i
PEDOMAN PENULISAN TESIS
MAGISTER ILMU HUKUM
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2016
ii
PRAKATA
Puji syukur ke hadirat Allah Yang Maha Esa, atas berkat rahmat dan karunia-Nya, penyusunan Buku Pedoman Penulisan Tesis Magister Ilmu Hukum (MIH) Fakultas Hukum Univeristas Negeri Semarang (UNNES) dapat terlaksana. Buku Pedoman Penulisan Tesis MIH ini merupakan wujud komitmen untuk memandu mahasiswa MIH-UNNES untuk dapat menyelesaikan penulisan tugas akhirnya dengan baik dan lancar.
Buku Pedoman Penulisan Tesis MIH ini berisi beberapa pedoman perihal usulan penelitian tesis, tesis, penulisan sitasi, dan manuskrip. Pedoman penulisan tesis MIH ini disusun untuk memenuhi beberapa tujuan. Pertama, sebagai arah dan pedoman bagi mahasiswa MIH-UNNES menyusun tugas akhir berupa penyusunan tesis sebagai realisasi dari kurikulum inti dan persyaratan mendapatkan gelar Magister Hukum. Kedua, bagi segenap dosen dan pembimbing tesis, pedoman ini merupakan perantara untuk mewujudkan persepsi yang sama dalam memberikan arahan dan bimbingan bagi mahasiswa.
Ketiga, pedoman ini berguna untuk membantu mempercepat
penyelesaian tugas akhir dalam rangka penyusunan tesis, yang diawali dari penyusunan outline tesis sebagai pra-usulan penelitian tesis, usulan penelitian tesis, tesis dan artikel ilmiah.
Penyusunan Buku Pedoman Penulisan Tesis ini tentu tidak lepas dari berbagai kekurangan. Karena itu, saran dan kritik membangun sangat kami harapkan guna perbaikan pedoman ini di masa yang akan datang. Semoga buku ini bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan dan dapat meningkatkan atmosfir dan prestasi akademik yang lebih baik bagi para mahasiswa MIH-UNNES.
Semarang, 28 Februari 2016
iii
DAFTAR ISI
Halaman Sampul ... i
Prakata... ii
Daftar isi ... iii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Pengertian ... 1
1.2. Status dan Bobot Tesis ... 4
1.3. Persyaratan Tesis ... 4
BAB II USULAN PENELITIAN TESIS ... 7
2.1. Sistematika Usulan Penelitian Tesis ... 7
2.2. Pengertian Bagian Utama Sistematika Usulan Penelitian Tesis ... 9
BAB III TESIS ... 13
3.1. SistematikaTesis ... 13
3.2. Pengertian Bagian Utama Sistematika Penelitian Tesis ... 14
3.3. Porsi Materi Bagian Utama Sistematika Penelitian Tesis ... 18
BAB IV SITASI TESIS ... 20
4.1. Ketentuan Umum ... 20
4.2. Tata Cara Kutipan ... 20
4.3. Daftar Pustaka ... 33
BAB V MANUSKRIP ... 42
5.1. Ketentuan Umum ... 42
5.2. Sistematika Artikel Ilmiah ... 42
Peraturan Dekan ... 52
Lampiran-lampiran (Sampul Usulan Penelitian dan Tesis, Lembar Pengesahan Usulan Penelitian Tesis dan Tesis, Lembar Penilian, Lembar Berita Acara Ujian Tesis ... 79
1 BAB I
PENDAHULUAN
Mahasiswa MIH-UNNES wajib menyusun tugas akhir dalam bentuk tesis untuk mencapai gelar Magister Hukum. Kewajiban tugas akhir ini meliputi empat proses: penyusunan outline tesis, usulan penelitian tesis, penulisan tesis, dan penulisan artikel ilmiah. Keempat proses aktivitas ini merupakan hal penting yang harus ditempuh dan dilalui setiap mahasiswa MIH-UNNES. Tidak hanya karena penulisan tesis ini merupakan bagian dari kurikulum inti MIH, namun juga karena ia merupakan bagian dari tradisi akademik di dunia pascasarjana. Berikut ini adalah konsep atau pengertian dasar dalam penyusunan tesis.
1.1. Pengertian 1.1.1. Outline Tesis.
Outline tesis adalah naskah rancangan pra-usulan penelitian tesis yang masih ringkas, sederhana dan substansial, diketik 1.5 spasi, pada kertas A4 ukuran 80 gram, bermargin kiri 4 cm, margin kanan dan bawah 3 cm, serta margin atas 4 cm, jenis huruf Times New Roman, dan ukuran font huruf 12.
Naskah outline tesis memuat tiga hal berikut: 1. Halaman sampul berisi
a. Identitas mahasiswa (Nama, NIM, Indeks Prestasi Kumulatif yang diperoleh, Jumlah SKS yang sudah ditempuh,
b. Nama Dosen Penasehat Akademik; c. Rumusan judul;
2. Rumusan masalah berjumlah lebih dari 2 (dua); 3. Proses penelitian yang akan digunakan mahasiswa;
2 1.1.2. Usulan Penelitian Tesis
Usulan penelitian tesis adalah rencana kerja yang disusun secara sistematis dan terinci untuk kegiatan penelitian tesis yang dilakukan oleh mahasiswa MIH. Naskah usulan penelitian tesis yang telah disetujui dan ditandatangani oleh dosen pembimbing tesis disahkan oleh Koordinator MIH. Naskah tersebut selanjutnya digandakan rangkap 3 (tiga) oleh mahasiswa yang bersangkutan, dengan ketentuan sebagai berikut: 1 (satu) eksemplar untuk Fakultas, 1 (satu) eksemplar untuk mahasiswa yang bersangkutan, dan 1 eksemplar untuk mengurus surat penelitian.
1.1.3. Tesis
Tesis adalah karya ilmiah hasil penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa MIH untuk mendapatkan gelar magister. Tesis ini merupakan keberlanjutan naskah usulan penelitian tesis, setelah disetujui dan ditandatangani oleh dosen pembimbing serta disahkan oleh Koordinator MIH untuk dilakukan penelitian sesuai dengan tema, perumusan masalah, dan tujuan penelitian tesis yang diajukan oleh mahasiswa.
1.1.4. Seminar Hasil Penelitian Tesis
Seminar hasil penelitian tesis adalah kegiatan ilmiah berupa seminar bagi mahasiswa MIH yang telah menyelesaikan pengambilan data penelitian untuk dievaluasi oleh dosen pembimbing tesis, segenap penguji tesis dan peserta seminar hasil penelitian tesis. Seminar hasil penelitian tesis sah apabila dihadiri sekurang-kurangnya 2 (dua) peserta, yang dibuktikan dengan presensi kehadiran peserta. Peserta seminar hasil penelitian tesis berstatus mahasiswa MIH, dan telah mengikuti seminar hasil penelitian tesis sekurang-kurangnya 2 (dua) kali di tingkat Fakultas Hukum yang dibuktikan dengan tanda tangan
3
kehadiran pada seminar hasil penelitian tesis sebelumnya.
1.1.5. Ujian Tesis
Ujian tesis adalah proses akhir bagi mahasiswa MIH dalam rangka meraih gelar Magister Hukum (M.H.) setelah melaksanakan revisi seminar hasil penelitian tesis dan diuji oleh dosen pembimbing tesis dan tim penguji tesis yang mendapatkan surat tugas penguji dari Dekan Fakultas Hukum.
1.1.6. Sitasi Tesis
Sitasi tesis adalah kutipan yang dipakai saat menyusun usulan penelitian tesis, tesis dan artikel ilmiah bagi mahasiswa MIH. Cara mengutip dan model kutipan daftar pustaka ditentukan oleh prodi MIH; Teknis sitasi dirumuskan dan dijelaskan lebih lanjut pada Bab IV dalam Buku Pedoman ini.
1.1.7. Artikel Ilmiah Tesis
Artikel ilmiah tesis adalah naskah ilmiah dari substansi tesis yang telah diseminarkan hasilnya dan telah direvisi serta disetujui oleh dosen pembimbing tesis, tim penguji seminar hasil penelitian tesis, dan tim penguji tesis. Adapun sistematika dan tata penulisan artikel ilmiah dijelaskan lebih lanjut pada Bab V Buku Pedoman ini;
1.1.8. Penilaian Tesis
Adalah pentahapan proses akademik bagi mahasiswa berstrata 2 dalam rangka mencapai gelar magister hukum dari menyusun outline rumusan masalah dan judul, usulan penelitian tesis, isi naskah tesis, seminar hasil penelitian dan ujian tesis. Penilaian tesis ini dirumuskan dan dijelaskan pada Bab VI dalam Buku Pedoman ini.
