• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori 1. Hipertensi

a. Pengertian Hipertensi

Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dengan tekanan sistolik di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik di atas 90 mmHg. Hipertensi pada populasi lanjut usia didefinisikan sebagai tekanan sistoliknya di atas 160 mmHg dan tekanan diastoliknya di atas 90 mmHg.12

Hipertensi dapat dibedakan menjadi empat stadium sesuai dengan tabel klasifikasi tekanan darah orang dewasa berusia 18 tahun keatas yaitu sebagai berikut :

Tabel 2.1

Klasifikasi Tekanan Darah Orang Dewasa Berusia 18 Tahun Keatas7

Kategori Tekanan darah Tekanan

darahtekanan darah Sistolik(mmHg) Diastolik(mmHg)

Normal <130 <85

Normal tinggi 130 – 139 85 - 89

Hipertensi

Stadium 1 (ringan) 140 – 159 90 - 99

Stadium 2 (sedang) 160 – 179 100 - 109

Stadium 3 (berat) 180 – 209 110 - 119

Stadium 4 (sangat berat) ≥210 ≥120

Apabila tekanan diastolik dan sistolik pada kelompok yang berbeda, maka harus dipilih kategori yang tertinggi untuk mengklasifikasikan

(2)

diklasifikasikan stadium 2 dan 180/120 mmHg harus diklasifikasikan stadium 4. hipertensi sistolik mandiri dinyatakan sebagai tekanan darah sistolik 140 mmHg atau lebih tinggi dan tekanan diastoliknya kurang dari 90 mmHg dan diklasifikasikan pada stadium yang sesuai (misal 170/85 mmHg dianggap sebagai hipertensi sistolik mandiri).13 b. Penyebab

Hipertensi yang tidak terkendali dapat menyebabkan kerusakan pada organ-organ penting di dalam tubuh. Akan tetapi perubahan yang menyebabkan masalah tekanan darah pada setiap individu sulit untuk dilacak dan masih belum diketahui dengan jelas.

Namun para ahli mengungkapkan bahkan paling tidak, ada dua faktor yang memudahkan seseorang terkena hipertensi yaitu faktor yang tidak dapat dikontrol dan faktor yang dapat dikontrol.14

Beberapa faktor yang tidak dikontrol antara lain : 1) Keturunan

Faktor keturunan menunjukkan, jika kedua orang tua kita menderita hipertensi kemungkinan kita terkena penyakit ini sebesar 60 % karena menunjukkan ada faktor gen keturunan yang berperan. Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang tuanya adalah penderita hipertensi.

2) Ciri Perseorangan

Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah umur, jenis kelamin, dan ras. Umur yang bertambah akan menyebabkan terjadinya kenaikan tekanan darah. Individu yang berumur diatas 50 tahun, mempunyai 50-60% tekanan darah lebih besar atau sama dengan 140/90 mmHg. Pada perempuan, tekanan darah umumnya meningkat setelah menopause. Mereka yang sudah menopause memiliki risiko hipertensi yang lebih tinggi dibanding yang belum menopause. Jumlah wanita yang terserang hipertensi lebih besar dari pria. Tingginya angka penderita

(3)

hipertensi secara langsung berhubungan dengan tingginya angka penderita stres dan depresi di kalangan wanita. Beban kerja yang harus ditanggung wanita sangat berat. Dalam membina karier mereka berusaha keras di luar rumah, tapi masih harus melakukan kewajiban juga sebagai ibu rumah tangga. Statistik di Amerika menunjukan prevalensi hipertensi pada orang kulit hitam hampir dua kali lebih banyak dibandingkan dengan orang kulit putih.14

Faktor penyebab hipertensi yang dapat dikontrol pada umumnya berkaitan dengan perilaku dan pola makanan. Faktor - faktor tersebut antara lain :

a) Merokok

Kandungan nikotin dalam rokok akan menyebabkan peningkatan tekanan darah karena nikotin akan diserap pembuluh darah kecil dalam paru-paru dan diedarkan oleh pembuluh darah hingga ke otak. Otak akan bereaksi terhadap nikotin dengan memberi sinyal pada kelenjar adrenal untuk melepas efinefrin (Adrenalin). Hormon yang kuat akan menyempitkan pembuluh darah dan memaksa jantung untuk bekerja lebih berat karena tekanan yang lebih tinggi. Selain itu, karbon monoksida dalam asap rokok menggantikan oksigen dalam darah. Hal ini akan mengakibatkan tekanan darah meningkat karena jantung dipaksa memompa untuk memasukkan oksigen yang cukup kedalam organ dan jaringan tubuh.

