• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN KURIKULUM PROGRAM D. IV KEPERAWATAN PADA JURUSAN KEPERAWATAN POLTEKKES KEMENKES BANDUNG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENERAPAN KURIKULUM PROGRAM D. IV KEPERAWATAN PADA JURUSAN KEPERAWATAN POLTEKKES KEMENKES BANDUNG"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN KURIKULUM

PROGRAM D. IV KEPERAWATAN PADA

JURUSAN KEPERAWATAN

(2)

Sekilas Tentang Jurusan Keperawatan Bandung

Jurusan Keperawatan Bandung merupakan salah

satu Jurusan dari 6 Jurusan yang ada di Poltekkes

Kemenkes Bandung.

Letak Kampus: di Jalan Dr. Otten No. 32 Bandung

Program Pendidikan yang diselenggarakan saat

ini:

D. III Keperawatan

D. IV Mitra Spesialis Peminatan Keperawatan

(3)

Program D. IV Mitra Spesialis Peminatan KMB

Dasar Hukum Pendirian:

SK Menkes Nomor: OT.01.01.1.4.2.002055.1 Tanggal

16 April 2008 Tentang Pembentukan Program D. IV

Keperawatan Medikal Bedah Bandung, Keperawatan

Medikal Bedah Tangerang dan Keperawatan Gawat

Darurat

Bogor

Pada

Jurusan

Keperawatan

Politeknik Kesehatan DepKes Bandung

Dasar Hukum Penetapan Pengelola:

SK Direktur Politeknik Kesehatan Bandung Nomor:

KP.04.04.1.3./2912/2010

Tentang Pengangkatan

Jabatan Ketua Program Studi D.IV Keperawatan

Jurusan Keperawatan Poltekkes Bandung

(4)

Kurikulum Pendidikan D. IV KMB

Mengacu Pada Kurikulum yang dikeluarkan oleh Departemen

Kesehatan RI melalui Keputusan Menteri Kesehatan No.

1554/Menkes/SK/X/2005, tanggal 31 Oktober 2005.

Pendidikan program Studi D. IV Keperawatan merupakan

pendidikan untuk menghasilkan Sarjana Sains Terapan (SST).

Diarahkan pada hasil lulusan yang menguasai kemampuan

dalam melaksanakan pekerjaan yang kompleks dengan dasar

kemampuan profesional tertentu.

Merupakan pendidikan vokasi yang diharapkan menghasilkan

lulusan yang memiliki keterampilan khusus/ spesifik.

Untuk D. IV Keperawatan Jurusan Keperawatan Bandung,

keunggulan yang dikembangkan adalah Penanganan Trauma/

(5)

Tujuan Pendidikan Program D. IV KMB

Menghasilkan perawat yang mempunyai keahlian

dalam bidang keperawatan medikal bedah melalui

kurikulum berbasis kompetensi, sehingga lulusannya

diharapkan mempunyai pengetahuan, keterampilan

dan sikap yang memadai untuk:

1.

Melaksanakan pelayanan dan asuhan keperawatan

medikal bedah yang ditujukan kepada individu,

keluarga, komunitas dan masyarakat.

2.

Memberikan Asuhan keperawatan pada klien

dengan

kondisi

kritis

berdasarkan

tingkat

kegawatan dan gangguan fungsi sistem tubuh

(6)

Lanjutan Tujuan

3. Menunjukkan sikap kepemimpinan dan bertanggung jawab

sebagai pengelola asuhan keperawatan medikal bedah.

4.Berperan serta dalam kegiatan penelitian dalam bidang

keperawatan untuk kemudian menggunakan hasil penelitian

tersebut untuk meningkatkan mutu dan jangkauan pelayanan

asuhan keperawatan.

5.Berperan serta secara aktif dalam kegiatan pendidikan

kesehatan.

6.Mengembangkan

diri

secara

terus

menerus

untuk

meningkatkan kemampuan profesional.

7. Memelihara dan mengembangkan kepribadian dan sikap

yang sesuai dengan etika keperawatan.

8. Berperan sbg anggota masyarakat yang kreatif, produktif dan

terbuka untu menerima perubahan.

