PENGARUH KONSENTRASI STRUKTUR PASAR
TERHADAP KINERJA INDUSTRI KOMERSIAL
PERBANKAN DI INDONESIA PERIODE
TAHUN 2007 - 2011
TESIS
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-2
Program Studi Ilmu Ekonomi Konsentrasi Keuangan Dan Perbankan
Disusun Oleh :
ROFANOV
NIM : 8106162017
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
PENGARUH KONSENTRASI STRUKTUR PASAR
TERHADAP KINERJA INDUSTRI KOMERSIAL
PERBANKAN DI INDONESIA PERIODE
TAHUN 2007 - 2011
TESIS
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-2
Program Studi Ilmu Ekonomi Konsentrasi Keuangan Dan Perbankan
Disusun Oleh :
ROFANOV
NIM : 8106162017
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ABSTRACT
ROFANOV, 8106162017, Concentration Effect Of Market Structure On The
Performance Of Commercial Banking Industry In Indonesia Period From 2007 to 2011. Thesis. Medan:Graduate Program, State University of Medan, November 2012.
Based on the ratio of market share of 11 commercial banks discovered the phenomenon gap of the period 2007-2011 where 11 commercial banks dominate the banking market predominantly in Indonesia, including four state-owned banks. This phenomenon has resulted in the banking market structure tends to form an oligopoly, it is obviously affecting the behavior of banks that have a dominant position to maintain supernormal profit, which is reluctant to extend credit with low interest tribes and not a reflection of efficient behavior that ultimately lead to the real sector can not run role in the economy because of factors hampered financing. And with the market conditions are 11 commercial banks were so dominant, which is feared if one bank's collapse could affect the performance of banks in a systemic and even disrupt the Indonesian economy in general. The objectives of this research to determine the form of the banking market structure and analize the influence of concentration market structure and Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Net Interest Margin (NIM), and Loan to Deposit Ratio (LDR) to Return on Asset (ROA) wich is as a proxy of Financial Performance Banking in 2007 until 2011 periods. The data in this study was collected from Indonesian Banking Directory of 2007-2011. The collected sample was 11 biggest commercial banks over the period from 2007-2011. There are three hypothesis with regard to market structure and performance or structure-conduct-performance paradigm. The first hypothesis is traditional hypothesis which emphasized on market collusion. The second hypothesis is differentiation hypothesis which emphasized on product differentiation, and the third is efficiency hypothesis which emphasized on market efficiency. The analysis model was used to determine the shape of banking market structure by using CR4 concentration ratio (Four Concentration Ratio) on a share of the assets, the share of third-party funding (DPK) and the share of loans, that produce banking that shaped the oligopoly market structure moderate low or concentration oligopoly level IV, where four largest banks a dominate about 42% - 50% market share. The estimation of the Fixed Effect Model unknown that concentration market, market share, Capital Adequacy Ratio (CAR), Net Interest Margin (NIM) and the Loan to Deposit Ratio (LDR) has a positive effect on profitability (Return on Assets ) as a proxy for the performance of the banking industry. And for the Non Performing Loan (NPL) has a negatively effect on profitability (Return on Assets) as a proxy for the performance of the banking industry.This study result is hoped to be a consideration for shareholders, government, management, and investors.
ABSTRAKSI
ROFANOV, 8106162017, Pengaruh Konsentrasi Struktur Pasar Terhadap
Kinerja Industri Komersial Perbankan Di Indonesia Periode Tahun 2007 – 2011. Tesis. Medan : Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, November 2012.
Berdasarkan rasio pangsa pasar 11 bank umum periode 2007-2011 ditemukan adanya fenomena gap dimana 11 bank umum menguasai secara dominan pasar perbankan di Indonesia termasuk 4 bank milik pemerintah. Fenomena ini mengakibatkan struktur pasar perbankan cenderung berbentuk oligopoli, hal ini jelas mempengaruhi perilaku bank yang mempunyai posisi dominan tersebut untuk mempertahankan profit supernormalnya, yaitu dengan enggan menyalurkan kredit bersuku bunga rendah dan bukan cerminan dari perilaku yang efisien yang pada akhirnya mengakibatkan sektor riil tidak dapat menjalankan peranannya dalam perekonomian karena terhambat faktor pembiayaan. Dan dengan kondisi pasar 11 bank umum tersebut yang begitu dominan, dimana yang ditakutkan jika salah satu dari bank tersebut mengalami kolaps/bangkrut bisa mempengaruhi kinerja perbankan secara sistemik dan bahkan mengganggu perekonomian di Indonesia secara umum. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk struktur pasar perbankan dan menguji pengaruh konsentrasi struktur pasar dan Capital
Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Loan (NPL), Net Interest Margin (NIM),
dan Loan to Deposit Ratio (LDR) terhadap Return on Asset (ROA) sebagai proksi dari kinerja keuangan perbankan periode 2007 – 2011. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Direktori Perbankan Indonesia 2007 – 2011. Sampel yang digunakan sebanyak 11 bank umum terbesar selama periode 2007 hingga 2011. Terdapat tiga pemikiran dalam menganalisis hubungan antara struktur pasar dan kinerja dengan menggunakan paradigma Structure Conduct
Performance (SCP). Pertama, hipotesis tradisional yang mendasarkan pada
perilaku kolusi, kedua, hipotesis diferensiasi yang mendasarkan pada perilaku diferensiasi produk dan yang ketiga, hipotesis efisiensi yang mendasarkan pada perilaku efisiensi pasar. Model analisis yang digunakan untuk mengetahui bentuk struktur pasar perbankan dengan menggunakan rasio konsentrasi CR4 pada pangsa aset, pangsa dana pihak ketiga (DPK) dan pangsa kredit, yang menghasilkan bahwa struktur pasar perbankan berbentuk oligopoli konsentrasi moderat rendah atau oligopoli tingkat IV, dimana empat bank terbesar menguasai sekitar 42% - 50% pangsa pasar. Dari hasil estimasi Metode Efek Tetap diketahui bahwasanya variabel konsentrasi pasar, pangsa pasar, Capital Adequacy Ratio (CAR), Net Interest Margin (NIM) dan Loan to Deposit Ratio (LDR) berpengaruh secara positif terhadap profitabilitas (Return on Asset) sebagai proksi kinerja industri perbankan. Dan untuk variabel Non Performing Loan (NPL) berpengaruh secara negatif terhadap profitabilitas (Return on Asset) sebagai proksi kinerja industri perbankan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan bagi pemegang saham, pemerintah, manajemen dan investor.
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim.
Syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, hidayah
dan karuniaNya, sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan tesis yang
berjudul ”Pengaruh Konsentrasi Struktur Pasar Terhadap Kinerja Industri
Komersial Perbankan Di Indonesia Periode Tahun 2007-2011” yang merupakan
salah satu syarat memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Ilmu
Ekonomi Konsentrasi Ekonomi Keuangan dan Perbankan, Program Pascasarjana
Universitas Negeri Medan.
