• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENDRA TRI SAPUTRA NIM I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RENDRA TRI SAPUTRA NIM I"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN

MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DI RAWAT INAP

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

SULTAN SYARIF MOHAMAD ALKADRIE

KOTA PONTIANAK

TAHUN 2016

RENDRA TRI SAPUTRA

NIM I31112061

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

2016

(2)
(3)

HUBUNGAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DI RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

SULTAN SYARIF MOHAMAD ALKADRIE KOTA PONTIANAK TAHUN 2016

Rendra Tri Saputra*, Ns. Ernawati, S.Kep., M. Kep.**, Ns. Fidi Rachmadi, S.Kep. MPH***

(*Mahasiswa Keperawatan, **Dosen Pembimbing I, ***Dosen Pembimbing II)

Universitas Tanjungpura

ABSTRAK

Latar belakang : Beban kerja perawat adalah keadaan dimana perawat dihadapkan pada volume kerja yang harus diselesaikan pada waktu tertentu. Beban kerja yang terlalu banyak dapat menurunkan produktifitas perawat itu sendiri. Hal ini memungkinkan penurunan mutu pelayanan keperawatan.

Tujuan : Untuk mengetahui hubungan antara beban kerja perawat dengan mutu pelayanan keperawatan di rawat inap RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie Kota Pontianak.

Metode : Penelitian kuantitatif dengan desain observasional analitik dan pendekatan cross-sectional. Teknik sampling menggunakan total sampling dengan jumlah sampel sebanyak 27 responden. Pengumpulan data dilakukan dengan mengisi tiga lembar kuesioner. Kuesioner A mengenai data demografi responden, kuesioner B mengenai beban kerja, dan kuesioner C mengenai mutu pelayanan keperawatan. Data dianalisa dengan menggunakan uji statistik Chi

Square (p < 0,05).

Hasil : Mayoritas responden memiliki karakteristik umur 25-30 tahun (74,1%), pendidikan terakhir D3 (51,9%), dan lama kerja ≤ 5 tahun (66,7%). Perawat dengan beban kerja tinggi sebanyak 15 responden (55,6%) dan perawat dengan beban kerja rendah sebanyak 12 responden (44,4%). Perawat dengan mutu pelayanan keperawatan tinggi sebanyak 15 responden (55,6%) dan perawat dengan mutu pelayanan keperawatan rendah sebanyak 12 responden (44,4%). Hasil uji statistik Chi Square menunjukkan nilai p = 0,009.

Kesimpulan : Ada hubungan antara beban kerja perawat dengan mutu pelayanan keperawatan di rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Sultan Syarif Mohamad Alkadrie Kota Pontianak.

(4)

Rendra Tri Saputra, Ns. Ernawati, S.Kep., M. Kep., Ns. Fidi Rachmadi, S.Kep. MPH

ABSTRACT

Background : Nurses’ workload is a condition where nurses are faced with the volume of work that must be completed at a certain time. Too much workload can reduce the productivity of nurses themselves. This may allow a reduction in the quality of nursing service.

Objective : To determine the relationship of nurse’s workload with quality of nursing service in inpatient of RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie Pontianak. Methods : A quantitative study with analytical observational design and cross-sectional approach. Sampling technique used total sampling with sample size of 27 respondents. The data collection was done by filling in three questionnaires. Questionnaire A about demographic data of respondents, questionnaire B about workload, and questionnaire C about quality of nursing service. Data were analyzed using statistical test Chi Square (p < 0,05).

Results : The majority of respondents are 25 to 30 years old (74.1%), D3 (51.9%), and length of work less than or equal to 5 years (66.7%). Nurses with high workload were 15 respondents (55.6%) and nurses with low workload were 12 respondents (44.4%). Nurses with high quality of nursing service were 15 respondents (55.6%) and nurses with low quality of nursing service were 12 respondents (44.4%). Statistical test Chi Square showed p value = 0.009 (p <0.05).

