• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI. Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SKRIPSI. Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini"

Copied!
105
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK LOKOMOTOR MELALUI PERMAINAN BOLA BASKET MINI PADA ANAK

KELOMPOK B PAUD MADINATUNNAJAH DESA KALIMUKTI KECAMATAN PABEDILAN

KABUPATEN CIREBON

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat

untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini

Oleh :

YUYUN MAESANAH NIM. 2016.4.4.1.00612

FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM BUNGA BANGSA CIREBON

TAHUN 2020

(2)

PERSETUJUAN

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN GERAK LOKOMOTOR MELALUI PERMAINAN BOLA BASKET MINI PADA ANAK

KELOMPOK B PAUD MADINATUNNAJAH DESA KALIMUKTI KECAMATAN PABEDILAN

KABUPATEN CIREBON

Oleh :

YUYUN MAESANAH NIM. 2016.4.4.1.00612

Menyetujui,

Pembimbing I, Pembimbing II

Nilamsari Kusumawati Putri, M.Pd. Nakhma’ussolikhah, M.Pd.

NIDN. 2122079201

i

(3)

PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul "Upaya Meningkatkan Kemampuan Gerak Lokomotor Melalui Permainan Bola Basket Mini Pada Anak Kelompok B PAUD Madinatunnajah Desa Kalimukti Kecamatan Pabedilan Kabupaten Cirebon." Oleh Yuyun Maesanah NIM. 2016.4.4.1.00612, telah diajukan dalam Sidang Munaqosah Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Bunga Bangsa Cirebon pada tanggal ...

Skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Institut Agama Islam Bunga Bangsa Cirebon.

Cirebon, ...

Sidang Munaqosah,

Ketua, Sekretaris,

Merangkap Anggota, Merangkat Anggota,

Dr. H. Oman Fathurohman, M.A Drs. Sulaiman, M.MPd.

NIDN. 8886160017 NIDN. 2118096201 Diketahui oleh:

Penguji I, Penguji II,

... ...

ii

(4)

NOTA DINAS

Kepada Yth.

Dekan Tarbiyah

IAI Bunga Bangsa Cirebon Di

Cirebon

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Setelah melakukan bimbingan, telaah, arahan dan koreksi terhadap penulisan Skripsi dari Yuyun Maesanah Nomor Induk Mahasiswa 2016.4.4.1.00612 berjudul "Upaya Meningkatkan Kemampuan Gerak Lokomotor Melalui Permainan Bola Basket Mini Pada Anak Kelompok B PAUD Madinatunnajah Desa Kalimukti Kecamatan Pabedilan Kabupaten Cirebon" bahwa skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Dekan Tarbiyah untuk dimunaqosahkan.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Pembimbing I, Pembimbing II

Nilamsari Kusumawati Putri, M.Pd. Nakhma’ussolikhah, M.Pd.

NIDN. 2122079201

iii

(5)

PERNYATAAN KEASLIAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Gerak Lokomotor Melalui Permainan Bola Basket Mini Pada Anak Kelompok B PAUD Madinatunnajah Desa Kalimukti Kecamatan Pabedilan Kabupaten Cirebon” beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat akademik.

Atas pernyataan di atas, saya siap menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Cirebon, Maret 2020 Yang membuat pernyataan,

materai 6.000

YUYUN MAESANAH NIM. 2016.4.4.1.00612

iv

(6)

MOTO

Barang siapa menghendaki kehidupan duniawi maka wajib baginya memiliki ilmu dan barang siapa yang menghendaki kehidupan ukhrowi

maka wajib baginya memiliki ilmu dan barang siapa yang menghendaki keduanya maka wajib

baginya memiliki ilmu

(Ucapan Umar Bin Abdul Aziz)

Mencari ilmu itu adalah wajib bagi setiap muslim laki-laki dan muslim perempuan

(HR. Ibnu Abdil Barr) Belajar Di Waktu Kecil Bagai Mengukir Di Atas Batu

Belajar Di Waktu Tua Bagai Mengukir Di Atas Air

v

(7)

PERSEMBAHAN

Alhamdulillah

Karya tulis ini ku persembahkan untuk Ibunda Rodijah dan Ayahanda (Anan Septian Alm) tercinta,

yang selalu memberikan do’a.

Untuk Suamiku tercinta (Sudrajat) & Anakku tersayang (Arsyila Syifatu Alina, yang selalu memberikan motivasi

agar aku tetap semangat.

Semua para dosen yang senantiasa memberikan bimbingan dengan sabar sehingga aku memiliki banyak ilmu.

Semua rekan-rekan mahasiswa seperjuangan yang tak henti-hentinya berjuang

dalam memperoleh ilmu yang bermanfaat

vi

(8)

ABSTRAK

YUYUN MAESANAH (2020). Upaya Meningkatkan Kemampuan Gerak Lokomotor Melalui Permainan Bola Basket Mini Pada Anak Kelompok B PAUD Madinatunnajah Desa Kalimukti Kecamatan Pabedilan Kabupaten Cirebon.

Kemampuan gerak lokomotor anak masih tergolong rendah. Mayoritas anak mampu menendang bola dengan baik, tetapi masih banyak anak yang mengalami kesulitan dalam melempar, menangkap dan memantulkan bola.

Gerak lokomotor adalah gerakan fisik yang membutuhkan keseimbangan dan koordinasi antar anggota tubuh, dengan menggunakan otot- otot besar. Bermain bola basket mini merupakan bentuk permainan stimulator. Melalui permanaian bola basket, pendidik dapat memberikan stimulasi motorik, stimulasi melempar, menangkap dan memantulkan bola stimulasi sensoris.

Metode penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Subjek dalam penelitian ini adalah anak didik di kelompok B PAUD Madinatunnajah Kecamatan Pabedilan Kabupaten Cirebon. Adapun jumlah anak didik kelompok B PAUD Madinatunnajah adalah sebanyak 18 anak. Penelitian ini bersifat kolaboratif antara peneliti, kepala sekolah dan guru kelas pendamping. Data dikumpulkan melalui observasi dan dokumentasi.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Hasil belajar siswa mengalami peningkatan pada setiap siklus pembelajaran mulai dari data awal (pra siklus), data siklus I dan data siklus II. Pada data pra siklus siswa yang memperoleh nilai  (BB) terdapat 6 atau 33% siswa menurun pada siklus I menjadi 2 atau 11% siswa dan pada siklus II tidak ada siswa yang Belum Berkembang atau 0%, sedangkan siswa yang memperoleh nilai  (MB) pada pra siklus terdapat 9 atau 50% siswa meningkat pada siklus I menjadi 8 atau 45% siswa dan menurun pada siklus II menjadi 2 atau 11% siswa, kemudian siswa yang memperoleh nilai  (BSH) pada pra siklus terdapat 2 atau 11% siswa meningkat pada siklus I menjadi 6 atau 33% siswa dan menurun pada siklus II menjadi 5 atau 28% siswa, sedangkan siswa yang memperoleh nilai  (BSB) pada pra siklus hanya terdapat 1 atau 6%

siswa meningkat pada siklus I menjadi 2 atau 11% siswa dan meningkat lagi pada siklus II hingga mencapai 11 atau 61%.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kemampuan gerak lokomotor pada anak kelompok B PAUD Madinatunnajah Kecamatan Pabedilan Kabupaten Cirebon dapat ditingkatkan melalui permainan bola basket mini.

Kata Kunci : Gerak lokomotor, Permainan Bola Basket Mini

vii

(9)

ABSTRACT

YUYUN MAESANAH (2020). Efforts to Improve Locomotor Motion Ability through Mini Basketball Games in Children B Group PAUD Madinatunnajah Kalimukti Village Pabedilan District Cirebon Regency.

The locomotor motion ability of children is still relatively low. The majority of children are able to kick the ball well, but there are still many children who have difficulty in throwing, catching and reflecting the ball.

Locomotor movements are physical movements that require balance and coordination between limbs, using large muscles. Playing mini basketball is a form of stimulator game. Through basketball permanence, educators can provide motor stimulation, throwing stimulation, capturing and reflecting sensory stimulation balls.

This research method is classroom action research. The subjects in this study were students in group B PAUD Madinatunnajah, Pabedilan District, Cirebon Regency. The number of students in B BUD PAUD Madinatunnajah is 18 children. This research is a collaborative study between researchers, principals and class teachers. Data collected through observation and documentation.

