• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS FAKTOR PENYEBAB MINAT ANGGOTA KSPPS DALAM MEMANFAATKAN PRODUK PEMBIAYAAN KOPERASI SYARIAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS FAKTOR PENYEBAB MINAT ANGGOTA KSPPS DALAM MEMANFAATKAN PRODUK PEMBIAYAAN KOPERASI SYARIAH"

Copied!
71
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS FAKTOR PENYEBAB MINAT ANGGOTA KSPPS DALAM MEMANFAATKAN PRODUK PEMBIAYAAN KOPERASI SYARIAH

(Studi Kasus: KSPPS Al-Ihsan Nagari Tabek Panjang Baso) SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (SE) Pada Prodi S1 Perbankan Syariah

Oleh :

DILA ANGGRAINI NIM: 3316304

PRODI S1 PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BUKITTINGGI

2020

(2)

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT penulis panjatkan karena telah memberikan nikmat kesehatan, kekuatan fikiran yang jernih dari keterbukaan hati sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul Analisis Faktor Penyebab Minat Anggota KSPPS Dalam Memanfaatkan Produk Pembiayaan Koperasi Syariah (Studi Kasus: KSPPS Al Ihsan Nagari Tabek Panjang Baso).

Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (S.E) bagi Mahasiswa Program Studi S1 Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi.

Selama proses penyusunan skripsi ini dari awal sampai akhir tidak lepas dari peranan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini izinkan penulis untuk mengucapkan terima kasih dengan segala kerendahan hati dan penuh rasa hormat, kepada :

1. Ibu Dr. Ridha Ahida, M.Hum selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi serta Bapak dan Ibu Wakil Rektor yang telah memberikan fasilitas kepada penulis dalam menambah ilmu pengetahuan di IAIN Bukittinggi.

2. Bapak Dr. Iiz Izmuddin, S.H, M.H selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi.

3. Ibu Sandra Dewi, S.E, M.M selaku Ketua Jurusan S1 Perbankan Syariah IAIN Bukittinggi yang telah memberikan fasilitas dan kemudahan bagi penulis dalam mengurus segala keperluan yang berhubungan dengan penyelesaian skripsi ini.

4. Bapak Zuwardi, M.A sebagai dosen pembimbing akademik yang telah memberikan arahan dan nasihat yang baik demi kelancaran proses belajarnya penulis.

(3)

ii

6. Bapak dan Ibu Dosen yang telah banyak membekali ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi penulis serta Bapak/Ibu kepegawaian tata usaha Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Bukittinggi.

7. Bapak Wali Nagari Tabek Panjang yang telah memberikan izin kepada penulis untuk mendapatkan data untuk keperluan penelitian penulis.

8. Bapak/Ibu pengurus dan atau pengelola KSPPS Al Ihsan Nagari Tabek Panjang yang telah memberikan penulis izin untuk melakukan penelitian terhadap anggota KSPPS Al Ihsan.

9. Bapak/Ibu Anggota KSPPS Al Ihsan yang telah bersedia menjadi informan untuk penelitian penulis.

10. Bapak/Ibu serta karyawan/karyawati perpustakaan IAIN Bukittinggi yang telah menyediakan fasilitas kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

11. Teman-teman PS.H 2016 yang telah menjadi teman seperjuangan kuliah yang selalu memberikan semangat dan saling merasakan suka duka kuliah bersama penulis.

12. Semua pihak yang telah membantu penulis selama menyelesaikan studi di IAIN Bukittinggi ini.

Semoga segala bantuan dan kebaikan yang telah diberikan mendapat balasan yang terbaik dari Allah SWT. Aamiin Allahumma Aamiin.

Baso, April 2020

Penulis

(4)

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... I DAFTAR ISI ... III ABSTRAK ... VI BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Batasan Masalah ... 6

D. Rumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian... 7

F. Manfaat Penelitian... 7

G. Penjelasan Judul ... 7

H. Kajian Terdahulu ... 9

I. Sistematika Penulisan ... 11

BAB II LANDASAN TEORI A. Minat 1. Pengertian Minat ... 12

2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Minat ... 13

B. Anggota Koperasi 1. Latar Belakang Anggota Koperasi ... 15

2. Kewajiban Anggota Koperasi ... 16

3. Hak Anggota Koperasi ... 18

C. Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah 1. Pengertian KSPPS ... 18

2. Fungsi Dan Tujuan Koperasi... 19

3. Prinsip-prinsip Koperasi ... 19

4. Produk-produk Dan Jasa Koperasi ... 20

(5)

iv E. Pembiayaan Murabahah

1. Pengertian Akad Murabahah ... 24

2. Rukun Dan Syarat Akad Murabahah ... 24

F. Pembiayaan Bai Bitsaman Ajil 1. Pengertian Akad Bai Bitsaman Ajil ... 25

2. Rukun Dan Syarat Akad Bai Bitsaman Ajil ... 26

G. Pembiayaan Mudharabah 1. Pengertian Akad Mudharabah ... 27

2. Rukun Akad Mudharabah ... 27

3. Manfaat Akad Mudharabah ... 27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 29

B. Lokasi Penelitian ... 29

C. Jenis Data ... 30

D. Metode Pengumpulan Data ... 30

E. Teknik Analisa Data ... 31

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Morfologi KSPPS Al Ihsan Nagari Tabek Panjang Baso 1. Sejarah KSPPS Al Ihsan Nagari Tabek Panjang Baso ... 34

2. Legalitas Dan Bentuk Organisasi ... 35

3. Visi Dan Misi ... 35

4. Filosofi Kerja... 36

5. Produk-produk KSPPS Al Ihsan ... 36

6. Struktur Organisasi Dan Uraian Tugas ... 38

7. Ruang Gerak Dan Lokasi Usaha ... 43

(6)

v

8. Pengelola KSPPS Al Ihsan ... 44

9. Prosedur Pembiayaan KSPPS Al Ihsan ... 45

10. Prosedur Pembiayaan Lanjutan KSPPS Al Ihsan ... 47

B. Analisis Data Dan Pembahasan 1. Syaratnya Mudah... 47

2. Proses Pencairan Dana Cepat ... 48

3. Solusi Terbaik Dalam Mendapatkan Modal... 50

4. Bisa Meminjam Sampai Ratusan Juta Rupiah ... 52

5. Pengelolaan Keuangan Lebih Baik Dan Transparan ... 53

6. Tidak Takut Adanya Riba Karena Menggunakan Sistem Bagi Hasil ... 54

7. Bisa Mendapatkan Pinjaman Kilat Dengan Minimal Rp.500.000 rupiah ... 55

8. Proses Pembayarannya Sangat Dipermudah Dan Membina Kepedulian ... 56

9. Kepuasan Terhadap Pelayanan Yang Diberikan oleh KSPPS Al Ihsan ... 57

10. Menyelamatkan Kehidupan Dunia Dan Akhirat ... 58

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan... 59

B. Saran ... 60 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

(7)

vi

dengan NIM. 3316304 Program Studi S1 Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi atas bimbingan Bapak Gusril Basir S.H, M.Hum.

Motivasi peneliti untuk melakukan penelitian ini karena Anggota KSPPS Al Ihsan bertambah setiap tahunnya dan semakin banyak yang menggunakan produk pembiayaan di koperasi syariah ini.

Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat dan menganalisis faktor-faktor apa yang menjadi minat anggota KSPPS dalam memanfaatkan produk pembiayaan koperasi syariah, sehingga KSPPS Al Ihsan sudah mulai populer di kalangan pelaku UMKM.

Jenis Penelitian ini yaitu deskripttif-kualitatif dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan realitas pada objek, penelitian sesuai dengan fakta yang ditemukan di lapangan. Data penelitian ini diperoleh dari data primer yang dilakukan dengan cara wawancara langsung kepada anggota KSPPS Al Ihsan, data sekunder berupa literatur-literatur yang relevan serta mendukung pembahasan yang dibutuhkan dalam penelitian. Teknik pengumpulan data berupa wawancara (interview) dengan anggota KSPPS Al Ihsan dan kepada pengelola KSPPS Al Ihsan untuk mendapatkan feedback yang didapatkan dari wawancara anggota, dan dokumentasi yang didapat dari KSPPS Al Ihsan. Lalu teknik pengolahan dan analisis data dilakukan dengan empat tahapan, yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan (conclusion).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa anggota KSPPS Al Ihsan berminat untuk menggunakan produk pembiayaan yang disajikan oleh KSPPS Al Ihsan adalah secara umum karena syarat-syarat peminjaman yang mudah untuk dipenuhi, proses pencairan dananya yang cepat, menjadi solusi terbaik dalam mendapatkan modal karena bisa meminjam sampai ratusan juta rupiah, pengelolaan keuangan yang lebih baik dan transparan dan tidak takut adanya riba karena menggunakan sistem bagi hasil, bisa mendapatkan pinjaman kilat dengan minimal pinjaman Rp. 500.000 rupiah, proses pembayaran yang sangat dipermudah dan membina kepedulian diantara kedua belah pihak, kepuasan terhadap pelayanan yang diberikan KSPPS Al Ihsan, dan menyelamatkan kehidupan dunia dan akhirat.