Segala upaya yang telah dilakukan tentunya tidak terlepas dari doa,
bimbingan, bantuan serta dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis
menyampaikan penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang membantu hingga tesis ini selesai, terutama disampaikan
kepada yang terhormat :
1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si. selaku Rektor Universitas Negeri Medan.
2. Bapak Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd. selaku Direktur Program
Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
3. Bapak Dr. H. Dede Ruslan, M.Si. selaku Ketua Program Studi Ilmu Ekonomi,
Bapak Dr. Eko W. Nugrahadi, M.Si. selaku Sekretaris Program Studi Ilmu
Ekonomi.
4. Bapak Dr. Jonni Manurung dan Bapak Dr. H. Dede Ruslan, M.Si. selaku
waktunya dan memberikan kesempatan untuk berdiskusi serta dorongan
motivasi kepada penulis hingga selesainya tesis ini.
5. Bapak Dr. H. Muhammad Yusuf, M.Si., Bapak Dr. Eko W. Nugrahadi, M.Si.
dan Ibu Sri Fajar Ayu, MM., DBA., selaku narasumber dan sekaligus Dosen
Penguji yang telah banyak memberikan masukan yang sangat berharga bagi
penulis demi penyempurnaan dari tesis ini.
6. Bapak dan Ibu Dosen yang telah membuka wawasan berpikir dan
memberikan ilmu kepada penulis selama kegiatan perkuliahan.
7. Terutama kepada orang tua saya Robby Sukri (Alm) dan Fatny serta mertua
saya Zulkifli DJ dan Rina Pertiwi yang telah memberikan kasih sayang,
semangat, doa, pengertian dan dorongan moral dalam setiap langkah
kehidupan ini.
8. Teristimewa buat istri tercinta Aurora Ridha Zetrina, SE. Dimana dibalik
sosoknya yang lembut, dia menyimpan kekuatan besar, meneduhkan dibalik
senyumnya, menenangkan dibalik tutur lembutnya dan bisa menaklukkan
dibalik sentuhannya. Dibalik kesuksesan seorang pria, pasti ada sosok wanita
yang selalu mendampinginya.
9. Tercinta dan tersayang buat anak-anakku Mohammed Gavyn Aulia
Danadiaksa dan Khayla Nadhifa Almaira dengan ketulusan dan kepolosannya
merupakan kekuatan cinta yang tak ada tandingannya. Segenap jiwa dan
sepenuh hati kami berikan dan harapan kami padamu jadilah anak yang
berakhlak mulia, berbakti pada semua dan do’a kami selalu hanya untuk
10. Bapak T. Indra Abadi selaku Direktur Utama PT. Carsurindo Siperkasa atas
dukungannya secara moral terutama memberikan izin waktu kuliah.
11. Teman-teman kuliah Angkatan XVII Kelas B atas persahabatannya dan
segala bantuan serta kerjasamanya selama ini.
12. Berbagai pihak yang telah membantu pelaksanaan program studi dan
penelitian yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Semoga semua jasa, bantuan, dan dorongan dari Bapak / Ibu, rekan-rekan
sekalian diterima oleh Allah SWT sebagai ladang amal yang bermanfaat. Penulis
menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu dengan
segala kerendahan hati dan lapang dada penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun demi kelanjutan penelitian ini. Semoga tesis ini dengan segala
kekurangannya akan mampu memberikan sumbangsih sekecil apapun untuk
diterapkan baik dalam praktek maupun untuk penelitian selanjutnya.
Medan, November 2012
Penulis
DAFTAR ISI
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teori ……….………..… 17
2.1.1 Struktur Pasar ……… 17
2.1.1.1 Konsentrasi ……… 37
2.1.1.2 Pangsa Pasar (Market Share) ……. 42
2.1.1.3 Diferensiasi Produk ……… 47
2.1.2 Perilaku Perusahaan (Conduct) ……… 50
2.1.3 Kinerja Perusahaan (Performance)…………... 52
2.1.4 Kinerja Industri Komersial Perbankan ……… 55
2.1.4.1 Kinerja Keuangan Bank (Diproksi dengan Return on Asset) … 55 2.1.4.2 Risiko Kredit (Diproksi dengan Non Performing Loan)……… 56
2.1.4.3 Risiko Pasar (Diproksi dengan Net Interest Margin).58 2.1.4.4 Loan to Deposit Ratio (LDR) ……..… 60
2.1.4.5 Modal (Diproksi dengan Capital Adequacy Ratio) ………..… 62
2.1.5 Teori Structure-Conduct-Performance …….... 66
2.1.6 Hipotesis Efisiensi (Efficiency Hypoyhesis) …. 78 2.2 Peneltian Sebelumnya ……….……. 79
2.3 Kerangka Konseptual ……….. 80
2.4 Hipotesis ……….. 81
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian ……… 82
3.2 Objek dan Data Penelitian ………... 82
3.3 Definisi Operasional Variabel ………... 83
3.3.1 Variabel Struktural ….………... 83
3.3.2 Variabel Kontrol Lain Yang Mempengaruhi Profit …... 85
3.4.1 Model Analisis Bentuk Struktur Pasar Industri
Perbankan ………. 87
3.4.2 Model Analisis Pengaruh Struktur Pasar Terhadap Profitabilits ………... 88
3.5 Uji Normalitas ….………. 89
3.6 Uji Asumsi Klasik …….………... 89
3.6.1 Uji Multikolinearitas …….………... 89
3.6.2 Uji Autokorelasi ……….……….. 90
3.7 Pengujian Hipotesis ………….………. 91
3.7.1 Uji Goodness of Fit (Uji F) ……….…………. 91
3.7.2 Uji Signifikasi Parameter Individual (Uji t) … 93 3.7.3 Uji Koefisien Determinasi (R2) ……… 95
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Indutri Perbankan Di Indonesia … 96 4.1.1 Perkembangan Struktur Industri Perbankan ... 101
4.1.2 Perkembangan Pangsa Pasar DPK dan Rasio Konsentrasi Bank Umum Periode Tahun 2007 – 2011 ………..…………... 103
4.1.3 Perkembangan Kredit Bank Umum Periode Tahun 2007 – 2012 ……….. 105
4.1.4 Perkembangan Asset Bank Umum Periode Tahun 2007 – 2011 ………... 106
4.1.5 Perkembangan Rasio Kredit Terhadap Dana Pihak Ketiga (Loan to Deposit Ratio/LDR) Periode Tahun 2007 – 2011 ….... 107
4.1.6 Perkembangan Rasio Kecukupan Modal (CapitalAdequacy Ratio/CAR) Periode Tahun 2007 – 2011 ……… 109
4.2 Analisa Dan Pembahasan ….……….…. 111
4.2.1 Analisa Struktur Pasar Perbankan Indonesia Tahun 2007 – 2012 ……….. 111
4.2.2 Analisa Pengaruh Struktur Pasar dan Variabel Kontrol CAR, LDR, NIM dan NPL Terhadap Profitabilitas (ROA) Industri Perbankan Indonesia Tahun 2007 – 2012 ... 113
