• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbandingan Hasil Analisis Daya Dukung Pondasi Tiang Bor Menggunakan Metode Reese, Pile Driving Analyzer Test, dan Perangkat Lunak NPILE.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perbandingan Hasil Analisis Daya Dukung Pondasi Tiang Bor Menggunakan Metode Reese, Pile Driving Analyzer Test, dan Perangkat Lunak NPILE."

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

vi

PERBANDINGAN HASIL ANALISIS DAYA DUKUNG

PONDASI TIANG BOR MENGGUNAKAN METODE

REESE, PILE DRIVING ANALYZER TEST, DAN

PERANGKAT LUNAK NPILE

Struktur pondasi merupakan faktor penting dalam merancang bangunan. Pada bangunan bertingkat tinggi, beban yang harus dipikul pondasi semakin besar. Untuk mendukung beban struktur di atasnya, pondasi tiang merupakan pilihan yang tepat untuk mengalihkan beban ke lapisan tanah yang lebih dalam. Karena itu, ada beberapa metode untuk menentukan daya dukung pondasi tiang, di antaranya dengan perhitungan matematis berdasarkan korelasi parameter tanah, dan uji lapangan yang dilakukan langsung pada pondasi tiang.

Tujuan dari tugas akhir ini untuk menganalisis besarnya daya dukung ultimit tiang bor berdiameter 100 cm di The Icon Residences Apartment, Jakarta, dengan menggunakan metode Reese, perangkat lunak NPILE, dan membandingkan dengan Pile Driving Analyzer test. Parameter desain yang dipakai untuk analisis diperoleh berdasarkan data uji lapangan berupa Standard Penetration Test (SPT).

Daya dukung aktual didapat dari uji Pile Driving Analyzer (PDA) di lapangan.

Hasil perhitungan daya dukung ultimit yang diperoleh berdasarkan analisis dengan metode Reese dan program NPILE mempunyai nilai yang lebih kecil dibandingkan dari hasil uji PDA test. Perbedaan daya dukung PDA test dengan metode Reese sebesar 4,15%. Sedangkan jika dibandingkan dengan program NPILE sebesar 17,77%. Tiang bor dalam keadaan baik dan seragam pada saat PDA test. Namun kondisi beton yang mengalami penyusutan volume selama masa curing mengakibatkan tahanan ujung yang direkam PDA test kurang mewakili tahanan ujung yang sebenarnya.

(2)

vi

DAFTAR ISI

Halaman Judul i

Surat Keterangan Tugas Akhir ii

Surat Keterangan Selesai Tugas Akhir iii

Lembar Pengesahan iv

Pernyataan Orisinalitas Laporan Tugas Akhir v

Abstrak vi

1.3 Ruang Lingkup Penelitian 2

1.4 Sistematika Penulisan 3

BAB III DAYA DUKUNG PONDASI TIANG BOR 18

3.1 Daya Dukung Aksial Pondasi Tiang Bor 18

3.1.1 Daya Dukung Ujung 18

3.1.2 Daya Dukung Selimut 19

3.2 Standard Penetration Test (SPT) 21

3.3 Metode Reese 24

3.3.1 Pemodelan Interaksi Tiang Bor 24

3.3.2 Perencanaan Daya Dukung Tiang Bor 25

3.3.3 Gesekan Selimut 25

3.3.4 Tahanan Ujung 28

3.4 Penentuan Daya Dukung dengan Metode Dinamik 31 3.4.1 Pile Driving Analyzer Test 31

3.4.2 Persiapan Pengujian 32

3.4.3 Pelaksanaan Pengujian 33

(3)

vi

3.5.1 Input 36

3.5.2 Output 39

BAB IV STUDI KASUS 41

4.1 Parameter Tanah 41

4.2 Daya Dukung Pondasi Tiang Bor menggunakan Metode Reese 43

4.3 PDA Test 47

4.3.1 Dasar Mekanika Gelombang 47 4.3.2 Karakteristik Tiang Bor 48

4.3.3 Efisiensi Energi 48

4.3.4 Keutuhan Tiang (Pile Integrity) 49 4.3.5 Daya Dukung Tiang Bor berdasarkan PDA Test (CAPWAP) 50 4.4 Daya Dukung Pondasi Tiang Bor dengan Program NPILE 53

4.4.1 Input 53

4.4.2 Output 56

4.5 Analisa Hasil Daya Dukung dengan Metode Reese, PDA Test, dan

Program NPILE 58

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 60

5.1 Kesimpulan 60

5.2 Saran 62

Daftar Pustaka 63

(4)

vi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Estimasi Harga ε50 untuk Tanah Undisturbed ... 29

