Rival Buari Hidayat, 2015
DILEMA MASYARAKAT SUMEDANG TERHADAP KEHADIRAN GERAKAN DI/TII TAHUN 1950-1962 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DILEMA MASYARAKAT SUMEDANG TERHADAP KEHADIRAN GERAKAN DI/TII TAHUN 1950-1962
SKRIPSI
diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan pada Departemen Pendidikan Sejarah
Oleh:
Rival Buari Hidayat 1002245
DEPARTEMEN PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG 2015
DILEMA MASYARAKAT SUMEDANG TERHADAP KEHADIRAN
GERAKAN DI/TII TAHUN 1950-1952
Oleh
Rival Buari Hidayat
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan pada Departemen Pendidikan Sejarah Fakultas Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Sosial
©Rival Buari Hidayat 2015
Universitas Pendidikan Indonesia
Februari 2015
Hak Cipta dilindungi oleh Undang-Undang.
Skripsi tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
Rival Buari Hidayat, 2015
DILEMA MASYARAKAT SUMEDANG TERHADAP KEHADIRAN GERAKAN DI/TII TAHUN 1950-1962 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
RIVAL BUARI HIDAYAT
DILEMA MASYARAKAT SUMEDANG TERHADAP KEHADIRAN GERAKAN DI/TII TAHUN
1950-1962
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH
PEMBIMBING :
Pembimbing I
H. Didin Saripudin Ph.D. M.Si
NIP. 19700506 199702 1 001
Pembimbing II
Moch. Eryk Kamsori S.pd
NIP. 19690430 199802 1 001
Mengetahui,
Ketua Departemen Pendidikan Sejarah FPIPS UPI
Dr. Agus Mulyana M.Hum
Rival Buari Hidayat, 2015
ABSTRAK
Skripsi ini berjudul “Dilema Masyarakat Sumedang Terhadap Kehadiran Gerakan DI/TII 1950-1962”. Masalah utama yang diangakat dalam skripsi ini adalah
“Bagaimana Sikap Masyarakat Sumedang Ketika Berkembangnya Gerakan DI/TII Tahun 1950-1962”. Dari masalah utama tersebut dibagi menjadi tiga pertanyaan penelitian, yaitu (1) Latarbelakang munculnya gerakan DI/TII di Sumedang tahun 1950-1962, (2) Bagaimana sikap masyarakat Sumedang terhadap kehadiran Gerakan DI/TII tahun 1950- 1962, (3) Bagaimana pengaruh dari gerakan DI/TII terhadap masyarakat Sumedang tahun 1950- 1962. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk Menjelaskan latarbelakang munculnya Gerakan DI/TII di Sumedang Tahun 1950-1962, Menjelaskan sikap masyarakat Sumedang terhadap kehadiran Gerakan DI/TII tahun 1950-1962, Mendeskripsikan pengaruh dari Gerakan DI/TII terhadap keadaan masyarakat Sumedang tahun 1960-1962, Serta menjelaskan berakhirnya Gerakan DI/TII di Sumedang. Metode yang digunakan adalah metode historis. Untuk memperdalam analisis, peneliti menggunakan pendekatan interdisipliner melalui kajian terhadap sumber lisan, arsip, penelitian terdahulu. Latarbelakang kehadiran Gerakan DI /TII di wilayah Sumedang sekitar tahun 1950-an merupakan bagian awal dari tujuan lahirnya Gerakan DI/TII yaitu beridirya NII di Jawa Barat yang dipimpin oleh Kartosuwiryo. Kehadiran Gerakan DI/TII menggangu kehidupan Masyarakat Kabupaten Sumedang karena mereka sering memaksa masyarakat untuk membayar infaq atau pajak, jika masyarakat tidak membayar infaq atau pajak yang telah ditentukan maka Gerakan DI/TII tidak segan-segan melakukan kekerasan terhadap masyarakat bahkan sampai membakar rumah-rumah masyarakat tersebut. Keadaan tersebut menimbulkan berbagai reaksi dari masyarakat Sumedang, diantaranya banyak dari masyarakat Sumedang yang menolak kehadiran gerakan DI/TII dan tidak sedikit juga yang memlih untuk mendukung Gerakan DI/TII. Penolakan yang dilakukan oleh masyarakat Sumedang dikarenakan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Gerakan DI/TII membuat resah masyarakat. Banyak masyarakat yang harus mengungsi ke tempat yang lebih aman karena mereka takut akan diserang oleh Gerakan DI/TII atau bahkan mereka tidak lagi memiliki tempat tinggal karena rumah-rumahnya telah dibakar oleh Gerakan DI/TII. Masyarakat lain yang memlih untuk mendukung Gerakan DI/TII disebabkan oleh berbagai keadaan, diantaranya seseorang meresa takut dibunuh sehingga memilih untuk menjadi pendukung Gerakan DI/TII dengan memberikan informasi keadaan masyarakat yang akan mereka datangi, ada juga yang memlih untuk bergabung disebabkan merasa kecewa terhadap masyarakat yang tidak mendukung dia untuk menjadi Kepala Desa daerah tersebut. Kehadiran Gerakan DI/TII menimbulkan pengaruh terhadap keadaan sosial, keamanan, serta ekonomi masyarakat Sumedang. Keadaan tersebut terus dirasakan oleh masyarakat Kabupaten Sumedang sampai pada tahun 1962 ketika pemimpin Gerakan DI/TII beserta pengikutnya ditangkap, sehingga pengaruh dari Gerakan DI/TII semakin melemah sampai pada akhirnya keadaan masyarakat Kabupaten Sumedang kembali seperti biasanya.
Rival Buari Hidayat, 2015
DILEMA MASYARAKAT SUMEDANG TERHADAP KEHADIRAN GERAKAN DI/TII TAHUN 1950-1962 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRACT
This thesis is titled The Dile a of Su eda g People towards the Prese e of DI/TII Movement in 1950- 9 . The ai pro le whi h is studied i this thesis is How the Reaction of Sumedang People when DI/TII Movement Spread in 1950- 9 . These ai problems are divided into three research questions, namely (1) The background of the emergence of DI/TII Movement at Sumedang in 1950-1962, (2) How the reaction of Sumedang people towards the presence of DI/TII Movement in 1950-1962, (3) How the influence of DI/TII Movement towards Sumedang people in 1950-1962. The aim of this study is to Explain the background about the emergence of DI/TII Movement at Sumedang in 1950-1962, Explaining the reaction of Sumedang people towards the presence of DI/TII Movement in 1950-1962, Describing the influence of DI/TII Movement towards the condition of Sumedang people in 1960-1962, and explaining the ending of DI/TII Movement in Sumedang. Method which is used is historical method. To deepen this analysis, the researcher uses interdisciplinary approach through study towards oral source, files, and previous researches. The background of DI/TII Movement presence at
Su eda g i 9 ’s was o ly the egi i g fro the purpose of the e erge e of DI/TII
Movement, namely, the emergence of NII in West Java which was led by Kartosuwiryo. The presence of DI/TII Movement disturbed the Sumedang people because they often forced Sumedang people to pay taxes and allowances, if they did not pay, the DI/TII would do violence acts towards Sumedang people such as burnt people houses. Such situation triggered reaction from Sumedang people, among others, many Sumedang people who rejected the presence of DI/TII movement and some who supported DI/TII movement. The rejection by Sumedang people because the activities which were conducted by DI/TII Movement arouse restlessness among Sumedang people. Many of them who had to flee to safer places because they were afraid to be attacked by DI/TII or because they did not have house anymore because their houses had been burnt by DI/TII. Others chose to support DI/TII because several reasons, among others, they were afraid that they would be killed by DI/TII if they did not join DI/TII by giving information about Sumedang people condition which they visited, and there were also who chose to join DI/TII because they felt disappointed towards Sumedang people who did not choose them to be the Head of the Village. The presence of DI/TII Movement gave influence towards the condition of social, peacefulness and also economy of Sumedang people. Such conditions were also felt by Sumedang people until 1962 when DI/TII leader with his followers were captured which made their influence weakened and gradually the condition of Sumedang people was back to normal.