b) Konsumsi Alkohol

Alkohol dalam darah merangsang adrenalin dan hormon–hormon lain yang membuat pembuluh darah menyempit atau menyebabkan penumpukan natrium dan air.

Minum minuman yang beralkohol berlebih dapat menyebabkan kekurangan gizi yaitu penurunan kadar

(4)

kalsium. Mengurangi alkohol dapat menurunkan tekanan sistolik 10 mmHg dan diastolik 7 mmHg.

c) Obesitas

Pada orang yang obesitas terjadi peningkatan kerja pada jantung untuk memompa darah agar dapat menggerakan beban berlebih dari tubuh tersebut. Berat badan yang berlebihan menyebabkan bertambahnya volume darah dan perluasan sistem sirkulasi. Bila bobot ekstra dihilangkan tekanan darah dapat turun lebih kurang 0,7/1,5 mmHg setiap kg penurunan berat badan. Mereduksi berat badan hingga 5- 10% dari bobot total tubuh dapat menurunkan resiko kardiovaskular secara signifikan30

d) Stress

Hubungan stress dengan hipertensi adalah melalui aktivitas saraf simpatis. Saraf simpatis merupakan saraf yang bekerja pada saat kita beraktivitas. Peningkatan saraf simpatis dapat meningkatkan tekanan darah secara tidak menentu.

Apabila stress berkepanjangan dapat mengakibatkan tekanan darah menetap tinggi.

e) Asupan Natrium

Asupan natrium yang berlebih menyebabkan konsentrasi natrium di dalam cairan ekstraseluler meningkat.

Untuk menormalkannya, cairan intraseluler ditarik ke luar, sehingga volume cairan ekstraseluler meningkat.

Meningkatnya volume cairan ekstraseluler tersebut menyebabkan meningkatnya volume darah, sehingga berdampak kepada timbulnya hipertensi, karena itu disarankan untuk mengurangi konsumsi natrium.14

c. Tanda dan gejala

Pada pemeriksaan fisik, mungkin tidak dijumpai kelainan apapun selain tekanan darah yang tinggi, tetapi dapat pula ditemukan

(5)

perubahan pada retina, seperti perdarahan, eksudat (kumpulan cairan), penyempitan pembuluh darah, dan pada kasus berat terjadi edema pupil (edema pada diskus optikus). Penderita hipertensi dapat mengeluh sakit kepala, epistaksis, pusing, migren, dan dada berdebar- debar.14

d. Pencegahan

Usaha pencegahan juga bermanfaat bagi penderita hipertensi agar penyakitnya tidak menjadi lebih parah, tentunya harus disertai pemakaian obat-obatan dari dokter. Agar tidak terjadi komplikasi dilakukan pencegahan antara lain dengan cara mengurangi konsumsi garam, menghindari kegemukan, membatasi konsumsi lemak, olahraga teratur, makan banyak sayur segar, tidak merokok, tidak minum alkohol, latihan relaksasi atau meditasi, berusaha membina hidup yang positif.15

2. Diet Hipertensi

Diet merupakan susunan makanan dan minuman sehari-hari, diet menyediakan kebutuhan zat gizi bagi tubuh yang diperlukan untuk pertumbuhan dan mempertahankan kesehatan secara optimal. Diet seseorang tergantung dari kondisi dan kebutuhannya.17

Tujuan dari diet adalah untuk membantu menurunkan tekanan darah dan mempertahankan tekanan darah menuju normal. Disamping itu, diet juga ditujukan untuk menurunkan faktor risiko lain seperti berat badan yang berlebih, tingginya kadar lemak, kolesterol, dan asam urat dalam darah.7

Prinsip diet pada penderita hipertensi yaitu sebagai makanan beraneka ragam, gizi seimbang, jenis dan komposisi makanan disesuaikan dengan kondisi penderita, jumlah garam dibatasi sesuai dengan kesehatan penderita dan jenis makanan dalam daftar diet.18

Terapi diet hipertensi, antara lain : a. Diet garam rendah

(6)

Pembatasan konsumsi garam sangat dianjurkan, maksimal 2 gr garam dapur perhari dan menghindari makanan yang kandungan garamnya tinggi. Misalnya telur asin, ikan asin, terasi, minuman dan makanan yang mengandung ikatan natrium.

