Pengendalian Banjir Sungai Ciliwung STA 165 – STA 705 - 10 -
BAB II GAMBARAN WILAYAH STUDI
2.1. Tinjauan Umum
Kondisi dari DAS Ciliwung meliputi kondisi alam, kondisi administrasi dan geografis, kondisi topografi, kondisi klimatologi, kondisi jenis tanah, kondisi kependudukan, kondisi penggunaan lahan, serta kondisi iklim dan curah hujan.
2.1.1. Kondisi Alam
Berdasarkan data yang diambil dari DKI Jakarta dalam Angka tahun 2007, Kali Ciliwung pada lingkup pekerjaan, hampir keseluruhan peruntukan lahan‐nya digunakan sebagai tempat usaha Perkantoran dan Pergudangan (Office and Warehouse), Permukiman (Housing), dan Perindustrian (Industry), sedangkan sisanya merupakan daerah resapan berupa taman (Park) dan fasilitas lain. Hal ini menunjukkan betapa padatnya penggunaan lahan di DKI Jakarta, Kota Depok dan juga mulai berkembang ke Kabupaten Bogor, sehingga dapat dipastikan semakin berkurangnya daerah resapan.
Tabel berikut menunjukkan kurangnya daerah resapan akibat
perkembangan kota DKI Jakarta yang dari tahun ke tahun semakin berkurang.
Pengendalian Banjir Sungai Ciliwung STA 165 – STA 705 - 11 -
Kotamadya/Kabupaten Perumahan Industri
Perkantoran dan
Pergudangan Taman Lain-lain
Luas Total Area Municipality/Regency Housing Industry Office and
Warehouse Park Others Total Area
Jakarta Selatan 10,428.44 236.08 1,757.50 190.91 1,960.07 14,573.00
Jakarta Timur 13,351.00 972.44 1,997.55 262.14 2,189.87 18,773.00
Jakarta Pusat 2,755.69 165.74 1,123.73 248.60 496.24 4,790.00
Jakarta Barat 7,464.16 185.44 1,228.70 189.23 3,547.47 12,615.00
Jakarta Utara 8,119.97 1,744.80 1,259.89 116.61 2,978.73 14,220.00
Kep. Seribu 321.35 275.17 92.70 0.00 491.78 1,181.00
Total 42,440.610 3,579.670 7,460.070 1,007.490 11,664.160 66,152.000
2005 44,196.11 3,559.00 8,262.38 1,084.89 9,049.62 66,152.00
2004 43,788.57 4,417.87 7,445.85 914.69 9,584.40 66,152.00
2003 44,052.27 4,259.60 7,342.88 800.91 9,696.23 66,152.00
2002 44,414.00 3,764.98 7,174.63 1,009.56 9,788.81 66,152.00
Tabel 2.1. Luas Tanah dan Penggunaannya Menurut Daerah
(Sumber : BPSDA Ciliwung Cisadane)
2.1.2. Kondisi Administrasi dan Geografis
Sungai Ciliwung adalah salah satu sungai yang melewati wilayah administratif DKI Jakarta, Kota Depok, Kota Bogor dan Kabupaten Bogor, yang bermuara di Banjir Kanal Barat (BKB) menuju ke Laut Jawa.
Secara geografis lokasi pekerjaan terletak di DKI Jakarta dan Kota Depok pada 6°12’ Lintang Selatan (LS) dan 106°48’ Bujur Timur (Bujur Timur).
Sedangkan batas‐batas wilayah pekerjaan adalah :
Utara : Jakarta Pusat, Jakarta Selatan dan Jakarta Timur Selatan : Kota Depok (Kecamatan Beji)
Barat : Jakarta Selatan dan Kota Depok (Kelurahan Pondok Cina Kecamatan Beji)
Timur : Jakarta Timur dan Kota Depok (Kelurahan Pasir Gunung
Selatan Kecamatan Cimanggis)
Pengendalian Banjir Sungai Ciliwung STA 165 – STA 705 - 12 -
Gambar 2.1. Ruang Lingkup Sungai Ciliwung 2.1.3. Kondisi Geomorfologi
Secara garis besar lokasi pekerjaan di Sungai Ciliwung sepanjang ±40 km yang dimulai dari Pintu Air Manggarai Jakarta ke arah hulu sampai dengan Kota Depok dan Kabupaten Bogor dapat dibagi menjadi 2 (dua) satuan morfologi, yang meliputi :
1. Morfologi Daerah Pantai
Morfologi daerah dataran pantai dicirikan melalui kondisi permukaan
tanahnya yang datar dengan ketinggian antara 0‐15 meter di atas permukaan
laut (DPL). Daerah dataran ini mempunyai lebar antara 7‐40 km yang meliputi
tanggul pematang pantai, daerah rawa dan dataran delta. Dataran ini dikenal
sebagai Dataran Rendah Jakarta. Maka dari itu sebagian Wilayah Sungai Ciliwung
berada pada Dataran Rendah yang apabila terjadi genangan air, surutnya
memerlukan waktu yang relatif lama.Hal ini yang memerlukan penanganan agar
genangan air tersebut cepat surut dengan waktu yang singkat.