Rival Buari Hidayat, 2015
KATA PENGANTAR ... i
UCAPAN TERIMA KASIH... ii
ABSTRAK ... iii
DAFTAR ISI ... iv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 4
1.3 Tujuan Penelitian ... 5
1.4 Manfaat Penelitian ... 5
1.5 Struktur Organisasi Skripsi ... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7
2.1 Lahirnya Gerakan DI/TII di Jawa Barat Tahun 1949 ... 7
2.2 Keadaan Masyarakat Sumedang Tahun 1950-1962 ... 10
2.3 Berkembangnya Gerakan DI/TII di Sumedang Tahun 1950-1962 ... 14
2.4 Konsep-konsep ... 15
2.4.1Dilema ... 15
2.4.2 Sikap ... 15
2.5 Arsip ... 16
2.6 Jurnal dan Penelitian Terdahulu ... 17
BAB III METODE PENELITIAN ... 19
3.1 Memilih Topik Penelitian ... 20
3.2 Mengusut Semua Evidensi(Bukti) yang Relevan dengan Topik ... 23
3.2.1 Pencarian Sumber Lisan ... 24
3.2.2 Pencarian di Situs Internet ... 24
3.2.3 Pencarian ke Toko buku ... 25
3.2.4 Pencarian ke Perpustakaan ... 25
Rival Buari Hidayat, 2015
DILEMA MASYARAKAT SUMEDANG TERHADAP KEHADIRAN GERAKAN DI/TII TAHUN 1950-1962 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.4Mengevaluasi Secara Kritis Semua Evidensi yang Telah Dikumpulkan
(Kritik Sumber) ... 28
3.4.1 Kritik Ekternal ... 29
3.4.2 Kritik Internal ... 30
3.5 Menyusun Hasil Penelitian Secara Sistematis ... 32
3.6 Menyajikan Hasil Penelitian ... 34
BAB IV MASYARAKAT SUMEDANG DAN KEHADIRAN GERAKAN DI/TII TAHUN 1950-1962 ... 37
4.1 Latarbelakang Munculnya Gerakan DI/TII di Sumedang ... 37
4.1.1 Letak Geografis ... 37
4.1.2 Lahirnya Gerakan DI/TII ... 38
4.1.3 Munculnya Gerakan DI/TII di Sumedang ... 42
4.2 Sikap Masyarakat Sumedang Terhadap Kehadiran Gerakan DI/TII ... 47
4.2.1Masyarakat yang Menolak Gerakan DI/TII... 47
4.2.2 Masyarakat yang Mendukung Gerakan DI/TII ... 56
4.3 Pengaruh dari Gerakan DI/TII terhadap Masyarakat Sumedang ... 60
4.3.1 Pengaruh Sosial dan Keamanan ... 60
4.3.2 Pengaruh Ekonomi ... 63
4.3.3 Berakhirnya Gerakan DI/TII ... 66
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 69
5.1 Simpulan ... 69
5.2 Saran ... 71
DAFTAR PUSTAKA ... 72 LAMPIRAN
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Bab III ini merupakan pemaparan mengenai metode penelitian yang
digunakan dalam penelitan skripsi ini. Adapun metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode historis, dengan studi literatur sebagai teknik
penelitiannya. Penggunaan metode historis merupakan metode yang cocok untuk
digunakan dalam penelitian skripsi yang berjudul “Dilema Masyarakat Sumedang
Terhadap Kehadiran Gerakan DI/TII Tahun 1950-1962”, karena data-data yang
dibutuhkan dalam penelitian ini pada umumnya berasal dari masa lampau.
Sedangkan teknik studi literatur atau kajian kepustakaan dilakukan dengan cara
meneliti dan mempelajari sumber kepustakaan baik berupa buku, jurnal, artikel
maupun literatur lainnya yang relevan dengan kajian.
Metode historis menurut Sjamsuddin (2007:16-17) adalah ”bagaimana mengetahui Sejarah”. Lebih jelasnya Ismaun (2005:34) menggambarkan apa itu metode Historis, “metode historis ialah rekonstruksi imajinatif mengenai gambaran
masa lampau peristiwa-peristiwa sejarah secara kritis dan analitis berdasarkan
bukti-bukti dan data peninggalan masa lampau yang disebut sumber sejarah”. Metode
historis dapat diartikan sebagai cara atau langkah-langkah yang harus ditempuh
peneliti untuk mengetahui peristiwa masa lampau dengan menganalisis sumber atau
bukti-bukti sejarah yang ditinggalkan. Adapun langkah-langkah dalam penelitian
sejarah menurut Sjamsuddin (2007:89) :
1. Memilih topik penelitian.
2. Mengusut semua evidensi (bukti) yang relevan dengan topik. 3. Membuat catatan-catatan penting.
4. Mengevaluasi secara kritis semua evidensi yang telah dikumpulkan (kritik sumber).
20
Rival Buari Hidayat, 2015
DILEMA MASYARAKAT SUMEDANG TERHADAP KEHADIRAN GERAKAN DI/TII TAHUN 1950-1962 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6. Menyajikannya dalam suatu cara yang dapat menarik perhatian dan mengkomunikasikannya kepada para pembaca sehingga dapat dimengerti sejelas mungkin.
Untuk memudahkan pemaparan mengenai langkah-langkah penelitian yang telah
dilakukan, peneliti membaginya ke dalam enam sub bab pembahasan yang
disesuaikan dengan langkah-langkah penelitian yang telah disebutkan.
