• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis pengaruh crosstalk pada sistem komunikasi Serat optik terhadap jaringan dense wavelength Division multiplexing (dwdm)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis pengaruh crosstalk pada sistem komunikasi Serat optik terhadap jaringan dense wavelength Division multiplexing (dwdm)"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

SISTEM KOMUNIKASI SERAT OPTIK

2.1 Umum

Seiring perkembangan teknologi pada bidang telekomunikasi saat ini banyak perusahaan di bidang telekomunikasi yang mulai menggunakan teknologi serat optik guna memberikan layanan yang terbaik, mudah dan cepat untuk masyarakat selain untuk persaingan yang kian ketat. Dengan perkembangan teknologi dalam bidang telekomunikasi memungkinkan penyediaan sarana telekomunikasi dalam biaya yang relatif lebih rendah, mutu pelayanan yang tinggi, cepat, aman, serta ditunjang oleh kapasitas yang besar dalam pengiriman informasi [1].

(2)

Teknologi serat optik adalah suatu teknologi komunikasi yang menggunakan media cahaya sebagai penyalur informasi. Pada teknologi ini terjadi perubahan informasi yang biasanya berbentuk sinyal elektris menjadi sinyal optik (cahaya), yang kemudian disalurkan melalui kabel serat optik dan diterima pada sisi penerima untuk diubah kembali menjadi sinyal elektris.

Keunggulan transmisi serat optik dibanding transmisi lainnya antara lain [2]: 1. Redaman transmisi yang kecil

2. Range Frekuensi yang lebar

3. Ukuran lebih kecil, simple dan ringan

4. Bebas interferensi gelombang elektromagnetik

Prinsip kerja dari serat optik ini adalah sinyal awal/source yang berbentuk sinyal listrik ini pada transmitter diubah oleh transducer elektrooptik (Dioda/Laser Dioda) menjadi gelombang cahaya yang kemudian ditransmisikan melalui kabel serat optik menuju penerima/receiver yang terletak pada ujung lainnya dari serat optik, pada penerima/receiver sinyal optik ini diubah oleh transducer optoelektronik (Photo Dioda/Avalanche Photo Dioda) menjadi sinyal elektris kembali. Dalam perjalanan sinyal optik dari transmitter menuju receiver akan terjadi redaman cahaya di sepanjang kabel optik, sambungan-sambungan kabel dan konektor-konektor di perangkatnya, oleh karena itu jika jarak transmisinya jauh maka diperlukan sebuah atau beberapa repeater yang berfungsi untuk memperkuat gelombang cahaya yang telah mengalami redaman sepanjang perjalanannya. Jenis-jenis serat optik berdasarkan sifat karakteristiknya secara global dapat dibagi menjadi 2 yaitu Single Mode dan Multi Mode [2].

(3)

listrik lalu dirubah lagi ke optik/cahaya. Sinyal ini kemudian dilewatkan melalui serat optik, yang setelah sampai di penerima nanti, cahaya tersebut diubah kembali ke listrik dan akhirnya diterjemahkan menjadi sinyal informasi seperti pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1 Blok Diagram Sistem Komunikasi Serat Optik

Serat optik terbuat dari bahan dielektrik yang terdiri dari bahan inti yaitu kaca (glass) dan lapisan pelindung yaitu plastik. Di dalam serat inilah energi cahaya yang dibangkitkan oleh sumber cahaya, disalurkan (ditransmisikan) sehingga dapat diterima diujung unit penerima (receiver) seperti pada Gambar 2.2 [3].

(4)

2.1.2 Struktur Serat Optik

Pada setiap tabung tube dapat berisi 6, 8 atau 12 serat optik yang berukuran sangat kecil, dimana serat optik sendiri terdiri dari 3 bagian dasar, yaitu [3]:

1. Inti (core) 2. Jaket (cladding) 3. Mantel (coating)

Gambar 2.3 Struktur Kabel Serat Optik

Berdasarkan Gambar 2.3 terlihat bahwa struktur serat optik terdiri coating, cladding, dan core. Struktur tersebut mamiliki pengertian sebagai berikut [3]: 1. Inti (Core)

Bagian yang paling utama dinamakan bagian inti (core), dimana gelombang cahaya yang dikirimkan akan merambat dan mempunyai indeks bias lebih besar dari lapis kedua. Inti (core) terbuat dari bahan kaca (glass) yang berdiameter 2 ȝm – 50 ȝm, dalam hal ini tergantung dari jenis serat optiknya. Ukuran core juga dapat mempengaruhi karakteristik serat optik tersebut.

