TUGAS AKHIR
Oleh :
RIEKO AGUSTINO
NPM : 0434010393
Kepada :
TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan
Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Jurusan Teknik Informatika
Oleh :
RIEKO AGUSTINO
NPM : 0434010393
Kepada :
TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
2010
Judul PKL : Implementasi Network IPv6 dengan Menggunakan metode Automatic
Tunnel
Nama Mahasiswa : RIEKO AGUSTINO NPM : 0434010393
Program Studi : TEKNIK INFORMATIKA
Jurusan : TEKNIK INFORMATIKA
Menyetujui,
Basuki Rachmat, S.Si, MT
Tunnel
Disusun oleh :
RIEKO AGUSTINO
NPM. 0434010393
telah diperiksa, disetujui, dipertahankan dihadapan dan diterima tim penguji tugas akhir
Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
pada tanggal 22 November 2010
Susunan Tim Penguji :
1. 1. Pembimbing,
Achmad Junaidi, S.Kom
NPT. 378 110 401 99 2. Anggota Tim Penguji,
Budi Nugroho, S,kom
NPT. 38009 050 205
3. Anggota Tim Penguji,
Chrytia Aji Putra, S.kom
Jl. Raya Rungkut Madya Gunung Anyar Telp.(031)8706369 (Hunting). Fax (031) 8706372 Surabaya 60294
KETERANGAN REVISI
Kami yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa mahasiswa berikut :
Nama : Rieko Agustino
NPM : 0434010393
Jurusan : Teknik Informatika
Telah mengerjakan revisi / tidak ada revisi pra rencana (design) / skripsi ujian lisan
gelombang II, TA 2010/2011 dengan Judul :
“Implementasi Network IPv6 dengan Menggunakan Metode
Automatic Tunnel”
Surabaya, 7 Desember 2010
Dosen Penguji yang memerintahkan revisi
1 ) Prof. Dr. Ir. H. Akhmad Fauzi, MMT NPT. 1965 1109 199103 1 002
Setelah saya memutuskan untuk menggambil judul tugas akhir “Implementasi
Network IPv6 dengan Menggunakan Metode Automatic Tunnel”, menghadapi serangkaian
masalah teknis dan perencanaan keputusan sehingga timbul pertanyaan yang akan dibahas
dalam buku tugas akhir saya, antara lain:
- Apakah kita lebih ke IPv6 untuk mengaktifkan seluruh jaringan infrastruktur sebelum
transisi?
- Bagaimana mengambil keuntungan dari fitur baru IPv6 sebagai bentuk komunikasi?
Proyek intergerasi IPv6 membuat perubahan ke perusahaan jaringan seperti cisco,
sistem operasi windows dan aplikasi baik software, server dan desktop. IPv4/IPv6 transisi
selalu menjadi proses dalam mengembangkan IPv6 bebasis layanan di internet IPv4. IETF
Next Generation Transition Working Group (NGtrans) telah diusulkan banyak mekanisme
transisi untuk mengaktifkan IPv6 sebagai aktifitas integerasi jaringan saat ini. Salah satu
sistem dari metode transisi tersebut disebut mekanisme tunneling. Tunneling digunakan oleh
organisasi untuk membuat jaringan virtual pada internet dan pada jaringan public yang lain
(seperti PSTN dll). Dimana jaringan virtual ini tidak dapat diakses oleh dari pihak luar yang
bukan merupakan bagian intranet dari organisasi tersebut.
Kata Kunci : IPv6, mekanisme transisi, IETF NGtrans, mekanisme tunneling, dll
Alhamdulillah penyusun ucapkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan
hidayah-Nya penyusun dapat menyelesaikan proyek akhir ini dengan berjudul :
Implementasi Network IPv6 dengan Menggunakan Metode Automatic Tunnel
Proyek akhir ini digunakan sebagai salah satu syarat akademis untuk memperoleh
gelar sarjana Strata 1 (S1) di Universitas Pembangunan Nasional Jatim (UPN JATIM).
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu
hingga penyusunan buku proyek akhir ini selesai. Penyusun berharap semoga buku ini dapat
membawa manfaat. Penyusun masih menyadari banyak kekurangan dalam penyusunan buku
proyek tugas akhir ini. Oleh karena itu, besar harapan penyusun dapat menerima saran dan
kritik dari pembaca.
