• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS LITERASI SAINS SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI SE-KOTA PADANGSIDIMPUAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS LITERASI SAINS SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI SE-KOTA PADANGSIDIMPUAN."

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS LITERASI SAINS SISWA KELAS XI IPA

SMA NEGERI SE-KOTA PADANGSIDIMPUAN

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh :

ELIDA RAHMIATI NIM. 8106174004

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

(2)
(3)
(4)

ii ABSTRAK

ELIDA RAHMIATI, NIM. 8106174004. Analisis Literasi Sains Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri Se-Kota Padangsidimpuan. Tesis. Medan: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2014.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) literasi sains siswa dalam dimensi konten, proses dan konteks; hubungan antara (2) latar belakang pendidikan formal orang tua (3) intensitas belajar sains; dan (4) pembelajaran sains di sekolah; dengan literasi sains siswa; (5) latar belakang pendidikan formal orang tua siswa, intensitas belajar sains, dan pembelajaran sains secara bersama-sama dengan literasi sains siswa. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri se-kota Padangsidimpuan dengan jumlah sampel 315 dari jumlah populasi 842 orang siswa yang diambil dengan teknik random sampling. Instrumen penelitian berupa tes literasi sains siswa dan angket faktor-faktor yang berhubungan dengan literasi sains siswa yang terdiri atas variabel latar belakang pendidikan orang tua berupa isian, intensitas belajar sains siswa, dan pembelajaran sains di sekolah yang disusun berdasarkan skala Likert. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang bersifat korelasional. Teknik analisis data deskriptif persentase dan regresi pada taraf signifikansi α = 0,05. Hasil penelitian ini diperoleh bahwa: (1) literasi sains siswa secara keseluruhan (35,95%) dan dalam tiap dimensi dengan kriteria tidak baik, dimensi konten (34,18%), proses (37,06%) dan konteks (35,95%); (2) terdapat hubungan positif yang signifikan antara latar belakang pendidikan orangtua dengan literasi sains siswa (R = 0,146; Fhitung = 6,821; P = 0,009); (3) terdapat hubungan positif yang signifikan antara intensitas belajar sains siswa dengan literasi sains siswa (R = 0,959; Fhitung = 3591,9; P = 0,000); (4) terdapat hubungan positif yang signifikan antara pembelajaran sains di sekolah dengan literasi sains siswa (R = 0,966; Fhitung = 4386,849; P = 0,000); (5) terdapat

hubungan positif yang signifikan antara latar belakang pendidikan formal orang tua siswa, intensitas belajar sains, dan pembelajaran sains di sekolah secara bersama-sama dengan literasi sains siswa (R = 0,974; (Fhitung = 1901,485 dan P = 0,000). Hasil penelitan ini mengimplikasikan bahwa perlu dilakukan upaya peningkatan kualitas pembelajaran sains di sekolah, peran orang tua dalam mendidik siswa di rumah guna meningkatkan intensitas belajarnya dan membangun budaya belajar yang baik yang berkontribusi dalam mempengaruhi literasi sains siswa kelas XI IPA di SMA Negeri se-kota Padangsidimpuan.

Kata Kunci: Literasi sains, latar belakang pendidikan formal orangtua, intensitas

(5)

iii students science learning intensity an student science literacy, (4) the correlation of science learning at school an student science literacy (5) the correlation of the of parents’ education background, science learning intensity, science learning at school an student science literacy. This research was conducted at Senior High School in Padangsidimpuan. The sample of this research were 315 an the population were 842 students. The sample was taken by random sampling technique. The instruments of this research were tests of student science literacy and quesionare of it relevant factors arranged base on scale of Likert. This research were correlational descriptive. The techniques of data analysis were percentage descriptive an regression on α = 0,05 significance level. The results of this research were: (1) the totally students science literacy (35,96%) and each dimensions content (34,18%), process (37,06%) and context (35,96%) are not good; (2) there is the significant positive correlation between parents’ education background and student science literacy (F value = 6.821; P = 0.009); (3) there is a significant positive correlation between the students science learning intensity and student science literacy (F value = 3591.9; P = 0.000); (4) there is the significant positive correlation between science learning at school and student science literacy (F value = 4386.849; Sig = 0.000), (5) there is the significant positive correlation between parents’ education background, science learning intensity, science learning at school and student science literacy (F value = 1144.401; P = 0.000). These results implye it is necessary to improve the quality of science learning at schools, the role of parents in educating the students at home in order to increase students learning intensity and to build the good learning culture that contribute in affecting students scientific literacy of State Senior High School Grade XI in Padangsidimpuan.