3.1. Memilih Topik Penelitian
Dalam memilih topik penelitian, menurut Gray (Sjamsuddin, 2007:90-91)
peneliti harus memperhatikan empat kriteria ; nilai, keaslian, kepraktisan dan
kesatuan,
a. Nilai (Value). Topik harus sanggup memberikan penjelasan atau suatu yang berarti dan dalam arti suatu yang universal, aspek dari pengalaman manusia-barangkali melalui pendekatan kaji kasus atau dengan mendemonstrasikan hubunganya dengan gerakan yang lebih besar.
b. Keaslian (Originality), topik yang dipilih harus benar-benar baru. Dalam artian jika penelitian tersebut telah dikaji, maka peneliti perlu menampilkan sesuatu fakta dan interpretasi yang baru.
c. Kepraktisan (Practicality), topik yang diangkat peneliti perlu memperhatikan mengenai kemudahan dalam memperoleh sumber-sumber dan kemampuan untuk menggunakan sumber tersebut. Di satu sisi peneliti pun perlu memperhatikan pula ruang lingkup dari kedalamannya. Apakah topik akan digunakan untuk suatu karya tulis ilmiah berupa makalah, skripsi, tesis, disertasi atau buku. Sehingga tingkat kedalaman dari topik yang diangkat dapat disesuaikan
d. Kemudian terakhir yaitu kesatuan (Unity). Setiap penelitian harus mempunyai suatu kesatuan tema, atau diarahkan kepada suatu pertanyaan atau proporsi yang bulat, yang akan memberikan peneliti suatu titik bertolak, suatu arah maju ke tujuan tertentu, serta suatu harapan atau janji yang akan melahirkan kesimpulan-kesimpulan yang khusus.
Berdasarkan empat kriteria yang telah disebutkan, langkah awal yang
dilakukan peneliti adalah mencari beberapa referensi berupa buku-buku mata kuliah,
Barat yang ditulis oleh Nina Lubis,dkk terbitan Satya Historika Bandung tahun 1990.
Dalam tulisannya tersebut, peneliti mendapat penjelasan bahwa sekitar tahun 1950
pengaruh gerakan DI/TII sudah masuk ke seluruh daerah priangan termasuk
Sumedang. Pada awalnya, peneliti hanya mengetahui bahwa gerakan DI/TII itu
muncul dan berkembang di daerah Tasikmalaya dan Garut saja. Peneliti mulai tertarik
dengan masuknya gerakan DI/TII di Sumedang. Untuk mendapatkan sedikit
gambaran mengenai gerakan DI/TII di Sumedang peneliti mencari beberapa referensi
lainnya, seperti pencarian di berbagai situs internet.
Setelah mendapatkan sedikit gambaran mengenai gerakan DI/TII di
Sumedang, penulis pun mencoba untuk mengajukan topik tersebut kepada dosen
penanggung jawab atas penulisan skripsi di jurusan Pendidikan Sejarah. Setelah
beberapa kali mengajukan topik tersebut, tema tersebut akhirnya diterima. Langkah
selanjutnya yang dilakukan oleh peneliti yaitu menyusun dan mengajukan rancangan
tema penelitian dalam bentuk proposal skripsi kepada TPPS (Tim Pertimbangan
Penulisan Skripsi) yang secara khusus menangani penulisan skripsi di Departemen
Pendidikan Sejarah FPIPS UPI. Judul yang peneliti ajukan adalah “Dilema
Masyarakat Sumedang Terhadap Kehadiran Gerakan DI/TII Tahun 1950-1962”.
Rancangan penelitian merupakan kerangka dasar yang dijadikan rujukan
dalam penyusunan laporan penelitian. Rancangan penelitian tersebut kemudian
diserahkan kepada TPPS untuk dipresentasikan dalam seminar proposal skripsi.
Prosedur ini merupakan langkah awal dari uji kelayakan terhadap tema penelitian
yang dipilih. Adapun rancangan penelitian ini terdiri dari :
1. Judul Penelitian
2. Latar Belakang Masalah Penelitian
3. Rumusan Masalah
4. Tujuan Penelitian
5. Manfaat Penelitian
6. Metode Penelitian
22
Rival Buari Hidayat, 2015
DILEMA MASYARAKAT SUMEDANG TERHADAP KEHADIRAN GERAKAN DI/TII TAHUN 1950-1962 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
8. Struktur Organisasi Skripsi
Rancangan penulisan skripsi ini diserahkan pada bulan September 2014
kepada TPPS dan kemudian di seminarkan pada tanggal 18 November 2014 di
Laboratorium Departemen Pendidikan Sejarah. Dalam seminar proposal skripsi ini
pun berkaitan pula dengan penentuan dan penetapan dosen pembimbing. Penentuan
dosen pembimbing ini ditentukan oleh pihak TPPS dan jurusan. Berdasarkan surat
keputusan Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah FPIPS UPI pada bulan Februari 2014
ditetapkan pembimbing I yaitu Bapak H. Didin Saripudin Ph.D M.Si, dan Moch.
Eryk Kamsori S. Pd sebagai pembimbing II. Proses bimbingan ini dilakukan agar
memudahkan peneliti dalam mengkaji tema yang telah diajukan.
Hasil dari seminar penulisan skripsi tersebut, tema mengenai pengaruh
gerakan DI/TII di Sumedang, diterima. Masukan yang diberikan kepada peneliti yaitu
agar memperbaiki penulisan skripsi yang harus disesuaikan dengan pedoman
penulisan karya tulis ilmiah tahun 2014 yang dikeluarkan oleh Universitas
Pendidikan Indonesia (UPI). Peneliti pun diharuskan untuk memperdalam mengenai
keadaan masyarakat Sumedang disaat kehadiran gerakan DI/TII. Masukan tersebut
diberikan kepada peneliti, agar memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian
kedepannya.
Proses bimbingan dilakukan dengan cara memberikan draft kepada dosen
pembimbing I dan II, seminggu setelah penyerahan draft tersebut baru dilaksanakan
proses bimbingan. Dalam proses bimbingan, tahun dimana judul skripsi yang telah
diajukan peneliti pun berubah. Semula judul penelitian skripsi ini yaitu “Muncul dan Berkembangnya Gerakan DI/TII di Sumedang Tahun 1950-1962, kemudian berubah
menjadi “Dilema Masyarakat Sumedang Terhadap Kehadiran Gerakan DI/TII Tahun 1950-1962”. Perubahan judul tersebut ditetapkan berdasarkan rumusan masalah yang telah peneliti tetapkan, tujuannya agar mempermudah peneliti dalam menganalisis
3.2. Mengusut Semua Evidensi (Bukti) yang Relevan dengan Topik
Pada tahap ini, peneliti melakukan pencarian, pengumpulan dan
pengklasifikasian berbagai sumber yang berhubungan dengan topik penelitian. Proses
pencarian sumber ini sering disebut dengan proses Heuristik. Menurut Gottslack
(1975:35) ,
Heuristik sejarah tidak jauh berbeda dalam hakekatnya dengan kegiatan bibiliografis yang lain sejauh menyangkut buku-buku yang tercetak. Akan tetapi sejarawan harus mempergunakan banyak material yang tidak terdapat di dalam buku-buku.
Material yang dimaksud adalah sumber-sumber sejarah selain buku, baik
berupa catatan, dokumentasi atau peninggalan-peninggalan yang lainnya. Mengenai
sumber-sumber sejarah Sjamsuddin (2007:96) menjelasknya, bahwa
sumber-sumber sejarah dapat diklasifikasikan dengan beberapa cara; formal (resmi) dan informal (tidak resmi); juga pembagian menurut asal (dari mana asalnya), isi (mengenai apa) dan tujuan (untuk apa), yang masing-masing dibagi-bagi lebih lanjut menurut waktu, tempat, dan cara atau produknya. Pembagian-pembagian ini berhubungan dengan aspek dari sumber atau testimoni dan pengetahuan ini amat membantu dalam mengevaluasi sumber-sumber.