Kata Kunci : Minat Anggota, Manfaat Produk, Pembiayaan Koperasi Syariah

(8)

vii

(9)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Manusia sebagai khalifah di muka bumi dan juga sebagai makhluk sosial pada hakekatnya tidak bisa hidup sendiri dan pasti membutuhkan bantuan dari orang lain. Bukan hanya dalam pemenuhan aktivitas ekonomi, sosial, politik, budaya, maupun amal perbuatan yang terkait dengan amal ibadah kepada Allah SWT. Maka disinilah terciptanya hubungan saling tolong menolong antara satu dengan lainnya untuk memudahkan manusia dalam menggapai tujuan dan ridho Allah SWT.

Untuk mencapai tujuan itu, manusia diperlukan kerjasama khususnya kegiatan dalam bermuamalah salah satunya kegiatan yang ada dalam koperasi.

Berdasarkan sistem ajaran Islam, terlihat bahwa sistem muamalah dalam Islam adalah meliputi berbagai aspek ajaran, dimulai dari persoalan hak atau hukum (the right) sampai kepada urusan lembaga keuangan, dimana lembaga keuangan diadakan dalam rangka untuk mewadahi aktifitas konsumsi, simpanan, dan investasi.1

Pada dasarnya setiap usaha dan pekerjaan yang menguntungkan seseorang atau masyarakat yang dapat dikategorikan sebagai suatu yang halal dan mengandung kebaikan sangatlah ditekankan adanya bentuk kerja sama dan gotong royong. Allah berfirman di dalam Qs. Al-Maidah ayat 2 yang berbunyi :

َلَو ٰۖ ىَوۡقَّتلٱَو ِّرِبۡلٱ يَلَع ْاوُنَواَعَتَو ِِ اَقِعۡلٱ ُۡدََِۡ َ َّلّٱ َِّۚ ِِ َٰۖ َّلّٱ ْاوُقَّتٱَو ِِۚ َو ُۡۡعۡلٱَو ِِِۡۡ ۡۡٱ يَلَع ْاوُنَواَعَت

٢

Artinya: Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa

1 Jeni Susyanti. Pengelolaan Lembaga Keuangan Syariah., (Malang: Empat Dua, 2016), Hal. 2

(10)

2

dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya. (Qs. Al-Maidah (4): 2)2

Berdasarkan ayat di atas dapat dijelaskan bahwa manusia diperintahkan untuk saling tolong menolong dalam kehidupan bermasyarakat karena manusia mempunyai kelemahan dan keterbatasan sehingga memerlukan orang lain atau lembaga lain untuk memenuhi kebutuhan hidup seperti Lembaga Keuangan Syariah atau Koperasi Syariah.3

Kenyataan bahwa koperasi telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kegiatan ekonomi masyarakat. Karenanya agar praktik koperasi tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah, diperlukan adanya upaya perbaikan secara konseptual melalui implementasi akad- akad muamalah. Dilihat dari usahanya yang dijalankan secara bersama- sama, koperasi identik dengan persekutuan (syirkah). Syirkah disyariatkan Allah karena tidak semua kegiatan ekonomi/bisnis mampu dijalankan melalui usaha perseorangan.4

Pelaksanaan koperasi selain harus berpegang pada prinsip kekeluargaan juga dapat diarahkan pada pengembangan orientasi bisnis (business oriented) yang secara nyata dapat berperan dalam pemberdayaan ekonomi. Untuk mewujudkan komitmen tersebut, pemerintah memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk mengembangkan usaha melalui wadah koperasi.

Salah satu lembaga keuangan syariah adalah koperasi jasa keuangan syariah (KJKS) atau sekarang menjadi koperasi simpan pinjam pembiayaan syariah (KSPPS) merupakan lembaga kegiatan usahanya yang bergerak dibidang pembiayaan, investasi dan simpanan sesuai dengan pola bagi hasil, dengan konsep utamanya adalah syirkah

2Departemen Agama Republik Indonesia, Alqur’an dan Terjemahan, (Semarang: Toha Putra, 1989), Hal. 69

3Kasmir, Bank dan Lemabaga Keuangan Lainnya, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002), Hal. 27

4 Burhanuddin. Koperasi Syariah dan Pengaturannya di Indonesia., (Malang: UIN- Maliki Press, 2013), Hal. 3

(11)

mufawadhah yakni sebuah usaha yang didirikan secara bersama-sama oleh dua orang atau lebih, masing-masing memberikan kontribusi dana dalam porsi yang sama besar dan berpartisipasi dengan bobot yang sama pula.5

Asas usaha koperasi syariah berdasarkan konsep gotong royong dan tidak dimonopoli oleh salah satu pemilik modal. Begitu pula dalam keuntungan yang diperoleh maupun kerugian yang diderita dibagi secara sama dan proposional. Penekanan manajemen usaha dilakukan secara musyawarah sesama anggota dalam rapat anggota tahunan dengan melibatkan seluruh potensi anggota yang dimiliki.6

Jasa keuangan adalah salah satu kegiatan dari berbagai kegiatan koperasi yang diizinkan. Syariah adalah alternatif sistem penerapan konsep pelayanan, sedangkan “Al Ihsan” adalah nama yang sesuai semangat yang dikandung didalamnya, menjadi lembaga keuangan mikro syariah yang terdepan dalam menangani permasalahan ekonomi umat yang lemah merupakan tujuan didirikan lembaga koperasi, hal ini yang mendasari didirikannya koperasi jasa keuangan yang berbasis kerakyatan dengan sistem syariah Islam.

Koperasi beranggotakan sejumlah orang dimana mereka mempunyai tujuan dan kepentingan yang sama serta memiliki peranan terhadap pemberdayaan ekonomi masyarakat. Adanya kerjasama akan diperolehnya akan diperolehnya kemudahan-kemudahan dalam menghadapi masalah.7 Misalnya koperasi akan memecahkan kesulitan dalam memperoleh faktor tambahan modal dalam berdagang di pasar.

Lalu keberadaan koperasi ditengah kehidupan masyarakat diharapkan dapat berperan aktif dalam memajukan dan mengembangkan kegiatan- kegiatan perekonomian masyarakat. Salah satu kegiatan koperasi simpan pinjam dan pembiayaan yang berbasis syariah.

5 Burhanuddin. Koperasi Syariah dan Pengaturannya di Indonesia,...Hal. 131

6 Nur S. Buchori. Koperasi Syariah., (Sidoarjo: Masmedia Buana Pustaka, 2009), Hal. 8

7 Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi dalam Islam., (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004), Hal. 35

(12)

4

Tabel 1.1

Jumlah Keanggotaan KSPPS Al Ihsan Tahun 2015-2019

NO TAHUN JUMLAH ANGGOTA

1 2015 618

2 2016 639

3 2017 659

4 2018 683

5 2019 702

Sumber: KSPPS Al Ihsan Nagari Tabek Panjang Baso

Dari data tabel 1.1 terlihat bahwa jumlah anggota KSPPS dari tahun 2015 sampai tahun 2019 mengalami peningkatan, yakni pada tahun 2015 jumlah anggota terdiri dari 618 orang, selanjutnya pada tahun 2016 adanya penambahan anggota sebanyak 21 orang sehingga jumlahnya menjadi 639 orang, pada tahun 2017 jumlah anggota menjadi 659 orang, pada tahun 2018 jumlah anggota menjadi 683 orang, dan pada tahun 2019 jumlah anggota menjadi 702 orang.

Tabel 1.2

Jumlah pembiayaan yang diajukan anggota KSPPS Al-Ihsan

NO TAHUN JUMLAH PEMBIAYAAN

1 2015 139

2 2016 124

3 2017 136

4 2018 138

5 2019 128

Sumber: KSPPS Al Ihsan Nagari Tabek Panjang Baso

Dari data tabel 1.2 terlihat bahwa jumlah pembiayaan yang diajukan anggota ke KSPPS Al Ihsan mengalami kenaikan maupun penurunan (fluktuasi), yakni pada tahun 2015 terdapat 129 pembiayaan,

(13)

pada 2016 terdapat 124 pembiayaan, pada tahun 2017 terdapat 136 pembiayaan, pada tahun 2018 terdapat 138 pembiayaan, dan pada tahun 2019 terdapat 128 pembiayaan.

