• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PERBANDINGAN PRODUKTIVITAS KERJA TUKANG PADA PROYEK KONSTRUKSI DI MEDAN DAN PEMATANG SIANTAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS PERBANDINGAN PRODUKTIVITAS KERJA TUKANG PADA PROYEK KONSTRUKSI DI MEDAN DAN PEMATANG SIANTAR"

Copied!
130
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PERBANDINGAN PRODUKTIVITAS KERJA TUKANG PADA PROYEK KONSTRUKSI DI MEDAN DAN

PEMATANG SIANTAR

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat penyelesaian pendidikan sarjana teknik sipil

Disusun Oleh :

DINI RIZKY UTARI MATONDANG 12 0404 045

BIDANG STUDI MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2017

(2)

ANALISIS PERBANDINGAN PRODUKTIVITAS KERJA TUKANG PADA PROYEK KONSTRUKSI DI MEDAN DAN

PEMATANG SIANTAR

ABSTRAK

Dalam proyek konstruksi, produktivitas tenaga kerja merupakan salah satu faktor penting dalam keberhasilan proyek. Untuk mengetahui tingkat produktivitas pekerjaan dapat dilakukan pengamatan secara langsung dilapangan dan untuk mengetahui tingkat produktivitas pekerja dapat dilakukan dengan pengamatan untuk mendapatkan nilai LUR (Labour Utilization Rate) yaitu mengamati efektivitas pekerja. Produktivitas pekerja dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya usia, pengalaman kerja, upah, kemampuan kerja, pendidikan, disiplin kerja, kondisi lapangan dan material da nasal daerah.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan tingkat produktivitas kerja tukang dan mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi produktivitas serta mengetahui faktor yang paling dominan berpengaruh terhadap produktivitas pada proyek konstruksi di Medan dan Pematang Siantar.

Penelitian ini dilakukan di Proyek Pembangunan Ruang Server Dinas KOMINFO di Medan dan Proyek Pembangunan Kantor Konsultan di Pematang Siantar. Pengamatan dilakukan pada pekerjaan pasangan bata dan pekerjaan keramik serta pengamatan LUR yang dilakukan selama tiga hari. Untuk pengolahan data kuesioner dilakukan dengan bantuan program SPSS.

Dari hasil penelitian didapat produktivitas pekerjaan pasangan bata dan pekerjaan keramik sebesar 1,75m2/jam dan 2,77 m2/jam pada proyek di Medan dan 2,37 m2/jam dan 2,49 m2/jam pada proyek di Pematang Siantar. Untuk tingkat LUR didapat 77,96% pada proyek di Medan dan 74,23% pada proyek di Pematang Siantar. Untuk hasil kuesioner, variabel yang ditentukan secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadapat produktivitas dengan faktor yang mendominasi pada proyek di Medan adalah faktor usia dan pada proyek di Pematang Siantar adalah faktor kondisi lapangan dan material.

Kata Kunci : Produktivitas, LUR, Faktor

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.

Tugas akhir ini merupakan syarat untuk mencapai gelar sarjana Teknik Sipil bidang studi Manajemen Rekayasa Konstruksi Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara, dengan judul :

“Analisis Perbandingan Produktivitas Kerja Tukang Pada Proyek Konstruksi Di Medan Dan Pematang Siantar”

Saya menyadari bahwa dalam penyelesaian Tugas Akhir ini tidak terlepas dari dukungan, bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada beberapa pihak yang berperan penting yaitu :

1. Terutama kepada kedua orang tua tercinta, Ayahanda Taufik Matondang dan Ibunda Khairahmah serta kepada adik-adik saya Mirza Fachrezi dan Dina Rizka Syafitri yang senantiasa memberikan dukungan dan semangat yang luar biasa serta mendoakan saya dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

2. Bapak Ir. Syahrizal, M.T. dan Bang Indra Jaya, S.T.,M.T. sebagai Dosen Pembimbing yang telah dengan sabar memberi bimbingan, saran, dan dukungan dalam bentuk waktu dan pemikiran untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini.

(4)

3. Bapak Prof. Dr. Ing. Johannes Tarigan, sebagai Ketua Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

4. Kak Rezky Ariessa Dewi, S.T.,M.T. yang telah memberi masukan dan arahan dalam penulisan tugas akhir ini.

5. Bapak dan Ibu staf pengajar dan seluruh pegawai Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

6. Saudara-saudara saya, Uo Ani, Bu Lia, Bang Lutfi, Bang Reza dan Nisa yang menjaga dan memberikan semangat selama masa kuliah.

7. Wahyudi Ali Napitupulu, partner terbaik dalam segala hal yang selalu sabar mendengar keluh kesah, pembangkit semangat terbesar dan selalu siap membantu penyelesaian tugas akhir ini.

8. Sahabat-sahabat Harimau dan Bidadari terbaik saya, Sri Setiawati, S.T., Lintri julainy,S.T., Dio Mega Putri, Rahmayanti Batubara, Siti Maisarah Lubis, Mentari Rahma Sari, Anrico Boy Riansyam, Rizky Ade Putra, Wahyu Aprinanda, dan Zulfikar,S.T.

9. Teman-teman yang luar biasa Windy, Ipin, Selly, Zizah, Citra, Sukma, Mbak Sari, Mbak Mindi dan teman-teman seperjuangan angkatan 2012.

10. Seluruh rekan-rekan yang tidak mungkin saya tuliskan satu-persatu atas dukungannya yang sangat baik.

Saya menyadari bahwa dalam penyusunan tugas akhir ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu saya menerima kritik dan saran yang bersifat membangun dalam penyempurnaan Tugas Akhir ini

(5)

Akhir kata saya mengucapkan terima kasih dan semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Medan, Maret 2017 Penulis

( Dini Rizky Utari Matondang ) 12 0404 045

(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Batasan Masalah ... 4

1.5 Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1 Sumber Daya Manusia ... 6

2.1.1 Tenaga Kerja ... 7

2.1.2 Kelompok Tenaga Kerja ... 8

2.1.3 Pekerja Konstruksi ... 9

2.2 Produktivitas ... 10

2.2.1 Pengertian Produktivitas ... 10

2.2.2 Peningkatan Produktivitas ... 12

2.2.3 Pengukuran Produktivitas ... 14

2.2.4 Teknik Pengukuran Produktivitas ... 15

(7)

2.2.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja . 18

2.3 Skala Likert ... 25

2.4 Statitical Product and Service Solution (SPSS) ... 27

2.4.1 Sejarah SPSS ... 27

2.4.2 Pengertian SPSS ... 28

2.4.3 Pengujian Variabel dalam SPSS ... 28

2.4.4 Cara Kerja SPSS... 37

2.5 Riview Penelitian Terdahulu ... 38

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 47

3.1 Jenis Penelitian ... 47

3.2 Lokasi dan Waktu Proyek ... 47

3.3 Sumber Data ... 48

3.4 Metode Pengumpulan Data ... 48

3.5 Flowchart ... 50

3.6 Proses Pengolahan Data ... 51

3.6.1 Perhitungan Produktivitas Pekerjaan ... 51

3.6.2 Perhitungan Tingkat Produktivitas Pekerja LUR ... 51

3.6.3 Analisa Faktor Produktivitas dengan Program SPSS ... 52

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 53

4.1 Perhitungan Produktivitas Pekerjaan ... 53

4.1.1 Produktivitas Pekerjaan Pasangan Bata ... 53

4.1.2 Produktivitas Pekerjaan Keramik ... 56

4.2 Perhitungan Faktor Utilitas Pekerja ... 59

(8)

4.3 Analisis Faktor-Faktor Produktivitas ... 62

4.3.1 Data Hasil Kuesioner ... 62

4.3.2 Pengujian Variabel dengan SPSS ... 64

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ... 78

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 80

5.1 Kesimpulan ... 82

5.2 Saran ... 83

DAFTAR ACUAN ... xi

DAFTAR PUSTAKA ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

(9)

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Hal

2.1 Hubungan Variabel Bebas dan Produktivitas 33

2.2 Cara Kerja SPSS 37

3.1 Flowchart Penelitian 50

(10)

DAFTAR TABEL

No Judul Hal

2.1 Hubungan Jumlah Butir dengan Reliabilitas Instrumen 31

2.2 Daftar Referensi Terdahulu 41

4.1 Produktivitas Pekerjaan Pasangan Bata Proyek Pembangunan Gedung Server Dinas KOMINFO Medan

54

55 4.2 Produktivitas Pekerjaan Pasangan Bata Proyek Pembangunan

Kantor Konsultan Pematang Siantar

4.3 Produktivitas Pekerjaan Keramik Proyek Pembangunan Gedung Server Dinas KOMINFO Medan

57

4.4 Produktivitas Pekerjaan Keramik Proyek Pembangunan Kantor Konsultan Pematang Siantar

58

4.5

4.6

4.7

4.8

4.9

Faktor Utilitas Pekerja Proyek Pembangunan Gedung Server Dinas KOMINFO Medan

Rekapitulasi Hasil Perhitungan LUR Proyek Pembangunan Gedung Server Dinas KOMINFO Medan