4.3 Hasil Uji Kesesuaian Model ……….…………... 116
4.3.1 Hasil Uji Serempak (F-statistik) ………. 116
4.3.2 Hasil Koefisien Determinasi (R2) ……… 116
4.3.3 Hasil Uji Parsial (T-test) ……….. 116
4.4 Hasil Uji Penyimpangan Klasik ………. 117
4.4.1 Uji Autokorelasi ……….. 117
4.4.2 Uji Multikolinearitas ………... 118
4.4.3 Uji Normalitas ………. 120
4.5.1 Analisis Pengaruh Variabel Struktural Pangsa Pasar (Market Share/MS) Terhadap
Profitabilitas (ROA) Industri Perbankan
Di Indonesia ……….. 120 4.5.2 Analisis Pengaruh Variabel Konsentrasi Pasar
(Concentration Market/CM) Terhadap Profitabilitas (ROA) Industri Perbankan
Di Indonesia ……... 121 4.5.3 Analisis Pengaruh Variabel Kontrol Rasio
Kecukupan Modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) Terhadap Profitabilitas (ROA) Industri
Perbankan Di Indonesia ……….. 122 4.5.4 Analisis Pengaruh Variabel Kontrol Rasio
Pinjaman Terhadap Simpanan (Loan to
Deposit Ratio/LDR) Terhadap Profitabilitas
(ROA) Industri Perbankan Di Indonesia ….… 123 4.5.5 Analisis Pengaruh Variabel Kontrol Rasio Pasar
(Net Interest Margin/NIM) Terhadap Profitabilitas (ROA) Industri Perbankan
Di Indonesia ….…... 124 4.5.6 Analisis Pengaruh Variabel Kontrol Rasio
Kredit (Non Performing Loan/NPL) Terhadap Profitabilitas (ROA) Industri Perbankan
Di Indonesia ……… 125
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ……….. 127 5.2 Saran ……….………... 128
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1. Perkembangan Jumlah Bank dan Kantor Bank Umum
Periode 2000 – 2011 ……….. 2
Tabel 1.2. Kinerja Bank Umum Periode 2007 – 2011 ………. 8
Tabel 1.3. Kinerja Rasio Keuangan 11 Bank Umum Periode 2007 – 2011 ... 9
Tabel 1.4. Rasio Pangsa Pasar 11 Bank Umum Periode 2007-2011 .. 10
Tabel 2.1. Tipe – Tipe Struktur Pasar Oligopoli ……….…... 39
Tabel 3.1. Daftar Perbankan Yang Menjadi Objek Penelitian ……… 83
Tabel 3.2. Variabel dan Pengukuran ...………..… 86
Tabel 3.3. Pengambilan Keputusan Uji Autokorelasi ………. 90
Tabel 4.1. Perkembangan Pasar Aset, Kredit dan DPK Perbankan Indonesia Periode 2007 – 2012 ... 102
Tabel 4.2. Komposisi Pangsa Pasar 11 Bank Umum Berdasarkan Aset Periode Tahun 2007 – 2011 ………... 107
Tabel 4.3. Rasio Konsentrasi CR4 (Bank Terbesar) Periode 2007 – 2011 …... 112
Tabel 4.4. Hasil Estimasi Fixed Effect Model …...…………... 115
Tabel 4.5. Matriks Korelasi Parsial Variabel ... 119
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Kurva Permintaan Perusahaan ……….……… 20
Gambar 2.2. Kurva Permintaan Monopolis ……….………. 21
Gambar 2.3. Kurva Permintaan Pasar Monopolistik ……… 26
Gambar 2.4. Perbandingan Model Cournot Dengan Penyelesaian Pasar Persaingan Sempurna Dan Monopoli ……… 29
Gambar 2.5. Kurva Penyelesaian Model Edgeworth ……… 30
Gambar 2.6. Kurva Penyelesaian Model Chamberlin ……….. 32
Gambar 2.7. Kurva Permintaan Patah (Kinked Demand) ……… 33
Gambar 2.8. Model Penyelesaian Kartel Tersentralisasi (Centralized Cartel) ………... 34
Gambar 2.9. Model Penyelesaian Kartel Berbagi Pasar (Market Sharing Cartel) ………... 35
Gambar 2.10. Kurva Model Kepemimpinan Harga ………. 36
Gambar 2.11. Hubungan Linier Struktur – Perilaku – Kinerja ……….. 67
Gambar 2.12. Bagan Aliran Tiga Mahzab Dalam Paradigma SCP ……. 71
Gambar 2.13. Bagan Analisis Struktur, Perilaku dan Kinerja ………... 75
Gambar 2.14. Kerangka Konseptual ………... 80
Gambar 4.1. Rasio Pangsa Pasar DPK 11 Bank Umum Periode Tahun 2007 – 2011 ……….... 103
Gambar 4.2. Perkembangan Pangsa Pasar DPK 11 Bank Umum Periode Tahun 2007 – 2011 ………... 104
Gambar 4.3. Perkembangan Kredit 11 Bank Umum Periode Tahun 2007 – 2011 ……….... 105
Gambar 4.4. Perkembangan Rasio LDR 11 Bank Umum Periode Tahun 2007 – 2011 ……….... 108
Gambar 4.6. Perkembangan Rasio Kecukupan Modal / CAR
11 Bank Umum Periode Tahun 2007 – 2011 ……… 110
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Data Penelitian ………...……….. 135
Lampiran 2. Hasil Estimasi Metode Efek Tetap (FEM) …..…………. 137
Lampiran 3. Hasil Estimasi Metode Efek Random (REM) ….……….. 138
Lampiran 4. Hasil Uji Haussman …...………...………. 139
Lampiran 5. Rasio Konsentrasi CR4 Variabel Kredit Struktur Pasar
Perbankan ... 141
Lampiran 6. Rasio Konsentrasi CR4 Variabel Aset Struktur Pasar
Perbankan ... 142
Lampiran 7. Rasio Konsentrasi CR4 Variabel Dana Pihak Ketiga / DPK Struktur Pasar Perbankan ... 143
Lampiran 8. Deskriptif Statistik …...………...………….…. 144
Lampiran 9. Matriks Hasil Regresi Uji Korelasi Parsial Variabel ….... 145
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Sistem perekonomian suatu negara erat kaitannya dengan keberadaan
sektor perbankan. Industri Perbankan memegang peranan penting bagi
pembangunan ekonomi sebagai Financial Intermediary atau perantara pihak yang
kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana. Menurut Ali (2004:38),
bank didefinisikan sebagai lembaga keuangan yang memiliki izin usaha untuk
beroperasi sebagai bank, yaitu menerima penempatan dana-dana yang
dipercayakan masyarakat kepada bank tersebut, memberikan pinjaman kepada
masyarakat dan dunia usaha pada umumnya, memberi akseptasi atas berbagai
bentuk surat utang yang disampaikan pada bank tersebut serta menerbitkan cek.
Usaha perbankan sendiri lahir karena pada kenyataannya tidak semua
orang yang menabung menggunakan tabungannya untuk keperluannya sehari-hari,
sedangkan banyak kegiatan usaha lain yang membutuhkan modal lebih banyak
dari kemampuan para pemilik usaha tersebut. Perbankan pada periode waktu
tertentu akan melaporkan kegiatan keuangannya ke dalam laporan keuangan.
