• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERATURAN ORGANISASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERATURAN ORGANISASI"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PERATURAN ORGANISASI

No. 04/PO/DPP/BERKARYA/III/2018 TENTANG

HUBUNGAN DAN KERJASAMA ANTARA PARTAI BERKARYA DENGAN ORGANISASI KEMASYARAKATAN PENDIRI, ORGANISASI KEMASYARAKATAN YANG DIDIRIKAN OLEH PARTAI BERKARYA, SERTA

ORGANISASI KEMASYARAKATAN DAN LEMBAGA-LEMBAGA YANG MENYALURKAN ASPIRASINYA PADA PARTAI BERKARYA

Menimbang : 1. Bahwa hubungan dan kerjasama dengan organisasi masyarakat harus diselenggarakan pada setiap tingkatan kepengurusan Partai Berkarya.

2. Bahwa diperlukan aturan untuk merapikan tata kelola hubungan &

kerjasama antara Partai Berkarya organisasi masyarakat agar dapat berperan strategis dalam pengembangan dan penguatan organisasi ke depan.

Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia No 17 Tahun 2013 tentang Organisasi Kemasyarakatan.

2. AD/ART Partai Berkarya.

Memperhatikan : 1. Hasil Rapat Konsultasi dengan Ketua Dewan Pembina Partai Berkarya tanggal 15 Februari 2018;

2. Usul, pendapat, dan saran-saran yang berkembang pada rapat- rapat Dewan Pimpinan Pusat Partai Berkarya.

MEMUTUSKAN

(2)

Menetapkan : PERATURAN ORGANISASI TENTANG HUBUNGAN DAN KERJASAMA ANTARA PARTAI BERKARYA DENGAN ORGANISASI KEMASYARAKATAN PENDIRI, ORGANISASI KEMASYARAKATAN YANG DIDIRIKAN OLEH PARTAI BERKARYA, SERTA ORGANISASI KEMASYARAKATAN DAN LEMBAGA-LEMBAGA YANG MENYALURKAN ASPIRASINYA PADA PARTAI BERKARYA

PASAL 1

KETENTUAN UMUM

(1) Organisasi Kemasyarakatan Pendiri Partai Berkarya adalah : Organisasi Kemasyarakatan Nasional Republik dan Organisasi Kemasyarakatan Beringin Karya (selanjutnya disebut “Ormas Pendiri”).

(2) Partai Berkarya menjalin hubungan dan kerjasama dengan Ormas Pendiri maupun dengan Organisasi Kemasyarakatan yang didirikan oleh Ormas Pendiri (selanjutnya disebut "Ormas Pendiri dan Didirikan").

(3) Hubungan dan kerja sama sebagaimana dimaksud ayat (2) Pasal ini adalah hubungan yang sinergi dan saling mendukung.

PASAL 2

HUBUNGAN MANFAAT

(1) Hubungan dan Kerjasama antara Partai Berkarya dengan Ormas Pendiri dan Didirikan, serta organisasi kemasyarakatan dan lembaga-lembaga yang menyalurkan aspirasinya pada Partai Berkarya dilakukan dalam rangka saling bermanfaat bagi kedua belah pihak secara kelembagaan maupun keanggotaan.

(2) Dalam hubungan dan kerja sama kedua belah pihak memiliki posisi yang sederajat, mandiri dan tidak dapat mencampuri urusan internal dari masing-masing pihak.

(3) Kedua belah pihak sama-sama merigetahui dan mengerti bahwa asas, tujuan dan program organisasi memiliki semangat yang sama guna mewujudkan tujuan bersama.

(3)

PASAL 3

ORMAS PENDIRI DAN DIDIRIKAN, SERTA ORGANISASI DAN LEMBAGA- LEMBAGA YANG MENYALURKAN ASPIRASINYA PADA PARTAI BERKARYA

(1) Organisasi Kemasyarakatan Pendiri Partai Berkarya, saat ini statusnya adalah non- aktif, yaitu :

(a) Nasional Republik (b) Beringin Karya

(2) Organisasi Kemasyarakatan yang didirikan oleh Ormas Pendiri, maupun Organisasi Kemasyarakatan yang berafiliasi dan menyalurkan aspirasinya politik pada Partai Berkarya akan ditetapkan dalam keputusan DPP Partai Berkarya.