Tabel 1.3

Jumlah UMKM di Kenagarian Tabek Panjang Tahun 2015-2019

NO TAHUN JUMLAH ANGGOTA

1 2015 565

2 2016 579

3 2017 600

4 2018 601

5 2019 601

Sumber: Data Wali Nagari Tabek Panjang Baso

Dari tabel 1.3 terlihat bahwa jumlah UMKM di Kenagarian Tabek Panjang Baso mengalami kenaikan, dimana pada tahun 2015 terdapat 565 UMKM, pada tahun 2016 terdapat 579 UMKM, pada tahun 2017 terdapat 600 UMKM, pada tahun 2018 terdapat 601 UMKM, dan pada tahun 2019 masih tetap 601 UMKM.

Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah (KSPPS) Al Ihsan, terdapat beberapa produk diantaranya produk pembiayaan, yang terdiri dari ba’i bitsaman ajil, murabahah, dan mudharabah. Dan produk tabungan seperti tabungan tamara, tabungan pendidikan anak (TADIKA), tabungan haji terwujud (TAHAJUD), tabungan idul qurban (TAQURBAN), tabungan berjangka (TAJAKA), dan tabungan idul fitri (TADURI).

Dalam kehidupan ekonomi masyarakat yang lemah biasanya memerlukan bantuan tambahan modal untuk usahanya sehingga banyaknya dari masyarakat yang terbantu apabila ada lembaga keuangan seperti koperasi yang mampu memberikan suntikan modal bagi usahanya sehingga adanya keinginan untuk menjadi anggota dari

(14)

6

koperasi. Jumlah dan bagaimana proses pencairan pun menjadi penentu bagi anggota koperasi yang mau mengajukan pembiayaan. Dalam kaitannya dengan hukum Islam, koperasi bila dipandang dari berbagai macam versi sangat bermanfaat dan sangat dianjurkan oleh Allah SWT untuk mengurangi beban material masyarakat. Dalam nash banyak terungkap mengenai tolong-menolong (ta’awun) karena manusia diciptakan dalam dua bentuk yakni pribadi dan makhluk sosial. Dengan melihat antar hubungan fenomena tersebut, maka peneliti tertarik untuk meneliti dan mengetahui lebih lanjut tentang bagaimana “Analisis Faktor Penyebab Minat Anggota KSPPS dalam Memanfaatkan Produk Pembiayaan Koperasi Syariah (Studi Kasus: KSPPS Al- Ihsan Nagari Tabek Panjang Baso).

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut:

1. Bertambahnya jumlah pembiayaan yang dilakukan anggota KSPPS Al Ihsan setiap tahunnya.

2. Bertambahnya jumlah anggota KSPPS Al Ihsan setiap tahunnya.

3. Adanya keinginan anggota KSPPS Al Ihsan untuk memperoleh pembiayaan dengan konsep syariah.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah dan identifikasi, maka penelitian ini dibatasi terhadap hal-hal yang tidak terkait. Oleh sebab itu, penelitian ini hanya mencakup pada Apa Faktor Penyebab Minat Anggota KSPPS dalam Memanfaatkan Produk Pembiayaan Koperasi Syariah (Studi Kasus: KSPPS Al-Ihsan Nagari Tabek Panjang Baso).

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apa faktor penyebab minat anggota KSPPS dalam

(15)

memanfaatkan produk pembiayaan koperasi syariah (Studi Kasus:

KSPPS Al-Ihsan Nagari Tabek Panjang Baso).

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah penulis kemukakan tersebut, maka tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor penyebab minat anggota KSPPS dalam memanfaatkan produk pembiayaan koperasi syari’ah (Studi Kasus: KSPPS Al-Ihsan Nagari Tabek Panjang Baso).

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat baik bagi para pembaca, bagi kampus dan juga bagi penulis sendiri, adapun manfaatnya adalah sebagai berikut:

1. Bagi pembaca

Sebagai salah satu sumber informasi, untuk mengetahui tentang apa saja faktor penyebab minatnya anggota KSPPS dalam memanfaatkan produk pembiayaan koperasi syariah.

2. Bagi akademis

Manfaat penelitian ini bagi kampus harapannya bisa menambah ilmu pengetahuan baik secara teori maupun secara praktek yang berkaitan dengan faktor penyebab minatnya anggota KSPPS dalam memanfaatkan produk pembiayaan koperasi syariah.

3. Bagi penulis

Manfaat penelitian ini untuk penulis yaitu sebagai sarana untuk mengaplikasikan ilmu ataupun teori yang didapat pada saat kuliah dan juga sebagai penambahan wawasan bagi peneliti sendiri.

G. Penjelasan Judul

Untuk memudahkan pemahaman terhadap maksud yang ditinjau penulis, maka penulis perlu memberikan pemahaman bagi pembaca dengan judul “Analisis Faktor Penyebab Minat Anggota KSPPS

(16)

8

dalam Memanfaatkan Produk Pembiayaan Koperasi Syari’ah (Studi Kasus: KSPPS Al-Ihsan Nagari Tabek Panjang Baso)”

Analisis : Suatu kegiatan yang dilakukan untuk memperbaiki mutu, hasil pekerjaan dengan jalan melakukan mekanisme kerja dan lain-lain, termasuk pula lingkungan teknik dan lingkaran kerja yang ada.

Minat : Minat adalah perhatian yang mengandung unsur-unsur perasaan. Minat merupakan dorongan atau keinginan dalam diri seseorang pada objek tertentu. Minat bersifat pribadi (individual). Artinya, setiap orang memiliki minat yang bisa saja berbeda dengan minat orang lain.

Anggota : Anggota yaitu seseorang yang mengajukan lamaran untuk menjadi anggota koperasi, telah memenuhi seluruh persyaratan keanggotaan koperasi sebagaimana tercantum dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga koperasi, dan dikabulkan permohonannya untuk menjadi anggota.

KSPPS : Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah (KSPPS) sebelumnya disebut dengan Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) merupakan koperasi yang kegiatan usahanya bergerak di bidang pembiayaan, investasi, dan simpanan sesuai pola bagi hasil (syariah).8

Pembiayaan : Pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk

8 Ropi Marlina dan Yola Yunisa Pratami. Amwaluna: Koperasi Syariah Sebagai Solusi Penerapan Akad Syirkah Yang Sah. Vol.1. No.2. Juli 2017. Hal. 268

(17)

mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.9 Jadi, maksud judul diatas adalah kajian mendalam mengenai faktor-faktor penyebab minat anggota KSPPS dalam memanfaatkan produk pembiayaan koperasi syariah.

H. Kajian Terdahulu

Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Dzannur Ida Miladia (132411031) tentang Peranan Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah (KSPPS) Terhadap Perekonomian Anggota Atau Calon Anggota Dalam Perspektif Ekonomi Islam (Studi Kasus: KSPPS KOPENA Kota Pekalongan). Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah Koperasi Pemuda Buana (KSPPS KOPENA) Pekalongan dapat dikatakan berperan dalam perekonomian masyarakat. Peranan tersebut dapat berupa pemberian produk pinjaman atau pembiayaan kepada anggota atau calon anggota KSPPS KOPENA Pekalongan baik itu pinjaman atau pembiayaan modal kerja ataupun pembiayaan riil yang dikhususkan bagi pedagang kecil. Pemberian pinjaman atau pembiayaan tersebut berupaya untuk memenuhi kebutuhan sumber dana atau pemenuhan modal usaha dengan mengedepankan sasaran masyarakat menengah ke bawah dan para pedagang kecil. Dari pemberian pinjaman atau pembiayaan dari KSPPS KOPENA Pekalonan tersbeut dapat meningkatkan perekonomian masyarakat. Jenis penelitian ini yaitu penelitian lapangan (field research) yang mengambil lokasi di KSPPS KOPENA Pekalongan dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan peran dari KSPPS KOPENA Pekalongan terhadap perekonomian anggota atau calon anggota dalam perspektif ekonomi Islam.10

9 Sofian. 9th Industrial Reseach Workshop and National Seminar: Koperasi Syariah Sebagai Solusi Keuangan Masyarakat. Hal. 754

10 Dzannur Ida Miladia. Peranan Koperasi Simpan Pinjam Dan Pembiayaan Syariah (KSPPS) Terhadap Perekonomian Anggota Atau Calon Anggota Dalam Perspektif Ekonomi Islam, 2018

(18)

10

Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Firda Rini Fauziyyah (131311097) tentang Pengaruh Kualitas Pelayanan Pada Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah (KSPPS) BMT DAMAR Terhadap Tingkat Kepuasan Anggota. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian survei lapangan, penulis menggunakan metode penelitian kuantitatif. Tujuan penelitian ini untuk memperoleh data mengenai pengaruh kualitas pelayanan terhadap tingkat kepuasan anggota.

