• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DENGAN PENDEKATAN DIRECTIF UNTUK MENINGKATKAN KINERJA GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMP NEGERI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DENGAN PENDEKATAN DIRECTIF UNTUK MENINGKATKAN KINERJA GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMP NEGERI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI."

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DENGAN PENDEKATAN DIRECTIF UNTUK MENINGKATKAN KINERJA GURU DALAM

PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMP NEGERI KABUPATEN

SERDANG BEDAGAI

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh :

NOVITA SRI DEWI SIRINGORINGO NIM : 8126131012

PRODI ADMINISTRASI PENDIDIKAN

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)

IMPLEMENTASI SUPERVISI KLINIS DENGAN PENDEKATAN DIRECTIF UNTUK MENINGKATKAN KINERJA GURU DALAM

PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMP NEGERI KABUPATEN

SERDANG BEDAGAI

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh :

NOVITA SRI DEWI SIRINGORINGO NIM : 8126131012

PRODI ADMINISTRASI PENDIDIKAN

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(3)
(4)
(5)
(6)

i ABSTRACT

Novita Sri Dewi Siringoringo. Nim: 8126131012. Implementation of Clinical Supervision with independent Directif inimproving performance of teachers. Action research in junior high school in Serdang Bedagai regency.

The research objective of this study was to determine whether the implementation of Clinical Supervision with independent Directifcan improve the performanceof teachers of Indonesian in Junior High School in Serdang Bedagai regency.This study uses action research school. The samples in this study were15 teachers determined by purposive sampling. Data collection techniques using IPKG and observation sheet with the clinical supervision approach directif. Based on the results of the action research data showed that: (1) The percentage of lesson planning has increased from the results of the assessment indicated that 33% in the pre-cycle, after the first cycle increased to 66% (2)in cycle 1there is no teacher who has a performance score in the unfavorable category. 100% teachers have performance score in the category quite well. ( 3) 86,66% in cycle II teachers already have performance score in both categories. 13,33% of teachers have scores good enough performance in the category. The findings of this study found that the implementationof Clinical Supervision with independent Directif can improve the performance of teachers.

(7)

ii ABSTRAK

Novita Sri Dewi Siringoringo. Nim: 8126131012. Implementasi Supervisi Klinis dengan Pendekatan Directif untuk Meningkatkan Kinerja Guru dalam Pembelajaran Bahasa Indonesi di SMP Negeri Kabupaten Serdang Bedagai.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah implementasi supervisi Klinis dengan Pendekatan Directif dapat meningkatkan kinerja guru bidang studi bahasa Indonesia pada SMP di Kabupaten Deli Serdang. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan sekolah. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 15 orang guru yang ditentukan dengan cara purposive sampling. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan lembar IPKG1, dan Lembar Observasi Supervisi Klinis dengan Pendekatan Directif. Hasil penelitian diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut: (1) Pada pra siklus, tidak ada guru yang memiliki skor kinerja dalam kategori baik, 33% guru memiliki skor kinerja dalam kategori cukup baik, dan 66% guru memiliki skor kinerja dalam kategori kurang baik. (2) Pada siklus pertama tidak ada guru yang memiliki skor kinerja dalam kategori baik. 100% guru memiliki skor kinerja dalam kategori cukup baik. (3) Pada siklus kedua 86,66% guru sudah memiliki skor kinerja dalam kategori baik. 13,33% guru memiliki skor kinerja dalam kategori cukup baik. Hasil temuan penelitian ini menemukan bahwa implementasi supervisi Klinis dengan Pendekatan Directif dapat meningkatkan kinerja guru.

(8)

KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Pengasih untuk

pengasihanNya, sehingga Penulis dapat menyelesaikan penyusunan tesis ini sebagai salah

satu syarat untuk mendapatkan gelar Master Pendidikan pada Program Pascasarjana

Universitas Negeri Medan. Adapun tesis ini berjudul “Implementasi Supervisi Klinis

dengan Pendekatan Directif untuk Meningkatkan Kinerja Guru dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP Negeri Kabupaten Serdang Bedagai”.

Penulis menghadapi berbagai kendala dalam penyelesaian tesis ini yang disebabkan

keterbatasan kemampuan dari penulis dan hal lain. Tetapi berkat semangat, doa, dorongan,

dan bantuan dari banyak pihak, penulis akhirnya dapat menyelesaikan penulisan tesis ini.

Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati saya menyampaikan

terimakasih kepada yang terhormat:

1. Rektor dan Pembantu Rektor yang telah membimbing dan memberi pelayanan

kepada mahasiswa.

2. Direktur, Asisten direktur, Bapak/Ibu dosen, serta segenap pegawai Prodi

Administrasi Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang

telah membimbing dan memberi pelayanan kepada mahasiswa.

3. Dr. Arif Rahman, M.Pd selaku pembimbing I dan Prof.Dr. Biner Ambarita, M.Pd

selaku pembimbing II yang dengan tulus telah meluangkan waktu membimbing

dan motivasi dalam proses penulisan tesis ini.

4. Prof. Dr. Sahat Siagian, M.Pd. dan Dr. Saut Purba, M.Pd. selaku narasumber dan

Dr. Yasaratodo Wau, M.Pd. selaku narasumber sekaligus validator yang selalu

memberikan masukan dan perbaikan terhadap tesis ini.

5. Dr.Ir. Darwin, M.Pd selaku Ketua Prodi Administrasi Pendidikan dan Dr.Paningkat

Siburian, M.Pd sebagai sekretaris Prodi Administrasi Pendidikan.

6. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sedang Bedagai yang telah memberikan izin

melaksanakan penelitian.

7. Pengawas sekolah Ibu Sukarni Handayani,S.Pd.,M.Pd. yang telah banyak

membantu Penulis untuk melakukan supervisi.

8. Kepala sekolah SMPN 1 Pantai Cermin, Ibu Maryam,SE, M.Pd.; kepala sekolah

SMPN 2 Perbaungan, Bapak M.Hanafiah, S.Pd.; kepala sekolah SMPN 3

(9)

yang telah bersedia membantu penulis dari pelaksanaan uji coba instrument sampai

pada pengumpulan data penelitian.

9. Orangtua terkasih, ayahanda Rellus Siringoringo dan Ibunda Kalam Sitorus (Alm.)

dan Desmayanti Doop Samosir, terimakasih untuk doa, kasih yang luar biasa,

pengorbanan, dan motivasi yang tak terhingga yang diberikan selama ini.

10. Saudara terkasih, Abang Hendrik Siringoringo dan adik-adikku tercinta Rini

Andryani Siringoringo, Am,K. dan Zimmy P Siringoringo. Serta kepada seluruh

keluarga besarku dimana pun berada.Terimakasih untuk senantiasa menjadi

penyemangat dan senantiasa memberi doa dan motivasi kepada penulis.

11. Mahasiswa angkatan XXI Prodi Administrasi Pendidikan yang menjadi keluarga,

sahabat, dan selalu memberi motivasi kepada penulis dari awal hingga akhir

perkuliahan, khususnya kepada Ka Haris, Ka Wulan, Hilmi, Astri dan seluruh kelas

A Reguler yang senantiasa ada membantu Penulis dalam setiap kesulitan.

Semoga semua pihak yang telah membantu Penulis dan belum dapat disebutkan

satu persatu, yang telah memberi kontribusi dalam penyelesaian pendidikan dan penulisan

tesis ini selalu ditambahkan berkat oleh Tuhan Yang Maha Esa dalam segala hal. Akhir

kata semoga tesis ini memberi kontribusi yang bermanfaat bagi pendidikan sekarang dan

yang akan datang.

Medan, September 2014 Penulis

(10)

DAFTAR ISI

BAB II KAJIAN TEORITIK, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS A. Kajian Teoritis ... 12

1. Hakikat Kinerja Guru ... 12

2. Hakikat Supervisi Klinis dengan Pendekatan Directif ... 27

B. Penelitian yang Relevan ... 38

F. Variabel dan Defenisi Operasional ... 51

G. Evaluasi Tindakan ... 53

(11)

I. Teknik Analisis Data ... 54

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN ... 57

1. Pra Siklus ... 59

2. Siklus I ... 63

3. Siklus II... 69

B. PEMBAHASAN ... 76

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 79

B. Implikasi ... 80

C. Saran ... 81

DAFTAR PUSTAKA ... 83

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1. Skenario tahapan Supervisi Klinis ... 30

3.1. Subyek Penelitian ... 44

3.2. Skenario tindakan Supervisi Klinis dengan Pendekatan Directif ... 46

3.3. Penilaian Perencanaan Pembelajaran ... 51

3.4. Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran ... 52

3.5. Penilaian Evaluasi Hasil Belajar ... 52

3.6. Penilaian Supervisi Klinis dengan Pendekatan Directif ... 53

3.7. Tingkat Kecenderungan Skor Kinerja Guru ... 55

4.1. Presentase Nilai Kinerja Guru Pada Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus ... 58

4.2. Skor Kinerja Guru pada Pra Siklus ... 60

4.3. Tingkat Kecenderungan Skor Kuantitatif Kriteria Kualitatif Skor Kinerja Guru pada Pra Siklus ... 60

4.4. Tingkat Ketercapaian Setiap Aspek pada Indikator Instrument Penilaian Kinerja Guru pada Prasiklus ... 62

4.5. Skor Kinerja Guru pada Siklus I ... 66

4.6. Tingkat Kecenderungan Skor Kuantitatif Kriteria Kualitatif Skor Kinerja Guru pada Siklus I ... 67

4.7. Tingkat Ketercapaian Setiap Aspek pada Indikator Instrument Penilaian Kinerja Guru pada Siklus I ... 68

4.8. Skor Kinerja Guru pada Siklus II ... 72

4.9. Tingkat Kecenderungan Skor Kuantitatif Kriteria Kualitatif Skor Kinerja Guru pada Siklus II ... 73

4.10. Tingkat Ketercapaian Setiap Aspek pada Indikator Instrument Penilaian Kinerja Guru pada Siklus II ... 74

(13)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1. Komponen Kinerja Individual... 20