Conclusion : There is a relationship of nurse’s workload with quality of nursing service in inpatient of RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie Pontianak.

Keywords: Workload, Quality of Nursing Service, Nurses

THE RELATIONSHIP OF NURSE’S WORKLOAD WITH QUALITY OF NURSING SERVICE IN INPATIENT OF SULTAN SYARIF MOHAMAD

ALKADRIE GENERAL HOSPITAL PONTIANAK

(5)

1 PENDAHULUAN

Perawat dilaporkan mengalami beban kerja yang berat di sejumlah negara Asia Tenggara, seperti Malaysia, Thailand, dan Indonesia. Beban kerja yang berat dialami perawat dikarenakan menghadapi keterbatasan waktu dalam mengerjakan tugas, banyaknya pekerjaan yang harus dilakukan (perawatan dan non perawatan), dan tingginya tingkat kompleksitas pekerjaan ataupun perawatan pasien yang dikerjakan serta rasio perawat berbanding penduduk sebesar 1:329. WHO (World Health Organization) sendiri merekomendasikan rasio perawat berbanding penduduk adalah 1:200 untuk negara seperti Malaysia1. Studi selama lima tahun di Thailand ditemukan bahwa perawat di rumah sakit mengalami peningkatan yang signifikan dalam beban kerja yang disebabkan oleh perputaran prioritas kerja antara tugas perawatan dan di luar perawatan, banyaknya perawat yang terlibat dalam situasi hidup dan mati yang dialami pasien, dan tekanan yang tinggi dikarenakan

mengerjakan tugas-tugas yang di luar kompetensinya2.

Perawat juga menghadapi beban kerja yang tinggi di Indonesia karena selain banyaknya tugas di luar tugas utamanya, juga dikarenakan oleh kurangnya jumlah perawat dimana perbandingan rasio perawat dan penduduk adalah 94 berbanding 100.000 serta distribusi perawat di sejumlah daerah yang tidak merata, sehingga seorang perawat harus melayani banyak pasien dalam satu waktu. Hal ini menyebabkan beban kerja yang dirasakan perawat pun menjadi tinggi3.

Masalah beban kerja perawat memiliki dampak yang luas sehingga harus menjadi perhatian bagi institusi pelayanan kesehatan terlebih bagi profesi perawat. Beban kerja perawat yang tinggi dapat menyebabkan penurunan kinerja perawat dan kurang atau buruknya komunikasi antara pasien dan perawat, berpengaruh terhadap kondisi pasien, sehingga berdampak pada buruknya mutu pelayanan keperawatan4.

Penelitian yang dilakukan oleh Nishizaki et al menunjukkan bahwa beban kerja yang dimiliki oleh

(6)

2 perawat berdampak pada keselamatan pasien. Semakin tinggi beban kerja perawat maka semakin tinggi pula jumlah insiden yang berkaitan dengan keselamatan pasien di ruang rawat inap rumah sakit sehingga kualitas pelayanan keperawatan pun menurun5.

Hasil penelitian Erawan menunjukkan bahwa beban kerja perawat berpengaruh terhadap empati perawat kepada pasien. Beban kerja perawat yang berat membuat perawat menjadi kurang peduli dan kurang peka terhadap pasien karena banyaknya beban pekerjaan yang harus diselesaikan6.

Hasil studi pendahuluan mengenai gambaran umum beban kerja perawat yang dilakukan peneliti di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Sultan Syarif Mohamad Alkadrie menunjukkan ruang rawat inap rumah sakit tersebut memiliki jumlah bed

sebanyak 70 dan minimal terisi 50 pasien setiap harinya. Jumlah perawat di ruang tersebut berjumlah 37 orang dimana pada shift pagi sejumlah 10 orang, shift sore 7 orang,

dan shift malam 5 orang.