The results of this study indicate that student learning outcomes have increased in each learning cycle starting from the initial data (pre cycle), cycle I data and cycle II data. In the pre-cycle data students who received a value of  (BB) there were 6 or 33% of students decreased in the first cycle to 2 or 11% of students and in the second cycle there were no students who have not yet developed or 0%, while students who scored  ( MB) in the pre cycle there were 9 or 50% of students increased in cycle I to 8 or 45% of students and decreased in cycle II to 2 or 11% of students, then students who scored  (BSH) in pre cycle there were 2 or 11% of students increased in cycle I to 6 or 33% of students and decreased in cycle II to 5 or 28% of students, while students who received  (BSB) scores in the pre-cycle there were only 1 or 6% of students increased in cycles I became 2 or 11% of students and increased again in the second cycle to reach 11 or 61%.

Thus it can be concluded that the locomotor movement ability of children in group B PAUD Madinatunnajah, Pabedilan District, Cirebon Regency can be improved through mini basketball games.

Keywords: Locomotor Motion, Mini Basketball Game.

viii

(10)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan penelitian dan skripsi yang berjudul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Gerak Lokomotor Melalui Permainan Bola Basket Mini Pada Anak Kelompok B PAUD Madinatunnajah Desa Kalimukti Kecamatan Pabedilan Kabupaten Cirebon”.

Penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan dalam meraih derajat Sarjana Pendidikan Program Strata Satu (S-1) Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD) pada Institut Agama Islam Bunga Bangsa Cirebon.

Selama penelitian dan penyusunan laporan penelitian dalam skripsi ini, penulis tidak luput dari kendala. Kendala tersebut dapat diatasi penulis berkat adanya bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih sebesar-besarnya kepada:

1. Dr. H. Oman Fathurohman, M.A. Rektor sekaligus Dosen Pembimbing II Institut Agama Islam Bunga Bangsa Cirebon yang memberikan kesempatan untuk dapat menuntut ilmu di IAI BBC.

2. Drs. Sulaiman, M.M.Pd. Dekan Fakultas Tarbiyah yang telah memberikan ijin dan kesempatan untuk mengadakan penelitian

3. Nilamsari Kusuma Putri, M.Pd,. selaku Dosen Pembimbing I yang dengan sabar memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam menyusun skripsi.

4. Nakhma’ussolikhah, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing II yang telah membimbing dengan penuh perhatian dan kesabaran dalam memberikan petunjuk dan motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Suzana, M.Pd., selaku Kaprodi PIAUD Institut Agama Islam Bunga Bangsa Cirebon yang memberikan kesempatan untuk dapat menuntut ilmu di IAI BBC

ix

(11)

6. Segenap Dosen dan Karyawan PIAUD Institut Agama Islam Bunga Bangsa Cirebon yang telah membantu dalam proses penyusunan skripsi.

7. Rekan-rekan Mahasiswa PIAUD yang merupakan teman seperjuangan selama menempuh pendidikan di Institut Agama Islam Bunga Bangsa Cirebon.

Semoga amal baik beliau diterima oleh Allah SWT, mendapatkan balasan yang lebih baik dan lebih banyak dari-Nya. Penulis menyadari bahwa penulisan karya ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Maka dengan kerendahan hati, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan penyusunan skripsi ini.

Harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan khususnya yang tertarik dengan dunia anak.

Cirebon, Maret 2020 Penulis

YUYUN MAESANAH NIM. 2016.4.4.1.00612

x

(12)

DAFTAR ISI

Halaman

PERSETUJUAN ... i

PENGESAHAN ... ii

NOTA DINAS ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN ... iv

MOTO ... v

PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Pembatasan Masalah ... 6

D. Perumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Manfaat Penelitian ... 7

G. Sistematika Penulisan ... 8

BAB II LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teoritik ... 10

B. Hasil Penelitian yang Relevan ... 36

C. Kerangka Pemikiran ... 38

D. Hipotesis Tindakan ... 38

xi

(13)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian ... 39

B. Setting Penelitian ... 41

C. Subyek Penelitian ... 42

D. Teknik Pengumpulan Data ... 43

E. Instumen Penelitian ... 45

F. Teknik Analisis Data ... 48

G. Pemeriksaan Keabsahan Data ... 48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 50

B. Pembahasan ... 66

C. Keterbatasan Penelitian ... 70

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 71

B. Saran ... 72 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN – LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP

xii

(14)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian ... 42

3.2 Daftar Nama Siswa ... 42

3.3 Format Wawancara ... 45

3.4 Format Observasi Kinerja Guru ... 47

3.5 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Anak ... 49

4.1 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Pra Siklus ... 51

4.2 Penilaian Hasil Belajar Siswa Pra Siklus ... 53

4.3 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I ... 57

4.4 Penilaian Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 58

4.5 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus II ... 62

4.6 Penilaian Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 63

4.7 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa ... 67

4.13 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa ... 69

xiii

(15)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

3.1 PTK Model Spiral dan Kemmis Taggart ... 39 4.1 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa ... 67 4.2 Rekapitulasi Hasil Tes Belajar Siswa ... 69

xiv

(16)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan Anak Usia Dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang mengarahkan padapeletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi.

Mengingat pentingnya pendidikan anak usia dini, pemerintah dalam UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003 pasal 1 Ayat 14 menyatakan

“Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.”

Diantara amanah dan tanggung jawab terbesar yang Allah Ta’ala bebankan kepada manusia, dalam hal ini orang tua (termasuk guru, pengajar ataupun pengasuh) adalah memberikan pendidikan yang benar terhadap anak. Yang demikian ini merupakan penerapan dari firman Alloh Ta’ala:

اًراَن ْمُكيِلْهَأَو ْمُكَسُفْنَأ اوُق اوُنَمآ َنيِذَّلا اَهُّيَأ اَي

“Hai orang-orang yang beriman, jagalah diri dan keluarga kalian dari api neraka” (QS. At-Tahrim:6).

Risalah Hadist Nabi telah menjustifikasi akan pentingnya menyelenggarakan pendidikan kepada anak usia dini, juntifikasi itu memberikan arti bahwa penyelenggaraan pendidikan pendidikan kepada anak usia dini adalah merupakan perintah yang didalamnya memiliki makna ibadah yang Agung. Inilah kesempurnaan sebuah

1

(17)

ajaran, dimana Islam mengajarkan tentang pentingnya proses pembentukan generasi muslim dari sejak sedini mungkin untuk membangun pribadi-pribadi muslim yang kaffah (sempurna).

Berdasarkan pandangan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pendidikan anak usia dini adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan informal.

Anak-anak ketika mencapai tahapan usia Taman Kanak- kanak terdapat ciri yang sangat berbeda dengan usia bayi, perbedaanya terletak pada penampilan, proporsi tubuh, berat dan panjang badan serta ketrampilan yang dimiliki. Dan pada anak usia TK telah tampak otot-otot tubuh yang berkembang sehingga memungkinkan Mengembangkan Keterampilan Gerak Dasar sebagai stimulasi motorik bagi anak Taman Kanak-Kanak dengan melakukan berbagai jenis ketrampilan.

Keterampilan gerak lokomotor adalah proses perkembangan alami untuk anak- anak. Selama 4-5 tahun pertama kehidupan pasca lahir. Anak dapat mengendalikan gerakan yang kasar yang melibatkan bagian badan yang luas yang digunakan dalam berjalan, berlari, melompat.

Adapun kegiatan yang dapat membantu mengembangkan gerak lokomotor anak usia 4-5 tahun adalah melalui pemberian latihan kegiatan melempar, menangkap bola dan berdiri dengan satu kaki tanpa berpegangan karena pada usia tersebut mekanisme otot dan syaraf yang mengendalikan motorik anak sedang mengalami perkembangan. Menangkap bola bisa menstimulasi koordinasi tangan danmatanya. Gerakan tangan anak saat memegang bola dapat menstimulasi kemampuan tangan untuk menggenggam, sehingga

1

(18)

fungsi-fungsi jari-jemari dan koordinasi kedua tangannya menjadi terasah. Selain mengasah koordinasi mata dan tangan, permainan ini juga dapat melatih konsentrasinya saat ia berusaha untuk menangkap bola darilawannya

Bergerak bagi anak merupakan kebutuhan yang apabila tidak distimulusakan membawa dampak perkembangan yang buruk. Anak suka dan butuh bergerak agar mampu tumbuh dan berkembang dengan baik. Gerak menjadi dasar bagi anak untuk mendapatkan kebutuhan dan mencapai kemajuan yang berarti dalam kehidupannya.Pada dasarnya setiap anak memiliki kemampuan dalam bergerak yang disebut dengan kecerdasan Gerak lokomotor .

