)/Tinggi Badan (TB) di Wilayah Sumatera Tahun 2018 29 Gambar 27. Perkembangan Jumlah Kasus Tuberkulosis di Wilayah Sumatera Periode
2015-2019 31
Gambar 28. Kasus baru HIV dan AIDS Komulatif Tahun 2015-2019 Antarprovinsi di Wilayah
Sumatera 33
Gambar 29. Perkembangan Jumlah Puskesmas menurut Provinsi Tahun 2015 dan 2019 34 Gambar 30. Jumlah Puskesmas Rawat Inap dan Terakreditasi menurut Provinsi Tahun 2019 34 Gambar 31. Jumlah Rumah Sakit dan Tempat Tidur Rumah Sakit Antarprovinsi Tahun 2019 35 Gambar 32. Gambaran Tingkat Kecukupan Tenaga Medis di Puskesmas Antarprovinsi Tahun
2019 36
Gambar 33. Rata-Rata Pengeluaran Per Kapita/Bulan Disesuaikan Antarprovinsi Tahun
2015-2019 37
Gambar 34. Persentase Rata-Rata Pengeluaran per Kapita Sebulan di Daerah Perkotaan dan Perdesaan Wilayah Sumatera Menurut Kelompok Barang, Tahun 2015 dan 2019 38 Gambar 35. Persentase Pengeluaran Perkapita/Bulan untuk Makanan di Perdesaan/
Perkotaan Antarprovinsi Tahun 2015 dan 2019 39
Gambar 36. Perkembangan Struktur Perekonomian ADHB Wilayah Sumatera Tahun 2015 dan
2019, (dalam persen) 43
Gambar 37. Struktur Perekonomian ADHB Provinsi di Wilayah Sumatera Tahun 2015-2020,
(rata-rata dalam persen) 43
Gambar 38. Perkembangan Realisasi Investasi PMDN (Rp. Miliar) Wilayah Sumatera Tahun
2015-2019 47
Gambar 39. Distribusi Nilai Realisasi Investasi PMDN (%) menurut Pulau dan Provinsi Tahun
2015-2019 47
Gambar 40. Perkembangan Realisasi Investasi PMA (juta US$) Wilayah Sumatera Tahun
2015-2019 48
Gambar 41. Distribusi Nilai Realisasi Investasi PMA (%) menurut Pulau dan Provinsi Tahun
2015-2019 48
Gambar 42. Perkembangan Perdagangan Migas dan Non Migas Wilayah Wilayah Sumatera dan Provinsi Tahun 2015-2019. (dalam juta US$) 49 Gambar 43. Perdagangan Migas dan Non Migas menurut Provinsi di Wilayah Sumatera
Tahun 2015-2019. (dalam persen) 49
Gambar 44. Perkembangan Nilai Ekspor Migas dan Non Migas Wilayah Sumatera Tahun
Gambar 45. Kontribusi Nilai Ekspor Migas dan Non Migas Menurut Provinsi di Wilayah Sumatera Tahun 2015 - 2019. (dalam juta US$) 50 Gambar 46. Perkembangan Nilai Impor Migas dan Non-Migas Wilayah Sumatera Tahun
2015-2019, (dalam juta US$) 51
Gambar 47. Perkembangan Nilai Impor Migas dan Non-Migas Wilayah Sumatera Tahun
2015-2019, (dalam Juta US$) 51
Gambar 48. Perkembangan Nilai Pinjaman/Kredit dan Simpanan (Rp. Miliar) Masyarakat Rupiah dan Valas Bank Umum dan BPR menurut Tahun 2015 – April 2020 52 Gambar 49. Perkembangan Pinjaman Bermasalah (Rp. Miliar) menurut Tahun 2015 – April
2020 53
Gambar 50. Posisi Pinjaman/Kredit yang Diberikan Rupiah dan Valas Bank Umum dan BPR
menurut Provinsi (Rp. Miliar) 53
Gambar 51. Rasio kredit bermasalah terhadap Pinjaman/Kredit menurut Provinsi Tahun
2014, 2019, April 2020 54
Gambar 52. Perkembangan Produksi dan Produktivitas Padi di Wilayah Sumatera Tahun
2016-2020 54
Gambar 53. Distribusi Produksi Padi menurut Pulau dan Provinsi di Wilayah Sumatera Tahun
2020 55
Gambar 54. Perkembangan Produksi dan Produktivitas Jagung di Wilayah Sumatera Tahun
2014-2018 55
Gambar 55. Distribusi Produksi Jagung menurut Pulau dan Provinsi di Wilayah Sumatera
Tahun 2018 56
Gambar 56. Perkembangan Produksi dan Produktivitas Tanaman Kedelai di Wilayah Sumatera
Tahun 2014-2018 56
Gambar 57. Distribusi Produksi Kedelai menurut Pulau dan Provinsi di Wilayah Sumatera
Tahun 2018 57
Gambar 58. Perkembangan Populasi Ternak Besar di Wilayah Sumatera Tahun 2015 dan 2019,
(dalam ribu ekor) 59
Gambar 59. Perkembangan Populasi Ternak Unggas Wilayah Sumatera Tahun 2015 dan 2019,
(dalam ribu ekor) 60
Gambar 60. Perkembangan Produksi Perikanan Tangkap dan Budidaya berdasarkan Wilayah
di Indonesia, (dalam ton) 61
Gambar 61. Tingkat Penghunian Kamar pada Hotel Bintang di Provinsi Wilayah Sumatera,
Tahun 2019-2020 65
Gambar 62. Perkembangan Jumlah Industri Usaha Mikro-Kecil (IMK) Wilayah Sumatera Tahun
2015 dan 2019, (dalam unit) 66
Gambar 63. Komposisi Perkembangan Nilai Tambah Industri Menengah Besar di Indonesia
Tahun 2017 67
Gambar 64. Nilai Tambah Industri Menengah Besar di Wilayah Sumatera berdasarkan Provinsi
Tahun 2017 67
Gambar 65. Jumlah Tenaga Kerja Industri Menengah Besar di Wilayah Sumatera berdasarkan
Gambar 66. Perkembangan PAD Antarprovinsi Tahun 2015-2019 68 Gambar 67. Rasio Kemandirian Daerah Antarprovinsi Tahun 2015-2019 69 Gambar 68. Perkembangan Rasio Kemandirian Daerah Antarprovinsi Tahun 2015 dan 2019 69 Gambar 69. Perkembangan Belanja di Seluruh Wilayah Sumatera Tahun 2015-2019 71 Gambar 70. Rasio Belanja Pegawai dengan Total Belanja Antarprovinsi Tahun 2015-2019 71 Gambar 71. Perkembangan Rasio Belanja Pegawai dengan Total Belanja Antarprovinsi Tahun
2015 dan 2019 72
Gambar 72. Rasio Belanja Modal dengan Total Belanja Antarprovinsi Tahun 2015-2019 72 Gambar 73. Perkembangan Rasio Belanja Modal dengan Total Belanja Antarprovinsi Tahun
2015 dan 2019 73
Gambar 74. Peta kapasitas Fiskal Antarprovinsi di Wilayah Sumatera Tahun 2015 dan 2019 74 Gambar 75. Perkembangan Panjang Jalan menurut Kewenangan di Wilayah Sumatera Tahun
2015-2018, (dalam Km) 76
Gambar 76. Perkembangan Energi yang Diproduksi di Wilayah Sumatera Tahun 2014-2018,
(dalam GWh) 77
Gambar 77. Komposisi Produksi Energi Listrik menurut Jenis Pembangkit di Wilayah Sumatera
Tahun 2019, (dalam persen) 78
Gambar 78. Perkembangan Rasio Elektrifikasi Wilayah Sumatera Tahun 2016-2019, (dalam
persen) 78
Gambar 79. Rasio Elektrifikasi menurut Provinsi di Wilayah Sumatera Tahun 2019, (dalam
persen) 79
Gambar 80. Kawasan Ekonomi Khusus di Wilayah Sumatera 81 Gambar 81. Ekspor Batam Menurut Komoditi Non Migas Tahun 2019 (s.d Juni 2019) 98 Gambar 82. Impor Batam Menurut Komoditi Non Migas Tahun 2019 (s.d Juni 2019) 98 Gambar 83. Ekspor Batam Menurut Negara Tujuan Tahun 2019 (s.d Juni 2019) 98 Gambar 84. Impor Batam Menurut Negara Asal Tahun 2019 (s.d Juni 2019) 98 Gambar 85. Alokasi Dana Desa untuk Daerah Tertinggal di Wilayah Sumatera periode
2015-2020 101
Gambar 86. Alokasi Dana Desa untuk Daerah Tertinggal di Wilayah Sumatera periode
2015-2020 101
Gambar 87. Jumlah Terkonfirmasi, Sembuh dan Meninggal Akibat COVID-19 Antarprovinsi di
Wilayah Sumatera 103
Gambar 88. Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II dan III Wilayah Sumatera Tahun 2019 dan
2020 105
Gambar 89. Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II dan III menurut Lapangan Usaha di Wilayah
Sumatera 106
Gambar 90. Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II dan III menurut Provinsi di Wilayah Sumatera 107 Gambar 91. Perkembangan Realisasi Investasi PMA dan PMDN pada Triwulan I dan II menurut
❖ Pertumbuhan ekonomi di wilayah Sumatera sudah mengalami perlambatan di triwulan 1 tahun 2020 dibanding empat tahun terkahir, dengan faktor pengaruh utama dari pertumbuhan ekonomi sektor pertanian, kehutanan, perikanan dan sektor industri pengolahan.