2.2. Alur Kinerja, Motivasi dan Abilitas Guru... 26

2.3. Siklus Supervisi Klinis ... 30

3.1. Siklus Penelitian Tindakan Sekolah ... 45

4.1. Histogram Skor Kinerja Guru pada Pra Siklus ... 61

4.2. Histogram Skor Kinerja Guru pada Siklus I ... 67

4.3. Histogram Skor Kinerja Guru pada Siklus II ... 73

(14)

iii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran: Halaman

1. Instrument Penilaian Kinerja Guru ... 86

2. Lembar Obsevasi Penilaian Supervise Klinis dengan Pendekatan Directif ... 93

3. Skor Kinerja Guru oleh Peneliti pada Pra Siklus... 95

4. Skor Kinerja Guru oleh Pengawas pada Pra Siklus ... 96

5. Skor Kinerja Guru oleh Kepala Sekolah pada Pra Siklus... 97

6. Skor Kinerja Guru oleh Peneliti pada Siklus I... 98

7. Skor Kinerja Guru oleh Pengawas pada Siklus I ... 99

8. Skor Kinerja Guru oleh Kepala Sekolah pada Siklus I... 100

9. Skor Kinerja Guru oleh Peneliti pada Siklus II ... 101

10. Skor Kinerja Guru oleh Pengawas pada Siklus II ... 102

11. Skor Kinerja Guru oleh Kepala Sekolah pada Siklus II ... 103

12. Skor Kinerja Guru pada Pra Siklus ... 104

13. Skor Kinerja Guru pada Siklus I ... 105

14. Skor Kinerja Guru pada Siklus II ... 106

15. Skor Penilaian kemampuan guru dalam menyusun rencana pembelajaran Pra Siklus ... 107

16. Skor Penilaian Kemampuan Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran Tahap Pra Siklus ... 109

17. Skor Penilaian Kemampuan Guru Dalam Evaluasi Pembelajaran Tahap Pra Siklus ... 113

18. Skor Penilaian Kemampuan Guru Dalam Evaluasi Pembelajaran Tahap Pra Siklus ... 115

19. Skor Penilaian Kemampuan Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran Tahap Siklus I ... 117

20. Skor Penilaian Kemampuan Guru Dalam Evaluasi Pembelajaran Tahap Siklus I ... 121

21. Skor Penilaian kemampuan guru dalam menyusun rencana pembelajaran Siklus II ... 123

(15)

iv

23. Skor Penilaian Kemampuan Guru Dalam Evaluasi

Pembelajaran Tahap Siklus II ... 128

24a. Jadwal Supervisi Klinis Dengan Pendekatan Directif yang

dilakukan di SMP Negeri 2 Perbaungan ... 130

24b. Daftar Hadir Guru dalam pelaksanaan Supervisi Klinis dengan Pendekatan Directif di SMP Negeri 2 Perbaungan

Siklus I ... 131

24c. Daftar Hadir Guru dalam pelaksanaan Supervisi Klinis dengan Pendekatan Directif di SMP Negeri 2 Perbaungan

Siklus II ... 132

25a. Jadwal Supervisi Klinis Dengan Pendekatan Directif yang

dilakukan di SMP Negeri 3 Perbaungan ... 133

25b. Daftar Hadir Guru dalam pelaksanaan Supervisi Klinis dengan Pendekatan Directif di SMP Negeri 2 Perbaungan

Siklus I ... 134

25c. Daftar Hadir Guru dalam pelaksanaan Supervisi Klinis dengan Pendekatan Directif di SMP Negeri 2 Perbaungan

Siklus II ... 135

26a. Jadwal Supervisi Klinis Dengan Pendekatan Directif yang

dilakukan di SMP Negeri 1 Pantai Cermin ... 136

26b. Daftar Hadir Guru dalam pelaksanaan Supervisi Klinis dengan Pendekatan Directif di SMP Negeri 1 Pantai

Cermin Siklus I ... 137

26c. Daftar Hadir Guru dalam pelaksanaan Supervisi Klinis dengan Pendekatan Directif di SMP Negeri 1 Pantai

Cermin Siklus II ... 138

27a. Kontrak Pertemuan Pra-Siklus Supervisi Klinis dengan

pendekatan Directif di SMP Negeri Serdang Bedagai ... 139

27b. Kontrak Pertemuan Siklus I dan Siklus II Supervisi Klinis dengan pendekatan Directif di SMP Negeri Serdang

Bedagai ... 141

28. Dokumentasi Foto-Foto Penelitian ... 143

(16)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam pembangunan suatu negara

dalam meningkatkan sumber daya manusia. Sumber daya manusia (SDM) dalam hal ini

yaitu pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), dan sikap (atitude). Undang-undang

No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional menyatakan bahwa “pendidikan

adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran, agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara”.

Dunia pendidikan kita mengenal istilah kepala sekolah, guru, dosen, siswa dan

mahasiswa. Komponen ini memiliki peran masing-masing dan memiliki pengaruh berbeda

dalam mewujudkan keberhasilan pendidikan. Guru dan dosen berperan sebagai penyalur

ilmu dan pendidik bagi siswa dan mahasiswa, sedangkan siswa dan mahasiswa sebagai

objek didik. Berdasarkan hal itu, guru dianggap sebagai kunci utama kesuksesan proses

pendidikan dan pada akhirnya juga menjadi kunci utama kemajuan serta kemunduran suatu

bangsa.

Guru merupakan salah satu komponen utama yang mendukung peningkatan

sumber daya manusia melalui pendidikan. Undang-Undang Guru dan Dosen Nomor 14

Tahun 2005 pasal 1 ayat (1) menyatakan: “guru adalah pendidik profesional dengan tugas

utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan

mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,

(17)

penyelenggaran pendidikan harus mampu bekerja dengan baik sehingga guru dapat merasa

puas dengan apa yang dikerjakannya. Hal ini sejalan dengan pendapat Tilaar yang dikutip

oleh Ambarita (2013: 21) bahwa guru merupakan faktor dominan dalam upaya

pembenahan kualitas pendidikan melalui proses pembelajaran yang bermutu. Pembelajaran

bermutu menuntut proses pendidikan yang harus berjalan dengan baik. Hal ini dapat

tercapai apabila ditangani secara profesional. Pernyataan ini menjelaskan bahwa

pencapaian tujuan pendidikan akan sangat dipengaruhi oleh profesionalisme guru dalam

melaksanakan tugasnya sebagai pembimbing dan fasilitator dalam menciptakan iklim kelas

yang mampu meningkatkan motivasi dan prestasi peserta didik.

