• Tidak ada hasil yang ditemukan

VII. ANALISIS TEKNIS DAN EKONOMIS PENGGUNAAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "VII. ANALISIS TEKNIS DAN EKONOMIS PENGGUNAAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

VII. ANALISIS TEKNIS DAN EKONOMIS PENGGUNAAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN

7.1. Analisis Teknis Alat dan Mesin Pertanian

Apabila ditinjau dari aspek wilayah serta aspek sosial budaya, alat dan mesin pertanian sudah dipandang layak untuk dikembangkan pada suatu wilayah tertentu, selanjutnya perlu dilakukan analisis dan segi teknis dan ekonomis bagi alat dan mesin pertanian yang mempunyai peluang untuk dipilih dan dikembangkan pada wilayah tersebut.

Dengan analisis teknis akan dapat ditentukan jenis dan ukuran alat mesin pertanian yang sesuai untuk dikembangkan diwilayah tersebut. Kemudian dengan dilakukannya analisis kapasitas dan efisiensi kerja dan alat dan mesin yang terpilih, akan dapat ditentukan jumlah penyediaan alat dan mesin pertanian tersebut guna memenuhi kebutuhan pada suatu wilayah.

Sesuai dengan kepentingannya, pada penjelasan analisis teknis alat dan mesin pertanian disini akan ditekankan pada analisis teknik untuk alat dan mesin pengolah tanah.

7.1.1 Analisis Perhitungan Kebutuhan Daya Dalam Penggunaan Alat Dan Mesin Pengolah Tanah

Untuk kegiatan pengolahan tanah yang dilakukan secara mekanis, traktor pada umumnya merupakan daya penggerak utama (prime mover) untuk menarik atau menggerakkan alat dan mesin pengolah tanah. Dalam hal ini, disamping daya yang dihasilkan traktor dipergunakan untuk menarik atau menggerakkan alat dan mesin pengolah tanah, sebagian dayanya dibutuhkan untuk dapat menggerakkan traktornya sendiri dalam rangka usahanya untuk menarik atau menggerakan alat dan mesin pengolah tanah tersebut. Dengan demikian dalam memperhitungkan besarnya daya yang harus tersedia pada traktor harus diperhitungkan, besarnya daya untuk menarik atau menggerakkan alat dan mesin pengolah tanah (HP1), dan besarnya daya untuk menggerakan traktornya sendiri (HP2), yang berupa daya untuk mengatasi gaya tahanan guling (rolling resistance).

Besarnya HP1 akan ditentukan oleh besarnya gaya pada pengolahan tanah dan kecepatan kerja dan pengolahan, sedang besarnya HP2 akan

(2)

ditentukan oleh berat traktor, besar koefisien tahanan guling (coefficient of rolling resistance) dan kecepatan kerja traktor tersebut.

Besarnya daya keseluruhan dan traktor untuk pengolahan tanah akan dipengaruhi oleh : Faktor yang mempengaruhi gaya reaksi tanah terhadap perubahan sifat mekanis tanah seperti kelengasan tanah, khususnya dalam kaitannya dengan konsistensi tanah; tekstur, struktur, kandungan koloid maupun bahan pengikat tanah yang lain; vegetasi yang tumbuh diatas tanah yang diolah; dan faktor yang berkaitan dengan rancangan dan ukuran traktor maupun peralatannya; serta kecepatan kerja pengolahan tanah.

Untuk faktor keamanan dalarn memperhitungkan besarnya daya traktor untuk menarik atau menggerakkan alat dan mesin pengolah tanah harus diperhatikan efisiensi penerusan daya baik ke alat/mesinnya, maupun efisiensi penerusan daya ke roda penggerak traktornya sendiri. Di samping itu perlu diperhitungkan adanya toleransi kebutuhan daya, guna mengatasi kelerengan lahan, serta keadaan lain yang tak terduga pada waktu bekerja di lapangan.

Dalam memperhitungkan besarnya daya untuk menarik/menggerakkan alat dan mesin pengolah tanah antara jenis alat yang satu dengan yang lain kemungkinan. berbeda. Hal mi disebabkan karena karakteristik yang berbeda baik dan alat dan mesinnya atau keadaan tanah pada waktu diolah. Keadaan tanah pada waktu akan dibajak dengan sendirinya akan berbeda dengan pada waktu tanah akan digaru. Proses - pengolahan dengan bajak putar akan berbeda dengan penggunaan jenis bajak lainnya.

