i
LAPORAN AKHIR
PROGRAM P2M DIPA UNDIKSHA
PELATIHAN PERANCANGAN, PEMBUATAN, DAN PENGGUNAAN ALAT PERAGA MATEMATIKA BAGI
GURU-GURU SD GUGUS III KECAMATAN KUBU
Oleh:
Dra. Gusti Ayu Mahayukti, M.Si.
(NIDN .0023086005)
(Ketua) Drs. I Made Sugiarta, M.Si.
(NIDN.0020106705)
(Anggota) Drs. I Nyoman Gita, M.Si.
(NIDN .0022086004)
(Anggota)
Dibiayai dari Daftar Isian Pelaksana Anggaran (DIPA) Universitas Pendidikan Ganesha
SPK No 023.04.2.552581/2013 revisi 2 tanggal 01 Mei 2013
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FMIPA LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
TAHUN 2013
ii
HALAMAN PENGESAHAN
1. Judul Kegiatan : Pelatihan Perancangan, Pembuatan, dan Penggunaan Alat Peraga Matematika Bagi Guru-Guru SD Gugus III Kecamatan Kubu
2. Ketua Pelaksana
a. Nama Lengkap : Dra. Gusti Ayu Mahayukti, M.Si.
b. Jenis Kelamin : Perempuuan
c. NIP : 196006231986012001
d. Disiplin Ilmu : Matematika
e. Pangkat/Golongan : Pembina Utama Madya / IVc
f. Jabatan : Lektor Kepala
g. Fakultas/Jurusan : MIPA/Pendidikan Matematika
h. Alamat :
i. Telp/Faks/E-mail :
j. Alamat Rumah : Bakti Seraga k. Telp/Faks/E-mail : 081246169476/- 3. Jumlah Anggota Pelaksana : 2 (tiga) orang 4. Lokasi Kegiatan
a. Nama Desa : Desa Tianyar
b. Kecamatan : Kubu
c. Kabupaten/Kota : Karangasem
d. Propinsi : Bali
5. Jumlah Biaya Kegiatan : Rp 7.500.000,- (Tujuh juta lima ratus ribu) 6. Lama Kegiatan : 6 (enam) bulan
Mengetahui
Dekan Fakultas MIPA,
Prof. Dr. Ida Bagus Putu Arnyana, M.Si.
NIDN. 0031125821
Singaraja, 4 Nopember 2013 Ketua Pelaksana,
D Dra. Gusti Ayu Mahayukti, M.Si.
NIDN. 0023086005 Menyetujui
Ketua LPM Undiksha
Prof. Dr. Ketut Suma, M.S NIDN. 0001015913
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Hyang Widhi Waca, karena atas perkenan-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan pengabdian pada masyarakat yang berjudul “Pelatihan Perancangan, Pembuatan, dan Penggunaan Alat Peraga Matematika Bagi Guru-Guru SD Gugus III Kecamatan Kubu” tepat pada waktunya.
Kegiatan ini dapat terlaksana berkat bantuan berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung mulai dari perencanaan, pelaksanaan, sampai penulisan hasil kegiatan. Untuk hal tersebut, melalui kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih yang tulus kepada:
1) Ketua Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat (LPM) Undiksha atas dana dan sebagai fasilitator dalam kegiatan ini.
2) Ketua KKG Gugus III SD Kecamatan Kubu, Ibu Ida Ayu Putu Krisnawati, S.Pd, atas segala bantuan dan kerjasamanya.
3) Kepala SD di Gugus III Kecamatan Kubu atas kerjasamanya yang baik.
4) Seluruh guru kelas IV, V dan VI Gugus V SD di Kecamatan Kubu atas partisipasinya untuk mengikuti kegiatan
Demikian juga kepada semua pihak terkait yang telah membantu pelaksanaan kegiatan ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu, kami mengucapkan terima kasih.
