• Tidak ada hasil yang ditemukan

TEKNIK PENGELOLAAN INDUK IKAN MAS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TEKNIK PENGELOLAAN INDUK IKAN MAS"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

i

TEKNIK PENGELOLAAN INDUK IKAN MAS (Cyprinus carpio L)

PADA KOLAM BETON

DI BALAI PENGEMBANGAN DAN PEMACUAN STOK IKAN

NILA DAN IKAN MAS ( BPPSINM ) WANAYASA JAWA

BARAT

TUGAS AKHIR

TRIO HADISUSILO

1422010215

JURUSAN BUDIDAYA PERIKANAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PANGKAJENE KEPULAUAN PANGKEP

(2)

ii

TEKNIK PENGELOLAAN INDUK IKAN MAS (Cyprinus carpio L.)

PADA KOLAMBETON

DI BALAI PENGEMBANGAN DAN PEMACUAN STOK IKAN

NILA DAN IKAN MAS (BPPSINM) WANAYASA JAWA

BARAT

TUGAS AKHIR

TRIO HADISUSILO

1422010215

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Studi pada Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan

(3)

i

RINGKASAN

TRIO HADISUSILO, 1422010215. Teknik pengelolaan induk ikan mas (Cyprinus carpio L) pada kolam beton di Balai Pengembangan dan Pemacuan

Stok ikan Nila dan ikan Mas ( BPPSINM), dibimbing oleh Nawawi dan

Hasniar.

Ikan Mas (Cyprinus carpio L) dikenal sebagai salahsatu komoditi budidaya perairan ait tawar yang bernilai ekonomis. Ikan mas cukup banyak di gemamari oleh masarakat Indonesia karna rasa dagingnya yang gurih dan memiliki kadar protein yang tinggi, juga mendukung pemenuhan gizi bagi masarakat.

Tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah untuk memperkuat penguasaan teknik pengelolaan induk ikan mas. Manfaat dari penilisan tugas akhir ini adalah untuk memperluas wawasan, kompetensi keahlian mahasiswa dalam berkarya dimasyarakat kelak khususnya mengenai teknik pengelolaan induk ikan mas.

Tugas akhir ini disususn berdasarkan hasil dari Pengalaman Kerja Praktik Mahasiswa (PKPM) yang dilaksanakan dari tanggal 10 Februari sampai tanggal 10 Mei 2017 di Balai Pengembangan dan Pemacuan Stok ikan Nila dan ikan Mas (BPPSINM) Wanayasa Jawa Barat.

Pemeliharaan induk ikan mas dilakukan di kolam yg terpisah antara induk jantan dan induk betina jumlah induk betina yang ditebar kedalam kolam pemeliharaan 818 ekor dan jantan 477 ekor, pemberian pakan yang dilakukan yaitu 3% dari berat biomassa dengan frekuensi pemberian 2 kali sehari yaitu pagi dan sore hari, untuk pengelolaan kualitas air yang dilakukan yaitu dengan sistim air mengalir.

Data yang dikumpulkan dari kegiatan ini diperoleh dengan cara obserpasi dan partisiasi aktif untuk memperoleh data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan cara melaksanakan dan mengikuti secara langsung kegiatan dila pangan, Data sekunder diperoleh melalui wawancara dan penelusuran literatur/pus taka.

Tingkat kematangan gonad induk jantan yang diberi pakan pelllet kadar protein 32 % yang dipelihara dalam kolam yang airnya mengalir dapat mencapai 56,49, sedangkan betina ikan mas marwana dapat mencapai 71,37 %. Kuslitas air kolam pemeliharaan induk dan pemijahan yang meliputi suhu 26,4 oC, oksigenterlarut 5,21 ppm, dan pH 7,21 Kualitas air pada kolam pemeliharaan induk dan kolam pemijahan layak untuk mendukung perkembangan gonad induk ikan mas karena memenuhi SNI dan adanya pergantian air dengan sestem air mengalir.

(4)

ii

KATA PEGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas

berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas

Akhir ini dengan judul Teknik Pengelolaan Induk Ikan Mas (Cyprinus carpioL.)

pada kolam tanah.

Tugas Akhir ini merupakan salah satu langkah akhir bagi penulis untuk

menyelesaikan studi di kampus Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene dan

Kepulauan.

Teristimewa penulis haturkan sembah sujut kepada ibunda dan ayahanda

tercinta atas bimbingannya selama ini serta iringan doa dengan penuh kasih

sayang kepada penulis hingga penyelesaian studi ini.