4 1.2. Status dan Bobot Tesis
Total bobot tesis adalah 8 SKS, yang dibagi dalam perincian sebagai berikut:
1. Seminar Usulan Penelitian Tesis berbobot 2 SKS 2. Seminar Hasil Penelitian Tesis berbobot 2 SKS; 3. Ujian Tesis berbobot 4 SKS
1.3. Persyaratan Tesis
Mahasiswa MIH yang menyusun tesis perlu mencermati dan memenuhi ketentuan terkait persyaratan tesis sebagai berikut:
1. Persyaratan Administrasi
a. Telah memenuhi kewajiban registrasi akademik dan administrasi berkala;
b. Telah memenuhi kewajiban-kewajiban akademik lain yang ditentukan oleh pihak MIH.
2. Persyaratan Akademik
a. Terdaftar sebagai mahasiswa aktif, yang dibuktikan dengan Kartu Mahasiswa, Kartu Rencana Studi dan Kartu Hasil Studi yang masih berlaku;
b. Telah mengambil mata kuliah minimal 24 SKS, yang dibuktikan dengan Kartu Hasil Studi.
c. Nilai mata kuliah Metode dan Penulisan Tesis minimal B, yang dibuktikan Kartu hasil studi;
d. Jumlah IPK minimal 3.00;
e. Mengajukan outline tesis secara tertulis yang ditujukan kepada Koordinator MIH untuk dimintakan lembar persetujuan atau penolakan beserta alasannya secara tertulis dengan form yang sudah disediakan oleh prodi MIH; Outline ini menajdi dasar dalam penyusunan naskah usulan
5
penelitian tesis.
Pentahapan penyusunan tesis terdiri atas:
1. Usulan Penelitian Tesis (UPT). UPT dapat dilakukan apabila telah memenuhi persyaratan akademik dan administrasi di atas. Dekan Fakultas Hukum menerbitkan Surat Tugas bagi penunjukan dosen pembimbing tesis berdasarkan kompetensi keilmuan dan jumlah perimbangan bimbingan. Selanjutnya dosen Pembimbing Tesis dan mahasiswa yang bersangkutan sudah dapat melakukan bimbingan serta pengisian Sitedi Tesis. Naskah Usulan Penelitian Tesis dapat diproses lebih lanjut atas arahan dan bimbingan dari Dosen Pembimbing Tesis serta survey pendataaan penelitian yang dilakukan mahasiswa MIH yang bersangkutan. Setelah mendapat koreksi dari Dosen Pembimbing tesis dan telah direvisi oleh mahasiswa MIH yang bersangkutan, naskah Usulan Penelitian Tesis diinput dalam system SITEDI UNNES untuk disetujui oleh Dosen pembimbing Tesis dan disahkan oleh Kordinator MIH. Naskah usulan penelitian tesis ini selanjutnya dapat dilanjutkan pada seminar usulan penelitian tesis dan penyusunan naskah tesis. 2. Seminar Hasil Penelitian Tesis (SHPT). SHPT bertujuan untuk
mempertanggungjawabkan hasil penelitian mahasiswa MIH agar bisa mendapatkan masukan dan perbaikan atas tesis yang tengah disusun. Setelah dikoreksi oleh dosen pembimbing tesis dan direvisi oleh mahasiswa, naskah tesis dicatat di SITEDI TESIS untuk disetujui. Kemudian Koordinator MIH menerbitkan Surat Tugas Tim Penguji Seminar Hasil Penelitian.
3. Ujian Tesis. Ujian tesis adalah proses penilaian yang dapat dilakukan apabila mahasiswa telah merevisi tesis, berdasarkan
6
masukan-masukan yang diterima dalam seminar hasil penelitian tesis dan disetujui oleh dosen pembimbing tesis beserta tim penguji seminar hasil penelitian tesis. Selanjutnya Koordiantor MIH menerbitkan Surat Tugas untuk penentuan tim penguji dan jadwal pelaksanaan ujian tesis.
7 BAB II
USULAN PENELITIAN TESIS
Langkah pertama bagi mahasiswa menyusun rancangan outline tesis sebagai naskah pra usulan penelitian tesis yang sudah disetujui tertulis Koordinator MIH. Langkah berikutnya mahasiswa menyusun usulan penelitian tesis setelah mendapatkan dosen pembimbing tesis melalui Surat Tugas Koordinator MIH. Adapun isi sistematika usulan penelitian tesis, sebagai berikut:
2.1. SISTEMATIKA USULAN PENELITIAN TESIS
Tesis terdiri atas bagian awal, bagian utama, dan bagian akhir. Bagian awal terdiri atas:
a. Halaman Sampul b. Halaman Judul c. Halaman Pengesahan
Halaman sampul
Halaman sampul terdiri atas 2 (dua) rangkap: sisi luar dan dalam. Untuk sisi luar, cover dijilid dalam bentuk softcover berwarna merah marun, dicetak dengan tinta hitam, memuat logo Unnes, rumusan judul, nama dan NIM mahasiswa, Usulan Penelitian Tesis, Magister Ilmu Hukum, Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang, nama kota, bulan dan tahun. Cover ditulis pada kertas A4 berukuran 70 gram, dengan pias kiri 4 cm, pias kanan, atas dan bawah 3 cm.
Halaman Judul
Halaman judul memuat rumusan judul usulan penelitian tesis, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Ilmu
8
Hukum, Nama dan Nim Mahasiswa, Magister Ilmu Hukum, Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang, nama kota, bulan dan tahun pada kertas A4 berukuran 70 gram, dengan pias kiri 4 cm, pias kanan, atas dan bawah 3 cm.
Halaman Pengesahan
Halaman pengesahan memuat pihak-pihak yang berwenang untuk menandatangani dan distempel, yang menyatakan naskah usulan penelitian tesis telah disetujui dan layak untuk dilanjutkan dalam proses penulisan tesis.
Bagian Utama terdiri:
1. JUDUL
2. PENDAHULUAN, terdiri: 2.1. Latar Belakang Masalah 2.2. Perumusan Masalah 2.3. Tujuan Penelitian 2.4. Manfaat Penelitian 2.4.1. Teoretis 2..4.2. Praktis 3. TINJAUAN KEPUSTAKAAN 3.1. Penelitian Terdahulu 3.2. Landasan Teori 3.3. Landasan Konseptual 3.4. Kerangka Berpikir 4. METODE PENELITIAN
4.1. Metode Pendekatan Kualitatif atau Kuantitatif
4.2. Jenis Penelitian Hukum (doctrinal atau non doctrinal) 4.3. Fokus Penelitian
9
4.5. Sumber Data
4.6. Teknik Pengumpulan Data 4.7. Validitas Data
4.8. Teknik Analisis Data 4.9. Jadwal Penelitian
5. SISTEMATIKA PENULISAN TESIS
5.1. Bab I Pendahuluan
5.2. Bab II Tinjauan Kepustakaan 5.3. Bab III Metode Penelitian
5.4. Bab IV Hasil Penelitan dan Pembahasa 5.5. Bab V Penutup
6. DAFTAR PUSTAKA (dibahas BAB IV dalam Buku Pedoman ini)
2.2. PENGERTIAN BAGIAN UTAMA SISTEMATIKA USULAN PENELITIAN TESIS
2.1. JUDUL
Judul penelitian memuat rumusan kalimat yang ringkas dan jelas agar dapat menggambarkan substansi masalah penelitian, serta mencantumkan lokasi penelitian (jika ada). Rumusan kalimat judul berjumlah 5 sampai 20 kata termasuk kata penghubung dan diketik dengan huruf capital pada kertas A4 70 gram. Jarak spasi 1 dan menggunakan jenis huruf Time New Roman dengan ukuran 18 beserta ukuran pias kiri 4 cm, pias kanan, atas dan bawah 3 cm.
10 2.2. PENDAHULUAN
Secara umum memuat latar belakang masalah berupa fakta atau gagasan terkait masalah penelitian berfokus perumusan masalah penelitian.
2.2.1. Latar Belakang Masalah
Latar belakang masalah memuat fakta-fakta yang acap kali terjadi atau gagasan-gagasan aktual yang membutuhkan solusi melalui kegiatan penelitian. Bagian ini juga memuat alasan-alasan ilmiah mengapa masalah yang dibidik layak untuk diteliti. 2.2.2. Perumusan Masalah
Perumusan masalah memuat pernyataan lengkap dan utuh serta detil tentang masalah yang hendak diteliti. Rumusan masalah dibuat dalam bentuk kalimat Tanya, dan dapat dibuat lebih dari 2 (dua) kalimat Tanya seperti bagaimana dan mengapa.
2.2.3.Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian memuat kalimat positif yang merujuk isi kalimat pada perumusan masalah yang diawali dengan kata kerja yang hendak dicapai dalam penelitian. Tujuan penelitian memuat kata-kata seperti mengidentifikasi, menganalisis, memahami dan seterusnya, sesuai konteks kebutuhan pada isi kalimat perumusan masalah.
2.2.4. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian terdiri atas manfaat teoritis dan manfaat praktis.
11
Manfaat teoritis memuat penjelasan kontribusi penelitian bagi pengembangan ilmu hukum, terutama ilmu hukum pidana misalnya (disesuaikan dengan tema judul usulan penelitian tesis)
2.2.4.2. Praktis
Memuat penjelasan kontribusi penelitian bagi solusi atau pengembangan kelembagaan.
