• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Dosis Kascing Dan Bioaktivator Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Sawi (Brassica Juncea L.) Yang Dibudidayakan Secara Organik.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Dosis Kascing Dan Bioaktivator Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Sawi (Brassica Juncea L.) Yang Dibudidayakan Secara Organik."

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Jumal Kultivasi (2005) Vol 4(2) : 136-140

University of Minnesota. Extension Service. Dikutip daii http://www.extension.umn.edu/ distribution/cropsystems/components/7402OL htmL TanggaL- 22 Desember 2003. Nuraini, Y. dan L Anjani. 1998. Efek Kombinasi

Pupuk Kandang dan Buatan Terhadap Sifat Biologi dan Kimia Tanah Serta Produksi Jagung dan Ubi Kayu Pada Sistem Tumpangsari di Lahan Kering. Habitat voL 9. No 101 Nurmala, TatL 1998. Serealia sumber Karbohidrat

Utama. Eineka Cipta. Jakarta Oldeman, L. R 1975. An Agroklimate Map of Java.

CRIA.LP3Bogor. Sarief, Saifuddia 1986a. Dmu Tanah Pertanian. Pustaka

Buana. Bandung.. _____. 1986b. Kesuburan dan Pemupukan

Tanah pertanian. Get 2 Pustaka Buana. Bandung. Soepardi, G. 1983. Sifat dan Ciri Tanah, Jilid E IPB

Bogor.

Surname dan Karsono, S. 1995. Perkembangan Produksi Sorgum di Durda dan Penggunaannya. Balitkabi Malang. No 4:19%. Sutedjo, Mul Mulyadi. 1995. Pupuk dan

Pemupukan. Get ke-5 Rineka Qpta. Jakarta Thamrin. 2000. Perbaikan Beberapa Sifat Fisik dan

Kimia dengan Pemberian Pupuk Organik dan Pengaruhnya Terhadap Hasil Padi Gogo. Tesis. Program Pasca Sarjana Unpad. Tiddk dipublikasikan.

Yusuf, Zuriah. 1987. Pengaruh Jarak Tanam dan Jenis Pupuk Kandang Terhadap Pertumbuhan dan Basil Umbi Kentang (Solarium tuberosum L). Tesis. Program Pasca Sarjana Unpad. Tidak dipublikasikan.

Ucapan Terima Kasih

Penelitian irri didanai oleh Dana Penelitian Dosert DIPA PNBP Universitas Padjadjaran

A. W. Irwan • A. Wahyudin • Farida

Pengaruh dosis kascing dan bioaktivator terhadap pertumbuhan

dan hasil tanaman sawi

(Brassica juncea

L.) yang dibudidayakan

secara organik

Study of the effect of vermi-manure and bioactivator on growth

and yield of mustard (Brassica juncea L.)

Diterima: 13 Maret 2005/Disetujui: 14 Juli 2005/Dipublikasikan: 14 Agustus 2005 ©Department of Crop Science, Padjadjaran University

Abstract A greenhouse experiment to study the effect of vermi-manure and bioactivator on growth and yield of mustard was carried out from March to June 2005. Laboratory analyses were conducted at the UPP-SDA Hayati and at plant Physiology Laboratory, Faculty of Agriculture, Padjadjaran University. Soil samples used were taken from Jatinangor. The experimental method used in this research was randomized block design using nine variables with four replications. The test plant

Dikomunikasikan oleh Sumadi_______________

A. W. Irwan • A. Wahyudin • Farida

Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Unpad Jl. Raya Bandung Ujung Berung Km. 21, Bandung 40600

used was mustard green (Brassica juncea L.). The result of the experiment showed that all dosages of vermi manure fertilizer and bioactivator increased the plant height number of leaves, and biomass of plant Both treatments with bioactivator (without and 4 mL/L) gave the same effect on plant height, number of leaves, and biomass of plant Dosage of 5 ton/ha vermi manure without bioactivator gave the best results on biomass of plant