Faktor Utilitas Pekerja Proyek Pembangunan Kantor Konsultan Pematang Siantar

Rekapitulasi Hasil Perhitungan LUR Proyek Pembangunan Kantor Konsultan Pematang Siantar

Jawaban Hasil Kuesioner Proyek Pembangunan Gedung Server

59

60

60

61

62

(11)

Dinas KOMINFO Medan

4.10 Jawaban Hasil Kuesioner Proyek Pembangunan Kantor Konsultan Pematang Siantar

63

4.11 Skoring Hasil Kuesioner Proyek Pembangunan Gedung Server Dinas KOMINFO Medan

63

4.12 Jawaban Hasil Kuesioner Proyek Pembangunan Kantor Konsultan Pematang Siantar

64

64 4.13 Hasil Uji Validitas

4.14 Hasil Uji Reliabilitas 66

4.15 Hasil Uji Normalitas Data 66

4.16 4.17 4.18

Hasil Uji Regresi Linier Berganda

Hasil Uji Koefisien Determinasi Berganda Hasil Uji F

67 68 68

4.19 Hasil Uji Validitas 71

4.20 Hasil Uji Reliabilitas 73

4.21 Hasil Uji Normalitas Data 73

4.22 4.23 4.24

Hasil Uji Regresi Linier Berganda

Hasil Uji Koefisien Determinasi Berganda Hasil Uji F

74 75 75

4.25 Hasil Pengamatan 78

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang, oleh karena itu Indonesia tidak bisa lepas dari pembangunan dan pengembangan di segala bidang, salah satunya adalah pembangunan dan pengembangan sektor usaha konstruksi.

Proyek konstruksi merupakan suatu rangkaian yang hanya satu kali dilaksanakan dan umumnya berjangka waktu pendek. Dalam rangkaian kegiatan tersebut, terdapat suatu proses mengolah sumber daya proyek menjadi suatu hasil kegiatan yang berupa bangunan. Sukses tidaknya proyek konstruksi tergantung pada efektifitas pengelolaan sumber daya. Sumber daya yang digunakan selama proses konstruksi adalah materials, machines, man, method, money.[1]

Sumber daya manusia (man power) merupakan salah satu faktor yang memberikan pengaruh penting dalam perkembangan pekerjaan konstruksi. Sebuah pekerjaan sekecil apapun apabila tidak didukung dengan sumber daya manusia yang bagus, tidak akan memberikan hasil yang maksimal dan memuaskan dalam sebuah proyek.

Salah satu cara yang dapat dilakukan dalam upaya mencapai tujuan proyek yaitu dengan meningkatkan produktivitas kerja. Produktivitas didefinisikan sebagai rasio dari output dengan input, atau rasio antara hasil produksi total dengan total sumber daya yang digunakan.[1]

(13)

Produktivitas adalah sebuah konsep yang menggambarkan hubungan antara hasil (jumlah barang dan jasa) dengan sumber (jumlah tenaga kerja, modal, tanah, energi, dan sebagainya) yang dipakai untuk menghasilkan hasil tersebut.[2]

Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas kerja, misalnya terjadi kegiatan yang menyebabkan pekerjaan yang kurang efektif di lapangan seperti mengobrol, makan, menganggur, merokok, istirahat, yang dilakukan pada saat jam kerja. Selain kegiatan-kegiatan yang kurang efektif tersebut tentu masih ada faktor lain yang dapat mempengaruhi dan menghambat produktivitas kerja.

Pada proyek konstruksi di Indonesia tenaga kerja merupakan salah satu elemen penting, karena 25-30% dari total biaya pelaksanaan proyek dihabiskan untuk membayar upah tenaga kerja. Produktivitas tenaga kerja akan menentukan keberhasilan suatu proyek, dengan produktivitas yang tinggi akan mendukung penyelesaian proyek yang tepat waktu sehingga penggunaan biaya lebih efisien dan sebaliknya.

Pekerjaan pasangan bata merupakan salah satu pekerjaan pada proyek konstruksi yang mempunyai volume pekerjaan dan jumlah tenaga kerja yang besar. Dengan volume dan jumlah tenaga kerja yang besar maka diperlukan pula dana yang besar untuk menyelesaikanya, maka produktivitas tenaga kerja harus dimaksimalkan untuk meminimalkan anggaran dan waktu guna memperoleh hasil maksimal.

Pekerjaan keramik merupakan pekerjaan yang membutuhkan keahlian khusus dalam pengerjaannya. Jika dilihat dari cara pengerjaannya, pekerjaan

(14)

keramik mirip dengan pekerjaan pasangan bata. Sehingga kedua pekerjaan ini yaitu pekerjaan pasangan bata dan keramik dapat disamakan dalam perhitungan produktivitasnya.

Produktivitas kerja dan faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja disetiap daerah bisa saja berbeda. Hal tersebut mungkin terjadi karena adanya perbedaan latar belakang pekerja dan juga perbedaan kondisi lingkungan proyek pada masing-masing daerah tersebut. Semua faktor-faktor tersebut harus diperhatikan agar tercipta suasana lingkungan kerja proyek yang kondusif sehingga dihasilkan produktivitas kerja yang maksimal.

Untuk itu, dalam penelitian ini akan dilakukan penelitian pada proyek konstruksi yang sedang berlangsung di daerah Medan dan Pematang Siantar untuk membandingkan tingkat produktivitas kerja tukang pada pekerjaan pasangan bata dan pekerjaan keramik. Pada umumnya produktivitas pekerjaan pasangan bata di Medan dan Pematang Siantar tidak jauh berbeda, yaitu satu orang tukang ditargetkan menyelesaikan 700-800 bata per hari. Pada pekerjaan keramik terdapat perbedaan produktivitas. Di Medan, untuk satu orang tukang menyelesaikan sekitar 19 m2 per hari dan di Pematang Siantar sekitar 10 m2 per hari.

Dalam penelitian ini akan dilakukan penelitian untuk mengetahui perbandingan tingkat produktivitas pada pekerjaan pasangan bata dan pekerjaan keramik berdasarkan perbandingan output dan input, tingkat efektifitas dalam bekerja (Labour Utilization Rate) dan faktor-faktor yang berperan dalam mempengaruhi produktivitas kerja pada masing-masing daerah tersebut yaitu pada

(15)

proyek konstruksi yang sedang berlangsung di daerah Medan dan Pematang Siantar.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah maka, rumusan permasalahan dari penilitian ini adalah :

1. Bagaimanakah perbandingan tingkat produktivitas kerja tukang pada proyek konstruksi di daerah Medan dan Pematang Siantar ?

2. Apa saja kah faktor-faktor yang mempengaruhi dan yang paling berpengaruh terhadap produktivitas kerja tukang pada proyek konstruksi di Medan dan Pematang Siantar ?

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan perumusan masalah diatas, penelitian ini mempunyai tujuan yaitu :

1. Untuk mengetahui perbandingan tingkat produktivitas kerja tukang pada proyek konstruksi di daerah Medan dan Pematang Siantar.

2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi dan yang paling berpengaruh terhadap produktivitas kerja tukang di daerah Medan dan Pematang Siantar.

1.4 BATASAN MASALAH

Agar penelitian ini lebih terarah pada permasalahan yang ada, maka akan diberikan batasan-batasan masalah sebagai berikut :

(16)

1. Penelitian ini difokuskan pada produktivitas pekerjaan pasangan bata dan pekerjaan keramik.

2. Penelitian ini dilakukan pada gedung dua lantai yaitu pekerjaan lantai 1 dan lantai 2.

3. Penelitian ini dilakukan pada proyek konstruksi yang sedang berlangsung yaitu Proyek Pembangunan Ruang Server Dinas KOMINFO di Medan dan Proyek Pembangunan Kantor Konsultan di Pematang Siantar.

4. Nilai proyek dalam penelitian ini tidak diperhitungkan.

1.5 MANFAAT PENELITIAN

1. Sebagai sarana untuk menambah wawasan peneliti mengenai produktivitas tukang dan faktor – faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja tukang pada proyek konstruksi.

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pihak- pihak konstruksi terutama pada proyek yang menjadi objek penelitian dalam usaha meningkatkan produktivitas tenaga kerjanya.

3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai referensi bagi peneliti-peneliti selanjutnya, terutama bagi mahasiswa Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara.

(17)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 SUMBER DAYA MANUSIA

Sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu faktor yang sangat penting bahkan tidak dapat dilepaskan dari sebuah organisasi, baik institusi maupun perusahaan. SDM juga merupakan kunci yang menentukan perkembangan perusahaan. Pada hakikatnya, SDM berupa manusia yang dipekerjakan di sebuah organisasi sebagai penggerak untuk mencapai tujuan organisasi itu.

Sumber daya manusia merupakan elemen yang paling strategik dalam organisasi. Peningkatan produktivitas hanya mungkin dilakukan oleh manusia.

