Pengembangan Wilayah
6.1. Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Wilayah Sumatera
Pengembangan KEK bertujuan untuk mempercepat pembangunan daerah dan merupakan model terobosan pengembangan kawasan melalui investasi di sektor industri, pariwisata, perdagangan, pengelolaan sumberdaya alam, dan
infrastruktur pendukung untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan lapangan pekerjaan. Pengembangan KEK didasarkan pada potensi keunggulan ekonomi dan geostrategis serta aksesibilitas kawasan tersebut ke pasar global, sehingga diiharapkan mampu mengundang lebih banyak investor, dan menggeliatkan kegiatan ekonomi, serta dapat menciptakan kegiatan ekonomi berskala tinggi dan berdaya saing global di kawasan tersebut.
Mengacu pada Peraturan presiden no. 18 tahun 2020 tentang RPJMN 2020-2024, arah kebijakan pembangunan kawasan adalah Meningkatkan keunggulan kompetitif pusat-pusat pertumbuhan wilayah melalui optimalisasi pembangunan kawasan strategis
prioritas sebagai pusat-pusat pertumbuhan wilayah, yaitu Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), Kawasan Industri (KI), Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (KPBPB), Destinasi Pariwisata Prioritas (DPP), dan kawasan lainnya yang telah ditetapkan.
Di wilayah Sumatera terdapat 5 KEK dan 2 Kawasan PBPB, KEK meliputi: (i) KEK Sei Mangkei, KEK Arun Lhoksemawe, KEK Galang Batang, KEK Tanjung Kelayang, dan KEK Tanjung Api-Api. Kawasan PBPB meliputi KPBPB Sabang dan PBPB Batam. Saat ini KEK Sei Mangkei, KEK Arun Lhoksemawe, KEK Galang Batang sudah dalam status operasional penuh, sedangkan KEK Tanjung Api – Api masih dalam status persiapan, dan KEK Tanjung Kelayang dalam status operasional bermasalah.
KEK Sei Mangkei yang berlokasi di Provinsi Sumatera Utara ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2012 pada tanggal 27 Februari 2012 . Pengusul pembangunan dan pengelola PT. Perkebunan Nusantara III (Persero), dengan bisnis utama berupa industri kelapa sawit dan karet dan difokuskan untuk menjadi pusat pengembangan industri kelapa sawit dan karet hilir berskala besar dan berkualitas internasional. Dengan total luas lahan 1.933,8 Ha ha. KEK Sei Mangkei terbuka akan potensi industri lainnya terutama di sektor hilir dengan nilai tambah yang tinggi. KEK Sei Mangkei didukung dengan infrastruktur di dalam dan luar kawasan.
Gambar 80:
Kawasan Ekonomi Khusus di Wilayah Sumatera
Sumber: Direktorat Pengembangan Wilayah dan Kawasan, BAPPENAS 2020
06
KPBPB Batam Bintan Karimun
(Prov. Kepri)
KI/KEK Sei Mangkei
Prov. Sumatera Utara
KEK Tanjung Api-Api
Prov. Sumatera Selatan
KI/KEK Galang Batang, Prov. Kepri
KEK Arun Lhokseumawe
Prov. Aceh
KPBPB Sabang
Prov. Aceh
KEK Tanjung Kelayang
Akses dari KEK Sei Mangkei ke jalan lintas Sumatera kurang lebih 10 km, jarak ke Pelabuhan Kuala Tanjung kurang lebih 40 km dan jarak ke Bandara Internasional Kualanamu kurang lebih 110 km. Hingga akhir 2016, aliran investasi pelaku usaha untuk aktivitas industri di KEK Sei Mangkei telah mencapai Rp3,52 Triliun dan direncanakan menjadi Rp5,52 Triliun pada akhir 2017. Saat beroperasi penuh di tahun 2031, KEK ini diproyeksikan dapat menarik total investor sebesar Rp129 Triliun, infrastruktur Rp. 5,1 Trilyun, mampu menyerap tenaga kerja 83.304 orang serta memberikan kontRibusi pada PDRB sebesar Rp92,1 Triliun per tahun terhadap ekonomi nasional.
