• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pay TV ( Televisi berlangganan )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pay TV ( Televisi berlangganan )"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Pay TV

( Televisi berlangganan )

Bisnis TV Berbayar yang Berpotensi Menjadi Primadona

Ketika kata IPTV disebut, seringkali orang mengasosiasikannya dengan “You Tube”, “Google Video” atau tayangan video lainnya yang dapat ditonton lewat jaringan internet. Memang dapat dimaklumi, kalau banyak orang salah mengertikan IPTV yang pada dasarnya sangat berbeda dengan internet TV.

Sejak “You Tube” diluncurkan pertama kali pada 15 Februari 2005 oleh tiga pemuda berbakat, yakni Chad Hurley, Steve Chen, dan Jawed Karim, segera dunia maya internet dibanjiri oleh berbagai tayangan video, baik yang dibuat secara profesional maupun amatiran. Terlebih lagi, dengan murahnya harga perangkat camera video yang disertai pula kemudahan pengoperasiannya. Kehadiran kamera-kamera yang menyediakan fitur Upload You Tube dengan menekan satu tombol saja, membuat semakin banyak orang keranjingan menjadi” produser-produser” video instan. Tak heran, kalau dunia maya sekarang dipenuhi oleh jutaan tayangan video gratis dalam berbagai format baik yang kualitasnya dan segi teknik maupun seni yang dapat diterima. Atau, yang asal kelihatan gambarnya saja. Tak salah, slogan yang dibuat ketiga penemunya, yakni “Broadcast Yourself”, karena ternyata itulah yang sedang dilakukan banyak orang pada saat mi.

(2)

Tayangan-tayangan video maupun TV yang dengan mudah dapat diunduh dan internet inilah, sebenarnya yang disebut internet video. Lalu, apa bedanya dengan IPTV?

LAYANAN SIARAN TV BERBAYAR

Hampir pada semua negara tersedia layanan TV berbayar, baik melalui satelit, kabel maupun lewat infrastruktur internet. Untuk layanan TV kabel, negara yang paling banyak pelanggannya adalah Cina dan Amerika. Berdasarkan hasil riset perusahaan multimedia, pertumbuhan jumlah pelanggan TV kabel tidak terlalu signifikan dibandingkan dengan pertumbuhan pelanggan IPTV yang sangat fantastis.

Menurut MRG (Multimedia Research Group), kira-kira 45% pertahun kenaikannya. Pertumbuhan yang sangat cepat ini adalah akibat bergesernya kebiasaan menonton atau budaya menonton khalayak dan ruang tamu ke ruang-ruang pribadi. Bahkan di mana saja, dan pesawatTV ke perangkat Iainnya, yakni komputer, laptop, handphone, dan sebagainya. Selain itu, dan waktu yang biasanya malam hari bersama keluarga ke waktu yang kapan saja. Demikian pula, layanan siaran TV yang biasanya diterima lewat udara, kabel atau satelit, sekarang bergeser ke internet.

Menurut SRG (Solutions Research Group), lebih dan 43% pemirsa Amerika beralih ke internet untuk menonton acara favorit mereka dan kira-kira 25% dan tayangan prime time malah ditonton melalui media perekam DVR (Digital Video

(3)

Recorder). SRG menyimpulkan bahwa kebiasaan menonton dan khalayak telah sangat berubah.Tak heran, kalau di masa mendatang IPTV dapat menggeser popularitas TV kabel dan pasar layanan siaran TV berbayar. Apalagi, kalau budaya masyarakat yang semakin individualis terbawa-bawa kedalam budaya menontonnya yang sangat personal. Program-program yang paling diminati seakan-akan sengaja diproduksi untuk sang penonton saja (customized program), di mana hal ini sangat dimungkinkan dalam IPTV.

Dari segi penjualan perangkat peralatan, perusahaan riset lnfonetics membuat prediksi bahwa total penjualan peralatan IPTV yang berjumlah sekitar 1 miliar USD pada tahun 2006 akan meroket ke angka 6 miliar USD pada tahun 2010. Tentu saja prediksi tersebut bukan tidak berdasar, apalagi mengingat pesatnya perkembangan teknologi telekomunikasi beserta terjadinya konvergensi yang sangat berperan dalam mendorong percepatan implementasi IPTV, baik di negara-negana maju maupun di negara-negara berkembang. Prediksi tersebut memacu pula perkembangan para pebisnis untuk beralih ke IPTV. Siapa-siapa yang dapat menjadi pemain kunci dalam industri ini?