Berdasarkan penelitian ini menyatakan bahwa tingginya kualitas pelayanan pada KSPPS BMT Damar berpengaruh signifikan terhadap kepuasan anggota.11

Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Ana Farida (131120000747), tentang Pengaruh Persepsi Anggota Tentang Sistem Bagi Hasil Terhadap Minat Produk Pembiayaan Mudharabah Pada KJKS ARTHA YAPI. Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif. Adapun subjek penelitian adalah anggota pada KJKS Artha Yapi Jepara, sebagai unit yang dianalisis. Untuk pengaruh persepsi anggota tentang sistem bagi hasil terhadap minat produk pembiayaan mudharabah digunakan analisis linear sederhana, dan dapat disimpulkan bahwasannya semakin tinggi tingkat persepsi anggota akan bagi hasil maka semakin tinggi minat anggota terhadap produk pembiayaan mudharabah.12

Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang adalah : objek penelitian terdahulu adalah di Kota Pekalongan, Kota Semarang, dan Kota Jepara. Sedangkan sekarang objek penelitian adalah di Kanagarian Tabek Panjang Baso Kabupaten Agam. Penelitian terdahulu meneliti tentang peranan KSPPS terhadap perekonomian anggota, pengaruh kualitas pelayanan terhadap tingkat kepuasan anggota, dan pengaruh persepsi anggota tentang sistem bagi hasil terhadap minat

11 Firda Rini Fauziyyah. Pengaruh Kualitas Pelayanan Pada Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah (KSPPS) BMT DAMAR Terhadap Tingkat Kepuasan Anggota, 2018

12 Ana Farida: Skripsi, Pengaruh Persepsi Anggota Tentang Sistem Bagi Hasil Terhadap Minat Produk Pembiayaan Mudharabah Pada KJKS ARTHA YAPI, 2017

(19)

produk pembiayaan mudharabah. Sedangkan penelitian yang sekarang lebih fokus kepada faktor penyebab minat anggota KSPPS dalam memanfaatkan produk pembiayaan koperasi syariah (Studi Kasus:

KSPPS Al Ihsan Nagari Tabek Panjang Baso).

I. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dalam penelitian ini terdiri dari enam bagian, yang disusun sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Terdiri dari latar belakang penelitian, identifakasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, penjelasan judul, kajian terdahulu.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Minat memanfaatkan koperasi syari’ah yang berisi tentang teori-teori minat, anggota, pembiayaan dan koperasi simpan pinjam dan pembiayaan syari’ah.

BAB III : METODE PENELITIAN

Pada bab ini terdiri dari, lokasi penelitian, jenis penelitian, definisi operasional, sumber data, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.

BAB IV : HASIL PENELITIAN

Pemanfaat Produk Pembiayaan Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syari’ah Al-Ihsan Nagari Tabek Panjang yang berisi tentang profile KSPPS dan hasil penelitian.

BAB V : PENUTUP

Terdiri dari kesimpulan dan saran. Dimana menyimpulkan dari hasil analisis data dan saran-saran.

(20)

12 BAB II

LANDASAN TEORI A. Minat

1. Pengertian Minat

Secara umum, pengertian minat ini merupakan perhatian yang mengandung unsur-unsur perasaan. Minat ini merupakan dorongan atau keinginan dalam diri seseorang pada objek tertentu.

Contohnya seperti, minat terhadap pelajaran, olahraga, atau juga hobi. Minat memiliki sifat pribadi (individual). Artinya, tiap-tiap orang memiliki minat yang dapat saja berbeda dengan minat orang lain. Minat tersebut berhubungan erat dengan motivasi seseorang, sesuatu yang dipelajari. dan juga dapat berubah-ubah tergantung pada kebutuhan, pengalaman, serta juga mode yang sedang trend, bukan bawaan sejak lahir. Ada beberapa pengertian minat menurut beberapa para ahli, yaitu:

a. Menurut Slameto, minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat.

b. Menurut Nasution, minat adalah suatu yang penting bagi seseorang dalam melakukan kegiatan dengan baik. sebagai suatu aspek kejiwaan, minat bukan saja mewarnai perilaku seseorang, tetapi lebih daripada itu minat mendorong orang untuk melakukan kegiatan dan menyebabkan seseorang menaruh perhatian dan merelakan dirinya untuk terikat pada suatu kegiatan.

c. Menurut Winkel, minat merupakan kecenderungan yang menetap dalam diri subjek untuk merasa tertarik pada

(21)

bidang tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam itu.

d. Menurut Hidayat, minat adalah suatu hal yang bersumber dari perasaan yang berupa kecenderungan terhadap suatu hal sehingga menimbulkan perbuatan-perbuatan atau kegiatan-kegiatan tertentu.

Seperti beberapa pengertian yang telah dikemukakan di atas, minat erat kaitannya dengan perasaan senang dan minat bisa terjadi karena sikap senang kepada sesuatu. Jadi, minat itu timbul karena adanya perasaan senang pada diri seseorang yang menyebabkan selalu memerhatikan dan mengingat secara terus menerus. Oleh karena itu, keingan atau minat dan kemauan atau kehendak sangat memengaruhi corak perbuatan yang akan diperhatikan seseorang.

Sekalipun seseorang itu mampu mempelajari sesuatu, tetapi bila tidak mempunyai minat, tidak mau, atau tidak ada kehendak untuk mempelajari, ia tidak akan bisa mengikuti proses belajar. Dalam hal ini tentunya minat atau keinginan erat pula hubungannya dengan perhatian yang dimiliki, karena perhatian mengarahkan timbulnya kehendak pada diri seseorang. Dengan adanya minat seseorang akan memusatkan atau mengarahkan seluruh aktivitas fisik maupun psikisnya ke arah yang diamatinya.13

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat

Minat pada seseorang akan suatu obyek atau hal tertentu tidak akan muncul dengan sendirinya secara tiba-tiba dalam diri individu. Minat dapat timbul pada diri seseorang melalui proses.

Dengan adanya perhatian dan interaksi dengan lingkungan maka minat tersebut dapat berkembang. Banyak faktor yang mempengaruhi minat seseorang akan hal tertentu.

13 Noor Komari Pratiwi. Jurnal Pujangga: Pengaruh Tingkat Pendidikan dan Minat.

Vol.1. No.2. Desember 2015. Hal. 88

(22)

14

Ada beberapa faktor-faktor yang mendasari minat menurut para ahli, yaitu:

a. Menurut Miflen, FJ & Miflen FC, ada dua faktor yang mempengaruhi minat, yaitu:

1) Faktor dari dalam yaitu sifat pembawaan

2) Faktor dari luar, diantaranya adalah keluarga, sekolah dan masyarakat atau lingkungan.

b. Menurut Dimyati Mahmud, ada tiga faktor yang mendasari tumbuhnya minat seseorang, yaitu:

1) Faktor dorongan yang berasal dari dalam. Kebutuhan ini dapat berupa kebutuhan yang berhubungan dengan jasmani dan kejiwaan.

3) Faktor motif sosial. Timbulnya minat dari seseorang dapat didorong dari motif sosial yaitu kebutuhan untuk mendapatkan penghargaan dan lingkungan dimana mereka berada.

4) Faktor emosional. Faktor ini merupakan ukuran intensitas seseorang dalam menaruh perhatian terhadap sesuatu kegiatan atau obyek tertentu.14

c. Menurut Lupiyoadi, organisasi dalam mengkomunikasikan produk/jasa dapat melalui iklan, penjualan pribadi, hubungan masyarakat surat langsung (direct mail) dan informasi dari mulut ke mulut (word of mouth/WoM).

d. Menurut Ulumi, word of mouth dikenal sebagai alat yang kuat untuk memasarkan atau mempromosikan produk atau perusahaan tanpa biaya ataupun dengan biaya yang sangat kecil. Selain itu, word of mouth juga merupakan strategi promosi yang paling kuat, murah, efektif, yang dapat digunakan dalam bisnis. Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa, word of mouth pada dasarnya merupakan informasi dalam bentuk pesan lisan mengenai produk

14 Sondang P. Siagian., Teori Motivasi dan Aplikasinya., (Jakarta: Rineka Cipta, 1995)., Hal. 73

(23)

atau jasa, bahkan perusahaan itu sendiri, yang pernah dialami oleh pembeli yang kemudian disampaikan kepada orang lain dengan cara informal.

e. Menurut Arbaniah, word of mouth (WoM) terjadi ketika pelanggan berbicara kepada orang lain mengenai pendapatnya tentang suatu merk, produk, layanan atau perusahaan tertentu kepada orang lain.

