ANALISIS LITERASI SAINS SISWA KELAS XI IPA
SMA NEGERI SE-KOTA PADANGSIDIMPUAN
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh :
ELIDA RAHMIATI NIM. 8106174004
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
ii ABSTRAK
ELIDA RAHMIATI, NIM. 8106174004. Analisis Literasi Sains Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri Se-Kota Padangsidimpuan. Tesis. Medan: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2014.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) literasi sains siswa dalam dimensi konten, proses dan konteks; hubungan antara (2) latar belakang pendidikan formal orang tua (3) intensitas belajar sains; dan (4) pembelajaran sains di sekolah; dengan literasi sains siswa; (5) latar belakang pendidikan formal orang tua siswa, intensitas belajar sains, dan pembelajaran sains secara bersama-sama dengan literasi sains siswa. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri se-kota Padangsidimpuan dengan jumlah sampel 315 dari jumlah populasi 842 orang siswa yang diambil dengan teknik random sampling. Instrumen penelitian berupa tes literasi sains siswa dan angket faktor-faktor yang berhubungan dengan literasi sains siswa yang terdiri atas variabel latar belakang pendidikan orang tua berupa isian, intensitas belajar sains siswa, dan pembelajaran sains di sekolah yang disusun berdasarkan skala Likert. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang bersifat korelasional. Teknik analisis data deskriptif persentase dan regresi pada taraf signifikansi α = 0,05. Hasil penelitian ini diperoleh bahwa: (1) literasi sains siswa secara keseluruhan (35,95%) dan dalam tiap dimensi dengan kriteria tidak baik, dimensi konten (34,18%), proses (37,06%) dan konteks (35,95%); (2) terdapat hubungan positif yang signifikan antara latar belakang pendidikan orangtua dengan literasi sains siswa (R = 0,146; Fhitung = 6,821; P = 0,009); (3) terdapat hubungan positif yang signifikan antara intensitas belajar sains siswa dengan literasi sains siswa (R = 0,959; Fhitung = 3591,9; P = 0,000); (4) terdapat hubungan positif yang signifikan antara pembelajaran sains di sekolah dengan literasi sains siswa (R = 0,966; Fhitung = 4386,849; P = 0,000); (5) terdapat
hubungan positif yang signifikan antara latar belakang pendidikan formal orang tua siswa, intensitas belajar sains, dan pembelajaran sains di sekolah secara bersama-sama dengan literasi sains siswa (R = 0,974; (Fhitung = 1901,485 dan P = 0,000). Hasil penelitan ini mengimplikasikan bahwa perlu dilakukan upaya peningkatan kualitas pembelajaran sains di sekolah, peran orang tua dalam mendidik siswa di rumah guna meningkatkan intensitas belajarnya dan membangun budaya belajar yang baik yang berkontribusi dalam mempengaruhi literasi sains siswa kelas XI IPA di SMA Negeri se-kota Padangsidimpuan.
Kata Kunci: Literasi sains, latar belakang pendidikan formal orangtua, intensitas
iii students science learning intensity an student science literacy, (4) the correlation of science learning at school an student science literacy (5) the correlation of the of parents’ education background, science learning intensity, science learning at school an student science literacy. This research was conducted at Senior High School in Padangsidimpuan. The sample of this research were 315 an the population were 842 students. The sample was taken by random sampling technique. The instruments of this research were tests of student science literacy and quesionare of it relevant factors arranged base on scale of Likert. This research were correlational descriptive. The techniques of data analysis were percentage descriptive an regression on α = 0,05 significance level. The results of this research were: (1) the totally students science literacy (35,96%) and each dimensions content (34,18%), process (37,06%) and context (35,96%) are not good; (2) there is the significant positive correlation between parents’ education background and student science literacy (F value = 6.821; P = 0.009); (3) there is a significant positive correlation between the students science learning intensity and student science literacy (F value = 3591.9; P = 0.000); (4) there is the significant positive correlation between science learning at school and student science literacy (F value = 4386.849; Sig = 0.000), (5) there is the significant positive correlation between parents’ education background, science learning intensity, science learning at school and student science literacy (F value = 1144.401; P = 0.000). These results implye it is necessary to improve the quality of science learning at schools, the role of parents in educating the students at home in order to increase students learning intensity and to build the good learning culture that contribute in affecting students scientific literacy of State Senior High School Grade XI in Padangsidimpuan.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puja dan puji hanya untuk Allah SWT
Sang Pemilik alam dan seluruh isinya yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul
“ANALISIS LITERASI SAINS SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI
SE-KOTA PADANGSIDIMPUAN” ini dengan baik guna memenuhi salah satu
syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Studi
Pendidikan Biologi Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan. Shalawat
dan salam kepada Rasulullah Muhammad SAW sebagai teladan terbaik bagi
ummat di seluruh zaman.
Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini tidak akan dapat terselesaikan
dengan baik tanpa bantuan moril maupun materil dari berbagai pihak. Pada
kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang tulus dan penghargaan yang
setinggi-tingginya secara khusus kepada:
1. Teristimewa untuk ayah dan ibu tercinta, Muhammad Basyir Panggabean dan
Masdalima Ritonga untuk semua cinta, kesabaran, kepercayaan, doa, nasehat
dan semangat yang diberikan saat jatuh bangun penulis khususnya selama
proses penyelesaian tesis ini .
2. Bapak Prof. Dr. Herbert Sipahutar, M.Si., dan Ibu Dr. Ely Djulia, M.Pd.
selaku Dosen Pembimbing, yang telah banyak memberikan bimbingan,
arahan, motivasi serta dukungan pada penulis dari awal penyusunan sampai
tesis ini selesai.
3. Bapak Dr. Syahmi Edi, M.Si., Ibu Dr. Fauziyah Harahap, M.Si., (Sekretaris
Program Studi Pendidikan Biologi) selaku narasumber yang telah banyak
memberikan saran dan masukan dalam penyempurnaan tesis ini.
4. Bapak Drs.Zulkifli Simatupang M.Pd., dan Bapak Dr. rer.nat. Binari
Manurung, M.Si., selaku validator instrumen penelitian ini.
5. Bapak/Ibu dosen yang telah memberikan ilmu kepada penulis selama di
Program Pascasarjana UNIMED.
6. Kepala sekolah dan teman-teman guru, staf tata usaha SMP Negeri 3
Padangsidimpuan, untuk semua motivasi dan dukungannya.
7. Kepala sekolah dan guru-guru di SMA Negeri se-kota Padangsidimpuan.
8. Kakak, abang, adik, secara khusus kakanda alm.Zubaida Hafni yang pernah
berjuang bersama dalam meraih cita, keponakan serta keluarga besar tercinta.
9. Seluruh kerabat, sahabat seperjuangan dan teman-teman angkatan XVIII
khususnya kelas B Program Studi Pendidikan Biologi, dan semua pihak yang
tidak dapat disebutkan satu persatu, semoga Allah membalas kebaikannya
Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif dan inovatif dari semua
pihak guna penyempurnaan tesis ini. Semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak yang memerlukannya, khususnya bagi para guru biologi serta dapat
menambah khasanah ilmu pengetahuan dan pendidikan.
Medan, Maret 2014
Penulis,
DAFTAR ISI
2.1.5. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Literasi Sains Siswa .. 19
Literasi Sains Siswa ... 56
4.2.3. Intensitas Belajar Sains dan Literasi Sains Siswa ... 57
4.2.4. Pembelajaran Sains Di Sekolah dan Literasi Sains Siswa ... 58
4.2.5. Latar Belakang Pendidikan Formal Orangtua, Intensitas Belajar Sains, Minat Sains, Sikap Terhadap Sains, Pembelajaran Sains dan Literasi Sains Siswa ... 61
4.3. Keterbatasan Penelitian ... 62
BAB V Simpulan, Implikasi dan Saran ... 64
5.1. Simpulan ... 64
5.2. Implikasi ... 65
5.3. Saran ... 66
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1. Populasi Penelitian 32
Tabel 3.2. Penetapan Sampel 33
Tabel 3.3. Kisi-Kisi Instrumen Tes Literasi Sains Siswa 38 Tabel 3.4. Kisi-Kisi Instrumen Angket Faktor-Faktor yang
Berhubungan dengan Literasi Sains Siswa 40 Tabel 3.5. Rentang Persentase Literasi Sains Siswa Kelas XI IPA
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Kerangka Berpikir 29
Gambar 4.1. Literasi Sains Siswa Kelas XI IPA 46
SMA Negeri se-Kota Padangsidimpuan
Gambar 4.2. Kemampuan Siswa dalam Tiap Indikator Literasi Sains
(Dimensi Konten, Proses dan Konteks) 47
Gambar 4.3. Hubungan Antara Latar Belakang Pendidikan Formal
Orangtua dengan Literasi Sains Siswa 48 Gambar 4.4. Hubungan Antara Intensitas Belajar Sains dengan 49
Literasi Sains Siswa
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Instrumen 1 Tes Literasi Sains Siswa Kelas XI IPA 72 SMA Negeri Se-Kota Padangsidimpuan