❖ Pertumbuhan ekonomi antarprovinsi di wilayah Sumatera rata-rata tumbuh positif, dengan laju pertumbuhan ekonomi tertinggi tahun 2019 di Provinsi Sumatera Selatan( 5,71%) dan terendah di Provinsi Riau (2,84%).
❖ Tingkat Pengangguran Terbuka di wilayah Sumatera pada Februari 2020 sebesar 4,60 persen, lebih rendah dibanding TPT Nasional (5,34%), dengan TPT tertinggi di Provinsi Kepulauan Riau (5,57%), dan terendah di Provinsi Bengkulu (3,22%).
❖ Pengangguran terbuka di wilayah Sumatera pada Februari 2020 sebagian besar berpendidikan terakhir SMA Umum (32,34%), SMA Kejuruan (16,75%), Sekolah Menengah Pertama (15,67%), dan berpendidikan tertinggi Universitas (14,35%).
❖ Penyebaran jumlah penduduk miskin tahun 2020 antarprovinsi sebagian besar berada di Provinsi Sumatera Utara sebanyak 1,28 juta jiwa, dan 52,78 persen diantaranya berada di perkotaan.
❖ Tingkat kemiskinan tertinggi terdapat di Provinsi Bengkulu (15,03%), dan tingkat kemiskinan terendah terdapat di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (4,53%).
❖ Sebanyak 2 provinsi berada di atas IPM Nasional (71,92), yaitu IPM Provinsi Kepulauan Riau (75,48) yang menduduki ranking ke-4 ditingkat nasional, dan IPM Provinsi Riau (73) ranking ke-6. IPM terendah di Provinsi Lampung sebesar 69,57 ranking ke-24.
❖ Nilai koefisien Gini Ratio antarprovinsi di wilayah Sumatera pada tahun 2020, seluruhnya sudah berada di bawah gini rasio nasional, dengan nilai koefisien Gini Ratio tertinggi di Provinsi Kepulauan Riau (0,339), dan terendah di Provinsi Kep. Bangka Belitung (0,262).
P
ERKEMBANGAN
I
NDIKATOR
U
TAMA
P
EMBANGUNAN
P
erkembangan
I
ndikator
U
tama
P
embangunan
1.1. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan Ekonomi
. Pertumbuhan ekonomi di wilayah Sumatera selama periode 2015-2020 triwulan I tumbuh positif dengan laju pertumbuhan 3,25-4,57 persen, namun mengalami perlambatan di triwulan 1 tahun 2020. Tingkat pertumbuhan ekonomi wilayah Sumatera pada triwulan 1 tahun 2020 masih berada di atas pertumbuhan ekonomi nasional (Gambar 1). Sektor yang memiliki andil terbesar dalam pertumbuhan ekonomi wilayah Sumatera triwulan 1 tahun 2020 adalah sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan dengan kontribusi sebesar 0,98 persen dan sektor industri pengolahan sebesar 0,66 persen (Gambar 2).Gambar 1:
Pertumbuhan Ekonomi ADHK 2010 Wilayah Sumatera dan Nasional Tahun 2015-2020, (persen)
Sumber: PDRB Lapangan Usaha Provinsi 2015-2020, BPS
Gambar 2:
Sumber Utama Pertumbuhan Ekonomi ADHK 2010 Wilayah Sumatera Tahun 2015-2020, (persen)
Sumber: PDRB Lapangan Usaha Provinsi 2015-2020, BPS 3.53 4.28 4.28 4.55 4.57 3.25 4.88 5.02 5.07 5.17 5.02 2.97 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Tr1 (y on y) P. Sumatera Nasional 0.83 0.87 0.89 0.82 0.80 0.98 0.79 0.89 0.84 0.89 0.91 0.66 -1.00 -0.50 0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 3.50 4.00 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Tr1
Transportasi dan Pergudangan
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
Konstruksi
Industri Pengolahan
Pertambangan dan Penggalian
Pertumbuhan ekonomi antarprovinsi di wilayah Sumatera tahun 2019 rata-rata tumbuh positif, dengan laju pertumbuhan ekonomi tertinggi di Provinsi Sumatera Selatan sebesar 5,71 persen dan terendah di Provinsi Riau sebesar 2,84 persen. Sementara dilihat dari perkembangan ekonomi selama periode 2015-2020 triwulan 1, Pertumbuhan ekonomi Aceh, Sumatera Barat dan Kepulauan Bangka Belitung mengalami perlambatan dari tahun 2017 (Tabel 1). Sektor-sektor yang memberikan andil terbesar dalam pertumbuhan ekonomi provinsi di wilayah Sumatera, diantaranya adalah sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan, sektor industri pengolahan, dan sektor perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor. Sektor pertambangan dan penggalian memberikan andil pertumbuhan ekonomi terbesar di Provinsi Jambi dan Sumatera Selatan, sebaliknya di Provinsi Aceh dan Riau sektor pertambangan dan penggalian tumbuh negatif (Gambar 3).
Tabel 1:
Pertumbuhan Ekonomi ADHK Tahun 2010 Provinsi di Wilayah Sumatera Tahun 2015-2020, (dalam persen) Provinsi 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Tr1 (y on y) Aceh -0,73 3,29 4,18 4,61 4,15 3,17 Sumatera Utara 5,10 5,18 5,12 5,18 5,22 4,65 Sumatera Barat 5,53 5,27 5,30 5,16 5,05 3,92 Riau 0,22 2,18 2,66 2,37 2,84 2,24 Jambi 4,21 4,37 4,60 4,74 4,40 1,65 Sumatera Selatan 4,42 5,04 5,51 6,04 5,71 4,98 Bengkulu 5,13 5,28 4,98 4,99 4,96 3,82 Lampung 5,13 5,14 5,16 5,25 5,27 1,73 Bangka Belitung 4,08 4,10 4,47 4,46 3,32 1,35 Kepri 6,02 4,98 1,98 4,58 4,89 2,06 Wilayah Sumatera 3,53 4,28 4,28 4,55 4,57 3,25
Sumber: PDRB Lapangan Usaha Provinsi 2015-2020, BPS
Gambar 3:
Sumber Utama Pertumbuhan Ekonomi Provinsi di Wilayah Sumatera Tahun 2015-2020, (dalam persen)
Sumber: PDRB Lapangan Usaha Provinsi 2015-2020, BPS
-2.00 -1.00 0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 Ace h Sum ate ra U tara Sum ate ra Bar at R iau Ja m b i B en gku lu Sum ate ra Selat an Lam p u n g Kep . B an gka B elitu n g Kep . R iau Jasa lainnya
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial Jasa Pendidikan
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib Jasa Perusahaan
Real Estate
Jasa Perantara Keuangan Jasa Keuangan dan Asuransi Informasi dan Komunikasi
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum Transportasi dan Pergudangan
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor Konstruksi
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang Pengadaan Listrik dan Gas
Industri Pengolahan Pertambangan dan Penggalian Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
1.2. Pengangguran Terbuka
Pengangguran Terbuka. Pengangguran Terbuka di wilayah Sumatera pada tahun 2020 sebanyak
1.353.517 orang atau dengan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar 4,60 persen, lebih rendah
dibanding TPT Nasional (5,34%). Perkembangan pengangguran terbuka di wilayah Sumatera tersebut menunjukkan peningkatan pada periode
2015-2016, dan menunjukkan penurunan pada periode 2016-2020.
