APLIKASIA: Jurnal Aplikasi Ilmu-ilmu Agama ISSN 1411-8777 | EISSN 2598-2176 Volume 18, Nomor 2, 2018 | Page: 101-108 ONLINE: ejournal.uin-suka.ac.id/pusat/aplikasia
Reaktualisasi Nilai Pendidikan Islam Melalui Program 3C
(Cultivating, Caring and Control) di TPA Masjid Sunan Kalijaga Piji Mertelu Gedangsari Gunung Kidul
Nailul Falah, Tri Wahyuni Sami Rahayu, Estining Rahayu, Nola Yolanda Oktaviola, Moh.Ato''illah, Irkham Syahrul Rozikin, Fatin Nur Utami, Iin Hidayati,
Muhamad Irfan Hari Siswanto, Ari Yudina Ramadhani, Abdul Rochman Apif*
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, Indonesia Email*: [email protected]
Abstrak. Penghidupan kembali nilai-nilai pendidikan Islam terhadap anak usia dini dan remaja dikembangkan di Dusun Piji Desa Mertelu Kecamatan Gedangsari Kabupaten Gunung Kidul. Anak-anak di Dusun Piji yang semuanya berstatus sebagai muslim sudah mendapatkan fasilitas belajar yang cukup baik di lingkup sekolah formal. Pada umumnya setiap dusun di desa Mertelu memiliki sekolah agama tambahan bagi anak-anak usia balita hingga menjelang remaja. Sekolah agama tersebut diselenggarakan di setiap masjid atau mushola yang terdapat di desa tersebut. Profesi sebagai buruh dan petani yang membuat para warga di desa Piji kurang memberikan perhatian terhadap berkembangnya nilai spiritual yang lahir dari Pendidikan Islam. Hal itu memebuat minimnya tingkat spiritual warga Piji terhadap nilai dan rutinitas ritual keagamaan. Hal ini secara tidak langsung menjadi tugas utama KKN Kelompok 134 UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta untuk dibenahi. Program 3C (Cultivating, Caring and Control) menjadi satu kesatuan sistem untuk kembali menghidupkan nilai-nilai pendidikan Islam terhadap anak-anak dusun Piji Mertelu yang menjadi sasarannya. Program ini dikembangkan guna tercipta satu atmosfer kemajuan peradaban Islam di dusun Piji Mertelu.
Kata kunci: Penghidupan, nilai pendidikan Islam, anak-anak.
Abstract. Reviving the values of Islamic education towards early childhood and adolescents was developed in Piji Mertelu Gedangsari Gunung Kidul. Children in Piji , all of whom are Muslim, have good learning facilities in formal schools. In general, every hamlet in the village of Mertelu has an additional religious school for children under five to the age of adolescence. The religious school is held in every mosque located in the village. The profession as a laborer and farmer that makes the residents of Piji village give less attention to the development of spiritual values born of Islamic Education. This makes the Piji citizens' spiritual level minimal towards the values and routines of religious rituals. This indirectly became the main task of KKN Group 134 UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta to be addressed. The 3C (Cultivating, Caring and Control) program is a unified system to revive the values of Islamic education towards the children of the Piji Mertelu who are the target. This program was developed to create an atmosphere of progress in Islamic civilization in the Piji Mertelu.
Keywords: Reviving, Islamic education value, children.
A. Pendahuluan
Pendidikan Islam adalah pendidikan yang teori-teorinya disusun berdasarkan al-Qur’an dan Hadis.1 Pendidikan Islam selalu mempertimbangkan dua sisi kehidupan duniawi dan ukhrawi dalam setiap langkah dan geraknya. Dalam Pendidikan Agama Islam seperti diibaratkan mata uang yang mempunyai dua sisi, pertama; sisi keagamaan yang menjadi pokok dalam substansi ajaran yang akan dipelajari, kedua; sisi pengetahuan berisikan hal-hal yang mungkin umum dapat diindera dan diakali, berbentuk pengalaman faktual maupun pengalaman nonfaktual.2 Penghidupan kembali nilai-nilai pendidikan Islam terhadap anak usia dini dan remaja dikembangkan di Dusun Piji Desa Mertelu Kecamatan Gedangsari Kabupaten Gunung Kidul. Pada umumnya anak-anak dan remaja di Dusun Piji sudah mendapatkan pendidikan yang cukup baik, mulai dari sekolah umum formal dari tingkat SD hingga SMK hingga sekolah keagamaan yang diwakilkan dari setiap musholla dan masjid-masjid yang ada di Dusun Piji. Semua infrastruktur pendidikan I dusun Piji sedang ada di tahap pengembangan fasilitas dan sumber daya manusia (baca: tenaga pengajar) yang memadai.
