i
TEKNIK PENGELOLAAN INDUK IKAN MAS (Cyprinus carpio L)
PADA KOLAM BETON
DI BALAI PENGEMBANGAN DAN PEMACUAN STOK IKAN
NILA DAN IKAN MAS ( BPPSINM ) WANAYASA JAWA
BARAT
TUGAS AKHIR
TRIO HADISUSILO
1422010215
JURUSAN BUDIDAYA PERIKANAN
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PANGKAJENE KEPULAUAN PANGKEP
ii
TEKNIK PENGELOLAAN INDUK IKAN MAS (Cyprinus carpio L.)
PADA KOLAMBETON
DI BALAI PENGEMBANGAN DAN PEMACUAN STOK IKAN
NILA DAN IKAN MAS (BPPSINM) WANAYASA JAWA
BARAT
TUGAS AKHIR
TRIO HADISUSILO
1422010215
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Studi pada Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan
i
RINGKASAN
TRIO HADISUSILO, 1422010215. Teknik pengelolaan induk ikan mas (Cyprinus carpio L) pada kolam beton di Balai Pengembangan dan Pemacuan
Stok ikan Nila dan ikan Mas ( BPPSINM), dibimbing oleh Nawawi dan
Hasniar.
Ikan Mas (Cyprinus carpio L) dikenal sebagai salahsatu komoditi budidaya perairan ait tawar yang bernilai ekonomis. Ikan mas cukup banyak di gemamari oleh masarakat Indonesia karna rasa dagingnya yang gurih dan memiliki kadar protein yang tinggi, juga mendukung pemenuhan gizi bagi masarakat.
Tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah untuk memperkuat penguasaan teknik pengelolaan induk ikan mas. Manfaat dari penilisan tugas akhir ini adalah untuk memperluas wawasan, kompetensi keahlian mahasiswa dalam berkarya dimasyarakat kelak khususnya mengenai teknik pengelolaan induk ikan mas.
Tugas akhir ini disususn berdasarkan hasil dari Pengalaman Kerja Praktik Mahasiswa (PKPM) yang dilaksanakan dari tanggal 10 Februari sampai tanggal 10 Mei 2017 di Balai Pengembangan dan Pemacuan Stok ikan Nila dan ikan Mas (BPPSINM) Wanayasa Jawa Barat.
Pemeliharaan induk ikan mas dilakukan di kolam yg terpisah antara induk jantan dan induk betina jumlah induk betina yang ditebar kedalam kolam pemeliharaan 818 ekor dan jantan 477 ekor, pemberian pakan yang dilakukan yaitu 3% dari berat biomassa dengan frekuensi pemberian 2 kali sehari yaitu pagi dan sore hari, untuk pengelolaan kualitas air yang dilakukan yaitu dengan sistim air mengalir.
Data yang dikumpulkan dari kegiatan ini diperoleh dengan cara obserpasi dan partisiasi aktif untuk memperoleh data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan cara melaksanakan dan mengikuti secara langsung kegiatan dila pangan, Data sekunder diperoleh melalui wawancara dan penelusuran literatur/pus taka.
Tingkat kematangan gonad induk jantan yang diberi pakan pelllet kadar protein 32 % yang dipelihara dalam kolam yang airnya mengalir dapat mencapai 56,49, sedangkan betina ikan mas marwana dapat mencapai 71,37 %. Kuslitas air kolam pemeliharaan induk dan pemijahan yang meliputi suhu 26,4 oC, oksigenterlarut 5,21 ppm, dan pH 7,21 Kualitas air pada kolam pemeliharaan induk dan kolam pemijahan layak untuk mendukung perkembangan gonad induk ikan mas karena memenuhi SNI dan adanya pergantian air dengan sestem air mengalir.
ii
KATA PEGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas
Akhir ini dengan judul Teknik Pengelolaan Induk Ikan Mas (Cyprinus carpioL.)
pada kolam tanah.
Tugas Akhir ini merupakan salah satu langkah akhir bagi penulis untuk
menyelesaikan studi di kampus Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene dan
Kepulauan.
Teristimewa penulis haturkan sembah sujut kepada ibunda dan ayahanda
tercinta atas bimbingannya selama ini serta iringan doa dengan penuh kasih
sayang kepada penulis hingga penyelesaian studi ini.
