26 BAB III
METODE PENELITIAN
A.PARADIGMA PENELITIAN
Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata. Paradigma menunjukkan apa yang penting, absah, dan masuk akal. Paradigma juga bersifat normatif, menunjukkan kepada praktisnya apa yang harus dilakukan tanpa perlu melakukan pertimbangan eksistensial atau epistemologis yang panjang (Mulyana, 2003). Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma konstruktivisme, yaitu paradigma yang hampir merupakan antitesis dari paham yang meletakkan pengamatan dan objektivitas dalam menemukan suatu realitas dan ilmu pengetahuan. Paradigma ini memandang ilmu sosial sebagai analisis sistematis terhadap socially meaningful action melalui pengamatan langsung dan terperinci terhadap pelaku sosial yang bersangkutan dalam menciptakan dan memelihara/mengelola dunia sosial mereka (Hidayat, 2003).
Paradigma konstruktivisme memandang bahwa kenyataan itu hasil konstruksi atau bentukan dari manusia itu sendiri. Kenyataan itu bersifat ganda, dapat dibentuk, dan merupakan satu keutuhan. Kenyataan ada sebagai hasil bentukan dari kemampuan berpikir seseorang. Pengetahuan hasil bentukan manusia itu tidak bersifat tetap tetapi berkembang terus. Pengenalan manusia terhadap realitas sosial berpusat pada subjek dan bukan pada objek, hal ini berarti bahwa ilmu pengetahuan bukan hasil pengalaman semata, tetapi merupakan juga hasil konstruksi oleh pemikiran (Arifin, 2012).
27 B.JENIS PENELITIAN
Melalui paradigma konsrtukivisme yang melandasi perspektif penelitian ini, maka pada penelitian tentang perempuan sebagai korban kekerasan dalam pacaran ini, peneliti menggunakan jenis atau metode penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif deskriptif berlandaskan paradigma konstruktivisme yang berpandangan bahwa pengetahuan itu bukan hanya merupakan hasil pengalaman terhadap fakta, tetapi juga merupakan hasil konstruksi pemikiran subjek yang diteliti. Poerwandari (2005) menjelaskan bahwa penelitian kualitatif berusaha untuk menerjemahkan pandangan-pandangan dasar interpretif dan fenomenologis, yakni dengan dasar anggapan bahwa: 1) realitas sosial adalah sesuatu yang subjektif dan diinterpretasikan, bukan sesuatu yang berada di luar individu; 2) manusia tidak secara sederhana mengikuti hukum-hukum alam di luar diri, melainkan menciptakan rangkaian makna dalam menjalani hidupnya; 3) ilmu didasarkan pada pengetahuan sehari-hari, bersifat induktif, idiografis dan tidak bebas nilai, serta 4) penelitian bertujuan untuk memahami kehidupan sosial.
28
C.UNIT ANALISIS DAN UNIT AMATAN
Dalam penelitian kualitatif, perlu dirumuskan unit analisis dan unit amatan yang ada dalam penelitian. Hamidi (2005) menyatakan bahwa unit analisis adalah satuan yang diteliti yang bisa berupa individu, kelompok, benda atau suatu latar peristiwa sosial seperti misalnya aktivitas individu atau kelompok sebagai subjek penelitian. Dengan demikian unit analisis bisa diartikan adalah apa yang ingin dianalisis dalam penelitian. Kemudian, menurut Ihallow (2003), unit amatan adalah sesuatu yang dijadikan sumber untuk memeroleh data dalam rangka menggambarkan atau menjelaskan tentang satuan analisis. Dengan kata lain unit amatan adalah apa yang diamati atau sumber data-data yang kemudian dianalisis. Berikut adalah unit amatan dan unit analisis dalam penelitian ini:
1. Unit Amatan
Unit amatan dalam penelitian ini perempuan korban kekerasan dalam berpacaran usia 18-25 tahun di Jawa Tengah.
2. Unit Analisis
Unit analisis dari penelitian ini adalah mekanisme pertahanan diri perempuan korban kekerasan dalam pacaran yang memilih untuk tetap bertahan dalam hubungannya.
D.TEKNIK PENGUMPULAN DATA 1. Teknik Pengambilan Data Primer
29
dan juga untuk menghasilkan gambaran luas mengenai sejumlah situasi yang terjadi pada subjek.
Selain mengumpulkan data dengan indept-interview, peneliti juga melakukan observasi dan membuat catatan lapangan. Sugiyono (2010) mengatakan bahwa dalam penelitian kualitatif, sering menggabungkan teknik observasi partisipatif dengan wawancara mendalam. Selama melakukan wawancara, peneliti juga melakukan observasi terhadap subjek yang ada di dalamnya. Pengamatan dapat dibagi atas pengamatan terbuka dan pengamatan tertutup. Pengamatan secara terbuka diketahui oleh subjek. Pada pengamatan ini subjek dengan sukarela memberikan kesempatan kepada pengamat untuk mengamati peristiwa yang terjadi dan mereka menyadari bahwa ada orang yang mengamati hal yang dilakukan oleh mereka, sedangkan, pada pengamatan tertutup, pengamatan beroperasi dan mengadakan pengamatan tanpa diketahui oleh subjek.