Sebaliknya sumber daya manusia pula yang dapat menjadi penyebab terjadinya pemborosan dan inefisiensi dalam berbagai bentuknya. Karena itu, memberikan perhatian kepada unsur manusia merupakan salah satu tuntutan dalam keseluruhan upaya meningkatkan produktivitas kerja.[3]

Dalam dunia konstruksi agar mampu bergerak dengan produktif dalam pelaksanaannya sangat dipengaruhi oleh mutu, biaya dan waktu tertentu, sehingga untuk mendapatkan hasil yang diinginkan sangat diperlukan peran sumber daya manusia yang baik, bertanggung jawab dan sumber daya manusia yang dapat menciptakan suatu sistem kerja yang terbaik.

(18)

2.1.1 Tenaga Kerja

Tenaga kerja merupakan penduduk yang berada dalam usia kerja.

Menurut UU No. 13 tahun 2003 Bab I pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik memenuhi kebutuhan sendiri maupun masyarakat. Tenaga kerja adalah orang–orang yang bekerja pada suatu organisasi baik pada instansi pemerintah maupun pada perusahaan swasta atau usaha–usaha sosial dimana ia memperoleh balas jasa tertentu.[4]

Tenaga kerja merupakan salah satu sumber daya manusia yang menjadi penentu keberhasilan dalam proyek konstruksi. Jenis dan intensitas kegiatan proyek berubah sepanjang siklusnya, sehingga penyediaan jumlah tenaga, jenis ketrampilan dan keahliannya harus mengikuti tuntutan perubahan kegiatan yang sedang berlangsung.

Tenaga kerja proyek konstruksi adalah tenaga kerja yang bekerja dalam suatu proyek yang ditugaskan untuk menjalankan suatu kegiatan dalam proyek konstruksi.[5] Tenaga kerja dalam industri konstruksi merupakan faktor yang sangat penting guna kelancaran dan keberhasilan proyek, khususnya produktivitas proyek tersebut. Tenaga kerja haruslah benar-benar tenaga kerja yang mempunyai kemampuan dan keahlian dibidangnya meskipun sebagai tukang.

Hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan tenaga kerja demi kelangsungan pelaksanaan proyek konstruksi adalah produktivitas tenaga kerja dan kesiapan akan penyediaan tenaga kerja dari satu jenis pekerjaan

(19)

ke jenis pekerjaan lain sesuai dengan waktu dan jadwal pelaksanaan kegiatan itu dilakukan.[6]

2.1.2 Kelompok Tenaga Kerja

Kelompok adalah kumpulan beberapa dari individu baik benda atau orang-orang yang mempunyai tujuan yang sama. Jadi kelompok kerja adalah kumpulan beberapa orang individu yang sama-sama mempunyai tujuan untuk melakukan sesuatu yang menghasilkan, baik itu benda atau jasa.[7] Tujuan utama dari kelompok kerja ini yaitu untuk individu masing-masing dan nantinya hasil dari kelompok kerja ini juga membantu orang lain.

Pada proyek konstruksi tenaga kerja dapat digolongkan menjadi 2 macam :

1. Penyelia atau pengawas, bertugas untuk mengawasi dan mengarahkan pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja/buruh lapangan.

Setiap pengawas membawahi sejumlah pekerja lapangan.

2. Pekerja atau buruh lapangan (craft labour), terdiri dari berbagai macam tukang yang memiliki keahlian tertentu, seperti : tukang kayu, tukang besi, tukang batu, tukang alumunium dan tukang cat. Dalam melaksanakan pekerjaan biasanya mereka dibantu oleh pembantu tukang atau pekerja (buruh terlatih, buruh semi terlatih, dan buruh tak terlatih).

(20)

2.1.3 Pekerja Konstruksi

Ada berbagai macam kelompok pekerja atau buruh lapangan dalam konstruksi seperti tukang kayu, tukang besi, tukang batu, tukang alumunium, tukang keramik, tukang cat dan sebagainya. Dalam penelitian ini difokuskan pada kelompok pekerja pada pekerjaan pasangan bata dan pekerjaan keramik.

1. Pekerjaan Pasangan Bata

Pada pekerjaan konstruksi pekerjaan pasangan bata merupakan salah satu pekerjaan yang memiliki volume yang besar sehingga membutuhkan pekerja yang lebih banyak. Pada pekerjaan pasangan bata juga diperlukan keahlian dalam pengerjaannya untuk mendapatkan hasil yang baik.

Pada bangunan dinding lurus, bata dipasang secara horisontal.

Untuk memastikan bahwa dinding itu lurus horisontal maka diperlukan benang penyipat. Tali pengukur tegak lurus dipakai untuk menjamin bahwa dinding dibangun vertikal ke atas. Selain itu dapat juga digunakan penyipat datar (waterpas) sebagai penggantinya.

Bata dapat juga dipasang mendatar ke samping berupa rangkaian.

Sambungan bata dalam rangkaian diatur sedemikian rupa sehingga sambungan pada lapisan yang satu tidak terletak tepat di bawah atau di atas pada lapisan berikutnya. Bata dapat juga dipasang dengan sisi pendek menghadap ke luar, atau dengan sisi panjang menghadap ke luar.

Adonan semen yang disebut juga spesi, digunakan untuk

(21)

melekatkan bata satu dengan yang lain menjadi satu kesatuan, dengan tebal spesi bisa mencapai 23 mm. Setelah mengeras adonan semen menyebabkan bata saling mengikat dan dapat membagikan kelebihan tekanan dan beban pada keseluruhan struktur dinding, di samping dapat membuat dinding menjadi kedap air.

2. Pekerjaan Keramik

Pekerjaan pemasangan keramik yang baik dibutuhkan SDM atau tukang yang mempunyai keahlian khusus pasang keramik. Tidak semua tukang bisa memasang keramik dengan baik dan cepat. Cara memasang keramik harus diperhatikan karena memang tidak semua tukang mempunyai skill atau keahlian memasang keramik dengan benar. Jika tukang keramik mempunyai skill yang tinggi secara otomatis akan melakukan metode pemasangan yang benar. Selain skill dari tukang, jenis material keramik yang digunakan juga sangat berpengaruh.

Harga upah harian tukang keramik biasanya memang lebih mahal dibanding dengan tukang lain karena berhubungan dengan estetika interior. Jika pemasangan keramik dilakukan dengan sistem upah harian ada baiknya tiap hari dievaluasi apakah kinerja tukang itu bagus atau tidak.

2.2 PRODUKTIVITAS

2.2.1 Pengertian Produktivitas

Produktivitas merupakan istilah dalam kegiatan produksi sebagai perbandingan antara luaran (output) dengan masukan (input). Dalam

(22)

Bahasa Indonesia, produktivitas berarti kemampuan untuk menghasilkan sesuatu, daya produksi. Sedangkan kemampuan adalah kecakapan, kesungguhan atau keutuhan. Produktivitas disimpulkan suatu kesanggupan atau kekuatan sesorang untuk menghasilkan sesuatu.

Banyak para ahli yang menyampaikan definisi dari produktivitas, beberapa diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Produktivitas didefinisikan sebagai perbandingan antara hasil kerja dengan jam kerja.[1]

2. Produktivitas adalah perbandingan antara kegiatan atau output dan masukan atau input.[8]

3. Produktivitas mencakup dua konsep dasar yaitu daya guna dan hasil guna. Daya guna menggambarkan tingkat sumber-sumber manusia, dana, dan alam yang diperlukan untuk mengusahakan hasil tertertu, sedangkan hasil guna menggambarkan akibat dan kualitas dari hasil yang diusahakan.[9]

4. Produktivitas adalah perbandingan antara output yang diproduksi dengan unit sumber daya yang digunakan selama proses. Output yang diukur merupakan agregat output produksi sedangkan inputnya adalah segala bentuk sumber daya yang digunakan dalam proses.[10]

5. Konsep produktivitas menurut piagam OSLA tahun 1984 adalah : a) Produktivitas adalah konsep universal, dimaksudkan untuk menyediakan semakin banyak barang dan jasa untuk semakin banyak orang dengan menggunakan sedikit sumber daya.

(23)

b) Produktivitas berdasarkan atas pendekatan multidisiplin yang secara efektif merumuskan tujuan rencana pembangunan dan pelaksanaan cara-cara produktif dengan menggunakan sumber daya secara efektif dan efisien namun tetap menjaga kualitas.

c) Produktivitas terpadu menggunakan keterampilan modal, teknologi manajemen, informasi, energi, dan sumber daya lainnya untuk mutu kehidupan yang mantap bagi manusia melalui konsep produktivitas secara menyeluruh.

d) Produktivitas berbeda di masing-masing negara dengan kondisi, potensi, dan kekurangan serta harapan yang dimiliki oleh Negara yang bersangkutan dalam jangka panjang dan pendek, namun masing-masing negara mempunyai kesamaan dalam pelaksanaan pendidikan dan komunikasi.

e) Produktivitas lebih dari sekedar ilmu teknologi dan teknik manajemen akan tetapi juga mengandung filosofi dan sikap mendasar pada motivasi yang kuat untuk terus menerus berusaha mencapai mutu kehidupan yang baik.[11]

2.2.2 Peningkatan Produktivitas

Salah satu cara potensial tertinggi dalam peningkatan produktivitas yaitu mengurangi jam kerja yang tidak efektif. Kesempatan utama dalam meningkatkan produktivitas manusia terletak pada kemampuan individu, sikap individu dalam bekerja serta manajemen maupun organisasi kerja.

