• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1 462010060 BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T1 462010060 BAB I"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Persepsi merupakan proses akhir dari pengamatan

yang diawali oleh penginderaan, yaitu proses diterimanya

stimulus oleh alat indera, kemudian individu ada perhatian,

diteruskan ke otak dan kemudian individu menyadari tentang

sesuatu yang dinamakan persepsi. Dengan persepsi individu

menyadari dapat mengerti tentang keadaan lingkungan yang

ada disekitarnya maupun tentang hal yang yang ada dalam

diri individu yang bersangkutan (Sunaryo, 2002).

Pijat merupakan terapi luar yang sangat mujarab dan

diandalkan dalam pengobatan berbagai penyakit. Para tabib

dari Cina sejak zaman dinasti-dinasti sebelum masehi, telah

menggunakan terapi pijat untuk menyembuhkan pasiennya. (

Yazid Subakti & Deri Rizky Anggraini, 2008 ).

Menurut dr. Utami Roesli, ahli neonatologi Indonesia,

terapi sentuh (terutama pijat) menghasilkan perubahan

(2)

atau sel) yang menguntungkan bagi peningkatan kesehatan

organ dalam tubuh.

Penemuan ini cukup menjadi alasan untuk dilakukan

pijat bayi secara rutin guna mempertahankan kesehatannya.

Apalagi pijat dimasyarakat Indonesia termasuk perawatan

yang murah, mudah, dan telah dilakukan sebagai tradisi. (

Yazid Subakti & Deri Rizky Anggraini, 2008 ).

DiIndonesia pijat adalah metode penyembuhan

tradisional yang sangat akrab bagi masyarakat Indonesia.

Demikian juga dengan pijat bayi. Pijat bayi sehat

dimasyarakat Indonesia dapat dimulai dari promotor

kesehatan (bidan dan petugas kesehatan). Dikota-kota, pijat

bayi telah menjadi kebiasaan ibu-ibu modern karena

kebanyakan dari mereka melakukan proses persalinan di

rumah sakit. Rumah sakit inilah yang biasanya

memperkenalkan pijat bayi kepada paisennya sebagai terapi

sehat dan bermanfaat. Namun beda halnya yang ditemukan

dipedesaan, pijat tradisional tidak dimbangi dengan

penjelasan ilmiah dan manfaatnya karena pijat tradisional

hanya diyakini sugesti dengan ilmu turun-temurun untuk

penyembuhan penyakit. ( Yazid Subakti & Deri Rizky

(3)

Namun Kesalahan memijat yang paling sering terjadi

mengakibatkan pendarahan otak akibat pemijatan terlalu

keras di area kepala padahal menjadi salah satu bagian

tubuh dari bayi yang tidak boleh dipijat. Seringkali kesalahan

ini semakin banyak terjadi seiring makin banyaknya jasa

praktik pijat bayi dipedesaan seperti dukun bayi. Setiap tahun

rata-rata ada 10 bayi yang mengalami pendarahan otak dan

organ bagian dalam perut yang mengalami kelainan.Setelah

ditelusuri, rata-rata akibat dari pemijatan pada bayi yang

tidak benar. Pijat yang dilakukan pada bayi sudah biasa

dilakukan di Indonesia khusunya di Jawa dan pada dasarnya

memiliki manfaat yang baik untuk kesehatan. Namun jika

pemijatan dilakukan dengan tidak benar dapat menyebabkan

komplikasi bahkan hingga kematian. (Sunartini, 2012).

Menurut pengamatan saya tentang pijat dari luar

Jawa khususnya etnis Halmahera yang merupakan asal

saya, pijat bayi di bagian Indonesia timur khususnya di

Halmahera tidak menjadi kebiasaan oleh dukun bayi karena

yang cenderung dipijat yaitu ibunya. Mereka melakukan pijat

kecuali bayi sedang salese (keseleo/sakit badan) karena

terjatuh atau sakit. Alat dan bahan yang digunakan berupa

(4)

dimulai dari bagian mana yang salese (keseleo/sakit badan)

atau dibagian tubuh tertentu.

Menurut penelitian sebelumnya oleh Dina

permatasari, pijat bayi yang dilakukan oleh dukun bayi di

kelurahan Pinangsori belum mengikuti pedoman dan tahapan

pemijatan bayi dengan baik. Dukun bayi di kelurahan

Pinangsori pada umumnya memijat bayi yang sedang dalam

keadaan sakit. Hal ini tidak sesuai menurut pedoman yang

sebaiknya bayi yang diberikan pemijatan harus dalam kondisi

sehat, dan apabila bayi yang akan diberikan pemijatan dalam

keadaan sakit sebaiknya harus dilakukan pemeriksaan

kondisi kesehatan apabila tidak diketahui penyebabnya.

Pada umumnya pijat bayi yang dilakukan oleh dukun

bayi dikelurahan Pinangsori ditujukan untuk mengatasi

penyakit, pijat bayi ini sering dipaksakan. Akibatnya, bayi

menangis keras dan meronta-ronta. Setelah dipijat, bayi lelap

karena kelelahan menangis, bukan karena tenang.

Sedangkan pijat bayi sehat yang dimasyarakat seharusnya

menunggu kesiapan bayi. Hal ini akan membuat bayi

senang. Setelah itu, menjadi santai dan tidur karena puas

(5)

Selain itu, minyak pijat bayi yang dipakai oleh dukun

bayi di kelurahan Pinangsori menggunakan ramuan-ramuan

pemijatan yang terkadang tidak menjamin aman bagi kulit

bayi. Misalnya parutan jahe, bawang, atau dedaunan yang

dihancurkan dan dicampurkan kedalam minyak tanpa

melakukan tes alergi pada kulit bayi terlebih dahulu. Ramuan

ini mengandung minyak atsiri yang dapat menyebabkan rasa

gatal, panas, atau perih pada kulit bayi. Hal Berbeda dengan

pedoman yang dilakukan secara medis, minyak yang dipakai

untuk pemijatan sebaiknya harus dilakukan tes alergi

sebelum dioleskan ke permukaan kulit bayi untuk

meyakinkan kulit bayi tidak mengalami alergi atau iritasi yang

disebabkan ramuan-ramuan atau minyak yang digunakan.