Seorang guru harus mempu mengembangkan kemampuan anak dalam bergerak agar anak memiliki kemampuan gerak lokomotor secara optimal. Kemampuan gerak lokomotor pada anak usia dini dapat dikembangkan melalui berbagai kegiatan seperti berlari, berjalan cepat, berjingjit, bermain bola (bola basket mini) dan sebagainya.

Menurut Musfiroh (2008:6.3) bahwa bergerak bagi anak merupakan kebutuhan yang apabila tidak distimulusakan membawa dampak perkembangan yang buruk. Anak suka dan butuh bergerak agar mampu tumbuh dan berkembang dengan baik. Gerak menjadi dasar bagi anak untuk mendapatkan kebutuhan dan mencapai kemajuan yang berarti dalam kehidupannya.Pada dasarnya setiap anak memiliki kemampuan dalam bergerak yang disebut dengan kecerdasan Gerak lokomotor .

Selanjutnya Gunarti (2008:2.25) mendefinisikan kecerdasan gerak lokomotor sebagai kemampuan seseorang untuk secara aktif menggunakan bagian-bagian atau seluruh tubuhnya untuk berkomunikasi dan memecahkan berbagai masalah. Hal ini dapat dijumpai pada anak-anak yang unggul dalam salah satu cabang olahraga, seperti bulu tangkis, sepak bola, tenis, berenang atau bisa

2

(19)

tampil pada anak-anak yang pandai menari, terampil bermain akrobat atau unggul dalam permainan sulap.

Namun kenyataan di lapangan khususnya pada anak kelompok B PAUD Madinatunnajah , kemampuan gerak lokomotor anak masih tergolong rendah. Kebanyakan anak mampu menendang bola dengan baik, tetapi masih banyak anak yang mengalami kesulitan dalam melempar, menangkap dan memantulkan bola.

Permasalahan tersebut terjadi karena pembelajaran lebih difokuskan pada calistung (membaca, menulis, berhitung) sehingga guru kurang memperhatikan kemampuan gerak lokomotor anak.

Selain itu metode pembelajaran yang digunakan guru kurang variatif dan membuat anak mudah merasa bosan dalam mengikuti pembelajaran.

Berdasarkan hasil observasi awal di PAUD Madinatunnajah pada anak kelompok B, dari jumlah siswa seluruhnya 18 anak, jumlah siswa yang memperoleh (BB) terdapat 33% siswa, yang memperoleh (MB) terdapat 50% siswa, yang memperoleh (BSH) terdapat 11%

siswa dan yang memperoleh (BSB) hanya terdapat 6% siswa.

Dengan adanya hasil pembelajaran seperti di atas, sangat jauh sekali prosentase keberhasilan ketuntasan pembelajaran. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka diperlukan metode yang tepat agar hasil pembelajaran sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

Untuk meningkatkan kemampuan Gerak lokomotor anak, guru harus senantiasa melatih gerak lokomotor pada anak melalui permainan edukatif. Permainan adalah suatu aktifitas yang dilakukan oleh beberapa anak untuk mencari kesenangan yang dapat membentuk proses kepribadian anak dan membantu anak mencapai perkembangan motorik, intelektuan, sosial, moral dan emosional.

Permainan adalah sebuah aktifitas bermain yang murni mencari

kesenangan tanpa mencari menang atau kalah. Kedua, permainan

diartikan sebagai aktifitas bermain yang dilakukan dalam rangka

mencari kesenangan dan kepuasan, namun ditandai pencarian

(20)

menang-kalah.

Menurut Daeng, Hans (dalam Ismail, Andang 2009: 17) permainan adalah bagian mutlak dari kehidupan anak dan permainan merupakan bagian integral dari proses pembentukan kepribadian anak.

Selanjutnya Hasan (2009: 26) menuturkan bahwa permainan ada dua pengertian. Permainan digunakan untuk penciptaan suasana belajar dari pasif ke aktif, dari kaku menjadi gerak (akrab), dan dari jenuh menjadi riang (segar). Metode ini diarahkan agar tujuan belajar dapat dicapai secara efisien dan efektif dalam suasana gembira meskipun membahas hal-hal yang sulit atau berat.

Salah satu permainan yang dapat meningkatkan kemampuan motorik anak adalah permainan bola basket. Dengan demikian, maka peneliti menerapkan permainan bola basket mini dalam proses pembelajaran. Baik anak laki-laki maupun anak perempuan, pada umumnya menyukai main bola. Permainan ini banyak memberikan manfaat. Melalui permainan bola basket mini, pendidik memberikan latihan pada anak untuk mengembangkan gerakan manipulatif dasar.

Bermain bola basket mini merupakan salah satu bentuk permainan stimulator. Melalui permanaian bola basket, pendidik dapat memberikan stimulasi motorik, stimulasi melempar, menangkap dan memantulkan bola, stimulasi sensoris serta keakraban. Dalam permainan bola basket mini kemampuan motorik anak dilatih agar mampu melakukan gerak seperti melempar, memantulkan bola, dan memasukkan bola ke dalam keranjang gawang.

Bermain bola basket mini membutuhkan aktivitas gerakan

seluruh tubuh, mulai dari gerakan untuk mamantulkan bola, gerakan

tangan untuk melempar / menggenggam dan gerakan seluruh tubuh

ketika berjalan atau berlari. Aktivitas-aktivitas ini akan melatih

kemampuan motorik halus dan kasar anak. Jika stimulasi ini

terjadi terus-menerus, maka motorik anak akan tumbuh lebih

kuat.

(21)

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka Peneliti tertarik untuk melakukan tindakan kelas dengan judul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Lokomotor Melalui Permainan Bola Basket Mini Pada Anak Kelompok B PAUD Madinatunnajah Desa Kalimukti Kecamatan Pabedilan Kabupaten Cirebon."

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diketahui bahwa kemampuan gerak lokomotor pada anak kelompok B PAUD Madinatunnajah Kecamatan Pabedilan Kabupaten Cirebon masih rendah. Berdasarkan hasil observasi awal yang telah dilakukan di PAUD Madinatunnajah pada anak kelompok B, dari jumlah siswa seluruhnya 18 anak, jumlah siswa yang memperoleh  (BB) terdapat 6 atau 33% siswa, yang memperoleh  (MB) terdapat 9 atau 50%

siswa, yang memperoleh  (BSH) terdapat 2 atau 11% siswa dan yang memperoleh  (BSB) hanya terdapat 1 atau 6% siswa.

C. Pembatasan Masalah 1) Fokus Masalah

Berikut ini adalah fokus masalah dalam penelian, yaitu:

a. Kemampuan gerak lokomotor pada anak masih rendah b. Guru kurang memberikan stimulus terhadap perkembangan

gerak lokomotor anak karena keterbatasan media dan metode yang digunakan kurang memotivasia anak dalam kegiatan pembelajaran.

2) Sub Fokus

Penelitian ini difokuskan pada kegiatan pembelajaran untuk

meningkatkan kemampuan gerak lokomotor pada anak melalui

metode permainan bola basket mini.

(22)

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di jelaskan sebelumnya, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana kemampuan gerak lokomotor pada anak kelompok B di PAUD Madinatunnajah Kecamatan Pabedilan Kabupaten Cirebon?

2. Seberapa tinggi efektivitas metode permainan bola basket mini di PAUD Madinatunnajah Kecamatan Pabedilan Kabupaten Cirebon?

3. Seberapa tinggi metode permainan bola basket mini terhadap kemampuan gerak lokomotor pada anak kelompok B di PAUD Madinatunnajah Kecamatan Pabedilan Kabupaten Cirebon?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian diantaranya adalah untuk:

1. Mengetahui kemampuan gerak lokomotor pada anak kelompok B di PAUD Madinatunnajah Kecamatan Pabedilan Kabupaten Cirebon.

2. Mengetahui efektivitas metode permainan bola basket mini di PAUD Madinatunnajah Kecamatan Pabedilan Kabupaten Cirebon.

3. Mengetahui metode permainan bola basket mini terhadap kemampuan gerak lokomotor pada anak kelompok B di PAUD Madinatunnajah Kecamatan Pabedilan Kabupaten Cirebon.

