• Tidak ada hasil yang ditemukan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUKOMUKO,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUKOMUKO,"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

BUPATI MUKOMUKO

PROVINSI BENGKULU

PERATURAN BUPATI MUKOMUKO NOMOR 34 TAHUN 2016

TENTANG

KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERTANIAN KABUPATEN MUKOMUKO

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MUKOMUKO,

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan pada Pasal 4 Peraturan Daerah Kabupaten Mukomuko Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Mukomuko, dipandang perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Mukomuko, Kabupaten Seluma dan Kabupaten Kaur di Provinsi Bengkulu (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4266);

2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587), sebagaimana telah diubah beberapakali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

4. Peraturan Daerah Kabupaten Mukomuko Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Mukomuko Tahun 2016 Nomor 10);

(2)

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA DINAS PERTANIAN KABUPATEN MUKOMUKO.

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan:

1. Kabupaten adalah Kabupaten Mukomuko.

2. Pemerintah Kabupaten adalah Pemerintah Kabupaten Mukomuko.

3. Bupati adalah Bupati Mukomuko.

4. Wakil Bupati adalah Wakil Bupati Mukomuko.

5. Sekretariat Daerah adalah Sekretariat Daerah Kabupaten Mukomuko.

6. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Mukomuko.

7. Dinas adalah Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko.

8. Kelompok Jabatan Fungsional adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, wewenang dan hak secara penuh oleh Pejabat yang berwenang untuk menyelenggarakan kegiatan yang sesuai dengan profesinya dalam rangka mendukung kelancaran tugas Dinas.

BAB II

KEDUDUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI Bagian Kesatu

Kedudukan Pasal 2

(1) Dinas merupakan unsur pelaksana urusan pemerintahan bidang Pertanian.

(2) Dinas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

(3) Dinas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai tugas membantu Bupati melaksanakan urusan pemerintahan bidang Pertanian dan tugas pembantuan yang diberikan kepada Kabupaten.

(4) Dinas dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (3) menyelenggarakan fungsi:

a. perumusan kebijakan teknis bidang pertanian;

b. pelaksanaan kebijakan teknis bidang pertanian;

c. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan sesuai dengan lingkup tugasnya;

d. pelaksanaan administrasi dinas;dan

e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh bupati terkait dengan tugas dan fungsinya.

(3)

Bagian Kedua Susunan Organisasi

Pasal 3

(1) Susunan Organisasi Dinas terdiri atas:

Kepala Dinas membawahi:

1. Sekretariat, membawahi 2 (Dua) Sub Bagian terdiri dari:

a. Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan;

b. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

2. Bidang Prasarana dan Sarana Pertanian, membawahi 3 (Tiga) Seksi terdiri dari:

a. Seksi Prasarana dan Sarana Lahan;

b. Seksi Prasarana dan Sarana Air;

c. Seksi Sarana Produksi, Pembiayaan, Alat dan Mesin Pertanian.

3. Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura, membawahi 3 (Tiga) Seksi terdiri dari:

a. Seksi Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura;

b. Seksi Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura;

c. Seksi Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan dan Hortikultura.

4. Bidang Perkebunan, membawahi 3 (Tiga) Seksi terdiri dari:

a. Seksi Produksi dan Proteksi Tanaman Perkebunan;

b. Seksi Kemitraan dan Perizinan Perkebunan;

c. Seksi Pengolahan Pemasaran Hasil Perkebunan.

5. Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan, membawahi 3 (Tiga) Seksi terdiri dari:

a. Seksi Perbibitan dan Produksi Peternakan;

b. Seksi Kesehatan Hewan;

c. Seksi Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet), Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan.

6. Bidang Penyuluhan, membawahi 3 (Tiga) Seksi terdiri dari:

a. Seksi Kelembagaan;

b. Seksi Ketenagaan;

c. Seksi Metode dan Informasi.

7. Unit Pelaksana Teknis Dinas.

8. Kelompok Jabatan Fungsional.

(2) Struktur Organisasi Dinas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tercantum dalam lampiran Peraturan Bupati ini.

(4)

BAB III

TUGAS DAN FUNGSI Bagian Kesatu

Kepala Dinas Pasal 4

(1) Kepala Dinas mempunyai tugas pokok membantu Bupati melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah dan tugas pembantuan di bidang pertanian.

(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Dinas menyelenggarakan fungsi:

a. perumusan kebijakan di bidang prasarana dan sarana, tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan dan kesehatan hewan serta penyuluhan pertanian;

b. penyusunan program penyuluhan pertanian;

c. pengembangan prasarana pertanian;

d. pengawasan mutu, peredaran dan pengendalian penyediaan benih tanaman, benih/bibit ternak dan hijauan pakan ternak;

e. pengawasan penggunaan sarana pertanian;

f. pembinaan produksi di bidang pertanian;

g. pengendalian dan penanggulangan hama penyakit tanaman dan penyakit hewan;

h. pengendalian dan penanggulangan bencana alam;

i. pembinaan pengolahan dan pemasaran hasil pertanian;

j. pelaksanaan penyuluhan pertanian;

k. izin usaha/rekomendasi teknis pertanian;

l. pemantauan dan evaluasi di bidang pertanian; dan

m. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Bagian Kedua Sekretariat

Pasal 5

(1) Sekretariat mempunyai tugas pokok Memberikan pelayanan teknis dan administrasi kepada seluruh unit kerja di lingkungan Dinas Pertanian.