TPA (Taman Pendidikan Al-Qur’an) yang sering disebut sebagai sekolah agama terhitung sebagai fasilitas pendidikan yang sedang dikembangkan. Di dusun Piji terdapat dua masjid, Sunan Kalijaga dan Al- Huda, yang mana keduanya memiliki satu kelompok TPA yang mewakili beberapa RT di wilayah terdekatnya. Sunan Kalijga mewakili RT Satu dan Dua sedang Al-Huda mewakili RT Tiga , Empat dan Lima di dusun Piji tersebut. TPA Masjid Sunan Kalijaga adalah salah satu ruang kami berekspresi dan mengaplikasikan satu sistem yang dapat mengoptimalkan potensi serta harapan yang tinggi dari para orang tua warga dusun Piji tersebut, yaitu program 3C (Cultivating, Caring and Control).
Pendidikan islam dari segi kuantitas menunjukkan perkembangan yang dinamis mulai dari Taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi. Namun dari segi kualitas masih ditanyakan.3 Hal itu pula yang menjadi realitas suasana lembaga pendidikan, khususnya pendidikan agama di dusun Piji. Meski terhitung sebagai salah satu warga yang aktif dan berprestasi dalam bidang kesenian, tingkat spiritual warga dusun Piji termasuk dalam status perlu diperhatikan lebih. Hal itu wajar terjadi, disebabkan jarang ditemukan satu kegiatan keagamaan yang rutin, meskipun ditemukan akan sulit untuk didapati seorang guru agama yang konsisten mengisi kajian keagamaan di wilayah tersebut.4
Hal di atas menjadi motif serta motivasi kami, kelompok 134 KKN UIN Sunan Kalijaga yang mendapat tugas untuk berkuliah kerja nyata di dusun Piji Mertelu. Melihat potensi anak-anak yang tergambarkan dari semangat dan antusias mereka dalam belajar dan mengikuti program-program yang diselenggarakan menjadi ruang yang tepat ntuk mengaplikasikan program 3C ini.
Program ini menjadi satu alternatif untuk mengikis sedikit demi sedikit gejala minimnya tingkat kesadaran “beragama” warga Piji Mertelu. Hal ini dimulai dari anak-anak usia dini dan usia menjelang remaja yang ada di wilayah ini, karena merekalah penerus estapet kehidupan dan harapan warga Piji di masa depan untuk bisa membawa peradaban Islam yang luhur dan mulia. Mereka adalah tanah subur nan kaya unsur hara yang tepat untuk ditanamkan nilai-nilai agama yang bersumber dari pendidikan ilmu-ilmu agama di TPA Sunan Kali Jaga Piji Mertelu. Hal ini sebagaimana yang disebutkan QS. Al-Mujadalah Ayat 11: 5
1Prof. Dr. A. Tafsir, dkk., cakrawala penididikan islam, Bandung: Mimbar Pustaka, 2004, hlm. 2
2Drs. Muhaimin, MA. et. al, Paradigma Pendidikan Islam, Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004, hlm 29-30
3 Amien Rais, Cakrawala Islam antara Cita dan Fakta, cet. I, Bandung: Mizan, 1987, hlm. 158.
4 Hasil wawancara bapak Sunardi selaku ketua takmir masjid Al-Huda Dusun Piji Mertelu. Wawancara dilakukan secara personal di dalam masjid Al-Huda pada hari senin Tanggal 27 Agustus 2018.
او ُزُشْنا َليِق اَذِإ َو ۖ ْمُكَل ُ هاللَّ ِحَسْفَي او ُحَسْفاَف ِسِلا َج َمْلا يِف او ُح هسَفَت ْمُكَل َليِق اَذِإ اوُن َمآ َني ِذهلا اَهُّيَأ اَي ريِب َخ َنوُل َمْعَت ا َمِب ُ هاللَّ َو ۚ ٍتا َج َر َد َمْل ِعْلا اوُتوُأ َني ِذهلا َو ْمُكْن ِم اوُن َمآ َني ِذهلا ُ هاللَّ ِعَف ْرَي او ُزُشْناَف
“Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan:
"Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan (agama) beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
Reaktualisasi nilai pendidikan Islam merupakan suatu hal yang mutlak dilakukan sebagai salah satu upaya penyegaran dan pembaruan nilai-nilai Islam di dalam kehidupan umat yang dewasa ini menghadapi berbagai tantangan dalam berbagai dimensi kehidupan anak-anak baik dari segi sosialmaupun budayanya.