WoM juga dapat terjadi ketika pihak konsumen yang merasa kurang memperoleh informasi mengenai suatu produk/jasa, akan bergantung dan mengandalkan berita dari mulut ke mulut untuk membantu dalam pengambilan keputusan. Rekomendasi dari pelanggan lain tersebut sangat dapat mempengaruhi keputusan dalam menggunakan suau produk atau jasa.15

f. Menurut Johanes , “Minat dapat digolongkan menjadi dua, yaitu minat instrinsik dan ekstrinsik. Minat instrinsik adalah minat yang timbulnya dari dalam individu sendiri tanpa pengaruh dari luar.

Sedangkan minat ekstrinsik adalah minat yang timbul karena pengaruh dari luar”. Berdasarkan pendapat ini, maka minat instrinsik dapat timbul karena pengaruh sikap, persepsi, prestasi, bakat, jenis kelamin dan termasuk juga harapan kerja. Sedangkan minat ekstrinsik dapat timbul karena pengaruh latar belakang status sosial ekonomi orang tua, minat orang tua, informasi, lingkungan, dan sebagainya.16

B. Anggota Koperasi

1. Latar Belakang Anggota Koperasi

Anggota yaitu seseorang yang mengajukan lamaran untuk menjadi anggota koperasi, telah memenuhi seluruh persyaratan keanggotaan koperasi sebagaimana tercantum dalam anggaran dasar

15 Anton Hermawan. Pengaruh Word Of Mouth Terhadap Minat. Lentera Pustaka: 2017.

Hal. 62-64

16 Sondang P. Siagian., Teori Motivasi dan Aplikasinya,...Hal. 129

(24)

16

dan anggaran rumah tangga koperasi, dan dikabulkan permohonannya untuk menjadi anggota.

Koperasi dapat dibentuk oleh anggota yang memiliki berbagai kondisi, baik yang berkemampuan kurang maupun yang berkemampuan lebih. Meskipun demikian, pada dasarnya anggota memiliki tujuan yang sama dalam membentuk koperasi, sehingga latar belakang anggota koperasi pun cenderung sama. Misalnya, KSPPS cenderung dibentuk dari anggota-anggota yang mempunyai latar belakang kegiatan usaha atau bisnis. Mereka membentuk dan menjadi anggota KSPPS bukan untuk tujuan konsumsi.

Latar belakang usaha dari anggota koperasi dapat bermacam- macam, seperti dari perdagangan, industri, jasa maupun petani, yang semuanya bergabung dalam rangka mendapatkan modal kerja bagi kegiatan usaha masing-masing. Dengan latar belakang yang sama maka koperasi sangat dimungkinkan untuk mempunyai tujuan yang sama, yang sangat diperlukan dalam penentuan visi, misi, dan strategi bisnis.17

Anggota koperasi juga mempunyai latar belakang kemampuan finansial yang tidak sama. Karena koperasi dilandasi asas kekeluargaan, maka yag mampu harus membantu yang tidak mampu dan yang tidak mampu jangan memaksakan kehendak.

Pada koperasi, strategi yang dibangun harus mengakomodasikan anggota dengan berbagai latar belakang, baik yang memiliki usaha di bidang perdagangan, industri, jasa, maupun pertanian, atau yang anggotanya berekonomi mampu atau tidak mampu.

2. Kewajiban Anggota Koperasi

Anggota koperasi adalah pemilik sekaligus pengguna jasa koperasi. Keanggotaan koperasi dicatat dalam buku daftar anggota.

17 Djoko Muljono, Buku Pintar Strategi Bisnis Koperasi Simpan Pinjam., (Yogyakarta:

C.V ANDI OFFSET, 2012), Hal. 11

(25)

Sebagai pemilik dan pengguna jasa koperasi, anggota berpartisipasi aktif dalam kegiatan koperasi. Sekalipun demikian, partisipasi aktif tersebut dilakukan sepanjang tidak merugikan kepentingan usaha.

Koperasi dapat pula memberikan pelayanan kepada bukan anggota sesuai dengan sifat kegiatan usahanya, dengan maksud untuk menarik yang bukan anggota menjadi anggota koperasi.

Sebagai pemilik koperasi, anggota koperasi mempunyai berbagai kewajiban, antara lain:

a. Mematuhi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga

Keputusan dalam rapat anggota koperasi yang telah dituangkan dalam Anggaran Dasae dan Anggaran Rumah Tangga koeprasi haruslah ditaati semua anggota. Semua kemauan anggota sudah dituangkan pada rapat anggota sehingga hasil keputusan pada Rapat Anggota juga menjadi keputusan setiap anggota.

b. Berpartisipasi dalam Kegiatan Usaha Koperasi

Kegiatan usaha koperasi adalah simpan pinjam, maka setiap anggota harus berpartisipasi dalam kegiatan simpanan yang dibentuk koperasi, paling tidak pada simpanan pokok maupun simpanan wajib. Setiap angota juga harus berpartisipasi dalam penyaluran pinjaman yang dilakukan koperasi, baik untuk dirinya maupun untuk orang lain.

Setiap anggota yang telah berpartisipasi pada koperasi, baik melalui simpanan ataupun pinjaman, harus diberi penghargaan baik yang dikaitkan dengan SHU ataupun bentuk lainnya.

c. Mengembangkan dan Memelihara Kebersamaan

Mengembangkan dan memelihara kebersamaan berdasarkan atas asas kekeluargaan. Perkembangan koperasi menjadi kewajiban seluruh anggota, walaupun anggota koperasi telah mendelegasikan kewajiban tersebut kepada pengurus. Setiap

(26)

18

anggota perlu secara aktif membantu pengurus dalam merealisasikan perkembangan koperasi.18

3. Hak Anggota Koperasi

Sebagai pemilik koperasi, anggota koperasi mempunyai berbagai hak, antara lain:

a. Menghadiri, menyatakan pendapat, dan memberikan surat dalam Rapat Anggota.

b. Memilih dan/atau dipilih menjadi anggota Pengurus atau Pengawas.

c. Meminta diadakan Rapat Anggota menurut ketentuan dalam Anggaran Dasar.

d. Mengemukakan pendapat atau saran kepada pengurus di luar rapat anggota, baik diminta maupun tidak diminta.

e. Memanfaatkan koperasi dan mendapat pelayanan yang sama antara sesama anggota.

f. Mendapatkan keterangan mengenai perkembangan koperasi menurut ketentuan dalam Anggaran Dasar.

C. Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah

1. Pengertian Koperasi Simpan Pinjam dan Pembiayaan Syariah Koperasi syariah merupakan koperasi yang prinsip kegiatan, tujuan, dan kegiatan usahanya berdasarkan pada sumber syariah yaitu Al-Qur’an dan Hadits. Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah (KSPPS) atau sebelumnya disebut Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) terlahir dari Baitul Maal wat Tamwil (BMT) merupakan koperasi yang kegiatan usahanya bergerak dibidang pembiayaan, investasi dan simpanan sesuai dengan pola bagi hasil (syariah).19

Dalam Islam misi yang diemban koperasi yaitu kebersamaan yang menjadi salah satu nilai penting yang dapat

18 Djoko Muljono, Buku Pintar Strategi Bisnis Koperasi Simpan Pinjam,...Hal. 13

19 Burhanuddin S. Koperasi Dan Pengaturannya Di Indonesia.... Hal. 132

(27)

menumbuhkan sikap tenggang rasa dan persaudaraan diantara sesama. Pengelolaan koperasi syariah dilakukan oleh pengurus yang bertanggung jawab kepada rapat anggota. Apabila pengurus koperasi syariah mengangkat tenaga pengelola, maka tugas pengelolaan diserahkan kepada pengelola yang ditunjuk pengurus menjalankan tugas perencanaan kebijakan strategis, pengawasan, dan pengendalian.20

2. Fungsi dan Tujuan Koperasi Syariah

Berdasarkan Undang-Undang No. 25 Tahun 1992 Pasal 4 menyatakan bahwa:

1) Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.

2) Berperan secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia dan masyarakat.

3) Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sokogurunya.

4) Berusaha mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional berupa usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.21

3. Prinsip-prinsip Koperasi Syariah

1) Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka.

2) Pengelolaan dilakukan secara demokratis.

3) Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil.

4) Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal.