Dengan demikian dalam memperhitungkan besarnya ukuran daya traktor (HP), sebagai sumber daya penggerak utama alat dan mesin pengolah yang berbeda, kemungkinan akan berbeda untuk alat pengolah tanah yang satu dengan alat pengolah tanah lainnya. Untuk memperhitungkan besarnya ukuran daya traktor dipergunakan rumus – rumus sebagai berikut :

1. Daya yang diperlukan untuk menarik/menggerakkan alat dari mesin pengolah tanah.

a. Untuk bajak singkal, bajak pahat (chisel), ajak tanah dalam (subsoil) HP1 = (dsp) x (1 x d) x v

75 x 1 b. Untuk bajak rotary

HP1 = (tsp) x (1 x d) x 2 x (rpm) 75 x 60 x 1

(3)

c. Untuk garu

HP1 = (dg) x (1g) x v 75 x 1

d. Untuk alat penyiang mekanis (cultivator) HP1 = (dc) x (n) x v

75 x 1 Dimana :

HP1 = daya untuk menarik/menggerakkan alat/mesin pengolah tanah, (hp) (dsp) = draft spesif 1k pembajakan, (kg/cm2)

(tsp) = torsi spesif 1k pembajakan, (kg rn/cm2)

(dg) = draft penggaruan, (kg/m)

1 = lebar pemotongan tanah dalam pembajakan (cm) d = kedalaman pemotongan tanah, (cm)

(1g) = lebar penggaruan, (m)

(rpm) = jumlah putaran pisau rotari per menit,(…/menit) (v) = kecepatan pengolah tanah, (m/dt)

dc = draft cultivator permata cultivator, (kg/bh) n = jumlah mata cultivator, (bh)

1 = efisiensi penerusan daya ke alat/mesin pengolah tanah, (%). 2. Daya untuk menggerakkan traktornya sendiri

HP2 = W X V X (ktg) 75 x 2 dimana :

HP2 = daya untuk menggerakkan traktor, (hp) W = berat traktor (kg)

V = kecepatan kerja (m/det) (ktg) = koefisiensi tahanan guling

2 = traktor, (%)

(besarnya harga (ktg), sangat ditentukan oleh : berat traktor; ukuran dan bentuk rancangan roda; jenis dan kondisi tanah; jenis vegetasi di atas permukaan tanah).

3. Dengan memperhitungkan adanya toleransi (tir) guna mengatasi kelerengan lahan serta keadaan lain yang tak terduga dalam operasi lapang, besarnya ukuran daya traktor dapat dihitung dengan rumus di bawah ini :

(4)

dimana :

HP = besar ukuran daya traktor, (hp)

HP1 = daya untuk menarik / menggerakkan alat/mesin pengolah tanah, (hp) HP2 = daya untuk menggerakkan traktor, (hp)

(tir) = toleransi penggunaan daya, (%)

7.1.2 Analisis Perhitungan Kapasitas Kerja dan Efisiensi Kerja Alat dan Mesin Pengolah Tanah

Ada dua istilah yang perlu diketahul dalam membicarakan kapasitas kerja alat dan mesin pengolah tanah yaitu pengertian kapasitas kerja teoritis (Kt), dan kapasitas kerja aktual atau efektif (Ka).

Kapasitas kerja teoritis (Kt) dan alat dan mesin pengolah tenaga adalah kelajuan kerja yang dicapai didasarkan atas perhitungan apabila alat dan mesin pengolah tanah dapat bekerja memenuhi fungsinya 100 % dan seluruh waktu yang tersedia, dengan kecepatan dan lebar kerja 100 x pula.

Kapasitas kerja aktual (Ka) dan alat dan mesin pengolah tanah adalah kelajuan kerja yang dapat dicapai oleh alat dan mesin pengolah tanah didasarkan atas luas total yang dicapai per waktu total yang dipergunakan, dinyatakan dalam satuan luas per satuan waktu (ha/jam) dan merupakan kemampuan rata - rata yang aktual.

Kapasitas kerja aktual dan alat dan mesin pengolah tanah merupakan fungsi dan lebar kerja yang aktual, kecepatan jalan aktual, serta waktu efektif terpakai selama bekerja.

Besarnya lebar kerja aktual, ditentukan oleh terjadinya tumpang tindih (overlapping) hash kerja pengolah tanah, yang disebabkan pengaruh ketramphlan operator, sistem penggandengan peralatan, kecepatan kerja serta kondisi lahan.

