IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DENGAN PENDEKATAN DIRECTIF UNTUK MENINGKATKAN KINERJA GURU DALAM
PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMP NEGERI KABUPATEN
SERDANG BEDAGAI
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Administrasi Pendidikan
Oleh :
NOVITA SRI DEWI SIRINGORINGO NIM : 8126131012
PRODI ADMINISTRASI PENDIDIKAN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DENGAN PENDEKATAN DIRECTIF UNTUK MENINGKATKAN KINERJA GURU DALAM
PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMP NEGERI KABUPATEN
SERDANG BEDAGAI
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Administrasi Pendidikan
Oleh :
NOVITA SRI DEWI SIRINGORINGO NIM : 8126131012
PRODI ADMINISTRASI PENDIDIKAN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
i ABSTRACT
Novita Sri Dewi Siringoringo. Nim: 8126131012. Implementation of Clinical Supervision with independent Directif inimproving performance of teachers. Action research in junior high school in Serdang Bedagai regency.
The research objective of this study was to determine whether the implementation of Clinical Supervision with independent Directifcan improve the performanceof teachers of Indonesian in Junior High School in Serdang Bedagai regency.This study uses action research school. The samples in this study were15 teachers determined by purposive sampling. Data collection techniques using IPKG and observation sheet with the clinical supervision approach directif. Based on the results of the action research data showed that: (1) The percentage of lesson planning has increased from the results of the assessment indicated that 33% in the pre-cycle, after the first cycle increased to 66% (2)in cycle 1there is no teacher who has a performance score in the unfavorable category. 100% teachers have performance score in the category quite well. ( 3) 86,66% in cycle II teachers already have performance score in both categories. 13,33% of teachers have scores good enough performance in the category. The findings of this study found that the implementationof Clinical Supervision with independent Directif can improve the performance of teachers.
ii ABSTRAK
Novita Sri Dewi Siringoringo. Nim: 8126131012. Implementasi Supervisi Klinis dengan Pendekatan Directif untuk Meningkatkan Kinerja Guru dalam Pembelajaran Bahasa Indonesi di SMP Negeri Kabupaten Serdang Bedagai.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah implementasi supervisi Klinis dengan Pendekatan Directif dapat meningkatkan kinerja guru bidang studi bahasa Indonesia pada SMP di Kabupaten Deli Serdang. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan sekolah. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 15 orang guru yang ditentukan dengan cara purposive sampling. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan lembar IPKG1, dan Lembar Observasi Supervisi Klinis dengan Pendekatan Directif. Hasil penelitian diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut: (1) Pada pra siklus, tidak ada guru yang memiliki skor kinerja dalam kategori baik, 33% guru memiliki skor kinerja dalam kategori cukup baik, dan 66% guru memiliki skor kinerja dalam kategori kurang baik. (2) Pada siklus pertama tidak ada guru yang memiliki skor kinerja dalam kategori baik. 100% guru memiliki skor kinerja dalam kategori cukup baik. (3) Pada siklus kedua 86,66% guru sudah memiliki skor kinerja dalam kategori baik. 13,33% guru memiliki skor kinerja dalam kategori cukup baik. Hasil temuan penelitian ini menemukan bahwa implementasi supervisi Klinis dengan Pendekatan Directif dapat meningkatkan kinerja guru.
KATA PENGANTAR
Puji syukur Penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Pengasih untuk
pengasihanNya, sehingga Penulis dapat menyelesaikan penyusunan tesis ini sebagai salah
satu syarat untuk mendapatkan gelar Master Pendidikan pada Program Pascasarjana
Universitas Negeri Medan. Adapun tesis ini berjudul “Implementasi Supervisi Klinis
dengan Pendekatan Directif untuk Meningkatkan Kinerja Guru dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP Negeri Kabupaten Serdang Bedagai”.
Penulis menghadapi berbagai kendala dalam penyelesaian tesis ini yang disebabkan
keterbatasan kemampuan dari penulis dan hal lain. Tetapi berkat semangat, doa, dorongan,
dan bantuan dari banyak pihak, penulis akhirnya dapat menyelesaikan penulisan tesis ini.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati saya menyampaikan
terimakasih kepada yang terhormat:
1. Rektor dan Pembantu Rektor yang telah membimbing dan memberi pelayanan
kepada mahasiswa.
2. Direktur, Asisten direktur, Bapak/Ibu dosen, serta segenap pegawai Prodi
Administrasi Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang
telah membimbing dan memberi pelayanan kepada mahasiswa.
3. Dr. Arif Rahman, M.Pd selaku pembimbing I dan Prof.Dr. Biner Ambarita, M.Pd
selaku pembimbing II yang dengan tulus telah meluangkan waktu membimbing
dan motivasi dalam proses penulisan tesis ini.
4. Prof. Dr. Sahat Siagian, M.Pd. dan Dr. Saut Purba, M.Pd. selaku narasumber dan
Dr. Yasaratodo Wau, M.Pd. selaku narasumber sekaligus validator yang selalu
memberikan masukan dan perbaikan terhadap tesis ini.
5. Dr.Ir. Darwin, M.Pd selaku Ketua Prodi Administrasi Pendidikan dan Dr.Paningkat
Siburian, M.Pd sebagai sekretaris Prodi Administrasi Pendidikan.
6. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sedang Bedagai yang telah memberikan izin
melaksanakan penelitian.
7. Pengawas sekolah Ibu Sukarni Handayani,S.Pd.,M.Pd. yang telah banyak
membantu Penulis untuk melakukan supervisi.
8. Kepala sekolah SMPN 1 Pantai Cermin, Ibu Maryam,SE, M.Pd.; kepala sekolah
SMPN 2 Perbaungan, Bapak M.Hanafiah, S.Pd.; kepala sekolah SMPN 3
yang telah bersedia membantu penulis dari pelaksanaan uji coba instrument sampai
pada pengumpulan data penelitian.
9. Orangtua terkasih, ayahanda Rellus Siringoringo dan Ibunda Kalam Sitorus (Alm.)
dan Desmayanti Doop Samosir, terimakasih untuk doa, kasih yang luar biasa,
pengorbanan, dan motivasi yang tak terhingga yang diberikan selama ini.
10. Saudara terkasih, Abang Hendrik Siringoringo dan adik-adikku tercinta Rini
Andryani Siringoringo, Am,K. dan Zimmy P Siringoringo. Serta kepada seluruh
keluarga besarku dimana pun berada.Terimakasih untuk senantiasa menjadi
penyemangat dan senantiasa memberi doa dan motivasi kepada penulis.
11. Mahasiswa angkatan XXI Prodi Administrasi Pendidikan yang menjadi keluarga,
sahabat, dan selalu memberi motivasi kepada penulis dari awal hingga akhir
perkuliahan, khususnya kepada Ka Haris, Ka Wulan, Hilmi, Astri dan seluruh kelas
A Reguler yang senantiasa ada membantu Penulis dalam setiap kesulitan.
Semoga semua pihak yang telah membantu Penulis dan belum dapat disebutkan
satu persatu, yang telah memberi kontribusi dalam penyelesaian pendidikan dan penulisan
tesis ini selalu ditambahkan berkat oleh Tuhan Yang Maha Esa dalam segala hal. Akhir
kata semoga tesis ini memberi kontribusi yang bermanfaat bagi pendidikan sekarang dan
yang akan datang.
Medan, September 2014 Penulis
DAFTAR ISI
BAB II KAJIAN TEORITIK, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS A. Kajian Teoritis ... 12
1. Hakikat Kinerja Guru ... 12
2. Hakikat Supervisi Klinis dengan Pendekatan Directif ... 27
B. Penelitian yang Relevan ... 38
F. Variabel dan Defenisi Operasional ... 51
G. Evaluasi Tindakan ... 53
I. Teknik Analisis Data ... 54
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN ... 57
1. Pra Siklus ... 59
2. Siklus I ... 63
3. Siklus II... 69
B. PEMBAHASAN ... 76
BAB V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 79
B. Implikasi ... 80
C. Saran ... 81
DAFTAR PUSTAKA ... 83
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1. Skenario tahapan Supervisi Klinis ... 30
3.1. Subyek Penelitian ... 44
3.2. Skenario tindakan Supervisi Klinis dengan Pendekatan Directif ... 46
3.3. Penilaian Perencanaan Pembelajaran ... 51
3.4. Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran ... 52
3.5. Penilaian Evaluasi Hasil Belajar ... 52
3.6. Penilaian Supervisi Klinis dengan Pendekatan Directif ... 53
3.7. Tingkat Kecenderungan Skor Kinerja Guru ... 55
4.1. Presentase Nilai Kinerja Guru Pada Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus ... 58
4.2. Skor Kinerja Guru pada Pra Siklus ... 60
4.3. Tingkat Kecenderungan Skor Kuantitatif Kriteria Kualitatif Skor Kinerja Guru pada Pra Siklus ... 60
4.4. Tingkat Ketercapaian Setiap Aspek pada Indikator Instrument Penilaian Kinerja Guru pada Prasiklus ... 62
4.5. Skor Kinerja Guru pada Siklus I ... 66
4.6. Tingkat Kecenderungan Skor Kuantitatif Kriteria Kualitatif Skor Kinerja Guru pada Siklus I ... 67
4.7. Tingkat Ketercapaian Setiap Aspek pada Indikator Instrument Penilaian Kinerja Guru pada Siklus I ... 68
4.8. Skor Kinerja Guru pada Siklus II ... 72
4.9. Tingkat Kecenderungan Skor Kuantitatif Kriteria Kualitatif Skor Kinerja Guru pada Siklus II ... 73
4.10. Tingkat Ketercapaian Setiap Aspek pada Indikator Instrument Penilaian Kinerja Guru pada Siklus II ... 74
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1. Komponen Kinerja Individual... 20
2.2. Alur Kinerja, Motivasi dan Abilitas Guru... 26
2.3. Siklus Supervisi Klinis ... 30
3.1. Siklus Penelitian Tindakan Sekolah ... 45
4.1. Histogram Skor Kinerja Guru pada Pra Siklus ... 61
4.2. Histogram Skor Kinerja Guru pada Siklus I ... 67