Surabaya, 22 November 2010
Penyusun
Dalam penyusunan proyek tugas akhir ini penyusun mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak, baik bantuan materi maupun bantuan spirit. Pada kesempatan kali ini dengan
atau tanpa menghilangkan rasa hormat yang mendalam penyususn mengucapkan banyak
terimaksih kepada pihak-pihak yang telah membantu penyusun dalam menyelesaikan proyek
akhir ini antara lain :
1. Kedua Orang Tua, ayah Suetomo dan ibu Zuliyati, S.Pd tercinta yang sudah
sabar, baik dan memberikan fasilitas lebih terhadap penulis. Serta saudara
kandung saya yaitu mbak Rieke Yuliastuti, ST yang terus menerus
mengingatkan saya untuk kerjakan TA, Adek Rieno Julio Putra yang masih
duduk dibangku SMP tapi menjadikan motivasi kala update status di facebook.
Dan serta semua kerabat dan keluarga terdekat saya (Tante Lastri, Om Catur,
Om Fahrul, dll)
2. Bpk Ir. Sutiyono, MT Selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri Universitas
Pembangunan Nasional Jawa timur
3. Bpk Basuki Rachmat, S.Si, MT selaku ketua jurusan Teknik Informatika
Universitas Pembangunan Nasional Jawa timur
4. Bpk Achmad Junaidi, S.kom dan Bpk Budi Nugroho, S.kom selaku dosen
pembimbing tugas akhir yang sangat membantu penyusun
5. Para Dosen – dosen dan pengurus dikjar (Mas Mukson, Pak Imam,dkk)
terhormat yang mendukung dan selalu memberikan support kepada penyusun
agar segera menyelesaikan tugas akhir
7. Temen-temen Alumni informatika (IKATIFA) yang sudah lulus mendahului
saya yang memberikan motivasi, dorongan dan semangat
8. PT Multi Artha Sejahtera Abadi ( Tempat penulis kerja ) yang suduh menerima
saya bekerja dan memberikan fasilitas WIFI, Ruang dan Waktu sehingga saya
dapat bekerja dan mengerjakan tugas akhir.
9. Semua pihak yang ikut membantu dan merasa direpotkan, baik secara langsung
maupun tidak langsung maupun tidak langsung atas terselesainya tugas akhir
ini. Maaf tidak dapat menyebut satu persatu ( there is not enough room on this
HALAMAN JUDUL ………. i
1.5 Metodologi Penyusunan Tugas Akhir ……… 3
1.6 Sistematika Penulisan ……….. 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Spesifikasi Dasar IPv6 ..……….. 6
2.1.1 Pedahuluan .………... 6
2.1.2 Terminologi ………...………... 7
2.1.3 Fitur-fitur IPv6 ………..………... 9
2.1.4 Perbedaan IPv4 dan IPv6 ……….... 10
2.1.5 Konektivitas antar IPv4 dan Ipv6 ……… 11
2.1.5.1 Dual Stack ………... 11
2.1.5.2 Tunneling ……… 12
2.1.5.3 Protokol Translator ………. 12
2.2 Format Header IPv6 ……… 13
2.2.1 Nilai-nilai untuk field Next Header Header pada IPv6 ……… 16
2.2.2 IPv6 Extension Header ……… 17
2.2.2.1 Hop-by-hop Option Header ………... 19
2.2.2.4 Destination Option Header ……….……….. 24
2.3.5 Address-address pada setiap node ………... 40
2.3.5.1 Address-address yang diperlukan host ……… 40
2.3.5.2 Address-address yang diperlukan router ………. 41
2.4 Neighbor Discovery untuk IPv6 ……….. 42
2.4.1 NPD Message ……….. 44
2.5 Transisi IPv6 ……… 51
2.6 Contoh Infrastruktur IPv6 ……… 53
BAB III PERENCANAAN DAN IMPLEMENTASI 3.1 Tahap Persiapan ……...……….. 54
3.1.1 Pengetahuan dasar ………... 54