(24)

Setiap tindakan perencanaan peningkatan produktivitas individual paling sedikit mencakup tiga tahap berikut :

a) Mengenai faktor makro utama bagi peningkatan produktivitas.

b) Mengukur pentingnya setiap faktor dan menentukan prioritasnya.

c) Merencanakan sistem tahap-tahap untuk meningkatkan kemampuan pekerja dan memperbaiki sikap mereka sebagai sumber utama produktivitas.[12]

Produktivitas dikatakan meningkat kalau kita bisa menghasilkan lebih banyak dalam jangka waktu yang sama, atau kalau kita bisa menghasilkan suatu jumlah yang sama dalam waktu yang lebih singkat dibanding waktu standar.

Pada umumnya proyek berlangsung dengan kondisi yang berbeda beda, maka dalam merencanakan tenaga kerja hendaknya dilengkapi dengan analisis produktivitas dan indikasi variable yang mempengaruhi.[6]

Untuk mendapatkan tingkat produktivitas yang diinginkan dan meminimalkan segala resiko yang mungkin terjadi serta mengutamakan keselamatan dan kesehatan kerja, para pemimpin harus memahami kemampuan dan keterbatasan yang diakibatkan oleh kondisi lokasi proyek.

Peningkatan produktivitas bisa terjadi bila seseorang atau sekelompok orang yang terorganisir melakukan pekerjaan yang identik berulang-ulang, maka dapat diharapkan akan terjadi suatu pengurangan

(25)

jam per tenaga kerja atau biaya untuk menyelesaikan pekerjaan berikutnya, dibanding dengan yang terdahulu bagi setiap unitnya, dengan kata lain produktivitas naik.[6]

2.2.3 Pengukuran Produktivitas

Selama berlangsungnya pekerjaan harus diukur hasil-hasil yang dicapai untuk dibandingkan dengan rencana semula. Obyek pengawasan ditujukan pada pemenuhan persyaratan minimal segenap sumber daya yang dikerahkan agar proses konstruksi secara teknis dapat berlangsung baik.

Program produktivitas dimulai dengan melakukan pengukuran produktivitas yang terjadi di lokasi proyek. Dari hasil pengukuran ini, dapat dilakukan evaluasi dengan cara membandingkan apa yang terjadi dengan apa yang seharusnya terjadi. Hasil evaluasi dapat digunakan untuk kembali merencanakan tingkat produktivitas yang akan dicapai, tentunya mengarahkan pada perbaikan atas apa yang telah terjadi.[1]

Produktivitas merupakan rasio kegiatan (output) dan masukan (input). Adapun pengertian produktivitas tenaga kerja menurut ILO (International Labour Organization), “Penelitian tenaga kerja dan produktivitas“ adalah perbandingan jumlah yang dihasilkan dan jumlah tiap sumber tenaga kerja yang dipakai selama produksi berlangsung.

Secara umum dapat dikatakan bahwa produktivitas tenaga kerja adalah besar volume pekerjaan yang dihasilkan oleh seorang pekerja atau oleh satu tim pekerja (kelompok kerja) selama tenggang waktu tertentu.

(26)

Sehingga produktivitas pekerjaan dapat dihitung :

2.2.4 Teknik Pengukuran Produktivitas

Teknik pengukuran produktivitas sangat bervariasi yang masing- masing mempunyai kelemahan dan kelebihan, antara lain :

1. Time and Motion Study

Teknik pengukuran dengan mencatat jumlah waktu yang diperlukan dalam menyelesaikan suatu aktivitas pekerjaan. Pengukur harus menetapkan terlebih dahulu kapan awal dan akhir dari suatu siklus.

2. Method productivity delay model

Merupakan teknik untuk mengukur, memprediksi, dan memperbaiki produktivitas dengan mengidentifikasi delay yang terjadi pada beberapa siklus suatu operasi.

3. Work sampling

Merupakan metode pengamatan acak tanpa perlu mengamati setiap hal dan kelompok kerja setiap saat. Tujuannya adalah mengukur waktu dalam beraktivitas yang termasuk dalam kategori direct work.

Work sampling secara umum dapat dikatakan sebagai suatu teknik dimana banyak dilakukan pengamatan cepat dalam periode waktu tertentu dari suatu kelompok kerja, mesin atau proses (Olomolaiye dan Kaming 1996). Pada penelitian ini yang menjadi fokus adalah pekerja. Work

(27)

sampling dapat dibagi menjadi tiga pendekatan (Oglesby 1989, Olomolaiye dan Jayawardane 1998, Dozzi dan AbouRizk 1993). :

1. Field rating, 2. Five minute rating 3. Productivity rating

Field rating adalah metode yang paling mudah dengan cara mencatat secara acak aktivitas pekerja yang diklasifikasikan dalam 2 hal meliputi aktivitas yang diklasifikasikan dalam bekerja (working) dan tidak bekerja (not working).

Five-minute rating, teknik ini berbeda dengan work sampling yang lain yaitu dengan cara mengamati suatu kegiatan dengan waktu yang singkat, teknik ini tidak cocok untuk pengamatan dalam kelompok besar.

(Dozzi dan AbouRizk 1993).

Productivity rating, dalam penelitian ini yang digunakan adalah

metode productivity rating dimana aktivitas pekerja diklasifikasikan dalam 3 hal yaitu Essential contributory work, Effective work (pekerjaan efektif), dan Not Useful (pekerjaan tidak efektif).

a) Pekerjaan konstribusi (Essential contributory work) adalah kegiatan yang tidak berpengaruh langsung terhadap hasil akhir, tetapi pada umumnya dibutuhkan dalam menjalankan suatu operasi yaitu pekerjaan yang tidak secara langsung, namun bagian dari penyelesaian pekerjaan. Seperti menunggu tukang yang lain dengan tidak bekerja, mengangkut peralatan yang

(28)

berhubungan dengan pekerjaan, membaca gambar proyek, menerima instruksi pekerjaan dan mendiskusikan pekerjaan.

b) Pekerjaan effektif (effective work) adalah disaat pekerja melakukan pekerjaan sesuai zona pekerjaannya yaitu dimana kegiatan pekerja berkaitan langsung dengan proses konstruksi yang berperan langsung terhadap hasil akhir. Contohnya adalah pekerjaan memasang bata, mengecor dan mengecat dinding.

c) Pekerjaan tidak efektif (not useful) adalah kegiatan pekerja yang menganggur atau melakukan sesuatu yang tidak menunjang penyelesaian pekerjaan. Seperti meninggalkan zona pengerjaan, berjalan dizona pengerjaan dengan tangan kosong, melakukan pekerjaan yang tidak sesuai prosedur dan mengobrol sesama pekerja sehingga tidak maksimalnya bekerja.

Sehingga faktor utilitas pekerja (LUR) dapat dihitung :

% total 100

pengamatan

kontribusi bekerja

waktu 14

efektif bekerja waktu pekerja

utilitas

Faktor  x

Pengamatan total = waktu efektif + waktu kontribusi + waktu tidak efektif Untuk sebuah tim kerja dikatakan mencapai waktu efektif atau memuaskan bila faktor utilitas pekerjanya lebih dari 50%.[13]

(29)

2.2.5 Faktor–Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja Faktor–faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas dapat dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu :

1) Faktor dari dalam pekerja, misalnya moral dan tingkah laku, absensi dan keterlambatan, keahlian, kerja sama tim, dan motivasi pekerja.

2) Faktor luar, misalnya kondisi lingkungan, material, alat, informasi, schedule, kepemimpinan, kontrol dan pengawasan.

Menurut Hadari Nawawi dalam penelitian Toma Mandani (2010), faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat produktivitas tenaga kerja dari sudut manajemen sumber daya manusia :

1) Tingkat kemampuan kerja dalam melaksanakan pekerjaan, baik yang diperoleh dari hasil pendidikan dan pelatihan maupun yang bersumber dari pengalaman kerja.

2) Tingkat kemampuan kerja pemimpin dalam memberikan motivasi kerja agar pekerja sebagai individu bekerja dengan usaha maksimum, yang memungkinkan tercapainya hasil yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen.

Menurut T. Hani Handoko dalam penelitian Toma Mandani (2010), beberapa faktor yang mempengaruhi produktivitas antara lain :

1) Latar belakang pribadi, mencakup pendidikan, pengalaman kerja, untuk menunjukkan apa yang telah dilakukan diwaktu lalu.