(7)

Peran, Fungsi dan Kompetensi

1.

Peran sebagai pelaksana Asuhan keperawatan, memiliki fungsi:

a. Mengkaji masalah kesehatan dan keperawatan

b. Mengolah dan menganalisa data serta merumuskan diagnosa

keperawatan

c. Membuat perencanaan asuhan keperawatan.

d. Melaksanakan tindakan pelayanan kesehatan dan asuhan

keperawatan baik dasar maupun lanjutan.

e. Mengevaluasi hasil kegiatan pelayanan kesehatan dan

keperawatan.

f. Mendokumentasikan hasil asuhan keperawatan.

2. Peran Sebagai Pendidik

3. Peran Sebagai Peneliti

(8)

Kompetensi yang harus dicapai:

1.

Mampu memberikan Asuhan keperawatan secara mandiri dan atau

konsultasi maupun kolaborasi pada pasien pasien dengan gangguan

sistem persyarafan yang memiliki permasalahan yang kompleks.

2.

Mampu memberikan Asuhan keperawatan secara mandiri dan atau

konsultasi maupun kolaborasi pada pasien pasien dengan gangguan

sistem endokrin yang memiliki permasalahan kompleks.

3.

Mam Mampu memberikan Asuhan keperawatan secara mandiri dan

atau konsultasi maupun kolaborasi pada pasien pasien dengan

gangguan sistem immunitas yang permasalahan kompleks

4.

Mampu memberikan Asuhan keperawatan secara mandiri dan atau

konsultasi maupun kolaborasi pada pasien pasien dengan gangguan

sistem kardiovaskuler yang memiliki permasalahan kompleks.

5.

Mampu memberikan Asuhan keperawatan secara mandiri dan atau

konsultasi maupun kolaborasi pada pasien pasien dengan gangguan

sistem pernafasan yang memiliki permasalahan kompleks.

(9)

6.

Mampu memberikan Asuhan keperawatan secara mandiri dan atau konsultasi

maupun kolaborasi pada pasien pasien dengan gangguan sistem pencernaan

yang memiliki permasalahan yang kompleks.

7.

Mampu memberikan Asuhan keperawatan secara mandiri dan atau konsultasi

maupun kolaborasi pada pasien pasien dengan gangguan sistem perkemihan

yang memiliki permasalahan kompleks.

8.

Mampu memberikan Asuhan keperawatan secara mandiri dan atau konsultasi

maupun kolaborasi pada pasien pasien dengan gangguan sistem muskuloskeletal

yang memiliki permasalahan kompleks

9.

Mampu memberikan Asuhan keperawatan secara mandiri dan atau konsultasi

maupun kolaborasi pada pasien pasien dengan gangguan sistem pendengaran

dan wicara yang memiliki permasalahan kompleks.

10.

Mampu memberikan Asuhan keperawatan secara mandiri dan atau konsultasi

maupun kolaborasi pada pasien pasien dengan gangguan sistem integumen yang

memiliki permasalahan kompleks.

11.

Mampu memberikan Asuhan keperawatan secara mandiri dan atau konsultasi

maupun kolaborasi pada pasien pasien dengan gangguan sistem penglihatan

yang memiliki permasalahan yang kompleks.

12.

Mampu memberikan Asuhan keperawatan secara mandiri dan atau konsultasi

(10)

Perbedaan Kompetensi antara D. III dan D. IV

Di Jurusan keperawatan Bandung dibuat penyelarasan

kompetensi D. IV dengan mengikuti model kompetensi

yang dipakai oleh program D. III Keperawatan.

Perbedaan nya terutama pada adanya kompetensi

khusus (penajaman) yang berkaitan dengan KMB dan

peningkatan pada sub kompetensi nya.

Penajaman pada kemampuan menangani pasien yang

lebih kompleks permasalahannya terutama dari aspek

skill/keterampilan tindakan.

Penambahan pada kemampuan dalam menangani

pasien dengan trauma.