2. Jaket (Cladding)

(5)

lebih kecil dari core. Cladding merupakan sekubung dari core. Diameter cladding berkisar antara 5 ȝm – 250 ȝm[3]. Hubungan indeks bias antara core dan cladding akan mempengaruhiperambatan cahaya pada core (mempengaruhi besarnya sudut kritis).

3. Mantel (Coating)

Coating merupakan bagian terluar dari suatu serat optik yang terbuat dari bahan plastik yang berfungsi untuk melindungi serat optik dari kerusakan, pada coating juga terdapat warna yang membedakan urutan core.

2.2 Jenis – jenis Serat Optik

Jenis – jenis serat optik menurut perambatannya ada 2 bagian ialah Single Mode dan Multi Mode

2.2.1 Single Mode

Single mode yaitu mempunyai inti yang kecil antara 8-10 micron) dan berfungsi mengirimkan sinar laser inframerah (panjang gelombang 1300-1550 nanometer). Karena dimensinya sangat kecil, maka hanya ada 1 (satu) mode cahaya yang lewat didalamnya. Pada jenis single mode step index baik core maupun cladding nya dibuat dari bahan silica glass. Ukuran core yang jauh lebih kecil dari cladding nya dibuat demikian agar rugi-rugi transmisi berkurang akibat fading seperti pada Gambar 2.4 [3].

(6)

Single mode step index mempunyai karakteristik sebagai berikut [3]:

1. Serat optik single mode step index memiliki diamater core yang sangat kecil jika dibandingkan dengan cladding nya.

2. Ukuran diameter core antara 8 ȝm – 12 ȝm.

3. Cahaya hanya merambat dalam satu mode saja yaitu sejajar dengan serat sumbu optik.

4. Memiliki redaman yang sangat kecil. 5. Memiliki bandwidth yang lebar.

6. Digunakan untuk transmisi data dengan bit rate tinggi.

2.2.2 Multi Mode

Multi Mode yaitu mempunyai inti yang lebih besar ( berdiameter 0.0025 inch atau 62.5 micron) dan berfungsi mengirimkan sinar laser inframerah (panjang gelombang 850-1300 nanometer) dengan banyak mode cahaya yang lewat di dalamnya. Pada serat optik multi mode step index pulsa disisi terima akan lebih besar dibandingkan dengan pulsa disisi kirim. Pelebaran pulsa mengakibatkan adanya perbedaan bit-bit data yang ditransmisiskan.

(7)

Gambar 2.5 Perambatan Gelombang pada Multi Mode

2.3 Alat Ukur Transmisi Optik

Dalam pengukuran karakteristik optik digunakan alat ukur OTDR (Optical Time Domain Reflectometer) dan Power Meter yang duraikan sebagai berikut[4].

2.3.1 Optical Time Domain Reflektometer (OTDR)

OTDR (Optical Time Domain Reflectometer) adalah alat yang digunakan untuk mendapatkan gambar secara visual karakteristik dari redaman sebuah fiber dalam suatu jaringan. Selain itu, OTDR merupakan alat untuk menentukan lokasi dari fiber optik yang terputus dan juga dapat digunakan untuk menentukan rugi-rugi (loss) pada tiap sambungan atau konektor.

Pada intinya OTDR memiliki 4 fungsi utama, yaitu[4]: 1. Dapat menentukan jarak lokasi pada jaringan yang patah.

2. Dapat menentukan loss dari setiap splice atau total end to end loss. 3. Dapat menentukan redaman serat sepanjang link.

(8)

Prinsip kerja OTDR adalah dengan mengirimkan pulsa cahaya ke serat optik berupa sinar laser sampai ke ujung core yang di ukur. Cahaya yang dikirimkan sebagian dipantulkan kembali ke OTDR, hal tersebut terjadi karena ketidakmurnian dan ketidaksempurnaan serat optik sehingga menyebabkan refleksi sepanjang serat.