(30)

2) Bakat dan minat (aptitude and interest), untuk memperkirakan minat dan kemampuan.

3) Sikap dan kebutuhan (attitudes and needs), memperkirakan rasa tanggung jawab dan rasa kewenangan seseorang.

4) Kemampuan analitis dan manipulatif, untuk memperkirakan kemampuan pemikiran dan penganalisaan.

5) Ketrampilan teknis, untuk memperkirakan kemampuan dalam pelaksanaan aspek-aspek teknis pekerjaan.

6) Kesehatan, tenaga, dan stamina, untuk mengetahui kemampuan fisik dalam melaksanakan pekerjaan.

Menurut Muchdarsyah Sinungan (2005) faktor–faktor yang mempengaruhi produktivitas tenaga kerja adalah :

1) Kuantitas atau jumlah tanaga kerja yang digunakan dalam suatu proyek.

2) Tingkat keahlian tenaga kerja.

3) Latar belakang kebudayaan dan pendidikan termasuk pengaruh faktor lingkungan dan keluarga terhadap pendidikan formal yang diambil tenaga kerja.

4) Kemampuan tenaga kerja untuk menganalisis situasi yang terjadi dalam lingkup pekerjaannya dan sikap moral yang diambil pada keadaan tersebut.

5) Minat tenaga kerja yang tinggi terhadap pekerjaan yang ditekuninya.

(31)

6) Struktur pekerjaan, keahlian dan umur (kadang-kadang jenis kelamin).

Menurut Kaming dalam Wulfram I Ervianto (2005), faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas proyek diklasifikasikan menjadi empat kategori utama, yaitu :

1) Metode dan teknologi, terdiri atas faktor: desain rekayasa metode konstruksi, urutan kerja, pengukuran kerja

2) Manajemen lapangan, terdiri atas faktor: perencanaan dan penjadwalan, tata letak lapangan, komunikasi lapangan, manajemen material, manajemen peralatan, manajemen tenaga kerja.

3) Lingkungan kerja, terdiri atas faktor: keselamatan kerja, lingkungan fisik, kualitas pengawasan, keamanan kerja, latihan kerja, partisipasi.

4) Faktor manusia, tingkat upah pekerja, kepuasan kerja, pembagian keuntungan dan hubungan kerja.

Menurut Sinungan dalam penelitian Farelia Jamie (2015), produktivitas dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu sebagai berikut:

1) Tingkat keahlian

2) Latar belakang kebudayaan dan pendidikan 3) Kemampuan dan sikap

4) Kondisi kerja fisik 5) Sistem intensif

(32)

6) Gaya kepemimpinan

Menurut Pramuji dalam penelitian Farelia Jamie (2015), faktor- faktor yang mempengaruhi produktivitas pekerjaan antara lain :

1) Tingkat upah

2) Pengalaman dan ketrampilan para pekerja 3) Pendidikan keahlian

4) Usia pekerja 5) Pengadaan barang 6) Cuaca

7) Jarak material

8) Hubungan kerja sama antar pekerja 9) Faktor managerial

10) Efektivitas jam kerja

Menurut Iman Soeharto (1995) variabel-variabel yang mempengaruhi produktivitas tenaga kerja lapangan dapat dikelompokkan menjadi:

1) Kondisi fisik lapangan dan sarana bantu

Kondisi fisik ini berupa iklim, musim, atau keadaan cuaca.

Misalnya adalah temperatur udara panas dan dingin, serta hujan dan salju.

Pada daerah tropis dengan kelembaban udara yang tinggi dapat mempercepat rasa lelah tanaga kerja, sebaliknya di daerah dingin, bila musim salju tiba, produktivitas tenaga kerja lapangan akan menurun.

Untuk kondisi fisik lapangan kerja seperti rawa-rawa, padang pasir atau

(33)

tanah berbatu keras, besar pengaruhnya terhadap produktivitas. Hal ini sama akan dialami di tempat kerja dengan keadaan khusus seperti dekat dengan unit yang sedang beroperasi, yang biasanya terjadi pada proyek perluasan instalasi yang telah ada, yang sering kali dibatasi oeh bermacam- macam peraturan keselamatan dan terbatasnya ruang gerak, baik untuk pekerja maupun peralatan. Sedangkan untuk kurang lengkapnya sarana bantu seperti peralatan akan menaikkan jam orang untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Sarana bantu diusahakan siap pakai dengan jadwal pemeliharaan yang tepat.

2) Kepenyeliaan, perencanaan dan koordinasi

Supervisi atau penyelia adalah segala sesuatu yang berhubungan langsung dengan tugas pengelolaan para tenaga kerja, memimpin para pekerja dalam pelaksanaan tugas, termasuk menjabarkan perencanaan dan pengendalian menjadi langkah-langkah pelaksanaan jangka pendek, serta mengkoordinasikan dengan rekan atau penyelia lain yang terkait.

Keharusan memiliki kecakapan memimpin anak buah bagi penyelia, bukanlah sesuatu hal yang perlu dipersoalkan lagi. Melihat lingkup tugas dan tanggung jawabnya terhadap pengaturan pekerjaan dan penggunaan tenaga kerja, maka kualitas penyelia besar pengaruhnya terhadap produktivitas secara menyeluruh.

3) Komposisi kelompok kerja

Pada kegiatan konstruksi seorang penyelia lapangan memimpin satu kelompok kerja yang terdiri dari bermacam-macam pekerja lapangan

(34)

(labor craft), seperti tukang batu, tukang besi, tukang pipa, tukang kayu, pembantu (helper) dan lain-lain. Komposisi kelompok kerja berpengaruh terhadap produktivitas tenaga kerja secara keseluruhan. Komposisi kelompok kerja adalah :

• Perbandingan jam-orang penyelia dan pekerja yang dipimpinnya.

• Perbandingan jam-orang untuk disiplin-disiplin kerja.

Perbandingan jam-orang penyelia terhadap total jam-orang kelompok kerja yang dipimpinnya, menunjukkan indikasi besarnya rentang kendali yang dimiliki. Untuk proyek pembangunan industri yang tidak terlalu besar dan berukuran sedang keatas, perbandingan yang menghasilkan efisiensi kerja optimal dalam praktek berkisar antara 1:10- 15. Jam-orang yang berlebihan akan menaikkan biaya, sedangkan bila kurang akan menurunkan produktivitas.

4) Kerja lembur

Sering kali kerja lembur atau jam kerja yang panjang lebih dari 40 jam per minggu tidak dapat dihindari, misalnya untuk mengejar sasaran jadwal, meskipun hal ini akan menurunkan efisiensi kerja.

5) Ukuran besar proyek

Penelitian menunjukan bahwa besar proyek (dinyatakan dalam jam-orang) juga mempengaruhi produktivitas tenaga kerja lapangan, dalam arti semakin besar ukuran proyek produktivitas menurun.

(35)

6) Pekerja langsung versus kontraktor

Ada dua cara bagi kontraktor utama dalam melaksanakan pekerjaan dilapangan yaitu dengan merekrut langsung tenaga kerja dan memberikan direct hire (kepenyelian) atau menyerahkan paket kerja tertentu kepada sub kontraktor. Dari segi produktivitas umumnya sub kontraktor lebih tinggi 5-10% dibanding pekerja langsung. Hal ini disebabkan tenaga kerja sub kontraktor telah terbiasa dalam pekerjaan yang relatif terbatas lingkup dan jenisnya, ditambah lagi prosedur kerjasama telah dikuasai dan terjalin lama antara pekerja maupun dengan penyelia. Meskipun produktivitas lebih tinggi dan jadwal penyelesaian pekerjaan potensial dapat lebih singkat, tetapi dari segi biaya belum tentu lebih rendah dibanding memakai pekerja langsung, karena adanya biaya overhead (lebih) dari perusahaan sub kontraktor.

7) Kurva pengalaman

Kurva pengalaman atau yang sering dikenal dengan learning curve didasarkan atas asumsi bahwa seseorang atau sekelompok orang yang mengerjakan pekerjaan relatif sama dan berulang-ulang, maka akan memperoleh pengalaman dan peningkatan keterampilan.

8) Kepadatan tenaga kerja

Didalam batas pagar lokasi yang nantinya akan dibangun instalasi proyek, yang disebut juga dengan battery limit, ada korelasi antara jumlah tenaga kerja konstruksi, luas area tempat kerja, dan produktivitas. Korelasi ini dinyatakan sebagai kepadatan tenaga kerja (labor density), yaitu jumlah

(36)

luas tempat kerja bagi setiap tenaga kerja. Jika kepadatan ini melewati tinngkat jenuh, maka produktivitas tenaga kerja menunjukkan tanda-tanda menurun. Hal ini disebabkan karena dalam lokasi proyek tempat buruh bekerja, selalu ada kesibukan manusia, gerakan peralatan serta kebisingan yang menyertai. Semakin tinggi jumlah pekerja per area atau semakin turun luas area per pekerja, maka semakin sibuk kegiatan per area, akhirnya akan mencapai titik dimana kelancaran pekerjaan terganggu dan mengakibatkan penurunan produktivitas.

