Penataan Lingkungan Berbasis Komunitas (PLBK)
Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP)
BAB 3
Kelurahan Cipulir, Kecamatan Kebayoran Lama, Jakarta SelatanIII - 1
BAB 3
Konsep Perancangan
3.1. Konsep Perancangan Struktur Tata Bangunan dan Lingkungan
Visi RPLP Kelurahan Cipulir
Visi Penataan Lingkungan Berbasis Komunitas (PLPBK) Kelurahan Cipulir adalah Menggapai Pendidikan Sejak Dini Dalam Lingkungan Sehat.
Misi RPLP Kelurahan Cipulir
Mewujudkan penataan kawasan lingkungan permukiman yang sehat sesuai standar nasional, sebagai penopang utama pusat grosir pakaian;
Mewujudkan penataan utilitas umum yang memiliki keterkaitan lintas sektor dalam pembangunan, khususnya:
o Utilitas untuk Pengendalian banjir, sebagai solusi terhadap bencana banjir rutin setiap tahun,
o Utilitas untuk pengembangan fasiltas Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sebagai solusi untuk meningkatkan kualitas pendidikan bagi warga masyarakat kelurahan Cipulir,
o Utilitas untuk Permukiman vertikal Rumah Susun Sederhana Sewa (RUSUNAWA) sebagai solusi terhadap kebutuhan rumah-tinggal akibat pertambahan penduduk sampai dengan 2030;
o
Utilitas untuk pengembangan Transportasi umum, sebagai solusi terhadap fasilitas angkutan publik yang menunjang potensi budaya dan wisata belanja grosir pakaian yang berdampak pada peningkatan kreatifitas dan kesejahteraan warga Kelurahan Cipulir; Mewujudkan kemitraan untuk pengelolaan kawasan lingkungan permukiman sehat yang memiliki hubungan sistem antar obyek, yaitu sistem pelayanan transportasi umum, sistem perdagangan dan jasa, serta sistem permukiman kota yang berbasis budaya dan wisata belanja grosir pakaian tingkat Asia;
Konsep dasar Penataan Lingkungan Kelurahan Cipulir :
o Aspek Lingkungan Permukiman
o Aspek Sosial (Penguatan SDM dan Lembaga Lokal) o Aspek Transportasi umum
o Ekonomi.
Pendekatan TRIDAYA bertujuan untuk:
Terwujudnya lingkungan sehat perumahan.
Terwujudnya kesiapan warga untuk berperanserta mengelola penataan lingkungan dan perumahan yang sehat.
Terwujudnya peningkatan kualitas warga dalam hal aktivitas sosial dan ekonomi sebagai penunjang utama terselenggaranya pengelolaan fisik lingkungan dan perumahan yang sehat.
Permaslahan Pokok Kawasan :
1) Kapasitas saluran drainase yang sudah tidak dapat menampung volume air, 2) Sarana jalan setapak/ MHT yang sudah rusak,
3) Terlalu padatnya rumah rumah yang ada sehingga rawan akan terjadinya kebakaran,
4) Kurang tersedianya air bersih, 5) Sarana MCK kurang memadai,
6) Pelayanan pendidikan usia dini (PAUD) yang masih kurang memadai,
7) Masih kurangnya Ruang Terbuka Hijau (RTH).
Arah Kebijakan :
1) Mengatasi genangan air melalui peningkatan kapasitas saluran dengan pelebaran dan pengerukan saluran.
2) Penambahan Ruang Terbuka Hijau dengan memanfaatkan lahan tidak terbangun.
3) Mewujudkan perumahan yang layak huni dengan melakukan perbaikan rumah.
4) Pembangunan sarana MCK di setiap RW.
5) Penyediaan Hydrant sebagai penanggulangan kebakaran.
6) Meningkatkan kapasitas warga dengan memberikan pelatihan dan penyuluhan terkait dengan pengelolaan lingkungan yang sehat.
7) Meningkatkan kapasitas lembaga keswadayaan masyarakat untuk menunjang
partisipasi masyarakat dalam pembangunan.
Penataan Lingkungan Berbasis Komunitas (PLBK)
Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP)
BAB 3
Kelurahan Cipulir, Kecamatan Kebayoran Lama, Jakarta SelatanIII - 3
3.2. Konsep Komponen Perancangan Kawasan
Untuk mewujudkan Perencanaan Kawasan Kelurahan Cipulir, sementara kondisi existing kawasan adalah kawasan padat penduduk, maka diperlukan penanganan yang berbeda beda antara kawasan yang satu dengan kawasan lainnya, sesuai dengan kesepakatan dan musyawarah bersama seluruh masyarakat dan tokoh tokohnya, baik itu pemilik tanah ataupun yang menyewa tanah tersebut.