Gambar 2.5 Blok Diagram OTDR

(9)

besarnya dan ditampilkan di layar display. Lamanya waktu antara pulsa yang dibangkitkan dan pulsa yang diterima akan diukur dan dapat dikonversikan menjadi jarak antara pesawat OTDR dengan EVENT tersebut (splicing, konektor, ujung kabel dan lain – lain).

Beberapa fungsi yang dapat dilakukan oleh OTDR yaitu :

1. Mengukur Loss per satuan panjang Loss Pada saat Instalasi serat optik mengasumsikan redaman serat optik tertentu dalam loss persatuan panjang. OTDR dapat mengukur redaman sebelum dan setelah instalasi sehingga dapat memeriksa adanya ketidaknormalan seperti bengkokan (bend) atau beban yang tidak diinginkan.

2. Mengevaluasi sambungan dan konektor

Pada saat instalasi OTDR dapat memastikan apakah redaman sambungan dan konektor masih berada dalam batas yang diperbolehkan.

3. Fault Location

(10)

2.3.2 Power Meter

Power meter optik adalah peralatan penting untuk pengukuran daya dalam sistem komunikasi serat optik. Pengukuran daya adalah salah satu dasar banyak pengukuran serat optik. Nilai untuk pengukuran rugi -rugi dengan daya pada kirim (sumber) atau daya pada akhri penerima yang berbeda – beda. Jenis optical power meter menggunakan bahan semikonduktor photodetector seperti Silicon (Si), Germanium (Ge), atau Indium Gallium Arsenide (InGaAs), tergantung pada panjang gelombang yang digunakan. Si detector digunakan pada daerah panjang gelombang 850 nm, sedangkan Ge dan InGaAs detector adalah jenis yang digunakan pada daerah panjang gelombang 1310 and 1550 nm[4].

2.4 Sejarah Perkembangan DWDM

Pada mulanya, teknologi WDM, yang merupakan cikal bakal lahirnya DWDM, berkembang dari keterbatasan yang ada pada sistem serat optik, dimana pertumbuhan trafik pada sejumlah jaringan backbone mengalami kecepatan yang tinggi sehingga kapasitas jaringan tersebut dengan cepatnya terisi. Hal ini menjadi dasar pemikiran untuk memanfaatkan jaringan yang ada dibandingkan membangun jaringan baru.

(11)

dispersi yang semakin kehadirannya semakin significant yang menyebabkan terbatasnya jumlah panjang-gelombang 2-8 buah saja di kala itu.

Pada perkembangan selanjutnya, jumlah panjang-gelombang yang dapat diakomodasikan oleh sehelai serat optik bertambah mencapai puluhan buah dan kapasitas untuk masing-masing panjang gelombang pun meningkat pada kisaran 10 Gbps, kemampuan ini merujuk pada apa yang disebut DWDM. Teknologi WDM pada dasarnya adalah teknologi transport untuk menyalurkan berbagai jenis trafik (data, suara, dan video) secara transparan, dengan menggunakan panjang gelombang yang berbeda-beda dalam suatu fiber tunggal secara bersamaan. Implementasi WDM dapat diterapkan baik pada jaringan long haul (jarak jauh) maupun untuk aplikasi short haul (jarak dekat)[5].

2.4.1 DWDM

Dense Wavelength Division Multiplexing (DWDM) merupakan suau teknik transmisi yang yang memanfaatkan cahaya dengan panjang gelombang yang berbeda-beda sebagai kanal-kanal informasi, sehingga setelah dilakukan proses multiplexing seluruh panjang gelombang tersebut dapat ditransmisikan melalui sebuah serat optik.

Gambar 2.7 Prinsip dasar sistem DWDM

(12)

memultipleksikan sumber-sumber sinyal yang ada. Menurut definisi, teknologi DWDM dinyatakan sebagai suatu teknologi jaringan transport yang memiliki kemampuan untuk membawa sejumlah panjang gelombang (4, 8, 16, 32, dan seterusnya) dalam satu fiber tunggal. Artinya, apabila dalam satu fiber itu dipakai empat gelombang, maka kecepatan transmisinya menjadi 4x10 Gbs (kecepatan awal dengan menggunakan teknologi SDH).