PEMAIN KUNCI DI BISNIS IPTV

Para pemain kunci di bisnis ini, terdiri atas perusahaan telekomunikasi yang jelas-jelas sudah memiliki infrastruktur, walaupun belum tentu cukup baik, perusahaan TV kabel yang sudah menggelar infrastruktur kabelnya, ISP (Internet Service Provider), penyelenggara telekomunikasi bergerak, Perusahaan Listrik Negara, para broadcaster atau penyelenggara Iayanan siaran TV terrestrial, WBB (Wireless Broadband Provider), penyelenggara siaran TV lewat internet (internet TV) serta penyedia konten.

Setiap pemain mempunyai kekuatan dan kelemahan masing-masing pada saat memasuki bisnis IPTV. Sebagai contoh, perusahaan telekomunikasi sangat berpengalaman dalam penyediaan infrastruktur dan menguasai teknologi. Namun dari

(4)

segi penyediaan konten, perusahaan telekomunikasi masih harus belajar banyak. Sebaliknya para TV broadcaster sangat berpengalaman dalam penyediaan konten, namun belum menguasai infrastruktur yang dibutuhkan dalam bisnis IPTV ini. Demikian pula, pemain-pemain lainnya yang masing-masing piawai dalam bidangnya, tetapi untuk sukses masih perlu bersinergi dengan pemain lainnya.

Walaupun pemain-pemain kunci tersebut di atas sudah memang ada sejak awal, tidak tertutup kemungkinan untuk munculnya pemain-pemain baru yang sama sekali tidak ada kaitannya dengan internet, telekomunikasi, dan broadcasting. Pemain-pemain baru ini dapat sukses, bila dengan cermat memperhitungkan bisnis model yang akan diterapkannya.

HAL - HAL YANG PENTING DICERMATI

Beberapa ahli mengatakan bahwa bisnis ini hanya dapat berhasil, bila jumlah pelanggannya dapat mencapai 100.000 pelanggan. Disamping jumlah pelanggan yang tentu saja harus diusahakan sebanyak mungkin, terdapat beberapa hal penting yang harus dicermati. Bahkan disiasati, kalau ingin bisnis IPTV berhasil.

Pertama adalah konsep, bisnis seperti apa yang ingin dikerjakan, apakah IPTV murni atau hybrid dengan layanan lainnya. Kemudian, bagaimana arsitektur dan sistem, bagaimana infrastruktur yang terdiri atas perangkat keras dan perangkat lunaknya. Perencanaan dan desain sistem serta pemilihan perangkat, terutama media server-nya harus benar-benar sesuai dengan jenis dan jumlah layanan yang akan ditawarkan. Tidak boleh terlupakan, bagaimana transmisi yang akan dipilih, unicast atau multicast. Selain itu, bagaimana sistem distribusinya dan detail perangkat keras lainnya yang diperlukan untuk membangun suatu sjstem IPTV yang dapat memberi keuntungan. Selanjutnya perlu disiapkan pula perangkat lunak untuk manajemen pelanggan, manajemen konten, copyright penyediaan program guide, dan yang tak kalah pentingnya adalah pemilihan sistem “Conditional Access (CAS)”-nya (CAS). Perangkat lain yang tidak dapat diremehkan adalah billing system dan tentu

(5)

saja sebelumnya, operator harus menetapkan kategori dan layanan, baik “on demand” maupun layanan interaktif atau layanan dasar berupa tayangan TV biasa. Di ujung penerima, perangkat STB (Set Top Box) juga tidak boleh luput dan perhatian dan bagaimana sistem penjuaIan yang diterapkan.

Disamping pemilihan sistem, perangkat keras, dan perangkat lunak, satu hal yang sangat penting untuk diperhatikan adalah konten. Pemilihan konten harus betul-betul jeli dan dapat mengantisipasi selera pemirsa dan tren saat itu. Variasi dan konten juga harus sangat banyak, dan dapat memenuhi keinginan segala usia serta gender. Karena, harus ada yang membuat IPTV ini sangat menarik, yaitu konten yang beragam, pengalaman menonton yang berbeda sebab merasa dilibatkan (tayangan interaktit) serta perasaan diistimewakan, karena boleh memilih sesuai dengan selera

sendiri.

Sebagai revenue dan IPTV dapat diharapkan pertama dan iuran pelanggan yang taritnya dibuat atraktif. Kedua adalah dan layanan “on demand” herdasarkan jenis layanan yang ditetapkan penyelenggara. Layanan “on demand” biasanya dibuat kategorinya, dimulai dan TVOD (True Video on Demand), NVOD (Near VOD), Subscription VOD (SVOD), FVOD (Free VOD) sampai dengan EOD (Everything on Demand). Demikian pula untuk layanan rekaman, dibuat kategori tarif tersendiri, seperti ayanan PVR (Personal Video Recorder) dan NPVR (Network PVR). Juga, biasanya tersedia layanan PPV (Pay Per View).

