• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

35 A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan untuk menghasilkan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) pada materi Geometri dengan pendekatan pembelajaran berbasis masalah (Problem based learning) untuk siswa SMA kelas X serta mengetahui kualitas LKS yang dikembangkan.

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian dari penelitian ini meliputi: 1. Guru Matematika SMA

Guru matematika yang dijadikan sebagai subjek penelitian adalah guru matematika dari SMA N 1 Samigaluh. Guru matematika tersebut sebelumnya memberikan informasi dan gambaran terkait dengan kurikulum, bahan ajar, serta karakterikstik siswa.

2. Siswa-siswi SMA Kelas X

Siswa-siswi SMA kelas X yang menjadi subjek penelitian adalah siswa-siswi kelas XA SMA N 1 Samigaluh. Siswa akan dilibatkan dalam pengujicobaan LKS matematika materi geometri yang dikembangkan serta mengisi angket respon siswa untuk memberikan respon terhadap pembelajaran menggunakan LKS yang dikembangkan.

(2)

C. Desain Penelitian

Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) matematika dengan materi Geometri dalam penelitian ini menggunakan model pengembangan ADDIE (Endang Mulyatiningsih, 2012: 183) sebagai berikut.

Berikut ini merupakan penjelasan dari tiap tahapan pengembangan dengan menggunakan model ADDIE.

1. Analisis (Analysis)

Pada tahap analisis ini, dilakukan analisis kebutuhan bahan ajar, analisis kurikulum dan analisis karakteristik siswa.

a. Analisis kebutuhan bahan ajar

Analisis bahan ajar dilakukan dengan mengidentifikasi bahan ajar yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran matematika khususnya dalam

A Analysis

Analisis kebutuhan, analisis kurikulum, analisis karakteristik siswa

D Design

Menentukan pendekatan pembelajaran serta menyusun lembar penilaian

D Development

Mengembangkan LKS sesuai dengan pendekatan pembelajaran yang dipilih

I

Implementation

Mengujicobakan LKS, melakukan tes hasil belajar serta membagi angket respon siswa

E Evaluation

Melakukan evaluasi terhadap LKS yang telah diujicobakan

(3)

materi geometri. Hasil identifikasi digunakan sebagai dasar dalam pengembangan LKS ini, apakah perlu diadakan pengembangan atau tidak. b. Analisis kurikulum

Analisis kurikulum ini dilakukan dengan mengidentifikasi standar kompetensi dan kompetensi dasar yang berkaitan dengan materi geometri untuk mengetahui indikator-indikator yang harus dicapai oleh siswa. Untuk itu, pengembangan LKS yang dilakukan sesuai dengan tujuan pembelajaran.

c. Analisis karakteristik siswa

Analisis karakteristik siswa dilakukan dengan melakukan observasi kelas untuk mengetahui keadaan siswa yang akan dijadikan subjek penelitian. 2. Perancangan (Design)

Pada tahap desain ini, peneliti melakukan rancangan dan menentukan langkah-langkah yang dilakukan dalam pengembangan LKS ini, meliputi:

a. Penyusunan peta kebutuhan LKS

Peta kebutuhan LKS digunakan untuk mengetahui banyaknya LKS serta urutan LKS yang dikembangkan. Hal ini bertujuan memudahkan peneliti dalam mengembangkan LKS tersebut.

b. Penyusunan kerangka LKS

Penyusunan kerangka LKS dilakukan untuk menentukan semua bagian dari LKS yang dikembangkan seperti permasalahan dan kegiatan yang ada di dalamnya. Penentuan semua bagian LKS atau isi LKS tentunya berdasarkan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) dari materi Geometri pada kurikulum KTSP. Selain itu juga didasari oleh

(4)

model pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan pembelajaran berbasis masalah.

c. Pengumpulan referensi

Pengumpulan referensi dilakukan dengan mengumpulkan buku-buku referensi tentang materi geometri, mengumpulkan materi, mengumpulkan gambar, ilustrasi, dan soal-soal yang digunakan untuk menyusun LKS. d. Penyusunan instrumen penilaian