2.2.5. Sistematika Usulan Penelitian
Memuat rancangan sistematika bagian utama penulisan tesis, mencakup:
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah; 1.2. Perumusan Masalah; 1.3. Tujuan Penelitian;
1.4. Manfaat Penelitian terdiri teoritis dan praktis; BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB III METODE PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP 5.1. Simpulan 5.2. Implikasi
12 2.3. TINJAUAN KEPUSTAKAAN
Tinjauan kepustakaan ini memuat penelitian terdahulu, landasan teori, landasan konseptual, dan kerangka berpikir. Tinjauan pustaka ini dapat diambil dari sumber kepustakaan berupa buku teks, jurnal ilmiah, hasil penelitian sebelumnya yang diperbandingkan dengan penelitian yang akan dilakukan mahasiswa yang bersangkutan, makalah seminar, dokumen, informasi dari internet dan sumber-sumber lain yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Landasan teori dapat dijadikan sebagai dasar bagi penyusunan hipotesis apabila diperlukan, yang bersifat tentative dan dapat diuji sebagai jawaban terhadap masalah yang dirumuskan berdasarkan teori yang digunakan. Landasan konseptual digunakan untuk menjelaskan konsep-konsep yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian tesis. Kerangka berpikir menjelaskan alur berpikir peneliti dalam proses penelitian tesis.
2.4. METODE PENELITIAN
Metode penelitian memuat penjelasan tentang metode dan pendekatan penelitian (kualitatif, kuantitatif, atau gabungan antara kualitatif dan kuantitatif), jenis penelitian hukum doctrinal atau non doctrinal beserta alasannya yang merujuk isi perumusan masalah dan rumusan judul penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, alat pengumpul data, lokasi penelitian (jika ada), informan (bila diperlukan bagi jenis penelitian hukum non doctrinal), validitas data, teknik analisis data. Isi dari metode penelitian ini secara substansial dapat dimengerti dan dilanjutkan atau dikembangkan oleh pembaca atau peneliti berikutnya. Jadwal penelitian disusun dalam bentuk bagan kegiatan perminggu atau per bulan sesuai kebutuhan dan kepatutan melakukan penelitian bagi peneliti.
13 BAB III
TESIS 3.1. Sistematika Tesis
Bab ini menjelaskan bagian-bagian tesis yang mencakup bagian awal, bagian utama dan bagian akhir.
Bagian awal tesis terdiri atas:
1. Halaman Sampul; 2. Halaman Judul; 3. Halaman Persetujuan 4. Halaman Pengesahan; 5. Halaman Orisinalitas Tesis; 6. Ringkasan;
7. Summary; 8. Abstrak;
9. Halaman Prakata dari peneliti; 10. Halaman Daftar Isi;
11. Halaman Daftar Tabel (jika ada) 12. Halaman Daftar Gambar (jika ada) 13. Halaman Daftar Simbol (jika ada) 14. Halaman Lampiran (jika ada)
Bagian utama tesis terdiri atas:
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah 2. Perumusan Masalah 3. Tujuan Penelitian
4. Manfaat Penelitian: teoritis dan praktis BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB III METODE PENELITIAN
14
BAB V PENUTUP 1. Simpulan 2. Implikasi
Bagian akhir tesis terdiri
1. Daftar Pustaka 2. Lampiran
3.2. Pengertian Isi Sistematika Tesis
Bagian awal tesis a. Halaman sampul;
Halaman sampul adalah halaman yang memuat informasi tentang judul tesis, penulis, tahun pembuatan dan merupakan cover dari tesis.
b. Halaman judul;
Halaman judul memuat informasi yang serupa dengan halaman sampul, dan terletak setelah halaman cover.
c. Halaman Persetujuan
Halaman ini memuat identitas dan tandatangan tim dosen pembimbing tesis yang telah menyetujui untuk diselenggarakan Seminar Hasil Penelitian Tesis dan Ujian Tesis.
d. Halaman Pengesahan;
Memuat identitas dan tanda tangan tim dosen pembimbing tesis, Koordinator MIH dan Dekan Fakultas Hukum.
e. Halaman Orisanilitas Tesis
Memuat pernyataan mahasiswa secara tertulis bahwa karya ilmiah tesis yang disusunnya merupakan hasil karya sendiri dan tidak memuat plagiasi sebagai bagian dari pertanggungjawaban keilmuan dan apabila terbukti melakukan plagiasi maka bersedia menerima sanksi akademik.
15
Memuat nama mahasiswa, nama magister ilmu hukum Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang, judul tesis, nama dosen pembimbing serta substansi ringkasan tesis. Substansi tersebut memuat informasi tentang perumusan masalah, tujuan penelitian, proses penelitian, hasil penelitian dan pembahasan, simpulan serta implikasi. Ringkasan menggunakan bahasa Indonesia dan tak boleh ada kutipan atau acuan dari pustaka. Jumlah kata dalam naskah ringkasan maksimal 800 kata dan diketik 1 (satu) spasi, jenis font Times New Roman, dengan ukuran font huruf 12. g. Summary
Memuat ringkasan tesis dengan menggunakan bahasa Inggris dan panjang tidak lebih dari 800 kata.
h. Abstrak
Memuat alinea pertama latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian; alinea kedua metode penelitian, alinea ketiga hasil penelitian dan pembahasan, alinea keempat simpulan dan implikasi. Jumlah kata dalam naskah abstrak 150-250 kata dan kata kunci atau frase 3-5 diketik di bagian kiri bawah dengan tulisan ditebalkan. Naskah abstrak menggunakan bahasa Indonesia dan Inggris di halaman yang berbeda.
i. Halaman Prakata
Memuat uraian ringkas proses penelitian tesis yang membutuhkan kerjasama seluruh pihak dan ucapan terimakasih kepada pihak terkait secara sistematis sehingga penelitian berjalan lancar dan tepat waktu. Pengetikan menggunakan bahasa yang santun, lugas dan wajar dan tidak lebih dari 1 (satu) halaman dengan 2 spasi jenis huruf Times New Roman Ukuran font 12.
j. Halaman Daftar Isi
16
capital yang ditebalkan ukuran huruf 14 dengan jenis huruf Times New Roman di tengah kertas. Pengetikan judul Bab menggunakan huruf capital dan judul Sub Bab diketik huruf kecil kecuali hurup pertama memakai huruf capital. Penulisan halaman memakai tanda titik-titik pada ketukan ketifa setelah huruf terakhir dan diakhiri posisi lurus di bawah huruf a pertama pada kata halaman.
k. Halaman Daftar Tabel (jika ada)
Memuat daftar tabel dalam naskah tesis, dengan jumlah lebih dari dua tabel. Pengetikan nama daftar tabel menggunakan huruf capital di tengah kertas, dengan jenis huruf Times New Roman berukuran font 14. Daftar tabel berisi seluruh tabel yang tercantum pada teks naskah tesis dan lampiran.
l. Halaman Daftar Gambar (jika ada)
Memuat gambar dalam naskah tesis, dengan jumlah lebih dari dua gambar. Pengetikan nama daftar tabel mennggunakan huruf capital di tengah kertas atas, dengan jenis huruf Times New Roman berukuran font 14
m. Halaman Daftar Singkatan (jika ada)
Memuat uraian singkatan, dan terdiri atas dua kolom. Kolom pertama mencantumkan singkatan, sedangkan kolom kedua memberikan keterangan tentang singkatan. Pengetikan singkatan sesuai sistematika abjad latin.
n. Halaman Daftar Simbol (jika ada)
Memuat uraian symbol, dan terdiri atas dua kolom. Kolom pertama mencantumkan symbol, sedangkan kolom kedua memberikan keterangan tentang simbol. Pengetikan simbol sesuai sistematika abjad latin
17
Bagian Utama Tesis
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Memuat landasan ilmiah berupa teori dari pustaka, pendapat ahli, kamus, ensiklopedia, karya ilmiah, hasil penelitian sebelumnya, informasi internet dan sebagainya dengan paparan yang lebih rinci dan sistematis serta logis. Hal ini berfungsi untuk mempertajam dan menjawab masalah penelitian beserta proses penelitian yang relevan dan aktual untuk mengantarkan pada BAB IV khususnya sub-bab Pembahasan.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini memuat rincian tentang metode dan pendekatan penelitian, jenis penelitian, rumusan masalah, sumber data, teknik pengumpulan data, alat pengumpul data, lokasi penelitian (jika ada), informan (bila diperlukan bagi jenis penelitian hukum non doctrinal), validitas data, teknik analisis data.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Terbagi atas 2 (dua) sub-bagian. Sub bagian pertama memuat hasil penelitian, yang dapat mencakup sumber data yang diperoleh dan hasil analisis data untuk menguatkan hasil penelitian, berupa teks, wawancara, dokumen, gambar, grafik, foto. Sub bagian kedua memuat tentang pembahasan, yang bertujuan menjawab isi rumusan masalah dengan menggunakan teori-teori yang sudah dipaparkan dalam bagian Tinjauan Pustaka (BAB II).