TPT antarprovinsi pada tahun 2020 yang berada di atas TPT wilayah Sumatera meliputi Provinsi Kepulauan Riau (5,57%), Aceh (5,42%), Sumatera Barat (5,22%), Riau (5,07%), dan Sumatera Utara (4,73%). Perkembangan jumlah pengangguran terbuka di wilayah Sumatera dalam periode 2015-2020 menunjukkan penurunan sebanyak 114.311 orang atau berdasarkan TPT berkurang sebesar 0,91 persen. Jumlah Pengangguran terbuka antarprovinsi pada tahun 2020, jumlah terbanyak terdapat di Provinsi Sumatera Utara sebanyak 345.014 orang dan terendah di Provinsi Kep. Bangka Belitung sebanyak 26.472 orang.
Tabel 2:
Perkembangan jumlah Pengangguran Terbuka dan Tingkat Pengangguran Terbuka Antarprovinsi di Wilayah Sumatera Tahun 2015-2020
PROVINSI PENGANGGURAN TERBUKA (Orang) TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA (%) 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Aceh 174.706 181.807 172.107 154.128 136.076 136.064 7,73 8,13 7,39 6,55 5,53 5,42 Sumatera Utara 421.232 427.964 430.203 403.959 414.316 345.014 6,39 6,49 6,41 5,59 5,56 4,73 Sumatera Barat 148.677 149.687 151.900 152.241 142.244 146.577 5,99 5,81 5,80 5,55 5,29 5,22 Riau 199.769 176.948 180.237 188.412 183.698 168.687 6,72 5,94 5,76 5,72 5,57 5,07 Jambi 46.237 79.073 65.700 67.466 64.676 80.237 2,73 4,66 3,67 3,65 3,62 4,41 Sumatera Selatan 202.219 159.525 161.152 175.458 173.038 166.751 5,03 3,94 3,80 4,02 3,99 3,86 Bengkulu 31.289 38.345 29.022 27.944 26.014 34.811 3,21 3,84 2,81 2,70 2,50 3,22 Lampung 139.509 183.499 189.062 190.442 174.509 189.734 3,44 4,54 4,43 4,33 3,96 4,28 Bangka Belitung 23.174 42.398 32.501 27.347 24.977 26.472 3,35 6,17 4,46 3,61 3,39 3,41 Kepulauan Riau 81.016 82.466 67.796 68.559 66.557 59.170 9,05 9,03 6,44 6,43 6,41 5,57 SUMATERA 1.467.828 1.521.712 1.479.680 1.455.956 1.406.105 1.353.517 5,51 5,68 5,30 5,01 4,81 4,60
Sumber : Sakernas Februari 2015-2020, BPS
Pengangguran Terbuka menurut Perdesaan-Perkotaan. Jumlah pengangguran terbuka dan TPT pada periode 2015-2020 menunjukkan dominasi di perkotaan, dengan TPT tertinggi pada tahun 2015 (7,62%) dan berkurang 1,39 persen menjadi 6,23 persen pada tahun 2020. Sementara untuk TPT di perdesaan, tertinggi sebesar 4,45 persen pada tahun 2016 dan berkurang 0,10 persen pada tahun 2020 menjadi 3,35 persen. Perbandingan TPT di perkotaan antarprovinsi pada tahun 2020 tertinggi
Gambar 4:
Perkembangan Pengangguran Terbuka dan TPT di Wilayah Sumatera Tahun 2015-2020
Sumber : Sakernas Februari 2015-2020, BPS
1, 467, 828 1, 521, 712 1, 479, 680 1, 455, 956 1, 406, 105 1, 353, 517 5.51 5.68 5.30 5.01 4.81 4.60 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 1,250,000 1,300,000 1,350,000 1,400,000 1,450,000 1,500,000 1,550,000 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Jumlah Pengangguran Terbuka (Orang) TPT (%)
berada di Provinsi Aceh (8,01%), berikutnya di Provinsi Sumatera Utara (6,75%), dan Provinsi Riau 6,54 persen. Sementara TPT di perdesaan tertinggi dan berada di Provinsi Aceh (4,13%), Sumatera Barat (4,09%) dan Riau (4,07%).
Gambar 5:
Perkembangan Jumlah Pengangguran Terbuka (Orang) dan Tingkat Pengangguran Terbuka (%) Periode 2015-2020 di Wilayah Sumatera
Sumber : Sakernas Februari 2015-2020, BPS
Selama periode 2015-2020, Provinsi Riau menunjukkan kinerja penurunan TPT di perkotaan tertinggi yaitu dari 9,10 persen (tahun 2015) berkurang sebesar 2,56 persen menjadi 6,54 persen pada tahun 2020, sementara itu pada periode yang sama di Provinsi Lampung menunjukkan peningkatan dari 5,70 persen menjadi 5,78 persen. TPT di perdesaan pada periode 2015-2020 yang menunjukkan peningkatan terdapat di Provinsi Jambi (1,43%), Lampung (1,14%), Bengkulu (0,34%), Bangka Belitung (0,22%).
Tabel 3:
Perkembangan Tingkat Pengangguran Terbuka Antarprovinsi Menurut Perdesaan dan Perkotaan di Wilayah Sumatera Tahun 2015-2020
PROVINSI TPT PERKOTAAN (%) TPT PERDESAAN (%) 2015 2016 2017 2018 2019 2020 ∆ (’15-’20) 2015 2016 2017 2018 2019 2020 ∆ (’15-’20) Aceh 8,93 9,51 7,64 7,36 8,21 8,01 -0,92 7,18 7,50 7,27 6,16 4,28 4,13 -3,05 Sumatera Utara 8,15 7,30 7,46 7,35 7,86 6,75 -1,40 4,44 5,66 5,36 3,57 3,02 2,33 -2,11 Sumatera Barat 7,96 7,70 7,36 6,69 6,40 6,45 -1,51 4,25 4,34 4,51 4,56 4,34 4,09 -0,16 Riau 9,10 6,71 7,58 7,56 7,34 6,54 -2,56 5,22 5,43 4,58 4,52 4,41 4,07 -1,15 Jambi 3,76 6,32 5,32 4,97 3,85 5,87 2,11 2,28 3,93 2,90 3,03 3,52 3,71 1,43 Sumatera Selatan 7,74 6,80 5,19 6,19 5,85 5,41 -2,33 3,49 2,41 3,05 2,77 2,94 3,00 -0,49 Bengkulu 4,35 6,66 3,26 3,30 3,23 3,57 -0,78 2,71 2,59 2,60 2,43 2,16 3,05 0,34 Lampung 5,70 7,17 6,49 6,30 7,48 5,78 0,08 2,45 3,51 3,61 3,53 2,48 3,59 1,14 Bangka Belitung 4,26 7,78 7,10 4,34 3,64 4,19 -0,07 2,23 4,38 1,63 2,79 3,10 2,45 0,22 Kepulauan Riau 9,56 9,97 6,78 6,45 6,72 5,91 -3,65 4,18 3,44 4,00 6,32 3,47 1,86 -2,32 SUMATERA 7,62 7,49 6,78 6,66 6,85 6,23 -1,39 3,98 4,45 4,28 3,79 3,31 3,35 -0,64
Sumber : Sakernas Februari 2015-2020, BPS
Pengangguran Terbuka Menurut Pendidikan. Pengangguran terbuka di wilayah Sumatera pada tahun 2020 sebagian besar berpendidikan terakhir SMA Umum (32,34%), SMA Kejuruan (16,75%), Sekolah Menengah Pertama (15,67%), dan berpendidikan tertinggi Universitas sebesar 14,35 persen. Pengangguran terbuka berpendidikan terakhir SMU menunjukkan persentase dominan diseluruh
8 5 2 ,1 5 5 8 1 4 ,2 4 1 7 7 2 ,8 3 8 8 2 1 ,5 4 0 8 4 6 ,8 0 8 7 9 4 ,8 5 2 6 1 5 ,6 7 3 7 0 7 ,4 7 1 7 0 6 ,8 4 2 6 3 4 ,4 1 6 5 5 9 ,2 9 7 5 5 8 ,6 6 5 2015 2016 2017 2018 2019 2020
Jumlah Pengangguran Terbuka di Perkotaan (Orang) Jumlah Pengangguran Terbuka di Perdesaan (Orang)
7.62 7.49 6.78 6.66 6.85 6.23 3.98 4.45 4.28 3.79 3.31 3.35 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 2015 2016 2017 2018 2019 2020 TPT di Perkotaan (%) TPT di Perdesaan (%)
provinsi kecuali di Provinsi Kep. Bangka Belitung sebagian besar berpendidikan SMA Kejuruan (SMK)sebesar 26,28 persen. Pengangguran terbuka berpendidikan tertinggi (Universitas) menunjukkan persentase kedua tertinggi terdapat di Provinsi Aceh (21,82%), Jambi (20,93%), Kep. Bangka Belitung (19,76%), dan Sumatera Barat (19,60%).