(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sekretariat menyelenggarakan fungsi:

a. koordinasi penyusunan rencana, program, anggaran di bidang produksi tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan dan kesehatan hewan serta penyuluhan pertanian;

b. pemberian dukungan administrasi yang meliputi ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, kerumah tanggaan, kerja sama, hubungan masyarakat, arsip dan dokumentasi;

c. penataan organisasi dan tata laksana;

d. koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan;

e. pengelolaan barang milik/kekayaan negara; dan

f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

(5)

Pasal 6

Sekretariat, terdiri dari:

a. Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan;

b. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;

Paragraf 1

Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan Pasal 7

(1) Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan mempunyai tugas Melakukan penyiapan bahan penyusunan rencana, program dan anggaran, keuangan serta pemantauan, verifikasi, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan Dinas Pertanian.

(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan menyelenggarakan fungsi;

a. penyiapan bahan kebijakan, pengkoordinasian, pembinaan dan pengendalian teknis perencanaan program dan keuangan;

b. pembinaan dan pemberian bimbingan, perencanaan, evaluasi program dan keuangan; dan

c. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Paragraf 2

Sub Bagian Umum dan Kepegawaian Pasal 8

(1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas Melakukan urusan kepegawaian, tata usaha, rumah tangga, kerja sama, kehumasan dan protokol serta ketatalaksanaan.

(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), Sub Bagian Umum dan Kepegawaian menyelenggarakan fungsi:

a. penyiapan bahan kebijakan pengkoordinasian, pembinaan dan pengendalian teknis administrasi umum dan kepegawaian;

b. pembinaan dan pemberian bimbingan, perencanaan, evaluasi administrasi umum dan kepegawaian; dan

c. pelaksana tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

(6)

Bagian Ketiga

Bidang Prasarana dan Sarana Pertanian Pasal 9

(1) Bidang Prasarana dan Sarana Pertanian mempunyai tugas Melaksanakan penyusunan, pelaksanaan kebijakan dan pemberian bimbingan teknis, serta pemantauan dan evaluasi di bidang prasarana dan sarana pertanian.

(2) Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang Prasarana dan Sarana Pertanian menyelenggarakan fungsi:

a. penyusunan kebijakan di bidang prasarana dan sarana pertanian;

b. penyediaan dukungan infrastruktur pertanian;

c. pengembangan potensi dan pengelolaan lahan dan irigasi pertanian;

d. penyediaan, pengawasan dan bimbingan penggunaan pupuk, pestisida serta alat dan mesin pertanian;

e. pemberian bimbingan pembiayaan pertanian;

f. pemberian fasilitasi investasi pertanian;

g. pemantauan dan evaluasi di bidang sarana dan prasarana; dan

h. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas sesuai dengan bidang tugasnya.

Pasal 10

Bidang Prasarana dan Sarana Pertanian terdiri dari:

a. Seksi Prasarana dan Sarana Lahan;

b. Seksi Prasarana dan Sarana Air;

c. Seksi Sarana Produksi, Pembiayaan, Alat dan Mesin Pertanian;

Paragraf 1

Seksi Prasarana dan Sarana Lahan Pasal 11

(1) Seksi Prasarana dan Sarana Lahan mempunyai tugas Melakukan penyiapan bahan penyusunan kebijakan, pemberian bimbingan teknis dan pemantauan serta evaluasi di bidangpengelolaan lahan.

(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi Prasarana dan Sarana Lahan menyelenggarakan fungsi;

a. pelaksanaan penetapan kebijakan, pedoman dan bimbingan pengembangan rehabilitasi, konservasi, optimasi dan pengendalian lahan pertanian;

b. penyusunan peta pengembangan, rehabilitasi, konservasi, optimasi dan pengendalian lahan pertanian;

c. penyelenggaraan pengembangan, rehabilitasi, konservasi, optimasi dan pengendalian lahan pertanian;

d. penetapan dan pengawasan tata ruang dan tata guna lahan pertanian;

e. penyusunan pemetaan potensi, pengelolaan dan pengembangan lahan pertanian;

(7)

f. pelaksanaan pengaturan dan penerapan kawasan pertanian terpadu;

g. penetapan luas baku lahan pertanian yang dapat diusahakan sesuai kemampuan sumberdaya lahan yang ada; dan

h. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang sarana prasarana.

Paragraf 2

Seksi Prasarana dan Sarana Air Pasal 12

(1) Seksi Prasarana dan Sarana Air mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan kebijakan, pemberian bimbingan teknis dan pemantauan serta evaluasi di bidang pengelolaan air.

(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi Prasarana dan Sarana Air menyelenggarakan fungsi;

a. pelaksanaan pembangunan dan rehabilitasi pemeliharaan jaringan irigasi di tingkat usaha tani dan jaringan irigasi desa;

b. penyelenggaraan bimbingan, pengawasan dan pemanfaatan sumber- sumber air irigasi serta pemeliharaan jaringan irigasi tingkat usaha tani dan jaringan irigasi desa;

c. penyelenggaraan bimbingan pengembangan dan pemberdayaan perkumpulan petani pemakai air (p3a) dan perkumpulan petani pemakai air tanah (p3at);

d. penyelenggaraan bimbingan dan konservasi air irigasi;

e. penyelenggaraan bimbingan penerapan teknologi optimalisasi pengelolaan air untuk usaha tani; dan

f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang sesuai dengan bidang tugasnya.