Teknologi DWDM beroperasi dalam sinyal dan domain optik dan memberikan fleksibilitas yang cukup tinggi untuk memenuhi kebutuhan akan kapasitas transmisi yang besar dalam jaringan. Kemampuannya dalam hal ini diyakini banyak orang akan terus berkembang yang ditandai dengan semakin banyaknya jumlah panjang gelombang yang mampu untuk ditramsmisikan dalam satu fiber.

Pada perkembangan selanjutnya, teknologi DWDM ini tidak saja dipergunakan pada jaringan utama (backbone), melainkan juga pada jaringan akses di kota-kota metropolitan di seluruh dunia, seperti halnya New York yang memiliki distrik bisnis yang terpusat. Alasan utama yang mendorong penggunaan DWDM pada jaringan akses ini tentu saja kemampuan sehelai serat optik yang sudah mampu mengakomodasikan puluhan bahkan ratusan panjang-gelombang. Sehingga, setiap perusahaan penyewa dapat memiliki 'jaringan' masing-masing.

(13)

kebutuhan dengan daerah tujuan yang sama ataupun berbeda. Metode penyewaan panjang-gelombang ini pula yang saat ini banyak dilakukan oleh carriers, khususnya yang tergolong baru, di kawasan Eropa, di mana traffic telepon dan internet di kota-kota besar di kawasan tersebut menunjukkan pertumbuhan yang sangat tinggi.

(14)

2.4.2 Pemilihan DWDM

Secara umum ada beberapa alternatif cara yang dapat ditempuh untuk memenuhi kebutuhan kapasitas akibat perkembangan trafik yang sangat cepat, yaitu:

1. Menambah fiber

Jika tidak ada core fiber yang tersisa, maka diperlukan upaya penanaman kabel yang berisi sejumlah core fiber, dengan memperhitungkan ketersediaan duct yang ada (terutama untuk kabel jenis conduit). Cara ini selain agak rumit juga relatif mahal.

2. Memperbesar kecepatan transmisi

Penggantian perangkat/modul eksisting dengan sistem/kapasitas yang baru (Sistem SDH kapasitas STM-64) dengan kapasitas yang lebih besar. Cara ini menemui hambatan dengan keterbatasan kapasitas terbesar sistem SDH (STM-64).

3. Mengimplementasikan WDM

Cara lain yang jauh lebih ekonomis dan berorientasi ke masa depan adalah dengan menerapkan sistem WDM. Sistem WDM ini memanfaatkan sistem SDH yang sudah ada (solusi terintegrasi) dengan memultiplekskan sumber-sumber sinyal yang ada, pada domain Ȝ, pada komponen pasif WDM.

(15)

dorongan pertumbuhan trafik dan proyeksi kebutuhan trafik masa depan terbukti sangat besar.

Secara umum ada beberapa faktor yang menjadi landasan pemilihan teknologi DWDM ini, yaitu[5]:

1. Menurunkan biaya instalasi awal, karena implementasi DWDM berarti kemungkinan besar tidak perlu menggelar fiber baru, cukup menggunakan fiber eksisting (sesuai ITU-T G.652 atau ITU-T G.655) dan mengintegrasikan perangkat SDH eksisting dengan perangkat DWDM

2. Dapat dipakai untuk memenuhi demand yang berkembang, dimana teknologi DWDM mampu untuk melakukan penambahan kapasitas dengan orde n x 2,5 Gbps atau n x 10 Gbps (n= bilangan bulat).

3. Dapat mengakomodasikan layanan baru (memungkinkan proses rekonfigurasi dan transparency). Hal ini dimungkinkan karena sifat dari operasi teknologi DWDM yang terbuka terhadap protokol dan format sinyal (mengakomodasi format frame SDH).

2.5 Konsep Dasar DWDM

(16)

sinyal, maka diperlukan penguatan sinyal sepanjang jalur transmisi. Sebelum ditransmisikan sinyal ini diperkuat terlebih dahulu dengan menggunakan penguat akhir (post amplifier) untuk mencapai tingkat daya sinyal yang cukup. ILA (in line amplifier) digunakan untuk menguatkan sinyal sepanjang saluran transmisi. Sedangkan penguat awal (pre-amplifier) digunakan untuk menguatkan sinyal sebelum dideteksi. DEMUX (demultiplexer) digunakan pada ujung penerima untuk memisahkan antar panjang gelombang yang selanjutnya akan dideteksi menggunakan photodetector. Multiplexing serentak kanal masukan dan demultiplexing kanal keluaran dapat dilakukan oleh komponen yang sama, yaitu multiplexer/demultiplexer[5].Gambar 2.8 memperlihatkan Konsep Dasar DWDM.