3.1.2 Kompabilitas hadware ………...………... 54
3.2 Perencanaan Sistem …………..……….. 54
3.3 Perencanaan Topologi Jaringan ……….. 55
BAB IV IMPLEMENTASI IPV6 4.1 Dasar Pengecekkan di Linux ……….. 57
4.1.1 Kernel yang Mendukung IPv6 ………... 57
4.1.2 Paket Net-Tools ………...………...60
4.2.3 Implementasi Client Tunnel A 1 ………...65
4.2.4 Implementasi Client Tunnel A 2 ………...65
BAB V UJI COBA DAN EVALUASI 5.1 Ping IPv6 to IPv6 ………..……….67
5.1.1 Uji Koneksifitas Ipv6 to Ipv6 ……….69
5.1.2 Konfigurasi IPv6 Menggunakan PC Router ……….. 70
5.1.3 Konfigurasi Automatic Tunnel PC Router ……… 76
5.1.4 Konfigurasi Automatic Tunnel PC Router ke Client ……….……… 82
5.2 Analisa Hasil Uji Coba ………... 86
BAB VI PENUTUP 6.1 Kesimpulan …….………...74
Gambar 2.1 Format Header IPv4 ………... 13
Gambar 2.1 Format Header IPv6 ……….... 14
Gambar 2.3 Field next Header pada IPv6 ……… 18
Gambar 2.4 Format dari Hop-by-hop Option Header ……….. 20
Gambar 2.5 Struktur header routing ……… 21
Gambar 2.6 Format Routing header saat type 0 ……….. 22
Gambar 2.7 Format Fragment header [9] ……….… 23
Gambar 2.8 Format Destination Option Header ……….. 24
Gambar 2.9 Format Authentification header ………... 25
Gambar 2.10 Gambar pengiriman paket unicast address ……… 30
Gambar 2.11 Gambar pengiriman paket pada multicast address ……… 31
Gambar 2.12 Gambar pengiriman paket pada anycast address ………... 32
Gambar 2.13 Struktur Address Anycast ……….. 33
Gambar 2.14 Format Multicast Address ……….. 36
Gambar 2.15 Router Anycast Addres ………...39
Gambar 2.16 format pesan Router Advertisement ……….. 45
Gambar 2.17 format dari pesan Router Solicitation ……… 47
Gambar 2.18 format pesan Neighbor Solicitation ………47
Gambar 2.19 format dari pesan Neighbor Advertisement ………....48
Gambar 2.20 format dari pesan Redirect ………..49
Gambar 2.21 Field options dari kelima ……… 50
Gambar 2.22 Mekanisme Transisi ………51
Gambar 3.1 Rancangan Jaringan ……… 55
Gambar 5.1 Setting IPv6 Pada PC 1 ………. 67
Gambar 5.2 Testing Ping IPv6 Pada PC 1 ……….. 68
Gambar 5.3 Setting IPv6 Pada PC 2 ………68
Gambar 5.4 Testing Ping IPv6 Pada PC 2 ………..… 69
Gambar 5.5 Uji Koneksi PC1 ke Alamat IPv6 PC 2 ………69
Gambar 5.6 Uji Koneksi PC1 ke Alamat IPv6 PC 2 ………70
Gambar 5.7 Setting IP address PC A uji coba PC Router ……… 71
Gambar 5.8 Setting IP address PC B uji coba PC Router ……… 71
Gambar 5.9 Setting Eth0 dan Eth1 PC Router A ………. 72
Gambar 5.10 Setting Eth0 dan Eth1 PC Router B ………...……… 73
Gambar 5.11 Tabel Routing di PC A ………73
Gambar 5.12 Tabel Routing di PC B ………74
Gambar 5.13 Pengujian Jaringan PC A Ke Router 1 ………74
Gambar 5.14 Pengujian Jaringan Router 1 ke PC A ……….75
Gambar 5.15 Pengujian Jaringan Router 1 ke Router 2 ………75
Gambar 5.16 Pengujian Jaringan Router 2 ke Router 1 ………..……. 75
Gambar 5.17 Setting Jaringan LAN1 (Eth0) IPv4 pada Router PC1 ………...… 76
Gambar 5.18 Hasil Automatic Tunnel IPv6 in IPv4 pada Router PC1 ……… 77
Gambar 5.19 Setting LAN2 (eth1) IPv6 pada Router PC1 ………..… 77
Gambar 5.20 Proses Routing dan Melihat Routing Tabel (Router PC1) ……….…… 78