Perbandingan jumlah bed dan tenaga perawat adalah 2:1. Rasio tingkat ketergantungan pasien minimal: intermediet:total adalah 2:3:1. Hal tersebut belum sesuai dengan standar yang direkomendasikan. Kebutuhan

tenaga perawat yang

direkomendasikan berdasarkan perhitungan dengan rumus Douglas adalah 12 orang pada shift pagi, 8 orang pada shift sore, dan 5 orang pada shift malam. Peraturan Menteri Kesehatan No. 56 Tahun 2014 tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit menyebutkan bahwa perbandingan rasio tempat tidur : tenaga perawat untuk rumah sakit tipe C adalah 3:27.

Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan di atas, maka peneliti merasa perlu untuk dilakukan penelitian mengenai “Hubungan Antara Beban Kerja Perawat dengan Mutu Pelayanan Keperawatan di Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daaerah Sultan Syarif Mohamad Alkadrie Kota Pontianak”.

METODE

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, dengan desain

(7)

3 penelitian observasional analitik. Rancangan penelitian yang digunakan adalah dengan pendekatan

cross sectional. Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh perawat pelaksana yang bekerja di ruang rawat inap RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie Kota Pontianak sebanyak 27 perawat.

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara total sampling, yaitu teknik pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama dengan populasi

8. Jumlah sampel dalam penelitian ini

sebesar 27 responden. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari lembar kuesioner karakteristik responden (A), lembar kuesioner beban kerja perawat (B) dan lembar kuesioner mutu pelayanan keperawatan (C).

Analisa statistik yang digunakan melalui dua tahapan yaitu dengan menggunakan analisa univariat dan bivariat dengan menggunakan uji Chi-Square.

HASIL

Analisa Univariat

Berdasarkan tabel 1 dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden berusia 25-30 tahun yaitu sebanyak 20 responden.

Karakteristik pendidikan tterakhir responden yaitu jenjang SPK, D3 Keperawatan, dan S1 Ners. Sejumlah 14 responden memiliki kualifikasi pendidikan D3, sedangkan S1 Ners sejumlah 12 responden.

Berdasarkan tabel 1 terdapat data yang menyatakan bahwa sebagian besar perawat yang bekerja belum lebih dari 5 tahun.

Distribusi frekuensi responden mengenai beban kerja yang tinggi sejumlah 15 responden, sedangkan yang menyatakan beban kerja rendah seumlah 12 respon.

(8)

4 Begitu juga dengan mutu pelayanan keperawatan, sejumlah 15 responden yang menyatakan mutu pelayanan keperawatan tinggi. Sedangkan 12 responden lainnya menyatakan mutu pelayanan keperawatan rendah.

Analisa Bivariat

Berdasarkan tabel 2 dapat disimpulkan bahwa dari 12 responden (44%) dengan beban kerja rendah, 2 responden (7%) memiliki mutu pelayanan keperawatan rendah dan 10 responden (44%) memiliki mutu pelayanan keperawatan tinggi. Berdasarkan tabel di atas juga dapat dilihat bahwa dari 15 responden (56%) dengan beban kerja tinggi, 10 responden (37%) memiliki mutu pelayanan keperawatan yang rendah dan 5 responden (19%) memiliki mutu pelayanan yang tinggi.

Hasil uji statistik menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara

beban kerja perawat dengan mutu pelayanan keperawatan di rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Sultan Syarif Mohamad Alkadrie Kota Pontianak dengan nilai p = 0,009 (p < 0,05).

PEMBAHASAN

Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden

a. Karakteristik Usia Responden Hasil penelitian yang dilakukan peneliti didapatkan umur responden terbanyak adalah yang memiliki umur 25-30 tahun sebanyak 20 responden (74,1%). Hal ini dikarenakan RSUD Sultan Syarif Mohamad Akadrie Kota Pontianak merupakan rumah sakit yang baru berdiri sejak tahun 2012, sehingga mayoritas perawat-perawat yang direkrut untuk bekerja di rumah sakit tersebut saat didirikan adalah perawat fresh graduate yang merupakan perawat yang baru lulus jenjang pendidikan keperawatan.

