Hendar Priatna, 2015
KONSEP PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN MENURUT K.H. ABDURAHMAN WAHID Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
KONSEP PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN MENURUT K.H. ABDURAHMAN WAHID
(Studi Pada Buku Islamku, Islam Anda, Islam Kita Karya K.H. Abdurahman Wahid)
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister
Program Studi Pedagogik
Disusun oleh:
Hendar Priatna, S. Pd
1302379
PROGRAM STUDI PEDAGOGIK
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Hendar Priatna, 2015
Hendar Priatna, 2015
Hendar Priatna, 2015
KONSEP PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN MENURUT K.H. ABDURAHMAN WAHID Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
KONSEP PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN
MENURUT K.H. ABDURAHMAN WAHID
(Studi Pada Buku Islamku, Islam Anda, Islam Kita
Karya K.H. Abdurahman Wahid)
Oleh
Hendar Priatna
S.Pd. Universtas Pendidkan Indonesia, 2013
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi Sebagian syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) program studi Pedagogik
© Hendar Priatna 2015
Universitas Pendidikan Indonesia
September 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
Hendar Priatna, 2015
KONSEP PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN MENURUT K.H. ABDURAHMAN WAHID Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Illahi Rabbi yang telah
melimpahkan segala nikmat lahir dan batin kepada hamba-Nya serta mencurahkan
kasih dan sayang-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Tesis ini
dengan judul Konsep Pendidikan Pondok Pesantren Menurut K.H. Abdurahman
Wahid (Studi pada buku Islamku, Islam Anda, Islam Kita karya K.H. Abdurahman
Wahid)
Penulisan tesis ini diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh
gelar magister Program Studi pedagogik, di Universitas Pendidikan Indonesia.Penulis
menyadari bahwa dalam penulisan tesis ini masih terdapat kekurangan. Maka penulis
mengharapkan sumbang saran serta koreksi dari semua pihak demi perbaikan
penulisan selanjutnya. Harapan penulis semoga tesis ini dapat bermanfaat, setidaknya
dapat memberi motivasi dalam mengembangkan dan meningkatkan mutu pendidikan.
Bandung, Agusutus 2015
Hendar Priatna, 2015
KONSEP PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN MENURUT K.H. ABDURAHMAN WAHID Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
UCAPAN TERIMA KASIH
Rasa syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karuniaNya kepada kita semua. Segala puji bagi Allah yang telah mngatur
jalan hidup hamba sedemikian rupa disertai ridhaNya yang merupakan sebagian besar
ridha orangtua sehingga membuahkan hasil berupa tesis yang insya Allah dapat
bermanfaat.
Kalimat yang dituangkan hanya sebagian perasaan yang penulis ungkapkan. Ibu
yang telah memberikan semangat untukku dan doa yang begitu berlimpah
dipanjatkan. Bapakku selaku pahlawan dan imam dalam keluarga. Terima kasih atas
derasan keringat, untaian nasehat dan limpahan kasih sayangnya.
Tesis ini tidak akan tersusun dengan baik tanpa dukungan dari berbagai pihak,
maka penulis menghaturkan terima kasih banyak kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Sunaryo Kartadinata, M.Pd, Selaku Rektor Universitas
Pendidikan Indonesia.
2. Bapak Prof. Dr. Didi Suryadi, M.Ed Selaku Direktur Sekolah Pasca Sarjana
Hendar Priatna, 2015
KONSEP PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN MENURUT K.H. ABDURAHMAN WAHID Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Bapak Dr. H. Y. Suyitno selaku mantan Ketua Program Studi Pedagogik
Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia yang telah
memberikan waktu, perhatian, saran dan ilmunya selama mengikuti
perkuliahan di Program Studi Pedagogik.
4. Bapak Dr. H. Babang Robandi, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Akademik
Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia
5. Bapak Prof. Dr. H. Sofyan Sauri, M.Pd selaku Pembimbing I yang telah
memberikan saran dan tanggung jawab dalam membantu, membimbing,
memberi petunjuk dan mengarahkan kepada peniliti dalam penyusunan tesis
ini.
6. Seluruh Staf Dosen Sekolah Pascasarjana yang telah memberikan ilmu,
motivasi, semangat, serta kemudahan kepada peneliti dalam proses
penyusunan tesis ini.
7. Ibu Mimin Minfalah, S.Pd selaku Kepala Sekolah SDN Cilimus yang telah
memberi keleluasaan waktu untuk melanjutkan studi dan melaksanakan
penelitian di Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia.
8. Orang tuaku yang telah membesarkan dan mendidik aku hingga sekarang ini.
9. Teman-teman dan sahabat seperjuanganku, Lia Fitriani, S.Pd, Tofan Yudha,
S.Pd, Imam Syrifulloh, S.Sos, Hendi Priatna, Neneng Sopiah, S.Sos, Ustazd
Hendar Priatna, 2015
KONSEP PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN MENURUT K.H. ABDURAHMAN WAHID Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ini, bersama menggapai mimpi dan memupuk ilmu untuk sebuah hasil yang
diharapkan.
10. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu namun
terucap, terimalah ucapan terima kasih ini.
Peneiliti menyadari bahwa penulisan tesis ini masih jauh dari kata sempurna,
namun demikian dapat bermanfaat bagi semua kalangan khususnya bagi peneliti.
Semoga amal Bapak/Ibu serta semua pihak yang membantu peniliti serahkan kepada
Allah yang maha kuasa. Semoga menjadi amal sholeh yang diterima disisinya.
Amin.
Bandung, Agustus 2015
Hendar Priatna, 2015
KONSEP PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN MENURUT K.H. ABDURAHMAN WAHID Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PERNYATAAN KEASLIAN
Bismillahirrahmanirrahim,
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : HENDAR PRIATNA,S.Pd
NIM : 1302379
Program Studi : PEDAGOGK-S2 Sekolah Pascasarjana UPI Bandung
Menyatakan bahwa TESIS berjudul: “Konsep Pendidikan Pondok Pesantren
menurut KH. Abdurrahman Wahid Studi Pada Buku Islamku,Islam Anda,Islam Kita”
secara keseluruhan adalah ASLI hasil penelitian saya, kecuali pada bagian-bagian
yang dirujuk sumbernya dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Pernyataan ini dibuat dengan sejujurnya dan dengan penuh kesungguhan hati,
disertai kesiapan untuk menanggung segala resiko yang mungkin diberikan, sesuai
dengan peraturan yang berlaku, apabila di kemudian hari ditemukan adanya
pelanggaran terhadap etika keilmuan atau ada klaim terhadap keaslian karya saya ini.
Hendar Priatna, 2015
KONSEP PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN MENURUT K.H. ABDURAHMAN WAHID Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Yang membuat pernyataan
HENDAR PRIATNA, S.Pd.
PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : HENDAR PRIATNA, S.Pd.
NIM : 1302379
Program Studi : PEDAGOGK-S2 Sekolah Pascasarjana UPI Bandung
Dengan ini menyatakan bahwa judul tesisi “Konsep Pendidikan Pondok
Pesantren menurut K.H. Abdurrahman Wahid Studi Pada Buku Islamku,Islam Anda,Islam Kita” benar bebas dari plagiat,dan apabila pernyataan ini terbukti tidak benar maka saya bersedia menerima sangsi sesuai ketentuan yang berlaku.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan penuh kesadaran untuk dipergunakan
sebagaimana mestinya.