Tabel 4:
Pengangguran Terbuka menurut Provinsi dan Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan di Wilayah Sumatera, Tahun 2020
Provinsi
Jumlah Penganggur an
Terbuka (orang)
Persentase Pengangguran terbuka menurut Pendidikan Tidak/ Belum Pernah Sekolah Tidak/ Belum Tamat SD Tamat SD Tamat SMP Tamat SMU Tamat SMK Diploma I/II/III Akademi Universitas Aceh 136.064 - 1,75 7,41 8,29 46,19 8,09 6,45 21,82 Sumatera Utara 345.014 - 4,05 11,37 15,94 30,04 19,35 5,01 14,25 Sumatera Barat 146.577 0,30 4,76 16,33 18,90 20,39 16,19 3,52 19,60 Riau 168.687 0,57 5,88 13,05 18,93 34,13 13,12 2,72 11,60 Jambi 80.237 - 5,45 4,83 18,64 36,14 12,21 1,81 20,93 Sumatera Selatan 166.751 - 5,27 9,06 12,78 40,19 16,56 3,91 12,24 Bengkulu 34.811 - 3,88 11,88 13,90 31,75 16,66 7,43 14,50 Lampung 189.734 0,87 7,11 14,30 18,26 27,50 19,39 3,89 8,67 Kep. Bangka Belitung 26.472 - 7,42 12,97 12,46 18,23 26,28 2,87 19,76 Kepulauan Riau 59.170 1,35 4,36 9,50 12,12 33,23 27,15 7,05 5,24
SUMATERA 1.353.517 0,28 4,86 11,42 15,67 32,34 16,75 4,34 14,35
Sumber : Sakernas Februari 2015-2020, BPS
Berdasarkan keberadaan pengangguran terbuka di perdesaan dan perkotaan, menunjukkan dominasi pengangguran terbuka disetiap tingkat pendidikan berada di perkotaan. Berdasarkan gender, pengangguran terbuka berpendidikan tertinggi (universitas dan Diploma) sebagian besar adalah kaum perempuan, dan tingkat pendidikan lebih rendah sebagian besar dari kaum laki-laki.
Gambar 6 :
Pengangguran Terbuka menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan di Wilayah Sumatera Tahun 2020
Perdesaan/ Perkotaan Laki-laki/ Perempuan
Sumber : Sakernas Februari 2020, BPS
Perkembangan pengangguran terbuka menurut pendidikan yang ditamatkan di wilayah Sumatera pada tahun 2015 dan tahun 2020 menunjukkan penurunan jumlah dan persentase dari setiap tingkat
3,008 35,084 78,771 120,253 251,079 150,327 32,568 123,762 832 30,736 75,793 91,864 186,586 76,338 26,109 70,407
Tidak/Belum Pernah Sekolah Tidak/Belum Tamat SD Tamat SD Tamat SMP Tamat SMU Tamat SMK Diploma I/II/III Akademi Universitas PERDESAAN PERKOTAAN 1,353 29,188 53,604 91,413 173,177 77,137 32,329 121,552 2,487 36,632 100,960 120,704 264,488 149,528 26,348 72,617
Tidak/Belum Pernah Sekolah Tidak/Belum Tamat SD Tamat SD Tamat SMP Tamat SMU Tamat SMK Diploma I/II/III Akademi Universitas
pendidikan, kecuali untuk tingkat pengangguran terbuka untuk berpendidikan Sarjana menunjukkan peningkatan sebesar 31.373 orang atau meningkat sebesar 3,25 persen.
Tabel 5:
Perkembangan Pengangguran Terbuka menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan di wilayah Sumatera Tahun 2015 dan 2020
Pengangg uran Terbuka Tahun Tidak/ Belum Pernah Sekolah Tidak/ Belum Tamat SD
Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Diploma
I/II/III Akademi Diploma I/II/III Universi tas Sekolah Dasar Sekolah Menengah Pertama Sekolah Menengah Atas Umum Kejuruan Jumlah (Orang) 2015 11.650 81.220 172.769 237.193 458.743 257.249 86.208 162.796 2020 3.840 65.820 154.564 212.117 437.665 226.665 58.677 194.169 ∆ (’15-’20) -7.810 -15.400 -18.205 -25.076 -21.078 -30.584 -27.531 31.373 TPT (%) 2015 0,79 5,53 11,77 16,16 31,25 17,53 5,87 11,09 2020 0,28 4,86 11,42 15,67 32,34 16,75 4,34 14,35 ∆ (’15-’20) -0,51 -0,67 -0,35 -0,49 1,08 -0,78 -1,54 3,25
Sumber : Sakernas Februari 2015 dan 2020, BPS
1.3. Kemiskinan
Kemiskinan. Jumlah penduduk miskin semester 1 (Maret) secara Nasional dalam kurun waktu 2015-2020 cenderung menurun, yaitu dari 28,59 Juta jiwa atau 11,22 Persen dari penduduk Indonesia pada tahun tahun 2015 berkurang sebesar 2,17 juta jiwa (1,44%) menjadi 26,42 juta jiwa atau 9,78 pada tahun 2020. Pada Tahun 2020 Jumlah penduduk miskin di wilayah Sumatera mencapai 5,84 juta jiwa atau 22,09 persen dari total penduduk miskin di Indonesia.
Gambar 7:
Perkembangan Jumlah Penduduk Miskin Antarprovinsi Tahun 2015 dan 2020 (Ribu Jiwa)
Gambar 8:
Distribusi Jumlah Penduduk Miskin Antarprovinsi Tahun 2020 (Ribu Jiwa)
Sumber: Data Kemiskinan Semester 1 (maret), Publikasi BPS Tahun 2020
Berdasarkan penyebaran jumlah penduduk miskin tahun 2020 antarprovinsi sebagian besar berada di Provinsi Sumatera Utara sebanyak 1,28 juta jiwa, dan 52,78 persen diantaranya berada di perkotaan.
814.91 1,283.29 344.23 483.39 277.80 1,081.58 302.58 1,049.32 68.39 131.97 851.59 1,463.67 379.61 531.39 300.71 1,145.63 334.07 1,163.49 74.09 122.40 Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Bangka Belitung Kep. Riau 2015 2020 Aceh, 814.91, 14% Sumatera Utara, 1,283.29, 22% Sumatera Barat, 344.23, 6% Riau, 483.39, 8% Jambi, 277.80, 5% Sumatera Selatan, 1,081.58, 19% Bengkulu, 302.58, 5% Lampung, 1,049.32, 18% Bangka Belitung, 68.39, 1% Kep. Riau, 131.97, 2%
Berikutnya di Provinsi Sumatera Selatan sebanyak 1,08 juta jiwa, sebanyak 64,15 persen berada di perdesaan, dan Provinsi Lampung sebanyak 1,05 juta jiwa dan sebanyak 77,40 persen di perdesaan.