BAB V PENUTUP
Memuat 2 (dua) sub bagian yang berbeda dan terpisah: Simpulan dan Rekomendasi. Sub Bagian Simpulan memuat pernyataan singkat berupa jawaban atas perumusan masalah dan tujuan penelitian sebagai makna yang dapat ditarik dari hasil penelitian.
18
Jumlah simpulan sesuai dengan jumlah isi rumusan masalah. Sub bagian Implikasi memuat pertimbangan peneliti setelah selesai mengadakan penelitian tesis, dan ditujukan untuk pihak-pihak terkait dalam bentuk tindakan praktis, rekomendasi kebijakan, dan semacamnya.
Bagian akhir tesis
DAFTAR PUSTAKA
Lihat Bab IV Buku Pedoman ini LAMPIRAN
Memuat data pendukung seperti instrument penelitian, surat ijin penelitian, dokumen hasil penelitian dan seterusnya.
3.3. Porsi Materi Bagian Utama Tesis
Penyusunan bagian utama tesis menggunakan porsi perimbangan agar dapat dikategorikan isi tesis layak dan patut secara keilmuan. Karena itu, penulis perlu memperhatikan porsi perimbangan materi pada setiap bab yang disajikan dari bagian utama tesis. Porsi perimbangan tersebut adalah sebagai berikut:
No Perihal
Porsi Materi
Keterangan Penulisan
(%)
1. BAB I 10 (1). Latar belakang masalah, (2)
PENDAHULUAN perumusan masalah (3). Tujuan
Penelitian (4) Manfaat penelitian teoritis dan praktis
2. BAB II 20
TINJAUAN PUSTAKA
19 PROSES PENELITIAN
4. BAB IV 55
HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN
5. BAB V 5 Simpulan dan implikasi
PENUTUP Jumlah 100
20 BAB IV
SITASI TESIS
4.1 Ketentuan Umum
Kutipan langsung adalah ide/konsep orang lain yang disalin sesuai dengan aslinya. Pembuatan kutipan ini didasari oleh prinsip-prinsip sebagai berikut.
a. Kutipan langsung hanya digunakan apabila perkataan atau ungkapan asli pengarang demikian padat, berbobot, dan meyakinkan. Kutipan seperti ini biasanya menambah daya kepada karya ilmiah.
b. Kutipan langsung dapat digunakan untuk mendokumentasi argumentasi yang tidak cukup disampaikan dalam bentuk catatan kaki.
c. Kutipan langsung dapat digunakan apabila peneliti hendak memberikan komentar atau membela/menolak/menganalisis gagasan yang disampaikan oleh pengarang.
d. Kutipan langsung dapat digunakan bilamana perubahan (melalui parafrase) dapat menyebabkan salah paham atau salah tafsir.
e. Kutipan langusung dilakukan untuk mengutip rumus-rumus, seperti rumus matematika, kimia, atau rumus ilmiah lain. f. Pengutipan langsung dari bahan nonkomersial (tanpa hak
cipta) dapat dilakukan tanpa izin pengarang.
4.2 Tata Cara Penulisan Kutipan Langsung
Kutipan Pendek
21
panjangnya kurang dari lima baris apabila ditulis di dalam naskah karya ilmiah. Kutipan seperti ini dapat ditulis dengan ketentuan sebagai berikut.
1. Gabungkan kutipan ke dalam kerangka kalimat atau paragraf. 2. Gunakan tanda kutip ganda pada awal dan akhir kutipan. 3. Gunakan spasi spasi ganda.
4. Tulis rujukan kutipan tersebut pada klausa pengantar atau di dalam tanda kurung. Misalnya:
Elias-Olivares (1979: 437) states of a Chicago neighbourhood in East
Austin, Texas: “to be a bilingual means precisely to be able to switch rapidly from one language tonthe other.”
atau
This is what has been called “transitional competence” (Corder 1975: 57).
atau
In Malaysia, for example, English is “used widely on the collocquial level, so much so that it may not be wrong to claim that many Malaysians are no longer able to distinguish clearly between the formal and informal uses of the language, possessing and thus using only one variey of the language for all occasions” (Wong 1982:17).
Apabila sumber yang dikutip diperkirakan panjang, sumber itu dapat dipotong dengan cara menyisipkan introductory clause.
22
Gumperz and Hernandez (1971:112) suggest that “what seems like random alternation between two languages may be an expression of ambivalent feelings,” and that it occurs “whenever minority language groups come in close contact with majority language groups under conditions of rapid social change.”
Kutipan Panjang
Kutipan panjang adalah kutipan yang terdiri atas lima baris atau lebih. Kutipan seperti ini dapat ditulis dengan ketentuan sebagai berikut.
1. Tulis kutipan itu di dalam paragraf tersendiri. 2. Jangan gunakan tanda kutip.
3. Gunakan spasi tunggal
4. Beri pengantar kepada kutipan itu seperlunya.
5. Tulis kutipan itu dengan ceruk lima spasi di sebelah kiri dan kanan margin.
Johnson makes some reference to this in quoting Alderson (1979:225): The fact that the writer‟s overall meaning remains totally obscure doesn‟t
materially affect the use of this passage as a cloze test, which gives support to the argument that cloze tests focus on relatively low order language skills relating to „core proficiency‟ rather than
23
higher order skills like reading comprehension.
The terminology used seems to be something of a problem here. The
“Intermediate Skills” as used in this article covers the same elements of “core proficiency as described by Anderson.
atau
If one one described comprehension in the following terms one would probably come a step nearer to a more adequate definition.
To penetrate beyond the verbal and non-verbal forms of the text to the underlying ideas, to compare these with what one already knows and also the ideas with each other, to pick out what is essential and new, and to revise one‟s previous conceptions
(Lunzer and Gardner 1979:235)
The research into this particular area seems to indicate that cloze can only reliably and validly assess …
24
Elipsis
Untuk menghindari kutipan yang terlalu panjang dimungkinkan untuk membuang sebagian dari sumber yang panjang itu. Pengutipan seperti ini dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.
1. Elipsis dilakukan dengan tanda tiga titik dengan spasi di kiri dan kanannya.
2. Elipsis dapat dilakukan pada bagian awal, tengah, atau akhir kutipan.
3. Elipsis tidak boleh mengubah amanat apapun yang terdapat di dalam sumber kutipan.
On a passage from a novel, the thought is expressed that “… some very
Indian uses of language, which one dares not call mistakes, add to the quaint charm of the
language.”
atau
… Vertical shifts involve the use or non-use of Creole-based forms; horizontal shifts entail the use or non-use of so-called patois speech. In either case, problems of intelligibility can be considerable.
Many mesolect speakers employ a patois that sometimes appears hardly related to its careful variant, so radically different as to seem a distinct
25
language … completely unintelligible to the listening North American … It should not be assumed that patois style is relatively uniform … (Edwards, Rosberg, and Hoy 1976:312).
Interpolasi
Interpolasi ialah penjelasan atau pembetulan suatu kutipan yang diselipkan ke dalam teks. Interpolasi menuntut perubahan redaksional suatu kutipan langsung. Perubahan itu ditempatkan di dalam tanda kurung persegi. Jenis-jenis interpolasi yang lazim ialah (1) sic,
(2) komentar, dan (3) penyisipan anteseden.
1. Tanda [sic] ditempatkan di belakang kutipan yang oleh penulis dianggap merupakan kesalahan. Ini dimaksudkan sebagai catatan bahwa kesalahan yang terdapat di dalam kutipan itu tertulis sebagaimana sumber aslinya.
“If it is true that language and context are inextricably linked, any stretch og language should, to a greater or lessen [sic] extent, come trailing clouds of context with it …” (Thomson 1996:10).
Di dalam contoh di atas, penyisipan [sic] menunjukkan bahwa penulis menyadari bahwa kata “lessen” tereja salah. Kata itu mestinya tertulis “lesser”.
26
dalam suatu kutipan dengan maksud memperjelas suatu butir pernyataan. Komentar ini ditulis di dalam tanda kurung persegi.
A theory, sometimes called “The Grammar Expectancy Theory” [“grammar” here is used in the broad sense to include the syntax, sematics and appropriate use] has been proposed by Oller (1979) among others.
Di dalam contoh ini, kata “Grammar” yang dikutip dari Oller dijelaskan oleh pengutip dengan menuliskan penjelasan itu di dalam tanda kurung persegi.
3. Anteseden disisipkan ke dalam kutipan langsung bilamana terdapat suatu pronomina di dalam kutipan itu yang tidak jelas perujukannya
He [William Shakespeare] was undoubtedly the greatest dramatist to date. No other dramatist has rivaled his ability to portray characters with such liveliness and colour.