F. Manfaat Penelitian

Berikut ini adalah beberapa manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan penelitian, diantaranya ialah:

1. Bagi Anak

(23)

Kemampuan Gerak lokomotor anak semakin berkembang dan menambah pengetahuan anak dalam bermain bola basket mini sehingga stimulus terhadap motorik anak semakin meningkat.

2. Bagi Guru

Agar guru lebih mudah dalam menyampaikan materi yaitu secara praktis, efektif dan efesien dalam mencapai hasil pembelajaran yang maksimal, serta untuk menmbah wawasan tentang penggunaan metode pembelajaran.

3. Bagi Sekolah

Sebagai pemberi informasi tentang hasil dari permainan bola basket mini dalam meningkatkan kemampuan gerak lokomotor khususnya dalam bermain bola basket, serta sebagai bahan pertimbangan bagi lembaga dalam memberikan kebijakan kepada para guru dalam memberikan stimulus terhadap motorik anak.

4. Bagi peneliti

Mengembangkan kemampuan diri dalam mencari pemecahan masalah tentang upaya meningkatkan kemampuan gerak lokomotor terutama dalam kemampuan bermain bola basket pada anak usia dini. Selain itu, guna pelaksanaan penelitian yang dilakukan peneliti untuk menerapkan seluruh ilmu yang didapatkan selama mengikuti pendidikan di Institut Banga Bangsa Cirebon.

G. Sistematika Penulisan

Sistematika merupakan suatu penjabaran secara deskriptif tentang hal-hal yang akan ditulis, yang secara garis besar terdiri dari bagian awal, bagian isi dan bagian akhir. Adapun sistematika penulisan dalam penyusunan skripsi adalah sebagai berikut :

1. Judul menggambarkan tentang tema sebuah tulisan dibuat singkat

dan logis.

(24)

2. Abstrak berisi mengenai penelitian yang dibuat secara ringkas, fungsinya untuk memberikan gambaran kepada pembaca mengenai isi penelitian yang akan dibaca.

3. Lembar persetujuan merupakan halaman yang berisi persetujuan dari pembimbing penelitian terhadap proses, hasil dan laporan penelitian mahasiswa. Dalam halaman ini berisi judul penelitian, nama peneliti, terdapat kalimat telah menyetujui, tempat, tanggal, bulan dan tahun serta nama pembimbing

4. Kata pengantar berisi ucapan-ucapan dari penulis skripsi tentang karyanya,umumnya berisi rasa syukur, keinginan dan doa dari penulis.Kata pengantar harus diatur sedemikian rupa agar tidak bertele-tele

5. Daftar Isi berisi halaman isi pokok dalam sebuah karya ilmiah 6. Bab I pendahuluan yang berisi latar belakang masalah,

identifikasi masalah, fokus masalah dan sub fokus, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan sistematika penulisan.

7. Bab II landasan teori berisi tentang deskripsi teoritik, hasil penelitian yang relevan, dan kerangka pemikiran / konseptual.

8. Bab III metodologi penelitian berisi tentang desain penelitian, setting penelitian / tempat dan waktu penelitian, data dan sumber data, teknik pengumpulan data, teknik pengolahan data, dan pemeriksaan keabsahan data.

9. Bab IV hasil penelitian dan pembahasan berisi tentang deskripsi data hasil penelitian, pembahasan dan keterbatan penelitian.

10. Bab V simpulan dan saran berisi tentang simpulan dan saran

dalam melaksanakan penelitian.

(25)

BAB II KAJIAN TEORI

A. Deskripsi Teori

1.Perkembangan Motorik

a. Pengertian Perkembangan Motorik

Perkembangan motorik anak adalah proses tumbuh kembang gerak pada anak. Berikut ini adalah pengertian perkembangan motorik menurut beberapa ahli, yaitu:

Perkembangan motorik merupakan sebuah proses dimana seseorang mengembangkan seperangkat respons kedalam suatu gerak yang terkoordinasi, terorganisasi, dan terpadu. ( Lutan, 1988 )

Perkembangan motorik berarti perkembangan pengendalian gerakan fisik melalui kegiatan syaraf dan otot yang terkoordinasi.

(Hurlock, 1991 )

Perkembangan motorik ialah pendekatan fungsional–

integrative. Maksudnya ialah, gejala perilaku motorik ditelaah bukan saja dari pendekatan Behavioral yang menitik beratkan interpretasi perilaku yang teramati, tapi juga dari aspek neurofisiologi dan social budaya. ( Lutan, 1988 )

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disumpulkan bahwa

Keterampilan Motorik merupakan sebuah proses dimana seseorang

mengembangkan respons ke suatu gerak. Motorik adalah keseluruhan

proses yang terjadi pada tubuh manusia, yang meliputi proses

pengendalian (koordinasi) dan proses pengaturan (kondisi fisik) yang

dipengaruhi oleh faktor fisiologi dan faktor psikis untuk mendapatkan

suatu gerakan yang baik. Motorik berfungsi sebagai motor penggerak

yang terdapat didalam tubuh manusia. Motorik dan gerak tidaklah

sama, namun tetapi berhubungan.

(26)

b. Komponen Perkembangan Motorik

Perkembangan motorik sangat penting dalam perkembangan keterampilan anak secara keseluruhan. Perkembangan motorik dibagi jadi dua komponen, yaitu:

1) Motorik Halus

Sujiono (2009: 1.14) berpendapat, motorik halus adalah gerakan yang hanya melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil, seperti keterampilan menggunakan jari jemari tangan dan gerakan pergelangan tangan yang tepat.

Sedangkan menurut Sumantri (2005: 143) keterampilan motorik halus adalah pengorganisasian penggunakan sekelompok otot-otot kecil seperti jari jemari dan tangan yang sering membutuhkan kecermatan dan koordinasi mata dengan tangan, keterampilan yang mencakup pemanfaatan dengan alat-alat untuk bekerja dan obyek yang kecil atau pengontrolan terhadap mesin misalnya mengetik, menjahit dan lain-lain.

Menurut Noorlaila (2010: 62) perkembangan motorik halus merupakan kemampuan anak dalam melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot- otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat seperti mengamati sesuatu, menjimpit, dan menulis.

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut maka dapat disimpulkan bahwa perkembangan motorik halus adalah kemampuan anak beraktivitas dengan menggunakan otot-otot halus seperti menulis, meremas, menggambar, menggenggam, menyusun balok dan memasukkan kelereng.

2) Motorik Kasar / Gerak Lokomotor

Menurut Dahniar (2009:1) bahwa motorik kasar merupakan

gerakan fisik yang membutuhkan keseimbangan dan koordinasi

antar anggota tubuh, dengan menggunakan otot-otot besar,

(27)

sebagian atau seluruh anggota tubuh. Contohnya, berjalan, berlari, berlompat, dan sebagainya.

Wardiman (2010:1) mengemukakan bahwa perkembangan motorik kasar adalah proses tumbuh kembang kemampuan gerak seorang anak. Pada dasarnya, perkembangan ini berkembang sejalan dengn kematangan saraf dan otot anak. Sehingga, setiap gerakan sesederhana apapun, adalah merupakan hasil pola interaksi yang kompleks dari berbagai bagian dan system dalam tubuh yang dikontrol oleh otak.

Catron dan Allen (dalam Sujiono, 2009:63) mengemukakan

bahwa kemampuan motorik pada dasarnya

merupakan kesempatan yang luas untuk bergerak, pengalaman belajar untuk menemukan, aktivitas senssori motor yang meliputi penggunaan otot-otot besar dan kecil memungkinkan anak untuk memenuhi perkembangan perseptual motorik.

Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan bahwa motorik kasar pada dasarnya merupakan gerakan fisik yang membutuhkan keseimbangan dan koordinasi antar anggota tubuh, dengan menggunakan otot-otot besar, sebagian atau seluruh anggota tubuh yang merupakan hasil pola interaksi yang kompleks dari berbagai bagian dan system dalam tubuh yang dikontrol oleh otak.

c. Aspek Perkembangan Motorik

Secara umum ada dua macam gerakan motorik, yaitu gerakan gerak lokomotor dan gerakan motorik halus. Berikut adalah tabel daftar perkembangan motorik anak usia TK, yaitu pada usia 3-4 tahun dan 5-6 tahun.

Tabel 2.1.