Sumber-sumber yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber lisan dan
sumber literatur berupa buku, arsip, jurnal, dan referensi lainya yang tentunya
relevan dengan peneliti topik penelitian skripsi ini. Peneliti melakukan wawancara
terhadap narasumber yang merupakan pelaku sejarah yang sezaman dan
menggunakan buku, arsip, jurnal maupun artikel yang peneliti peroleh dari koleksi
pribadi maupun dari tempat lain. Selain itu peneliti pun menggunakan artikel jurnal
yang diperoleh dari pencarian di situs internet. Maka untuk memudahkan pemahaman
pada tahap pencarian sumber sejarah ini, peneliti membaginya kedalam empat sub
bab sesuai dengan tempat pencarian sumber tersebut, pertama yaitu pencarian sumber
lisan, pencarian di situs Internet, pencarian di toko-toko buku dan terakhir pencarian
24
Rival Buari Hidayat, 2015
DILEMA MASYARAKAT SUMEDANG TERHADAP KEHADIRAN GERAKAN DI/TII TAHUN 1950-1962 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.2.1 Pencarian Sumber Lisan
Peneliti melakukan pencarian sumber lisan melalui wawancara dengan pelaku
sejarah yang secara lanngsung berkaitan dengan permasalahan yang dikaji. Dalam
kegiatan wawancara peneliti pertama-tama mendatangi dan melakukan wawancara
dengan Bapak Suhri pada tanggal 27 Desember 2014, yang merupakan anggota OKD
(Organisasi Keamanan Desa) Desa Nagarawangi Kecamatan Rancakalong Kabupaten
Sumedang. Narasumber kedua yang diwawancarai oleh penulis adalah Bapak Ace
pada tanggal 31 Desember 2014, yang merupakan tokoh masyarakat dan seorang
guru di Desa Nagarawangi Kecamatan Rancakalong Kabupaten Sumedang.
3.2.2. Pencarian di Situs Internet
Peneliti berusaha untuk mengumpulkan informasi dan pencarian
sumber-sumber sejarah dengan berbagai cara. Sejak bulan September 2014, penulis banyak
mengunjungi situs atau forum–forum internet yang membahas mengenai Gerakan.
Tujuan dari mengunjungi situs internet ini, yaitu untuk memperoleh berbagai macam
informasi mengenai sumber-sumber yang diperlukan dalam penelitian ini, baik
berupa buku, jurnal ataupun artikel. Cara ini terbukti berhasil, karena penulis
memperoleh beberapa sumber seperti artikel yang berkaitan dengan Gerakan DI/TII
di Jawa Barat. Artikel Gerakan Politik dan Pembaharuan Islam di Jawa Barat.
Selain buku yang berhubungan dengan tema penelitian, peneliti pun
mendapatkan skripsi yang ditulis oleh Achmad Ahsan mahasiswa Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Jurusan Ilmu Politik. Skripsi yang
berjudul DI/TII Pasca Kartosuwiryo (Studi Kasus Gerakan Komando Jihad 1976-
1981) , tentunya skripsi ini membantu peneliti dalam menjelaskan lahirnya gerakan
DI/TII di Jawa Barat dengan membandingkan dengan buku-buku yang berkaitan
dengan penelitian.
Sementara itu, artikel yang didapatkan di antaranya; Pertama, artikelnya
Fauzan Ali Rasyid yang berjudul Gerakan Politik dan Pembaharuan Islam di Jawa
berjudul Masa Kecil Zaman Gorombolan, diterbitkan di Bandung tanggal 29 Mei
2011.
3.2.3. Pencarian ke Toko-Toko Buku
Selain melakukan pencarian di situs internet, pada bulan Juli 2014 penulis
mengunjungi toko-toko buku yang ada di kota Bandung, mulai dari Gramedia,
Lawang Buku dan mengunjungi sentra buku lama di jalan Wastu Kencana, bahkan ke
sentra buku Palasari. Namun pencarian yang dilakukan di toko-toko buku tersebut
hasilnya sedikit. Peneliti hanya menemukan dua buku yang di dapatkan dari sentra
buku lama di jalan Wastu Kencana.yaitu buku dari tulisan Chaedar, yang berjudul “Pengantar Pemikiran Politik Proklamator Negara Islam Indonesia S.M. Kartosuwiryo: Mengungkan manipulasi Sejarah Darul Islam/ DI/TII semasa Orde Lama dan Orde Baru”, terbitan Darul Falah, Jakarta tahun 1999 dan buku dari tulisannya Nina Lubis, yang berjudul Sejarah Tatar Sunda Jilid II, terbitan Satya
Historika, Bandung tahun 2003.
Selain pencarian di sentra buku tersebut, penulis intensif mengunjungi toko
buku Gramedia, Bandung. Penulis mendapatkan buku tulisannya Hadiwijoyo, yang
berjudul Kahar Muzakar dan Kartosuwiryo: Pahlawan atau Pemberontak?!, terbitan
Palapa, Jakarta tahun 2013. Pemiliki toko buku ini pun membantu peneliti dalam
melakukan proses pencarian sumber buku yang berkaitan dengan gerakan DI/TII.
Namun dalam pencarian buku di sana peneliti tidak mendapatkan sumber-sumber
yang berhubungan dengan tema yang diteliti.
3.2.4. Pencarian ke Beberapa Perpustakaan
Selain sentara atau toko buku, pencarian sumber pun dilakukan peneliti
dengan mengunjungi beberapa perpustakaan-perpustakaan di daerah Kota Bandung.
Perpustakaan pertama yang peneliti kunjungi yaitu Perpustakaan Universitas
Pendidikan Indonesia (UPI) pada bulan Oktober 2014 sampai bulan Desember 2014.
26
Rival Buari Hidayat, 2015
DILEMA MASYARAKAT SUMEDANG TERHADAP KEHADIRAN GERAKAN DI/TII TAHUN 1950-1962 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
antaranya, pertama buku yang berjudul “Sekitar Perang Kemerdekaan Indonesia,
Jilid 7: Periode Renville” yang ditulis Nasution pada tahun 1995 Kedua, buku yang berjudul “ Sejarah Daerah Jawa Barat”, yang ditulis Syafei pada tahun 1981.
Selain buku-buku yang berkaitan dengan tema yang ditentukan, peneliti pun mendapatkan sumber Skripsi yang berjudul “Gerakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia di Kecamatan Wanaraja Garut Tahun 1948-1962 (konflik antara Darul Islam dengan Darussalam)” Angga Surya Purnama (2007). Peneliti menggunakan Skripsi ini dalam membantu menganalisis topik penelitian, di antaranya di dalam
Skripsi ini penulis mendapatkan buku yang berjudul Darul Islam Sebuah
Pemberontakan. ditulis oleh Van Dijk pada tahun 1983., dan buku yang berjudul Darul Islam dan Katosuwiryo: Angan-angan yang gagal. Terjemahan: yang ditulis
oleh Dengel,Holk H pada tahun 1995.