C
PETA ARAHAN PEMANFAATAN RUANG WILAYAH JAKARTA SELATAN
Kec. Kebayoran Lama
KEC. KEBAYORAN LAMA
Kelurahan Cipulir
TINJAUAN LEMBAR RENCANA KOTA (LRK)
RUANG TERBUKA HIJAU
RUANG TERBUKA BIRU/ SUNGAI
RENCANA JALAN
Penataan Lingkungan Berbasis Komunitas (PLBK)
Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP)
BAB 3
Kelurahan Cipulir, Kecamatan Kebayoran Lama, Jakarta SelatanIII - 5 Beberapa konsep yang bisa diterapkan di kawasan Cipulir, yaitu:
1. Peningkatan Lingkungan Permukiman
Penanganan dengan cara ini diterapkan pada kawasan yang cenderung mempunyai kondisi dan potensi untuk tetap/ tidak dipindahkan.
Salah satu cara untuk meningkatkan/memperbaiki kualitas lingkungan fisik dan infrastruktur dasar dalam komunitas setempat dengan jalan mempertahankan lokasi, karakteristik dan struktur sosial setempat. Biasanya adalah
berupa perbaikan bangunan/hunian, jalan, saluran dan open space tanpa mengubah susunan, bentuk, dan aturannya. Selain meningkatkan kondisi fisik kegiatan ini pula meningkatkan kualitas hidup komunitas didalamnya, termasuk upaya peningkatan penghasilan.
KEGIATAN KERJA BAKTI PENGERUKAN SALURAN LINGKUNGAN
Penataan kawasan dengan peningkatan/ perbaikan prasarana dan
sarana lingkungan Pengembangan ekonomi lokal
Penataan infrastruktur dan sanitsi lingkungan
Pengembangan kawasan komersial
2. PEREMAJAAN/ RENEWAL
Penanganan dengan RENEWAL, yaitu peningkatan/ perbaikan fisik bangunan dan lingkungan perumahan dengan memindahkan sementara penghuninya ke tempat sementara untuk kembali ke area yang lama setelah adanya pengembangan dan pembangunan.
Penerapan pendekatan Renewal dilakukan pada kawasan yang cenderung
secara fisik bangunan dan lingkungannya tidak mendukung untuk
dipertahankan, tetapi berdasarkan perencanaan tatakota kawasan tersebut
sudah sesuai dengan fungsinya.
Penataan Lingkungan Berbasis Komunitas (PLBK)
Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP)
BAB 3
Kelurahan Cipulir, Kecamatan Kebayoran Lama, Jakarta SelatanIII - 7 3. RELOKASI
Penanganan dengan
melakukan Relokasi yaitu
dengan memindahkan
masyarakat penghuni untuk ditempatkan pada suatu tempat yang sudah disepakati baik masyarakat ataupun pemerintah, sedangkan lokasi yang lama akan dikembangkan sesuai dengan Rencana Tata Ruang/
Masterplan. Keuntungan terbesar dari
model relokasi adalah didapatkannya
lingkungan yang lebih aman, serta
memiliki kepastian hukum dan
kepemilikan. Lahan relokasi perlu
dipertimbangkan jaraknya dari lahan yang
lama terkait dengan lokasi kerja dan
sekolah dan sarana penunjang
komunitasnya. Model ini digunakan apabila
lahan lama tidak lagi sesuai peruntukan
atau tidak lagi dapat mendukung. Ada juga
lahan yang ada dipakai untuk pengembang
yang difungsikan untuk lahan komersil
karena memang peruntukan lahan industri
dan perkantoran.
3.3. Pengembangan Kawasan dan Program Penanganan
RTPLP
RENCANA TINDAK PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN 2013 - 2017
KELURAHAN CIPULIR KECAMATAN KEBAYORAN LAMA KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN
KELURAHAN CIPULIR
LEMBAGA KESWADAYAAN MASYARAKAT (LKM) “IKHLAS JAYA
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Heterogenitas aktifitas dan potensi serta permasalahan pada kawasan menjadi sebuah issue utama dalam penyusunan Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP) kawasan Kelurahan Cipulir. Selain itu juga potensi kawasan dan panorama alam sungai serta pola penataan permukiman yang belum dioptimalkan untuk pengembangan dan penataan kawasan. Sehingga apabila dikembangkan potensi pengembangan kawasan Kelurahan Cipulir kedepannya tentu akan mengubah dan membentuk sebuah kawasan dengan aktivtas yang beragam. Sehingga dengan kondisi eksisting wilayah perencanaan dan rencana pengembangan kedepannya perlu adanya sebuah pengaturan dan penataan untuk mengakomodasi perkembangan tersebut.
Dengan berbagai permasalahan yang ada, penanganan permasalahan kawasan
Kelurahan Cipulir kiranya yang dirasakan mendesak antara lain adalah penataan
kawasan secara sinergis dan penyusunan rencana teknis kawasan yang bersifat
operasional. Penyusunan Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman kawasan
Kelurahan Cipulir ini merupakan salah satu upaya untuk menjawab kebutuhan
terhadap penanganan permasalahan tersebut.
Penataan Lingkungan Berbasis Komunitas (PLBK)
Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP)
BAB 1
Kelurahan Cipulir, Kecamatan Kebayoran Lama, Jakarta SelatanI - 2
1.2. Maksud dan Tujuan
TAHAPAN
PEKERJAAN M AK S U D T U J UAN SASARAN
Kompilasi
Data Penyajian data terpilih dan terstruktur, yang
terkait dengan potret
kondisi eksisting wilayah
perencanaan
Pemetaan kondisi ek sisting, fisik dan non -fisik, di
wilayah perencanaan
Pemetaan kondisi struktur ruang kawasan.
