• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

30 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Keadaan Umum Desa Tanjung Pasir

Pantai Tanjung Pasir merupakan pantai wisata yang di kelola oleh TNI AL Kabupaten Tangerang, dan Desa Tanjung Pasir dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 7 Tahun 2007 tentang Pembentukan Pemerintahan Desa di lingkungan Kabupaten Tangerang. Berdasarkan Bupati tersebut struktur organisasi tata kerja pemerintahan desa, bahwa tugas kepala desa melaksanakan urusan pemerintahan, pembangunan, sosial masyarakat dan pemberdayaan pantai (Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tangerang 2012).

Demografi Desa Tanjung Pasir terletak disebelah utara Kantor Kecamatan Teluknaga dengan jarak tempuh 6,9 km dan mempunyai unsur pembantu pemerintah terdiri dari 1 kepala dusun, 14 rukun warga dan 34 rukun tetangga. Desa Tanjung Pasir dengan luas 570 Ha dan merupakan daerah daratan rendah dengan ketinggian dari permukaan laut 1 m dengan suhu udara 37oC. Jarak tempuh dari pusat Ibukota Kabupaten adalah 54 km (Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tangerang 2012).

Desa Tanjung Pasir memiliki jumlah penduduk sekitar 10.225 jiwa (Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tangerang 2012). Berdasarkan data Puskesmas Tegal Angus (2011) dalam Sandra (2012), mayoritas masyarakat Tanjung Pasir bersuku bangsa Betawi dan beragama Islam. Mata pencaharian utama penduduk desa Tanjung Pasir adalah pekerja pabrik, nelayan dan sebagian wiraswasta. Dimana yang berprofesi sebagai nelayan sebanyak 2.297 jiwa. Kepadatan jumlah penduduk desa Tanjung Pasir ± 1,625 penduduk/km2 yang rata-rata penduduknya tinggal di daerah pesisir pantai.

Pantai Tanjung Pasir adalah salah satu pantai yang ada di kecamatan Teluknaga, kata tanjung pasir berasal dari tanjung yang berarti daratan yang menonjol dipermukaan laut jawa dan pasir adalah permukaan tanahnya pasir, disamping itu Tanjung pasir di masa penjajahan Belanda dan Jepang pernah

(2)

dijadikan benteng pertahanan. Pantai Tanjung Pasir merupakan kawasan pantai berpasir yang masih ditumbuhi hutan bakau. Kawasan pantai ini terdapat PPI yang didalamnya terdapat TPI, dermaga dan kawasan militer merupakan tempat pelatihan bagi TNI AL (Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tangerang 2010).

4.1.2 Batas Wilayah dan Aksesibilitas

Wilayah Desa Tanjung Pasir termasuk strategis karena terletak diantara kota Tangerang dan Jakarta. Letak geografis Desa Tanjung Pasir adalah 106o 20’-106o 43’ Bujur Timur dan 6o 00’-6o 20’ Lintang Selatan. Menurut BPS Kabupaten Tangerang (2010) Desa Tanjung Pasir mempunyai luas 5.642 km2 (sekitar 570 Ha) dengan rincian penggunaan yakni untuk sawah 73 Ha dan darat 491,2 Ha. Batas wilayah Desa Tanjung Pasir :

1. Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Jawa 2. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Muara 3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Tegalangus 4. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Tanjung Burung

Jarak tempuh Pantai Tanjung Pasir termasuk strategis karena jarak pantai dengan kantor Kecamatan Teluknaga hanya sejauh 12 km dan dapat ditempuh selama 15 menit, sedangkan jarak dengan ibu kota Kabupaten Tangerang sejauh 54 km dan dapat ditempuh selama 60 menit, sedangkan jarak dengan ibu kota Propinsi Banten sejauh 72 km dan dapat ditempuh selama 90 menit (Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tangerang 2011).

Desa Tanjung Pasir dapat dicapai dengan kendaraan umum dalam bentuk ojeg motor dan angkutan umum. Angkutan umum berangkat dari Kampung Melayu atau dari Pasar Tegal Angus dengan jam pemberangkatan tertentu dengan tujuan akhir Pantai Tanjung Pasir. Untuk menuju Desa Tanjung Pasir dari arah Kampung Melayu maka akan melewati salah satu sisi Bandara Soekarno Hatta dengan akses jalan yang relatif mudah namun pada jam tertentu mengalami kemacetan akibat jam berangkat atau pulang karyawan PT di sekitar wilayah

(3)

Tegal Angus atau Kampung Melayu. Sementara itu,memasuki wilayah Desa Tanjung Pasir dari arah Tegal Angus akan terlihat hamparan tambak udang dan bandeng yang berada di sisi kanan maupun kiri jalan (Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tangerang 2011).

Sarana jalan di Desa Tanjung Pasir terutama di Kampung Tanjung Pasir umumnya berupa jalan aspal dengan kondisi yang masih cukup baik. Berdasarkan informasi dari warga desa, kondisi akses jalan di Kampung Tanjung Pasir dahulu sangat buruk dengan kondisi jalan berlubang yang becek saat hujan dan berdebu saat musim panas.