Berdasarkan beberapa teori diatas maka faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas yang digunakan sebagai variabel dalam penelitian ini adalah :

1) Usia

2) Pengalaman Kerja 3) Upah

4) Kemampuan Kerja 5) Pendidikan

6) Disiplin Kerja

7) Kondisi lapangan dan material 8) Asal daerah

2.3 SKALA LIKERT

Kuesioner adalah sejumlah daftar pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden yang memungkinkan untuk

(37)

mempelajari sikap-sikap, keyakinan, perilaku, dan karakter dari responden tersebut.[7] Dalam pengukuran hasil jawaban kuesioner ada beberapa skala pengukuran yang dapat digunakan misalnya skala thurstone, skala guttman dan skala likert.

Salah satu metode pengukuran yang paling umum dan banyak digunakan adalah skala likert. Skala likert memungkinkan responden menjawab dalam berbagai tingkatan pada setiap butir pertanyaan.[14] Skala likert merupakan skala pengukuran yang paling mudah digunakan. Skala likert menggunakan beberapa butir pertanyaan untuk mengukur perilaku individu dengan merespon 5 titik pilihan pada setiap butir pertanyaan, sangat setuju, setuju, tidak memutuskan (netral), tidak setuju dan sangat tidak setuju. Skala likert merupakan skala yang menentukan tingkat persetujuan responden terhadap suatu pernyataan dengan memilih satu dari pilihan yang tersedia.

Adapun langkah-langkah dalam membuat skala likert yaitu :

1) Kumpulkan sejumlah pernyataan yang sesuai dengan sikap yang akan diukur dan dapat diidentifikasikan dengan jelas (positif atau tidak positif).

2) Berikan pernyataan-pernyataan diatas kepada sekelompok responden.

3) Responden dari tiap pernyataan dengan cara menjumlahkan angka dari setiap pernyataan sedemikian rupa sehingga respon yang berada pada posisi sama akan menerima secara konsisten dari

(38)

angka yang selalu sama. Misalnya bernilai 5 untuk sangat positif dan bernilai 1 untuk yang sangat negatif. Hasil hitung akan mendapatkan skor dari tiap-tiap pernyataan dan skor total, baik untuk tiap responden maupun secara total untuk seluruh responden.

4) Selanjutnya, mencari pernyataan-pernyataan yang tidak dapat dipakai dalam penelitian, sebagai patokannya adalah : Pernyataan yang tidak diisi lengkap oleh responden. Pernyataan yang secara total responden tidak menunjukkan yang substansial dengan nilai totalnya.

Pernyataan-pernyataan hasil saringan akhir akan membentuk skala likert yang dapat dipakai untuk mengukur skala sikap serta menjadi kuisioner baru untuk pengumpulan data berikutnya.[15]

2.4 STATISTICAL PRODUCT AND SERVICE SOLUTION (SPSS) 2.4.1 Sejarah SPSS

Pada awalnya SPSS merupakan singkatan dari Statistical Package for the Social Sciences yang dibuat pada tahun 1968 oleh Norman Nie,

seorang mahasiswa lulusan fakultas ilmu politik dari Stanford University.

sekarang diperluas untuk melayani berbagai jenis user, seperti untuk proses produksi dipabrik, riset ilmu-ilmu sains dan lainnya.

Tahun 1971 Nie membangun sebuah perusahaan kecil yang bergerak dalam bidang SPSS. Pada saat itu SPSS sangat diperlukan, sehingga perusahaan tersebut bertumbuh dengan cepat. Pada tahun 1992 telah diciptakan sebuah program SPSS untuk perusahaan Microsoft

(39)

Windows. Semenjak saat itu, SPSS semakin meluas dan banyak kegunaannya dibidang ekonomi.

Sekarang kepanjangan SPSS adalah Statistical Product and Service Solutions.SPSS bisa diaplikasikan pada semua bidang. Saat ini lebih dari 250.000 perusahaan dan jutaan individu di dunia dalam berbagai bidang menggunakan SPSS dalam proses pengolahan data statistik, menjadikan SPSS program komputer statistik yang paling laris dan popular di dunia.

2.4.2 Pengertian SPSS

SPSS merupakan perangkat lunak statistik multiguna yang bermanfaat untuk mengolah dan menganalisis data penelitian. SPSS adalah sebuah program aplikasi komputer yang mempunya kemampuan untuk menganalisis statistik dengan keakuratan yang cukup tinggi, serta sistem manajemen data pada lingkungan grafis dengan menggunakan menu-menu deskriptif dan kotak dialog yang sederhana dan mudah untuk dipahami cara mengoperasikannya.

2.4.3 Pengujian Variabel dalam SPSS

Ada berbagai pengujian yang dapat dioperasikan dengan menggunakan program SPSS, dalam penilitian ini digunakan beberapa diantaranya yaitu :

a) Uji Validitas

Validitas (kesahihan) adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang

(40)

valid mempunyai validitas tinggi, sebaliknya instrumen yang kurang valid mempunyai validitas rendah. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan.[7]

Adapun cara untuk menguji validitas adalah sebagai berikut :

1. Mendefinisikan secara operasional konsep yang akan diukur, yaitu dengan : (1) mencari definisi dan merumuskan tentang konsep yang akan diukur yang telah ditulis para ahli dalam literatur, (2) kalau sekiranya tidak ditemukan dalam literatur maka untuk lebih mematangkan definisi dan rumusan konsep tersebut peneliti harus mendiskusikannya dengan para ahli, (3) menanyakan langsung kepada calon responden penelitian mengenai aspek-aspek konsep yang akan diukur. Dari jawaban yang diperoleh peneliti dapat membuat kerangka konsep dan kemudian menyusun pertanyaan yang operasional.

2. Melakukan uji coba skala pengukuran yang dihasilkan dari langkah pertama kepada sejumlah responden. Responden diminta untuk menjawab apakah mereka setuju atau tidak setuju dari masing-masing pertanyaan.

3. Mempersiapkan tabel tabulasi jawaban.

4. Menghitung korelasi antara masing-masing pernyataan dengan skor total dengan menggunakan rumus teknik korelasi produk moment.

Adapun rumusannya adalah :

∑ ∑ ∑

√{ ∑ ∑ { ∑ ∑ }}

(41)

Keterangan :

r : koefisien korelasi Y : produktivitas pekerja Xi : elemen variabel bebas N : jumlah data

( Masri Singarimbun, 1987 : 124-137)

Syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat validitas adalah jika r hitung > r table dan taraf signifikannya sebesar 5%. (Suharsimi Arikunto, 1996 : 150-160).

Suatu instrumen dinyatakan valid apabila harga koefisien r hitung ≥ 0,3. (Sudarmanto R Gunawan, 2005: 79)

b) Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah pengukuran tentang stabilitas dan konsistensi dari alat pengukuran. Reliabilitas menunjukkan bahwa sesuatu instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik. Instrumen reliabel mengandung arti bahwa instrumen tersebut cukup baik sehingga mampu mengungkapkan data yang bisa dipercaya. [7]

Untuk mengukur reliabilitas dapat digunakan analisis Alpha Cronbach dengan rumus sebagai berikut :

[

] [ ∑ ]

Keterangan :

r n : Reliabilitas instrumen

(42)

k : Banyaknya butir pertanyaan

∑σb2

: Jumlah varian butir σt2 : Varian total (Suharsimi Arikunto, 1996)

Cara pengujian reliabilitas dilakukan dengan bantuan komputer program SPSS, yang dilakukan dengan metode Cronbach Alpha, dimana suatu kuesioner dikatakan reliabel jika

nilai Cronbach Alpha lebih besar dibandingkan dengan nilai reliabilitas yang ditunjukkan pada tabel di bawah ini:

Tabel 2.1 Hubungan Jumlah Butir dengan Reliabilitas Instrumen

Jumlah Butir Reliabilitas

5 0.20

10 0.33

20 0.50

40 0.67

80 0.80

160 0.89

320 0.94

Sumber : Robert Eddy S (2007) c) Uji Normalitas Data

Pengujian normalitas data digunakan untuk menguji apakah data kontinu berdistribusi normal sehingga analisis dengan validitas, reliabilitas, uji t, korelasi, regresi dapat dilaksanakan. Uji normalitas adalah pengujian tentang kenormalan distribusi data. Sebagai salah satu uji statistik parametrik, maka analisis regresi berganda dapat dilakukan jika

(43)

sampel yang dipakai untuk analisis berdistribusi normal. Penggunaan statistik parametrik dihindari jika data yang diteliti tidak berdistribusi normal.

Uji normalitas data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Smirnov Kolmogorov. Asumsi normalitas terpenuhi jika nilai Asymp.sig (2-tailed) lebih besar daripada nilai probabilitas 0,05.

d) Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda sebenarnya sama dengan analisis regresi linier sederhana, hanya variable bebasnya lebih dari satu buah.