Gambar 2.8 Konsep Dasar DWDM

2.6 Rentang Frekuensi DWDM

(17)

frekuensi tersebut juga masih terbagi atas beberapa band frekuensi yaitu O, E, S, C, L dan U[6].Gambar 2.9 memperlihatkan Rentang Frekuensi / Window.

Gambar 2.9 Rentang Frekuensi / Window

Tabel 2.1 Rentang Frekuensi

Lebar Pita

(Bandwidth ) Keterangan

Rentang Panjang Gelombang

O band Original 1260 to 1360 nm

E band Extended 1360 to 1460 nm

S band short wavelengths 1460 to 1530 nm C band conventional ("erbium window") 1530 to 1565 nm L band long wavelengths 1565 to 1625 nm U band Ultra long wavelengths 1625 to 1675 nm

2.7 Cara Kerja Sumber Cahaya

(18)

dengan 1625 nm untuk L band. Jarak atau spacing antara 1 kanal dengan kanal lain atau 1 panjang gelombang (lambda) dengan panjang gelombang lain umumnya berkisar antara 200GHz, 100GHz dan 50 GHz atau setara dengan 0,4 nm, 0,8 nm dan 1,6 nm. Dan sedang dikembangkan untuk spacing yang lebih rapat pada 25 GHz dan 12.5 GHz atau yang setara dengan 0,2 dan 0,1 nm (yang nantinya disebut sebagai Ultra DWDM). Jarak atau spacing tersebut diperlukan agar tidak terjadi interferensi atau percampuran kanal yang masing-masing terhadap sinyal traffic, sehingga proses multipleksing dan demultipleksing nantinya berlangsung sesuai dengan yang diharapkan.

Gambar 2.10 Spacing Antar Kanal DWDM

2.8 Sistem DWDM

Secara umum sistem DWDM melakukan fungsi-fungsi sebagai berikut[6]: 1. Menghasilkan sinyal. Sumber cahaya (LASER atau LED) harus

menyediakan cahaya yang stabil dengan spesifikasi tertentu, bandwitdh yang sempit yang membawa data digital, dimodulasi sebagai suatu sinyal analog.

2. Menggabungkan sinyal. DWDM menggunakan multiplekser untuk menggabungkan sinyal-sinyal masukan.

(19)

berpengaruh seperti spasi / jarak kanal, toleransi panjang gelombang cahaya dan tingkatan daya LASER.

4. Penguatan sinyal dan regenator. Sinyal yang dilewatkan melalui serat optik harus mengalami penguatan. Penguat sinyal berfungsi untuk menguatkan sinyal yang diterima untuk diteruskan kembali, sementara regenerator selain memiliki kemampuan untuk menguatkan sinyal juga dapat memperbaiki kualitas sinyal yang diterima, sehingga sinyal keluarannya memiliki kualitas yang baik.

Gambar 2.11 Sistem DWDM

2.8.1 Keunggulan DWDM

Secara umum keunggulan teknologi DWDM adalah sebagai berikut[5]: 1. Tepat untuk diimplementasikan pada jaringan telekomunikasi jarak jauh

(long haul) baik untuk sistem point-to-point maupun ring topology.

2. Lebih fleksibel untuk mengantisipasi pertumbuhan trafik yang tidak terprediksi.

3. Transparan terhadap berbagai bit rate dan protokol jaringan

4. Tepat untuk diterapkan pada daerah dengan perkembangan kebutuhan Bandwidth sangat cepat.

(20)

diperuntukkan bagi implementasi di area metro. Area metro menjadi penting terutama karena dorongan pertumbuhan trafik data yang significant pada area ini. 2.8.2 Teknik Operasional DWDM

Pada dasarnya, teknologi WDM (awal adanya teknologi DWDM) memiliki prinsip kerja yang sama dengan media transmisi yang lain. yaitu untuk mengirimkan informasi dari suatu tempat ke tempat yang lain. Namun, dalam teknologi ini dalam suatu kabel atau serat optik dapat dilakukan pengiriman bersamaan banyak informasi secara bersamaan melalui kanal yang berbeda. Setiap kanal ini dibedakan dengan menggunakan prinsip perbedaan panjang gelombang (wavelength) yang dikirimkan oleh sumber informasi. Sinyal informasi yang dikirimkan awalnya diubah menjadi panjang gelombang yang sesuai dengan panjang gelombang yang tersedia pada kabel serat optik kemudian dimultipleksikan pada satu fiber. Dengan teknologi DWDM ini, pada satu kabel serat optik dapat tersedia beberapa panjang gelombang yang berbeda sebagai media transmisi yang biasa disebut dengan kanal[5]. Gambar 2.12 mengilustrasikan pengiriman informasi pada WDM.