Tabel 4.1 Hasil Perhitungan Daya Dukung dengan Metode Reese ... 44

Tabel 4.2 Karakteristik Tiang Bor yang Diuji ... 47

Tabel 4.3 Efisiensi Energi Pengujian dengan Drop Hammer... 47

Tabel 4.4 Output CAPWAP halaman 1 ... 50

Tabel 4.5 Output CAPWAP halaman 2 ... 51

Tabel 4.6 Daya Dukung Tiang Bor dengan PDA Test ... 51

Tabel 4.7 Resume Daya Dukung Tiang Bor ICON-272 ... 58

(5)

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Diagram Alir Penulisan 4

Gambar 2.1

Flight Augers

11

Gambar 2.2 Alat-Alat untuk Pelaksanaan Konstruksi Bor 13 Gambar 2.3 Pelaksanaan pembuatan Tiang Bor dengan Cara Kering 15 Gambar 2.4 Pembuatan Tiang Bor dengan menggunakan Casing 16 Gambar 2.5 Pelaksanaan Pembuatan Tiang Bor dengan Menggunakan Slurry 17 Gambar 3.1 Tahanan Ujung Ultimit Pada Tanah Non Kohesif 19

Gambar 3.2 Tahanan Selimut Ultimit vs NSPT 21

Gambar 3.3 Sampel SPT Menurut ASTM D-1586 22

Gambar 3.4 Cara Konvensional Uji SPT 23

Gambar 3.5 Distribusi Pengalihan Beban pada Pondasi Tiang Bor 24 Gambar 3.6 Tahanan Selimut Relatif vs Penurunan Relatif pada Tanah

Kohesif 26

Gambar 3.7 Tahanan Selimut Ultimit vs NSPT pada Tanah non Kohesif 27

Gambar 3.8 Kurva Tahanan Ujung vs Penurunan pada Tanah Kohesif 28 Gambar 3.9 Kurva Tahanan Ujung pada Tanah Non Kohesif 30 Gambar 3.10Perangkat Komputer Pile Driving Analyzer 32

Gambar 3.11 Accelerator dan Strain Transducer 32

Gambar 3.12 Posisi Instrumen pada Tiang yang Diuji PDA 34 Gambar 3.13 Input Data Proyek dan Karakteristik Tiang pada program NPILE 37

Gambar 3.14 Deskripsi Metode SPT pada NPILE 38

Gambar 3.15 Tabel Input Jenis Lapisan Tanah dan NSPT 38

Gambar 3.16 Tabel Output terdapat dalam Tabel yang Sama dengan Input 39

Gambar 4.1 NSPT pada Titik Pemboran BH-1 41

Gambar 4.2Korelasi Pendekatan antara Kuat Geser Tanah dan NSPT 42

Gambar 4.3 Hubungan antara Sudut Geser Dalam dengan NSPT untuk Tanah

Pasir 42

Gambar 4.4Kurva Distribusi Daya Dukung 44

Gambar 4.5 Grafik gaya (F) vs Kecepatan Rambat Gelombang (V) Hasil

Rekaman PDA test 49

Gambar 4.6 Input Data Karakteristik Pondasi Tiang 53

Gambar 4.7 Input Profil Tanah dan NSPT 54

Gambar 4.8 Output NPILE 55

(6)

vi

DAFTAR NOTASI

A Luas penampang pondasi tiang bor. α Faktor adhesi.

Cu Kohesi tanah.

f Gesekan selimut pondasi tiang. L Panjang pondasi tiang bor.

N0 Nilai tumbukan yang dicatat pertama kali pada Standard Penetration Test. N1 Nilai tumbukan yang dicatat kedua pada Standard Penetration Test. N2 Nilai tumbukan yang dicatat ketiga pada Standard Penetration Test.