(3) Organisasi kemasyarakatan dan lembaga-lembaga yang menyalurkan aspirasinya pada Partai Berkarya akan ditetapkan tersendiri dalam keputusan Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Berkarya.

(4) Hubungan Kerjasama Partai Berkarya dengan Organisasi Kemasyarakatan, baik yang telah berafiliasi maupun yang akan berafiliasi didasarkan atas alasan :

(a) Kesejarahan, (b) Aspirasi Politik,

(c) Program, Sarana, Tujuan, dan Misi.

(5) Kerja sama Partai Berkarya dengan Organisasi Kemasyarakatan meliputi:

(a) Penyaluran aspirasi,

(b) Pelaksanaan Program Kerja, (c) Pelaksanaan Kaderisasi,

(d) Pelaksanaan Rekruitmen Kepemimpinan, (e) Perluasan Basis Dukungan, serta

(f) Hal lain yang di anggap perlu.

PASAL 4

TINGKATAN HUBUNGAN DAN KERJASAMA

(1) Hubungan Partal Berkarya dengan Ormas Pendiri dan Didirikan berlangsung pada asas kelembagaan dan keanggotaan.

(4)

organisasi kemasayarakatan dan lembaga-lembaga yang menyalurkan aspirasinya pada Partai Berkarya dilakukan dalam tingkatan sebagai berikut :

(a) Kerja sama tingkat Pusat, dilaksanakan oleh Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Berkarya dengan Pengurus Ormas Pendiri dan Didirikan, serta organisasi kemasyarakatan dan lembaga-lembaga tingkat Pusat yang menyalurkan aspirasinya pada Partai Berkarya untuk hal-hal yang bersifat strategis dan berlingkup Nasional, Regional maupun Internasional.

(b) Kerja sama tingkat Provinsi dilaksanakan oleh Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Berkarya Tingkat Provinsi dengan pengurus ORMAS Pendiri dan Didirikan, serta organisasi kemasyarakatan dan lembaga-lembaga tingkat Provinsi yang menyalurkan aspirasinya pada Partai Berkarya untuk hal-hal yang bersifat teknis operasional dalam lingkup wilayah Provinsi yang bersangkutan.

(c) Kerja sama tingkat Kabupaten/Kota, dilaksanakan oleh Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Berkarya tingkat Kabupaten/Kota dengan Pengurus Ormas Pendiri dan Didirikan serta organisasi kemasyarakatan dan lembaga tingkat Kabupaten/Kota yang menyalurkan aspirasinya pada Partai Berkarya untuk hal-hal yang bersifat teknis operasional dalam lingkup wilayah Kabupaten/Kota yang bersangkutan.

(d) Kerja sama Tingkat Kecamatan, dilaksanakan oleh Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partal Berkarya dengan Pengurus Ormas Pendiri dan Didirikan, serta organisasi kemasyarakatan dan lembaga-lembaga tingkat Kecamatan untuk menyalurkan aspirasinya pada Partai Berkarya untuk hal-hal yang bersifat teknis operasional dalam lingkup wilayah Kecamatan yang bersangkutan.

(e) Kerja sama tingkat Desa/Kelurahan, dilaksanakan oleh Dewan Pimpinan Anak Cabang (DPAC) Desa/Kelurahan Partai Berkarya oleh Pengurus Ormas Pendiri dan Didirikan serta organisasi kemasyarakatan dan lembaga-lembaga tingkat Desa/Kelurahan yang menyalurkan aspirasinya pada Partai Berkarya untuk hal-hal yang bersifat teknis operasional dalam lingkup wilayah Desa/ Kelurahan yang bersangkutan.