Kutipan Khusus
Dalam hal tertentu, dapat muncul masalah khusus yang berkaitan dengan penulisan kutipan. Masalah itu berkaitan, antara lain, dengan (1) kutipan di dalam kutipan, (2) pengutipan puisi,
27
(3) pengutipan pidato.
1. Kutipan di dalam kutipan
Jika di dalam suatu kutipan langsung terdapat kutipan pendek, kutipan langsung ditulis di dalam tanda kutip ganda (“) sedangkan kutipan pendek di dalamnya ditulis di dalam tanda kutip tunggal („).
Mehrotra (1983:96) argues that “The usage of terms like „acrolect, „ „mesolect,‟ and „ basilect‟ by sociolinguists implies that these terms have a real meaning when used in connection with particular language designations”.
Jika kutipan itu panjang, penulisannya mengikuti cara penulisan kutipan panjang. Kutipan pendek yang terdapat di dalamnya ditulis di antara tanda kutip ganda.
Moag (1982:227) writes:
The following extreme [but not an atypical] example was overheard from a young female Fiji Indian sales clerk: “Shila account-book use kara, I think” … The female name, Shila, and the verb kara … are the only native items in the sentence. The order of major
28
constituents (subject – object – verb) in the kernel sentence clearly marks it as Hindi, not English.
2. Pengutipan puisi
Kutipan yang terdiri atas dua sampai empat baris disisipkan ke dalam teks menggunakan tanda kutip pada awal dan akhir kutipan dan garis miring (/) antar baris.
Synge sensed the inevitability of death when he said, “There‟ll come a season when you‟ll stretch / Black boards to cover me”.
Kutipan yang terdiri atas lima baris atau lebih ditulis tanpa tanda kutip. Kutipan tersebut ditulis berspasi tunggal, dengan indent, dan berspasi ganda antar bait.
Something of this power can be felt in Synge‟s “A Question” where he says:
I asked if I got sick and died, would you With my black funeral go walking too,
If you‟d stand close to hear them talk or pray While I‟m let down in that steep bank of clay.
And, No, you said, for if you saw a crew Of living idiots pressing round that new
29
Oak coffin – they alive, I dead beneath
That broad – you‟d rave and rend them withj your teeth.
3. Pengutipan Pidato
Pidato dapat dikutip secara langsung menggunakan cara seperti yang disebut di atas.
It was stated that “… in Australia, a people once remote and distanced from the world have embraced the future by welcoming into our population five and a half million migrants and regugees in the 50 years since World War II.” (Bolkus in XIV World Congress of the Federation Internationale des Traducteurs (FIT) 1996.)
Kutipan Tidak Langsung
Kutipan tidak langsung adalah ide/konsep orang lain yang dikutip dengan menggunakan kata-kata penulis/peneliti sendiri. Pengutipan tak langsung terkadang menimbulkan kecurigaan pembaca. Ini sering terjadi bilamana penulis ceroboh atau kurang cermat di dalam menuliskan rujukan kutipan itu. Secara umum hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa:
1. Peneliti membuat catatan dari sumber tertentu, kemudian menyalin dan memasukkannya ke dalam nas tesis tanpa mengingat bahwa catatan itu berasal daru sumber yang berhak cipta.
30
2. Peneliti menggunakan buku yang mencakupi bidang pengetahuan yang persis sama dengan bidang yang sedang digelutinya.
3. Peneliti mengambil intisari suatu sumber dan merumuskannya menggunakan perhataan sendiri, tetapi tidak menyebutkan sumber kutipan itu.
4. Peneliti mengutip dari catatan-catatan yang dibuat selama perkuliahan tanpa menyadari bahwa catatan-catatan itu dikutip dari sumber tertentu.
5. Peneliti sengaja menggunakan tulisan orang lain tanpa menyebutkan sumbernya.
Untuk menghindari tuduhan adanya pembajakan (plagiarism) di dalam penulisan tesis dan karya-karya ilmiah pada umumnya, lakukan langkah sebagai berikut.
(1) Pahami secara umum intisari teks sumber, kemudian buatlah rumusan baru yang berupa pandangan mengenai isi teks dari titik pandang lain:
… with the change of time the expression of some comparatives and superlatives has changed.
(2) Sajikan fakta sebagaimana yang tertulis di dalam sumber itu dalam bentuk daftar:
31
(1) Polysyllabic adjectives (more than two syllables): add more (comparative) and most (superlative), e.g. more beautiful, most beautiful. (2) Monosyllabic adjectives: add –er
(comparative) and –est (superlative), e.g. richer, richest.
(3) Disyllabic adjectives could take either form, e.g. most famour, commonest (Barber 1993: 274).
(3) Gunakan frase seperti “according to Barber‟, Barber views that …, In Barber’s opinion … dan sebagainya.
According to Barber (1993: 274), a study of the forms used in Early Modern English through the present day indicates that a change has been in progress. By early 20th century the preferences were:
(1) Polysyllabic adjectives (more than two syllables): add more (comparative) and most (superlative), e.g. more beautiful, most beautiful. (2) Monosyllabic adjectives: add –er
(comparative) and –est (superlative), e.g. richer, richest.
32
(3) Disyllabic adjectives could take either form, e.g. most famour, commonest.
Barber claims that the transition is now almost complete.
Perujukan Kutipan
Perujukan dilakukan dengan menyebutkan nama belakang atau keluarga pengarang, tahun penerbitan, dan halaman bagian teks yang dirujuk.
Salah : John Grisham, 1994, pp. 78 - 80 Salah : (J. Grisham, 1994: 78 – 80) Benar : (Grisham 1994: 78 – 80) Penulisan dua atau tiga nama adalah sebagai berikut.
Salah : (Basil Hatim and Ian Mason, 1990: 78 – 80) Salah : (B. Hatim and I. Mason, 1990: 78 – 80) Benar : (Hatim and Mason 1990: 78 – 80) atau
(Hatim, Mason, and Anderson 1991: 78 – 80) Penulisan lebih dari tiga nama adalah sebagai berikut.
Salah : (Hatim etc. 1990: 78 – 80) Salah : (Hatim et. Al., 1990: 78 –80) Benar : (Hatim et al. 1990: 78 – 80)
Jika nama pengarang disebut oleh penulis sebagai bagian integral di dalam teks, nama itu harus langsung diikuti, di dalam tanda kurung, dengan tahun penerbitan dan halaman bagian teks rujukan.
33
translator is inhabited by an extraordinary number of dichotomies (1990: 1)
Benar : Acording to Hatim and Mason (1990: 1), the world of translator is inhabited by an extraordinary number of dichotomies
Selanjutnya, nama-nama yang disebut sebagai rujukan kutipan ini harus dimunculkan di dalam Daftar Pustaka (Reference atau Bibliography)
4.3 Penulisan Daftar Pustaka Model Harvard: Buku oleh satu pengarang
Austin, J.L. 1962. How to Do Things with Words. Oxford: Oxford University Press.
Schiffrin, D. 1994. Approaches to Discourse. Massachusetts: Blackwell Publishers.
Grisham, J. 1994. The Pelican Brief. New York: Warner
Buku oleh dua atau tiga pengarang
Brown, P. dan S.C. Levinson. 1987. Politeness: Some Universals in Language Usage. London: Cambridge University Press.
Hewson, L. dan J. Martin. 1991. Redefining Translation: The Variational Approach. London: Routledge.
34 Buku oleh lebih dari tiga Pengarang
Alwi, H. et al. 1993. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (2nd ed.). Jakarta: Depdikbud RI.
Radford, A. et al. 1999. Linguistics an Introduction. Cambridge: Cambridge University Press.
Buku suntingan satu orang
Coulthard, M. (ed). 1992. Advances in Spoken Discourse Analysis. London dan New York: Routledge.
Dijk, T.A. van. (ed). 1976. The Pragmatics of Language and Literature. Amsterdam: North Holland.
Goody, E. N. (ed). 1978. Questions and Politeness: Strategies in Social Interaction. Cambridge: Cambridge University Press.
Buku suntingan dua orang atau lebih
Guenthner, F. dan M. Guenthner-Reutter (eds). 1978. Meaning and Translation: Philosophical and Linguistic Approaches. London: Duckworth. House, J. and S. Blum-Kulka (eds). 1986. Interlingual
and Intercultural Communication. Tubingen: Gunter Narr Verlag.
Holmes, J.S., F. de Haan, dan A. Popovic (eds). 1970. The Nature of Translation. The Hague: Mouton.
35
Searle, J.R., F. Kiefer, and M. Bierwisch (eds). 1980. Speech Act Theory and Pragmatics. London: D. Riedel Publishing Company.
Buku edisi kedua, ketiga, dan seterusnya
Bassnett-McGuire, S. 1991. Translation Studies (Revised Ed.). London: Routledge.
Turabian, Kate L. 1996. A Manual for Writers of Term Papers, Theses, and Disertations (6th Ed.). Chicago: The University of Chicago Press.
Buku yang terdiri atas dua jilid atau lebih
Vanderveken, D. 1990. Meaning and Speech Acts Vol. 1: Principles of Language Use. Cambridge: Cambridge University Press.