Peneliti menyusun instrumen penelitian yang digunakan sebagai acuan untuk mendapatkan data terkait dengan nilai kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan dari LKS yang dikembangkan. Selain itu disusun juga RPP dan lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran.

e. Validasi Instrumen

Instrumen – instrumen yang telah dibuat kemudian dikonsultasikan dengan dosen pembimbing. Selanjutnya, instrumen tersebut divalidasi kepada dosen ahli agar didapatkan instrumen yang valid sehingga layak untuk diujicobakan.

3. Pengembangan (Development)

Pada tahap pengembangan LKS matematika dengan materi geometri dilakukan sesuai dengan rancangan pada tahap design yang telah dijelaskan sebelumnya.

a. Pengembangan LKS

Pengembangan LKS dilakukan dengan tujuan diperolehnya LKS berbasis masalah tentang geometri. Selanjutnya LKS yang telah disusun,

(5)

dikonsultasikan kepada dosen pembimbing untuk mendapatkan masukan dan saran.

b. Validasi LKS

Setelah LKS dikonsultasikan dengan dosen pembimbing dan direvisi, selanjutnya dilakukan validasi LKS oleh validator yaitu dosen ahli materi dan dosen ahli media. Validator memberikan penilaian tentang isi materi, bahasa dan penyajian. Hasil dari tahap validasi ini digunakan sebagai perbaikan dan penyempurnaan LKS sebelum diujicobakan.

c. Revisi LKS

Setelah dilakukan validasi LKS proses selanjutnya adalah revisi produk. Revisi LKS dilakukan dengan memperbaiki dan menyempurnakan bagian-bagian dari LKS sesuai masukan dan saran para ahli.

4. Implementasi (Implementation) a. Uji coba LKS

Setelah dilakukan validasi produk dan para ahli telah menyatakan bahwa lembar kegiatan siswa yang dikembangkan telah layak digunakan maka tahap selanjutnya adalah implementasi produk yang dikembangkan pada pembelajaran matematika materi geometri pada siswa kelas X. Guru kelas melakukan pembelajaran dengan bantuan LKS yang dikembangkan. Peneliti bertugas sebagai pengamat (observer) dan mencatat segala sesuatu pada lembar observasi yang dapat digunakan sebagai perbaikan LKS.

b. Tes Hasil Belajar

Setelah proses pembelajaran selesai, siswa melakukan tes dengan menggunakan soal tes hasil belajar yang sudah disediakan. Soal tersebut telah

(6)

disusun berdasarkan indikator ketercapaian kompetensi seperti yang diuraikan pada tabel 2 untuk melihat tingkat keefektifan penggunaan LKS yang dikembangkan.

Setelah dilakukan tes hasil belajar, peneliti juga melakukan penilaian terhadap keefektifan LKS. Data keefektifan didapat dari nilai tes peserta didik yaitu dengan menghitung persentase ketuntasan klasikal berdasarkan KKM sekolah.

c. Angket Respon

Pada tahap ini, untuk mengetahui kepraktisan LKS peneliti melakukan penyebaran angket respon siswa yang berisi butir-butir pernyataan tentang penggunaan LKS dalam pembelajaran. Selain itu, guru dan siswa juga diminta memberi komentar sebagai acuan revisi yang kedua sesuai tanggapan guru dan siswa. Setelah dilakukan penyebaran angket respon siswa, peneliti melakukan analisis data terhadap hasil angket respon siswa yang dilakukan untuk mengetahui nilai kepraktisan LKS yang dikembangkan.

5. Evaluasi (Evaluation)

Tahap terakhir LKS pada pembelajaran adalah tahap evaluasi LKS. Evaluasi yang dilakukan berdasarkan penilaian yang didapat dari guru serta data dari angket respon siswa yang selanjutnya digunakan sebagai acuan untuk melakukan perbaikan LKS yang telah diujicobakan.