(5)

PASAL 5

TATA CARA HUBUNGAN DAN KERJA SAMA DENGAN ORMAS PENDIRI DAN DIDIRIKAN, SERTA ORGANISASI KEMASYARAKATAN DAN LEMBAGA- LEMBAGA YANG MENYALURKAN ASPIRASINYA PADA PARTAI BERKARYA

(1) Hubungan dan kerja sama dalam penyaluran Aspirasi:

(a) Ormas Pendiri clan Didirikan serta organisasi kemasyarakatan dan lembaga- lembaga dapat menyampaikan aspirasi, pemikiran atau pendapat kepada Partai Berkarya, clan selanjutnya melalui mekanisme internal Partai Berkarya mengolah clan menyalurkannya kepada lembaga dan institusi yang relevan dengan aspirasi, pemikiran clan pendapat dimaksud;

(b) Partai Berkarya berkewajiban memperjuangkan keberhasilan secara optimal aspirasi pemikiran dan pendapat yang diterimanya dari Ormas Pendiri clan Didirikan serta organisasi kemasayarakatan clan lembaga-lembaga yang menyalurkan aspirasinya pada Partai Berkarya dimaksud;

(2) Hubungan clan kerja sama dalam pelaksanaan program:

(a) Partai Berkarya dapat mendistribusikan program kepada Ormas Pendiri clan Didirikan serta organisasi kemasyarakatan clan lembaga-lembaga yang menyalurkan aspirasinya pada Partai Berkarya dan sebaliknya Ormas Pendiri dan Didirikan serta organisasi kemasayarakatan clan lembaga-lembaga yang menyalurkan aspirasinya pada Partai Berkarya dapat mengajukan usul program pada Partai Berkarya;

(b) Pembiayaan pelaksanaan program yang menjadi lingkup hubungan dan kerja sama Partai Berkarya dan Ormas Pendiri dan Didirikan, serta organisasi kemasyarakatan dan lembaga-lembaga yang menyalurkan aspirasinya pada Partai Berkarya dilaksanakan sesuai kesepakatan bersama;

(c) Pelaksanaan program kerjasama Partai Berkarya dengan Ormas Pendiri dan Didirikan, serta organisasi kemasyarakatan dan lembaga-lembaga yang menyalurkan aspirasinya pada Partal Berkarya dikoordinasikan dengan bidang terkait Partai Berkarya sesuai dengan tingkatannya.

(3) Hubungan dan kerjasama dalam rekruitmen kepemimpinan:

(6)

yang bersumber dari Ormas Pendiri dan Didirikan, serta organisasi kemasyarakatan dan lembaga-lembaga yang menyalurkan aspirasinya pada Partai Berkarya, dan Ormas Pendiri dan Didirikan, serta organisasi kemasyarakatan dan lembaga- lembaga yang menyalurkan aspirasinya pada Partai Berkarya yang bersangkutan dapat mengusulkan kader potensial dari organisasinya;

(b) Proses seleksi, kriteria dan prosedur rekruitmen kader yang bersumber dari Ormas Pendiri dan Didirikan serta organisasi kemasyarakatan dan lembaga-lembaga yang menyalurkan aspirasinya pada Partai Berkarya dilaksanakan dengan menggunakan proses, kriteria, dan prosedur yang sama bagi anggota Partai Berkarya yang diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Partai Berkarya;

(c) Keputusan tentang kader yang mendapatkan penugasan dan Partai Berkarya sepenuhnya menjadi kewenangan Partai Berkarya.

(4) Hubungan dan kerja sama dalam pelaksanaan kaderisasi:

(a) Partai Berkarya menerima calon-calon peserta kaderisasi yang berasal dari Ormas Pendiri dan Didirikan, serta organisasi kemasyarakatan dan lembaga-lembaga yang menyalurkan aspirasinya pada Partai Berkarya, dan Ormas Pendiri din Didirikan, serta organisasi kemasyarakatan dan lembaga-lembaga yang menyalurkan aspirasinya pada Partal Berkarya yang bersangkutan dapat mengusulkan Kader potensial untuk mengikuti program Kaderisasi Partai Berkarya;

(b) Proses seleksi, kriteria dan prosedur penentuan peserta kaderisasi bagi calon yang berasal dari Ormas Pendiri dan Didirikan, serta Organisasi kemasyarakatan dan lembaga-lembaga yang menyalurkan aspirasinya pada Partai Berkarya yang bersangkutan tetap menggunakan ketentuan yang berlaku pada lembaga Kaderisasi Partai Berkarya.