Vermi-manure

A.W. Irwan dkk. Pengaruh dosis kascing dan bioaktivator terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman sawi (Brassica juncea L.) yang dibudidayakan secara organik

136

Keywords Mustard

(3)

Jumal Kultivasi (2005) Vol 4(2) : 136-140

Sari Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca, mulai bulan Maret sampai bulan Juni 2005, Analisis tanah dilakukan di Laboratorium UPP-SDA Hayati Unpad dan analisis tanaman dilakukan di Laboratorium Fisiologi Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran. Tanah yang digunakan berasal dari Jatinangor. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK), terdiri atas sembilan kombinasi perlakuan dan diulang empat kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembe-rian pupuk kascing dan bioaktivator membe-rikan pengaruh yang nyata terhadap tinggi ta-naman, jumlah daun, berat basah tata-naman, dan berat kering tanaman dibandingkan dengan tanpa pemberian kascing dan bioaktivator, te-tapi diantara perlakuan kascing dan bioakti-vator itu sendiri tidak berbeda nyata. Dosis pupuk kascing 5 ton/ha tanpa bioaktivator merupakan dosis yang dianjurkan karena mem-berikan tinggi tanaman, jumlah daun, berat basah, dan berat kering yang sama diban-dingkan dengan perlakuan lainnya.

Kata kunci Pupuk kascing • Bioaktivator • Tanaman sawi

Pendahuluan

Dalam teknik budidaya tanaman sayuran, harus diperhatikan faktor-faktor yang secara langsung mempengaruhi pertumbuhannya. Untuk dapat meningkatkan kesuburan tanah dan hasil tanaman dapat dilakukan dengan pemberian pupuk organik dan bioaktivator.

Pupuk organik yang biasa digunakan un-tuk budidaya tanaman sayuran adalah pupuk kandang, pupuk hijau, kompos, bokashi, dan kascing. Kascing adalah kotoran cacing tanah yang bercampur dengan tanah atau bahan lain-nya yang merupakan pupuk yang sangat baik, dimana zat-zat yang dikandungnya dapat terse-dia bagi tanaman. Kascing kaya akan unsur hara dan kualitasnya lebih baik daripada pupuk organik jenis lain (Simanjuntak dan Waluyo, 1982).

Caddie dan Douglas (1977) menyatakan, kascing mengandung 0..5-2,0 % N; 0,06-0.68 % P2O5; 0.10-0,68 % K2O; dan 0-50-3,50 % Ca. Selain kandungan unsur haranya cukup tinggi, kascing sangat baik untuk pertumbuhan tanaman karena mengandung auksin (Catalan, 1981). Kascing juga mengandung hormon lain,

asam humat, enzim-enzim, dan mikroba tanah yang bermanfaat bagi kesuburan tanah.

Dewasa ini perhatian pada sistem per-tanian akrab lingkungan atau perper-tanian organik ierus meningkat, hal ini dapat dipahami karena sistem pertanian yang hanya bertumpu pada pemakaian pupuk kimia dan pestisida kimia untuk meningkatkan produktifitas tanaman dapat memberikan dampak negatif terhadap lingkungan.

Upaya untuk meningkatkan hasil dan kualitas sayuran tanpa memberikan pengaruh negatif terhadap lingkungan diantaranya de-ngan menggunakan bioaktivator. Salah satu bioaktivator yang mulai diterapkan pengguna-annya adalah Ston-F yang bahan dasarnya berasal dari urine ternak dan mikroorganisme tanah. Bioaktivator Ston-F mengandung:

1. Zat protein hewani

2. Hara makro dan mikro (N, P, K, Ca, Mg, Zn, S, Q, Fe, Na, Mo dan B).

3. Hormon pertumbuhan Sitokinin.

4. Mikroorganisme aerob dan anaerob, bakteri amonifikasi, Rhizobium, bakteri pelarut fosfat Pseudomonas yang diinokulasi dan diisolasi dari lokal (Indonesia).