Lampiran 2. Instrumen 2 Angket Faktor-Faktor yang Berhubungan 88 dengan Literasi Sains Siswa Kelas XI IPA
SMA Negeri Se-Kota Padangsidimpuan
Lampiran 3. Tabel Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Tes 92 Literasi Sains Siswa Kelas XI IPA
Lampiran 4. Perhitungan Reliabilitas Soal Instrumen Tes 94 Literasi Sains Siswa Kelas XI IPA
Lampiran 5. Tingkat Kesukaran Soal Instrumen Tes 96 Literasi Sains Siswa Kelas XI IPA
Lampiran 6. Analisis Varians Butir Soal 97
Lampiran 7. Daya Beda Soal Instrumen Tes Literasi Sains 98 Siswa Kelas XI IPA
Lampiran 8. Data Hasil Tes Literasi Sains Siswa Kelas XI IPA 100 SMA Negeri Se-Kota Padangsidimpuan
Lampiran 9. Data Hasil Angket Faktor-Faktor yang Berhubungan 109 dengan Literasi Sains Siswa Kelas XI IPA
SMA Negeri Se-Kota Padangsidimpuan
Lampiran 10. Uji Normalitas Data 123
Lampiran 11. Uji Homogenitas Data 124
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah proses untuk menyiapkan peserta didik menjadi
anggota masyarakat yang produktif dan sukses (Amstrong, 2009). Semakin
banyak peluang yang dimiliki siswa untuk memahami dan memadukan informasi
yang mereka kumpulkan, akan semakin baik mereka dapat menggunakannya
untuk memecahkan masalah dan mengambil keputusan pada kehidupannya di
masa kini dan di masa depan (Amstrong, 2009), untuk meminimalkan bahaya
yang mengancam kelangsungan hidup mereka dan menjamin terjadinya
masyarakat yang swadaya dan sejahtera (Raharso, 2011).
Untuk mewujudkan tujuan tersebut, pendidikan sains ditantang untuk
menyiapkan SDM yang berkualitas, yang tidak hanya cakap dalam bidang sains
tetapi juga memiliki kemampuan memutuskan dan mengambil sikap yang logis,
kritis dan kreatif serta memiliki literasi sains sehingga mampu memahami
fenomena sains dan menyikapi isu atau memecahkan berbagai persoalan
kehidupan sehari-hari (Herlanti, 2012). Sebagaimana dalam The National
Research Council Amerika Serikat (1996 dalam Shwartz et.al., 2006) dinyatakan
bahwa pencapaian literasi sains oleh siswa adalah salah satu tujuan utama
pendidikan sains.
Berdasarkan hasil Programme for International Student Assessment
(PISA) tahun 2000, 2003 dan 2006 skor literasi sains siswa Indonesia usia 15
tahun berturut-turut adalah 393, 395 dan 395 dengan skor rata-rata semua negara
2
siswa Indonesia adalah 383 dengan rerata skor negara peserta adalah 501 (OECD,
2010) dan PISA 2012 dengan skor 382, berada di peringkat 64 dari 65 negara
peserta (okezone.com).Rendahnya skor perolehan siswa Indonesia mencerminkan
rendahnya prestasi belajar IPA siswa Indonesia (Ekohariadi, 2009) dengan
rata-rata sekitar 34% untuk keseluruhan, 29% untuk konten, 34% untuk proses dan
32% untuk konteks (Firman, 2007). Hasil capaian tersebut mengindikasikan
bahwa rata-rata kemampuan sains siswa Indonesia baru sampai pada kemampuan
mengingat dan mengenali pengetahuan ilmiah berdasarkan fakta sederhana tetapi
belum mampu untuk mengkomunikasikan dan mengaitkan berbagai topik sains,
apalagi menerapkan konsep-konsep yang kompleks dan abstrak (Sudiatmiko,
2012). Penilaian PISA berorientasi ke masa depan, yaitu menguji kemampuan
untuk menggunakan keterampilan dan pengetahuan mereka dalam menghadapi
kehidupan nyata, tidak semata-mata mengukur kemampuan sebagaimana dalam
kurikulum sekolah, sehingga dapat membantu meningkatkan pendidikan dan
menyiapkan generasi muda yang lebih baik ketika mereka memasuki kehidupan
dewasa yakni menjadi orang yang literate (Sudiatmiko, 2012).