Dimana tantangan tersebut baik kuantitatif maupun kualitatif akan semakin bertambah besar di masa depan jika tidak diberikan perhatian lebih dalam evaluasi pendidikan Islam bagi anak-anak tersebut.
Dengan kata lain, bahwa berbagai tuntutan umat Islam saat ini memerlukan jawaban yang mantap dan konkret, yakni kemampuan optimal untuk menyiapkan sumber daya manusia yang handal dan berkualitas dalam keilmuan keagamaan.
Penataan kembali sistem pendidikan Islam, tidak cukup hanya dilakukan dengan sekedar modifikasi atau tambal sulam. Upaya demikian memerlukan rekonstruksi, rekonseptualisasi dan reorientasi, sehingga pendidikan Islam dapat memberikan konstribusi besar bagi pencapaian cita-cita pembangunan bangsa yaitu terwujudnya anak didik yang cendekiawan yang diridhai Allah swt.
B. Metodologi Pelaksana
Dengan minimnya sumber daya manusia atau tenaga pengajar yang tersedia di dusun Piji Merelu menjadi titik tumpu dalam daya pembangkit nilai pendidikan islam melalui 3C (Cultivating, Caring And Control), namun hal yang sangat diperhatikan adalah menciptakan kembali pentingnya pendidikan Islam melalui wadah yang dibentuk melalui TPA Sunan Kalijaga Piji.
Dusun Piji meyimpan segudang potensi dan kemampuan yang dapat ditemukan pada anak-anak yang memiliki semangat yang tinggi serta antusias yang besar. Hal ini yang tidak boleh disia-siakan khususnya oleh kami para mahasiswa kampus Islam yang memiliki serta ditanamkan prinsip intregasi interkoneksi dan didukung oleh kewajiaban kami sebagai saudara sebangsa setanah air untuk saling membantu dan melengkapi kekurangan yang ada dan yang dapat kami jumpai. Perkara-perkara yang telah disebutkan, khususnya dalam bidang pendidikan kami menerapkan program 3C. Program ini menjadi bekal kami untuk kembali menghidupkan nilai-nilai pendidikan Islam yang akan terbangun dari setiap individu anak-anak dusun Piji Mertelu.
Maka berikut ini adalah penjabaran dan penjelasan dari program 3C yang kami jalankan:
Cultivating
Dalam kamus Oxford, cultivate (v) berarti prepare and use land for growing plants or corps. Sedang dalam bentuk kata sifatnya (adj) adalah showing a high level of education and good manners.6 Cultivating yang dimaksud di sini adalah upaya menanamkan arti pentingnya belajar baik ilmu agama ataupun ilmu umum lainnya. Menanamkan dan membangun paradigma serta pola pikir seseorang akan optimal bila dimulai dari usia dini. Berapa banyak lembaga pendidikan bahkan tenaga pengajarnya yang hanya fokus pada pencapaian silabus sekolah dan penyampaian materi saja, dan itu yang hanya bisa disebut sebagai pengajaran bukan sebagai pendidikan. Kami kelompok 134 KKN Piji memegang teguh prinsip ini, yaitu
6 Oxford Dictionary