Hasil observasi studi pendahuluan menunjukkan

bahwa salah satu desa di kecamatan Getasan, dukun bayi

yang melakukan pijat bayi sangat berbeda dengan

mekanisme pijat bayi dalam teori keperawatan neonatal dan

saat pemijatan dukun bayi tidak memperhatikan keadaan

bayi dimana dia sudah siap untuk dipijat atau belum. Alat dan

bahan yang digunakan juga sangat berbeda, yaitu dengan

menggunakan ramuan tertentu (bawang merah). Dukun bayi

mengatakan alasan diberikan ramuan saat pijat supaya anak

(6)

menanyakan apa alasan sehingga bayi perlu dipijat seperti

itu, dukun bayi mengatakan supaya bayi bisa tertidur pulas

dan badannya kuat.

Selain peneliti melakukan pra penelitian didesa,

peneliti juga mencari informasi di Puskesmas Getasan.

Wawancara awal yang dilakukan kepada bidan yang

merupakan koordinator KIA di Puskesamas Getasan,

diperoleh informasi bahwa sekarang bayi didesa-desa sudah

jarang dipijat oleh dukun bayi karena sudah banyak bidan

desa yang menolong melakukan pijat bayi, tapi ada beberapa

yang masih menggunakan dukun bayi untuk memijat bayi.

Bidan mengatakan kalau dulu banyak dukun bayi yang

bertugas untuk memijat sehingga dibentuk kelompok dukun

bayi dipuskesmas dengan tujuan untuk bekerja sama dengan

petugas kesehatan dalam melakukan perawatan ibu dan bayi

termasuk pijat bayi. Sekarang kelompok tersebut sudah tidak

aktif lagi, karena dukun bayi sudah berkurang. Menurut data

dari Puskesmas Getasan terdapat beberapa desa yang

dukun bayinya masih aktif yaitu desa sumogawe, desa Tajuk,

(7)

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik

untuk meneliti tentang persepsi dukun bayi tentang pijat bayi

di Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang.

1.1 Rumusan Masalah

Bagaimana persepsi dukun bayi tentang pijat bayi di

kecamatan Getasan Kabupaten Semarang

1.2 Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka

peneliti fokus untuk meneliti tentang bagaimana cara memijat

yang dilakukan dukun bayi, alat dan bahan yang digunakan

saat memijat serta persepsi dukun bayi tentang pijat bayi di

Kecamatan Getasan kabupaten Semarang.

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan tentang

persepsi dukun bayi tentang pijat bayi, alat dan bahan yang

digunakan serta manfaat pijat bayi oleh dukun bayi di

(8)

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk:

1.4.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapakan dapat memberikan

penjelasan mengenai persepsi dukun bayi dalam

melakukan pijat bayi di Kecamatan Getasan

Kabupaten Semarang.

1.4.2 Manfaat Praktis

a) Sebagai bahan acuan bagi dinas kesehatan

untuk melakukan pendekatan ke dukun bayi

agar dapat bekerja sama dengan bidan atau

petugas kesehatan dalam melakukan perawatan

pada bayi khususnya tentang pijat bayi.

b) Dapat menjadi bahan masukan yang diharapkan

dapat membantu bagi yang akan melanjutkan

penelitian tentang pijat bayi ataupun peneliti

yang lain.

c) Bagi peneliti, dapat mengetahui persepsi dukun

bayi tentang pijat bayi dan lebih mendalami

pengetahuan tentang pentingnya pijat bayi.

d) Bagi dukun bayi dapat mengetahui informasi

(9)

dengan petugas kesehatan dalam melakukan

perawatan bayi khususnya pijat bayi agar dukun

bayi dapat mengetahui bagaimana cara memijat

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Koi herpesvirus (KHV) merupelet salah satu penyakit infeksius yang menyerang spesies Cyprinus carpio Linnaeus yaitu ikan Mas yang disebabkan oleh virus DNA.. Sejak

Hasil uji beda Tukey terhadap dua kelompok contoh uji (p < 0.05) menunjukkan bahwa rata-rata kehilangan berat pada kayu bagian dalam yaitu 14,3%, lebih rendah dibandingkan

Lucite International tidak meminta atau menerima, penglulusan dari mana-mana agensi peraturan untuk kegunaan produk ini dalam penanaman dalam tubuh manusia atau dalam sentuhan

Selama malam hari, ada pengubahan yang lambat menjadi bentuk yang tidak aktif; periode gelap yang lebih panjang, bagian fitokhrom yang dalam bentuk tidak aktif menjadi

Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Cipta Karya melalui Bidang Permukiman berupaya untuk selalu mereview dan memperbaharui status dari Database infrastruktur,

Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah daun pandanus tectorius, asam asetat glasial, asam asetat anhidrida,. katalis asam sulfat, LiCl,

Dari uji statistik didapatkan perbedaan bermakna waktu mencit bertahan di rotarod pada kelompok kontrol negatif (larutan CMC dalam aquadest) terhadap kelompok perlakuan yang

Tujuan penelitian ini adalah untuk menilai kepatuhan mencuci tangan pada petugas kesehatan yang bekerja di unit perawatan intensif dan keefektifan program sosialisasi