Literasi sains penting dimiliki setiap orang sebagai masyarakat, warga
negara dan warga dunia. Setiap orang harus memiliki tingkat literasi sains tertentu
agar dapat bertahan hidup di alam maupun di tempatnya bekerja. Literasi sains
berkaitan dengan pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai-nilai yang
terdapat di dalam sains. Zuriyani (2013) mengatakan setidaknya ada dua alasan
mengapa literasi sains penting untuk dimiliki siswa, yaitu: (1) pemahaman sains
menawarkan pemenuhan kebutuhan personal dan kegembiraan, dapat dibagikan
pertanyaan-3
pertanyaan dalam kehidupannya yang memerlukan informasi ilmiah dan cara
berpikir ilmiah untuk mengambil keputusan dan kepentingan orang banyak yang
perlu di informasikan seperti, udara, air dan hutan. Pemahaman sains dan
kemampuan dalam sains juga akan meningkatkan kapasitas siswa untuk
memegang pekerjaan penting dan produktif di masa depan. Karena kepemilikan
literasi sains sangat penting, maka menjadi penting pula membangun literasi sains
siswa sejak dini, selaku generasi penerus di masa depan. Salah satu upaya untuk
itu dapat dilakukan dengan menciptakan pembelajaran sains yang mendukung
terciptanya SDM yang melek sains.
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan beberapa guru biologi dan
studi awal di lingkungan SMA Negeri kota Padangsidimpuan ditemukan bahwa
sebagian besar siswa belum mampu mengaitkan dan menerapkan konsep-konsep
yang dipelajari dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, masih ditemukannya
sampah-sampah yang tidak dibuang pada tempatnya setelah selesai jam istirahat
di sekolah dan sebagian besar siswa tidak mengetahui kejadian banjir yang terjadi
di daerah kota Padangsidimpuan. Keadaan ini adalah salah satu indikasi
kurangnya tanggung jawab dan kepedulian siswa mengenai diri dan lingkungan
sosial dan masyarakat sekitarnya.
Pelaksanaan pembelajaran yang kurang memperhatikan keberagaman dan
kekhasan kelompok belajar siswa merupakan salah satu faktor penyebab
ketidakmampuan siswa mengaitkan dan menerapkan konsep yang dipelajari
dalam kehidupan sehari-hari. Sebagaimana keterangan dari sembilan orang guru
biologi di SMA Negeri yang ada di kota Padangsidimpuan, bahwa Rencana
4
hasil Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) sekolah bukan RPP yang
disesuaikan dengan keadaan (konteks) siswa oleh masing-masing guru.
Pembelajaran yang tidak disesuaikan dengan konteks siswa dapat menyebabkan
ketidakbermaknaan pembelajaran dan dapat berakibat pada ketidakmampuan
siswa mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dalam kehidupannya sehari-hari.
Instrumen penilaian hasil belajar yang dikembangkan oleh guru di dalam
RPP dan yang digunakan guru pada ujian akhir semester, pada umumnya kurang
mengaitkan substansi dengan konteks kehidupan yang dihadapi siswa sehari-hari.
Rumiati dan Wardani (2011) menyatakan bahwa siswa belum terlatih dalam
menyelesaikan soal-soal dengan karakteristik seperti soal-soal pada PISA yang
selalu melibatkan konteks dalam setiap itemnya, baik konteks personal, sosial
maupun global. Belum terlatihnya siswa dalam menyelesaikan soal-soal dengan
karakteristik seperti soal-soal pada PISA menjadi salah satu faktor penyebab
rendahnya prestasi literasi sains siswa. Selain itu, faktor latar belakang siswa,
minat, intensitas belajar, dan sikap siswa terhadap sains juga turut mempengaruhi
rendahnya prestasi literasi sains siswa (Ekohariadi, 2009; Hadi dan
Mulyatiningsih, 2009).