5. Enzim amilase, katalase, protease dan urease.

Sayuran merupakan komoditi yang

berprospek cerah, karena dibutuhkan sehari-hari dan permintaannya cenderung terus

meningkat Sebagaimana jenis tanaman

hortikultura lainnya, kebanyakan tanaman sayuran mempunyai nilai komersial yang cukup tinggi. Kenyataan ini dapat dipahami sebab sayuran senantiasa dikonsumsi setiap saat

Sawi (Brassica juncea L) merupakan salah satu jenis sayur yang digemari oleh masyarakat Indonesia. Konsumennya mulai dari golongan masyarakat kelas bawah hingga golongan masyarakat kelas atas. Di Indonesia sendiri banyak sekali jenis masakan atau penganan yang menggunakan daun sawi, baik sebagai bahan pokok maupun sebagai bahan peleng-kapnya. Hal tersebut menunjukkan bahwa dari aspek sosial, masyarakat sudah menerima kehadiran sawi untuk konsumsi sehari-hari.

Diantara faktor-faktor yang menentukan produksi tanaman sayuran adalah pemberian pupuk dasar berupa pupuk organik dan perbaikan lingkungan tumbuh. Pupuk dasar dan perbaikan lingkungan tumbuh sangat berguna untuk menyiapkan tanah pada kondisi sebaik mungkin sehingga dapat memantapkan

A. W. Irwan: Pengaruh dosis kascing dan bioaktivator terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman sawi (Brassica juncea L.) yang dihudidayakan secara organik

(4)

fumal Kultivasi (2005) Vol 4(2) : 136-140

pertumbuhan tanaman, sebagaimana kondisi tanah yang diinginkan oleh tanaman sawi yaitu tanah yang gembur, banyak mengandung humus dan subur baik secara fisik kimia maupun biologi. Kondisi tanah yang dikehen-daki oleh tanaman sawi tersebut dapat diatasi dengan pemberian kascing dan penggunaan bioaktivator.

Berdasarkan infonnasi-informasi tersebut, jelas bahwa pemberian kascing dan penggunaan bioaktivator dapat meningkatkan kesuburan tanah dan hasil pada berbagai tanaman serta aman bagi lingkungan dan sehat dikonsumsi

manusia. Sejauh ini informasi mengenai

pengaruh dosis kascing dan penggunaan

bioaktivator terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman sawi yang dibudidayakan secara organik belum diketahui dengan jelas, maka perlu dilakukan penelitian ini.

Bahan dan Metode Penelitian

Penelitian dilakukan di Rumah Kaca Fakuitas Pertanian Unpad Jatinangor dengan jenis tanah Latosol pada ketinggian tempat + 700 meter di atas permukaan laut Waktu penelitian dilaksa-nakan mulai bulan Maret 2005 sampai dengan bulan Oktober 2005.

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : benih sawi, kascing, bioaktivator Ston-F, tanah Latosol Jatinangor, dan polybag. Metode penelitian yang digunakan adalah Ren-cana Acak Kelompok (RAK). Adapun perlakuan yang digunakan adalah sebagai berikut KO = tanpa kascing, tanpa bioaktivator Kl = kascing 5 ton/ha, tanpa bioaktivator K2 = kascing 5 ton/ha, bioaktivator 4 ml/L K3 = kascing 10 ton/ha, tanpa bioaktivator K4 = kascing 10 ton/ha, bioaktivator 4 ml/L K5 = kascing 15 ton/ha, tanpa bioaktivator K6 = kascing 15 ton/ha, bioaktivator 4 mi/L K7 = kascing 20 ton/ha, tanpa bioaktivator K8 = kascing 20 ton/ha, bioaktivator 4 ml/L

Semua perlakuan diulang empat kali, sehingga terdapat 36 pot percobaan. Penfjujian signifikansi pengaruh dilakukan dengan statistik Uji F pada taraf nyata lima persen, sedangkan untuk uji lanjutan beda rata-rata pengaruh perlakuan dilakukan dengan Uji Jarak Berganda Duncan.