Kondisi sarana akses transportasi dan jalan yang cukup baik tersebut menyebabkan mobilitas masyarakat Kampung Tanjung Pasir maupun dari luar desa cukup mudah sehingga akses terhadap perkembangan informasi dan ekonomi bisa lebih baik. Sedangkan sarana jalan di Kampung lainnya yaitu Kampung Gagah Sukamanah, Garapan dan Sukamulya umumnya sudah dapat dijangkau dengan kendaraan roda dua maupun roda empat meskipun sarana jalan rata-rata masih menggunakan paving blok (Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tangerang 2011).

4.1.2 Kondisi Ekonomi Desa Tanjung Pasir

Perekonomian Desa Tanjung Pasir yang pada umumnya bersumber dari penduduk yang bermata pencaharian sebagai nelayan, pedagang, buruh, dan karyawan swasta, sehingga rata-rata kondisi ekonominya sangat rendah. Ekenomi masyarakata desa Tanjung Pasir perlu ditingkatkan melalui upaya ekonomi produktif setiap individu.

Tabel 6. Daftar Mata Pencaharian Penduduk Tanjung Pasir No Mata Pencaharian Jumlah Jiwa

1 Nelayan 2.331

2 Buruh / Swasta 65

(4)

4 Pedagang 1213 5 Penjahit 24 6 Tukang Batu 62 7 Tukang Kayu 42 8 Peternak 6 9 Pengrajin 5 10 Montir 25 11 Polri 8 12 Petani 176

Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tangerang 2012

4.1.3 Potensi Wisata Desa Tanjung Pasir

Desa Tanjung Pasir terletak di Kecamatan Teluknaga, dimana jarak 54 km dari pusat kota Tigaraksa. Desa Tanjung Pasir memiliki pantai wisata dengan luas sebesar 10 ha yang menawarkan wisata panorama alam dengan ombak yang tenang, dan ada pasir pantai yang putih, bersih dan tidak berlumpur, selain itu para pengunjung dapat menikmati pemandangan Pulau Seribu di laut lepas, disana tersedia fasilitas pendukung untuk para pengunjung seperti usaha penyeberangan perahu, usaha kios cinderamata, usaha makanan ringan dan usaha rumah makan olahan (Dinas Pemuda Olahraga Kebudayan dan Pariwisata Kabupaten Tangerang 2010).

Wisata desa Tanjung Pasir juga terdapat tempat private resort yang memiliki banyak fasilitas, dengan nama Tanjung Pasir Resort. Tanjung Pasir Resort merupakan kawasan wisata yang setara dengan Hotel Bintang III yang terletak di Desa Tanjung Pasir. Resort ini menawarkan kenyamanan dan keasrian suasana daerah pesisir dengan sejumlah hidangan kuliner khas laut (Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tangerang 2012).

Di Desa Tanjung Pasir juga terdapat Taman Penangkaran Buaya, sejak tahun 2002 pemerintah menjadikan salah satu wisata disana, taman seluas 6 ha tersebut terdiri dari 4 kandang besar buaya, dimana masing-masing kandang diisi

(5)

oleh puluhan ekor buaya (Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tangerang 2011)

4.2 Kondisi Umum Responden 1. Umur Responden

Kebiasaan nelayan Pantai Tanjung Pasir melakukan kegiatan dilakukan dari semenjak muda. Berikut tabel responden berdasarkan umur.

Tabel 7. Responden berdasarkan umur

No Umur Responden 1 21-30 4 2 31-40 9 3 41-50 3 4 >50 1 Jumlah 17

Gambar 3. Diagram responden berdasarkan umur

Berdasarkan Gambar 3, responden yang berumur 31-40 tahun paling tinggi, yaitu sebesar 53%, sedangkan yang paling tinggi adalah responden yang berumur lebih dari 51 tahun, sisanya responden yang berumur 21-30 tahun dan 41-50 tahun masing-masing sebesar 18% dan 23%.

23%

53%

18%

6%

Umur Responden

21-30 31-40 41-50 >51

(6)

2. Tingkat Pendidikan

Pendidikan nelayan sangat beragam, tentunya banyak dari mereka lebih memilih untuk usaha dari pada pendidikan. Berikut disajikan tabel tingkat pendidikan responden.

Tabel 8. Tingkat Pendidikan Responden di Pantai Tanjung Pasir No Tingkat pendidikan Responden

1 SD 10

2 SMP 6

3 SMA 1

Jumlah 17

Gambar 4. Tingkat Pendidikan Responden

Dari Gambar 4, responden yang memiliki pendidikan SD paling tinggi yaitu sebesar 59%, sedangkan yang memiliki pendidikan SMA paling rendah, yaitu 6 % dan sisanya sebesar 35 % yang memiliki pendidikan SMP.

59%

35%

6%

Tingkat Pendidikan

SD SMP SMA

(7)

Secara umum semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin tinggi pengetahuan yang dimiliki, namun terdapat beberapa faktor lain yang dapat meningkatkan pengetahuan seperti lingkungan sekitar dan pengalaman.