Usia <25 tahun merupakan tahap awal suatu individu berkarir dan usia 25 sampai 30 tahun merupakan tahap penentuan bidang yang cocok bagi karir individu. Usia 30 sampai 40

(9)

5 tahun adalah tahap pemantapan pilihan karir untuk mencapai tujuan9.

Umur berkaitan erat dengan kedewasaan atau maturitas perawat, semakin tinggi umur semakin mampu menunjukkan kematangan jiwa dan semakin dapat berpikir rasional, semakin bijaksana, mampu mengendalikan emosi dan semakin terbuka terhadap pandangan orang lain10.

b. Karakteristik Pendidikan Terakhir Responden

Hasil penelitian yang dilakukan peneliti didapatkan pendidikan terakhir responden terbanyak adalah yang memiliki pendidikan terakhir D3. Hal ini dikarenakan perawat D3 lebih dulu berkembang di Kota Pontianak dibandingkan perawat S1, sehingga terdapat lebih banyak perawat D3 yang bekerja di rumah sakit. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Panjaitan yang menyatakan mayoritas 75,9% responden adalah responden dengan pendidikan terakhir D311. Penelitian lain yang dilakukan oleh Manuho juga sejalan dengan penelitian ini dimana mayoritas 81,2% responden adalah

responden dengan pendidikan terakhir D312.

Tingkat pendidikan seseorang berpengaruh dalam memberikan respon terhadap sesuatu yang datang dari luar. Orang berpendidikan tinggi akan lebih rasional dan kreatif serta terbuka dalam menerima adanya pembaharuan, ia juga akan lebih dapat menyesuaikan diri terhadap berbagai perubahan13.

c. Karakteristik Lama Kerja Responden

Hasil penelitian yang dilakukan peneliti didapatkan lama kerja responden terbanyak adalah yang telah bekerja selama ≤5 tahun sebanyak 18 responden. Hal ini dikarenakan RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie Kota Pontianak merupakan rumah sakit yang baru berdiri sejak tahun 2012 sehingga lebih banyak mempekerjakan perawat-perawat yang juga baru lulus dari pendidikan keperawatan dan memiliki pengalaman kerja yang belum banyak. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Panjaitan yang menyatakan mayoritas 72,2% responden adalah responden dengan

(10)

6 lama kerja >5 tahun11. Penelitian lain

yang dilakukan oleh Manuho juga tidak sejalan dengan penelitian ini dimana mayoritas 62,5% responden adalah responden dengan lama kerja >5 tahun12.

Masa kerja biasanya dikaitkan dengan waktu mulai bekerja, dimana pengalaman kerja juga ikut menentukan kinerja seseorang. Perawat dengan pengalaman lebih dilaporkan melakukan fungsi yang lebih baik dan lebih kompleks daripada mereka yang kurang pengalaman. Proporsi yang lebih tinggi dari perawat dengan pengalaman kerja ≥ 5 tahun memiliki keterkaitan dengan kesalahan pengobatan yang lebih sedikit dan tingkat jatuh pasien yang lebih rendah. Semakin lama seseorang bekerja, maka semakin terampil dan semakin berpengalaman orang tersebut dalam pekerjaannya karena telah dapat menyesuaikan diri dengan pekerjaan. Namun seorang perawat yang telah bekerja lama juga rentan mengalami kebosanan akibat pekerjaan yang sama selama bertahun-tahun. Kebosanan tersebut mengakibatkan seseorang tidak

bekerja dengan bersungguh-sungguh14.

d. Karakteristik Beban Kerja Responden

Hasil penelitian yang dilakukan peneliti didapatkan beban kerja yang dirasakan responden terbanyak adalah beban kerja tinggi sebanyak 15 orang. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Panjaitan yang menyatakan mayoritas 44,4% responden adalah responden dengan beban kerja sedang11. Penelitian ini juga tidak sejalan dengan penelitian Manuho dimana mayoritas respondennya sebesar 88,9% adalah responden dengan beban kerja rendah12.