Hasil dan Pembahasan

Hasil analisis yang tercantum pada Tabel 1 menunjukkan bahwa pemberian kascing dan

bioaktivator mampu meningkatkan tinggi

tanaman dan jumlah daun secara nyata dibandingkan dengan tanpa pemberian kascing dan bioaktivator, tetapi diantara perlakuan pemberian kascing dan bioaktivator itu sendiri tidak berbeda nyata.

Penambahan pupuk kascing dapat

meningkatkan kandungan humus di dalam tanah. Humus merupakan koloid tanah dan merupakan bahan aktif, karena mempunyai ukuran fraksi sama atau lebih kecil dari fraksi liar. Dengan ukuran fraksi yang kecil berarti mempunyai luas permukaan yang besar, sehingga koloid pupuk kascing mampu menyerap atau menyangga ion-ion hara, terutama unsur hara nitrogen yang merupakan unsur yang paling mudah hilang dari dalam tanah, karena selain bersifat higroskopis juga mudah larut tercuci oleh aliran air (Radian, 1994).

Meningkatnya kandungan nitrogen di dalam

tanah yang diberi pupuk kascing dan

bioaktivator dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Pupuk kascing dapat menyumbangkan unsur nitrogen meskipun jumlahnya kecil. Meningkatnya unsur nitrogen di dalam tanah

juga disebabkan oleh adanya bakteri

amonifikasi, Rhizobium dan Azotobacter yang dikandung dalam bioaktivator Ston-F dan kascing, sehigga laju mineralisasi dan pengikatan senyawa nitrogen bebas meningkat

Pemberian pupuk kascing menyebabkan kandungan nitrogen di dalam tanah meningkat sehingga serapan nitrogen oleh tanamanpun

meningkat pula. Meningkatnya serapan

nitrogen menyebabkan kandungan klorofil tanaman menjadi lebih tinggi sehingga laju

fotosintesis meningkat Laju fotosintesis

meningkat menyebabkan sintesis karbohidrat

juga meningkat Pembentukan karbohidrat

yang disebabkan oleh laju fotosintesis akan meningkatkan pertumbuhan vegetatif tanaman termasuk pertumbuhan tinggi lanaman dan

pembentukkan daun. \

A.W. Irwan dkk. Pengaruh dosis kascing dan bioaktivator terhadap pertumbuhan dan hasil lanaman sawi (Brassica juncea L.) yang dibudidayakan secara organik

(5)

Juntal Kultivasi (2005) Vol 4(2) : 136-140

label 1. Pengaruh dosis kascing dan bioaktivator terhadap tinggi tanaman dan jumlah daun pada akhir percobaan (35 hari setelah tanam).

Perlakuan Tinggi tanaman

(cm)

Jumlah daun

KO = tanpa kascing, tanpa bioaktivator 24.25 a 6.00 a Kl = kascing 5 ton/ ha, tanpa bioaktivator 35.50 b 7.75 b K2 = kascing 5 ton/ha, dengan bioaktivator 4 rnJ/L 35.75 b 8,50 b K3 = kascing 10 ton/ ha, tanpa bioaktivator 37.75 b 8.75 b K4 = kascing 10 ton/ ha, dengan bioaktivator 4 ml/L 36.25 b 9.25 b K5 = kascing 15 ton/ha, tanpa bioaktivator 38.50 b 8.75 b K6 = kascing 15 ton/ha, dengan bioaktivator 4 ml/L 36.75 b 9.00 b K7 = kascing 20 ton/ha, tanpa bioaktivator 36.75 b 8.00 b K8 = kascing 20 ton/ha, dengan bioaktivator 4 ml/L 38.25 b 9.00 b

Keterangan: Nilai rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama arah vertikal, tidak berbeda nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%

label 2. Pengaruh dosis kascing dan bioaktivator terhadap berat basah dan berat kering tanaman pada akhir percobaan (35 hari setelah tanam).