Paragraf 3

Seksi Sarana Produksi, Pembiayaan, Alat dan Mesin Pertanian Pasal 13

(1) Seksi Sarana Produksi, Pembiayaan, Alat dan Mesin Pertanian mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, pemberian bimbingan teknis dan pemantauan serta evaluasi di bidang sarana produksi, pembiayaan, alat dan mesin pertanian.

(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi Sarana Produksi, Pembiayaan, Alat dan Mesin Pertanian menyelenggarakan fungsi;

a. pelaksanaan kebijakan alat dan mesin pertanian;

b. pelaksanaan identifikasi, inventarisasi dan penerapan kebutuhan alat mesin pertanian;

c. penyelenggaraan pengembangan alat dan mesin pertanian sesuai standart;

(8)

d. penerapan dan pengawasan standart mutu alat dan mesin pertanian;

e. penyelenggaraan pembinaan dan pengembangan jasa alat mesin pertanian;

f. penyelenggaraan pemberian izin pengadaan dan peredaran alat dan mesin pertanian;

g. pelaksanaan analisa teknis, ekonomi, dan sosial budaya alat dan mesin pertanian sesuai kebutuhan lokalita;

h. penyelenggaraan bimbingan penggunaan dan pemeliharaan alat dan mesin pertanian;

i. penyelenggaraan bimbingan penggunaan pupuk dan pestisida;

j. pelaksanaan pengawasan pengadaan, peredaran dan penggunaan pupuk dan pestisida di wilayah;

k. penyelenggaraan pengembangan dan pembinaan unit usaha layanan pupuk dan pestisida;

l. penyelenggaraan bimbingan pengendalian, penyaluran dan penggunaan pupuk dan pestisida;

m. pelaksanaan peringatan dini dan pengumuman terhadap ketersediaan pupuk dan pestisida;

n. penyelenggaraan bimbingan pengembangan dan pemanfaatan sumber- sumber pembiayaan/agribisnis;

o. penyelenggaraan bimbingan penyusunan rencana usaha agribisnis;

p. penyelenggaraan bimbingan pemberdayaan lembaga keuangan mikro pedesaan;

q. pelaksanaan pengawasan, penyaluran, pemanfaatan dan pengendalian kredit wilayah; dan

r. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang sesuai dengan bidang tugasnya.

Bagian Keempat

Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Pasal 14

(1) Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura mempunyai tugas melaksanakan penyusunan, pelaksanaan kebijakan dan pemberian bimbingan teknis, serta pemantauan dan evaluasi di bidang tanaman pangan dan hortikultura.

(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura menyelenggarakan fungsi:

a. penyusunan kebijakan perbenihan, produksi, perlindungan, pengolahan dan pemasaran hasil di bidang tanaman pangan dan hortikultura;

b. penyusunan rencana kebutuhan dan penyediaan benih di bidang tanaman pangan dan hortikultura;

c. pengawasan mutu dan peredaran benih di bidang tanaman pangan dan hortikultura;

d. pemberian bimbingan penerapan peningkatan produksi di bidang tanaman pangan dan hortikultura;

(9)

e. pengendalian dan penanggulangan hama penyakit, penanggulangan bencana alam dan dampak perubahan iklim di bidang tanaman pangan dan hortikultura;

f. pemberian bimbingan pasca panen, pengolahan dan pemasaran hasil di bidang tanaman pangan dan hortikultura;

g. pemberian izin usaha/rekomendasi teknis di bidang tanaman pangan dan hortikultura;

h. pemantauan dan evaluasi di bidang tanaman pangan dan hortikultura;

dan

i. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan bidang tugasnya.

Pasal 15

Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura terdiri dari:

a. Seksi Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura;

b. Seksi Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura;

c. Seksi Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan dan Hortikultura;

Paragraf 1

Seksi Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Pasal 16

(1) Seksi Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, pemberian bimbingan teknis dan pemantauan serta evaluasi di bidang produksi tanaman pangan dan hortikultura.

(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura menyelenggarakan fungsi:

a. penyusunan perencanaan bidang produksi pertanian tanaman pangan;

b. perumusan kebijakan teknis pengembangan perbenihan, peningkatan produksi tanaman pangan dan hortikultura;

c. pembinaan, koordinasi dan fasilitasi dalam pengembangan perbenihan, peningkatan produksi tanaman pangan dan hortikultura;

d. pengendalian dan evaluasi pelaksanaan kebijakan pengembangan perbenihan, peningkatan produksi tanaman pangan dan hortikultura;

dan

e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan bidang tugasnya.

(10)

Paragraf 2

Seksi Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura Pasal 17

(1) Seksi Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, pemberian bimbingan teknis dan pemantauan serta evaluasi di bidang proteksi tanaman pangan dan hortikultura.

(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura menyelenggarakan fungsi:

a. penyusunan perencanaan di bidang perlindungan tanaman, pengelolaan lahan dan air;

b. perumusan kebijakan teknis perlindungan tanaman, pengelolaan lahan, pengelolaan air dan prasarana pertanian tanaman pangan;

c. pelaksanaan pembinaan, koordinasi dan fasilitasi dalam perlindungan tanaman, pengelolaan lahan, pengelolaan air dan prasarana pertanian tanaman pangan;

d. penyelenggaraan perlindungan tanaman, pengelolaan lahan, pengelolaan air dan prasarana pertanian tanaman pangan;

e. pengendalian dan evaluasi pelaksanaan kegiatan perlindungan tanaman, pengelolaan lahan, pengelolaan air dan prasarana pertanian tanaman pangan; dan

f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan bidang tugasnya.