Bandung, Agustus 2015
Hendar Priatna, 2015
KONSEP PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN MENURUT K.H. ABDURAHMAN WAHID Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hendar Priatna, 2015
KONSEP PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN MENURUT K.H. ABDURAHMAN WAHID Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
KONSEP PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN MENURUT K.H. ABDURRAHMAN WAHID (Studi Pada Buku Islamku, Islam Anda, Islam Kita
Karya K.H. Abdurahman Wahid)
Hendar Priatna, S.Pd Prof. Dr. H. Sofyan Sauri, M.Pd
ABSTRAK
K.H Abdurahman Wahid atau yang disapa Gusdur adalah seorang tokoh ulama besar hingga sekarang ini. Beliau adalah pemimpin pondok pesantren didaerah Jawa timur tepatnya kota jombang. Selain seorang pemimpin pondok pesantren beliau adalah seorang tokoh politik yang kontroversial dengan jargon-jargon yang sampai sekarang ini masih teringat oleh masyarakat Indonesia. Beliau adalah seorang cendikiawan aktivis, dan boleh dikatakan juga seorang eksiklopedis, dengan perhatian luas dan beragam, yang membentang mulai topik agama, filsafat, dan ilmu pengetahuan hingga soal-soal praktis seperti sepak bola dan film. Selain itu beliau sangat peduli dengan pendidikan di Indonesia dimana hal itu dibuktikannya dengan mendirikan sekolah untuk para santri yang mencari ilmu agama islam. Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka penelitian ini menggunakan metode library research dengan pendekatan penelitian kualitatif. Peneliti mengkaji buku tulisan beliau sendiri maupun
buku-buku tulisan orang lain yang menceritakan tentang ‘konsep pendidikan pondok
pesantren menurut K.H Abdurahman Wahid’. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai
dasar pertimbangan dalam mengembangkan proses pendidikan dan mengevaluasi pendidikan di pondok pesantren yang dimiliki oleh K.H Abdurahman Wahid. Bagi peneliti selanjutnya, temuan penelitian ini dapat dijadikan acuan terutama bagi yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut dan tentu saja dengan menggunakan penelitian yang berbeda dengan penelitian ini.
Hendar Priatna, 2015
KONSEP PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN MENURUT K.H. ABDURAHMAN WAHID Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
EDUCATION CONCEPT COTTAGE BOARDING BY K.H. ABDURRAHMAN WAHID
(Studies In my Islamic books, your Islam, Islam Kita Works K.H. Abdurahman Wahid)
By:
Hendar Priatna, S.Pd Prof. Dr. H. Sofyan Sauri, M.Pd
ABSTRACT
KH Abdurahman Wahid or Gus Dur was a character called great scholars until now. He is the leader of the boarding school area precisely town of Jombang, East Java. In addition to a leader of the boarding school he was a controversial political figure with jargon that until now is still remembered by the people of Indonesia. He was a scholar-activists, and virtually also a eksiklopedis, with a broad and diverse attention, which stretches from the topic of religion, philosophy, and science to practical matters such as football and movies. In addition, he is very concerned with education in Indonesia where it is demonstrated by setting up schools for the students who seek religious knowledge of Islam. this study used the method library research with qualitative research approach.Researchers examine his own writing books and books written by others who told of 'the concept of boarding school education by KH Abdurahman Wahid'. The results could be used as a basis for consideration in developing the educational process and evaluate education in boarding school owned by KH Abdurahman Wahid. For further research, the findings of this study can be used as a reference, especially for those who want to do further research and of course by using different research with this study.
Hendar Priatna, 2015
KONSEP PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN MENURUT K.H. ABDURAHMAN WAHID Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL HALAMAN HAK CIPTA HALAMAN PENGESAHAN
HALAMAN PERNYATAAN TENTANG KEASLIAN TESIS DAN
PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME
C. Pemikiran Pendidikan Islam ……….………. 57
D. Relevansi Pandangan Islam terhadap Pendidikan di Indonesia ... 66
E. Pedagogik Teoritis dan Praktis... 71
F. Kegunaan Pedagogik Bagi Pendidik ... 78
BAB III METODE PENELITIAN ... 86
A. Desain Penelitian ... 86
B. Partisipan dan Tempat Penelitian ... 87
C. Pengumpulan Data ... 88
D. Analisis Data ... 99
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN ... 102
A. Biografi/Riwayat Hidup KH.Abdurahman Wahid ... 102
B. Temuan Penelitian ... 112
iii Hendar Priatna, 2015
KONSEP PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN MENURUT K.H. ABDURAHMAN WAHID Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI ... 179
A. Simpulan ... 179
B. Implikasi dan Rekomendasi ... 184
DAFTAR PUSTAKA ... v
LAMPIRAN - LAMPIRAN ...vi
Hendar Priatna, 2015
KONSEP PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN MENURUT K.H. ABDURAHMAN WAHID Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam kamus besar bahasa Indonesia kata ”konsep” diartikan dengan
rancangan, ide, pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa konkrit, gambaran mental
dari obyek, proses atau apapun yang ada di luar bahasa, yang digunakan akal budi
untuk memahami hal-hal lain. Jadi, konsep adalah ide atau gagasan yang meliputi
pengertian-pegertian dan pemikiran yang sifatnya mendasar. Pendidikan dimaknai
sebagai upaya penanaman nilai dalam keseluruhan proses pembelajaran untuk
mencapai suatu tujuan tertentu. Bila nilai-nilai tersebut diambil dari sumber dan dasar
ajaran agama islam sebegaimana termuat dalam Al-Quran dan Hadist, maka proses
pendidikan tersebut disebut sebagai pendidikan islam. Pendidikan dalam pengertian
yang luas dan menyeluruh meliputi pendidikan yang disengaja yang berlaku dibawah
pengawasan dan bimbingan lembaga pendidikanyang diciptakan untuk maksud ini.
Juga meliputi pendidikan yang tak disengaja yang berlaku melalui lembaga yang
tidak disengaja seperti lembaga-lembaga penerangan. Juga meliputi pendidikan yang
tiba-tiba yang berlaku secara tiba-tiba dan tidak disengaja. Oleh sebab pendidikan
adalah salah satu proses tingkah laku maka ia memerlukan dinamisme dan
kesinambungan dari buaian sampai ke liang lahad, dan konsep ini tidak akan
terlaksana sepenuhnya kecuali timbul kecuali timbul dari satu perubahan tingkah laku
individu atau pada kehidupan masyarakat (Langgulung, 2000, hlm. 66).
Pendidikan menurut Undang Undang SISDIKNAS No. 20 tahun 2003,
adalah sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran sedemikian rupa supaya peserta didik dapat mengembangkan
potensi dirinya secara aktif supaya memiliki pengendalian diri, kecerdasan,
keterampilan dalam bermasyarakat, kekuatan spiritual keagamaan, kepribadian serta
2
Hendar Priatna, 2015
KONSEP PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN MENURUT K.H. ABDURAHMAN WAHID
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dari kata “didik” dan mendapat imbuhan berupa awalan „pe‟ dan akhiran ‟an‟ yang berarti proses atau cara perbuatan mendidik. Maka definisi pendidikan menurut
bahasa yakni perubahan tata laku dan sikap seseorang atau sekelokmpok orang dalam
usahanya mendewasakan manusia lewat pelatihan dan pengajaran. Menurut Bapak
Pendidikan Indonesia, Ki Hadjar Dewantara, pengertian pendidikan yaitu tuntutan
dalam hidup tumbuhnya anak-anak yang bermaksud menuntun segala kekuatan
kodrati pada anak-anak itu supaya mereka sebagai manusia dan anggota masyarakat
mampu menggapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.
Sauri berpendapat pendidikan adalah upaya sadar dan terencana dalam
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang berubah kearah
yang lebih baik. Hakikat pendidikan menurut Sauri adalah memanusiakan manusia
yang berarti menjadi manusia yang mampu mengelola piker, zikir, dan ikhtiar dengan
ketauhidan yang mantap (dalam wawancara bimbingan tesis, 2015).
Dengan pendidikan, karakter manusia sebagai individu dan sebagai
masyarakat dapat dibentuk dan diarahkan sesuai dengan tuntutan ideal bagi proses
pembangunan. Karakter manusia secara individu ini akan memberikan sumbangan
besar terhadap pembentukan karakter bangsa yang bermartabat dan menjadi faktor
pendukung bagi proses percepatan pembangunan suatu bangsa.