Dalam penulisan tugas akhir ini, penulis mendapatkan bimbingan dan

bantuan dari berbagai pihak, sehingga pada kesempatan ini penulis mengucapkan

terima kasih kepada:

1. Bapak Ir. Nawawi, M. Si. Selaku pembimbing pertama dan ibu Ir. H.

Hasniar, MP selaku pembimbing kedua yangtelah memberikan motivasi,

arahan dan bimbingan dari proposal tugas akhir hingga menyelasaikan

laporan tugas akhir ini.

2. Bapak Dr. Ir. H. Darmawan. M. P. Selaku direktur Politeknik Pertanian

Negeri Pagkajene Kepulauan.

3. Bapak Ir. Rimal Hamal, M.P. selaku Ketua Jurusan Budidaya Perikanan.

4. Bapak Dede selaku pembimbing lapangan di Balai Pengembangan dan

(5)

iii

5. Terima kasi kepada rekan-rekan seangkatan di Jurusan Budidaya Perikanan,

semua staf di Balai Pengembanngan dan Pemacuan Stok Ikan Nila dan Ikan

Mas(BPPSINM), staf laboratorium Politeknik Pertanian Negeri Pangkep yang

tidak sempat disebut namanya, atas partisipasi dan bantuanya dalam

menyelesaikan studi ini penulis mengucapkan banyak terima kasih.

Semoga tugas akhir ini bermanfaat bagi penulis dan berguna

kepada yang memerlukanya.

Pangkep, Agustus 2017 Penulis

(6)

iv

DAFTAR ISI

Halaman

RINGKASAN ... i KATA PENGANTAR ... ii DAFTAR ISI ... iv DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan dan Manfaat ... 2

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi ... 3

2.1.1 Marfologi... 3

2.1.2 Pakan dan Kebiasan Makan ... 4

2.1.3 Habitat dan Penyebaran... 5

2.1.4 Reproduksi Ikan Mas ... 6

2.1.5 Tingkat Kematangan Gonad ... 8

2.1.6 Ikan Mas Ras Marwana ... 9

III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat ... 12

3.2 Alat dan Bahan ... 12

3.3 Opserpasi dan Partisipasi aktif ... 13

3.4 Metode Pelaksana... 13

(7)

v

3.4.2 Penebaran Induk ... 14

3.4.3 Pemeliharaan Induk ... 14

3.4.4 Pemberian Pakan ... 14

3.4.5 Pengelolaan Kualitas Air... 16

3.4.6 Pengendalian Hama ... 16

3.4.7 Pematangan Gonad... 17

3.4.8 Seleksi Induk Matang Gonad ... 17

3.49 Penebaran Induk Matang Gonad ... 18

IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kematangan Gonad Induk... 19

4.3 Pengelolaan Kualitas Air Kolam Pemeliharaan Induk ... 21

V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 23

5.2 Saran ... 23

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

(8)

vi

DAFTAR TABEL

Halaman

1 Tingkat kematangan gonat pada induk ikan mas jantan ... 8

2 Tingkat kematangan gonat pada induk ikan mas betina ... 9

3 Alat yang digunakan dalam pengelolaan induk ikan mas ... 12

4 Bahan yang digunakan dalam pengelolaan induk ikan mas... 13

5 Formulasi nutrisi pakan buatan ... 15

6 Ciri-ciri induk matang gonad ... 17

7 Tingkat kematangan gonat induk Jantan ikan mas marwana ... 19

8 Tingkat kematangan ionat induk betina ikan mas marwana ... 19

(9)

vii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1 Marfologi ikan mas ( Ciprinus Carpyo L ) ... 4

2 Kolam pemeliharaan induk ... 14

3 Pakan induk ikan mas... 16

4 Pemberian pakan induk ... 16

5 Bak tandon ... 16

6 Seleksi induk ... 18

7 Pengurutan perut matang gonad ... 18

8 Penimbangan induk ... 18

(10)

1

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ikan mas (Cyprinus carpio L.) dikenal sebagai salah satu komoditas

budidaya perairan air tawar yang bernila ekonomis. Ikan mas cukup banyak

digemari oleh masyarakat Indonesia karena rasa dagingnya yang guri dan

memiliki kadar protein yang tinggi, juga mendukung pemenuhan gizi bagi

masyarakat.

Di Indonesia memiliki perairan air tawar yang sangat luas dan berpotensi

yang sangat besar untuk usaha budidaya berbagai jenis ikan air tawar sehingga per

luditunjang kegiatan budidaya terutama komoditi ikan mas. Dari segi aspek budid

aya diikuti oleh peningkatan permintaan benih, baik benih yang akan dipelihara

untuk pendederan maupun benih yang akan dipelihara untuk pembesaran.