Dalam penulisan tugas akhir ini, penulis mendapatkan bimbingan dan
bantuan dari berbagai pihak, sehingga pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Bapak Ir. Nawawi, M. Si. Selaku pembimbing pertama dan ibu Ir. H.
Hasniar, MP selaku pembimbing kedua yangtelah memberikan motivasi,
arahan dan bimbingan dari proposal tugas akhir hingga menyelasaikan
laporan tugas akhir ini.
2. Bapak Dr. Ir. H. Darmawan. M. P. Selaku direktur Politeknik Pertanian
Negeri Pagkajene Kepulauan.
3. Bapak Ir. Rimal Hamal, M.P. selaku Ketua Jurusan Budidaya Perikanan.
4. Bapak Dede selaku pembimbing lapangan di Balai Pengembangan dan
iii
5. Terima kasi kepada rekan-rekan seangkatan di Jurusan Budidaya Perikanan,
semua staf di Balai Pengembanngan dan Pemacuan Stok Ikan Nila dan Ikan
Mas(BPPSINM), staf laboratorium Politeknik Pertanian Negeri Pangkep yang
tidak sempat disebut namanya, atas partisipasi dan bantuanya dalam
menyelesaikan studi ini penulis mengucapkan banyak terima kasih.
Semoga tugas akhir ini bermanfaat bagi penulis dan berguna
kepada yang memerlukanya.
Pangkep, Agustus 2017 Penulis
iv
DAFTAR ISI
Halaman
RINGKASAN ... i KATA PENGANTAR ... ii DAFTAR ISI ... iv DAFTAR TABEL ... viDAFTAR GAMBAR ... vii
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Tujuan dan Manfaat ... 2
II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi ... 3
2.1.1 Marfologi... 3
2.1.2 Pakan dan Kebiasan Makan ... 4
2.1.3 Habitat dan Penyebaran... 5
2.1.4 Reproduksi Ikan Mas ... 6
2.1.5 Tingkat Kematangan Gonad ... 8
2.1.6 Ikan Mas Ras Marwana ... 9
III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat ... 12
3.2 Alat dan Bahan ... 12
3.3 Opserpasi dan Partisipasi aktif ... 13
3.4 Metode Pelaksana... 13
v
3.4.2 Penebaran Induk ... 14
3.4.3 Pemeliharaan Induk ... 14
3.4.4 Pemberian Pakan ... 14
3.4.5 Pengelolaan Kualitas Air... 16
3.4.6 Pengendalian Hama ... 16
3.4.7 Pematangan Gonad... 17
3.4.8 Seleksi Induk Matang Gonad ... 17
3.49 Penebaran Induk Matang Gonad ... 18
IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kematangan Gonad Induk... 19
4.3 Pengelolaan Kualitas Air Kolam Pemeliharaan Induk ... 21
V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 23
5.2 Saran ... 23
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
Halaman
1 Tingkat kematangan gonat pada induk ikan mas jantan ... 8
2 Tingkat kematangan gonat pada induk ikan mas betina ... 9
3 Alat yang digunakan dalam pengelolaan induk ikan mas ... 12
4 Bahan yang digunakan dalam pengelolaan induk ikan mas... 13
5 Formulasi nutrisi pakan buatan ... 15
6 Ciri-ciri induk matang gonad ... 17
7 Tingkat kematangan gonat induk Jantan ikan mas marwana ... 19
8 Tingkat kematangan ionat induk betina ikan mas marwana ... 19
vii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1 Marfologi ikan mas ( Ciprinus Carpyo L ) ... 4
2 Kolam pemeliharaan induk ... 14
3 Pakan induk ikan mas... 16
4 Pemberian pakan induk ... 16
5 Bak tandon ... 16
6 Seleksi induk ... 18
7 Pengurutan perut matang gonad ... 18
8 Penimbangan induk ... 18
1
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ikan mas (Cyprinus carpio L.) dikenal sebagai salah satu komoditas
budidaya perairan air tawar yang bernila ekonomis. Ikan mas cukup banyak
digemari oleh masyarakat Indonesia karena rasa dagingnya yang guri dan
memiliki kadar protein yang tinggi, juga mendukung pemenuhan gizi bagi
masyarakat.
