• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Kawasan RPHU Rawa Kepiting berbentuk kompleks dengan beberapa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HASIL DAN PEMBAHASAN. Kawasan RPHU Rawa Kepiting berbentuk kompleks dengan beberapa"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Keadaan Umum Tempat Penelitian

Kawasan RPHU Rawa Kepiting berbentuk kompleks dengan beberapa bangunan yang didesain dan dibangun khusus yang memenuhi persyaratan teknis dan higiene tertentu serta digunakan sebagai tempat menampung dan memotong unggas. Kapasitas untuk pemotongan ayam adalah sebanyak 70.000 ekor/hari. Luas lahan yang dimiliki adalah 2 hektar, terdiri dari A (pos keamanan), B (kantor), C (tempat penampungan ayam), D (tempat pemotongan tipe B), E (tempat pemotongan semi otomatis), F (tempat pemotongan tipe A), G (mushola), H (tempat pemotongan tipe C), dan I (kantin). Denah komplek RPHU Rawa Kepiting dapat dilihat pada Gambar 2.

(2)

Pemerintah DKI Jakarta menyiapkan RPHU Rawa Kepiting yang merupakan salah satu rumah potong berlokasi di Jakarta Timur dan menjadi unit pengelola yang ditunjuk oleh Dinas Kelautan, Pertanian, dan Ketahanan Pangan Provinsi DKI Jakarta untuk memenuhi permintaan daging ayam masyarakat. Tempat pemotongan unggas yang dijadikan bahan penelitian adalah Sehati P.S yang dipimpin oleh Richard James dan sudah melakukan usaha pemotongan sejak tahun 1980.

Tempat pemotongan berada di tipe A dengan kapasitas pemotongan sebanyak 3.000 ekor. Seluruh proses pemotongan dilakukan secara manual atau tanpa menggunakan mesin. Tenaga kerja yang dibutuhkan adalah 30 orang dengan jumlah jam kerja selama 8 jam/hari. Tempat pemotongan disewakan kepada pelaku usaha yang akan memasok daging ayam ke rumah makan, katering, hotel, pabrik bakso, pabrik nugget maupun ke pasar. Biaya retribusi yang dikenakan untuk pemakaian sarana pemotongan adalah Rp 50,-/ekor. Fasilitas dan sarana yang diberikan adalah ruang pemotongan ayam, listrik, dan air.

Tempat pemotongan ayam milik PD. Sehati P.S terdiri dari 2 bangunan yaitu, tempat penampungan ayam (A) dan tempat pemotongan ayam (B,C,D). Tempat penampungan ayam disiapkan untuk menampung keranjang-keranjang plastik berisi ayam yang akan dipotong dari truk pengangkut. Bangunan tempat pemotongan ayam digunakan untuk proses pemotongan ayam. Seluruh proses produksi dilakukan secara terpisah ke dalam tiga kompartemen yaitu, kompartemen-1 (area sangat kotor), kompartemen-2 (area kotor), dan kompartemen-3 (area bersih) tanpa menggunakan peralatan mekanik. Setiap

(3)

kompartemen dipisahkan oleh sekat dinding agar mengurangi kontaminasi. Sebelum proses produksi pemotongan ayam dimulai, seluruh peralatan harus dipersiapkan terlebih dahulu disetiap kompartemennya. Denah lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 2. Denah dan Peralatan Tempat Pemotongan Ayam

Keterangan :

1. Keranjang plastik 2. Panci perebusan ayam 3. Mesin pencabut bulu

4. Meja untuk mengeluarkan isi perut (eviserasi) 5. Drum berisi air& penampungan isi perut 6. Meja untuk perecahan karkas

7. Drum berisi es

8. Drum penampung karkas 9. Timbangan dan pengemasan 10. Meja administrasi

Tabel 1. Proses Produksi Tiap Kompartemen

(4)