Laporan keuangan suatu bank menunjukkan kondisi keuangan bank secara
keseluruhan termasuk kelemahan dan kekuatan yang dimiliki serta kinerja
manajemen bank (Kasmir, 2005:19).
Perkembangan teknologi dan globalisasi telah membawa perubahan
perbankan juga ditawarkan oleh industri keuangan lainnya. Kondisi ini
menyebabkan tingginya persaingan yang dihadapi industri perbankan. Pada Tabel
1.1 dapat dilihat perkembangan jumlah bank dari periode tahun 200-2011, dimana
akibat dari liberalisasi perbankan di Indonesia telah menyebabkan perubahan
struktur perbankan, yaitu peningkatan jumlah bank dari 151 bank pada tahun 2000
menjadi 120 bank pada akhir tahun 2011.
Tabel 1.1 Perkembangan Jumlah Bank Dan Kantor Bank Umum Periode 2000 – 2011
Kelompok
Sumber : Statistik Perbankan Indonesia, Bank Indonesia (2012)
Krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1997 merupakan pelajaran yang
sangat berharga bagi industri perbankan terutama regulator perbankan Indonesia
tentang pentingnya prinsip kehati-hatian (prudential regulation) dalam mengelola
mengalami perubahan drastis dalam jumlah bank. Jika pada tahun 1998 jumlah
bank umum mencapai 208 dan terus menurun hingga pada akhir tahun 2011
jumlah bank umum menjadi 120 bank.
Berdasarkan undang-undang, struktur perbankan di Indonesia, terdiri atas
bank umum dan BPR. Perbedaan utama bank umum dan BPR adalah dalam hal
kegiatan operasionalnya. BPR tidak dapat menciptakan uang giral, dan memiliki
jangkauan dan kegiatan operasional yang terbatas. Selanjutnya, dalam kegiatan
usahanya dianut dual bank system, yaitu bank umum dapat melaksanakan
kegiatan usaha bank konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah.
Pemilihan bank umum menjadi objek penelitian dinilai relevan, karena bank
umum sebagai bagian industri perbankan Indonesia memiliki struktur pasar yang
sangat terkonsentrasi dengan peran bank pemerintah sebagai price leader. Oleh
karena itu, besar kemungkinan struktur industri perbankan Indonesia cenderung
mengarah pada aktivitas yang bersifat kolusif dan menjauhi titik kondusif.
Namun di sisi lain, perubahan struktur pasar industri perbankan juga telah
menimbulkan berbagai resiko dalam pelaksanaannya, seperti peningkatan kredit
macet, penyelewengan yang mengakibatkan kerugian karena ketidakjujuran,
seperti adanya pelanggaran perihal pinjaman yang telah ditentukan oleh
undang-undang (legal lending limit) dan terjadinya moral hazard. Sehingga disimpulkan
bahwa upaya deregulasi perbankan akan berpengaruh terhadap tingkat persaingan
yang kemudian mengubah konfigurasi struktur pasar perbankan yang ada dan
Tren umum kompetisi dalam perbankan adalah mengecek pengambilan
resiko dengan modal yang memadai dan merubah jaminan deposito untuk
memperkenalkan resiko dasar dari sistem. Basel Capital Accord menemukan tiga
pilar yaitu pilar pertama rasio kecukupan modal, pilar kedua pengawasan, dan
pilar ketiga disiplin pasar. Pengawas mendapatkan akses seberapa jauh bank
memiliki modal dengan resiko yang ada dan bank akan membuka informasi
struktur keuangan mereka, praktik pembukuan, risk exposure dan kecukupan
modal pada saat yang tepat. Kompetisi ini dilakukan untuk menarik para investor
untuk menghimpun dananya di bank dengan jaminan keamanan yang lebih
memadai.
Penilaian tingkat kesehatan bank adalah salah satu cara untuk mengukur
tingkat kinerja perbankan. Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor
6/10/PBI/2004 tgl 12 April 2004 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan
Bank Umum, tingkat kesehatan bank adalah hasil penilaian kualitatif atas
berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi atau kinerja suatu bank melalui
penilaian kuantitatif dan atau penilaian kualitatif terhadap faktor-faktor
permodalan, kualitas aset, manajemen, rentabilitas, likuiditas, dan sensitivitas
terhadap risiko pasar. Analisis profitabilitas dapat digunakan untuk mengukur
kinerja suatu perusahaan yang notabene profit motif (Mawardi, 2005:23).
Kinerja (performance) perusahaan dapat dilihat melalui berbagai macam
variabel atau indikator. Variabel atau indikator yang dijadikan dasar penilaian
adalah laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan. Apabila kinerja sebuah
Ikatan Akuntansi Indonesia (1995:46), kinerja perusahaan dapat diukur dengan
menganalisa dan mengevaluasi laporan keuangan. Informasi posisi dan kinerja
keuangan dimasa lalu seringkali digunakan sebagai dasar untuk memprediksi
posisi keuangan dan kinerja dimasa depan dan hal-hal lain yang langsung menarik
perhatian pemakai seperti pembayaran deviden, upah, pergerakan harga sekuritas
dan kemampuan perusahaan untuk memenuhi komitmennya ketika jatuh tempo.
Menurut Sofyan (2002:77), kinerja perbankan dapat diukur dengan
menggunakan rata-rata tingkat bunga pinjaman, rata-rata tingkat bunga simpanan,
dan profitabilitas perbankan. Lebih lanjut lagi dalam penelitiannya menyatakan
bahwa tingkat bunga simpanan merupakan ukuran kinerja yang lemah dan
menimbulkan masalah, sehingga dalam penelitiannya diisimpulkan bahwa
profitabilitas merupakan indikator yang paling tepat untuk mengukur kinerja suatu
bank. Ukuran profitabilitas yang digunakan adalah Return on Asset (ROA) pada
industri perbankan. Return on Asset (ROA) memfokuskan kemampuan
perusahaan untuk memperoleh earning dalam operasi perusahaan. Beberapa faktor
yang berpengaruh terhadap kinerja bank adalah CAR, NPL, NIM, dan LDR.
Menurut Husnan (1998:83) ROA merupakan rasio antara laba sebelum
pajak terhadap total asset. Keuntungan (laba) yang diperoleh tersebut digunakan
untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam memanfaatkan aktiva yang dimiliki.
ROA yang menurun menunjukkan efektifitas perusahaan dalam memanfaatkan
aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan keuntungan (laba) menurun, begitu pula
sebaliknya. Semakin besar ROA maka semakin besar profitabilitas perusahaan
Nomor 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 ketentuan rasio ROA berkisar antara
0.5% - 1.25%.