Pengendalian Banjir Sungai Ciliwung STA 165 – STA 705 - 13 - 2. Morfologi Daerah Kipas Endapan Gunung Api Bogor
Morfologi Daerah Kipas Endapan Gunung Api Bogor ini menyebar dari arah selatan ke utara dengan Kabupaten Bogor sebagai puncaknya. Daerah ini ditempati oleh rempah‐rempah gunung api berupa tuf, konglomerat serta lapisan breksi yang sebagian besar telah mengalami pelapukan kuat dengan batuan berwarna merah kecoklatan.
2.1.4. Kondisi Geologi
Sesuai dengan data penelitian mengenai kondisi geologi yang telah
dilakukan oleh Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane Direktorat Jenderal
Sumber Daya Air, Departemen Pekerjaan Umum, kondisi geologi di sepanjang
lokasi pekerjaan di Sungai Ciliwung sepanjang ±40 km yang dimulai dari Pintu Air
Manggarai Jakarta ke arah hulu sampai dengan Kota Depok dan Kabupaten Bogor
sesuai dengan peta geologi regional bersistem, merupakan daerah endapan
pantai yang terdiri dari jenis tanah endapan Batuan Pasir Tufan dan
Konglomeratan Kipas Aluvium (Qav) dan Batuan Aluvium (Qa), Jenis tanah
endapan tersebut untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.2 berikut ini :
Pengendalian Banjir Sungai Ciliwung STA 165 – STA 705 - 14 -
(Sumber : BPSDA Ciliwung Cisadane)
Gambar 2.2. Peta Geologi Regional Lokasi Pekerjaan
¾ Qav (Batuan Pasir Tufan dan Konglomeratan Kipas Aluvium)
Tuf halus berlapis, tuf konglomeratan berselang‐seling dengan tuf pasiran dan tuf batuapung. Tuf halus, kelabu muda, berlapis tipis, pejal, merupakan bagian bawah dari satuan ini; tebal yang tersingkap pada jenis ini ±2 meter. Tuf konglomeratan, putih kekuningan, kemas terbuka, pemilahan buruk,
Akhir Lokasi Pekerjaan di Pondok Cina Pintu Air Manggarai
Banjir Kanal Barat
Pengendalian Banjir Sungai Ciliwung STA 165 – STA 705 - 15 - membundar tanggung‐membundar sempurna, berbutir 1‐3 cm, tersusun oleh andesit dan kuarsa, matrik tuf halus, tebal ±1,5 meter. Tuf pasiran, kelabu muda, pemilahan buruk, berbutir halus‐kasar, membundar tanggung‐membundar , bersusunan andesitan, berselang‐selingdengan tuf konglomeratan. Tuf batu apung, kuning kecoklatan, kemerahan, mengandung konkresi besi (2‐3 cm) dan fragmen batu apung, membundar garis tengah 3‐5 cm dan kerikil kuarsayang bundar, menindih langsung tuf konglomeratan. Tebal ±3 meter.
Satuan ini membentuk morfologi kipas dengan pola aliran “dischotomic”.
Pengendapannya diduga pada lingkungan darat, bahan pembentuknya diperkirakan berasal dari batuan gunung api muda di Dataran Tinggi Bogor. Umur satuan ini diduga Plistosen Akhir atau lebih muda. Tebal satuan ini ±300 meter.
Satuan ini terhampar sangat luas dari selatan ke utara memebntuk kipas aluvium.