3. Pengalaman Kerja

Pengalaman kerja menjadi salah satu faktor pendukung usaha. Berikut tabel responden berdasarkan pengalaman kerja.

Tabel 9. Responden berdasarkan pengalaman kerja No Lamanya Kerja Responden

1 1-10 Tahun 7

2 11-20 Tahun 7

3 >21 Tahun 3

Jumlah 17

Gambar 5. Tingkat umur responden

Dari Gambar 5, responden yang memiliki pengalaman kerja 1 sampai 10 tahun dan 11 sampai 20 tahun sebesar 41%, sedangkan yang memiliki umur lebih dari 20 tahun hanya sebesar 18.

41% 41% 18%

Pengalaman Kerja

1-10 tahun 11-20 tahun >21 tahun

(8)

4.3 Pelaku Usaha di Pantai Tanjung Pasir

Kegiatan wisata bahari yang ada di pantai Tanjung Pasir terdiri dari beberapa macam pelaku usaha, yaitu

1. Nelayan Penangkapan

Nelayan penangkapan merupakan nelayan yang melakukan perikanan tangkap di laut. Dalam pelaksanaan kegiatan penangkapan biasa dilakukan pada waktu yang berbeda, untuk nelayan yang menggunakan jaring dilakukan pukul 04.30 sampai dengan pukul 09.00 WIB.

2. Nelayan Sampingan

Nelayan sampingan merupakan nelayan yang melakukan kegiatan wisata bahari di luar waktu penangkapan. Kegiatan usaha wisata bahari di Pantai Tanjung Pasir adalah usaha makanan ringan, makanan olahan, penjual cinderamata, dan penyeberangan perahu.

3. Anggota Keluarga Nelayan Tangkap

Anggota keluarga nelayan merupakan anggota keluarga yang melakukan kegiatan wisata bahari yang ditujukan untuk membantu melengkapi pendapatan dari keluarga rumah tangga nelayan.

4.3.1 Usaha Yang Dijalani Rumah Tangga Nelayan

Nelayan melakukan pekerjaannya dengan tujuan untuk memperoleh pendapatan demi kebutuhan hidup. Pada pelaksanaannya diperlukan beberapa perlengkapan dan dipengaruhi pula oleh banyak faktor guna mendukung keberhasilan kegiatan (Tarigan, 2000 dalam Sujarno 2008),

Menurut Salim (1999) dalam Sujarno (2008) faktor yang mempengaruhi pendapatan nelayan meliputi faktor sosial dan ekonomi, dimana faktor tersebut terdiri dari besarnya modal, jumlah perahu, jumlah tenaga kerja, jarak tempuh saat melaut, dan pengalaman.

Berdasarkan hasil wawancara dan kuesioner terhadap responden, didapat tabel kriteria responden sebagai berikut:

(9)

Tabel 10. Keluarga Nelayan yang memiliki usaha wisata bahari

Dari Tabel 12, sebanyak 15 keluarga memiliki satu usaha tambahan diluar penangkapan seperti usaha cinderamata, usaha penyeberangan, usaha makanan ringan dan usaha rumah makan olahan, sedangkan sisanya memiliki dua usaha tambahan yaitu usaha penyeberangan dan usaha makanan ringan, dan lainnya usaha penyeberangan dengan usaha makanan olahan.

No. Kepala Keluarga Nelayan Kegiatan Wisata Usaha Cinderamata Usaha Penyeberangan Usaha Makanan Ringan Usaha Rumah Makan Olahan 1 Ucup V 2 Farid V 3 Suki V 4 Yanto V 5 Sugino V 6 Nur V 7 Dodi V 8 Mardi V 9 Kasun V 10 Darto V 11 Hasmin V 12 Musman V 13 Rodi V 14 Rajib V 15 Kamba V 16 Sidiq V 17 Ocid V

(10)

4.4 Analisis Usaha Perikanan Tangkap

Analisis usaha perikanan tangkap dengan waktu 10 bulan dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Analisis Usaha Perikanan Tangkap (dalam 10 bulan)

No Uraian Nilai (dalam Rp)

1 Biaya tetap

 Penyusutan Perahu 2.288.235

 Penyusutan Mesin 1.800.000

 Penggantian Alat Tangkap 8.311.765

 Restribusi 1.704.706

 Biaya Es 1.117.647

Total Biaya Tetap 15.22.353

2 Biaya Variabel

 Bahan Bakar 18.941.176

 Perbekalan 17.311.765

Total Biaya Variabel 36.252.941

3 Total Biaya Pengeluaran 51.475.294

4 Total Penerimaan 114.114.647

5 Kriteria Finansial

 Keuntungan Bersih Per Unit 62.642.353

 Keuntungan Perorang 15.660.588

 Keuntungan Pemilik (2 Bagian) 31.321.176 Sumber : data primer (diolah) 2013

Dilihat dari Tabel 11, rata-rata Total Biaya sebesar Rp 51.475.294 yang terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel, sedangkan rata-rata total penerimaan per unit kapal sebesar Rp 114.114.647 pertahunnya. Dapat dilihat diatas, keuntungan bersih perunit sebesar Rp 62.642.353, sedangkan keuntungan pemilik dari 1 unit yang memiliki 2 ABK adalah sebesar Rp 31.321.176 pertahun penangkapan.