Guru merupakan suatu jabatan profesional dengan tugas utamanya mendidik,

mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi siswa pada

setiap jenjang pendidikan. Hal ini dilakukan guru dalam proses pembelajaran yang

berlangsung dikelas, sehingga guru harus dapat menciptakan suasana belajar yang

kondusif. Guru dalam tugasnya dituntut untuk selalu meningkatkan kualitas kerjanya agar

tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Kenyataan di lapangan menunjukkan hal tersebut masih jauh dari yang diharapkan.

Berdasarkan laporan Education For All (EFA) tahun 2011 dalam Ambarita (2013:1)

diketahui bahwa dari 127 negara di dunia, Indonesia berada pada peringkat 69 dalam

indeks pembangunan pendidikan. Kondisi ini didukung pula oleh hasil penelitian yang

dilakukan Politikal and Risk Consultancy (PERC) di Hongkong yang menyatakan

bahwasistem pendidikan Indonesia menduduki peringkat terakhir dari 12 negara di Asia.

Selanjutnya, data dari (Depdiknas, Dittendik, 2011) mengenai hasil uji coba tes

kompetensi membuktikan bahwa rata-rata skor untuk semua mata pelajaran masih dibawah

50%, yaitu 40% untuk guru bahasa indonesia, 54% untuk guru IPS, dan 40% untuk guru

(18)

guru yang lebih unggul sehingga berakibat kurangnya kesempatan guru untuk

meningkatkan kompetensi dirinya. Berdasarkan data Ditjen PMPTK dalam Musfah (2011:

4) mencatat bahwa,”hingga 2007 tercatat baru 16,57% guru SD berkualifikasi S-1 dan

guru SMP sebanyak 61,31%. Di jenjang pendidikan SMA sebanyak 83,34% dan di SMK

sebanyak 77,53%”.

Menurut majalah KOMPAS (24 Oktober 2009) dalam Musfah (2011:5)

mengemukakan bahwa:”Sekitar 77,85 % guru di SD tidak layak mengajar, di tingkat SMP

sekitar 29.33% , di tingkat SMA sekitar 15,25% dan di tingkat SMK sekitar 23,04%”, hal

ini dikarenakan pendidikannya tidak memenuhi syarat.

Rendahnya SDM dalam dunia pendidikan diduga karena rendahnya kinerja guru

dalam hal penguasaan materi pembelajaran dan keterampilan mengajar guru. Menurut

Sagala (2011: 38) “ Kinerja guru selama ini belum optimal. Guru melaksanakan tugasnya

hanya sebagai kegiatan rutin. Guru seharusnya dapat melakukan inovasi pembelajaran.

Sebaliknya, inovasi pembelajaran bagi guru relatif tertutup dan kreatifitas dinilai bukan

bagian dari prestasi ”. Sehingga kemampuan guru tidak dapat berkembang, hal ini

disebabkan karena guru belum menguasai materi bidang studinya sendiri, paedagogis,

didaktik, dan metodik keahlian pribadi dan sosial, khususnya berdisiplin dan bermotivasi,

kurangnya kerja tim antara sesama guru dan tenaga pendidik lainnya.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan pengawas bidang studi Bahasa

Indonesia di Kabupaten Serdang Bedagai terdapat guru yang masih mengajar dengan

metode belajar konfensional. Guru masih melakukan catat buku saja, selanjutnya

menyuruh siswa mengerjakan soal tanpa memberi penjelasan tentang materi yang

diajarkan. Pembelajaran yang seperti ini pastilah tidak efektif, menjadikan siswa malas

(19)

bagi mereka seperti bermain hand phone , mengganggu teman, menggosip dengan

temannya dan hal lainnya.

Hasil survey awal peneliti dengan salah satu pengawas SMP bidang studi Bahasa

Indonesia di Kabupaten Serdang Bedagai juga menemukan masih banyak guru yang

melakukan copy paste terhadap Rancana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP tersebut

berasal dari internet atau file guru dari sekolah lain. Hal ini dapat mengakibatkan guru

malas dalam mengembangkan pembelajaran di kelas, sehingga pembelajaran menjadi

monoton dan membosankan bagi para siswa. Selanjutnya pada sebuah sekolah menengah

pertama di Serdang Bedagai ditemukan masih banyak guru yang tidak memiliki program

tahunan, program semester, silabus bahkan RPP.

Depdiknas mengartikan kinerja sebagai gambaran mengenai tingkat pencapaian

pelaksanaan suatu kegiatan, program atau kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran,

tujuan, misi, visi organisasi. Pengertian ini mengarah pada upaya seseorang dalam

melaksanakan tugasnya untuk mencapai kinerja yang lebih baik lagi. Rendahnya

kualifikasi guru disebabkan oleh berbagai faktor. Menurut Musfah (2011:5-6) faktornya,

yaitu: (1) rendahnya kesejahteraan guru; (2) rendahnya kualitas, kualifikasi, dan

kompetensi guru; (3) rendahnya komitmen guru untuk meraih pendidikan lebih tinggi; dan

(4) rendahnya motivasi guru untuk meraih pendidikan yang lebih tinggi. Selanjutnya

Sukmadinata dalam Musfah (2011: 4) mengatakan: ”Selain masih kurangnya sarana dan

fasilitas belajar, faktor lain yaitu: (1) guru belum bekerja dengan sungguh-sungguh. (2)

kemampuan profesional guru masih kurang. Hal ini dapat menggambarkan bahwa kinerja

guru khususnya di Kabupaten Serdang Bedagai masih rendah.