¾ Qa (Batuan Aluvium)
Terdiri dari lempung, pasir, kerikil, kerakal dan bongkahan. Secara umum merupakan tanah endapan yang berada pada daerah pantai, endapan pada sungai dan rawa. Sebaran dari satuan ini tersebar di daerah sepanjang pantai utara dan dan sepanjang lembah dari sungai‐sungai besar di wilayah Bogor sampai dengan Jakarta.
2.1.5. Kondisi Iklim dan Curah Hujan
Secara umum iklim di lokasi pekerjaan yang meliputi DKI Jakarta, Kota
Depok dan Kabupaten Bogor terdiri dari dua musim utama, yaitu musim kemarau
dan musim penghujan seperti halnya wilayah lain di Indonesia. Pada bulan Juni
sampai dengan September arus angin berasal dari Australia dan tidak banyak
mengandung uap air, sehingga mengakibatkan musim kemarau. Sebaliknya pada
bulan Desember sampai dengan Maret arus angin banyak mengandung uap air
yang berasal dari Asia dan Samudera Pasifik sehingga terjadi musim penghujan.
Pengendalian Banjir Sungai Ciliwung STA 165 – STA 705 - 16 -
Uraian Description
Pondok Betung
Halim Perdana Kusuma
Cengkareng Jakarta Tanjung Priok
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Suhu/Temperature (oC)
Maksimum/Maximum 35.2 33.7 33.3 34.5 33.8
Minimum/Minimum 23 22.2 23.2 24.5 24.4
Rata-rata/Average 27.5 27.2 27.8 28 28
Kelembaban Udara/Relative Humidity (%)
Maksimum/Maximum 95 89 91 81 84
Minimum/Minimum 77 68 80 67 67
Rata-rata/Average 83 79 84 75 76
Tekanan Udara 1009.3 1012.4 1010.6 1008.8 1009.3
Atmospheric Pressure (mbs)
Arah Angin 0 270 270 270 45
Wind Direction (Point)
Kecepatan Angin 0 5 5 3 4
Wind Velocity (M/SE)
Curah Hujan 335.6 230 118.2 140 50
Rainfall (mm2)
Penyinaran Matahari 37 - 33 25 30
Sunlight (%)
Stasiun Pengamat/Observation Station
Pada tahun 2006 suhu udara yang diamati oleh lima stasiun pengamat tidak menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan, walaupun pengamatan suhu udara amat dipengaruhi oleh tinggi rendahnya titik pengamatan terhadap muka air laut. Secara umum pada lokasi pekerjaan yang diwakili oleh data pengamatan di wilayah DKI Jakarta adalah beriklim panas dengan rata‐rata suhu udara maksimum berkisar 34,1° C pada siang hari dan suhu udara minimum berkisar 23,5° C pada malam hari. Suhu udara maksimum tercatat di stasiun pengamat Pondok Betung yaitu 35,2 C. Sedangkan kelembaban udara maksimum rata‐rata adalah sebesar 88,0% dan rata‐rata minimum sebesar 71,8% dengan rata‐rata curah hujan sepanjang tahun sebesar 174,8 mm 2 .
Tabel 2.2.
Data Rata‐Rata Suhu Udara, Kelembaban, Tekanan Udara, Arah Angin, Kecepatan Angin, Curah Hujan dan Penyinaran Matahari di Stasiun Pengamatan BMG 2006
Sumber : Badan Meteorologi & Geofisika
Pengendalian Banjir Sungai Ciliwung STA 165 – STA 705 - 17 -
Bulan
Month Maksimum Minimum Rata-Rata
Maximum Minimum Average
(1) (2) (3) (4)
Januari/January 34.0 24.2 27.2
Pebruari/February 33.4 24.6 27.8
Maret/March 33.6 24.0 28.1
April/April 34.0 24.0 28.4
Mei/May 34.0 24.2 28.7
Juni/June 34.4 23.9 28.7
Juli/July 34.2 24.2 28.7
Agustus/August 34.2 23.6 28.3
September/September 36.0 23.9 28.7
Oktober/October 35.1 24.6 29.6
Nopember/November 35.0 24.6 29.8
Desember/December 34.5 24.5 28.0
Suhu Udara/Temperature
Bulan Kelembaban Udara/Relative Humidity (%)
Month Maksimum Minimum Rata-Rata
Maximum Minimum Average
(1) (2) (3) (4)
Januari/January 91.0 67.0 80.0
Pebruari/February 92.0 77.0 79.0
Maret/March 88.0 70.0 78.0
April/April 90.0 68.0 75.0
Mei/May 81.0 68.0 75.0
Juni/June 74.0 61.0 71.0
Juli/July 74.0 64.0 69.0
Agustus/August 75.0 64.0 69.0
September/September 74.0 61.0 66.0
Oktober/October 73.0 52.0 66.0
Nopember/November 81.0 68.0 71.0
Desember/December 81.0 67.0 75.0
Tabel 2.3.