4.3. Histogram Skor Kinerja Guru pada Siklus II ... 73
iii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran: Halaman
1. Instrument Penilaian Kinerja Guru ... 86
2. Lembar Obsevasi Penilaian Supervise Klinis dengan Pendekatan Directif ... 93
3. Skor Kinerja Guru oleh Peneliti pada Pra Siklus... 95
4. Skor Kinerja Guru oleh Pengawas pada Pra Siklus ... 96
5. Skor Kinerja Guru oleh Kepala Sekolah pada Pra Siklus... 97
6. Skor Kinerja Guru oleh Peneliti pada Siklus I... 98
7. Skor Kinerja Guru oleh Pengawas pada Siklus I ... 99
8. Skor Kinerja Guru oleh Kepala Sekolah pada Siklus I... 100
9. Skor Kinerja Guru oleh Peneliti pada Siklus II ... 101
10. Skor Kinerja Guru oleh Pengawas pada Siklus II ... 102
11. Skor Kinerja Guru oleh Kepala Sekolah pada Siklus II ... 103
12. Skor Kinerja Guru pada Pra Siklus ... 104
13. Skor Kinerja Guru pada Siklus I ... 105
14. Skor Kinerja Guru pada Siklus II ... 106
15. Skor Penilaian kemampuan guru dalam menyusun rencana pembelajaran Pra Siklus ... 107
16. Skor Penilaian Kemampuan Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran Tahap Pra Siklus ... 109
17. Skor Penilaian Kemampuan Guru Dalam Evaluasi Pembelajaran Tahap Pra Siklus ... 113
18. Skor Penilaian Kemampuan Guru Dalam Evaluasi Pembelajaran Tahap Pra Siklus ... 115
19. Skor Penilaian Kemampuan Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran Tahap Siklus I ... 117
20. Skor Penilaian Kemampuan Guru Dalam Evaluasi Pembelajaran Tahap Siklus I ... 121
21. Skor Penilaian kemampuan guru dalam menyusun rencana pembelajaran Siklus II ... 123
iv
23. Skor Penilaian Kemampuan Guru Dalam Evaluasi
Pembelajaran Tahap Siklus II ... 128
24a. Jadwal Supervisi Klinis Dengan Pendekatan Directif yang
dilakukan di SMP Negeri 2 Perbaungan ... 130
24b. Daftar Hadir Guru dalam pelaksanaan Supervisi Klinis dengan Pendekatan Directif di SMP Negeri 2 Perbaungan
Siklus I ... 131
24c. Daftar Hadir Guru dalam pelaksanaan Supervisi Klinis dengan Pendekatan Directif di SMP Negeri 2 Perbaungan
Siklus II ... 132
25a. Jadwal Supervisi Klinis Dengan Pendekatan Directif yang
dilakukan di SMP Negeri 3 Perbaungan ... 133
25b. Daftar Hadir Guru dalam pelaksanaan Supervisi Klinis dengan Pendekatan Directif di SMP Negeri 2 Perbaungan
Siklus I ... 134
25c. Daftar Hadir Guru dalam pelaksanaan Supervisi Klinis dengan Pendekatan Directif di SMP Negeri 2 Perbaungan
Siklus II ... 135
26a. Jadwal Supervisi Klinis Dengan Pendekatan Directif yang
dilakukan di SMP Negeri 1 Pantai Cermin ... 136
26b. Daftar Hadir Guru dalam pelaksanaan Supervisi Klinis dengan Pendekatan Directif di SMP Negeri 1 Pantai
Cermin Siklus I ... 137
26c. Daftar Hadir Guru dalam pelaksanaan Supervisi Klinis dengan Pendekatan Directif di SMP Negeri 1 Pantai
Cermin Siklus II ... 138
27a. Kontrak Pertemuan Pra-Siklus Supervisi Klinis dengan
pendekatan Directif di SMP Negeri Serdang Bedagai ... 139
27b. Kontrak Pertemuan Siklus I dan Siklus II Supervisi Klinis dengan pendekatan Directif di SMP Negeri Serdang
Bedagai ... 141
28. Dokumentasi Foto-Foto Penelitian ... 143
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam pembangunan suatu negara
dalam meningkatkan sumber daya manusia. Sumber daya manusia (SDM) dalam hal ini
yaitu pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), dan sikap (atitude). Undang-undang
No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional menyatakan bahwa “pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran, agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara”.
Dunia pendidikan kita mengenal istilah kepala sekolah, guru, dosen, siswa dan
mahasiswa. Komponen ini memiliki peran masing-masing dan memiliki pengaruh berbeda
dalam mewujudkan keberhasilan pendidikan. Guru dan dosen berperan sebagai penyalur
ilmu dan pendidik bagi siswa dan mahasiswa, sedangkan siswa dan mahasiswa sebagai
objek didik. Berdasarkan hal itu, guru dianggap sebagai kunci utama kesuksesan proses
pendidikan dan pada akhirnya juga menjadi kunci utama kemajuan serta kemunduran suatu
bangsa.