(7)

D. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA N 1 Samigaluh yang beralamat di Tanjung, Ngargosari, Samigaluh, Kulon Progo, Yogyakarta.

E. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian pengembangan ini digunakan beberapa instrumen penelitian yaitu sebagai berikut:

1. Lembar Penilaian LKS

a. Lembar penilaian LKS untuk ahli media

Lembar penilaian LKS ini diberikan kepada 1 dosen sebagai ahli media. Manfaat dari instrumen lembar penilaian LKS ini adalah untuk mengetahui nilai kevalidan LKS yang dikembangkan berdasarkan aspek kebahasaan, aspek teknis penulisan, dan aspek konstruksi. Angket penilaian LKS ini disusun dengan 5 alternatif jawaban yaitu Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup (C), Kurang Baik (KB) dan Tidak Baik (TB).

b. Lembar penilaian LKS untuk ahli materi

Lembar penilaian LKS ini diberikan kepada 1 dosen sebagai ahli materi. Manfaat dari instrumen ini adalah untuk mengetahui nilai kevalidan LKS yang dikembangkan berdasarkan aspek kesesuaian uraian materi dengan SK dan KD, aspek pendekatan yang digunakan dalam penulisan LKS, aspek teknik penyajian materi, aspek pendukung penyajian, aspek penyajian pembelajaran dan aspek evaluasi pembelajaran. Angket penilaian LKS ini disusun dengan 5

(8)

alternatif jawaban yaitu Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup (C), Kurang Baik (KB) dan Tidak Baik (TB).

2. Lembar Observasi

Lembar observasi yang dimaksud dalam penelitian pengembangan ini adalah lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran. Lembar observasi ini digunakan untuk mendapatkan data perbaikan LKS yang dikembangkan setelah dilakukan pembelajaran. Peneliti atau pengamat melakukan pencatatan untuk setiap kali dilaksanakannya pembelajaran selama penelitian berlangsung. Pencatatan tersebut dapat berasal dari masukan siswa, kegiatan yang berlangsung, dan masukan dari guru setelah proses pembelajaran.

3. Angket Respon

a. Angket respon siswa

Angket respon siswa diberikan kepada siswa pada akhir penelitian pengembangan. Instrumen ini bertujuan untuk mengetahui respon dan tanggapan siswa terhadap LKS yang telah dikembangkan. Angket respon siswa ini digunakan untuk menilai aspek kepraktisan suatu LKS yang dikembangkan. Angket respon siswa disusun dengan 4 alternatif jawaban yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Kurang Setuju (KS) dan Tidak Setuju (TS). Selain itu, dalam penulisan angket respon siswa ini terdiri dari kalimat positif dan kalimat negatif, di mana terdapat perbedaan penskoran antara kalimat positif dan kalimat negatif.

(9)

4. Tes Hasil Belajar

Tes Hasil Belajar diberikan kepada siswa pada akhir penelitian sebagai penentu kelulusan siswa setelah pembelajaran selesai dilaksanakan. Soal tes terdiri dari 5 soal yang mewakili indikator pencapaian kompetensi. Dari hasil tes akan didapatkan persentase ketuntasan klasikal siswa untuk menentukan kriteria keefektifan LKS.

F. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian pengembangan ini didapatkan dua macam jenis data yaitu jenis data kualitatif dan jenis data kuantitatif. Jenis data kualitatif merupakan data proses selama pengembangan. Data kualitatif juga digunakan untuk mendeskripsikan kendala-kendala yang dialami peneliti selama pengembangan LKS. Jenis data kuantitatif adalah data yang digunakan untuk mendapatkan nilai kevalidan, kepraktisan, serta keefektifan LKS berdasarkan penilaian dari dosen ahli, guru, dan siswa. Berikut merupakan penjelasan lebih lanjut mengenai analisis data dalam penelitian pengembangan yang dilakukan. 1. Data deskriptif berisi tentang data proses pengembangan LKS. Proses yang berisi tentang revisi dan kendala yang dihadapi selama pengembangan LKS matematika materi geometri tersebut.