Pemasukan lainnya adalah dan layanan interaktit berupa games, tutorial maupun acara hiburan Iainnya.

(6)

Iklan yang didesain khusus untuk target pemirsa tertentu sangat potensial menyumbang keuntungan untuk bisnis in Kalau layanan TV berbayar lainnya, seperti kabel TV atau TV berlangganan lewat satelit hanya mengandalkan iuran dan iklan yang bersifat umum, lain halnya dengan PTV yang lebih memungkinkan untuk mendatangkan revenue dan berbagai sumber. Apabila dapat dikelola dengan strategi yang cerdas, bersinergi dengan partner yang tepat, niscaya IPTV akan menjadi primadona di antara para pemain TV berbayar lainnya.

Contoh TV Berbayar

1. Astro

Tetevisi berbayar Astro per 19 Okrober lalu tidak lagi siaran di Indonesia. keputusan yang yang diambil ini merupakan keputusan akhir dari usaha patungan Asia Media Malaysia dan Direct Vision, pemilik hak siar di Indonesia.

Peristiwa yang dimulai sejak rahun 2005 ini, memang akhirnya harus mengorbankan para pelanggan yang tercatar hingga Agusrus 2008 lalu sebanyak 250.000. Hingga kini, mereka tidak mendapa kejelasan ganti rugi yang ditetapkan akan seperri apa.

2. Indovision, TV Satelit Pertama di Indonesia (DARI ANALOG KE DIGITAL)

Saat pertama kali hadir di Indonesia, Indovision sebagai perintis TV satelit di Indonesia memulai siarannya dengan lima pilihan kanal, diantaranya HBO Asia, Star TV, Discovery dan menggunakan satelit Palapa C-2 yang memancarkan sinyal lewat

(7)

frekuensi C Band (3,7 - 4,2 GHz) dengan sistem analog agar bisa diterima parabola para pelanggan.

Kanal-kanal ini hanya bisa diterima pelanggan dengan menggunakan antena parabola berukuran besar lantaran sinyal yang dipancarkan satelit Palapa yang merupakan satelit komunikasi tidak terlalu kuat. Namun, sejak tahun 1997, Indovision mulai melakukan terobosan dan menggunakan satelit Indostar yang kemudian berubah nama menjadi Cakrawarta-1 yang memang merupakan satelit khusus broadcasting yang memancarkan sinyal lewat frekuensi S Band (2,5- 2,6 GHz). Pemilihan frekuensi ini, menurut Ruby Budiman, Division Head Broadcast Operation & Engineering division, sesuai dengan kondisi Indonesia yang berada di negara tropis dimana frekuensi hujan terbilang tinggi sehingga para pelanggan tetap dapat bisa menikmati siaran dengan kualitas yang terjaga walaupun turun hujan. Siaran yang dipancarkan pun cukup diterima pelanggan dengan parabola yang relatif lebih kecil yakni dengan menggunakan parabola berdiameter 80cm. Hal ini dimungkinkan karena sinyal yang dipancarkan satelit Cakrawarta-1 sangat kuat. Kini, menurut Winnie I. Sularto, marketing service & PR departemen head, sedikitnya 56 kanal bisa dipilih dan dinikmati para pelanggan yang telah berada dalam angka kisaran 400.000 pelanggan yang tersebar di seluruh Indonesia.

PROSES SIAR

Sistem siaran Indovision diawali dengan proses audio video pada dekoder programer (PIRD) - programer, diantaranya HBO, CNN, Discovery dalam bentuk kompresi MPEG 2 yang dilakukan stream server (SSR), lalu dilanjutkan dengan pengacakan sinyal (CA). Dalam proses pengacakan sinyal, Indovision menggunakan

(8)

provider pengacak NDS, nama perusahaan asal Korea Selatan. Selanjutnya, Data kembali dikompres dengan sistem MPEG 2 sehingga menghasilkan stream DVB (digital video broadcasting) standar yang di-uplink ke satelit Cakrawarta 1. Setelah itu, data ditransmisikan ke parabola pelanggan yang diterima oleh dekoder yang masing-masing telah dilengkapi dengan card. Untuk lebih jelas bisa lihat skema.

SKEMA PROSES SIAR

KOMPRESI

Indovision menggunakan sistem kompresi yang secara menyeluruh dengan sistern digital. Dengan sistem ini, pilihan untuk pelanggan biasanya hanya dua, pelanggan menerima gambar dan suara sekualitas aslinya atau tidak sama sekali. Untuk sistem kompresi, Indovision menggunakan MPEG 2, sistem ini diniai mampu menjaga kualitas gambar dan suara yang dikirim. Menurut Ruby Budiman, untuk suara sejauh ini masih stereo. Artinya, masih belum bisa digunakan sebagai materi home theater yang biasanya menggunakan format 5.1. Selain itu, ada beberapa hal yang sedikit menghambat penggunaan siaran digital digunakan sebagai materi suara home theater. Diantaranya, bergantung pada format suara yang disiarkan programer serta fasilitas tersebut bisa berefek pada harga berlangganan yang menjadi lebih mahal.