Perpustakaan kedua, yaitu Perpustakan Nasional TNI AD. Sejak bulan
Oktober-November 2014 peneliti intensif mengunjungi perpustakaan ini. Di
perpustakaan ini peneliti mendapatkan sumber buku yang membahas tentang
keterlibatan Gerakan DI/TII di antaranya; pertama buku yang berjudul Masalah
Pemberontakan DI/SMK ., yang ditulis oleh Budiman, pada tahun 1971. Buku kedua
berjudul Penumpasan Pemberontakan DI/TII S.M.Kartosuwiryo di Jawa Barat”, di
dalamnya terdapat bagian yang secara khusus menganalisis Gerakan DI/TII di Jawa
Barat pimpinan Kartosuwiryo. Buku ini ditulis oleh Disjarahad. pada tahun 1985..
Buku Ketiga berjudul “Kartosuwiryo: Mimpi Negara Islam”, yang ditulis oleh Dewanto pada tahun 2011.
Perpustakaan ketiga yaitu Perpustakaan Batu Api, di Jatinangor. Kunjungan
peneliti ke perpustakaan ini dilakukan pada bulan Februari 2014. Dalam pencarian
sumber di perpustakaan ini, peneliti mendapatkan sumber buku yang terkait tentang
Gerakan DI/TII di Jawa Barat. Pertama peneliti menemukan buku yang berjudul
Darul Islam: Sebuah Pemberontakan yang ditulis oleh Van Dijk pada tahun 1983 dan
majalah yang berkaitan dengan Kartosuwiryo, yang berjudul Kartosuwiryo: Mimpi
Sedangkan dalam kunjungan ke perpustakaan, Universitas Parahiangan
(UNPAR) di jalan Cimbuleuit, Universitas Pajajaran (UNPAD) di jalan Dipati Ukur,
Bandung dan Perpustakaan Daerah Jawa Barat pada bulan April 2014 penulis tidak
menemukan sumber buku yang relevan dengan kajian penelitian. Sementara itu,
sumber-sumber yang telah diperoleh beberapa di antaranya masih bersifat umum
membahas gerakan DI/TII dan situasi di Indonesia pasca kemerdekaan secara umum.
Selanjutnya penulis mengunjung Dinas Kesejarahan TNI AD (Disjarahad) di
Bandung, penulis mendapatkan Arsip mengenai gerakan DI/TII di Sumedang.
Pertama, penulis mendapatkan Arsip Dinas Kesejrahan TNI AD no. 8 tentang
laporan dari daerah Kawedanan Tanjungsari (Anggota B.I thn 1952-1953 Jawa
Barat). Kedua penulis mendapatkan Arsip Dinas Kesejarahan tentang DI/TII thn
1950 ( Laporan PDM Sumedang, Jawa Barat).
Selanjutnya peneliti mengunjung Universitas Indonesia (UI) di Depok,
peneliti mendapatkan buku yang berjudul Kewibawaan Tradisonal,Islam dan
pemberontakan: Kasus Darul Islam di Jawa Barat. Buku ini diterbitkan oleh Pustaka
Utama Grafiti, Jakarta tahun 1990, tentunya buku ini membantu peneliti dalam
menganalisis rumusan masalah mengenai kemunculan gerakan DI/TII di Sumedang
dengan membandingkan hasil penelitian Jackson yang membagi tiga pihak yaitu:
pihak yang mendukung, pihak yang netral dan pihak yang mendukung Gerakan
DI/TII.
Peneliti juga mengunjungi Museum Satria Mandala, di jalan Gatot Subroto,
peneliti mendapatkan sumber yang berkaitan dengan gerakan DI/TII di Jawa Barat.
Sumber yang didapatkan berupa arsip mengenai Peristiwa Cibugel 22 November
1959. Sumber tersebut sangat bermanfaat bagi penulis untuk menjelaskan reaksi
masyarakat Sumedang terhadap kekerasan yang dilakukan oleh gerakan DI/TII.
3.3. Membuat Catatan-Catatan Penting
Setelah melakukan pencarian bukti dan sumber-sumber yang relevan dengan
catatan-28
Rival Buari Hidayat, 2015
DILEMA MASYARAKAT SUMEDANG TERHADAP KEHADIRAN GERAKAN DI/TII TAHUN 1950-1962 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
catatn penting. Tujuan dari dibuatnya catatan penting tersebut adalah untuk
memudahkan peneliti dalam memahami isi dari berbagai sumber yang telah
ditemukan. Menurut (Sjamsuddin, 2007:89), “Pencatatan ini dapat menggunakan
system cards, dan dengan kemajuan teknologi kita dapat dimudahkan dengan
menggunakan fotokopi, komputer, dan Internet” Pada tahap ini peneliti membuat
beberapa catatan ulasan penting yang berhubungan dengan gerakan DI/TII di
Sumedang. Catatan-catatan yang dibuat mengacu pada pertanyan penelitian yang
terdiri dari yang melatarbelakangi munculnya gerakan DI/TII di Sumedang tahun
1950-1962, reaksi masyarakat Sumedang terhadap kehadiran Gerakan DI/TII tahun
1950- 1962, pengaruh dari gerakan DI/TII terhadap masyarakat Sumedang tahun
1950- 1962.
3.4. Mengevaluasi Secara Kritis Semua Evidensi yang Telah Dikumpulkan (Kritik Sumber)
Setelah melakukan pengumpulan dan membuat catatan-catan penting dari
sumber yang telah didapatkan, maka langkah selanjutnya adalah melakukan kritik
sumber. Tahap kritik sumber ini merupakan tahap untuk menentukan uji kelayakan
sumber, apakah sumber tersebut dapat digunakan atau tidak dalam penelitian ini.
Sebagaimana yang dijelaskan oleh Sjamsuddin (2007:131),
Tujuan dari kegiatan ialah bahwa setelah sejarawan berhasil mengumpulkan sumber-sumber dalam penelitiannya, ia tidak akan menerima begitu saja apa yang tercantum dan tertulis pada sumber-sumber itu. Langkah selanjutnya ia harus menyaringnya secara kritis, terutama terhadap sumber-sumber pertama, aar terjaring fakta-fakta yang menjadi pilihannya. Langkah ini lah yang sering disebut kritik sumber, baik terhadap bahan materi (ekstern) sumber maupun terhadap substansi (isi) sumber.
Dalam proses kritik sumber, menurut Langlois & Seignobos (Sjamsuddin,
2007:130), peneliti diharuskan untuk melakukan kritik eksternal, internal dan terakhir
pengecekan, keakuratan dan membandingkan sumber-sumber sejarah dengan tujuan
3.4.1. Kritik Eksternal
Kritik eksternal ialah melakukan verifikasi atau pengujian terhadap aspek-aspek luar dari sumber sejarah” (Sjamsuddin, 2007:132). Lebih jaug lagi dalam kritik eksternal menurut Ismaun (2005:50) bagaimana kritik ekternal ini,
Dalam kritik ektern dipersoalkan bahan dan sumber, umur dan asal dokumen, kapan dibuat (sudah lama atau belum lama sesudah terjadi peristiwa yang diberitakan), dibuat oleh siapa, instansi apa, atau atas nama siapa, sumber itu asli atau salinan dan masih utuh seluruhnya atau sudah berubah.