Guru merupakan salah satu komponen utama yang mendukung peningkatan
sumber daya manusia melalui pendidikan. Undang-Undang Guru dan Dosen Nomor 14
Tahun 2005 pasal 1 ayat (1) menyatakan: “guru adalah pendidik profesional dengan tugas
utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,
penyelenggaran pendidikan harus mampu bekerja dengan baik sehingga guru dapat merasa
puas dengan apa yang dikerjakannya. Hal ini sejalan dengan pendapat Tilaar yang dikutip
oleh Ambarita (2013: 21) bahwa guru merupakan faktor dominan dalam upaya
pembenahan kualitas pendidikan melalui proses pembelajaran yang bermutu. Pembelajaran
bermutu menuntut proses pendidikan yang harus berjalan dengan baik. Hal ini dapat
tercapai apabila ditangani secara profesional. Pernyataan ini menjelaskan bahwa
pencapaian tujuan pendidikan akan sangat dipengaruhi oleh profesionalisme guru dalam
melaksanakan tugasnya sebagai pembimbing dan fasilitator dalam menciptakan iklim kelas
yang mampu meningkatkan motivasi dan prestasi peserta didik.
Guru merupakan suatu jabatan profesional dengan tugas utamanya mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi siswa pada
setiap jenjang pendidikan. Hal ini dilakukan guru dalam proses pembelajaran yang
berlangsung dikelas, sehingga guru harus dapat menciptakan suasana belajar yang
kondusif. Guru dalam tugasnya dituntut untuk selalu meningkatkan kualitas kerjanya agar
tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Kenyataan di lapangan menunjukkan hal tersebut masih jauh dari yang diharapkan.
Berdasarkan laporan Education For All (EFA) tahun 2011 dalam Ambarita (2013:1)
diketahui bahwa dari 127 negara di dunia, Indonesia berada pada peringkat 69 dalam
indeks pembangunan pendidikan. Kondisi ini didukung pula oleh hasil penelitian yang
dilakukan Politikal and Risk Consultancy (PERC) di Hongkong yang menyatakan
bahwasistem pendidikan Indonesia menduduki peringkat terakhir dari 12 negara di Asia.
Selanjutnya, data dari (Depdiknas, Dittendik, 2011) mengenai hasil uji coba tes
kompetensi membuktikan bahwa rata-rata skor untuk semua mata pelajaran masih dibawah
50%, yaitu 40% untuk guru bahasa indonesia, 54% untuk guru IPS, dan 40% untuk guru
guru yang lebih unggul sehingga berakibat kurangnya kesempatan guru untuk
meningkatkan kompetensi dirinya. Berdasarkan data Ditjen PMPTK dalam Musfah (2011:
4) mencatat bahwa,”hingga 2007 tercatat baru 16,57% guru SD berkualifikasi S-1 dan
guru SMP sebanyak 61,31%. Di jenjang pendidikan SMA sebanyak 83,34% dan di SMK
sebanyak 77,53%”.
Menurut majalah KOMPAS (24 Oktober 2009) dalam Musfah (2011:5)
mengemukakan bahwa:”Sekitar 77,85 % guru di SD tidak layak mengajar, di tingkat SMP
sekitar 29.33% , di tingkat SMA sekitar 15,25% dan di tingkat SMK sekitar 23,04%”, hal
ini dikarenakan pendidikannya tidak memenuhi syarat.
Rendahnya SDM dalam dunia pendidikan diduga karena rendahnya kinerja guru
dalam hal penguasaan materi pembelajaran dan keterampilan mengajar guru. Menurut
Sagala (2011: 38) “ Kinerja guru selama ini belum optimal. Guru melaksanakan tugasnya
hanya sebagai kegiatan rutin. Guru seharusnya dapat melakukan inovasi pembelajaran.
Sebaliknya, inovasi pembelajaran bagi guru relatif tertutup dan kreatifitas dinilai bukan
bagian dari prestasi ”. Sehingga kemampuan guru tidak dapat berkembang, hal ini
disebabkan karena guru belum menguasai materi bidang studinya sendiri, paedagogis,
didaktik, dan metodik keahlian pribadi dan sosial, khususnya berdisiplin dan bermotivasi,
kurangnya kerja tim antara sesama guru dan tenaga pendidik lainnya.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan pengawas bidang studi Bahasa
Indonesia di Kabupaten Serdang Bedagai terdapat guru yang masih mengajar dengan
metode belajar konfensional. Guru masih melakukan catat buku saja, selanjutnya
menyuruh siswa mengerjakan soal tanpa memberi penjelasan tentang materi yang
diajarkan. Pembelajaran yang seperti ini pastilah tidak efektif, menjadikan siswa malas
bagi mereka seperti bermain hand phone , mengganggu teman, menggosip dengan
temannya dan hal lainnya.
Hasil survey awal peneliti dengan salah satu pengawas SMP bidang studi Bahasa
Indonesia di Kabupaten Serdang Bedagai juga menemukan masih banyak guru yang
melakukan copy paste terhadap Rancana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP tersebut
berasal dari internet atau file guru dari sekolah lain. Hal ini dapat mengakibatkan guru
malas dalam mengembangkan pembelajaran di kelas, sehingga pembelajaran menjadi
monoton dan membosankan bagi para siswa. Selanjutnya pada sebuah sekolah menengah
pertama di Serdang Bedagai ditemukan masih banyak guru yang tidak memiliki program
tahunan, program semester, silabus bahkan RPP.