Semoga kegiatan ini dapat bermanfaat untuk kemajuan pendidikan, khususnya di SD Gugus III Kecamatan Kubu, Kabupaten Karangasem.
Singaraja, 4 Nopember 2013 Tim Pelaksana
iv DAFTAR ISI
Halaman Muka i
Pengesahan ii
Kata Pengantar iii
Daftar isi iii
Daftar Tabel iv
Daftar Gambar v
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Analisis Situasi 1
1.2. Identifikasi dan Perumusan Masalah 3
1.3. Manfaat Kegiatan 3
BAB II METODE PELAKSANAAN
2.1. Khalayak Sasaran 5
2.2. Kerangka Pemecahan Masalah 5
2.3. Rancangan Evaluasi 6
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Hasil Pelaksanaan Kegiatan 7
3.2. Pembahasan 9
BAB IV SIMPULAN DAN SARAN
4.1. Simpulan 11
4.2. Saran 11
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
1. Foto Kegiatan 2. Daftar Hadir Peserta 3. Lembar Monitoring 4. Materi Pelatihan 5. Angket Tanggapan
v
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Rancangan Evaluasi 6
Tabel 2. Susunan Acara Pelatihan 8
Tabel 3. Distribusi Tanggapan Peserta Pelatihan per Item Pernyataan 10
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kerangka Pemecahan Masalah ………. 6
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1. Analisis Situasi
Matematika merupakan disiplin ilmu yang mempunyai sifat khas bila dibandingkan dengan ilmu yang lain. Secara singkat dikatakan bahwa matematika berkenaan dengan ide-ide/konsep-konsep abstrak yang tersusun secara hierarkis dan penalarannya deduktif. Depdiknas (2009) nenyatakan selain bersifat hierarkis, matematika juga merupkan ilmu yang berpola pikir deduktif dan konsisten. Menurut Rohayati (2012) Hingga saat ini, mata pelajaran matematika di sekolah (termasuk di sekolah dasar) masih dianggap sebagai mata pelajaran yang paling sulit di anatara mata pelajaran yang lain. Memang hal yang wajar terutama bagi siswa sekolah dasar (SD) apabila mereka merasa susah dalam mempelajari matematika, karena sifat dari matematika itu sendiri adalah berkenaan dengan konsep abstrak, di sisi lain siswa-siswa SD masih berada pada tahap perkembangan kognitif operasional konkret (umur 7 – 11 tahun). Tahap ini dicirikan kemampuan seorang anak dapat membuat kesimpulan dari situasi nyata atau dengan menggunakan benda konkret. Dengan kata lain penggunaan media (termasuk alat peraga) dalam pembelajaran matematika SD memang sangat diperlukan.
Alat peraga memiliki arti penting dalam pembelajaran matematika dikarenakan sifat matematika yang berhubungan dengan abstraksi. Dalam permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi dinyatakan bahwa “ untuk meningkatkan keefektifan pembelajaran sekolah diharapkan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi seperti computer, alat peraga, atau media lainnya”. Selanjutnya dalam Pedoman Pembelajaran matematika Sekolah Dasar yang dikeluarkan oleh Depdiknas (2010) dinyatakan bahwa dalam pembelajaran matematika SD, penggunaan benda konkrit sebagai alat peraga sangat diperlukan dalam kegiatan penanaman konsep Alat peraga dan media pembelajaran lainnya sangat dibutuhkan anak agar lebih mudah dan cepat memahami konsep/prinsif matematika. Ruseffendi (dalam Sukayati dan Agus, 2009) menyatakan bahwa penggunan alat peraga dan media lainnya dalam pembelajaran
2
matematika akan membawa enam kali lebih baik dan lebih cepat dibandingkan dengan pengajaran drill tanpa konsep.
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 disebutkan bahwa setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber lainnya. Kedudukan alat peraga merupakan bagian dari sarana yang wajib dimiliki oleh setiap satuan pendidikan . Sedangkan kedudukan alat peraga terkait dengan pembelajaran di kelas adalah merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan proses interaksi siswa di lingkungan belajarnya. Menurut Widyantini (2009) alat peraga dapat digunakan sebagai jembatan berpikir abstrak.