Mitra dan Tenant : Mitra :
1. PT Pertamina Gas (Pertagas), Luas Lahan 1 Ha, Jenis Produksi 75MMSCFD 2. PLTBg PT Pertamina Power Indonesia, Luas lahan 1,9 Ha, Produksi 2,4 MW
3. PT. PLN, Luas Lahan 14,20 Ha, Produksi Gardu Induk 150 KV dengan Kapasitas 60 MVA Tenant:
1. Pabrik Kelapa Sawit (PKS), PTPN III, Luas Lahan 13,40 Ha, Produksi : Crude Palm Oil dan Palm Kernel. 2. Pabrik Palm Kernel Oil (PKO) PTPN III, luas lahan 3,26 Ha, Produksi Crude Palm Kernel Oil, dan
Palm Kernel Milk
Tabel 62:
Perkembangan Investasi Tenant di KEK Sei Mangkei
Perusahaan Lahan Jenis Produksi Jumlah Tenaga
Kerja Komoditi Keterangan 1. PT Unilever Oleochemical Indonesia 18 Ha • Asam Lemak • Surfaktan • Gliserin • Butiran Sabun
600 orang 2.262 Milliar ± 12000 TEUs /Tahun
2. PT Unilever Oleochemical Indonesia (Tahap II)
9,40 Ha • Ester 1.000 Milliar - 3. PT. Industri Nabati Lestari 7,46 Ha • Minyak Goreng Salvaco • Purined Fatty Acid(PFAD) • Stearin
124 orang 1.145,89 Milliar ±1200 TEUs /Tahun 4. PT. Alternative Protein Indonesia 5 Ha • Chitine • Protein • Lipid
25 orang 2.430 Milliar Menunggu Covid
5. PT. All Cosmos Biotek 4 Ha • Fertilizer • Biotechnology • Industrial Solutions
406 Milliar Menunggu Covid
6. PT. Aice Sumatera Industry
4 Ha • Es Krim 10 orang 300 milliar Menunggu Covid
Selama periode Januari sampai dengan bulan Mei 2020, perkembangan telah didapat 4 calon mitra, yaitu:
1. PT Elnusa dan PT GLS (KSO) : Penyediaan air bersih kapasitas 900 m3/jam. KINRA sedang melakukan persiapan draf perjanjian jual beli air bersih.
2. PT Panca Prima Engineering (ZUG Industry Groups) : Rencana kerjasama operasional PLTBS dan penyediaan steam di KEK untuk tenant-tenant industri (PT UOI, PT INL &PKS).
3. PT Tower Bersama Group: Rencana penyediaan Tower di KEK untuk pendukung jaringan telekomunikasi. Rencana lokasi di limbah pabrik kelapa sawit.
4. PT Centrama Menara Indonesia : Rencana penyediaan Tower di KEK untuk pendukung jaringan telekomunikasi. Rencana lokasi di sekitar Tank Farm.
5. Koperasi Petani Kelapa Sawit, Simalungun: Rencana kerjasama penyediaan food court di kawasan dengan melakukan sewa gedung “graha mitra”.
1.
Sedangkan pada periode yang sama, telah didapat calon mitra yang masih dalam tahap penjajagan, yaitu:
1. Alliance (perusahaan India) : Penjajakan pembangunan pabrik FMCG (sabun) seluas 2 Ha. Direncanakan dibangun di depan kavling PT UOI untuk memudahkan handling bahan baku. 2. PT Leads Property (partner investor): Penjajakan pembangunan pabrik makanan dan minuman
yang membutuhkan lahan seluas 5 Ha. Saat ini, calon investor sedang melakukan short list untuk kandidat lokasi di beberapa kawasan.
3. Perusahaan Alas Kaki: Perusahaan ini telah memiliki pabrik di Sukabumi Jawa Barat. saat ini lagi melakukan penjajakan pasar di wilayah Sumatra bagian utara. Dan juga lagi menjajaki lokasi pengembangan pabriknya.
4. Perusahaan minirefinery: Perusahaan ini akan bekerjasama dengan perusahaan perkebunan kelapa sawit swasta, untuk memgembangkan hilirisasi kelapa sawit dengan membangun mini refinery (minyak goreng).
5. DongJin Technology Groups : Rencana pembangunan pabrik pengolahan limbah Plastik, membutuhkan lahan seluas 750 Ha
Sementara itu perkembangan pembangunan infrastruktur yang sedang berjalan meliputi: pembangunan jalan beton surfactan, Pembangunan jalan beton biodiesel, Pembangunan gardu hubung (jaringan listrik), Pembangunan saluran lingkungan, serta Pembangunan jaringan utilitas. Untuk pengembangan lebih lanjut KEK Sei Mangkei masih dibutuhkan dukungan pembangunan jalan tol tebing tinggi-kualatanjung-Sei Mangkei, optimalisasi pelabuhan Kuala Tanjung, penyesuaian harga gas alam, pengolahan limbah B3, serta dukungan insentif fiskal dan non fiskal.