Penurunan ayam hidup Pengeluaran dan penanganan jeroan Perecahan karkas

Penyembelihan Pencucian karkas Penimbangan

Pencelupan ayam Pengemasan

Pencabutan bulu Pengiriman

Setelah seluruh peralatan telah siap dan truk pengangkut ayam sudah tiba ke tempat pemotongan maka proses produksi pemotongan ayam dapat dilakukan. Alur proses produksi pemotongan ayam hidup menjadi karkas yang siap menjadi bahan konsumsi di RPHU Rawa Kepiting adalah sebagai berikut:

1. Seluruh keranjang-keranjang plastik yang berisi ayam diturunkan dari truk pengakut dan dipindahkan ke tempat penampungan ayam yang berdekatan dengan tempat pemotongan

2. Penyembelihan dilakukan dengan cara memotong arteri carotis, vena jugularis dan oesophagus tanpa memutuskan trakhea dengan menggunakan pisau yang tajam.

3. Pencelupan ayam ke dalam panci berisi air panas yang bertujuan untuk mempermudah pencabutan bulu dengan kapasitas 10 ekor/proses.

4. Pencabutan bulu dengan menggunakan mesin (plucking finger) dengan kapasitas 10 ekor/proses.

5. Pengeluaran dan penanganan jeroan (eviskerasi) dengan cara menyobek kulit perut untuk mengeluarkan isi rongga perut, pemisahan ampela dari usus, pemisahan hati dan jantung, pemisahan limpa, dan penangan usus. Setelah itu dilakukan penanganan terhadap jeroan. Jeroan yang sudah dikeluarkan dan karkas diproses di ruang terpisah.

(5)

6. Perecahan karkas (parting) dan penimbangan, karkas yang telah bersih kemudian dipotong menjadi beberapa bagian menurut aturan atau pesanan konsumen. Perecahan karkas diantaranya adalah paha atas, paha bawah, dada, punggung, dan sayap.

7. Pengemasan sesuai permintaan pelanggan bisa berupa karkas, ataupun sampingan (jeroan) itu dibungkus dengan kantong plastik berwarna merah yang tahan panas. Agar daging ayam tetap segar maka dicelupkan ke dalam drum yang berisi es.

8. Pengiriman ke pelanggan/pasar dengan menggunakan mobil boks tertutup yang dilengkapi dengan pendingin.

4.2 Identitas Tenaga Kerja

Tenaga kerja yang dijadikan sumber informasi dalam penelitian ini adalah pemilik usaha sekaligus pengelola pemotongan ayam dan tenaga kerja yang diberikan upah. Pemilik usaha merupakan orang yang menyewa tempat pemotongan, mengelola, mengawasi, dan memperkerjakan sejumlah tenaga kerja untuk melakukan proses produksi. Tenaga kerja yang dimaksud adalah orang yang bekerja pada proses produksi pemotongan ayam dan terbagi pada tiga kompartemen, yaitu kompartemen-1 (area sangat kotor), kompartemen-2 (area kotor) dan kompartemen-3 (area bersih). Selanjutnya tenaga kerja dikelompokan berdasarkan umur, pendidikan, dan pengalaman bekerja, bertujuan untuk mengetahui kapasitas atau klasifikasi tenaga kerja yang melakukan proses produksi.

(6)

Tabel 2. Identitas Tenaga Kerja

No Klasifikasi Jumlah Tenaga Kerja

Umur Orang % 1 15-64 Tahun 28 100 2 >64 Tahun - - Jumlah 28 100 Tingkat Pendidikan 1 SD 20 71,43 2 SMP 4 14,29 3 SMA/SMK/STM 3 10,71 4 Perguruan Tinggi 1 3,57 Jumlah 28 100 Pengalaman Kerja 1 <5 Tahun 12 42,86 2 5-10 Tahun 10 35,71 3 >10 Tahun 6 21,43 Jumlah 28 100

Berdasarkan Tabel 2, umur seluruh tenaga kerja termasuk ke dalam kelompok umur yang produktif, sehingga dianggap mampu melakukan pekerjaan yang menunjang keberhasilan usaha pemotongan ayam. Pernyataan ini sesuai dengan Mulyadi Subri (2012), kelompok penduduk umur 0-14 tahun dianggap sebagai kelompok penduduk yang belum produktif secara ekonomis, kelompok penduduk umur 15-64 tahun sebagai kelompok penduduk yang produktif, dan kelompok penduduk umur 64 tahun ke atas sebagai kelompok yang tidak lagi produktif.