(9)

ANTENA

Untuk mengontrol posisi satelit yang cenderung berpindah-pindah, Indovision menggunakan satu antena pengontrol. Antena tersebut dinamakan TT & C (Telemetry, Tracking, and Command). Antena ini ditempatkan beserta dua belas antena lainnya yang berfungsi untuk sebagai up link ke satelit dan menerima siaran dan para programer. Misalnya, CNN, HIBO. Semua antena tersebut ditempatkan dalam area yang disebut antenna farm yang terletak di bagian belakang wisma Indovision.

FITUR

Setelah didukung sepenuhnya dengan teknologi dan perangkat yang diangap baik, Indovision yang telah mempunyai pelanggan sekitar 400.000 berupaya memberikan fasilitas yang dianggap menguntungkan kepada pelanggan. Diantaranya, EPG (The Electronic Programme Guide), Parental lock. EPG memungknkan pelanggan membooking siaran seminggu sebelum siaran tersebut ditayangkan. Sementara itu, Parental lock memungkinkan pelanggan melakukan pengamanan khusus terhadap materi siaran, khususnya untuk segmen anak-anak sehingga anak-anak bisa terhindar dari acara yang memang tak layak ditonton oleh mereka. Dalam parental lock, pelanggan cukup menggunakan password.

DEKODER

Untuk menerima siaran yang dipancarkan Indovision. setiap pelanggan selain diharuskan menggunakan parabola, tentunya juga harus menggunakan dekoder. Secara teknis, dekoder tersebut bertugas sebagai pemecah kode yang siarannya telah diacak. Dalam hal dekoder, Indovision menggunakan Humax. Merk ini dipiIih salah satunya karena dikenal sebagai pabrikan dekoder besar di dunia, dengan kualitas yang

(10)

terjaga plus harga yang kompetitif. Aneka pendukung dan Dekoder yang ditempatkan dalam Control Equipment Room

Dekoder Indovision

PAKET

Sejak 1 April 2008, Indovision mempersembahkan paket-paket berlangganan terbaru yang terdiri dan Prime Family, Prime Education, Prime Sport dan Prime Grande. Prime Family dikemas khusus untuk memenuhi kebutuhan tayangan bagi seluruh anggota keluarga dengan pilihan tayangan lokal dan manca negara sebanyak 41 channel dan 18 radio. Paket Prime Education menyuguhkan pilihan channel-channel yang bermuatan edukasi sebanyak 36 channel-channel dan 18 radio. Paket Prime Sports yaitu paket yang dikemas khusus untuk para pecinta olahraga dan tayangan action. Paket ini dapat dinikmati pelanggan dengan muatan 35 channel dan 18 saluran radio. Diantaranya. ESPN, dan Star Sports. Selain itu, terdapat pula Paket Prime Grande yaitu paket keluarga yang dilengkapi dengan channel-channel bermuatan pendidikan dan olahraga dengan muatan 48 channel dan 18 saluran radio.

Referensi

Dokumen terkait

Bertitik tolak dari pemikiran tersebut, Jurusan Ekonomi Islam - Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Imam Bonjol Padang melakukan upaya untuk menghimpun berbagai pendapat,

Penelitian yang berjudul “SEMIOTIKA FOTO JURNALISTIK PADA KORAN SINDO JABAR (Analisis Semiotika Foto Essay di Rubrik Frame Koran Sindo Jabar Edisi 17 Januari

Pengajuan proposal kegiatan dan laporan kegiatan oleh staf bisa memakan waktu yang lama hambatannya jika pengajuan proposal diajukan ke Kabid dan Kadis proses manual

[r]

Diantaranya adalah orang yang berhak menerima harta hibah adalah siapa saja, baik dari kalangan calon ahli waris sendiri maupun diluar calon ahli waris tanpa di batasai besaran

3 Mengenai kecerdasan manusia secara menyeluruh dan utuh dapat dilihat dalam Syamsul Ma’arif, Revitalisasi Pendidikan Islam , (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007), hlm.. Dengan

Mahasiswa dengan preferensi gaya belajar multi modalitas yang mengaplikasikan gaya belajarnya “sesuai” dengan karakteristik gaya belajar tersebut pada saat belajar

VARCO TRIMMER KONDENSATOR VARIABEL Gambar 5 COIL (KUMPARAN)