Tabel 6:
Perkembangan Jumlah Penduduk Miskin Antarprovinsi di Perdesaan dan Perkotaan Periode 2015-2020
PROVINSI
Jumlah (Ribu Jiwa) Perkotaan (%) Perdesaan (%)
2015 2020 ∆ (’15-‘20) 2015 2020 ∆ (’15-‘20) 2015 2020 ∆ (’15-‘20) Aceh 851,59 814,91 -36,68 18,50 21,34 2,84 81,50 78,66 -2,84 Sumatera Utara 1.463,67 1.283,29 -180,38 47,78 54,22 6,44 52,22 45,78 -6,44 Sumatera Barat 379,61 344,23 -35,38 31,09 37,22 6,13 68,90 62,78 -6,12 Riau 531,39 483,39 -48 31,32 36,24 4,91 68,68 63,76 -4,91 Jambi 300,71 277,8 -22,91 39,75 44,51 4,75 60,25 55,49 -4,75 Sumatera Selatan 1.145,63 1.081,58 -64,05 34,12 35,85 1,74 65,88 64,15 -1,74 Bengkulu 334,07 302,58 -31,49 30,87 32,57 1,70 69,13 67,43 -1,70 Lampung 1.163,49 1.049,32 -114,17 20,05 22,60 2,55 79,95 77,40 -2,55 Kep. Bangka Belitung 74,09 68,39 -5,7 27,17 37,33 10,16 72,83 62,68 -10,15 Kep. Riau 122,4 131,97 9,57 73,10 82,49 9,38 26,90 17,51 -9,38
SUMATERA 6.366,65 5.837,46 -529,19 32,95 36,91 3,96 67,05 63,09 -3,96
Sumber: Data Kemiskinan Semester 1 (maret), Publikasi BPS Tahun 2020
Penyebaran penduduk miskin di perkotaan tertinggi berada di Provinsi Kepulauan Riau, yakni mencapai 82,49 persen dari total penduduk miskin (131,97 ribu jiwa). Penyebaran penduduk miskin di perdesaan tertinggi berada di Provinsi Aceh yang mencapai 78,66 persen dari total penduduk miskin (814,49 ribu jiwa).
Gambar 9:
Perkembangan Tingkat Kemiskinan Antarprovinsi Tahun 2015 dan 2020
sumber: Data Kemiskinan Semester 1 (maret), Publikasi BPS Tahun 2020
Berdasarkan persentase penduduk miskin antarprovinsi pada tahun 2020, sebanyak 4 provinsi menunjukkan tingkat kemiskinan di atas tingkat kemiskinan nasional (9,78%). Tingkat kemiskinan tertinggi terdapat di Provinsi Bengkulu sebesar 15,03 persen dan mengalami penurunan sebesar 2,85 persen dibanding tahun 2015 (17,88%). Berikutnya di Provinsi Sumatera Selatan dengan tingkat kemiskinan 12,66 persen dan berkurang sebesar 1,59 persen dibanding tahun 2015 (14,25%). Tingkat kemiskinan terendah terdapat di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sebesar 4,53 persen dan berkurang sebesar 0,87 persen dibanding tahun 2015 (5,40%).
1 7 .0 8 1 0 .5 3 7 .3 1 8.42 8.8 6 1 4 .2 5 1 7 .8 8 1 4 .3 5 5 .4 0 6 .2 4 1 4 .9 9 8 .7 5 6 .2 8 6 .8 2 7 .58 1 2 .6 6 15.0 3 1 2 .3 4 4 .5 3 5.92 11.22 9.78 Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat
Riau Jambi Sumatera Selatan
Bengkulu Lampung Bangka Belitung
Kepulauan Riau
Tabel 7:
Perkembangan Persentase Penduduk Miskin menurut Perdesaan dan Perkotaan Antarprovinsi Tahun 2015 dan 2020
PROVINSI
PERKOTAAN PERDESAAN JUMLAH
2015 2020 ∆ (’15-‘20) 2015 2020 ∆ (’15-‘20) 2015 2020 ∆ (’15-‘20) Aceh 11,13 9,84 -1,29 19,44 17,46 -1,98 17,08 14,99 -2,09 Sumatera Utara 10,16 8,73 -1,43 10,89 8,77 -2,12 10,53 8,75 -1,78 Sumatera Barat 5,73 4,97 -0,76 8,35 7,43 -0,92 7,31 6,28 -1,03 Riau 6,79 6,12 -0,67 9,46 7,29 -2,17 8,42 6,82 -1,60 Jambi 11,60 10,41 -1,19 7,67 6,23 -1,44 8,86 7,58 -1,28 Sumatera Selatan 13,62 12,16 -1,46 14,60 12,96 -1,64 14,25 12,66 -1,59 Bengkulu 17,79 14,77 -3,02 17,93 15,16 -2,77 17,88 15,03 -2,85 Lampung 10,94 9,02 -1,92 15,56 13,83 -1,73 14,35 12,34 -2,01 Bangka Belitung 2,98 3,06 0,08 7,75 6,33 -1,42 5,40 4,53 -0,87 Kepulauan Riau 5,46 5,42 -0,04 10,23 10,43 0,20 6,24 5,92 -0,32 INDONESIA 8,29 7,38 -0,91 14,21 12,82 -1,39 11,22 9,78 -1,44
Sumber: Data Kemiskinan Semester 1 (maret), Publikasi BPS Tahun 2020
1.4. Indeks Pembangunan Manusia
IPM antarprovinsi di wilayah Sumatera selama periode 2015 – 2019 menunjukkan peningkatan. Sebanyak 2 provinsi telah berada di atas IPM Nasional (71,92), yaitu IPM Provinsi Kepulauan Riau (75,48) yang menduduki ranking ke-4 ditingkat nasional, dan IPM Provinsi Riau (73) ranking ke-6. IPM terendah terdapat di Provinsi Lampung sebesar 69,57 ranking ke-24. Berikutnya IPM di Provinsi Sumatera Selatan (70,02) yang menduduki ranking ke-23 secara nasional.
Sumber: Publikasi BPS, 2020
Tabel 8:
Perkembangan IPM Nasional Tahun 2015-2019
Gambar 10:
Perkembangan IPM Nasional Tahun 2015-2019 PROVINSI TAHUN 2015 2016 2017 2018 2019 Aceh 69,45 70,00 70,60 71,19 71,9 Sumatera Utara 69,51 70,00 70,57 71,18 71,74 Sumatera Barat 69,98 70,73 71,24 71,73 72,39 Riau 70,84 71,2 71,79 72,44 73,00 Jambi 68,89 69,62 69,99 70,65 71,26 Sumatera Selatan 67,46 68,24 68,86 69,39 70,02 Bengkulu 68,59 69,33 69,95 70,64 71,21 Lampung 66,95 67,65 68,25 69,02 69,57 Kep. Bangka Belitungl 69,05 69,55 69,99 70,67 71,3 Kep. Riau 73,75 73,99 74,45 74,84 75,48 INDONESIA 69,55 70,18 70,81 71,39 71,92 65 67 69 71 73 75 77 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Aceh Sumut Sumbar Riau Jambi Sumsel Bengkulu Lampung Babel Kepri INDONESIA
Berdasarkan perkembangan IPM antara tahun 2015 dan 2019, seluruh provinsi menunjukkan peningkatan IPM, dengan peningkatan tertinggi di Provinsi Bengkulu dan Lampung yang meningkat sebanyak 2,62 poin, dan berikutnya di Provinsi Sumatera Selatan yang meningkat sebesar 2,56 poin. Untuk menunjukkan kecepatan perkembangan IPM selama periode 2015-2019 dapat diindikasikan melalui reduksi short fall pertahun (annual reduction in short fall) yaitu perhitungan secara sederhana untuk menunjukkan perbandingan antara capaian yang telah ditempuh dengan capaian yang harus ditempuh untuk mencapai IPM ideal (IPM =100). Berdasarkan Hasil perhitungan seluruh provinsi memiliki nilai reduksi Shortfall per tahun termasuk kategori Mengengah (1,5-1,7).