(6)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puja dan puji hanya untuk Allah SWT

Sang Pemilik alam dan seluruh isinya yang telah melimpahkan rahmat dan

hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul

ANALISIS LITERASI SAINS SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI

SE-KOTA PADANGSIDIMPUAN” ini dengan baik guna memenuhi salah satu

syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan pada Program Studi

Pendidikan Biologi Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan. Shalawat

dan salam kepada Rasulullah Muhammad SAW sebagai teladan terbaik bagi

ummat di seluruh zaman.

Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini tidak akan dapat terselesaikan

dengan baik tanpa bantuan moril maupun materil dari berbagai pihak. Pada

kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang tulus dan penghargaan yang

setinggi-tingginya secara khusus kepada:

1. Teristimewa untuk ayah dan ibu tercinta, Muhammad Basyir Panggabean dan

Masdalima Ritonga untuk semua cinta, kesabaran, kepercayaan, doa, nasehat

dan semangat yang diberikan saat jatuh bangun penulis khususnya selama

proses penyelesaian tesis ini .

2. Bapak Prof. Dr. Herbert Sipahutar, M.Si., dan Ibu Dr. Ely Djulia, M.Pd.

selaku Dosen Pembimbing, yang telah banyak memberikan bimbingan,

arahan, motivasi serta dukungan pada penulis dari awal penyusunan sampai

tesis ini selesai.

3. Bapak Dr. Syahmi Edi, M.Si., Ibu Dr. Fauziyah Harahap, M.Si., (Sekretaris

(7)

Program Studi Pendidikan Biologi) selaku narasumber yang telah banyak

memberikan saran dan masukan dalam penyempurnaan tesis ini.

4. Bapak Drs.Zulkifli Simatupang M.Pd., dan Bapak Dr. rer.nat. Binari

Manurung, M.Si., selaku validator instrumen penelitian ini.

5. Bapak/Ibu dosen yang telah memberikan ilmu kepada penulis selama di

Program Pascasarjana UNIMED.

6. Kepala sekolah dan teman-teman guru, staf tata usaha SMP Negeri 3

Padangsidimpuan, untuk semua motivasi dan dukungannya.

7. Kepala sekolah dan guru-guru di SMA Negeri se-kota Padangsidimpuan.

8. Kakak, abang, adik, secara khusus kakanda alm.Zubaida Hafni yang pernah

berjuang bersama dalam meraih cita, keponakan serta keluarga besar tercinta.

9. Seluruh kerabat, sahabat seperjuangan dan teman-teman angkatan XVIII

khususnya kelas B Program Studi Pendidikan Biologi, dan semua pihak yang

tidak dapat disebutkan satu persatu, semoga Allah membalas kebaikannya

Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini masih jauh dari

kesempurnaan. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, penulis

mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif dan inovatif dari semua

pihak guna penyempurnaan tesis ini. Semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi

semua pihak yang memerlukannya, khususnya bagi para guru biologi serta dapat

menambah khasanah ilmu pengetahuan dan pendidikan.

Medan, Maret 2014

Penulis,

(8)

DAFTAR ISI

2.1.5. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Literasi Sains Siswa .. 19

(9)

Literasi Sains Siswa ... 56

4.2.3. Intensitas Belajar Sains dan Literasi Sains Siswa ... 57

4.2.4. Pembelajaran Sains Di Sekolah dan Literasi Sains Siswa ... 58

4.2.5. Latar Belakang Pendidikan Formal Orangtua, Intensitas Belajar Sains, Minat Sains, Sikap Terhadap Sains, Pembelajaran Sains dan Literasi Sains Siswa ... 61

4.3. Keterbatasan Penelitian ... 62

BAB V Simpulan, Implikasi dan Saran ... 64

5.1. Simpulan ... 64

5.2. Implikasi ... 65

5.3. Saran ... 66

(10)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1. Populasi Penelitian 32

Tabel 3.2. Penetapan Sampel 33

Tabel 3.3. Kisi-Kisi Instrumen Tes Literasi Sains Siswa 38 Tabel 3.4. Kisi-Kisi Instrumen Angket Faktor-Faktor yang

Berhubungan dengan Literasi Sains Siswa 40 Tabel 3.5. Rentang Persentase Literasi Sains Siswa Kelas XI IPA

(11)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Kerangka Berpikir 29

Gambar 4.1. Literasi Sains Siswa Kelas XI IPA 46

SMA Negeri se-Kota Padangsidimpuan

Gambar 4.2. Kemampuan Siswa dalam Tiap Indikator Literasi Sains

(Dimensi Konten, Proses dan Konteks) 47

Gambar 4.3. Hubungan Antara Latar Belakang Pendidikan Formal

Orangtua dengan Literasi Sains Siswa 48 Gambar 4.4. Hubungan Antara Intensitas Belajar Sains dengan 49