2. Data kualitas LKS yang ditinjau dari nilai kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan LKS. Data kualitas LKS didapat dari berbagai instrumen. Berikut merupakan penjelasan analisis data tiap instrumen.

(10)

a. Lembar Penilaian LKS

Lembar penilaian LKS digunakan untuk mendapatkan data penilaian LKS berdasarkan aspek kevalidan LKS yang dikembangkan. Data kevalidan LKS diperoleh dari penilaian oleh 2 dosen ahli yang terdiri dari 1 dosen ahli materi dan 1 dosen ahli media. Langkah-langkah yang dilakukan untuk mendapatkan data penilaian LKS berdasarkan aspek kevalidan tersebut adalah sebagai berikut.

1) Mengubah data kualitatif LKS menjadi data kuantitatif LKS dengan pedoman pada tabel 3 sebagai berikut.

Tabel 3. Aturan Pemberian Skor Penilaian LKS

Peringkat Skor Sangat Baik (SB) 5 Baik (B) 4 Cukup (C) 3 Kurang Baik (KB) 2 Tidak Baik (TB) 1

2) Menghitung rerata skor dengan rumus sebagai berikut

n x X n i i

  1 Keterangan

X : rerata skor instrumen n : banyak butir pernyataan

i

x : skor pada butir pernyataan ke- i

3) Mengkonversi skor rerata menjadi nilai kualitatif dengan kriteria penilaian skala 5 menurut S. Eko Putro Widyoko (2009: 238) dengan pedoman pada tabel 4 sebagai berikut:

(11)

Tabel 4. Pedoman Klasifikasi Penilaian Jumlah skor penilaian Klasifikasi penilaian

i sb 8 , 1    Xi X Sangat baik i i 1,8 sb sb 6 , 0       X Xi i X Baik i i 0,6 sb sb 6 , 0       X Xi i X Cukup i i 0,6 sb sb 8 , 1       X Xi i X Kurang i sb 8 , 1    Xi X Sangat Kurang Keterangan: Ideal) (Rerata i

X = (skor maksideal skor min ideal)

2 1 ) ideal min skor -ideal maks skor ( 6 1 Ideal) Baku (Simpangan sbiX skor empiris

Sehingga didapat pedoman klasifikasi penilaian LKS pada tabel 5 sebagai berikut:

Tabel 5. Pedoman Klasifikasi Penilaian LKS Jumlah skor penilaian Klasifikasi penilaian

2 , 4  X Sangat baik 2 , 4 4 , 3  X  Baik 4 , 3 6 , 2  X  Cukup 6 , 2 8 , 1  X  Kurang 8 , 1  X Sangat Kurang

Dalam penelitian ini, LKS dikatakan valid jika memenuhi klasifikasi penilaian LKS minimal baik.

b. Angket Respon

Angket respon digunakan untuk mendapatkan data penilaian LKS berdasarkan aspek kepraktisan dalam penggunaan LKS. Langkah yang dilakukan untuk mendapatkan data penilaian LKS berdasarkan aspek kepraktisan tersebut adalah sebagai berikut.

(12)

1) Mengubah data kualitatif LKS menjadi data kuantitatif LKS dengan pedoman penskoran pada tabel 6 sebagai berikut:

Tabel 6. Skor Pernyataan Negatif dan Pernyataan Positif Penilaian Sangat Setuju (SS) Setuju (S) Kurang Setuju (KS) Tidak Setuju (TS) Pernyataan Positif 4 3 2 1 Pernyataan Negatif 1 2 3 4

2) Menghitung rerata skor dengan rumus sebagai berikut.

n x X n i i

  1 Keterangan

X : rerata skor instrumen n : banyak butir pernyataan

i

x : skor pada butir pernyataan ke- i

3) Mengkonversi skor rerata instrumen menjadi nilai kualitatif berdasarkan kriteria penilaian skala 4 menurut S Eko Putro Widyoko (2009) pada Tabel 6.