Buku terjemahan
Leech, G. 1982. Prinsip-Prinsip Pragmatik. Translated by Oka, M.D.D. 1993. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.
Karangan (Essay) di dalam buku suntingan
Broeck, R. van den. 1986. Contrastive discourse analysis as a tool for the interpretation of shifts in translated texts. In J. House and S. Blum-Kulka (eds.). pp. 37 – 49.
Brown, P. dan S.C. Levinson. 1978. Universals in language usage: Politeness phenomena. In E. N. Goody (ed.). pp. 56 – 311.
36
Popovic, A. 1970. The concept “shift of expression” in translation analysis. Di dalam J.S. Holmes, F. de Haan, and A. Popovic (eds.). pp. 78 – 90.
Drinitrova, B. E. 1996. New methods in translation research: new horizons in translation studies. FIT. Hlm. 856 – 65.
Francis, G. dan S. Hunston.1992. Analysing everyday conversation. M.Coulthard (ed.). Hlm.123 – 61.
Artikel di dalam Ensiklopedi
Macauly, T.B. 1970. Samuel Johnson. Encyclopedia Britanica, 11th ed., XV. pp. 463 – 471.
Smith, M.A. Sharwood. 1999. Syntax in second language acquisition. In
Concise Encyclopedia of Educational Linguistics. Edited by Bernard Spolsky. Amsterdam: Elsevier. pp.
Artikel di dalam jurnal atau majalah Ilmiah
Blum-Kulka, S. 1987. Indirectness and politeness in requests: same or different?
37
Blum-Kulka, S. dan E. Olshtain. 1984. Requests and apologies: a cross-cultural study of speech act realization patterns (CCSARP). Applied Linguistics. 5/3: 196 – 213.
Doherty, M. 1997. Acceptability and language specific preference in the distribution of information. TARGET, 9/1: 1 – 25.
Gu,Y. 1990. Politeness phenomena in modern Chinese. Journal of Pragmatics, 14/2: 237 – 57.
Artikel di dalam Koran dan Majalah:
Basuki, S. 2005. Novel nonfiksi dan kemungkinannya. Suara Merdeka, 18 Agustus. Hlm. 18.
Prasetyo, S. 2005. Lokalisme sebagai Ekses. Tempo, 28 Agustus. Hlm. 64 – 65. Manshur, F. 2005. Bahasa kita: Rusak bahasa, rusaklah pemikiran. Intisari,
September. Hlm. 166 – 167.
Kumpulan Artikel/Proceeding Seminar
FIT. 1996. XIV World Congress of the Federation Internationale des Traducteurs (FIT). Proceedings Vol. 2. Melbourne: The Australian Institute of Interpreters and Translators.
Tesis, disertasi, dan karangan lain yang tidak diterbitkan secara komersial
38
Gunarwan, A. 1993. The politeness rating of English and Indonesian directive types among Indonesian learners of English: Towards contrastive pragmatics. Paper presented at The Fourth International Pragmatics Conference, Kobe, Japan, 25-30 July.
Mujiyanto, Y. 1999. Perbandingan Derajat Kesantunan antara Tindak Tutur Direktif di dalam Novel A Farewell to Arms Karya E. Hemingway dan Terjemahannya. Thesis Magister Humaniora Universitas Indonesia.
Rustono. 1998. Implikatur Percakapan sebagai Pengungkap Humor di dalam Wacana Humor Verbal Lisan Berbahasa Indonesia. Disertasi Universitas Indonesia.
Bahan yang dipetik dari situs internet
Berbentuk buku
Ziegler, M. and Durant, C. (2001). Engagement: a necessary ingredient for participation in adult basic education. Online. Available at
www.edst.educ.ubc.ca/aerc/2001/2001ziegler.htm
[accessed11/11/01] Berbentuk artikel di dalam buku
Shohet, Linda. (2001). Adult Learning and Literacy in Canada. In The Annual Review of Adult Learning and Literacy, Vol. 2, Chapter 6. (NCSALL).
39
Available at
http://ncsall.gse.harvard.edu/ann_rev/vol2_6.html [accessed 9/23/03).
Berbentuk artikel tak bertanggal
Rocco, T. S. (n.d) Critical reflection in practice: experiences of a novice teacher. Online
www.bsu.edu/teachers/departments/edld/conf/c ritical.html [accessed03/15/00]
Berbentuk artikel anonim dan tak bertanggal
Self-Evaluation Kit. Online at www.nald.ca/ PROVINCE/ SASK/SLM/ selfeval/toc.htm [accessed 06/23/03]
Tata Urut Penulisan Pustaka Acuan
Affandi, Wahyu. 1982. Berbagai Masalah Hukum di Indonesia. Bandung: Penerbit Alumni
Allan, K. 2001. Natural Language Semantics. Oxford: Blackwell Publishers.
Austin, J.L. 1962. How to Do Things with Words. Oxford dan New York: Oxford University Press.
Dellyana, Santi. 1988. Wanita dan Anak Dimata Hukum. Yogyakarta: Liberty
Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
40 Gerungan, W.A. 1996. Psikologi Sosial Suatu Ringkasan.
Bandung: Eresco Gosita, Arif. 1985. Masalah
Perlindungan Anak. Jakarta: Akademika Pressindo
Hadisuprapto, Paulus. 1997. Juvenile Delinquence (Pemahaman Dan Penanggulangannya. Bandung: Citra Aditya Bakti
Hamzah, Andi.2001. Hukum Acara Pidana
Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika Ihromi, TO. 2000. Antropologi dan Hukum. Jakarta: Yayasan Obor
Kartono, Kartini. 1995. Psikologi anak (Psikologi Perkembangan). Bandung: Mandar Maju
Kansil. CST. 1989. Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum
Indonesia: Jakarta. Balai
Pustaka
Marpaung, Leden. 1992. Proses Penanganan Perkara Pidana Bagian
Pertama
Penyidikan dan Penyelidikan. Jakarta. Sinar Grafika ---. 1992. Proses Penanganan Perkara Pidana Bagian Kedua di Kejaksaan dan
Pengadilan Negeri, Upaya Hukum dan Eksekusi. Jakarta. Sinar Grafika
Moeljatno. 1985. Fungsi dan Tujuan Hukum Pidana Indonesia. Jakarta. PT.BinaAksara
---. 2002. Asas-asas Hukum Pidana. Jakarta. Rineka cipta Muchtar, Fathuddin, 2006. Situasi Anak yang Berkonflik dengan
Hukum di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Semarang. Yogyakarta. Samin dan Yayasan Setara
41
Muladi dan Barda Nawawi. 1992. Bunga Rampai Hukum Pidana. Bandung.Penerbit Alumni
42 BAB V
MANUSKRIP 5.1. Ketentuan Umum
a. Manuskrip ditulis dalam Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris dengan kerapatan baris 1 spasi, font Times New Roman 12, ukuran kertas A4, format satu kolom, dan margin (top 4 cm; left 4 cm; bottom 3 cm; right 3 cm).
b. Panjang manuskrip ilmiah antara 20-25 halaman, termasuk gambar, grafik atau tabel (jika ada) yang menyertainya. c. Istilah-istilah dalam bahasa asing atau bahasa daerah dalam
teks ditulis dengan huruf miring (italic).
d. Tinjauan pustaka (literature review) tidak dicantumkan sebagai bagian dari struktur artikel. Pengutipan pustaka yang dianggap penting dapat dipadukan dalam bagian pendahuluan atau dalam pembahasan. Pengutipan pustaka dalam pembahasan seperlunya saja dan yang lebih diutamakan adalah pembahasan terhadap hasil analisis data yang ditemukan sendiri.
e. Artikel ilmiah dari Tesis yang akan dimuat di jurnal ilmiah harus ada lembar penilaian manuskrip oleh penguji.
5.2. Sistematika Artikel Ilmiah
Struktur Manuskrip hasil penelitian terdiri atas 10 bagian utama yaitu:
43
1. Judul
2. Baris Kepemilikan (Nama, Alamat Institusi, E-mail); 3. Abstrak;
4. Kata Kunci;
5. Pendahuluan; 32 % 6. Proses Penelitian; 5 % 7. Hasil dan Pembahasan; 55 % 8. Simpulan; 8 %
9. Ucapan Terimakasih, dan 10. Daftar Pustaka.
1. Judul
a. Judul dibuat ringkas dan informatif, dengan jumlah kata tidak lebih dari 12 kata. Hindari kata penghubung dan penyebutan obyek, tempat atau bahan penelitian yang sangat terperinci.
b. Judul mengandung kata-kata kunci dari topik yang diteliti.
c. Jenis huruf Times New Roman 14, dengan jarak baris satu spasi.
d. Hindari penggunaan singkatan, rumus dan rujukan. Contoh :
a. Judul Asli Penelitian : TINJAUAN YURIDIS SOSIOLOGIS TERHADAP KEBIJAKAN DIVERSI BAGI ANAK DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK
44
b. Judul Manuskrip: KEBIJAKAN DIVERSI
BAGI ANAK DALAM SISTEM
PERADILAN PIDANA ANAK DI INDONESIA
2. Baris kepemilikan (authorship lines)
a. Baris kepemilikan terdiri atas dua bagian, yaitu nama penulis dan afiliasi kelembagaan penulis. b. Afiliasi kelembagaan mahasiswa mengikuti tempat
dimana yang bersangkutan belajar.
c. Nama penulis hanya mencantumkan nama orang yang benar-benar berpartisipasi dalam perencanaan, pelaksanaan, analisis hasil, pembahasan, dan penulisan laporan.
d. Gelar kesarjanaan tidak boleh dicantumkan. e. Nama lembaga dicantumkan secara lengkap
sampai dengan nama negara, ditulis di bawah nama penulis beserta alamat pos, email dan faksimili (kalau ada) untuk keperluan korespondensi.