Paragraf 3

Seksi Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan dan Hortikultura Pasal 18

(1) Seksi Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan dan Hortikultura mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, pemberian bimbingan teknis dan pemantauan serta evaluasi di bidang pengolahan dan pemasaran hasil tanaman pangan dan hortikultura.

(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan dan Hortikultura menyelenggarakan fungsi:

a. penyusunan bahan kebijakan teknis pengembangan sistem pemasaran komoditas pertanian tanaman pangan dan hortikultura;

b. penyusunan bahan koordinasi, pembinaan, fasilitasi dan evaluasi kegiatan pengembangan sistem pemasaran komoditas tanaman pangan dan hortikultura;

c. pelaksanaan kegiatan pengembangan sistem pemasaran komoditas pertanian tanaman pangan dan hortikultura; dan

d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang sesuai dengan bidang tugasnya.

(11)

Bagian Kelima Bidang Perkebunan

Pasal 19

(1) Bidang Perkebunan mempunyai tugas melaksanakan penyusunan, pelaksanaan kebijakan dan pemberian bimbingan teknis serta pemantauan dan evaluasi di bidang perkebunan.

(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang Perkebunan menyelenggarakan fungsi:

a. penyusunan kebijakan di bidang perbenihan, produksi, perlindungan, pengolahan dan pemasaran hasil perkebunan;

b. penyusunan rencana kebutuhan dn penyediaan benih di bidang perkebunan;

c. pengawasan mutu dan peredaran benih di bidang perkebunan;

d. pemberian bimbingan penerapan peningkatan produksi di bidang perkebunan;

e. pengendalian dan penanggulangan hama penyakit, penanggulangan bencana alam dan dampak perubahan iklim di bidang perkebunan;

f. penanggulangan gangguan usaha dan pencegahan kebakaran di bidang perkebunan;

g. pemberian bimbingan pasca panen, pengolahan dan pemasaran hasil di bidang perkebunan;

h. pemberian izin usaha/rekomendasi teknis di bidang perkebunan;

i. pemantauan dan evaluasi di bidang perkebunan; dan j. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

Pasal 20

Bidang Perkebunan terdiri dari:

a. Seksi Produksi dan Proteksi Tanaman Perkebunan;

b. Seksi Kemitraan dan Perizinan Perkebunan;

c. Seksi Pengolahan Pemasaran Hasil Perkebunan;

Paragraf 1

Seksi Produksi dan Proteksi Tanaman Perkebunan Pasal 21

(1) Seksi Produksi dan Proteksi Tanaman Perkebunan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, pemberian bimbingan teknis dan pemantauan serta evaluasi di bidang produksi dan proteksi tanaman perkebunan.

(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi Produksi dan Proteksi Tanaman Perkebunan menyelenggarakan fungsi:

a. penyusunan rencana kerja di bidang pembinaan produksi dan proteksi perkebunan ;

(12)

b. pengumpulan dan pengolahan data dalam rangka pelaksanaan pembinaan produksi dan proteksi perkebunan;

c. penyelenggaraan bimbingan penyiapan dan pemantapan lahan serta teknis budidaya tanaman perkebunan;

d. pelaksanaan pengadaan dan penyebaran benih/bibit unggul, pengadaan dan pengembangan bibit unggul lokal;

e. pelaksanaan bimbingan operasional pengadaan sarana produksi;

f. pelaksanaan pengujian dan penerapan teknologi tepat guna;

g. pemberian rekomendasi usaha penangkaran benih/bibit;

h. pelaksanaan bimbingan pemeliharaan pelestarian tingkat kesuburan tanah;

i. pelaksanaan pembinaan dan bimbingan teknis wilayah usaha perkebunan;

j. pelaksanaan koordinasi dengan unit kerja terkait dalam rangka pelaksanaan tugas;

k. penyusunan laporan hasil pelaksanaan tugas; dan

l. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala bidang sesuai dengan bidang tugasnya.

Paragraf 2

Seksi Kemitraan dan Perizinan Perkebunan Pasal 22

(1) Seksi Kemitraan dan Perizinan Perkebunan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, pemberian bimbingan teknis dan pemantauan serta evaluasi di bidang Kemitraan dan Perizinan Perkebunan.

(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi Kemitraan dan Perizinan Perkebunan menyelenggarakan fungsi:

a. penyusunan, penyiapan dan penyediaan perencanaan dan pengembangan pengelolaan usaha perkebunan dan kehutanan, agrobisnis serta agroindustri;

b. pelaksanaan koordinasi dalam penyusunan, penyiapan dan penyediaan prosedur serta persyaratan rekomendasi dan perizinan pengembangan usaha perkebunan dan kehutanan lintas instansi;

c. pelaksanaan fasilitasi dan mediasi penumbuhkembangan kemitraan dalam pengelolaan usaha perkebunan dengan pola saling menguntungkan, baik dalam kemitraan usaha maupun kemitraan pengolahan;

d. penyediaan bahan kerjasama usaha perkebunan, pengembangan kemitraan serta investor perkebunan besar;

e. pelaksanaan kerjasama lintas instansi terkait, yang berhubungan dengan pengembangan usaha perkebunan, kemitraan dan teknologi;

f. penyiapan usulan dan fasilitasi kerjasama dengan pihak ketiga dari dalam daerah dan luar daerah;

g. pelaksanaan fasilitasi dan penyiapan pelaksanaan revitalisasi perkebunan, optimasi lahan, pengelolaan lahan dan air dalam bidang atau untuk keperluan pengembangan usaha perkebunan;