Maka dapat disimpulkan bahwa kritik eksternal merupakan uji kelayakan
sumber-sumber sejarah yang akan dijadikan sebagai bahan penunjang dalam penelitian
sejarah dengan melihat aspek-aspek luarnya, sebelum melihat isi dari sumber
tersebut. Kritik eksternal juga dilakukan untuk meminimalisasi subjektivitas dari
berbagai sumber yang telah didapatkan.
Kritik eksternal terhadap sumber tertulis bertujuan untuk menilai kelayakan
sumber sebelum mengkaji isi sumbernya itu sendiri. Kritik eksternal yang dilakukan
oleh peneliti ialah terhadap Arsip Dinas Kesejarahan TNI AD tentang DI/TII thn
1950 ( Laporan PDM Sumedang, Jawa Barat). Dalam proses kritik eksternal ini,
peneliti beranggapan bahwa sumber dari Arsip tentang DI/TII thn 1950 ( Laporan
PDM Sumedang, Jawa Barat) ini merupakan sumber primer yang digunakan oleh
peneliti dalam penulisan skripsi ini karena selain merupakan sumber yang sezaman
dengan penelitian yang dilakukan. Jika dihubungkan dengan yang dimaksud dengan
kritik eksternal yaitu sumber yang diklasifikasikan harus otentik dalam artian berada
dalam periode yang sezaman dengan apa yang diteliti serta merupakan laporan PDM
Sumedang, Jawa Barat. Otentik yang dimaksud disini ialah bahwa sumber tersebut
dapat melaporkan dengan benar mengenai sesuatu subjek yang tampaknya benar.
Dalam hal ini peneliti mencoba untuk menghubungkan arsip tersebut dalam tindak
lanjut masuknya gerakan DI/TII di Sumedang, Jawa Barat. Sumber tersebut menurut
30
Rival Buari Hidayat, 2015
DILEMA MASYARAKAT SUMEDANG TERHADAP KEHADIRAN GERAKAN DI/TII TAHUN 1950-1962 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dari dokumen asli, tetapi dokumen yang didapatkan oleh peneliti ketika mengunjungi
Dinas Kesejarahan TNI AD itu merupakan salinan dari aslinya dan tidak ada
pengurangan ataupun penambahan yang terdapat di dalam dokumen tersebut.
Selanjutnya hasil wawancara dengan Bapak Suhri yang berumur 92 tahun,
namun ingatannya masih kuat terhadap kejadian-kejadian yang terjadi ketika
serangan gerakan DI/TII. Bapak Suhri dulunya seorang OKD (Organisasi Keamanan
Desa). Beliau merupakan anggota OKD yang ikut berjuang dalam mempertahankan
Desa Nagarawangi, Kecamatan Rancakalong, Kabupaten Sumedang dari serangan
gerakan DI/TII. Narasumber tersebut merupakan sumber primer dalam penelitian ini
karena merupakan sumber yang sezaman dengan apa yang sedang diteliti serta
merupakan tokoh yang berperan penting pada saat kehadiran gerakan DI/TII di
Sumedang. Jika dihubungkan dengan yang dimaksud dengan kritik eksternal yaitu
sumber yang diklasifikasikan harus otentik dalam artian berada dalam periode yang
sezaman dengan apa yang diteliti yaitu tokoh yang berperan pada saat kehadiran
gerakan DI/TII di Sumedang. Otentik yang dimaksud disini ialah bahwa sumber
tersebut dapat melaporkan dengan benar mengenai sesuatu subjek yang tampaknya
benar. Dalam hal ini peneliti mencoba untuk menghubungkan Arsip Laporan PDM
Sumedang, Jawa Barat dengan hasil wawancara dengan Bapak Suhri. Sumber
tersebut menurut peneliti dapat dipertanggungjawabkan keasliannnya karena
meskipun hanya salinan dari dokumen asli, tetapi dokumen yang didapatkan oleh
peneliti ketika mengunjungi Dinas Kesejarah TNI AD itu merupakan foto copian dari
aslinya, namun tidak ada pengurangan ataupun penambahan yang terdapat di dalam
dokumen tersebut.
3.4.2. Kritik Internal
Kritik internal bertujuan untuk menguji reliabilitas dan kredibilitas sumber.
Kritik ini mempersoalkan isi dari sumber sejarah. Hal ini sesuai dengan apa yang
terhadap aspek dalam, yaitu isi dari sumber sejarah setelah sebelumnya disaring melalui kritik eksternal”. Menurut Ismaun (200:50) tujuan dari melakukan kritik internal yaitu,
tujuan untuk menilai kredibilitas sumber dengan mempersoalkan isinya, kemampuan pembuatnya, tanggung jawab dan moralnya. Isinya dinilai dengan membandingkan kesaksian-kesaksian di dalam sumber dengan kesaksian-kesaksian sumber lain.
Berhubungan dengan tahap kritik internal ini, peneliti berusaha untuk menyaring dan
mengkritisi semua sumber-sumber yang telah didapatkan pada proses heuristik.
Sebagai contoh peneliti melakukan perbandingan Arsip Laporan PDM Sumedang,
Jawa Barat dengan isi dari wawancara yang dilakukan terhadap Bapak Suhri.
Dalam hal ini peneliti mencoba melakukan kritik terhadap sumber primer
yang didapatkan peneliti dalam proses pengumpulan sumber yaitu Arsip Laporan
PDM Sumedang, Jawa Barat. Dalam proses kritik internal yang menekankan pada isi
dari arsip tersebut. Laporan tersebut menjelaskan berbagai peristiwa kedatangan
gerakan DI/TII di Sumedang. Salah satunya, pada tanggal 8 Agustus 1950, jam 12.30
WIB, gerombolan DI mendatangi kampung, Desa Antranaja sebanyak 18 orang
pimpinan Abdul Wachid.
Sedangkan Hasil wawancara dengan Bapak Suhri, seorang anggota OKD
(Organisasi Keamanan Desa) menjelaskan bahwa gerombolan DI masuk ke daerah
Rancakalong, Sumedang itu dengan menyamar sebagai pedagang alat-alat rumah
tangga, seperti berjualan panci pada siang hari. Mereka memata-matai masyarakat, DI
dapat menegtahui mana saja daerah yang tidak mendukung mereka, ketika malam
32
Rival Buari Hidayat, 2015
DILEMA MASYARAKAT SUMEDANG TERHADAP KEHADIRAN GERAKAN DI/TII TAHUN 1950-1962 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.5. Menyusun Hasil Penelitian Secara Sistematis
Pada tahap ini peneliti menyusun fakta-fakta yang telah di dapatkan kedalam
catatan-catatan yang sistematika sebelum menyajikannya kedalam suatu bentuk
tulisan. Dalam proses ini peneliti melakukan intepretasi dan eksplanasi sejarah.