Di Indonesia memiliki perairan air tawar yang sangat luas dan berpotensi
yang sangat besar untuk usaha budidaya berbagai jenis ikan air tawar sehingga per
luditunjang kegiatan budidaya terutama komoditi ikan mas. Dari segi aspek budid
aya diikuti oleh peningkatan permintaan benih, baik benih yang akan dipelihara
untuk pendederan maupun benih yang akan dipelihara untuk pembesaran.
Ketersediaan benih yang berkualitas dan dalam jumlah yang cukup
merupakan salah satu kendala dalam pengembangan budidaya ikan mas. Oleh
karena itu, perlu dilakukan kegiatan pembenihan.
Keberhasilan unit pembenihan air tawar dalam menghasilkan benih ikan mas
secara berkelanjutan dengan kuantitas yang mencukupi menjadi faktor penentu
keberhasilan budidaya ikan air tawar khususnya ikan mas. Oleh karena itu, untuk
mengembangkan usaha pembenihan ikan mas diperlukan penguasaan teknis
pengelolaan induk.
1.2 Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui teknik
2
Tugas akhir ini diharapkan sebagai patokan dan sekaligus sebagai pedoman
3
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Klasifikasi
Menurut Susanto (2007), klasifikasi ikan mas adalah sebagai berikut:
Filum : Chordata Kelas : Pisces Ordo : Ostariophysi Famili : Cyprinidae Genus : Cyprinus
Spesies : Cyprinus carpio L.
Strain : Marwana
2.1.1 Morfologi
Secara morfologi bentuk tubuh ikan mas agak memanjang dan memipi tegak
(Compresed). Mulutnya terletak diujung tengah (terminal) Bagian ujung mulut
memiliki dua pasang sugut.Diujung dalam mulut terdapat gigi kerongkongan
(Pharyngeal teeth) yang tersusun atas tiga baris geraham. Secara umum, hampir
seluruh tubuh ikan mas ditutupi oleh sisik, kecuali beberapa varietas yang
memiliki sedikit sisik. Sisisk ikan mas yang berukuran relatif besar digolongkan
kedalam sisik tipe lingkaran (sikloid) dan terletak beraturan (Rochdianto 2005).
Tubuh ikan mas dilengkapi juga dengan sirip. Sirip punggung (dorsal)
memanjang dan bagian belakangnya berjari keras.Sementara itu, ketiga dan
keempatnya bergerigi. Letak sirip punggung berseberangan dengan permukaan
sirip perut (ventral). Sirip dubur (anal) mempunyai ciri seperti sirip punggung,
yaknik berjari keras dan bergerigi. Garis rusuk atau gurat sisi (linea literalis)
4
insang sampai keujung belakang pangkal ekor (Khairuman dkk2005). Induk ikan
mas dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Induk ikan mas marwana
2.1.2 Pakan dan Kebiasaan Makan
Ardiwinata (1995) menyatakan bahwa pakan yang diberikan pada ikan mas
adalah berupa pakan pellet yang mempunyai sifat terapung, melayang dan lambat
tenggelam, karena akan lebih efisien dan waktu yang tersedia bagi ikan untuk
makanannya lebih lama. Sedangkan jumlah ramsum tiap harinya berkisar antara
3% dari berat badan dengan frekuensi pemberian pakan tiga kali perhari. Dalam
pembenihan secara intensif biasanya diutamakan pemberian pakan buatan. Pakan
yang berkualitas mengandung zat-zat makanan yang cukup yaitu: protein yang
mengandung asam amino esensial, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral.
Menurut Damana (1990), pemberian makanan dengan kandungan protein
25%. Untuk pelet diberikan secara teratur dua kali sehari (pagi dan sore hari)
dengan takaran 2–4% dari biomassa induk ikan.
Mulut Sirip ekor Sirip anus Sirip perut Sirip dada Sirip Punggung Mata
5
Menurut Santoso (1993), ikan mas termasuk pemakan segala. Ikan mas
senang memakan jasad hewan atau tumbuhan didasar perairan/kolam, misalnya
Chironomidae, Olighochaeta, Fubificidae, Trichoptera, Molusca dan sebagainya.
Selain itu ikan mas juga memakan protozoa dan zoopankton seperti Copepodadan
Cladocera. Hewan-hewan kecil tersebut disedot bersam lumpur, diambil yang
dapat dimanfaatkan dan sisanya dikeluarkan melalui mulut.