Pemetaan pola
pemanfaatan ruang awasan.
Identifikasi segmen di koridor perencanaan
Pemetaan kondisi segmen, meliputi guna lahan,
bangunan gedung,
bangunan bukan gedung, jaringan jalan, dan saluran Analisis Pencermatan
kritis
terhadap data terpilih
dan terstruktur
Pemetaan kondisi (potensi, problem, dan prospek) wilayah perencanaan.
Analisis mengenai potensi, problem, dan prospek yang terkait dengan :
struktur ruang kawasan
pola pemanfaatan ruang kawasan
kondisi segmen, meliputi guna lahan, bangunan gedung, bangunan bukan gedung, jaringan jalan, dan jaringan utilitas
1.3. Ruang Lingkup
1.3.1. Ruang Lingkup Wilayah Perencanaan
Ruang lingkup wilayah RTPLP mencakup wilayah RW dengan batas wilayah sebagai berikut : RW 01, 02, 03, 04, 05, 06, 07, 08, 09, 10 (keseluruhan RW ada 11 RW di Kelurahan Cipulir namun ada satu yaitu RW 11
merupakan kawasan Perumahan Seskoal yang tidak termasuk perencanaan).
Batas wilayah perencanaan dapat dilihat pada gambar 1.1
1.3.2. Ruang Lingkup Materi RTPLP
a. Peta dasar Kelurahan Cipulir dalam bentuk peta garis dengan skala 1:1000 yang disertai dengan peta rona awal (kondisi ksisting) dan tematik yaitu:
i. Batas blok peruntukan lahan dan bangunan (batas antar blok peruntukan)
ii. Kavling/persil bangunan
RW. 11
RW. 01 RW. 02 RW. 03 RW. 07 RW. 08
RW. 04
RW. 06
RW. 10
RW. 05
RW. 09
b. Fasilitas umum dan fasilitas sosial yang terdiri dari:
i. fasilitas umum (fasum) atau fasilitas yang diadakan untuk kepentingan umum seperti jalan, angkutan umum, saluran air, jembatan, fly over, under pass, halte, alat penerangan umum, jaringan listrik, banjir kanal, trotoar, jalur bus way, tempat pembuangan sampah, dan lain sebagainya.
ii. fasilitas sosial (fasos) adalah fasilitas yang diadakan oleh pemerintah atau pihak swasta yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat umum dalam lingkungan pemukiman. Contoh dari fasilitas sosial adalah seperti PUSKEMAS, klinik, sekolah, tempat ibadah, pasar, tempat rekreasi, taman bermain, taman interaksi sosial, tempat olahraga, ruang serba-guna, makam, dan lain sebagainya.
c. Rencana umum desain lingkungan dan permukiman skala RW.
d. Arahan dan pedoman pengendalian pembangunan.
e. Gambar Kerja/DED dan Rencana Anggaran Biaya/RAB penataan lingkungan permukiman
1.3.3. Ruang Lingkup Waktu
Ruang lingkup waktu perencanaan ini terdiri dari:
A. Perencanaan Jangka Pendek (1 tahun), yaitu akan dilaksanakan pada Tahun 2013, dan
B. Perencanaan Jangka Menengah (2-3 tahun), yang pelaksanaannya akan dilakukan pada tahun 2014 sd. 2017;
1.4. Metode Pendekatan
Pada proses penyusunan rencana penataan bangunan dan lingkungan, tahap yang dilakukan adalah:
A. Mengenali Kondisi Kawasan Prioritas Melalui Pendekatan Survey yang dilakukan bersama Koordinator LKM, Fasilitator dan Pengurus Rukun Warga setempat. Data dan Informasi yang diperoleh adalah:
i. Kondisi blok peruntukan lahan dan bangunan pada kawasan prioritas terpilih;
ii. Kegiatan sosial ekonomi masyarakat setempat;
iii. Potensi lahan yang tersedia;
iv. Kondisi bangunan permukiman;
v. Kondisi ruang terbuka hijau yang tersedia;
vi. Kondisi jaringan jalan lingkungan dan saluran pada kawasan prioritas;
vii. Kondisi pelayanan air bersih dan sanitasi pada kawasan prioritas, yaitu: kon-disi air, potensi sumberdaya air yang tersedia;
viii. Kondisi kelembagaan, pengelolaan dan pembangunan yang sudah terbentuk pada tingkat komunitas;