Tabel 9:
Perkembangan IPM, Ranking dan Reduksi Shortfall Antarprovinsi Tahun 2015-2019
PROVINSI 2015 2016 2017 2018 2019 ∆ (‘15-‘20) Reduksi Shortfall Per tahun IPM Ra n ki n g Na sio n al IPM Ra n ki n g Na sio n al IPM Ra n ki n g Na sio n al IPM Ra n ki n g Na sio n al IPM Ra n ki n g Na sio n al Aceh 69,45 13 70 12 70,60 11 71,19 11 71,9 11 2,45 1,68 Sumut 69,51 10 70 11 70,57 12 71,18 12 71,74 12 2,23 1,64 Sumbar 69,98 9 70,73 9 71,24 9 71,73 9 72,39 9 2,41 1,68 Riau 70,84 6 71,2 6 71,79 6 72,44 6 73 6 2,16 1,65 Jambi 68,89 17 69,62 16 69,99 16 70,65 17 71,26 17 2,37 1,66 Sumsel 67,46 23 68,24 23 68,86 23 69,39 23 70,02 23 2,56 1,67 Bengkulu 68,59 20 69,33 18 69,95 18 70,64 18 71,21 18 2,62 1,70 Lampung 66,95 25 67,65 24 68,25 24 69,02 24 69,57 24 2,62 1,68 Babel 69,05 15 69,55 17 69,99 17 70,67 16 71,3 16 2,25 1,64 Kepri 73,75 4 73,99 4 74,45 4 74,84 4 75,48 4 1,73 1,60 INDONESIA 69,55 70,18 70,81 71,39 71,92 2,37 1,67 Sumber: Publikasi BPS, 2020
Keterangan: Kategori reduksi short fall pertahun : (a) Sangat lambat jika : < 1,3; (b) Lambat jika : 1,3 – 1,5; (c). Menengah : 1,5 – 1,7; dan (d) Cepat jika : > 1,7.
1.5. Gini Ratio
Gini Ratio atau Indeks Gini merupakan indikator yang menunjukkan tingkat ketimpangan pendapatan secara menyeluruh. Nilai Koefisien Gini berkisar antara 0 hingga 1, dimana Gino Ratio bernilai 0 menunjukkan adanya pemerataan pendapatan yang sempurna, atau setiap orang memiliki pendapatan yang sama, dan sebaliknya Gini Ratio bernilai 1 menunjukkan Tidak Merata Sempurna.
Gambar 11:
Perkembangan Gini Ratio Antarprovinsi Tahun 2015 dan 2020
Sumber: Data Gini Ratio Semester 1 (maret), Publikasi BPS Tahun 2020
0 .3 3 4 0 .3 3 6 0 .34 2 0 .3 6 4 0 .3 6 1 0 .3 6 0 .3 7 6 0 .3 7 6 0 .2 8 3 0.3 6 4 0 .3 2 3 0 .3 1 6 0 .3 0 5 0 .3 2 9 0 .3 2 0 .3 3 9 0 .3 3 4 0 .3 2 7 0 .2 6 2 0 .3 3 9 0.408 0.381 0.25 0.27 0.29 0.31 0.33 0.35 0.37 0.39 0.41 0.43 Ac eh Sum ate ra U tar a Sum ate ra B arat Ria u Ja m bi Sum ate ra Se lat an B engkulu Lamp ung B ang ka Be lit u ng Ke pulaua n R iau Provinsi 2015 Provinsi 2020 Nasional 2015 Nasional 2020
Berdasarkan data BPS, perkembangan nilai koefisien Gini Ratio secara Nasional pada periode 2015-2020 menunjukkan penurunan, yaitu sebesar 0,408 pada tahun 2015 berkurang sebesar 0,027 menjadi 0,381 pada tahun 2020. Nilai koefisien Gini Ratio antarprovinsi di wilayah Sumatera pada tahun 2020, seluruhnya sudah berada di bawah gini rasio nasional, dengan nilai koefisien Gini Ratio tertinggi di Provinsi Kepulauan Riau (0,339) dan Sumatera Selatan (0,339) dan termasuk kategori tingkat ketimpangan rendah. Nilai koefisien Gini Ratio terendah terdapat di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (0,262), dan Provinsi Sumatera Barat (0,305). Berdasarkan nilai koefisien Gini Ratio di perdesaan dan perkotaan, menunjukkan tingkat ketimpangan di perkotaan lebih tinggi dibanding perdesaan di seluruh provinsi di wilayah Sumatera.
Tabel 10:
Perkembangan Gini Ratio Perdesaan dan Perkotaan Antarprovinsi Tahun 2015 dan 2020
PROVINSI Perkotaan Perdesaan Perkotaan + Perdesaan
2015 2020 ∆ (’15-20) 2015 2020 ∆ (’15-20) 2015 2020 ∆ (’15-20) Aceh 0,367 0,36 -0,007 0,292 0,281 -0,011 0,334 0,323 -0,011 Sumatera Utara 0,360 0,338 -0,022 0,296 0,255 -0,041 0,336 0,316 -0,020 Sumatera Barat 0,358 0,323 -0,035 0,304 0,257 -0,047 0,342 0,305 -0,037 Riau 0,392 0,363 -0,029 0,328 0,273 -0,055 0,364 0,329 -0,035 Jambi 0,381 0,351 -0,030 0,339 0,287 -0,052 0,361 0,32 -0,041 Sumatera Selatan 0,390 0,358 -0,032 0,314 0,308 -0,006 0,360 0,339 -0,021 Bengkulu 0,405 0,378 -0,027 0,345 0,275 -0,070 0,376 0,334 -0,042 Lampung 0,403 0,345 -0,058 0,345 0,298 -0,047 0,376 0,327 -0,049 Kep. Bangka Belitung 0,291 0,276 -0,015 0,263 0,22 -0,043 0,283 0,262 -0,021 Kep. Riau 0,361 0,337 -0,024 0,293 0,26 -0,033 0,364 0,339 -0,025
NASIONAL 0,428 0,393 -0,035 0,334 0,317 -0,017 0,408 0,381 -0,027
Sumber: Data Gini Ratio Semester 1 (maret), Publikasi BPS Tahun 2020
Ketimpangan di perdesaan dan perkotaan antarprovinsi menurut nilai koefisien Gini Ratio, menunjukkan tren penurunan diseluruh provinsi. Dengan penurunan tertinggi selama periode 2015-2020, terdapat di Provinsi Lampung dengan penurunan nilai koefisien Gini Ratio sebesar 0,049, yang dikontribusi dari penurunan nilai koefisien Gini Ratio di perkotaan ((0,058) dan perdesaan (0,047).
P
ERKEMBANGAN
K
EPENDUDUKAN
D
AN
K
ETENAGAKERJAAN
❖ Pada tahun 2019, wilayah Sumatera merupakan wilayah berpenduduk terbanyak setelah wilayah Jawa Bali yaitu sebanyak 58,56 juta jiwa atau 21,84 persen dari penduduk Indonesia, dengan jumlah tertinggi di Provinsi Sumatera Utara 14,56 juta jiwa (24,87 persen dari penduduk di wilayah Sumatera), dan terendah di Kepulauan Bangka Belitung 1,49 juta jiwa atau 2,54 persen dari penduduk Sumatera. ❖ Pada tahun 2019, sebanyak 4 provinsi memiliki kepadatan di atas kepadatan rata-rata nasional (121,80
jiwa/ Km2), dengan kepadatan tertinggi di Kepulauan Riau (267 jiwa/Km2), dan terendah di Provinsi
Jambi sebesar 72 jiwa/Km2.
❖ Pada periode 2010-2019, sebanyak 4 provinsi di wilayah Sumatera memiliki laju pertumbuhan penduduk di atas rata-rata nasional (1,79%), dengan laju tertinggi di Provinsi Kepulauan Riau sebesar 2,90%, Provinsi Riau (2,52%) dan Kepulauan Bangka Belitung (2,14%).