Capital Adequacy Ratio (CAR) menurut Dendawijaya (2005:78) adalah
rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung
risiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai
dari dana modal sendiri bank disamping memperoleh dana-dana dari
sumber-sumber di luar bank, seperti dana dari masyarakat, pinjaman and lain-lain. CAR
merupakan indikator terhadap kemampuan bank untuk menutupi penurunan
aktivanya sebagai akibat dari kerugian-kerugian bank yang disebabkan oleh aktiva
yang berisiko. Jika modal yang dimiliki oleh bank mampu menyerap
kerugian-kerugian yang tidak terhindarkan, maka bank dapat mengelola seluruh
kegiatannya secara efisien, yang berarti kinerja keuangan bank semakin
meningkat. Menurut SE Bank Indonesia Nomor 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004
ketentuan rasio CAR minimal 8 persen.
Rasio yang digunakan dalam menghitung risiko kredit adalah Non
Performing Loan (NPL) yang merupakan kredit yang masuk ke dalam kategori
kredit Kurang Lancar, Diragukan dan Macet berdasarkan kriteria yang sudah
ditetapkan oleh Bank Indonesia. Menurut Mawardi (2005:31) rasio NPL yang
meningkat mengindikasikan kinerja perbankan adalah semakin buruk. Demikian
pula sebaliknya, semakin kecil rasio NPL maka kinerja keuangan bank semakin
meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa NPL berpengaruh negatif terhadap ROA.
Menurut Mawardi (2005:46) salah satu proksi dari risiko pasar adalah
suku bunga, yang diukur dari selisih antara suku bunga pendanaan (funding)
dengan suku bunga pinjaman yang diberikan (lending) atau dalam bentuk absolut
adalah selisih antara total biaya bunga pendanaan dengan total biaya bunga
pinjaman dimana dalam istilah perbankan disebut Net Interest Margin (NIM).
Semakin tinggi NIM maka pendapatan bunga atas aktiva produktif meningkat,
yang berarti kinerja keuangan bank semakin meningkat. Rasio NIM mengacu
kepada pendapatan operasional bank yang terutama berasal dari kegiatan
pemberian kredit (kredit bermasalah dan kredit macet), bunga (negative spread),
kurs valas (jika kredit diberikan dalam valas) dan lain-lain. Variasi NIM
menunjukkan bagaimana perusahaan telah menempatkan aset dan liabilitasnya
untuk mendapatkan keuntungan dari perubahan rate. Hal ini menunjukkan bahwa
NIM berpengaruh positif terhadap ROA. Menurut SE Bank Indonesia Nomor
6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 ketentuan rasio NIM berkisar antara 1.5%-2%.
Kemampuan likuiditas bank dapat diproksikan dengan LDR (Loan to
Deposit Ratio) yaitu perbandingan antara kredit dengan Dana Pihak Ketiga
(DPK). Menurut Muljono (1999:44) Loan to Deposit Ratio menunjukkan
perbandingan antara volume kredit dibandingkan volume deposit yang dimiliki
oleh bank. Hal ini berarti menunjukkan tingkat likuiditas semakin kecil dan
sebaliknya karena sumber dananya (deposit) yang dimiliki telah habis digunakan
untuk membiayai financing potofolio kreditnya. Semakin tinggi rasio ini, semakin
rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan sehingga kemungkinan
suatu bank dalam kondisi bermasalah akan semakin besar. Hal ini menunjukkan
ROA. Menurut SE Bank Indonesia Nomor 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004
ketentuan rasio LDR berkisar antara 85% - 100%.
Perkembangan perbankan setelah tahun 2007 menunjukkan kinerja yang
membaik. Hal ini ditunjukkan dalam Tabel 1.2 dengan indikator utama perbankan
yang terus menunjukkan tanda-tanda membaik, seperti LDR, NPL, profitabilitas
dan CAR. LDR perbankan meningkat sampai 78.77% diakhir tahun 2011,
sementara NPL menurun diangka 2.17% diakhir tahun 2011. Untuk profitabilitas,
perkembangan kinerja ditunjukkan oleh Net Interest Margin (NIM) dan Return on
Assets (ROA) yang cenderung meningkat.
Tabel 1.2 Kinerja Bank Umum Periode 2007 – 2011 (Milliar Rp)
Indikator 2007 2008 2009 2010 2011
Capital Adequacy Ratio / CAR (%) - Modal
- Biaya Operasional - Pendapatan Operasional
KREDIT 1.002.012 1.307.688 1.437.930 1.765.845 2.117.608
Non Performing Loan / NPL (%) 4.07 3.20 3.31 2.56 2.17
Di sisi lain, sektor perbankan mempertahankan marjin yang besar untuk
memperoleh profit atau laba supernormal terlihat dari data yang tersaji di Tabel
1.2. yang menunjukkan nilai Net Interest Margin (NIM) yang masih tinggi yaitu
di atas 5%. Efisiensi perbankan merupakan sarana penting efektivitas kebijakan
moneter mengingat industri perbankan sebagai transmisi kebijakan moneter
kepada sektor riil dan hal ini dapat dilihat dalam kinerja rasio keuangan 11 bank
umum pada Tabel 1.3.
Tabel 1.3 Kinerja Rasio Keuangan 11 Bank Umum Periode 2007 – 2011
Tahun RETURN ON ASSET / ROA (%)
Tahun CAPITAL ADEQUACY RATIO / CAR (%)
Mandiri BRI BNI BTN BCA BII Bukopin CIMB
Pada Tabel 1.4 terlihat sekali ketimpangan struktural perbankan di
Indonesia dimana 11 bank menguasai lebih dari 65% dari total aset, DPK dan
kredit perbankan selama 5 tahun terakhir. Dengan demikian, urat nadi
perekonomian Indonesia ditentukan oleh kinerja 11 bank yang cenderung
didominasi oleh bank milik pemerintah seperti Bank Mandiri, BNI, dan BRI.
Tabel 1.4 Rasio Pangsa Pasar 11 Bank Umum Periode 2007 – 2011
Nama Bank
Pangsa Terhadap Total Aset Bank Umum (%)
Pangsa Terhadap Total DPK Bank Umum (%)
Pangsa Terhadap Total Kredit Bank Umum (%)
Sumber : Laporan Keuangan Masing-Masing Bank Tahun 2007 – 2011 (diolah).
Satu hal penting yang ikut mendukung lambatnya penurunan suku bunga
di perbankan sehingga transmisi kebijakan menjadi tidak berjalan dengan baik
besar berdasarkan nilai CR4 untuk pangsa pasar aset, kredit dan dana pihak
ketiga. Bank Mandiri, BNI, dan BRI menguasai lebih dari 34% total aset, total
DPK dan total kredit perbankan. Hal ini tentu mempengaruhi perilaku ketiganya,
yaitu untuk mendapatkan dan mempertahankan posisi yang dominan dalam
industri perbankan saat ini.
Dari Tabel 1.4 data akhir tahun 2011, dapat dilihat nilai CR4 untuk pangsa
aset sebesar 46.61%, untuk pangsa DPK sebesar 50.63% dan untuk pangsa kredit
sebesar 46.03%. Yang artinya bahwa pangsa pasar perbankan terkonsentrasi pada
4 bank terbesar di Indonesia yaitu : Bank Mandiri, BRI, BNI dan BCA. Dan
dikategorikan sebagai pasar yang berstruktur oligopoli tingkat IV atau moderat
yang menguasai pasar lebih dari 40%, bahkan untuk pangsa DPK, 4 bank terbesar
menguasai 50.63% dari total bank umum yang ada. Menurut data Bank Indonesia
ada 120 bank umum yang beroperasi di Indonesia sampai dengan akhir tahun
2011. Dan ditemukan adanya fenomena gap dimana 11 bank umum menguasai
secara dominan pasar perbankan di Indonesia termasuk 4 bank milik pemerintah
berdasarkan data Tabel 1.4.