B. Melakukan Analisis Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman.
Tahapan analisis yang dilakukan adalah:
i. Mempelajari bersama warga tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), Lembar Rencana Kota (LRK) dan Rencana Panjang dan Menengah Daera (RPJMD) Kota Administrasi Jakarta Selatan yang terkait penataan lingkungan dan permukiman pada kawasan prioritas;
ii. Melakukan pembahasan terhadap data dan informasi yang diperoleh
Penataan Lingkungan Berbasis Komunitas (PLBK)
Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP)
BAB 1
Kelurahan Cipulir, Kecamatan Kebayoran Lama, Jakarta SelatanI - 4 dan permukiman pada kawasan prioritas; pemanfaatan potensi lahan
untuk pena-taan lingkungan blok peruntukan perumahan, perkantoran, industri kerajinan, pelestarian kawasan bersejarah, pusat ekonomi, pariwisata, Ruang Terbuka Hijau dan lainnya;
iii. Mengkaji dan menyepakati upaya penanganan permasalahan pembangunan setiap blok peruntukan lahan dan bangunan pada kawasan prioritas dalam rangka penyiapan rancangan perencanaan lingkungan permukiman;
iv. Melakukan rembug warga (LKM, Pengurus RW, Fasilitator, KORKOT) untuk menyusun skala prioritas kebutuhan perencanaan, khususnya lingkungan dan permukiman; yaitu:
1. Aspek Lingkungan; yaitu Rencana Percontohan:
a. Sampah Mandiri;
b. MCK dan Air Bersih;
c. Taman Interaksi Warga;
2. Aspek permukiman; yaitu Rencana Percontohan:
a. Rumah Sehat;
b. Balai Warga;
c. Sarana Pendidikan PAUD
C. Menyusun dan Menyepakati Rencana Penataan Lingkungan Permukiman.
Rencana ini, menguraikan aturan-aturan kesepakatan rencana penataan bangunan dan ling-kungan, dalam rangka mewujudkan lingkungan yang teratur, bersih, sehat, produktif dan berjatidiri. Kesepakatan dituangkan dalam Dokumen Aturan Bersama;
1.5. Sistematika Penulisan
Penyajian dokumen RTPLP ini terdiri dari 5 (lima) Bab, yaitu:
Bab I: Pendahuluan; menyajikan tentang informasi umum yang mendasari penyusunan RTPLP;
Bab II: Gambaran Umum Kawasan Prioritas, menyajikan tentang data dan informasi Kelurahan Cipulir.
Bab III: Konsep Perencanaan, menyajikan konsep perencanaan struktur lingkungan dan permukiman, komponen perancangan kawasan dan blok pengembangan kawasan;
Bab IV: Panduan Rencana Investasi, menyajikan rencana peruntukan mikro dan arahan pengembangan kawasan prioritas;
Bab V: Indikasi Program, menyajikan indikasi program 5 (lima) tahun dan
rencana investasi;
BAB 2 GAMBARAN UMUM KAWASAN PRIORITAS
2.1. Identifikasi kawasan prioritas
Kelurahan Cipulir merupakan bagian dari Kecamatan Kebayoran Lama, Kota Administrasi Jakarta Selatan, Kecamatan Kebayoran Lama, berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 171 tahun 2007 memiliki luas 19,30 km2 yang terdiri dari 6 (enam) kelurahan, 77 (tujuh puluh tujuh) Rukun Warga (RW) dan 858 (delapan ratus lima puluh delapan) Tukun Tetangga (RT).
Terkait dengan Rencana Detail Tata Ruang Kelurahan Kebayoran Lama untuk penggunaan perumahan lebih diarahkan kepada resettlement daerah-daerah hunian yang akan tergusur akibat pengembangan kegiatan lain, seperti perluasan dan lain sebagainya. Sedangkan pembangunan perumahan untuk masa mendatang dibatasi. Program perbaikan lingkungan perlu dilanjutkan.
Sementara itu dari sisi pengelolaan kawasan sempadan sungai diarahkan sebagai
bagian dari upaya persiapan reorientasi terhadap ketiga belas sungai yang
melalui DKI Jakarta dalam program pengembangan kawasan sungai dan
Program Kali Bersih. Pengelolaan kawasan sungai ini dimaksudkan untuk
mengamankan pinggiran sungai, tidak terganggunya pengaliran air sungai oleh
beberapa dari kawasan sekitar, dan meningkatkan nilai estetika sempadan
sungai.
Penataan Lingkungan Berbasis Komunitas (PLBK)
Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP)
BAB 2
Kelurahan Cipulir, Kecamatan Kebayoran Lama, Jakarta SelatanII - 2
KEC. KEBAYORAN LAMA PROVINSI DKI JAKARTA
Kelurahan CipuLir
Secara administratif, Kelurahan Cipulir merupakan bagian dari wilayah Kecamatan Kebayoran Lama– Kota Administrasi Jakarta Selatan. Koordinat dipeta menunjukkan wilayah ini berada pada titik koordinat antara 06 derajat 14’00” – 06 derajat 14’60” Lintang Selatan dan antara 106 derajat 45”80” – 106 derajat 46’85” Bujur Timur. Dengan batas-batas wilayah adalah sebagai berikut :
▪ Sebelah Utara : Kelurahan Grogol Selatan dibatasi oleh jalan Kangkung
▪ Sebelah Selatan : Kelurahan Kebayoran Lama Utara dibatasi oleh jalan peninggaran Timur dan Barat
▪ Sebelah Timur : Kelurahan Grogol Selatan dan Kebayoran Lama Utara dibatasi Jalan Kebayoran Lama Raya.