Ikan mas sering mencari sumber makanan (jasad-jasad renik) disekeliling
pematang. Oleh sebab itu pematang sering rusak dan longsor karenanya.Ikan mas
juga sering mengaduk-aduk dasar kolam untuk mencari makan yang bisa
dimanfaatkan seperti larfa insekta, cacing-cacing dan lain sebagainya (Santoso
1993).
2.1.3 Habitat dan Penyebaran
Menurut Susanto dan Roctandianto (1999), ikan mas di alam aslinya sering
ditemui di pinggiran sungai, danau atau perairan tawar lainnya yang airnya tidak
terlalu dalam dan alirannya tidak terlalu deras.
Kemiringan tanah yang baik untuk pembuatan kolam berkisar antara 3–5%
untuk memudahkan pengeringan kolam secara gravitasi. Ikan mas dapat tumbuh
normal, jika lokasi pemeliharaan berada pada ketinggian antara 150–1000 meter
diatas permukaan air laut (DPL). Kualitas air untuk pemeliharaan ikan mas harus
bersih, tidak terlalu keruh dan tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan
minyak/limbah pabrik. Ikan mas dapat berkembang pesat dikolam, dan sungai air
deras. Kolam dengan sistem pengairannya yang mengalir sangat baik bagi
pertumbuhan dan perkembangan fisik ikan mas. Debit air untuk kolam air tenang
6
liter/menit. Keasaman air (pH) yang baik untuk pemeliharaan adalah antara 7–8
Suhu air yang baik berkisar antara 20o C sampai 25o C.
Arsyad (1989) menyatakan bahwa didalam sungai, danau dan rawa-rawa,
ikan mas berpijah sepanjang tahun tampah mengenal musim penhujn. Perairan
yang ditumbuhi tanaman air atau rumput merupakan habitat yang disukai oleh
ikan mas untuk berpijah, karena tanaman air merupakan tempat penempelan telur.
Djarijah (2005) menyatakan bahwa di daerah subtropis, ikan mas mencapai
tingkat kedewasaan pada umur 2–5 tahun dan panjang tubuhnya berkisar antara
25–40 cm. ikan mas jantan mencapai dewasa kelamin pada umur 2–3 tahun atau
panjang tubuhnyan berkisar antara 25–30 cm. sedangkan ikan mas betina
mencapai matang kelamin pada umur 4–5 tahun atau panjang tubuhnya mencapai
30–40 cm. diwilaya beriklim tropis, ikan mas mencapai tingkat kedewasaan pada
usia mudah yaitu sekitar umur 1–2 tahun. Proses ikan mas matang kelamin
berlangsung relatif lama dan pelan pelan. Perkembangan gametnya sanagt
dipengaruhi oleh temperatur lingkungan tetapi perkembangan telur dan sperma
induk ikan mas yang hidup didaerah tropis relatif lebih cepat dibandingkan
dengan kawasan subtropis.
2.1.4 Reproduksi Ikan Mas
Keberhasilan satu spesies ikan ditentukan oleh kemampuan ikan tersebut
untuk bereproduksi dalam kondisi lingkungan yang berubah-ubah dan
kemampuan untuk mempertahankan populasinya.Setiap spesies ikan mempunyai
strategi reproduksi yang tersendiri sehingga dapat melakukan reproduksinya
7
Fungsi reproduksi ikan pada dasarnya merupakan bagian dari sistem
reproduksi.Sistem reproduksi terdiri dari komponen kelenjar kelamin atau gonad
dimana pada ikan betina disebut ovarium sedangkan pada jantan disebut testis
beserta salurannya. beberapa faktor yang dapat mempengaruhi fungsi reproduksi
pada spesies ikan terdiri dari faktor eksernal dan faktor internal.Faktor eksternal
meliputi cura hujan, suhu, sinar matahari, tumbuhan dan adanya ikan jantan. Pada
umumnya ikan-ikan diperairan alami akan memijah pada awal musim hujan atau
pada akhir musim hujan karena pada saat itu akan terjadi suatu perubahan
lingkungan atau kondisi perairan yang dapat merangsang ikan-ikan yang berpijah
(Sutisna dan Sutarmanto 1995). Adapun faktor internal yaitu terjadinya hormon
steroid dan gonadotropin baik dalam bentuk hormone Gonadotropin I GTH I) dan
Gonadotropin II GTH II) dalam jumlah yang cukup dalam tubuh untuk memacu
kematangan gonad diikuti ovulasi serta pemijahan. Sebaliknya bilah mana sala
satu atau kedua hormon tersebut tidak mencukupi dalam tubuh maka
perkembangan oosit dalam ovarium terganggu bahkan akan terhenti dan
mengalami atresia (Pitcher 1995).