Konsep abstrak matematika yang disajikan dalam bentuk konkrit akan lebih dapat dipahami siswa. Pembelajaranyang menggunakan alat peraga sangat besar artinya bagi keberasilan belajar siswa. Dengan menggunakan alat peraga siswa dapat meraba, melihat, mengungkapkan dengan memikirkan secara langsungobjek yang sedang mereka pelajari.
Keberadaan alat peraga khususnya alat peraga matematika di sekolah saat ini jumlahnya sangat minim. Hal ini terjadi pula di sekolah dasar (SD) yang tergabung dalam Gugus III Kecamatan Kubu. Menurut Ketua KKG Gugus III, Ibu Ida Ayu Krisnawati, S.Pd., pada dasa warsa terakhir, bantuan pemerintah berupa pengadaan alat peraga matematika sudah sangat sangat jarang dilakukan. Bantuan ke sekolah saat ini berupa dana cair yang dikenal sebagai Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Ketua Gugus III menyadari pentingnya penggunaan alat peraga dalam pembelajaran matematika, namun kendala yang beliau dan juga kepala-kepala SD di Gugus III hadapi adalah kesulitan dalam mendapatkan alat-alat peraga yang dibutuhkan. Dana untuk pengadaan alat peraga bisa saja dianggarkan melalui dana BOS, namun keberadaaan toko penjual alat peraga matematika SD di Bali masih sangat langka.
Alternatif lain yang sebenarnya dapat ditempuh SD-SD di Gugus III untuk pengadaan alat peraga adalah membuat alat peraganya sendiri. Alternatif ini belum dapat dilakukan karena kemampuan guru-guru untuk merancang dan membuat alat peraga masih kurang. Guru memang tidak dibekali secara khusus kemampuan untuk itu.
Dengan kondisi minimnya alat peraga di SD-SD Gugus III, tentunya kita tidak bisa berharap banyak pembelajaran matematika yang dilaksanakan bisa mengakomodasi tahap perkembangan mental anak (yaitu tahap operasional konkrit) dengan baik.
3
Dari uraian di atas teridentifikasi bahwa pembelajaran matematika SD Gugus III selama ini kurang memfasilitasi anak dengan media/alat peraga dalam aktivitas penanaman konsepnya, padahal telah disadari bahwa peranan alat peraga sangat penting mengingat usia anak SD masih berada pada tahap operasional konkrit.
Upaya pengadaan yang dilakukan terkendala langkanya keberadaan supplier alat peraga matematika. Alaternatif yang dapat ditempuh adalah membuat alat peraga sendiri, namun kemampuan guru untuk itu belum memadai. Oleh karenanya guru perlu dilatih untuk dapat merancang, membuat, dan menggunakan alat peraga matematika.
Harapannya permasalahan minimnya alat peraga matematika di SD segera teratasi dan juga guru mulai membiasakan diri menggunakan alat peraga dalam penanaman konsep matematika.
1.2. Identifikasi dan Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas permasalahan utama yang dihadapi oleh SD-SD di Gugus III Kecamatan Kubu adalah.
“Rendahnya kemampuan guru-guru SD Gugus III Kecamatan Kubu dalam merancang, membuat dan menggunakan alat peraga .dalam pembelajaran matematika”
1.3. Tujuan Kegiatan
Adapun tujuan yang ingin dicapai melalui kegiatan pengabdian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan guru-guru SD Gugus III Kecamatan Kubu dalam merancang, membuat dan menggunakan alat peraga .dalam pembelajaran matematika.
1.4. Manfaat Kegiatan
Hasil kegiatan pengabdian pada masyarakat ini akan memberikan kontribusi positif terhadap usaha peningkatan kualitas pendidikan, khususnya pendidikan matematika di jenjang sekolah dasar. Secara eksplisit kontribusi hasil kegiatan pengabdian masyarakat ini dapat dijabarkan sebagai berikut.