▪ Sebelah Barat : Kelurahan Ulujami di batasi oleh Kali Pesanggrahan
Secata topografis wilayah Kelurahan Cipulir terletak pada ketinggian 26,2 m diatas permukaan laut (dpl) dengan luas 1,93 Km2 dengan kondisi wilayah yang relative Datar di sepanjang kelurahan dan sedikit cekungan pada beberapa bagian yang mendekat ke Kali Pesanggrahan.
kecamatan Kebayoran Lama jumlah RW kumuh adalah sebanyak 9 RW yang terdiri dari 7 RW kumuh Sangat Ringan dan 2 RW kumuh ringan dengan luas 106,4 ha. Sementara itu ada dua RW yang pada tahun 2008 masuk dalam kategori kumuh sangat ringan pada tahun 2011 sudah dinyatakan sebagai RW Tidak Kumuh. Jumlah RW kumuh di Kelurahan Cipulir adalah sebanyak 2 RW yaitu RW 02 dan RW 06, dimana kedua RW tersebut masuk dalam kategori RW kumuh sangat ringan. Pada tahun 2008 jumlah RW kumuh di Kelurahan Cipulir sebanyak 3 RW yaitu RW 01 dan RW 02 masuk dalam kategori RW kumuh sangat ringan dan RW 06 masuk dalam kategori Kumuh sedang. RW 01 pada tahun 2011 sudah tidak termasuk dalam kategori RW Kumuh. Data RW kumuh diKecamatan Kebayoran Lama disajikan pada tebel berikut ini :
Kelurahan Tidak Kumuh
Kumuh Sangat Ringan
Kumuh Ringan
Kumuh Sedang
Luas Permukaan Kumuh (Ha) 2008 2011 2008 2011 2008 2011 2008 2011
Pondok Pinang 02 02 40.4
Kebayoran Lama
Selatan 03 06 06 03 8.8
Kebayoran Lama
Utara 02,09 02 3.2
Cipulir 01 01,0
2 02,06 06 29.5
Grogol Utara 05,01
4
05,01
1 011 014 24.5
SUB TOTAL 2 4 7 3 2 3 106.4
Penataan Lingkungan Berbasis Komunitas (PLBK)
Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP)
BAB 2
Kelurahan Cipulir, Kecamatan Kebayoran Lama, Jakarta SelatanII - 4 Luas RW Kumuh diKelurahan Cipulir adalah 3,6 ha dan jumlah RT sebanyak 6.
Data RW kumuh di kelurahan Cipulir disajikan pada table berikut :
No.RW Klasifikasi Luas
RW (ha)
Jumlah RT
Jumlah KK
Jumlah Penduduk
Luas RW Kumuh
(ha)
Jumlah RT Kumuh
Jml KK Kumuh
Jml Penduduk
Kumuh
Jml RT Rawan Banjir
Jml RT Rawan Kebakaran
01 Tidak Kumuh 9 12 897 3.387 1 1
02
Kumuh Sangat Ringan
6.26 14 1.354 3.713 1.5 3 444 1.077 2 2
06
Kumuh Sangat Ringan
10.63 14 1.485 5.967 2.1 3 666 2.395 3 5
2.1.1 Identifikasi Kependudukan
Menurut data Kebayoran Lama Dalam Angka tahun 2012 jumlah penduduk Kelurahan Cipulir adalah sebanyak 46.120 jiwa. Dengan luas wilayah 1,93 km2, maka tingkat kepadatan penduduk Kelurahan Cipulir adalah 23.773 jiwa/km2, atau berada satu tingkat di bawah kelurahan Kebayoran Lama Utara. Tingkat kepadatan penduduk kelurahan cipulir termasuk sangat tinggi, hal ini tidak lepas dari tingginya konsentrasi jumlah penduduk di wilayah ini karena daya tarik kawasan sebagai daerah perdagangan.
Ditinjau dari distribusi penduduk perwilayah RW, diketahui bahwa jumlah penduduk terbanyak terdapat di RW 06 (yaitu sebanyak 6.355 jiwa atau 13,77 % dari total penduduk Kel. Cipulir) dan terkecil terdapat di RW 11 sebanyak 1.009 jiwa. Dengan jumlah penduduk tersebut, tingkat kepadatan penduduk rata-rata di Kelurahan Cipulir mencapai 23.773 jiwa/km2.
Data tentang jumlah penduduk di Kelurahan Cipulir disajikan pada table dibawah ini.
Jumlah Penduduk Di Kelurahan Cipulir
No RW
WNI WNA
Jumlah Persentase Laki-
laki Perempuan Jumlah Laki-
laki Perempuan Jumlah
1 01 2941 2032 4973 - - - 4973 10.77%
2 02 2826 2026 4852 - - - 4852 10.51%
3 03 2188 2151 4339 - - - 4339 9.40%
4 04 2231 2271 4502 - - - 4502 9.75%
5 05 1558 1634 3192 - - - 3192 6.92%
6 06 3204 3151 6355 - - - 6355 13.72%
7 07 1604 1624 3228 1 - 1 3229 7.00%
8 08 2470 2471 4941 - - - 4941 10.70%
9 09 1837 2141 3978 - 2 2 3980 8.62%
10 10 2460 2326 4786 - - - 4786 10.37%
11 11 512 497 1009 - - - 1009 2.19%
Jumlah 23.831 22.324 46155 1 2 3 46.158 100%
besar penduduk Kelurahan Cipulir berprofesi sebagai karyawan swasta yaitu sebanyak 8.520 jiwa (30,88%). Besarnya jumlah yang berprofesi sebagai karyawan swasta dan pedagang ini karena Kelurahan Cipulir berada di kawasan yang memiliki beberapa sentral perdagangan besar baik tradisional maupun modern. Sebagaimana diketahui di sekitar kelurahan ini terdapat Pasar Cipulir, yang sangat terkenal sebagai salah satu pusat tekstil nasional. Lebih lengkap tentang data jumlah penduduk menurut pekerjaan di Kelurahan Cipulir disajikan pada table dibawah ini.