Dengan analisis ini kita bisa memprediksi perilaku dari variabel dependen dengan menggunakan data variabel terikat.

Analisis regresi berganda dirumuskan sebagai berikut : Y = bo + b1X1 + b2X2 +...+ bnXn

Keterangan :

Y : variabel dependent X1 , X2 , Xn : variabel independent

bo , b1 , bn : parameter yang harus diduga dari data dan dapat diperoleh dengan menyelesaikan persamaan linier simultan dari perhitungan

Delapan variabel dikatakan berkorelasi, jika terjadi perubahan pada satu varibel akan mengikuti perubahan pada variabel yang lain secara teratur, dengan arah yang sama atau dapat pula dengan arah berlawanan.

Variabel bebas mencakup elemen-elemen :

(44)

1. Usia

2. Pengalaman Kerja 3. Upah

4. Kemampuan Kerja 5. Pendidikan

6. DisiplinKerja

7. Kondisi lapangan dan material 8. Asal daerah

Gambar 2.1 Hubungan variabel bebas dan produktivitas Sumber : Olahan sendiri

Ukuran besar kecilnya, kuat tidaknya hubungan antar variabel- variabel apabila bentuk hubungan linier disebut koefisien korelasi.

Koefisien korelasi yang dinyatakan dengan bilangan, bergerak antara 0 sampai +1 atau 0 sampai -1. Apabila nilai r mendekati +1 atau -1 berarti

Variabel bebas (X) X1 = Usia

X2 = Pengalaman kerja X3 = Upah

X4 = Kemampuan kerja X5 = Pendidikan

X6 = Disiplin kerja

X7 = Kondisi lapangan dan material X8 = Asal daerah

Variabel terikat (Y) Produktivitas Kerja

(45)

terdapat hubungan yang kuat. Apabila mendekati 0 berarti sebaliknya terdapat hubungan yang lemah atau tidak ada hubungan dan apabila r sama dengan +1 atau -1 berarti terdapat hubungan positif sempurna atau negatif sempurna. Bila r bernilai positif maka terdapat korelasi positf, bila r bernilai negatif maka terdapat korelasi negatif, dan bila r bernilai nol maka tidak terdapat korelasi (-1 ≤ r ≤ 1). (Ronald E W . 1995 : 371)

e) Uji Koefisien determinasi Berganda

Uji koefisien determinasi berganda digunakan untuk menentukan proporsi atau presentase total variasi dalam variabel terikat yang diterangkan oleh variabel tidak terikat, secara bersama-sama. r2 menggambarkan ukuran kesesuaian yaitu sejauh mana regresi sampel mencocokan data.

Rumus koefisien determinasi berganda adalah :

∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑

Keterangan

r2 : koefisien determinasi berganda a, b1, .., b n : koefisien persamaan regresi

Y : variabel terikat (produktivitas kerja) X 1, ..., X 7 : variabel bebas (faktor yang mempengaruhi) N : jumlah data (sampel)

Ukuran r2 disebut dengan coeffisient of determination (koefisien determinasi), koefisien ini juga dipakai untuk mengukur kuatnya korelasi

(46)

linier. Jelas bahwa 0 ≤ r2 ≤ 1 karena -1≤ r2 ≤ 1 (Ronald E W, 1995 : 373- 375)

f) Uji Hipotesis

Uji hipotesis merupakan hal yang penting ketika melakukan penelitian. Hipotesis adalah jawaban sementara tehadap pertanyaan- pertanyaan yang dikemukakan dalam perumusan masalah. Hipotesis menurut tata bahasa berarti suatu pernyataan yang kedudukannya belum sekuat seperti proporsi atau dalil.

Menurut pola umum metode ilmiah, setiap penelitian terhadap suatu obyek hendaknya dibawah suatu tuntunan suatu hipotesis yang berfungsi sebagai pegangan sementara atau jawaban sementara yang masih harus dibuktikan kebenarannya didalam kenyataan percobaan atau praktek.

Setiap hipotesis mempunyai paling tidak salah satu beberapa fungsi berikut :

1. Sebagai jawaban sementara yang masih perlu diuji kebenarannya.

2. Petunjuk ke arah penyelidikkan lebih lanjut.

3. Sebagai suatu hipotesis kerja.

4. Suatu ramalan atau dugaan tentang sesutau yang akan dating atau bakal ditemukan.

5. Sebagai konsep yang dikembangkan.

6. Sebagai bahan suatu bangunan suatu teori.

(Husein Umar, 2002: 80-82)

(47)

Adapun uji hipotesis yang akan dilakukan adalah:

1. Uji F

Uji F dikenal dengan uji serentak yaitu digunakan untuk menguji apakah variabel-variabel yang ada secara simultan (bersama- sama) berpengaruh signifikan terhadap produktivitas tenaga kerja, yaitu membandingkan antara nilai tingkat signifikan (α) = 5% (0,05) yang ditetapkan dengan nilai sig F hitung. Jika F hitung kurang daripada nilai α yang ditetapkan maka dapat disimpulkan bahwa semua variabel bebas secara simultan dapat mempengaruhi variabel terikat. Sebaliknya jika F hitung lebih daripada nilai α, maka dapat disimpulkan bahwa variabel bebas secara simultan tidak berpengaruh terhadap variabel terikat (Y).

2. Uji T

Uji T dikenal dengan uji parsial, yaitu digunakan untuk menguji apakah variabel-variabel yang ada secara parsial (sendiri- sendiri) benar-benar mempunyai pengaruh signifikan atau tidak signifikan, terhadap produktivitas tenaga kerja, yaitu membandingkan antara t hitung masing-masing variabel dan sig t dengan nilai tingkat signifikan t = 5% (0,05) yang telah ditetapkan. Jika sig t hitung variabel bebas kurang daripada nilai sig t yang telah ditetapkan maka dapat disimpulkan bahwa berada didalam daerah penolakkan Ho maka hipotesis Ha dapat diterima atau variabel bebas berpengaruh tehadap variabel terikat. Sebaliknya jika sig t variabel bebas lebih daripada sig

(48)

t yang telah ditetapkan berarti bahwa variabel bebas tidak berpengaruh terhadap variabel terikat.

g) Uji Dominasi

Uji dominasi yaitu pengujian untuk mengetahui variabel yang paling mendominasi atau yang paling berpengaruh diantara variabel- variabel yang ada dalam penelitian.

2.4.4 Cara Kerja SPSS

Pada dasarnya komputer berfungsi untuk mengolah data menjadi informasi yang berarti. Data yang diolah dimasukkan sebagai input, kemudian dengan proses pengolahan data oleh komputer dihasilkan output berupa informasi untuk kegunaan lebih lanjut. Berikut merupakan gambaran tentang cara kerja komputer dengan program SPSS dalam mengolah data.

Gambar 2.2 Cara kerja SPSS

Sumber : Toma Mandani “Tugas Akhir” (2010)

Data hasil penelitian atau data yang akan diproses dimasukkan lewat menu DATA EDITOR yang secara otomatis muncul di layar komputer.

1. Data yang telah diinput kemudian diproses, lewat menu DATA EDITOR.

2. Memilih menu yang akan digunakan pada SPSS 15.0 for windows grafik, statistik dan lain-lain.

INPUT DATA Dengan DATA

PROSES Dengan DATA

OUTPUT DATA

Dengan VIEWER

(49)

3. Hasil pengolahan data muncul di layar windows yang lain dari SPSS yaitu VIEWER, output SPSS bisa berupa teks, tulisan, tabel atau grafik.

Pada VIEWER, informasi atau output statistik dapat ditampilkan secara:

a. Teks atau Tulisan

Pengerjaan (perubahan bentuk huruf, penambahan, pengurangan dan lainnya) yang berhubungan dengan output berbentuk tabel bisa dilakukan lewat menu text output editor.

b. Tabel

Pengerjaan (pivoting tabel, penambahan, pengurangan, dan lainnya) yang berhubungan dengan output data yang berbentuk tabel dilakukan lewat menu pivot table editor.

c. Chart atau Grafik

Pengerjaan (perubahan tipe grafik dan lainnya) yang berhubungan dengan output data yang berbentuk grafis dapat dilakukan lewat menu chart editor.

2.5 RIVIEW PENELITIAN TERDAHULU

1. Dalam penelitian Toma Mandani (2010), “Analisis Produktivitas Tenaga Kerja Pada Pekerjaan Pasangan Bata (Studi Kasus Proyek Pembangunan Rumah Sakit Dr. Moewardi, Surakarta Jawa Tengah)”, di dapat :

a) Besarnya tingkat produktivitas tenaga kerja pada pekerjaan pasangan bata pada proyek pembangunan Rumah Sakit Dr.