Besarnya kecepatan aktual, ditentukan oleh antara lain besar slip roda yang harganya dipengaruhi oleh sistem rancang roda, besarnya daya, jenis dan kondisi tanah, ketrampilan operator serta kecepatan kerja maksimumnya.

Waktu efektif terpakai selama bekerja, besarnya sangat ditentukan oleh besarnya kerugian waktu yang tidak efektif digunakan. atau biasa disebut sebagai waktu hilang selama bekerja. Waktu hilang merupakan ubahan yang sukar dinilai dalam menentukan kapasitas kerja. Waktu pekerjaan lapang dan

(5)

alat dan mesin pengolah tanah dapat hilang karena untuk pengaturan, mengatasi kemacetan atau kerusakan - kerusakan kecil, untuk belok diujung lapangan, dan sebagainya.

Untuk perawatan harian, pemasangan atau kerusakan berat tidak dimasukan dalam perhitungan waktu hilang. Sedang waktu yang digunakan untuk pengangkutan dari dan ke lapangan juga tidak diperhitungkan di dalam perhitungan kapasitas dan efisiensi tetapi diperhitungkan untuk menentukan ongkos kerja alat dan mesin pertanian yang berkaitan dengan mobilitas alat dan mesin.

Efisiensi kerja lapang (E), adalah perbandingan antara kapasitas kerja

aktual terhadap kapasitas kerja teoritis dinyatakan dalam persen (%).

Secara matematis perhitungan kapasitas kerja dan jenis kerja alat dan mesin pengolah tanah disajikan sebagai berikut :

Kt = Wt x Vt x 10-1 ha/jam Ka = A ha/jam T E = Ka , %, atau Kt Ka = E x Kt, ha/jam dimana :

Kt = kapasitas kerja teoritis , ha/jam Ka = kapasitas kerja aktual , ha/jam E = efisiensi kerja lapang , x Wt = lebarkerja teoritis , m Vt = kecepatan kerja teoritis , km/jam A = luas lahan terkerjaan , ha T = waktu yang digunakan , jam

Disamping cara penentuan efisiensi kerja diatas, harga efisiensi kerja dapat dihitung dengan memperhitungkan besarnya keseluruhan kerugian yang mempengaruhi besarnya harga lebar kerja aktual, kecepatan kerja aktual serta besarnya waktu tidak efektif selama alat dan mesin bekerja, seperti yang telah diuraikan di depan.

Cara pendekatan perhitungan waktu hilang, untuk digunakan sebagai dasar menentukan besarnya harga efisiensi kerja, dilakukan dengan memperhitungian harga – harga :

(6)

a. Waktu hilang karena terjadinya tumpang tindih hasil kerja pengolah tanah (1) : dengan mengukur lebar kerja teoritis (W1) dan lebar aktual atau efektif di lapangan (W2).

L1 = W1 – W2 x 100% W1

b. Waktu hilang karena slip roda (L2) : dengan mengukur panjang lintasan yang ditempuh traktor tanpa beban untuk 10 x putara roda (Ml) dan mengukur panjang lintasan yang ditempuh traktor dengan beban untuk 10 x putaran roda M2.

L2 = M1 – M2 x 100% atau M1

harga L2 dapat didekati dengan mengukur diameter roda belakang traktor CD), ditentukan jarak lurus (H), jalankan traktor dengan beban sepanjang (H), dihitung putaran roda(N).

L2 = DN – M x 100% DN

c. Waktu hilang untuk belok di ujung (L3) : dihitung waktu untuk belok di ujung lapangan kemudian dijumlahkan (Ti), juga dihitung waktu total yang dipergunakan untuk bekerja di lapangan (T).

L3 = T1 X 100% atau T

secara cuplikan (sampling), harga L3 dapat didekati dengan mengukur : rerata waktu untuk belok di ujung lapangan., dimana alat dan mesin tidak secara aktif digunakan untuk mengolah tanah (ti), dan mengukur rerata waktu untuk jalan lurus, dimana alat dan mesin secara aktif digunakan untuk mengolah tanah (t2).

L3 = t1 x 100% t1 + t2

d. Waktu hilang untuk pengaturan, mengatasi kemacetan atau kerusakan - kerusakan kecil (L4) dihitung total waktu digunakan untuk pengaturan, mengatasi kemacetan - kemacetan atau kerusakan - kerusakan kecil, dan sebagainya (T2).