(11)

Kompetensi dan Sub Kompetensi D.IV KMB

No

Kompetensi

Sub kompetensi

Mata Ajar

Pendukung

1. Menerapkan konsep

dan prinsip etika

kepertawatan,

komunikasi

dalam

praktek keperawatan

mahir

medical

bedah

1. Menggunakan pertimbangan etika dan moral dalam

melaksanakan asuhan keperawatan.

2. Menggunakan konsep etika keperawatan dalam

melakukan pengambilan putusan secara etis dan

legal.

3. Bertanggung jawab dan mempertanggungjawabkan

tindakan professional

4. Melaksanakan komunikasi yang efektip dan terapeutik

dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada kasus

trauma

5. Melaksanakan komunikasi yang efektip dengan tim

kesehatan lain.

1. KDKMB

2. Etika

dan

Aspek

Legal

dalam KMB

3. Komunikasi

Terapeutik

2. Menerapkan prinsip

pemecahan masalah

dengan pendekatan

proses keperawatan

dalam

melaksanakan

Asuhan

Keperawatan pada

lingkup keperawatan

medikal bedah

1. Mengaplikasikan pendekatan proses keperawatan

dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada

lingkup keperawatan medikal bedah

2. Mendokumentasikan asuhan keperawatan secara

benar, efektip dan efisien.

3. Mengaplikasikan kemampuan berfikir secara analitis

dan kritis dalam melaksanakan asuhan keperawatan

1. KDKMB

2. Metodologi

keperawatan

3. Patofisiologi

(12)

3. Mengkonsultasikan

dan atau melakukan

kolaborasi

dalam

penanganan pasien

dengan

tim

kesehatan lain.

3.1 Mengkaji kebutuhan dan sasaran untuk

konsultasi dan atau kolaborasi sesuai

dengan kebutuhan

3.2. Mengaplikasikan konsep manajemen

asuhan

keperawatan

pada

lingkup

keperawatan medikal bedah.

3.3. Melaksanakan konsultasi dan atau

kolaborasi dengan tim kesehatan lain

3.4.

Menilai

keefektipan

proses/hasil

konsultasi dan atau kolaborasi

1. KDKMB

2. Etika Keperawatan

3. Komunikasi terapeutik

4. Manajemen

Terapan

dalam keperawatan

5. KMMB I

6. KMMB II

7. KMMB III

8. Keperawatan

Perioperatip

9. Keperawatan Kritis

4. Melaksanakan

tindakan pemberian

obat dengan alat

yang lebih kompleks

sebagai

hasil

kolaborasi dan atau

konsultasi.

4.1. Melaksanakan pemberian obat dengan

menggunakan syringe pump

4.2. Melmbantu pelaksanaan pemberian obat

melalui vena sectie.

4.2. Membantu pelaksanaan pemberian obat

melalui spinal.

1. Patofisiologi

2. Farmakologi

3. KMMB I

4. KMMB II

5. KMMB III

6. Keperawatan

Perioperatip

7. Keperawatan Kritis

5. Melaksanakan

tindakan diagnostik

dan

tindakan

khusus

sebagai

hasil kolaborasi dan

atau konsultasi.

5.1. Menetapkan jenis pemeriksaan diagnostik

dan laboratorik sesuai dengan kondisi pasien.

5.2. Menginterpretasikan hasil pemeriksaan

laboratorik dan diagnostik.

5.3. Membuat rencana tindak lanjut hasil

pemeriksaan lab./diagnostik

1. Patofisiologi

2. KMMB I

3. KMMB II

4. KMMB III

5. Keperawatan

Perioperatip

6. Keperawatan Kritis

(13)

6. Melaksanakan asuhan

keperawatan secara mandiri dan atau konsultasi dengan aman dan efektip pada pasien yang mengalami

gangguan pemenuhan

kebutuhan oksigen yang kompleks

1. Melaksanakan pengkajian keperawatan pada pasien yang mengalami gangguan pemenuhan kebutuhan oksigen yang kompleks.

2. Merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien yang mengalami gangguan pemenuhan oksigen yang kompleks.

3. Membuat perencanaan keperawatan keperawatan pada pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigen yang kompleks.