1. Para guru sekolah dasar peserta pelatihan sangat bermanfaat dalam meningkatkan kemampuan merancang dan membuat alat peraga sederhana serta keterampilan mereka dalam memilih dan menggunakan alat peraga khususnya matari ajar matematika dan diharapkan pula bahwa pengalaman itu dapat ditularkan kepada
4 guru sejawat.
2. Pemerintah kabupaten Karangasem, khusunya Dinas pendidikan dan Olah Raga bahwa progaram ini dapat membantu merealisasikan salah satu program yang telah disusun dalam rencana pembangungan pendidikan karangasem, khususnya pada jenjang SD, yakni meningkatkan kemampuan merancang dan membuat alat peraga sederhana dan keterampilan guru dalam menggunakan alat peraga dalam rangka melakukan kegiatan pembenahan sesuai dengan tuntutan KTSP yang telah diberlakukan secara nasional
3. Undiksha, program ini sangat bermanfaat dalam menjalin kerjasama yang mutualistis antara LPTK dengan kalangan masyarakat luas, sehingga tenaga dan berbagai potensi yang ada dapat disumbangkan kepada kalayak luas khususnya yang berkenan dengan sektor pendidikan.
5 BAB II
METODE PELAKSANAAN
2.1. Khalayak sasaran
Desa Tianyar merupakan salah satu dari sembilan desa yang ada di wilayah Kecamatan Kubu Kabupaten Karangasem. Ada sepuluh sekolah dasar (SD) negeri yang tersebar di Desa Tianyar dan tujuh diantaranya tergabung dalam satu gugus yaitu Gugus III Kecamatan Kub dan guru-guru kelas di Gugus III seluruhnya tergabung dalam Kelompok Kerja Guru (KKG) Gugus III Kecamatan Kubu. Kepala SD Inti di Gugus III secara otomatis akan menjadi ketua KKG di gugus tersebut. Ketua KKG saat ini adalah Ibu Ida Ayu Putu Krisnawati, S.Pd. Beliau adalah kepala SD 6 Tianyar.
Pada periode ini sasaran dari kegiatan ini adalah seluruh guru SD ( kelas IV, V, dan VI) yang tergabung dalam KKG Gugus III Kecamatan Kubu. Gugus III melingkupi 7 buah SD, dengan demikian sasaran kegiatan ini berjumlah 21 orang guru.
2.2. Kerangka Pemecahan Masalah
Menjawab permohonan Ketua KKG Gugus III Kecamatan Kubu, berkaitan dengan rendahnya keterampilan guru dalam merancang, membuat dan menggunakan alat peraga dalam pembelajaran matematika maka adapun kerangka pemecahan masalah yang ditempuh adalah sebagai berikut.
(1) Mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi sekolah.
(2) Mengidentifikasi jenis alat peraga yang dibutuhkan.
(3) Mengidentifikasi sarana dan sumber belajar yang terdapat di lingkungan.
(4) Membuat rancangan dan desain beberapa alat peraga yang dibutuhkan.
(5) Menyusun modul “Pemanfaatan Alat Peraga dalam Pembelajaran Matematika di SD”
(6) Melaksanakan pelatihan sesuai jadwal yang ditentukan.
(7) Guru-guru yang telah pelatihan akan mulai menggunakan alat peraga dalam pembelajaran di kelas.
(8) Di akhir program, diadakan evaluasi secara keseluruhan untuk mengetahui tingkat keberhasilan program.
6
Secara ringkas kerangka pemecahan masalah ini digambarkan dalam bagan berikut.
ANALISIS
KEBUTUHAN Pelatihan IMPLEMENTAS
I
EVALUASI PROGRAM
mengidentifik asi
permasalahan
mengidentifik asi alat peraga yang
dibutuhkan.
mengidentifik asi sarana dan sumber belajar yang terdapat di lingkungan.