Contoh:
Alaudin Alamsyah
Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang Gedung K 1 Sekaran, Gunungpati, Semarang Jawa Tengah, Indonesia, 50229
Email : A Alamsyah@gmail.com
3. Abstrak
a. Abstrak ditulis secara ringkas dan faktual, meliputi tujuan penelitian, metode penelitian, hasil dan
45
simpulan.
b. Abstrak ditulis dalam satu paragraph.
c. Abstrak ditulis dalam dua bahasa (Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris); panjang abstrak berkisar antara 200-250 kata.
d. Hindari perujukan dan penggunaan singkatan yang tidak umum.
4. Kata Kunci
a. Kata kunci terdiri atas 3 sampai 5 kata dan/atau kelompok kata.
b. Ditulis sesuai urutan abjad
c. Antara kata kunci dipisahkan oleh titik koma (;). d. Hindari banyak kata penghubung (dan, dengan,
yang, dan lain-lain). 5. Pendahuluan
a. Hindari penulisan sub-sub pembahasan di dalam pendahuluan.
b. Pendahuluan mengandung latar belakang masalah, permasalahan, tujuan penelitian, sedikit konsep (teori) dan penelitian terkait.
c. Persentase panjang halaman pendahuluan antara 10-15% dari panjang keseluruhan sebuah manuskrip (maksimal 2 halaman)
d. Rujukan ditulis dengan menggunakan footnote menuliskan nama penulis, tahun terbitan, Judul Tulisan, Kota Penerbit, Penerbit, dan halaman.
46
6. Metode Penelitian
a. Informasikan secara ringkas mengenai metode yang digunakan dalam penelitian, meliputi jenis penelitian atau pendekatan, Jenis data dan metode analisis.
b. Jika menggunakan metode yang sudah banyak dikenal, sebutkan nama metodenya saja. Jika diperlukan, sebutkan sumber rujukan yang digunakan sebagai acuan.
c. Metode penelitian dibuat dalam satu paragraf. 7. Hasil Penelitian dan Pembahasan
a. Format hasil penelitian dan pembahasan tidak dipisahkan, mengingat jumlah halaman yang tersedia bagi penulis terbatas.
b. Hasil penelitian dapat disajikan dengan dukungan tabel, grafik atau gambar sesuai kebutuhan, untuk memperjelas penyajian hasil secara verbal.
c. Keterangan gambar/grafik diletakkan di bawah
Gambar/Grafik/Bagan tersebut, sedangkan Judul Tabel diletakkan di atasnya. Judul diawali dengan
huruf kapital.
d. Jangan mengulang menulis angka-angka yang telah tercantum dalam gambar, grafik, bagan atau tabel di dalam teks pembahasan. Jika akan menekankan hasil yang diperoleh sebaiknya sajikan dalam bentuk lain, misalnya persentase atau selisih. Untuk menunjukkan angka yang dimaksud, rujuk saja tabel yang memuat angka tersebut.
47
e. Materi pembahasan terutama mengupas apakah hasil yang didapat sesuai dengan hipotesis (pre judgment) atau tidak, dan kemukakan argumentasinya.
f. Pengutipan rujukan dalam pembahasan gunakan kajian pustaka.
g. Sitasi hasil penelitian atau pendapat orang lain hendaknya disarikan dan dituliskan dalam kalimat sendiri (tidak menggunakan kalimat yang persis sama).
8. Simpulan
a. Simpulan hendaknya merupakan jawaban atas
pertanyaan penelitian
b. Ditulis sepanjang satu paragraf dalam bentuk esai, tidak dalam bentuk numerical.
9. Ucapan Terimakasih
Berisi ucapan terimakasih kepada lembaga pemberi dana, dan atau individu yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian dan penulisan manuskrip. 10 Daftar Pustaka
a. Rujukan yang dicantumkan dalam daftar pustaka hanyalah rujukan yang benar-benar dikutip dalam manuskrip.
b. Untuk artikel hasil penelitian, daftar pustaka dirujuk minimal 45% dari artikel jurnal ilmiah. c. Kemutakhiran jurnal ilmiah yang dirujuk harus
diperhatikan, sekurang-kurangnya merupakan hasil publikasi yang relevan dalam 5 tahun terakhir. d. Daftar pustaka disusun secara alfabetis
48
e. Ketentuan nama penulis: nama yang ditampilkan adalah nama akhir (nama keluarga) penulis diikuti dengan singkatan nama awal (dan tengah jika ada). Jika penulisnya lebih dari satu orang, maka cara penulisannya sama.
f. Ketentuan penulisan judul rujukan seperti karya ilmiah yang tidak dipublikasikan (un-published), buku, jurnal, makalah seminar atau artikel lepas: diawali dengan huruf kapital di setiap kata penyusunnya, (kecuali kata penghubung). Khusus judul artikel jurnal, huruf kapital hanya untuk awal kalimat.
g. Tanda baca pada akhir penulisan nama, tahun, judul artikel dan seterusnya diakhiri dengan titik (.) sebelum dilanjutkan kata berikutnya. Khusus penulisan volume (nomor) jurnal diberi tanda titik dua (:) tanpa jarak spasi.
h. Penulisan daftar pustaka berdasarkan jenis rujukan dapat dilihat dalam ketentuan sebagai berikut: Ketentuan Penulisan Daftar Pustaka
1. Jurnal Ilmiah
Apabila sumber pustaka berupa artikel dari jurnal ilmiah, ditulis mengikuti urutan: Nama Penulis. Tahun. Judul Artikel. Nama Jurnal (Nama jurnal diketik miring). Volume (Nomor) : Halaman.
Contoh:
Arifin, S. 2010. Penentuan Titik Patok Perbatasan Darat Indonesia-Malaysia. Jurnal Ilmu Hukum 11(4): 81-84. 2. Buku
49
Apabila sumber pustaka berupa buku teks dengan penulis tunggal, ditulis mengikuti urutan: Nama Penulis (nama depan, diikuti nama belakang). Tahun. Judul Buku (Judul Buku Dicetak Miring). Edisi (jika ada). Kota Penerbit : (titik dua) Nama Penerbit.
Contoh:
Soekanto, S. 1983. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum. Jakarta : Rineka Cipta.
b. Penulis lebih dari satu
Apabila sumber pustaka berupa buku teks dengan penulis lebih dari satu, ditulis mengikuti urutan: Nama Penulis (nama depan, diikuti nama belakang dan nama penulis berikutnya ditulis normal). Tahun. Judul Buku (Judul Buku Dicetak Miring). Edisi (jika ada). Kota Penerbit : (titik dua) Nama Penerbit.
Contoh :
Bird, Kai, and Martin J. Sherwin. 2005. American Prometheus : The triump and tragedy of J. Robert Oppenheimer. New York : Alfred A Knopf.
c. Penulis lebih dari dua
Cara penulisannya mengikuti pola penulisan penulis tunggal diikuti semua nama penulis dan ketentuan penulisan selanjutnya sama.
Contoh :
Appleby, Joyce, Lynn Hunt, and Margaret Jacob. 1994. Telling the truth about history. New York : W.W. Norton & Company.
d. Buku Terjemahan
Apabila sumber pustaka berupa buku terjemahan ditulis mengikuti urutan: Nama Penulis Asli. Tahun Buku Terjemahan. Judul Buku Terjemahan (Judul buku dicetak miring). Edisi (jika ada). Terjemahan (Nama Penerjemah). Kota : Nama Penerbit, (koma) Penerbit.
50
Contoh:
Triggss, G. dan Presscott. 2011. Perbatasan Internasional Suatu Negara. Terjemahan K. Padmawinata. Semarang : PANDECTA Press.
e. Buku Bunga Rampai
Apabila sumber pustaka berupa buku bunga rampai (kumpulan artikel) ditulis mengikuti urutan: Nama Penulis Artikel. Tahun. Judul Artikel (ditulis tegak). Judul buku (Judul buku dicetak miring). Kota Penerbit : Nama Penerbit. Contoh:
Pujiono. 1999. Penyelesaian Sengketa Bisnis di PN Jakarta Pusat. Dinamika Hukum Bisnis Kontemporer. Semarang : FH Unnes.
