TUGAS AKHIR
PUSAT RELAKSASI EKSEKUTIF
DI SURABAYA
Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh
Gelar Sarjana Teknik (S-1)
Diajukan oleh:
TRI CANDRA SETIAWAN
0751010038
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala bimbingan dan
berkahNya, sehingga kami dapat menyelesaikan Tugas Akhir Teknik Arsitektur sampai proses
akhir.
Karya tulis dengan judul “PUSAT RELAKSASI EKSEKUTIF” disusun sebagai bahan
dasar dan acuan teori perancangan karya Tugas Akhir Jurusan Arsitektur, Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Surabaya
Tujuan penulisan karya tulis ini adalah untuk mendalami dan memahami dasar teori dan
konsep yang akan diperlukan untuk diterapkan pada perancangan Tugas Akhir.
Ucapan terima kasih juga saya ucapkan kepada Allah SWT atas berkat, rahmat dan hidayahnya
yang selalu menyertai, bapak dan Ibu yang selalu mendoakan dan kasih sayang selama ini, guru
TK sampai SMA ku, berkat anda saya bisa kuliah di arsitek, Ibu Niniek Anggraini dan Pak
Pranoto selaku dosen pembimbing, bimbingan dan masukan dari bapak dan ibu sangat berharga
dan bermanfaat untuk saya, segenap dosen jurusan Arsitektur UPN “Veteran” Surabaya, terima
kasih atas pembelajaran yang kadang menyengsarakan tapi cukup menyenangkan dan
bermanfaat, segenap karyawan jurusan di laboratorium, TU, ruang baca dan fotokopi atas
bantuan dalam studi selama di kuliah ini, pak Junaedi dan staff nya selaku pengelola kantin
FTSP, Kunthi Adiati yang telah memberikan banyak dukungan serta doa, teman-teman jurusan
Arsitektur UPN angkatan 2007, terima kasih atas pengalaman yang sudah kita lalui bersama
senang ataupun susah, dengan kalian tak pernah lepas dari duka, tapi yang jelas jauh lebih
banyak sukanya.
Kami sadar bahwa karya tulis ini bukanlah karya yang sempurna, oleh sebab itu kritik
dan saran pembaca akan berguna demi perbaikan karya tulis ini.
Semoga karya ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca.
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul……… i
Kata Pengantar ……….. ii
Abstraksi…….……… iii
Daftar Isi………. iv
Daftar Tabel……… vi
Daftar Gambar……… vii
BAB I. PENDAHULUAN……….. 1
1.1. Latar Belakang... 1
1.2. Tujuan dan Sasaran Perancangan……… 6
1.3. Batasan dan Asumsi………... 6
1.4. Tahapan Perancangan………. 7
1.5. Sistematika Laporan………... 8
BAB II. TINJAUAN OBJEK PERANCANGAN………. 10
2.1. Tinjauan Umum Perancangan………. 10
2.1.1 Pengertian Judul………. 10
2.1.2. Studi Literatur……… 11
2.1.3. Studi Kasus………. 12
2.1.4. Analisa hasil Studi………. 19
2.2. Tinjauan Khusus Perancangan……… 20
2.2.1 Lingkup Pelayanan………. 20
2.2.2 Aktifitas Dan Kebutuhan Ruang……… 21
2.2.3. Perhitungan Luasan Ruang……… 23
2.2.4 Program Ruang……….. 37
3.1. Latar Belakang Pemilihan Lokasi………. 38
3.2. Penetapan Lokasi………... 41
3.3. Kondisi Fisik Lokasi………. 44
3.3.1 Eksisting Site……… 44
3.3.2 Aksesibilitas………. 46
3.3.3 Potensi Lingkungan……….. 46
3.3.4 Infrastruktur Kota……… 50
3.3.5 Peraturan Bangunan Setempat………. 53
BAB IV. ANALISA PERANCANGAN………... 54
4.1. Analisa Site……….. 54
4.1.1. Analisa Aksesibilitas……… 54
4.1.2. Analisa Iklim……… 56
4.1.3. Analisa Lingkungan Sekitar……… 57
4.1.3.1.Analisa Kebisingan………. 58
4.1.4. Analisa Zoning……… 59
4.2. Analisa Ruang……… ……… 60
4.2.1. Organisasi Ruang……… 60
4.2.2. Hubungan Ruang dan Sirkulasi……… 63
4.2.3. Diagram Abstak……….. 64
4.3. Analisa Bentuk dan Tampilan………. 64
4.3.1. Analisa Bentuk Massa Bangunan……… 64
4.3.2. Analisa Tampilan……… 66
BAB V. KONSEP RANCANGAN...………... 70
5.1. Konsep Tapak……….. 71
5.1.1. Konsep Zoning...……… 71
5.1.2. Konsep Tatanan Massa....……… 71
5.1.3. Konsep Orientasi Massa Bangunan.……… 72
5.2.1. Konsep Bentuk Bangunan.………... 72
5.2.2. Konsep Facade Bangunan.………... 73
BAB VI. APLIKASI RANCANGAN...………... 74
6.1. Aplikasi Tapak……….... 74
6.1.1. Aplikasi Zoning...……… 74
6.1.2. Aplikasi Tatanan Massa....……… 75
6.1.3. Aplikasi Orientasi Massa Bangunan.……… 75
6.2. Aplikasi Tampilan Bangunan………... 76
6.2.1. Aplikasi Bentuk Bangunan.………... 76
6.2.2. Aplikasi Facade Bangunan.………... 77
PUSAT RELAKSASI EKSEKUTIF
DI SURABAYA
Tri Candra Setiawan
0751010038
ABSTRAKSI
Pusat Relaksasi Eksekutif di Surabaya merupakan salah satu objek rancang tugas akhir yang berada di Surabaya. Dalam hal ini relaksasi sendiri terbagi atas dua bagian yaitu relaksasi aktif dan relaksasi pasif, yang mana relaksasi aktif sendiri mempunyai pengertian suatu proses relaksasi yang membutuhkan suatu kegiatan yang menghasilkan banyak gerakan, sedangkan untuk relaksasi pasif yaitu suatu proses relaksasi yang tidak membutuhkan banyak gerakan maupun energi karena dalam kedaan ini tubuh lebih sering bersifat pasif. Namun dari kedua hal tersebut antara relaksasi aktif dan relaksasi pasif keduanya sama mempunyai peran penting dalam suatu proses relaksasi karena relaksasi sendiri dapat bersifat hiburan ataupun bersantai.
Tujuan didirikannya Pusat Relaksasi Eksekutif di Surabaya ini yaitu sebagai satu-satunya pusat relaksasi yang diperuntukkan bagi masyarakat kalangan menengah ke atas atau para eksekutif. Selain itu sebagai satu-satunya pusat relaksasi yang mengemas berbagai macam fasilitas relaksasi dalam satu bangunan. Objek rancang ini juga diharapkan mampu menjadi bangunan yang mudah dikenal di kota Surabaya karena mengingat lokasi perancangannya bertepatan dengan area perdagangan yaitu pasa pusat kota Surabaya yang mana masyarakat akan sangat mudah mengenali objek rancang tersebut.
Sasaran objek rancang ini ditujukan untuk masyarakat kalangan menengah ke atas karena mengingat prospek bisnis yang cukup menguntungkan yang dihasilkan dari pusat relaksasi yang ada di Surabaya. Selain itu objek rancang ini juga dapat berfungsi sebagai wadah kegiatan atau wadah bersosialisasi oleh para pengusaha.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada masa kini semakin banyak para pengusaha atau karyawan kantor yang
setelah bekerja tidak langsung menuju ke rumah, mereka lebih banyak menghabiskan
waktu diluar rumah untuk menghibur diri sebelum mereka pulang ke rumah, hal ini
dikarenakan kebutuhan mereka untuk menyeimbangkan diri dari tumpukan rutinitas
pekerjaan dikantor serta gaya hidup mereka yg berkecukupan. Banyak dari mereka
yang menghabiskan waktunya ditempat hiburan, seperti tempat karaoke, club, salon
kecantikan dan sebagainya, hal ini dikarenakan tempat tersebut lebih menyenangkan
untuk mereka kunjungi. Hal ini dapat dilihat pada tabel 1.1 yang menunjukkan
tempat-tempat hiburan yang sering dikunjungi oleh pengusaha.
Tabel 1.1.1 Tempat-tempat yang sering dikunjungi
No Nama Tempat Jenis Tingkat Ekonomi
1 Blowfish Café and Resto Menengah Atas
2 Nav Karaoke Karaoke Menengah Atas
3 Star Pool Billiard Menengah Atas
4 Player’s Pool and Lounge Menengah Atas
5 LBC Salon Kecantikan Menengah Atas
6 Natasha Salon Kecantikan Menengah Atas
7 Colours Café Menengah Atas
8 Redboxx Café and Resto Menengah Atas
9 Alamanda Salon Kecantikan Menengah Atas
10 Mystique Café and Resto Menengah Atas
Dapat dilihat dari data diatas bahwa memang banyak dari tempat hiburan
malam dengan tingkat ekonomi menengah ke atas yang sering dikunjungi oleh
masyarakat dan khususnya oleh masyarakat kalangan menengah ke atas.