(7)

PASAL 6

PERTEMUAN BERKALA

Pertemuan berkala antara Partai Berkarya dengan Ormas Pendiri dan Didirikan, serta organisasi kemasyarakatan dan lembaga-lembaga yang menyalurkan aspirasinya pada Partal Berkarya dilaksanakan dalam rangka memperat hubungan kerjasama dan evaIuasi serta monitoring.

PASAL 7

PENGHENTIAN HUBUNGAN DAN KERJA SAMA

(1) Hubungan dan kerja sama dapat berhenti apabila para pihak yang berhubungan dan bekerja sama bersepakat menghentikan hubungan dan kerja sama.

(2) Selain karena sebab sebagaimana dimaksud pada ayat (1) peraturan organisasi ini, hubungan dan kerja sama dapat berhenti apabila:

(a) Salah satu pihak mengusulkan kepada pihak lainnya untuk Partai Berkarya menghentikan hubungan dan kerja sama disertai dengan alasan-alasan tertentu;

(b) Pihak yang menerima usul penghentian hubungan dan kerja sama menerima dan menyetujui usul penghentian hubungan kerja sama.

(c) Apabila pihak yang menerima usul penghentian hubungan dan kerja sama menyetujui usul penghentian hubungan dan kerja sama sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf (b) pasal ini maka pihak penerima usul menyampaikan surat persetujuan kepada pengusul;

(d) Apabila pihak yang menerima usul penghentian hubungan dan kerja sama menolak usul pengentian hubungan dan kerja sama, maka pihak penerima usul menyampaikan alasan penolakan.

(3) Dalam hal para pihak tidak mencapai kesepakatan untuk menghentikan hubungan dan kerja sama, maka ditempuh usaha-usaha musyawarah untuk mufakat;

(4) Apabila langkah sebagaimana disebut di pasal ini tidak tercapai, maka ditempuh penyelesaian melalui keputusan tertinggi Ormas Pendiri dan Didirikan serta Organisasi Kemasyarakatan dan Lembaga-Lembaga yang menyalurkan aspirasinya pada Partal Berkarya yang bersangkutan.

(8)

PASAL 8

KETENTUAN PENUTUP

(1) Dengan berlakunya Peraturan Organisasi ini, maka segala ketentuan Peraturan Organisasi sebelumnya berkaitan dengan organisasi masyarakat Pendiri & Didirikan Partai Berkarya dinyatakan tidak berlaku.

(2) Segala sesuatu yang belum diatur dalam Peraturan Organisasi ini akan ditentukan lebih lanjut oleh Dewan Pimpinan Partai Berkarya sesuai tingkatannya.

(3) Peraturan Organisasi ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

DITETAPKAN DI : JAKARTA TANGGAL : 8 MARET 2018

DEWAN PIMPINAN PUSAT (DPP) PARTAI BERKARYA KETUA UMUM,

NENENG A. TUTY, S.H

SEKRETARIS JENDERAL,

DR. H. BADARUDDIN ANDI PICUNANG

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari pendidikan dengan model sekolah asrama adalah untuk mendidik siswa agar hidup mandiri dan memiliki kehidupan yang harmonis dengan masyarakat.. Sekolah asrama

Setiap perseorangan, badan usaha, kelompok masyarakat dan koperasi yang dengan segaja menyampaikan laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 70 huruf e dengan tidak benar atau

Hasil wawancara yang dilakukan pada subjek S5 menunjukkan bahwa S5 mulai dengan mengamati kasus dan langsung mencari dan memprediksi pola dengan menggambar segi tiga

Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dari penelitian ini adalah 1 Bagaimana perencanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah pada mata

[r]

Dengan lokasi yang sangat strategis di Gandaria, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, apartemen 1Park Avenue ini memiliki akses terbaik menuju CBD Jakarta.. Dekat

Ditemukan sebanyak 600 kasus tentang penyalahgunaan Dana Desa disebabkan kurangnya pengawasan dalam pengelolaan keuangan desa baik pengawasan dari Desa maupun dari

sehingga dapat menimbulkan efek dramatik. Kamera berganti-ganti tempat dengan seseorang yang berada dalam gambar. Penonton bisa menyaksikan suatu hal atau kejadian melalui mata