(11)

4.5 Analisis Usaha Kegiatan Wisata Bahari 4.5.1 Analisis Usaha Penjualan Cinderamata

Analisis usaha kegiatan wisata bahari di pantai Tanjung Pasir berupa Penjualan cinderamata dengan masa penjualan 1 tahun dapat dilihat dari Tabel 12.

Tabel 12. Analisis Penjualan Cinderamata (1 tahun )

No Uraian Nilai (dalam Rp)

1 Biaya Tetap

 Penyusutan Bangunan 1.066.667

 Penyusutan Peralatan 533.333

 Restribusi 2.400.000

Total Biaya Tetap 4.000.000

2 Biaya Variabel

 Modal Usaha 34.266.667

 Listrik pertahun 1.600.000

Total Biaya Variabel 35.866.667

3 Total Biaya Pengeluaran 39.866.667

4 Total Penerimaan 79.800.000

5 Kriteria Finansial

 Keuntungan Bersih 39.933.333

Sumber: Data Primer (Diolah) 2013

Dilihat dari Tabel 12, rata-rata Total Biaya usaha cinderamata sebesar Rp 39.866.667 yang terdiri dari jumlah rata-rata total biaya variable dan biaya tetap, sedangkan rata-rata total penerimaan sebesar Rp 79.800.000 pertahunnya, sehingga didapat keuntungan bersih sebesar Rp 39.933.333 per tahunnya.

(12)

4.5.2 Analisis Usaha Penyeberangan Perahu

Analisis usaha kegiatan wisata bahari di pantai Tanjung Pasir berupa penyeberangan perahu dalam masa 1 tahun dapat dilihat dari Tabel 13.

Tabel 13. Analisis Usaha Penyeberangan Perahu (1 tahun)

No Uraian Nilai (dalam Rp)

1 Biaya Tetap

 Penyusutan Perahu 2.433.333

 Penyusutan Mesin 1.655.556

 Restribusi 3.400.00

Total Biaya Tetap 7.488.889

2 Biaya variabel

 Bahan Bakar 2.600.000

 Uang Makan dan Rokok 24.800.000

Total Biaya Variabel 27.400.000

3 Total Biaya Pengeluaran 34.888.889

4 Total Penerimaan 172.000.000

5 Kriteria Finansial

 Keuntungan Bersih Per Unit 137.111.111

 Keuntungan Perorang 24.128.519

Sumber : Data Primer (diolah) 2013

Dilihat dari Tabel 13, rata-rata Total Biaya usaha penyeberangan sebesar Rp 34.888.889 yang terdiri dari jumlah rata-rata total biaya variabel biaya tetap, sedangkan rata-rata total penerimaan sebesar Rp 172.000.000 per unit dalam 1 tahun. Sehingga didapat keuntungan bersih sebesar Rp 137.111.111 per tahun dengan keuntungan perorang yang terdiri dari 5 awak kapal sebesar Rp 24.128.519 per tahunnya.

(13)

4.5.3 Analisis Usaha Makanan Ringan

Analisis usaha kegiatan wisata bahari di pantai Tanjung Pasir berupa usaha makanan ringan dalam masa 1 tahun dapat dilihat dari tabel 14.

Tabel 14. Analisis Usaha Makanan Ringan ( 1 tahun)

No Uraian Nilai (dalam Rp)

1 Biaya Tetap

 Penyusutan Bangunan 700.000

 Penyusutan Meja dan Kursi 117.500

 Penyusutan Peralatan Dapur 162.500

 Restribusi 2.400.000

Total Biaya Tetap 3.380.000

2 Biaya Variabel

 Listrik 1.375.000

 Bahan Baku 18.990.000

Total Biaya Variabel 20.365.000

3 Total Biaya Pengeluaran 23.745.000

4 Total Penerimaan 40.200.000

5 Kriteria Finansial

 Keuntungan Bersih 16.445.000

Sumber : Data Primer (diolah) 2013

Dilihat dari Tabel 14, rata-rata Total Biaya usaha makanan ringan sebesar Rp 23.745.000 yang terdiri dari jumlah rata-rata total biaya variabel dan biaya tetap, sedangkan rata-rata total penerimaan sebesar Rp 40.200.000 per tahun, sehingga didapat keuntungan bersih sebesar Rp 16.445.500 pertahunnya.

(14)

4.5.4 Analisis Usaha Makanan Olahan

Analisis usaha kegiatan wisata bahari di pantai Tanjung Pasir berupa usaha makanan olahan laut dalam masa 1 tahun dapat dilihat dari Tabel 15.