❖ Berdasarkan angka Dependency Ratio tahun 2020, Sebanyak 7 provinsi di wilayah Sumatera dalam fase Bonus Demografi, kecuali di Provinsi Aceh, Sumatera Utara dan Sumatera Barat.
❖ Pada Februari 2020, angkatan kerja di wilayah Sumatera sebagian besar berada di perdesaan, kecuali di Provinsi Kepulauan Riau hanya sebanyak 8,40 persen, Bangka Belitung 44,90 persen, dan Sumatera Utara sebanyak 45,74 persen.
❖ Pekerja di wilayah Sumatera pada Februari 2020, sebagian besar bergerak pada jenis pekerjaan: (i) pertanian, kehutanan dan perikanan (39,87%), dan sebanyak 83,92 persen diantaranya dilakukan di perdesaan. Sedangkan di perkotaan, tertinggi pada jenis pekerjaan Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Daur Ulang (84,99%), (13) jasa perusahaan (83,93%), dan (12) Jasa persewaan bangunan (83,06%).
❖ Berdasarkan 7 jenis status pekerjaan utama pada tahun 2020, penduduk wilayah Sumatera sebagian besar bekerja sebagai buruh/karyawan/ pegawai (36,68%), berusaha sendiri (19,26%), serta berusaha dibantu buruh tidak tetap/buruh tidak dibayar (17,16%). status pekerjaan buruh/karyawan/pegawai, dengan persentase tertinggi di Provinsi Kepulauan Riau sebesar 62,24 persen dari total pekerjanya
P
ERKEMBANGAN
K
EPENDUDUKAN
D
AN
K
ETENAGAKERJAAN
2.1. Kependudukan
Wilayah Sumatera merupakan wilayah berpenduduk terbanyak setelah wilayah Jawa Bali yaitu sebanyak 58,56 juta jiwa atau 21,84 persen dari penduduk Indonesia. Jumlah penduduk tertinggi antarprovinsi adalah Provinsi Sumatera Utara 14,56 juta jiwa atau 24,87 persen dari penduduk di wilayah Sumatera, dan terendah di Kepulauan Bangka Belitung (1,49 juta jiwa) atau 2,54 persen dari penduduk Sumatera. Berdasarkan Rasio jenis kelamin laki-laki dan perempuan antarprovinsi menunjukkan rasio laki-laki sedikit lebih tinggi dibanding perempuan.
Tabel 11:
Luas Wilayah dan Kependudukan Antarprovinsi di Wilayah Sumatera Tahun 2019
Provinsi
Luas Wilayah Daratan Penduduk
Rasio Jenis Kelamin Laju Pertumbuhan Penduduk (2010-2019) (%) Kepadatan Penduduk (Jiwa/ Km2) (Km2) % (Ribu Jiwa) % Aceh 57.956,00 12,05 5.371,5 9,17 99,9 1,93 92,68 Sumatera Utara 72.981,23 15,18 14.562,5 24,87 99,6 1,24 199,54 Sumatera Barat 42.012,89 8,74 5.441,2 9,29 99,4 1,25 129,51 Riau 87.023,66 18,10 6.971,7 11,91 105,2 2,52 80,11 Jambi 50.058,16 10,41 3.624,6 6,19 104,1 1,72 72,41 Sumatera Selatan 91.592,43 19,05 8.470,7 14,46 103,3 1,39 92,48 Bengkulu 19.919,33 4,14 1.991,8 3,40 103,9 1,63 99,99 Lampung 34.623,80 7,20 8.447,7 14,43 104,9 1,13 243,99 Kep. Bangka Belitung 16.424,06 3,42 1.488,8 2,54 108,4 2,14 90,65 Kepulauan Riau 8.201,72 1,71 2.189,7 3,74 103,9 2,90 266,98
SUMATERA 480.793,28 100,00 58.560,20 100 103,26 1,79 121,80
Sumber: Hasil Proyeksi Penduduk Indonesia 2010–2035 (Pertengahan tahun/Juni)
Tingkat kepadatan penduduk antarprovinsi di wilayah Sumatera sangat bervariasi, terdapat 4 provinsi yang memiliki kepadatan di atas kepadatan rata-rata di wilayah Sumatera, dan 6 provinsi dengan kepadatan di bawah rata-rata wilayah Sumatera. Tingkat kepadatan tertinggi adalah Kepulauan Riau (267 jiwa/Km2) sedangkan terendah adalah Provinsi Jambi sebesar 72 jiwa/Km2.
Pada periode 2010-2019 laju pertumbuhan penduduk pertahun tertinggi adalah Provinsi Kepulauan Riau sebesar 2,90 persen, dan berikutnya di Provinsi Riau (2,52%) dan Kepulauan Bangka Belitung (2,14%). Peningkatan laju pertumbuhan penduduk hanya terjadi di Provinsi Sumatera Utara sebesar 0,14 persen, sementara di provinsi lainnya menunjukkan penurunan. Kepadatan penduduk pada tahun 2015 sebesar 114,81 jiwa/Km2 meningkat sebesar 6,99 jiwa/Km2 menjadi 121,80 jiwa/Km2pada
tahun 2019. Pada periode 2015-2019, peningkatan kepadatan tertinggi terjadi di Kepulauan Riau dengan peningkatan sebesar 26,99 jiwa/Km2, dan terendah di provinsi Jambi (72,41 jiwa/Km2).
Gambar 12:
Jumlah Penduduk dan Dependency Ration Antarprovinsi di Wilayah Sumatera
Sumber: Hasil Proyeksi Penduduk Indonesia 2010–2035
Angka beban tanggungan (dependency Ratio) disebagian besar wilayah Sumatera sudah memasuki masa Bonus Demografi (<50%), dimana usia tidak produktif (di bawah 15 tahun dan 65 tahun ke atas) lebih rendah dibanding penduduk usia produktif (antara 15 sampai 64 tahun). Kondisi ini terdapat di 7 provinsi dengan kondisi terendah berada di Provinsi Jambi, Kep Bangka Belitung, Bengkulu dan Kepulauan Riau.