Kinerja guru yang rendah juga dapat disebabkan dengan penerapan supervisi yang

(20)

supervisi ini tidak bersifat membantu guru dalam memecahkan masalahnya dan

memperbaiki proses pembelajaran.

Permasalahan yang dihadapi guru seperti yang dipaparkan di atas seharusnya dapat

diatasi, jika pengawas, kepala sekolah, guru, orang tua siswa dan masyarakat bekerja sama

dalam membenahi dunia pendidikan. Peran supervisi yang dilakukan oleh pengawas

merupakan hal yang sangat penting untuk peningkatan kualitas guru. Kegiatan supervisi

yang dilakukan pengawas diharapkan dapat meningkatkan kualitas guru dan mencari

solusi atas masalah yang dihadapi guru.

Terdapat beberapa model, pendekatan, dan teknik supervisi dalam pendidikan

menurut Suhertian (2010:34), yaitu: Berdasarkan modelnya supervisi dibagi menjadi

empat bagian, diantaranya yaitu supervisi konvensional, ilmiah, artistik, dan klinis.

Berdasarkan pendekatannya, yaitu; dengan pendekatan direktif, non direktif, dan

kolaboratif. Selanjutnya berdasarkan tekniknya yaitu: supervisi yang bersifat individual

dan supervisi yang bersifat kelompok. Beragam supervisi tersebut diharapkan dapat

memudahkan supervisor dalam membina guru.

Menurut Krajewski (1982) dalam (Eathewin), supervisi klinis pertama kali

diperkenalkan dan dikembangkan oleh Cogan, Goldhammer, dan Weller di Universitas

Harvard pada akhir dasa warsa lima puluh tahun dan awal dasawarsa enam puluhan.

Menurut Sergiovanni (1987) dalam (Eathewin), terdapat dua asumsi yang mendasari

praktik supervisi klinis, yaitu: (1) pengajaran merupakan aktivitas yang sangat kompleks

yang memerlukan pengamatan dan analisis secara berhati-hati melalui pengamatan dan

analisis ini, supervisor pengajaran akan mudah mengembangkan kemampuan guru

mengelola proses pembelajaran; dan (2) guru-guru yang profesionalnya ingin

dikembangkan lebih menghendaki cara yang kolegial daripada cara yang outoritarian.

(21)

adalah pembinaan kinerja guru dalam mengelola proses pembelajaran yang selanjutnya

menurut Cogan (1973) dalam (Eathewin), kegiatan pembinaan tersebut merupakan

pembinaan performansi guru dalam mengelola proses belajar mengajar.

Menurut Chui Mi (2012) dalam Jurnal Visi Ilmu Pendidikan menyimpulkan

bahwa: “ Kinerja guru SMA Negeri 2 Sambas meningkat setelah dilakukannya Supervisi

Klinis oleh Kepala Sekolah. Supervisi tersebut dinilai dapat membantu guru mengetahui

dan menyadari kekurangan dan kelebihan dari kinerjanya”.

Berdasarkan hal tersebut peneliti tertarik untuk mengkaji tentang supervisi klinis

melalui pendekatan directif . Supervisi klinis dengan pendekatan directif dilakukan karena

pendekatan ini dinilai pengawas lebih efektif untuk mengatasi masalah guru di SMP

Negeri di Kabupaten Serdang Bedagai. Supervisi klinis dengan Pendekatan directif

merupakan pendekatan yang dilakukan pengawas yang bersifat langsung terhadap masalah

yang dihadapi guru, dimana pendekatan ini peran pengawas lebih dominan dalam

membantu guru mengatasi masalahnya. Dalam memecahkan masalah guru pengawas

melakukan supervisi melalui supervisi klinis khususnya dengan pendekatan directif,

peneliti melakukan survey awal. Berdasarkan hasil survey tersebut, kinerja guru dapat

ditingkatkan dengan diadakannya supervisi klinis dengan tiga tahap yaitu tahap

perencanaan awal, tahap pelaksanaan observasi dan tahap akhir (diskusi balikan).

Menurut Sudrajat dalam wordpress.com mengemukakan beberapa tahapan dalam

Supervisi Klinis yaitu: Tahap perencanaan awal memiliki beberapa hal yang harus

diperhatikan yaitu: (1) menciptakan suasana yang intim dan terbuka; (2) mengkaji rencana

pembelajaran yang meliputi tujuan, metode, waktu, media, evaluasi hasil belajar, dan

lain-lain yang terkait dengan pembelajaran; (3) menentukan fokus obsevasi; (4) menentukan

alat bantu (instrumen) observasi; dan (5) menentukan teknik pelaksanaan obeservasi.