Depdiknas mengartikan kinerja sebagai gambaran mengenai tingkat pencapaian
pelaksanaan suatu kegiatan, program atau kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran,
tujuan, misi, visi organisasi. Pengertian ini mengarah pada upaya seseorang dalam
melaksanakan tugasnya untuk mencapai kinerja yang lebih baik lagi. Rendahnya
kualifikasi guru disebabkan oleh berbagai faktor. Menurut Musfah (2011:5-6) faktornya,
yaitu: (1) rendahnya kesejahteraan guru; (2) rendahnya kualitas, kualifikasi, dan
kompetensi guru; (3) rendahnya komitmen guru untuk meraih pendidikan lebih tinggi; dan
(4) rendahnya motivasi guru untuk meraih pendidikan yang lebih tinggi. Selanjutnya
Sukmadinata dalam Musfah (2011: 4) mengatakan: ”Selain masih kurangnya sarana dan
fasilitas belajar, faktor lain yaitu: (1) guru belum bekerja dengan sungguh-sungguh. (2)
kemampuan profesional guru masih kurang. Hal ini dapat menggambarkan bahwa kinerja
guru khususnya di Kabupaten Serdang Bedagai masih rendah.
Kinerja guru yang rendah juga dapat disebabkan dengan penerapan supervisi yang
supervisi ini tidak bersifat membantu guru dalam memecahkan masalahnya dan
memperbaiki proses pembelajaran.
Permasalahan yang dihadapi guru seperti yang dipaparkan di atas seharusnya dapat
diatasi, jika pengawas, kepala sekolah, guru, orang tua siswa dan masyarakat bekerja sama
dalam membenahi dunia pendidikan. Peran supervisi yang dilakukan oleh pengawas
merupakan hal yang sangat penting untuk peningkatan kualitas guru. Kegiatan supervisi
yang dilakukan pengawas diharapkan dapat meningkatkan kualitas guru dan mencari
solusi atas masalah yang dihadapi guru.
Terdapat beberapa model, pendekatan, dan teknik supervisi dalam pendidikan
menurut Suhertian (2010:34), yaitu: Berdasarkan modelnya supervisi dibagi menjadi
empat bagian, diantaranya yaitu supervisi konvensional, ilmiah, artistik, dan klinis.
Berdasarkan pendekatannya, yaitu; dengan pendekatan direktif, non direktif, dan
kolaboratif. Selanjutnya berdasarkan tekniknya yaitu: supervisi yang bersifat individual
dan supervisi yang bersifat kelompok. Beragam supervisi tersebut diharapkan dapat
memudahkan supervisor dalam membina guru.
Menurut Krajewski (1982) dalam (Eathewin), supervisi klinis pertama kali
diperkenalkan dan dikembangkan oleh Cogan, Goldhammer, dan Weller di Universitas
Harvard pada akhir dasa warsa lima puluh tahun dan awal dasawarsa enam puluhan.
Menurut Sergiovanni (1987) dalam (Eathewin), terdapat dua asumsi yang mendasari
praktik supervisi klinis, yaitu: (1) pengajaran merupakan aktivitas yang sangat kompleks
yang memerlukan pengamatan dan analisis secara berhati-hati melalui pengamatan dan
analisis ini, supervisor pengajaran akan mudah mengembangkan kemampuan guru
mengelola proses pembelajaran; dan (2) guru-guru yang profesionalnya ingin
dikembangkan lebih menghendaki cara yang kolegial daripada cara yang outoritarian.
adalah pembinaan kinerja guru dalam mengelola proses pembelajaran yang selanjutnya
menurut Cogan (1973) dalam (Eathewin), kegiatan pembinaan tersebut merupakan
pembinaan performansi guru dalam mengelola proses belajar mengajar.
Menurut Chui Mi (2012) dalam Jurnal Visi Ilmu Pendidikan menyimpulkan
bahwa: “ Kinerja guru SMA Negeri 2 Sambas meningkat setelah dilakukannya Supervisi
Klinis oleh Kepala Sekolah. Supervisi tersebut dinilai dapat membantu guru mengetahui
dan menyadari kekurangan dan kelebihan dari kinerjanya”.
Berdasarkan hal tersebut peneliti tertarik untuk mengkaji tentang supervisi klinis
melalui pendekatan directif . Supervisi klinis dengan pendekatan directif dilakukan karena
pendekatan ini dinilai pengawas lebih efektif untuk mengatasi masalah guru di SMP
Negeri di Kabupaten Serdang Bedagai. Supervisi klinis dengan Pendekatan directif
merupakan pendekatan yang dilakukan pengawas yang bersifat langsung terhadap masalah
yang dihadapi guru, dimana pendekatan ini peran pengawas lebih dominan dalam
membantu guru mengatasi masalahnya. Dalam memecahkan masalah guru pengawas
melakukan supervisi melalui supervisi klinis khususnya dengan pendekatan directif,
peneliti melakukan survey awal. Berdasarkan hasil survey tersebut, kinerja guru dapat
ditingkatkan dengan diadakannya supervisi klinis dengan tiga tahap yaitu tahap
perencanaan awal, tahap pelaksanaan observasi dan tahap akhir (diskusi balikan).