Ketersediaan benih yang berkualitas dan dalam jumlah yang cukup

merupakan salah satu kendala dalam pengembangan budidaya ikan mas. Oleh

karena itu, perlu dilakukan kegiatan pembenihan.

Keberhasilan unit pembenihan air tawar dalam menghasilkan benih ikan mas

secara berkelanjutan dengan kuantitas yang mencukupi menjadi faktor penentu

keberhasilan budidaya ikan air tawar khususnya ikan mas. Oleh karena itu, untuk

mengembangkan usaha pembenihan ikan mas diperlukan penguasaan teknis

pengelolaan induk.

1.2 Tujuan dan Manfaat

Tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui teknik

(11)

2

Tugas akhir ini diharapkan sebagai patokan dan sekaligus sebagai pedoman

(12)

3

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi

Menurut Susanto (2007), klasifikasi ikan mas adalah sebagai berikut:

Filum : Chordata Kelas : Pisces Ordo : Ostariophysi Famili : Cyprinidae Genus : Cyprinus

Spesies : Cyprinus carpio L.

Strain : Marwana

2.1.1 Morfologi

Secara morfologi bentuk tubuh ikan mas agak memanjang dan memipi tegak

(Compresed). Mulutnya terletak diujung tengah (terminal) Bagian ujung mulut

memiliki dua pasang sugut.Diujung dalam mulut terdapat gigi kerongkongan

(Pharyngeal teeth) yang tersusun atas tiga baris geraham. Secara umum, hampir

seluruh tubuh ikan mas ditutupi oleh sisik, kecuali beberapa varietas yang

memiliki sedikit sisik. Sisisk ikan mas yang berukuran relatif besar digolongkan

kedalam sisik tipe lingkaran (sikloid) dan terletak beraturan (Rochdianto 2005).

Tubuh ikan mas dilengkapi juga dengan sirip. Sirip punggung (dorsal)

memanjang dan bagian belakangnya berjari keras.Sementara itu, ketiga dan

keempatnya bergerigi. Letak sirip punggung berseberangan dengan permukaan

sirip perut (ventral). Sirip dubur (anal) mempunyai ciri seperti sirip punggung,

yaknik berjari keras dan bergerigi. Garis rusuk atau gurat sisi (linea literalis)

(13)

4

insang sampai keujung belakang pangkal ekor (Khairuman dkk2005). Induk ikan

mas dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Induk ikan mas marwana

2.1.2 Pakan dan Kebiasaan Makan

Ardiwinata (1995) menyatakan bahwa pakan yang diberikan pada ikan mas

adalah berupa pakan pellet yang mempunyai sifat terapung, melayang dan lambat

tenggelam, karena akan lebih efisien dan waktu yang tersedia bagi ikan untuk

makanannya lebih lama. Sedangkan jumlah ramsum tiap harinya berkisar antara

3% dari berat badan dengan frekuensi pemberian pakan tiga kali perhari. Dalam

pembenihan secara intensif biasanya diutamakan pemberian pakan buatan. Pakan

yang berkualitas mengandung zat-zat makanan yang cukup yaitu: protein yang

mengandung asam amino esensial, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral.

Menurut Damana (1990), pemberian makanan dengan kandungan protein

25%. Untuk pelet diberikan secara teratur dua kali sehari (pagi dan sore hari)

dengan takaran 2–4% dari biomassa induk ikan.

Mulut Sirip ekor Sirip anus Sirip perut Sirip dada Sirip Punggung Mata

(14)

5

Menurut Santoso (1993), ikan mas termasuk pemakan segala. Ikan mas

senang memakan jasad hewan atau tumbuhan didasar perairan/kolam, misalnya

Chironomidae, Olighochaeta, Fubificidae, Trichoptera, Molusca dan sebagainya.

Selain itu ikan mas juga memakan protozoa dan zoopankton seperti Copepodadan

Cladocera. Hewan-hewan kecil tersebut disedot bersam lumpur, diambil yang

dapat dimanfaatkan dan sisanya dikeluarkan melalui mulut.

Ikan mas sering mencari sumber makanan (jasad-jasad renik) disekeliling

pematang. Oleh sebab itu pematang sering rusak dan longsor karenanya.Ikan mas

juga sering mengaduk-aduk dasar kolam untuk mencari makan yang bisa

dimanfaatkan seperti larfa insekta, cacing-cacing dan lain sebagainya (Santoso

1993).