Gambar 2.12 Ilustrasi pengiriman informasi pada WDM 2.8.3 Komponen penting pada DWDM

(21)

sehingga teknologi ini dapat diaplikasikan pada beberapa jaringan optik seperti SONET dan yang lainnya.

Komponen-komponennya adalah sebagai berikut[7]:

1. Transmitter yaitu komponen yang menjembatani antara sumber sinyal informasi dengan multiplekser pada sistem DWDM. Sinyal dari transmitter ini akan dimultipleks untuk dapat ditansmisikan.

2. Receiver yaitu komponen yang menerima sinyal informasi dari demultiplekser untuk dapat dipilah berdasarkan macam-macam informasi.

3. DWDM terminal multiplexer. Terminal mux sebenarnya terdiri dari transponder converting wavelength untuk setiap signal panjang gelombang tertentu yang akan dibawa. Transponder converting wavelength menerima sinyal input optic (sebagai contoh dari system SONET atau yang lainnya), mengubah sinyal tersebut menjadi sinyal optic dan mengirimkan kembali sinyal tersebut menggunakan pita laser 1550 nm. Terminal mux juga terdiri dari multiplekser optikal yang mengubah sinyal 550 nm dan menempatkannya pada suatu fiber SMF-28.

(22)

Gambar 2.13 Erbium-doped Optical Fiber

Sistem yang biasa dipakai pada fiber amplifier ini adalah sistem EDFA, namun karena bandwith dari EDFA ini sangat kecil yaitu 30 nm (1530 nm-1560 nm), namun minimum attenuasi terletak pada 1500 nm sampai 1600 nm. Kemudian digunakan DBFA (Dual band fiber amplifier) dengan bandwidth 1528 nm to 1610 nm. Kedua jenis amplifier ini termasuk jenis EBFA (extended band filter amplifier) dengan penguatan yang tinggi, saturasi yang lambat dan noise yang rendah. Teknologi amplifier optik yang lain adalah sistem Raman Amplifier yang merupakan pengembangan dari sistem EDFA. 5. DWDM terminal demux. Terminal ini mengubah sinyal dengan banyak

(23)

Bragg Grating Dichronic Filter

Gambar 2.14 FBG dan Dichroic filter

6. Optical supervisory channel. OSC merupakan tambahan panjang gelombang yang selalu ada di antara 1510 nm-1310 nm. OSC membawa informasi optik multi wavelength sama halnya dengan kondisi jarak jauh pada terminal optic atau daerah EDFA. Jadi OSC selalu ditempatkan pada daerah intermediate amplifier yang menerima informasi sebelum dikirimkan kembali. Gambar 2.15 memperlihatkan Aplikasi sistem DWDM.

(24)

2.8.4 Aplikasi DWDM

Dalam aplikasi DWDM terdapat beberapa elemen yang memiliki spesifikasi khusus disesuaikan dengan kebutuhan sistem[8]. Elemen tersebut adalah:

1. Wavelength Multiplexer/Demultiplexer

Wavelength Multiplexer berfungsi untuk memultiplikasi kanal-kanal panjang gelombang optik yang akan ditransmisikan dalam serat optik. Sedangkan wavelength demultiplexer berfungsi untuk mendemultiplikasi kembali kanal panjang gelombang yang ditransmisikan menjadi kanal-kanal panjang gelombang menjadi seperti semula.

2. OADM (Optical Add/Drop Multiplexer)

Di antara titik multiplexing dan demultiplexing dalam sistem DWDM merupakan daerah dimana berbagai macam panjang gelombang berada, pada beberapa titik sepanjang span ini sering diinginkan untuk dihilangkan atau ditambah dengan satu atau lebih panjang gelombang. OADM (Optical Add/Drop Multiplexer) inilah yang digunakan untuk melewatkan sinyal dan melakukan fungsi add and drop yang bekerja pada level optik.