5) Kemandirian.22

20 Muhammad., Lembaga Ekonomi Syariah, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007), Hal. 94

21 Jeni Susyanti, Pengelolaan Lembaga Keuangan Syariah, ... 110

22 Burhanuddin, Koperasi Syariah Dan Pengaturannya Di Indonesia,... Hal. 15

(28)

20

4. Produk Dan Jasa-Jasa Koperasi Syariah 1) Penghimpunan Dana

Secara umum, sumber dana koperasi syariah diklasifikasikan sebagai berikut:

a) Simpanan Pokok

Simpanan pokok merupakan modal awal anggota yang disetorkan dimana besar simpanan pokok tersebut sama dan tidak boleh dibedakan antara anggota. Akad syariah simpanan pokok tersebut masuk kategori akad musyarakah. Konsep pendirian koperasi syariah tepatnya menggunakan konsep syirkah mufawadhah yakni sbeuah usaha yang didirikan secara bersama dua orang atau lebih, masing-masing memberikan kontribusi dana dalam porsi yang sama dan berpartisipasi dalam kerja dengan bobot yang sama pula. Masing-masing partner saling menanggung satu sama lain dalam hak dan kewajiban. Dan tidak diperkenankan salah seorang memasukkan modal yang lebih besar dan memperoleh keuntungan yang lebih besar pula dibanding dengan anggota lainnya.23

b) Simpanan Wajib

Simpanan wajib masuk dalam kategori modal koperasi sebagaimana simpanan pokok dimana besar kewajibannya diputuskan berdasarkan hasil syukro (musyawarah) anggota serta penyetorannya dilakukan secara kontinu setiap bulannya sampai seseorang dinyatakan keluar dari keanggotaan koperasi syariah.

c) Simpanan Sukarela

Bentuk investasi dari anggota atau calon anggota yang memiliki kelebihan dana kemudian menyimpannya di koperasi syariah.

23 Nur S. Buchori, Koperasi Syariah, ... Hal. 20

(29)

Bentuk simpanan sukarela ini memiliki 2 jenis karakter antara lain:

1. Karakter pertama bersifat dana titipan yang disebut (wadiah) dan dapat diambil setiap saat.

2. Karakter kedua bersifat investasi, yang memang ditujukan untuk kepentimgan usaha dengan mekanisme bagi hasil.

d) Investasi Pihak Lain

Dalam melakukan operasionalnya lembaga koperasi syariah sebagaimana koperasi konvensional biasanya sangat membutuhkan suntikan dana agar dapat mengembangkan usahanya secara maksimal, mengingat prospek pasar yang teramat besar sementara simpanan anggotanya masih sedikit dan terbatas. Oleh karena itu, dibenarkan untuk bekerja sama dengan pihak lain seperti Bank Syariah maupun program- program pemerintah. Investasi pihak lain ini dapat dilakukan dengan menggunakan prinsip mudharabah maupun musyarakah.

D. Pembiayaan Koperasi Syariah 1. Pengertian Pembiayaan

Pasal 1 nomor (12) Pembiayaan berdasarkan prinsip syariah yakni penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil. Nomor (13), Prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan syariah, antara lain yakni: pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah), pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musyarakah),

(30)

22

prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (mudharabah), atau pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan (ijarah), atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh bank pihak lain (ijara wa iqtima’).24

Menurut Kasmir pengertian pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dnegan itu, berdasarkan perseyujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.

Pada koperasi konvensional hanya terdapat satu istilah saja yaitu pinjaman/kredit, dimana anggota berkewajiban mengembalikan hutang pokok jasa/bunga yang sudah ditetapkan diawal akad kredit.

Hal ini tentu sangat berbeda dengan akad pembiayaan yang dikelola oleh koperasi syariah, dimana kebutuhan pendanaan anggota akan disesuaikan dengan akad-akad pembiayaan sesuai produk dan penggunaan dananya. Walaupun saat ini produk/akad yang dominan masih pada produk murabahah atau akun piutang, namun tidak sedikit koperasi yang memiliki portfolio besar pada akun pembiayaannya. Dan sudah semestinya akun pembiayaan rasionya harus lebih besar, karena prinsip syariah sangat tergantung pada akun tersebut. Jangankan di koperasi syariah yang sebagian besar modalnya sangat bergantung pada anggota, bahkan pada bank-bank syariah pun portfolio pembiayaan yang berbasis bagi hasil masih sangat kurang. Hal ini disebabkan karakter masyarakat Indonesia masih kurang dipercaya untuk mengelola dana yang diamanahkan oleh bank syariah maupun koperasi syariah.25

24 Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan

25 Sofian. 9th Industrial Reseach Workshop and National Seminar: Koperasi Syariah Sebagai Solusi Keuangan Masyarakat Hal. 754

(31)

2. Fungsi Pembiayaan

Berfungsi membantu masyarakat dan memenuhi kebutuhan dalam meningkatkan usahanya. Masyarakat merupakan individu, pengusaha, lembaga, badan usaha dan lain-lain yang membutuhkan dana. Secara terperinci pembiayaan memiliki fungsi sebagai berikut:

1. Pembiayaan dapat meningkatkan arus tukar menukar barang dan jasa.

2. Pembiayaan merupakan alat untuk memanfaatkan idle fund.

3. Pembiayaan dapat mengaktifkan dan meningkatkan manfaat ekonomi yang ada.26

3. Jenis-jenis Pembiayaan

Menurut sifat penggunaannya, pembiayaan dapat dibagi menjadi dua hal berikut :

a. Pembiayaan produktif, yaitu pembiayaan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan produksi dalam arti luas, yaitu untuk peningkatan usaha, baik usaha produksi, perdagangan, maupun investasi.

Menurut keperluannya, pembiayaan produktif dapat dibagi menjadi dua hal berikut:

1. Pembiayaan modal kerja, yaitu pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan:

a. Peningkatan produksi, baik secara kuantitatif, yaitu jumlah hasil produksi, maupun secara kualitatif, yaitu peningkatan kualitas atau mutu hasil produksi.

b. Untuk keperluan perdagangan atau peningkatan utility of place dari suatu barang.

2. Pembiayaan investasi, yaitu untuk memenuhi kebutuhan barang-barang modal (capital goods) serta fasilitas- fasilitas yang erat kaitannya dengan itu.

26 Ismail, Perbankan Syariah, (Jakarta: Prenada Group, 2011), Hal. 103

(32)

24

b. Pembiayaan konsumtif, yaitu pembiayaan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi, yang akan habis digunakan untuk memenuhi kebutuhan.27

E. Pembiayaan Murabahah

1. Pengertian Akad Murabahah

Dalam penyaluran pembiayaan berdasarkan akad murabahah, undang-undang perbankan syariah memberikan penjelasan bahwa yang dimaksud akad murabahah adalah akad pembiayaan suatu barang dengan menegaskan harga belinya kepada pembeli dan pembeli membayarnya dengan harga yang lebih sebagai keuntungan yang disepakati.

2. Rukun dan Syarat Murabahah

1) Ada pihak yang berakad yaitu penjual dan pembeli.

Para pihak yang berakad harus memenuhi persyaratan mereka cakap secara hukum dan masing-masing melakukannya dengan sukarela, tidak boleh ada unsur pemaksaanm kekhilafan ataupun penipuan.

2) Adanya objek akad yang terdiri dari barang yang diperjualbelikan dan harga.

Objek yang diperjualbelikan tidak termasuk barang yang haram atau dilarang, bermanfaat, penyerahannya dari penjual ke pembeli dapat dilakukan, merupakan hak milik penuh pihak yang berakad, sesuai dengan spesifikasinya antara yang dierahkan dengan yang diterima pembeli.

3) Adanya sighat akad yang terdiri dari ijab dan kabul.

Sighat akad harus jelas dan disebutkan secara spesifik dengan siapa berakad, antara ijab dan kabul (serah terima) harus selaras baik spesifikasi barang maupun harga yang disepakati tidak mengandung klausul yang bersifat menguntungkan

27 Fuad Riyadi & Sri Puji Lestari. Jurnal Bisnis: Analisis Implementasi Penanganan Pembiayaan mudharabah Bermasalah di KSPPS. Vol.5. No.2. Desember 2017. Hal. 345

(33)

keabsahan transaksi pada hal atau kejadian yang akan datang, serta tidak membatasi waktu.28

F. Pembiayaan Bai Bitsaman Ajil

1. Pengertian Akad Bai Bitsaman Ajil

Bai Bitsaman Ajil (BBA) secara definisi dapat dilihat dari tiga kata berbeda. Al-Bai berarti jual, Tsaman berarti harga, Ajil berarti menunda. Akad Bai Bitsaman Ajil merupakan penjualan pada tingkat keuntungan yang disepakati, dengan pembayaran yang ditunda. Jadi, BBA bukan merupakan transaksi pinjaman. Dengan kata lain, BBA merupakan akad Murabahah dengan pembayaran yang ditunda.