Tujuan diet rendah garam adalah untuk membantu menghilangkan penahan air dalam jaringan tubuh sehingga dapat menurunkan tekanan darah. Walaupun rendah garam, yang penting diperhatikan dalam melakukan diet ini adalah komposisi makanan harus tetap mengandung cukup zat-zat gizi, baik kalori, protein, mineral, maupun vitamin yang seimbang.18

Menurut Dalimartha diet rendah garam penderita hipertensi dibagi menjadi 3 yaitu :

1) Diet garam rendah I (200-400 mg Na)

Diet garam rendah I diberikan kepada pasien dengan edema, asites dan atau hipertensi berat. Pada pengolahan makanannya tidak ditambahkan garam dapur. Dihindari bahan makanan yang tinggi kadar natriumnya.

2) Diet garam rendah II (600-800 mg Na)

Diet garam rendah II diberikan kepada pasien dengan edema, asites, dan atau hipertensi tidak berat. Pemberian makanan sehari sama dengan diet garam rendah I. Pada pengolahan makanannya boleh menggunakan ½ sdt garam dapur. Dihindari bahan makanan yang tinggi kadar natriumnya.

3) Diet garam rendah III (1000 – 1200 mg Na)

Diet garam rendah III diberikan kepada pasien dengan edema dan atau hipertensi ringan. Pemberian makanan sehari sama dengan diet garam rendah I. Pada pengolahan makanannya boleh menggunakan 1 sdt garam dapur.

b. Diet rendah kolesterol dan lemak terbatas

Membatasi konsumsi lemak dilakukan agar kadar kolesterol darah tidak terlalu tinggi. Kadar kolesterol darah yang terlalu tinggi

(7)

dapat mengakibatkan terjadinya endapan kolesterol dalam dinding pembuluh darah. Lama-kelamaan jika endapan kolesterol bertambah akan menyumbat pembuluh nadi dan mengganggu peredaran darah.

Dengan demikian, akan memperberat kerja jantung dan secara tidak langsung memperparah hipertensi. Diet ini bertujuan untuk menurunkan kadar kolesterol darah dan menurunkan berat badan bagi penderita yang kegemukan.18

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mengatur diet lemak antara lain sebagai berikut :

1) Hindari penggunaan lemak hewan, margarin, dan mentega, terutama makanan yang digoreng dengan minyak

2) Batasi konsumsi daging, hati, limpa, dan jenis jeroan lainnya serta sea food (udang, kepiting), minyak kelapa, dan santan 3) Gunakan susu skim untuk pengganti susu full cream

4) Batasi konsumsi kuning telur, paling banyak tiga butir dalam seminggu

5) Makan banyak buah dan sayuran segar karena mengandung banyak vitamin dan mineral. Buah yang banyak mengandung mineral kalium dapat membantu menurunkan tekanan darah yang ringan. Peningkatan masukan kalium (4,5 gram atau 120- 175 mEq/hari) dapat memberikan efek penurunan darah. Selain itu, pemberian kalium juga membantu untuk mengganti kehilangan kalium akibat dari rendahnya natrium.18

3. Kepatuhan diet

a. Pengertian Kepatuhan

Kepatuhan adalah tingkat seseorang dalam melaksanakan suatu aturan dalam dan perilaku yang disarankan. Pengertian dari kepatuhan adalah menuruti suatu perintah atau suatu aturan. Kepatuhan diet adalah tingkat seseorang dalam melaksanakan perawatan, pengobatan dan perilaku yang disarankan oleh perawat, dokter atau tenaga