Jumlah Penduduk Menurut Pekerjaan
No Mata
Pencaharia/Pekerjaan Jumlah Persentase 1 Pegawai Negeri Sipil 3.904 22.23 %
2 Karyawan Swasta 8.520 32.08 %
3 ABRI 433 1.63 %
4 Pedagang 8.201 30.88 %
5 Pensiunan 900 3.39 %
6 Swasta Lainnya 279 1.05 %
7 Buruh 2.098 7.90 %
8 Lain-lain 223 0.84 %
Jumlah 26.558 100.00 %
Kualitas sumber daya manusia (penduduk) antara lain ditentukan oleh tingkat pendidikannya. Makin tinggi tingkat pendidikan cenderung makin baik kualitas Semberdaya Manusianya, yang pada gilirannya menentukan lapangan pekerjaan dan tingkat pendapatan yang diperoleh.
berbanding lurus, akan tetapi tingkat pendidikan sangat berpengaruh terhadap kualitas sumber daya manusia.
Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
No Pendidikan Jumlah Persentase (%)
1 Sekolah Dasar 15.033 40.42 %
2 SLTP 10.397 27.96 %
3 SLTA 9.293 24.99 %
4 Akademik 1.215 3.27 %
5 S1 928 2.50 %
6 S2 41 0.11 %
7 S3 19 0.05 %
8 Tamat SD 14 0.04 %
9 Tamat SLTP 17 0.05 %
10 Tamat SLTA 201 0.54 %
11 Tamat Akademik 12 0.03 %
12 Tamat Universitas 18 0.05 %
Jumlah 37.188 100.00 %
Data kelurahan Cipulir menyebutkan bahwa jumlah keluarga miskin di kelurahan
ini sebanyak 199 KK atau sebanyak 804 jiwa. KK miskin terbanyak terdapat di
RW 06 yaitu sebanyak 50 KK, sedangkan di RW 05 dan RW 11 tidak ada
penduduk miskin jika merujuk pada data yang ada. Sebaran penduduk miskin di
Kelurahan Cipulir disajikan pada table di bawah ini.
Penataan Lingkungan Berbasis Komunitas (PLBK)
Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP)
BAB 2
Kelurahan Cipulir, Kecamatan Kebayoran Lama, Jakarta SelatanII - 6 Sebaran penduduk miskin di Kelurahan Cipulir
No RW Jumlah KK miskin Jumlah Jiwa
1 01 7 16
2 02 53 221
3 03 17 57
4 04 8 48
5 05 0 0
6 06 50 203
7 07 11 44
8 08 21 79
9 09 6 14
10 10 26 122
11 11 0 0
Jumlah 199 804
2.1.2. Prasarana Lingkungan
Prasarana Jalan Penghubung
Jaringan jalan yang dapat dilalui kendaraan bermotor beroda 4 tidak dapat menjangkau keseluruhan bangunan yang ada hanya sebagian kecil dilayani oleh kelas jalan lokal/ lingkungan dengan ROW 3-5 meter. Sedangkan kelas jalan yang lebih besar, yaitu Ciledug Raya dapat menjangkau sebagian besar RW karena jalan raya ini membelah Kelurahan Cipulir menjadi dua bagian. Jalan Ciledug Raya ini menjadi akses utama bagi penduduk untuk menuju lokasi tempat tinggi mereka. sementara itu Jalan Ciputat Raya dan Jalan Raya Kebayoran Lama hanya menjadi sebagian kecil wilayah yaitu yang berada di sisi Barat Kelurahan. Selebihnya bangunan dalam lokasi hanya dihubungkan dengan gang-gang sempit. Untuk yang membangun tempat tinggal mereka berada dalam gang tersebut tentunya sangat mengkhawatirkan, apalagi jika dikaitkan
dengan keadaan darurat seperti kebakaran, banjir atau bencana lainnya. Kondisi akses yang demikian tentunya akan menghambat kendaraan pemadam kebakaran dan ambulans untuk dapat mencapai lokasi tersebut.
Hal yang paling penting diperhatikan terkait dengan sistim transportasi adalah membuat seluruh kawasan dapat dijangkau dengan baik oleh minimal kelas jalan lingkungan/ lokal yang dapat dilalui kendaraan sampai dengan minimal kendaraan untuk keadan darurat seperti ambulans dan pemadam kebakaran.