(22)

antara lain: (1) harus luwes; (2) tidak mengganggu proses pembelajaran; (3) tidak bersifat

menilai; (4) mencatat dan merekam hal-hal yang terjadi dalam proses pembelajaran sesuai

kesepakatan bersama; dan (5) menentukan teknik pelaksanaan observasi. Pada tahap akhir

(diskusi balikan), beberapa hal yang harus diperhatikan antara lain: (1) memberi

penguatan; (2) mengulas kembali tujuan pembelajaran; (3) mengulas kembali hal-hal yang

telah disepakati bersama; (4) mengkaji data hasil pengamatan; (5) tidak bersifat

menyalahkan; (6) data hasil pengamatan tidak disebarluaskan; (7) penyimpulan; (8)

hindari saran secara langsung; dan (9) merumuskan kembali kesepakatan-kesepakatan

sebagai tindak lanjut proses perbaikan.

Penelitian Supervisi Klinis yang diterapkan pengawas dilakukan melalui pendekatan

Directif. Dimana pendekatan ini merupakan pendekatan yang tanggung jawab lebih

banyak pada pengawas sehingga pengawas lebih dominan dalam melakukan supervisi

tersebut.

Berdasarkan hal–hal yang telah dipaparkan, dapat diduga bahwa kemampuan

pengawas yang berkaitan dengan pemberian supervisi klinis melalui pendekatan directif

dapat meningkatkan kinerja guru SMP bidang studi Bahasa Indonesia di Kabupaten

Serdang Bedagai. Sehingga peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul

“Implementasi Supervisi Klinis dengan Pendekatan Directif untuk Meningkatkan

Kinerja Guru dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP Negeri Kabupaten Serdang Bedagai”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, dapat di identifikasi beberapa masalah yang

(23)

1. Metode mengajar yang digunakan guru pada bidang studi Bahasa Indonesia masih

konvensional.

2. Kualifikasi pendidikan yang masih rendah sehingga mutu guru yang rendah.

3. Kurangnya supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah dan pengawas.

4. Pendekatan model supervisi yang kurang tepat yang digunakan oleh pengawas.

C. Pembatasan Masalah

Beragam model dan pendekatan dalam supervisi, akan tetapi berdasarkan

identifikasi masalah maka dalam penelitian ini dibatasi pada Supervisi Klinis dengan

pendekatan directif yang diperkirakan dan diyakini dapat mempengaruhi kinerja guru di

SMP Negeri Kabupaten Serdang Bedagai.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, diajukan rumusan masalah sebagai

berikut: Apakah Implementasi Supervisi Klinis pendekatan directif dapat meningkatkan

Kinerja Guru SMP Negeri dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kabupaten Serdang

Bedagai?

E. Prosedur Pemecahan Masalah

Prosedur pemecahan masalah yang akan digunakan dalam PTS ini adalah Supervisi

Klinis dengan Pendekatan directif yang akan ditempuh melalui dua siklus , setiap siklus

mencakup: perencanaan – tindakan – observasi – refleksi. Melalui Supervisi Klinis dengan

Pendekatan directif ini diharapkan dapat meningkatkan Kinerja Guru bidang studi Bahasa

Indonesia, agar dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dan dapat mengembangkan

(24)

F. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui peningkatan Kinerja Guru bidang studi

Bahasa Indonesia melalui penerapan Supervisi Klinis Pendekatan directif di SMP Negeri

di Kabupaten Serdang Bedagai.

G. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan memberi manfaat kepada pengawas, tenaga pendidik,

guru-guru baik secara teoritis maupun secara praktis.

1. Secara teoritis

a. Menambah pengetahuan khususnya dalam ilmu pendidikan baik kepada

pendidik, tenaga kependidikan, kepada kepala sekolah maupun supervisor

untuk meningkatkan keterampilan mengajar guru dan mengatasi permasalahan

yang duhadapi guru dalam proses belajar mengajar. Serta sebagai landasan bagi

supervisor dalam menambah wawasan sehingga dapat membantu guru untuk

mengatasi masalah yang dihadapi dalam mangajar.

b. Memperkaya penegetahuan tentang penerapan pentingnya Supervisi Klinis

pendekatan directif.

2. Manfaat praktis

a. Bagi dinas pendidikan dan stakeholder lainnya, sebagai informasi untuk

menentukan kebijakan dalam peningkatan kinerja guru.

b. Bagi kepala sekolah, sebagai bahan informasi untuk dapat membantu guru

(25)

c. Bagi guru, sebagai upaya pengembangan dan peningkatan kinerja guru agar

mengetahui tehnik keterampilan mengajar yang tertuang dalam standart

pendidikan.

d. Bagi peneliti lainnya, sebagai bahan pertimbangan dan acuan dalam penelitian

(26)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A.Simpulan

Penelitian yang dilaksanakan di tiga sekolah sekolah berlokasi di Kabupaten Serdang

Bedagai Provinsi Sumatera Utara. Sekolah-sekolah yang menjadi tempat supervisi klinis

dilakukan adalah SMP N 1 Pantai Cermin, SMP N 2 Perbaungan dan SMP N 3

Perbaungan.

Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Sekolah ini diperoleh beberapa kesimpulan

sebagai berikut :

1. Kinerja pada awal yang tergolong kategori baik tidak ada seorang pun. Guru yang

memiliki skor kinerja dalam kategori cukup baik adalah 66%, dan Guru yang

memiliki skor kinerja dalam kategori kurang baik adalah 33%. Sedangkan Tingkat

Ketercapaian Setiap Aspek pada Indikator Instrument Penilaian Kinerja Guru pada

Pra Siklus 71,4% guru memiliki skor dalam kategori kurang baik, dan 28,5% guru

memiliki skor dalam kategori tidak baik.

2. Setelah dilakukan supervisi pada siklus pertama, terjadi peningkatan kinerja guru.

Dimana guru yang memiliki skor kinerja dalam baik tidak ditemukan. Guru yang

memiliki skor kinerja dalam kategori cukup baik adalah 100%. Sedangkan Tingkat

Ketercapaian Setiap Aspek pada Indikator Instrument Penilaian Kinerja Guru pada

Siklus I 100% guru memiliki skor dalam kategori cukup baik.

3. Setelah dilakukan supervisi pada siklus kedua terjadi peningkatan terhadap kinerja.

Guru yang memiliki skor kinerja dalam kategori baik adalah 86%. Guru yang

memiliki skor kinerja dalam kategori cukup baik adalah 13%. Sedangkan Tingkat

(27)

Siklus II 85,7% guru memiliki skor dalam kategori baik dan 14,2% guru memiliki

skor dalam kategori cukup baik

4. Hasil temuan penelitian ini menemukan bahwa implementasi supervisi klinis

dengan pendekatan directif dapat meningkatkan kinerja guru.

B.Implikasi

Implikasi penelitian diberikan berdasarkan hasil penelitian dan simpulan penelitian,

diantaranya :

1. Implementasi supervisi klinis dengan pendekatan directif dapat meningkatkan

kinerja guru bidang studi bahasa Indonesia dalam perencanaan pembelajaran,

pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi pembelajaran.

2. Implementasi supervisi klinis dengan pendekatan directif menekankan pada

hubungan yang didominasi oleh pengawas untuk memberikan motivasi masukan dan

arahan bagi guru yang mengalami kesulitan dalam mengajar secara intim dan

terbuka satu dengan yang lain tanpa memberikan rasa takut pada guru yang akan

disupervisi. Sehingga guru dapat mengatasi masalahnya dengan baik sehingga

kinerja guru semakinlama semakin baik.

3. Berdasarkan temuan pada penelitian ini diperoleh hasil, bahwa kinerja guru

meningkat, sehingga diharapkan agar implementasi supervisi klinis dengan

pendekatan directif dapat diterapkan dilingkungan sekolah oleh pengawas, kepala

sekolah, dan stake holder untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di dalam kelas.

4. Implementasi supervisi klinis dengan pendekatan directif perlu mendapat perhatian

serius oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Serdang Bedagai agar diterapkan oleh

seluruh pengawas yang berada di lingkungan Dinas Pendidikan Kabupaten Serdang

(28)

C.Saran

Berdasarkan simpulan dan implikasi penelitian untuk meningkatkan kinerja guru

dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dalam perencanaan pembelajaran, pelaksanaan

pembelajaran dan evaluasi pembelajaran diajukan saran sebagai berikut:

1. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Serdang Bedagai diharapkan memperhatikan

kinerja pengawas agar lebih baik lagi dalam menjalankan tugasnya agar mereka

mampu memberikan supervisi klinis dengan pendekatan directif sebagai salah satu

bentuk supervisi yang dapat meningkatkan kinerja guru. Sehingga mutu pendidikan

dapat meningkat dengan baik.

2. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Serdang Bedagai diharapkan lebih

memperhatikan kembali mengenai aspek penggunaan sumber dan media belajar dan

hubungan dengan siswa. Pada kedua aspek tersebut sebaiknya diberikan pelatihan

secara intensif kepada guru bagaiman cara menggunakan sumber dan media belajar

serta hubungan dengan siswa dalam hal ini pelatihan dapat dilakukan oleh pengawas

sekolah dan kepala sekolah, sehingga pelaksanaan pembelajaran akan berjalan lebih

efektif serta kinerja guru dapat tercapai secara maksimal.

3. Bagi Pengawas sekolah bidang studi Bahasa Indonesia sebaiknya menggunakan

supervisi klinis dengan pendekatan directif dan supervisi model lainnya yang dapat

digunakan untuk meningkatkan kinerja guru.

4. Pengawas dan Kepala sekolah sebagai pimpinan sekolah bekerja sama dalam

meningkatkan pembelajaran yang berlangsung disekolah dengan memberikan

supervisi kepada guru-guru disekolah tersebut. Sehingga guru-guru dapat

(29)

5. Bagi guru bidang studi Bahasa Indonesia agar membekali dirinya dengan ilmu

pengetahuan khususnya dalam meningkatkan keterampilan mengajar guru pada

aspek penggunaan sumber dan media belajar dan hubungan dengan siswa. Sehingga

kinerja guru dapat meningkat dan anak didiknya juga mendapatkan ilmu yang

(30)

DAFTAR PUSTAKA

Ambarita, Biner dan Wanapri Pangaribuan. 2013. “Kemampuan Membaca dan Sikap Profesional dalam Peningkatan Mutu Pendidikan”. Bandung: Alfabeta.

---, Biner. 2013. “Manajemen dalam Kisaran Pendidikan”. Bandung: Alfabeta.

Arikunto, Suharsimi. 2004. “Dasar-dasar Supervisi”. Jakarta: Rieneka Cipta.

Astutik, Puji. 2011. “Makalah Supervisi Non-Direktif”.

(http://forummah.blogspot.com/2011/11/makalah-supervisi-non-direktif). Diakses pada 11-02-2014.