(13)

h. penyiapan bahan identifikasi dan pelayanan informasi sumber dana, pembiayaan, bimbingan analisis kelayakan usaha dan penggunaan serta pengendalian kredit usaha perkebunan;

i. pengawasan, monitoring dan pengendalian hasil pelaksanaan pengusahaan, kelembagaan, kemitraan usaha perkebunan;

j. pelaksanaan fasilitasi dan mediasi alih fungsi lahan untuk kepentingan negara, usaha dan/atau kepentingan masyarakat lainnya sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku;

k. pembinaan dan dan pengawasan teknis pelaku usaha perkebunan didalam wilayah kabupaten Mukomuko;

l. pelaksanaan dan penyusunan laporan serta mengevaluasi pelaksanaan kegiatan seksi perizinan usaha dan kemitraan perkebunan; dan

m. Pelaporan hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala Bidang.

Paragraf 3

Seksi Pengolahan Pemasaran Hasil Perkebunan Pasal 23

(1) Seksi Pengolahan Pemasaran Hasil Perkebunan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, pemberian bimbingan teknis dan pemantauan serta evaluasi di bidang Pengolahan Pemasaran Hasil Perkebunan.

(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi Pengolahan Pemasaran Hasil Perkebunan menyelenggarakan fungsi:

a. penyusunan bahan pedoman teknis dan pembinaan dibidang pengolahan hasil perkebunan;

b. pelaksanaan fasilitasi dan pembinaan dibidang pengolahan hasil perkebunan;

c. penyusunan bahan pedoman teknis dan pembinaan dibidang pemasaran hasil perkebunan;

d. pelaksanaan fasilitasi dan pembinaan dibidang pemasaran hasil perkebunan; dan

e. Pelaporan hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala Bidang.

Bagian Keenam

Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Pasal 24

(1) Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan mempunyai tugas melaksanakan penyusunan, pelaksanaan kebijakan dan pemberian bimbingan teknnis, serta pemantauan dan evaluasi di bidang peternakan dan kesehatan hewan.

(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan menyelenggarakan fungsi:

(14)

a. penyusunan kebijakan di bidang benih/bibit, produksi peternakan dan kesehatan hewan, perlindungan serta pengolahan dan pemasaran hasil di bidang peternakan;

b. pengelolaan sumber daya genetik hewan;

c. pengendalian peredaran dan penyediaan benih/bibit ternak, pakan ternak dan benih/bibit hijauan pakan ternak;

d. pemberian bimbingan penerapan peningkatan produksi ternak;

e. pengendalian penyakit hewan dan penjamin kesehatan hewan;

f. pengawasan obat hewan;

g. pengawasan pemasukan dan pengeluaran hewan dan produk hewan;

h. pengelolaan pelayanan jasa laboratorium dan jasa medik veteriner;

i. penerapan dan pengawasan persyaratan teknis kesehatan masyarakat veteriner dan kesejahteraan hewan;

j. pemberian izin/rekomendasi di bidang peternakan, kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner;

k. pemberian bimbingan pascapanen, pengolahan dan pemasaran hasil di bidang peternakan;

l. pemantauan dan evaluasi di bidng peternakan dan kesehatan hewan;

dan

m. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan langsung sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Pasal 25

Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan terdiri dari:

a. Seksi Perbibitan dan Produksi Peternakan;

b. Seksi Kesehatan Hewan;

c. Seksi Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet), Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan;

Paragraf 1

Seksi Perbibitan dan Produksi Peternakan Pasal 26

(1) Seksi Perbibitan dan Produksi Peternakan mempunyai tugas pokok melakukan penyiapan bahan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, pemberian bimbingan teknis dan pemantauan serta evaluasi di bidang Perbibitan dan Produksi Peternakan.

(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi Perbibitan dan Produksi Peternakan menyelenggarakan fungsi:

a. penyusunan bahan perumusan kebijakan teknis dalam pembibitan ternak;

b. penyusunan bahan pembinaan, koordinasi dan fasilitasi dalam pembibitan ternak;

c. penyelenggaraan pembibitan ternak; pengawasan dan evaluasi pelaksanaan pembibitan ternak;

(15)

d. penyusunan program dan kegiatan bidang produksi dan pengembangan peternakan;

e. perumusan kebijakan teknis dalam peningkatkan produksi peternakan, pemanfaatan dan pengembangan lahan penyebaran serta pengembangan peternakan maupun redistribusi ternak;

f. pelaksanaan pembinaan, koordinasi dan fasilitasi dalam peningkatkan produksi peternakan, pemanfaatan dan pengembangan lahan penyebaran serta pengembangan peternakan maupun redistribusi ternak;

g. penyelenggaraan peningkatkan produksi peternakan, pemanfaatan dan pengembangan lahan penyebaran serta pengembangan peternakan maupun redistribusi ternak;

h. pengendalian dan evaluasi pelaksanaan peningkatkan produksi peternakan, pemanfaatan dan pengembangan lahan penyebaran serta pengembangan peternakan maupun redistribusi ternak; dan

i. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Paragraf 2

Seksi Kesehatan Hewan Pasal 27

(1) Seksi Kesehatan Hewan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, pemberian bimbingan teknis dan pemantauan serta evaluasi di bidang Kesehatan Hewan.