Sesi I : pemanfaatan alat
peraga dalam
pembelajaran matematika di SD
Sesi II : merancang ,mendesain dan membuat alat peraga matematika
Sesi III : peragaan penggunaan alat peraga yang dihasilkan.
Penerapan hasil pelatihan pada pembelajaran di kelas
Monitoring dan evaluasi
Evaluasi akhir
program untuk mengetahui tingkat keberhasilan program secara keseluruhan
Gambar 1. Kerangka Pemecahan Masalah 2.3. RANCANGAN EVALUASI
Evaluasi kegiatan dilaksanakan pada awal kegiatan, pada saat peatihan, dan setelah pelatihan. Berikut diuraikan rancangan evaluasi pelatihan yang dilakukan.
Tabel . Rancangan evaluasi Pelatihan Alat Peraga Matematika bagi Guru-guru SD Gugus III Kecamatan Kubu.
Tabel 1. Rancangan Evaluasi
NO KRITERIA INDIKATOR TOLOK
UKUR 1 Kesiapan materi pelatihan
(handout, slide presentasi,)
Semua materi pelatihan telah tersedia
100%
2. Pemahaman terhadap pembuatan alat peraga matematika
Semua peserta mampu membuat alat peraga matematika
100%
3. Pemahaman terhadap cara menggunakan alat peraga matematika pada pembelajaran materi operasi bilangan bulat di kelas simulasi
Jumlah peserta mampu mengajar dengan menggunakan alat peraga matematika pada pembelajaran materi operasi bilangan bulat
95%
7 BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Hasil Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan dalam bentuk Pelatihan Perancangan, Pembuatan, dan Penggunaan Alat Peraga Matematika SD yang dilaksanakan di SD Negeri 6 Tianyar, pada tanggal 29 Agustus 2013 dengan susunan acara kegiatan sebagai berikut.
Tabel 2. Susunan Acara Pelatihan
KEGIATAN WAKTU
Registrasi 08.00 -08.30
Pembukaan oleh Pengawas SD Gugus III Kecamatan Kubu
(Drs. I Made Putu Kawi Suardana) 08.30 - 09.00
Sesi I : Pemanfaatan alat peraga dalam pembelajaran matematika SD 09.00 – 10.00 Sesi II : merancang, mendesain dan membuat alat peraga matematika 10.00 – 12.00 Sesi III : peragaan penggunaan alat peraga yang dihasilkan. 12.00 – 12.30 Penutupan oleh Ketua KKG Gugus III SD Kecamatan Kubu ( Ibu Ida
Ayu Putu Krisnawati, S.Pd.) 12.30 – 13.00
Adapun rincian hasil pelaksanaan kegiatan dipaparkan sebagai berikut.
1) Registrasi
Banyak peserta yang hadir dalam diklat ini adalah 23 orang dari target sasaran 21 orang guru. Hal ini dikarenakan dibeberapa sekolah terdapat kelas pararel sehingga satu sekolah bisa saja mengirimkan lebih dari 3 orang guru, seperti di SD 8 Tianyar, dan SD 4 Tianyar.
2) Pembukaan
Acara ini dibuka secara resmi oleh Pengawas Sekolah Gugus V, bapak Drs. I Made Putu Kawi Suardana. Dalam sambutannya beliau menyampaikan terima kasih atas kepedulian dan sikap pro aktif Undiksha dalam menyikapi permasalahan yang dihadapi oleh guru-guru di sekolah binaannya melalui kegiatan diklat ini. Beliau juga memaparkan permasalahan lain yang saat ini sedang dihadapi guru-guru di antaranya kurangnya kemampuan guru untuk melakukan penelitian tindakan kelas, oleh karenanya beliau berharap kerjasama berlanjut dalam bentuk pelatihan PTK.