(8)

berperilaku untuk melaksanakan aturan dalam pengobatan dan perilaku yang disarankan oleh tenaga kesehatan.5

b. Faktor yang mempengaruhi kepatuhan

Ada beberapa variabel yang mempengaruhi tingkat kepatuhan seseorang yaitu demografi, penyakit, pengetahuan, komunikasi terapeutik, psikososial, dan dukungan sosial :

1) Demografi

Meliputi usia, jenis kelamin, suku bangsa, status sosio- ekonomi dan pendidikan. Umur merupakan faktor yang penting dimana anak-anak terkadang tingkat kepatuhannya jauh lebih tinggi dari remaja. Tekanan darah pria umumnya lebih tinggi dibandingkan dengan wanita. Faktor kognitif serta pendidikan seseorang dapat juga meningkatkan kepatuhan terhadap aturan penatalaksanaan hipertensi.

2) Pengetahuan

Pengetahuan pasien tentang kepatuhan pengobatan yang rendah dapat menimbulkan kesadaran yang rendah berpengaruh pada pasien dalam mengikuti cara pengobatan, kedisiplinan pemeriksaan yang akan menyebabkan terjadinya komplikasi berlanjut.

3) Komunikasi Terapeutik

Kualitas instruksi antara pasien dengan tenaga kesehatan menentukan tingkat kepatuhan seseorang, karena dengan kualitas interaksi yang tinggi, maka seseorang akan puas dan akhirnya meningkatkan kepatuhannya terhadap anjuran kesehatan dalam penatalaksanaan hipertensi, sehingga dapat dikatakan salah satu penentu penting dari kepatuhan adalah cara komunikasi tentang bagaimana anjuran diberikan.

4) Psikososial

Variabel ini meliputi sikap pasien terhadap tenaga kesehatan serta menerima penyakitnya. Sikap seseorang terhadap perilaku

(9)

kepatuhan menentukan tingkat kepatuhan. Kepatuhan seseorang merupakan hasil dari proses pengambilan keputusan orang tersebut, dan akan berpengaruh pada persepsi dan keyakinan orang tentang kesehatan. Selain itu keyakinan serta budaya juga ikut menentukan perilaku kepatuhan. Nilai seseorang yang mempunyai keyakinan bahwa anjuran kesehatan itu dianggap benar maka kepatuhan akan semakin baik.

2) Dukungan Sosial

Keluarga dapat menjadi faktor yang sangat berpengaruh dalam menentukan keyakinan dan nilai kesehatan bagi individu, serta memainkan peran penting dalam program perawatan dan pengobatan. Pengaruh normatif pada keluarga dapat memudahkan atau menghambat perilaku kepatuhan, selain dukungan keluarga, dukungan tenaga kesehatan diperlukan untuk mempertinggi tingkat kepatuhan, dimana tenaga kesehatan adalah seseorang yang berstatus tinggi bagi kebanyakan pasien, sehingga apa yang dianjurkan akan dilaksanakan.24

4. Pengetahuan a. Pengetahuan

1) Pengertian pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu.

Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba.17 Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seorang. Dari pengalaman ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan.21

(10)

2) Tingkatan pengetahuan

Pengetahuan dalam aspek kognitif dibagi menjadi 6 tingkatan yaitu :

a) Tahu

Tahu diartikan mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, dari seluruh bahan yang dipelajari.

Termasuk kedalam tingkat ini adalah mengingat kembali sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari. Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kasta kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari yang artinya hanya sekedar tahu.

b) Memahami

Memahami ini diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi ke kondisi sebenarnya. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan terhadap objek yang dipelajari.

c) Aplikasi

Kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau hukum–hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. Misalnya dengan menggunakan rumus statistik dalam perhitungan-perhitungan hasil penelitian, dapat menggunakan prinsip-prinsip siklus pemecahan masalah dari kasus kesehatan yang diberikan.

d) Analisis

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen - komponen,

(11)

tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.

e) Sintesis

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian - bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.

f) Evaluasi

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek. Penilaian suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang sudah ada.21

3) Faktor yang mempengaruhi pengetahuan:

a) Pendidikan

Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh dalam memberi respon terhadap sesuatu yang datang dari luar.