Tabel 15. Analisis Usaha Makanan Olahan Laut (1 tahun)

No Uraian Nilai (dalam Rp)

1 Biaya Tetap

 Penyusutan Bangunan 4.833.333

 Penyusutan Meja dan Kursi 800.000

 Penyusutan Peralatan Dapur 1.166.667

 Restribusi 3.000.000

Total Biaya Tetap 9.800.000

2 Biaya Variabel

 Listrik 2.066.667

 Bahan Baku 98.000.000

Total Biaya Variabel 100.066.667

3 Total Biaya Pengeluaran 109.866.667

4 Total Penerimaan 160.000.000

5 Kriteria Finansial

 Keuntungan Bersih 50.133.333 Sumber : Data Primer (diolah) 2013

Dilihat dari Tabel 15, rata-rata Total Biaya usaha rumah makan olahan sebesar Rp 109.866.667 yang terdiri dari jumlah rata-rata total biaya variabel dan biaya tetap, sedangkan rata-rata total penerimaan sebesar Rp 160.000.000 per tahunnya, sehingga didapat keuntungan bersih sebesar Rp 50.133.333 per tahunnya.

(15)

4.6 Analisis Pendapatan Rumah Tangga Nelayan dan Kegiatan Wisata Perhitungan pendapatan rumah tangga nelayan dengan 1 usaha kegiatan wisata dapat dilihat pada Tabel 16 sebagai berikut.

Tabel 16. Pendapatan Nelayan dan Kegiatan Usaha Wisata (1 tahun) N o Pendapatan Kepala Rumah Tangga (Rp) Usaha Kegiatan Wisata Pendapatan Wisata (Rp) Total Pendapatan(Rp) 1 31.321.176 Cinderamata 39.933.333 71.254.509 2 31.321.176 Penyeberangan 24.128.519 55.449.695 3 31.321.176 Makanan Ringan 16.445.000 47.766.176 4 31.321.176 Makanan Olahan 50.133.333 81.454.509 Jumlah 130.640.185 255.924.889

Perhitungan pendapatan rumah tangga nelayan dengan 2 usaha kegiatan wisata dapat dilihat pada Tabel 17 sebagai berikut.

Tabel 17. Pendapatan Nelayan dan 2 Kegiatan Usaha Wisata (1 tahun)

No Uraian Pendapatan (dalam Rp)

1 Pendapatan RTN 1  Penangkapan 31.321.176  Penyeberangan 24.128.519  Makanan Ringan 16.445.000 Total Pendapatan RTN 71,894,695 2 Pendapatan RTN 2  Penangkapan 31.321.176  Penyeberangan 24.128.519  Makanan Olahan 50.133.333 Total pendapatan 105,583,028

(16)

4.7 Analisis Curahan Kerja pada Kegiatan Wisata Bahari 4.7.1 Kegiatan Usaha Penjualan Cinderamata

Curahan kerja usaha penjualan cinderamata bergantung pada jumlah pengunjung setiap bulannya. Pada umumnya waktu beroperasi usaha tersebut dimulai pukul 08.00 sampai dengan 17.00 atau selama 9 jam per hari, dengan perhitungan selama 1 bulan berarti 9 jam X 30 hari = 270 jam. Dari 3 responden yang ditelitimemiliki waktu yang sama, sehingga didapat curahan kerja per bulan sebagai berikut :

CKRTN

=

270

720

X 100%

=

37,5%

Artinya rumah tangga nelayan yang memiliki kios usaha penjualan cinderamata beroperasi selama 270 jam atau 37,5% per bulan (720 jam).

4.7.2 Kegiatan Usaha Penyeberangan Perahu

Jumlah pengunjung di Pantai Tanjung Pasir mempengaruhi waktu operasi usaha penyeberangan perahu, sehingga mempengaruhi nilai curahan kerja usaha tersebut. Pada umumnya usaha penyeberangan beroperasi mulai pukul 08.00 sampai dengan 17.00 yang beroperasi dari Pantai Tanjung Pasir, sedangkan penyeberangan dari Pulau Untung Jawa Kepulauan Seribu beroperasi sampai pukul 18.00. Artinya total jam operasi pada usaha penyeberangan perahu ini berjumlah 10 jam dimana dalam hitungan bulan sebesar 300 jam. Dari 9 responden yang diteliti, didapat total waktu operasi dalam 1 bulan adalah selama 295 jam, sehingga curahan kerja nelayan yang melakukan penyeberangan perahu per bulannya sebagai berikut :

CKRTN

=

295

720

X 100%

=

40,97%

Artinya curahan kerja rumah tangga nelayan yang memiliki usaha penyeberangan perahu beroperasi selama 295 jam atau 40,97% per bulan (720 jam).