NSPT Nilai tumbukan pada pelaksanaan Standard Penetration Test, atau disebut juga nilai SPT. Setelah 3 kali pencatatan tumbukan (N0, N1, N2), maka N =

N1 + N2.

p Keliling penampang pondasi tiang bor. Qu Daya dukung ultimit pondasi tiang Qp Daya dukung ultimit ujung pondasi tiang Qs Daya dukung ultimit selimut pondasi tiang qp Tahanan ujung per satuan luas

(7)

vi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran L1 Hasil Standard Penetration Test di titik BH-1 ... 64 Lampiran L2 Output PDA Test ... 68

(8)

Universitas Kristen Maranatha 64 DAFTAR LAMPIRAN

(9)

Universitas Kristen Maranatha 65 LAMPIRAN I

HASIL STANDARD PENETRATION TEST

(10)
(11)
(12)
(13)

Universitas Kristen Maranatha 69 LAMPIRAN II

(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)

Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pesatnya pertumbuhan setelah lebih satu dekade pasca krisis moneter, mulai jelas terlihat dengan banyaknya bangunan-bangunan yang ditujukan untuk bisnis dan properti. Terbatasnya lahan pada daerah-daerah strategis di kota-kota besar membuat pembangunan harus memaksimalkan penggunaan lahan, di samping semakin tinggi pula nilai ekonomis tanah di kota besar. Bangunan bertingkat banyak, menjadi seperti jamur di musim hujan. Gedung-gedung bertingkat yang dimaksud banyak dijumpai di kota Jakarta.

Pada bangunan bertingkat tinggi, beban yang harus dipikul oleh pondasi semakin besar. Untuk mendukung beban struktur di atasnya, pondasi tiang merupakan pilihan yang tepat untuk mengalihkan beban ke lapisan tanah yang lebih dalam. Ada dua jenis umum dari pondasi tiang, yaitu pondasi tiang pancang dan pondasi tiang bor.

Salah satu kendala yang sering dihadapi dalam sistem pondasi tiang adalah penentuan daya dukung tanah. Daya dukung pada pondasi tiang berasal dari penjumlahan dua komponen, yaitu komponen tahanan ujung dan komponen friksi selimut. Komponen friksi ini dihasilkan oleh gesekan antara tiang dengan tanah. Kedua komponen tersebut dapat diinterpretasikan dari beberapa hasil uji yang

spesifik pada tiang tersebut. Studi kasus yang diambil pada tugas akhir ini adalah The

Icon Residences Apartment, di jalan Setiabudi, Jakarta.

(20)

Universitas Kristen Maranatha 2 dilakukan secara teoritis dengan berbagai metode berdasarkan parameter-parameter yang didapat dari uji di laboratorium. Setelah memasuki era penggunaan komputer, mulai dikembangkan perangkat keras maupun perangkat lunak berdasarkan metode-metode tersebut.

Di lapangan, ada berbagai macam metode dalam menentukan daya dukung pondasi tiang, di antaranya dengan melakukan interpretasi dari uji langsung

pembebanan skala penuh di lapangan, dan Pile Driving Analyer (PDA) test. PDA test

saat ini semakin banyak digunakan pada proyek-proyek berskala besar di kota karena lebih efisien dibandingkan uji pembebanan skala penuh.

1.2 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian tugas akhir ini adalah membandingkan hasil perhitungan kapasitas dukung aksial pondasi tiang bor dari beberapa metode, sebagai berikut:

1. Metode Reese (1977)

2.Analisis dengan perangkat lunak (software) NPILE

Dan memeriksa perhitungan desain tersebut dengan hasil Pile Driving Analyzer

test yang dilakukan di lapangan.

1.3 Ruang Lingkup Penelitian

Agar penulisan tugas akhir ini lebih terarah dalam mencapai tujuan, maka dibatasi sebagai berikut:

1. Pondasi tiang bor berdiameter beton 100 cm dengan panjang 50,4 m pada The

Icon Residences Apartment,di Jalan Setiabudi, Jakarta

2. Daya dukung aksial

3. Penurunan akibat konsolidasi tidak diperhitungkan

4. Data yang digunakan berupa uji lapangan yaitu data NSPT tahun 2006

(21)

Universitas Kristen Maranatha 3

1.4 Sistematika Penelitian

Penulisan tugas akhir ini terdiri dari lima bab dengan beberapa sub bab di dalamnya. Secara garis besar, sistematika penulisan tiap bab adalah sebagai berikut:

BAB I : Pendahuluan

Berisi latar belakang masalah, tujuan penelitian, ruang lingkup penelitian, sistematika penelitian, dan lisensi perangkat lunak.

BAB II : Pondasi Tiang Bor

Menjelaskan tentang definisi pondasi, pondasi tiang, pengenalan pondasi tiang bor, dan prosedur pelaksanaan pondasi tiang bor berdasarkan literatur.