Perawat dengan pekerjaan yang lebih banyak dan tidak sesuai dengan tugas pokok perawat akan memberikan tambahan beban kerja dan kelelahan bagi perawat sehingga tugas yang seharusnya dilakukan oleh perawat terabaikan11.

Perawat-perawat di RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie Kota Pontianak yang mengalami beban kerja tinggi dikarenakan mereka harus mengerjakan

(11)

7 pekerjaan-pekerjaan di luar tugas pokoknya sebagai perawat.

Perbandingan jumlah perawat berbanding jumlah tempat tidur pasien yang tidak seimbang, yaitu 2 tempat tidur berbanding 1 perawat, juga menambah beban kerja yang dialami perawat karena perawat harus melakukan pekerjaan yang lebih banyak. Faktor lain yang menyebabkan perawat mengalami beban kerja yang tinggi adalah banyak perawat yang memiliki pengalaman bekerja ≤5 tahun sehingga perawat-perawat tersebut belum bisa menyesuaikan diri dengan baik terhadap kenyataan pekerjaan di lapangan.

Perawat muda yang belum memiliki banyak pengalaman bekerja sering merasa frustrasi karena perbedaan realita pandangan keperawatan yang ia yakini dengan kenyataan pekerjaan di lapangan, sehingga ia merasa terbebani dengan pekerjaan-pekerjaan yang dilakukannya sebagai perawat baru15. e. Karakteristik Mutu Pelayanan

Keperawatan

Hasil penelitian menunjukkan hasil bahwa mutu pelayanan

keperawatan tinggi. Perawat-perawat di RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie Kota Pontianak memiliki mutu pelayanan keperawatan yang tinggi dikarenakan rumah sakit tersebut memiliki motto yang mengutamakan kepuasan bagi pasiennya, sehingga perawat-perawat diarahkan untuk dapat bekerja dengan maksimal demi memberikan pelayanan keperawatan terbaik kepada pasien. Selain itu, supervisi yang dilakukan kepala ruangan dan kerja sama yang baik antar sesama rekan kerja di ruangan juga meningkatkan mutu pelayanan keperawatan yang diberikan oleh perawat.

f. Hubungan Beban Kerja Perawat dengan Mutu Pelayanan Keperawatan

Hasil penelitian yang dilakukan peneliti menunjukkan hasil bahwa terdapat hubungan antara beban kerja perawat dengan mutu pelayanan keperawatan di rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Sultan Syarif Mohamad Alkadrie Kota Pontianak, semakin tinggi beban kerja perawat, maka semakin rendah mutu pelayanan keperawatan dan

(12)

8 sebaliknya, semakin rendah beban kerja perawat, maka semakin tinggi mutu pelayanan keperawatan.

Pengawasan dari kepala ruangan atau ketua tim akan memberikan kesempatan bagi perawat pelaksana untuk belajar dan berlatih serta berkaca dari kinerja yang telah mereka lakukan. Hal ini mampu meningkatkan kualitas diri perawat sehingga pelayanan yang diberikan oleh masing-masing dari mereka pun ikut meningkat16.

Seseorang yang mempunyai masa kerja yang lama akan bertahan dengan kondisi saat ini dan mempertahankan pekerjaannya saat ini. Seseorang yang lama masa kerjanya memiliki motivasi yang rendah untuk berkembang serta seseorang yang sudah lama bekerja biasanya tidak berkeinginan untuk meningkatkan kemampuannya. Pelayanan yang diberikan oleh seseorang yang tidak ingin meningkatkan kemampuannya tersebut akan tidak sebanding lagi dengan tuntutan-tuntutan kualitas pelayanan yang terus berkembang setiap waktunya sehingga pelayanannya dianggap buruk17.