Gambar 5.24 Proses Routing dan Melihat Routing Tabel (Router PC2) ……….…… 80
Gambar 5.25 Pengujian ke Jaringan(Ping6) PC Router A ke PC Router B ………. 80
Gambar 5.26 Pengujian Jaringan(Ping6) 6to4 Automatic tunnel ke Router2 ……….. 81
Gambar 5.27 Pengujian ke Jaringan(Ping6) PC Router B ke PC Router A ……….... 81
Gambar 5.28 Pengujian Jaringan(Ping6) 6to4 Automatic tunnel ke Router1 ………. 82
Gambar 5.29 Setting IPv6 PC Client1 pada Eth0 ……… 83
Gambar 5.30 Setting IPv6 PC Client2 pada Eth0 ……… 83
Gambar 5.31 ping6 pada Client1 ke Client2 ……… 84
Gambar 5.32 ping6 pada Client1 ke PC Router1 dan PC Router2 ……….. 84
Gambar 5.33 ping6 pada Client2 ke Client1 ……… 85
Tabel 2.1 Perbedaan IPv4 dan IPv6 ………..………. 11
Tabel 2.2 Tabel perbedaan header IPv4 dan IPv6 ……….. 15
Tabel 2.3 Tabel field next header ………...……… 16
Tabel 2.4 Nilai-nilai field scope ……….…… 37
Tabel 2.5 Tabel Alokasi Address Multicast ………. 38
Tabel 2.6 TVL Field Value ……….. 50
1
1.1 Latar Belakang
Perkembangan teknologi jaringan komputer dewasa ini semakin pesat
seiring dengan kebutuhan masyarakat akan layanan yang memanfaatkan jaringan
komputer. Pada sistem jaringan komputer, protokol merupakan suatu bagian yang
paling penting. Protokol jaringan yang umum digunakan adalah IPv4. Akan
tetapi protokol telah berumur lebih dari 20 tahun masih terdapat beberapa
kekurangan dalam menangani jumlah komputer dalam suatu jaringan yang
semakin kompleks. Telah dikembangkan protokol jaringan baru, yaitu IPv6 yang
merupakan solusi dari masalah diatas. IPv6 menawarkan fitur dan fungsionalitas
yang lebih dari IPv4 seperti ruang pengalamatan yang jauh lebih besar, fitur
keamanan IPSec, penanganan lalu lintas multimedia di internet, dan lain-lain.
Namun, protokol baru ini belum banyak diimplementasikan pada
jaringan-jaringan di dunia.
IPv4 yang merupakan pondasi dari Internet telah hampir mendekati
batas akhir dari kemampuannya, dan IPv6 yang merupakan protokol baru
telah dirancang untuk dapat menggantikan fungsi IPv4. Motivasi utama untuk
mengganti IPv4 adalah karena keterbatasan dari panjang addressnya yang hanya
32 bit saja serta tidak mampu mendukung kebutuhan akan komunikasi yang
2
RFC 791. IPv6 yang memiliki kapasitas address raksasa (128 bit), mendukung
penyusunan address secara terstruktur, yang memungkinkan Internet terus
berkembang dan menyediakan kemampuan routing baru yang tidak terdapat pada
IPv4. IPv6 memiliki tipe address anycast yang dapat digunakan untuk
pemilihan route secara efisien. Selain itu IPv6 juga dilengkapi oleh mekanisme
penggunaan address secara local yang memungkinkan terwujudnya instalasi
secara Plug&Play, serta menyediakan platform bagi cara baru pemakaian
Internet, seperti dukungan terhadap aliran datasecara real-time, pemilihan
provider, mobilitas host, end-to-end security, ataupun konfigurasi otomatis.
IPv6 tidak dapat langsung menggantikan IPv4, karena banyak infrastruktur
yang terlanjur menggunakan IPv4. Oleh karena itu, muncul berbagai teknik untuk
mentransisikan IPv4 menjadi IPv6, salah satunya adalah configured tunnel.