Aspek Perkembangan Motorik Anak Usia 3-4 tahun

Gerak Lokomotor (Motorik Kasar) Motorik Halus

1. Menangkap bola besar dengan tangan 1 Menggunting kertas menjadi dua

(28)

lurus di depan badan. bagian

2 Berdiri dengan satu kaki selama 5 detik. Mencuci & mengelap tangan sendiri 3 Mengendarai sepeda roda tiga melalui

tikungan yang lebar.

Mengaduk cairan dengan sendok 4 Melompat sejauh 1 meter atau lebih dari

posisi berdiri semula.

Menuangkan air dan teko 5 Mengambil benda kecil di atas baki tanpa

menjatuhkannya

Memegang garpu dengan cara menggenggam

6 Menggunakan bahu dan siku pada saat melempar bola hingga 3 m

Membawa sesuatu dengan penjepit 7 Berjalan menyusuri papan dengan

menempatkan satu kaki di depan kaki lain

Apabila diberikan gambar kepada anak

Melompat dengan satu kaki Membuka kancing dan melepas ikat pinggang

9 Berdiri dengan kedua tumit dirapatkan, tangan di samping, tanpa kehilangan keseimbangan

9 Menggambar lingkaran, namun bentuknya masih kasar

Berdasarkan tabel 2.1. di atas, menjelaskan tentang bentuk perkembangan motorik anak dengan usia 3-4 tahun. Sedangkan untuk anak usia 5-6 tahun dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2.2.

Aspek Perkembangan Motorik Anak Usia 5-6 tahun

Gerak Lokomotor (Motorik Kasar) Motorik Halus Berlari dan langsung menendang bola Mengikat tali sepatu Melompat-lompat dengan

kakinbergantian

Memasukkan surat ke dalam amplop

3 Melambungkan bola tenis dengan satu tangan & menangkapnya oleh dua tangan

Mengoleskan selai di atas roti Berjalan pada garis yang sudah

ditentukan

Membentuk

Berjinjit dengan tangan di pinggul 5 Mencuci dan mengeringkan muka tanpa membasahi baju

Menyentuh jari kaki tanpa menekuk lutut Memasukkan benang ke jarum

(29)

Berdasarkan tabel 2.2. di atas, menjelaskan tentang bentuk perkembangan motorik anak dengan usia 5-6 tahun. Aspek perkembangan tersebut tertuang dalam Standar Tingkap Pencapaian Perkembangan Anak (STPPA)

Peraturan Menteri Pendidikan &

Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 137 Th 2014 Tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini.

d. Tahapan Perkembangan Motorik

Dalam buku Balita dan Masalah Perkembangannya (2001: 52) secara umum ada tiga tahap perkembangan motorik anak, yaitu:

1) Tahap Kognitif

Pada tahap kognitif, anak berusaha memahami keterampilan motorik serta apa saja yang dibutuhkan untuk melakukan suatu gerakan tertentu. Pada tahap ini,dengan kesadaran mentalnya anak berusaha mengembangkan strategi tertentu untuk mengingat gerakan serupa yang pernah dilakukan pada masa yang lalu.

2) Tahap Asosiatif

Pada tahap asosiatif, anak banyak belajar dengan cara coba- coba kemudian meralat ( trial and error ) olahan pada penampilan atau gerakan akan dikoreksi agar tidak melakukan kesalahan kembali di masa mendatang. Tahap ini adalah perubahan strategi dari tahapan sebelumnya, yaitu dari apa yang harus dilakukan menjadi bagaimana melakukannya.

3) Tahap Autonomous

Pada tahap autonomous, gerakan yang ditampilkan anak merupakan respons yang lebih efesien dengan sedikit kesalahan.

Anak sudah menampilkan gerakan secara otomatis. Pada anak- anak tertentu latihan tidak selalu dapat membantu memperbaiki kemampuan motoriknya.

e. Fase Perkembangan Motorik Anak

1) Perkembangan Motorik Anak Usia 1 Tahun

(30)

a) Bantu si kecil mengisi dan mengosongkan wadah dengan benda dengan berbagai bentuk dan ukuran

b) Duduklah berhadapan dengan si kecil dan ajak ia untuk menggelindingkan bola ke arah Ibu.

c) Mintalah si kecil untuk menunjuk berbagai bagian tubuh saat Ibu mengucapkan nama bagian tubuh tersebut.

d) Bantu membuat bentuk seperti bola & ular dengan play dough e) Tunjukkan kepadanya sebuah foto keluarga dan minta Ia untuk

menunjukkan anggota keluarga yang berbeda

f) Bermainlah ‘cilukba’ dengannya dan ajak ia untuk meniru tindakan Ibu

g) Sembunyikan mainan di bawah kain dan biarkan Ia menemukannya sendiri

2) Perkembangan Motorik Anak Usia 2 tahun

a) Ajak dia untuk membangun menara dengan empat atau lebih balok

b) Tempatkan makanan kecil seperti kacang polong atau jagung di piring dan biarkan si kecil menggunakan garpu bayi untuk memakannya, yang mana ini akan membantunya menguasai koordinasi tangan dan mata.

c) Nyanyikan lagu saat Ibu membantunya mencuci tangan

d) Libatkan Ia dalam mengatur meja makan (menempatkan piring dan alat makan miliknya sendiri di atas meja)

e) Tunjukkan padanya bagaimana melipat serbet besar dan ajak untuk meniru contoh dari Ibu

f) Taruh play dough dengan warna berbeda di atas meja agar Ia bisa membuat berbagai bentuk seperti bola dan ular

3) Perkembangan Motorik Anak Usia 3 tahun

Kegiatan yang dapat membantu perkembangan keterampilan motorik halus si kecil yang berumur 3 tahun:

a) Berikan Ia senar / tali dan manik-manik besar, dan bantu si

kecil memasang manik-manik tersebut

(31)

b) Bantu si kecil menyendok pasir atau kerikil dari satu wadah ke wadah lainnya

c) Ajak ia untuk membuat bentuk yang lebih kompleks dengan menggunakan play dough, misal membuat kue berlapis-lapis d) Tunjukkan padanya bagaimana menumpuk gelas plastik

dengan berbagai warna dan memintanya untuk mengulang kegiatan tersebut

e) Tuliskan namanya di atas kertas dan mintalah ia untuk menempelkan stiker pada garis di masing-masing huruf.

f) Minta si kecil untuk mengambil potongan kertas menggunakan pinset

4) Perkembangan Motorik Anak Usia 4 tahun

Kegiatan yang dapat membantu perkembangan keterampilan motorik halus si kecil yang berumur 4 tahun:

a) Bimbing saat ia menuangkan air ke cangkirnya sendiri

b) Bantu si kecil menggunakan gunting khusus anak yang aman untuk memotong gambar dari majalah dan menempelkannya di lembar terpisah

c) Lempar bola kecil kepadanya dari dekat dan minta ia melemparkannya kembali pada kita.

d) Buat aktivitas dengan menempelkan pasta yang belum dimasak ke atas lembaran kertas untuk membuat benda yang sudah dikenal (misalnya: menggambar rumah dan menempelkan pasta di dalam garis)

e) Tempatkan pasir ke dalam wadah dan mintalah si kecil menggambar garis atau bentuk tertentu di pasir tersebut menggunakan jarinya

5) Perkembangan Motorik Anak Usia 5 tahun

Kegiatan yang dapat membantu perkembangan keterampilan motorik halus si kecil yang berumur 5 tahun:

a) Ajak si kecil untuk membantu menyiapkan meja makan untuk

makan malam

(32)

b) Minta si kecil mempersiapkan diri untuk mandi dengan melepaskan pakaiannya sendiri

c) Tempatkan beberapa play dough dengan warna berbeda di atas meja dan mintalah si kecil untuk membuat wajah dengan semua detilnya (mata, hidung, mulut dan telinga)

d) Biarkan ia membuat gambar yang mencakup bagian detail.

Misalnya, lingkungan pantai dengan gambar matahari, air, pasir, dan orang-orang.

e) Tunjukkan padanya bagaimana memainkan alat musik yang berbeda yang membutuhkan gerakan lengan yang berbeda.

Misalnya, drum dan piano.

6) Perkembangan Motorik Anak Usia 6 tahun

1) Minta si Kecil untuk menggambar berdasarkan lingkungan sekitarnya sedetail mungkin

2) Ajak si Kecil berlatih menuliskan namanya sendiri

3) Tunjukkan padanya bagaimana mengikat tali sepatu dan minta Ia untuk meniru contoh dari Ibu.