3. OXC (Optical Cross Connect)

(25)

4. OA (Optical Amplifier)

Merupakan penguat optik yang bekerja dilevel optik, yang dapat berfungsi sebagai pre-amplifier, in line-amplifier dan post-amplifier.

2.9 Channel Spacing

Channel spacing menentukan sistem performansi dari DWDM. Standard channel spacing dari ITU adalah 50 GHz sampai 100 GHz (100 GHz akhir-akhir ini sering digunakan). Spacing (sekat) ini membuat channel dapat dipakai dengan memperhatikan batasan-batasan fiber amplifier. Channel spacing bergantung pada komponen sistem yang dipakai[7]. Channel spacing merupakan sistem frekuensi minimum yang memisahkan 2 sinyal yang dimultipleksikan. Atau bias disebut sebagai perbedaan panjang gelombang diantara 2 sinyal yang ditransmisikan. Amplifier optic dan kemampuan receiver untuk membedakan sinyal menjadi penentu dari spacing pada 2 gelombang yang berdekatan.Gambar 2.16 memperlihatkan karakteristik DWDM.

Gambar 2.16 Karakteristik DWDM

(26)

Dengan demikian, hal ini sangat bergantung pada sistem komponen yang digunakan. Salah satu contohnya adalah pada demultiplekser DWDM yang harus memenuhi beberapa kriteria di antaranya adalah bahwa demux harus stabil pada setiap waktu dan pada berbagai suhu, harus memiliki penguatan yang relatif besar pada suatu daerah frekuensi tertentu dan dapat tetap memisahkan sinyal informasi sehingga tidak terjadi interferensi antar sinyal. Sistem yang sebelumnya sudah dijelaskan yaitu FBG (Fiber Bragg Grating) mampu memberikan spacing channel tertentu seperti pada Gambar 2.17.

Gambar 2.17 Channel Spacing DWDM Fiber Bragg Grating Tiga dasar kriteria dalam teknik DWDM adalah .:

a. Insertion loss yaitu jumlah power yang hilang dalam fiber optik line dari penambahan komponen sebuah DWDM kopling.

b. Channel width yaitu range panjang gelombang yang dialokasikan kepada sebuah sumber optik tertentu.

Gambar

Gambar 2.1  Blok Diagram Sistem Komunikasi Serat Optik
Gambar 2.3  Struktur Kabel Serat Optik
Gambar 2.4  Perambatan Gelombang pada Single Mode
Gambar 2.5  Perambatan Gelombang pada Multi Mode
+7

Referensi

Dokumen terkait

tersembunyi ( hidden curriculum ) yang hanya disisipkan dalam kegiatan pembelajaran utama. Pendidik pada zaman bersaing ini nampaknya perlu mengembangkan aspek

Salah satu teknologi dari teknik transmisi menggunakan serat optik adalah DWDM (Dense Wavelength Division Multiplexing) yang memanfaatkan cahaya dengan panjang

Teknologi CWDM dan DWDM didasarkan pada konsep yang sama yaitu menggunakan beberapa panjang gelombang cahaya pada sebuah serat optik, tetapi kedua teknologi tersebut berbeda

Bimbingan Kelompok adalah layanan bimbingan yang memungkinkan sejumlah peserta didik secara bersama-sama memperoleh berbagai bahan dari narasumber tertentu (terutama

Teknik permainan dalam bimbingan kelompok diperkirakan tepat digunakan sebagai salah satu bentuk permainan yang dapat diberikan kepada siswa yang memiliki kemampuan

Alternatif lain adalah dengan mengirimkan tiap isyarat optik pada sebuah panjang gelombang yang berbeda, yang disebut Wavelength Division Multiplexing (WDM), yang dapat

Berdasarkan wawancara penulis dengan beberapa peserta calon pegawai negeri sipil yang akan mendaftarkan, sebagain besar setuju sistem rekrutmen CPNS dilakukan

CCITT telah dan jawab telah untuk ar i ngan ak an diterminasikan oleh NT1. Akan tetapi di USA al ini telah di tentukan secara I-esmi bahwa NT1 akan men