Pembiayaan Bai Bitsaman Ajil (BBA) adalah suatu perjanjian pembiayaan yang disepakati antara KSPPS dengan anggotanya, dimana KSPPS menyediakan dana investasi atau berupa pembelian barang modal dan usaha anggota-anggotanya yang kemudian proses pembiayaannya dilakukan secara mencicil atau angsuran. Jumlah kewajiban yang harus dibayarkan oleh peminjam adalah jumlah atas harga barang modal yang telah disepakati bersama.

Pembiayaan Bai Bitsaman Ajil (BBA) adalah pembiayaan untuk pembelian barang dengan cicilan. Syarat-syarat dasar dari produk ini hampir sama dengan pembiayaan Murabahah. Perbedaan diantara keduanya terletak pada cara pembayaran, dimana pada pembiayaan Murabahah pembayarannya ditunaikan setelah berlangsungnya akad pembiayaan, sedangkan pembiayaan Bai Bitsaman Ajil (BBA) cicilan baru dilakukan setelah nasabah penerima barang mampu memperlihatkan hasil usahanya.

Pembiayaan Bai Bitsaman Ajil (BBA) ini mirip dengan kredit investasi pada bank konvensional, karena itu jangka waktu pembiayaannya bisa lebih dari satu tahun. Jadi, perbedaannya

28 Khotibul Usman, Perbankan Syariah: Dasar-Dasar Dan Dinamika Perkembangannya Di Indonesia, (Jakarta: Rajawali Pers, 2016), Hal. 104

(34)

26

dengan pembiayaan Murabahah adalah pada cara pembayaran dan jangka waktunya.29

2. Rukun dan Syarat Bai Bitsaman Ajil 1) Rukun Bai Bitsaman Ajil

a. Ada pihak yang berakad yaitu penjual dan pembeli.

Yaitu para pihak yang berakad harus memenuhi persyaratan bahwa mereka cakap secara hukum dan melakukannya dengan sukarela.

b. Adanya objek akad yang terdiri dari barang yang dijual belikan tidak termasuk barang yang diharamkan, dan memiliki manfaat.

c. Adanya sighat akad yang terdiri dari ijab dan qabul.

Sighat akad harus jelas dan disebutkan secara spesifikasi dengan siapa berakad, antara ijab dan qabul harus selaras baik dalam spesifikasi barang maupun harga yang disepakati.

2) Syarat Bai Bitsaman Ajil a. Kecakapan para pihak

Syarat yang terkait dengan orang atau pihak yang membuat akad adalah bahwa orang itu harus cakap hukum.

b. Kesepakatan para pihak

Bai hanya terjadi secara sah bila dilakukan berdasarkan kebebasan (free and mutual consent) antara penjual dan pembeli.

c. Penawaran dan penerimaan

Terjadinya transaksi bai dimulai dengan adanya penawaran (offer) oleh salah satu pihak kepada pihak yang lain. Bila pihak yang menerima penawaran menyatakan

29Fitri Yenti, Siska Febrianti, & Dola Olivia Veranti. E-Jurnal Apresiasi Ekonomi:

Implementation Of Bai Bitsaman Ajil (BBA) Financing To Increasing Income On BMT At-Taqwa Muhammadiyah Bandar Buat Branch. Vol.7. No.1. Januari 2019. Hal. 108

(35)

penerimaannya (acceptance) atas penawaran tersebut, maka terjadilah transaksi bai yang dimaksud.

d. Isi penawaran dan penerimaan

Penawaran dan penerimaan harus memuat kepastian mengenai harga, kepastian mengenai tanggal dan tempat penyerahan barang, dan kepastian tentang waktu pembayaran.

G. Pembiayaan Mudharabah

1. Pengertian Akad Mudharabah

Dalam penyaluran pembiayaan bagi hasil berdasarkan akad mudharabah, undang-undang perbankan syariah memberikan penjelasan bahwa yang dimaksud dengan akad mudahrabah adalah kerjasama suatu usaha antara pihak pertama (malik, shahibul maal, atau bank syariah) yang mneyediakan seluruh mdal dan pihak kedua (amil, mudharib, atau nasabah) yang bertindak selaku pengelola dana dengan membagi keuntungan usaha sesuai dengan kesepakatan yang dituangkan dalam akad, sedangkan kerugian ditanggungkan sepenuhnya oleh bank syariah kecuali jika pihak kedua melakukan kesalahan yang disengaja, lalai, atau perjanjian.

2. Rukun Akad Mudharabah

1) Shahibul maal (pemilik modal) 2) Mudharib (pengelola)

3) Ijab kabul 4) Maal (harta) 5) Kerja atau usaha 6) Nisbah (bagi hasil)30 3. Manfaat Akad Mudharabah

1) Bank akan menikmati peningkatan bagi hasil pada saat keuntungan usaha meningkat.

30 Muhammad, Manajemen Pembiayaan Mudharabah Di Bank Syariah, (Jakarta: PT.

Raja Grafindo Persada, 2008), Hal. 56

(36)

28

2) Bank tidak berkewajiban membayar bagi hasil kepada nasabah pendanaan secara tetap, tetapi sesuai dengan pendapatan/hasil usaha bank, sehingga bank tidak pernah mengalami negative spread.

3) Pengembalian pokok pembiayaan sesuai dengan cash flow usaha nasabah, sehingga tidak memberatkan nasabah.

4) Bank selektif dan hati-hati mencari usaha yang benar, halal, aman, dan menguntungkan yang konkret.

5) Prinsip bagi hasil dalam mudharabah berbeda dengan prinsip bunga, dimana bank menagih penerimaan pembiayaan (nasabah) sesuai dengan yang disepakati berapapun keuntungan yang dihasilkan nasabah, sekalipun merugi dan terjadi krisis ekonomi.31

31Hermawan Rudi: Analisis Akad Mudharabah Dalam Lembaga Keuangan Syariah. Et- Tijarie, Vol.1. No.1. Desember 2014. Hal 26

(37)

29 BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Pada penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif- kualitatif. Penelitian deskriptif-kualitatif merupakan bagian penelitian kualitatif. Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian yang melukiskan keadaan objek atau peristiwa tanpa suatu maksud untuk mengambil kesimpulan-kesimpulan yang berlaku secara umum.32 Deskriptif- kualitatif merupakan metode yang digunakan untuk membedah suatu fenomena dilapangan. Penelitian deskriptif-kualitatif adalah metode yang menggambarkan dan menjabarkan temuan-temuan dilapangan. Metode ini hanyalah memaparkan situasi dan peristiwa. Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang memusatkan perhatian perhatian kepada masalah- masalah sebagaimana adanya saat penelitian dilaksanakan. Dikatan deskriptif karena bertujuan untuk memperoleh pemaparan dan penjelasan yang objektif khususnya mengenai minat anggota dalam menggunakan pembiayaan KSPPS Al-Ihsan.

B. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat dimana peneliti melakukan penelitian terutama dalam menangkap fenomena atau peritiwa yang sebenarnya terjadi dari objek yang diteliti dalam rangka mendapatkan data-data penelitian yang akurat.

Lokasi penelitian ini yaitu Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah Al-Ihsan Nagari Tabek Panjang, yang terletak di Jl. Raya Bukittinggi-Payakumbuh parkir timur pasar Baso.

32 Jonatan Sawrono., Metode Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif., (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2006), Hal. 240

(38)

30

C. Jenis Data

Jenis-jenis data yang diambil oleh peneliti adalah:

a. Data primer

Merupakan data atau informasi yang dikumpulkan untuk tujuan tertentu yang sedang dihadapi. Data ini diperoleh dari sumber pertama melalui prosedur dan teknik pengambilan data yang dapat berupa wawancara (interview), observasi (observation), maupun penggunaan instrumen pengukuran yang khusus dirancang sesuai tujuannya.

Metode pengambilan data primer dilakukan dengan cara wawancara langsung terhadap anggota yang menggunakan pembiayaan Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah Al- Ihsan Nagari Tabek Panjang Baso.

b. Data sekunder

Merupakan kumpulan data yang berisikan informasi yang telah ada dan sebelumnya telah dikumpulkan untuk tujuan yang lain. Data ini biasanya berupa data dokumentasi, arsip-arsip, studi pustaka, buku-buku, artikel dari media cetak maupun internet, dan lain sebagainya. Pencarian data sekunder ini bertujuan untuk mendapatkan informasi dan teori-teori yang berhubungan dan mendukung permasalahan yang dibahas, sehingga peneliti dapat memahami permasalahan secara lebih mendalam. Data dalam penelitian ini diperoleh dari studi pustaka, buku-buku, internet, skripsi-skripsi terdahulu yang berada di perpustakaan.