Menurut Sudrajat dalam wordpress.com mengemukakan beberapa tahapan dalam
Supervisi Klinis yaitu: Tahap perencanaan awal memiliki beberapa hal yang harus
diperhatikan yaitu: (1) menciptakan suasana yang intim dan terbuka; (2) mengkaji rencana
pembelajaran yang meliputi tujuan, metode, waktu, media, evaluasi hasil belajar, dan
lain-lain yang terkait dengan pembelajaran; (3) menentukan fokus obsevasi; (4) menentukan
alat bantu (instrumen) observasi; dan (5) menentukan teknik pelaksanaan obeservasi.
antara lain: (1) harus luwes; (2) tidak mengganggu proses pembelajaran; (3) tidak bersifat
menilai; (4) mencatat dan merekam hal-hal yang terjadi dalam proses pembelajaran sesuai
kesepakatan bersama; dan (5) menentukan teknik pelaksanaan observasi. Pada tahap akhir
(diskusi balikan), beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain: (1) memberi
penguatan; (2) mengulas kembali tujuan pembelajaran; (3) mengulas kembali hal-hal yang
telah disepakati bersama; (4) mengkaji data hasil pengamatan; (5) tidak bersifat
menyalahkan; (6) data hasil pengamatan tidak disebarluaskan; (7) penyimpulan; (8)
hindari saran secara langsung; dan (9) merumuskan kembali kesepakatan-kesepakatan
sebagai tindak lanjut proses perbaikan.
Penelitian Supervisi Klinis yang diterapkan pengawas dilakukan melalui pendekatan
Directif. Dimana pendekatan ini merupakan pendekatan yang tanggung jawab lebih
banyak pada pengawas sehingga pengawas lebih dominan dalam melakukan supervisi
tersebut.
Berdasarkan hal–hal yang telah dipaparkan, dapat diduga bahwa kemampuan
pengawas yang berkaitan dengan pemberian supervisi klinis melalui pendekatan directif
dapat meningkatkan kinerja guru SMP bidang studi Bahasa Indonesia di Kabupaten
Serdang Bedagai. Sehingga peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul
“Implementasi Supervisi Klinis dengan Pendekatan Directif untuk Meningkatkan
Kinerja Guru dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP Negeri Kabupaten Serdang Bedagai”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, dapat di identifikasi beberapa masalah yang
1. Metode mengajar yang digunakan guru pada bidang studi Bahasa Indonesia masih
konvensional.
2. Kualifikasi pendidikan yang masih rendah sehingga mutu guru yang rendah.
3. Kurangnya supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah dan pengawas.
4. Pendekatan model supervisi yang kurang tepat yang digunakan oleh pengawas.
C. Pembatasan Masalah
Beragam model dan pendekatan dalam supervisi, akan tetapi berdasarkan
identifikasi masalah maka dalam penelitian ini dibatasi pada Supervisi Klinis dengan
pendekatan directif yang diperkirakan dan diyakini dapat mempengaruhi kinerja guru di
SMP Negeri Kabupaten Serdang Bedagai.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, diajukan rumusan masalah sebagai
berikut: Apakah Implementasi Supervisi Klinis pendekatan directif dapat meningkatkan
Kinerja Guru SMP Negeri dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kabupaten Serdang
Bedagai?
E. Prosedur Pemecahan Masalah
Prosedur pemecahan masalah yang akan digunakan dalam PTS ini adalah Supervisi
Klinis dengan Pendekatan directif yang akan ditempuh melalui dua siklus , setiap siklus
mencakup: perencanaan – tindakan – observasi – refleksi. Melalui Supervisi Klinis dengan
Pendekatan directif ini diharapkan dapat meningkatkan Kinerja Guru bidang studi Bahasa
Indonesia, agar dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dan dapat mengembangkan
F. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui peningkatan Kinerja Guru bidang studi
Bahasa Indonesia melalui penerapan Supervisi Klinis Pendekatan directif di SMP Negeri
di Kabupaten Serdang Bedagai.
G. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian diharapkan memberi manfaat kepada pengawas, tenaga pendidik,
guru-guru baik secara teoritis maupun secara praktis.
1. Secara teoritis
a. Menambah pengetahuan khususnya dalam ilmu pendidikan baik kepada
pendidik, tenaga kependidikan, kepada kepala sekolah maupun supervisor
untuk meningkatkan keterampilan mengajar guru dan mengatasi permasalahan
yang duhadapi guru dalam proses belajar mengajar. Serta sebagai landasan bagi
supervisor dalam menambah wawasan sehingga dapat membantu guru untuk
mengatasi masalah yang dihadapi dalam mangajar.
b. Memperkaya penegetahuan tentang penerapan pentingnya Supervisi Klinis
pendekatan directif.
2. Manfaat praktis
a. Bagi dinas pendidikan dan stakeholder lainnya, sebagai informasi untuk
menentukan kebijakan dalam peningkatan kinerja guru.
b. Bagi kepala sekolah, sebagai bahan informasi untuk dapat membantu guru
c. Bagi guru, sebagai upaya pengembangan dan peningkatan kinerja guru agar
mengetahui tehnik keterampilan mengajar yang tertuang dalam standart
pendidikan.
d. Bagi peneliti lainnya, sebagai bahan pertimbangan dan acuan dalam penelitian
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A.Simpulan
Penelitian yang dilaksanakan di tiga sekolah sekolah berlokasi di Kabupaten Serdang
Bedagai Provinsi Sumatera Utara. Sekolah-sekolah yang menjadi tempat supervisi klinis
dilakukan adalah SMP N 1 Pantai Cermin, SMP N 2 Perbaungan dan SMP N 3
Perbaungan.
Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Sekolah ini diperoleh beberapa kesimpulan
sebagai berikut :
1. Kinerja pada awal yang tergolong kategori baik tidak ada seorang pun. Guru yang
memiliki skor kinerja dalam kategori cukup baik adalah 66%, dan Guru yang
memiliki skor kinerja dalam kategori kurang baik adalah 33%. Sedangkan Tingkat
Ketercapaian Setiap Aspek pada Indikator Instrument Penilaian Kinerja Guru pada
Pra Siklus 71,4% guru memiliki skor dalam kategori kurang baik, dan 28,5% guru
memiliki skor dalam kategori tidak baik.
2. Setelah dilakukan supervisi pada siklus pertama, terjadi peningkatan kinerja guru.
Dimana guru yang memiliki skor kinerja dalam baik tidak ditemukan. Guru yang
memiliki skor kinerja dalam kategori cukup baik adalah 100%. Sedangkan Tingkat
Ketercapaian Setiap Aspek pada Indikator Instrument Penilaian Kinerja Guru pada
Siklus I 100% guru memiliki skor dalam kategori cukup baik.
3. Setelah dilakukan supervisi pada siklus kedua terjadi peningkatan terhadap kinerja.
Guru yang memiliki skor kinerja dalam kategori baik adalah 86%. Guru yang
memiliki skor kinerja dalam kategori cukup baik adalah 13%. Sedangkan Tingkat
Siklus II 85,7% guru memiliki skor dalam kategori baik dan 14,2% guru memiliki
skor dalam kategori cukup baik
4. Hasil temuan penelitian ini menemukan bahwa implementasi supervisi klinis
dengan pendekatan directif dapat meningkatkan kinerja guru.
B.Implikasi
Implikasi penelitian diberikan berdasarkan hasil penelitian dan simpulan penelitian,
diantaranya :
1. Implementasi supervisi klinis dengan pendekatan directif dapat meningkatkan
kinerja guru bidang studi bahasa Indonesia dalam perencanaan pembelajaran,
pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi pembelajaran.
2. Implementasi supervisi klinis dengan pendekatan directif menekankan pada
hubungan yang didominasi oleh pengawas untuk memberikan motivasi masukan dan
arahan bagi guru yang mengalami kesulitan dalam mengajar secara intim dan
terbuka satu dengan yang lain tanpa memberikan rasa takut pada guru yang akan
disupervisi. Sehingga guru dapat mengatasi masalahnya dengan baik sehingga
kinerja guru semakinlama semakin baik.
3. Berdasarkan temuan pada penelitian ini diperoleh hasil, bahwa kinerja guru
meningkat, sehingga diharapkan agar implementasi supervisi klinis dengan
pendekatan directif dapat diterapkan dilingkungan sekolah oleh pengawas, kepala
sekolah, dan stake holder untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di dalam kelas.
4. Implementasi supervisi klinis dengan pendekatan directif perlu mendapat perhatian
serius oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Serdang Bedagai agar diterapkan oleh
seluruh pengawas yang berada di lingkungan Dinas Pendidikan Kabupaten Serdang
C.Saran
Berdasarkan simpulan dan implikasi penelitian untuk meningkatkan kinerja guru
dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dalam perencanaan pembelajaran, pelaksanaan
pembelajaran dan evaluasi pembelajaran diajukan saran sebagai berikut:
1. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Serdang Bedagai diharapkan memperhatikan
kinerja pengawas agar lebih baik lagi dalam menjalankan tugasnya agar mereka
mampu memberikan supervisi klinis dengan pendekatan directif sebagai salah satu
bentuk supervisi yang dapat meningkatkan kinerja guru. Sehingga mutu pendidikan
dapat meningkat dengan baik.
2. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Serdang Bedagai diharapkan lebih
memperhatikan kembali mengenai aspek penggunaan sumber dan media belajar dan
hubungan dengan siswa. Pada kedua aspek tersebut sebaiknya diberikan pelatihan
secara intensif kepada guru bagaiman cara menggunakan sumber dan media belajar
serta hubungan dengan siswa dalam hal ini pelatihan dapat dilakukan oleh pengawas
sekolah dan kepala sekolah, sehingga pelaksanaan pembelajaran akan berjalan lebih
efektif serta kinerja guru dapat tercapai secara maksimal.
3. Bagi Pengawas sekolah bidang studi Bahasa Indonesia sebaiknya menggunakan
supervisi klinis dengan pendekatan directif dan supervisi model lainnya yang dapat
digunakan untuk meningkatkan kinerja guru.
4. Pengawas dan Kepala sekolah sebagai pimpinan sekolah bekerja sama dalam
meningkatkan pembelajaran yang berlangsung disekolah dengan memberikan
supervisi kepada guru-guru disekolah tersebut. Sehingga guru-guru dapat
5. Bagi guru bidang studi Bahasa Indonesia agar membekali dirinya dengan ilmu
pengetahuan khususnya dalam meningkatkan keterampilan mengajar guru pada
aspek penggunaan sumber dan media belajar dan hubungan dengan siswa. Sehingga
kinerja guru dapat meningkat dan anak didiknya juga mendapatkan ilmu yang
DAFTAR PUSTAKA
Ambarita, Biner dan Wanapri Pangaribuan. 2013. “Kemampuan Membaca dan Sikap Profesional dalam Peningkatan Mutu Pendidikan”. Bandung: Alfabeta.