Dalam penelitian ini, LKS dikatakan praktis jika memenuhi klasifikasi penilaian LKS minimal baik.

c. Tes Hasil Belajar

Tes Hasil Belajar digunakan untuk mendapatkan nilai keefektifan penggunaan LKS. Data keefektifan merupakan data kuantitatif yang didapatkan melalui hasil Tes Hasil Belajar yang dilakukan oleh siswa pada awal dan akhir penelitian. Hal ini dilakukan untuk melihat

(13)

seberapa efektifkah LKS yang telah dikembangkan. Berikut merupakan langkah yang dilakukan untuk mendapatkan data keefektifan.

1) Menghitung skor tes hasil belajar setiap siswa.

2) Menentukan nilai yang dicapai setiap siswa dengan rumus sebagai berikut. 100 1 max . 1  

  k i i k i i x x N Keterangan N : nilai siswa

k i i x 1

: jumlah skor tes hasil belajar

k i i x 1 max

. : jumlah skor maksimal tes hasil belajar k : jumlah soal tes hasil belajar

3) Menghitung jumlah siswa yang lulus KKM yaitu yang mendapatkan nilai lebih dari 75.

4) Mempersentase kelulusan secara klasikal dengan menggunakan rumus sebagai berikut. % 100   n L p Keterangan

p : persentase kelulusan siswa secara klasikal L : jumlah siswa yang lulus KKM

(14)

5) Mengkonversi perhitungan pada langkah sebelumnya ke dalam skala 5 untuk menunjukkan kategori kecakapan akademik siswa secara klasikal menurut Eko Putro Widoyoko (2009: 242) pada tabel 7 sebagai berikut:

Tabel 7. Kriteria Penilaian Kecakapan Akademik Persentase Ketuntasan Klasifikasi

80  p Sangat Baik 80 60 p Baik 60 40 p Cukup 40 20 p Kurang 20  p Sangat Kurang

Dalam penelitian ini, LKS dikatakan efektif jika persentase ketuntasan belajar klasikal tes hasil belajar siswa mencapai klasifikasi minimal baik.

Gambar

Gambar 9. Tahapan pengembangan ADDIE
Tabel 3. Aturan Pemberian Skor Penilaian LKS
Tabel 4. Pedoman Klasifikasi Penilaian  Jumlah skor penilaian  Klasifikasi penilaian
Tabel 6. Skor Pernyataan Negatif dan Pernyataan Positif  Penilaian  Sangat
+2

Referensi

Dokumen terkait

Dengan adanya audio visual sebagai media pendukung dalam kegiatan belajar dan mengajar pembelajaran iLearning , peserta didik memiliki banyak manfaat diantaranya mengatasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu periode

Pola pergerakan kapal rawai tuna saat melakukan kegiatan alih muatan dapat diidenti- fikasi dari hasil tracking VMS dengan menandai hanya dua pola kecepatan kapal yang berbeda

Bentuk lambung kapal perancangan kapal pengangkut batubara 200 ton sebagai jalur alternatif rute sungai Lematang ditunjukan dengan bentuk lambung barge, dimana

Dalam rangka optimalisasi pelayanan public, perlu didukung dengan aparatur yang kompeten atau aparatur sesuai bidang keahliannya (Skil). Ironisnya terkait dengan peningkatan

Untuk mengevaluasi kinerja dosen dalam pembelajaran pada setiap mata kuliah, maka dilakukan penyebaran kuesioner yang harus diisi mahasiswa serta pemberian kritik dan saran

Penggunaan daun gamal (Gliricidia sapium), guna mempercepat kematangan buah pisang Raja Sere dan Emas yang dilakukan Yulianingsih dan Dasuki (1989), menyatakan bahwa daun gamal

Penyiapan personel, perlengkapan, dan peralatan unit KBR sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 ayat (2) huruf b dilakukan oleh Kanit KBR disesuaikan dengan eskalasi