Literasi Sains Siswa

(12)

vi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Instrumen 1 Tes Literasi Sains Siswa Kelas XI IPA 72 SMA Negeri Se-Kota Padangsidimpuan

Lampiran 2. Instrumen 2 Angket Faktor-Faktor yang Berhubungan 88 dengan Literasi Sains Siswa Kelas XI IPA

SMA Negeri Se-Kota Padangsidimpuan

Lampiran 3. Tabel Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Tes 92 Literasi Sains Siswa Kelas XI IPA

Lampiran 4. Perhitungan Reliabilitas Soal Instrumen Tes 94 Literasi Sains Siswa Kelas XI IPA

Lampiran 5. Tingkat Kesukaran Soal Instrumen Tes 96 Literasi Sains Siswa Kelas XI IPA

Lampiran 6. Analisis Varians Butir Soal 97

Lampiran 7. Daya Beda Soal Instrumen Tes Literasi Sains 98 Siswa Kelas XI IPA

Lampiran 8. Data Hasil Tes Literasi Sains Siswa Kelas XI IPA 100 SMA Negeri Se-Kota Padangsidimpuan

Lampiran 9. Data Hasil Angket Faktor-Faktor yang Berhubungan 109 dengan Literasi Sains Siswa Kelas XI IPA

SMA Negeri Se-Kota Padangsidimpuan

Lampiran 10. Uji Normalitas Data 123

Lampiran 11. Uji Homogenitas Data 124

(13)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah proses untuk menyiapkan peserta didik menjadi

anggota masyarakat yang produktif dan sukses (Amstrong, 2009). Semakin

banyak peluang yang dimiliki siswa untuk memahami dan memadukan informasi

yang mereka kumpulkan, akan semakin baik mereka dapat menggunakannya

untuk memecahkan masalah dan mengambil keputusan pada kehidupannya di

masa kini dan di masa depan (Amstrong, 2009), untuk meminimalkan bahaya

yang mengancam kelangsungan hidup mereka dan menjamin terjadinya

masyarakat yang swadaya dan sejahtera (Raharso, 2011).

Untuk mewujudkan tujuan tersebut, pendidikan sains ditantang untuk

menyiapkan SDM yang berkualitas, yang tidak hanya cakap dalam bidang sains

tetapi juga memiliki kemampuan memutuskan dan mengambil sikap yang logis,

kritis dan kreatif serta memiliki literasi sains sehingga mampu memahami

fenomena sains dan menyikapi isu atau memecahkan berbagai persoalan

kehidupan sehari-hari (Herlanti, 2012). Sebagaimana dalam The National

Research Council Amerika Serikat (1996 dalam Shwartz et.al., 2006) dinyatakan

bahwa pencapaian literasi sains oleh siswa adalah salah satu tujuan utama

pendidikan sains.

Berdasarkan hasil Programme for International Student Assessment

(PISA) tahun 2000, 2003 dan 2006 skor literasi sains siswa Indonesia usia 15

tahun berturut-turut adalah 393, 395 dan 395 dengan skor rata-rata semua negara

(14)

2

siswa Indonesia adalah 383 dengan rerata skor negara peserta adalah 501 (OECD,

2010) dan PISA 2012 dengan skor 382, berada di peringkat 64 dari 65 negara

peserta (okezone.com).Rendahnya skor perolehan siswa Indonesia mencerminkan

rendahnya prestasi belajar IPA siswa Indonesia (Ekohariadi, 2009) dengan

rata-rata sekitar 34% untuk keseluruhan, 29% untuk konten, 34% untuk proses dan

32% untuk konteks (Firman, 2007). Hasil capaian tersebut mengindikasikan

bahwa rata-rata kemampuan sains siswa Indonesia baru sampai pada kemampuan

mengingat dan mengenali pengetahuan ilmiah berdasarkan fakta sederhana tetapi

belum mampu untuk mengkomunikasikan dan mengaitkan berbagai topik sains,

apalagi menerapkan konsep-konsep yang kompleks dan abstrak (Sudiatmiko,

2012). Penilaian PISA berorientasi ke masa depan, yaitu menguji kemampuan

untuk menggunakan keterampilan dan pengetahuan mereka dalam menghadapi

kehidupan nyata, tidak semata-mata mengukur kemampuan sebagaimana dalam

kurikulum sekolah, sehingga dapat membantu meningkatkan pendidikan dan

menyiapkan generasi muda yang lebih baik ketika mereka memasuki kehidupan

dewasa yakni menjadi orang yang literate (Sudiatmiko, 2012).