(17)

4.7.3 Kegiatan Usaha Penjualan Makanan Ringan

Jumlah pengunjung di Pantai Tanjung Pasir tidak mempengaruhi waktu operasi usaha makanan ringan, sehingga tidak mempengaruhi nilai curahan kerja usaha tersebut. Pada umumnya, waktu operasi dimulai pukul 08.00 sampai dengan 17.00, tapi ada beberapa kios makanan ringan yang menutup usahanya lebih cepat 1 jam karena posisinya di tepi pantai sehingga mereka khawatir dengan ombak besar yang sering terjadi di sana, sehingga waktu operasi mereka hanya sampai pukul 16.00, artinya jam operasi pada usaha penjualan makanan ringan selama 260 jam per bulan. Dari 4 orang responden yang diteliti, didapat rata- rata per bulannya sebagai berikut:

CKRTN

=

260

720

X 100%

=

36,11%

Artinya curahan kerja rumah tangga nelayan yang memilki usaha penjualan makanan ringan di pantai Tanjung Pasir adalah sebesar 260 jam atau 36,11% per bulan (720jam).

4.7.4 Kegiatan Usaha Rumah Makan Hasil Olahan Laut

Jumlah pengunjung di Pantai Tanjung Pasir tidak mempengaruhi waktu operasi usaha rumah makan olahan, sehingga tidak mempengaruhi nilai curahan kerja usaha tersebut, karena tersedia tempat khusus di Desa Tanjung Pasir bagi usaha rumah makan tersebut. Pada umumnya waktu operasi mulai dari pukul 07.00 sampai dengan 20.00 atau selama 13 jam per hari baik weekday maupun

weekend (hari libur) sehingga selama 1 bulan. Dilihat dari 3 responden, didapat

rata-rata jam kerja per bulan yaitu selama 390 jam, sehingga didapat curahan kerja per bulan adalah sebagai berikut :

(18)

CKRTN

=

390

720

X 100%

=

54,17%

Artinya curahan kerja rumah tangga nelayan yang memiliki usaha rumah makan hasil olahan di Pantai tanjung Pasir sebesar 390 jam atau 54,17% perbulannya (720 jam).

Curahan kerja rumah tangga nelayan di Pantai Tanjung Pasir selama 1 bulan dapat dilihat pada Tabel 18.

Tabel 18. Curahan Kerja usaha wisata di Pantai Tanjung Pasir No Usaha Wisata Curahan Kerja Total Jam Kerja

1 Cinderamata 37,5% 270 Jam

2 Penyeberangan 40,97% 295 Jam

3 Makanan Ringan 36,11% 260 Jam

4 Makanan Olahan 54,17% 390 Jam

4.8 Analisis Pendapatan Rumah Tangga Nelayan

4.8.1 Kontribusi Relatif Pendapatan RTN dengan Kegiatan Wisata

Kontribusi relatif pendapatan rumah tangga nelayan dengan 1 usaha di Pantai Tanjung Pasir dapat dihitung sebagai berikut :

1. Kontribusi Relatif Usaha Cinderamata Iw. bahari = Usaha Cinderamata = 39.933.333

I total = Usaha Penangkapan + Usaha Cinderamata

= 31.321.176 + 39.933.333 = 71.254.509

Maka,

I relatif off fishing =

39.933.333

71.254.509 X 100% = 56,04 %

Jadi, kontribusi relatif pendapatan usaha cinderamata terhadap rumah tangga nelayan sebesar 56,04 %.

(19)

2. Kontribusi Relatif Usaha Penyeberangan Iw. bahari = Usaha Penyeberangan = 24.128.519

I total = Usaha Penangkapan + Usaha Penyeberangan

= 31.321.176 + 24.128.519

= 55.449.695

Maka,

I relatif off fishing =

24.128.519

55.449.695 X 100% = 43,51 %

Jadi, kontribusi relatif pendapatan usaha penyeberangan terhadap rumah tangga nelayan sebesar 43,51%.

3. Kontribusi Relatif Usaha Makanan Ringan Iw. bahari = Usaha Makanan Ringan = 16.445.000

I total = Usaha Penangkapan + Usaha Makanan Ringan

= 31.321.176 + 16.445.000

= 47.766.176

Maka,

I relatif off fishing =

16.445.000

47.766.176 X 100% = 34,42 %

Jadi, kontribusi relatif pendapatan usaha makanan ringan terhadap rumah tangga nelayan sebesar 34,42%.

4. Kontribusi Relatif Usaha Makanan Olahan Iw. bahari = Usaha Makanan Olahan = 50.133.333

I total = Usaha Penangkapan + Usaha Makanan Olahan

= 31.321.176 + 50.133.333

= 81.454.509

Maka,

I relatif off fishing =

50.133.333

81.454.509 X 100% = 61,54 %

Jadi, kontribusi relatif pendapatan usaha makanan olahan terhadap rumah tangga nelayan sebesar 61,54%.

(20)

5. Kontribusi Relatif Usaha Penyeberangan dan Makanan Ringan Iw. bahari = Usaha Makanan Ringan + Penyeberangan = 40.573.519

I total = Usaha Penangkapan + Usaha Wisata

= 31.321.176 + 40.573.519 = 71.894.695

Maka,

I relatif off fishing =

40.573.519

71.894.695 X 100% = 56 %

Jadi, kontribusi relatif pendapatan usaha makanan ringan dan penyeberangan terhadap rumah tangga nelayan sebesar 56%.