Tabel 12:
Perkembangan Kepadatan Penduduk, Laju Pertumbuhan Penduduk dan Dependency Ratio Antarprovinsi di Wilayah Sumatera Tahun 2015 dan 2019
Provinsi
Kepadatan Penduduk per km2
Laju Pertumbuhan Penduduk
(%) Dependency Ratio (%) 2015 2019 ∆ (‘15-‘19) ‘00-‘10 ‘10-‘19 ∆(‘15-‘19) 2015 2020 ∆ (‘10-‘20) Aceh 86,16 92,68 6,52 2,36 1,93 -0,43 54,8 53,6 -1,2 Sumatera Utara 190,78 199,54 8,76 1,10 1,24 0,14 56,3 55,3 -1,0 Sumatera Barat 123,55 129,51 5,97 1,34 1,25 -0,09 55,8 54,8 -1,0 Riau 72,75 80,11 7,36 3,58 2,52 -1,06 51,5 49,7 -1,8 Jambi 67,86 72,41 4,54 2,56 1,72 -0,84 47,3 44,5 -2,8 Sumatera Selatan 87,81 92,48 4,67 1,85 1,39 -0,46 49,7 48,4 -1,3 Bengkulu 93,99 99,99 6,01 1,67 1,63 -0,04 47,9 46,2 -1,7 Lampung 234,22 243,99 9,76 1,24 1,13 -0,11 49,5 48,6 -0,9 Kep.Bangka Belitung 83,43 90,65 7,21 3,14 2,14 -1,00 46,2 44,9 -1,3 Kepulauan Riau 239,99 266,98 26,99 4,95 2,90 -2,05 49,7 46,4 -3,3 SUMATERA 114,81 121,80 6,99
Sumber: Hasil Proyeksi Penduduk Indonesia 2010–2035
2.2. Ketenagakerjaan
Angkatan kerja. Total angkatan kerja di wilayah Sumatera pada awal tahun 2020 sebanyak 29.441.550 orang meliputi 21,35 persen dari total angkatan kerja di Indonesia. Perkembangan selama periode 2014-2018 seluruh angkatan kerja disetiap provinsi di wilayah Sumatera menunjukkan peningkatan secara merata disetiap tahunnya. Angkatan kerja pada tahun 2020 tertinggi berada di Provinsi Sumatera Utara (7.295.356 orang) dengan peningkatan dari tahun 2015 sebanyak 702.750 orang, dan terendah di Provinsi Bangka Belitung sebanyak 777.010 orang dengan peningkatan dari tahun 2015 sebanyak 85.082 orang. 5 ,3 7 1 .5 0 1 4 ,5 6 2 .5 0 5 ,4 4 1 .2 0 6 ,9 7 1 .7 0 3 ,6 2 4 .6 0 8 ,4 7 0 .7 0 1 ,9 9 1 .8 0 8 ,4 4 7 .70 1 ,4 8 8 .8 0 2 ,1 8 9 .7 0 53.6 55.3 54.8 49.7 44.5 48.4 46.2 48.6 44.9 46.4 0 10 20 30 40 50 60 0 2,000 4,000 6,000 8,000 10,000 12,000 14,000 16,000
Aceh Sumatera Barat Jambi Bengkulu Kep.Bangka
Belitung
Ri
b
u
Jiwa
Jumlah Penduduk Tahun 2019 (Ribu Jiwa)
Tabel 13:
Perkembangan Angkatan Kerja Antarprovinsi di Wilayah Sumatera Periode 2015-2020
PROVINSI Angkatan Kerja
2015 2016 2017 2018 2019 2020 ∆(’15-‘20) Aceh 2.261.468 2.234.960 2.330.206 2.354.247 2.458.805 2.510.358 248.890 Sumatera Utara 6.592.606 6.593.513 6.716.499 7.227.154 7.450.802 7.295.356 702.750 Sumatera Barat 2.480.828 2.577.041 2.617.874 2.742.269 2.687.045 2.808.057 327.229 Riau 2.974.014 2.978.238 3.128.108 3.295.969 3.296.472 3.327.711 353.697 Jambi 1.692.417 1.696.250 1.792.278 1.846.430 1.785.341 1.820.257 127.840 Sumatera Selatan 4.017.862 4.053.706 4.244.369 4.368.478 4.339.861 4.325.249 307.387 Bengkulu 975.170 999.861 1.033.581 1.033.401 1.039.259 1.081.911 106.741 Lampung 4.060.696 4.038.314 4.271.193 4.395.899 4.408.064 4.433.554 372.858 Bangka Belitung 691.928 687.648 728.489 756.940 737.207 777.010 85.082 Kepulauan Riau 895.443 912.904 1.053.415 1.065.553 1.039.132 1.062.087 166.644 SUMATERA 26.642.432 26.772.435 27.916.012 29.086.340 29.241.988 29.441.550 2.799.118
Sumber : Sakernas Februari 2015- 2020, BPS
Angkatan Kerja di Perdesaan-perkotaan. Menurut distribusinya sebanyak 16,69 juta orang berada di perdesaan atau 56,68 persen dari total angkatan kerja. Perkembangan angkatan kerja di perkotaan menunjukkan peningkatan secara merata, sementara di perdesaan menunjukkan penurunan dari tahun 2019 ke tahun 2020. Dominasi angkatan di perdesaan tersebut juga terdapat disebagian besar provinsi di wilayah Sumatera, kecuali di Provinsi Kepulauan Riau hanya sebanyak 8,40 persen, Bangka Belitung 44,90 persen, dan Sumatera Utara sebanyak 45,74 persen.
Gambar 13:
Perkembangan Angkatan Kerja di Wilayah Sumatera Menurut Perdesaan dan Perkotaan,
Tahun 2015-2020
Gambar 14:
Penyebaran Angkatan Kerja Antarprovinsi Menurut Perdesaan dan Perkotaan, Tahun 2020
Sumber : Sakernas Februari 2015- 2020, BPS
26.64 26.77 27.92 29.09 29.24 29.44 11.19 10.88 11.39 12.34 12.36 12.75 15.46 15.89 16.52 16.74 16.88 16.69 5 10 15 20 25 30 35 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Juta Orang
Kota-Desa Kota Desa
33.26 54.26 47.93 40.51 32.26 35.46 32.45 31.44 55.10 91.60 43.32 66.74 45.74 52.07 59.49 67.74 64.54 67.55 68.56 44.90 8.40 56.68 Aceh Sumatera Utara Sumatera Barat Riau Jambi Sumatera Selatan Bengkulu Lampung Bangka Belitung Kepulauan Riau SUMATERA Perdesaan Perkotaan
Bekerja menurut lapangan Pekerjaan Utama. Berdasarkan 17 jenis lapangan pekerjaan utama, penduduk wilayah Sumatera sebagian besar bergerak pada jenis pekerjaan: (i) pertanian, kehutanan dan perikanan (39,87%), (ii) Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda Motor (17,20%), serta (iii) industri pengolahan (8,07%). Perkembangan pekerja antara tahun 2015 dan 2020 meningkat sebesar 2,84 juta orang atau tumbuh sebesar 11,24 persen. Peningkatan tersebut terjadi pada setiap jenis lapangan pekerjaan utama, kecuali untuk jenis pekerjaan Jasa Keuangan dan Asuransi yang tumbuh (-10,86%), serta Jasa Persewaan Bangunan menunjukkan sedikit penurunan yang tumbuh (-36,94%), lihat Tabel 14.
Gambar 15:
Penduduk Wilayah Sumatera menurut Lapangan Pekerjaan Utama Tahun 2015 dan 2020
Sumber: Sakernas Februari 2015-2020,BPS
Keterangan:
1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 2. Pertambangan dan Penggalian 3. Industri Pengolahan 4. Pengadaan Listrik dan Gas, 5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Daur Ulan, 6. Bangunan
7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda Motor 8. Transportasi dan Pergudangan 9. Penyediaan Akomodasi Makan dan Minum, 10. Informasi dan Komunikasi 11. Jasa Keuangan dan Asuransi 12. Jasa Persewaan Bangunan 13. Jasa Perusahaan 14. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial 15. Jasa Pendidikan 16. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 17. Jasa Lainnya.
Pada tahun 2020, Jenis pekerjaan (1) pertanian, kehutanan, dan perikanan (83,92%), serta (2) pertambangan dan penggalian (65,68%) sebagian besar dilakukan di perdesaan, dan masing-masing mengalami peningkatan dari tahun 2015 sebesar 551.223 orang dan 14.112 orang. Sementara itu untuk lapangan pekerjaan utama lainnya sebagian besar dilakukan di perkotaan, dengan persentase tertinggi pada jenis pekerjaan (5) pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah, dan daur ulang (84,99%), (13) jasa perusahaan (83,93%), dan (12) jasa persewaan bangunan (83,06%). Peningkatan jumlah pekerja pada periode 2015-2020 terdapat pada jenis pekerjaan (9) penyediaan akomodasi makan dan minum (590.396 orang) dan (1) pertanian, kehutanan, dan perikanan (551.223 orang). Berdasarkan pertumbuhan pekerja pada setiap jenis pekerjaan utama pada periode 2015-2020, tertinggi pada jenis pekerjaan informasi dan komunikasi yang tumbuh sebesar 83,56 persen, penyediaan akomodasi makan dan minum tumbuh sebesar 62,52 persen, dan pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah, dan daur ulang sebesar 60,28 persen.
10 ,850 .31 37 8.93 2,06 8.85 37 .21 26 .15 1,40 2.86 4,29 6.45 1,03 3.55 74 1.42 79 .59 26 4.96 11 .75 25 5.51 941.06 1,41 1.76 38 2.28 991.97 11 ,199 .05 38 5.21 2,265 .79 74 .79 65 .38 1,36 4.80 4,83 2.42 1,04 7.79 1,53 4.66 15 0.04 22 8.04 18 .79 27 1.85 1,41 9.83 1,58 9.48 49 3.20 1,01 9.28 2,000 4,000 6,000 8,000 10,000 12,000 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 (Ri b u Orang)
Lapangan Pekerjaan Utama
Tahun 2015 Tahun 2020