Fenomena ini mengakibatkan struktur pasar perbankan cenderung
berbentuk oligopoli, hal ini jelas mempengaruhi perilaku bank yang mempunyai
posisi dominan tersebut untuk mempertahankan profit supernormalnya, yaitu
dengan enggan menyalurkan kredit bersuku bunga rendah dan bukan cerminan
dari perilaku yang efisien yang pada akhirnya mengakibatkan sektor riil tidak
dapat menjalankan peranannya dalam perekonomian karena terhambat faktor
dominan, dimana yang ditakutkan jika salah satu dari bank tersebut mengalami
kolaps/bangkrut bisa mempengaruhi kinerja perbankan secara sistemik dan
bahkan mengganggu perekonomian di Indonesia secara umum. Maka penulis
merasa perlu perlu untuk melakukan riset dengan mengkaji dan menganalisis
struktur pasar yang akan berpengaruh terhadap kinerja industri perbankan ini.
Sebagai suatu industri, analisis perilaku individual bank tidak terlepas dari
struktur pasar di mana bank beroperasi. Dan memperhatikan persaingan antar
pelaku usaha yang bertambah ketat dan tidak sempurna (imperfect competition),
maka nilai-nilai persaingan usaha yang sehat perlu mendapat perhatian lebih besar
dalam sistem ekonomi maupun perbankan Indonesia. Penegakan hukum
persaingan merupakan instrumen ekonomi yang sering digunakan untuk
memastikan bahwa persaingan antar pelaku usaha berlangsung dengan sehat dan
hasilnya dapat terukur berupa peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Secara teoritis, dalam kondisi pasar yang bersaing tidak sempurna, pelaku
usaha secara individual atau melalui concerted action dapat menetapkan harga
dan alokasi sumber daya ekonomi. Oleh karenanya, para ahli ekonomi industri
telah menemukan sebuah dalil ekonomi yang menggambarkan hubungan
(korelasi) antara structure (S), conduct (C), dan performance (P). Pada awalnya,
organisasi industri diatur dengan sebuah paradigma yang mengatakan adanya
hubungan searah antara structure, conduct and performance (SCP). Sebuah
hubungan yang menggambarkan bahwa struktur (S) sebuah industri/sektor akan
mempengaruhi perilaku (C), yang pada gilirannya akan menghasilkan kinerja (P)
efsiensi, inovasi, deviden, profitabilitas, tingkat kepuasan konsumen dan
sebagainya yang merupakan bagian dari kesejahteraan masyarakat
Terdapat tiga pemikiran dalam menganalisis hubungan antara struktur
pasar dan kinerja dengan menggunakan paradigma Structure Conduct
Performance (SCP). Pertama, dikenal sebagai hipotesis tradisional yang
mendasarkan pada preposisi yang menyatakan bahwa konsentrasi pasar akan
mendorong kolusi di antara perusahaan-perusahaan pada suatu industri yang
selanjutnya akan meningkatkan profit. Kedua, hipotesis diferensiasi yang
mendasarkan pada preposisi yang menyatakan bahwa pangsa pasar yang diperoleh
adalah akibat perilaku diferensiasi produk yang dilakukan dan yang ketiga,
hipotesis efisiensi yang mendasarkan pada preposisi yang menyatakan bahwa
efisiensi akan meningkatkan pangsa pasar dan pada akhirnya akan meningkatkan
konsentrasi pasar juga, namun peningkatan pangsa pasar dan konsentrasi ini
merupakan akibat dari perilaku yang efisien sehingga akhirnya akan
meningkatkan profit atau keuntungan. Salah satu proksi untuk mengukur kinerja
sebuah perusahaan atau industri adalah profit yang dihasilkan oleh perusahaan
atau industri tersebut. Secara umum, profitabilitas dapat mempengaruhi dan
dipengaruhi oleh struktur pasar, perilaku pasar, maupun proksi lain dari kinerja
pasar. Secara khusus profitabilitas dapat dipengaruhi oleh kolusi yang terjadi
dalam sebuah industri, diferensiasi produk yang dilakukan, dan efisiensi
perusahaan.
Pandangan Efficiency Hypothesis memberikan interpretasi yang berbeda
oleh pandangan SCP tradisional. Pandangan ini mengatakan bahwa tingginya
tingkat keuntungan tidak selalu menandakan kinerja pasar yang rendah, karena
sebuah perusahaan yang efisien dapat menarik konsumen tanpa harus dengan
menetapkan tingkat harga yang tinggi yang akan merugikan konsumen dan dapat
menjadi barriers to entry bagi pesaing baru. Sehingga menurut pandangan ini,
pangsa pasar dan konsentrasi bukan merupakan proksi dari kekuasaan pasar tetapi
merupakan proksi dari efisiensi perusahaan, sehingga konsentrasi tinggi tidak
identik dengan kolusi. Dimana perusahaan yang efisien akan bisa mendapatkan
pangsa pasar yang besar, sehingga pada akhirnya struktur pasarnya juga akan
cenderung terkonsentrasi.
1.2. Perumusan Masalah
Perumusan masalah yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana bentuk struktur pasar industri perbankan Indonesia yang terjadi
pada saat ini.
2. Bagaimana pengaruh konsentrasi pasar dan pangsa pasar terhadap kinerja
yang diukur dari profitabilitas (Return on Asset) industri perbankan di
Indonesia.
3. Bagaimana pengaruh CAR (Capital Adequacy Ratio) terhadap kinerja yang
diukur dari profitabilitas (Return on Asset) industri perbankan di Indonesia.
4. Bagaimana pengaruh NPL (Non Performing Loan) terhadap kinerja yang
5. Bagaimana pengaruh NIM (Net Interest Margin) terhadap kinerja yang
diukur dari profitabilitas (Return on Asset) industri perbankan di Indonesia.
6. Bagaimana pengaruh LDR (Loan to Deposit Ratio) terhadap kinerja yang
diukur dari profitabilitas (Return on Asset) industri perbankan di Indonesia.
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui bentuk struktur pasar industri perbankan Indonesia pada
saat ini.
2. Untuk mengetahui pengaruh konsentrasi pasar dan pangsa pasar terhadap
kinerja yang diukur dari profitabilitas (Return on Asset) industri perbankan di
Indonesia.
3. Untuk mengetahui pengaruh CAR (Capital Adequacy Ratio) terhadap kinerja
yang diukur dari profitabilitas (Return on Asset) industri perbankan di
Indonesia.
4. Untuk mengetahui pengaruh NPL (Non Performing Loan) terhadap kinerja
yang diukur dari profitabilitas (Return on Asset) industri perbankan di
Indonesia.