Interpretasi merupakan kegiatan menafsirkan fakta-fakta yang sudah diperoleh
melalui cara mengolah fakta yang telah dikritisi dengan merujuk beberapa referensi
yang mendukung penelitian. Interpretasi perlu dilakukan agar data atau fakta yang
telah dikumpulkan sebelumnya dapat digunakan sebagai bahan penulisan skripsi.
Menurut Kuntowijoyo (Abdurrahman 2007:73),
Interpretasi sejarah atau yang biasa disebut juga dengan analisis sejarah merupakan tahap dimana peneliti melakukan sintesis atas sejumlah fakta yang diperoleh dari sumber-sumber sejarah dan bersama-sama dengan teori-teori maka disusunlah ke dalam suatu interpretasi yang menyeluruh. Dalam hal ini ada dua metode yang digunakan yaitu analisis dan sintesis. Analisis berarti menguraikan, sedangkan sistesis berarti menyatakan. Keduanya dipandang sebagai metode utama di dalam interpretasi.
Pada tahap ini penulis mencoba merangkai setiap fakta dan informasi yang
diperoleh penulis sebelum menjadikannya suatu kesatuan yang utuh. Menurut
Sjamsuddin (2007:158-159), “Ketika Sejarawan menulis disadari atau tidak, diakui
atau tidak, dinyatakan secara eksplisit atau implisit, mereka berpegang pada salah
satu atau kombinasi beberapa filsafat sejarah tertentu yang menjadi dasar penafsirannya”. Dalam melakukan penafsiran terhadap fakta-fakta sejarah yang ditemukan, peneliti menggunakan pemikiran deterministik. Menurut Romein dan
Lucey (Sjamsuddin, 2007:163), menjelaskan,
Filsafat deterministik digunakan dalam penelitian ini yaitu untuk menganalisis
latarbelakang atau faktor yang membawa Gerakan DI/TII ke Sumedang. Menurut
filsafat deterministik faktor berkembangnya Gerakan DI/TII di Sumedang memliki
faktor lain selain di dalam individu manusia. Faktor lainnya itu dapat berupa kondisi
geografi, sosial dan politik yang menyebabkan manusia mengambil kebijakan dan
keputusan sejarah. Di antara bentuk-bentuk penafsiran deterministik, peneliti memilih
untuk menggunakan penafsiran sintesis. Penafsiran sintetis ini menganalisis beberapa
faktor yang mengakibatkan suatu peristiwa sejarah. Sjamsuddin (2007: 170)
menjelaskan penafsiran sintesis,
Penafsiran ini, tidak ada suatu kategori “sebab-sebab” tunggal yang cukup untuk menjelaskan semua fase periode perkembangan sejarah. Artinya perkembangan dan jalannya sejarah digerakkan oleh beberapa faktor dan tenaga bersama-sama dan manusia sebagai pemeran utamanya.
Pemilihan penafsiran sintesis pada penelitian skripsi digunakan karena gerakan
DI/TII di Kabupaten Sumedang tidak terlepas dari faktor-faktor pendorong seperti
letak Kabupaten Sumedang strategis dalam mempertahankan dan memperluas
pengaruhnya. Kabupaten Sumedang merupakan daerah yang banyak sekali
pegunungan-pegunungan, seperti Gunung Beser Kecamatan Rancakalong Kabupaten
Sumedang yang dapat digunakan untuk bergerilya pasukan DI/TII, selain itu
Kabupaten Sumedang digunakan oleh gerakan DI/TII sebagai jembatan penghubung
dalam memperluas pengaruhnya ke Kabupaten Subang.
Dalam melakukan interpretasi, peneliti menggunakan pendekatan
interdisipliner. Pendekatan interdisipliner ini, peneliti menggunakan ilmu bantu
berupa sosiologi dan antropologi. Adapun dari ilmu sosiologi peneliti menggunakan
buku karya Karl D Jackson yang berjudul Kewibawaan Tradisional, Islam, dan
Pemberontakan: Kasus Darul Islam Jawa Barat. Tujuan dari penggunaan pendekatan
interdipisipliner dalam penelitian ini yaitu untuk memudahkan peneliti dalam
34
Rival Buari Hidayat, 2015
DILEMA MASYARAKAT SUMEDANG TERHADAP KEHADIRAN GERAKAN DI/TII TAHUN 1950-1962 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.6. Menyajikan Hasil Penelitian
Tahap terakhir dari penelitian ini adalah menyajikan hasil penelitian. Pada
tahap ini peneliti memaparkan dan melaporkan seluruh hasil penelitian dalam bentuk
tulisan. Sjamsuddin (2007:156) menjelaskan hal yang perlu diperhatikan pada tahap
penulisan sejarah,
Ketika sejarawan memasuki tahap menulis, maka ia mengerahkan seluruh daya pikirannya, bukan saja keterampilan teknis penggunaan kutipan-kutipan dan catatan–catatan, tetapi yang terutama penggunaan pikiran-pikiran kritis dan analisisnya karena ia pada akhirnya harus menghasilkan suatu sintesis dari seluruh hasil pnelitiannya atau penemuannya itu dalam suatu penulisan utuh yang disebut historiografi.
Historiografi menurut Ismaun (2005: 28), “berarti pelukisan sejarah, gambaran
sejarah tentang peristiwa yang terjadi pada waktu yang telah lalu”. Dalam tahap ini
peneliti menceritakan, merekontruksi peristiwa sejarah dari fakta-fakta yang di
dapatkan setelah melakukan tahapan-tahapan sebelumnya, dari mulai pencarian
data-data evidensi, pencatatan-pencatatan, kritik, sampai kepada tahap penyusunan atau
penafsiran. Hal-hal yang didapat disertai dengan penafsiran-penafsirannya sehingga
hasil dari historiografi berupa rekonstruksi dari peristiwa sejarah.
Penyusunan hasil penelitian yang telah diperoleh menjadi satu kesatuan
tulisan sejarah yang utuh, selanjutnya dituangkan dalam sebuah laporan hasil
penelitian dan ditulis dalam bentuk skripsi. Skripsi ini ditulis dengan jelas dalam gaya
bahasa yang sederhana, ilmiah, dan menggunakan tata bahasa yang baik dan benar
sesuai dengan aturan dalam pedoman umum ejaan Bahasa Indonesia yang
disempurnakan. Laporan hasil penelitian ini disusun untuk kebutuhan studi akademis
tingkat sarjana pada Departemen Pendidikan Sejarah FPIPS UPI, sehingga struktur
organisasi skripsi yang digunakan sesuai dengan buku Pedoman Penulisan Karya
Ilmiah yang dikeluarkan oleh Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Adapun
Bab I merupakan pendahuluan. Penulis mengungkapkan latar belakang
masalah penelitian, yang di dalamnya memuat penjelasan mengapa penulis mengkaji
atau tertarik untuk melakukan penelitian skripsi yang berjudul Dilema Masyarakat
Sumedang Terhadap Kehadiran Gerakan DI/TII Tahun 1950-1962. Selain itu, bab ini
pun memuat mengenai rumusan masalah dan pembatasan masalah agar penelitian
yang dilakukan memiliki fokus dan tidak melebar. Bab ini pun memuat mengenai
tujuan dan manfaat penulisan skipsi. Terakhir dalam bab ini diuraikan mengenai
struktur organisasi skripsi yang digunakan sebagai kerangka dan pedoman dalam
penyusunan skripsi.