Tabel 1.1.2. Jumlah Pengunjung
No Nama Tempat Orang/ Hari Orang/Tahun
1 Blowfish 850 302600
2 Nav Karaoke 400 146000
3 Star Pool 300 109500
4 Player’s 500 182500
5 Club Deluxe Discotique 400 146000
6 LBC 500 182500
7 Natasha 700 255000
8 Redboxx 1000 365000
9 Alamanda 500 182500
10 Mystique 300 109500
Sumber : Survey Lapangan, 2010
Dari data diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa jumlah pengunjung untuk
tempat Relaksasi saat ini sangat banyak diminati oleh kalangan muda khususnya bagi
para eksekutif. Hal ini akan mempengaruhi pesatnya tingkat perekonomian pada
tempat-tempat hiburan yang mana akan berpeluang menghasilkan prospek bisnis
yang menguntungkan.
Selain itu sektor perekonomian yang meningkat pesat, mendorong tumbuhnya
pelaku-pelaku ekonomi atau pengusaha-pengusaha baru di sektor riil. Tabel 1.1.3.
berikut ini menunjukkan bahwa makin banyaknya pengusaha-pengusaha muda yang
tergabung dalam Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) yang semakin
Tabel 1.1.3. Jumlah Pengusaha Muda Jawa Timur
Sumber : Disperindag Jatim, 2010
Menurut sumber data wawancara dilapangan bahwa berbagai alasan mengapa
mereka tidak langsung pulang ke rumah, diantaranya yaitu dapat dilihat pada tabel
1.4.
Tabel 1.1.4. Survey pada beberapa Responden
Sumber : Survey Responden, 2010
Dari data diatas menunjukkan bahwa alasan mereka mengunjungi tempat
hiburan yaitu karena gaya hidup mereka yang berkecukupan. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa gaya hidup pengusaha sangat identik sekali dengan hiburan dan
bersenang-senang karena waktu mereka yang cukup luang.
No Pengusaha Bidang
Jumlah Anggota
2006 2007 2008 2009 2010
1 Pertambangan 212 343 432 567 672
2 Perumahan 32 47 67 86 103
3 Perdagangan 297 356 464 654 852
4 Perhubungan 112 189 256 321 557
5 Jasa Kontraktor 211 289 321 397 438
6 Jasa Konsultan 189 254 298 342 495
1053 1478 1838 2367 3117
No Alasan Mengunjungi Tempat Hiburan Jumlah %
1 Bersenang-senang/ Menenangkan Beban Pikiran dari Pekerjaan 48 17
2 Tidak memiliki Suami/istri atau Belum Berumah Tangga 26 11
3 Lokasi Pekerjaan yang cukup Jauh dari Lokasi Tempat Tinggal 13 6
Oleh karena itu dengan dirancangnya bangunan ini, yang didirikan dipusat
kota akan memberikan respon positif bagi masyarakat setempat, mengingat perilaku
atau kebiasaan mereka yang menghabiskan waktu setelah bekerja untuk mencari
hiburan atau bersenang-senang. Selain itu akan sangat menguntungkan bagi pemilik
bangunan karena pengguna bangunan tersebut dikhususkan untuk pengguna yang
berpotensi untuk memberikan keuntungan karena termasuk dalam sisi ekonomi
menengah ke atas atau mewah. Sehingga prospek bisnis tempat relaksasi di Surabaya
akan semakin meningkat.
Keberadaan Pusat Relaksasi di Surabaya saat ini cukup diminati oleh
kalangan menengah ke atas. Karena banyak dari kalangan pemuda yang cukup
menggemari hiburan billiard selain tidak menguras banyak tenaga, billiard salah satu
hiburan yang cukup menyenangkan. Saat ini jumlah Pusat Relaksasi yang ada di
Surabaya sudah cukup banyak, mengingat prospek bisnis yang dihasilkan dari tempat
tersebut cukup menguntungkan. Hal ini dapat dilihat pada table 1.1.5. yang
menunjukkan jumlah Pusat Relaksasi di Surabaya yang cukup banyak
keberadaannya.
Tabel 1.1.5. Jumlah Pusat Relaksasi di Surabaya
No Nama Proyek Lokasi Fasilitas
1 Posh Pool and Lounge
Jl. Pregolan Surabaya 5 VIP rooms, 15 exclusive pool table, Hi-Speed Internet Access, Karaoke
2 Player’s Pool and Lounge
Jl. Margorejo indah Surabaya
Billiard, mini bar, karaoke, Hot spot area
3 Natasha skin centre Jl. Dharmahusada Perawatan muka, spa, dll 4 Exclusive bar and
karaoke
Jl. Bubutan Surabaya Bar, club, billiard, karaoke, VIP rooms karaoke, Free hot spot
Ditinjau dari asal daerah para pengusaha yang menjadi anggota Hipmi jatim
tersebut di atas, banyak yang berasal dari wilayah Surabaya dan sekitarnya. Secara
jelas terlihat dalam tabel 1.1.6. berikut.
Tabel 1.1.6. Jumlah Anggota Hipmi Jatim menurut Asal Daerah Tahun 2010
Sumber : Disperindag Jatim, 2010
Melihat dari data tabel 1.1.6. di atas, maka jumlah pengusaha muda di
Surabaya cukup banyak, yaitu berjumlah 1074 orang, sehingga pembangunan tempat
ini khususnya dipusat Kota Surabaya sangat dibutuhkan, karena mengingat
banyaknya jumlah pengusaha Surabaya yang membutuhkan tempat relaksasi.
Dengan dibangunnya tempat ini akan sangat memberikan prospek positif
untuk mereka, karena bangunan yang seperti ini yang sebenarnya dibutuhkan. Pusat
Relaksasi Eksekutif ini akan menjadi sebuah tempat yang cukup menarik untuk
dikunjungi, karena akan menjadi satu-satu nya Pusat Relaksasi Eksekutif yang ada di
kota Surabaya.
No Pengusaha Bidang
Jumlah Anggota
Surabaya Sidoarjo Madiun Malang
1 Pertambangan 38 21 6 3
2 Perumahan 156 44 38 29
3 Perdagangan 483 163 246 238
4 Perhubungan 37 29 33 25
5 Jasa Kontraktor 236 227 215 209
6 Jasa Konsultan 124 119 113 117
1.2 Tujuan dan Sasaran Perancangan
Dengan membuat Pusat Relaksasi Eksekutif ini dimaksudkan agar dapat
memberikan sebuah tempat yang dapat menjadi wadah kegiatan untuk bersantai,
mencari hiburan serta bersosialisasi. Untuk itu ada beberapa sasaran dan tujuan yang
ingin dicapai, yaitu:
Sasaran:
1. Memberikan sebuah tempat relaksasi pikiran untuk pengusaha, sehingga dengan
begitu akan menjadikan tempat tersebut sebagai tempat untuk bersantai, sekaligus
untuk bersosialisasi antar pengusaha.
2. Menciptakan sebuah bangunan yang mana tidak hanya menawarkan untuk
bersantai seperti Sauna, Yoga, tetapi juga menawarkan untuk fasilitas menarik
lainnya, seperti billiard, spa, café, gym dan karaoke.
3. Menciptakan nuansa style yang berbeda dari tempat-tempat hiburan yang ada saat
ini di Surabaya. Dengan style exclusive akan menambah gaya bangunan ini
semakin elegan.
Tujuan:
1. Tujuan dari pusat kebugaran ini dapat membuat fresh karena di dalam tubuh kita
menjadi seimbang antara pencapaian kebutuhan fisik, pikiran dan emosi kita.
Dengan adanya kesimbangan tersebut pikiran menjadi tenang dan nyaman.
Ketenangan ini nantinya membuat kita beraktivitas dengan semangat yang baru,
seperti terlahir kembali dengan memunculkan ide-ide yang baru. Pencapaian fresh
1.3 Batasan dan Asumsi
Dalam perancangan proyek ini, untuk menghindari pembahasan agar tidak
melebar pada masalah - masalah yang tidak seharusya dibahas, maka perlu adanya
batasan-batasan yang melingkupi permasalahan yang ada, antara lain:
Batasan:
- Bangunan ini diperuntukkan bagi para pengusaha, dengan rancangan bangunan
yang menitik beratkan pada rancangan single building.
- Karena bangunan ini merupakan tempat relaksasi, adapun fasilitas-fasilitas yang
dapat menghibur bagi para pengusaha muda, di antaranya adalah karaoke, mini
bar, billiard, life music, cafe, spa, massage, yoga, dan fasilitas pendukung
lainnya. Adapun fasilitas relaksasi yang bersifat pasif yaitu sauna, yoga, fasilitas
salon kecantikan.
- Strata ekonomi pada bangunan ini ditujukan pada tingkat ekonomi menengah ke
atas.
Asumsi:
- Proyek perancangan bangunan ini diasumsikan merupakan proyek milik swasta.
- Proyek perancangan bangunan ini diasumsikan mewadai ± 1500 orang.
1.4 Tahapan Perancangan
Sebelum memulai sebuah proses perancangan dan pembangunan, di butuhkan
sebuah laporan yang tersusun atas kerangka-kerangka tahapan perancangan yang
akan mempermudah proses perancangan dan perencanaan dalam laporan ini.