Dalam konteks pendidikan nasional, dinamika perkembangan dunia
pendidikan belum lama ini diwarnai oleh lahirnya Undang-Undang No. 14 Tahun
2005 tentang Guru dan Dosen, UU ini lahir dengan pertimbangan bahwa
pembangunan nasional dalam bidang pendidikan merupakan upaya mencerdaskan
kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia yang beriman,
bertakwa dan berakhlak mulia serta menguasai ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
dalam menuju masyarakat yang maju, adil, makmur dan beradab berdasarkan
3
Hendar Priatna, 2015
KONSEP PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN MENURUT K.H. ABDURAHMAN WAHID
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
perluasan dan pemerataan akses, peningkatan mutu dan relevansi, serta tata
pemerintahan yang baik dan akuntabilitas pendidikan yang mampu menghadapi
tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehiudpan lokal, nasional dan global
perlu dilakukan pemberdayaan dan peningkatan mutu guru dan dosen secara
terencana, terarah dan berkesinambungan (Sauri, 2004, hlm. 2).
Pemerintah Indonesia telah menyusun dan merumuskan tujuan pendidikan
yang dapat dijadikan sebagai arah dalam proses pendidikan pada setiap lembaga
pendidikan di Indonesia. Tujuan ini telah digariskan dalam undang-undang RI No.
20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional). Dalam pasal 3
dari undang-undang tersebut di atas, dirumuskan tujuan pendidikan sebagai berikut:
"Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab".
Pendidikan islam dalam perkembanganya telah melalui berbagai suara dan
kondisi, dimana unsur-unsur budaya yang dominan dinegara-negara islam
menghadapi banyak perubahan, sebagai respons terhadap kebutuhan yang
memaksakan dirinya kepda kehidupan kaum Muslimin pada masyarakat-masyarakat
ini. Anshari (1976, hlm. 176) menjelaskan bahwa:”Kedatangan Islam ke Indonesia
ini membawa kecerdasan dan peradaban yang tinggi dalam membentuk kepribadian bangsa Indonesia”. Kemudaian masalah penyiar agama islam itu sendiri, kita masih harus merenungkan bagaimana akan sampainya islam ke Indonesia, jika tidak adanya
4
Hendar Priatna, 2015
KONSEP PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN MENURUT K.H. ABDURAHMAN WAHID
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Untuk ini ulama dan kiyai telah berhasil menempatkan dirinya
ditengah-tengah masyarakat sebagai pembawa berita gembira dan memberi peringatan unuk
manusia Indonesia (Wahab, 2004, hlm. 7).
Metode utama sistem pengajaran dilingkungan pesantren ialah sistem
bandongan atau wetonan. Dalam sistem ini, sekelompok murid mendengarkan
seorang guru yang membaca, menerjemahkan, dan menerangkan buku-buku Islam
dalam bahasa Arab. Kelompok kelas dari sistem bandongan ini disebut hlmaqah yang
artinya sekelompok siswa yang belajar di bawah bimbingan seorang guru (Dhofier,
1985, hlm. 28).
Sistem sorogan juga digunakan di pondok pesantren tetapi biasanya hanya
untuk santri baru yang memerlukan bantuan individual. Pesantren sekarang ini dapat
dibedakan ke dalam dua macam, yaitu pesantren tradisional dan pesantren modern.
Sistem pendidikan pesantren tradisional sering disebut sistem salafi. Yaitu sistem
yang tetap mempertahankan pengajaran kitab-kitab Islam klasik sebagai inti
pendidikan di pesantren. Pondok pesantren modern merupakan sistem pendidikan
yang berusaha mengintegrasikan secara penuh sistem tradisional dan sistem sekolah
formal (seperti madrasah). Sementara itu, kecenderungan global perkembangan dunia
pendidikan dalam budaya industri ini adalah sifatnya yang semakin massif, standar
dan rasional. Pendidikan keilmuan akan semakin menonjol di masa-masa mendatang,
termasuk di dalamnya ilmu-ilmu agama. Lembaga-lembaga pendidikan akan semakin
didominasi dengan pekerjaan-pekerjaan untuk mengajarkan dan mengembangkan
ilmu daripada mengembangkan nilai-nilai dan kearifan. Tidak semua persoalan dalam
kehidupan ini (nilai dan kearifan) dapat diajarkan dan dididikkan melalui lembaga
pendidikan formal. Guru dapat mengajar filsafat tetapi tidak dapat mengajar
kebijakan. Pendidikan nilai dan kearifan akan lebih efektif bila dilakukan melalui
jenis pendidikan non-formal yang lebur dalam kehidupan sehari-hari, sebagaimana
5
Hendar Priatna, 2015
KONSEP PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN MENURUT K.H. ABDURAHMAN WAHID
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Proklamasi kemerdekaan RI merubah belenggu penjajahan dan penghlmang
kemajuan bangsa, membawa angin baru bagi kehidupan dalam segala bidang yang
termasuk juga lapangan pendidikan, yang lebih khusus lagi pendidikan islam yang
telah berjuang untuk kepentingan bangsa. Dengan diproklamasikannya kemerdekaan
negara dan bangsa Indonesia berarti terbukalah kesempatan bagi seluruh rakyat
Indonesia untuk mendapatkan kesempatan belajar yang selama ini terbatasi oleh
pihak penjajah. Hal ini dibuktikan untuk pertama kalinya lahir Undang-undang Dasar
1945 yang didalamnnya termasuk Undang-undang Pendidikan pasal 31 tentang
pendidikan.
a. Tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan
b. Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu system pengajaran
nasional, yang diatur dengan Undang-undang.
Pendidikan islam bermula dengan berdirinya madrasah disamping langgar dan
pesantren, yang pendidikan dasarnaya hanya berupa pelajaran Agama Islam, tetapi
hal itu tidak lama berjalan, karena terbukti dipesantren dan disekolah islam lainnya
diberikan pelajaran keterampilan atau pelajaran yang diajarkan pada sekolah umum,
kemudian setelah zaman kemerdekaan pendidikan islam maju dengan
pesatnyawalaupun hamper semuanya berdiri dari usaha partikelir yang mendapat
subsidi dari Departemen Agama, sehingga dari hasil kemajuan tersebut bagi sekolah
departemen P dan K yaitu pelajaran selain agama telah setaraf dengan sekolah umum,
diberikan bantuan yang berupa subsidi (Wahab, 2004, hlm. 42).
Manusia adalah makhluk sosial dan politik yang membentuk hukum,
mendirikan kaidah dan perilakudan dapat bekerja sama dalam kelompok -kelompok
yang lebih besar. kerja sama antara individu dan kelompok perlu untuk
perkembangan lembaga, industri, pendidikan, sains, pemerintah dan agama. Dalam
perkembangan ini spesialisasi dan integrasi atau organisasi saling membantu.
6
Hendar Priatna, 2015
KONSEP PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN MENURUT K.H. ABDURAHMAN WAHID
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sama dalam kelompok-kelompok yang lebih besar. Kerjasama social merupakan
syarat untuk kehidupan yang baik dalam masyarakat independent (Titus, 1984, hlm.
32).
Pendidikan Islam, tentu saja harus sanggup “meluruskan” responsi terhadap tantangan modernisasi itu, namun kesadarankepada hal itu justru belum ada dalam
pendidikan Islam dimana-mana. Hal inilah yang merisaukan hati para pengamat
seperti penulis, karena ujungnya adalah diperlukan jawaban yang benar atas
pernyataan berikut: bagaimanakah caranya membuat kesadaran struktural sebagai
bagian alamiah dari perkembangan pendidikan Islam? Dengan ungkapan lain, kita
harus menyimak perkembangan pendidikan Islam diberbagai tempat, dan pendidikan
Islam Harus buat peta yang jelas tentang konfigurasi pendidikan Islam itu sendiri.Ini
merupakan pekerjaan rumah, yang mau tak mau harus ditangani dengan baik.
(Abdurahman wahid, 1997, hlm. 223)
Sebelum tahun 1960-an pusat-pusat pendidikan pesantren di Indonesia lebih
dikenal dengan nama pondok, istilah pondok bersala dari pengertian asrama-asrama
para santri atau tempat tinggal yang dibuat dari bambu, atau barangkali berasal dari
bahasa arab, funduk yang artinya hotel atau asrama. Dengan demikian pesantern
adalah lembaga pendidikan islam asli Indonesia yang pada saat itu merupakan
warisan kekayaanbangsa Indonesia yang terus berkembang. Tradisi pesantren adalah
system pendidikan islam yang tumbuh sejak awal kedatangan islam di Indonesia yang
dalam perjalanan sejarahnya telah menjadi objek penelitian yang mempelajari islam
diwilayah ini (Dhofier, 2011, hlm. 38).