Literasi sains penting dimiliki setiap orang sebagai masyarakat, warga

negara dan warga dunia. Setiap orang harus memiliki tingkat literasi sains tertentu

agar dapat bertahan hidup di alam maupun di tempatnya bekerja. Literasi sains

berkaitan dengan pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai-nilai yang

terdapat di dalam sains. Zuriyani (2013) mengatakan setidaknya ada dua alasan

mengapa literasi sains penting untuk dimiliki siswa, yaitu: (1) pemahaman sains

menawarkan pemenuhan kebutuhan personal dan kegembiraan, dapat dibagikan

(15)

pertanyaan-3

pertanyaan dalam kehidupannya yang memerlukan informasi ilmiah dan cara

berpikir ilmiah untuk mengambil keputusan dan kepentingan orang banyak yang

perlu di informasikan seperti, udara, air dan hutan. Pemahaman sains dan

kemampuan dalam sains juga akan meningkatkan kapasitas siswa untuk

memegang pekerjaan penting dan produktif di masa depan. Karena kepemilikan

literasi sains sangat penting, maka menjadi penting pula membangun literasi sains

siswa sejak dini, selaku generasi penerus di masa depan. Salah satu upaya untuk

itu dapat dilakukan dengan menciptakan pembelajaran sains yang mendukung

terciptanya SDM yang melek sains.

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan beberapa guru biologi dan

studi awal di lingkungan SMA Negeri kota Padangsidimpuan ditemukan bahwa

sebagian besar siswa belum mampu mengaitkan dan menerapkan konsep-konsep

yang dipelajari dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, masih ditemukannya

sampah-sampah yang tidak dibuang pada tempatnya setelah selesai jam istirahat

di sekolah dan sebagian besar siswa tidak mengetahui kejadian banjir yang terjadi

di daerah kota Padangsidimpuan. Keadaan ini adalah salah satu indikasi

kurangnya tanggung jawab dan kepedulian siswa mengenai diri dan lingkungan

sosial dan masyarakat sekitarnya.

Pelaksanaan pembelajaran yang kurang memperhatikan keberagaman dan

kekhasan kelompok belajar siswa merupakan salah satu faktor penyebab

ketidakmampuan siswa mengaitkan dan menerapkan konsep yang dipelajari

dalam kehidupan sehari-hari. Sebagaimana keterangan dari sembilan orang guru

biologi di SMA Negeri yang ada di kota Padangsidimpuan, bahwa Rencana

(16)

4

hasil Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) sekolah bukan RPP yang

disesuaikan dengan keadaan (konteks) siswa oleh masing-masing guru.

Pembelajaran yang tidak disesuaikan dengan konteks siswa dapat menyebabkan

ketidakbermaknaan pembelajaran dan dapat berakibat pada ketidakmampuan

siswa mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dalam kehidupannya sehari-hari.

Instrumen penilaian hasil belajar yang dikembangkan oleh guru di dalam

RPP dan yang digunakan guru pada ujian akhir semester, pada umumnya kurang

mengaitkan substansi dengan konteks kehidupan yang dihadapi siswa sehari-hari.

Rumiati dan Wardani (2011) menyatakan bahwa siswa belum terlatih dalam

menyelesaikan soal-soal dengan karakteristik seperti soal-soal pada PISA yang

selalu melibatkan konteks dalam setiap itemnya, baik konteks personal, sosial

maupun global. Belum terlatihnya siswa dalam menyelesaikan soal-soal dengan

karakteristik seperti soal-soal pada PISA menjadi salah satu faktor penyebab

rendahnya prestasi literasi sains siswa. Selain itu, faktor latar belakang siswa,

minat, intensitas belajar, dan sikap siswa terhadap sains juga turut mempengaruhi

rendahnya prestasi literasi sains siswa (Ekohariadi, 2009; Hadi dan

Mulyatiningsih, 2009).

Mempersiapkan siswa yang melek sains adalah penting untuk masa

depannya sebagai generasi pemimpin masa depan. American Association for the

Advancement of Science (AAAS, 1993) menyatakan bahwa nasib ekonomi dan

lingkungan dunia sebagian besar tergantung pada seberapa bijaksana masyarakat

memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Bybee dan Fuchs (2006 dalam

Chabalengula, et al., 2008) juga menyatakan bahwa melalui ilmu pengetahuan,

(17)

5

penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi juga untuk menilai penerapan

dan efek dari penemuan-penemuan ilmiah dan teknologi. Dengan demikian

literasi sains siswa adalah bagian penting dalam pendidikan sains dalam rangka

mempersiapkan siswa sebagai SDM yang sejahtera di masa depannya. Oleh

karenanya menjadi penting pula untuk mengetahui bagaimana gambaran tentang

literasi sains siswa.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, dapat diidentifikasi

permasalahan, antara lain:

1. Prestasi belajar sains siswa Indonesia rendah.

2. Kemampuan siswa baru pada tahap mengingat dan mengenali pengetahuan

ilmiah sederhana tetapi belum mampu untuk mengaitkan dan menerapkan

konsep-konsep dalam kehidupan sehari-hari

3. Kurangnya tanggung jawab dan kepedulian siswa mengenai diri dan

lingkungan sosial dan masyarakat sekitarnya.