berupaya untuk membekali mereka anak-anak warga Piji dari dasar dan mengenali mereka apa alasan dan tujuan mereka harus belajar. Hal ini pula berdasarkan hadis Nabi Muhammad ;
ىَلَع ةَضْي ِرَف َمْلِعْلا َبَلَط هنِاَف ِنْيِّ ِصلااِب ْوَل َو َمُل ِعْلا ُبُلْطُا : َمهلَس َو ِهْيَلَع ُالله ىهلَص ِالله ُل ْوُسَر َلاَق : َلاَق ُهْنَع ُالله َي ِضَر ٍساهبَع ِنْبِا ْنَع ( ُبُلْطَي اَمِب اًعاَض ِر ٍبِلاَطِل اَهِتَحِنْجَا ُعَضَت َةَكِئ َلََمْلا هنِا ٍةَمِلْسُم َو ٍمِلْسُم ِِّلُك َبْلا ِدْبَع ِنْبِا ُها َوَر
ِِّر )
Dari Ibnu Abbas R.A Ia berkata: Rasulullah SAW bersabda : “Carilah ilmu sekalipun di negeri Cina, karena sesungguhnya mencari ilmu itu wajib bagi seorang muslim laki-laki dan perempuan. Dan sesungguhnya para malaikat menaungkan sayapnya kepada orang yang menuntut ilmu karena ridho terhadap amal perbuatannya. (H.R Ibnu Abdul Barr)
ِهِتْيَب ِلْهَا ِِّبُح َو ْمُكِِّيِبَن ِِّبُح : ٍلاَص ِخ ِث َلََث ىَلَع ْمُكَد َلَ ْوَا ا ْوُبِِّدَا : َمهلَس َو ِهْيَلَع ُالله ىهلَص ِالله ُل ْوُسَر َلاَق : َلاَق ُهْنَع ُالله َي ِضَر ٍِّيِلَع ْنَع اَيِفْصَا َو ِهِئاَيِبْنَا َعَم ُههلِظ ٌّلِظ َلَ َم ْوَي ِالله ِِّلِظ ْيِف ُنَأ ْرُقْلا َةَلْمَح هنِإَف ِنَأ ْرُقْلا ُةَأَرِق َو ِمَلْيهدلا ُها َوَر( ِهِئ
)
Dari Ali R.A ia berkata : Rasulullah SAW bersabda: “Didiklah anak-anak kalian dengan tiga macam perkara yaitu mencintai Nabi kalian dan keluarganya serta membaca Al-Qur’an, karena sesungguhnya orang yang menjunjung tinggi Al-Qur’an akan berada di bawah lindungan Allah, diwaktu tidak ada lindungan selain lindungan-Nya bersama para Nabi dan kekasihnya” (H.R Ad- Dailami)
َخ ْنُكَت َلَ َو اًب ِحُم ْوَا اًعِمَتْسُم ْوَا اًمِِّلَعَتُم ْوَا اًمِلاَع ْنُك:مهلَس َو ِهْيَلَع ُالله ىهلَص ُّيِبهنلا َلاَق ا ُها َوَر( َكِلْهُتَف اًسِما
ِقَهْيَبْل )
Telah bersabda Rasulullah SAW:”Jadilah engkau orang yang berilmu (pandai) atau orang yang belajar, atau orang yang mendengarkan ilmu atau yang mencintai ilmu. Dan janganlah engkau menjadi orang yang kelima maka kamu akan celaka (H.R Baehaqi)
Menumbuhkan dan mengelola nilai pendidikan Islam merupakan hal penting dan pokok dalam ajaran Islam. Penanaman ini sangat penting untuk ditumbuh-kembangkan karena untuk menentukan cara berprilaku dan bersikap seseorang terhadap kehidupannya kelak. Cara ini dilakukan secara bersamaan oleh para pengajar dari mahasiswa kepada para muridnya di TPA Sunan kalijaga. Dan dilakukan setiap kali hendak memulai rutinitas belajar baik di dalam ataupun di luar masjid terhitung mulai hari Senin hingga Jum’at di setiap minggunya.
Caring
Caring dalam kamus Oxford memiliki arti protection or giving a lot of attentions to details.7 Adapun maksudnya secara ringkas adalah memberikan perhatian dan kepedulian kepada peserta didik di setiap gerak dan langkah pembelajaran mereka, baik dalam kelas maupun hal terkait yang dilakukan di luar kelas belajar atau masjid.
Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk memberikan motivasi ke setiap individu anak yang terlibat dalam dunia pendidikan TPA di masjid Sunan Kalijaga. Cara ini pula sebagai penyambung dari metode sebelumnya yaitu penanaman dan pengenalan hal fundamental dalam maksud dan tujuan pembelajaran dan menjadi tindak lanjut dan pelengkap dari metode awal, cultivating. Rasulullah pernah bersabda terkait hal ini;
ِهْيِف ُرهجَؤُي ُههنِإَف ا ْوُلَئْسَف َلََأ ُلاهؤُسلَا اَه ُحِتَفَم َو ُنِئَزَخ ُمْلِع ْلَا : َمهلَس َو ِهْيَلَع ُالله ىهلَص ِالله ُل ْوُسَر َلاَق : َلاَق ُهْنَع ُالله َي ِضَر ٍِّيِلَع ُنْبِا ْنَع ْمُهَل ُّب ِحُمْلا َو ُعِمَتْسُمْلا َو ُمِلاَعْلا َو ُلِئاهسلَا : ةَعَب ْرَا ِمْيَعُن ا ْوُبَا ُها َوَر (
)
Dari Ibnu Ali R.A ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : Ilmu itu laksana lemari (yang tertutup rapat), dan sebagai anak kunci pembukanya adalah pertanyaan. Oleh karena itu, bertanyalah kalian, karena sesungguhnya dalam tanya jawab akan diberi pahala empat macam, yaitu penanya, orang yang berilmu, pendengar dan orang yang mencintai mereka.” (Diriwayatkan oleh Abu Mu’aim)
) ْيِذِم ْرِِّتلا ُها َوَر( ُهْنِم ِهْيَلَع ُمَرْكَأ اًدَحَا هنَأ ُهُسْيِلَج ُبَس ْحَي َلَ ِهِب ِصَنِب ِهِلِئاَسُل ُج هلُك ْيِطْعُي َناَك : َلاَق ُهْنَع ُالله َي ِضَر ٍِّيِلَع ْنَع Dari Ali R.A ia berkata : “Rasulullah SAW selalu memberikan kepada setiap orang yang hadir dihadapan beliau, hak-hak mereka (secara adil), sehingga diantara mereka tidak ada yang merasa paling diistimewakan.” (H.R Tirmidzi)
Setiap anak didik berhak untuk medapatkan perhatian dalam proses belajar mereka. Perhatian merupakan hal penting yang harus diberikan, guna memompa antusias mereka terhadap pembelajaran yang diberikan. Memberikan perhatian menjadi jembatan bagi seorang pengajar untuk mengetahui keunikan setiap anak didiknya. Sehingga tujuan dari pendidikan itu bisa tercapai dan terlaksana.
Caring yang dilakukan terhadap anak didik di TPA Sunan Kalijaga kerap kali dengan mengajak mereka bermain bersama sesaat setelah jam TPA berakhir. Selain itu, menambahkan jam belajar mereka dengan mengadakan Bimbingan Belajar di luar kelas di TPA, dan dilakukan baik di masjid ataupun di posko KKN di Piji. Bimbingan belajar menjadi momen berharga, karena di awal mereka diminta untuk membawa tugas sekolah mereka masing-masing untuk dibahas dan didiskusikan bersama. Dari sini setidaknya kecenderungan bakat mereka dapat dikenali. Dan hal itu yang menjadi tujuan kami melaksanakan program ini, agar tercipta pertumbuhan dan perkembangan diri dari setiap anak didik.
7 Oxford Dictionary
Gambar 2 Pendampingan Kegiatan Seni Anak-Anak,
Control
Dalam kamus Oxford, control memiliki makna ability to make somebody or something do what you want (n), or act of restricting, limiting or manging something.8 Maksud control di sini adalah upaya untuk mengadakan evaluasi serta pengawasan terhadap dua metode yang sudah terselanggara. Setiap program yang dijalankan harus memiliki upaya evaluasi sebagai bahan para pengajar mengetahui kekurangan untuk dilengkapi dan diperbaiki.
Dalam hal evaluasi pendidikan, Rasulullah bersabda:
ُهْنَع ُالله َي ِضَر ِباهطَخْلا ُنْبا ُرَمُع ْنَع ُكَسُفْنَا ا ْوُبِساَح : َمهلَس َو ِهْيَلَع ُالله ىهلَص ِالله ُل ْوُسَر َلاَق : َلاَق
ِض ْرَعْلِل ا ْوُنهيَزَت ا ْوُبَساَحُت ْنَا َلْبَق ْم
لا ْيِف ُهَسْفَن َبَساَح ْنَم ىَلَع ِةَماَيِقْلا َم ْوَي ُباَس ِحْلا ُّفَخَي اَمهنِإ َو ِرَبْكَ ْلْا اَيْنُّد
Dari Umar Ibnul Khattab R.A beliau berkata : Rasulullah SAW bersabda : “Adakanlah perhitungan terhadap diri kalian sebelum kalian diperhitungkan”.
Upaya ini dilakukan setidaknya setiap 2 minggu sekali yang dilakukan para pengajar TPA yang bukan lain adalah mahasiswa UIN Sunan Kalijaga. Metode ketiga ini dilakukan bukan hanya pada pencatatan semata, namun dilengkapi dengan mengadakan satu waktu dari hasil proses pembelajaran itu perlombaan- perlombaan yang terkait. Mulai dari lomba membaca al-Qur’an, prakter berwudlu dan lain sebaginya.