KEK Arun Lhokseumawe terletak di Kabupaten Aceh Utara dan Kota Lhokseumawe, Provinsi Aceh dan dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2017. KEK ini bertumpu pada lokasi geografis Aceh yang dilintasi oleh Sea Lane of Communication (SloC), yaitu Selat Malaka dan mempunyai keunggulan komparatif untuk menjadi bagian dari jaringan produksi global atau rantai nilai global. KEK yang terbentuk dari konsorsium beberapa perusahaan eksisting, yaitu PT Pertamina, PT Pupuk Iskandar Muda (PT PIM), PT Pelindo 1, dan Perusahaan Daerah Pembangunan Aceh (PDPA) terdiri atas 3 (tiga) kawasan, yaitu kompleks kilang Arun, Kecamatan Dewantara serta Desa Jamuan yang merupakan lokasi pabrik PT KKA.
KEK Arun Lhokseumawe diresmikan beroperasi oleh Presiden Republik Indonesia, Presiden Joko Widodo pada tanggal 14 Desember 2018. KEK ini berfokus pada beberapa sektor yaitu energi, petrokimia, agro industri pendukung ketahanan pangan, logistik serta industri penghasil kertas kraft. Dari sektor energi (minyak dan gas) akan dikembangkan regasifikasi LNG, LNG Hub/ Trading, LPG Hub/ Trading, Mini LNG Plant PLTG dengan pengembangan pembangkit listrik yang ramah lingkungan
dan output dari industri minyak dan gas, petrokimia dan agro industri, melalui peningkatan infrastruktur pelabuhan dan dermaga berstandar Internasional.
Pelaku Usaha yang ada saat ini:
1. PT. Pupuk Iskandar Muda : Investasi Pengembangan Pabrik NPK Chemical 2. PT. Prima Inti Medika: Investasi Pengembangan Rumah Sakit type D 3. PT.Kertas Kraft Aceh: PLTMG15 MW
4. PT. Solusi Bangun Andalas: Pengantongan Semen 5. Koperasi Perta Energi Arun: Koperasi Konsumen 6. Koperasi Syariah PIM: Koperasi Konsumen 7. CV. Arun Supermarket: Koperasi Konsumen
Perkembangan hingga saat ini yang telah dicapai meliputi: (i) PT. Pupuk Iskandar Muda telah mendapat rekomendasi pada tanggal 30 April 2018, (ii) pembebasan Bea Masuk Atas Impor Barang Modal dan Tidak Dipungut Pajak Dalam Rangka Impor (PDRI) berdasarkan Surat Keputusan Kepala Administrator KEKAL Nomor: 660/PDRI/004/KEKAL/XII/2019 tanggal 9 Desember 2019, (iii) Progres Pembangunan NPK periode Mei 2020 sebesar 32,92 %, (iv) Realisasi investasi sebesar Rp. 378,6 Milyar. Calon Investor potensial PT. Daejin Shruman Indonesia, saat ini menunggu keputusan pemilik objek kegiatan LOI, Feasibility Sudy dan Dokumen Pendukung lainnya.
KEK Galang Batang berada di Pulau Bintan Kepulauan Riau, yang merupakan sentra choke point Selat Malaka, berdekatan dengan Batam Free Trade Zone dan Selat Philip. Lokasi KEK Galang Batang mempunyai akses langsung dengan Selat Malaka dan Laut China Selatan. KEK Galang Batang diusulkan oleh badan usaha PT Bintan Alumina Indonesia dan telah ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2017, yang diundangkan pada 12 Oktober 2017 dan diresmikan beroperasinya oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Bapak Darmin Nasution pada tanggal 8 Desember 2018.
Penetapan PP No. 42 Tahun 2017 Mulai Beroperasi 08 Desember 2018, peresmian oleh
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian
Lokasi Kab. Bintan, Provinsi Kepulauan Riau
Luas 2.333,6 Ha
Pengusul PT Bintan Alumina Indonesia
Kegiatan Utama 1. Industri Pengolahan Bauxite 2. Logistik
3. Penyedia Infrastruktur Kawasan
Zona • Pengolahan eksport • Industri
• Logistik • Energi
Perkiraan Investasi Rp 36,25 T untuk jangka waktu s.d tahun 2024
KEK Galang Batang akan dikembangkan sebagai sentra industri pengolahan mineral hasil tambang (bauksit) dan produk turunannya baik dari refinery maupun dari proses smelter. Diperkirakan KEK Galang Batang akan mampu menyerap tenaga kerja sebesar 23.200 orang lokal dan 700 Tenaga kerja asing, tersebar untuk industri pengolahan refinery sebesar 350 orang, industri pengolahan smelter sebesar 260 orang dan jasa dermaga serta pelabuhan yang berpotensi menciptakan kegiatan ikutan (multiplier effect) di kawasan tersebut. Adapun nilai investasi pembangunan KEK Galang Batang adalah sebesar Rp 36,25 Triliun untuk 6 tahun.
Hingga November 2019, capaian kemajuan berbagai aspek kegiatan dapat dirinci sebagai berikut:
ASPEK CAPAIAN % ISU STRATEGIS