4. Guru kurang memperhatikan keberagaman dan kekhasan kelompok belajar

siswa dalam pembelajaran biologi.

5. Instrumen penilaian hasil belajar yang dikembangkan oleh guru kurang

mengaitkan substansi dengan konteks kehidupan sehari-hari siswa.

6. Siswa kurang terlatih dalam menyelesaikan soal-soal dengan karakteristik

(18)

6 1.3. Batasan Masalah

Untuk menghindari agar permasalahan tidak meluas dan menyimpang,

penulis memandang perlu untuk membatasi masalah yang akan dikaji, yaitu:

1. Literasi sains siswa yang diukur adalah kemampuan dalam hal konten,

proses dan konteks sains khususnya biologi.

2. Faktor-faktor yang berhubungan dengan literasi sains siswa, yaitu latar

belakang pendidikan formal orang tua siswa, intensitas belajar sains, dan

pembelajaran (sains) biologi di sekolah.

1.4. Rumusan Masalah

Masalah yang akan dikaji dalam studi ini, dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana literasi sains siswa kelas XI IPA SMA Negeri se-kota

Padangsidimpuan dalam dimensi konten, proses dan konteks?

2. Bagaimana hubungan latar belakang pendidikan formal orang tua dengan

literasi sains siswa kelas XI IPA SMA Negeri se-kota Padangsidimpuan?

3. Bagaimana hubungan intensitas belajar sains dengan literasi sains siswa

kelas XI IPA SMA Negeri se-kota Padangsidimpuan?

4. Bagaimana hubungan pembelajaran sains di sekolah dengan literasi sains

siswa kelas XI IPA SMA Negeri se-kota Padangsidimpuan?

5. Bagaimana hubungan latar belakang pendidikan formal orang tua,

(19)

bersama-7

sama dengan literasi sains siswa kelas XI IPA SMA Negeri se-kota

Padangsidimpuan?

1.5. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah, untuk mengetahui:

1. Literasi sains siswa kelas XI IPA SMA Negeri se-kota Padangsidimpuan

dalam dimensi konten, proses dan konteks.

2. Bagaimana hubungan antara latar belakang pendidikan formal orang tua

dengan literasi sains siswa kelas XI IPA SMA Negeri se-kota

Padangsidimpuan.

3. Bagaimana hubungan antara intensitas belajar sains dengan literasi sains

siswa kelas XI IPA SMA Negeri se-kota Padangsidimpuan.

4. Bagaimana hubungan antara pembelajaran sains di sekolah dengan literasi

sains siswa kelas XI IPA SMA Negeri se-kota Padangsidimpuan.

5. Bagaimana hubungan antara latar belakang pendidikan formal orang tua,

intensitas belajar sains, dan pembelajaran sains secara bersama-sama

dengan literasi sains siswa kelas XI IPA SMA Negeri se-kota

Padangsidimpuan?

1.6. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

a. Menambah wawasan tentang literasi sains baik bagi peneliti, guru maupun

(20)

8

b. Memperoleh gambaran tentang literasi sains siswa kelas XI IPA SMA

Negeri se-kota Padangsidimpuan.

c. Sebagai bahan pertimbangan, landasan empiris maupun kerangka acuan

bagi penelitian pendidikan selanjutnya yang berkaitan dengan penelitian ini.

2. Manfaat praktis

a. Bagi siswa, memberi peluang untuk diuji dan mengetahui literasi sainsnya.

b. Bagi guru, sebagai bahan masukan atau kritik konstruktif untuk dapat

menentukan dan melakukan upaya yang efektif dan efisien untuk

meningkatkan kualitas pembelajaran dan literasi sains siswa.

c. Bahan sekolah/lembaga, sebagai bahan masukan atau kritik konstruktif

untuk dapat menentukan kebijakan dalam upaya meningkatkan kualitas

(21)

64 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah diuraikan pada

bab IV, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut:

1. Literasi sains siswa kelas XI IPA SMA Negeri se-kota Padangsidimpuan

rendah, baik secara keseluruhan (35,95%) maupun dalam tiap dimensi

literasi sains. Secara berturut dari persentase terendah yaitu dimensi

konten (34,18%), konteks (35,95%) dan proses (37,06%).

2. Terdapat hubungan positif yang signifikan antara latar belakang

pendidikan formal orangtua dengan literasi sains siswa kelas XI IPA SMA

Negeri se-kota Padangsidimpuan (R = 0,146; Fhitung = 6,821; P = 0,009).