Ketahanan pesantren dalam menghadapi tantangan zaman didukung oleh
sistem pendidikan yang mapan, teratur dan unik. Adapun ciri-ciri pendidikan
pesantren sebagai berikut :
a. Adanya hubungan yang akrab antara santri dan Kyainya. Kyai sangat
7
Hendar Priatna, 2015
KONSEP PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN MENURUT K.H. ABDURAHMAN WAHID
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kompleks dan sering bertemu baik disaat belajar maupun dalam pergaulan
sehari-hari. Bahkan, sebagian santri diminta menjadi asisten Kyai (Khadam).
b. Kepatuhan santri kepada Kyai. Para santri menganggap bahwa menentang
Kyai, selain tidak sopan juga dilarang agama; bahkan tidak memperoleh
berkah karena durhaka kepadanya sebagai guru.
c. Hidup hemat dan sederhana benar-benar diwujudkan dalam lingkungan
pesantren. Hidup mewah hampir tidak didapatkan disana. Bahkan sedikit
santri yang hidupnya terlalu sederhana atau terlalu hemat sehingga kurang
memperhatikan pemenuhan gizi.
d. Kemandirian amat terasa dipesantren. Para santri mencuci pakaian sendiri,
membersihkan kamar tidurnya sendiri, dan memasak sendiri.
e. Jiwa tolong-menolong dan suasana persaudaraan (ukhuwwah islamiyyah)
sangat mewarnai pergaulan dipesantren. Ini disebabkan selain kehidupan yang
merata dikalangan santri, juga karena mereka harus mengerjakan
pekerjaan-pekerjaan yang sama, seperti sholat berjamaah, membersihkan masjid dan
ruang belajar, belajar bersama.
f. Disiplin sangat dianjurkan untuk menjaga kedisiplinan ini pesantren biasanya
memberikan sanksi-sanksi edukatif.
g. Keperihatinan untuk mencapai tujuan mulia, hlm ini sebagai akibat kebiasaan
puasa sunnat, dzikir, dan I‟tikaf, sholat tahajud dan bentuk-bentuk riyadloh
lainnya atau menauladani kyainya yang menonjolkan sikap zuhud.
h. Pemberian ijazah, yaitu pencantuman nama dalam suatu daftar rantai
pengalihan pengetahuan yang diberikan kepada santri-santri yang berprestasi.
Ini menandakan perkenan atau restu Kyai kepada murid atau santrinya untuk
mengajarkan sebuah teks kitab setelah dikuasai penuh.
8
Hendar Priatna, 2015
KONSEP PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN MENURUT K.H. ABDURAHMAN WAHID
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
rumah atau tempat tinggal sederhana yang terbuat dari bambu. Disamping itu kata
pondok berasal dari bahasa arab “Funduq” yang berati hotel atau asrama. Sedangkan
pesantren adalah tempat belajar para santri”. Kata pesantren dalam Ensiklopedi Mini adalah berasal dari kata santri mendapat awalan “pe” dan akhiran “an” yang menunjukkan tempat para santri.
Pesantren adalah sebuah kehidupan yang unik, sebagaimana dapat
disimpulkan dari gambaran lahiriahnya. Pesantren adalah sebuah kompleks dengan
lokasi yang umumnya terpisah dari kehidupan disekitarnya. Adapun sedikit uraian
kultur dan tata nilai yang unik berbeda dengan lembaga pendidikan pesantren
menurut Gus Dur adalah sebagai berikut :
a. konsep pendidikan Pondok Pesantren
Pola kepemimpinan dipesantren bersifat Hirarki seakan seperti kerajaan,
yakni kepemimpinan tertinggi dipegang sepenuhnya oleh kyai, sehingga yang sangat
berperan penting dalam kepemimpina ini adalah kyai. Namun tidak jarang pesantren
saat ini dibantu oleh para ustad dan ustadah serta pengurus pondok pesantren.
Kepemimpinan dipesantren pada umumnya bercorak alami. Baik pengembangan
pesantren maupun proses pembinaan calon pimpinan yang akan menggantikan
pimpinan yang ada, belum memiliki bentuk yang teratur dan tetap. Dalam beberapa
hal, pembinaan dan pengembangan seperti itu dapat juga menghasilkan
kesinambungan (kontinuitas) kepemimpinan yang baik, namun pada umumnya hasil
sedemikian itu tidak tercapai. Akibatnya, sering kali terjadi penurunan kualitas
kepemimpinan dengan berlangsungnya pergantian pimpinan dari satu generasi
kegenerasi berikutnya. Pola kepemimpinan ini dapat dikatakan sebagai pola
kepemimpinan Kharismatik.
Pada tahap-tahap pertama berkembangnya sebuah pesantren memang
diperlukan kepemimpinan dengan sifat-sifat yang demikian itu, namun pada
9
Hendar Priatna, 2015
KONSEP PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN MENURUT K.H. ABDURAHMAN WAHID
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Munculnya ketidak pastian dalam perkembangan pesantren bersangkutan karena
semua hal bergantung pada keputusan pribadi sang pemimpin.
2. Sulitnya keadaan bagi tenaga-tenaga pembantu (termasuk calon pengganti yang
kreatif) untuk mencoba pola-pola pengembangan yang sekiranya belum diterima
oleh kepemimpinan yang ada.
3. Pola pergantian pimpinan berlangsung secara tiba-tiba dan tidak direncanakan
sehingga lebih banyak ditandai oleh sebab-sebab ilmiyah, seperti meninggalnya
sang pemimpin secara mendadak.
4. Terjadinya pembauran dalam tingkat-tingkat kepemimpinan pesantren, antara
tingkat lokal, regional, dan nasional.
Hal ini tidak berarti harus dihilangkannya kepemimpinan kharismatis, tetapi
menuntut penerapan pola kepemimpinan yang lebih direncanakan dan dipersiapkan
sebelumnya, Kharisma yang ada, dengan demikian akan diperkuat dengan beberapa
sifat baru yang akan mampu menghilangkan kerugian di atas. Prinsip utama yang
digunakan adalah diktum yang sudah lama dikenal kalangan pesantren,
yaitu “memlihara hal-hal baik yang telah ada, sambil mengembangkan hal-hal baru
yang lebih baik”.
b. Kultur dan Tata Nilai di Pondok Pesantren
Tata nilai merupakan pondasi untuk membentuk sebuah Kultur atau budaya
dipondok pesantren. Pembentukan tata nilai universal dipesantren dilatar belakangi
oleh tiga alat utama, yaitu:
pertama, Mobilitas horizontal sekaligus menjadi vertikal dalam tahap-tahap
pendidikan seorang santri.
kedua, pertemuan-pertemuan diantara para pengasuh pesantren.
Ketiga, penggunaan literature yang telah diakui bersama dalam pengajaran di
10
Hendar Priatna, 2015
KONSEP PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN MENURUT K.H. ABDURAHMAN WAHID
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pembentukan tata nilai dalam lingkungan pesantren dimasa lampau berjalan
homogen, sebagaimana disebutkan, karena adanya ketiga faktor utama yang telah
disebutkan diatas. Ada juga faktor lain yang tidak kalah pentingnya, yaitu adanya
persamaan latar belakang kehidupan para pengasuh pesantren. Adapun nilai utama
dipesantren ada tiga, yaitu :
pertama cara memandang kehidupan secara keseluruhan sebagai ibadah.
Kedua kecintaan pada ilmu-ilmu agama. Dan
ketiga keikhlasan atau ketulusan bekerja untuk tujuan-tujuan bersama.
