• Tidak ada hasil yang ditemukan

PUSAT RELAKSASI EKSEKUTIF DI SURABAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PUSAT RELAKSASI EKSEKUTIF DI SURABAYA."

Copied!
85
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

PUSAT RELAKSASI EKSEKUTIF

DI SURABAYA

Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh

Gelar Sarjana Teknik (S-1)

Diajukan oleh:

TRI CANDRA SETIAWAN

0751010038

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala bimbingan dan

berkahNya, sehingga kami dapat menyelesaikan Tugas Akhir Teknik Arsitektur sampai proses

akhir.

Karya tulis dengan judul “PUSAT RELAKSASI EKSEKUTIF” disusun sebagai bahan

dasar dan acuan teori perancangan karya Tugas Akhir Jurusan Arsitektur, Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Surabaya

Tujuan penulisan karya tulis ini adalah untuk mendalami dan memahami dasar teori dan

konsep yang akan diperlukan untuk diterapkan pada perancangan Tugas Akhir.

Ucapan terima kasih juga saya ucapkan kepada Allah SWT atas berkat, rahmat dan hidayahnya

yang selalu menyertai, bapak dan Ibu yang selalu mendoakan dan kasih sayang selama ini, guru

TK sampai SMA ku, berkat anda saya bisa kuliah di arsitek, Ibu Niniek Anggraini dan Pak

Pranoto selaku dosen pembimbing, bimbingan dan masukan dari bapak dan ibu sangat berharga

dan bermanfaat untuk saya, segenap dosen jurusan Arsitektur UPN “Veteran” Surabaya, terima

kasih atas pembelajaran yang kadang menyengsarakan tapi cukup menyenangkan dan

bermanfaat, segenap karyawan jurusan di laboratorium, TU, ruang baca dan fotokopi atas

bantuan dalam studi selama di kuliah ini, pak Junaedi dan staff nya selaku pengelola kantin

FTSP, Kunthi Adiati yang telah memberikan banyak dukungan serta doa, teman-teman jurusan

Arsitektur UPN angkatan 2007, terima kasih atas pengalaman yang sudah kita lalui bersama

senang ataupun susah, dengan kalian tak pernah lepas dari duka, tapi yang jelas jauh lebih

banyak sukanya.

Kami sadar bahwa karya tulis ini bukanlah karya yang sempurna, oleh sebab itu kritik

dan saran pembaca akan berguna demi perbaikan karya tulis ini.

Semoga karya ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

(3)

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul……… i

Kata Pengantar ……….. ii

Abstraksi…….……… iii

Daftar Isi………. iv

Daftar Tabel……… vi

Daftar Gambar……… vii

BAB I. PENDAHULUAN……….. 1

1.1. Latar Belakang... 1

1.2. Tujuan dan Sasaran Perancangan……… 6

1.3. Batasan dan Asumsi………... 6

1.4. Tahapan Perancangan………. 7

1.5. Sistematika Laporan………... 8

BAB II. TINJAUAN OBJEK PERANCANGAN………. 10

2.1. Tinjauan Umum Perancangan………. 10

2.1.1 Pengertian Judul………. 10

2.1.2. Studi Literatur……… 11

2.1.3. Studi Kasus………. 12

2.1.4. Analisa hasil Studi………. 19

2.2. Tinjauan Khusus Perancangan……… 20

2.2.1 Lingkup Pelayanan………. 20

2.2.2 Aktifitas Dan Kebutuhan Ruang……… 21

2.2.3. Perhitungan Luasan Ruang……… 23

2.2.4 Program Ruang……….. 37

(4)

3.1. Latar Belakang Pemilihan Lokasi………. 38

3.2. Penetapan Lokasi………... 41

3.3. Kondisi Fisik Lokasi………. 44

3.3.1 Eksisting Site……… 44

3.3.2 Aksesibilitas………. 46

3.3.3 Potensi Lingkungan……….. 46

3.3.4 Infrastruktur Kota……… 50

3.3.5 Peraturan Bangunan Setempat………. 53

BAB IV. ANALISA PERANCANGAN………... 54

4.1. Analisa Site……….. 54

4.1.1. Analisa Aksesibilitas……… 54

4.1.2. Analisa Iklim……… 56

4.1.3. Analisa Lingkungan Sekitar……… 57

4.1.3.1.Analisa Kebisingan………. 58

4.1.4. Analisa Zoning……… 59

4.2. Analisa Ruang……… ……… 60

4.2.1. Organisasi Ruang……… 60

4.2.2. Hubungan Ruang dan Sirkulasi……… 63

4.2.3. Diagram Abstak……….. 64

4.3. Analisa Bentuk dan Tampilan………. 64

4.3.1. Analisa Bentuk Massa Bangunan……… 64

4.3.2. Analisa Tampilan……… 66

BAB V. KONSEP RANCANGAN...………... 70

5.1. Konsep Tapak……….. 71

5.1.1. Konsep Zoning...……… 71

5.1.2. Konsep Tatanan Massa....……… 71

5.1.3. Konsep Orientasi Massa Bangunan.……… 72

(5)

5.2.1. Konsep Bentuk Bangunan.………... 72

5.2.2. Konsep Facade Bangunan.………... 73

BAB VI. APLIKASI RANCANGAN...………... 74

6.1. Aplikasi Tapak……….... 74

6.1.1. Aplikasi Zoning...……… 74

6.1.2. Aplikasi Tatanan Massa....……… 75

6.1.3. Aplikasi Orientasi Massa Bangunan.……… 75

6.2. Aplikasi Tampilan Bangunan………... 76

6.2.1. Aplikasi Bentuk Bangunan.………... 76

6.2.2. Aplikasi Facade Bangunan.………... 77

(6)

PUSAT RELAKSASI EKSEKUTIF

DI SURABAYA

Tri Candra Setiawan

0751010038

ABSTRAKSI

Pusat Relaksasi Eksekutif di Surabaya merupakan salah satu objek rancang tugas akhir yang berada di Surabaya. Dalam hal ini relaksasi sendiri terbagi atas dua bagian yaitu relaksasi aktif dan relaksasi pasif, yang mana relaksasi aktif sendiri mempunyai pengertian suatu proses relaksasi yang membutuhkan suatu kegiatan yang menghasilkan banyak gerakan, sedangkan untuk relaksasi pasif yaitu suatu proses relaksasi yang tidak membutuhkan banyak gerakan maupun energi karena dalam kedaan ini tubuh lebih sering bersifat pasif. Namun dari kedua hal tersebut antara relaksasi aktif dan relaksasi pasif keduanya sama mempunyai peran penting dalam suatu proses relaksasi karena relaksasi sendiri dapat bersifat hiburan ataupun bersantai.

Tujuan didirikannya Pusat Relaksasi Eksekutif di Surabaya ini yaitu sebagai satu-satunya pusat relaksasi yang diperuntukkan bagi masyarakat kalangan menengah ke atas atau para eksekutif. Selain itu sebagai satu-satunya pusat relaksasi yang mengemas berbagai macam fasilitas relaksasi dalam satu bangunan. Objek rancang ini juga diharapkan mampu menjadi bangunan yang mudah dikenal di kota Surabaya karena mengingat lokasi perancangannya bertepatan dengan area perdagangan yaitu pasa pusat kota Surabaya yang mana masyarakat akan sangat mudah mengenali objek rancang tersebut.

Sasaran objek rancang ini ditujukan untuk masyarakat kalangan menengah ke atas karena mengingat prospek bisnis yang cukup menguntungkan yang dihasilkan dari pusat relaksasi yang ada di Surabaya. Selain itu objek rancang ini juga dapat berfungsi sebagai wadah kegiatan atau wadah bersosialisasi oleh para pengusaha.

(7)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada masa kini semakin banyak para pengusaha atau karyawan kantor yang

setelah bekerja tidak langsung menuju ke rumah, mereka lebih banyak menghabiskan

waktu diluar rumah untuk menghibur diri sebelum mereka pulang ke rumah, hal ini

dikarenakan kebutuhan mereka untuk menyeimbangkan diri dari tumpukan rutinitas

pekerjaan dikantor serta gaya hidup mereka yg berkecukupan. Banyak dari mereka

yang menghabiskan waktunya ditempat hiburan, seperti tempat karaoke, club, salon

kecantikan dan sebagainya, hal ini dikarenakan tempat tersebut lebih menyenangkan

untuk mereka kunjungi. Hal ini dapat dilihat pada tabel 1.1 yang menunjukkan

tempat-tempat hiburan yang sering dikunjungi oleh pengusaha.

Tabel 1.1.1 Tempat-tempat yang sering dikunjungi

No Nama Tempat Jenis Tingkat Ekonomi

1 Blowfish Café and Resto Menengah Atas

2 Nav Karaoke Karaoke Menengah Atas

3 Star Pool Billiard Menengah Atas

4 Player’s Pool and Lounge Menengah Atas

5 LBC Salon Kecantikan Menengah Atas

6 Natasha Salon Kecantikan Menengah Atas

7 Colours Café Menengah Atas

8 Redboxx Café and Resto Menengah Atas

9 Alamanda Salon Kecantikan Menengah Atas

10 Mystique Café and Resto Menengah Atas

(8)

Dapat dilihat dari data diatas bahwa memang banyak dari tempat hiburan

malam dengan tingkat ekonomi menengah ke atas yang sering dikunjungi oleh

masyarakat dan khususnya oleh masyarakat kalangan menengah ke atas.

Tabel 1.1.2. Jumlah Pengunjung

No Nama Tempat Orang/ Hari Orang/Tahun

1 Blowfish 850 302600

2 Nav Karaoke 400 146000

3 Star Pool 300 109500

4 Player’s 500 182500

5 Club Deluxe Discotique 400 146000

6 LBC 500 182500

7 Natasha 700 255000

8 Redboxx 1000 365000

9 Alamanda 500 182500

10 Mystique 300 109500

Sumber : Survey Lapangan, 2010

Dari data diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa jumlah pengunjung untuk

tempat Relaksasi saat ini sangat banyak diminati oleh kalangan muda khususnya bagi

para eksekutif. Hal ini akan mempengaruhi pesatnya tingkat perekonomian pada

tempat-tempat hiburan yang mana akan berpeluang menghasilkan prospek bisnis

yang menguntungkan.

Selain itu sektor perekonomian yang meningkat pesat, mendorong tumbuhnya

pelaku-pelaku ekonomi atau pengusaha-pengusaha baru di sektor riil. Tabel 1.1.3.

berikut ini menunjukkan bahwa makin banyaknya pengusaha-pengusaha muda yang

tergabung dalam Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) yang semakin

(9)

Tabel 1.1.3. Jumlah Pengusaha Muda Jawa Timur

Sumber : Disperindag Jatim, 2010

Menurut sumber data wawancara dilapangan bahwa berbagai alasan mengapa

mereka tidak langsung pulang ke rumah, diantaranya yaitu dapat dilihat pada tabel

1.4.

Tabel 1.1.4. Survey pada beberapa Responden

Sumber : Survey Responden, 2010

Dari data diatas menunjukkan bahwa alasan mereka mengunjungi tempat

hiburan yaitu karena gaya hidup mereka yang berkecukupan. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa gaya hidup pengusaha sangat identik sekali dengan hiburan dan

bersenang-senang karena waktu mereka yang cukup luang.

No Pengusaha Bidang

Jumlah Anggota

2006 2007 2008 2009 2010

1 Pertambangan 212 343 432 567 672

2 Perumahan 32 47 67 86 103

3 Perdagangan 297 356 464 654 852

4 Perhubungan 112 189 256 321 557

5 Jasa Kontraktor 211 289 321 397 438

6 Jasa Konsultan 189 254 298 342 495

1053 1478 1838 2367 3117

No Alasan Mengunjungi Tempat Hiburan Jumlah %

1 Bersenang-senang/ Menenangkan Beban Pikiran dari Pekerjaan 48 17

2 Tidak memiliki Suami/istri atau Belum Berumah Tangga 26 11

3 Lokasi Pekerjaan yang cukup Jauh dari Lokasi Tempat Tinggal 13 6

(10)

Oleh karena itu dengan dirancangnya bangunan ini, yang didirikan dipusat

kota akan memberikan respon positif bagi masyarakat setempat, mengingat perilaku

atau kebiasaan mereka yang menghabiskan waktu setelah bekerja untuk mencari

hiburan atau bersenang-senang. Selain itu akan sangat menguntungkan bagi pemilik

bangunan karena pengguna bangunan tersebut dikhususkan untuk pengguna yang

berpotensi untuk memberikan keuntungan karena termasuk dalam sisi ekonomi

menengah ke atas atau mewah. Sehingga prospek bisnis tempat relaksasi di Surabaya

akan semakin meningkat.

Keberadaan Pusat Relaksasi di Surabaya saat ini cukup diminati oleh

kalangan menengah ke atas. Karena banyak dari kalangan pemuda yang cukup

menggemari hiburan billiard selain tidak menguras banyak tenaga, billiard salah satu

hiburan yang cukup menyenangkan. Saat ini jumlah Pusat Relaksasi yang ada di

Surabaya sudah cukup banyak, mengingat prospek bisnis yang dihasilkan dari tempat

tersebut cukup menguntungkan. Hal ini dapat dilihat pada table 1.1.5. yang

menunjukkan jumlah Pusat Relaksasi di Surabaya yang cukup banyak

keberadaannya.

Tabel 1.1.5. Jumlah Pusat Relaksasi di Surabaya

No Nama Proyek Lokasi Fasilitas

1 Posh Pool and Lounge

Jl. Pregolan Surabaya 5 VIP rooms, 15 exclusive pool table, Hi-Speed Internet Access, Karaoke

2 Player’s Pool and Lounge

Jl. Margorejo indah Surabaya

Billiard, mini bar, karaoke, Hot spot area

3 Natasha skin centre Jl. Dharmahusada Perawatan muka, spa, dll 4 Exclusive bar and

karaoke

Jl. Bubutan Surabaya Bar, club, billiard, karaoke, VIP rooms karaoke, Free hot spot

(11)

Ditinjau dari asal daerah para pengusaha yang menjadi anggota Hipmi jatim

tersebut di atas, banyak yang berasal dari wilayah Surabaya dan sekitarnya. Secara

jelas terlihat dalam tabel 1.1.6. berikut.

Tabel 1.1.6. Jumlah Anggota Hipmi Jatim menurut Asal Daerah Tahun 2010

Sumber : Disperindag Jatim, 2010

Melihat dari data tabel 1.1.6. di atas, maka jumlah pengusaha muda di

Surabaya cukup banyak, yaitu berjumlah 1074 orang, sehingga pembangunan tempat

ini khususnya dipusat Kota Surabaya sangat dibutuhkan, karena mengingat

banyaknya jumlah pengusaha Surabaya yang membutuhkan tempat relaksasi.

Dengan dibangunnya tempat ini akan sangat memberikan prospek positif

untuk mereka, karena bangunan yang seperti ini yang sebenarnya dibutuhkan. Pusat

Relaksasi Eksekutif ini akan menjadi sebuah tempat yang cukup menarik untuk

dikunjungi, karena akan menjadi satu-satu nya Pusat Relaksasi Eksekutif yang ada di

kota Surabaya.

No Pengusaha Bidang

Jumlah Anggota

Surabaya Sidoarjo Madiun Malang

1 Pertambangan 38 21 6 3

2 Perumahan 156 44 38 29

3 Perdagangan 483 163 246 238

4 Perhubungan 37 29 33 25

5 Jasa Kontraktor 236 227 215 209

6 Jasa Konsultan 124 119 113 117

(12)

1.2 Tujuan dan Sasaran Perancangan

Dengan membuat Pusat Relaksasi Eksekutif ini dimaksudkan agar dapat

memberikan sebuah tempat yang dapat menjadi wadah kegiatan untuk bersantai,

mencari hiburan serta bersosialisasi. Untuk itu ada beberapa sasaran dan tujuan yang

ingin dicapai, yaitu:

Sasaran:

1. Memberikan sebuah tempat relaksasi pikiran untuk pengusaha, sehingga dengan

begitu akan menjadikan tempat tersebut sebagai tempat untuk bersantai, sekaligus

untuk bersosialisasi antar pengusaha.

2. Menciptakan sebuah bangunan yang mana tidak hanya menawarkan untuk

bersantai seperti Sauna, Yoga, tetapi juga menawarkan untuk fasilitas menarik

lainnya, seperti billiard, spa, café, gym dan karaoke.

3. Menciptakan nuansa style yang berbeda dari tempat-tempat hiburan yang ada saat

ini di Surabaya. Dengan style exclusive akan menambah gaya bangunan ini

semakin elegan.

Tujuan:

1. Tujuan dari pusat kebugaran ini dapat membuat fresh karena di dalam tubuh kita

menjadi seimbang antara pencapaian kebutuhan fisik, pikiran dan emosi kita.

Dengan adanya kesimbangan tersebut pikiran menjadi tenang dan nyaman.

Ketenangan ini nantinya membuat kita beraktivitas dengan semangat yang baru,

seperti terlahir kembali dengan memunculkan ide-ide yang baru. Pencapaian fresh

(13)

1.3 Batasan dan Asumsi

Dalam perancangan proyek ini, untuk menghindari pembahasan agar tidak

melebar pada masalah - masalah yang tidak seharusya dibahas, maka perlu adanya

batasan-batasan yang melingkupi permasalahan yang ada, antara lain:

Batasan:

- Bangunan ini diperuntukkan bagi para pengusaha, dengan rancangan bangunan

yang menitik beratkan pada rancangan single building.

- Karena bangunan ini merupakan tempat relaksasi, adapun fasilitas-fasilitas yang

dapat menghibur bagi para pengusaha muda, di antaranya adalah karaoke, mini

bar, billiard, life music, cafe, spa, massage, yoga, dan fasilitas pendukung

lainnya. Adapun fasilitas relaksasi yang bersifat pasif yaitu sauna, yoga, fasilitas

salon kecantikan.

- Strata ekonomi pada bangunan ini ditujukan pada tingkat ekonomi menengah ke

atas.

Asumsi:

- Proyek perancangan bangunan ini diasumsikan merupakan proyek milik swasta.

- Proyek perancangan bangunan ini diasumsikan mewadai ± 1500 orang.

1.4 Tahapan Perancangan

Sebelum memulai sebuah proses perancangan dan pembangunan, di butuhkan

sebuah laporan yang tersusun atas kerangka-kerangka tahapan perancangan yang

akan mempermudah proses perancangan dan perencanaan dalam laporan ini.

Tahapan-tahapan dalam perancangan sebagai berikut:

Diawali dengan mengintepretasi judul objek rancangan dengan latar belakang,

kemudian dilakukan pengumpulan data langsung dari lapangan maupun dari literatur,

buku, majalah, internet, dan lain-lain. Selain itu juga melakukan studi banding atau

studi kasus, yang diawali dengan wawancara untuk memperoleh data yang lebih

(14)

teori serta prinsip-prinsip dan azas metode perancangan sehingga terbentuk tema dan

konsep yang mengawali ide dasar bentuk bangunan. Kemudian melakukan feed back

control terhadap prinsip desain dan aturan perancangan, serta kesesuaian konsep

dengan apa yang sudah diharapkan. Dan setelah itu membuat gagasan pra desain

hingga pada proses akhir yaitu hasil dari rancangan. Berikut ini diagram laporan

dalam perancangan yang dapat dilihat pada Gambar 1.4.1

Gambar 1.4.1. Tahapan Perancangan

Sumber: Azas-azas dan Metode Perancangan

1.5 Sistematika Laporan

Dalam penyusunan laporan diharapkan dapat memberikan gambaran yang

jelas tentang perancangan yang akan dikerjakan, mulai dari bagian umum sampai

dengan bagian yang khusus sehingga dihasilkan suatu pola pikir yang sistematis.

Interpretasi Judul

Latar Belakang

Pengumpulan Data

Kajian Teori, Azas Serta Prinsip Perancangan

Tema/Konsep Perancangan

Gagasan Pra Desain

(15)

Sistematika penulisan laporan, meliputi:

- BAB I. PENDAHULUAN.

Pendahuluan yang menjelaskan tentang latar belakang perencanaan dan

perancangan Pusat Relaksasi Pengusaha di Surabaya.

Tujuan dan sasaran proyek ini yaitu memberikan sebuah tempat relaksasi pikiran

untuk pengusaha, sehingga dengan begitu akan menjadikan tempat tersebut sebagai

tempat untuk bersantai, sekaligus untuk bersosialisasi antar pengusaha.

Batasan dari proyek ini adalah bangunan ini merupakan tempat relaksasi, adapun

fasilitas-fasilitas yang dapat menghibur bagi para pengusaha muda, di antaranya

adalah karaoke, mini bar, billiard, life music, cafe, spa, massage, yoga, dan fasilitas

pendukung lainnya. Adapun fasilitas relaksasi yang bersifat pasif yaitu sauna, yoga,

fasilitas salon kecantikan.Strata ekonomi pada bangunan ini ditujukan pada tingkat

ekonomi menengah ke atas.

Proyek perancangan bangunan ini diasumsikan merupakan proyek milik swasta.

Kemudian menjelaskan tentang tahapan perancangan yang menjelaskan secara runtun

mulai dari menginterpretasi judul sampai dengan hasil akhir.

- BAB II. TINJAUAN OBJEK RANCANGAN

Bab ini yang menjabarkan tentang Pengertian judul dari Pusat Relaksasi

Pengusaha di Surabaya, studi literatur dan studi kasus yang berkaitan dengan proyek

dimana menyangkut aspek kualitas dan kuantitas serta persyaratan proyek,

persyaratan pokok proyek dan kepemilikan proyek. Tinjauan Khusus, yang

menjelaskan batasan dan asumsi, lingkup pelayanan, aktivitas dan kebutuhan ruang,

perhitungan luas ruang, dan pengelompokan ruang.

- BAB III. TINJAUAN LOKASI.

Bab ini menjelaskan tentang tinjauan lokasi perancangan yang menjabarkan

tentang antara lain, latar belakang pemilihan lokasi bangunan, penetapan lokasi, fisik

lokasi, aksesibilitas, yang menjelaskan tentang potensi bangunan dan infrastruktur

(16)

- BAB IV. ANALISA PERANCANGAN.

Bab ini menjabarkan analisa perancangan dimana didalamnya analisa site yang

(17)

BAB II

TINJ AUAN OBYEK PERANCANGAN

2.1 Tinjauan Umum Perancangan

2.1.1 Pengertian J udul

Sebelum memahami pengertian dari Pusat Relaksasi Eksekutif di Surabaya

ada baiknya kami menelaah beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ilmuwan

tentang pengertian dari Pusat Relaksasi Eksekutif.

Relaksasi :

- Menurut Chaplin (2007) pengertian relaksasi sebagai kembalinya otot ke

keadaan istirahat setelah kontraksi. Atau relaksasi adalah suatu keadaan

tegang yangg rendah dengan tanpa adanya emosi yang kuat.

- Menurut Cormier (2006) pengertian relaksasi sebagai usaha mengajari

seseorang untuk relaks, dengan menjadikan orang itu sadar tentang perasaan

perasaan tegang dan perasaan relaks kelompok otot utama seperti tangan,

muka, dan leher, dada, bahu, punggung dan perut, dan kaki.

- Relaksasi adalah teknik yang dapat digunakan semua orang untuk

menciptakan mekanisme batin dalam diri seseorang dengan membentuk

pribadi yang baik, menghilangkan berbagai bentuk pikiran yang kacau akibat

ketidak berdayaan seseorang dalam mengendalikan ego yang dimilikinya,

mempermudah seseorang mengontrol diri, menyelamatkan jiwa dan

(18)

Eksekutif :

- Menurut Kamus Besar Indonesia (November 2010) Eksekutif adalah

tingkatan atau level pada lingkup ekonomi yang mengacu pada tingkatan

ekonomi menengah ke atas.

Surabaya :

Menurut Kamus Besar Indonesia (November 2010) Surabaya adalah sebuah

kota terbesar kedua setelah Jakarta atau dapat disebut sebagai ibukota Negara

Indonesia nomor dua.

Kesimpulan :

Jadi Pusat Relaksasi Eksekutif di Surabaya adalah merupakan suatu tempat

yang menyediakan berbagai fasilitas yang berhubungan dengan relaksasi tubuh yang

diperuntukkan bagi kalangan ekonomi menengah ke atas khususnya bagi para

Eksekutif dan didirikan di kota Surabaya.

2.1.2 Studi Literatur

Teknik Relaksasi

Menurut Thantawy (1997: 67) “relaksasi adalah teknik mengatasi

kekhawatiran/kecemasan atau stress melalui pengendoran otot-otot dan syaraf, itu

terjadi atau bersumber pada obyek-obyek tertentu”. Relaksasi merupakan suatu

kondisi istirahat pada aspek fisik dan mental manusia, sementara aspek spirit tetap

aktif bekerja. Dalam keadaan relaksasi, seluruh tubuh dalam keadaan homeostatis

atau seimbang, dalam keadaan tenang tapi tidak tertidur, dan seluruh otot-otot dalam

keadaan rileks dengan posisi tubuh yang nyaman.

(19)

Usaha untuk mengajari seseorang untuk relaks, dengan menjadikan orang itu

sadar tentang perasaan-perasaan tegang dan perasaan-perasaan relaks

kelompok-kelompok otot utama seperti tangan, muka, dan leher, dada, bahu, punggung, perut,

dan kaki.

Dengan kendornya otot-otot tubuh, yang tegang menjadi rileks (santai), maka

akan tercipta suasana perasaan yang tenang dan nyaman. Perasaan yang tenang dan

nyaman akan menopang lahirnya pola pikir dan tingkah laku yang positif, normal dan

terkontrol pula.

Menurut orang awam relaksasi sering kali diartikan dengan rileks, yaitu suatu

tindakan yang digunakan untuk melepas ketegangan atau kelelahan. Misalnya

olahraga, menonton acara televisi, rekreasi ke tempat-tempat wisata dan menyalurkan

hobi yang dimiliki. Sehingga untuk menghindari kerancuan dalam pemahaman arti

relaksasi, maka dibawah ini akan membahas teori-teori yang berkaitan dengan

rileksasi, meliputi pengertian, metode dasar, manfaat, jenis-jenis, dan prosedur umum

pelaksanaan relaksasi

Relaksasi adalah teknik yang dapat digunakan semua orang untuk

menciptakan mekanisme batin dalam diri seseorang dengan membentuk pribadi yang

baik, menghilangkan berbagai bentuk pikiran yang kacau akibat ketidak berdayaan

seseorang dalam mengendalikan ego yang dimilikinya, mempermudah seseorang

mengontrol diri, menyelamatkan jiwa dan memberikan kesehatan bagi tubuh.

2.1.3 Studi Kasus

A. Mex Building di Surabaya

Bangunan ini terletak di jalan Pregolan No 1-5, Surabaya Jawa Timur. Lokasi

site berada ditengah kawasan permukiman lihat Gambar 2.1.3.1 yang relatif ramai

dengan akses utama kawasan perdagangan yaitu Jl.Basuki Rahmat yang berada

(20)

Tampilan bangunan dari luar terlihat menarik dengan facade yang lebih

menarik dengan bangunan sekitar menjadikan bangunan ini tampak menonjol lihat

Gambar 2.1.3.2. Gaya modern minimalis dapat terlihat dari bentuk geometri dan

adanya elemen garis yang yang menghiasi tampak depan bangunan menjadi pilihan

untuk tampang bangunan dengan penggunaan material kaca mendominasi dinding

depannya.

Gambar 2.1.3.1 Site Bangunan Gambar 2.1.3.2 Eksterior

Sumber : http://www.google.com Sumber : http://www.google.com

Pada studi kasus 1 ini pencarian data lebih difokuskan pada jenis ruang yang ada

untuk menunjang segala aktifitas yang terjadi didalam Bangunan. Penataan interior

dan pemilihan perabot juga bisa menjadi tolok ukur dalam perancangan.

Setiap ruang kegiatan memiliki standar kuat penerangan (illumination) yang

berbeda-beda sesuai dengan kegiatan yang berlangsung didalamnya. Adapun kualitas

cahaya yang baik adalah yang tidak menyilaukan, karena kesilauan dapat melelahkan

mata dan tekanan psikis. Pada daerah tropis, cahaya matahari merupakan potensi

besar untuk penerangan ruang, yang dalam hal ini harus diperhatikan adalah terang

langit dan radiasi panasnya. Standar terang langit minimal ( untuk kegiatan kerja

seperti mengetik, menghitung dengan kalkulator dan lain- lain) adalah 3000 lux12,

(21)

Selain itu untuk kasus ruang tertentu cahaya alami mempunyai keterbatasan untuk

masuk, dan keterbatasan pemerataan kuat penerangan dalam ruang, sehingga

pencahayaan buatan merupakan suatu hal yang mutlak. Adapun jenis ruangan yang

terdapat di dalam bangunan ini adalah :

1. Ruang Resepsionis

2. Ruang Billiard

3. Ruang Lobby Karaoke

4. Ruang Karaoke

5. Kitchen and Bar

1. Ruang Resepsionis

Ruangan ini memiliki luas ruang ± 20 m2 yang difungsikan sebagai ruang

penerima sekaligus ruang informasi tentang bangunan ini. Dengan kapasitas 10

orang, ruangan ini sudah memenuhi syarat sesuai dengan fungsinya. Pada ruangan ini

terdapat meja penerima dengan pemilihan warna coklat tua yang senadai dengan

bagian belakang lihat Gambar 2.1.3.3. Lantai ruangan adalah ubin persegi berukuran

besar, pemilihan warna terang yang senada dengan langit-langit ruangan yang berpola

segi empat besar. Sebagai elemen pelengkap, pada dinding belakang ruangan

dipasang nama tempat tersebut yaitu Posh Pool and Lounge.

Kuat penerangan tergantung jenis kegiatan dalam ruang dan kebutuhannya,

kegiatan yang berbeda membutuhkan kuat penerangan yang berbeda pula. Besar kuat

penerangan yang disesuaikan dengan kegiatan dapat dilihat pada standar ashrae

(Mechanical and Electrical Equipment for Building). Pengaturan kuat penerangan

yang disesuaikan dengan kebutuhan dapat menghemat energi listrik. Maka dapat pula

(22)

Gambar 2.1.3.3 Ruang Resepsionis

Sumber : http://www.google.com

2. Ruang Billiard

Sesuai dengan namanya ruangan ini di fungsikan sebagai ruang billiard yang

dilengkapi dengan fasilitas mini bar, sehingga ruang yang ada tidak nampak kosong.

Luas ruangan ini ± 150 m2 ini bisa mewadahi ± 100 orang. luasan ini ditentukan dari

aktifitas dan banyaknya meja biliiard Gambar 2.1.3.4. Adapun perabot yang ada rak

stik dan kursi yang diletakkan ditepi-tepi dinding ruangan.

Gambar 2.1.3.4 Ruang Billiard

Sumber : http://www.google.com

3. Ruang LobyKaraoke

Ruangan ini sangat unik sekali dengan pencahayaan yang cukup, membuat

ruangan ini nampak selaras dengan warna lantai dan dinding-nya. Luas ruangan ini ±

15 m2 bisa mewadahi ± 10 orang. Luasan ini ditentukan banyaknya orang dan perabot

(23)

Gambar 2.1.3.5 Ruang Lobby Karaoke

Sumber : http://www.google.com

4. Ruang Karaoke

Luas ruangan ini ± 16 m2 dengan kapasitas ± 5-6 orang. Ruangan ini didesain

khusus sehingga pemilihan warna dan ukuran perabot sangat di perhitungkan

dengan baik. adapun perabot yang terdapat pada ruangan ini yaitu sofa, meja,

dan fasilitas penunjang lainnya Gambar 2.1.3.6.

Gambar 2.1.3.6 Ruang Karaoke

Sumber : http://www.google.com

5. Kitchen and Bar

Ruang santai dengan desain bergaya japanesse dan pancaran lampu dekoratif

yang nampak hangat dengan kondisi interior. Tatanan tempat duduk dan meja kaca

yang rapi membuat ruangan ini nampak luas dan nyaman. Luas ruang ini ± 36 m2

dengan kapasitas orang ± 60. Pada ruangan ini terdapat perabot-perabot seperti meja

dan kursi yang senada dengan pemilihan warna pada ruang ini serta didukung

(24)

dentuman musik techno dari DJ yang berpengalaman menambah kesan ceria pada

ruangan ini.

Namun menurut dr. Hendarta Hendarmin, ahli THT lain dalam Intisari tahun

1991, dari penyelidikan mengenai tingkat bahaya suara musik keras di beberapa

diskotek (antara 100 - 110 dB), musik keras bisa merusak pendengaran seseorang

yang setiap hari berada di situ. Apalagi kalau bunyi musik demikian melebihi ambang

batas normal yang tidak bisa ditoleransi telinga.

Gambar 2.1.3.7 Kitchen and Bar

Sumber : http://www.google.com

B. Exotic Pool and Lounge di Malang

Bangunan ini terletak dijalan Galunggung 82 lt 2 Malang. Lokasi site berada di

daerah yang cukup ramai, sehingga akses menuju ke bangunan ini sangat mudah

dijangkau.

Tampilan bangunan dari luar terlihat menarik dengan facade yang berbeda

dengan bangunan sekitar menjadikan bangunan ini tampak menonjol. Gaya modern

minimalis menjadi pilihan untuk tampang bangunan dengan penggunaan material

kaca mendominasi dinding depannya.

Pada studi kasus 1 ini pencarian data lebih difokuskan pada jenis ruang yang

(25)

interior dan pemilihan perabot juga bisa menjadi tolok ukur dalam perancangan.

Adapun jenis ruangan yang terdapat di dalam bangunan ini adalah :

1. Ruang Billiard

Sesuai dengan namanya ruang ini memang difungsikan sebgai ruang billiard

dengan luas ± 56 m2 kapasitas pengunjung ± 40 orang. Dengan penataan meja

biliiard beralur linier sehingga memudahkan pengunjung untuk bermain billiard.

Perpaduan warna alas dengan langit membuat ruang ini nampak senada lihat Gambar

2.1.3.8.

Gambar 2.1.3.8 Ruang Billiard

Sumber : http://www.google.com

2. Ruang Cafe

Secara fisik ruangan ini menyatu dengan ruang billiard karena tidak adanya

batas fisik yang jelas. Yang menjadi batas territorial ruang adalah perabot yang ada,

yaitu sebuah meja dan kursi lihat Gambar 2.1.3.9. Luasan ruang ini ± 20 m2 yang

difungsikan sebagai ruang cafe dengan aktifitas bersantai. Ditinjau dari fungsi ruang,

maka kapasitas ruangan ini diasumsikan ± 18 orang.

Gambar 2.1.3.9 Ruang Caffe

(26)

3. Bar

Ruang santai dengan nuansa ke coklatan yang terpancar dari lampu dekoratif

meja bar. Didepan meja terdapat 6 buah kursi tanpa sandaran. Dibagian belakang bar

terdapat ruang cafe dan ruang billiard lihat Gambar 2.1.310. Luas ruangan ± 15 m2

dengan aktifitas ruang duduk minum dan berbincang. Sesuai dengan fungsinya

ruangan ini memiliki daya tampung ± 6 orang.

Gambar 2.1.3.10 Bar

Sumber : http://www.google.com

2.1.4 Analisa Hasil Studi

Pada analisa hasil studi ini diharapkan dapat membedakan aspek-aspek yang

terdapat pada masing-masing bangunan sepeti aspek lokasi, potensi lokas, dan juga

fasilitas yang ada pada bangunan tersebut, dengan begitu kita dapat mengetahui hal

apa saja yang perlu diperhatikan dalam mendesain sebuah Pusat Relaksasi, dapat kita

lihat pada tabel berikut :

Tabel 2.1.4.1 Pembagian Sifat Ruang

Tinjauan Kasus 1 Kasus 2

Aspek Lokasi

Lokasi site berada ditengah kawasan permukiman yang relatif ramai dengan akses utama kawasan perdagangan yaitu Jl.Basuki Rahmat yang berada dipusat kota Surabaya

(27)

Tinjauan Kasus 1 Kasus 2

Aspek Lokasi

Lokasi site berada ditengah kawasan permukiman yang relatif ramai dengan akses utama kawasan perdagangan yaitu Jl.Basuki Rahmat yang berada dipusat kota Surabaya

Lokasi site berada di daerah yang cukup ramai, sehingga akses menuju ke bangunan ini sangat mudah dijangkau

sebuah Pusat Relaksasi dibutuhkan lokasi yang cukup ramai dengan akses kawasan

perdagangan, sehingga orang dengan mudah mengetahui keberadaan bangunan

tersebut, selain itu menyediakan berbagai fasilitas yang tentunya tidak menguras

banyak tenaga seperti hal nya billiard, karaoke dan cafe.

2.2 Tinjauan Khusus

2.2.1 Lingkup Pelayanan

Pengguna Bangunan Pusat Relaksasi ini adalah masyarakat dengan tingkat

ekonomi menengah ke atas. Namun bukan berarti masyarakat umum tidak dapat

masuk ke dalam bangunan ini, karena ada syarat-syarat khusus yang harus dipenuhi

sebelum masuk bangunan ini, misalnya saja mendaftar terlebih dahulu sebelum

menjadi anggota, tentunya dengan tarif yang cukup mahal. Itu sudah cukup dianggap

(28)

Dari jenis usahanya tersebut dapat dilihat jumlah pengusaha yang di geluti oleh

keanggotaan Hipmi pada tabel 2.2. di bawah ini :

Tabel 2.2.1.1 Jumlah Pengusaha menurut Jenis Usaha Tahun 2009

No Pengusaha Bidang

Jumlah anggota

Surabaya % Luar Surabaya %

1 Transportasi 234 64 129 35

2 Property 254 54 231 46

3 Pertambangan 23 14 275 86

4 Perdagangan 456 42 567 58

5 Jasa Kontraktor 156 35 234 65

6 Jasa Konsultan 174 39 213 61

Jumlah 1.297 41.3 1.649 58.7

Sumber : Hipmi Jatim, 2009

Dari data tabel di atas dapat disimpulkan bahwa lingkup pelayanan Pusat

Relaksasi Eksekutif di Surabaya 30% dari jumlah keseluruhan pengusaha muda di

Jawa Timur dikarenakan Pusat Relaksasi yang ada di Surabaya sudah cukup banyak

dengan demikian perkiraan mengenai besaran proyek sudah diperkirakan menurut

jumlah dari pengusaha di Surabaya yang ada saat ini.

2.2.2 Aktivitas Dan Kebutuhan Ruang

A. Pengguna Bangunan

Pengelolaan bangunan dilakukan oleh manajemen profesional yang

mempunyai struktur organisasi pengelolaan, sebagai berikut :

1. Pengguna bangunan, terdiri dari :

- Pengunjung dikalangan pengusaha

- Pengunjung dikalangan umum

- Organisasi atau kelompok pengusaha muda

(29)

- Administrasi

B. Aktivitas dan Kebutuhan Ruang

Aktifitas-aktifitas yang dilakukan pemakai bangunan dapat dijabarkan seperti

dalam tabel 2.2.2.1 berikut ini :

Tabel 2.2.2.1 Aktifitas Pemakai Bangunan dan Kebutuhan Ruang

No Pemakai Bangunan Aktifitas Kebutuhan Ruang Perabot 1 -Pengguna

(pengusaha, masyrakat)

Bermain billiard

R. Billiard Meja Billiard Kursi

Duduk Salon kecantikan Meja rias kursi

Mandi R. jacuzzi Bathub

Fitnes Aerobic

Gym centre Fitness Equipment

Kursi

Perwatan R. Menicure & Pedicure

Kursi

Massage R. Massage Ranjang

Perawatan R. Facial Ranjang

(30)

2 Pengelola Bangunan Mengelola R. Direktur Meja Administrasi R. Kabid Admin Meja

Kursi R. Staff Admin Meja Kursi Mengelola R. Kabid Sarana

Prasarana Buang Air Toilet Wanita Wastafel

Kloset Sumber : Analisa Penulis, 2010

2.2.3 Perhitungan Luasan Ruang

Perhitungan luasan ruang disusun berdasarkan jumlah standar satuan terkecil

dari masing-masing aktifitas, serta prasarana yang dibutuhkan pada masing-masing

(31)

Tabel 2.2.3.1Perhitungan Luasan Ruang

No Fasilitas Utama Perabot Perhitungan Luas (m2)

1 Ruang Billiard 30 meja billiard 2,8 x 1,7 = 4,76 m2

meja 30 x 4,76 = 142,8 m2 Sirkulasi 100% = 142,8 m2

(32)

150 orang

4 Fitnesss Centre 50 mesin fitnes 2 x 0,6 = 1,2 m2 Luas kebutuhan Ruang = 299 m2 Sirkulasi Ruang 50% = 149,5 m2 Luas kebutuhan = 144 m2 5 R. Bilas dan Luas kebutuhan Ruang = 31,2 m2 Sirkulasi Ruang 50% = 15,6 m2 Sirkulasi 100% = 22,44 m2

(33)

24 orang

0,8 x 0,3 = 0,24 m2

orang 24 x 0,24 = 5,76 m2 Sirkulasi 100% = 5,76 m2 Luas kebutuhan = 11,52 m2

Sirkulasi Ruang 50% = 28,2 m2 Luas kebutuhan Ruang = 29,6 m2 Sirkulasi Ruang 50% = 14,8 m2 Luas kebutuhan Ruang = 22 m2 Sirkulasi Ruang 50% = 11 m2

(34)

8 orang

0,8 x 0,3 = 0,24 m2

orang 8 x 0,24 = 1,92 m2 Sirkulasi 100% = 1,92 m2 Luas kebutuhan = 3,84 m2

Luas kebutuhan Ruang = 24,64 m2 Sirkulasi Ruang 50% = 12,32 m2

Luas kebutuhan kursi = 2 m2 Luas kebutuhan orang = 1,92 m2 Luas kebutuhan Ruang = 3,92 m2 Sirkulasi Ruang 50% = 1,96 m2 Luas kebutuhan = 1,92 m2

10 R. Yoga

Luas kebutuhan = 200 m2 Luas kebutuhan matras = 200 m2 Luas kebutuhan orang = 24 m2 Luas kebutuhan Ruang = 224 m2 Sirkulasi Ruang 50% = 112 m2 Luas kebutuhan = 20,8 m2

Luas kebutuhan ranjang = 20,8m2 Luas kebutuhan orang = 3,84 m2 Luas kebutuhan Ruang = 24,64 m2 Sirkulasi Ruang 50% = 12,32 m2 Luas kebutuhan = 3,84 m2 12 R. Menicure &

(35)

Luas kebutuhan = 50 m2

Toilet Wanita 10-13 orang Kloset

Perabot Perhitungan Luas (m2)

(36)
(37)
(38)
(39)

m2 Luas kebutuhan Ruang = 16,4m2 Sirkulasi Ruang 50% = 8,2 m2 Luas kebutuhan Ruang = 100 m2

Toilet Wanita 10-13 orang Kloset

Perabot Perhitungan Luas (m2)

(40)

30 meja

(41)

Luas kebutuhan = 57,6 m2

No Fasilitas Servis

Perabot Perhitungan Luas (m2)

1 Pantry 1 lemari gantung Luas kebutuhan Ruang = 6 m2 Sirkulasi Ruang 50% = 3 m2 Luas kebutuhan Ruang = 2,4 m2 Sirkulasi Ruang 50% = 1,2 m2 Luas kebutuhan Ruang = 100 m2

(42)

m2

Luas kebutuhan = 4 m2

(43)

Luas kebutuhan = 2,4 m2

Jumlah kebutuhan luas bangunan 3581,27 m2

Sumber : Analisa Penulis dan Analisa Perhitungan Luas ( Neufert Arsitektur Data), 2010

2.2.4 Pr ogr am Ruang

Program ruang disusun dan dikelompokan berdasarkan sifat ruang dang aktifitas ruang. Program ruang secara rinci diuraikan pada tabel 2.2.4.1 berikut :

Tabel 2.2.4.1Program ruang

Sumber : Analisa penulis 2010

No Kebutuhan Ruang Sifat Fasilitas

1 Fasilitas Utama Publik R. Billiard

R. Karaoke

2 Fasilitas Pendukung Publik Resto

Publik ATM Centre

Publik Mushola

3 Fasilitas Pengelola Privat R. Direktur

(44)

BAB III

TINJ AUAN LOKASI PERANCANGAN

3.1. Latar Belakang Pemilihan Lokasi

Dalam memilih site atau lahan untuk pembangunan obyek rancang,

diperlukan adanya beberapa pertimbangan, dimana pertimbangan-pertimbangan

tersebut akan dijadikan pedoman atau landasan dan batasan dalam memilih lahan,

sehingga pada akhirnya akan ditemukan sebuah lokasi yang sesuai dengan misi, visi,

ataupun tujuan dari obyek rancang tersebut.

Obyek rancang adalah Pusat Relaksasi Eksekutif di Surabaya yang merupakan

bangunan komersil (karena menyediakan fasilitas yang bersifat umum), obyek

tersebut diperuntukkan oleh masyarakat dengan spesifikasi golongan menengah ke

atas khususnya untuk para pengusaha atau eksekutif.

Berdasarkan kriteria tersebut di atas, didapatkan dasar-dasar pertimbangan

dalam pemilihan lokasi, yaitu :

1. Landuse

Jenis tata guna lahan atau landuse yang diperlukan adalah yang

bersifat komersil, atau lahan yang dipergunakan untuk obyek yang bersifat

publik, karena pada dasarnya obyek Pusat Relaksasi Eksekutif di Surabaya

merupakan obyek perancangan yang bersifat komersil.

Dapat dikatakan bersifat komersil karena lahan yang ada sangat

dimanfaatkan dengan baik sehingga tidak membuang ruang yang cukup

besar, karena peruntukkan lahan ini bersifat komersil jadi sebisa mungkin

(45)

2. Pangsa pasar

Pangsa pasar utama obyek Pusat Relaksasi Eksekutif di Surabaya

adalah masyarakat umum dengan spesifikasi golongan ‘middle high’ atau

menengah ke atas, untuk itu diperlukan lahan yang berdekatan dengan

kawasan perumahan kalangan menengah ke atas atau bahkan pada kawasan

perdagangan seperti pusat kota.

3. Kondisi lahan

Kondisi lahan dapat berupa kondisi lahan kosong, atau lahan dari

suatu bangunan, dimana bangunan tersebut dapat direnovasi dengan alasan

bahwa bangunan tersebut sudah tidak dipakai atau digunakan atau

difungsikan lagi.

4. Lingkungan

Berdasarkan konsep perancangan yang mengaplikasikan aspek

rekreasi pada obyek, maka diperlukan lahan yang memiliki kondisi

lingkungan yang tepat, tepat disini memiliki pengertian bahwa lahan

tersebut memiliki lingkungan yang berpotensi untuk objek rancang ini.

Dikatakan tepat yaitu bahwa bangunan ini berdiri pada lingkungan

yang memang seharusnya membutuhkan bangunan seperti ini, seperti pada

pusat kota atau bahkan pusat perdagangan dan rekreasi.

5. Akses

Faktor yang juga sangat penting dalam pemilihan lahan bagi obyek Pusat

Relaksasi Eksekutif di Surabaya adalah akses atau pencapaian ke lahan,

dimana yang diperlukan tentunya adalah lahan yang dapat dengan mudah

dicapai.

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, dapat diambil

(46)

lahan (yaitu yang lebih bersifat komersil), pangsa pasar (berdekatan dengan kawasan

masyarakat golongan menengah ke atas), mencukupi kebutuhan lahan, memiliki

lingkungan yang nyaman, serta mudah dicapai.

Untuk dapat memilih site yang paling cocok dipergunakan sebagai lahan obyek

Pusat Relaksasi Eksekutif di Surabaya, akan dilakukan perbandingan dari beberapa

site yang telah memenuhi kriteria diatas.

Dari penjabaran pertimbangan-pertimbangan dalam pemilihan lokasi tersebut,

didapatkan beberarapa alternatif lokasi yang cocok dipergunakan sebagai lahan obyek

rancang Pusat Relaksasi Eksekutif di Surabaya sebagai berikut:

Gambar 3.1.1 Jalan Tunjungan Gambar 3.1.2 Jalan Tunjungan

Sumber : http://www.google.com, 2010 Sumber : http://www.google.com, 2010

Gambar 3.1.3 Jalan Dharmawangsa Gambar 3.1.4 Jalan Basuki Rahmat

(47)

Tabel 3.1.1 Penilaian Alternatif Lokasi

No. Lokasi Pencapaian Guna Lahan Lingkungan Pangsa Pasar Total

1. A 3 4 3 4 14

2. B 3 2 3 2 10

3. C 3 1 3 3 10

4. D 4 4 4 4 16

Sumber : Analisa penulis 2010

Keterangan: 1 = Buruk 3 = Cukup

2 = Kurang 4 = Baik

Dari pengidentifikasian pada tabel (3.1), didapatkan kesimpulan bahwa lokasi

yang cocok bagi obyek adalah pada lokasi D yaitu lokasi yang berada di jalan raya

Jendral Basuki Rahmat, dengan dominasi pada pertimbangan pangsa pasar,

ketersediaan lahan, kondisi lahan, lingkungan dan akses atau pencapaian.

3.2. Penetapan Lokasi

Penetapan lokasi untuk obyek Pusat Relaksasi Eksekutif di Surabaya ini sudah

ditetapkan, yaitu berlokasi di jalan Jendral Basuki Rahmat Surabaya. Penetapan

lokasi ini sudah dipertimbangkan menurut dasar-dasar pertimbangan pemilihan lokasi

yang ada, sehingga dipilihlah lokasi tersebut untuk obyek rancang Pusat Relaksasi

Eksekutif di Surabaya.

Lokasi site merupakan area perdagangan yang di lalui jalur utama pada kota

Surabaya. Sehingga akan mempermudah orang dalam sisi penjangkauan maupun sisi

pandangan. Berdasarkan kriteria diatas adapun alasan pemilihan lokasi ini, yaitu:

- Tapak berdekatan dengan area perdagangan atau berdekatan dengan

hotel-hotel berbintang yang tingkat ekonominya cenderung menengah keatas,

sehingga akan berpeluang besar pada sisi pendapatan pada obyek rancangan

(48)

- Infrastruktur yang memadai, sarana dan prasarana seperti air, listrik, saluran

pembuangan menunjang perkembangan kawasan menjadi lingkungan yang

baik, aman, bebas banjir.

Gambar 3.2.1 Master Plan

Sumber : http://www.google.com, 2010

Merupakan lokasi yang mudah dicapai baik dari luar kota maupun dari dalam

kota karena jalan Jendral Basuki Rahmat merupakan jalur utama kota Surabaya.

Ditambah dengan adanya hotel-hotel berbintang yang berdiri disepanjang jalan ini

seperti hotel tunjungan dan J.W. Marriot yang akan mempermudah masyarakat untuk

mengenali obyek ini. Dan sekaligus berpotensi tinggi untuk mengundang banyak

masyrakat dari kalangan menengah ke atas yang bermalam di hotel tersebut untuk

(49)

0 20 40

Gambar 3.2.2 Peta Garis

Sumber : Analisa Penulis 2010

1. Batas-batas Lahan

• Sebelah barat : Jalan Raya Jendral Basuki Rahmat

• Sebelah Timur : Taman Arca Jokodolog

• Sebelah Utara : Mc’donals Basuki Rahmat

• Sebelah Selatan : Showroom mobil Honda

(50)

Gambar 3.2.5. Batas sebelah utara Gambar 3.2.6. Batas sebelah selatan

Sumber : Hasil Pengamatan Lapangan 2010

3.3. Kondisi Fisik Lokasi

3.3.1 Existing Site

Pusat Relaksasi Eksekutif di Surabaya ini berada di wilayah Surabaya Pusat,

yaitu jalan Basuki Rahmat. Dengan rincian kondisi lokasi sebagai berikut :

• Luas lokasi bangunan : + 2 hektar

• Klasifikasi dan kondisi ruas jalan utama pada kawasan perencanaan (jalan Basuki Rahmat) yaitu antara lain sebagai berikut :

Kondisi / Jenis Perkerasan : baik dan beraspal.

Lebar Jalan (m) : 19,20 m.

Lebar Trotoar (m) : 2,75 + 0,50 m.

Lebar Saluran Tepi : 1,00 + 1,00 m.

(Sumber :Tata Kota Surabaya, November 2008).

• Data tapak yang ada pada kawasan perencanaan tepatnya di sekitar site Basuki Rachmat antara lain sebagai berikut :

1. Suhu harian : suhu minimum 27,2 º C dan suhu maksimum 28,8 º C

2. Kelembaban : 66 % - 85 %

3. Tekanan udara : 1007,5 Mbs – 1012,2 Mbs

4. Curah hujan : 172 mm / tahun.

(51)

Dalam suatu perencanaan dan perancangan sebuah bangunan khususnya

ditujukan pada Pusat Relaksasi Eksekutif ini haruslah menganalisa dan

melihat kondisi site yang akan digunakan sebagai site proyek tersebut,

sehingga sebelum proses pembangunan nanti, bangunan yang akan dirancang

dapat menyesuaikan dengan keadaan di sekitar site Basuki Rachmat. Kondisi

site tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Geologi tanah :

Menurut data kemampuan tanah dan jenis tanah dari peta data pokok

Kotamadya Daerah Tingkat II Surabaya tahun 1992, kondisi tanah pada

kawasan adalah :

Lereng : Mempunyai kemiringan 0 – 2 %

Kedalaman efektif tanah : Lebih dari 90 cm

Tekstur tanah : Halus

Drainase : Tidak pernah tergenang

Erosi : Tidak ada erosi

Faktor pembatas : Air tanah asin

Jenis tanah : Alluvial Kelabu

Site berada pada lokasi yang cukup strategis yaitu pada area perdagangan yang mana sangat berpotensi sekali pada sisi perekonimoan. Pada kawasan jalan

Jendral Basuki Rahmat juga banyak terdapat hotel-hotel berbintang yang kualitas

masyarakatnya cenderung menengah ke atas sehingga sangat menguntungkan bagi

pemilik proyek obyek rancang ini. Berikut ini merupakan data lokasi tapak:

Data Lokasi :

• Lokasi : Jl. Basuki Rahmat

• Kelurahan : Embong Kaliasin

• Kecamatan : Genteng

(52)

• Propinsi : Jawa Timur

• KDB : > 50%

• KLB : 300%

• GSB (m) : 5 meter - 10 meter

(Sumber : Tata Kota Surabaya, November 2008).

3.3.2 Aksesibilitas

Pencapaian lokasi site ini sangat mudah dijangkau karena lokasi site yang

berada pada pusat kota sehingga memudahkan orang untuk mencapainya. Terdapat

pula pedestrian untuk pejalan kaki sehingga akan mempermudah pejalan kaki

mengakses tersebut. Untuk pengguna kendaraan bermotor jalan Jendral Basuki

Rahmat sudah termasuk cukup nyaman dilalui karena sistim sirkulasinya

menggunakan satu arah sehingga tingkat kenyamanan dapat dirasakan.

3.3.3 Potensi Lingkungan

Obyek rancang akan berpotensi tinggi mengingat lokasi tapak terdapat

pada area perdagangan yang mana pada area ini terdapat hotel berbintang sehingga

prospek bisnis yang dihsilkan cukup menguntungkan bagi pemilik bangunan.

Potensi bangunan disekitar site tidak terlepas dari keadaan di sekitar site

yaitu:

- Kawasan merupakan daerah perumahan yang mayoritas merupakan

masyarakat golongan menengah atas.

- Fasilitas lainnya yaitu kawasan ini merupakan daerah perkantoran,

perdagangan bahkan fasilitas hiburan umum yang berupa seperti bank

swasta, show room, ruko, restoran siap saji, dan Mall.

- Pada kawasan ini juga terdapat peninggalan cagar budaya sejarah ”Joko

Dolog” yaitu tepatnya di belakang kawasan tersebut, tetapi sayangnya

(53)

sebatas Gapura dan pagar / tembok pembatas itupun juga digunakan PKL

(pedagang kaki lima) untuk menjajakan panganannya.

Gambar 3.3.3.1 Potensi lokasi

Sumber : Analisa Penulis 2010

Berikut merupakan bangunan – bangunan di sekitar site yang menjadi

landmark di sekitar Jalan Basuki Rahmat, dan memiliki potensi untuk

memperngaruhi perancangan Pusat Relaksasi Eksekutif di Surabaya :

Gambar berikut ini merupakan Gapura Arca Joko Dolog yang ada di belakang

tepat site Basuki Rachmat tersebut . Gapura arca Joko Dolog ini merupakan bangunan

pra-sejarah peninggalan nenek moyang, keadaan bangunan tersebut masih utuh dan

menjadi cagar budaya yang juga dilindungi oleh Pemerintah, yang dimana di

sekeliling bangunan pra-sejarah tersebut telah dipagari. Bangunan ini juga dapat

memberikan potensi budaya pada perencanaan konsep bangunan Pusat Relaksasi

(54)

Gambar 3.3.3.2 Gapura Arca Joko Dolog

Sumber : Hasil Pengamatan Lapangan 2010

Gambar berikut merupakan sikuen bangunan Tunjungan Plaza. Bangunan ini

merupakan Mall untuk kaum umum khususnya diperuntukkan bagi kalangan muda

sampai tua. Daerah Basuki bangunan Tunjungan Plaza merupakan contoh bangunan

hiburan yang dapat memberikan potensi ”hiburan” besar pada daerah tersebut.

Gambar 3.3.3.3 Tunjungan Plaza Sumber : Hasil Pengamatan Lapangan 2010

Gambar berikut ini merupakan sikuen bangunan Tunjungan Plaza dan

McDonald. Dua bangunan ini merupakan ”duo ikon hiburan” bagi kalangan muda

sampai tua. Mengingat daerah Basuki Rachmat merupakan daerah sentra bisnis dan

hiburan. Dan Tunjungan Plaza tersebut juga dapat memberikan potensi lingkungan

yang besar pada daerah sekitar site tersebut dan juga dapat memberikan potensi tema

(55)

Gambar 3.3.3.4 McDonald (restoran siap saji)

Sumber : Hasil Pengamatan Lapangan 2010

Gambar berikut ini merupakan sikuen bangunan yang ada di sepanjang Basuki

Rachmat. Beberapa bangunan di sepanjang daerah tersebut mayoritas bangunan

bisnis dan kantor penyewaan. Sikuen bangunan pada sepanjang daerah tersebut dapat

memberikan potensi pada perencanaan tema dan konsep Pusat Relaksasi Eksekutif

tersebut yang bersifat rekreasi dan hiburan.

Gambar 3.3.3.5 Show Room Honda dan Perkantoran

Sumber : Hasil Pengamatan Lapangan 2010

Desain dari perencanaan Pusat Relaksasi Eksekutif ini dapat mendukung

kawasan karena dari segi fungsi bangunan dapat memberikan nilai lebih bagi

kawasan tersebut. Dengan adanya bangunan Mall dan banyaknya bangunan

perdagangan seperti halnya Show Room Honda seperti pada kawasan ini dan juga

(56)

Rahmat ini (Unit Kawasan Jasa dan Perdagangan), dapat diharapkan dapat menarik

pengunjung dalam jumlah yang besar. Dengan demikian eksistensi bangunan Pusat

Relaksasi Eksekutif tersebut terhadap ”sequence” bangunan sekitar dapat

memberikan ciri khas tersendiri dan dapat memberikan eksisting lingkungan yang

bagus terhadap lingkungan sekitar site.

3.3.4 Infrastruktur Kota

Pada lokasi tapak ini sudah cukup memadai sarana prasarana yang dibutuhkan

pada tiap daerah yaitu terdapat jaringan air bersih, gas, listrik, dan sistim pembuangan

air yang bermuara di kali mas Surabaya. Sehingga lokasi tapak terhindar dari banjir.

Infrastruktur kota merupakan hal terpenting dalam menunjang suatu kota agar

menjadi struktur kota yang teratur. Infrastruktur kota yang ada di wilayah lokasi

obyek perancangan meliputi :

- J aringan Listrik.

Perancangan Pusat Relaksasi Eksekutif di Surabaya ini memiliki tingkat

kebutuhan yang sangat tinggi terhadap fasilitas listrik, hal ini disebabkan oleh fungsi

dari Pusat Relaksasi Eksekutif ini sebagai gedung rekreasi yang mementingkan

kualitas suara, tata cahaya, dan penghawaan yang baik. Sehingga Pusat Relaksasi

Eksekutif ini memerlukan jaringan listrik yang memadai, untuk mendukung fasilitas

yang ada didalam bangunan tersebut.

Kebutuhan fasilitas listrik pada kawasan perencanaan di suplai oleh PLN

wilayah XII Cabang Surabaya Selatan. Jaringan listrik yang ada pada wilayah

perencanaan ini yaitu Saluran Udara Tegangan Tinggi ( SUTT ) yang melintasi

kelurahan Embong Kaliasin dan kelurahan Genteng ke arah selatan. Saluran Udara

Menengah ( SUTM ) 20 KV terdapat di jalan Urip Sumoharjo sampai jalan Basuki

Rahmat dan Saluran Udara Tegangan Rendah terdistribusi merata pada jalan

lingkungan yang melewati kawasan permukiman.

(57)

Pelayanan air bersih untuk wilyah distrik ini dikelola oleh Perusahaan Daerah

Air Minum ( PDAM ) dengan jaringan yang telah menjangkau wilayah ini. Seluruh

kawasan perencanan mendapat pelayanan air bersih dari PDAM, dilayani melalui

jaringan pipa primer berdiameter > 600 mm dan pipa sekunder berdiameter < 600

mm yang melewati Jalan Urip Sumoharjo – Jalan Basuki Rahmat.

- J aringan Telepon.

Jaringan telepon di wilayah perencanaan sudah menjangkau seluruh kawasan

ini. Pola jaringan telepon mengikuti pola jaringan jalan yang ada di wilayah ini.

Pelayanan telepon tidak hanya melalui sambungan langsung ke rumah atau tempat

usaha, tetapi juga dengan telepon umum dan wartel yang dimaksudkan agar dapat

menjangkau masyarakat luas.

Pembuangan Sampah.

Wilayah perencanaan untuk saat ini sudah memiliki sistem pengelolaan dan

pembuangan sampah, namun sebagian sampah yang dihasilkan dari rumah tangga

masih dibuang pada tempat sampah yang ada dan selanjutnya dibuang ke TPS dan

TPA. Sedangkan sampah non perumahan, pembuangannya dilakukan oleh Dinas

Kebersihan menuju ke TPA.

- J aringan Gas.

Pada kawasan perencanaan terdapat jaringan gas yang dipasok dari

Pagerungan Madura melalui stasiun gas Porong. Kebutuhan gas untuk rumah tangga

pada kawasan perencanaan dipenuhi melalui pelayanan gas dengan sistem tabung,

meskipun jaringan pipa gas sudah tertanam di dalam kawasan perencanaan.

- Drainase.

Jaringan saluran drainase yang berada di kawasan perencanaan ini

kebanyakan peninggalan Belanda, air flushing untuk kawasan tersebut berasal dari

Kali Mas lewat pintu air disamping jembatan Jalan Sonokembang. Kondisi eksisting

saluran drainase pada kawaan perencanaan berdasarkan 4 hal yang mempengaruhi

(58)

1. Sistem dan klasifikasi : Tersier.

2. Nama saluran : Pinggir Jalan Basuki Rahmat.

3. Arah aliran : Selatan - Utara, muara ke saluran Embong Sawo

4. Kondisi : Plengsengan, terawat, lebar saluran 0,8 m.

(sumber Tata Kota Surabaya, November 2008).

- Limbah.

Limbah yang dihasilkan pada unit distrik wilayah ini merupakan limbah

domestik. Air buangan yang berasal dari dapur dan kamar mandi umumnya

disalurkan langsung dan kemudian dibuang bersama air hujan menuju saluran

pematusan. Sedangkan buangan dari WC dibuang di septic tank, kemudian

diserapkan dalam tanah melalui sumur resapan. Penanganan limbah pada daerah

Basuki Rachmat telah melalui instalasi pengelolaan limbah yang dimiliki oleh

pengembang infrastruktur kota.(sumber Tata Kota Surabaya, November 2008)

- Penanggulangan Kebakaran.

Sarana dan prasarana yang disediakan dalam rangka antisipasi bagi

penanggulangan kebakaran adalah berupa pos pemadam kebakaran, hidran umum,

dan tabung kebakaran. Sarana dan prasarana ini sangat diperlukan, mengingat

wilayah perencanaan merupakan kawasan pengembangan perumahan. Satu pos

pemadam kebakaran minimum menyediakan 2 unit mobil kebakaran atau dengan

perbandingan 1 unit mobil kebakaran untuk melayani 10.000 jiwa penduduk.

(59)

3.3.5 Peraturan Bangunan Setempat

Gambar 3.3.5.1 kondisi site Gambar 3.3.5.2 kondisi site

Sumber : Hasil Pengamatan Lapangan 2010

Data tapak dan peraturannya

Menurut RDTRK unit pengembangan Kaliasin, lahan tersebut memiliki

peraturanbangunan sebagai berikut :

• Koefisien Dasar Bangunan (KDB) : 50 – 90 %

• Koefisien Lantai Bangunan (KLB) : 120 – 360 % (2 – 6 lantai untuk skala kota yang terletak pada jalur utama).

• Garis Sempadan Bangunan (GSB) : 5-10 meter

• Rencana Tinggi Bangunan : 1 – 4 lantai

• Lebar Jalan Utama : 2 x 10 meter

(60)

BAB IV

ANALISA PERANCANGAN

4.1. Analisa Site

4.1.1 Analisa Aksesibilitas

Keberhasilan dalam mendesain sebuah rancangan, juga ditentukan oleh

keberhasilan seorang arsitek dalam mendesain dan menata bagian-bagian dalam

bangunan yang direncanakan. sesuai dengan kebutuhan, dan untuk siapa bangunan ini

diciptakan. Selain desain, analisa-analisa juga berperan penting dalam perancangan

seperti analisa ruang,dan analisa site. Semua data yang didapat dari analisa tersebut

akan berperan penting untuk mencapai tingkat kenyamanan dan kebutuhan yang ingin

dicapai, agar setiap pengunjung yang datang diharapkan dapat menikmati setiap sudut

dari bangunan yang kita rancang. Berikut ini akan dijelaskan lebih rinci dalam proses

analisa ruang dan site bangunan. Gambar (4.1) menunjukkan arah sikulasi pada

sekitar tapak bangunan, dan menjelaskan proses in and out tapak ini sendiri.

Gambar 4.1.1.1. Aksesibilitas

Sumber : Analisa Penulis 2010

JL. Gubernur Suryo

JL. Basuki Rahmat Tunjungan Plasa

(61)

Gambar 4.1.1.2. jalan jokodolog Gambar 4.1.1.3. Taman Absari

Sumber : Hasil Pengamatan Lapangan 2010

Lokasi tapak bertepatan dipusat kota Surabaya yang dilalui jalur utama

Jendral Basuki Rahmat dan berbatasan langsung dengan bangunan pertokoan

(Tunjungan Plaza), rumah makan siap saji (Mc’donals), serta gedung-gedung

perkantoran dan permukiman.

Untuk pencapaian ke lokasi tapak terdapat jalur utama jalan raya Jendral

Basuki Rahmat yang berhubungan langsung dengan jalan Tunjungan dan jalan

Gubernur Suryo. Selain jalan utama disekitar tapak juga terdapat jalan kecil seperti

jalan jokodolog yang terdapat dibelakang tapak.

Akses utama pada tapak ini melalui jalan Basuki Rahmat, dimana jalan ini

hanya mempunyai arus lalu lintas satu arah dalam sirkulasinya. Pada gambar 4.1.1.1

menunjukkan arah sirkulasi pada area tapak yang menunjukkan arus kendaraan

bermotor sehingga dapat ditentukan entrance yaitu tepat pada ujung tapak yang

langsung berbatasan dengan jalan utama.

Untuk akses keluar pada tapak bangunan ini dapat keluar pada jalan utama

yaitu jalan Basuki Rahmat atau bahkan keluar pada jalan yang ada pada sisi belakang

tapak yang mana jalan tersebut akan menuju pada jalan Gubernur Suryo atau dapat

(62)

4.1.2 Analisa Iklim

Pertimbangan orientasi bangunan sangat mempengaruhi tingkat kenyamanan

pada suatu bangunan, dengan memperhatikan orientasi matahari, pembayangan,

pergerakan udara hendaknya ada suatu respon desain pada bangunan yang mana akan

terlihat pada analisa iklim ini. Dengan mempertimbangkan arah hadap bangunan

diharapkan mampu memberikan tingkat kenyamanan pada penggunan bangunan.

Gambar 4.1.2.1. Analisa iklim

Sumber : Analisa Penulis 2010

Bangunan yang menghadap ke arah barat dan timur tentunya

menyerap lebih panas daripada bagian bangunan yang menghadap utara dan selatan.

Jika dilihat dari orientasi matahari seperti di atas maka sebaiknya lebih

memaksimalkan shading pada bagian yang lebih banyak menerima sinar matahari.

Pembayangan (shading) dapat dilakukan dengan cara memaksimalkan panjang

sosoran dengan tetap memperhatikan faktor estetika desain, dapat juga dengan cara

meminimalkan bukaan transparan pada bagian tersebut, ataupun dengan cara

menempatkan orientasi bangunan yang terpanjang pada arah hadap yang sedikit

terkena sinar matahari yaitu Utara dan Selatan. Semua hal tersebut dilakukan agar

beban panas yang diterima bangunan dapat di optimalkan.

(63)

Arah orientasi matahari bergerak dari arah timur ke barat, namun untuk wilayah

Surabaya sendiri matahari lebih cenderung sebelah di utara, jadi membelokkan

bangunan seperti pada gambar 4.1.2.1. akan mengurangi datangnya sinar ke dalam

bangunan, karena hal tersebut akan mempengaruhi tingkat kenyamanan pada

pengguna.

Mengingat lokasi tapak berorientasi ke jalan utama maka secara tidak langsung

bangunan akan mengikuti arah orientasi tapak. Namun posisi yang sedemikian krusial

membuat pengguna bangunan akan merasa tidak nyaman karena pada waktu pukul

12.00 ke atas matahari sudah berada dibarat, sehingga dibutuhkan respon desain dapat

dilihat pada gambar 4.1.2.2. agar pengguna bangunan tetap merasa nyaman sekalipun

bangunan mengadap ke arah barat.

Gambar 4.1.2.2. Respon Desain

Sumber : Analisa Penulis 2010

4.1.3 Analisa Lingkungan Sekitar

Tunjungan plasa Surabaya sangat berpotensi tinggi terhadap obyek rancang

Pusat Relaksasi Eksekutif, karena letaknya yang berdekatan objek rancang sehingga

akan mempermudah masyarakat untuk menjangkau lokasi tersebut, lihat gambar

4.1.3.1. Selain itu juga berdekatan langsung dengan rumah dan gedung-gedung

perkantoran, hotel-hotel berbintang, serta permukiman warga yang tingkat

(64)

Gambar 4.1.3.1. Analisa Lingkungan

Sumber : Analisa Penulis 2010

Pada site ini memiliki dua view yang biasa digunakan, yakni dari arah jalan

Basuki Rahmat dan Jalan Taman Apsari. Karena hanya jalan ini yang berbatasan

dengan site tersebut.

Dengan melihat batas-batas sekitar site, untuk area antara bangunan dan jalan

dapat digunakan sebagai ”view penangkap” terhadap jalan raya terutama pada bagian

McDonald dan Tunjungan Plaza. Kemudian area yang berbatasan dengan

permukiman penduduk dapat digunakan sebagai foyer yang menjadi ruang perantara

antara kompleks Pusat Relaksasi Eksekutif di Surabaya dengan perumahan penduduk

ataupun dapat digunakan sebagai ruang-ruang penunjang.

4.1.3.1. Analisa Kebisingan

Kebisingan pada lingkungan site termasuk dalam kondisi ramai dan padat,

karena intensitas lalu lintas kendaraan padat tetapi dimensi jalan cukup lebar sehingga

jarang terjadi kemacetan. Bila ada kemacetan itupun dipengaruhi oleh adanya banyak

kendaraan umum, seperti halnya Bus, Bemo, dan Taksi yang akan menepi

untuk mengambil penumpang pada depan bangunan Tunjungan Plaza.

Tunjungan Plasa

(65)

Gambar 4.1.3.1.1. Analisa Kebisingan

Sumber : Analisa Penulis 2010

Oleh karena objek rancang ini bersifat sebagai bangunan pusat relaksasi

yang mana bangunan ini dibutuhkan suasana yang cukup santai atau tenang, maka

hendaknya objek rancang tersebut agar dijauhkan dari jalur utama, karena pada area

tersebut kebisingan dari suara kendaraan bermotor sangat mengganggu penggunan

bangunan. Dengan demikian muncul respon desain akibat dari analisa kebisingan.

Gambar 4.1.3.1.2. Respon Desain

Sumber : Analisa Penulis 2010

4.1.4 Analisa Lingkungan Zoning

Penzoningan pada bangunan sangat penting dilakukan selain menunjukkan

fungsi dapat juga menunjukkan jenis-jenis ruang yang ada, sehingga proses

perancangan akan mudah dilakukan.

Penzoningan pada tapak ini terjadi dari akibat analisa-analisa diatas sehingga

didapatkan zona-zona ruang seperti yang ditampilkan pada gambar, dapat dilihat pada

gambar 4.1.4.1

RTH

Objek

POHON SEBAGAI BARRIER BEDA

Gambar

Tabel 2.2.3.1Perhitungan Luasan Ruang
Tabel 2.2.4.1 Program ruang
Gambar 3.1.3 Jalan Dharmawangsa
Gambar 3.2.1 Master Plan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian hubungan antara faktor sosio-kultral dengan evaluasi penampilan dapat diketahui bahwa terdapat hubungan yang searah, namun pada

Kinerja nonkeuangan antara lain rasio pasar yang diukur dengan PER (Price Earning Ratio) dimana investor menilai dari harga saham dan laba yang meningkat yang

Kuadran 2 maksudnya adalah pertahankan prestasi, ini maksudnya adalah ketika nilai tingkat kepentingan dan tingkat kinerja memiliki nilai yang sama yaitu ketika

Berdasarkan hasil penelitian tentang tingkat agresifitas anak usia 4-5 tahun pada keluarga dengan pola asuh kekerasan di Paud Khodijah Aisyiyah kecamatan camplong

NO NAMA KEGIATAN / PAKET PENGADAAN LOKASI PAGU ANGGARAN (Rp.) KET I DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN DAN PERTANAHAN.. Rehabilitasi Gedung Kantor Dinas Perumahan,

B.. bahasa Arab merupakan bahasa istimewa dan juga menjadi bahasa pilihan karna telah menjadi bahasa Al qur’an. Meskipun bahasa Arab merupakan bahasa Al qur’an bukan

Setelah memperoleh bekal pendidikan selama masa perkuliahan, dicoba untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh dengan menyusun sebuah studi kasus yang berjudul

T dengan Hipospadia di Ruang dahlia RS Panti Wilasa Citarum Semarang”  dapat disimpulkan bahwa diagnosa yang muncul adalah kecemasan berhubungan dengan akan