Mempersiapkan siswa yang melek sains adalah penting untuk masa
depannya sebagai generasi pemimpin masa depan. American Association for the
Advancement of Science (AAAS, 1993) menyatakan bahwa nasib ekonomi dan
lingkungan dunia sebagian besar tergantung pada seberapa bijaksana masyarakat
memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Bybee dan Fuchs (2006 dalam
Chabalengula, et al., 2008) juga menyatakan bahwa melalui ilmu pengetahuan,
5
penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi juga untuk menilai penerapan
dan efek dari penemuan-penemuan ilmiah dan teknologi. Dengan demikian
literasi sains siswa adalah bagian penting dalam pendidikan sains dalam rangka
mempersiapkan siswa sebagai SDM yang sejahtera di masa depannya. Oleh
karenanya menjadi penting pula untuk mengetahui bagaimana gambaran tentang
literasi sains siswa.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, dapat diidentifikasi
permasalahan, antara lain:
1. Prestasi belajar sains siswa Indonesia rendah.
2. Kemampuan siswa baru pada tahap mengingat dan mengenali pengetahuan
ilmiah sederhana tetapi belum mampu untuk mengaitkan dan menerapkan
konsep-konsep dalam kehidupan sehari-hari
3. Kurangnya tanggung jawab dan kepedulian siswa mengenai diri dan
lingkungan sosial dan masyarakat sekitarnya.
4. Guru kurang memperhatikan keberagaman dan kekhasan kelompok belajar
siswa dalam pembelajaran biologi.
5. Instrumen penilaian hasil belajar yang dikembangkan oleh guru kurang
mengaitkan substansi dengan konteks kehidupan sehari-hari siswa.
6. Siswa kurang terlatih dalam menyelesaikan soal-soal dengan karakteristik
6 1.3. Batasan Masalah
Untuk menghindari agar permasalahan tidak meluas dan menyimpang,
penulis memandang perlu untuk membatasi masalah yang akan dikaji, yaitu:
1. Literasi sains siswa yang diukur adalah kemampuan dalam hal konten,
proses dan konteks sains khususnya biologi.
2. Faktor-faktor yang berhubungan dengan literasi sains siswa, yaitu latar
belakang pendidikan formal orang tua siswa, intensitas belajar sains, dan
pembelajaran (sains) biologi di sekolah.
1.4. Rumusan Masalah
Masalah yang akan dikaji dalam studi ini, dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana literasi sains siswa kelas XI IPA SMA Negeri se-kota
Padangsidimpuan dalam dimensi konten, proses dan konteks?
2. Bagaimana hubungan latar belakang pendidikan formal orang tua dengan
literasi sains siswa kelas XI IPA SMA Negeri se-kota Padangsidimpuan?
3. Bagaimana hubungan intensitas belajar sains dengan literasi sains siswa
kelas XI IPA SMA Negeri se-kota Padangsidimpuan?
4. Bagaimana hubungan pembelajaran sains di sekolah dengan literasi sains
siswa kelas XI IPA SMA Negeri se-kota Padangsidimpuan?
5. Bagaimana hubungan latar belakang pendidikan formal orang tua,
bersama-7
sama dengan literasi sains siswa kelas XI IPA SMA Negeri se-kota
Padangsidimpuan?
1.5. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah, untuk mengetahui:
1. Literasi sains siswa kelas XI IPA SMA Negeri se-kota Padangsidimpuan
dalam dimensi konten, proses dan konteks.
2. Bagaimana hubungan antara latar belakang pendidikan formal orang tua
dengan literasi sains siswa kelas XI IPA SMA Negeri se-kota
Padangsidimpuan.
3. Bagaimana hubungan antara intensitas belajar sains dengan literasi sains
siswa kelas XI IPA SMA Negeri se-kota Padangsidimpuan.
4. Bagaimana hubungan antara pembelajaran sains di sekolah dengan literasi
sains siswa kelas XI IPA SMA Negeri se-kota Padangsidimpuan.
5. Bagaimana hubungan antara latar belakang pendidikan formal orang tua,
intensitas belajar sains, dan pembelajaran sains secara bersama-sama
dengan literasi sains siswa kelas XI IPA SMA Negeri se-kota
Padangsidimpuan?
1.6. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
a. Menambah wawasan tentang literasi sains baik bagi peneliti, guru maupun
8
b. Memperoleh gambaran tentang literasi sains siswa kelas XI IPA SMA
Negeri se-kota Padangsidimpuan.
c. Sebagai bahan pertimbangan, landasan empiris maupun kerangka acuan
bagi penelitian pendidikan selanjutnya yang berkaitan dengan penelitian ini.