Secara bersama, kesemua nilai utama diatas akan membentuk sebuah sistem
umum, yang mampu menopang berkembangnya watak mandiri dipesantren.
c. Pesantren secara historis dan definitif
Kurikulum yang berkembang di pesantren pada selama ini memperlihatkan
sebuah pola yang tetap. Pola itu dapat diringkas ke dalam pokok-pokok berikut :
a) Kurikulum ditujukan untuk “mencetak” ulama dikemudian hari.
b) Struktur dasar kurikulum itu adalah pengajaran pengetahuan agama dalam
segenap tingkatannya dan pemberian pendidikan dalam bentuk bimbingan
kepada santri secara pribadi oleh Kyai/guru.
c) Secara keseluruhan kurikulum yang ada berwatak lentur atau fleksibel,
dalam artian setip santri berkesempatan menyusun kurikulumnya sendiri
sepenuhnya atau sebagian sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya,
bahkan pada pesantren yang memiliki sistem pendidikan berbentuk
sekolah sekalipun.
Kurikulum telah banyak mengalami perubahan dan berkembang dalam variasi
bermacam-macam, namun kesemua perkembangan itu tetap mengambil bentuk
11
Hendar Priatna, 2015
KONSEP PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN MENURUT K.H. ABDURAHMAN WAHID
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
agama yang yang dikemudian hari akan menunaikan tugas untuk melakukan
transformasi total atas kehidupan masyarakat ditempat masing-masing. Beberapa
jenis kurikulum utama perlu ditinjau sepintas lintas dalam hubungan ini:
a) Kurikulum pengajian nonsekolah, dimana santri belajar pada beberapa
orang kyai/guru dalam sehari semalamnya.
b) Kurikulum sekolah tradisional (madrasah salafiyah), dimana pelajaran
telah diberikan di kelas dan disusun berdasarkan kurikulum tetap yang
berlaku untuk semua santri.
c) Pondok modern, dimana kurikulumnya telah telah bersifat klasikal dan
masing-masing kelompok mata pelajaran agama dan non agama telah
menjadi bagian integral dari sebuah sistem yang telah bulat dan
berimbang.
d. Tujuan pendidikan Pesantren.
Pondok pesantren sebagai “lembaga kultural” yang menggunakan simbol -simbol budaya Jawa; sebagai “agen pembaharuan” yang memperkenalkan gagasan pembangunan pedesaan (rural development); sebagai pusat kegiatan belajar.
Masyarakat (centre of community learning); dan juga pondok pesantren sebagai
lembaga pendidikan Islam yang bersandar pada silabi. (Abdurahman Wahid, 2000
hlm. 223).
Abdurrahman Wahid yang akrab dipanggil Gus Dur sebenarnya bernama
Abdurrahman Ad-Dakhil, yang mana diambil dari nama salah seorang pahlawan dari
dinasti Umayyah, secara harfiah berarti “sang penakluk”. Gus Dur menggunakan
nama ayahnya setelah nama dirinya. Sesuai dengan kebiasaan Arab, ia adalah Abdurahman „putera‟ Wahid, sebagaimana ayahnya, Wahid „putera‟ Hasyim. Beliau lahir tanggal 4 Agustus 1940. Gus Dur memang dilahirkan pada hari keempat bulan
12
Hendar Priatna, 2015
KONSEP PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN MENURUT K.H. ABDURAHMAN WAHID
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
penanggalan Islam. Sebenarnya tanggal 4 Sya‟ban 1940 adalah tanggal 7 September.
Gus Dur dilahirkan di Denanyar, dekat kota Jombang, Jawa Timur, dirumah
pesantren milik kakek dari pihak ibunya, kyai Bisri Syamsuri. Gus Dur adalah putra
pertama dari enam bersaudara. Ayahnya adalah seorang pendiri organisasi besar
Nahdlatul Ulama, yang bernama KH. Wahid Hasyim. Sedangkan Ibunya bernama Hj.
Sholehah adalah putri pendiri Pesantren Denanyar Jombang, K.H. Bisri
Syamsuri. Dari perkawinannya dengan Sinta Nuriyah, mereka dikarunia empat orang
anak, yaitu Alissa Qotrunnada Munawaroh, Zannuba Arifah Chafsoh, Annita
Hayatunnufus, dan Inayah Wulandari. Dr. Moeslim Abdurrahman mengatakan bahwa
Gus Dur adalah Jendela Pemikiran Kaum Santri. Sejak masa kanak-kanak, Gus Dur
mempunyai kegemaran membaca dan rajin memanfaatkan perpustakaan pribadi
ayahnya. Ketika Gus Dur pindah dari yogyakarta kemagelang dan kemudian
kejombang, dan tunbuh dari kanak-kanak menjadi remaja, ia mulai secara serius
memasuki dua macam dunia bacaan: pikiran sosial Eropa dan novel-novel besar
Inggris, Prancis, dan Rusia. Ketika berdiam di Magelang, ia mulai membaca
tilisan-tulisan ahli-ahli teori sosial terkemuka di Eropa, kebanyakan dalam bahasa Indonesia
dan bahasa Inggris, walaupun tidak jarang juga dalam bahasa Prancis dan
kadang-kadang dalam bahasa Belanda dan Jerman. Ia membaca apa saja yang diperolehnya.
Kadang-kadang ia membawa buku dari perpustakaan ayahnya di Jakarta. Tetapi
kadang-kadang ia memperoleh buku dari teman-teman keluarganya yang tahu benar
kegemarannya membaca ini. Beliau wafat pada tanggal 30 Desember 2009 dan
dimakamkan di Jombang.
K.H. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) berasal dari keluarga pesantren, beliau
lahir, besar dan berkembang dilingkungan pesantren. Gus Dur adalah intelektual
bebas dari tradisi akademik pesantren sehingga tulisan-tulisannya cenderung bersifat
reflektif, membumi, terkait dengan dunia penghayatan realitas. Menurutnya pesantren
adalah sebagai sebuah subkultur, walaupun penggunaan istilah tersebut masih berupa
13
Hendar Priatna, 2015
KONSEP PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN MENURUT K.H. ABDURAHMAN WAHID
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
bukannya oleh pesantren itu sendiri. Sejak tahun 1970-an hingga setidaknya tahun
1980-an, Gus Dur gencar menulis dan memberikan prasaran berbagai masalah yang
berkaitan dengan agama, kebudayaan, ideologi, dan modernisasi. Topik yang menarik
perhatiannya, adalah mengenai peran dan kedudukan institusi pesantren dalam
modernisasi. Tulisan pertamanya yang muncul di media umum, yang dikirimnya dari
Jombang adalah mengenai pesantren. Sepanjang dua dekade itu, tulisan dan prasaran
Gus Dur tentang pesantren dan berbagai tema yang terkait dengannya tampil gencar
ditengah masyarakat.
Perlu ditekankan bahwa pada saat itu pesantren adalah topik yang sangat
eksotik dan menarik. Pesantren adalah dunia yang hanya dikenal sepintas lalu.
Kehidupannya dianggap eksklusif dan tertutup. Selain itu, masih sedikit sekali
laporan-laporan ilmiyah maupun reportase jurnalistik mengenai kehidupan pesantren.
Dengan berbagai publikasinya itu, tak salah jika Dr. Moeslim Abdurrahman mengatakan bahwa Gus Dur adalah “jendela pemikiran kaum santri”.
Pemikiran Gus Dur yang sangat cemerlang dalam bidang keagamaan, politik,
budaya dan lain sebagainya membuat Gus Dur diingat dan dikenang oleh seluruh
masyarakat, khusunya masyarakat Indonesia. Diantara percikan pemikirannya tentang
agama, Gus Dur sering berbicara tentang pesantren dalam tulisan-tulisannya.
Menurutn Gus Dur dalam bukunya Menggerakan tradisi yang berisi tentang esai-esai
pesantren, pesantren adalah sebuah kehidupan yang unik dengan pola kepemimpinan,
kultur dan tata nilai yang unik, serta kurikulaum yang berbeda. Gus Dur tidak pernah
menulis dalam bentuk buku, oleh karena itu tidak ada buku-buku yang dikarang dan
ditulis langsung oleh beliau, akan tetapi Gus Dur selalu menulis dan menuangkan
pemikirannya dimajalah, surat kabar, tabloid, Koran dan media publikasi lainnya.