4) Minta Ia untuk menaruh bola di atas sendok kemudian memegang sendok tersebut sambil berjalan di garis atau pola, Ia harus menjaga keseimbangan agar tidak menjatuhkan bola.

5) Berikan selembar kertas kosong dan pensil warna yang berbeda dan mintalah Ia untuk menggambar keluarganya secara rinci.

2. Kemampuan Gerak Lokomotor

a. Pengertian Kemampuan Gerak Lokomotor

Kemampuan merupakan hal telah ada dalam diri kita sejak

lahir. Kemampuan yang ada pada diri manusia juga bisa disebut

dengan potensi. Dalam hal ini banyak para ahli mengartikan

kemampuan secara bervariasi akan tetapi pada dasarnya masih

memiliki konteks yang sama.

(33)

Salah satunya ialah Zain (2010: 16), ia berpendapat bahwa kemampuan merupakan potensi yang ada berupa kesanggupan, kecakapan, kakuatan kita berusaha dengan diri sendiri.

Sedangkan Anggiat dan Hadiati (2008: 43) lebih mendefinisikan kemampuan lebih pada keefektifan orang tersebut dalam melakukan segala macam pekerjaan.

Seorang guru harus mampu mengembangkan kemampuan anak dalam bergerak agar anak memiliki kemampuan gerak lokomotor secara optimal. Kemampuan gerak lokomotor pada anak usia dini dapat dikembangkan melalui berbagai kegiatan seperti berlari, berjalan cepat, berjingjit, bermain bola dan sebagainya.

Hariwijaya (2009:27) mengemukakan bahwa motorik berasal dari kata ”motor” yang merupakan suatu dasar biologis atau mekanika yang menyebabkan terjadinya suatu gerak (Gallahue). Dengan kata lain, gerak (movement) adalah kulminasi dari suatu tindakan yang didasari oleh proses gerak motorik.

Hari Yuliarto (2010:5) mengatakan yang dimaksud gerak lokomotor ialah segala sesuatu yang ada hubungannya dengan gerakan-gerakan tubuh. Ada tiga unsur dalam perkembangan motorik pada manusia, yaitu :

Diagram 2.1 Unsur Motorik

OTOT SARAF OTAK Sumber : Hari Yuliarto (2010:5)

Unsur motorik mengacu pada gerakan-gerakan yang dinamakan alih getaran elektorik dari pusat otot besar ke saraf untuk kemudian ke dalam otak manusia.

Berdasarkan tiga unsur diatas bentuk perilaku gerak yang

dimunculkan terbagi menjadi dua bentuk yaitu : gerak lokomotor

(melibatkan otot-otot besar, saraf dan otak) dan motorik halus

(34)

(melibatkan otot-otot kecil, saraf dan otak). Ketiga unsur di atas melaksanakan masing-masing perannya secara interaksi positif, artinya unsur yang satu saling berkaitan, saling menunjang, saling melengkapi dengan unsur lainnya untuk mencapai kondisi motorik yang lebih sempurna keadaannya.

Kemampuan gerak dasar pada perkembangan motorik menurut Depdiknas (2007 : 3 ) antara lain :

1) Kemampuan gerak lokomotor

Kemampuan gerak lokomotor digunakan untuk memindahkan tubuh dari satu tempat ke temapt yang lain atau mengangkat tubuh ke atas seperti, lompat dan loncat. Kemampuan gerak lainnya adalah berjalan, berlari, skipping, melompat, meluncur, dan lari.

2) Kemampuan gerak non-lokomotor

Kemampuan non-lokomotor dilakukan di tempat, tanpa ada ruang yang memadai. Kemampuan non-lokomotor terdiri dari menekuk dan meregang, mendorong dan menarik, mengangkat dan menurunkan, melipat dan memutar, mengocok, melingkar, melambungkan.

3) Kemampuan gerak manipulatif

Kemampuan manipulatif dikembangkan ketika anak tengah menguasai macam-macam objek. Kemampuan manipulatif lebih banyak melibatkan tangan dan kaki, tetapi bagian lain dari tubuh kita juga dapat digunakan. Manipulasi objek jauh lebih unggul daripada koordinasi mata kaki dan mata tangan, yang mana koordinasi ini cukup penting untuk proses berjalan dalam ruang gerak. Bentuk-bentuk kemampuan manipulatif terdiri dari ; gerakan menerima (menangkap) objek adalah kemampuan penting yang dapat diajarkan dengan menggunakan bola karena dalam menangkap bola membutuhkan konsentrasi.

b. Perkembangan Motorik Gerak Lokomotor

Gerak Lokomotor adalah gerakan berpindah tempat, dimana

(35)

bagian tubuh tertentu bergerak atau berpindah tempat. Gerak dasar lokomotor merupakan salah satu domain dari gerak dasar fundamental (fundamental basic movement). Keterampilan lokomotor didefinisikan sebagai keterampilan berpindahnya individu dari satu tempat ke tempat lain. Sebagian besar keterampilan lokomotor berkembang dari hasil dari tingkat kematangan tertentu, namun latihan dan pengalaman juga penting untuk mencapai kecakapan yang matang.

Keterampilan lokomotor misalnya berlari cepat, mencongklang, meluncur, dan melompat lebih sulit dilakukan karena merupakan kombinasi dari pola-pola gerak dasar yang lain. Keterampilan lokomotor membentuk dasar atau landasan koordinasi gerak kasar (gross skill) dan melibatkan gerak otot besar.

Gerakan-gerakan lokomotor adalah gerakan-gerakan yang pergi ke mana saja. Para ahli mendefinisikan gerakan lokomotor sebagai gerakan-gerakan yang menyebabkan tubuh berpindah tempat atau mengembara dalam berbagai ruang, sehingga dalam bahasa Inggris disebut juga Traveling. Ini tentunya merupakan kebalikan dari gerakan non-lokomotor, yang tidak menyebabkan tubuh berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Gerakan lokomotor merupakan dasar bagi perkembangan koordinasi gerakan yang melibatkan otot-otot besar (gross-muscles), pertumbuhan otot, daya tahan dan stamina.

Perkembangan motorik beriringan dengan proses pertumbuhan secara genetis atau kematangan fisik anak. Musfiroh (2009:19) mengunkapkan teori yang menjelaskan tentang sistematika motorik anak adalah Dynamic System Theory yang dikembangkan Thelen &

whiteneyerr. Teori tersebut mengungkapkan bahwa untuk membangun kemampuan motorik anak harus mempersepsikan sesuatu di lingkungannya yang memotivasi mereka untuk melakukan sesuatu dan menggunakan persepsi mereka tersebut untuk bergerak.

Kemampuan motorik merepresentasikan keinginan anak. Misalnnya

ketika anak melihat mainan dengan beraneka ragam, anak

(36)

mempersepsikan dalam otaknnya bahwa dia ingin memainkannya.

Persepsi tersebut memotivasi anak untuk melakukan sesuatu, yaitu bergerak untuk mengambilnya. Akibat gerakan tersebut, anak berhasil mendapatkan apa yang di tujunya yaitu mengambil mainan yang menarik baginya.

Perkembangan motorik ini erat kaitannya dengan perkembangan pusat motorik di otak. Keterampilan motorik berkembang sejalan dengan kematangan syaraf dan otot. Oleh sebab itu, setiap gerakan yang dilakukan anak sesederhana apapun, sebenarnya merupakan hasil pola interaksi yang kompleksi berbagai bagian dan system dalam tubuh yang dikontrol otak.

Aktivitas anak terjadi dibawah control otak. Secara simultan dan berkesinambungan, otak terus mengolah informasi yang ia terima.

Bersamaan dengan itu, otak bersama jaringan syaraf yang membenntuk system syaraf pusat yang mencakup lima pusat control, akan mendiktekan setiap gerak anak. Dalam kaitannya dengan perkembangsn motorik anak, perkembangan motorik berhubungan dengan perkembangan kemampuan gerak anak. Gerak merupakan unsur utama dalam perkembangan motorik anak.

Hurlock (1996) menyatakan dalam Gunarti mengungkapkan lima alasan perlunya memberikan stimulasi untuk perkembangan motorik anak sejak dini, yaitu sebagai berikut.

1) Tubuh anak lebih lentur dibandingkan tubuh remaja atau orang dewasa sehingga anak lebih mudah menerima semua pelajaran.