Faktor lingkungan merupakan stimuli yang dapat ditangkap oleh alat indera
ikan seperti kulit, mata dan hidung. Informasi berasal dari lingkungan sampai
diotak melalui reseptor yang terdapat pada masing-masing organ sensori.
Perkembangan gonad pada ikan menjadi perhatian pada pengamatan
reproduksi ikan. Perkembangan gonad yang semakin matang merupakan bagian
dari reproduksi ikan sebelum terjadinya pemijahan. Sebelum terjadinya
pemijahan, sebagian besar hasil metabolisme dalam tubuh dipergunakan untuk
8
dengan semakin bertambah besar ukurannya termasuk diamter telurnya. Berat
gonad akan mencapai maksimum pada saat ikan akan berpijah, kemudian berat
gonad akan menurun dengan cepat selama pemijahan berlangsung sampai selesai.
Peningkatan ukuran gonad atau perkembangan ovarium disebabkan oleh
perkembangan sadia oosit, pada saat ini terjadi perubahan morfologi yang
mencirikan tahap stadianya. Pertambahan berat gonad pada ikan betina sebesar
10–25% dari berat tubuh dan pertambahan pada jantan 5–10. Pencatatan
perubahan kematangan gonad dapat digunakan untuk mengetahui bilamana ikan
akan memijah, baru memijah atau suda selesai memijah (Khairuman dan Amri
2008). Letak gonad betina ikan mas membesar mengisi dua pertiga rongga perut
atau hampir menutupi organ-organ tubuh pada saat tingkat kematangan gonad
(TKG) IV dan berwarna kunig kecokelatan. Seperti pada gonad betina, gonad
jantan ikan mas pada TKG IV, besar dan panjang mengisi dua pertiga rongga
perut atau hampir menutupi organ-organ yang lain sebelum dilakukan
pemburaian. Gonad mengembung, memanjang kedepan dan berwarna putih
jernih (Khairuman dan Amri 2008).
2.1.5 Tingkat Kematangan Gonad
Menurut Khairuman dan Amri (2008), tingkat kematangan gonad pada
induk ikan jantan dan betina dapat dilihat pada Tabel 1 dan Tabel 2.
Tabel 1 Tingkat kematangan gonad pada induk ikan jantan
No Tingkatan Keterangan
1 Beliah Tempat air mani bening seperti cuka, tidak berwarna keabuan (keadaan pada ikan yang belum dewasa).
2 Belia berkembang Tempat air mani keruh, tembus cahaya, merah keabuan dan kecil.
3 Perkembangan I Tempat air mani tidak tembus cahaya, kemerahan seperti pembuluh darah.
4 Perkembangan II Tempat airman putih hingga putih kemerahan dan berlangsung puncak pembentukan mani.
9 testis yang liat, dan air mani telah sempurna.
6 Matang siap mijah Tempat air mani tidak tembus cahaya berwarna putih jika ditekan mengalir seperti susu, terjadi puncak tingkatan matang air mani.
7 Setengah terpijah Tempat air mani tidak tembus cahaya, warnanya sedikit kemerahan kalau ditekan air maninya akan keluar. 8 Terpijah Tempat air mani merah tua hingga abu-abu kemerahan,
tidak ada air mani lagi seperti pembuluh darah, lambat laun seperti tingkatan belia.
Sumber: Khairuman dan Amri (2008).
Tabel 2 Tingkat kematangan gonad pada induk ikan betina
No Tingkatan Keterangan
1 Dara Ovarium sangat kecil dan terletak dibawah tulang punggung, tidak berwarna sampai abu-abu dan transparan, butir-butir telur tidak terlihat dengan mat. 2 Dara berkembang Ovarium jerni sampai abu-abu kemerahan, butir telur
dapat terlihat menggunakan pembesar.