Cui Mi, Lili Ng. Vol 7, No 1 2012: Volume 7 Nomor 1 Edisi Januari 2012 “Articles

Pelaksanaan Supervisi Klinis Kepala Sekolah untuk Meningkatkan Kinerja Guru Dalam Mengelola Pembelajaran pada SMA Negeri 2 Sambas”. Diakses dari ( http://jurnal.untan.ac.id/in dex.php/jvip/ search/authors/view?firstName=Lili%20Ng&middleName=&lastName=Chui %20Mi&affiliation=&country= ) pada tanggal 12-02-2014, 23.10

Danim, Sudarman. 2006. Visi Baru Manajement Sekolah. Jakarta : Bina Aksara.

Depdiknas. 2004. Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional. Balai Pustaka: Jakarta.

---. 2005. Undang-undang Guru dan Dosen.---

Dewi, Rosmala. 2009. Penelitian Tindakan Kelas.Medan : Program Pascasarjana UNIMED.

Hanum,H. 2007.“Implementasi Supervisi Klinis dan pemberian Motivasi Kepala Sekolah untuk Peningkatan Kinerja Guru SMP Negeri 1 Percut Sei Tuan Kabupaten

Deli Serdang”. Tesis. Medan: Jurusan Administrasi Pendidikan, Pascasarjana

Universitas Negeri Medan.

Hoy, Wayne,K. dan Miskel, Cecil.G. 1978. Education Administration: Theory, Reseach and Practice.New York: Random House Inc.

(31)

Karweti, Engkay. 2011. “Pengaruh Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah dan Faktor yang mempengaruhi Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru SLB di Kabupaten

Subang”. Jurnal Nasional. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Kemendikbud. 2013.Supervisi Pembelajaran pada Kurikulum 2013. PPT.51Supervisi Pembelajaran.

Manca. 2005. “Supervisi Klinik” dalam Seminar tentang: Peranan Supervisi Kepala

Sekolah Dalam Rangka Meningkatkan Profesionalisme Guru SMP, SMA, SMK Se Kabupaten Buleleng. Jurusan Managemen Pendidikan Program Pasca Sarjana. Institut Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Negeri Singaraja.

Mulyasa. 2010. “Penelitian Tindakan Sekolah”. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Musfah, Jejen. 2010. “Peningkatan Kompetensi Guru”. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Obeeth. 2013. “Kompetensi Supervisi KepalaSekolah” . Diakses dari (http://obeeth.wordpress.com/203-2/kompetensi-supervisi-kepala-sekolah/) pada tanggal 01-02-2014, 17:16

PMPTK. 2008. Penilaian Kinerja Guru. Jakarta: Direktorat Tenaga Kependidikan Departeman Pendidikan Nasional.

Purba, Joharta. 2012. “Implementasi supervisi akademik model artistik dalam

meningkatkan kinerja guru SMP di kabupaten Deli Serdang”.Tesis : Medan.

Jurusan Administrasi Pendidikan, Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Repository.usu. 2011. “ Tesis USU”. Diakses dari

(http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=6&ca

Sagala, Syaiful. 2011. “Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan”. Bandung: Alfabeta.

---, Syaiful. 2011. “Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan”. Bandung: Alfabeta.

Sanjaya,Wina. 2005.Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi . Jakarta: Kencana.

(32)

Sudrajat. 2014. “Kompetensi Supervisi Kepala Sekolah”. Diakses dari (http://obeeth.wordpress.com/203-2/kompetensi-supervisi-kepala-sekolah/) pada tanggal 12-02-20014, 20.13

Sugiono. 2009. “Metode Penelitian Pendidikan”. Bandung: Alfabeta.

Suhertian, Piet. A. 2010. “Konsep Dasar & Teknik Supervisi Pendidikan”. Jakarta: Rieneka Cipta.

Supardi. 2013. “Kinerja Guru”. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Subroto. B. Surya. 1994. Dimensi – Dimensi Administrasi Pendidikan di Sekolah. Jakarta : Bina Aksara.

Tim Prima Pena. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Gutamedia Press.

Trisusilo, Bayu. 2013. “Tugas, Peran, Kompetensi dan Keterampilan dasar mengajar Guru”. Diakses dari (http://anakstain.blogspot.com/2013/05/tugas-peran-kompetensi-dan-keterampilan.html) pada tanggal 12-02-2014, 22.55

Usman, Husaini. 2011. “Manajemen Teori,Praktek, dan Riset Pendidikan”. Jakarta : Bumi Aksara.

Gambar

Tabel                                                                                                         Halaman
Gambar                                                                                                     Halaman

Referensi

Dokumen terkait

Pada saat ini pengaruh teori belajar yang secara jelas mempengaruhi pemahaman siswa. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan mampu memberikan suatu kajian yang ilmiah dan kongkrit

Pada mulanya laporan keuangan bagi suatu koperasi hanyalah sebagai alat penguji dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan keuangan tidak hanya

My activities during internship were knowledge upgrading on Pura Mangkunegaran Palace, escorting the senior guide, and guiding the tourists.. During the internship as tour guide

[r]

Artinya, hasil penghitungan tersebut merujuk pada peningkatan yang signifikan dari prates ke pascates di kelas eksperimen dengan menggunakan metode grup investigasi

[r]

drift gillnet dan pancing sehingga produksi perikanan Kabupaten Bangka Selatan pada tahun 2009 hanya mencapai 23.854 ton atau 37,12 % dari potensi yang ada. Rendahnya produksi

Yang dimaksud dengan hasil yang cukup adalah program yang dapat diakses oleh masyarakat diluar kelompok sasar an (2% tidak tepat sasar dalam hal tingkat