3) Sesi I
8
Sesi I adalah pemaparan materi tentang pemanfaatan alat peraga dalam pembelajaran matematika SD. Materi dibawakan oleh Bapak Drs. I Made Sugiarta, M.Si. Beliau membawakan materi dengan penuh homuris. Pemaparan materi meliputi pentingnya penggunaan alat peraga di SD, jenis-jenis alat peraga matematika SD, cara merancang, membuat dan menggunakan alat peraga. Sesi ini diakhiri dengan diskusi.
Diskusi diawali dengan pertanyaan dari I Gede Wayan Kosala, dari SD N 2 Tianyar, yang menanyakan tentang bagaimana mengatasi kecenderungan pembelajaran yang menggunakan alat peraga yang boros waktu. Pertanyaan berikutnya dari Ni Luh Sutarningsih, SDN 4 Tianyar, yang menanyakan tentang alat peraga untuk pembelajaran debit air di kelas VI. Kedua pertanyaan ditanggapi narasumber dengan baik sehingg penanya merasa puas.
4) Sesi II
Sesi II adalah kegiatan praktik merancang, mendesain dan membuat alat peraga matematika. Kegiatan dipandu oleh tim pengabdian. Peserta dikelompokkan menjadi 4 kelompok dan masing-masing membuat alat peraga kartu bilangan dengan muatan materi yang berbeda.
Kelompok 1 Penjumlahan Pecahan Kelompok 2 Pengurangan Pecahan Kelompok 3 Perkalian Pecahan Kelompok 4 Pembagian Pecahan
Kartu bilangan yang dibuat mengikuti pola permainan domino dengan banyak kartu adalah 28 kartu.
5) Sesi III
Sesi III adalah kegiatan simulasi penggunaan alat peraga. Simulasi dilakukan untuk alat peraga yang dibawa oleh tim pengabdian dan juga alat peraga kartu bilangan yang dihasilkan oleh peserta pelatihan.
Beberapa alat peraga yang dibawa oleh tim yang sekaligus akan disumbangkan ke Gugus III Kecamatan Kubu di antaranya Silat Siput, Ubin Berwarna, Tangram, Phinogram dan Dekak-dekak. Peragaan dilakukan oleh tim pengabdian. Sedangkan simulasi penggunaan alat peraga yang dihasilkan pada kegiatan pelatihan dilakukan oleh perwakilan masing-masing kelompok.
Pada sesi ini, kepada peserta pelatihan juga dimohonkan untuk mengisi angket tanggapan terhadap pelaksanaan kegiatan pengabdian dan diperoleh hasil berikut.
9
Tabel 3. Distribusi Tanggapan Peserta Pelatihan per Item Pernyataan
No Pernyataan TANGGAPAN
SS S R TS STS 1 Saya merasa sangat tertarik dan ingin tahu tentang
materi pelatihan yang akan diberikan. 10 13 0 0 0 2 Saya merasa kegiatan pelatihan semacam ini hanya
buang-buang waktu dan biaya saja 0 0 0 9 14
3 Saya merasa senang karena materi yang diberikan sangat saya butuhkan dalam pembelajaran matematika.
10 13 0 0 0 4 Saya merasa materi yang diberikan terlalu sulit dan
tidak bisa saya pahami. 0 0 4 10 9
5 Kegiatan pelatihan telah dilakukan dengan metode yang tepat sehingga saya dapat mengerti materi yang disampaikan.
9 10 3 1 0 6 Saya merasa terpaksa ikut pelatihan ini sebab saya
sangat awam dengan materi yang diberikan. 0 2 2 12 7 7 Saya tidak merasakan manfaat yang signifikan
setelah mengikuti kegiatan ini. 0 0 1 9 13
8 Setelah mengikuti pelatihan ini, saya merasa
mendapatkan semangat dan inspirasi baru. 15 8 0 0 0 9 Saya akan mulai mengaplikasikan materi pelatihan
ini untuk menunjang pembelajaran matematika. 2 14 7 0 0 10 Saya berharap kembali dilibatkan kegiatan yang
sejenis di waktu yang akan datang. 14 9 0 0 0 Rata-rata skor tanggapan peserta diklat adalah 43,5 dari skor maksimum 50 atau sebesar 87%.