4. Melakukan ektubasi 5. Melakukan intubasi

6. Memberikan oksigen melalui masker rebreathing dan non rebreathing 7. Memberikan oksigen melalui ventilator

8. Melaksanakan evaluasi asuhan keperawatan pada pasien yang mengalami gangguan pemenuhan kebutuhan oksigen yang kompleks.

9. Melaksanakan dokumentasi asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigen yang kompleks.

1. Patofisiologi 2. KMMB II 3. Keperawatan Kritis 4. Praktek klinik KMMB II 5. Praktik klinik keperawatan kritis 7. Melaksanakan asuhan keperawatan secara mandiri dan atau konsultasi dengan aman dan efektip pada pasien yang mengalami

gangguan pemenuhan

kebutuhan cairan, elektrolit dan darah yang kompleks.

1. Melaksanakan pengkajian keperawatan pada pasien yang mengalami gangguan pemenuhan kebutuhan cairan, elektrolit dan darah yang kompleks.

2. Merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien yang mengalami gangguan pemenuhan cairan, elektrolit dan darah yang kompleks.

3. Membuat perencanaan keperawatan keperawatan pada pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan cairan, elektrolit dan darah yang kompleks.

4. Menginterpretasikan hasil pengukuran CVP 5. Menginterpretasikan hasil EKG

6. Memberikan cairan melalui infus pumps

7. Melaksanakan pemberian cairan melalui three ways 8. Melaksanakan tindakan DC shock.

9. Melaksanakan evaluasi asuhan keperawatan pada pasien yang mengalami gangguan pemenuhan kebutuhan cairan, elektrolit dan darah yang kompleks. 10. Melaksanakan dokumentasi asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan

pemenuhan kebutuhan cairan, elektrolit dan darah yang kompleks.

1. Patofisiologi 2. KMMB II 3. KMMB III 4. Keperawatan Kritis 5. Praktek klinik KMMB II 6. Praktek klinik KMMB III 7. Praktik klinik keperawatan kritis

(14)

8. Melaksanakan

asuhan keperawatan secara mandiri dan atau konsultasi dengan aman dan efektip pada pasien yang mengalami gangguan

pemenuhan

kebutuhan nutrisi yang kompleks.

1. Melaksanakan pengkajian keperawatan pada pasien yang mengalami gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi yang kompleks.

2. Merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien yang mengalami gangguan pemenuhan nutrisi yang kompleks.

3. Membuat perencanaan keperawatan keperawatan pada pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi yang kompleks. 4. Melakukan pemberian TPN

5. Menetapkan cara pemberian nutrisi . 6. Monitoring kebutuhan nutrisi pasien

7. Melaksanakan evaluasi asuhan keperawatan pada pasien yang mengalami gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi yang kompleks. 8. Melaksanakan dokumentasi asuhan keperawatan pada pasien dengan

gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi yang kompleks.

1. Patofisiologi 2. KMMB I 3. KMMB II 4. Keperawatan Kritis 5. Praktek klinik KMMB I 6. Praktek klinik KMMB II 7. Praktik klinik keperawatan kritis 9. Melaksanakan asuhan keperawatan secara mandiri dan atau konsultasi dengan aman dan efektip pada pasien yang mengalami gangguan

pemenuhan

kebutuhan eliminasi urine dan fecal yang kompleks.

1. Melaksanakan pengkajian keperawatan pada pasien yang mengalami gangguan pemenuhan kebutuhan eliminasi urine dan fecal yang kompleks.

2. Merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien yang mengalami gangguan pemenuhan eliminasi urine dan fecal yang kompleks.

3. Membuat perencanaan keperawatan keperawatan pada pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan eliminasi urine dan fecal yang kompleks.

4. Melaksanakan perawatan hemodialisa

5. Melakukan perawatan irigasi (spooling) catéter 6. Melakukan perawatan ostomi

7. Melaksanakan evaluasi asuhan keperawatan pada pasien yang mengalami gangguan pemenuhan kebutuhan eliminasi urine dan feca pada yang kompleks.