Saluran Drainase
Kondisi jaringan drainase untuk limpasan air permukaan umumnya cukup baik untuk saluran primer dan sekunder, dan cenderung kurang baik untuk tersier khususnya yang berada di kawasan permukiman padat. Di kawasan permukiman padat, saluran drainase banyak yang berkondisi tidak lancar aliran airnya, karena tersumbat oleh banyaknya sampah serta pendangkalan. Sementara untuk jaringan sanitasi lingkungan, umumnya penduduk telah membangun sepitik tank individual (walaupun masih berupa septic tank konvensional), dan kemudian mengalirkan pembuangannya ke saluran drainase setempat.
Jaringan Listrik (kualitas dan kuantitas) sering mati atw tidak, tingkat kebakaran sering terjadi atw tidak)
Sebagian besar kebutuhan listrik dalam lokasi studi telah terpenuhi dengan baik.
Dari hasil pengamatan, seluruh bangunan yang ada dalam lokasi telah terpenuhi kebutuhan lsitriknya. Arahan pengembangan jaringan listrik di Kecamatan Kebayoran Lama adalah :
1. Memperbaiki jaringan listrik yang ada.
2. Meningkatkan daya transmisi yang sudah ada.
3. Mencegah kebocoran atau kebakaran listrik dengan mendistribusikan
kabel-kabel PLN dengan kabel isolasi.
mempertimbangkan segi estetika lingkungan.
5. Menempatkan jaringan listrik sesuai dengan jaringan jalan dan untuk keamanan pembangunan jalan baru sebaiknya ditempatkan di bawah tanah.
6. Menambah jaringan listrik hingga dapat melayani wilayah yang pada kondisi eksisting 2008 belum terlayani listrik.
7. Pengelolaan sampah di wilayah Kelurahan Cipulir sebagian besar dilakukan dengan mengumpulkan sampah dimasing-masing rumah dan kemudian diangkut oleh petugas kebersihan secara rutin 2-3 kali seminggu karena tidak memiliki Tempat Pembuangan Sampah Akhir. Retribusi untuk petugas kebersihan sangan beragam tergantung dari keadaan ekonomi pemilik rumah tersebut. Adapun retribusinya berkisar anatara Rp. 20.000 sampai dengan Rp. 30.000 perbulan.
Sarana Peribadatan RW 01
NO NAMA SARANA ALAMAT
1. Masjid Muyassarin RT 01/01 2. Masjid Al Akhyar RT.05/01 3. musollah Raudatul Jannah RT 01/01
RW 02
RW 02 berpenduduk mayoritas beragama islam. Fasilitas ibadah yang dimiliki oleh RW 03 terdiri dari 1 Mesjid dan 3 Musolah
NO NAMA SARANA ALAMAT
1. Mesjid An-Nizom Jl. Kebon Mangga I RT 01 RW 03 2. Musholla Al-Ahyar Jl. Kebon Mangga II RT 05 RW 03 3. Musholla Baitul Ma’mur Jl. Kebon Mangga Tengah II RT 013
RW 03
4. Musholla Al-Husna Jl.kebon Mangga I RT 013 RW 03 5. Majelis Taklim Syarif
Hidayatullah Jl kebon Mangga III RT 09 RW 03
RW 04
NO. NAMA SARANA ALAMAT
1. Musholla Muwafakin Jl. Cipulir I RT 06/04 2. Musholla Nurul Iman Jl. Cipulir I RT 05/04
RW 05
NO. NAMA SARANA ALAMAT
1. Masjid Asslam Jl. Ciledug Raya 2. Musholla Nurul Hidayah Jl. Amsar RT 011/05 3. Musholla Al Barkah Jl. Cipulir RT 015/05
RW 06
NO. NAMA SARANA ALAMAT
1. Masjid Al-Muhajirin Jl. HKSN RT 002 RW 06 2. Musholla Al-Ikhsan RT 011/06
3. Musholla Al-Huda RT 014/06 4. Musholla Sabitul Huda RT 012/06 5. Mushola Nurul Huda RT 005/06
Penataan Lingkungan Berbasis Komunitas (PLBK)
Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP)
BAB 2
Kelurahan Cipulir, Kecamatan Kebayoran Lama, Jakarta SelatanII - 8 RW 07
Fasilitas ibadah yang dimiliki oleh RW 07 hanya terdiri dari 1 musholla yaitu Musholla Al-Khoir yang ada di RT 05/07.
RW 08
NO. NAMA ALAMAT
1. Masjid Al-Irsyad RT 004/08
2. Masjid Al-Ikhlas Jl. Cipulir III RT 016/08 3. Musholla Islamiyah Jl. Cipulir V RT 007/08 4. Musholla Nurul Hidayah Jl. Cipulir VI RT 012/08
RW 09
NO. NAMA SARANA ALAMAT
1. Masjid Nurul Huda RT 010/09 2. Masjid Baitul A’mal RT 013/09
3. Masjid Nurul Amal Kompleks Perguruan Muhammadiyah RT 008/09
RW 10
NO NAMA SARANA ALAMAT
1. Masjid Al-Mubarok Jl. Al-Mubarok Raya RT 004 RW 010 2. Masjid Al-Arief Komplek Lemigas RT 008 RW 010 3. Musholla Saadatus Sholihin Jl. Al-Mubarok II RT 002 RW 010 4. Musholla Al-Arham Jl. Al-Mubarok III RT 006 RW 010 5. Musholla Syafinatul Huda Jl. Al-Mubarok I RT 002 RW 010 6. Musholla Nurul Iman Jl. Cileduk Raya RT 008 RW 010
2.2. Kriteria Kawasan Prioritas
Kawasan Prioritas dalam PLP-BK merupakan luasan area tertentu yang disepakati dipilih untuk dilakukan pembangunan atasnya, karena dipertimbangkan dapat menjadi penggerak utama perkembangan fisik kawasan, yang pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan pula sosial dan ekonomi masyarakat desa secara keseluruhan.