Seluruh tenaga kerja yang terlibat dalam proses produksi memiliki tingkat pendidikan dari jenjang SD – Perguruan Tinggi. Sebanyak 20 orang pendidikan terakhirnya adalah SD, 4 orang SMP, 3 orang SMA/SMK/STM, dan 1 orang

(7)

Perguruan Tinggi. Untuk proses pemotongan ayam setiap tenaga kerja tidak dituntut untuk memiliki tingkat pendidikan yang tinggi, tetapi mereka diharuskan bekerja secara terampil dan memiliki fisik yang kuat. Karena mereka melakukan pekerjaannya pada waktu malam hari dan ditargetkan dengan waktu. Akan tetapi, dalam proses produksi dibutuhkan seseorang yang memimpin, mengontrol dan mengawasi yaitu seorang mandor/manager/supervisor. Untuk posisi tersebut dibutuhkan seorang tenaga kerja yang mempunyai tingkat pendidikan yang lebih tinggi dan keahlian sesuai dengan bidangnya.

Berdasarkan Tabel 2, tenaga kerja yang terlibat dalam proses produksi memiliki pengalaman kerja dari hitungan bulan hingga tahunan. Pengalaman kerja seseorang dibagi berdasarkan masa bekerja yaitu: <5 tahun sebanyak 12 orang, 5-10 tahun sebanyak 5-10 orang dan >5-10 tahun sebanyak 6 orang. Semakin lama seseorang bekerja, semakin baik pengetahuan dan pengalaman yang dia dapat dari pekerjaannya. Pengalaman bekerja yang dimiliki memberikan tenaga kerja yang bersangkutan mempunyai keahlian dan keterampilan yang lebih tinggi serta berhati-hati dalam mengambil keputusan. Hal ini sesuai dengan pendapat dari Heidjrachman Ranupandojo dan Suad Husnan (1984), lama waktu atau masa kerja yang telah ditempuh seseorang dapat berpengaruh dalam memahami tugas – tugas suatu pekerjaan dan melaksanakannya dengan baik.

Setelah seluruh tenaga kerja dikelompokkan berdasarkan umur, pendidikan, dan pengalaman bekerja maka dapat diketahui kapasitas atau klasifikasi tenaga kerja yang terlibat dalam proses produksi pemotongan ayam. Secara lebih spesifik, klasifikasi tenaga kerja disajikan pada Tabel 4.

(8)

Tabel 3. Distribusi Tenaga Kerja Berdasarkan Kualitas Klasifikasi Tenaga Kerja Kompartemen Jumlah Kompartemen 1 Kompartemen 2 Kompartemen 3 Terdidik 0 0 1 Terampil 5 8 9 Kasar 1 0 4 6 8 14 28

Berdasarkan Tabel 4, tenaga kerja terbagi menjadi 3 kualitas, yaitu tenaga kerja terdidik, terampil, dan kasar. Penentuan klasifikasi tenaga kerja terdidik berdasarkan suatu keahlian yang dimiliki atau kemahiran dalam bidang tertentu yang diperoleh dengan cara sekolah atau pendidikan formal dan non formal. Tenaga kerja terlatih adalah tenaga kerja yang memiliki keahlian dalam bidang tertentu dengan melalui pengalaman kerja. Tenaga kerja kasar adalah tenaga kerja yang hanya mengandalkan tenaga saja. Kualitas tenaga kerja berpengaruh terhadap upah yang diterima perhari, untuk satu orang tenaga kerja terdidik diupah sebesar Rp. 300.000, tenaga kerja terlatih Rp. 100.000, dan tenaga kerja kasar Rp. 80.000.