8. Melaksanakan dokumentasi asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan eliminasi urine dan fecal yang kompleks. 1. Patofisiologi 2. KMMB II 3. KMMB III 4. Keperawatan Kritis 5. Praktek klinik KMMB II 6. Praktek klinik KMMB III 7. Praktik klinik keperawatan kritis

(15)

10. Melaksanakan asuhan

keperawatan secara mandiri dan atau konsultasi dengan aman dan efektip pada pasien yang mengalami gangguan pemenuhan kebutuhan mobilisasi dan transfortasi pada yang kompleks.

1. Melaksanakan pengkajian keperawatan pada pasien yang mengalami gangguan pemenuhan kebutuhan mobilisasi dan transfortasi yang kompleks.

2. Merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien yang mengalami gangguan pemenuhan mobilisasi dan transfortasi yang kompleks.

3. Membuat perencanaan keperawatan keperawatan pada pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan mobilisasi dan transfortasi yang kompleks.

4. Melakukan pemasangan gips

5. Membuat program mobilisasi, ambulasi dan transportasi.

6. Melaksanakan evaluasi asuhan keperawatan pada pasien yang mengalami gangguan pemenuhan kebutuhan mobilisasi dan transfortasi yang kompleks.

7. Melaksanakan dokumentasi asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan mobilisasi dan transfortasi yang kompleks. 1. Patofisiologi 2. KMMB I 3. KMMB III 4. Keperawatan Kritis 5. Praktek klinik KMMB I 6. Praktek klinik KMMB III 7. Praktik klinik keperawatan kritis 11. Melaksanakan asuhan keperawatan secara mandiri dan atau konsultasi dengan aman dan efektip pada pasien yang mengalami

gangguan pemenuhan

kebutuhan rasa nyaman dan aman yang kompleks.

1. Melaksanakan pengkajian keperawatan pada pasien yang mengalami gangguan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman dan aman pada yang kompleks.

2. Merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien yang mengalami gangguan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman dan aman yang kompleks.

3. Membuat perencanaan keperawatan keperawatan pada pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman dan aman yang kompleks. 4. Melaksanakan upaya pengurangan nyeri dengan gate control theory. 5. Melaksanakan upaya pemenuhan kenyamanan dengan aroma therapy

6. Melaksanakan evaluasi asuhan keperawatan pada pasien yang mengalami gangguan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman dan aman yang kompleks. 7. Melaksanakan dokumentasi asuhan keperawatan pada pasien dengan

gangguan pemenuhan kebutuhan rasa nyaman dan aman yang kompleks.

1) Patofisiologi 2) KMMB I 3) KMMB III 4) Keperawatan Kritis 5) Praktek klinik KMMB I 6) Praktek klinik KMMB III 7) Praktik klinik keperawatan kritis

(16)

12. Melaksanakan asuhan

keperawatan secara mandiri dan atau konsultasi dengan aman dan efektip pada pasien perioperatip dengan kasus yang kompleks.

12.1. Melaksanakan pengkajian keperawatan pre, intra dan post operasi

12.2. Merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien yang menjalami pre, intra dan post operasi

12.3. Membuat perencanaan keperawatan pada pasien pre, intra dan post operasi

12.4. Melaksanakan peran scrub nurse.

12.5. Melakukan monitoring post operasi pada kasus yang kompleks

12.6 .Melaksanakan evaluasi asuhan keperawatan pada pasien yang menjalami perioperatip yang kompleks

12.7 .Melaksanakan dokumentasi asuhan keperawatan pada pasien perioperatip yang kompleks. 1. Patofisiologi 2. Keperawatan perioperatip 3. Praktek klinik perioperatip 13. Berperan serta dalam penelitian dan pengembangan keperawatan medikal bedah.

13.1. Membuat proposal penelitian

13.2. Melakukan penelitian terapan dalam bidang keperawatan medikal bedah. 13.3. Memanfaatkan hasil penelitian untuk mengembangkan pelayanan

keperawatan medikal bedah.

1. Metodologi penelitian 2. Tugas Akhir (Penelitian) 14. Melakukan penanganan pasen dengan trauma pada berbagai sistem tubuh.