2.1.3 Habitat dan Penyebaran

Menurut Susanto dan Roctandianto (1999), ikan mas di alam aslinya sering

ditemui di pinggiran sungai, danau atau perairan tawar lainnya yang airnya tidak

terlalu dalam dan alirannya tidak terlalu deras.

Kemiringan tanah yang baik untuk pembuatan kolam berkisar antara 3–5%

untuk memudahkan pengeringan kolam secara gravitasi. Ikan mas dapat tumbuh

normal, jika lokasi pemeliharaan berada pada ketinggian antara 150–1000 meter

diatas permukaan air laut (DPL). Kualitas air untuk pemeliharaan ikan mas harus

bersih, tidak terlalu keruh dan tidak tercemar bahan-bahan kimia beracun, dan

minyak/limbah pabrik. Ikan mas dapat berkembang pesat dikolam, dan sungai air

deras. Kolam dengan sistem pengairannya yang mengalir sangat baik bagi

pertumbuhan dan perkembangan fisik ikan mas. Debit air untuk kolam air tenang

(15)

6

liter/menit. Keasaman air (pH) yang baik untuk pemeliharaan adalah antara 7–8

Suhu air yang baik berkisar antara 20o C sampai 25o C.

Arsyad (1989) menyatakan bahwa didalam sungai, danau dan rawa-rawa,

ikan mas berpijah sepanjang tahun tampah mengenal musim penhujn. Perairan

yang ditumbuhi tanaman air atau rumput merupakan habitat yang disukai oleh

ikan mas untuk berpijah, karena tanaman air merupakan tempat penempelan telur.

Djarijah (2005) menyatakan bahwa di daerah subtropis, ikan mas mencapai

tingkat kedewasaan pada umur 2–5 tahun dan panjang tubuhnya berkisar antara

25–40 cm. ikan mas jantan mencapai dewasa kelamin pada umur 2–3 tahun atau

panjang tubuhnyan berkisar antara 25–30 cm. sedangkan ikan mas betina

mencapai matang kelamin pada umur 4–5 tahun atau panjang tubuhnya mencapai

30–40 cm. diwilaya beriklim tropis, ikan mas mencapai tingkat kedewasaan pada

usia mudah yaitu sekitar umur 1–2 tahun. Proses ikan mas matang kelamin

berlangsung relatif lama dan pelan pelan. Perkembangan gametnya sanagt

dipengaruhi oleh temperatur lingkungan tetapi perkembangan telur dan sperma

induk ikan mas yang hidup didaerah tropis relatif lebih cepat dibandingkan

dengan kawasan subtropis.

2.1.4 Reproduksi Ikan Mas

Keberhasilan satu spesies ikan ditentukan oleh kemampuan ikan tersebut

untuk bereproduksi dalam kondisi lingkungan yang berubah-ubah dan

kemampuan untuk mempertahankan populasinya.Setiap spesies ikan mempunyai

strategi reproduksi yang tersendiri sehingga dapat melakukan reproduksinya

(16)

7

Fungsi reproduksi ikan pada dasarnya merupakan bagian dari sistem

reproduksi.Sistem reproduksi terdiri dari komponen kelenjar kelamin atau gonad

dimana pada ikan betina disebut ovarium sedangkan pada jantan disebut testis

beserta salurannya. beberapa faktor yang dapat mempengaruhi fungsi reproduksi

pada spesies ikan terdiri dari faktor eksernal dan faktor internal.Faktor eksternal

meliputi cura hujan, suhu, sinar matahari, tumbuhan dan adanya ikan jantan. Pada

umumnya ikan-ikan diperairan alami akan memijah pada awal musim hujan atau

pada akhir musim hujan karena pada saat itu akan terjadi suatu perubahan

lingkungan atau kondisi perairan yang dapat merangsang ikan-ikan yang berpijah

(Sutisna dan Sutarmanto 1995). Adapun faktor internal yaitu terjadinya hormon

steroid dan gonadotropin baik dalam bentuk hormone Gonadotropin I GTH I) dan

Gonadotropin II GTH II) dalam jumlah yang cukup dalam tubuh untuk memacu

kematangan gonad diikuti ovulasi serta pemijahan. Sebaliknya bilah mana sala

satu atau kedua hormon tersebut tidak mencukupi dalam tubuh maka

perkembangan oosit dalam ovarium terganggu bahkan akan terhenti dan

mengalami atresia (Pitcher 1995).

Faktor lingkungan merupakan stimuli yang dapat ditangkap oleh alat indera

ikan seperti kulit, mata dan hidung. Informasi berasal dari lingkungan sampai

diotak melalui reseptor yang terdapat pada masing-masing organ sensori.