Orang yang berpendidikan tinggi akan memberikan respon yang lebih rasional terhadap informasi yang datang dan akan berpikir sejauh mana keuntungan yang mungkin akan mereka peroleh dari gagasan tersebut. Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju kearah suatu cita – cita tertentu. Pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang akan pola hidup, terutama dalam memotivasi sikap berperan serta dalam perkembangan kesehatan. Semakin tinggi tingkat kesehatan, seseorang makin menerima informasi sehingga makin banyak pola pengetahuan yang dimiliki.

c) Paparan media massa

Melalui berbagai media baik cetak maupun elektronik

(12)

seseorang yang lebih sering terpapar media massa (TV, radio, majalah, pamflet, dan lain - lain) akan memperoleh informasi yang lebih banyak dibandingkan dengan orang yang tidak pernah terpapar informasi media. Ini berarti paparan media massa mempengaruhi tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang.

d) Ekonomi

Dalam memenuhi kebutuhan pokok (primer) maupun kebutuhan sekunder, keluarga dengan status ekonomi baik akan lebih mudah tercukupi dibandingkan keluarga dengan status ekonomi rendah. Hal ini akan mempengaruhi pemenuhan kebutuhan sekunder. Jadi dapat disimpulkan bahwa ekonomi dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang tentang berbagai hal.

e) Hubungan sosial

Manusia adalah makhluk sosial dimana dalam kehidupan saling berinteraksi antara satu dengan yang lain.

Individu yang dapat berinteraksi secara terus menerus akan lebih besar terpapar informasi. Sementara faktor hubungan sosial juga mempengaruhi kemampuan individu sebagai komunikasi untuk menerima pesan menurut model komunikasi media dengan demikian hubungan sosial dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang tentang suatu hal.

f) Pengalaman

Pengalaman seorang individu tentang berbagai hal biasa di peroleh dari lingkungan kehidupan dalam proses perkembangannya, misalnya sering mengikuti kegiatan.

Kegiatan yang mendidik misalnya seminar organisasi dapat memperluas jangkauan pengalamannya, karena dari berbagai

(13)

kegiatan tersebut informasi tentang suatu hal dapat diperoleh.21

B. Kerangka Teori

Gambar 2.1 Kerangka Teori8,12

C. Kerangka Konsep

Variabel bebas Variabel Terikat

Gambar 2.2 Pengetahuan tentang diet

hipertensi

Kepatuhan diet penderita hipertensi

1. Asupan Natrium 2. Minum alkohol 3. Merokok 4. Obesitas 5. Kolesterol 6. Stress

Hipertensi

Penatalaksanaan hipertensi (diet hipertensi) 1. Demografi (usia,

jenis kelamin, suku bangsa, status sosio-ekonomi dan pendidikan)

2. Pengetahuan 3. Komunikasi

terapeutik 4. Psikososial 5. Dukungan sosial

Kepatuhan diet hipertensi

(14)

D. Hipotesis

Ada hubungan antara tingkat pengetahuan tentang diet dengan kepatuhan diet penderita hipertensi di Klinik 24 Jam Mardi Mulya Semarang.

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi penelitian ini yang berjudul

Tangibilitas, pertumbuhan penjualan dan ukuran perusahaan secara simultan berpengaruh signifikan terhadap struktur modal pada perusahaan Industri makanan dan

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkah, rahmat, dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul “FILM ANIMASI

Amin, S.Pd Guru Dewasa Tk.I SMP Maarif NU Pandaan Kab.. Pasuruan

Permasalahan yang belum diketahui selama ini adalah persepsi masyarakat Surabaya terhadap Risma melihat pengambilan keputusan penutupan Gang Dolly, karena

membandingkannya dengan data yang diperoleh dari sumber lain.Triangulasi pada hakikatnya merupakan pendekatan yang dilakukan penulis pada saat mengumpulkan dan

Undang-Undang Nomor 54 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Tebo, Kabupaten Muaro Jambi, dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Lembaran Negara

Mengevaluasi kemampuan mahasiswa dalam penguasaan materi pengantar anatomi umum, anatomi muskuloskeletal, anatomi respirasi &amp; Kardiovaskular, anatomi sistem