(7)

dimana T adalah waktu total yang dipergunakan bekerja di lapangan.

Dengan hasil pendekatan perhitungan waktu hilang di atas harga efisiensi kerja CE), dapat dihitung dengan rumus :

E = (1 - L1) x (1 – L2) (1 – L3) (1 – L4) x 100%

Cara penentuan harga efisiensi kerja pada rumus pertama yang dijelaskan di depan adalah lebih actual dibandingkan dengan cara penentuan harga efisiensi kerja pada rumus kedua, karena pada rumus kedua beberapa harga yang dipakai sebagai dasar perhitungan diambil dengan cara cuplikan. Namun dengan cara yang kedua kita dapat mengetahui kerugian - kerugian mana yang sangat mempengaruhi rendahnya efisiensi kerja. Dengan demikian usaha - usaha yang harus ditempuh untuk meningkatkan besarnya harga efisiensi kerja akan lebih mudah dilakukan.

7.1.3 Analisis Perhitungan Kebutuhan Alat dan Mesin Pengolahan Tanah Apabila dan analisis teknik dan analisis ekonomjs telah dapat ditentukan satu jenis alat dan mesin yang sesuai untuk dikembangkan, selanjutnya perlu diperhitungkan berapa jumlah yang harus disediakan pada wilayah tersebut sehingga pengadaannya tidak akan mendesak kesempatan kerja dan tenaga kerja yang telah tersedia sebelumnya. Disamping itu harus diperhitungkan kembali bahwa penyediaan alat dan mesin pada jumlah tertentu tersebut secara ekonomis menguntungkan.

Untuk memperhitungkan kebutuhan alat dan mesin pertanian, dalam hal ini alat dan mesin pengolahan tanah, dapat digunakan rumus sebagai berikut :

N = A K x T X E dimana :

N = Jumlah alat dan mesin , bh A = Luas lahan garapan , ha/musim K = Kapasitas kerja alat dan mesin , ha/jam/bh

T = Waktu tersedia , jam/musim

(8)

Satu hal yang perlu diperhatikan adalah luas lahan garapan (A) diatas, yang dimaksudkan adalah lahan yang tidak terkerjakan dengan tenaga yang telah tersedia.

7.2. Analisis Ekonomis Alat dan Mesin Pertanian

Penggunaan alat dan mesin pertanian di dalam suatu kegiatan usaha tani dan segi ekonomi dianggap menguntungkan apabila manfaat penggunaannya lebih besar dan beaya yang dikeluarkan. Atau setidak- tidaknya alat dan mesin pertanian tersebut apabila digunakan haruslah dapat membayar harganya sendiri.

Analisis ekonomi penggunaan alat dan mesin pertanian disini dimaksudkan untuk dapat menelah besarnya beaya pemilikan dan beaya operasi dan suatu alat dan mesin pertanian agar dalam penggunaannya tidak mengalami kerugian.

Besarnya beaya pemilikan dan beaya operasional alat dan mesin, diperhitungkan dan beaya tetap (fixed cost) dan beaya kerja (variabel cost), beaya tetap terdiri dan penyusutan, bunga modal, pemeliharaan dan perbaikan dan serta pajak dan asuransi. Sedangkan beaya kerja dan bahan bakar, minyak pelumas, grease, opah dan opah tenaga pembantu operator serta beaya untuk pembelian ban.

Cara perhitungan untuk mendapatkan beaya operasional alat dan mesin pertanian per tahun adalah sebagai berikut :

1. Beaya tetap per tahun

i). Penyusutan = (p – S) / N dimana : P = harga pembelian mesin (Rp)

S = harga akhir, (Rp) (10% dari harga pembelian, RNAM 1983) N = umur ekonomis, (tahun)

ii). Bunga modal = r/100x (p+S) / 2 dimana :

r = tingkat bunga modal, (%) (besarnya 12%, RNAM 1983) iii). Pemeliharaan dan perbaikan = m/100 x P

dimana :

h = nilai gudang, (%) (besarnya 0,5%, RNAM 1983) iv). Gudang : (h/100) x p

dimana :

H = nilai gudang, (%) (besarnya 0,5%, RNAM 1983) v). Pajak dan asuransi

(9)

Pajak = (t/100) x P dimana :

t = nilai pajak, (%)

I = nilai asuransi, (%) (tergantung kondisi local) Total biaya tetap per tahun = I + ii + iii + iv + v

= (A), (Rp/tahun)