6) Penutupan
Penutupan kegiatan pengabdian dilakukan oleh Ketua KKG Gugus III SD Kecamatan Kubu, Ibu Ida Ayu Putu Krisnawati, S.Pd. Pada intinya beliau menyampaikan rasa terima kasih kepada LPM Undiksha dan khususnya tim pengabdian atas terselenggaranya kegiatan yang sangat bermanfaat bagi guru-guru di Gugus III. Beliau juga berharap kerjasama ini tetap berlanjut pada waktu yang akan datang.
3.2. Pembahasan
Pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat “Pelatihan Perancangan, Pembuatan, dan Penggunaan Alat Peraga Matematika Bagi Guru-Guru SD Gugus III Kecamatan Kubu” telah berjalan dengan baik dan mampu meningkatkan kemampuan guru dalam membuat dan menggunakan alat peraga matematika SD. Berdasarkan registrasi peserta diperoleh diperoleh bahwa sebanyak 23 guru kelas IV, V dan VI di Gugus V hadir memenuhi undangan dari 21 yang yang diundang. Hal ini menunjukkan
10
ketertarikan guru-guru di Gugus III Kecamatan Kubu terhadap materi pelatihan. Peserta yang hadir juga mengikuti pelatihan secara penuh dan antusias. Hal ini nampak dari perhatian mereka yang terfokus pada narasumber ketika diberikan sesi pemaparan teori alat peraga. Begitu pula ketika sesi diskusi, peserta aktif bertanya, mengungkap permasalahan yang dihadapi dalam penggunaan alat peraga di kelas. Oleh karenanya dapat dikatakan bahwa “proses” pelaksanaan diklat telah berjalan dengan baik.
Hasil pengamatan kegiatan merancang dan membuat alat peraga pada sesi 2 menunjukkan bahwa guru telah mampu merancang dan membuat alat peraga matematika sederhana berupa kartu bilangan untuk operasi pada pecahan. Selanjutnya dengan cara yang sama, kepada peserta dihimbau untuk mengembangkan pada materi yang berbeda. Kemampuan guru dalam menggunakan alat peraga juga sudah baik, terbukti mereka mampu melakukan simulasi penggunakan kartu bilangan yang mereka buat dan juga mampu mensimulasikan alat peraga lain yang dibawa oleh tim pengabdian. Dengan demikian kegiatan pelatihan telah berhasil meningkatkan kemampuan guru dalam merancang, membuatn dan menggunakan alat peraga matematika SD.
Pada akhir kegiatan, peserta juga dimintai tanggapan terhadap pelaksanaan pelatihan melalui penyebaran angket. Rata-rata skor tanggapan peserta diklat adalah 43,5 dari skor maksimum 50 atau sebesar 87%. Hasil ini menunjukkan bahwa guru menanggapi positif terhadap pelaksanaan pelatihan. Guru merasakan senang karena materi yang diberikan sangat dibutuhkan dalam pembelajaran matematika dan mereka berharap kembali dilibatkan dalam kegiatan yang sejenis di waktu yang akan datang.
Secara umum program pengabdian pada masyarakat bertemakan” Pelatihan Perancangan, Pembuatan, dan Penggunaan Alat Peraga Matematika Bagi Guru-Guru SD Gugus III Kecamatan Kubu” telah mampu memecahkan permasalahan yang dihadapi guru-guru SD di Gugus III Kecamatan Kubu berkaitan dengan rendahnya kemampuan guru dalam merancang, membuat dan menggunakan alat peraga matematika SD. Menurut Ketua KKG Gugus III, dalam sambutannya di akhir kegiatan mengatakan bahwa kegiatan pengabdian seperti ini sangat mereka perlukan dan sangat bermanfaat bagi mereka dan sekiranya memungkinkan mereka meminta agar di tahun- tahun mendatang pengabdian sejenis dapat lagi dilaksanakan dengan melibatkan Gugus III.