Perlakuan Bobot Basah

(gram)

Bobot Kering (gram) KO = tanpa kascing, tanpa bioaktivator 15.085 a 0.932 a Kl = kascing 5 ton/ha, tanpa bioaktivator • 76.727 b 4.474 b K2 = kascing 5 ton/ha, dengan bioaktivator 4 ml/L 75.692 b 4.294 b K3 = kascing 10 ton/ha, tanpa bioaktivator 87.156 b 5.305 b K4 = kascing 10 ton/ha, dengan bioaktivator 4 ml/L 68.329 b 4.128 b K5 = kascing 15 ton/ha, tanpa bioaktivator 86.648 b 5.000 b K6 = kascing 15 ton/ha, dengan bioaktivator 4 ml/L 84.194 b 4.730 b K7 = kascing 20 ton/ ha, tanpa bioaktivator 92.137 b 5.163 b K8 = kascing 20 ton/ha, dengan bioaktivator 4 ml/L 1 04.544 b 6.331 b

Keterangan: Nilai rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama arah vertikal, tidak berbeda nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%

Hasil analisis yang tercantum pada Tabel 2 menunjukkan bahwa pemberian pupuk kascing dan bioaktivator mampu meningkatkan bobot basah dan bobot kering tanaman secara nyata dibandingkan dengan tanpa pemberian kascing dan bioaktivator, tetapi diantara perlakuan pemberian kascing dan bioaktivator itu sendiri tidak berbeda nyata.

Meningkatnya bobot basah dari bobot kering tanaman pada perlakuan pemberian pupuk kascing dan bioaktivator berkaitan erat dengan peningkatan serapan nitrogen. Serapan nitrogen yang meningkat menyebabkan kebutuhan nitrogen pada fase vegetatif tanaman tercukupi, sehingga meningkatkan biomasa tanaman.

Menurut Russel (1977), nitrogen meru-pakan suatu unsur yang paling banyak dibu-tuhkan dalam hubungannya dengan pertum-buhan tanaman. Unsur irii djjumpai dalam jumlah besar pada bagian jaringan tanaman yang muda daripada di jaringan tanaman yang

tua, terutama berakumulasi pada bagian daun dan biji. Nitrogen merupakan unsur penyusun setiap sel hidup, karenanya terdapat pada seluruh bagian tanaman dan dibutuhkan sepanjang pertumbuhannya. Dengan demikian jumlah nitrogen yang diserap tanaman dari dalam tanah berhubungan langsung dengan bobot basah dan bobot kering tanaman.

Kesimpulan dan Saran

Kesirspular.

Pemberian pupuk kascing dan bioaktivator memberikan pengaruh yang nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah dVun, berat basah tanaman, dan berat kering tanaman dibandingkan dengan tanpa pemberian kascing dan bioaktivator, tetapi diantara perlakuan kascing dan bioaktivator itu sendiri tidak berbeda nyata.

A. W. Irwan: Pengaruh dosis kascing dan bioaktivator terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman sawi (Brussica juncea L.) yang dibudidayakan secara organik

(6)

Jurnal Kultivasi (2005) Vol 4(2): 136-140

Dosis pupuk kascing 5 ton/ha tanpa bioaktivator merupakan dosis yang dianjurkan karena memberikan tinggi tanaman, jumlah daun, berat basah, dan berat kering yang sama dibandingkan dengan perlakuan lainnya.

Saran

Perlu penelitian lanjutan di lapangan, agar dapat diketahui kemampuan pupuk kascing dan bioaktivator pada kondisi lingkungan yang sesungguhnya.

Perlu penelitian lanjutan dengan

menggunakan jenis tanah dan komoditas tanaman lainnya, terutama komoditas yang mempunyai nilai ekonomi tinggi.