Perkembangan gonad pada ikan menjadi perhatian pada pengamatan

reproduksi ikan. Perkembangan gonad yang semakin matang merupakan bagian

dari reproduksi ikan sebelum terjadinya pemijahan. Sebelum terjadinya

pemijahan, sebagian besar hasil metabolisme dalam tubuh dipergunakan untuk

(17)

8

dengan semakin bertambah besar ukurannya termasuk diamter telurnya. Berat

gonad akan mencapai maksimum pada saat ikan akan berpijah, kemudian berat

gonad akan menurun dengan cepat selama pemijahan berlangsung sampai selesai.

Peningkatan ukuran gonad atau perkembangan ovarium disebabkan oleh

perkembangan sadia oosit, pada saat ini terjadi perubahan morfologi yang

mencirikan tahap stadianya. Pertambahan berat gonad pada ikan betina sebesar

10–25% dari berat tubuh dan pertambahan pada jantan 5–10. Pencatatan

perubahan kematangan gonad dapat digunakan untuk mengetahui bilamana ikan

akan memijah, baru memijah atau suda selesai memijah (Khairuman dan Amri

2008). Letak gonad betina ikan mas membesar mengisi dua pertiga rongga perut

atau hampir menutupi organ-organ tubuh pada saat tingkat kematangan gonad

(TKG) IV dan berwarna kunig kecokelatan. Seperti pada gonad betina, gonad

jantan ikan mas pada TKG IV, besar dan panjang mengisi dua pertiga rongga

perut atau hampir menutupi organ-organ yang lain sebelum dilakukan

pemburaian. Gonad mengembung, memanjang kedepan dan berwarna putih

jernih (Khairuman dan Amri 2008).

2.1.5 Tingkat Kematangan Gonad

Menurut Khairuman dan Amri (2008), tingkat kematangan gonad pada

induk ikan jantan dan betina dapat dilihat pada Tabel 1 dan Tabel 2.

Tabel 1 Tingkat kematangan gonad pada induk ikan jantan

No Tingkatan Keterangan

1 Beliah Tempat air mani bening seperti cuka, tidak berwarna keabuan (keadaan pada ikan yang belum dewasa).

2 Belia berkembang Tempat air mani keruh, tembus cahaya, merah keabuan dan kecil.

3 Perkembangan I Tempat air mani tidak tembus cahaya, kemerahan seperti pembuluh darah.

4 Perkembangan II Tempat airman putih hingga putih kemerahan dan berlangsung puncak pembentukan mani.

(18)

9 testis yang liat, dan air mani telah sempurna.

6 Matang siap mijah Tempat air mani tidak tembus cahaya berwarna putih jika ditekan mengalir seperti susu, terjadi puncak tingkatan matang air mani.

7 Setengah terpijah Tempat air mani tidak tembus cahaya, warnanya sedikit kemerahan kalau ditekan air maninya akan keluar. 8 Terpijah Tempat air mani merah tua hingga abu-abu kemerahan,

tidak ada air mani lagi seperti pembuluh darah, lambat laun seperti tingkatan belia.

Sumber: Khairuman dan Amri (2008).

Tabel 2 Tingkat kematangan gonad pada induk ikan betina

No Tingkatan Keterangan

1 Dara Ovarium sangat kecil dan terletak dibawah tulang punggung, tidak berwarna sampai abu-abu dan transparan, butir-butir telur tidak terlihat dengan mat. 2 Dara berkembang Ovarium jerni sampai abu-abu kemerahan, butir telur

dapat terlihat menggunakan pembesar.

3 Perkembangan I Ovarium berbentuk bulat telur, warna kemerahan butir-butir telur mirip serbuk putih.

4 Perkembangan II Ovarium berwarna orange kemerahan.

5 Bunting Ovarium mengisi penuh ruang rongga bawah, telur bulat dan jernih.

6 Mijah Telur keluar jika ditekan perutnya, kebanyakan telur jernih.

7 Mijah salin Ovarium belum kosong sama sekali. 8 Salin Ovarium kosong dan berwarna kemerahan 9 Pulih salin Ovarium jernih sampai kemerahan

Sumber: Khairuman dan Amri (2008). 2.1.6 Ikan Mas Ras Marwana

Tahun 2002 terjadi serangan Koi Harves Virus (KHV) di beberapa

wilayah indonesia yang mempengaruhi produksi ikan mas. Penyakit KHV

disebabkan oleh virus, yang dapat menyebabkan kematian secara massal dalam

waktu yang relatif singkat. Kualitas genetik yang menurun dari hasil pembenihan

juga menyebabkan laju pertumbuhan ikan menurun. Induk yang baik atau unggul

(19)