(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi Kesehatan Hewan menyelenggarakan fungsi:

a. penyusunan perencanaan bidang kesehatan hewan;

b. perumusan kebijakan teknis pencegahan dan pemberantasan penyakit hewan, peningkatan kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner serta pengawaan obat hewan dan residu;

c. pelaksanaan pembinaan, koordinasi dan fasilitasi dalam pencegahan dan pemberantasan penyakit hewan, peningkatan kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner serta pengawaan obat hewan dan residu;

d. penyelenggaraan pencegahan dan pemberantasan penyakit hewan, peningkatan kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner serta pengawaan obat hewan dan residu;

e. pengendalian dan evaluasi pelaksanaan pencegahan dan pemberantasan penyakit hewan, peningkatan kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat veteriner serta pengawaan obat hewan dan residu; dan

f. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan fungsinya.

(16)

Paragraf 3

Seksi Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet), Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan

Pasal 28

(1) Seksi Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet), Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan mempunyai tugas pokok melakukan penyiapan bahan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, pemberian bimbingan teknis dan pemantauan serta evaluasi di bidang Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet), Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan.

(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet), Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan menyelenggarakan fungsi:

a. pengumpulan bahan dan pengolah data dalam rangka penyusunan rencana dan program kerja sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas di bidang kesehatan masyarakat veterinir;

b. pengumpulan bahan dan penganalisaan data dalam rangka pembinaan dan penyusunan pedoman dan petunjuk teknis dibidang kesehatan masyarakat veteriner;

c. penghimpunan data dan informasi dalam rangka penyusunan rencana kegiatan yang berhubungan dengan kesehatan hewan;

d. pelaksanaan fasilitasi kebijakan dibidang produk pangan asal hewan, produk non pangan asal hewan serta hygiene sanitasi, dan kesejahteraan hewan;

e. pemberian fasilitasi dalam standar, norma, kreteria, dan prosedur dibidang produk pangan asal hewan, produk non pangan asal hewan, hygiene sanitasi dan kesejahteraan hewan;

f. pengawasan dan pengujian terhadap produk pangan asal hewan, produk non pangan asal hewan hygiene sanitasi, dan kesejahteraan;

g. pelaksanaan fasilitasi pelayanan perijinan, pengujian dan pengawasan produk pangan asal hewan, produk non pangan asal hewan hygiene sanitasi dan kesejahteraan hewan;

h. penyusunan program dan kegiatan bidang usaha dan pemasaran peternakan;

i. perumusan kebijakan teknis dalam bina usaha peternakan, pemasaran hasil peternakan dan pembinaan kelembagaan peternakan;

j. pelaksanaan pembinaan, koordinasi dan fasilitasi dalam bina usaha peternakan, pemasaran hasil peternakan dan pembinaan kelembagaan peternakan;

k. penyelenggaraan bina usaha peternakan, pemasaran hasil peternakan dan pembinaan kelembagaan peternakan;

l. pengendalian dan evaluasi pelaksanaan bina usaha peternakan, pemasaran hasil peternakan dan pembinaan kelembagaan peternakan;

dan

m. pelaporan hasil pelaksanaan tugas kepada kepala bidang.

(17)

Bagian Ketujuh Bidang Penyuluhan

Pasal 29

(1) Bidang Penyuluhan mempunyai tugas melaksanakan penyusunan, pelaksanaan kebijakan, Programa dan pelaksanaan penyuluhan pertanian.

(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bidang Penyuluhan menyelenggarakan fungsi:

a. penyusunan kebijakan dan programa penyuluhan;

b. pelaksanaa penyuluhan pertanian dan pengembangan mekanisme, tata kerja dan metode penyuluhan pertanian;

c. pengumpulan, pengolahan, pengemasan dan penyebaran materi penyuluhan bagi pelaku utama dan pelaku usaha;

d. pengelolaan kelembagaan dan ketenagaan;

e. pemberian fasilitasi penumbuhan dan pengembangan kelembagaan dan forum masyarakat bagi pelaku utama dan pelaku usaha;

f. peningkatan kapasitas penyuluh pegawai negeri sipil, swadaya dan swasta;

g. pemantauan dan evaluasi di bidang penyuluhan pertanian; dan

h. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan langsung sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Pasal 30

Bidang Penyuluhan terdiri dari:

a. Seksi Kelembagaan;

b. Seksi Ketenagaan;

c. Seksi Metode dan Informasi;

Paragraf 1 Seksi Kelembagaan

Pasal 31

(1) Seksi Kelembagaan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, pemberian bimbingan teknis dan pemantauan serta evaluasi di bidang Kelembagaan.

(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi Kelembagaan menyelenggarakan fungsi:

a. penyusunan rencana kerja dan anggaran kegiatan kelembagaan dan ketenagaan penyuluhan sebagai pedoman dalam melaksanakan tugas;

b. pengumpulan dan pengolahan data untuk menyusun program kegiatan bidang kelembagaan dan ketenagaan penyuluh;

c. pelaksanaan peningkatan kapasitas penyuluh, pelaku utama dan pelaku usaha melalui proses pembelajaran (pendidikan dan pelatihan) secara berkelanjutan;

(18)

d. pelaksanaan pengembangan, pemantauan, pemantapan pendidikan dan pelatihan serta akreditasi fungsional penyuluh;

e. pelaksanaan pembinaan kelembagaan penyuluhan dan kelembagaan petani dalam memfasilitasi sarana, prasarana serta pembiayaan;

f. pelaksanaan penyusunan program kegiatan kelembagaan dan ketenagaan penyuluhan;

g. pelaksanaan penilaian dan evaluasi kegiatan pendidikan dan pelatihan kelembagaan penyuluhan dan akreditasi fungsional ketenagaan penyuluhan;

h. pelaksanaan penilaian kelembagaan penyuluhan,kelembagaan petani dan ketenagaan penyuluh;

i. pelaksanaan analisis kebutuhan tenaga penyuluh dan system informasi penyuluhan tentang kelembagaan dan ketenagaan penyuluhan;

j. pelaksanaan dan pembinaan penerapan standard dan prosedur system kerja penyuluhan bidang kelembagaan dan ketenagaan penyuluh;

k. pelaksanaan dan pembinaan penerapan penilaian dan penyusunan angka kredit fungsional penyuluh;

l. pelaksanaan pembinaan penerapan persyaratan sertifikasi dan akreditasi fungsional penyuluh;

m. pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan kelembagaan dan ketenagaan penyuluhan; dan

n. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Paragraf 2 Seksi Ketenagaan

Pasal 32

(1) Seksi Ketenagaan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, pemberian bimbingan teknis dan pemantauan serta evaluasi di bidang Ketenagaan.

(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi Ketenagaan menyelenggarakan fungsi:

a. pelaksanaan penilaian dan evaluasi kegiatan pendidikan dan pelatihan kelembagaan penyuluhan dan akreditasi fungsional ketenagaan penyuluhan;

b. pelaksanaan penilaian kelembagaan penyuluhan,kelembagaan petani dan ketenagaan penyuluh;

c. pelaksanaan analisis kebutuhan tenaga penyuluh dan system informasi penyuluhan tentang kelembagaan dan ketenagaan penyuluhan;

d. pelaksanaan dan pembinaan penerapan standard dan prosedur system kerja penyuluhan bidang kelembagaan dan ketenagaan penyuluh;

e. pelaksanaan dan pembinaan penerapan penilaian dan penyusunan angka kredit fungsional penyuluh;

f. pelaksanaan pembinaan penerapan persyaratan sertifikasi dan akreditasi fungsional penyuluh;

(19)

g. pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan kelembagaan dan ketenagaan penyuluhan; dan

h. melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Paragraf 3

Seksi Metode dan Informasi Pasal 33

(1) Seksi Metode dan Informasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, pemberian bimbingan teknis dan pemantauan serta evaluasi di bidang Metode dan Informasi.

(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Seksi Metode dan Informasi menyelenggarakan fungsi:

a. pengumpulan data dan informasi;

b. penyiapan bahan kebijakan, materi, bimbingan dan pembinaan serta petunjuk teknis yang berkaitan dengan urusan metode dan informasi;

c. perencanaan metode dan informasi pendidikan pelatihan teknis penyuluh pertanian secara berkala;

d. pelaksanaan metode dan informasi peningkatan kapasitas penyuluh pns, swadaya, dan swasta melalui pendidikan dan pelatihan;

e. penyebaran informasi kepada pelaku utama dan pelaku usaha;

f. pelaksanaan pengembangan usaha tani melalui percontohan, demonstrasi plot/unit/area dan pengembangan model usaha tani secara mandiri dan kemitraan dengan lembaga penelitian dan pengembangan pertanian lainnya;

g. pembuatan laporan pelaksanaan tugas sebagai bahan informasi dan evaluasi; dan

h. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

Bagian Kedelapan

Unit Pelaksana Teknis Dinas Pasal 34

(1) Untuk menyelenggarakan sebagian tugas Dinas dibidang Pertanian dapat dibentuk UPT pada Dinas sesuai dengan kebutuhan.

(2) Pembentukkan, susunan organisasi, tugas dan fungsi UPTD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan lebih lanjut dengan Peraturan Bupati tersendiri sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(20)

Bagian Kesembilan

Kelompok Jabatan Fungsional Pasal 35

(1) Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian kegiatan Dinas secara profesional sesuai dengan kebutuhan.

(2) Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dalam melaksanakan tugasnya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.

Pasal 36

(1) Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada Pasal 35 peraturan ini, terdiri atas sejumlah tenaga dalam jenjang jabatan fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan bidang keahlian dan keterampilan.

(2) Setiap kelompok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipimpin oleh seorang tenaga fungsional senior yang ditunjuk diantara tenaga fungsional yang ada di lingkungan Dinas.

(3) Jumlah jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditentukan berdasarkan sifat, jenis, kebutuhan dan beban kerja.

(4) Jenis dan jenjang jabatan fungsional tersebut pada ayat (1) pasal ini diatur sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Bagian Kesepuluh Uraian Tugas

Pasal 37

Uraian tugas masing-masing unsur organisasi akan ditetapkan lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.

BAB IV TATA KERJA Bagian Kesatu

Umum Pasal 38

(1) Hal-hal yang menjadi tugas Dinas merupakan satu kesatuan yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan.

(2) Pelaksanaan tugas dan fungsi Dinas sebagai Pelaksana Pemerintah Kabupaten di bidang pertanian kegiatan operasionalnya diselenggarakan oleh Kepala Bidang, dan Kepala Seksi menurut bidang tugas masing- masing.

(21)

(3) Kepala Dinas baik teknis operasional maupun teknis administratif berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah dan dalam melaksanakan tugasnya menyelenggarakan hubungan fungsional dengan instansi yang berkaitan dengan fungsinya.

(4) Setiap pimpinan satuan organisasi di lingkungan Dinas, dalam melaksanakan tugasnya wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplifikasi.

(5) Setiap pimpinan satuan organisasi di lingkungan Dinas, wajib memimpin dan memberi bimbingan serta petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan.

Bagian Kedua Pelaporan

Pasal 39

(1) Kepala Dinas wajib memberikan laporan yang akurat tentang pelaksanaan tugasnya secara teratur, jelas serta tepat waktu kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

(2) Setiap pimpinan satuan organisasi di lingkungan Dinas wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk dan bertanggungjawab kepada atasannya masing-masing serta memberikan laporan tepat pada waktunya.

(3) Setiap laporan yang diterima oleh pimpinan satuan organisasi dari bawahan, wajib diolah dan dipergunakan sebagai bahan pertimbangan lebih lanjut serta untuk memberi petunjuk kepada bawahan.

(4) Pengaturan mengenai jenis laporan dan cara penyampaiannya, berpedoman kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Bagian Ketiga Hak Mewakili

Pasal 40

Dalam hal Kepala Dinas berhalangan, Kepala Dinas diwakili oleh Sekretaris Dinas, apabila Kepala Dinas dan Sekretaris Dinas berhalangan dapat diwakili oleh Kepala Bidang dengan memperhatikan senioritas kepangkatan.

BAB V KEPEGAWAIAN

Pasal 41

Kepala Dinas berkewajiban dan bertanggung jawab dalam melaksanakan pembinaan kepegawaian dilingkup Badan.

(22)

BAB VI KEUANGAN

Pasal 42

(1) Untuk melaksanakan penyelesaian keuangan pada Dinas dibentuk Satuan Pemegang Kas.

(2) Susunan, tugas pokok dan fungsi satuan pemegang kas ditetapkan lebih lanjut dengan Keputusan Bupati tersendiri.

BAB VII

KETENTUAN PENUTUP Pasal 43

Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Mukomuko.

Ditetapkan di Mukomuko

pada tanggal 22 Desember 2016 BUPATI MUKOMUKO,

TTD

CHOIRUL HUDA Diundangkan di Mukomuko

pada tanggal 22 Desember 2016 SEKRETARIS DAERAH,

TTD SYAFKANI

BERITA DAERAH KABUPATEN MUKOMUKO TAHUN 2016 NOMOR : 34

(23)

SEKSI PERBIBITAN DAN PRODUKSI PETERNAKAN

BIDANG PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN

SEKSI KESEHATAN HEWAN

SEKSI

KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER (KESMAVET), PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PETERNAKAN

BUPATI MUKOMUKO, TTD

CHOIRUL HUDA

U P T

KEPALA DINAS

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

SEKRETARIS

SUBBAG PERENCANAAN DAN

KEUANGAN

SUBBAG UMUM DAN KEPEGAWAIAN STRUKTUR ORGANISASI

DINAS PERTANIAN TIPE B

SEKSI

PRODUKSI DAN PROTEKSI TANAMAN PERKEBUNAN

BIDAN PERKEBUNAN

SEKSI KEMITRAAN DAN PERIZINAN PERKEBUNAN

SEKSI PENGOLAHAN PEMASARAN

HASIL PERKEBUNAN SEKSI

PRODUKSI TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA BIDANG TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA

SEKSI PROTEKSI TANAMAN

PANGAN DAN HORTIKULTURA

SEKSI LOGISTIK

FARMASI SEKSI

PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURAL

KETERANGAN :

: GARIS PEMBINAAN --- : GARIS KOORDINASI

LAMPIRAN : PERATURAN BUPATI MUKOMUKO NOMOR 34 TAHUN 2016 TANGGAL 22 Desember 2016

SEKSI PRASARANA DAN

SARANA LAHAN BIDANG

PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

SEKSI PRASARANA DAN SARANA

AIR

SEKSI SARANA

PRODUKSI,PEMBIAYAAN ALAT DAN MESIN PERTANIAN

SEKSI KELEMBAGAAN BIDANG PENYULUHAN

SEKSI KETENAGAAN

SEKSI METODE DAN

INFORMASI

Referensi

Dokumen terkait

Adalah bentuk hambatan langsung yang merupakan bentuk yang paling ekstrim dari segala hambatan impor. Meskipun secara umum.. perdagangan luar negeri memberikan

Ketika sejumlah manusia terinfeksi virus AI H5N1 pada tahun 1997, amantadine secara cepat diimpor ke Hongkong. Obat anti-influenza ini mencegah infeksi dengan mengganggu aktivitas

Kiranya Manual Prosedur Pelaksanaan Praktikum Untuk Eksternal yang telah disusun oleh Tim Unit Jaminan Mutu (UJM) Jurusan Matematika dapat dipahami dan

Mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan dan koordinasi, penyusunan NSPK, penyiapan bahan pembinaan, pemberian bimbingan teknis

(1) Seksi Kelembagaan dan Perlindungan Tanaman mempunyai tugas Melakukan penyiapan bahan penyusunan kebijakan, pelaksanaan, dan pemberian bimbingan teknis serta pemantauan

(1) Seksi Penganekaragaman Konsumsi Pangan mempunyai tugas melakukan penyiapan koordinasi, pengkajian, penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, pemantapan, serta

Ini menjadi hal yang paling sering digunakan untuk menghasilkan struktur lipid melalui reaksi diantara sebuah rantai menengah triasilgliserol dan sebuah minyak sayur atau minyak

negara yang ideal haruslah mampu menempatkan diri dan berperan dalam kehidupan bermasyarakat. Peran pemerintah menjadi landasan dasar untuk mencapai tujuan