3. Terdapat hubungan positif yang signifikan antara intensitas belajar sains

dengan literasi sains siswa kelas XI IPA SMA Negeri se-kota

Padangsidimpuan (R = 0,959; Fhitung = 3591,9; P = 0,000).

4. Terdapat hubungan positif yang signifikan antara pembelajaran sains di

sekolah dengan literasi sains siswa kelas XI IPA SMA Negeri se-kota

Padangsidimpuan (R = 0,966; Fhitung = 4386,849; P = 0,000).

5. Terdapat hubungan yang positif yang signifikan antara latar belakang

pendidikan formal orangtua siswa, intensitas belajar sains, minat siswa

terhadap sains, sikap siswa terhadap sains dan pembelajaran sains di

sekolah secara bersama-sama dengan literasi sains siswa kelas XI IPA

SMA Negeri se-kota Padangsidimpuan (R = 0,974; (Fhitung = 1901,485 dan

(22)

65 5.2. Implikasi

Pendidikan sains yang diperoleh siswa merupakan bekalan untuk

kehidupannya dimasa kini dan masa depan dalam perannya sebagai personal dan

anggota masyarakat baik skala sempit maupun global. Oleh karenanya sangat

penting untuk menciptakan keadaan yang dapat mendukung pencapaian literate

sains siswa mulai dari lingkungan keluarga sebagai tempat pendidikan dan

tumbuh berkembang anak yang pertama, lingkungan sekolah sebagai tempat

menerima pendidikan dan pembelajaran anak lebih lanjut dan juga para

stakeholder selaku pengambil kebijakan dalam lembaga pendidikan.

Berdasarkan hasil penelitian ini bahwa pencapaian literasi sains siswa

kelas XI IPA rendah, dan faktor latar belakang pendidikan orangtua siswa,

intensitas belajar sains siswa dan pembelajaran sains di sekolah berhubungan

secara positif dan signifikan terhadap prestasi sains siswa. Orang tua hendaknya

tidak mempercayakan sepenuhnya pendidikan anak pada sekolah tetapi bekerja

sama dengan pihak sekolah demi keberhasilan anak. Guru sebagai pelaksana

pembelajaran yang diterima anak hendaknya dapat merencanakan dan

melaksanakan pembelajaran yang mendukung kepemilikan literasi sains oleh

siswa, baik secara metode dan strategi, sumber, media, asesmen dan evaluasi

pembelajaran. Pemerintah dan para stakeholder dapat mengambil kebijakan

sebagai upaya peningkatan kualitas pendidikan seperti peningkatan kualitas guru

(23)

66 5.3. Saran

Berdasarkan simpulan dan implikasi yang telah dikemukakan di atas,

maka sesuai dengan hasil penelitian yang didapatkan, maka peneliti memberikan

saran sebagai berikut:

1. Pembelajaran sains di sekolah yang direncanakan dan dilaksanakan oleh

guru hendaknya dalam rangka mengingkatkan literasi sains siswa.

2. Membina kerjasama yang baik antara pihak sekolah dengan orang tua siswa

dalam upaya meningkatkan literasi sains siswa.

3. Menyarankan peneliti berikutnya untuk mengembangkan penelitian ini agar

dapat bermanfaat sebagai informasi khasanah ilmu pengetahuan dalam

dunia pendidikan khususnya dalam meningkatkan literasi sains siswa

(24)

67

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M., 1992. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Bandung: Angkasa

Arikunto, S., 2009. Dasar-Dasar Evaluasi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Arikunto, S., 2009. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Artati, J., 2013. Analisis Kemampuan Literasi Sains Siswa SMP Dalam

Pembelajaran IPA Terpadu Pada Tema Cuaca Ekstrim.Skripsi tidak

diterbitkan. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia Bandung.

Amstrong, T., 2009. The Whole-Brain Solution (Solusi Seluruh Otak). Jakarta: Grasindo.

Asniar, 2012. Efektivitas Software Pembelajaran IPA Terpadu Model Connected

Untuk Meningkatkan Literasi Sains Siswa Kelas VIII Pada Tema Rokok dan Kesehatan. Tesis tidak diterbitkan. Bandung: Program Pascasarjana

UPI Bandung.

Budiono, 2001. Kurikulum Berbasis Kompetensi Mata Pelajaran Biologi. Jakarta: Depdiknas.

Chabalengula, V.M., and Mumba, F., Lorsbach, T., and Moore, C., 2008. Curriculum and Instructional Validity of the Scientific Literacy Themes Covered in Zambian High School Biology Curriculum. International

Journal of Environmental & Science Education, 3: 207-220.