2. Manfaat praktis
a. Bagi siswa, memberi peluang untuk diuji dan mengetahui literasi sainsnya.
b. Bagi guru, sebagai bahan masukan atau kritik konstruktif untuk dapat
menentukan dan melakukan upaya yang efektif dan efisien untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran dan literasi sains siswa.
c. Bahan sekolah/lembaga, sebagai bahan masukan atau kritik konstruktif
untuk dapat menentukan kebijakan dalam upaya meningkatkan kualitas
64 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah diuraikan pada
bab IV, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut:
1. Literasi sains siswa kelas XI IPA SMA Negeri se-kota Padangsidimpuan
rendah, baik secara keseluruhan (35,95%) maupun dalam tiap dimensi
literasi sains. Secara berturut dari persentase terendah yaitu dimensi
konten (34,18%), konteks (35,95%) dan proses (37,06%).
2. Terdapat hubungan positif yang signifikan antara latar belakang
pendidikan formal orangtua dengan literasi sains siswa kelas XI IPA SMA
Negeri se-kota Padangsidimpuan (R = 0,146; Fhitung = 6,821; P = 0,009).
3. Terdapat hubungan positif yang signifikan antara intensitas belajar sains
dengan literasi sains siswa kelas XI IPA SMA Negeri se-kota
Padangsidimpuan (R = 0,959; Fhitung = 3591,9; P = 0,000).
4. Terdapat hubungan positif yang signifikan antara pembelajaran sains di
sekolah dengan literasi sains siswa kelas XI IPA SMA Negeri se-kota
Padangsidimpuan (R = 0,966; Fhitung = 4386,849; P = 0,000).
5. Terdapat hubungan yang positif yang signifikan antara latar belakang
pendidikan formal orangtua siswa, intensitas belajar sains, minat siswa
terhadap sains, sikap siswa terhadap sains dan pembelajaran sains di
sekolah secara bersama-sama dengan literasi sains siswa kelas XI IPA
SMA Negeri se-kota Padangsidimpuan (R = 0,974; (Fhitung = 1901,485 dan
65 5.2. Implikasi
Pendidikan sains yang diperoleh siswa merupakan bekalan untuk
kehidupannya dimasa kini dan masa depan dalam perannya sebagai personal dan
anggota masyarakat baik skala sempit maupun global. Oleh karenanya sangat
penting untuk menciptakan keadaan yang dapat mendukung pencapaian literate
sains siswa mulai dari lingkungan keluarga sebagai tempat pendidikan dan
tumbuh berkembang anak yang pertama, lingkungan sekolah sebagai tempat
menerima pendidikan dan pembelajaran anak lebih lanjut dan juga para
stakeholder selaku pengambil kebijakan dalam lembaga pendidikan.
Berdasarkan hasil penelitian ini bahwa pencapaian literasi sains siswa
kelas XI IPA rendah, dan faktor latar belakang pendidikan orangtua siswa,
intensitas belajar sains siswa dan pembelajaran sains di sekolah berhubungan
secara positif dan signifikan terhadap prestasi sains siswa. Orang tua hendaknya
tidak mempercayakan sepenuhnya pendidikan anak pada sekolah tetapi bekerja
sama dengan pihak sekolah demi keberhasilan anak. Guru sebagai pelaksana
pembelajaran yang diterima anak hendaknya dapat merencanakan dan
melaksanakan pembelajaran yang mendukung kepemilikan literasi sains oleh
siswa, baik secara metode dan strategi, sumber, media, asesmen dan evaluasi
pembelajaran. Pemerintah dan para stakeholder dapat mengambil kebijakan
sebagai upaya peningkatan kualitas pendidikan seperti peningkatan kualitas guru
66 5.3. Saran
Berdasarkan simpulan dan implikasi yang telah dikemukakan di atas,
maka sesuai dengan hasil penelitian yang didapatkan, maka peneliti memberikan
saran sebagai berikut:
1. Pembelajaran sains di sekolah yang direncanakan dan dilaksanakan oleh
guru hendaknya dalam rangka mengingkatkan literasi sains siswa.
2. Membina kerjasama yang baik antara pihak sekolah dengan orang tua siswa
dalam upaya meningkatkan literasi sains siswa.
3. Menyarankan peneliti berikutnya untuk mengembangkan penelitian ini agar
dapat bermanfaat sebagai informasi khasanah ilmu pengetahuan dalam
dunia pendidikan khususnya dalam meningkatkan literasi sains siswa
67
DAFTAR PUSTAKA
Ali, M., 1992. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Bandung: Angkasa
Arikunto, S., 2009. Dasar-Dasar Evaluasi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Arikunto, S., 2009. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Artati, J., 2013. Analisis Kemampuan Literasi Sains Siswa SMP Dalam
Pembelajaran IPA Terpadu Pada Tema Cuaca Ekstrim.Skripsi tidak
diterbitkan. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia Bandung.