Kendati demikian, dengan gaya tulisan dan kemapanan pemikirannya, banyak tulisan
Gus Dur yang dijadikan buku. Sebagai salah satu sample adalah buku yang berjudul “
Prisma Pemikiran Gusdur” alasan pertama buku ini diberi judul Prisma Pemikiran
14
Hendar Priatna, 2015
KONSEP PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN MENURUT K.H. ABDURAHMAN WAHID
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
karena sifat dalam tulisan-tulisan ini yang kontemplatif dan reflektif seakan telah
didahului oleh suatu pandangan melalui prisma.
Dari berbagai macam pemikiran Gus Dur terdapat percikan pemikiran
tentang pesantren, namun percikan pemikiran tentang pesantren ini pada awalnya
juga tidak ditulis dalam bentuk buku, melainkan dimuat di Koran kompas, jurnal
pesantren, dan beberapa diantaranya merupakan bahan presentasi diberbagai
seminar/pelatihan. Yang kemudian, tulisan tersebut berbentuk buku dengan
judul Islamku islam Anda Islam Kita. Salah satu isi dari buku tersebut adalah terdapat
3 elemen utama yang menjadikan anda Islam Kita pesantren sebagai sebuah
subkultur. Pertama, pola kepemimpinan di dalamnya yang berada diluar
kepemimpinan pemerintahan desa. Kedua, literature universalnya yang terus dijaga
selama berabad-abad. Ketiga, sistem nilainya sendiri yang terpisah dari dan diikuti
oleh masyarakat luas.
Menarik untuk diamati dan didiskusikan adalah keunikan dipondok pesantren
baik dari sistem/pola kepemimpinan, kultur dan tata nilai, serta model pembelajaran
dan kurikulum pesantren. Dari sinilah peneliti merasakan adanya inspirasi untuk
meneliti pemikiran tokoh terdahulu yang masih relevan dengan realita pendidikan
sekarang ini agar bisa dijadikan pedoman bagi para pelaksana pendidikan yang ada
dilembaga pendidikan pondok pesantren pada khususnya dan masyarakat
Indonesia pada umumnya. Jadi yang dimakasud dari judul tesis ini, yakni “Konsep
Pendidikan Pondok pesantren Menurut K.H. Abdurrahman Wahid adalah konsep
(gagasan) pemikiran K.H. Abdurrahman wahid (Gus Dur) tentang pendidikan pondok
pesantren. Berpangkal dari latar belakang tersebut membuat peneliti tertarik untuk
mengadakan penelitian dengan judul: “Konsep Pendidikan Pondok Pesantren
Menurut KH. Abdurahman Wahid”.
15
Hendar Priatna, 2015
KONSEP PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN MENURUT K.H. ABDURAHMAN WAHID
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
masyarakat (centre of community learning); dan juga pondok pesantren sebagai
lembaga pendidikan Islam yang bersandar pada silabi, yang dibawakan oleh
intelektual prolifik Imam Jalaluddin Islam, pendidikan dan masalah sosial budaya
Abdurrahman Al-Suyuti lebih dari 500 tahun yang lalu, dalam Itmam al-Dirayah.
Silabi inilah yang menjadi dasar acuan pondok pesantren tradisional selama ini, dengan pengembangan “kajian Islam” yang terbagi dalam 14 macam disiplin ilmu yang kita kenal sekarang ini, dari nahwu tata bahasa Arab klasik hingga tafsir al-Qur‟ân dan teks Hadits Nabi. Semuanya dipelajari dalam lingkungan pondok pesantren sebagai sebuah lembaga pendidikan Islam. Melalui pondok pesantren juga
nilai ke-Islam-an ditularkan dari generasi ke generasi.
B. Rumusan Masalah
Pada dasarnya segala penelitian baik penelitian kualitatif, kuantitatif dan
penelitian pustaka bersumber dari adanya masalah. Masalah adalah lebih dari sekedar
pertanyaan, dan jelas berbeda dengan tujuan. Masalah adalah suatu keadaan yang
bersumber dari hubungan antara dua faktor atau lebih yang menghasilkan situasi yang
menimbulkan tanda tanya dan dengan sendirinya memerlukan upaya untuk mencari
suatu jawaban. Perumusan masalah dilakukan dengan jalan mengumpulkan sejumlah
pengetahuan yang memadai dan yang mengarah pada upaya untuk memahami atau
menjelaskan faktor-faktor yang berkaitan yang ada dalam masalah tersebut. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa perumusan masalah merupakan hal yang sangat
penting didalam penelitian, sebab masalah merupakan obyek yang akan diteliti dan
dicari solusinya melalui penelitian. Adapun permasalahan dari penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana tujuan pendidikan menurut K. H. Abdurrahman Wahid?
2. Bagaimana proses pendidikan menurut K. H. Abdurrahman Wahid?
3. Bagaimana evaluasi pendidikan menurut K. H. Abdurrahman Wahid?
16
Hendar Priatna, 2015
KONSEP PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN MENURUT K.H. ABDURAHMAN WAHID
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
konsep pendidikan pesantren?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari semua usaha ilmiah adalah untuk menjelaskan,
memprediksikan, dan/atau mengontrol fenomina. Tujuan ini didasarkan pada asumsi
bahwa semua prilaku dan kejadian adalah beraturan dan bahwa semua akibat
membunyai penyebab yang dapat diketahui. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan
menggali dan mengungkapkan serta menjelaskan berbagai masalah yang berkaitan dengan “Konsep Pendidikan Pondok Pesantren Menurut K.H. Abdurrahman Wahid”
Adapun yang menjadi tujuan pembahasan masalah dalam penelitian ini
adalah:
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Konsep Pendidikan Pondok Pesantren Menurut K.H.
Abdurrahman Wahid
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui tujuan pendidikan Pesantren Menurut K.H. Abdurahman
Wahid
b. Untuk mengetahui proses pendidikan menurut K.H. Abdurrahman Wahid
c. Untuk mengetahui evaluasi pendidikan menurut K.H. Abdurrahman Wahid
d. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi K.H. Abdurrahman Wahid
D. Manfaat Penelitian
Secara teoritis ingin memberikan pengetahuan dan wawasan kepada para
pemerhati pendidikan agama Islam terutama dalam memperbaharui pendidikan Islam.
17
Hendar Priatna, 2015
KONSEP PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN MENURUT K.H. ABDURAHMAN WAHID
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
akademisi dan pakar Pendidikan Agama Islam, bahwa pembaharuan Pendidikan
Agama Islam di Indonesia sangat perlu dilakukan. Sehingga nantinya antara
intelektual dan spiritual dapat berjalan secara kesinambungan dengan baik.
F. Struktur Organisasi Tesis
Struktur organisasi tesis ini terbagi menjadi lima bab,dimana
masing-masing bab menguraikan masalah yang berbeda. Adapun uraian
masalah-masalah tersebut yaitu :
Bab I, Merupakan pendahuluan yang berisi tentang latar balakang penelitian,
Rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian,
manfaatpenelitian/signifikansi,metode penelitian.
Bab II, Menjelaskan tentang Kajian Kepustakaan yang meliputi kajian penelitian
terdahulu dan kajian teori.
Bab III, Merupakan uraian tentang Metode Penelitian meliputi: pendekatan dan jenis
penelitian, sumber data, analisis data, dan tahap penelitian.
Bab IV, Merupakan Penyajian Data dan Analisis Data, meliputi: gambaran obyek
penelitian, penyajian dan analisis data, dan pembahasan temuan.
Hendar Priatna, 2015
KONSEP PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN MENURUT K.H. ABDURAHMAN WAHID Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian pada dasarnya merupakan suatu pencarian (inquiry), menghimpun
data,mengadakan dalam rangka ini pengukuran, analisis, sintesis, membandingkan,
mencari hubungan, menafsirkan hal-hal yang bersifat teka-teki, kegiatan ini bisa juga
dibedakan antara penelitian dasar, terapan dan evaluative, sedangkan berdasarkan
fungsinya dibedakan antara penelitian deskriftif, prediktif, dan improftif. Kegiatan
pencarian ini bisa juga dibedakan berdasarkan cara atau metode pencarianatau
metode penelitian. Metode penelitian merupakan serangkaian cara atau kegiatan
pelaksanaan penelitian yang didasari oleh asumsi-asumsi dasar,
pandangan-pandangan filosofis dan ideologis, pertanyaan dan isu-isu yang dihadapi. Beberapa
penelitian menyebutnya sebagi tradisi penelitian (reasearch traditions).
A. Desain Penelitian
Mengawali bab ini dikemukakan desain penelitian yang merupakan alur pikir
dalam sebuah penelitian, yakni langkah-langkah berpikir yang dilakukan peneliti
dalam mengkaji masalah yang telah ditentukan pada bab 1. Berangkat dari masalah,
peneliti memasuki subjek penelitian dengan menerapkan pendekatan kualitatif non
interaktif yaitu peneliti terlibat dengan subjek penelitian secara terus menerus dengan
menggunakan suatu analisa dan investigasi terhadap konsep perjalanan sejarah
melalui suatu analisis dokumen. Dalam penelitian ini akan dikumpulkan informasi
yang berhubungan dengan karya-karya K.H.Abdurahman Wahid atau karya orang
lain mengenai K.H. Abdurahman Wahid tentang pendidikan. lain mengenai K.H.
Abdurahman Wahid. Oleh sebab itu, metode penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah studi kepustakaan (library research). Library research adalah
serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode pengumpulan data pustaka,
membaca dan mencatat serta mengolah bahan penelitian. Catatan yang terkumpul
87
Hendar Priatna, 2015
KONSEP PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN MENURUT K.H. ABDURAHMAN WAHID Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yang terkumpul diolah dengan melakukan pemisahan dan penggabungan berdasarkan
kesamaan dan perbedaan karakter data yang terkumpul (katagorisasi), kemudian
dianalisis dan ditafsirkan (diinterpretasi). Adapun teknik analisis yang digunakan
ialah analisis isi (content analysis). Setelah dianalisis dan diinterpretasi, peneliti
melakukan diskusi bersama para ahli.
B. Partisipan dan Tempat Penelitian
Partisipan penelitian dan tempat penelitian dalam penelitian ini disebut
sumber data. Adapun sumber data dalam penelitian ini di kelompokkan menjadi dua
kategori, yaitu teks dan konteks. Data berupa teks terdiri dari sumber primer dan
sumber sekunder. Sedangkan data konteks berupa data hasil wawancara kepada ahli.
Sumber primer adalah sumber yang berkaitan langsung dengan peristiwa yang sedang
diselidiki, seperti buku harian dan wawancara dengan orang yang mengalami
peristiwa itu. Sedangkan sumber sekunder seperti buku yang ditulis tentang kejadian
tersebut. Proses pengumpulan data dilakukan dengan bahan-bahan dokumen yang
ada, yaitu dengan melalui pencarian buku-buku, jurnal dan lain-lain dikatalog dari
beberapa perpustakaan dan mencatat sumber data yang terkait yang dapat digunakan
dalam studi penelitian ini.
Sumber primer yang digunakan dalam penelitian ini ialah:
K.H. Abdurahman Wahid studi pada buku Islamku Islam Anda Islam Kita.
Mengapa dipilih buku itu, karena buku tersebut merupakan warisan intelektual
K.H. Abdurahman Wahid yang ditulis oleh beliau sendiri dan keluarganya.
Sumber sekunder, meliputi karya tentang K.H. Abdurahman Wahid yang ditulis
orang lain adalah sebagai berikut:
a. Abdurrahamn Wahid, Gus Dur Bertutur ( Jakarta: harian proaksi dan Gus Dur
fodation, 2001);
b. Abdurrahman Wahid, Menggerakkan Tradisi, Esai-Esai Pesantren
88
Hendar Priatna, 2015
KONSEP PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN MENURUT K.H. ABDURAHMAN WAHID Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
c. Abdurrahman Wahid, Islam Kosmopolitan; Nilai-nilai Indonesia dan
Tranformasi Kebudayaan, (Jakarta: The Wahid Institut, 2007);
d. Abdurrahman Wahid, Bunga Rampai Pesantren, (Jakarta: Darma Bhakti,
1994)
e. Abdurrahman Wahid Gus Dur, NU, dan Masyarakat Sipil (Yogyakarta:
LKiS,1994),
C. Pengumpulan Data
Sebagaimana umumnya dalam penelitian kualitatif non interaktif, maka dalam
penelitian ini yang menjadi alat pengumpul data utama ialah peneliti itu sendiri
melalui metode library research pada buku yang berjudul Islamku Islam Anda Islam
Kita(2006). Peneliti membaca buku tersebut berulang-ulang dan menandai kata/
kalimat yang merujuk pada permasalahan penelitian sehingga ditemukannya data
penelitian. Prosedur Pelaksanaan penelitian dilakukan dalam tiga tahap yaitu tahap
pralapangan yang disebut tahap orientasi, tahap pekerjaan lapangan yang disebut
tahap eksplorasi, dan tahap evaluasi yang disebut member check. Tahapan tersebut
dilakukan sebagai berikut:
1. Tahap Orientasi: Kegiatan yang dilakukan pada tahapan ini peneliti
melakukan orientasi atau pengenalan terhadap struktur masalah yang diteliti
beserta aspek dan dimensinya, yaitu konsep pendidikan K.H.Abdurahman
Wahid dari buku Islamku Islam Anda Islam Kita (2006). Selain itu, peneliti
menyiapkan alat pengumpul data berupa kisi-kisi instrumen dan pedoman
wawancara.
2. Tahap Eksplorasi: Pada tahap ini peneliti mulai mempersiapkan diri untuk
melakukan penelitian secara intens: berupaya memperoleh data dengan sikap
yang lebih selektif, mencari informasi yang relevan. Tahap eksplorasi yang
dilakukan dalam penelitian guna mendapatkan data dan informasi yang
89
Hendar Priatna, 2015
KONSEP PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN MENURUT K.H. ABDURAHMAN WAHID Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
peneliti mencari sumber data primer dengan cara membaca dan menelusuri
pendapat K.H. Abdurahman Wahid yang tertuang dalam karya-karyanya atau
buku-bukuya dan mencari sumber sekunder dengan cara menelusuri pendapat
tokoh-tokoh yang terdapat kesamaan tema-tema pemikiran dengan
K.H.Abdurahman Wahid. Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data,
penulis melakukan reduksi data (memasukkan data ke dalam kategori tema,
fokus), melakukan display data (penyajian data ke dalam sejumlah matrik,
yang menunjukkan jalinan pengaruh antarfaktor di dalam proses peristiwa),
kemudian melakukan penarikan kesimpulan dan segera digarap oleh peneliti
untuk di analisis ke dalam bentuk laporan penelitian. Setelah tahapan di atas
selesai, kegiatan selanjutnya adalah kegiatan penulisan laporan penelitian yang
di buat sesuai dengan format pedoman penulisan skripsi yang berlaku di
lingkungan Program Pascasarjana UPI Bandung.
3. Tahap Member Check: Tujuan utama dari tahapan ini, antara lain: melakukan
konfirmasi terhadap data yang diperoleh dengan mengecek kebenaran data
oleh sumber data untuk memberikan tanggapan dan komentar sebagai
re-check, melakukan kegiatan yang bersifat triangulasi, yakni menuntaskan
kebenaran data dengan meminta tanggapan mengenai kebenaran data yang
diperoleh kepada pihak (pakar ahli) yang relevan dan diyakini dapat
memberikan informasi, seperti PBNU jawa Barat atau DPC yang ada di Jawa
Barat. Namun sebelum melakukan tahap member check, peneliti
mengusahakan izin penelitian dengan prosedur: a) mengajukan permohonan
pengantar izin kepada Direktur Sekolah PascaSarjana UPI, b) meneruskan
permohonan izin penelitian kepada PBNU Kota Bandung / PBNU Jawa Barat.