3 Perkembangan I Ovarium berbentuk bulat telur, warna kemerahan butir-butir telur mirip serbuk putih.
4 Perkembangan II Ovarium berwarna orange kemerahan.
5 Bunting Ovarium mengisi penuh ruang rongga bawah, telur bulat dan jernih.
6 Mijah Telur keluar jika ditekan perutnya, kebanyakan telur jernih.
7 Mijah salin Ovarium belum kosong sama sekali. 8 Salin Ovarium kosong dan berwarna kemerahan 9 Pulih salin Ovarium jernih sampai kemerahan
Sumber: Khairuman dan Amri (2008). 2.1.6 Ikan Mas Ras Marwana
Tahun 2002 terjadi serangan Koi Harves Virus (KHV) di beberapa
wilayah indonesia yang mempengaruhi produksi ikan mas. Penyakit KHV
disebabkan oleh virus, yang dapat menyebabkan kematian secara massal dalam
waktu yang relatif singkat. Kualitas genetik yang menurun dari hasil pembenihan
juga menyebabkan laju pertumbuhan ikan menurun. Induk yang baik atau unggul
10
ikan mas. BPPSINM Wanayasa melakukan pemuliaan yang menghasilkan ikan
mas (Marwana Mas Ras Wanayasa). Sumber genetiknya berasal dari ikan mas
Majalaya,Rajadanu,Sutisna dan Wildan Cianjur. Ikan mas Marwana memiliki
keunggulan yaitu pertumbuhanya cepat,tahan terhadap penyakit akibat inveksi
bakteri Aeromonas hidrophila dan virus Koi Herves Virus(KHV) serta toleran
terhadap lingkungan. Ciri-ciri ikan mas Marwana yaitu kepala kecil,badan lebar
dan panjang.
Menurut Gunadi (2010), keberhasilan usaha pembenihan ikan mas
ditentukan oleh kualitas induk. Pemilihan calon induk harus mempertimbangkan
ras atau strain ikan yang dipelihara ciri-ciri calon induk yang baik berbeda-beda
untuk setiap ras atau strain. Secara umum ciri-ciri calon induk yang baik sebagai
berikut:
(1) Sehat, tidak cacat, dan tidak luka.
(2) Sisik tersusun dengan teratur.
(3) Sisik penuh dan normal.
(4) Kepalah relatif kecil dibandingkan dengan badan.
(5) Ukuran tubuh relatif tinggi dan panjang serta perbedaan tebal.
(6) Perut lebar.
(7) Pangkal ekor lebar yang kuat dan
(8) Lubang dubur lebih dekat keekor
Ciri-ciri induk betina yang sudah matang gonad antara lain bagian perutnya
tampak besar, perut diraba terasa lembek dan sekitar lubang urogenitalnya tampak
11
kelamin ditandai dengan keluarnya sperma berwarna putih ketika diurut kearah
urogenitalnya (Suseno 1999).
Menurut Sudenda (2008), induk ikan mas betina dapat dipijahkan setelah
berumur 1,5–2 tahun, dengan berat mencapai 1,5-4 kg. induk jantan mencapai
kematangan lebih awal , yaknik sekitar 8 bulan dengan berat 0,5-1 kg lebih.
Induk ikan jantan dan betina sebaiknya dipelihara secara terpisah di
kolam-kolam khusus. Cara ini untuk memudahkan dalam penyeleksian ikan yang akan
dipijahkan serta untuk menghindari terjadinya pemijaha liar. Jika memungkinkan
yang sudah dipijahkan juga terpisah dari yang belum dipijahkan.
Induk dipelihara terpisah, bertujuan untuk mendapatkan perkembangan
gonad yang baik. Untuk mendapatkan induk ikan yang matang gonad yang baik,
kondisi lingkungan harus baik serta makanan tersedia dengan cukup. Keadaan ini
dapat decapai dengan mengatur jumlah induk yang dipelihara disesuaikan dengan
12
III METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Tugas akhir ini disususn berdasarkan hasil dari Pengalaman Kerja Praktik
Mahasiswa (PKPM) yang dilaksanakan dari tanggal 10 Februari sampai tanggal
10 Mei 2017 di Balai Pengembangan dan Pemacuan Stok ikan Nila dan ikan Mas
(BPPSINM) Wanayasa Jawa Barat.
3.2 Alat dan Bahan
Alat dan Bahan yang digunakan pada pengelolaan induk ikan mas dapat dilihat pada Tabel 3 dan Tabel 4.