11 BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
4.1. Simpulan
Beberapa hal yang dapat disimpulkan dari hasil kegiatan P2M, sebagai berikut.
i. Kemampuan guru-guru SD di Gugus III Kecamatan Kubu dalam merancang, membuat, dan menggunakan alat peraga matematika telah dapat ditingkatkan melalui kegiatan pelatihan.
ii. guru-guru SD di Gugus III Kecamatan Kubu memberikan tanggapan positif terhadap pelaksanaan pelatihan.
4.2. Saran
Beberapa hal yang dapat disarankan dari hasil kegiatan P2M, sebagai berikut.
i. Penggunaan alat peraga dalam pembelajaran matematika di SD sangat penting, oleh karenanya perlu upaya pengadaan alat peraga baik melalui pembuatan sendiri atau pembelian..
ii. Guru agar lebih kreatif dalam membuat alat peraga sendiri dengan memanfaatkan bahan yang tersedia di lingkungan.
12
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas. 2010. Pedoman Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Jakarta:
Direktorat Pembinaan Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar Hudoyo, H. 1998. Mengajar Belajar Matematika. Jakarta: Depdikbud Peraturan Menteri Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi
Pusat Pengembangan Profesi Guru. 2012. Teori Belajar dalam Pembelajaran Matematika. Jakarta : Kemendikbud
Rohayati, A. 2012. Alat Peraga Pembelajaran Matematika. Bandung : UPI
Sukayati dan Agus. 2009. Pemanfaatan Alat Peraga Matematika dalam Pembelajaran di SD. Yogyakarta: P4TK Matematika
Widyantini. 2009. Pemanfaatan Alat peraga dalam Pembelajaran matematika SMP.
Yogyakarta : P4TK Matematika
13 LAMPIRAN:
14
15
16
ANGKET TANGGAPAN
TERHADAP KEGIATAN PELATIHAN YANG DIBERIKAN Petunjuk :
1. Nyatakan pendapat tentang pelatihan yang telah Bapak/Ibu ikuti dengan cara memberikan tanda silang (X) pada kolom yang sesuai pada masing-masing pernyataan.
2. Nyatakan pendapat Bapak/Ibu dengan sejujurnya sesuai dengan apa yang dialami atau dirasakan.
3. Jika ada, Bapak/Ibu dapat memberikan saran tertulis pada bagian yang disediakan.
No Pernyataan TANGGAPAN
SS S R TS STS 1 Saya merasa sangat tertarik dan ingin tahu tentang materi
pelatihan yang akan diberikan.
2 Saya merasa kegiatan pelatihan semacam ini hanya buang- buang waktu dan biaya saja
3 Saya merasa senang karena materi yang diberikan sangat saya butuhkan dalam pembelajaran matematika.
4 Saya merasa materi yang diberikan terlalu sulit dan tidak bisa saya pahami.
5 Kegiatan pelatihan telah dilakukan dengan metode yang tepat sehingga saya dapat mengerti materi yang disampaikan.
6 Saya merasa terpaksa ikut pelatihan ini sebab saya sangat awam dengan materi yang diberikan.
7 Saya tidak merasakan manfaat yang signifikan setelah mengikuti kegiatan ini.
8 Setelah mengikuti pelatihan ini, saya merasa mendapatkan semangat dan inspirasi baru.
9 Saya akan mulai mengaplikasikan materi pelatihan ini untuk menunjang pembelajaran matematika.
10 Saya berharap kembali dilibatkan kegiatan yang sejenis di waktu yang akan datang.
Saran :
_________________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________________
_________________________________________________________________________________________________________________
________________________________________________________________________________________________________
Keterangan :
SS = Sangat Setuju S = Setuju
R = Ragu
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju
17