10

ikan mas. BPPSINM Wanayasa melakukan pemuliaan yang menghasilkan ikan

mas (Marwana Mas Ras Wanayasa). Sumber genetiknya berasal dari ikan mas

Majalaya,Rajadanu,Sutisna dan Wildan Cianjur. Ikan mas Marwana memiliki

keunggulan yaitu pertumbuhanya cepat,tahan terhadap penyakit akibat inveksi

bakteri Aeromonas hidrophila dan virus Koi Herves Virus(KHV) serta toleran

terhadap lingkungan. Ciri-ciri ikan mas Marwana yaitu kepala kecil,badan lebar

dan panjang.

Menurut Gunadi (2010), keberhasilan usaha pembenihan ikan mas

ditentukan oleh kualitas induk. Pemilihan calon induk harus mempertimbangkan

ras atau strain ikan yang dipelihara ciri-ciri calon induk yang baik berbeda-beda

untuk setiap ras atau strain. Secara umum ciri-ciri calon induk yang baik sebagai

berikut:

(1) Sehat, tidak cacat, dan tidak luka.

(2) Sisik tersusun dengan teratur.

(3) Sisik penuh dan normal.

(4) Kepalah relatif kecil dibandingkan dengan badan.

(5) Ukuran tubuh relatif tinggi dan panjang serta perbedaan tebal.

(6) Perut lebar.

(7) Pangkal ekor lebar yang kuat dan

(8) Lubang dubur lebih dekat keekor

Ciri-ciri induk betina yang sudah matang gonad antara lain bagian perutnya

tampak besar, perut diraba terasa lembek dan sekitar lubang urogenitalnya tampak

(20)

11

kelamin ditandai dengan keluarnya sperma berwarna putih ketika diurut kearah

urogenitalnya (Suseno 1999).

Menurut Sudenda (2008), induk ikan mas betina dapat dipijahkan setelah

berumur 1,5–2 tahun, dengan berat mencapai 1,5-4 kg. induk jantan mencapai

kematangan lebih awal , yaknik sekitar 8 bulan dengan berat 0,5-1 kg lebih.

Induk ikan jantan dan betina sebaiknya dipelihara secara terpisah di

kolam-kolam khusus. Cara ini untuk memudahkan dalam penyeleksian ikan yang akan

dipijahkan serta untuk menghindari terjadinya pemijaha liar. Jika memungkinkan

yang sudah dipijahkan juga terpisah dari yang belum dipijahkan.

Induk dipelihara terpisah, bertujuan untuk mendapatkan perkembangan

gonad yang baik. Untuk mendapatkan induk ikan yang matang gonad yang baik,

kondisi lingkungan harus baik serta makanan tersedia dengan cukup. Keadaan ini

dapat decapai dengan mengatur jumlah induk yang dipelihara disesuaikan dengan

(21)

12

III METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat

Tugas akhir ini disususn berdasarkan hasil dari Pengalaman Kerja Praktik

Mahasiswa (PKPM) yang dilaksanakan dari tanggal 10 Februari sampai tanggal

10 Mei 2017 di Balai Pengembangan dan Pemacuan Stok ikan Nila dan ikan Mas

(BPPSINM) Wanayasa Jawa Barat.

3.2 Alat dan Bahan

Alat dan Bahan yang digunakan pada pengelolaan induk ikan mas dapat dilihat pada Tabel 3 dan Tabel 4.

Tabel 3 Alat yang digunakan dalam pengelolaan induk ikan mas

No Nama alat Spesifikasi Kegunaan

1 Kolam pemeliharaan induk

13x4x1,27 m wadah pemeliharan induk

2 Timbangan 50 kg Menimbang berat induk

ikan

3 Meter 5 m Mengukur panjang induk

ikan dan mengukur kolam

4 Cangkul Membersihkan lumpur

dari dasar kolam/saluran air

5 Waring 5x3m Menangkap induk

6 Blong Mengangkut induk

matang gonad

7 Gayung Volume 1 liter Mengambil pakan

8 Sorongan Membersihkan dasar

kolam

9 Parang Potong-memeotong

(22)

13

Tabel 4 Bahan yang digunakan dalam pengelolaan induk ikan mas

No Alat Spesifikasi Kegunaan

1 Induk ikan Mas Betina 1,5 - 2 tahun dan jantan 8 – 10 Bulan

Menghasilkan telur

2 Pakan Induk Terapung dengan diameter 2 mm Mempercepat kematangan gonad

3 Kapur Kapur pertanian 50 gr/m2 Menurunkan pH dan

meembunuh hama penyakit

Sumber: BPPSINM.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dari kegiatan ini diperoleh dengan cara

obserpasi dan partisiasi aktif untuk memperoleh data primer dan data sekunder.