1. Melaksanakan pengkajian keperawatan pada pasien yang mengalami trauma pada berbagai sistem tubuh.

2. Merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien yang mengalami trauma pada berbagai sistem tubuh.

3. Membuat perencanaan keperawatan keperawatan pada pasien yang mengalami trauma pada berbagai sistem tubuh.

4. Melaksanakan tindakan keperawatan yang dibutuhkan baik pada primary maupun secondary survey pada pasien yang mengalami trauma sesuai dengan prinsip penanganan dalam BTCLS.

5. Melaksanakan evaluasi asuhan keperawatan pada pasien yang mengalami trauma pada berbagai sistem tubuh.

6. Melaksanakan dokumentasi asuhan keperawatan pada pasien yang mengalami trauma pada berbagai sistem tubuh

1. BTCLS 2. Keperawatan Kritis 3. Praktek klinik keperawatan kritis.

(17)

Ketentuan Program Pendidikan (Bagi Pasca D. III)

Beban Studi: Minimal 40 SKS dan maximal: 56 SKS.

Di dalam nya harus memuat minimal 80 % adalah kurikulum

inti dan maksimal 20 % nya adalah kurikulum institusional.

Di JurusanKeperawatan Bandung: Beban studi = 43 SKS

terdiri dari kurikulum inti 40 SKS dan 3 SKS kurikulum

institusional.

Lama Pendidikan : 2 s/d 3 semester dan masa terpanjang 6

semester.

Peserta didik: Diutamakan bagi lulusan D. III Keperawatan

dan sudah bekerja minimal 2 tahun. Di Bandung baru

angkatan ke-1 berjumlah 23 orang mrp mhs tugas belajar

kiriman dari berbagai institusi kesehatan seluruh provinsi

di Indonesia.

(18)

Struktur Program Pendidikan D. IV KMB (Pasca D. III)

Semester 1

No

Kode

MK

Mata Kuliah

Bobot

SKS

Beban Studi

PBC

PBD

PBP

PBK

1. WAT. 5757 KDKMB 3 1 1 1

-2. WAT. 2716 Patofisiologi 2 1 1 - -3. WAT. 5751 Metodologi Penelitian 2 1 - 1 -4. WAT. 5752 Metodologi Keperawatan 2 - - 2 -5. WAT. 5756 Komunikasi terapeutik 2 1 - 1 -6. WAT. 1705 Aspek legal dan etik dalam KMB 2 1 1 -

-7. WAT. 3730 KMMB I 3 - 2 1

-8. WAT. 3731 KMMB II 3 - 2 1

-9. WAT. 3734 Keperawatan Perioperatif 1 - 1 - -10. WAT. 4743 Praktek klinik KMMB I 2 - - - 2 11. WAT. 4746 Praktek Klinik Keperawatan

Perioperatif

1 - - - 1

(19)

Semester 2

No

Kode

MK

Mata Kuliah

Bobot

SKS

Beban Studi

PBC PBD

PBP PBK

1. WAT. 5859 Manajemen Terapan dalam Keperawatan

2 - 1 1

-2. WAT. 3832 KMMB III 3 - 2 1

-3. WAT. 3833 Keperawatan Kritis 3 1 1 1 -4. WAT. 4844 Praktek klinik KMMB II 2 - - - 2 5. WAT. 4845 Praktek Klinik KMMB III 2 - - - 2 6. WAT. 4847 Praktek Klinik Keperawatan Kritis 2 - - - 2 7. WAT. 5860 Tugas Akhir (Skripsi) 3 - - 3

-8. WAT. LOK BTCLS (Kurikulum institusional) 3

1

2

-JUMLAH KREDIT 23

2

4 8 6 JUMLAH KURIKULUM INTI 40 6 12 13 9

JUMLAH KURIKULUM INSTITUSIONAL

3

1

- 2

(20)

Proses PBM dan Evaluasi

Perkuliahan dlm 1 semester menggunakan 16 mg efektip diluar UTS dan UAS.

Model PBM digunakan sistem block mata ajar (Perkuliahan teori dan praktek Lab

diselesaikan dahulu kemudian dilanjutkan praktek klinik.