6. Kontribusi Relatif Usaha Penyeberangan dan Makanan Olahan Iw. bahari = Usaha Makanan Olahan + Penyeberangan = 74.261.852

I total = Usaha Penangkapan + Usaha Wisata

= 31.321.176 + 74.261.852 = 105.583.028

Maka,

I relatif off fishing =

74.261.852

105.583.028 X 100% = 70%

Jadi, kontribusi relatif pendapatan usaha makanan olahan dan penyeberangan terhadap rumah tangga nelayan sebesar 70 %.

Kontribusi relatif pendapatan rumah tangga nelayan yang diperoleh dari kegiatan wisata bahari dapat dilihat pada Tabel 18. Sebagai berikut:

Tabel 18. Kontribusi Relatif Pendapatan Rumah Tangga Nelayan No Pendapatan Nelayan (Rp) Pendapatan Usaha Wisata (Rp) Total Pendapatan (Rp) Kontribusi Relatif 1 31.341.176 39.933.333 (Cinderamata) 71.254.5009 56,04% 2 31.341.176 24.128.519 (Penyeberangan) 55.449.695 43,51% 3 31.341.176 16.445.000 47.766.176 34,42%

(21)

(Makanan ringan) 4 31.341.176 50.133.333 (Makanan Olahan) 81.454.509 61,54% 5 31.341.176 40.573.519 (Penyeberangan dan Makanan Ringan) 71.894.695 56% 6 31.341.176 74.261.852 (Penyeberangan dan Makanan Olahan) 105.583.028 70%

4.8.2 Kontribusi Mutlak Pendapatan RTN dengan Kegiatan Wisata 1. Usaha Cinderamata

I relatif off fishing = 39.933.333

71.254.509 X 31.321.176 = 17.553.401

Jadi, kontribusi mutlak terhadap pendapatan rumah tangga nelayan usaha cinderamata dalam 1 tahun di Pantai Tanjung Pasir berjumlah Rp 17.553.401, sedangkan dalam kontribusi relatif sebesar 56,04% sehingga usaha wisata bahari ini dapat dijadikan mata pencaharian tambahan.

2. Usaha Penyeberangan

I relatif off fishing = 24.128.519

55.449.695 X 31.321.176 = 13.629.175

Jadi, kontribusi mutlak terhadap pendapatan rumah tangga nelayan usaha penyeberangan dalam 1 tahun di Pantai Tanjung Pasir berjumlah Rp 13.629.175, sedangkan dalam kontribusi relatif sebesar 43,51% sehingga usaha wisata bahari ini dapat dijadikan mata pencaharian tambahan.

3. Usaha Makanan Ringan

I relatif off fishing = 16.445.000

47.766.176 X 31.321.176 = 10.783.294

Jadi, kontribusi mutlak terhadap pendapatan rumah tangga nelayan usaha makanan ringan dalam 1 tahun di Pantai Tanjung Pasir berjumlah Rp 10.783.294,

(22)

sedangkan dalam kontribusi relatif sebesar 34,42 % sehingga usaha wisata bahari ini dapat dijadikan mata pencaharian tambahan.

4. Usaha Makanan Olahan

I relatif off fishing = 50.133.333

81.454.509 X 31.321.176 = 19.277.447

Jadi, kontribusi mutlak terhadap pendapatan rumah tangga nelayan usaha rumah makan olahan dalam 1 tahun di Pantai Tanjung Pasir berjumlah Rp 19.277.447, sedangkan dalam kontribusi relatif sebesar 61,54 % sehingga usaha wisata bahari ini dapat dijadikan mata pencaharian tambahan.

5. Usaha Penyeberangan dan Usaha Makanan Ringan

I relatif off fishing = 40.573.519

71.894.695 X 31.321.176 = 17.675.995

Jadi, kontribusi mutlak terhadap pendapatan rumah tangga nelayan usaha penyeberangan dan usaha makanan ringan dalam 1 tahun di Pantai Tanjung Pasir berjumlah Rp 17.675.995, sedangkan dalam kontribusi relatif sebesar 56% sehingga usaha wisata bahari ini dapat dijadikan mata pencaharian tambahan.

6. Usaha Penyeberangan dan Makanan Olahan

I relatif off fishing = 74.261.852

105.583.028 X 31.321.176 = 22.029.757

Jadi, kontribusi mutlak terhadap pendapatan rumah tangga nelayan usaha penyeberangan dan usaha makanan ringan dalam 1 tahun di Pantai Tanjung Pasir berjumlah Rp 22.029.757, sedangkan dalam kontribusi relatif sebesar 70% sehingga usaha wisata bahari ini dapat dijadikan mata pencaharian tambahan.