BAB III : Daya Dukung Tiang Bor

Menguraikan teori-teori mengenai penentuan daya dukung pondasi

tiang bor, meliputi: Standard Penetration Test, metode Reese, dan teori

tentang Pile Driving Analyzer, serta karakteristik perangkat lunak

NPILE. BAB IV : Studi Kasus

Berisi deskripsi proyek, data parameter tanah hasil pengukuran di lokasi proyek dan pengolahan data tersebut untuk mendapatkan parameter tanah desain, kemudian analisis penentuan daya dukung ultimit tiang bor

dengan metode Reese, perangkat lunak NPILE, lalu membandingkan

keduanya dengan hasil Pile Driving Analyzer test.

(22)

Universitas Kristen Maranatha 4

perhitungan daya dukung tiang bor dengan Metode Reese, program NPILE, &

interpretasi output Pile Driving Analyzer Test

(23)

Universitas Kristen Maranatha 60

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari analisis penentuan daya dukung aksial tiang bor berdiameter 100 cm pada proyek The Icon Residences, baik dari hasil uji Pile Driving Analyzer di lapangan, menggunakan program komputer NPILE, maupun berdasarkan perhitungan metode Reese diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Kapasitas daya dukung ultimit (Qult) statik dengan metode Reese sebesar 1574,79 ton. Terbagi menjadi daya dukung ujung (Qp) dan daya dukung selimut (Qs) sebesar 212,06 ton dan 1362,68 ton.

2. Daya dukung ultimit berdasarkan hasil uji PDA adalah sebesar 1643 ton. 3. Daya dukung ultimit berdasarkan hasil analisis CAPWAP adalah sebesar

1650,2 ton. Dengan tahanan ujung dan tahanan selimut berturut-turut sebesar 6 ton dan 1644,2 ton.

4. Menurut program NPILE, daya dukung ultimit kumulatif, hingga pada dasar tiang (49,7m) sebesar 1356,9 ton. Dengan daya dukung ujung sebesar 314,2 ton dan daya dukung selimut sebesar 1042,7 ton.

5. Selisih hasil daya dukung ultimit antara metode Reese dan PDA test mencapai 68,21 ton, atau terdapat perbedaan sebesar 4,15%.

6. Selisih hasil daya dukung ultimit antara program NPILE dan PDA test

mencapai 624,8 ton, atau terdapat perbedaan sebesar 17,77%.

(24)

Universitas Kristen Maranatha 61 8. Waktu yang dibutuhkan dalam proses penentuan daya dukung dengan metode Reese menjadi bergantung pada jumlah dan variasi lapisan tanah. Tanpa bantuan program statistika seperti Microsoft Excel, waktu yang dibutuhkan dalam menyelesaikan perhitungan semakin panjang.

9. Terjadi perbedaan kapasitas tahanan ujung yang cukup besar antara hasil perhitungan desain daya dukung (metode Reese dan program NPILE) dengan hasil pengujian / pemeriksaan di lapangan (PDA test). Karena PDA test

mendapatkan kapasitas daya dukung yang lebih besar dibanding hasil perhitungan, maka dapat disimpulkan bahwa untuk efisiensi, dimensi pondasi tiang bor dapat direncanakan ulang, menjadi lebih kecil dari dimensi tiang bor yang diuji.

10. Hasil PDA test menunjukkan daya dukung ujung aktual (di lapangan) lebih kecil daripada daya dukung ujung hasil perhitungan desain. Kemungkinan hal ini disebabkan tiang bor beton dicor dalam keadaan basah dan mengalami masa curing di bawah tanah. Ketika beton sudah dalam kondisi set, terjadi penyusutan (shrinking) akibat penurunan temperatur selama masa curing, sehingga volume tiang bor menjadi lebih kecil dari pada saat beton dicor ke dalam lubang. Dengan adanya penyusutan tersebut panjang pembenaman tiang bor yang sebenarnya lebih pendek dari kedalaman lubang. Jadi, pada saat dilakukan uji PDA, data tahanan ujung yang diperoleh dari analisis CAPWAP kurang mewakili tahanan ujung yang sebenarnya. Ketika palu menumbuk tiang, ujung tiang bor kemungkinan tidak menyentuh dasar lubang bor (free end).

11. Kondisi pada saat PDA test adalah daya dukung ultimit belum tercapai (refusal). Daya dukung tiang masih dapat meningkat apabila energi penumbukan palu semakin diperbesar. Kondisi tersebut diperkirakan juga disebabkan oleh kesimpulan pada butir 10, energi yang direkam oleh PDA

(25)

Universitas Kristen Maranatha 62 12. Sebagai metode pengujian langsung di lapangan, PDA test menjadi seringkali diandalkan dalam penentuan daya dukung pondasi tiang aktual. Tetapi di sisi lain PDA test membutuhkan biaya lebih besar dibandingkan kedua metode lain pada tugas akhir ini, serta memerlukan operator yang berpengalaman dalam melaksanakan pengujian.