5. Untuk mengetahui pengaruh NIM (Net Interest Margin) terhadap kinerja
yang diukur dari profitabilitas (Return on Asset) industri perbankan di
6. Untuk mengetahui pengaruh LDR (Loan to Deposit Ratio) terhadap kinerja
yang diukur dari profitabilitas (Return on Asset) industri perbankan di
Indonesia.
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
bahan informasi dan masukan dalam memformulasikan kebijakan keuangan bagi
para pelaku dalam industri perbankan dan para pembuat kebijakan yang berkaitan
dengan sektor perbankan. Selanjutnya penelitian ini juga dapat dimanfaatkan
untuk menjadi sumber kajian lebih lanjut bagi yang berminat dalam penelitian
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil perhitungan rasio konsentrasi 4 bank terbesar (CR4) pada
pangsa aset, pangsa dana pihak ketiga (DPK), dan pangsa kredit, industri
perbankan Indonesia selama periode penelitian memiliki CR4 lebih dari 42
persen yang artinya dengan berdasarkan pada kriteria oligopoli menurut Bain
(1987:103), maka struktur pasar industri komersial perbankan di Indonesia
pada periode tahun 2007 – 2011 adalah berbentuk oligopoli konsentrasi
moderat rendah atau oligopoli tipe IV, dimana pada tipe ini dinyatakan empat
perusahaan terbesar menguasai sekitar 38%-49% penawaran output dan
bahkan pada pangsa dana pihak ketiga (DPK) berbentuk oligopoli
konsentrasi moderat tinggi dengan nilai CR4 sebesar 50 persen.
2. Dari nilai koefisien determinasi pada hasil estimasi maka variabel
profitabilitas kinerja industri perbankan di Indonesia mampu dijelaskan oleh
variabel struktural yaitu konsentrasi pasar dan pangsa pasar ; variabel kontrol
yaitu rasio kecukupan modal, rasio pinjaman terhadap simpanan, rasio pasar
dan rasio kredit mampu dijelaskan dengan model yang digunakan.
3. Variabel-variabel yang digunakan menjelaskan variabel profitabilitas kinerja
industri perbankan di Indonesia menunjukkan arah pengaruh yang sesuai
dengan hipotesis. Variabel struktur pasar, variabel rasio kecukupan modal,
variabel rasio pinjaman terhadap simpanan, dan variabel rasio pasar
berpengaruh positif namun tidak signifikan, sedangkan variabel rasio kredit
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas.
4. Besarnya nilai koefisien variabel-variabel yang menjelaskan profitabilitas
kinerja industri perbankan di Indonesia, yang terbesar adalah variabel pangsa
pasar (Market Share) sebesar 4,562070, diikuti berturut-turut oleh variabel
konsentrasi pasar (Concentration Market) sebesar 0,851701, rasio pasar (Net
Interest Margin) sebesar 0,189718, rasio kecukupan modal (Capital
Adequacy Ratio) sebesar 0,059185, rasio pinjaman terhadap simpanan (Loan
to Deposit Ratio) sebesar 0,030177 dan rasio kredit (Non Performing Loan)
sebesar -0,205125.
5.2. Saran
1. Peran pemerintah sebagai regulator diharapkan lebih ditingkatkan dalam
mengawasi dan membuat kebijakan yang mendukung terciptanya industri
perbankan yang sehat dan efisien sehingga peran industri perbankan sebagai
sumber pembiayaan pembangunan dalam rangka meningkatkan taraf hidup
rakyat banyak dapat tercapai. Struktur pasar industri perbankan Indonesia
yang oligopoli memberikan peluang lebih besar bagi bank untuk bertindak
kolusif yang merugikan masyarakat sebagai nasabah.
2. Pentingnya persaingan yang sehat guna mendukung terciptanya industri
perbankan yang sehat dan efisien dengan menerapkan prinsip peraturan
kehati-hatian (prudential regulation) untuk mencegah peningkatan resiko
3. Penanganan kredit bermasalah secara intensif dan efektif apabila Bank
mengalami permasalahan faktor kualitas aset seperti meningkatnya jumlah
kredit bermasalah yang akan berpengaruh terhadap kinerja keuangan
perbankan.
4. Meningkatkan fungsi audit intern, penyempurnaan pemisahan tugas dan
peningkatan efektivitas tindakan korektif berdasarkan temuan audit apabila
Bank mengalami permasalahan manajemen seperti lemahnya penerapan
pengendalian intern (internal control) sehingga dapat meningkatkan kinerja
keuangan perbankan.
5. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan dapat memberikan variabel struktural
dan variabel kontrol yang mempengaruhi kinerja industri perbankan dengan
jumlah sampel yang lebih banyak sehingga dapat lebih mewakili populasi
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Masyhud, 2004. Asset Liability Management, Menyiasati Risiko Pasar dan Risiko Operasional, PT. Gramedia Jakarta (2004).
Ajija, Shochrul.R. dkk, 2011. Cara Cerdas Menguasai EViews, Penerbit Salemba Empat, Jakarta (2011).
Almilia, Luciana Spica dan Herdiningtyas, Winny., 2005. Analisis Rasio CAMEL Terhadap Prediksi Kondisi Bermasalah Pada Lembaga Keuangan Periode 2000-2002, Volume 7, Nomor 2, Jurnal Akuntansi dan Keuangan (2005).
Amalia, Fitri dan Nasution, Mustafa Edwin. 2007. Perbandingan Profitabilitas Industri Perbankan Syariah dan Industri Perbankan Konvensional Menggunakan Metode Struktur KInerja dan Perilaku, Volume 7, Nomor 2, Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Indonesia (2007).
Bain, Joe Staten, 1987. Industrial Organization, JAI Press (1987).
Baumol, William J. dan Blinder, Alan S., 2008. Microeconomics : Principles and Policy, Edisi 11, Cengage Learning (2008).
Biro Riset Info Bank, Kinerja Perbankan 2009. Available online at
http://www.infobanknews.com/2009
Carlton, Dennis W. dan Perloff, Jeffrey M., 2005. Modern Industrial Organization, Edisi 4, Pearson/Addison Wesley (2005).
Dendawijaya, 2005. Manajemen Perbankan, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta (2005).
Ghozali, Imam, 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Edisi 3, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang (2005).
Gilarso, Drs.T, 2007. Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro, Cetakan Kelima, Kanisius Yogyakarta (2007).
Gujarati, Damodar.N. dan Porter, Dawn.C., 2010. Dasar-Dasar Ekonometrika, Edisi 5, Penerbit Salemba Empat, Jakarta (2010).
Husnan, Suad, 1998. Manajemen Keuangan – Teori dan Penerapan, Buku 2, BPFE Yogyakarta (1998).
Jatmiko, Pracoyo Budi, 2000. Paradigma Structure-Conduct-Performance versus Efficiency Hypothesis: Manakah yang Mencerminkan Industri Perbankan Indonesia?, Volume 15 (3), Journal Ekonomi dan Bisnis Indonesia (2000).