2. Beaya kerja per tahun

vi). Bahan bakar = 0,20 lt x Pm x Wt x Fp hp. Jam

(Donnel Hunt, 1979) dimana :

Pm = daya motor, (HP)

Wt = jam kerja per tahun, (jam/tahun) Fp = harga bahan bakar per liter, (Rp/liter) vii). Minyak pelumas = 0,40 lt x Pm x Wt X Op

hp.100 jam dimana :

Gp = harga minyak pelumas per liter, (Rp/liter)

viii). Grease : 60% x dari minyak pelumas (Donnel Hunt, 1979) ix). Operator = Wt x Wop

dimana :

Wop = upah operator per jam, (Rp/jam) x). Tenaga pembantu operator = Wt x Wl

dimana :

Wl = upah tenaga pembantu operator per jam, (Rp/jam) xi). Ban = n x Tp x Wt

Nt dimana :

n = jumlah ban, (buah)

Tp = harga ban per buah, (Rp/buah) Nt = umur pakai ban, (jam)

Total beaya kerja per tahun

= vi + vii + viii + ix + x + xi = B, (Rp/tahun) Jadi mtotal beya operasional mesin per tahun = (A+B) ; (Rp/tahun)

Besarnya beaya operasional mesin per jam adalah = (A + B) / Wt, (Rp/jam)

(10)

Sedang besarnya beaya operasional per satuan luas = (A+B) / Wt, (Rp/ha)

Ka dimana :

Ka = Kapasitas kerja aktual, (ha/jam)

Perlu diperhatikan bahwa dalam menentukan beaya kerja yang berkaitan dengan beaya bahan bakar, minyak pelumas dan grease, sebaiknya diperhitungkan atas dasar hasil pengujian langsung.

(11)

VII. DAFTAR ACUAN

Anonim, 1983. RNAM Test Codes & Procedures For Farm Machinery, United Nation Development Programme, Pasay City. Philippines.

Anonim, 1983. Mekanisasi Pertanian, BLPP — JICA, Jakarta

Bainer, R. Et all. 1978, Principles of Farm Machinery. Avi Publishing Copany, Inc West port Connecticut.

Barger, E.L. et all, 1968 Tractor and Their Power Units. Second edition, John Willey & Son, Inc. New York, London Sidney.

Breece, E.H., 1981, Fundamentals of Machine Operation John Deere & Company. Illinois. USA.

Ciptohadijoyo, S. 1988. Alat dan Mesin Pengolah Tanah, Integrated Land Development Training program, DEPTAN — FTP. UGM, Yogyakarta.

CuIvin,C. 1976. Farm Machinery, Crosby Lockwood. London

Hunt D. 1977. Farm Power and Machinery Management. Iowa State University Pres. Ames. Iowa.

Jones, F.R. 1968. Farm Gas Engines and Tractors. Mc. Graw Hill Book Company. New York.

Smith, H.E and Wilkes. 1976. Farm Machinery and Equipment. Mc. Graw Hill Book Company. New York.

Stone and Gulvin. 1977. Machines for Power Farming. John Willey & sons Inc. New York

Referensi

Dokumen terkait

jika pasif langsung bahasa Jepang diterjemahkan ke dalam bahasa Sunda maka akan menjadi kalimat pasif di; pasif generik yang juga merupakan pasif yang verbanya berimbuhan di-

Penelitian ini dibatasi pada formulasi kombinasi konsentrasi zat pengatur tumbuh NAA (0,1; 0,2; 0,3; 0,4; 0,5 mg/L) dan BAP (0,1; 0,3; 0,5mg/L) dengan parameter yang diamati

Kelayakan usahatani tumpangsari cabai merah dan bawang merah di lahan pasir Kabupaten Bantul merupakan perbandingan antara penerimaan yang diterima oleh petani dari

The book Ngawur Karena Benar by Tejo (2012) tells the condition of Indonesia from the aspects of the economy, socio-culture, the basic principle of Indonesia, low

menyetujui seluruh persyaratan yang ditetapkan oleh laboratorium Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Padang.Demikian surat permohonan ini saya buat, atas

Untuk melaksanakan ajaran itu, bagi Abduh, umat islam tidak cukup hanya kembali ke ajaran Islam yang asli dengan pemahaman yang sangat kaku, melainkan juga perlu dipahami sesuai

Metode penelitian kuantitatif diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,

kategori penelitian yang dapat dilaksanakan oleh peneliti Poltekkes Kemenkes