D. Metode Pengumpulan Data

Untuk mempermudah dalam mengumpulkan data dan untuk mendapatkan fakta kebenaran yang terjadi dan terdapat pada subjek atau objek, maka metode yang digunakan diantaranya:

a. Wawancara

Wawancara merupakan salah satu teknik yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data penelitian. Secara sederhana

(39)

dapat dikatakan bahwa wawancara (interview) adalah suatu kejadian atau suatu proses interaksi antara pewawancara (interviewer) dengan sumber informasi atau orang yang diwawancarai (interviewee) melalui komunikasi langsung. Dapat pula dikatakan bahwa wawancara merupakan percakapan tatap muka (face to face) antara pewawancara dengan sumber informasi, dimana pewawancara bertanya langsung tentang suatu objek yang diteliti dan telah dirancang sebelumnya.

Wawancara yang penulis lakukan yaitu pada anggota KSPPS Al-Ihsan Nagari Tabek Panjang Kecamatan Baso Kabupaten Agam. Pada tahun terakir, yaitu pada tahun 2019 terdapat 128 pembiayaan yang diajukan oleh anggota KSPPS.

Maka untuk mendapatkan hasil yang akurat, peneliti akan mewawancari 30 orang dan atau dibatasi dengan strategi snowball sampling anggota KSPPS yang terlibat dalam transaksi pembiayaan dengan KSPPS Al Ihsan Baso. Disamping itu, penulis juga akan mewawancarai pengurus KSPPS tersebut, tujuannya untuk melihat adanya feedback hasil yang bisa didapat dari penelitian ini.

b. Dokumentasi

Dokumentasi adalah mencari dua data mengenai hal atau variable yang berupa catatan atau benda-benda tertulis seperti buku, majalah, dan dokumentasi. Metode ini peneliti gunakan untuk memperoleh data yang mencatat, diantaranya meliputi letak geografis, sejarah awal berdirinya, visi dan misi, tujuan didirikannya, struktur organisasi, prosedur, dan lain sebagainya.

E. Teknik Analisa Data

Pengolahan dan analisis data menggunakan analisis deskriptif yang dilakukan untuk mengidentifikasi pemahaman mengenai faktor penyebab minatnya anggota menggunakan pembiayaan KSPPS. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang didasarkan data deskriptif dari status,

(40)

32

keadaan, sikap, hubungan atau sistem pemikiran suatu masalah yang menjadi objek penelitian. Setelah mendapatkan data-data yang diperoleh dalam penelitian ini, maka langkah selanjutnya adalah mengolah data yang terkumpul dengan menganalisis data, mendeskripsikan data, serta mengambil kesimpulan. Untuk menganalisis data ini menggunakan teknik analisis data kualitatif, karena data-data yang diperoleh merupakan kumpulan keterangan-keterangan. Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu melalui wawancara, dan dokumentasi.

Aktivitas dalam menganalisis data kualitatif yaitu antara lain:

1. Reduksi data (Data Reduction)

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemisahan, perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis dilapangan. Laporan atau data yang diperoleh dilapangan akan dituangkan dalam bentuk uraian yang lengkap dan terperinci. Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya akan banyak, sehingga perlu dicatat secara teliti, jelas, dan rinci. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, serta dicari tema dan polanya.

Dengan demikian, data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya. Data yang diperoleh dari lokasi penelitian dituangkan dalam uraian laporan lengkap dan terperinci. Laporan lapangan direduksi, dirangkum, dipilih hal-hal yang penting dan pokok, difokuskan pada hal-hal yang penting kemudian dicari tema atau polanya.

2. Penyajian Data (Data Display)

Penyajian data dilakukan dengan tujuan untuk mempermudah peneliti dalam melihat gambaran secara keseluruhan atau bagian tertentu dari penelitian. Penyajian data

(41)

dilakukan dengan cara mendeskripsikan hasil wawancara yang dituangkan dalam bentuk uraian dengan teks naratif, dan didukung oleh dokumen-dokumen, untuk ditarik suatu kesimpulan.

3. Penarikan Kesimpulan (Drawing Conclusions)

Penarikan kesimpulan yaitu melakukan verifikasi secara terus menerus sepanjang proses penelitian berlangsung, yaitu selama proses pengumpulan data. Peneliti berusaha untuk menganalisis dan mencari pola, tema, hubungan persamaan, hal-hal yang sering timbul, hipotesis dan lain sebagainya yang dituangkan dalam kesimpulan dilakukan dengan pengambilan poin dari rangkaian kategori hasil penelitian berdasarkan observasi dan wawancara.33

33 Sugiyono, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung:

Alfabeda, 2009), Hal. 29

(42)

34 BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Morfologi KSPPS Al-Ihsan Nagari Tabek Panjang Baso 1. Sejarah KSPPS Al-Ihsan Nagari Tabek Panjang Baso

KSPPS Al Ihsan didirikan pada tanggal 17 September 2006 dengan nama Lembaga Ekonomi Syariah Baso (LESBA) yang diprakasai oleh Bapak Al Chairi Daranin (Mak Kaik), Bapak Amzal Hadi (Mak Ameh Am), Bapak Nasrul (Mak Tuah Sirun), Bapak Yondri Hamidi (Yon Buya), Bapak Djasrul (Mak Basa Sirun) dan Bapak Irfan Ghazali dengan modal Rp. 10.000.000,00. Kemudian tanggal 06 Maret 2007 berubah menjadi BMT Al Ihsan Baso, oleh 36 orang anggota dengan latar belakang ulama sebanyak 5 orang, pemerhati kemiskinan sebanyak 10 orang, profesi dan dari Majelis Taklim sebanyak 18 orang dan pengurus mesjid sebanyak 3 orang yang memiliki satu tujuan ingin meningkatkan kesejahteraan melalui koperasi dan berpartisipasi dalam menggerakkan ekonomi masyarakat miskin yang berusaha di sektor usaha mikro/kecil melalui wadah lembaga keuangan mikro syariah yang beroperasi dengan prinsip bagi hasil dengan modal awal sebanyak Rp.

97.000.000,00. Pada 12 Februari 2008 dari Pemkab Agam akan mendirikan KJKS BMT Agam Madani dan BMT Al Ihsan mendapat dana syirkah temporer Rp. 300.000.000,00 dengan akad mudharabah muqayyadah yang dituangkan dalam Perbup No. 58 Tahun 2010, dengan nama KJKS BMT Agam Madani Al Ihsan Nagari Tabek Panjang dan tahun 2013 berubah nama menjadi KJKS Al Ihsan. Pada tahun 2015 berubah nama menjaqdi KSPP Syariah Al Ihsan berdasarkan surat dari Dinas Koperindag Kabupaten Agam No. 2243/Koperindag/K.2/X/2015 tanggal 30 Oktober 2015 dan keputusan rapat khusus tanggal 25 Oktober 2015.

Maksud mendirikan KSPPS Al Ihsan dilandasi dengan motivasi pengembangan dan pemberdayaan ekonomi umat dengan

Referensi

Dokumen terkait

Gliserol juga akan memodifikasi kristal es yang terbentuk di dalam medium pembekuan sehingga menghambat kerusakan sel secara mekanis, dengan demikian gliserol

Toki ohjeistus on suunnattu nimenomaan korjausprosessin sisällä toimiville lääketieteen edustajille, mutta sitä käyttävät myös esimerkiksi trans*ihmiset itse hakiessaan

Daya dukung dari suatu perairan yang digunakan untuk kegiatan budidaya dalam KJA merupakan tingkat maksimum produksi ikan yang dapat didukung oleh perairan pada tingkat

Untuk masa pengamatan hari ke-6 masing-masing perlakuan berada pada grup yang sama (F hitung = 0,585 < F tabel = 2,928) maka dapat dikatakan pada pengamatan

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi penataan dan pemerataan guru Pegawai Negeri Sipil (PNS) jenjang SMA Negeri di Kabupaten Kulon Progo. Penelitian

Pada prakteknya ketiga penyederhanaan tersebut ( penghilangan useless, unit,  ) dilakukan bersama pada suatu tata bahasa bebas konteks, yang nantinya menyiapkan

Jadi li’an ialah suatu pernyataan. Bahwa bersedia dilaknat Allah setelah mengucapkan persaksian empat kali oleh diri sendiri dan dikuatkan dengan sumpah yang dilakukan oleh