13. Output program NPILE menunjukkan nilai daya dukung yang terkecil dari ketiga metode pada tugas akhir ini. Jadi, dapat disimpulkan bahwa dengan data SPT yang sama, metode Meyerhoff menghasilkan daya dukung ultimit yang lebih kecil dibandingkan dengan metode Reese.

14. Sebagai perangkat lunak sederhana, penggunaan NPILE paling praktis dibanding metode Reese. Dari sisi waktu proses komputasi, NPILE adalah yang tercepat.

5.2 Saran

1. Ketika menggunakan metode Reese, sebaiknya memperhatikan ketelitian dalam memplot pada grafik atau kurva. Pemanfaatan program statistika seperti Microsoft Excel dapat membantu mempersingkat waktu, mempertajam akurasi, maupun memperkecil resiko kesalahan perhitungan. Dibutuhkan pengalaman dalam interpretasi untuk mendapatkan hasil yang paling sesuai kondisi sebenarnya.

2. Karena kondisi pada saat pengujian refusal, maka perlu dilakukan uji PDA

kembali dengan hammer yang lebih berat, agar energi pemancangan menjadi lebih besar dan daya dukung ultimit dapat tercapai.

3. Pada program NPILE, diperlukan pilihan untuk menyimpan file (save), agar apabila terjadi kesalahan dalam input atau perlu melakukan perhitungan beberapa kali dengan variasi data, operator tidak perlu mengulang dari awal.

(26)

Universitas Kristen Maranatha 63

DAFTAR PUSTAKA

1. Bowles, Joseph E., 1984. Analisa dan Desain Pondasi, Jilid 2, Erlangga, Jakarta.

2. Bowles, Joseph E., 1984. Physical and Geotechnical Properties of Soils, McGrawHill Inc, 2nd edition.

3. Coduto, D.P., 1994. Foundation Design: Principles and Practice, Prentice Hall,New Jersey.

4. Das, Braja M., 1999. Principles of Foundation Engineering 4th ed, PWs Kent, CA.

5. Rahardjo, P.P., 2001. Manual Pondasi Tiang, Publikasi GEC, Universitas Katolik Parahyangan, Bandung.

6. Reese, L.C., Touma, F.T., O’Neil, M.w., 1976, Behavior of Drilled Piers Under Axial Loading, J. Geotech. Engrg. Div., ASCE, 102(5), 493-510

7. http://nathanmadutujuh.googlepages.com, ESRC homepage - Engineering Software Research Center, diakses pada Desember 2009 – Januari 2010.

8. http://www.pile.com/pdi/default.asp, Pile Dynamics, Inc. website, diakses pada September – November 2009.

9. Yu, Richard, 2005. Short Course: Pile Technology 2nd Session, Dynamic

Gambar

Gambar 1.1 Diagram Alir Penulisan

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan beberapa pengertian bimbingan belajar diatas, maka dapat disimpulkan bahwa bimbingan belajar adalah seperangkat uasaha bantuan kepada peserta didik

Z njimi opredelimo, katero znanje je za uspešnost podjetja pomembno tako danes kot tudi jutri, zato da bi podjetje lahko pridobilo znanjsko in s tem konkurenčno prednost pred

Berdasarkan penelitian yang telah menggunakan pelarut n-heksana, kloroform, dan etanol yang menunjukkan ekstrak masing-masing pelarut tersebut memiliki tingkat toksisitas yang

Pemanfaatan gas bumi di dalam negeri telah berjalan cukup lama namun selama ini masih terkonsentrasi pada daerah yang dekat dengan sumber gas bumi atau

Limbah- limbah tersebut kemungkinan besar mengandung mikroorganisme patogen atau bahan kimia beracun berbahaya yang menyebabkan penyakit infeksi dan dapat tersebar ke lingkungan

Penelitian daya cerna menggunakan rancangan acak lengkap pola faktorial dilakukan pada tiga jenis rumpun kelinci; New Zealand White (NZW), Rex dan lokal; dengan umur yang

Hal ini dikarenakan belum begitu tertarik untuk mempelajarinya dan media alat yang digunakan masih terbatas; (b) Bank Sampah, Masyarakat di tiap-tiap RW belum menerapkan

Hasil dari penelitian Yulianti (2004) menemukan bahwa beban pajak tangguhan dan tiga model akrual tersebut sama-sama berpengaruh positif dan mempunyai dampak yang signifikan