Bab II merupakan kajian pustaka. Pada bab ini penulis memaparkan mengenai
sumber-sumber buku, jurnal, artikel dan sumber-sumber yang lainnya yang relevan
dengan bahasan yang dikaji. Bab ini juga menyajikan konsep-konsep dan teori yang
digunakan untuk menunjang penulisan ini. Selain itu dijelaskan pula tentang beberapa
kajian dan penelitian terdahulu yang tentunya berkaitan dengan penelitian skripsi ini.
Bab III merupakan metode penelitian. Pada bab ini penulis menguraikan
mengenai serangkaian kegiatan serta cara-cara yang ditempuh, selama proses
penelitian skripsi ini. Adapun metode yang digunakan adalah metode historis yang
terdiri dari penentuan dan pengajuan topik penelitian, membuat catatan-catatan
penting, mengevaluasi secara kritis semua evidensi yang telah dikumpulkan (kritik
sumber), menyusun hasil penelitian kedalam suatu pola yang benar, dan terakhir
menyajikannya dalam suatu penulisan sejarah. Sementara itu, teknik yang digunakan
dalam penelitian skripsi ini adalah studi literatur.
Bab IV merupakan pembahasan mengenai Keadaan Masyarakat Sumedang
Ketika Berkembangnya Gerakan DI/TII Tahun 1950-1962. Pada bab ini akan
diuraikan mengenai latarbelakang munculnya gerakan DI/TII di Sumedang tahun
1950-1962, sikap masyarakat Sumedang terhadap kemunculan Gerakan DI/TII di
Sumedang tahun 1950- 1962, pengaruh dari gerakan DI/TII terhadap masyarakat
36
Rival Buari Hidayat, 2015
DILEMA MASYARAKAT SUMEDANG TERHADAP KEHADIRAN GERAKAN DI/TII TAHUN 1950-1962 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Bab V merupakan simpulan dan saran. Bab ini merupakan bab terakhir dari
rangkaian penulisan skripsi yang berisi tentang kesimpulan sebagai jawaban dari
petanyaan yang diajukan di dalam rumusan masalah pada Bab 1. Selain itu bab
terakhir ini juga dipaparkan mengenai beberapa saran yang bermanfaat bagi beberapa
pihak yang berhubungan baik langsung maupun tidak langsung dengan penulisan
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku, Artikel, Jurnal, dan Skripsi
Abdurrahman, D. (2007). Metode Penelitian Sejarah. Jakarta: PT. Logos Wacana Ilmu.
Ahsan, A. (2011). DI/TII Pasca Kartosuwiryo (Studi Kasus Gerakan Komando Jihad
1976- 1981). Skripsi Sarjana, tidak diterbitkan. Jakarta: Jurusan Ilmu Politik
FISIP UIN Syarif Hidayatullah.
Chaedar,A. (1999). Pengantar Pemikiran Politik Proklamator Negara Islam
Indonesia S.M. Kartosuwiryo. Jakarta: Darul Falah.
Dengel,Holk H. (1995). Darul Islam dan Katosuwiryo: Angan-angan yang gagal. Terjemahan. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Dewanto . (2011). Kartosuwiryo: Mimpi Negara Islam. Jakarta: Gramedia.
Disjarahad. (1985). Penumpasan Pemberontakan DI/TII S.M.Kartosuwiryo di Jawa
Barat”.Bandung
Disjarahad. (1968). Siliwangi dari Masa ke Masa. Jakarta: Fakta Mahmuja
Gottslack. (1975). Mengerti Sejarah. Jakarta : UI-Press.
Hadiwijoyo, S. (2013). Kahar Muzakar dan Kartosuwiryo: Pahlawan atau Pemberontak?!. Jakarta.Palapa.
Horikoshi, Hiroko. (1975). “The Darul Islam Movement in West Java (1948-1962):
An Exprerience In The Historical Process:, dalam Indonesia No. 20, hlm 59-86.
Ismaun. (2005). Pengantar Belajar Sejarah : Sebagai Ilmu dan Wahana Pendidikan. Bandung : Historia Utama Press.
Jackson, Karl D. (1975). Kewibawaan Tradisonal, Islam dan Pemberontakan: Kasus
Darul Islam di Jawa Barat. Terjemahan. Jakarta: Grafiti.
KBBI. (2015). Pengertian Dilema. [Online]. Tersedia di http://kbbi.web.id/dilema
Diakses 10 Maret 2015
73
Rival Buari Hidayat, 2015
DILEMA MASYARAKAT SUMEDANG TERHADAP KEHADIRAN GERAKAN DI/TII TAHUN 1950-1962 Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Nasution, A. H. (1995). Sekitar Perang Kemerdekaan Indonesia, Jilid 7 Periode
Renville. Bandung: Angkasa.
Panjaitan. (2010) Pengaruh Religiusitas Terhadap Sikap dan Kematian pada Lansia.
[Online]. Tersedia di http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/
19289/4/Chapter%20II.pdf . Diakses pada 10 Maret 2015.
Poesponegoro, dkk. (1993). Sejarah Nasional Indonesia VI. Jakarta: Depdikbud-PN Balai Pustaka
Rasyid, F Ali.(2012). Gerakan Politik dan Pembaharuan Islam di Jawa Barat. [Online]. Tersedia di http://www.kompasiana.com/fauzan.ali . Diakses pada 17 November 2014.
Rosidin. (1996). Operasi Penumpasan Gerombolan DI/TII Bogor Tahun 1961. Skripsi Sarjana, tidak diterbitkan. Jakarta: Fakultas Sastra Universitas Indonesia.
Sjamsuddin, H. (2007). Metodologi Sejarah. Yogyakarta : Ombak.
Surya P A. (2007). “Gerakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia di Kecamatan
Wanaraja Garut Tahun 1948-1962 (konflik antara Darul Islam dengan Darussalam)”. Skripsi Sarjana, tidak diterbitkan. Bandung: Jurusan
Pendidikan Sejarah FPIPS UPI.
Syafei. (1981). Sejarah Daerah Jawa Barat. Jakarta: Dwi Jaya Karya.
T.N.(2011).Masa Kecil Zaman Gorombolan. [Online]. Tersedia di
http://www.bandung.eu/2011/05/masa-kecil-zaman-gorombolan.html.
Diakses pada 17 November 2014.
Upi. (2014). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung.
Van Dijk,. (1983). Darul Islam Sebuah Pemberontakan. Jakarta: Grafiti Pers.
Sumber Arsip
Arsip Dinas Kesejrahan TNI AD no. 8 tentang laporan dari daerah Kawedanan Tanjungsari (Anggota B.I thn 1952-1953 Jawa Barat).
Arsip Museum Satria mandala tahun 2008 tentang (Peristiwa Cibugel tanggal 23 November 1959).