Tabel 3 Alat yang digunakan dalam pengelolaan induk ikan mas
No Nama alat Spesifikasi Kegunaan
1 Kolam pemeliharaan induk
13x4x1,27 m wadah pemeliharan induk
2 Timbangan 50 kg Menimbang berat induk
ikan
3 Meter 5 m Mengukur panjang induk
ikan dan mengukur kolam
4 Cangkul Membersihkan lumpur
dari dasar kolam/saluran air
5 Waring 5x3m Menangkap induk
6 Blong Mengangkut induk
matang gonad
7 Gayung Volume 1 liter Mengambil pakan
8 Sorongan Membersihkan dasar
kolam
9 Parang Potong-memeotong
13
Tabel 4 Bahan yang digunakan dalam pengelolaan induk ikan mas
No Alat Spesifikasi Kegunaan
1 Induk ikan Mas Betina 1,5 - 2 tahun dan jantan 8 – 10 Bulan
Menghasilkan telur
2 Pakan Induk Terapung dengan diameter 2 mm Mempercepat kematangan gonad
3 Kapur Kapur pertanian 50 gr/m2 Menurunkan pH dan
meembunuh hama penyakit
Sumber: BPPSINM.
3.3 Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dari kegiatan ini diperoleh dengan cara
obserpasi dan partisiasi aktif untuk memperoleh data primer dan data sekunder.
Data primer diperoleh dengan cara melaksanakan dan mengikuti secara
langsung kegiatan dilapangan, Data sekunder diperoleh melalui wawancara dan
penelusuran literatur/pustaka.
3.4 Metode Pelaksana
3.4.1 Persiapan Kolam Pemeliharaan Induk
Wadah pemeliharaan induk perlu dipersiapkan terlebih dahulu sebelum
induk ditebar kedalam kolam pemeliharaan. Proses persiapan wadah dimulai
dengan melepaskan pipa autlet untuk menyurutkan air dan menutup pipa inlet
agar air tidak bertambah, Pembersihan kolam dilanjut setelah air kolam surut
dengan menggunakan garukan. Penyiraman air menggunakan ember selama
pembersihan kotoran dilakukan agar kotoran hanyut sempurna. Pipa autlet
ditutup kembali setelah kolam bersih dan pengeringan dilakukan selama 1-2 hari,
14
hidup penyakit. Pengapuran dilakukan dengan dosis 50 g m2 dilakukan untuk
memutus siklus hidup hama dan penyakit. Kolam diisi dengan air bersih sampai
ketinggian 150 cm.
3.4.2 Penebaran Induk
Induk ditebar kedalam kolam yang terpisah untuk menghindari pemijahan
liar. Jumlah induk 818 ekor dengan induk jantan 477 ekor dan induk betina 341
ekor, dengan bobot rata-rata induk jantan yang di tebar yaitu 0,5 -1 kg /ekor
sedangkan induk betina 3-5 kg/ ekor, Induk dipelihara dalam 13 kolam.
3.4.3 Pemeliharaan Induk
Pemeliharaan indukan jantan dan betina harus terpisah masing-masing
indukan menempati kolam yang berbeda. Kedalaman air kolam berkisar 150 cm.
Sumber pengairan kolam tersebut harus paralel. Apabilah disusun seri sebaiknya
kolam induk jantan diletakkan setelah kolam induk betina. Hal tersebut dilakukan
agar tidak terjadi perkawinan yang tidak diinginkan (mijah maling). Kolam
pemeliharaan induk betina dan induk jantan dapat dilihat pada (Gambar 2 ).
15 3.4.4 Pemberian Pakan
Induk ikan mas Marwana diberi pakan buatan berbentuk pelet yang bersifat
terapung dengan ukuran 3 mm yang diproduksi oleh PT. Shinta Prima Feetmill
dengan tipe pakan SNA-5( Gambar 3). Pakan buatan ini memiliki formulasi
nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh ikan mas untuk memacu pertumbuhan dan
pematangan gonad (tabel 5)
Tabel 5 Formulasi Nutsiri Pakan Buatan SNA-5
No. Kandungan Kadar (%)
1 Protein 32 2 Lemak 5 3 Serat kasar 5 4 Abu 10 5 Kadar air 10 Sumber BPPSINM
Induk ikan mas diberi pakan sebanyak 3% Perhari dari bobot biomassa.