Beban kerja merupakan suatu kondisi atau keadaan yang memberatkan pada pencapaian aktifitas untuk melakukan suatu aktifitas. Beban kerja perawat yang tinggi serta beragam dengan tuntutan institusi kerja dalam pencapaian kualitas bermutu, jumlah tenaga yang tidak memadai, berpengaruh besar pada pencapaian mutu pelayanan keperawatan yang diharapkan18.

Beban kerja dipengaruhi salah satunya oleh kapasitas kerja. Seseorang yang bekerja dengan beban kerja maksimal akan menyebabkan produktivitas menurun, sehingga ketika jumlah pekerjaan akibat dari semakin banyaknya jumlah pasien meningkat akan menyebabkan produktivitas atau kinerja perawat menurun dan mengalami kelelahan. Pada saat tersebut, kebanyakan perawat tidak fokus dan tidak berkonsentrasi secara penuh saat memberikan pelayanan. Perawat condong hanya berfokus pada penyelesaian tugas mereka saja tanpa memperhatikan sikap dan perilaku mereka terhadap pasien yang sedang ditangani. Hal ini mengakibatkan penurunan kepuasan

(13)

9 pasien terhadap pelayanan keperawatan yang diberikan, sehingga pelayanan yang diberikan perawat dianggap buruk oleh pasien19.

PENUTUP Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Hubungan Antara Beban Kerja Perawat dengan Mutu Pelayanan Keperawatan di Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daaerah Sultan Syarif Mohamad Alkadrie Kota Pontianak, maka dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden berumur 25-30 tahun, dengan kualifikasi pendidikan terakhir D3 keperawatan. Sebagian besar memiliki lama kerja kurang dari 5 tahun. Berdasarkan hasil penelitian beban kerja dan mutu pelayanan keperawatan masih dalam kategori tinggi.

Hasil uji analisis menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara beban kerja perawat dengan mutu pelayanan keperawatan di ruang rawat inap RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie Kota Pontianak.

Berdasarkan hasil penelitian ini, diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan pengelolaan tenaga kesehatan, khususnya perawat, dengan menetapkan job

description yang jelas dan tegas pada

tiap-tiap petugas di rumah sakit sehingga perawat lebih berfokus pada tugas pokoknya sebagai perawat dan tidak lagi melakukan pekerjaan-pekerjaan yang bukan merupakan tugas pokoknya. Hal ini dapat menurunkan beban kerja perawat dan kemudian akan mampu meningkatkan mutu pelayanan keperawatan yang diberikan oleh perawat.

DAFTAR PUSTAKA

1. Long et al. 2014. Investigation

on The Impact of Job Stressors on Nurses in Malaysia. Asian Social Science. 10 (4). 67-77.

2. Tyson dan Pongruengphant. 2004. Five-year follow-up study

of stress among nurses in public and private hospitals in Thailand. Diakses pada 30 April

2016.

http://www.ncbi.nlm.nih.gov. 3. Indonesian National Nurses

Association. 2009. Similarities and Differences in the

(14)

10

Practiced Around East Asia.

Jakarta. PPNI.

4. Gurses, A. P., et al. 2009.

Impact of Performance

Obstacles on Intensive Care Nurses’ Workload, Perceived Quality and Safety of Care, and Quality of Working Life. Health Service Research. 44 (2).

422-443.

5. Nishizaki, Y., et al. 2010.

Relationship between Nursing Workloads and Patient Safety

Incidents. Journal of

Multidisciplinary Healthcare. 3.

49-54.

6. Erawan, A. N. 2012. Hubungan Beban Kerja Perawat dengan Empati Perawat di Ruang Rawat Inap Medikal Bedah RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten. Diakses pada 15 April 2016. http://journal.respati.ac.id. 7. Menteri Kesehatan Republik

Indonesia. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan No. 56 tahun 2014 tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit. Jakarta: Menteri Kesehatan.

8. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung. CV. Alfabeta.