4.3 Produktivitas Kerja

Seluruh tenaga kerja yang bekerja di PD. Sehati P.S berjumlah 30 orang, akan tetapi pada saat penelitian dilakukan tenaga kerja yang hadir sebanyak 28 orang dikarenakan 2 orang tenaga kerja tidak hadir sedang sakit, pembagian posisi kerja yaitu 1 orang untuk proses penurunan ayam hidup, 2 orang proses penyembelihan, 2 orang proses perebusan ayam, 1 orang proses pencabutan bulu,

(9)

8 orang proses pengeluaran dan penanganan jeroan, 12 orang proses perecahan karkas, 1 orang proses pengemasan, dan 1 orang untuk proses pengantaran.

Tabel 4. Distribusi Penggunaan Tenaga Kerja

No Kegiatan Proses Produksi Σ Tenaga Kerja

(Orang) Kompartemen-1

1 Penurunan ayam hidup 1

2 Penyembelihan 2

3 Pencelupan ayam ke dalam drum berisi air panas 2

4 Pencabutan bulu dengan mesin 1

Kompartemen-2 5 Pengeluaran dan penanganan jeroan (Evisceration) 8

6 Perecahan (Parting) 12

Kompartemen-3 7 Pengemasan karkas dan grading 1

8 Pengangkutan karkas ke pelanggan 1

Jumlah 28

Langkah selanjutnya adalah menghitung waktu kegiatan pada setiap tahapan proses produksi. Berdasarkan data pada Tabel 6, proses penurunan ayam membutuhkan waktu 40 menit, penyembelihan 286 menit, perebusan ayam 248 menit, pencabutan bulu dengan mesin 132 menit, pengeluaran dan penanganan jeroan 269 menit, perecahan karkas 296 menit, penimbangan dan pengemasan 128 menit, dan proses terakhir yaitu pengantaran karkas ke pasar/pelanggan membutuhkan waktu 20 menit. Seluruh kegiatan proses produksi menurut waktu kerja dapat dilihat pada Tabel 6.

(10)

(Menit) (menit/orang) Tenaga Kerja (ekor/orang) Waktu (ekor/menit) Kompartemen-1

1 Penurunan ayam hidup 1 40 40,00 3.000 75,00 2 Penyembelihan 2 286 143,00 1.500 10,49

3 Pencelupan ayam ke dalam

drum berisi air panas 2 248 124,00 1.500 12,10

4 Pencabutan bulu dengan

mesin 1 132 132,00 3.000 22,73

Kompartemen-2

5 Pengeluaran dan penanganan

jeroan (Evisceration) 8 269 33,63 375 11,15 6 Perecahan (Parting ) 12 296 24,67 250 10,14

Kompartemen-3

7 Pengemasan karkas dan

grading 1 128 128,00 3.000 23,44

8 Pengangkutan karkas ke

pelanggan 1 20 20,00 3.000 150,00

Jumlah 28 107,14 9,52

Lama Kegiatan No Kegiatan Proses Produksi Σ Pekerja

(Orang)

Produktivitas

Tabel 5. Tabel Perhitungan Produktivitas Skala Pemotongan 3.000 ekor

Setelah diketahui jumlah ayam yang dipotong, total tenaga kerja dan waktu kegiatan pada setiap tahapan proses produksi maka dapat diketahui tingkat produktivitas tenaga kerja. Output yang dihasilkan berupa ayam yang dipotong sebanyak 3.000 ekor. Besarnya tingkat produktivitas kerja total dengan jumlah tenaga kerja 28 orang adalah 107, 14 ekor/orang.

Perhitungan produktivitas selanjutnya adalah produktivitas waktu, diukur dengan cara membagi total ayam yang dipotong dengan lama waktu kegiatan setiap tahapan proses produksi. Pada proses penurunan ayam produktivitas waktu sebesar 75,00 ekor/menit, penyembelihan 10,49 ekor/menit, perendaman ayam 12,10 ekor/menit, pencabutan bulu 22,73 ekor/menit, pengeluaran dan penanganan jeroan 11,15 ekor/menit, perecahan karkas 10,14 ekor/menit, penimbangan dan pengemasan 23,44 ekor/menit, dan terakhir pengantaran produk

(11)

ke pelanggan/pasar 150,00 ekor/menit. Total produktivitas waktu kerja adalah 9,52 ekor/menit. Apabila dihitung dalam satuan jam, maka dapat menghasilakn 571,2 ekor/jam.