Amstrong, T., 2009. The Whole-Brain Solution (Solusi Seluruh Otak). Jakarta: Grasindo.
Asniar, 2012. Efektivitas Software Pembelajaran IPA Terpadu Model Connected
Untuk Meningkatkan Literasi Sains Siswa Kelas VIII Pada Tema Rokok dan Kesehatan. Tesis tidak diterbitkan. Bandung: Program Pascasarjana
UPI Bandung.
Budiono, 2001. Kurikulum Berbasis Kompetensi Mata Pelajaran Biologi. Jakarta: Depdiknas.
Chabalengula, V.M., and Mumba, F., Lorsbach, T., and Moore, C., 2008. Curriculum and Instructional Validity of the Scientific Literacy Themes Covered in Zambian High School Biology Curriculum. International
Journal of Environmental & Science Education, 3: 207-220.
Chaplin, J. P. 2008. Kamus Psikologi Lengkap. Jakarta: PT Raja Grafindo
Cholas, John M.E dan Hassan Sadily, Kamus Inggris Indonesia. Jakarta: Gramedia, 2000, cet. 24.
Dani, D. (2011). Sustainability as a Framework for Analyzing Socioscientific Issue. International Electronic Journal of Environment Education. 1: 113-126
68
Depdiknas, 2005. Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.
Ekohariadi, 2009. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Literasi Sains Siswa Indonesia Berusia 15 Tahun. Jurnal Pendidikan Dasar, 10: 28-41.
Firman, H., 2007. Laporan Analisis Literasi Sains Berdasarkan Hasil PISA Nasional Tahun 2006. Jakarta: Pusat Penilaian Pendidikan Balitbang Depdiknas.
Hadi, S. Dan Mulyatiningsih, E,. 2009. Model Trend Prestasi Siswa Berdasarkan Data Pisa Tahun 2000, 2003, Dan 2006. Laporan Penelitian Pusat Penilaian Pendidikan Badan Penelitian Dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional
Herlanti, Y., 2011. Pengembangan Pembelajaran Berbasis Isu Sosiosaintifik Melalui Weblog Untuk Mendukung Literasi Sains. Makalah disajikan dalam Simposium Nasional Puslitjak Balitbang Kemdikbud.
Holbrook, J., & Rannikmae, M., (1997). Supplementary teaching materials promoting scientific and technological literacy. Tartu, Estonia: ICASE (International Council of Associations for Science Education).
Holbrook, J. and Rannikmae, M., 2009. The Meaning of Scientific Literacy.
International Journal of Environmental & Science Education. 4: 275-288.
Hoeve, Van, Ensiklopedi Indonesia, Jakarta: PT. Ichtiar Baru.
Idris, Z., 1995. Pendidikan dan Keluarga. Jakarta: PT. Raja Grafindo.
Kashardi, 2010. Pengembangan Kurikulum. Disertasi tidak diterbitkan. Bandung: Program Pascasarjana UPI Bandung.
Khomisah, A., 2006. Pengaruh Intensitas Belajar Dan Tingkat Keberagamaan
Terhadap Prestasi Belajar PAI Siswa Kelas II Dan Kelas III SMP Negeri I Pagentan Banjarnegara. Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo
69
Kusuma, R.C.D., 2012. Pengaruh Latar Belakang Sosial Ekonomi Keluarga Dan
Sikap Pada Sains Terhadap Kemampuan Literasi Sains (Scientific Literacy) Mahasiswa Sains Dan Teknologi Universitas Airlangga Surabaya. Skripsi tidak diterbitkan. Fakultas : Ilmu Sosial Ilmu Politik,
Program Studi : Perp.&S.Inform. Surabaya: Universitas Airlangga.
Liliasari, 2011. Membangun Masyarakat Melek Sains Berkarakter Bangsa
Melalui Pembelajaran. Program Studi Pendidikan IPA Sekolah
Pascasarjana UPI Bandung, Hal: 1-9. Makalah Disampaikan Pada Seminar Nasional UNNES.
Miftakhudin, M.A., 2011. Pengaruh Tingkat Pendidikan Formal Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Anak Di Smp Negeri 1 Kecamatan Warungasem Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011. Tesis tidak diterbitkan. Semarang: Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang.