9. Dessler, Gary. 2001. Manajeman Sumber Daya Manusia. Jakarta. PT. Indeks.

10. Robbins, S. P. dan Judge, T. A. 2008. Perilaku Organisasi. Jakarta. Salemba Empat.

11. Panjaitan, Lisnawati. 2013. Pengaruh Beban Kerja Perawat Terhadap Kualitas Pelayanan Keperawatan di Ruang Rawat Inap RSU Dr. F.L. Tobing Sibolga. Universitas Sumatera

Utara. Fakultas Kesehatan Masyarakat. (Tesis).

12. Manuho, Elisabeth. 2015. Hubungan Beban Kerja dengan Kinerja Perawat dalam Pemberian Asuhan Keperawatan di Instalasi Rawat Inap C1 RSUP Prof. DR. R. D. Kandou Manado. ejournal Keperawatan. 3 (2). 1-8.

13. Mathis, R. L. dan Jackson, J. H. 2001, Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta. Salemba Empat.

14. McHugh, M. D. dan Lake, E. T. 2010. Understanding Clinical

Expertise: Nurse Education, Experience, and the Hospital Context. Res Nurs Health. 33

(4). 276-284.

15. Melia, S. dan

Choowattanapakorn, T. 2016.

The Relationship between Nurses’ Characteristics, Ageism, Perception of Older People Care and Nursing Practice for Hospitalized Older People. J Health Res. 30 (2). 109-124.

16. Saleh, Naglaa E., et al. 2015.

Effect of Clinical Supervision Program for Head Nurses on Quality Nursing Care. Journal of Nursing and Health Scieence.

4 (5). 65-74.

17. Mahesa, Deewar. 2010. Analisis Pengaruh Motivasi dan Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Karyawan dengan Lama Kerja sebagai Variabel Moderating. Universitas Diponegoro. Fakultas Ekonomi. (Skripsi).

18. Rakhmawati, Windy. 2009. Pengawasan dan Pengendalian dalam Pelayanan Keperawatan (Supervisi, Manajemen, Resiko).

(15)

11

Pelatihan Manajemen

Keperawatan. 11-16 Mei 2009. RSUD ‘45 Kuningan.

19. Magalhaes, A. M. M., et al. 2013. Nursing Workload and

Patient Safety – A Mixed Method Study with An Ecological Restorative Approach. Rev. Latino-Am. Enfermagem. 21 (Spec). 146-154.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian ini, diharapkan pada masa mendatang diperoleh varietas-varietas kapas baru dengan kandungan gosipol tinggi, tidak berbulu, dan braktea buah yang

Seiring dengan penambahan konsentrasi ion natrium maka proses adsorpsi litium oleh mangan oksida akan terganggu yang ditunjukkan dengan semakin sedikit ion litium

Pada penelitian ini, diawali dengan pra eksperimen berupa pembuatan desain halter neck macramé, dilanjutkan dengan membuat beberapa simpul macramé, sesuai desain

Dari data hasil penelitian dengan menggunakan head 1,3 m dan debit 0,012 m 3 /s didapat grafik yang menghasilkan efisiensi total maksimal sebesar.. Efisiensi maksimal tersebut

Dengan pendekatan Scientific dan Model Pembelajaran Problem Based Learning serta menggunakan Metode pembelajaran Cooperative Learning (Think-Pair Share) melalui

Indikator Pencapaian Kompetensi Penilaian Alokasi Waktu Sumber/ Bahan/ Alat dengan menjiplak menebalkan, mencontoh, melengkapi, dan menyalin. lingkaran, dan

Pemanfaatan SIPD untuk PENYUSUNAN RKPD 2022 Penetapan RKPD Rancangan Akhir RKPD Musrenbang RKPD Rancangan RKPD Rancangan Awal RKPD Persiapan RKPD PASAL 274 UU 23/2014

Penerbitan Panduan Pelaksanaan EKSA yang sentiasa dikemaskini dapat membantu PMU merancang dan melaksanakan usaha-usaha meningkatkan imej korporat secara positif,