Metoda PBM di kelas: CTJ, Seminar, dan PBL.

Metoda PBM di lab: simulasi/demonstrasi dan role play.

Metoda PBM di klinik/RS: case study, ronde kasus, bed side teaching dan pre & post

conference.

Alokasi waktu pembelajaran selama 1 tahun:

Teori

: 19 SKS x 50 mnt = 16 jam ( 1 SKS Teori = 50 menit)

Praktek (Lab)

: 15 SKS x 2 jam = 30 Jam (1 SKS Lab = 2 x 60 menit)

Praktek Klinik

: 9 SKS x 4 jam = 36 jam (1 SKS Klinik = 4 x 60 menit)

Jumlah total

: 43 SKS = 85 jam

Metoda evaluasi:

Test tulis: Quiz, take home test, UTS dan UAS.

Test praktek: performance test (OSCE), Penilaian pencapaian kompetensi

berdasarkan catatan logbook dan ujian praktek.

(21)

Kurikulum institusional adalah M.A. Basic trauma

cardiac live suffort (BTCLS) dengan bobot 3 SKS.

Alasan memilih M.A BTCLS:

Indonesia merupakan daerah rawan gempa perlu

perawat yang memiliki keahlian dalam penangan trauma.

Mahasiswa kiriman dari berbagai provinsi di Indonesia

mereka setelah lulus diharapkan dapat menangani

problem trauma terutama akibat bencana alam di

daerahnya masing-masing.

Mhs juga memperoleh nilai tambah karena mereka

(22)

LAHAN PRAKTEK

RSUP Dr. Hasan Sadikin

RSU Cibabat Cimahi

RSU Kota Bandung

RS Al Islam Bandung

(23)

Hambatan/Kendala yang Ditemui:

1. Raw input mahasiswa yang sangat bervariasi dalam hal Latar belakang:

Pendidikan sewaktu mereka kuliah D. III Keperawatan.

Asal/tempat bekerja: ada yang dari RS, Puskesmas, Dinas Kesehatan

dan institusi pendidikan.

Pengalaman bekerja.

Usia

Hal ini menyebabkan kesulitan dalam menerapkan metoda PBM.

Untuk memperoleh starting point yang sama dari mhs maka dilakukan

program pra pembelajaran (matrikulasi) dahulu sebelum PBM dimulai.

2. Biaya praktek yang cukup mahal.

3. Masih kurangnya tenaga dosen dan pembimbing klinik yang sesuai

dengan ketentuan.

(24)

Referensi

Dokumen terkait

: Pelaksanaan PPM berupa Pelatihan Penulisan Karya Ilmiah bagi Guru Sekolah Dasar Se Kecamatan Jetis Kabupaten Bantul. I SDN Sumberagung I Jetis

Gorg and Hirsch (1998: 586) mencatat adanya kontradiksi antara regulasi negara dari masyarakat kapitalis dan formasi demokrasinya, dimana power dari negara

E,G end-gate unit cell of a ganglion EMT e€ective medium theory FAV ¯ow arrangement variables GCD ganglion cells domain GD ganglion dynamics LGD large ganglion dynamics PA

Di tahun 2011, Perseroan meninjau ulang strategi yang telah diterapkan untuk PUCELLE dalam rangka menentukan strategi pengembangan yang sesuai untuk merek ini. Peluncuran produk

PERUBAHAN ATAS PERATURAN GUBERNUR BENGKULU NOMOR X.O3 TAHUN 2OO8 TENTANG PROSEDUR DAN TATA CARA PERMINTAAN SERTA PEMBAYARAN UANG MAKAN BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL

Peneliti melakukan wawancara kepada Sekretaris Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan anak Kabupaten Deli Serdang untuk menayakan peningkatan jumlah kasus

Berdasarkan hasil filter dapat diketahui terdapatnya sebuah pola aliran sungai bawah tanah.Jika titik ketinggian topografi di atas anomali pada masing-masing lintasan digabungkan,

Namun sebagai akibatnya semakin banyak jumlah air yang digunakan jumlah pori-pori yang terbentuk juga semakin besar (Chen et al., 2013), pertambahan jumlah