---, Biner. 2013. “Manajemen dalam Kisaran Pendidikan”. Bandung: Alfabeta.
Arikunto, Suharsimi. 2004. “Dasar-dasar Supervisi”. Jakarta: Rieneka Cipta.
Astutik, Puji. 2011. “Makalah Supervisi Non-Direktif”.
(http://forummah.blogspot.com/2011/11/makalah-supervisi-non-direktif). Diakses pada 11-02-2014.
Cui Mi, Lili Ng. Vol 7, No 1 2012: Volume 7 Nomor 1 Edisi Januari 2012 – “Articles
Pelaksanaan Supervisi Klinis Kepala Sekolah untuk Meningkatkan Kinerja Guru Dalam Mengelola Pembelajaran pada SMA Negeri 2 Sambas”. Diakses dari ( http://jurnal.untan.ac.id/in dex.php/jvip/ search/authors/view?firstName=Lili%20Ng&middleName=&lastName=Chui %20Mi&affiliation=&country= ) pada tanggal 12-02-2014, 23.10
Danim, Sudarman. 2006. Visi Baru Manajement Sekolah. Jakarta : Bina Aksara.
Depdiknas. 2004. Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional. Balai Pustaka: Jakarta.
---. 2005. Undang-undang Guru dan Dosen.---
Dewi, Rosmala. 2009. Penelitian Tindakan Kelas.Medan : Program Pascasarjana UNIMED.
Hanum,H. 2007.“Implementasi Supervisi Klinis dan pemberian Motivasi Kepala Sekolah untuk Peningkatan Kinerja Guru SMP Negeri 1 Percut Sei Tuan Kabupaten
Deli Serdang”. Tesis. Medan: Jurusan Administrasi Pendidikan, Pascasarjana
Universitas Negeri Medan.
Hoy, Wayne,K. dan Miskel, Cecil.G. 1978. Education Administration: Theory, Reseach and Practice.New York: Random House Inc.
Karweti, Engkay. 2011. “Pengaruh Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah dan Faktor yang mempengaruhi Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru SLB di Kabupaten
Subang”. Jurnal Nasional. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Kemendikbud. 2013.Supervisi Pembelajaran pada Kurikulum 2013. PPT.51Supervisi Pembelajaran.
Manca. 2005. “Supervisi Klinik” dalam Seminar tentang: Peranan Supervisi Kepala
Sekolah Dalam Rangka Meningkatkan Profesionalisme Guru SMP, SMA, SMK Se Kabupaten Buleleng. Jurusan Managemen Pendidikan Program Pasca Sarjana. Institut Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Negeri Singaraja.
Mulyasa. 2010. “Penelitian Tindakan Sekolah”. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Musfah, Jejen. 2010. “Peningkatan Kompetensi Guru”. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Obeeth. 2013. “Kompetensi Supervisi KepalaSekolah” . Diakses dari (http://obeeth.wordpress.com/203-2/kompetensi-supervisi-kepala-sekolah/) pada tanggal 01-02-2014, 17:16
PMPTK. 2008. Penilaian Kinerja Guru. Jakarta: Direktorat Tenaga Kependidikan Departeman Pendidikan Nasional.
Purba, Joharta. 2012. “Implementasi supervisi akademik model artistik dalam
meningkatkan kinerja guru SMP di kabupaten Deli Serdang”.Tesis : Medan.
Jurusan Administrasi Pendidikan, Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
Repository.usu. 2011. “ Tesis USU”. Diakses dari
(http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=6&ca
Sagala, Syaiful. 2011. “Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan”. Bandung: Alfabeta.
---, Syaiful. 2011. “Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan”. Bandung: Alfabeta.
Sanjaya,Wina. 2005.Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi . Jakarta: Kencana.
Sudrajat. 2014. “Kompetensi Supervisi Kepala Sekolah”. Diakses dari (http://obeeth.wordpress.com/203-2/kompetensi-supervisi-kepala-sekolah/) pada tanggal 12-02-20014, 20.13
Sugiono. 2009. “Metode Penelitian Pendidikan”. Bandung: Alfabeta.
Suhertian, Piet. A. 2010. “Konsep Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan”. Jakarta: Rieneka Cipta.
Supardi. 2013. “Kinerja Guru”. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Subroto. B. Surya. 1994. Dimensi – Dimensi Administrasi Pendidikan di Sekolah. Jakarta : Bina Aksara.
Tim Prima Pena. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Gutamedia Press.
Trisusilo, Bayu. 2013. “Tugas, Peran, Kompetensi dan Keterampilan dasar mengajar Guru”. Diakses dari (http://anakstain.blogspot.com/2013/05/tugas-peran-kompetensi-dan-keterampilan.html) pada tanggal 12-02-2014, 22.55
Usman, Husaini. 2011. “Manajemen Teori,Praktek, dan Riset Pendidikan”. Jakarta : Bumi Aksara.