3. Prosiding
Apabila sumber pustaka berupa artikel dalam prosiding ditulis mengikuti urutan: Nama Penulis. Tahun. Judul Artikel (ditulis tegak). Judul Seminar (ditulis miring). Tempat Penyelenggaraan Seminar. Waktu Penyelenggaraan.
Contoh:
Yudhanti,R. 2011. Perlindungan buruh Migrant Dalam Sistem Hukum Perburuhan di Indonesia. Prosiding Seminar Nasional. Fakultas Hukum UNNES. 20 November 2011.
4. Karya Ilmiah Tidak Publikasi
Apabila sumber pustaka berupa karya ilmiah yang tidak dipublikasikan (misal: Tesis, tesis, disertasi dan laporan penelitian), ditulis mengikuti urutan: Nama Penulis. Tahun. Judul Tulisan (Cetak Miring). Nama Proyek Penelitian. Instansi penerbit/lembaga, Kota Penerbit.
Contoh:
Waspiah. 2009. Perlindungan Paten Sederhana Bagi Produk UKM di Kota Tegal. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Diponegoro, Semarang.
51
5. Artikel Surat Kabar
Apabila sumber pustaka berupa artikel dalam surat kabar/majalah umum, ditulis mengikuti urutan: Nama Penulis. Judul Artikel (Ditulis tegak). Nama Surat Kabar/Majalah (ditulis miring). Kota: Tanggal, Bulan dan Tahun Terbit dan halaman. Judul artikel dicetak miring.
Contoh:
Syamsuddin, A. 2008. Penemuan Hukum ataukah Perilaku Chaos? Kompas. Jakarta. 4 Januari 2008. hlm.16
6. Artikel Online
Apabila sumber pustaka berupa artikel jurnal online, ditulis dengan urutan: Nama Penulis. Tahun. Judul Artikel (Ditulis miring). Alamat Website. <Tanggal diunduh>. Contoh:
Tuhulele, P. 2009. Urgensi Penamaan Pulau.
http://www.unpati.ac.id/olsupp/FH/HKM1112/Urgensi-penama-an-htm. <diunduh tanggal 2 Juli 2010>. 7. Artikel tanpa Penulis
Apabila sumber pustaka berupa artikel yang tidak ada nama penulisnya, maka ditulis mengikuti urutan: Anonim. Tahun. Judul Tulisa (ditulis Miring). Kota Penerbit : (titik dua) Nama Penerbit.
Contoh:
Anonim. 2015. Penyelesaian Sengketa Perbatasan Negara. Jakarta : Sinar Grafika. Penulisan untuk berbagai sumber lainnya pola penulisannya sama.
52
PERATURAN DEKAN FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
NOMOR : 1 TAHUN 2016 TENTANG
PEDOMAN UJIAN TESIS MIH FH UNNES DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
DEKAN FAKULTAS HUKUM
Menimbang : bahwa dalam rangka menciptakan ketertiban dan keteraturan penyelenggaraan ujian tesis, dilakukan secara terarah, dengan pola seragam dan dipertanggungjawabkan baik dari segi hukum maupun ilmiah dan mendapatkan penilaian yang layak serta obyektif, perlu untuk menetapkan Peraturan Dekan Fakultas Hukum
Mengingat : 1. Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2.. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan 3. . Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 60 tahun 1999 tentang Pendidikan Tinggi
53
MEMUTUSKAN
Menetapkan : PERATURAN DEKAN FAKULTAS HUKUM TENTANG UJIAN TESIS MIH FH UNNES
(1) Dengan ditetapkannya peraturan ini, maka semua peraturan tentang penyelenggaraan ujian tesis yang ada sebelum peraturan ini ditetapkan, dinyatakan tidak berlaku.
(2) Semua civitas akademika MIH Fakultas hukum Unnes wajib mengetahui, memahami dan melaksanakan peraturan ini.
(3) Peraturan Dekan Fakultas Hukum ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Semarang
Pada tanggal : 1 Februari 2016, Dekan Fakultas Hukum UNNES
Dr. Rodiyah, SPd., SH., MSi NIP. 1972061920002001 Tembusan :
1. Koordinator MIH: ……… 2.. Ka. Bag TU FH ...
54 BAB I
KETENTUAN UMUM Pasal 1
Dalam peraturan ujian Tesis mahasiswa Magister Ilmu Hukum FH Unnes yang dimaksud dengan :
a. Unnes adalah Universitas Negeri Semarang
b. Dekan adalah Dekan pada Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang
c. Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, moral dan etika melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat;
d. Panitia penyelenggara adalah personel Magister Ilmu Hukum FH Unnes yang ditunjuk berdasarkan Surat Tugas Dekan FH Unnes untuk mempersiapkan dan mendukung pelaksanaan ujian tesis sampai selesai;
e. Mahasiswa adalah mahasiswa aktif yang terdaftar di Program MIH FH Unnes;
f. Teruji adalah Mahasiswa MIH yang telah mengikuti program pendidikan di MIH FH Unnes dan telah memenuhi persyaratan untuk mengikuti ujian tesis;
g. Tesis adalah tugas akhir mahasiswa Program MIH yang menjadi syarat untuk meraig gelar Magister Hukum;
h. Penguji Tesis adalah dosen yang ditunjuk oleh Dekan FH Unnes untuk mengevaluasi dan menilai hasil tugas akhir mahasiswa Program MIH;
55
yang terdiri dari 1 (satu) orang ketua dan 2 (dua) orang anggota yang ditunjuk berdasarkan keputusan Dekan FH Unnes;
j. Sidang dewan ujian Tesis adalah rangkaian kegiatan ujian Tesis Mahasiswa MIH sebagai teruji dihadapan dewan penguji sesuai tata cara yang telah ditetapkan oleh lembaga;
k. Sidang dewan penguji adalah sidang yang dilakukan oleh dewan penguji untuk menetapkan kelayakan nilai bagi teruji; l. Tim evaluasi adalah tim yang dibentuk oleh Dekan MIH
Fakultas Hukum berdasarkan keputusan Dekan MIH Fakultas Hukum untuk memberikan pertimbangan atas hasil penilaian tim penguji Tesis yang memberikan nilai dibawah 70 dan atau diatas 90 sebagai penyidang tingkat banding atas keputusan dewan penguji;
m. Sekretaris penguji adalah personel MIH Fakultas Hukum yang ditunjuk berdasarkan keputusan Dekan MIH Fakultas Hukum untuk membantu pelaksanaan ujian Tesis;
n. Penyelesaian Tesis adalah proses tahap akhir penyusunan Tesis dengan melengkapi persetujuan pembimbing sesuai batas waktu yang telah ditentukan oleh lembaga;
o. Ujian Tesis adalah kegiatan Mahasiswa MIH untuk mempertanggungjawabkan proses hasil penelitian dan penulisan Tesis melalui sidang dewan penguji;
p. Ujian Tesis susulan adalah ujian Tesis yang diberikan kepada Mahasiswa MIH yang tidak dapat mengikuti ujian sesuai jadwal yang telah ditentukan, karena suatu alasan yang sah. q. Tata tertib sidang ujian Tesis adalah merupakan rangkaian
perangkat pelaksanaan ujian Tesis yang memuat pengaturan waktu dan susunan acara selama ujian berlangsung yang ditetapkan oleh lembaga;
56
r. Perbaikan Tesis adalah kegiatan yang dilakukan oleh Mahasiswa MIH untuk memperbaiki naskah Tesis sesuai dengan petunjuk dan hasil koreksi dari dewan penguji;
s. Penyerahan Tesis adalah kegiatan yang dilakukan oleh Mahasiswa MIH untuk menyerahkan naskah Tesis yang telah diperbaiki dan mendapatkan pengesahan dari dewan penguji kepada Koordinator Prodi MIH Fakultas Hukumberupa hard copy dan soft copy;
t. Penjiplakan (plagiat) adalah pengambilan karangan (pendapat, pernyataan, tulisan, data dsb) orang lain sebagian atau seluruhnya ke dalam naskah Tesis dan menjadikannya seolah-olah karangan (pendapat) tersebut merupakan pendapatnya sendiri, tanpa menyebutkan sumbernya;
u. Pihak lain adalah seseorang yang membantu menyusun/membuatkan Tesis Mahasiswa MIH baik sebagian ataupun keseluruhan dari naskah Tesis;
v. Pembatalan Tesis adalah tindakan administratif yang diberikan oleh lembaga melalui sidang dewan penguji Tesis dan atau sidang dewan akademik terhadap Mahasiswa MIH yang secara nyata terbukti melakukan penjiplakan dan atau penulisan Tesis oleh pihak lain;
w. Pemberhentian status Mahasiswa MIH /drop out (DO) adalah proses pencabutan status Mahasiswa atas diri Mahasiswa MIH yang disebabkan oleh hal-hal tertentu yang telah ditetapkan dalam peraturan perundangan.