Untuk itu dengan adanya 3C (Cultivating, Caring and Control) anak didik di dusun Piji menambah antusias mereka terhadap kegiatan belajar mengajar di TPA Sunan Kalijaga. Anak didik tahu dan kenal maksud dan tujuan mereka belajar serta menanamkan dalam diri mereka, bahwa pendidikan adalah suatu kewajiban setiap anak dalam Islam. Dengan adanya perhatian dari para pengajar untuk membakar semangat mereka serta diberikan satu evaluasi di setiap bentuk dan materi yang mereka pelajari selama TPA berlangsung akan menciptakan satu sistem yang membentuk satu karakter anak yang matang dan dewasa.
Pembekalan, pengawasan dan pengadaan evaluasi menjadi satu bentuk integrasi dan interkoneksi yang tidak bisa dipisahkan dalam satu sistem pendidikan anak-anak. Maka para mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta mengaplikasikan sistem ini untuk bisa dilaksanakan dan dipahami oleh semua lapisan yang terkait.
Gambar 3. Proses Evaluasi Hasil Pembelajaran,
C. Hasil dan Pembahasan
Melalui program 3C (Cultivating, Caring and Control) dalam reaktualisasi nilai pendidikan islam mengubah pola pikir Dusun Piji untuk mengetahui betapa pentingnya pendidikan Islam berdiri di setiap dusun, agar menghasilkan anak didik yang cendekiawan di bidangnya masing-masing. Pada intinya, pendidikan sangat penting untuk membentuk satu karakter dan kepribadian serta perilaku anak agar menjadi manusia yang memiliki akhlak mulia dan moral yang luhur guna menjadi insan kamil sesuai dengan ajaran Islam. Oleh karena itu pendidikan agama Islam harus diajarkan dan ditanamkan sejak anak masih usia dini karena akan lebih mudah untuk membentuk kepribadian dan karakter yang baik ke depannya terkhususnya pada anak-anak di Dusun Piji Mertelu Gedangsari Gunung Kidul ini.
D. Kesimpulan dan Saran
Reaktualisasi pendidikan Islam merupakan suatu hal yang mutlak untuk dilakukan sebagai salah satu upaya penyegaran dan pembaruan nilai-nilai Islam di dalam kehidupan umat yang dewasa ini yang sedang menghadapi berbagai tantangan dalam berbagai dimensi kehidupan. Pendidikan yang ideal haruslah terdiri dari beberapa komponen penting seperti visi, misi, tjuan, murid, sekolah, guru dan lain sebaginya. Agar konstuksi atau bangunan pendididkan tersebut kokoh, maka ia harus meiliki dasar, basis atau asas yang menopang dan menyangganya, sehingga bangunan konsep pendidikan tersebut dapat berdiri kokoh dan dapat digunakan sebagai acuan dalam praktik pendidikan.9 Pendidiakn Islam dari segi kuantitas menunjukkan perkembangan yang dinamis mulai dari Taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi.
Namun dari segi kualitas masih ditanyakan untuk itu program 3C lahir guna membantu mengembalikan penghidupan nilai pendidikan Islam di TPA masjid Sunan Kalijaga dusun Piji Mertelu.
Reaktualisasi pendidikan Islam sangatlah penting dalam rangka membangun kerangka pikir dan perilaku umat Islam di tengah-tengah masyarakat. Oleh karena itu, Pendidikan Agama Islam sangat diharapkan dapat menambah kualitas mutu manusia yang menguasai IPTEK dengan memberikan jiwa dan nilai-nilai religious, atau yang menjadi pegangan teguh UIN Sunan Kalijaga, yaitu Integrasi Interkoneksi, yang di mulai sejak dini dalam dunia pendidikan anak-anak.
9Abudin Nata. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2012. Hal.89
DAFTAR PUSTAKA
Amien Rais, Cakrawala Islam antara Cita dan Fakta, cet. I, Bandung: Mizan, 1987.
Abudin Nata. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2012.
Prof. Dr. A. Tafsir, dkk., cakrawala penididikan islam, Bandung: Mimbar Pustaka, 2004.
Drs. Muhaimin, MA. et. al, Paradigma Pendidikan Islam, Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004.
Oxford Dictionary