Chaplin, J. P. 2008. Kamus Psikologi Lengkap. Jakarta: PT Raja Grafindo

Cholas, John M.E dan Hassan Sadily, Kamus Inggris Indonesia. Jakarta: Gramedia, 2000, cet. 24.

Dani, D. (2011). Sustainability as a Framework for Analyzing Socioscientific Issue. International Electronic Journal of Environment Education. 1: 113-126

(25)

68

Depdiknas, 2005. Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.

Ekohariadi, 2009. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Literasi Sains Siswa Indonesia Berusia 15 Tahun. Jurnal Pendidikan Dasar, 10: 28-41.

Firman, H., 2007. Laporan Analisis Literasi Sains Berdasarkan Hasil PISA Nasional Tahun 2006. Jakarta: Pusat Penilaian Pendidikan Balitbang Depdiknas.

Hadi, S. Dan Mulyatiningsih, E,. 2009. Model Trend Prestasi Siswa Berdasarkan Data Pisa Tahun 2000, 2003, Dan 2006. Laporan Penelitian Pusat Penilaian Pendidikan Badan Penelitian Dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional

Herlanti, Y., 2011. Pengembangan Pembelajaran Berbasis Isu Sosiosaintifik Melalui Weblog Untuk Mendukung Literasi Sains. Makalah disajikan dalam Simposium Nasional Puslitjak Balitbang Kemdikbud.

Holbrook, J., & Rannikmae, M., (1997). Supplementary teaching materials promoting scientific and technological literacy. Tartu, Estonia: ICASE (International Council of Associations for Science Education).

Holbrook, J. and Rannikmae, M., 2009. The Meaning of Scientific Literacy.

International Journal of Environmental & Science Education. 4: 275-288.

Hoeve, Van, Ensiklopedi Indonesia, Jakarta: PT. Ichtiar Baru.

Idris, Z., 1995. Pendidikan dan Keluarga. Jakarta: PT. Raja Grafindo.

Kashardi, 2010. Pengembangan Kurikulum. Disertasi tidak diterbitkan. Bandung: Program Pascasarjana UPI Bandung.

Khomisah, A., 2006. Pengaruh Intensitas Belajar Dan Tingkat Keberagamaan

Terhadap Prestasi Belajar PAI Siswa Kelas II Dan Kelas III SMP Negeri I Pagentan Banjarnegara. Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo

(26)

69

Kusuma, R.C.D., 2012. Pengaruh Latar Belakang Sosial Ekonomi Keluarga Dan

Sikap Pada Sains Terhadap Kemampuan Literasi Sains (Scientific Literacy) Mahasiswa Sains Dan Teknologi Universitas Airlangga Surabaya. Skripsi tidak diterbitkan. Fakultas : Ilmu Sosial Ilmu Politik,

Program Studi : Perp.&S.Inform. Surabaya: Universitas Airlangga.

Liliasari, 2011. Membangun Masyarakat Melek Sains Berkarakter Bangsa

Melalui Pembelajaran. Program Studi Pendidikan IPA Sekolah

Pascasarjana UPI Bandung, Hal: 1-9. Makalah Disampaikan Pada Seminar Nasional UNNES.

Miftakhudin, M.A., 2011. Pengaruh Tingkat Pendidikan Formal Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Anak Di Smp Negeri 1 Kecamatan Warungasem Kabupaten Batang Tahun Pelajaran 2010/2011. Tesis tidak diterbitkan. Semarang: Program Pascasarjana Universitas Negeri Malang.

Mulyitno, 2010. Pembelajaran Tematik Pengaruh Zat Aditif Makanan Terhadap

Kesehatan Dengan Pendekatan STL (Science Technology Literacy) Untuk Meningkatkan Literasi Sains. Tesis tidak diterbitkan. Bandung: Program

Pascasarjana UPI Bandung.

OECD, 2009. PISA 2009 Assessment Framework-Key Competencies In Reading, Mathematics And Science. OECD

OECD, 2009. Take The Test: Sample Questions From Oecd’s Pisa Assessments. OECD.

OECD, 2012. PISA 2009 Technical Report. PISA, OECD Publishing.

Poedjiadi, A., 2005. Sains Teknologi Masyarakat: Pendekatan Pembelajaran

Kontekstual Bermuatan Nilai. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Porter, J.A., Wolbach, K.C., Purzycki, C.B., Bowman, L.A., Agbada, E., and Mostrom, A.M., 2010. Integration of Information and Scientific Literacy: Promoting Literacy in Undergraduates. CBE-Life Sciences Education, 9: 536–542.

(27)

70

Pusat Kurikulum Badan Penelitian dan Pengembangan Depdiknas, 2007. Naskah Akademik: Kajian Kebijakan Kurikulum Mata Pelajaran IPA. Jakarta: Depdiknas.