Mulyitno, 2010. Pembelajaran Tematik Pengaruh Zat Aditif Makanan Terhadap
Kesehatan Dengan Pendekatan STL (Science Technology Literacy) Untuk Meningkatkan Literasi Sains. Tesis tidak diterbitkan. Bandung: Program
Pascasarjana UPI Bandung.
OECD, 2009. PISA 2009 Assessment Framework-Key Competencies In Reading, Mathematics And Science. OECD
OECD, 2009. Take The Test: Sample Questions From Oecd’s Pisa Assessments. OECD.
OECD, 2012. PISA 2009 Technical Report. PISA, OECD Publishing.
Poedjiadi, A., 2005. Sains Teknologi Masyarakat: Pendekatan Pembelajaran
Kontekstual Bermuatan Nilai. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Porter, J.A., Wolbach, K.C., Purzycki, C.B., Bowman, L.A., Agbada, E., and Mostrom, A.M., 2010. Integration of Information and Scientific Literacy: Promoting Literacy in Undergraduates. CBE-Life Sciences Education, 9: 536–542.
70
Pusat Kurikulum Badan Penelitian dan Pengembangan Depdiknas, 2007. Naskah Akademik: Kajian Kebijakan Kurikulum Mata Pelajaran IPA. Jakarta: Depdiknas.
Raharso, A., 2011. Pendidikan, Makna Pendidikan dan Pertumbuhan Ekonomi
Indonesia. Hal: 1-3. Disampaikan pada Seminar Internasional Pendidikan
di Universitas Sumatera Utara, Medan.
Rustaman, N.Y., 2004. Asesmen Pendidikan IPA. Diklat NTT.
Riduwan dan Akdon, 2009. Rumus Dan Data Dalam Analisis Statistika. Bandung: Alfabeta.
Rustaman, N.Y., 2006b. Literasi Sains Anak Indonesia 2000 dan 2003. Seminar Sehari Hasil Studi Internasional Prestasi Siswa Indonesia dalam Bidang Matematika, Sains, dan Membaca. Jakarta: Puspendik Depdiknas.
Slameto, 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta. 2003.
Sudiatmika, A., 2012. Pengembangan Alat Ukur Tes Literasi Sains Siswa SMP
Dalam Konteks Budaya Bali. Tesis tidak diterbitkan. Bandung: Program
Pascasarjana UPI Bandung.
Sudjana, N., 2009. Peniaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Sudjana, N., 2005. Metode Statistik. Bandung: Tarsito
Sudjana, N., 2001. Metode dan Teknik Pembelajaran Partisipatif. Bandung: Falah Production.
Shwartz, Y., Ben-Zvi, R. and Hofstein, A., 2006. The Use Of Scientific Literacy Taxonomy For Assessing The Development Of Chemical Literacy Among High-School Students. Chemistry Education Research and Practice, 7: 203-225.
Toharuddin, U., Hendrawati, S., dan Rustaman, A., 2011. Membangun Literasi
71
Ulfiati, R., 2009. Analisis Penguasaan Aspek Konteks Aplikasi Sains Siswa SMP
Kelas VII Melalui Pembelajaran Berbasis Literasi Sains Dan Teknologi Pada Materi Pokok Klasifikasi Zat. Skripsi tidak diterbitkan. Bandung:
Program Sarjana UPI Bandung
Wardani, S. dan Rumiati, 2011. Instrumen Penilaian Hasil Belajar Matematika SMP: Belajar Dari PISA Dan TIMSS. Kementrian Pendidikan Nasional.
Yuenyong, C., and Narjaikaew, P. 2009. Scientific Literacy and Thailand Science Education. International Journal of Environmental & Science Education, 4: 335-349
Yusuf, S., 2006. Perbandingan Gender Dalam Prestasi Literasi Siswa Indonesia.
Makalah Untuk Jurnal Uninus.
http://www.uninus.ac.id/data/data_ilmiah/SuhendraYusuf
Zulkarnain, Z.B., Saim, M.B., Talib, R.B.A., 2011. Hubungan Antara Minat, Sikap Dengan Pencapaian Pelajar Dalam Kursus CC301-Quantity Measurement. Politeknik Port Dickson, KM 14 Jl. Pantai Si Rusa Port
Dickson. Makalah Untuk Seminar.
http://www.polipd.edu.my/v3/sites/default/files/1EduSem12.pdf
Zuriyani, E., 2013. Literasi Sains Dan Pendidikan. Makalah: Kemenag Sumatera Selatan.