• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA PENINGKATAN KELARUTAN HIDROKLORTIAZIDA DENGAN PENAMBAHAN SURFAKTAN TWEEN 60 Upaya Peningkatan Kelarutan Hidroklortiazida Dengan Penambahan Surfaktan Tween 60.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA PENINGKATAN KELARUTAN HIDROKLORTIAZIDA DENGAN PENAMBAHAN SURFAKTAN TWEEN 60 Upaya Peningkatan Kelarutan Hidroklortiazida Dengan Penambahan Surfaktan Tween 60."

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA PENINGKATAN KELARUTAN HIDROKLORTIAZIDA

DENGAN PENAMBAHAN SURFAKTAN TWEEN 60

SKRIPSI

OLEH :

ELIN HERLINA

K 100 040 264

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

SURAKARTA

(2)
(3)

vi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …...………..

HALAMAN PENGESAHAN ……….……...

HALAMAN MOTTO ……….………..

HALAMAN PERSEMBAHAN ……….………..

HALAMAN DEKLARASI ……….……….

KATA PENGANTAR ……….……….

B. Perumusan Masalah ……….

C. Tujuan Penelitian ……..………….………….……….

D. Tinjauan Pustaka ……….…………..………..

1. Kelarutan …………..……….

2. Surfaktan ………...

3. Termodinamika Proses Kelarutan Obat ………....……

4. Spektroskopi Ultraviolet dan Cahaya Tampak ……….…….

5. Hidroklortiazida ………

(4)

vii

6. Tween 60 ………...……….………

F. LANDASAN TEORI………

E. HIPOTESIS ..……..………..…………...……….

BAB II. METODE PENELITIAN

A. Definisi Operasional dan Metode Pengumpulan Data ...…..…

1. Definisi Operasional ………..………...

2. Metode pengumpulan data …....………….…….…………..

B. Bahan dan Alat ……….…..

1. Bahan-bahan yang digunakan…………..……….…

2. Alat yang digunakan ……...…..……….…….……..

C. Jalan Penelitian …….…..……..………..…..…………...

1. Pembuatan larutan NaOH 0,2 N ……….……...

2. Pembuatan larutan NaOH 0,1 N...……… …….………

3. Pembuatan larutan dapar fosfat pH 7,4…………..…………

4. Pembuatan larutan stok hidroklortiazida ……….…………

5. Pembuatan larutan tween 60 ……….

6. Penentuan panjang gelombang maksimum hidroklortiazida .

7. Pembuatan kurva baku hidroklortiazida dan penentuan

persamaan kurva bakunya ……….………

8. Waktu kelarutan jenuh hidroklortizida dalam larutan tween

60 ………..

9. Uji kelarutan hidroklortiazida dalam larutan tween 60

(5)

viii

D. Cara Analisis ………...

1. Waktu untuk mencapai larutan jenuh hidroklortiazida ……..

2. Persamaan kurva baku hidroklortiazida dalam larutan tween

60 ………..

3. Efektivitas larutan tween 60 dalam menaikkan kelarutan

hidroklortiazida ……….……

4. Parameter termodinamika proses kelarutan hidroklortiazida.

5. Analisis uji satu jalan dan t-LSD ………..

BAB III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum ……….……...

B. Persamaan Kurva Baku ………...

C. Penentuan Waktu Kelarutan Jenuh ……….

D. Penentuan Kelarutan Hidroklortiazida dalam Larutan Tween 60

Berbagai konsentrasi pada Suhu 320, 370, dan 420 C + 0,50 C …

E. Penentuan Nilai Koefisien Partisi Semu Hidroklortiazida dalam

Tween 60………..…….……

F. Penentuan Nilai Parameter Termodinamika Hidroklortiazida

dalam Tween 60………...….

BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan………..….

B. Saran……….….…

DAFTAR PUSTAKA ...……….

(6)

ix DAFTAR TABEL

Tabel 1. Istilah perkiraan kelarutan ………..……

Tabel 2. Jumlah pengambilan tween 60 pada pembuatan larutan tween 60..

Tabel 3. Kelarutan hidroklortiazida dalam berbagai konsentrasi tween 60

pada suhu 32 0 + 0,5 0C ………..………

Tabel 4. Kelarutan hidroklortiazida dalam berbagai konsentrasi tween 60

pada suhu 37 0 + 0,5 0C ………..………

Tabel 5. Kelarutan hidroklortiazida dalam berbagai konsentrasi tween 60

pada suhu 42 0 + 0,5 0C ……..………

Tabel 6. Kelarutan hidroklortiazida dalam berbagai konsentrasi tween 60

pada suhu 320, 370, dan 420 + 0,50 C………

Tabel 7. Nilai koefisien parisi semu (K) hidroklortiazida dalam tween 60

pada suhu 320, 370, dan 420 + 0,50 C ………...

Tabel 8. Nilai parameter termodinamika hidroklortiazida dalam larutan

tween 60 pada suhu 305(0K), 310(0K), dan 315(0K) .………. 3

24

32

33

35

37

38

(7)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Penggambaran sederhana 3 tahap proses yang terlibat dalam

pelarutan kristal solut ..……….………...

Gambar 2. Beberapa bentuk misel yang mungkin terjadi ….………...

Gambar 3. Letak solubilisasi obat dalam misel …….……….…..

Gambar 4. Struktur hidroklortiazida ..………..

Gambar 5. Struktur formula tween 60 ………...………...

Gambar 6. Kurva serapan maksimum hidroklortiazida dalam larutan NaOH

0,1 N terhadap panjang gelombang …...………..

Gambar 7. Kurva hubungan hidroklortiazida (mg%) dalam larutan NaOH

0,1 N terhadap serapan dengan persamaan garis y = 1,0071X +

0,021 dan r = 0,9948 …………..………..

Gambar 8. Kurva hubungan konsentrasi tween 60 (10-3 M) terhadap

kelarutan hidroklortiazida (M) pada suhu 320 C + 0,50 C dengan

persamaan garis Y = 0,243X+1,8419 x 10-3 dan r = 0,9934…...

Gambar 9. Kurva hubungan konsentrasi tween 60 (10-3 M) terhadap

kelarutan hidroklortiazida (M) pada suhu 370 C + 0,50 C dengan

persamaan garis Y = 0,2095X + 2,0942x 10-3 dan r = 0,9896 ….

Gambar 10. Kurva hubungan konsentrasi tween 60 (10-3 M) terhadap

kelarutan hidroklortiazida (M) pada suhu 420 C + 0,50 C dengan

(8)

xi

Gambar 11. Kurva hubungan konsentrasi tween 60 (10-3 M) terhadap

kelarutan hidroklortiazida (10-3 M) pada suhu 320, 370, dan 420

+ 0,50 C ……….………...

Gambar 12. Kurva hubungan 1/T (0K) terhadap log K ………….………….

37

(9)

xii LAMPIRAN

Lampiran 1. Pembuatan stok hidroklortiazida………

Lampiran 2. Kurva baku hidroklortiazida dengan larutan NaOH 0,1 N ...…

Lampiran 3. Data serapan kelarutan hidroklortiazida dalam larutan tween

60 berbagai konsentrasi pada orientasi dan replikasi uji

kelarutan hidroklortiazida………..…………...…….

Lampiran 4. Waktu kelarutan jenuh hidroklortiazida dalam berbagai

konsentrasi tween 60 pada suhu 320, 370, dan 420 + 0,50 C ..…

Lampiran 5. Serapan hidroklortiazida dalam berbagai konsentrasi tween 80

pada suhu 320, 370, dan 420 + 0,50 C ..……….

Lampiran 6. Gambar kurva hubungan waktu pengambilan (jam) terhadap

serapan hidroklortiazida pada penentuan waktu kelarutan

jenuh hidroklortiazida dalam berbagai konsentrasi tween 80 ...

Lampiran 7. Contoh perhitungan konsentrasi hidroklortiazida terlarut

dalam berbagai konsentrasi tween 60 ………..

Lampiran 8. Konsentrasi hidroklortiazida terlarut dalam berbagai

konsentrasi tween 60 pada suhu 320, 370, dan 420 + 0,50 C …

Lampiran 9. Kelarutan hidroklortiazida dalam berbagai konsentrasi tween

60 pada suhu 320, 370, dan 420 + 0,50 C ……….

Lampiran 10. Konsentrasi hidroklortiazida dalam mg % dan molar ..………

Lampiran 11. Sertifikat analisis hidroklortiazida……….

(10)

xiii

Lampiran 13. Perhitungan K, ∆H, ∆F, ∆S ..……….………..

Lampiran 14. Tabel r………….………...

Lampiran 15. Analisis statistik ………... 60

61

65

(11)

xiv INTISARI

Salah satu sifat fisikokimia terpenting dari suatu obat yang menentukan absorbsinya adalah kelarutan yang pada akhirnya menentukan efek terapeutik dari bahan obat tersebut. Hidroklortiazida merupakan turunan klortiazida yang banyak digunakan sebagai diuretik, tetapi bersifat praktis tidak larut dalam air. Surfaktan tween 60 merupakan suatu bahan untuk meningkatkan kelarutan obat melalui mekanisme solubilisasi miselar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan surfaktan tween 60 terhadap kelarutan hidroklortiazida.

Uji kelarutan hidroklortiazida dilakukan dengan metode agitasi menggunakan dapar fosfat pH 7,4 dan dapar fosfat pH 7,4 dengan tween 60 konsentrasi: 1,53 x 10-3M; 3,05 x 10-3 M; 4,58 x 10-3 M dan 6,11 x 10-3 M pada suhu 32 0C; 37 0C dan 42 0C. Pengambilan sampel dilakukan setelah larutan jenuh. Konsentrasi terlarut hidroklortiazida ditentukan dengan spektrofotometer UV-Vis. Hasil kelarutan dianalisis dengan uji anava satu jalan dilanjutkan uji t-LSD dengan taraf kepercayaan 95 % dan uji korelasi regresi yang menggambarkan hubungan kelarutan hidroklortiazida dengan penambahan tween 60.

Hasil uji kelarutan menunjukkan bahwa penambahan konsentrasi tween 60 mampu meningkatkan kelarutan hidroklortiazida. Proses pelarutan hidroklortiazida berlangsung secara spontan (∆F < 0) eksotermik dengan (∆H) = -11534,950 kal/mol, dan terjadi penurunan ketidakteraturan sistem (∆S < 0).

Gambar

Tabel 1.  Istilah perkiraan kelarutan  …………………………………..……

Referensi

Dokumen terkait

Penambahan konsentrasi karagenan akan meningkatkan nilai kuat tarik edible ilm, karena karaginan mampu membentuk matriks polimer yang kuat dan menjadikan kekuatan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan arang tempurung kelapa dengan dosis 10% dan bokashi pupuk kandang dengan dosis 60 g ke dalam media tailing mampu meningkatkan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem dispersi padat dapat meningkatkan kelarutan dan laju disolusi glibenklamida dibandingkan campuran fisika dan glibenklamida

Judul Skripsi : Peningkatan Kelarutan Fraksi Etil Asetat Daun Sukun A rtocarpus altilis (Parkinson) Fosberg dengan Penambahan Polimer Kombinasi β -Siklodekstrin

Penambahan konsentrasi karagenan akan meningkatkan nilai kuat tarik edible film, karena karaginan mampu membentuk matriks polimer yang kuat dan menjadikan kekuatan

Hasil pengujian menunjukkan bahwa proses perendaman dalam larutan NaOH dengan konsentrasi dan waktu yang tepat, mampu meningkatkan nilai kekuatan tarik serat bundung.. Kata Kunci

Konsentrasi gula pereduksi yang dihasilkan selama fermentasi pada perlakuan penambahan surfaktan pada sampel dengan praperlakuan asam maleat, secara umum menunjukkan hasil

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa penambahan gula kelapa pada tingkat konsentrasi yang berbeda berpengaruh nyata terhadap kadar, kadar abu, total padatan terlarut, uji hedonik,