Frekuensi pemberian pakan sebanyak 2 kali sehari, pada pukul 07.30 WIB dan
16.00 WIB. Pakan diberi dengan cara manual feeding dengan disebar merata
pada setiap bagian kolam induk dengan tujuan pakan yang diberikan terbagi
secara merata (Gambar 4). Pakan disimpan dalam gudang pakan dengan kondisi
ruangan yang bersih, tidak lembap, sejuk serta terhindar langsung dari kontak
sinar matahari. Pakan di susun atau ditumpu dengan alas berupa papan. Pakan di
area wadah pemeliharaan induk disimpan di dalam drum pakan yang memiliki
kapasitas penyimpanan sebanyak 100 kg dan dilengkapi dengan gayung untuk
16
Gambar 3 Pakan induk ikan mas Gambar 4 Pemberian pakan induk
3.4.5 Pengelolaan Kualitas Air
Sebelum dialirkan kekolam kolam, terlebih dahulu dialirkan ke bak tandon
untuk pengendapan lumpur dan pasir, agar kualitas air didalam kolam tetap
terjaga, maka salah satu alternative yang digunakan adalah mengalirkan air secara
terus menerus kedalam kolam sehingga tidak ada lagi bahan yang tersuspensi
akibat lumpur, sampah dan lainnya. Bak tandon dapat diliha(Gambar 5).
Gambar 5 Bak tandon
3.4.6 Pengendalian Hama
Hama yang biasa hidup dikolam pemeliharaan antara lain ikan Nila,
keong,ular, kodok. Hama tersebut dapat di kendalikan dengan cara mengeringkan
17 3.4.7 Pematangan Gonad
Induk ikan mas dimasukkan kedalam kolam pemeliharaan kemudian induk
ikan mas jantan dan betina dipelihara pada kolam secara terpisah, dan induk yang
telah dipijahkan dipisanhkan dari induk yang belum dipijahkan. Untuk proses
pematangan gonad butuh waktu satu bulan, dan pakan yang diberikan untuk induk
ikan mas berupan pakan pellet yang bersifat terapung dengan kandungan protein
32%, dosis pakan 3% dari berat biomassa dan frekuensi pemberian pakan dua kali
sehari (pagi dan sore), pemberian pakan diberikan secara disebar merata.
3.4.8 Seleksi Induk Matang Gonad
Seleksi induk matang gonat dilakukan dengan menjaring induk yang
terdapat pada kolam pemeliharaan induk ( Gambar 6). Jaring dibentang dari satu
sisi ke sisi lain lalu ditarik kearah salah satu sudsut kolam untuk mempersempit
ruang gerak ikan sehingga ikan masuk kedalam jaring.Induk diseleksi satu persatu
secara manual dengan meleihat kondisi fisik induk (Gambar 7). Induk yang telah
matang gonat dimasukkan kedalam blong yang telah berisi air secara hati-hati
agar ikan tidak mengalami luka dan stres. Induk ikan mas jantan dapat dipijahkan
pada umur 8 bulan dengan bobot diatas 0,5 kgekor sedangkan untuk induk betina
mulai dapat dipijahkan pada umur 18 bulan dengan bobot diatas 1,5 kgekor.
Ciri-ciri induk yang matang gonat dapat dilihat pada (Tabel 6).
Tabel 6 Ciri- Ciri Induk Matang Gonad
No Induk Jantan Induk Betina
1 Tubuh ramping Perut membuncit dengan isi telur 2 Apabila dilakukan pengurutan
(stripping) pada daerah urogenitalnya akan keluar sperma berwarna putih kental operculum terasa halus
Apabila dirabah perut terasa lembek
18
Gambar 6 seleksi induk Gambar 7 Pengurutan perut ikan yang matang gonad
3.4.9 Penebaran Induk Matang Gonad
Induk ikan mas yang telah matang gonad ditangkap dari bak pemeliharaan
induk dan disimpan dalam blong untuk ditimbang sehingga diketahui bobot
awalnya (Gambar 8). Induk dipindah kedalam bak pemijahan. Induk betina yang
ditebar berjumlah 6 ekor memiliki berat total 13 kg. Sedangkan jantan berjumlah
39 ekor memiliki berat total 26 kg. Berat induk jantan dan betina memiliki
perbandingan 2:1. Induk yang disimpan dalam blong dimasukkan ke bak
pemijahan dengan memiringkan blong agar induk keluar secara berlahan
(Gambar 9).