Dengan configured tunnel, suatu site IPv6 dapat berkomunikasi dengan site IPv6
lain walaupun dipisahkan oleh infrastruktur yang hanya mendukung IPv4.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah penulis paparkan, maka penulis
mencoba menginplementasi network IPv6 dengan menggunakan metode
configured tunnel. Adapun beberapa rumusan permasalahan yang ada Transisi
Network IPv4 Menjadi Network IPv6 yaitu :
3
c) Bagaimana melakukan proses transisi dari IPv4 ke IPv6
d) Bagaimana melakukan Tunneling proses secara automatic dan
terkonfigurasi
e) Cara implementasikan configured tunnel pada Unmanaged Network
1.3 Batasan Masalah
Adapun ruang lingkup yang akan dibahas dalam pembuatan aplikasi ini
dengan batasan :
a. Metode yang di terapkan adalah metode tunnel dan tidak menerapkan teknik
dual stack, tapi hanya menjelaskan sekilas tentang dual stack
b. Dalam penulisan makalah tidak menjelaskan mekanisme implementasi
“Router-to-Router Tunneling” dan “Host-to-Router Tunneling”.
c. Dalam buku ini tidak menjelaskan penerapan dalam keamanan jaringan
internet maupun server menggunakan IP v6
1.4 Tujuan Tugas Akhir
Tugas akhir ini bertujuan untuk agar mahasiswa dapat memahami,
mendalami dan mengimplementasikan jaringan komputer berbasis IPv6 serta
dapat melakukan transisi dari IPv4 ke IPv6 dengan menggunakan metode
tunneling sehingga kita dapat membuka situs yang sudah berbasis IPv6.
1.5 Metodologi Penyusunan Tugas Akhir
Pembuatan tugas akhir ini terbagi menjadi beberapa tahap pengerjaan yang
4
membandingkan perbedaan dari Internet Protokol tersebut.
2. Pengumpulan dan analisa data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengumpulkan data dari media
massa serta pencarian data – data dari internet. Dari pengumpulan data tersebut
kemudian dilakukan analisa data untuk melakukan transisi dari IPv4 ke IPv6
dengan menggunakan metode Tunnel.
3. Perancangan sistem
Perancangan sistem meliputi perancangan proses (usecase) dan
perancangan antarmuka (interface).
4. Uji coba dan evaluasi
Pada tahap ini dengan asumsi implementasi sudah selesai, selanjutnya
dilakukan uji coba kebenaran berdasarkan tujuan pembuatan aplikasi tersebut
dengan kondisi yang telah disiapkan. Kemudian hasil pengujian ini akan
dievaluasi untuk menemukan kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi
maupun kekurangan-kekurangan yang selanjutnya dapat dilakukan perbaikan
dan penyempurnaan.
1.6 Sistematika Penulisan
Pembahasan dalam tugas akhir ini akan dibagi menjadi beberapa bab
sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Berisi teori penunjang yang dapat mendukung pemahaman
terhadap sistem, yaitu mengenai prinsip dan konsep serta teknologi
yang diterapkan dalam sistem.
BAB III PERENCANAAN DAN IMPLEMENTASI
memuat tutorial bagaimana mengimplementasikan IPv6 pada
system operasi Linux
BAB IV IMPLEMENTASI IPV6
berisi tentang implementasi IPv6 di jaringan UPN dengan
menggunakan IPv6-in-IPv4. Implementasi Router IPv6 dengan
menggunakan Tunneling. Implementasi DNS, Web, Mail, Proxy,
FTP, SSH, IPsec dan Firewall pada protokol IPv6.
BAB V UJI COBA DAN EVALUASI
Berisi penjelasan proses uji coba sistem ensiklopedi secara
keseluruhan.
BAB VI PENUTUP
Berisi kesimpulan dari seluruh proses pengerjaan tugas akhir
6
Pada bagian ini akan dipaparkan tentang sumber-sumber literatur
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Spesifikasi dasar IPv6
IP versi 6 (IPv6) adalah protokol Internet versi baru yang didesain sebagai pengganti
dari Internet protocol versi 4 (IPv4) yang didefinisikan dalam RFC 791.