(50)

Moewardi cukup memuaskan karena rata-rata produktivitasnya sebesar 86,34% > 50%.

b) Variabel yang telah ditentukan yaitu umur, pengalaman kerja, tingkat pendidikan, kesesuaian upah, jumlah tanggungan keluarga, kesehatan pekerja, hubungan antar pekerja, manajerial, dan komposisi kelompok kerja secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap besarnya produktivitas pekerjaan pasangan bata. Secara parsial atau sendiri-sendiri variabel yang mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap besarnya tingkat produktivitas tenaga kerja adalah variabel umur dan variable pengalaman kerja.

c) Variabel pengalaman kerja mempunyai pengaruh yang dominan terhadap tingkat produktivitas tenaga kerja di proyek pembangunan Rumah Sakit Dr. Moewardi Surakarta.

2. Dalam penelitian Hendra Febriyanto (2013), “ Analisis Produktivitas Tenaga Kerja Terhadap Pekerjaan Pembesian Pondasi Tower (Studi Kasus Proyek Anoa Transmission Line (kV150) PT. Vale Indonesia)”, di dapat :

a) Besarnya tingkat faktor ultilitas pekerja terhadap pekerjaan pembesian pondasi tower Anoa Transmission Line kV 150

(51)

PTVI rata-rata sebesar 65,83 %, berarti tingkat produktivitasnya memuaskan.

b) Variabel yang telah ditentukan yaitu pengalaman pekerja, usia, upah, kesehatan pekerja, dan kondisi lapangan secara simultan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap faktor utilitas pekerja. Secara parsial atau sendiri-sendiri variabel yang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap besarnya produktivitas pekerjaan pembesian pada pondasi adalah variabel usia dan variabel kondisi lapangan.

c) Variabel usia mempunyai pengaruh yang dominan terhadap tingkat produktivitas tenaga kerja pekerjaan pembesian pondasi tower anoa transmission line kV 150 PTVI.

3. Dalam penelitian Iwan Rustendi (2011), “Produktivitas Pekerjaan Pasangan Batu Bata Pada Dinding Rumah Tinggal”, di dapat :

a) Produktivitas tertinggi yaitu sebesar 3,13 m2/jam sedangkan produktivitas terendah yaitu sebesar 2,23 m2/jam dengan jumlah pekerja 1 orang tukang dan 1 orang pembantu tukang.

b) Sedangkan rata-rata produktivitasnya adalah 2,77 m2/jam.

(52)

Tabel 2.2 Daftar Referensi Terdahulu

NO PENELITI JUDUL KESIMPULAN

1 Toma

Mandani, 2010

Analisis Produktivitas Tenaga

Kerja Pada Pekerjaan Pasangan

Bata (Studi Kasus Proyek Pembangunan Rumah Sakit Dr.

Moewardi, Surakarta Jawa

Tengah)

a. Tingkat produktivitas tenaga kerja cukup memuaskan yaitu 86,34% >50%

Variabel yang telah ditentukan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap besarnya produktivitas pekerjaan pasangan bata.

b. Variabel pengalaman kerja mempunyai pengaruh yang dominan terhadap tingkat produktivitas tenaga kerja di proyek pembangunan Rumah Sakit Dr. Moewardi Surakarta.

2 Hendra Febriyanto,

2013

Analisis Produktivitas Tenga

Kerja Terhadap Pekerjaan Pembesian

Pondasi Tower“

Studi Kasus Proyek

a. Besarnya tingkat faktor ultilitas pekerja menunjukkan tingkat produktivitas yang memuaskan yaitu 65,83%

b. Variabel yang telah ditentukan secara simultan tidak memiliki

(53)

NO PENELITI JUDUL KESIMPULAN Anoa Transmission

Line (Kv 150) Pt.

Vale Indonesia .“

pengaruh yang signifikan terhadap faktor utilitas pekerja.

Secara parsial atau sendiri- sendiri variabel yang memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap besarnya

produktivitas pekerjaan

c. pembesian pada pondasi adalah variabel usia dan variabel kondisi lapangan.

Variabel usia mempunyai pengaruh yang dominan

3 Tomas

Aprilian, 2010

Analisis Produktivitas Tenaga

Kerja Pada Pekerjaan Struktur Rangka Atap Baja (Studi Kasus Proyek

Pembangunan Rumah Sakit Dr.

Moewardi,

a. Besarnya tingkat produktivitas menunjukkan tingkat produktivitas yang cukup memuaskan yaitu 66,8%.

Variabel yang telah ditentukan secara simultan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap besarnya produktivitas.

(54)

NO PENELITI JUDUL KESIMPULAN Surakarta Jawa

Tengah)

c. Variabel pengalaman kerja mempunyai pengaruh yang dominan terhadap tingkat produktivitas tenaga kerja di proyek pembangunan Rumah Sakit Dr. Moewardi.

4 Dwi Tanto, Sri Murni

Dewi, Sugeng P.

Budio, 2012

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Produktivitas Pekerja Pada Pengerjaan Atap Baja Ringan Di

Perumahan Green Hills Malang

Upah, pendidikan, kemampuan kerja, dan disiplin kerja mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap produktivitas tenaga kerja dengan upah sebagai faktor dominan pada pengerjaan atap baja ringan di Perumahan Green Hills, Malang.

5 Mohamad Harun

Analisa Produktifitas Tenaga Kerja Pada

Pekerjaan Konstruksi Gedung

Besarnya produktivitas kelompok kerja tukang batu yang dikerjakan sampai selesainya pasangan dinding batu bata yaitu selama 16 hari sebesar 284,31 m2 dan rata -

(55)

NO PENELITI JUDUL KESIMPULAN ratanya yaitu 14,22 m2.

b. Faktor yang mempengaruhi produktivitas kelompok kerja tukang batu yaitu tinggi pasangan, letak material, cuaca, umur, dan pendidikan, yang sangat berpengaruh adalah faktor cuaca.

6 Iwan

Rustendi, 2011

Produktivitas Pekerjaan Pasangan

Batu Bata Pada Dinding Rumah

Tinggal

a. Produktivitas tertinggi yaitu sebesar 3,13 m2/jam sedangkan produktivitas terendah yaitu sebesar 2,23 m2/jam dengan jumlah pekerja 1 orang tukang dan 1 orang pembantu tukang.

b. Rata-rata produktivitasnya adalah 2,77 m2/jam.

7 Hariyono Seputro Youngky

Produktivitas Tenaga Kerja Pada Pekerjaan Pasangan

a. Besarnya tingkat produktivitas tenaga kerja produktivitas tenaga kerja pada pekerjaan

(56)

NO PENELITI JUDUL KESIMPULAN Pratama Bata Ringan

(Studi Kasus Proyek Pembangunan MIPA

Center Tahap 2 Universitas Brawijaya)

pasangan bata ringan pada proyek pembangunan MIPA Center Tahap 2 Universitas Brawijaya cukup memuaskan karena rata - rata produktivitasnya sebesar 76,14% > 50%.

b. Variabel yang telah ditentukan yaitu umur, pengalaman kerja, tingkat pendidikan, kesesuaian upah, jumlah tanggungan keluarga, kesehatan pekerja, hubungan antar pekerja, manajerial, dan komposisi kelompok kerja secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap besarnya produktivitas pekerjaan pasangan bata ringan. Secara parsial atau sendiri-sendiri variabel yang

Gambar

Tabel 2.1 Hubungan Jumlah Butir dengan Reliabilitas Instrumen
Gambar 2.2  Cara kerja SPSS
Tabel 2.2 Daftar Referensi Terdahulu
Gambar 3.1 Flowchart Penelitian               Sumber : Olahan sendiri
+7

Referensi

Dokumen terkait

R2 = Henri Sidabalok, 2007 STUDI MENGENAI HUBUNGAN FAKTOR- FAKTOR LAPANGAN YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS KERJA DAN KUALITAS KERJA TUKANG PADA PROYEK KONSTRUKSI. R3 = IVAN

Bagi tenaga kerja: penelitian ini bermanfaat sebagai masukan bagi para tenaga kerja yang ada di Yogyakarta dan Timor Leste agar memperhatikan pengaruh kerja lembur yang

Menurut Thomas (2002), pengertian kerja lembur adalah jadwal kerja yang melebihi 40 jam kerja per minggu atau kerja yang dilakukan untuk menyelesaikan pekerjaan yang tidak

Berdasarkan data tugas akhir di Universitas Atma Jaya Yogyakarta, tugas akhir dengan judul Analisis Faktor-faktor Produktivitas Tukang dan Pekerja dalam Proyek Konstruksi

Para pekerja yang usianya lebih muda relatif mempunyai produktivitas yang lebih tinggi dibanding dengan yang lebih tua karena pekerja yang usianya lebih muda mempunyai tenaga yang

Menurut responden nilai perbandingan produktivitas tenaga kerja berdasarkan daerah asal bahwa setelah tenaga kerja asal Makassar, tenaga kerja asal Takalar (0,9638) adalah yang

Hasil analisis diketahui bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas tukang dan pekerja dalam proyek kontruksi, secara berurutan yaitu faktor-faktor yang berkaitan dengan

21 378 0,0556 Sumber: Hasil pengolahan data 2021 3 Nilai produktivitas output produksi Nilai produktivitas output produksi diperoleh dari perbandingan total output produk dengan