Jaya, Wihana K dan Nurwanto C.N., 1998. Analisis Struktur dan Kinerja Industri Bank Swasta Nasional di Indonesia tahun 1996, Volume 13, Nomor 1, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia (1998).
Joesron, Tati Suhartati dan Fathorrazi,M., 2012. Teori Ekonomi Mikro, Edisi Pertama, Cetakan Pertama, Graha Ilmu (2012).
Kasmir, 2005. Bank dan Lembaga Keuangan Lain, Edisi 6, PT. Raja Grafindo Perkasa, Jakarta (2005).
Katib, M.Naseer., 2004. Market Structure and Performance in the Malaysian Banking Industry: a Robust Estimation. Universiti Utara Malaysia. Available online at http://papers.ssrn.com/so/3/displayjel/cfnn
Kidwell, David S. dan Peterson, Richard L., 2008. Financial Institutions Markets and Money, Edisi 10, John Wiley & Sons (2008).
Koch, James V., 1980. Industrial Organization and Prices, Edisi 2, Prentice Hall (1980).
Kotler, Philip, 1999. Kotler on Marketing : How to Create, Win and Dominate Markets, Simon & Schuster (1999).
Lamb, Charles W dan Cravens, David W., 2002. Strategic Marketing Management Cases, Edisi 7, McGraw Hill/Irwin (2002).
Laporan Tahunan PT. Bank Bukopin,Tbk Periode 2007 - 2010. Available online at http://www.bukopin.co.id
Laporan Tahunan PT. Bank Central Asia,Tbk Periode 2007 - 2010. Available online at http://www.klikbca.com
Laporan Tahunan PT. Bank CIMB Niaga,Tbk Periode 2007 - 2010. Available online at http://www.cimbniaga.com
Laporan Tahunan PT. Bank Danamon Indonesia,Tbk Periode 2007 - 2010. Available online at http://www.danamon.co.id
Laporan Tahunan PT. Bank Internasional Indonesia,Tbk Periode 2007 - 2010. Available online at http://www.bii.co.id
Laporan Tahunan PT. Bank Negara Indonesia (Persero),Tbk Periode 2007 - 2010. Available online at http://www.bni.co.id
Laporan Tahunan PT. Bank PAN Indonesia,Tbk Periode 2007 - 2010. Available online at http://www.panin.co.id
Laporan Tahunan PT. Bank Permata,Tbk Periode 2007 - 2010. Available online at
http://www.permatabank.com
Laporan Tahunan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero),Tbk Periode 2007 - 2010. Available online at http://www.bri.co.id
Laporan Tahunan PT. Bank Tabungan Nasional (Persero),Tbk Periode 2007 - 2010. Available online at http://www.btn.co.id
Mahardian, Pandu, 2008. Analisis Pengaruh Rasio CAR, BOPO, NPL, NIM dan LDR Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan (Studi Kasus Perusahaan Perbankan Yang Tercatat di BEJ Periode Juni 2002 – Juni 2007) (2008).
Mangasa, AS., 2007. Persoalan-Persoalan Perbankan Indonesia, Gorga Media (2007).
Martin, Stephen, 1994. Industrial Economics : Economic Analysis and Public Policy, Edisi 2, Macmillan (1994).
Mawardi, Wisnu, 2005. Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Bank Umum di Indonesia (Studi Kasus pada Bank Umum dengan Total Asset Kurang dari 1 Triliun), Volume 14, Nomor 1, Jurnal Bisnis Strategi (2005).
Muljono, Teguh Pudjo, 1999. Aplikasi Akuntansi Manajemen Dalam Praktik Perbankan, Edisi 3, BPFE Yogyakarta (1999).
Myers, S.C., 1984. The Capital Structure Puzzle, Volume XXXIX, Nomor 3, Journal of Finance (1984).
Neuberger, Doris, 1997. Structure, Conduct, and Performance in Banking Markets. Working Paper Nomor 12, Universitat Rostock, Available online at http://econpapers.repec.org/RAS/pne49.htm
Pandia Frianto, 2012. Manajemen Dana Dan Kesehatan Bank, Edisi 1, PT. Rineka Cipta, Jakarta (2012).
Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/25/PBI/2009 Tanggal 01 Juli 2009. Perihal Perubahan Atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 5/8/PBI/2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum, Bank Indonseia, Jakarta (2004).
Ponco, Budi, 2008. Analisis Pengaruh CAR, NPL, BOPO, NIM dan LDR Terhadap ROA (Studi Kasus Pada Perusahaan Perbankan Yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia 2004 – 2007) (2008).
Pracoyo, Tri Kunawangsih dan Pracoyo, Antyo, 2006. Aspek Dasar Ekonomi Mikro. PT.Grasindo Jakarta (2006).
Ruslim, Herman, 2009. Pengujian Struktur Modal (Teori Pecking Order): Analisis Empiris Terhadap Saham Di LQ-45, Volume 11 (3), Journal Bisnis dan Akuntansi (2009).
Sarita, Buyung, 2006. Pengaruh Tumpuan Pasaran, Penguasaan Pasaran, dan Ancaman Moral terhadap Prestasi Bank di Indonesia. (Unpublished Ph.D Dissertation, Universiti Sains Malaysia. 2006). Available online at
http://eprints.usm.my/9739/1
Shepherd, William G., 1999. The Economics of Industrial Organization, Edisi 4, Waveland Press (1999).
Siamat, Dahlan, 2005. Manajemen Lembaga Keuangan : Kebijakan Moneter dan Perbankan, Lembaga Penerbitan FEUI, Jakarta (2005).
Sofyan, Sofriza, 2002. Pengaruh Struktur Pasar terhadap Kinerja Perbankan di Indonesia. Volume 2 (3) Desember, Media Riset Bisnis dan Manajemen (2002).
Statistik Perbankan Indonesia, Volume 3, Nomor 12, November 2005 , Bank Indonesia, Jakarta (2005).
Statistik Perbankan Indonesia, Volume 9, Nomor 12, November 2011, Bank Indonesia, Jakarta (2011).
Statistik Perbankan Indonesia, Volume 10, Nomor 06, Mei 2012, Bank Indonesia, Jakarta (2012).
Sugiarto, 2007. Ekonomi Mikro, Sebuah Kajian Komprehensif, Cetakan Keempat, PT.Gramedia Pustaka Utama, Jakarta (2007).
Susilo, Sri dan Santoso, A.Totok Budi, 1999. Bank dan Lembaga Keuangan Lain, Cetakan Pertama, Salemba Empat, Jakarta (1999).
Taufik, Ariyanto, 2004. Profil Persaingan Usaha dalam Industri Perbankan Indonesia, Volume 6, Nomor 2, Perbanas Finance and Banking Journal (2004).
Undang-Undang Anti Monopoli, 1999. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 Tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat, Komisi Pengawas Persaingan Usaha Republik Indonesia (1999).
Undang-Undang Perbankan, 1998. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan, Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 182 (1998).
Yamin, Sofyan dkk, 2011. Regresi dan Korelasi Dalam Genggaman Anda, Aplikasi Dengan Software SPSS, EViews, MINITAB dan STATGRAPHICS, Penerbit Salemba Empat, Jakarta (2011).