Data primer diperoleh dengan cara melaksanakan dan mengikuti secara

langsung kegiatan dilapangan, Data sekunder diperoleh melalui wawancara dan

penelusuran literatur/pustaka.

3.4 Metode Pelaksana

3.4.1 Persiapan Kolam Pemeliharaan Induk

Wadah pemeliharaan induk perlu dipersiapkan terlebih dahulu sebelum

induk ditebar kedalam kolam pemeliharaan. Proses persiapan wadah dimulai

dengan melepaskan pipa autlet untuk menyurutkan air dan menutup pipa inlet

agar air tidak bertambah, Pembersihan kolam dilanjut setelah air kolam surut

dengan menggunakan garukan. Penyiraman air menggunakan ember selama

pembersihan kotoran dilakukan agar kotoran hanyut sempurna. Pipa autlet

ditutup kembali setelah kolam bersih dan pengeringan dilakukan selama 1-2 hari,

(23)

14

hidup penyakit. Pengapuran dilakukan dengan dosis 50 g m2 dilakukan untuk

memutus siklus hidup hama dan penyakit. Kolam diisi dengan air bersih sampai

ketinggian 150 cm.

3.4.2 Penebaran Induk

Induk ditebar kedalam kolam yang terpisah untuk menghindari pemijahan

liar. Jumlah induk 818 ekor dengan induk jantan 477 ekor dan induk betina 341

ekor, dengan bobot rata-rata induk jantan yang di tebar yaitu 0,5 -1 kg /ekor

sedangkan induk betina 3-5 kg/ ekor, Induk dipelihara dalam 13 kolam.

3.4.3 Pemeliharaan Induk

Pemeliharaan indukan jantan dan betina harus terpisah masing-masing

indukan menempati kolam yang berbeda. Kedalaman air kolam berkisar 150 cm.

Sumber pengairan kolam tersebut harus paralel. Apabilah disusun seri sebaiknya

kolam induk jantan diletakkan setelah kolam induk betina. Hal tersebut dilakukan

agar tidak terjadi perkawinan yang tidak diinginkan (mijah maling). Kolam

pemeliharaan induk betina dan induk jantan dapat dilihat pada (Gambar 2 ).

(24)

15 3.4.4 Pemberian Pakan

Induk ikan mas Marwana diberi pakan buatan berbentuk pelet yang bersifat

terapung dengan ukuran 3 mm yang diproduksi oleh PT. Shinta Prima Feetmill

dengan tipe pakan SNA-5( Gambar 3). Pakan buatan ini memiliki formulasi

nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh ikan mas untuk memacu pertumbuhan dan

pematangan gonad (tabel 5)

Tabel 5 Formulasi Nutsiri Pakan Buatan SNA-5

No. Kandungan Kadar (%)

1 Protein 32 2 Lemak 5 3 Serat kasar 5 4 Abu 10 5 Kadar air 10 Sumber BPPSINM

Induk ikan mas diberi pakan sebanyak 3% Perhari dari bobot biomassa.

Frekuensi pemberian pakan sebanyak 2 kali sehari, pada pukul 07.30 WIB dan

16.00 WIB. Pakan diberi dengan cara manual feeding dengan disebar merata

pada setiap bagian kolam induk dengan tujuan pakan yang diberikan terbagi

secara merata (Gambar 4). Pakan disimpan dalam gudang pakan dengan kondisi

ruangan yang bersih, tidak lembap, sejuk serta terhindar langsung dari kontak

sinar matahari. Pakan di susun atau ditumpu dengan alas berupa papan. Pakan di

area wadah pemeliharaan induk disimpan di dalam drum pakan yang memiliki

kapasitas penyimpanan sebanyak 100 kg dan dilengkapi dengan gayung untuk

(25)

16

Gambar 3 Pakan induk ikan mas Gambar 4 Pemberian pakan induk

3.4.5 Pengelolaan Kualitas Air

Sebelum dialirkan kekolam kolam, terlebih dahulu dialirkan ke bak tandon

untuk pengendapan lumpur dan pasir, agar kualitas air didalam kolam tetap

terjaga, maka salah satu alternative yang digunakan adalah mengalirkan air secara

terus menerus kedalam kolam sehingga tidak ada lagi bahan yang tersuspensi

akibat lumpur, sampah dan lainnya. Bak tandon dapat diliha(Gambar 5).