Raharso, A., 2011. Pendidikan, Makna Pendidikan dan Pertumbuhan Ekonomi

Indonesia. Hal: 1-3. Disampaikan pada Seminar Internasional Pendidikan

di Universitas Sumatera Utara, Medan.

Rustaman, N.Y., 2004. Asesmen Pendidikan IPA. Diklat NTT.

Riduwan dan Akdon, 2009. Rumus Dan Data Dalam Analisis Statistika. Bandung: Alfabeta.

Rustaman, N.Y., 2006b. Literasi Sains Anak Indonesia 2000 dan 2003. Seminar Sehari Hasil Studi Internasional Prestasi Siswa Indonesia dalam Bidang Matematika, Sains, dan Membaca. Jakarta: Puspendik Depdiknas.

Slameto, 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:

Rineka Cipta. 2003.

Sudiatmika, A., 2012. Pengembangan Alat Ukur Tes Literasi Sains Siswa SMP

Dalam Konteks Budaya Bali. Tesis tidak diterbitkan. Bandung: Program

Pascasarjana UPI Bandung.

Sudjana, N., 2009. Peniaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Sudjana, N., 2005. Metode Statistik. Bandung: Tarsito

Sudjana, N., 2001. Metode dan Teknik Pembelajaran Partisipatif. Bandung: Falah Production.

Shwartz, Y., Ben-Zvi, R. and Hofstein, A., 2006. The Use Of Scientific Literacy Taxonomy For Assessing The Development Of Chemical Literacy Among High-School Students. Chemistry Education Research and Practice, 7: 203-225.

Toharuddin, U., Hendrawati, S., dan Rustaman, A., 2011. Membangun Literasi

(28)

71

Ulfiati, R., 2009. Analisis Penguasaan Aspek Konteks Aplikasi Sains Siswa SMP

Kelas VII Melalui Pembelajaran Berbasis Literasi Sains Dan Teknologi Pada Materi Pokok Klasifikasi Zat. Skripsi tidak diterbitkan. Bandung:

Program Sarjana UPI Bandung

Wardani, S. dan Rumiati, 2011. Instrumen Penilaian Hasil Belajar Matematika SMP: Belajar Dari PISA Dan TIMSS. Kementrian Pendidikan Nasional.

Yuenyong, C., and Narjaikaew, P. 2009. Scientific Literacy and Thailand Science Education. International Journal of Environmental & Science Education, 4: 335-349

Yusuf, S., 2006. Perbandingan Gender Dalam Prestasi Literasi Siswa Indonesia.

Makalah Untuk Jurnal Uninus.

http://www.uninus.ac.id/data/data_ilmiah/SuhendraYusuf

Zulkarnain, Z.B., Saim, M.B., Talib, R.B.A., 2011. Hubungan Antara Minat, Sikap Dengan Pencapaian Pelajar Dalam Kursus CC301-Quantity Measurement. Politeknik Port Dickson, KM 14 Jl. Pantai Si Rusa Port

Dickson. Makalah Untuk Seminar.

http://www.polipd.edu.my/v3/sites/default/files/1EduSem12.pdf

Zuriyani, E., 2013. Literasi Sains Dan Pendidikan. Makalah: Kemenag Sumatera Selatan.

Gambar

Tabel 3.1. Tabel  3.2. Penetapan Sampel
Gambar  2.1. Kerangka Berpikir

Referensi

Dokumen terkait

Pada tabel 5.3 menunjukkan bahwa mean fungsi motorik sebelum pemberian kombinasi latihan theraband PNF dengan musik aktif pada kelompok intervensi 2.28 dan

Pada hari ini Selasa, tanggal Dua puluh enam bulan Agustus tahun Dua ribu empat belas, sebagaimana jadwal yang termuat dalam LPSE Mahkamah Agung RI , Pokja Panitia Pembangunan Sarana

Puji syukur penulis panjatkan hanya kepada Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Landasan Teori dan Program Projek

Berdasarkan budaya organisasi yang ditularkan Bank Nagari terhadap setiap jajarannya tergambar bahwa bank nagari memberikan kebebasan kepada jajarannya untuk dapat

Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kualitas ikan tongkol (Euthynnus affinis) yang didistribusikan di tempat pelelangan ikan (TPI) Lampulo dan oleh

Tujuan dari penulisan Ilmiah ini adalah untuk mengetahui waktu yang dibutuhkan dalam melayani konsumen dengan baik yang melakukan pembayaran rekening listrik yang dioperasikan pada

memberi daya rekat yang baik antara bahan dalam campuran, styrofoam akan1. bereaksi dengan polimer yang akan membentuk crosslink yang mana

PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU DI SMK PGRI 2 CIMAHI.. Uni versitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu