Laporan Tesis
PEMBUATAN BIODIESEL DARI MINYAK BIJI NYAMPLUNG DENGAN PROSES TRANSESTERIFIKASI
DALAM KOLOM PACKED BED
Oleh : Yanatra
NRP. 2309201015 Pembimbing :
Prof. Dr. Ir. HM. Rachimoellah, Dipl. EST Lab. Biomassa & Konversi Energi
Jurusan Teknik Kimia – FTI - ITS
Pendahuluan
Latar belakang :
Aspek ekonomi ;
Krisis BBM fossil (langka) & mahal
BBM fossil tidak lama lagi akan habis (non-renewable)
Aspek lingkungan ;
Emisi gas buang membahayakan
Pemanasan global
Aspek bahan baku (renewable) ;
Bahan baku minyak nabati tersedia beragam dan cukup banyak (sawit, bunga matahari, kedelai, biji jarak, biji karet, nyamplung, dll.)
Maka dicoba diteliti pembuatan BBM alternatif yang ramah lingkungan, yaitu biodiesel dari minyak biji nyamplung dengan proses transesterifikasi dalam reaktor alir
packed bed
Rumusan masalah:
Apakah ada pengaruh pengaruh suhu, Laju alir dalam
reaktor dan Laju alir produk terhadap persentase (%)fame pada reaksi transesterifikasi minyak biji nyamplung dalam reaktor alir packed bed.
Tujuan penelitian
Mempelajari pengaruh suhu, Laju alir dalam reaktor dan Laju alir produk terhadap persentase (%) fame pada reaksi transesterifikasi minyak biji nyamplung dalam reaktor alir packed bed.
Manfaat penelitian
Untuk pengembangan proses produksi biodiesel secara kontinyu.
Tinjauan Pustaka
Reaksi transesterifikasi
Reaksi overall :
Tahapan reaksi :
Variabel yang mempengaruhi reaksi :
Mutu minyak biji nyamplung
Kandungan air, asam lemak bebas, gum, lignin, partikel padat.
Jenis alkohol
Metanol.
Perbandingan jumlah alkohol thd. minyak
Jenis katalis
NaOH.
Intensitas pengadukan
Bilangan Reynold (NRe), tumbukan, homogenitas campuran
Suhu
Waktu reaksi
Laju alir dalam reaktor
Laju alir dalam produk
Aspek teknologi / proses ;
Proses esterifikasi
Proses transesterifikasi
Aspek metode proses / reaktor ;
Metode / reaktor curah (batch)
Metode / reaktor alir
REAKTOR PACKED BED
Reaktor Packed Bed banyak digunakan dalam aplikasi industri untuk separasi, absorption, stripping dan destilasi.
Reaktor packed bed biasanya berbentuk tabung dan terdiri dari packing yang tersusun rapi atau acak. Keuntungan dari reaktor packed bed adalah konversi yang lebih tinggi per berat katalis dari reaktor katalitik lainnya.
Perbedaan bahan packing juga mempengaruhi area permukaan dan rongga kosong. Hal tersebut dapat mempengaruhi kinerja packing.
Selain perbedaan bahan packing dan luas permukaan faktor lain yang berpengaruh adalah distribusi liquid dan vapor yang masuk ke dalam reaktor.
Jika liquid vapor tidak terdistribusi dengan baik dalam area reaktor maka poses pemisahan tidak akan berjalan dengan baik, karena packing tidak bekerja secara maximal
II. Metodologi
A. Bahan yang digunakan
Biji nyamplung
Metanol (Unilab-Ajax)
Sodium hidroksida (Merck)
Asam fosfat (Merck)
Asam sulfat (Merck)
Benzyl alcohol (Merck)
C.Variabel Percobaan
Kondisi Operasi
1. Perbandingan mol minyak : metanol = 1 : 6
2. Katalis NaOH = 0,5 % terhadap berat minyak
Variabel berubah :
1. Suhu reaksi ; 50, 60,65, 80 oC.
2. Laju alir dalam reaktor ; 2,22; 6,93; 14,73 cm3/s
3. Laju alir produk ; 0,21;0.55;0,90; 1,26; 1,74 cm3/s
Diagram alir percobaan
Hasil Biji nyamplung
Pemisahan kernel
Pemerasan dan penyaringan
Esterifikasi Asam
Analisa FAME
Ampas/bung kil
Pemisahan
Gliserin
Transesterifikasi Basa Dalam
REAKTOR PACKED BED
Perhitungan Cangkang biji nyamplung
Minyak biji nyamplung (crude oil)
•Mol rasio methanol : minyak biji nyamplung 6:1
•Asam sulfat 0,5% wt minyak
•Suhu 50 oC, waktu 2 jam
•Mol rasio methanol : minyak 6:1
•NaOH 0,5 %wt minyak
•Variabel : suhu, Laju alir dlm. reaktor dan Laju. alir produk
Degumming
H3PO4 Gum
H2SO4 & Methanol sisa Minyak biji nyamplung (refined)
Alat percobaan
Feed minyak
Feed metanol &
NaOH
Termokontroler
Reaktor Packed Bed
Flowmeter produk
Valve
Sampel produk
Pompa Pemanas listrik
Flowmeter masuk reaktor
Valve
Valve
Dimensi alat (reaktor packed bed) :
Diameter : 2,093 cm.
Tinggi : 75 cm.
Isian : raschig rings kaca
Diameter : 5 mm.
Tebal : 1 mm.
Tinggi : 6 mm.
Density : 2,55 g/cm3
Pemanas : listrik dg. termokontroler
Kolom masukan minyak ;
Diameter : 4,96 cm.
Tinggi : 60 cm.
Kolom masukan metanol ;
Diameter : 2,47 cm.
Tinggi : 60 cm.
D. PROSEDUR PENELITIAN
Persiapan Bahan
Pengepressan biji nyamplung
Proses degumming
Analisa asam lemak bebas (FFA)
Proses esterifikasi
Proses transesterifikasi
Analisa hasil FAME dengan GC 5890 dengan kolom HP 1
Analisa viskositas
Data % FAME pada Laju alir masuk dalam reaktor 2.22 cm3/s pada berbagai suhu
Suhu
(oC) Kecepatan alir produk (cm3/s)
1.74cm3/s 1.26cm3/s 0.9cm3/s 0.55cm3/s 0.21cm3/s
50oC 10.61 % 10.99% 14.53% 14.63% 15.46%
60oC 15.55% 16.87% 16.88% 20.71% 21.52%
65oC 11.18% 10.03% 9.96% 9.87% 9.71%
80oC 8.03% 7.96% 6.54% 5.96% 5.22%
Gambar 4.1. Data % FAME pada Laju alir masuk dalam reaktor 2.22 cm3/s pada berbagai suhu
0 5 10 15 20 25
0 0.5 1 1.5 2
Laju Alir (cm3/s)
% FAME 50 0C
60 0C 65 0C 80 0C
Gambar 4.2 Kurva pengaruh suhu dan laju alir produk untuk laju alir dalam reaktor 2.22 cm3/s
50
60
70
80
0 0.5
1 1.5
2 5 10 15
Fame (%)
Laju produk (cm3/s)
Suhu (oC)
Data % FAME pada Laju alir masuk dalam reaktor 6.93 cm3/s pada berbagai suhu
Suhu
(oC) Kecepatan alir produk (cm3/s)
1.74cm3/s 1.26cm3/s 0.9cm3/s 0.55cm3/s 0.21cm3/s
50oC 15.11% 17.67% 18.26% 21.96% 21.99%
60oC 18.98% 21.12% 24.26% 25.40% 28.84%
65oC 15.28% 14.60% 14.28% 12.15% 11.81%
80oC 10.94% 10.14% 9.74% 8.22% 6.31%
Data % FAME pada Laju alir masuk dalam reaktor 6.93 cm3/s pada berbagai suhu
0 5 10 15 20 25 30 35
0 0.5 1 1.5 2
Laju Alir (cm3/s)
% Fame
50 C 60 C 65 C 80 C
Gambar 4.4. Kurva pengaruh suhu dan laju alir produk thd. % FAME untuk laju alir dalam reaktor 6.93 cm3/s.
50
60
70
80
0 0.5
1 1.5
2 5 10 15 20 25
Fame (%)
Laju produk (cm3/s)
Suhu (oC)
Data % FAME pada Laju alir masuk dalam reaktor 14.73 cm3/s pada berbagai suhu
Suhu
(oC) Kecepatan alir produk (cm3/s)
1.74cm3/s 1.26cm3/s 0.9cm3/s 0.55cm3/s
0.21cm3/ s
50oC 27.27% 27.97% 28.53% 29.02% 29.54%
60oC 33.76% 35.32% 40.73% 40.91% 43.82%
65oC 27.15% 27.00% 26.51% 26.25% 25.24%
80oC 20.64% 15.90% 14.86% 12.86% 11.36%
Data % FAME pada Laju alir masuk dalam reaktor 14.73 cm3/s pada berbagai suhu
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
0 0.5 1 1.5 2
Laju Alir (cm3/s)
% Fame
50 C 60 C 65 C 80 C
Gambar 4.6. Kurva pengaruh suhu dan laju alir produk thd. % FAME untuk laju alir dalam reaktor 14.73 cm3/s.
50
60
70
80
0 0.5
1 1.5
2 15 20 25 30 35 40
Fame (%)
Laju produk (cm3/s)
Suhu (oC)
Pembahasan
Pada 65 oC terjadi penurunan % FAME karena methanol sudah ada yang menguap disebabkan suhu didih methanol 64,7 oC, sehingga jumlah methanol yang terlibat dalam reaksi jauh berkurang % FAME dalam produk berkurang.
Suhu juga berpengaruh terhadap proses pencampuran, Pencampuran pada suhu tinggi lebih cepat homogen.
Dengan lebih homogennya campuran pada suhu tinggi, maka tumbukan yang terjadi diantara reaktan menjadi lebih baik, sehingga reaksi yang terjadi lebih cepat.
Pada reaksi dalam reaktor packed bed, laju alir dalam reaktor berkaitan dengan faktor intensitas pengadukan, yang dalam hal ini direprentasikan dalam bentuk Bilangan Reynold, dan waktu tinggal reaktan dalam reaktor
Laju alir dalam reactor berbanding lurus dengan bilangan Reynold . Makin tinggi kecepatan alir dalam reaktor, maka makin tinggi bilangan Reynoldnya, yang berarti makin tinggi intensitas pengadukan yang terjadi, sehingga tumbukan antar molekul reaktan makin besar.
Akibatnya reaksi berjalan lebih cepat %FAME yang dihasilkan besar
Pembahasan Viskositas Kinematik
Dari hasil pengujian vikositas pada minyak nyamplung mula -mula sebesar 59.12mm
2/s.
setelah ditransesterifikasi terjadi penurunan tetapi
tidak banyak.
No. Kecepatan alir dlm Suhu Kecepatan alir Viskositas Kinematik
reaktor (cm3/s) produk (cm3/s) pada 40 C
1 2.22 50 1.74 39.09
2 2.22 50 1.26 38.74
3 2.22 50 0.9 35.23
4 2.22 50 0.55 29.61
5 2.22 50 0.21 36.31
6 2.22 60 1.74 35.62
7 2.22 60 1.26 32.81
8 2.22 60 0.9 37.65
9 2.22 60 0.55 38.25
10 2.22 60 0.21 40.94
11 2.22 65 1.74 38.93
12 2.22 65 1.26 42.94
13 2.22 65 0.9 42.88
14 2.22 65 0.55 44.12
15 2.22 65 0.21 44.85
16 2.22 80 1.74 50.11
17 2.22 80 1.26 47.38
18 2.22 80 0.9 49.12
19 2.22 80 0.55 51.73
20 2.22 80 0.21 46.47
Data viskositas pada Laju alir masuk dalam reaktor 2.22 cm3/s pada berbagai suhu
Gambar 4.4. Data viskositas pada Laju alir masuk dalam reaktor 2.22 cm3/s pada berbagai suhu
0 10 20 30 40 50 60
0 0.5 1 1.5 2
Laju Alir (cm3/s)
Viskositas (mm2 /s)
50 0C 60 0C 65 0C 80 0C
No. Kecepatan alir dlm Suhu Kecepatan alir Viskositas Kinematik
reaktor (cm3/s) produk (cm3/s) pada 40 C
1 6.93 50 1.74 37.28
2 6.93 50 1.26 36.51
3 6.93 50 0.9 37.26
4 6.93 50 0.55 36.31
5 6.93 50 0.21 37.02
6 6.93 60 1.74 34.60
7 6.93 60 1.26 33.56
8 6.93 60 0.9 31.12
9 6.93 60 0.55 31.99
10 6.93 60 0.21 29.41
11 6.93 65 1.74 37.18
12 6.93 65 1.26 38.93
13 6.93 65 0.9 38.64
14 6.93 65 0.55 39.57
15 6.93 65 0.21 40.94
16 6.93 80 1.74 40.17
17 6.93 80 1.26 41.42
18 6.93 80 0.9 43.41
19 6.93 80 0.55 41.45
20 6.93 80 0.21 45.92
Data viskositas pada Laju alir masuk dalam reaktor 6.93 cm3/s pada berbagai suhu
Gambar 4.5. Data viskositas pada Laju alir masuk dalam reaktor 6.93 cm3/s pada berbagai suhu
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
0 0.5 1 1.5 2
Laju Alir (cm3/s)
Viskositas (mm2 /s)
50 0C 60 0C 65 0C 80 0C
No. Kecepatan alir dlm Suhu Kecepatan alir Viskositas Kinematik
reaktor (cm3/s) produk (cm3/s) pada 40 C
1 14.73 50 1.74 30.54
2 14.73 50 1.26 29.11
3 14.73 50 0.9 27.30
4 14.73 50 0.55 27.81
5 14.73 50 0.21 27.18
6 14.73 60 1.74 26.11
7 14.73 60 1.26 25.06
8 14.73 60 0.9 23.51
9 14.73 60 0.55 25.29
10 14.73 60 0.21 24.14
11 14.73 65 1.74 25.01
12 14.73 65 1.26 28.82
13 14.73 65 0.9 30.54
14 14.73 65 0.55 33.25
15 14.73 65 0.21 32.63
16 14.73 80 1.74 32.15
17 14.73 80 1.26 33.56
18 14.73 80 0.9 33.84
19 14.73 80 0.55 34.29
20 14.73 80 0.21 34.10
Data viskositas pada Laju alir masuk dalam reaktor 14.73 cm3/s pada berbagai suhu
Gambar 4.6. Data viskositas pada Laju alir masuk dalam reaktor 14.73 cm3/s pada berbagai suhu
0 5 10 15 20 25 30 35 40
0 0.5 1 1.5 2
Laju Alir (cm3/s)
Viskositas (mm2 /s)
50 0C 60 0C 65 0C 80 0C
viskositas tersebut sangat tinggi, sehingga tidak baik digunakan sebagai bahan bakar solar karena dapat menyebabkan
keausan pada bagian-bagian pompa bahan bakar.
Secara keseluruhan hasil tersebut sangat tinggi dan tidak
memenuhi standart dari biodiesel yang sudah ditetapkan yakni untuk minyak nabati (2.50 -6.00 mm 2/S pada 40 C ) Hal ini
disebabkan perlu adanya pengolahan lebih lanjut sesudah dilakukan proses transesterifikasi
Proses drying (menghilangkan kadar air dalam biodiesel).
Proses filtering (penyaringan kotoran dari biodiesel)
Proses neutralization(proses penetralan NaOH yang tersisa
dengan menggunakan H3PO4 sehingga menghasilkan Na3PO4 dan air sekaligus sabun yang terbentuk).
Kesimpulan
1. Ada pengaruh suhu, laju alir dalam reaktor dan laju alir produk terhadap persentase (%) fame pada reaksi transesterifikasi minyak biji nyamplung dalam reaktor alir packed bed.
2. Makin tinggi suhu reaksi transesterifikasi, makin tinggi persentase (%) fame yang dihasilkan sampai batas mendekati titik didih metanol.
3. Persentase (%) fame dengan kadar tertinggi yang diperoleh sebesar 43.82% didapatkan pada kondisi operasi suhu 60 oC, laju alir dalam reactor 14,73 cm3/s dan laju alir produk 0,21 cm3/s.