Gambar 5 Bak tandon

3.4.6 Pengendalian Hama

Hama yang biasa hidup dikolam pemeliharaan antara lain ikan Nila,

keong,ular, kodok. Hama tersebut dapat di kendalikan dengan cara mengeringkan

(26)

17 3.4.7 Pematangan Gonad

Induk ikan mas dimasukkan kedalam kolam pemeliharaan kemudian induk

ikan mas jantan dan betina dipelihara pada kolam secara terpisah, dan induk yang

telah dipijahkan dipisanhkan dari induk yang belum dipijahkan. Untuk proses

pematangan gonad butuh waktu satu bulan, dan pakan yang diberikan untuk induk

ikan mas berupan pakan pellet yang bersifat terapung dengan kandungan protein

32%, dosis pakan 3% dari berat biomassa dan frekuensi pemberian pakan dua kali

sehari (pagi dan sore), pemberian pakan diberikan secara disebar merata.

3.4.8 Seleksi Induk Matang Gonad

Seleksi induk matang gonat dilakukan dengan menjaring induk yang

terdapat pada kolam pemeliharaan induk ( Gambar 6). Jaring dibentang dari satu

sisi ke sisi lain lalu ditarik kearah salah satu sudsut kolam untuk mempersempit

ruang gerak ikan sehingga ikan masuk kedalam jaring.Induk diseleksi satu persatu

secara manual dengan meleihat kondisi fisik induk (Gambar 7). Induk yang telah

matang gonat dimasukkan kedalam blong yang telah berisi air secara hati-hati

agar ikan tidak mengalami luka dan stres. Induk ikan mas jantan dapat dipijahkan

pada umur 8 bulan dengan bobot diatas 0,5 kgekor sedangkan untuk induk betina

mulai dapat dipijahkan pada umur 18 bulan dengan bobot diatas 1,5 kgekor.

Ciri-ciri induk yang matang gonat dapat dilihat pada (Tabel 6).

Tabel 6 Ciri- Ciri Induk Matang Gonad

No Induk Jantan Induk Betina

1 Tubuh ramping Perut membuncit dengan isi telur 2 Apabila dilakukan pengurutan

(stripping) pada daerah urogenitalnya akan keluar sperma berwarna putih kental operculum terasa halus

Apabila dirabah perut terasa lembek

(27)

18

Gambar 6 seleksi induk Gambar 7 Pengurutan perut ikan yang matang gonad

3.4.9 Penebaran Induk Matang Gonad

Induk ikan mas yang telah matang gonad ditangkap dari bak pemeliharaan

induk dan disimpan dalam blong untuk ditimbang sehingga diketahui bobot

awalnya (Gambar 8). Induk dipindah kedalam bak pemijahan. Induk betina yang

ditebar berjumlah 6 ekor memiliki berat total 13 kg. Sedangkan jantan berjumlah

39 ekor memiliki berat total 26 kg. Berat induk jantan dan betina memiliki

perbandingan 2:1. Induk yang disimpan dalam blong dimasukkan ke bak

pemijahan dengan memiringkan blong agar induk keluar secara berlahan

(Gambar 9).

Gambar

Gambar 1. Induk ikan mas marwana
Gambar 8 Penimbangan Induk                        Gambar 9 Penebaran Induk

Referensi

Dokumen terkait

Biaya Perencanaan dan Pembangunan Biaya Perencanaan dan Pembangunan merupakan seluruh biaya yang diperlukan dalam membangun Dermaga CPO sampai Dermaga CPO tersebut

Penellitian ini bertujuan untuk mengetahui sebagian dari karakteristik tanah habitat rayap tanah M gilvus yang meliputi tekstur, bobot isi, porositas, kadar air,

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) SMP KALAM KUDUS BATAM Kota

Tingkat suku bunga kredit investasi periode sebelumnya, perekonomian periode tertentu, perekonomian periode sebelumnya, jumlah uang beredar periode tertentu, dan jumlah

SYAIKHUNA Volume 8 Nomor 2 Oktober 2017 183 Sebenarnya jika diperhatikan dengan seksama uraian-uraiannya, maka akan terlihat bahwa dasar penafsiran al-Razi pada ayat ini

Pendekatan “eco friendly design” pada rumah sakit paru merupakan strategi desain untuk menghadirkan rancangan rumah sakit yang ramah lingkungan dan untuk

Gambar 4.5 Amperogram pengukuran asam askorbat menggunakan elektroda termodifikasi zeolit yang mengandung besi (III)