Daftar Pustaka

Ade Iwan S. 1994. Sayuran Dataran Tinggi, Budidaya dan Pengaturan Panen. Penebar Swadaya. Jakarta.

Alexander, M. 1977. Introduction to Soil Microbiology. John Wiley and Sons, Inc. New York, London, Sydney.

Andi Riswandi R. 1998. Pengaruh Pemberian Beberapa Bahan Organik Terhadap Total Bakteri Tanah dan Hasil Tanaman Kedelai (Gly cine max. L.) Pada Tanah Hutan Terbakar. Skripsi Faperta Unpad.

Catalan, I.G. 1981. Earthworm A New Source Protein. The Phillipine Earthworm Center. Manila.

Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RL 1981. Daftar Komposisi Bahan Makanan. Bhatara Karya Aksara. Jakarta. Edmond, J.B., T.L. Senn, F.S. Andrews, and R.G.

Halfacre. 1981. Fundamentals of Horticulture. Me Graw Hill Book Co. New York Edward, A.C and J.R Lofty. 1972. Biology of

Earthworm. Chapman and Hall, Ltd.

London. Caddie, R.E and B.E. Douglas. 1977. Earthworm

for Ecology and Profit VoL IL Publised by Bookworm Publishing Company, P.O. Box 3037. Ontario. California 91761. Radian. 1994. Cara Pembuatan Kascing dan

Peranannya Dalam Meningkatkan Produk-tivitas Tanah. Paper. Program Pasca Sarjana Universitas Padjadjaran. Bandung. Ross, D.J. and A. Cairus. 1982. Effect of Earthworm and Ryegrass on Respiratory And Enzim Activities of Soil. Soil Biol. Biochem. 583-587. Russel, R.S. 1977. Plant Root System : Their

Function and Interation With Soil. McGraw Hill Book Co. Ltd. London. Saifuddin Sarief. 1989. Ihnu Tanah Pertanian.

Pustaka Buana. Bandung. Simanjuntak, A.K. dan D. Waluyo. 1982. Cacing

Tanah, Budidaya dan Pemanfaatannya. Penebar Swadaya. Jakarta. Thompson, H.C., and W.C Kelly. 1957.

Vegetable Crops. Me Graw Hill Book Co. Inc. London.

A.W. Irwan dkk. Pengaruh dosis kascing dan bioaktivator terhadap pertumbuhan

dan hasil tanaman sawi (Brassicajimcea L.) yang dibudidayakan secara organik

Referensi

Dokumen terkait

Bab ini menyajikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat, ruang lingkup, metode penelitian, dan sistematika penulisan tugas akhir/skripsi Sistem

[r]

Prinsip dari metode spektrofotometri sinar tampak yang digunakan dalam penetapan kadar klopidogrel adalah pengukuran penurunan intensitas warna kalium permanganat dalam suasana

Bank Rakyat Indonesia Cabang Sidoarjo, prosedur tersebut sesuai dengan ketentuan. dan SOP yang berlaku apabila tidak berdasarkan ketentuan yang berlaku

Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Malakaji adalah salah satu Madrasah Aliyah di Kabupaten Gowa berstatus negeri dengan akreditasi A, beralamat di Jalan Masjid Raya No. MAN

Ibnu Hazm berkata, “Riba dalam memberikan pinjaman bisa terjadi dalam bentuk apa pun maka tidak boleh meminjamkan sesuatu agar mendapat pengembalian yang lebih banyak

Pada penampilan bangunan terminal Bandar Udara merupakan transformasi dari bentukan Lumbung itu dimana terdapat prinsip bentukan yang simetri pada bangunan. Pengambilan

Sebagai sebuah kawasan wisata alam, Pemerintah Daerah Kabupaten Kuantan Singingi semenjak tahun 2000 mulai menata kawasan ini dengan membuat beberapa unsur