Tahapan-tahapan dalam perancangan sebagai berikut:
Diawali dengan mengintepretasi judul objek rancangan dengan latar belakang,
kemudian dilakukan pengumpulan data langsung dari lapangan maupun dari literatur,
buku, majalah, internet, dan lain-lain. Selain itu juga melakukan studi banding atau
studi kasus, yang diawali dengan wawancara untuk memperoleh data yang lebih
teori serta prinsip-prinsip dan azas metode perancangan sehingga terbentuk tema dan
konsep yang mengawali ide dasar bentuk bangunan. Kemudian melakukan feed back
control terhadap prinsip desain dan aturan perancangan, serta kesesuaian konsep
dengan apa yang sudah diharapkan. Dan setelah itu membuat gagasan pra desain
hingga pada proses akhir yaitu hasil dari rancangan. Berikut ini diagram laporan
dalam perancangan yang dapat dilihat pada Gambar 1.4.1
Gambar 1.4.1. Tahapan Perancangan
Sumber: Azas-azas dan Metode Perancangan
1.5 Sistematika Laporan
Dalam penyusunan laporan diharapkan dapat memberikan gambaran yang
jelas tentang perancangan yang akan dikerjakan, mulai dari bagian umum sampai
dengan bagian yang khusus sehingga dihasilkan suatu pola pikir yang sistematis.
Interpretasi Judul
Latar Belakang
Pengumpulan Data
Kajian Teori, Azas Serta Prinsip Perancangan
Tema/Konsep Perancangan
Gagasan Pra Desain
Sistematika penulisan laporan, meliputi:
- BAB I. PENDAHULUAN.
Pendahuluan yang menjelaskan tentang latar belakang perencanaan dan
perancangan Pusat Relaksasi Pengusaha di Surabaya.
Tujuan dan sasaran proyek ini yaitu memberikan sebuah tempat relaksasi pikiran
untuk pengusaha, sehingga dengan begitu akan menjadikan tempat tersebut sebagai
tempat untuk bersantai, sekaligus untuk bersosialisasi antar pengusaha.
Batasan dari proyek ini adalah bangunan ini merupakan tempat relaksasi, adapun
fasilitas-fasilitas yang dapat menghibur bagi para pengusaha muda, di antaranya
adalah karaoke, mini bar, billiard, life music, cafe, spa, massage, yoga, dan fasilitas
pendukung lainnya. Adapun fasilitas relaksasi yang bersifat pasif yaitu sauna, yoga,
fasilitas salon kecantikan.Strata ekonomi pada bangunan ini ditujukan pada tingkat
ekonomi menengah ke atas.
Proyek perancangan bangunan ini diasumsikan merupakan proyek milik swasta.
Kemudian menjelaskan tentang tahapan perancangan yang menjelaskan secara runtun
mulai dari menginterpretasi judul sampai dengan hasil akhir.
- BAB II. TINJAUAN OBJEK RANCANGAN
Bab ini yang menjabarkan tentang Pengertian judul dari Pusat Relaksasi
Pengusaha di Surabaya, studi literatur dan studi kasus yang berkaitan dengan proyek
dimana menyangkut aspek kualitas dan kuantitas serta persyaratan proyek,
persyaratan pokok proyek dan kepemilikan proyek. Tinjauan Khusus, yang
menjelaskan batasan dan asumsi, lingkup pelayanan, aktivitas dan kebutuhan ruang,
perhitungan luas ruang, dan pengelompokan ruang.
- BAB III. TINJAUAN LOKASI.
Bab ini menjelaskan tentang tinjauan lokasi perancangan yang menjabarkan
tentang antara lain, latar belakang pemilihan lokasi bangunan, penetapan lokasi, fisik
lokasi, aksesibilitas, yang menjelaskan tentang potensi bangunan dan infrastruktur
- BAB IV. ANALISA PERANCANGAN.
Bab ini menjabarkan analisa perancangan dimana didalamnya analisa site yang
BAB II
TINJ AUAN OBYEK PERANCANGAN
2.1 Tinjauan Umum Perancangan
2.1.1 Pengertian J udul
Sebelum memahami pengertian dari Pusat Relaksasi Eksekutif di Surabaya
ada baiknya kami menelaah beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ilmuwan
tentang pengertian dari Pusat Relaksasi Eksekutif.
Relaksasi :
- Menurut Chaplin (2007) pengertian relaksasi sebagai kembalinya otot ke
keadaan istirahat setelah kontraksi. Atau relaksasi adalah suatu keadaan
tegang yangg rendah dengan tanpa adanya emosi yang kuat.
- Menurut Cormier (2006) pengertian relaksasi sebagai usaha mengajari
seseorang untuk relaks, dengan menjadikan orang itu sadar tentang perasaan
perasaan tegang dan perasaan relaks kelompok otot utama seperti tangan,
muka, dan leher, dada, bahu, punggung dan perut, dan kaki.
- Relaksasi adalah teknik yang dapat digunakan semua orang untuk
menciptakan mekanisme batin dalam diri seseorang dengan membentuk
pribadi yang baik, menghilangkan berbagai bentuk pikiran yang kacau akibat
ketidak berdayaan seseorang dalam mengendalikan ego yang dimilikinya,
mempermudah seseorang mengontrol diri, menyelamatkan jiwa dan
Eksekutif :
- Menurut Kamus Besar Indonesia (November 2010) Eksekutif adalah
tingkatan atau level pada lingkup ekonomi yang mengacu pada tingkatan
ekonomi menengah ke atas.
Surabaya :
Menurut Kamus Besar Indonesia (November 2010) Surabaya adalah sebuah
kota terbesar kedua setelah Jakarta atau dapat disebut sebagai ibukota Negara
Indonesia nomor dua.
Kesimpulan :
Jadi Pusat Relaksasi Eksekutif di Surabaya adalah merupakan suatu tempat
yang menyediakan berbagai fasilitas yang berhubungan dengan relaksasi tubuh yang
diperuntukkan bagi kalangan ekonomi menengah ke atas khususnya bagi para
Eksekutif dan didirikan di kota Surabaya.
2.1.2 Studi Literatur
Teknik Relaksasi
Menurut Thantawy (1997: 67) “relaksasi adalah teknik mengatasi
kekhawatiran/kecemasan atau stress melalui pengendoran otot-otot dan syaraf, itu
terjadi atau bersumber pada obyek-obyek tertentu”. Relaksasi merupakan suatu
kondisi istirahat pada aspek fisik dan mental manusia, sementara aspek spirit tetap
aktif bekerja. Dalam keadaan relaksasi, seluruh tubuh dalam keadaan homeostatis
atau seimbang, dalam keadaan tenang tapi tidak tertidur, dan seluruh otot-otot dalam
keadaan rileks dengan posisi tubuh yang nyaman.
Usaha untuk mengajari seseorang untuk relaks, dengan menjadikan orang itu
sadar tentang perasaan-perasaan tegang dan perasaan-perasaan relaks
kelompok-kelompok otot utama seperti tangan, muka, dan leher, dada, bahu, punggung, perut,
dan kaki.
Dengan kendornya otot-otot tubuh, yang tegang menjadi rileks (santai), maka
akan tercipta suasana perasaan yang tenang dan nyaman. Perasaan yang tenang dan
nyaman akan menopang lahirnya pola pikir dan tingkah laku yang positif, normal dan
terkontrol pula.
Menurut orang awam relaksasi sering kali diartikan dengan rileks, yaitu suatu
tindakan yang digunakan untuk melepas ketegangan atau kelelahan. Misalnya
olahraga, menonton acara televisi, rekreasi ke tempat-tempat wisata dan menyalurkan
hobi yang dimiliki. Sehingga untuk menghindari kerancuan dalam pemahaman arti
relaksasi, maka dibawah ini akan membahas teori-teori yang berkaitan dengan
rileksasi, meliputi pengertian, metode dasar, manfaat, jenis-jenis, dan prosedur umum
pelaksanaan relaksasi
Relaksasi adalah teknik yang dapat digunakan semua orang untuk
menciptakan mekanisme batin dalam diri seseorang dengan membentuk pribadi yang
baik, menghilangkan berbagai bentuk pikiran yang kacau akibat ketidak berdayaan
seseorang dalam mengendalikan ego yang dimilikinya, mempermudah seseorang
mengontrol diri, menyelamatkan jiwa dan memberikan kesehatan bagi tubuh.
2.1.3 Studi Kasus
A. Mex Building di Surabaya
Bangunan ini terletak di jalan Pregolan No 1-5, Surabaya Jawa Timur. Lokasi
site berada ditengah kawasan permukiman lihat Gambar 2.1.3.1 yang relatif ramai
dengan akses utama kawasan perdagangan yaitu Jl.Basuki Rahmat yang berada
Tampilan bangunan dari luar terlihat menarik dengan facade yang lebih
menarik dengan bangunan sekitar menjadikan bangunan ini tampak menonjol lihat
Gambar 2.1.3.2. Gaya modern minimalis dapat terlihat dari bentuk geometri dan
adanya elemen garis yang yang menghiasi tampak depan bangunan menjadi pilihan
untuk tampang bangunan dengan penggunaan material kaca mendominasi dinding
depannya.
Gambar 2.1.3.1 Site Bangunan Gambar 2.1.3.2 Eksterior
Sumber : http://www.google.com Sumber : http://www.google.com
Pada studi kasus 1 ini pencarian data lebih difokuskan pada jenis ruang yang ada
untuk menunjang segala aktifitas yang terjadi didalam Bangunan. Penataan interior
dan pemilihan perabot juga bisa menjadi tolok ukur dalam perancangan.
Setiap ruang kegiatan memiliki standar kuat penerangan (illumination) yang
berbeda-beda sesuai dengan kegiatan yang berlangsung didalamnya. Adapun kualitas
cahaya yang baik adalah yang tidak menyilaukan, karena kesilauan dapat melelahkan
mata dan tekanan psikis. Pada daerah tropis, cahaya matahari merupakan potensi
besar untuk penerangan ruang, yang dalam hal ini harus diperhatikan adalah terang
langit dan radiasi panasnya. Standar terang langit minimal ( untuk kegiatan kerja
seperti mengetik, menghitung dengan kalkulator dan lain- lain) adalah 3000 lux12,
Selain itu untuk kasus ruang tertentu cahaya alami mempunyai keterbatasan untuk
masuk, dan keterbatasan pemerataan kuat penerangan dalam ruang, sehingga
pencahayaan buatan merupakan suatu hal yang mutlak. Adapun jenis ruangan yang
terdapat di dalam bangunan ini adalah :
1. Ruang Resepsionis
2. Ruang Billiard
3. Ruang Lobby Karaoke
4. Ruang Karaoke
5. Kitchen and Bar
1. Ruang Resepsionis
Ruangan ini memiliki luas ruang ± 20 m2 yang difungsikan sebagai ruang
penerima sekaligus ruang informasi tentang bangunan ini. Dengan kapasitas 10
orang, ruangan ini sudah memenuhi syarat sesuai dengan fungsinya. Pada ruangan ini
terdapat meja penerima dengan pemilihan warna coklat tua yang senadai dengan
bagian belakang lihat Gambar 2.1.3.3. Lantai ruangan adalah ubin persegi berukuran
besar, pemilihan warna terang yang senada dengan langit-langit ruangan yang berpola
segi empat besar. Sebagai elemen pelengkap, pada dinding belakang ruangan
dipasang nama tempat tersebut yaitu Posh Pool and Lounge.
Kuat penerangan tergantung jenis kegiatan dalam ruang dan kebutuhannya,
kegiatan yang berbeda membutuhkan kuat penerangan yang berbeda pula. Besar kuat
penerangan yang disesuaikan dengan kegiatan dapat dilihat pada standar ashrae
(Mechanical and Electrical Equipment for Building). Pengaturan kuat penerangan
yang disesuaikan dengan kebutuhan dapat menghemat energi listrik. Maka dapat pula
Gambar 2.1.3.3 Ruang Resepsionis
Sumber : http://www.google.com
2. Ruang Billiard
Sesuai dengan namanya ruangan ini di fungsikan sebagai ruang billiard yang
dilengkapi dengan fasilitas mini bar, sehingga ruang yang ada tidak nampak kosong.
Luas ruangan ini ± 150 m2 ini bisa mewadahi ± 100 orang. luasan ini ditentukan dari
aktifitas dan banyaknya meja biliiard Gambar 2.1.3.4. Adapun perabot yang ada rak
stik dan kursi yang diletakkan ditepi-tepi dinding ruangan.
Gambar 2.1.3.4 Ruang Billiard
Sumber : http://www.google.com
3. Ruang LobyKaraoke
Ruangan ini sangat unik sekali dengan pencahayaan yang cukup, membuat
ruangan ini nampak selaras dengan warna lantai dan dinding-nya. Luas ruangan ini ±
15 m2 bisa mewadahi ± 10 orang. Luasan ini ditentukan banyaknya orang dan perabot
Gambar 2.1.3.5 Ruang Lobby Karaoke
Sumber : http://www.google.com
4. Ruang Karaoke
Luas ruangan ini ± 16 m2 dengan kapasitas ± 5-6 orang. Ruangan ini didesain
khusus sehingga pemilihan warna dan ukuran perabot sangat di perhitungkan
dengan baik. adapun perabot yang terdapat pada ruangan ini yaitu sofa, meja,
dan fasilitas penunjang lainnya Gambar 2.1.3.6.
Gambar 2.1.3.6 Ruang Karaoke
Sumber : http://www.google.com
5. Kitchen and Bar
Ruang santai dengan desain bergaya japanesse dan pancaran lampu dekoratif
yang nampak hangat dengan kondisi interior. Tatanan tempat duduk dan meja kaca
yang rapi membuat ruangan ini nampak luas dan nyaman. Luas ruang ini ± 36 m2
dengan kapasitas orang ± 60. Pada ruangan ini terdapat perabot-perabot seperti meja
dan kursi yang senada dengan pemilihan warna pada ruang ini serta didukung
dentuman musik techno dari DJ yang berpengalaman menambah kesan ceria pada
ruangan ini.
Namun menurut dr. Hendarta Hendarmin, ahli THT lain dalam Intisari tahun
1991, dari penyelidikan mengenai tingkat bahaya suara musik keras di beberapa
diskotek (antara 100 - 110 dB), musik keras bisa merusak pendengaran seseorang
yang setiap hari berada di situ. Apalagi kalau bunyi musik demikian melebihi ambang
batas normal yang tidak bisa ditoleransi telinga.
Gambar 2.1.3.7 Kitchen and Bar
Sumber : http://www.google.com
B. Exotic Pool and Lounge di Malang
Bangunan ini terletak dijalan Galunggung 82 lt 2 Malang. Lokasi site berada di
daerah yang cukup ramai, sehingga akses menuju ke bangunan ini sangat mudah
dijangkau.
Tampilan bangunan dari luar terlihat menarik dengan facade yang berbeda
dengan bangunan sekitar menjadikan bangunan ini tampak menonjol. Gaya modern
minimalis menjadi pilihan untuk tampang bangunan dengan penggunaan material
kaca mendominasi dinding depannya.
Pada studi kasus 1 ini pencarian data lebih difokuskan pada jenis ruang yang
interior dan pemilihan perabot juga bisa menjadi tolok ukur dalam perancangan.
Adapun jenis ruangan yang terdapat di dalam bangunan ini adalah :
1. Ruang Billiard
Sesuai dengan namanya ruang ini memang difungsikan sebgai ruang billiard
dengan luas ± 56 m2 kapasitas pengunjung ± 40 orang. Dengan penataan meja
biliiard beralur linier sehingga memudahkan pengunjung untuk bermain billiard.
Perpaduan warna alas dengan langit membuat ruang ini nampak senada lihat Gambar
2.1.3.8.
Gambar 2.1.3.8 Ruang Billiard
Sumber : http://www.google.com
2. Ruang Cafe
Secara fisik ruangan ini menyatu dengan ruang billiard karena tidak adanya
batas fisik yang jelas. Yang menjadi batas territorial ruang adalah perabot yang ada,
yaitu sebuah meja dan kursi lihat Gambar 2.1.3.9. Luasan ruang ini ± 20 m2 yang
difungsikan sebagai ruang cafe dengan aktifitas bersantai. Ditinjau dari fungsi ruang,
maka kapasitas ruangan ini diasumsikan ± 18 orang.
Gambar 2.1.3.9 Ruang Caffe
3. Bar
Ruang santai dengan nuansa ke coklatan yang terpancar dari lampu dekoratif
meja bar. Didepan meja terdapat 6 buah kursi tanpa sandaran. Dibagian belakang bar
terdapat ruang cafe dan ruang billiard lihat Gambar 2.1.310. Luas ruangan ± 15 m2
dengan aktifitas ruang duduk minum dan berbincang. Sesuai dengan fungsinya
ruangan ini memiliki daya tampung ± 6 orang.
Gambar 2.1.3.10 Bar
Sumber : http://www.google.com
2.1.4 Analisa Hasil Studi
Pada analisa hasil studi ini diharapkan dapat membedakan aspek-aspek yang
terdapat pada masing-masing bangunan sepeti aspek lokasi, potensi lokas, dan juga
fasilitas yang ada pada bangunan tersebut, dengan begitu kita dapat mengetahui hal
apa saja yang perlu diperhatikan dalam mendesain sebuah Pusat Relaksasi, dapat kita
lihat pada tabel berikut :
Tabel 2.1.4.1 Pembagian Sifat Ruang
Tinjauan Kasus 1 Kasus 2
Aspek Lokasi
Lokasi site berada ditengah kawasan permukiman yang relatif ramai dengan akses utama kawasan perdagangan yaitu Jl.Basuki Rahmat yang berada dipusat kota Surabaya
Tinjauan Kasus 1 Kasus 2
Aspek Lokasi
Lokasi site berada ditengah kawasan permukiman yang relatif ramai dengan akses utama kawasan perdagangan yaitu Jl.Basuki Rahmat yang berada dipusat kota Surabaya
Lokasi site berada di daerah yang cukup ramai, sehingga akses menuju ke bangunan ini sangat mudah dijangkau
sebuah Pusat Relaksasi dibutuhkan lokasi yang cukup ramai dengan akses kawasan
perdagangan, sehingga orang dengan mudah mengetahui keberadaan bangunan
tersebut, selain itu menyediakan berbagai fasilitas yang tentunya tidak menguras
banyak tenaga seperti hal nya billiard, karaoke dan cafe.
2.2 Tinjauan Khusus
2.2.1 Lingkup Pelayanan
Pengguna Bangunan Pusat Relaksasi ini adalah masyarakat dengan tingkat
ekonomi menengah ke atas. Namun bukan berarti masyarakat umum tidak dapat
masuk ke dalam bangunan ini, karena ada syarat-syarat khusus yang harus dipenuhi
sebelum masuk bangunan ini, misalnya saja mendaftar terlebih dahulu sebelum
menjadi anggota, tentunya dengan tarif yang cukup mahal. Itu sudah cukup dianggap
Dari jenis usahanya tersebut dapat dilihat jumlah pengusaha yang di geluti oleh
keanggotaan Hipmi pada tabel 2.2. di bawah ini :
Tabel 2.2.1.1 Jumlah Pengusaha menurut Jenis Usaha Tahun 2009
No Pengusaha Bidang
Jumlah anggota
Surabaya % Luar Surabaya %
1 Transportasi 234 64 129 35
2 Property 254 54 231 46
3 Pertambangan 23 14 275 86
4 Perdagangan 456 42 567 58
5 Jasa Kontraktor 156 35 234 65
6 Jasa Konsultan 174 39 213 61
Jumlah 1.297 41.3 1.649 58.7
Sumber : Hipmi Jatim, 2009
Dari data tabel di atas dapat disimpulkan bahwa lingkup pelayanan Pusat
Relaksasi Eksekutif di Surabaya 30% dari jumlah keseluruhan pengusaha muda di
Jawa Timur dikarenakan Pusat Relaksasi yang ada di Surabaya sudah cukup banyak
dengan demikian perkiraan mengenai besaran proyek sudah diperkirakan menurut
jumlah dari pengusaha di Surabaya yang ada saat ini.
2.2.2 Aktivitas Dan Kebutuhan Ruang
A. Pengguna Bangunan
Pengelolaan bangunan dilakukan oleh manajemen profesional yang
mempunyai struktur organisasi pengelolaan, sebagai berikut :
1. Pengguna bangunan, terdiri dari :
- Pengunjung dikalangan pengusaha
- Pengunjung dikalangan umum
- Organisasi atau kelompok pengusaha muda
- Administrasi
B. Aktivitas dan Kebutuhan Ruang
Aktifitas-aktifitas yang dilakukan pemakai bangunan dapat dijabarkan seperti
dalam tabel 2.2.2.1 berikut ini :
Tabel 2.2.2.1 Aktifitas Pemakai Bangunan dan Kebutuhan Ruang
No Pemakai Bangunan Aktifitas Kebutuhan Ruang Perabot 1 -Pengguna
(pengusaha, masyrakat)
Bermain billiard
R. Billiard Meja Billiard Kursi
Duduk Salon kecantikan Meja rias kursi
Mandi R. jacuzzi Bathub
Fitnes Aerobic
Gym centre Fitness Equipment
Kursi
Perwatan R. Menicure & Pedicure
Kursi
Massage R. Massage Ranjang
Perawatan R. Facial Ranjang
2 Pengelola Bangunan Mengelola R. Direktur Meja Administrasi R. Kabid Admin Meja
Kursi R. Staff Admin Meja Kursi Mengelola R. Kabid Sarana
Prasarana Buang Air Toilet Wanita Wastafel
Kloset Sumber : Analisa Penulis, 2010
2.2.3 Perhitungan Luasan Ruang
Perhitungan luasan ruang disusun berdasarkan jumlah standar satuan terkecil
dari masing-masing aktifitas, serta prasarana yang dibutuhkan pada masing-masing
Tabel 2.2.3.1Perhitungan Luasan Ruang
No Fasilitas Utama Perabot Perhitungan Luas (m2)
1 Ruang Billiard 30 meja billiard 2,8 x 1,7 = 4,76 m2
meja 30 x 4,76 = 142,8 m2 Sirkulasi 100% = 142,8 m2
150 orang
4 Fitnesss Centre 50 mesin fitnes 2 x 0,6 = 1,2 m2 Luas kebutuhan Ruang = 299 m2 Sirkulasi Ruang 50% = 149,5 m2 Luas kebutuhan = 144 m2 5 R. Bilas dan Luas kebutuhan Ruang = 31,2 m2 Sirkulasi Ruang 50% = 15,6 m2 Sirkulasi 100% = 22,44 m2
24 orang
0,8 x 0,3 = 0,24 m2
orang 24 x 0,24 = 5,76 m2 Sirkulasi 100% = 5,76 m2 Luas kebutuhan = 11,52 m2
Sirkulasi Ruang 50% = 28,2 m2 Luas kebutuhan Ruang = 29,6 m2 Sirkulasi Ruang 50% = 14,8 m2 Luas kebutuhan Ruang = 22 m2 Sirkulasi Ruang 50% = 11 m2
8 orang
0,8 x 0,3 = 0,24 m2
orang 8 x 0,24 = 1,92 m2 Sirkulasi 100% = 1,92 m2 Luas kebutuhan = 3,84 m2
Luas kebutuhan Ruang = 24,64 m2 Sirkulasi Ruang 50% = 12,32 m2
Luas kebutuhan kursi = 2 m2 Luas kebutuhan orang = 1,92 m2 Luas kebutuhan Ruang = 3,92 m2 Sirkulasi Ruang 50% = 1,96 m2 Luas kebutuhan = 1,92 m2
10 R. Yoga
Luas kebutuhan = 200 m2 Luas kebutuhan matras = 200 m2 Luas kebutuhan orang = 24 m2 Luas kebutuhan Ruang = 224 m2 Sirkulasi Ruang 50% = 112 m2 Luas kebutuhan = 20,8 m2
Luas kebutuhan ranjang = 20,8m2 Luas kebutuhan orang = 3,84 m2 Luas kebutuhan Ruang = 24,64 m2 Sirkulasi Ruang 50% = 12,32 m2 Luas kebutuhan = 3,84 m2 12 R. Menicure &
Luas kebutuhan = 50 m2
Toilet Wanita 10-13 orang Kloset
Perabot Perhitungan Luas (m2)
m2 Luas kebutuhan Ruang = 16,4m2 Sirkulasi Ruang 50% = 8,2 m2 Luas kebutuhan Ruang = 100 m2
Toilet Wanita 10-13 orang Kloset
Perabot Perhitungan Luas (m2)
30 meja
Luas kebutuhan = 57,6 m2
No Fasilitas Servis
Perabot Perhitungan Luas (m2)
1 Pantry 1 lemari gantung Luas kebutuhan Ruang = 6 m2 Sirkulasi Ruang 50% = 3 m2 Luas kebutuhan Ruang = 2,4 m2 Sirkulasi Ruang 50% = 1,2 m2 Luas kebutuhan Ruang = 100 m2
m2
Luas kebutuhan = 4 m2
Luas kebutuhan = 2,4 m2
Jumlah kebutuhan luas bangunan 3581,27 m2
Sumber : Analisa Penulis dan Analisa Perhitungan Luas ( Neufert Arsitektur Data), 2010
2.2.4 Pr ogr am Ruang
Program ruang disusun dan dikelompokan berdasarkan sifat ruang dang aktifitas ruang. Program ruang secara rinci diuraikan pada tabel 2.2.4.1 berikut :
Tabel 2.2.4.1Program ruang
Sumber : Analisa penulis 2010
No Kebutuhan Ruang Sifat Fasilitas
1 Fasilitas Utama Publik R. Billiard
R. Karaoke
2 Fasilitas Pendukung Publik Resto
Publik ATM Centre
Publik Mushola
3 Fasilitas Pengelola Privat R. Direktur
BAB III
TINJ AUAN LOKASI PERANCANGAN
3.1. Latar Belakang Pemilihan Lokasi
Dalam memilih site atau lahan untuk pembangunan obyek rancang,
diperlukan adanya beberapa pertimbangan, dimana pertimbangan-pertimbangan
tersebut akan dijadikan pedoman atau landasan dan batasan dalam memilih lahan,
sehingga pada akhirnya akan ditemukan sebuah lokasi yang sesuai dengan misi, visi,
ataupun tujuan dari obyek rancang tersebut.
Obyek rancang adalah Pusat Relaksasi Eksekutif di Surabaya yang merupakan
bangunan komersil (karena menyediakan fasilitas yang bersifat umum), obyek
tersebut diperuntukkan oleh masyarakat dengan spesifikasi golongan menengah ke
atas khususnya untuk para pengusaha atau eksekutif.
Berdasarkan kriteria tersebut di atas, didapatkan dasar-dasar pertimbangan
dalam pemilihan lokasi, yaitu :
1. Landuse
Jenis tata guna lahan atau landuse yang diperlukan adalah yang
bersifat komersil, atau lahan yang dipergunakan untuk obyek yang bersifat
publik, karena pada dasarnya obyek Pusat Relaksasi Eksekutif di Surabaya
merupakan obyek perancangan yang bersifat komersil.
Dapat dikatakan bersifat komersil karena lahan yang ada sangat
dimanfaatkan dengan baik sehingga tidak membuang ruang yang cukup
besar, karena peruntukkan lahan ini bersifat komersil jadi sebisa mungkin
2. Pangsa pasar
Pangsa pasar utama obyek Pusat Relaksasi Eksekutif di Surabaya
adalah masyarakat umum dengan spesifikasi golongan ‘middle high’ atau
menengah ke atas, untuk itu diperlukan lahan yang berdekatan dengan
kawasan perumahan kalangan menengah ke atas atau bahkan pada kawasan
perdagangan seperti pusat kota.
3. Kondisi lahan
Kondisi lahan dapat berupa kondisi lahan kosong, atau lahan dari
suatu bangunan, dimana bangunan tersebut dapat direnovasi dengan alasan
bahwa bangunan tersebut sudah tidak dipakai atau digunakan atau
difungsikan lagi.
4. Lingkungan
Berdasarkan konsep perancangan yang mengaplikasikan aspek
rekreasi pada obyek, maka diperlukan lahan yang memiliki kondisi
lingkungan yang tepat, tepat disini memiliki pengertian bahwa lahan
tersebut memiliki lingkungan yang berpotensi untuk objek rancang ini.
Dikatakan tepat yaitu bahwa bangunan ini berdiri pada lingkungan
yang memang seharusnya membutuhkan bangunan seperti ini, seperti pada
pusat kota atau bahkan pusat perdagangan dan rekreasi.
5. Akses
Faktor yang juga sangat penting dalam pemilihan lahan bagi obyek Pusat
Relaksasi Eksekutif di Surabaya adalah akses atau pencapaian ke lahan,
dimana yang diperlukan tentunya adalah lahan yang dapat dengan mudah
dicapai.
Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, dapat diambil
lahan (yaitu yang lebih bersifat komersil), pangsa pasar (berdekatan dengan kawasan
masyarakat golongan menengah ke atas), mencukupi kebutuhan lahan, memiliki
lingkungan yang nyaman, serta mudah dicapai.
Untuk dapat memilih site yang paling cocok dipergunakan sebagai lahan obyek
Pusat Relaksasi Eksekutif di Surabaya, akan dilakukan perbandingan dari beberapa
site yang telah memenuhi kriteria diatas.
Dari penjabaran pertimbangan-pertimbangan dalam pemilihan lokasi tersebut,
didapatkan beberarapa alternatif lokasi yang cocok dipergunakan sebagai lahan obyek
rancang Pusat Relaksasi Eksekutif di Surabaya sebagai berikut:
Gambar 3.1.1 Jalan Tunjungan Gambar 3.1.2 Jalan Tunjungan
Sumber : http://www.google.com, 2010 Sumber : http://www.google.com, 2010
Gambar 3.1.3 Jalan Dharmawangsa Gambar 3.1.4 Jalan Basuki Rahmat
Tabel 3.1.1 Penilaian Alternatif Lokasi
No. Lokasi Pencapaian Guna Lahan Lingkungan Pangsa Pasar Total
1. A 3 4 3 4 14
2. B 3 2 3 2 10
3. C 3 1 3 3 10
4. D 4 4 4 4 16
Sumber : Analisa penulis 2010
Keterangan: 1 = Buruk 3 = Cukup
2 = Kurang 4 = Baik
Dari pengidentifikasian pada tabel (3.1), didapatkan kesimpulan bahwa lokasi
yang cocok bagi obyek adalah pada lokasi D yaitu lokasi yang berada di jalan raya
Jendral Basuki Rahmat, dengan dominasi pada pertimbangan pangsa pasar,
ketersediaan lahan, kondisi lahan, lingkungan dan akses atau pencapaian.
3.2. Penetapan Lokasi
Penetapan lokasi untuk obyek Pusat Relaksasi Eksekutif di Surabaya ini sudah
ditetapkan, yaitu berlokasi di jalan Jendral Basuki Rahmat Surabaya. Penetapan
lokasi ini sudah dipertimbangkan menurut dasar-dasar pertimbangan pemilihan lokasi
yang ada, sehingga dipilihlah lokasi tersebut untuk obyek rancang Pusat Relaksasi
Eksekutif di Surabaya.
Lokasi site merupakan area perdagangan yang di lalui jalur utama pada kota
Surabaya. Sehingga akan mempermudah orang dalam sisi penjangkauan maupun sisi
pandangan. Berdasarkan kriteria diatas adapun alasan pemilihan lokasi ini, yaitu:
- Tapak berdekatan dengan area perdagangan atau berdekatan dengan
hotel-hotel berbintang yang tingkat ekonominya cenderung menengah keatas,
sehingga akan berpeluang besar pada sisi pendapatan pada obyek rancangan
- Infrastruktur yang memadai, sarana dan prasarana seperti air, listrik, saluran
pembuangan menunjang perkembangan kawasan menjadi lingkungan yang
baik, aman, bebas banjir.
Gambar 3.2.1 Master Plan
Sumber : http://www.google.com, 2010
Merupakan lokasi yang mudah dicapai baik dari luar kota maupun dari dalam
kota karena jalan Jendral Basuki Rahmat merupakan jalur utama kota Surabaya.
Ditambah dengan adanya hotel-hotel berbintang yang berdiri disepanjang jalan ini
seperti hotel tunjungan dan J.W. Marriot yang akan mempermudah masyarakat untuk
mengenali obyek ini. Dan sekaligus berpotensi tinggi untuk mengundang banyak
masyrakat dari kalangan menengah ke atas yang bermalam di hotel tersebut untuk
0 20 40
Gambar 3.2.2 Peta Garis
Sumber : Analisa Penulis 2010
1. Batas-batas Lahan
• Sebelah barat : Jalan Raya Jendral Basuki Rahmat
• Sebelah Timur : Taman Arca Jokodolog
• Sebelah Utara : Mc’donals Basuki Rahmat
• Sebelah Selatan : Showroom mobil Honda
Gambar 3.2.5. Batas sebelah utara Gambar 3.2.6. Batas sebelah selatan
Sumber : Hasil Pengamatan Lapangan 2010
3.3. Kondisi Fisik Lokasi
3.3.1 Existing Site
Pusat Relaksasi Eksekutif di Surabaya ini berada di wilayah Surabaya Pusat,
yaitu jalan Basuki Rahmat. Dengan rincian kondisi lokasi sebagai berikut :
• Luas lokasi bangunan : + 2 hektar
• Klasifikasi dan kondisi ruas jalan utama pada kawasan perencanaan (jalan Basuki Rahmat) yaitu antara lain sebagai berikut :
Kondisi / Jenis Perkerasan : baik dan beraspal.
Lebar Jalan (m) : 19,20 m.
Lebar Trotoar (m) : 2,75 + 0,50 m.
Lebar Saluran Tepi : 1,00 + 1,00 m.
(Sumber :Tata Kota Surabaya, November 2008).
• Data tapak yang ada pada kawasan perencanaan tepatnya di sekitar site Basuki Rachmat antara lain sebagai berikut :
1. Suhu harian : suhu minimum 27,2 º C dan suhu maksimum 28,8 º C
2. Kelembaban : 66 % - 85 %
3. Tekanan udara : 1007,5 Mbs – 1012,2 Mbs
4. Curah hujan : 172 mm / tahun.
Dalam suatu perencanaan dan perancangan sebuah bangunan khususnya
ditujukan pada Pusat Relaksasi Eksekutif ini haruslah menganalisa dan
melihat kondisi site yang akan digunakan sebagai site proyek tersebut,
sehingga sebelum proses pembangunan nanti, bangunan yang akan dirancang
dapat menyesuaikan dengan keadaan di sekitar site Basuki Rachmat. Kondisi
site tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Geologi tanah :
Menurut data kemampuan tanah dan jenis tanah dari peta data pokok
Kotamadya Daerah Tingkat II Surabaya tahun 1992, kondisi tanah pada
kawasan adalah :
Lereng : Mempunyai kemiringan 0 – 2 %
Kedalaman efektif tanah : Lebih dari 90 cm
Tekstur tanah : Halus
Drainase : Tidak pernah tergenang
Erosi : Tidak ada erosi
Faktor pembatas : Air tanah asin
Jenis tanah : Alluvial Kelabu
Site berada pada lokasi yang cukup strategis yaitu pada area perdagangan yang mana sangat berpotensi sekali pada sisi perekonimoan. Pada kawasan jalan
Jendral Basuki Rahmat juga banyak terdapat hotel-hotel berbintang yang kualitas
masyarakatnya cenderung menengah ke atas sehingga sangat menguntungkan bagi
pemilik proyek obyek rancang ini. Berikut ini merupakan data lokasi tapak:
Data Lokasi :
• Lokasi : Jl. Basuki Rahmat
• Kelurahan : Embong Kaliasin
• Kecamatan : Genteng
• Propinsi : Jawa Timur
• KDB : > 50%
• KLB : 300%
• GSB (m) : 5 meter - 10 meter
(Sumber : Tata Kota Surabaya, November 2008).
3.3.2 Aksesibilitas
Pencapaian lokasi site ini sangat mudah dijangkau karena lokasi site yang
berada pada pusat kota sehingga memudahkan orang untuk mencapainya. Terdapat
pula pedestrian untuk pejalan kaki sehingga akan mempermudah pejalan kaki
mengakses tersebut. Untuk pengguna kendaraan bermotor jalan Jendral Basuki
Rahmat sudah termasuk cukup nyaman dilalui karena sistim sirkulasinya
menggunakan satu arah sehingga tingkat kenyamanan dapat dirasakan.
3.3.3 Potensi Lingkungan
Obyek rancang akan berpotensi tinggi mengingat lokasi tapak terdapat
pada area perdagangan yang mana pada area ini terdapat hotel berbintang sehingga
prospek bisnis yang dihsilkan cukup menguntungkan bagi pemilik bangunan.
Potensi bangunan disekitar site tidak terlepas dari keadaan di sekitar site
yaitu:
- Kawasan merupakan daerah perumahan yang mayoritas merupakan
masyarakat golongan menengah atas.
- Fasilitas lainnya yaitu kawasan ini merupakan daerah perkantoran,
perdagangan bahkan fasilitas hiburan umum yang berupa seperti bank
swasta, show room, ruko, restoran siap saji, dan Mall.
- Pada kawasan ini juga terdapat peninggalan cagar budaya sejarah ”Joko
Dolog” yaitu tepatnya di belakang kawasan tersebut, tetapi sayangnya
sebatas Gapura dan pagar / tembok pembatas itupun juga digunakan PKL
(pedagang kaki lima) untuk menjajakan panganannya.
Gambar 3.3.3.1 Potensi lokasi
Sumber : Analisa Penulis 2010
Berikut merupakan bangunan – bangunan di sekitar site yang menjadi
landmark di sekitar Jalan Basuki Rahmat, dan memiliki potensi untuk
memperngaruhi perancangan Pusat Relaksasi Eksekutif di Surabaya :
Gambar berikut ini merupakan Gapura Arca Joko Dolog yang ada di belakang
tepat site Basuki Rachmat tersebut . Gapura arca Joko Dolog ini merupakan bangunan
pra-sejarah peninggalan nenek moyang, keadaan bangunan tersebut masih utuh dan
menjadi cagar budaya yang juga dilindungi oleh Pemerintah, yang dimana di
sekeliling bangunan pra-sejarah tersebut telah dipagari. Bangunan ini juga dapat
memberikan potensi budaya pada perencanaan konsep bangunan Pusat Relaksasi
Gambar 3.3.3.2 Gapura Arca Joko Dolog
Sumber : Hasil Pengamatan Lapangan 2010
Gambar berikut merupakan sikuen bangunan Tunjungan Plaza. Bangunan ini
merupakan Mall untuk kaum umum khususnya diperuntukkan bagi kalangan muda
sampai tua. Daerah Basuki bangunan Tunjungan Plaza merupakan contoh bangunan
hiburan yang dapat memberikan potensi ”hiburan” besar pada daerah tersebut.
Gambar 3.3.3.3 Tunjungan Plaza Sumber : Hasil Pengamatan Lapangan 2010
Gambar berikut ini merupakan sikuen bangunan Tunjungan Plaza dan
McDonald. Dua bangunan ini merupakan ”duo ikon hiburan” bagi kalangan muda
sampai tua. Mengingat daerah Basuki Rachmat merupakan daerah sentra bisnis dan
hiburan. Dan Tunjungan Plaza tersebut juga dapat memberikan potensi lingkungan
yang besar pada daerah sekitar site tersebut dan juga dapat memberikan potensi tema
Gambar 3.3.3.4 McDonald (restoran siap saji)
Sumber : Hasil Pengamatan Lapangan 2010
Gambar berikut ini merupakan sikuen bangunan yang ada di sepanjang Basuki
Rachmat. Beberapa bangunan di sepanjang daerah tersebut mayoritas bangunan
bisnis dan kantor penyewaan. Sikuen bangunan pada sepanjang daerah tersebut dapat
memberikan potensi pada perencanaan tema dan konsep Pusat Relaksasi Eksekutif
tersebut yang bersifat rekreasi dan hiburan.
Gambar 3.3.3.5 Show Room Honda dan Perkantoran
Sumber : Hasil Pengamatan Lapangan 2010
Desain dari perencanaan Pusat Relaksasi Eksekutif ini dapat mendukung
kawasan karena dari segi fungsi bangunan dapat memberikan nilai lebih bagi
kawasan tersebut. Dengan adanya bangunan Mall dan banyaknya bangunan
perdagangan seperti halnya Show Room Honda seperti pada kawasan ini dan juga
Rahmat ini (Unit Kawasan Jasa dan Perdagangan), dapat diharapkan dapat menarik
pengunjung dalam jumlah yang besar. Dengan demikian eksistensi bangunan Pusat
Relaksasi Eksekutif tersebut terhadap ”sequence” bangunan sekitar dapat
memberikan ciri khas tersendiri dan dapat memberikan eksisting lingkungan yang
bagus terhadap lingkungan sekitar site.
3.3.4 Infrastruktur Kota
Pada lokasi tapak ini sudah cukup memadai sarana prasarana yang dibutuhkan
pada tiap daerah yaitu terdapat jaringan air bersih, gas, listrik, dan sistim pembuangan
air yang bermuara di kali mas Surabaya. Sehingga lokasi tapak terhindar dari banjir.
Infrastruktur kota merupakan hal terpenting dalam menunjang suatu kota agar
menjadi struktur kota yang teratur. Infrastruktur kota yang ada di wilayah lokasi
obyek perancangan meliputi :
- J aringan Listrik.
Perancangan Pusat Relaksasi Eksekutif di Surabaya ini memiliki tingkat
kebutuhan yang sangat tinggi terhadap fasilitas listrik, hal ini disebabkan oleh fungsi
dari Pusat Relaksasi Eksekutif ini sebagai gedung rekreasi yang mementingkan
kualitas suara, tata cahaya, dan penghawaan yang baik. Sehingga Pusat Relaksasi
Eksekutif ini memerlukan jaringan listrik yang memadai, untuk mendukung fasilitas
yang ada didalam bangunan tersebut.
Kebutuhan fasilitas listrik pada kawasan perencanaan di suplai oleh PLN
wilayah XII Cabang Surabaya Selatan. Jaringan listrik yang ada pada wilayah
perencanaan ini yaitu Saluran Udara Tegangan Tinggi ( SUTT ) yang melintasi
kelurahan Embong Kaliasin dan kelurahan Genteng ke arah selatan. Saluran Udara
Menengah ( SUTM ) 20 KV terdapat di jalan Urip Sumoharjo sampai jalan Basuki
Rahmat dan Saluran Udara Tegangan Rendah terdistribusi merata pada jalan
lingkungan yang melewati kawasan permukiman.
Pelayanan air bersih untuk wilyah distrik ini dikelola oleh Perusahaan Daerah
Air Minum ( PDAM ) dengan jaringan yang telah menjangkau wilayah ini. Seluruh
kawasan perencanan mendapat pelayanan air bersih dari PDAM, dilayani melalui
jaringan pipa primer berdiameter > 600 mm dan pipa sekunder berdiameter < 600
mm yang melewati Jalan Urip Sumoharjo – Jalan Basuki Rahmat.
- J aringan Telepon.
Jaringan telepon di wilayah perencanaan sudah menjangkau seluruh kawasan
ini. Pola jaringan telepon mengikuti pola jaringan jalan yang ada di wilayah ini.
Pelayanan telepon tidak hanya melalui sambungan langsung ke rumah atau tempat
usaha, tetapi juga dengan telepon umum dan wartel yang dimaksudkan agar dapat
menjangkau masyarakat luas.
Pembuangan Sampah.
Wilayah perencanaan untuk saat ini sudah memiliki sistem pengelolaan dan
pembuangan sampah, namun sebagian sampah yang dihasilkan dari rumah tangga
masih dibuang pada tempat sampah yang ada dan selanjutnya dibuang ke TPS dan
TPA. Sedangkan sampah non perumahan, pembuangannya dilakukan oleh Dinas
Kebersihan menuju ke TPA.
- J aringan Gas.
Pada kawasan perencanaan terdapat jaringan gas yang dipasok dari
Pagerungan Madura melalui stasiun gas Porong. Kebutuhan gas untuk rumah tangga
pada kawasan perencanaan dipenuhi melalui pelayanan gas dengan sistem tabung,
meskipun jaringan pipa gas sudah tertanam di dalam kawasan perencanaan.
- Drainase.
Jaringan saluran drainase yang berada di kawasan perencanaan ini
kebanyakan peninggalan Belanda, air flushing untuk kawasan tersebut berasal dari
Kali Mas lewat pintu air disamping jembatan Jalan Sonokembang. Kondisi eksisting
saluran drainase pada kawaan perencanaan berdasarkan 4 hal yang mempengaruhi
1. Sistem dan klasifikasi : Tersier.
2. Nama saluran : Pinggir Jalan Basuki Rahmat.
3. Arah aliran : Selatan - Utara, muara ke saluran Embong Sawo
4. Kondisi : Plengsengan, terawat, lebar saluran 0,8 m.
(sumber Tata Kota Surabaya, November 2008).
- Limbah.
Limbah yang dihasilkan pada unit distrik wilayah ini merupakan limbah
domestik. Air buangan yang berasal dari dapur dan kamar mandi umumnya
disalurkan langsung dan kemudian dibuang bersama air hujan menuju saluran
pematusan. Sedangkan buangan dari WC dibuang di septic tank, kemudian
diserapkan dalam tanah melalui sumur resapan. Penanganan limbah pada daerah
Basuki Rachmat telah melalui instalasi pengelolaan limbah yang dimiliki oleh
pengembang infrastruktur kota.(sumber Tata Kota Surabaya, November 2008)
- Penanggulangan Kebakaran.
Sarana dan prasarana yang disediakan dalam rangka antisipasi bagi
penanggulangan kebakaran adalah berupa pos pemadam kebakaran, hidran umum,
dan tabung kebakaran. Sarana dan prasarana ini sangat diperlukan, mengingat
wilayah perencanaan merupakan kawasan pengembangan perumahan. Satu pos
pemadam kebakaran minimum menyediakan 2 unit mobil kebakaran atau dengan
perbandingan 1 unit mobil kebakaran untuk melayani 10.000 jiwa penduduk.
3.3.5 Peraturan Bangunan Setempat
Gambar 3.3.5.1 kondisi site Gambar 3.3.5.2 kondisi site
Sumber : Hasil Pengamatan Lapangan 2010
Data tapak dan peraturannya
Menurut RDTRK unit pengembangan Kaliasin, lahan tersebut memiliki
peraturanbangunan sebagai berikut :
• Koefisien Dasar Bangunan (KDB) : 50 – 90 %
• Koefisien Lantai Bangunan (KLB) : 120 – 360 % (2 – 6 lantai untuk skala kota yang terletak pada jalur utama).
• Garis Sempadan Bangunan (GSB) : 5-10 meter
• Rencana Tinggi Bangunan : 1 – 4 lantai
• Lebar Jalan Utama : 2 x 10 meter
BAB IV
ANALISA PERANCANGAN
4.1. Analisa Site
4.1.1 Analisa Aksesibilitas
Keberhasilan dalam mendesain sebuah rancangan, juga ditentukan oleh
keberhasilan seorang arsitek dalam mendesain dan menata bagian-bagian dalam
bangunan yang direncanakan. sesuai dengan kebutuhan, dan untuk siapa bangunan ini
diciptakan. Selain desain, analisa-analisa juga berperan penting dalam perancangan
seperti analisa ruang,dan analisa site. Semua data yang didapat dari analisa tersebut
akan berperan penting untuk mencapai tingkat kenyamanan dan kebutuhan yang ingin
dicapai, agar setiap pengunjung yang datang diharapkan dapat menikmati setiap sudut
dari bangunan yang kita rancang. Berikut ini akan dijelaskan lebih rinci dalam proses
analisa ruang dan site bangunan. Gambar (4.1) menunjukkan arah sikulasi pada
sekitar tapak bangunan, dan menjelaskan proses in and out tapak ini sendiri.
Gambar 4.1.1.1. Aksesibilitas
Sumber : Analisa Penulis 2010
JL. Gubernur Suryo
JL. Basuki Rahmat Tunjungan Plasa
Gambar 4.1.1.2. jalan jokodolog Gambar 4.1.1.3. Taman Absari
Sumber : Hasil Pengamatan Lapangan 2010
Lokasi tapak bertepatan dipusat kota Surabaya yang dilalui jalur utama
Jendral Basuki Rahmat dan berbatasan langsung dengan bangunan pertokoan
(Tunjungan Plaza), rumah makan siap saji (Mc’donals), serta gedung-gedung
perkantoran dan permukiman.
Untuk pencapaian ke lokasi tapak terdapat jalur utama jalan raya Jendral
Basuki Rahmat yang berhubungan langsung dengan jalan Tunjungan dan jalan
Gubernur Suryo. Selain jalan utama disekitar tapak juga terdapat jalan kecil seperti
jalan jokodolog yang terdapat dibelakang tapak.
Akses utama pada tapak ini melalui jalan Basuki Rahmat, dimana jalan ini
hanya mempunyai arus lalu lintas satu arah dalam sirkulasinya. Pada gambar 4.1.1.1
menunjukkan arah sirkulasi pada area tapak yang menunjukkan arus kendaraan
bermotor sehingga dapat ditentukan entrance yaitu tepat pada ujung tapak yang
langsung berbatasan dengan jalan utama.
Untuk akses keluar pada tapak bangunan ini dapat keluar pada jalan utama
yaitu jalan Basuki Rahmat atau bahkan keluar pada jalan yang ada pada sisi belakang
tapak yang mana jalan tersebut akan menuju pada jalan Gubernur Suryo atau dapat
4.1.2 Analisa Iklim
Pertimbangan orientasi bangunan sangat mempengaruhi tingkat kenyamanan
pada suatu bangunan, dengan memperhatikan orientasi matahari, pembayangan,
pergerakan udara hendaknya ada suatu respon desain pada bangunan yang mana akan
terlihat pada analisa iklim ini. Dengan mempertimbangkan arah hadap bangunan
diharapkan mampu memberikan tingkat kenyamanan pada penggunan bangunan.
Gambar 4.1.2.1. Analisa iklim
Sumber : Analisa Penulis 2010
Bangunan yang menghadap ke arah barat dan timur tentunya
menyerap lebih panas daripada bagian bangunan yang menghadap utara dan selatan.
Jika dilihat dari orientasi matahari seperti di atas maka sebaiknya lebih
memaksimalkan shading pada bagian yang lebih banyak menerima sinar matahari.
Pembayangan (shading) dapat dilakukan dengan cara memaksimalkan panjang
sosoran dengan tetap memperhatikan faktor estetika desain, dapat juga dengan cara
meminimalkan bukaan transparan pada bagian tersebut, ataupun dengan cara
menempatkan orientasi bangunan yang terpanjang pada arah hadap yang sedikit
terkena sinar matahari yaitu Utara dan Selatan. Semua hal tersebut dilakukan agar
beban panas yang diterima bangunan dapat di optimalkan.
Arah orientasi matahari bergerak dari arah timur ke barat, namun untuk wilayah
Surabaya sendiri matahari lebih cenderung sebelah di utara, jadi membelokkan
bangunan seperti pada gambar 4.1.2.1. akan mengurangi datangnya sinar ke dalam
bangunan, karena hal tersebut akan mempengaruhi tingkat kenyamanan pada
pengguna.
Mengingat lokasi tapak berorientasi ke jalan utama maka secara tidak langsung
bangunan akan mengikuti arah orientasi tapak. Namun posisi yang sedemikian krusial
membuat pengguna bangunan akan merasa tidak nyaman karena pada waktu pukul
12.00 ke atas matahari sudah berada dibarat, sehingga dibutuhkan respon desain dapat
dilihat pada gambar 4.1.2.2. agar pengguna bangunan tetap merasa nyaman sekalipun
bangunan mengadap ke arah barat.
Gambar 4.1.2.2. Respon Desain
Sumber : Analisa Penulis 2010
4.1.3 Analisa Lingkungan Sekitar
Tunjungan plasa Surabaya sangat berpotensi tinggi terhadap obyek rancang
Pusat Relaksasi Eksekutif, karena letaknya yang berdekatan objek rancang sehingga
akan mempermudah masyarakat untuk menjangkau lokasi tersebut, lihat gambar
4.1.3.1. Selain itu juga berdekatan langsung dengan rumah dan gedung-gedung
perkantoran, hotel-hotel berbintang, serta permukiman warga yang tingkat
Gambar 4.1.3.1. Analisa Lingkungan
Sumber : Analisa Penulis 2010
Pada site ini memiliki dua view yang biasa digunakan, yakni dari arah jalan
Basuki Rahmat dan Jalan Taman Apsari. Karena hanya jalan ini yang berbatasan
dengan site tersebut.
Dengan melihat batas-batas sekitar site, untuk area antara bangunan dan jalan
dapat digunakan sebagai ”view penangkap” terhadap jalan raya terutama pada bagian
McDonald dan Tunjungan Plaza. Kemudian area yang berbatasan dengan
permukiman penduduk dapat digunakan sebagai foyer yang menjadi ruang perantara
antara kompleks Pusat Relaksasi Eksekutif di Surabaya dengan perumahan penduduk
ataupun dapat digunakan sebagai ruang-ruang penunjang.
4.1.3.1. Analisa Kebisingan
Kebisingan pada lingkungan site termasuk dalam kondisi ramai dan padat,
karena intensitas lalu lintas kendaraan padat tetapi dimensi jalan cukup lebar sehingga
jarang terjadi kemacetan. Bila ada kemacetan itupun dipengaruhi oleh adanya banyak
kendaraan umum, seperti halnya Bus, Bemo, dan Taksi yang akan menepi
untuk mengambil penumpang pada depan bangunan Tunjungan Plaza.
Tunjungan Plasa
Gambar 4.1.3.1.1. Analisa Kebisingan
Sumber : Analisa Penulis 2010
Oleh karena objek rancang ini bersifat sebagai bangunan pusat relaksasi
yang mana bangunan ini dibutuhkan suasana yang cukup santai atau tenang, maka
hendaknya objek rancang tersebut agar dijauhkan dari jalur utama, karena pada area
tersebut kebisingan dari suara kendaraan bermotor sangat mengganggu penggunan
bangunan. Dengan demikian muncul respon desain akibat dari analisa kebisingan.
Gambar 4.1.3.1.2. Respon Desain
Sumber : Analisa Penulis 2010
4.1.4 Analisa Lingkungan Zoning
Penzoningan pada bangunan sangat penting dilakukan selain menunjukkan
fungsi dapat juga menunjukkan jenis-jenis ruang yang ada, sehingga proses
perancangan akan mudah dilakukan.
Penzoningan pada tapak ini terjadi dari akibat analisa-analisa diatas sehingga
didapatkan zona-zona ruang seperti yang ditampilkan pada gambar, dapat dilihat pada
gambar 4.1.4.1
RTH
Objek
POHON SEBAGAI BARRIER BEDA