Produktivitas diukur untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan guna mewujudkan visi dan misi organisasi. Selain itu, dapat menentukan tahapan proses produksi pemotongan ayam yang perlu dievaluasi kinerjanya berdasarkan jumlah tenaga kerja dan waktu kegiatan. Penelitian produktivitas tenaga kerja menunjukkan adanya kaitan antara output (hasil kerja) dengan waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk dari seorang tenaga kerja dan tingkat kemampuan tenaga kerja dalam menghasilkan produk. Berdasarkan hasil penelitian, seluruh tenaga kerja yang bekerja pada usaha pemotongan ayam dapat dikatakan produktif, karena dilihat dari seluruh tenaga kerja mampu menyelesaikan pekerjaannya sebelum target waktu yang ditetapkan.

Produktivitas kerja dan waktu sangatlah penting bagi suatu usaha, yaitu untuk menghasilkan barang atau jasa sesuai dengan waktu yang diharapkan secara singkat dan tepat. Hal ini akan meningkatkan daya saing perusahaan, menunjang perkembangan perusahaan, karena dengan peningkatan produktivitas perusahaan akan memperoleh keuntungan untuk investasi baru (Zulian Yamit, 2005).

4.4 Optimalisasi Tenaga Kerja

Usaha pemotongan ayam milik Richard James setiap harinya mampu melakukan pemotongan sebanyak 3.000 ekor ayam perhari. Target waktu untuk

(12)

proses produksi adalah 8 jam. Karena pada pukul 05.00 WIB ayam sudah harus dipasarkan ke Pasar Senen dan diambil oleh konsumen, sehingga dibutuhkan tenaga kerja agar proses pemotongan dapat berjalan dengan lancar.

Proses produksi dimulai dari jam 21.00 WIB dengan total tenaga kerja yang dibutuhkan adalah 30 orang, karena untuk mengejar waktu produksi dan target waktu pemasaran. Setiap tenaga kerja ditempatkan posisinya sesuai dengan keahlian dan kemampuan yang dimiliki.

Penggunaan sumberdaya yang optimal merupakan salah satu faktor penting yang akan menentukan keberhasilan produksi. Maka dari itu, penggunaan sumberdaya dalam proses produksi harus dilakukan secara optimal. Tanpa adanya penggunaan sumberdaya yang optimal dalam suatu proses produksi, maka akan mengakibatkan terganggunya proses produksi yang pastinya akan mengurangi jumlah hasil produksi, waktu produksi, dan biaya, begitu juga sebaliknya. Oleh karena itu, diperlukan perhitungan jumlah tenaga kerja yang harus digunakan pada proses produksi pemotongan ayam.

Cara yang digunakan untuk merencanakan/menghitung jumlah tenaga kerja yaitu dengan linear programming. Persoalan pada penelitian model linear programming ini, yaitu:

1. Menentukan berapa banyak kebutuhan tenaga kerja yang dikelompokan menjadi 3 klasifikasi, yaitu tenaga kerja terdidik (ahli), terlatih, dan tenaga kasar.

(13)

3. Menentukan total biaya yang dikeluarkan untuk setiap tenaga kerja.

Berdasarkan persoalan tersebut maka langkah selanjutnya adalah melakukan pemecahan persoalaan LP dengan program Microsoft Excel™. Hasil dari perhitungan dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 6. Hasil Perhitungan Linear Programming dengan Solver

No Kendala Perusahaan K1 K2 K3 L1 L2 L3

7 21 2 1 17 12

1 Kebutuhan total tenaga

kerja 0 0 0 1 1 1 30

2 Tenaga kerja Supervisor

(L1) 0 0 0 1 0 0 1

3 Rasio L2 dan L3 0 0 0 0 -2 3 0

4 Distribusi tenaga kerja 1 1 1 -1 -1 -1 0 5 Kebutuhan TK Komp-1 1 0 0 0 -0,25 -0,25 0

6 Kebutuhan TK Komp-3 0 0 1 -1 0 -0,1 0

7 Upah/biaya (Rp1000) 0 0 0 300 100 80 2960 Keterangan: K1 = Banyaknya pekerja di kompartemen-1 (area kotor 1)

(14)