2. Teknik Pengambilan Data Sekunder
Selain data primer yang dikumpulkan dalam proses pengumpulan data kualitatif, peneliti juga dapat mengumpulkan data sekunder sebagai data pendukung yang dapat menguatkan penelitian. Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan (Moleong, 2014). Data sekunder diperoleh peneliti dari data arsip komnas perempuan yang membahas mengenai kekerasan dalam pacaran dan juga didapat dari peneliti-peneliti sebelumnya yang membahas ekerasan dalam pacaran maupun kekerasan terhadap perempuan. Selain itu data sekunder juga diperoleh melalui media masa yang memuat berita-berita mengenai kekerasan dalam pacaran.
E.PEMILIHAN PARTISIPAN Informan Utama
30
Perempuan berusia 18-25 tahun saat mengalami kekerasan dalam pacaran.
Mengalami kekerasan dalam pacaran.
Memilih untuk mempertahankan hubungan pacaran dengan pasangannya.
Masa pacaran minimal 1 tahun.
Bersedia untuk menjadi subyek penelitina dan diwawancara. Berdasarkan kriteria tersebut, peneliti mendapatkan satu partisipan yang sesuai dengan kriteria diatas. Partisipan saat ini berusia 25 tahun dan mengalami kekerasan dalam pacaran saat berumur 22-24 tahun. Partisipan telah berpacaran dengan pasangannya selama 4 tahun dan memilih untuk tetap bertahan dalam hubungan berpacaran meskipun telah mengalami kekerasan dalam berpacaran. Partisipan bersedia menjadi subyek penelitian dan diwawancarai dengan menggunakan nama samaran atau inisial.
Informan Pendukung
Untuk mendukung dan memperdalam pembahasan penelitian, peneliti menggunakan informan pendukung yang dapat memberi penjelasan yang lebih mendalam mengenai informan utama. Dalam hal ini, informan pendukung adalah kerabat dan orang terdekat dari informan utama, yaitu sahabat/teman dekat, orang tua, keluarga dan juga pacar partisipan. Mereka telah bersedia untuk menjadi informan pendukung dan bersedia untuk diwawancarai menggunakan nama samaran atau inisial.
F. TEKNIK ANALISIS DATA
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian kualitatif
mencakup transkip hasil wawancara, reduksi data, analisis, interpretasi data
dan triangulasi. Dari hasil analisis data yang kemudian dapat ditarik
kesimpulan. berikut ini adalah teknik analisis data yang digunakan oleh
31 Reduksi Data
Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan,
menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan
mengorganisasi data sedemikian rupa sehingga
kesimpulan-kesimpulan akhirnya dapat ditarik dan diverifikasi. Reduksi data
atau proses transformasi ini berlanjut terus sesudah penelitian
lapangan, sampai laporan akhir lengkap tersusun. Jadi dalam
penelitian kualitatif dapat disederhanakan dan ditransformasikan
dalam aneka macam cara: melalui seleksi ketat, melalui ringkasan
atau uraian sigkat, menggolongkan dalam suatu pola yang lebih
luas, dan sebagainya.
Triangulasi
Triangulasi ini selain digunakan untuk mengecek kebenaran data
juga dilakukan untuk memperkaya data. Menurut Nasution, selain
itu triangulasi juga dapat berguna untuk menyelidiki validitas
tafsiran peneliti terhadap data, karena itu triangulasi bersifat
reflektif. Denzin (dalam Moloeng, 2014), membedakan empat
macam triangulasi diantaranya dengan memanfaatkan penggunaan
sumber, metode, penyidik dan teori. Pada penelitian ini, dari
keempat macam triangulasi tersebut, peneliti hanya menggunakan
teknik pemeriksaan dengan memanfaatkan sumber. Triangulasi
dengan sumber artinya membandingkan dan mengecek balik
derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu
dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif. Adapun untuk
mencapai kepercayaan itu, maka ditempuh langkah sebagai
32
1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil
wawancara.
2. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum
dengan apa yang dikatakan secara pribadi.
3. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang
situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang
waktu.
4. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan
berbagai pendapat dan pandangan masyarakat dari berbagai
kelas.
5. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen
yang berkaitan.
Menarik Kesimpulan
Kegiatan analisis ketiga adalah menarik kesimpulan dan
verivikasi. Ketika kegiatan pengumpullan data dilakukan, seorang
penganalisis kualitatif mulai mencari arti benda-benda, mencatat
keteraturan, pola-pola, penjelasan, konfigurasi-konfigurasi yang
mungkin, alur sebab akibat, dan proposisi. Kesimpulan yang
mula-mulanya belum jelas akan meningkat menjadi lebih terperinci.
Kesimpulan-kesimpulan “final” akan muncul bergantung pada
besarnya kumpulan-kumpulan catatan lapangan, pengkodeannya,
penyimpanan, dan metode pencarian ulang yang digunakan,
kecakapan peneliti, dan tuntutan pemberi dana, tetapi sering kali