Hakikat program PLP-BK sendiri, sesuai dengan kepanjangannya, merupakan penataan lingkungan permukiman yang dilakukan dengan basis komunitas. Kata kunci dalam program ini yang membedakannya dengan program-program lain adalah:
1) lingkungan, 2) permukiman, dan 3) komunitas.
Dalam Pedoman Teknik PLP-BK Tahun 2010, dijelaskan bahwa kriteria kawasan prioritas adalah:
1. Kawasan yang memiliki persoalan-persoalan pembangunan (fisik, sosial dan ekonomi) yang mendesak untuk ditangani.
2. Kawasan yang memiliki potensi sumber daya lokal yang lebih tinggi dibandingkan kawasan lainnya, dan apabila potensi tersebut didayagunakan, diperkirakan dapat membangkitkan perkembangan pembangunan fisik, sosial dan ekonomi Kelurahan Cipulir Khususnya.
3. Kawasan potensi atau rawan bencana alam.
4. Kawasan terisolasi dan atau kawasan permukiman masyarakat
miskin.
Dijelaskan juga bahwa pengertian kawasan, dalam konteks kawasan prioritas, adalah:
1. Area dengan fungsi dominan tertentu, seperti permukiman, industri, agrowisata dll.
2. Biasanya memiliki batas-batas secara fisik (sungai, jalan, saluran, dsb).
3. Tidak selalu ditentukan berdasarkan batas-batas administrativ RT, RW, dusun, pedukuhan, kelurahan, dan sebagainya.
4. Memiliki luasan antara 5–60 Ha untuk wilayah kabupaten.
Agar dapat memberikan penilaian secara berimbang pada kawasan- kawasan yang dinominasikan sebagai kawasan prioritas dan kemudian menetapkannya, TIPP Kelurahan Cipulir menyepakati kriteria-kriteria lain yang harus dipenuhi oleh kawasan prioritas terpilih di Kelurahan Cipulir.
Kriteria ini ditentukan berdasar manfaat yang diperoleh bila dilakukan pengembangan pada kawasan tersebut, dinilai dari aspek sosial, ekonomi dan lingkungan (SEL) sebagai berikut:
1. Aspek lingkungan
a) Bangunan dan lingkungan yang tertata b) Luasan lahan terkena dampak
c) Pemanfaatan lahan tidak produktif d) Peningkatan kualitas Lahan
2. Aspek Ekonomi
a) Peningkatan pendapatan
b) Peluang pengurangan pengangguran c) Multiplier effect
d) Pemanfaatan sumber daya (bahan baku) lokal e) Peningkatan nilai tambah produk (hasil) 3. Aspek Sosial
a) Pemberdayaan wanita
b) Pemberdayaan/ pelibatan kelompok rnasyarakat
c) Perubahan perilaku masyarakat/ transforrnasi sosial (hidup bersih, sehat, kesejahteraan)
d) Tingkat serapan tenaga kerja lokal
Setelah kriteria-kriteria kawasan ini prioritas ini disepakati, selanjutnya yang dilakukan adalah melakukan analisa terhadap potensi-potensi wilayah yang akan dikembangkan, untuk kemudian dipilih dan ditentukan pembangunan yang sesua.
2.3. Analisa Kawasan Prioritas
Dalam menentukan dan menyepakati kawasan prioritas, langkah langkah yang dilaksanakan adalah sebagai berikut :
Sesuai dengan skema diatas, yang pertama dilakukan adalah analisa pada sektor-
sektor utama penggerak perekonomian Kelurahan Cipulir. Sebagaimana termuat
dalam RPLP, Konsep dasar Penataan Lingkungan Kelurahan Cipulir terdiri dari 4
aspek dasar yaitu aspek Lingkungan Permukiman, aspek Sosial (Penguatan SDM
dan Lembaga Lokal), aspek Transportasi Umum dan aspek Ekonomi.
Penataan Lingkungan Berbasis Komunitas (PLBK)
Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP)
BAB 2
Kelurahan Cipulir, Kecamatan Kebayoran Lama, Jakarta SelatanII - 10
Menyepakati KriteriaKawasan Prioritas
Melakukan Analisa Terhadap Sektor-Sektor Utama Sesuai
Kriteria yang Disepakat.
Menentukan Sektor yang Paling Potensial
Dikembangkan
Melakukan Analisa Terhadap Sektor yang Paling Potensial
Dikembangkan Menentukan Konsep Pengembangan & Bentuk
Pembangunan Fisiknya
Menentukan Lokasi Pembangunan (KawasanPrioritas)