Data Suhu Udara Maksimum, Minimum dan Rata‐Rata Menurut Bulan di Stasiun Pengamatan BMG 2006
Sumber : Badan Meteorologi & Geofisika
Tabel 2.4.
Data Kelembaban Udara Maksimum, Minimum dan Rata‐Rata Menurut Bulan di Stasiun Pengamatan BMG 2006
Sumber : Badan Meteorologi & Geofisika
Pengendalian Banjir Sungai Ciliwung STA 165 – STA 705 - 18 -
Bulan Curah Hujan Banyaknya Hari Hujan
Month Rainfall (mm
2) Frequency of Rain (days)
(1) (2) (3)
Januari/January 389.6 25
Pebruari/February 350.0 20
Maret/March 320.0 19
April/April 316.1 17
Mei/May 85.2 12
Juni/June 30.8 5
Juli/July 53.2 4
Agustus/August 0.0 0
September/September 0.2 1
Oktober/October 10.6 1
Nopember/November 26.8 8
Desember/December 140.0 20
Bulan Tekanan Udara Arah Angin Kecepatan Angin Penyinaran Matahari Month Atmospheric
Pressure (mbs)
Wind Direction (Point)
Wind Velocity
(M/SE) Sunlight (%)
(1) (2) (3) (4) (5)
Januari/January 1,009.3 270 3 25
Pebruari/February 1,011.1 330 2 40
Maret/March 1,010.7 330 2 44
April/April 1,009.2 225 3 54
Mei/May 1,010.1 270 2 61
Juni/June 1,010.3 90 2 73
Juli/July 1,011.2 90 2 78
Agustus/August 1,011.3 90 2 93
September/September 1,011.5 90 5 94
Oktober/October 1,011.5 360 2 89
Nopember/November 1,009.7 270 2 75
Desember/December 1,008.8 270 3 25
Tabel 2.5.
Data Curah Hujan dan Banyaknya Hari Hujan Menurut Bulan di Stasiun Pengamatan BMG 2006
Sumber : Badan Meteorologi & Geofisika
Tabel 2.6.
Data Rata‐Rata Tekanan Udara, Arah Angin, Kecepatan Angin, Penyinaran Matahari Menurut Bulan di Stasiun Pengamatan BMG 2006
Sumber : Badan Meteorologi & Geofisika
Pengendalian Banjir Sungai Ciliwung STA 165 – STA 705 - 19 -
NO
2(ppm) SO
2(ppm) TSP (mg/m
3) Pb (mg/m
3)
(2) (3) (4) (5)
I Derah Permukiman/Housing Area
1. Dinas Pertamanan 0.021 0.005 158 -
2. Kantor Kec. Cilincing 0.023 0.006 304 -
3. Kantor Kelurahan Tebet 0.037 0.004 219 -
4. Masjid Al-Firdaus 0.024 0.006 223 -
5. IPAK Lubang Buaya 0.017 0.006 155 -
II Daerah Industri/Industry Area
1. PT. JIEP Pulo Gadung 0.025 0.006 347 -
II Daerah Perkantoran/Office Area
1. Masjid Istiqlal 0.029 0.006 243 -
2. Kuningan (BPLHD) 0.043 0.003 233 -
IV Daerah Rekreasi/Recreation Area
1. Dunia Fantasi Ancol 0.022 0.006 217 -
Keterangan :
- Data tidak tersedia
Kriteria Ambien Kualitas Udara (Nilai Baku Mutu) : - Nitrogen Oksida (NO
2) = 0.0500 ppm - Sulfur Dioksida (SO
2) = 0.1000 ppm - TSP = 150 mg/m
3- Pb = 2 mg/m
3Metode Sesaat/Temporary Methode Lokasi Pengukuran
Measure Location (1)