2) Anak belum banyak memiliki keterampilan yang akan berbenturan dengan keterampilan yang baru dipelajarinya sehingga anak mempelajari keterampilan lebih mudah.

3) Secara keseluruhan anak lebih berani pada waktu kecil daripada ketika mereka telah dewasa. Oleh karena itu, mereka lebih berani mencoba sesuatu yang baru.

4) Apabila remaja dan orang dewasa merasa bosan dengan

pengulangan, anak-anak justru bersikap sebaliknya. Mereka

(37)

menyenangi sesuatu yang dilakukan secara berulang-ulang.

Oleh sebab itu, mereka bersedia mengulangi suatu tindakan hingga pola otot terlatih untuk melakukannya secara efektif.

5) Pada usia ini anak memiliki tanggung jawab yang lebih kecil dibandingkan ketika mereka bertambah besar. Oleh karenanya mereka lebih cepat menguasai suatu keterampilan karena mereka melakukannya dengan sedikit beban tanggung jawab.

c. Indikator Kemampuan Gerak Lokomotor

Kemampuan inti dari gerak lokomotor bertumpu pada kemampuan yang tinggi untuk mengendalikan gerak tubuh dan keterampilan yang tinggi untuk menangani benda.

Musfiroh (2009: 89) mengungkapkan, komponen inti dari kecerdasan gerak lokomotor adalah kemampuan-kemampuan motorik yang spesifik, seperti koordinasi, keseimbangan, keterampilan, kekuatan, kelenturan, dan kecepatan maupun kemampuan menerima rangsang (proprioceptive) dan hal yang berkaitan dengan sentuhan(tactile dan haptic).

Sebagian dari anak yang berkembang dalam Gerak lokomotor terlihat menonjol dalam aktivitas motorik halus, seperti mengetik, menggambar, memperbaiki, menjahit (menjelujur), meniru tulisan/menulis, menggunting, mewarnai, dan keterampilan motorik lain. Koordinasi tangan dan mata mereka sangat baik dibanding anak-anak sebayanya.

Menurut Musfiroh (2008: 6.7), dalam bukunya yang berjudul Perkembangan Kecerdasan Majemuk menyatakan bahwa pada anak usia dini (sampai 0-6 tahun) kecerdasan gerak lokomotor terdeteksi melalui indikator berikut.

1) Anak terlihat aktif, terus bergerak, jarang tampak diam

sekalipun sedang tidak enak badan, berjalan jalan di kelas pada

saat mengerjakan tugas di meja, sebentar-sebentar keluar lalu

masuk ke kelas lagi, sebentarsebentar berdiri, berjalan, lalu

duduk lagi.

(38)

2) Anak memiliki kekuatan yang tampak menonjol dari anak sebayanya, berani berayun, memanjat bola dunia, papan panjatan, melompat dengan kuat & mendarat dengan tepat.

3) Anak suka menyentuh-nyentuh benda yang baru dilihatnya, memegang-megang krayon yang baru dibelikan, menyentuh tombol televisi, bermain dengan tuts pianika, memegang cat basah, sangat peka terhadap tekstur. Anak terlibat dalam kegiatan motorik sepak bola, berenang, dan bersepeda.

Ditemukan anak perempuan TK A yang memiliki kegemaran sepak bola, memiliki tendangan yang kuat dan akurat, serta kemampuan berlari yang sangat baik.

4) Anak unggul dalam kompetisi aktivitas motorik atau olahraga di lingkungan lembaga PAUD seperti lomba lompat kodok, menendang bola, berlari, merebut bola.

5) Anak pandai menirukan gerakan-gerakan orang lain, membungkuk seperti orang tua, merangkak, seperti adik bayi, mengayun-ayunkan, tangan, seperti orang kampanye, menirukan gerakan teman yang menangis, hantu Cina yang melompat, dan menirukan gaya mengajar bu guru di depan kelas (usia 3-6 tahun).

6) Anak menikmati kegiatan bermain tanah atau 'pasir (usia 2 -4 tahun), melukis dengan jari, kegiatan menanam, mengecat (usia 4-6 tahun).

7) Anak relatif luwes saat berbicara karena menggunakan gerakan tubuh sebagai pendukung, menggerakkan tangan saat berbicara, serta terlihat luwes saat menari (3-6 tahun).

8) Anak memiliki keseimbangan yang bagus dari teman sebaya, tidak jatuh saat meniti titian, memiliki pijakan kaki yang lebih mantap, menggerakkan tangan seperti terbang tanpa jatuh, dan menikmati kegiatan motorik yang menantang (3-6 tahun) 9) Anak memiliki ketahanan motorik yang baik, kuat berdiri satu

kaki lebih lama dibandingkan teman sebaya, lebih lama bertahan

(39)

dalam kegiatan motorik).

Menurut Aqib dkk. (2009: 41) beberapa aspek yang perlu diperhatikan untuk menilai kemampuan anak dalam mengikuti pembelajaran untuk mengembangkan gerak lokomotor adalah sebagai berikut:

1) Aspek Minat

a) Senang mengikuti pembelajaran b) Konsentrasi terhadap pembelajaran c) Menyiapkan diri dalam pembelajaran

d) Memiliki keinginan mengikuti kegiatan pembelajaran 2) Aspek Perhatian

a) Memperhatikan penjelasan guru b) Memperhatikan pendapat teman c) Tidak mengganggu teman saat belajar d) Tidak membuat keributan

3) Aspek Kedisiplinan

a) Datang ke sekolah tepat waktu b) Memiliki rasa tanggungjawab c) Mengerjakan tugas dengan baik d) Mengikuti kegiatan sesuai waktu 4) Aspek keaktifan

a) Menjawab pertanyaan b) Mengajukan pertanyaan c) Menyampaikan gagasan

d) Tidak bosan mengikuti kegiatan 5) Aspek Keberanian

a) Memiliki rasa percaya diri

b) Berani tampil di hadapan teman-teman c) Memiliki sikap mandiri

d) Tidak malu dalam belajar

(40)

Sedangkan beberapa indikator kemampuan gerak lokomotor dalam kegiatan bermain bola basket mini yang terdapat dalam pedoman struktur kurikulum 2013 adalah sebagai berikut:

1) Stimulasi memantulkan bola

Dalam permainan bola basket mini, anak dikenalkan pada bentuk bola basket yang dapat dijaukau oleh anak yaitu ukuran bola basket kecil sehingga dapat memudahkan anak saat belajar untuk memantulkan bola tersebut. Ajarkan anak cara memantulkan bola dengan dua tangan dan juga satu tangan.

2) Stimulasi menangkap bola

Dalam permainan bola, anak akan mengenal istilah menangkap bola. Ajarkan anak agar mampu menangkap bola secara tepat hingga bola tersebut tidak terjatuh.

3) Stimulasi melempar bola

Dalam permainan bola basket, anak akan belajar melemparkan dan memasukkan bola ke dalam kerangjang atau ring bola basket. Ajarkan anak cara memasukkan bola dengan benar agar anak mampu melemparkan bola secara terarah.

Untuk indikator kemampuan anak dalam permainan bola basket mini dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Lingkup

Perkembangan Kompetensi Dasar Indikator Motorik

Kasar (Gerak Lokomotor)

Mengenal anggota tubuh, fungsi, dan gerakannya untuk pengembangan motorik kasar

- Melempar bola secara terarah (memasukan bola ke dalam keranjang) - Menangkap bola secara

tepat

- Melakukan koordinasi

gerakan mata-kaki-tangan-

kepala dalam memantulkan

bola

(41)

d. Fase Perkembangan Gerak lokomotor

Montolalu (2008:1.10) menjelaskan tentang fase perkembangan gerak lokomotor pada anak mulai usia 0 sampai 6 tahun.

1) Anak usia 0-2 tahun

Secara umum pada masa bayi anak usia 0-2 tahun, anak mengalami perubahan yang pesat bila dibandingkan dengan yang akan dialami pada fase-fase berikutnya. Anak sudah memiliki kemampuan dan keterampilan dasar yang berupa: keterampilan lokomotor (berguling, duduk, berdiri, merangkak dan berjalan), keterampilan memegang benda, penginderaan (melihat, mencium, mendengar dan merasakan sentuhan), maupun kemampuan untuk mereaksi secara emosional dan sosial terhadap orang-orang sekelilingnya. Segala bentuk stimulus (verbal maupun nonverbal) dari orang lain akan mendorong anak untuk belajar tentang pengalaman-pengalaman sensori dan ekspresi perasaan meskipun anak belum mampu memahami kata-kata.

Menurut Monks (1992:74-75) menyatakan bahwa stimulasi verbal ternyata sangat penting untuk perkembangan bahasa. Hal ini disebabkan kualitas dan kuantitas vokalisasi seorang anak dapat bertambah dengan pemberian reinforsement verbal. Stimulasi verbal yang terus menerus juga akan memudahkan anak untuk belajar melafalkan suara-suara dan Dapat disimpulkan bahwa anak usia dini merupakan masa yang kritis dalam sejarah perkembangan manusia. Masa anak usia dini ini terjadi pada anak usia 0-6 tahun atau sampai anak mengikuti pendidikan pada jenjang pendidikan anak usia dini atau prasekolah. Pada masa ini terjadi pertumbuhan motorik dan psikis yang sangat pesat. gerakan-gerakan yang mengkomunikasikan suasana emosinya, seperti marah, cemas, tidak setuju dan lain- lain.

2) Anak usia 2-3 tahun

(42)

Pada fase ini anak sudah memiliki kemampuan untuk berjalan dan berlari. Anak juga mulai senang memanjat, meloncat, menaiki sesuatu dan lain sebagainya.

Solehuddin (1997: 38) berpendapat bahwa pada anak usia 2-3 tahun lazimnya sangat aktif mengeksplorasi benda-benda di sekitarnya. Anak memiliki kekuatan observasi yang tajam. Anak juga menyerap dan membuat perbendaharaan bahasa baru, mulai belajar tentang jumlah, membedakan antara konsep satu dengan banyak dan senang mendengarkan cerita-cerita sederhana, yang kesemuanya diwujudkan anak dalam aktivitas bermain maupun komunikasi dengan orang lain. Kemampuan anak menguasi beberapa patah kata juga mulai berkembang. Anak mulai senang dengan perckapan walaupun dalam bentuk dan kalimat yang sederhana. Selain itu juga, sikap egosentrik anak sangat menonjol. Anak belum bisa memahami persoalan-persoalan yang dihadapinya dari sudut pemikiran orang lain. Anak cenderung melakukan sesuatu menurut kemauannya sendiri tanpa memperdulikan kemauan dan kepentingan orang lain. Sebagai contoh, anak sering merebut mainan dari orang lain jika anak menginginkannya.

3) Anak usia 3-4 tahun

Secara umum, anak pada fase ini masih mengalami

peningkatan dalam berperilaku motorik, sosial, berfikir fantasi

maupun kemampuan mengatasi frustasi. Untuk kemampuan

motorik, anak sudah menguasai semua jenis gerakan-gerakan

tangan, seperti memegang benda atau boneka. Akan tetapi sifat

egosentriknya masih melekat. Tingkat frustasi anak juga

cenderung menurun. Hal ini disebabkan adanya peningkatan

kemampuan dalam mengatasi kesulitan-kesulitan yang

dialaminya secara lebih aktif atau sudah ada sifat kemandirian

anak. Pada usia ini anak memiliki kehidupan fantasi yang kaya

dan menuntut lebih banyak kemandirian. Dengan kehidupan

(43)

fantasi yang dimilikinya ini, anak akan memperlihatkan kesiapannya untuk mendengarkan cerita-cerita secara lebih lama, bahkan anak juga sudah dapat mengingatnya. Selanjutnya dengan sifat kemandirian yang dimilikinya mulai membuat anak tidak mau banyak diatur dalam kegiatankegiatannya. Pada aspek kognitif anak juga sudah mulai mengenal konsep jumlah, warna, ukuran dan lain-lain.

4) Anak usia 4-6 tahun

Ciri yang menonjol anak pada usia ini adalah anak mempunyai sifat berpetualang (adventuroussness) yang kuat.

Anak banyak memperhatikan, membicarakan atau bertanya tentang apa sempat ia lihat atau didengarnya. Minatnya yang kuat untuk mengobservasi lingkungan benda-benda di sekitarnya membuat anak senang bepergian sendiri untuk mengadakan eksplorasi terhadap lingkugan disekitarnya sendiri. Pada perkembangan motorik, anak masih perlu aktif melakukan berbagai aktivitas. Sejalan dengan perkembangan motoriknya, anak usia ini makin berminat terhadap teman sebayanya. Anak sudah menunjukkan hubungan dan kemampuan bekerjasama dengan teman lain terutama yang memiliki kesenangan dan aktivitas yang sama.

Berdasarkan tahap perkembangan tersebut, dapat disimpulkan bahwa anak usia dini merupakan masa yang kritis dalam sejarah perkembangan manusia. Masa anak usia dini ini terjadi pada anak usia 0-6 tahun atau sampai anak mengikuti pendidikan pada jenjang pendidikan anak usia dini atau prasekolah. Pada masa ini terjadi pertumbuhan motorik dan psikis yang sangat pesat.

3. Bermain dan Permainan Anak Usia Dini

a. Definisi Bermain

(44)

Montolalu (2008: 1.10) menjelaskan definisi bermain merupakan kegiatan yang dilakukan anak secara spontan karena disenangi dan sering tanpa tujuan tertentu. Bagi anak, bermain merupakan suatu kebutuhan yang perlu agar ia dapat berkembang secara wajar dan utuh, menjadi orang dewasa yang mampu menyesuaikan dan membangun dirinya, menjadi pribadi yang matang dan mandiri. Berikut ini adalah beberapa pengertian bermain, diantaranya :

1) Bermain adalah aktivitas yang khas yang menggembirakan, menyenangkan dan menimbulkan kenikmatan.

2) Kesibukan yang dipilih sendiri oleh anak sebagai bagian dari usaha mencoba-coba dan melatih diri.

3) Dunia anak sama dengan dunia bermain, jadi bermain merupakan kegiatan pokok dan penting untuk anak.

4) Bermain bagi anak mempunyai nilai yang sama dengan bekerja dan belajar bagi orang dewasa.

Pada awalnya aktivitas bermain pada anak belum mendapatkan perhatian yang khusus dari para ahli ilmu jiwa. Hal ini disebabkan karena masih terbatasnya pengetahuan tentang perkembangan anak. Secara umum perkembangan teori bermain terbagi menjadi dua yaitu teori-teori klasik dan teori-teori modern.

b. Teori Bermain

Teori bermain dimunculkan dan dikemukakan oleh para ahli dari berbagai disiplin ilmu. Menurut Montolalu (2008: 1.6) mengemukakan beberapa teori tentang mengapa manusia bermain, dan penerapan kegiatan bermain untuk anak yang mengacu pada teori-teori tersebut, diantaranya adalah sebagai berikut :

1) Teori Rekreasi (Schaller & Lazarus, 1978: 322). Menurut

teori ini, dibedakan antara bermain disatu pihak dengan

bekerja dilain pihak yang membutuhkan suatu keseriusan

Referensi

Dokumen terkait

Usulan Teknis dinyatakan memenuhi syarat (lulus) apabila mendapat nilai minimal 70 (tujuh puluh), peserta yang dinyatakan lulus akan dilanjutkan pada proses penilaian penawaran

akurasi tendangan long pass adalah metode yang lebih baik dan dapat. digunakan oleh para pelatih sepakbola sebagai salah satu materi

Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia, yang selanjutnya disingkat KKNI, adalah kerangka penjenjangan kualifikasi kompetensi yang dapat menyandingkan, menyetarakan,

pengangguran yang begitu tinggi tidak terlepas dari bayang-bayang mahasiswa pula... mahasiswa selepas tamat dari perguruan tinggi bingung untuk mencari

Hak cipta dilindungi oleh undang-undang Dilarang mengutip dan memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin dari Penerbit. Perpustakaan Nasional: Katalog

Manfaat dari penelitian ini antara lain agar dapat dijadikan masukan baik bagi pemerintah maupun pihak pengusaha dan operator angkutan dalam menetapkan tarif yang

Dengan bantuan dari aplikasi pendukung yang dibuat dengan VB 6.0 ini, maka diharapkan dapat mempermudah dalam mengetahui informasi persediaan barang

Dengan berbagai macam keunggulannya, MP3 dapat menghasilkan musik atau suara dengan kualitas yang tidak kalah dengan CD audio, mempunyai kapasitas file yang lebih kecil