Setelah data terkumpul dan telah diadakan triangulasi, peneliti melakukan
pengecekan ulang data atau member check. Member check adalah mengecek
kebenaran data dengan cara mengembalikan data tersebut kepada sumber data
90
Hendar Priatna, 2015
KONSEP PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN MENURUT K.H. ABDURAHMAN WAHID Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
terhadap data sementara yang telah diperoleh dari lapangan. Setelah peneliti
mentranskrip rekaman wawancara atau mencatat hasil wawancara atau
menelaah dokumen kemudian mendeskripsikan, menginterpretasikan, dan
memaknai data secara tertulis selanjutnya tahapan yang ditempuh ialah dengan
cara:
a. Meminta tanggapan informan data dalam hal ini peneliti terdahulu untuk
mencek kebenaran data yang telah disusun, kalau perlu ada tambahan
data baru.
b. Mengoreksi dan melengkapi hal-hal yang dirasa masih kurang atau tidak
sesuai dengan fokus masalah.
c. Setelah draft utuh disusun berdasarkan catatan dari sumber data,
kemudian diberikan kepada pembimbing, teman sejawat, draft utuh
ditarik dengan sejumlah catatan yang diperlukan untuk penyempurnaan
data dan penyusunan laporan.
Tahap akhir dalam pengumpulan data adalah memeriksa kesesuaian data
antara temuan penelitian dengan data yang terhimpun melalui pelacakan terhadap
teknik pengumpulan dan analisis data.
Jadi, metode / teknik pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri atas dua
macam, yaitu: library research dan triangulasi dengan melakukan wawancara kepada
para ahli. Dalam melakukan pengumpulan data peneliti harus mempersiapkan alat
pengumpul data berupa pedoman sebagai acuan dalam pengumpulan data untuk
memandu pelaksanaan penelitian. Oleh sebab itu dalam library research, peneliti
harus membuat kisi-kisi, yaitu berupa panduan untuk membuat instrumen. Sedangkan
dalam melakukan triangulasi, peneliti harus menyiapkan pedoman wawancara yang
memuat berbagai pertanyaan yang berkaitan dengan masalah yang perlu
dikumpulkan. Pedoman wawancara digunakan sebagai pemandu awal yang
91
Hendar Priatna, 2015
KONSEP PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN MENURUT K.H. ABDURAHMAN WAHID Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
penelitian yang telah ditetapkan. Adapun kisi-kisi instrumen penelitian akan
dijelaskan oleh tabel di bawah ini!
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian
Konsep Pendidikan Pondok Pesantren K.H.Abdurahman Wahid
(Studi pada buku Islamku Islam Anda Islam Kita (2006))
No. Pertanyaan Teori Indikator Sumber
Data
Teori tentang Tujuan
92
Hendar Priatna, 2015
KONSEP PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN MENURUT K.H. ABDURAHMAN WAHID Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tujuan sesewaktu,
yang menyangkut
suatu peristiwa
khusus
d. Tujuan sementara,
berupa
langkah-langkah untuk
mencapai tujuan
umum
e. Tujuan tak
lengkap,
berkenaan dengan
salah satu aspek
pendidikan
f. Tujuan
intermedier,
melayani tujuan
pendidikan yang
lain.
Dalam Pasal 3
UU No.20 Tahun 2003
tentang Sistem
Pendidikan Nasional
dikatakan:
“Pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan
93
Hendar Priatna, 2015
KONSEP PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN MENURUT K.H. ABDURAHMAN WAHID Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
membentuk watak
serta peradaban bangsa
yang bermartabat
dalam rangka
mencerdaskan
kehidupan bangsa,
bertujuan untuk
berkembangnya
potensi peserta didik
agar menjadi manusia
yang beriman dan
bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara
yang demokratis serta
bertanggung jawab.”
Tujuan
pendidikan di atas
ialah secara makro
yang menyangkut taraf
hidup manusia yang
ingin dicapai oleh
suatu masyarakat,
yaitu bangsa
94
Hendar Priatna, 2015
KONSEP PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN MENURUT K.H. ABDURAHMAN WAHID Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
penjabaran tujuan
pendidikan nasional
menghasilkan hierakhi
tujuan pendidikan,
yaitu sebagai berikut.
a. Tujuan pendidikan
nasional, bersifat
umum dan
merupakan tujuan
global dari setiap
usaha pendidikan
yang dilakukan
yang tertuang
dalam
Undang-Undang No. 20
Tahun 2003;
b. Tujuan
institusional,
berarti tujuan yang
hendak dicapai
oleh institusi yakni
sekolah, di mana
tujuan ini
dihubungkan
dengan tujuan
umum dalam
bentuk kompetensi
95
Hendar Priatna, 2015
KONSEP PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN MENURUT K.H. ABDURAHMAN WAHID Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
jenjang
pendidikan yang
mencakup standar
kompetensi
pendidikan dasar,
menengah,
kejuruan, dan
jenjang
pendidikan tinggi;
c. Tujuan kurikuler,
ialah tujuan yang
ingin dicapai oleh
setiap bidang studi
tertentu sehingga
masing-masing
mata pelajaran
berbeda-beda
tujuannya;
d. Tujuan
instruksional/
tujuan
pembelajaran,
ialah penjabaran
khusus dari tujuan
kurikuler di mana
akan terdapat
suatu kompetensi
96
Hendar Priatna, 2015
KONSEP PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN MENURUT K.H. ABDURAHMAN WAHID Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dicapai siswa
setelah
pembelajaran,
yang biasanya
meliputi
kompetensi dalam
aspek kognitif,
afektif, dan
psikomotorik.
Tujuan
instruksional/
tujuan
pembelajaran
dibagi lagi
menjadi dua
bagian yaitu
Tujuan
Instruksional
Umum (TIU) dan
Tujuan
Instruksional
Khusus (TIK).
Namun sekarang
berubah nama
menjadi Tujuan
Pembelajaran
Umum (TPU) dan
97
Hendar Priatna, 2015
KONSEP PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN MENURUT K.H. ABDURAHMAN WAHID Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pembelajaran
Teori tentang Proses
98
Hendar Priatna, 2015
KONSEP PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN MENURUT K.H. ABDURAHMAN WAHID Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
evaluasi konsep
Teori tentang Kendala
99
Hendar Priatna, 2015
KONSEP PENDIDIKAN PONDOK PESANTREN MENURUT K.H. ABDURAHMAN WAHID Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Islamku Islam
Analisis data merupakan langkah yang terpenting dalam suatu penelitian.
Setiap data yang dikumpulkan dari lapangan ditulis dalam uraian terperinci dan
membentuk data. Mengingat data itu begitu banyak dan beragam, maka data yang
terkumpul dibuat reduksi data, yang dilakukan dengan membuat abstraksi yaitu
rangkuman data inti. Kemudian dipilih, dan difokuskan pada hal-hal yang penting
dan berkaitan dengan konsep pendidikan K.H. Abdurahman Wahidyang menjadi
fokus penelitian ini. Selanjutnya data dipilih dan dikatagorisasi yaitu dengan
melakukan pemisahan dan penyatuan dari data yang terkumpul berdasarkan karakter
persamaan dan perbedaan karakter data penelitian, lalu diberi kode (coding). Jadi,
data yang telah diperoleh akan dianalisis pada tahap ini sehingga dapat ditarik
kesimpulan.
Analisis data adalah proses yang dilakukan secara sistematis untuk mencari
dan menemukan serta menyusun transkrip wawancara, catatan-catatan lapangan, dan
bahan-bahan lainnya yang telah dikumpulkan peneliti sehingga diharapkan peneliti
dapat meningkatkan pemahamannya tentang data yang terkumpulkan dan
memungkinkannya menyajikan data tersebut secara sistematis guna
menginterpretasikan dan menarik kesimpulan. Oleh karena itu, analisis data yang
dilakukan dalam penelitian ini yakni proses mengumpulkan dan menyusun secara
baik data-data yang didapatkan melalui dokumen dokumen K.H. Abdurahman Wahid
tentang konsep pendidikan. Adapun analisis data yang digunakan peneliti
mengadaptasi analisis data model Miles and Huberman yang terdiri dari data