(23)

Kontribusi mutlak pendapatan rumah tangga nelayan yang diperoleh dari kegiatan wisata bahari dapat dilihat pada Tabel 19. Sebagai berikut:

Tabel 19. Kontribusi Mutlak Pendapatan Rumah Tangga Nelayan No Pendapatan Nelayan (Rp) Pendapatan Usaha Wisata (Rp) Total Pendapatan (Rp) Kontribusi Mutlak (Rp) 1 31.341.176 39.933.333 (Cinderamata) 71.254.5009 17.553.401 2 31.341.176 24.128.519 (Penyeberangan) 55.449.695 13.629.175 3 31.341.176 16.445.000 (Makanan ringan) 47.766.176 10.783.294 4 31.341.176 50.133.333 (Makanan Olahan) 81.454.509 19.277.447 5 31.341.176 40.573.519 (Penyeberangan dan Makanan Ringan) 71.894.695 17.675.995 6 31.341.176 74.261.852 (Penyeberangan dan Makanan Olahan) 105.583.028 22.029.757

4.9 Analisis Pendapatan Real

Pendapatan real dari rumah tangga nelayan selama 3 tahun kedepan dan 3 tahun lalu yang digunakan untuk mengetahui pendapatan sebenarnya, perhitungan pendapatan real dengan nilai suku bunga 6,38 dalam 2013 – 2016 dapat dilihat Tabel 19 sebagai berikut :

(24)

Tabel 19. Data Pendapatan Real 3 Tahun yang akan Datang No. Usaha Pendapatan Saat ini 3 tahun yang akan datang 1 Cinderamata 71,254,509 85,781,238 2 Penyeberangan 55,449,695 66,754,281 3 Makanan Ringan 47,766,176 57,504,315

4 Rumah Makan Olahan 81,454,509 98,060,722

5 Penyeberangan dan Makanan Ringan 71,894,695 86,551,939 6 Penyeberangan dan Rumah Makan Olahan 105,583,028 127,108,347

Jumlah 433,402,612 521,760,842

Dari Tabel 19, dapat dilihat jumlah pendapatan kontribusi wisata mengalami peningkatan yang signifikan yaitu dari Rp 433.402.612 per tahun menjadi Rp 521.760.842 di tahun ketiga. Artinya perhitungan NPV pada perkiraan pendapatan seluruh kegiatan wisata sebagai alternatif pendapatan bagi rumah tangga nelayan mengalamai peningkatan pada 3 tahun yang akan datang.

Untuk mengetahui jumlah nominal pendapatan real pada 3 tahun kebelakang dengan nilai suku bunga 6,38 dari tahun 2010 sampai tahun 2013 dapat dilihat Tabel 20 sebagai berikut:

Tabel 20. Data Pendapatan Real 3 Tahun yang lalu

No. Usaha Pendapatan Saat ini 3 tahun yang lalu 1 Cinderamata 71,254,509 59,187,827 2 Penyeberangan 55,449,695 46,059,498 3 Makanan Ringan 47,766,176 39,677,154

4 Rumah Makan Olahan 81,454,509 67,660,495

5 Penyeberangan dan Makanan Ringan 71,894,695 59,719,600 6 Penyeberangan dan Rumah Makan Olahan 105,583,028 87,702,941

(25)

Dari Tabel 20, dapat dilihat jumlah pendapatan kontribusi wisata mengalami peningkatan signifikan yaitu dari Rp 360.007.515 menjadi Rp 433.402.612 Artinya perhitungan NPV dari pendapatan seluruh kegiatan wisata untuk jangka waktu 3 tahun yang lalu meningkat bila kondisi dan situasi sama, meskipun pendapatan diperkirakan meningkat, pendapatan tersebut belum tentu menunjukan keadaan sejahtera karena jumlah inflasi yang berubah dan meningkat.

Gambar

Tabel 7. Responden berdasarkan umur
Tabel 8. Tingkat Pendidikan Responden di Pantai Tanjung Pasir  No  Tingkat pendidikan  Responden
Tabel 9. Responden berdasarkan pengalaman kerja  No  Lamanya Kerja  Responden

Referensi

Dokumen terkait

Peraturan Pemerintah no.46 tahun 2013 adalah peraturan pemerintah tentang pajak penghasilan atas penghasilan dari usaha yang diterima atau diperoleh wajib pajak yang memiliki

“Bagaimana pengaruh modal, jumlah tenaga kerja, tingkat pendidikan, pengalaman, lama jam kerja terhadap tingkat keberhasilan usaha baik secara parsial maupun simultan pada

Sehingga [^abc] untuk string abcdefgh maka bagian dari string yang sesuai dengan ekspresi ini adalah efgh karena ekspresi ini menyatakan string yang tidak

[r]

Tradisi mairiak yang merupakan tradisi masyarakat Minangkabau pada masa tidak padi dalam rangka memisahkan bulir padi dari tangkainya dengan menggunakan telapak kaki manusia,

Persentase kelayakan tangkaphasil tangkapan utama pancing rawai tegak terdiri dari 2 spesies yaitu ikan tongkol lisong dan ikan tongkol komo.Hasil tangkapan utama

Kegiatan pentas seni di SD N Badran dilaksanakan 2 tahun sekali. Nilai- nilai karakter yang dapat ditanamkan melalui pentas seni adalah nilai toleransi/ saling

Bank Aceh adalah Bank milik Pemerintah Aceh bersama dengan Pemerintah Kabupaten/Kota di Aceh yang dibentuk terakhir dengan Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa