• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi Network IPv6 dengan Menggunakan Metode Automatic Tunnel.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Implementasi Network IPv6 dengan Menggunakan Metode Automatic Tunnel."

Copied!
95
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

Oleh :

RIEKO AGUSTINO

NPM : 0434010393

Kepada :

TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR

(2)

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan

Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Jurusan Teknik Informatika

Oleh :

RIEKO AGUSTINO

NPM : 0434010393

Kepada :

TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR

2010

(3)

Judul PKL : Implementasi Network IPv6 dengan Menggunakan metode Automatic

Tunnel

Nama Mahasiswa : RIEKO AGUSTINO NPM : 0434010393

Program Studi : TEKNIK INFORMATIKA

Jurusan : TEKNIK INFORMATIKA

Menyetujui,

Basuki Rachmat, S.Si, MT

(4)

Tunnel

Disusun oleh :

RIEKO AGUSTINO

NPM. 0434010393

telah diperiksa, disetujui, dipertahankan dihadapan dan diterima tim penguji tugas akhir

Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

pada tanggal 22 November 2010

Susunan Tim Penguji :

1. 1. Pembimbing,

Achmad Junaidi, S.Kom

NPT. 378 110 401 99 2. Anggota Tim Penguji,

Budi Nugroho, S,kom

NPT. 38009 050 205

3. Anggota Tim Penguji,

Chrytia Aji Putra, S.kom

(5)

Jl. Raya Rungkut Madya Gunung Anyar Telp.(031)8706369 (Hunting). Fax (031) 8706372 Surabaya 60294

KETERANGAN REVISI

Kami yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa mahasiswa berikut :

Nama : Rieko Agustino

NPM : 0434010393

Jurusan : Teknik Informatika

Telah mengerjakan revisi / tidak ada revisi pra rencana (design) / skripsi ujian lisan

gelombang II, TA 2010/2011 dengan Judul :

“Implementasi Network IPv6 dengan Menggunakan Metode

Automatic Tunnel”

Surabaya, 7 Desember 2010

Dosen Penguji yang memerintahkan revisi

1 ) Prof. Dr. Ir. H. Akhmad Fauzi, MMT NPT. 1965 1109 199103 1 002

(6)

Setelah saya memutuskan untuk menggambil judul tugas akhir “Implementasi

Network IPv6 dengan Menggunakan Metode Automatic Tunnel”, menghadapi serangkaian

masalah teknis dan perencanaan keputusan sehingga timbul pertanyaan yang akan dibahas

dalam buku tugas akhir saya, antara lain:

- Apakah kita lebih ke IPv6 untuk mengaktifkan seluruh jaringan infrastruktur sebelum

transisi?

- Bagaimana mengambil keuntungan dari fitur baru IPv6 sebagai bentuk komunikasi?

Proyek intergerasi IPv6 membuat perubahan ke perusahaan jaringan seperti cisco,

sistem operasi windows dan aplikasi baik software, server dan desktop. IPv4/IPv6 transisi

selalu menjadi proses dalam mengembangkan IPv6 bebasis layanan di internet IPv4. IETF

Next Generation Transition Working Group (NGtrans) telah diusulkan banyak mekanisme

transisi untuk mengaktifkan IPv6 sebagai aktifitas integerasi jaringan saat ini. Salah satu

sistem dari metode transisi tersebut disebut mekanisme tunneling. Tunneling digunakan oleh

organisasi untuk membuat jaringan virtual pada internet dan pada jaringan public yang lain

(seperti PSTN dll). Dimana jaringan virtual ini tidak dapat diakses oleh dari pihak luar yang

bukan merupakan bagian intranet dari organisasi tersebut.

Kata Kunci : IPv6, mekanisme transisi, IETF NGtrans, mekanisme tunneling, dll

(7)

Alhamdulillah penyusun ucapkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan

hidayah-Nya penyusun dapat menyelesaikan proyek akhir ini dengan berjudul :

Implementasi Network IPv6 dengan Menggunakan Metode Automatic Tunnel

Proyek akhir ini digunakan sebagai salah satu syarat akademis untuk memperoleh

gelar sarjana Strata 1 (S1) di Universitas Pembangunan Nasional Jatim (UPN JATIM).

Penyusun mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu

hingga penyusunan buku proyek akhir ini selesai. Penyusun berharap semoga buku ini dapat

membawa manfaat. Penyusun masih menyadari banyak kekurangan dalam penyusunan buku

proyek tugas akhir ini. Oleh karena itu, besar harapan penyusun dapat menerima saran dan

kritik dari pembaca.

Surabaya, 22 November 2010

Penyusun

(8)

Dalam penyusunan proyek tugas akhir ini penyusun mendapatkan bantuan dari

berbagai pihak, baik bantuan materi maupun bantuan spirit. Pada kesempatan kali ini dengan

atau tanpa menghilangkan rasa hormat yang mendalam penyususn mengucapkan banyak

terimaksih kepada pihak-pihak yang telah membantu penyusun dalam menyelesaikan proyek

akhir ini antara lain :

1. Kedua Orang Tua, ayah Suetomo dan ibu Zuliyati, S.Pd tercinta yang sudah

sabar, baik dan memberikan fasilitas lebih terhadap penulis. Serta saudara

kandung saya yaitu mbak Rieke Yuliastuti, ST yang terus menerus

mengingatkan saya untuk kerjakan TA, Adek Rieno Julio Putra yang masih

duduk dibangku SMP tapi menjadikan motivasi kala update status di facebook.

Dan serta semua kerabat dan keluarga terdekat saya (Tante Lastri, Om Catur,

Om Fahrul, dll)

2. Bpk Ir. Sutiyono, MT Selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri Universitas

Pembangunan Nasional Jawa timur

3. Bpk Basuki Rachmat, S.Si, MT selaku ketua jurusan Teknik Informatika

Universitas Pembangunan Nasional Jawa timur

4. Bpk Achmad Junaidi, S.kom dan Bpk Budi Nugroho, S.kom selaku dosen

pembimbing tugas akhir yang sangat membantu penyusun

5. Para Dosen – dosen dan pengurus dikjar (Mas Mukson, Pak Imam,dkk)

terhormat yang mendukung dan selalu memberikan support kepada penyusun

agar segera menyelesaikan tugas akhir

(9)

7. Temen-temen Alumni informatika (IKATIFA) yang sudah lulus mendahului

saya yang memberikan motivasi, dorongan dan semangat

8. PT Multi Artha Sejahtera Abadi ( Tempat penulis kerja ) yang suduh menerima

saya bekerja dan memberikan fasilitas WIFI, Ruang dan Waktu sehingga saya

dapat bekerja dan mengerjakan tugas akhir.

9. Semua pihak yang ikut membantu dan merasa direpotkan, baik secara langsung

maupun tidak langsung maupun tidak langsung atas terselesainya tugas akhir

ini. Maaf tidak dapat menyebut satu persatu ( there is not enough room on this

(10)

HALAMAN JUDUL ………. i

1.5 Metodologi Penyusunan Tugas Akhir ……… 3

1.6 Sistematika Penulisan ……….. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Spesifikasi Dasar IPv6 ..……….. 6

2.1.1 Pedahuluan .………... 6

2.1.2 Terminologi ………...………... 7

2.1.3 Fitur-fitur IPv6 ………..………... 9

2.1.4 Perbedaan IPv4 dan IPv6 ……….... 10

2.1.5 Konektivitas antar IPv4 dan Ipv6 ……… 11

2.1.5.1 Dual Stack ………... 11

2.1.5.2 Tunneling ……… 12

2.1.5.3 Protokol Translator ………. 12

2.2 Format Header IPv6 ……… 13

2.2.1 Nilai-nilai untuk field Next Header Header pada IPv6 ……… 16

2.2.2 IPv6 Extension Header ……… 17

2.2.2.1 Hop-by-hop Option Header ………... 19

(11)

2.2.2.4 Destination Option Header ……….……….. 24

2.3.5 Address-address pada setiap node ………... 40

2.3.5.1 Address-address yang diperlukan host ……… 40

2.3.5.2 Address-address yang diperlukan router ………. 41

2.4 Neighbor Discovery untuk IPv6 ……….. 42

2.4.1 NPD Message ……….. 44

2.5 Transisi IPv6 ……… 51

2.6 Contoh Infrastruktur IPv6 ……… 53

BAB III PERENCANAAN DAN IMPLEMENTASI 3.1 Tahap Persiapan ……...……….. 54

3.1.1 Pengetahuan dasar ………... 54

3.1.2 Kompabilitas hadware ………...………... 54

3.2 Perencanaan Sistem …………..……….. 54

3.3 Perencanaan Topologi Jaringan ……….. 55

BAB IV IMPLEMENTASI IPV6 4.1 Dasar Pengecekkan di Linux ……….. 57

4.1.1 Kernel yang Mendukung IPv6 ………... 57

4.1.2 Paket Net-Tools ………...………...60

(12)

4.2.3 Implementasi Client Tunnel A 1 ………...65

4.2.4 Implementasi Client Tunnel A 2 ………...65

BAB V UJI COBA DAN EVALUASI 5.1 Ping IPv6 to IPv6 ………..……….67

5.1.1 Uji Koneksifitas Ipv6 to Ipv6 ……….69

5.1.2 Konfigurasi IPv6 Menggunakan PC Router ……….. 70

5.1.3 Konfigurasi Automatic Tunnel PC Router ……… 76

5.1.4 Konfigurasi Automatic Tunnel PC Router ke Client ……….……… 82

5.2 Analisa Hasil Uji Coba ………... 86

BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan …….………...74

(13)

Gambar 2.1 Format Header IPv4 ………... 13

Gambar 2.1 Format Header IPv6 ……….... 14

Gambar 2.3 Field next Header pada IPv6 ……… 18

Gambar 2.4 Format dari Hop-by-hop Option Header ……….. 20

Gambar 2.5 Struktur header routing ……… 21

Gambar 2.6 Format Routing header saat type 0 ……….. 22

Gambar 2.7 Format Fragment header [9] ……….… 23

Gambar 2.8 Format Destination Option Header ……….. 24

Gambar 2.9 Format Authentification header ………... 25

Gambar 2.10 Gambar pengiriman paket unicast address ……… 30

Gambar 2.11 Gambar pengiriman paket pada multicast address ……… 31

Gambar 2.12 Gambar pengiriman paket pada anycast address ………... 32

Gambar 2.13 Struktur Address Anycast ……….. 33

Gambar 2.14 Format Multicast Address ……….. 36

Gambar 2.15 Router Anycast Addres ………...39

Gambar 2.16 format pesan Router Advertisement ……….. 45

Gambar 2.17 format dari pesan Router Solicitation ……… 47

Gambar 2.18 format pesan Neighbor Solicitation ………47

Gambar 2.19 format dari pesan Neighbor Advertisement ………....48

Gambar 2.20 format dari pesan Redirect ………..49

Gambar 2.21 Field options dari kelima ……… 50

Gambar 2.22 Mekanisme Transisi ………51

(14)

Gambar 3.1 Rancangan Jaringan ……… 55

Gambar 5.1 Setting IPv6 Pada PC 1 ………. 67

Gambar 5.2 Testing Ping IPv6 Pada PC 1 ……….. 68

Gambar 5.3 Setting IPv6 Pada PC 2 ………68

Gambar 5.4 Testing Ping IPv6 Pada PC 2 ………..… 69

Gambar 5.5 Uji Koneksi PC1 ke Alamat IPv6 PC 2 ………69

Gambar 5.6 Uji Koneksi PC1 ke Alamat IPv6 PC 2 ………70

Gambar 5.7 Setting IP address PC A uji coba PC Router ……… 71

Gambar 5.8 Setting IP address PC B uji coba PC Router ……… 71

Gambar 5.9 Setting Eth0 dan Eth1 PC Router A ………. 72

Gambar 5.10 Setting Eth0 dan Eth1 PC Router B ………...……… 73

Gambar 5.11 Tabel Routing di PC A ………73

Gambar 5.12 Tabel Routing di PC B ………74

Gambar 5.13 Pengujian Jaringan PC A Ke Router 1 ………74

Gambar 5.14 Pengujian Jaringan Router 1 ke PC A ……….75

Gambar 5.15 Pengujian Jaringan Router 1 ke Router 2 ………75

Gambar 5.16 Pengujian Jaringan Router 2 ke Router 1 ………..……. 75

Gambar 5.17 Setting Jaringan LAN1 (Eth0) IPv4 pada Router PC1 ………...… 76

Gambar 5.18 Hasil Automatic Tunnel IPv6 in IPv4 pada Router PC1 ……… 77

Gambar 5.19 Setting LAN2 (eth1) IPv6 pada Router PC1 ………..… 77

Gambar 5.20 Proses Routing dan Melihat Routing Tabel (Router PC1) ……….…… 78

(15)

Gambar 5.24 Proses Routing dan Melihat Routing Tabel (Router PC2) ……….…… 80

Gambar 5.25 Pengujian ke Jaringan(Ping6) PC Router A ke PC Router B ………. 80

Gambar 5.26 Pengujian Jaringan(Ping6) 6to4 Automatic tunnel ke Router2 ……….. 81

Gambar 5.27 Pengujian ke Jaringan(Ping6) PC Router B ke PC Router A ……….... 81

Gambar 5.28 Pengujian Jaringan(Ping6) 6to4 Automatic tunnel ke Router1 ………. 82

Gambar 5.29 Setting IPv6 PC Client1 pada Eth0 ……… 83

Gambar 5.30 Setting IPv6 PC Client2 pada Eth0 ……… 83

Gambar 5.31 ping6 pada Client1 ke Client2 ……… 84

Gambar 5.32 ping6 pada Client1 ke PC Router1 dan PC Router2 ……….. 84

Gambar 5.33 ping6 pada Client2 ke Client1 ……… 85

(16)

Tabel 2.1 Perbedaan IPv4 dan IPv6 ………..………. 11

Tabel 2.2 Tabel perbedaan header IPv4 dan IPv6 ……….. 15

Tabel 2.3 Tabel field next header ………...……… 16

Tabel 2.4 Nilai-nilai field scope ……….…… 37

Tabel 2.5 Tabel Alokasi Address Multicast ………. 38

Tabel 2.6 TVL Field Value ……….. 50

(17)

1

1.1 Latar Belakang

Perkembangan teknologi jaringan komputer dewasa ini semakin pesat

seiring dengan kebutuhan masyarakat akan layanan yang memanfaatkan jaringan

komputer. Pada sistem jaringan komputer, protokol merupakan suatu bagian yang

paling penting. Protokol jaringan yang umum digunakan adalah IPv4. Akan

tetapi protokol telah berumur lebih dari 20 tahun masih terdapat beberapa

kekurangan dalam menangani jumlah komputer dalam suatu jaringan yang

semakin kompleks. Telah dikembangkan protokol jaringan baru, yaitu IPv6 yang

merupakan solusi dari masalah diatas. IPv6 menawarkan fitur dan fungsionalitas

yang lebih dari IPv4 seperti ruang pengalamatan yang jauh lebih besar, fitur

keamanan IPSec, penanganan lalu lintas multimedia di internet, dan lain-lain.

Namun, protokol baru ini belum banyak diimplementasikan pada

jaringan-jaringan di dunia.

IPv4 yang merupakan pondasi dari Internet telah hampir mendekati

batas akhir dari kemampuannya, dan IPv6 yang merupakan protokol baru

telah dirancang untuk dapat menggantikan fungsi IPv4. Motivasi utama untuk

mengganti IPv4 adalah karena keterbatasan dari panjang addressnya yang hanya

32 bit saja serta tidak mampu mendukung kebutuhan akan komunikasi yang

(18)

2

RFC 791. IPv6 yang memiliki kapasitas address raksasa (128 bit), mendukung

penyusunan address secara terstruktur, yang memungkinkan Internet terus

berkembang dan menyediakan kemampuan routing baru yang tidak terdapat pada

IPv4. IPv6 memiliki tipe address anycast yang dapat digunakan untuk

pemilihan route secara efisien. Selain itu IPv6 juga dilengkapi oleh mekanisme

penggunaan address secara local yang memungkinkan terwujudnya instalasi

secara Plug&Play, serta menyediakan platform bagi cara baru pemakaian

Internet, seperti dukungan terhadap aliran datasecara real-time, pemilihan

provider, mobilitas host, end-to-end security, ataupun konfigurasi otomatis.

IPv6 tidak dapat langsung menggantikan IPv4, karena banyak infrastruktur

yang terlanjur menggunakan IPv4. Oleh karena itu, muncul berbagai teknik untuk

mentransisikan IPv4 menjadi IPv6, salah satunya adalah configured tunnel.

Dengan configured tunnel, suatu site IPv6 dapat berkomunikasi dengan site IPv6

lain walaupun dipisahkan oleh infrastruktur yang hanya mendukung IPv4.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah penulis paparkan, maka penulis

mencoba menginplementasi  network IPv6 dengan menggunakan metode

configured tunnel. Adapun beberapa rumusan permasalahan yang ada Transisi

Network IPv4 Menjadi Network IPv6 yaitu :

(19)

3

c) Bagaimana melakukan proses transisi dari IPv4 ke IPv6

d) Bagaimana melakukan Tunneling proses secara automatic dan

terkonfigurasi

e) Cara implementasikan configured tunnel pada Unmanaged Network

1.3 Batasan Masalah

Adapun ruang lingkup yang akan dibahas dalam pembuatan aplikasi ini

dengan batasan :

a. Metode yang di terapkan adalah metode tunnel dan tidak menerapkan teknik

dual stack, tapi hanya menjelaskan sekilas tentang dual stack

b. Dalam penulisan makalah tidak menjelaskan mekanisme implementasi

“Router-to-Router Tunneling” dan “Host-to-Router Tunneling”.

c. Dalam buku ini tidak menjelaskan penerapan dalam keamanan jaringan

internet maupun server menggunakan IP v6

1.4 Tujuan Tugas Akhir

Tugas akhir ini bertujuan untuk agar mahasiswa dapat memahami,

mendalami dan mengimplementasikan jaringan komputer berbasis IPv6 serta

dapat melakukan transisi dari IPv4 ke IPv6 dengan menggunakan metode

tunneling sehingga kita dapat membuka situs yang sudah berbasis IPv6.

1.5 Metodologi Penyusunan Tugas Akhir

Pembuatan tugas akhir ini terbagi menjadi beberapa tahap pengerjaan yang

(20)

4

membandingkan perbedaan dari Internet Protokol tersebut.

2. Pengumpulan dan analisa data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengumpulkan data dari media

massa serta pencarian data – data dari internet. Dari pengumpulan data tersebut

kemudian dilakukan analisa data untuk melakukan transisi dari IPv4 ke IPv6

dengan menggunakan metode Tunnel.

3. Perancangan sistem

Perancangan sistem meliputi perancangan proses (usecase) dan

perancangan antarmuka (interface).

4. Uji coba dan evaluasi

Pada tahap ini dengan asumsi implementasi sudah selesai, selanjutnya

dilakukan uji coba kebenaran berdasarkan tujuan pembuatan aplikasi tersebut

dengan kondisi yang telah disiapkan. Kemudian hasil pengujian ini akan

dievaluasi untuk menemukan kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi

maupun kekurangan-kekurangan yang selanjutnya dapat dilakukan perbaikan

dan penyempurnaan.

1.6 Sistematika Penulisan

Pembahasan dalam tugas akhir ini akan dibagi menjadi beberapa bab

sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

(21)

5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Berisi teori penunjang yang dapat mendukung pemahaman

terhadap sistem, yaitu mengenai prinsip dan konsep serta teknologi

yang diterapkan dalam sistem.

BAB III PERENCANAAN DAN IMPLEMENTASI

memuat tutorial bagaimana mengimplementasikan IPv6 pada

system operasi Linux

BAB IV IMPLEMENTASI IPV6

berisi tentang implementasi IPv6 di jaringan UPN dengan

menggunakan IPv6-in-IPv4. Implementasi Router IPv6 dengan

menggunakan Tunneling. Implementasi DNS, Web, Mail, Proxy,

FTP, SSH, IPsec dan Firewall pada protokol IPv6.

BAB V UJI COBA DAN EVALUASI

Berisi penjelasan proses uji coba sistem ensiklopedi secara

keseluruhan.

BAB VI PENUTUP

Berisi kesimpulan dari seluruh proses pengerjaan tugas akhir

(22)

6

Pada bagian ini akan dipaparkan tentang sumber-sumber literatur

(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Spesifikasi dasar IPv6

IP versi 6 (IPv6) adalah protokol Internet versi baru yang didesain sebagai pengganti

dari Internet protocol versi 4 (IPv4) yang didefinisikan dalam RFC 791.

2.1.1. Pendahuluan

Perubahan dari IPv4 ke IPv6 pada dasarnya terjadi karena beberapa hal yang

dikelompokkan dalam kategori berikut :

1. Kapasitas Perluasan Alamat

IPv6 meningkatkan ukuran dan jumlah alamat yang mampu didukung oleh IPv4 dari 32bit

menjadi 128bit. Peningkatan kapasitas alamat ini digunakan untuk mendukung

peningkatan hirarki atau kelompok pengalamatan, peningkatan jumlah atau kapasitas

alamat yang dapat dialokasikan dan diberikan pada node dan mempermudah konfigurasi

alamat pada node sehingga dapat dilakukan secara otomatis. Peningkatan skalabilitas juga

dilakukan pada routing multicast dengan meningkatkan cakupan dan jumlah pada alamat

multicast. IPv6 ini selain meningkatkan jumlah kapasitas alamat yang dapat dialokasikan

pada node juga mengenalkan jenis atau tipe alamat baru, yaitu alamat anycast. Tipe

alamat anycast ini didefinisikan dan digunakan untuk mengirimkan paket ke salah satu

dari kumpulan node.

2. Penyederhanaan Format Header

Beberapa kolom pada header IPv4 telah dihilangkan atau dapat dibuat sebagai header

(24)

penanganan paket IPv6 dan membatasi biaya bandwidth pada header IPv6. Dengan

demikian, pemerosesan header pada paket IPv6 dapat dilakukan secara efisien.

3. Peningkatan dukungan untuk header pilihan dan header tambahan (Options and extention

header) Perubahan yang terjadi pada header-header IP yaitu dengan adanya pengkodean

header Options (pilihan) pada IP dimasukkan agar lebih efisien dalam penerusan paket

(packet forwarding), agar tidak terlalu ketat dalam pembatasan panjang header pilihan

yang terdapat dalam paket IPv6 dan sangat fleksibel/dimungkinkan untuk mengenalkan

header pilihan baru pada masa akan datang.

4. Kemampuan pelabelan aliran paket

Kemampuan atau fitur baru ditambahkan pada IPv6 ini adalah memungkinkan pelabelan

paket atau pengklasifikasikan paket yang meminta penanganan khusus, seperti kualitas

mutu layanan tertentu (QoS) atau real-time.

5. Autentifikasi dan kemampuan privasi

Kemampuan tambahan untuk mendukung autentifikasi, integritas data dan data penting

juga dispesifikasikan dalam alamat IPv6.

2.1.2. Terminologi Node

Peralatan yang mengimplementasikan IPv6.

Router

Node yang melewatkan paket IPv6.

Host

(25)

Upper-layer

Layer protocol yang secara langsung berada di atas IPv6. Sebagai contoh adalah protokol

transport seperti TCP dan UDP, protokol control seperti ICMP, protokol routing seperti OSPF

dan Internet atau protokol level bawah ditunnel melalui IPv6 seperti IPX, Appletalk, dan IPv6

sendiri (IPX over IPv6, Appletalk over IPv6 dan IPv6 over IPv6).

Link

Fasilitas komunikasi atau medium, yaitu node dapat berkomunikasi pada layerlink. Layerlink

ini yang secara langsung dibawah layer IPv6. Sebagai contoh dari link adalah Ethernet (secara

sederhana maupun menggunakan bridge); link PPP; X.25, Frame Relay, atau jaringan ATM,

dan layer Internet tunnel seperti tunnel melalui IPv4 atau IPv6 sendiri.

Neighbors

Node lain yang dihubungkan dalam link yang sama

Interface

Media penghubung dari node (berada pada node) ke jaringan.

Address

Identifikasi pada layer IPv6 untuk interface atau sekumpulan interface.

Packet

Header IPv6 dan payload-nya (isi).

Link MTU

Maximum transmission unit. Ukuran maksimum paket dalam ukuran byte yang dapat

(26)

Path MTU

Link MTU yang paling kecil dari semua link dalam pathnode asal sampai node tujuan.

2.1.3 Fitur-fitur IPv6

IPv6 memiliki berbagai fitur yang lebih baik dibandingkan IPv4, beberapa fitur yang

paling utama antara lain :

- Format Header Baru

- Header IPv6 memiliki format yang lebih sederhana, meskipun jumlah bit header lebih

besar. Format baru ini dirancang untuk menjaga overhead header menjadi minimum.

- Spasi Address yang lebih besar

- Address IPv6 memiliki ukuran 128bit atau memiliki kombinasi alamat sebanyak

3,4x1038. Dengan begitu besarnya jumlah address yang tersedia maka teknik konversi

address seperti NAT tidak lagi dibutuhkan.

- Hirarki Address dan Routing yang lebih efisien

- Address-address global pada IPv6 yang digunakan internet dirancang untuk

mendukung hirarki dan routing yang lebih ringkas dan effisien.

- Konfigurasi address yang stateful dan stateless

- Konfigurasi stateful terjadi sepertihanya menggunakan server DHCP, dan konfigurasi

stateless seperti pada konfigurasi tanpa DHCP Server

- Dengan konfigurasi stateless, host-host pada link akan mengkonfigurasi dirinya secara

otomatis address IPv6 untuk dirinya dan address yang sesuai denga prefik yang

dipublikasikan oleh router-router lokal disekitarnya. Bahkan tanpa ada router host-host

dalam link yang sama dapat mengkonfigurasi address-address link-lokanya, tanpa

(27)

- System keamanan yang terintegrasi

- Protocol IPv6 memberi dukungan penuh untuk IPSec. Hal ini memberi solusi yang

reliable untuk untuk keamanan dan menjamin interperability antara aplikasi IPv6 yang

berbeda.

- Dukungan yang lebih baik untuk QOS

- Field-field dalam IPv6 menetapkan bagaimana trafik-trafik ditangani dan

diidentifikasi. Identifikasi trafik menggunakan field Flow Label dalam header IPv6

memungkinkan router dapat dengan mudah mengenali paket-paket dan memberikan

penanganan special sepanjang alur dan sumber tujuan.

- Protocol untuk interaksi Neighboring node

- Protocol Neighbor Discovery pada IPv6 merupakan paket ICMPv6 yang beperan

mengelolah interaksi antars node-node yang bersebelahan atau node-node dalam link

yang sama.

- Extensibility

- IPv6 dapat dengan mudah memperluas fitur-fitur dengan cara menambahkan

header-header tambahan (extensional header-header) setelah header-header IPv6 yang utama.

2.1.4 Perbedaan mendasar antara IPv4 dan IPv6 Berikut ini table perbedaan mendasar pada IPv4 dan IPv6 :

Tabel 2.1 Perbedaan IPv4 dan IPv6

IPv4 IPv6

Panjang Alamat 32 bit (4byte) Panjang alamat 128 bit (16 byte)

Dikonfigurasi secara manual atau DHCP

IPv4

Tidak harus dikonfigurasi secara manual

bisa menggunakan address

autoconfigurations.

(28)

Fragmentasi dilakukan oleh pengirim dan

pada router menurunkan kinerja router Fragmentasi dilakukan oleh pengirim

Tidak mensyaratkan ukuran paket pada

link-layer dan haru bisa menyusun kembali paket

berukuran 576 byte

Paket link-layer harus mendukung ukuran

paket 1280 byte dan harus bisa menyusun

kembali paket berukuran 1500byte

Checksum termasuk pada header Checksum tidak termasuk pada header

Header mengandung Option. Data option dimasukkan seluruh ke dalam extentions header.

Menggunakan ARP Request secara

broadcast untuk menterjemahkan alamat

IPv4 ke Alamat link-layer

ARP Request telah digantikan oleh

Neighbor Solitcitiation secara multicast.

Untuk mengelolah keanggotaan group pada

subnet lokal digunakan Internet Group

Manajement Protokol (IMGP)

IMGP telah digantikan fungsinya oleh

Multicast Listener Discovery (MLD)

2.1.5 Konektivitas antar IPv4 dan Ipv6

Secara umum stategi untuk bermigrasi menuju IPv6 terdiri atas 3 hal :

2.1.5.1 Dual Stack

Metode ini sangat umum digunakan, IPv4 dan IPv6 address dapat berjalan bersamaan

di satu perangkat di semua layer protocol. Sehingga perangkat memiliki dua alamat yakni

IPv4 dan IPv6 tanpa saling bertindihan satu sama lainnnya serta memiliki gateway yang

berbeda pula. Routing table yang ada pun terdiri dari routing table IPv4 dan IPv6, Proses

pengiriman dan penerimaan packet data berlangsung secara terpisah. Syarat utama untuk dual

stack ini adalah system operasi harus mendukung IPv6. Semua network yang ada perlu di

Upgraded menjadi dual stack, application layer akan menentukan metode komunikasi yang

digunakan, jika IPv4 maka komunikasi menggunakan protocol IPv4 dan begitu pula

sebaliknya jika IPv6 maka komunikasi dengan IPv6. Komputer client juga harus di upgrade

(29)

2.1.5.2 Tunneling

Mekanisme Tunneling dibutuhkan dalam situasi dimana dua host menggunakan

protokol yang sama tetapi router tidak mendukung protokol tersebut. Tunelling akan

menjembatani non-compatibility dari IPv4 dan IPv6 dengan melakukan encapsulation paket

data. Untuk paket data IPv6 yang akan melalui jaringan IPv4 akan dikapsulkan dengan

penambahan tunnel header pada paket data di pintu masuk tunnel, dan diakhir tunnel kapsul

akan dibuka kembali untuk memperoleh paket data yang asli, begitu juga untuk situasi paket

data IPv4 melalui jaringan IPv6. Ada banyak cara dikembangkan untuk melakukan tunneling

antara lain : manually configured tunnel, semi automatic tunnel mechanisms seperti tunnel

broker service,dan full automatic tunnel mechanisms seperti 6to4 atau IPv4-IPv6 compatible

tunnels.

2.1.5.3 Protokol Translator

Untuk situasi dimana dua host yang akan berkomunikasi menggunakan protocol yang

berbeda, dibutuhkan proses translation. Proses ini memungkinkan jaringan IPv4 dan IPv6

untuk saling berkomunikasi, dimana mesin translator menerjemahkan paket data IPv4 secara

korespondensi satu-satu menjadi paket data IPv6. Translasi dapat dilakukan dengan

Application Level Gateway (ALG) dimana proses terjadi di tingkat aplikasi. Ada banyak jenis

protocol yang digunakan untuk mekanisme perjemahan tersebut dan masih dalam

pembahasan oleh kelompok kerja NGTrans dibawah naungan IETF. Protocol yang sedang

dikembangkan antara lain : Network Address Translations-Protocol Translation (NATPT),

(30)

2.2 Format header IPv6

Format header alamat IPv6 menyederhanakan format header pada alamat IPv4.

Perbandingan antara format header IPv6 (Gambar II.1) dan IPv4 (Gambar II.2).

Ver. header TOS Total length

Identification flag Fragment offset

TTL Protokol Checksum

32 bit Source Address 32 bit Destination Address

Gambar 2.1 Format Header IPv4

Keterangan

Version 4-bit nomor Proyokol IP yang digunakan

IHL (Internet header length) 4-bit panjang header paket IP dalam hitungan 32 bit word.

Type of service 8-bit kualitas service yang dapat mempengaruhi cara

penanganan paket IP

Total Length 16-bit panjang datagram IP total dalam ukuran byte

Indentification 16-bit jika datagram mengalamu fragmentasi, field ini berisi

suatu nilai yang menunjukkan bahwa sebuah fragmentasi

merujuk pada taragram tertentu.

Flags

4-bit DF (Don’t Fragment) atau MF (More Fragment) – DF

menunjukan bahwa datagram tidak boleh mengalami

fagmentasi dan digunakan untuk menentukkan ukuran paket

maksimum dalam jaringan, sedangkan MF menunjukkan bahwa

paket ini bukan fragmentasi.

Fragment Offset 12-bit dalam menentukkan tempat fragment datagram berada.

(31)

boleh dilewati oleh paket IP.

Protocol 8-bit menunjukkan layer transport yang menerima datagram

Header checksum 16-bit fasilitas pendeteksi error yang menunjukkan host

penerima bahwa paket dalam kondisi baik atau tidak.

Source address 32-bit alamat host yang mengirim datagram.

Destination address 32-bit alamat host yang akan menerima datagram

Options/padding Informasi tambahan dan filter untuk memastikan bahwa header

merupakan kelipatan 32 bit.

Ver. TrafficClass Flow Label

Payload Length Next Header Hop Limit

128 bit Source Address

128 bit Destination Address

Gambar 2.2 Format header IPv6

Keterangan

Version 4-bit nomor versi Internet Protocol = 6.

Traffic Class 8-bit field traffic class.

Flow Label 20-bit flow label

Payload Length 16-bit unsigned integer. Panjang dari payload Ipv6, sebagai contoh,

keseluruhan paket tersebut mengikuti header Ipv6 ini, dalam oktet.

(Perlu diperhatikan bahwa header ekstensi manapun yang ada

merupakan bagian dari payload, termasuk dalam jumlah panjangnya)

Next Header 8-bit selector. Mengidentifikasi tipe header yang langsung mengikuti

header Ipv6. Menggunakan nilai yang sama seperti field protokol Ipv4.

(32)

meneruskan paket.

Source Address 128-bit alamat asal dari paket.

Destination

Address

128-bit alamat penerima yang dituju dari paket (bisa jadi bukan

penerima terakhir, jika terdapat headerrouting)

Dari perbedaan kedua table diatas dapat kita lihat element-element header Ipv4 dan

Ipv6. Jika kita bandingkan lebih spesifik lagi maka kedua header ini memiliki perbedaan dan

persamaan berikut ini :

Tabel 2.2 Tabel perbedaan header IPv4 dan IPv6 Field Header Ipv4 Field Header Ipv6

Version Sama tetapi memiliki nomer versi yang berbeda

Internet Header Legth Dihapus dalam Ipv6, Field Header Length tidak lagi digunakan karena Ipv6 selalu memiliki ukuran tetap 40byte penambahan ukuran terjadi pada header-header tambahan (extention header) Type of Service Dalam Ipv6 digantikan oleh field Traffic Class

Total Length Dalam Ipv6 digantikan oleh field payload length yang hanya mengindikasikan ukuran dalam payload

Idetification, Fragment Flag,Fragment Offset

Tidak digunakan diganti pada header extension fragmented

Time to Live Dalam Ipv6 digantikan oleh field Hop Limit Protocol Dalam Ipv6 digantikan field Next Header Header Cheksum Dihapus pada Ipv6

Source Address Field ini berperan sama hanya addressnya memiliki 128bit Destination Address Field ini berperan sama hanya addressnya memiliki 128bit Options Dihapus pada Ipv6 karena diperankan oleh Field Header

Extension

Flow label – sebuah field baru pada Ipv6 yang tidak ditemukan pada Ipv4

2.2.1 Nilai – nilai untuk field Next Header pada IPv6 Berikut ini merupakan nilai – nilai dari field next header :

Tabel 2.3 Tabel field next header Nilai

(decimal)

Header

0 Hop-by-hop option header

(33)

2 Internet Group Manajement Protocol - IPv4 Support

4 IP dalam IP (Enkapitulasi)

6 TCP

8 Exterior Gateway Protocol (EGP)

9 IGP - private interior gatway (digunakan cisco untuk IGRP cisco)

17 UDP

41 IPv6 Header terenkapitulasi

43 Routing Header

44 Fragmention Header

45 Interior Routing Protokol (IDRP)

46 Resource Reservation Protocol (RSVP)

50 Encrypted Security Payload header

51 Authentication header

58 ICMPv6

59 No Next Header

60 Destination Option header

88 EIGRP

89 OSPF

108 IP Payload Compression Protocol

115 Layer 2 Tunneling Protocol (L2TP)

132 Stream Control Transmission Protocol

134-254 Unsigned

(34)

2.2.2 IPv6 Extension Header (Header Tambahan IPv6)

Header – header Extention digunakan agar IPv6 mendukung kebutuhan dengan

opsi-opsi tambahan yang lebih fleksibel untuk perkembangan IPv6 dimasa mendatang.

IPv4 memasukkan semua opsi yang tersedia kedalam headernya. Hal ini

mengakibatkan router harus mengecek ekstensi opsi-opsi tersebut dan memprosesnya jika

ditemukan opsi jika terdapat kesesuaian. Hal ini menyebabkan turunnya performasi router

dalam memforward paket-paketnya. Pada IPv6 opsi-opsi forwarding ditangani oleh header

extension, selain itu router IPv6 hanya akan memproses header extension Hop-by hop option

saja, sedangkan header lain tidak. Dengan begitu pemprosesan header IPv6 dapat lebih cepat

dan meningkatkan performansi forwarding.

Berdasarkan RFC 2460, ada beberapa header extension yang didukung oleh IPv6,

antara lain :

1. Hop-by-hop Option Header

2. Routing Header

3. Fragment Header

4. Destination Option Header

5. Authentification Header

Dalam IPv6, pilihan informasi internet-layer di-encode dalam header-header yang

terpisah yang mungkin diletakkan diantara header IPv6 dan header setingkat diatasnya dalam

suatu paket. Ada sejumlah kecil header ekstensi yang serupa, setiap header tersebut

diidentifikasi oleh suatu nilai Next Header yang pasti (fix). Sebagai ilustrasi dalam gambar

II.3 contoh berikut ini, suatu paket IPv6 mungkin membawa nol, satu, atau lebih header

ekstensi, setiap paket tersebut diidentifikasi oleh field Next Header dari header yang

(35)

IPv6 header

Gambar 2.3 Field next Header pada IPv6

Setiap header extension harus memenuhi batas 64 bit (8byte). Header extension yang

ukuran variable harus memuat field Header extension length dan harus menggunakan

pelapis-pelapis (padding) sesuai kebutuhan agar sesuai dengan kebutuhan bahwa ukurannya

merupakan multi 8 byte.

Setiap extension header seharusnya terjadi hanya sekali, kecuali untuk header

Destination Options yang seharusnya terjadi dua kali (sekali sebelum header Routing dan

sekali sebelum header upper-layer)

Jika header Upper-layer adalah header Ipv6 yang lain (dalam hal ini adalah Ipv6 yang

disalurkan melalui atau dienkapitulasi dalam Ipv6), ini mungkin diikuti oleh extension

header-nya sendiri, yang merupakan subyek terpisah pada rekomendasi pengurutan yang

sama.

Ketika extension header yang lain didefinisikan, batasan pengurutannya yang elative

pada header yang terdaftar diatasnya harus ditentukan.

Node-node Ipv6 harus menerima dan mencoba untuk memproses extension header

dalam urutan apapun dan membuat terjadi beberapa kali pun dalam paket yang sama, kecuali

(36)

Meskipun demikian, sangat disarankan agar source dari paket Ipv6 menempel diatas urutan

yang direkomendasikan sampai dan kecuali kalau spesifikasi berikutnya merevisi

rekomendasi tersebut.

Hop-by-Hop Option Header

Pada Ipv6 hanya node tujuan saja yang memproses header-header extention, kecuali

Hop-by-Hop header yang diproses pada setiap node perantara.

Header Hop-by-Hop Option diidentifikasi dengan nilai “0” pada field Next Header

dari header Ipv6. Struktur header Hop-by-Hop Options terdiri dari field Next Header, field

Next Header Extention Length, dan field Option (yang memuat satu atau lebih satu opsi).

Nilai field Header Extention Length adalah jumlah blok 8-byte dalam header extention

Hop Options, tidak termasuk 8 byte pertama. Oleh karena itu, untuk header

Hop-by-Hop Options 8-byte, nilai field Header Extention Length adalah “0”. Pelapisan (padding)

opsi-opsi dibutuhkan untuk meyakinkan nilai 8-byte. Format dari Hop-by-hop Option Header

sebagai berikut :

Gambar 2.4 Format dari Hop-by-hop Option Header

Keterangan :

Next Selektor 8-bit. Mengenali tipe header

header Tepat setelah header Hop-by-Hop Option. Menggunakan nilai

(37)

Hdr Ext

Len

8-bit unsigned integer. Panjang dari header Hop-by-Hop Option

dalam satuan 8-oktet. Tidak termasuk 8 oktet awal.

Options Field variable-length, dari panjang dimana header Hop-by-Hop

Option yang lengkap adalah suatu integer dengan panjang 8

oktet ganda. Berisi satu atau lebih opsi TLV-encoded, seperti

yang dijelaskan pada bagian 4.2.

Routing Header

Header routing digunakan untuk menentukan jalur mana yang akan digunakan untuk

melewatkan suatu paket. Source node digunakan header routing untuk mendaftarkan address

router-router yang akan dilewatkan paket. Address-address yang didata dalam list ini akan

digunakan sebagai destination address paket Ipv6 berdasarkan urutan listingnya.

Struktur header routing terdiri atas field next header, field header extension length,

field router type, field routing type. Field segment left dan field data tipe spesific routing.

Next

Gambar 2.5 Struktur header routing

Keterangan :

Next Header 8-bit selektor. Mengidentifikasikan tipe header tepat

sebelum header routing. Menggunakan nilai yang sama

seperti field Protokol IPv4.

Hdr Ext Len 8-bit unsigned integer. Panjang dari header Routing dalam

(38)

Routing Type 8-bit pengenal dari varian header Routing utama

Segment Left 8-bit unsigned integer. Jumlah segment route berikutnya,

sebagai contoh, jumlah intermediate node yang terdaftar

secara eksplisit masih akan dilewati sebelum mencapai

Destination akhir.

Type-specific data Field variable-length, dari format ditentukan oleh Routing

Type, dan dari panjang dimana header Routing lengkap

merupakan suatu integer dengan panjang 8 oktet ganda.

Saat routing type 0, maka data tipe specific routing berisi list address perantara. Saat

paket menemukan tujuan perantaranya maka header routing diproses dan address tujuan

perantara berikutnya menjadi destination address dalam header IPv6.

Tipe 0 headerRouting memiliki format sebagai berikut :

Next Header Hdr Ext

Gambar 2.6 Format Routing header saat type 0

Keterangan :

Next Header 8-bit sektor. Mengidentifikasi tipe header tepat sebelum

(39)

protokol IPv4.

Hdr Ext Len 8-bit unsigned integer. Panjang dari header Routing dalam

satuan 8-oktet, tidak termasuk dalam 8 oktet pertama. Untuk

Type 0 header Routing, Hdr Ext Len sama dengan dua kali

jumlah alamat-alamat dalam header tersebut.

Routing Type 0

Segment left 8-bit unsigned integer. Jumlah segmen route berikutnya,

sebagai contoh, jumlah intermediate node yang terdaftar

secara eksplisit masih akan dilewati sebelum mencapai

Destination akhir.

Reserved 32-bit field resevered. Diinisialisasi dengan nol untuk

transmisi diabaikan pada penerimaan.

Address [1..n] Vector dari 128 bit alamat dinomori 1 s/d n.

Fragment Header

Header Fragment digunakan oleh suatu source IPv6 untuk mengirim suatu paket yang

lebih besar dari yang akan berada pada path MTU ke Destination-nya.

MTU (Maximum Transmission unit) adalah nilai size ukuran terbesar yang

memungkinkan paket masih dapat ditransmisikan melalui path.(Catatan : tidak seperti IPv4,

Fragmentasi dalam IPv6 hanya dilakukan oleh node source, buku oleh router sepanjang

deliver path dari suatu paket) Header Fragment diidentifikasi dengan nilai 44 Next Header

pada sebelum header. Format Header adalah sebagai berikut :

Next

(40)

Keterangan :

Next Header Selektor 8-bit. Mengidentifikasi inisial tipe header

Fragmentable Part dari paket asli/awal (yang didefinisikan

sebelumnya). Menggunakan nilai yang sama dengan field

IPv4 Protocol.

Reserved Field Reserved 8-bit. Diinsialisasi dengan nol untuk transmisi

: diabaikan pada penerimaan.

Fragment Offset 13-bit unsigned integer. Offset, dalam satuan 8-oktet, dari

data yang mengikuti / setelah header ini, relative pada awal

Fragmentable Part dari paket mula-mula.

Res Field reserved 2 bit. Diinisialisasi dengan nol untuk transmisi

: diabaikan pada penerimaan.

M flag 1 = more Fragments; 0 = last Fragment.

identification 32 bit. Lihat deskripsi di atas.

Untuk mengirim suatu paket yang terlalu besar yang sesuai dengan Path MTU ke

Destination-nya, suatu node source boleh membagi paket tersebut menjadi Fragment –

Fragment dan mengirim masing-masing Fragment sebagai paket terpisah, kemudian

disatukan kembali pada penerima.

Untuk setiap paket yang akan dipecah-pecah, node asal harus membangkitkan nilai

yang digunakan untuk mengidentifikasi paket yang dipecah tersebut. Dalam satu paket yang

dipecah-pecah tersebut harus mempunyai nilai indentifikasi yang berbeda. Jika headerrouting

(41)

Destination Option Header

Header Destination Options digunakan untuk menetapkan parameter-parameter

penghantara paket, apakah untuk tujuan-tujuan perantara atau tujuan final. Di sini mungkin

juga ditetapkan tipe pemrosesannya. Header ini diidentifikasikan denga nilai “60” dalam field

Next Header dari header sebelumnya. Field-field dalam Header Destination Options sebagai

berikut :

Next Hdr ext

Options

Gambar 2.8 Format Destination Option Header Keterangan :

Next Header Selector 8-bit mengidentifikasi tipe dari header tepat

setelah header Destination Options. Menggunakan nilai

yang sama dengan field IPv4 Protokol.

Hdr Ext Len

8-bit unsigned integer. Panjang dari header Destination

Options dalam satuan 8- oktet, tidak termasuk 8-oktet

pertama / awal.

Options Field variable-length, dari panjang seperti header

Destinations Options lengkap merupakan suatu integer

yang panjangnya 8 oktet ganda. Terdiri dari satu atau lebih

opsi TLV-encoded.

Authentication Header

Header Authentification bertanggung jawab atas verifikasi data, integeritas data dan

proteksi anti replay. Header Authentification termasuk dalam bagian security architecture

(42)

header sebelumnya. Format dari Authentification header seperti dijelaskan pada RFC 2402

Security Parameters Index (SPI)

Sequence Number Field

Authentification data (variable)

Gambar 2.9 Format Authentification header

Keterangan :

Next Header Selektor 8-bit. Mengidentifikasi inisial tipe header

Fragmentable Part dari paket asli / awal (yang

didefinisikan sebelumnya). Menggunakan nilai yang

sama dengan field IPv4 Protokol.

Hdr Ext Len 8-bit unsigned integer. Panjang dari header Routing

dalam satuan 8 oktet, tidak termasuk 8 oktet pertama.

Reserved Field reverved 16-bit. Diinisialisasikan dengan nol

untuk keperluan akan datang.

Security

Parameter Index

(SPI)

32-bit merupakan kombinasi dari IP tujuan dan

security protocol, bernilai 1-225 yang nilai ditentukan

oleh IANA untuk keperluan dimasa yang akan datang

Sequence

Number Field

32-bit berisi nilai penghitung pada sisi transmiter.

Authentification

data

Bernilai variable kelipatan 32-bit, berisi Integrity

(43)

Header extention Authentication tidak memberikan layanan kerahasiaan data seperti pada

penerapan enskripsi.

2.3 Tata Alamat Pada IPv6

Tata nama alamat dalam IPv6 lebih kompleks daripada penggunaan tata nama alamat

pada IPv4 yang telah kita kenal baik selama ini. Meski addressing IPv6 masih mengacu pada

addressing IPv4, tetapi disana terdapat formula-formula yang berbeda.

2.3.1 Model Pengalamatan

Alamat-alamat IPv6 dari semua tipe diberikan pada interface, tidak pada node. Alamat

unicast IPv6 mengacu pada interface tunggal. Karena setiap interface milik node tunggal,

alamat unicast yang diberikan pada node tersebit juga digunakan untuk mengidentifikasi node

tersebut.

Semua interface diharuskan untuk mempunyai setidaknya satu alamat unicast

link-local. Satu buah interface dapat diberikan atau dialokasikan alamat IPv6 lebih dari satu

dengan berbagai macam tipe alamat atau scope. Alamat unicast dengan scope lebih besar dari

link-scope tidak diperlukan untuk interface yang tidak digunakan sebagai alamat asal atau

tujuan dari paket IPv6. Hal ini kadang-kadang tepat untuk interface point-to-point, atau dalam

bentuk link point-to-point, tidak perlu adanya pemberian alamat unicast pada kedua interface

tersebut. Ada satu pengecualian pada model pengalamatan ini, yaitu alamat unicast atau

sekumpulan ala,at unicast mungkin diberikan ke interface fisik yang banyak jika

implementasi tersebut menganggap interface yang banyak tersebut sebagai satu kesatuan

interface ketika dihadapkan pada layer internet. Hal ini sangat berguna untuk load-sharing

melalui interface fisik yang banyak.

Saat ini IPv6 melanjutkan model IPv4 dimana prefix subnet diasosiasikan dengan satu

link (link tunggal). Prefix subnet yang mungkin diberikan pada link yang sama dapat lebih

(44)

2.3.2 Penulisan Address IPv6

Model x:x:x:x:x:x:x:x dimana ‘x‘ berupa nilai hexadesimal dari 16 bit porsi

alamat, karena ada 8 buah ‘x‘ maka jumlah totalnya ada 16 * 8 = 128 bit. Contohnya adalah :

FEDC:BA98:7654:3210:FEDC:BA98:7654:3210

Jika format pengalamatan IPv6 mengandung kumpulan group 16 bit alamat, yaitu ‘x‘, yang

bernilai 0 maka dapat direpresentasikan sebagai ‘::’. Contohnya adalah :

FEDC:0:0:0:0:0:7654:3210

dapat direpresentasikan sebagai :

FEDC::7654:3210 0:0:0:0:0:0:0:1

dapat direpresentasikan sebagai :

::1

Model x:x:x:x:x:x:d.d.d.d dimana ‘d.d.d.d’ adalah alamat IPv4 semacam 167.205.25.6 yang

digunakan untuk automatic tunnelling. Contohnya adalah : 12

0:0:0:0:0:0:167.205.25.6 atau ::167.205.25.6

0:0:0:0:0:ffff:167.205.25.7 atau :ffff:167.205.25.7

Jadi jika sekarang anda mengakses alamat di internet misalnya 167.205.25.6

pada saatnya nanti format tersebut akan digantikan menjadi semacam ::ba67:080:18.

Sebagaimana IPv4, IPv6 menggunakan bit mask untuk keperluan subnetting yang

direpresentasikan sama seperti representasi prefix-length pada teknik CIDR yang digunakan

(45)

3ffe:10:0:0:0:fe56:0:0/60

menunjukkan bahwa 60 bit awal merupakan bagian network bit.

Jika pada IPv4 anda mengenal pembagian kelas IP menjadi kelas A, B, dan C

maka pada IPv6 pun dilakukan pembagian kelas berdasarkan fomat prefix (FP) yaitu

format bit awal alamat. Misalnya :

3ffe:10:0:0:0:fe56:0:0/60

maka jika diperhatikan 4 bit awal yaitu hexa ‘3’ didapatkan format prefixnya untuk 4 bit awal

adalah 0011 (yaitu nilai ‘3’ hexa dalam biner).

2.3.3 Prefix IPv6 (Netmask)

Netmask sering disebut juga sebagai sub mask. Netmask digunakan untuk pembagian

jaringan pada IPv4 dan di representasikan dengan bilangan 32bit. Bagian yang bernilai 1

disebut net id dan yang bernilai 0 disebut host id.

Netmask juga dapat direpresentasikan dalam format CIDR (Classles Inter-Domain

Routing). Dengan CIDR netmask direpresentasikan oleh sebuah network id diikuti jumlah bit

yang digunakan untuk representasi network.

Sebuah IPv6 preffix ditulis mengikuti formula CIDR berikut :

IPv6-address/perffix-length

- Contoh 2IDA::D3::/48 adalah prefix rute (route-prefix) dan 2IDA::D3:0:2F3B::/64

adalah prefix subnet (subnet-prefix)

- Contoh sebuah IPv6 address, netmask dan notasi CIDR

IP

(46)

Mask

ffff:ffff: ffff: ffff:0000: 0000: 0000: 0000

Network

3ffe:ffff:0100:f101::/64

CIDR

3ffe:ffff:0100:f101::/64

64 bit cadangan untuk NETWORK dan 64 bit untuk HOST. Mask 64 bit dinyatakan

dengan lambang “/64”

- Pada jaringan dengan porsi HOST lebih besar dari porsi NETWORK misalkan 48 bit

untuk NETWORK dan 80 bit untuk HOST penulisannya mengikuti notasi seperti berikut:

IP

3ffe:ffff:0100:f101:0210:a4ff:fee3:9566

Mask

ffff: ffff: ffff: 0000: 0000: 0000: 0000: 0000

Network

3ffe:ffff:0100:0000:0000: 0000: 0000: 0000

CIDR

3ffe:ffff:0100::/48

Hampir sama dengan IPv4, subnet-subnet IPv6 ditunjukan untuk sebuah link tunggal.

2.3.4 Metode Broadcasting

Ada tiga macam metode broadcasting pada IPv6, antara lain :

1. Unicast (One-to-One)

Unicast adalah pengidentifikasi satu interface yang digunakan untuk komunikasi

(47)

akan di route menuju antar muka alamat muka tersebut. Lihat gambar berikut :

Gambar 2.10 Gambar pengiriman paket unicast address

2. Multicast (One-to-Many)

Multicast adalah pengidentifikasi yang digunakan untuk komunikasi 1 lawan

banyak dengan menunjuk host dari group. Multicast Address ini pada IPv4 didefinisikan

sebagai kelas D, sedangkan pada IPv6 ruang yang 8 bit pertamanya di mulai dengan "FF"

disediakan untuk multicast Address. Ruang ini kemudian dibagi-bagi lagi untuk

menentukan range berlakunya. Kemudian Blockcast address pada IPv4 yang address

bagian hostnya didefinisikan sebagai "1", pada IPv6 sudah termasuk di dalam

multicast Address ini. Blockcast address untuk komunikasi dalam segmen yang sama

yang dipisahkan oleh gateway, sama halnya dengan multicast address dipilah

(48)

Gambar 2.11 Gambar pengiriman paket pada multicast address

3. Anycast

Anycast adalah Pengidentifikasi yang menunjuk host dari group, tetapi packet

yang dikirim hanya pada satu host saja.Pada address jenis ini, sebuah address diberikan

pada beberapa host, untuk mendifinisikan kumpulan node. Jika ada packet yang dikirim

ke address ini, maka router akan mengirim packet tersebut ke host terdekat yang memiliki

Anycast address sama. Dengan kata lain pemilik packet menyerahkan pada router

tujuan yang paling "cocok" bagi pengiriman packet tersebut. Pemakaian Anycast

Address ini misalnya terhadap beberapa server yang memberikan layanan seperti

DNS (Domain Name Server). Dengan memberikan Anycast Address yang sama pada

server-server tersebut, jika ada packet yang dikirim oleh client ke address ini, maka

router akan memilih server yang terdekat dan mengirimkan packet tersebut ke server

tersebut. Sehingga, beban terhadap server dapat terdistribusi secara merata. Bagi

Anycast Address ini tidak disediakan ruang khusus. Jika terhadap beberapa host

diberikan sebuah address yang sama, maka address tersebut dianggap sebagai

(49)

Gambar 2.12 Gambar pengiriman paket pada anycast address

Tidak ada alamat broadcast dalam IPv6 seperti halnya pada IPv4, fungsi alamat broadcast

digantikan oleh alamat multicast.

2.3.4.1 Unicast Address

Ada beberapa tipe unicast pada IPv6, antara lain :

- Global Unicast Address

- Local Unicast Address

- Special Address

2.3.4.1.1 Global Unicast Address

Alamat unicast global IPv6 mirip dengan alamat publik dalam alamat IPv4.

Dikenal juga sebagai Aggregatable Global Unicast Address. Seperti halnya alamat publik

IPv4 yang dapat secara global dirujuk oleh host-host di Internet dengan menggunakan proses

routing, alamat ini juga mengimplementasikan hal serupa. Struktur alamat IPv6 unicast global

(50)

3 45 16 64 bits

001 Global Routing Preffix

Subnet ID Interface ID

Interface

Public Topology Site Indentifier

Gambar 2.13 Struktur Address Anycast

Keterangan :

001 Nilai tetap 3 bit “001”

Prefix address saat ini yang digunakan sebagai address-address IPv6

Global adalah 2000::/3

Global

Routing

Prefix

48-bit Pengidentifikasian prefix routing global untuk sebuah site

organisasi tertentu.

48 bit merupakan gabungan dengan bit sebelumnya yang digunakan

untuk sebuah site individual dalam organisasi.

Subnet ID 16-bit Subnet ID digunakan dalam sebuah site organisasi untuk

menggali subnet-subnet. Organisasi tersebut dapat membuat subnet

dengan alokasi 16-bit. Sehingga bisa membentuk 65.536 subnet atau

multilevel hirarki addressing infastruktur routing yang efisien.

Interface ID 64-bit menunjukkan interface dalam sebuah subnet.

- Public Topology adalah ISP-ISP yan memberikan layanan akses internet IPv6.

- Site Topology adalah koneksi subnet-subnet dalam suatu site organisasi.

- Interface Identifier mengidentifikasikan interface tertentu dalam sebuah subnet yang

(51)

Beberapa tipe alamat unicast IPv6 ini antara lain :

- Aggregatable global unicast addresses

sering disebut sebagai alamat global, mirip dengan alamat publik pada

IPv4 dan alamat ini ditandai dengan prefix 001. Alamat ini bisa dirutekan dan

dijangkau secara global dari alamat IPv6 di Internet. Dinamakan aggregatable

karena memang didesain untuk bisa diaggregasi dan diringkas (aggregation dan

summarization) untuk menghasilkan infrastruktur routing yang efisien. IANA telah

mulai mengalokasikan blok alamat pertama untuk alamat global ini yaitu 2001::/16.

Menurut kebijakan IANA setiap end-site seharusnya diberikan blok alamat IPv6

dengan panjang prefix /48.

- Link-local addresses

Alamat ini digunakan untuk berkomunikasi dalam skup link lokal yaitu

pada link yang sama (misal jaringan flat tanpa router). Router tidak akan

melewatkan trafik dari alamat-alamat ini keluar link. Alamat ini ditandai dengan

prefix 1111 1110 10 atau FE80::/10. Alamat ini akan selalu diawali FE80 dan

menggunakan prefix FE80::/64 dengan 64 bit selanjutnya adalah interface id.

Alamat link local ini dikonfigurasikan melalui IPv6 autoconfiguration.

- Site-local addresses.

Alamat ini mirip dengan alamat private pada IPv4 yang dalam teknologi

IPv6 digunakan dalam skup site dan ditandai dengan prefix 1111 1110 11 atau

FEC0::/10. Alamat ini akan selalu diawali dengan FEC0. Karena sifatnya yang

ambigu dan sulitnya pendefisinian baku dari skup site maka alamat ini dihapuskan

(52)

- Special addresses

Ada dua jenis alamat spesial pada IPv6 yaitu:

a. Alamat yang tidak dispesifikkan (unspecified address)

Sering disebut all-zeros-address karena memang bernilai 0:0:0:0:0:0:0:0 atau

bisa dituliskan ::. Alamat ini sama dengan 0.0.0.0 di alamat IPv4. Alamat ini

tidak boleh dikonfigurasikan pada interface dan tidak boleh menjadi tujuan rute.

b. Alamat Loopback

Jika alamat loopback pada IPv4 adalah 127.0.0.1 maka pada IPv6 dalah

0:0:0:0:0:0:0:1 atau bisa diringkas menjadi ::1. Alamat ini tidak boleh

dikonfigurasikan pada interface.

- Compatibility addresses

Alamat ini dibuat untuk mempermudah migrasi dan masa transisi dari IPv4 ke IPv6.

Beberapa alamat ini antara lain :

a. Alamat IPv4-compatible

b. Alamat IPv4-mapped

c. Alamat 6over4

d. Alamat 6to4

e. Alamat ISATAP

- NSAP addresses

Adalah alamat yang digunakan untuk penterjemahan alamat Open

System Interconnect (OSI) NSAP ke alamat IPv6. Alamat IPv6 ini ditandai dengan

(53)

2.3.4.2 Multicast Address

Pada IPv6, trafik Multicast bekerja dengan cara yang sama dengan IPv4. Node-node

dalam IPv6 yang beralokasi dimanapun. Dapat mendengar trafik multicast dalam address

multicast IPv6. Node-note IPv6 juga dapat mendengar multicast address pada waktu yang

sama dan node-node tersebut dapat bergabung atau meninggalkan group multicast kepanpun

yang diinginkan.

Address IPv6 selalu diawali dengan “FF”. Address-address multicast tidak dapat

digunakan sebagai source address dan destination address dalam header-header outing

mereka. 8 bit address multicast IPv6 di set 1111 1111. Setelah itu address multicast

memasukkan struktur tambahan untuk mengidentifikasi flag-flag, scope dan group multicast.

8 bit 4 4 112 bits

11111111 Falgs scop Group ID

Gambar 2.14 Format Multicast Address

Keterangan :

flag 4-bit mengindikasikan set flag-flag dalama address multicast.

Sesuai RFC 3513 satu-satunya flag yang digunakan adalah flag

Transient (T Flag). Saat T Flag ditetapkan bernilai 0 maka flag itu

bersifat permanen dan dikelolah oleh IANA. Dan jika bernilai 1

maka bersifat transient atau sementara.

Scope 4-bit Menunjukkan jangkauan dari address multicast yang

dijalankan. Router-router menggunakan informasi scope untuk

menetapkan apakah suatu traffic dapat di foreard

(54)

Table 2.4 Nilai-nilai field scope Nilai Deskripsi

0 Reserved

1 Interface-scope

2 Link – local scope

3,4 Unassigned

5 Site-local scope

6,7 Unassigned

8 Organization – local scope

9,A,B,C, D Unassigned

E Global scope

F Unassigned

Group ID 112-bit mengidentifikasikan group multicast

Selengkapnya, address-address multicast yang dikenal saat ini, yaitu :

Tabel 2.5 Tabel Alokasi Address Multicast

Address Deskripsi

Interface-local Scope

FF01:0:0:0:0:0:0:1 All Node Address

FF01:0:0:0:0:0:0:2 All Router Address

Link-local Scope

FF02:0:0:0:0:0:0:1 All Note Address

FF02:0:0:0:0:0:0:2 All Router Address

(55)

FF02:0:0:0:0:0:0:5 OSPFIGP

FF02:0:0:0:0:0:0:6 OSPFIGP Deignated Routers

FF02:0:0:0:0:0:0:7 ST Router

FF02:0:0:0:0:0:0:8 ST Host

FF02:0:0:0:0:0:0:9 RIP Routers

FF02:0:0:0:0:0:0:A EIGRP Routers

FF02:0:0:0:0:0:0:B Mobile Agents

FF02:0:0:0:0:0:0:D All PIM Router

FF02:0:0:0:0:0:0:E RSVP-ENCAPSULATION

FF02:0:0:0:0:0:1:1 LINK-NAME

FF02:0:0:0:0:0:1:2 All DHCP-Agents

FF02:0:0:0:0:0:0:1:FFXX: FFXX Solicited Note Address

Site-Local Scope

FF05:0:0:0:0:0:0:2 All Routers Address

FF05:0:0:0:0:0:1:3 All DHCP Servers

FF05:0:0:0:0:0:1:4 All DHCP Relays

FF05:0:0:0:0:0:1:1000 sd.

FF05:0:0:0:0:0:0:1:13FF

Service Location

Dengan group ID sebesar 112 bit, terdapat 2^112 kemungkinan. Meskipun demikian

terkait dengan pemetaan address-address multicast IPv6 ke Ethernet MAC Address multicast,

RFC3513 merekomendasikan penetapan group ID dari 32 bit terendah address multicast IPv6

dan mengeset bit-bit group ID tersisa ke 0.

Dengan hanya menggunakan 32 bit, setiap group ID dapat dipetakan ke MAC addresss

(56)

2.3.4.3 Anicast Address

Anycast address lebih menggambarkan sebuah servis dari pada sebuah mesin, dan

address yang sama dapat berada pada beberapa perangkat yang menyediakan servis yang

sama. Pada gambar dibawah, ada 3 server yang menawarkan beberapa servis, semua

mengadvertisekan servis pada address 3ffe:205:1100::15. Router, yang menerima advertise

address ini, tidak tahu bahwa address tersebut di advertise oleh 3 mesin yang berbeda; malah,

router mengasumsikan terdapat 3 rute untuk mencapai tujuan yang sama dan memilih rute

dengan ongkos terendah

Gambar 2.15 Router Anycast Addres

Manfaat anycast addresses adalah router selalu tahu letak server dengan rute/jalur

terdekat atau jalur dengan ongkos terkecil. Jadi, server-server yang menyediakan layanan

yang sama tersebut dapat tersebar pada network yang luas dan traffik dapat di lokalisir ke

server terdekat, membuat traffik network jadi lebih efisien. Dan jika salah satu server ada

yang mati, maka router akan memilih server lainnya yang lebih dekat. Dari sudut pandang

router, ini hanyalah masalah memilih rute terbaik ke tujuan yang sama.

Anycast addresses digambarkan hanya sebagai fungsi layanannya saja, bukan

formatnya, dan secara teori dapat berupa unicast address apa saja. Namun, ada format yang

(57)

2.3.5 Address-address pada setiap node

Pada sub bab ini dijelaskan tentang alamat-alamat yang dibutuhkan oleh sebuah node

dalam jaringan berbasis IPv6. alamat yang diperlukan oleh host dan router.

Alamat-alamat ini diperlukan dalam skema aplikasi unicast,multicast dan yang lainnya.

2.3.5.1 Address-address yang diperlukan host

Pada host-host IPv4, sebuah network adapter tunggal normalnya memiliki IPv4

address tunggal. Sedangkan dalam IPv6 setiap interface bisa memiliki multi address IPv6.

Sebuah host IPv6 diharuskan untuk mengenali address-address unicast berikut sebagai

pengidentifikasi untuk diri sendiri :

a. Alamat Link-local untuk setiap interface

b. Alamat unicast yang diberikan

c. Alamat loopback

Selain itu host juga mendengarkan traffic-traffik melalui address-address multicast :

a. Interface-local scope, semua node multicast address (FF01::1)

b. Link-local scope, semua node multicast address (FF02::1)

c. Solicited-Node address untuk setiap unicast address dalam masing-masing interface

d. Address-address multicast dari group-group yang bergabung dalam setiap interface.

2.3.5.2 Address-address yang diperlukan router

Router diharuskan untuk mengenali semua alamat seperti yang diperlukan pada host,

ditambah alamat-alamat berikut sebagai pengidentifikasi untuk diri sendiri:

(58)

b. Address-address unicast untuk setiap interface, dapat berupa site-local address dan

satu atau lebih global unicast address.

c. Subnet-router anycast address.

d. Address-address anycast tambahan.

e. Loopback address (::1)

Router juga mendengarkan traffik-traffik melalui address multicast :

a. Interface-local scope, semua node multicast address (FF01::1)

b. Interface-local scope, semua router multicast address (FF02::2)

c. Link-local scope, semua node multicast address (FF02::1)

d. Link-local scope, semua router multicast address (FF02::2)

e. Site-local scope, semua router multicast address (F05::2)

f. Solited-node address untuk setiap unicast address pada masing-masing interface.

g. Address-address multicast dari group yang berhubung dalam setiap interface. Alamat

loopback.

2.4 Neighbor Discovery untuk IPv6

Neighbor Discovery Protocol (NDP) adalah protokol dalam Internet Protocol Suite

digunakan dengan Internet Protocol Version 6 (IPv6). Beroperasi di Link Layer dari model

Internet ( RFC 1122 ) dan bertanggung jawab untuk autoconfiguration alamat node,

penemuan node lain pada link, Link Layer menentukan alamat dari node lain, duplikat deteksi

(59)

penemuan alamat, dan memelihara informasi reachability tentang jalan untuk lain simpul

tetangga aktif ( RFC 4861 ).

Dalam fungsinya untuk resolusi alamat untuk IPv6, NDP melakukan fungsi mirip

dengan Address Resolution Protocol (ARP) dan Internet Control Message Protocol (ICMP)

Router Router Discovery dan Redirect protokol untuk IPv4 . Namun, ia menyediakan banyak

perbaikan atas rekan-rekan IPv4 nya ( RFC 4861 ). Sebagai contoh, termasuk Tetangga

Unreachability Detection (NUD), sehingga meningkatkan ketahanan pengiriman paket di

hadapan router gagal atau link, atau node mobile.

Karakteristik yang paling membedakan pada IPv6 selain meningkatnya jumlah ruang

address adalah fitur plug-and-play nya. Neighbor Discovery Protocol (NDP) lah yang

memungkinkan fitur plug-and-play ini. Dengan menggunakan fungsi-fungsi berikut:

- Router Discovery, sebuah node ketika terhubung dengan link IPv6 dapat menemukan

router lokal tanpa bantuan DHCP.

- Prefix Discovery, sebuah node ketika terhubung dengan sebuah link IPv6 dapat

menemukan prefix atau prefix yang diberikan pada link tersebut.

- Parameter Discovery, sebuah node dapat menemukan parameter-parameter seperti MTU

dan hop limits untuk setiap link yang terhubung.

- Address Autoconfiguration, sebuah node dapat mengetahui address full-nya tanpa

bantuan DHCP

- Address Resolution, sebuah node dapat menemukan address link-layer dari node-node

yang lain pada link yang sama tanpa menggunakan ARP.

- Next-Hop Determination, sebuah node pada link dapat mengetahui next hop link-layer

untuk tujuan (destination), baik untuk lokal maupun router ke tujuan.

Gambar

Gambar 2.3 Field next Header pada IPv6
Gambar 2.4 Format dari Hop-by-hop Option Header
Gambar 2.6 Format Routing header saat type 0
Gambar 2.7 Format Fragment header [9]
+7

Referensi

Dokumen terkait

untuk mewujudkan pemerintahan yang baik, transparan dan sesuai dengan aspirasi masyarakat, sehingga diperlukan pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang

 SUGI melihat dengan adanya gas alam produksi Petroselat yang di jual kepada PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) dan beberapa kontrak dengan perusahaan lainnya,

dengan ini menyatakan, bahwa saya bersedia ditugaskan sebagai guru untuk pendidikan anak-anak Indonesia di Malaysia/Filipina, selama 2 (dua) tahun berturut-turut,

dalam buku teks matematika berjudul “CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING: MATEMATIKA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA/ MADRASAH TSANAWIYAH KELAS VII EDISI 4 OLEH ATIK

kegiatan yang diperbolehkan meliputi kegiatan pemantapan Kawasan Perkotaan Gianyar sebagai perkotaan di sekitar kawasan perkotaan inti dari PKN Kawasan Perkotaan

D I KABUPATEN DAERAH TINGKAT I1 POLEWALI MAMASA, SULAWESI

Publikasi Kecamat an Oba 2014 merupakan salah sat u publikasi t ahunan yang dit erbit kan Badan Pusat St atist ik (BPS) Kot a Tidore Kepulauan yang memuat berbagai jenis dat a

Maka dapat diartikan bahwa disiplin kerja merupakan kompenen yang penting dalam sebuah organisasi, apabila dalam sebuah organisasi semua karyawan mematuhi

Kurikulum Standard Prasekolah Kebangsaan (KSPK) dibangunkan dengan matlamat untuk memperkembang dan menyuburkan potensi kanak-kanak yang secara menyeluruh dan

Hasil perhitungan kinerja keungan dengan analisis ratio keungan diperoleh bahwa ketiga perusahaan semen go public tersebut menunjukkan kinerja keungan jangka pendek

Data penelitian yang diolah dengan program ( Analytic Hierarchy Process ) memperlihatkan bahwa produk industri pangan pangan lokal mempunyai prospek pengembangan dari sisi:

Dalam penelitian ini, penulis ingin memperkenalkan lebih tentang BRIsyariah kepada masyarakat luas khususnya di kota Purbalingga, penulis juga menyarankan untuk

Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat dan ridhoNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

Kelompok kerja Unit Layanan Pengadaan Barang Jasa, telah melaksanakan tahapan Pemberian Penjelasan (Aanwijzing) Dokumen Pengadaan dengan metode tanya jawab secara elektronik

6 Kesemuanya ini hendak mengungkapkan bahwa, dalam cinta pernikahan beda agama kita diajar untuk?. menjadi manusia, jujur, tulus, terbuka dengan sikap saling menerima

kinerja bahkan terdapat kondisi capaian kinerja pembangunan yang semakin menurun pada Kabupaten di provinsi Papua yang dianalisis dengan menggunakan Aspek Kesejahteraan

Penilaian sikap dilakukan dengan menggunakan teknik observasi oleh guru mata pelajaran (selama proses pembelajaran pada jam pelajaran), guru bimbingan konseling (BK), dan wali

Power Supply atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan Catu Daya adalah suatu alat listrik yang dapat menyediakan energi listrik untuk perangkat listrik ataupun

Sasaran yang akan dicapai Museum Arsitektur di Kota Semarang 10.. Kegiatan dalam Museum Arsitektur di Kota Semarang

Pada hari ini Selasa Tanggal Dua Puluh Enam Bulan September Tahun Dua Ribu Tujuh Belas, kami yang bertanda tangan di bawah ini Panitia Pengadaan Barang/Jasa Dinas Kesehatan

Mahasiswa mengetahui dan memahami kosakata, terminology, tata bahasa dunia bisnis dalam konteks bahasa inggris, dapat membedakan jenis organisasi bisnis sesuai bidangnya1. Tes

Online casinos are plenty and they differ when it comes to the amount of games, customer service, free cash they hand out and many other features that pertain to the legally

Mengurangi karbohidrat Mengurangi lemak Mengurangi frekuensi makan Obat 1 0,26% Mengurangi karbohidrat Mengurangi gula Mengurangi frekuensi makan Olahraga berat 11 2,90%