K3 = Banyaknya pekerja di kompartemen-3 (area bersih) L1 = Banyaknya tenaga kerja terdidik (supervisor) L2 = Banyaknya tenaga kerja terlatih

L3 = Banyaknya tenaga kerja kasar

Kendala yang dihadapi oleh perusahaan adalah dalam satu hari kerja dibutuhkan tenaga kerja paling sedikit 30 orang. Terdapat satu tenaga pengawas/supervisor yang bertanggung jawab penuh atas proses produksi pemotongan ayam, pekerja terdiri dari tenaga terlatih dan tenaga kasar, namun dibutuhkan tenaga terlatih lebih banyak dengan rasio dua per tiga dari total pekerja, seluruh tenaga kerja didistribusikan habis pada setiap kompartemen, tenaga kerja dikompartemen-1 terdiri dari tenaga terlatih dan tenaga kerja kasar, tenaga kerja dikompartemen-3 terdiri dari tenaga supervisor dan tenaga kerja terlatih.

Berdasarkan Tabel 7, maka dapat diketahui tenaga kerja yang didistribusikan pada setiap kompartemen dan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan berdasarkan klasifikasi kemampuannya. Tenaga kerja pada kompartemen-1 dilakukan oleh 7 pekerja. Kompartemen-2 membutuhkan 21 pekerja dan pada kompartemen-3 membutuhkan 2 pekerja. Apabila dihitung berdasarkan klasifikasi/kemampuan kerjanya, maka dibutuhkan 1 pekerja tenaga ahli, 17 pekerja tenaga terampil, dan 12 pekerja tenaga kasar. Total biaya yang dikeluarkan untuk mengupah seluruh tenaga kerja dapat diketahui yaitu Rp. 2.960.000. Biaya tersebut diperoleh dari upah yang dikeluarkan dikalikan dengan total tenaga kerja sesuai dengan klasifikasi kerjanya. Untuk satu orang tenaga

(15)

kerja terdidik diupah sebesar Rp. 300.000, tenaga kerja terlatih Rp. 100.000, dan tenaga kerja kasar Rp. 80.000.

Gambar

Gambar 1. Denah Lokasi RPHU Rawa Kepiting
Gambar 2. Denah dan Peralatan Tempat Pemotongan Ayam
Tabel 5. Tabel Perhitungan Produktivitas Skala Pemotongan 3.000 ekor

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, maka dapat disimpulkan yaitu pengembangan numeric stick dalam penelitian ini dapat menstimulasi kemampuan

Di triwulan IV utang klaim dan reasuransi mengalami penurunan masing-masing sebesar 252,53 dan 379,2, sedangkan laba bersih mengalami penurunan juga sebesar

AREF Referensi masukan analog untuk ADC. Dua pin yaitu PC6 dan PC7 berfungsi sebagai oscillator luar untuk Port I/O 8-bit dua arah dengan resistor pull-up internal. Sebuah

Diisi dengan jumlah penerimaan sumbangan dana kampanye dengan nilai Rupiah yang merupakan hasil konversi jasa ke dalam nilai Rupiah berdasarkan harga pasar.. Diisi dengan

1) Pembiayaan murabahah secara parsial negatif dan tidak berpengaruh signifikan terhadap Return On Asset (ROA) pada PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. 2) Pembiayaan

7. Memiliki sikap hangat dan ramah terhadap orang lain. Mampu bersikap dan bertutur kata dengan baik 9. Senang ketika melihat orang lain bahagia. Mampu mengerti keadaan dari

Sel anjutnya disebutkan secara garis besarnya keterampilan teknis bermain sepak bola yang harus dikuasai oleh setiap pemain sepak bola meliputi : menendang ( instep kick,

Daya juang: mengajarkan sikap berani dan sportif, ini terlihat ketika di dalam kelas siswa berani bahkan berebut untuk maju ke papan tulis menyelesaikan soal dan berani mengemukakan