2.1.1. Pendahuluan
Perubahan dari IPv4 ke IPv6 pada dasarnya terjadi karena beberapa hal yang
dikelompokkan dalam kategori berikut :
1. Kapasitas Perluasan Alamat
IPv6 meningkatkan ukuran dan jumlah alamat yang mampu didukung oleh IPv4 dari 32bit
menjadi 128bit. Peningkatan kapasitas alamat ini digunakan untuk mendukung
peningkatan hirarki atau kelompok pengalamatan, peningkatan jumlah atau kapasitas
alamat yang dapat dialokasikan dan diberikan pada node dan mempermudah konfigurasi
alamat pada node sehingga dapat dilakukan secara otomatis. Peningkatan skalabilitas juga
dilakukan pada routing multicast dengan meningkatkan cakupan dan jumlah pada alamat
multicast. IPv6 ini selain meningkatkan jumlah kapasitas alamat yang dapat dialokasikan
pada node juga mengenalkan jenis atau tipe alamat baru, yaitu alamat anycast. Tipe
alamat anycast ini didefinisikan dan digunakan untuk mengirimkan paket ke salah satu
dari kumpulan node.
2. Penyederhanaan Format Header
Beberapa kolom pada header IPv4 telah dihilangkan atau dapat dibuat sebagai header
penanganan paket IPv6 dan membatasi biaya bandwidth pada header IPv6. Dengan
demikian, pemerosesan header pada paket IPv6 dapat dilakukan secara efisien.
3. Peningkatan dukungan untuk header pilihan dan header tambahan (Options and extention
header) Perubahan yang terjadi pada header-header IP yaitu dengan adanya pengkodean
header Options (pilihan) pada IP dimasukkan agar lebih efisien dalam penerusan paket
(packet forwarding), agar tidak terlalu ketat dalam pembatasan panjang header pilihan
yang terdapat dalam paket IPv6 dan sangat fleksibel/dimungkinkan untuk mengenalkan
header pilihan baru pada masa akan datang.
4. Kemampuan pelabelan aliran paket
Kemampuan atau fitur baru ditambahkan pada IPv6 ini adalah memungkinkan pelabelan
paket atau pengklasifikasikan paket yang meminta penanganan khusus, seperti kualitas
mutu layanan tertentu (QoS) atau real-time.
5. Autentifikasi dan kemampuan privasi
Kemampuan tambahan untuk mendukung autentifikasi, integritas data dan data penting
juga dispesifikasikan dalam alamat IPv6.
2.1.2. Terminologi Node
Peralatan yang mengimplementasikan IPv6.
Router
Node yang melewatkan paket IPv6.
Host
Upper-layer
Layer protocol yang secara langsung berada di atas IPv6. Sebagai contoh adalah protokol
transport seperti TCP dan UDP, protokol control seperti ICMP, protokol routing seperti OSPF
dan Internet atau protokol level bawah ditunnel melalui IPv6 seperti IPX, Appletalk, dan IPv6
sendiri (IPX over IPv6, Appletalk over IPv6 dan IPv6 over IPv6).
Link
Fasilitas komunikasi atau medium, yaitu node dapat berkomunikasi pada layerlink. Layerlink
ini yang secara langsung dibawah layer IPv6. Sebagai contoh dari link adalah Ethernet (secara
sederhana maupun menggunakan bridge); link PPP; X.25, Frame Relay, atau jaringan ATM,
dan layer Internet tunnel seperti tunnel melalui IPv4 atau IPv6 sendiri.
Neighbors
Node lain yang dihubungkan dalam link yang sama
Interface
Media penghubung dari node (berada pada node) ke jaringan.
Address
Identifikasi pada layer IPv6 untuk interface atau sekumpulan interface.
Packet
Header IPv6 dan payload-nya (isi).
Link MTU
Maximum transmission unit. Ukuran maksimum paket dalam ukuran byte yang dapat
Path MTU
Link MTU yang paling kecil dari semua link dalam pathnode asal sampai node tujuan.
2.1.3 Fitur-fitur IPv6
IPv6 memiliki berbagai fitur yang lebih baik dibandingkan IPv4, beberapa fitur yang
paling utama antara lain :
- Format Header Baru
- Header IPv6 memiliki format yang lebih sederhana, meskipun jumlah bit header lebih
besar. Format baru ini dirancang untuk menjaga overhead header menjadi minimum.
- Spasi Address yang lebih besar
- Address IPv6 memiliki ukuran 128bit atau memiliki kombinasi alamat sebanyak
3,4x1038. Dengan begitu besarnya jumlah address yang tersedia maka teknik konversi
address seperti NAT tidak lagi dibutuhkan.
- Hirarki Address dan Routing yang lebih efisien
- Address-address global pada IPv6 yang digunakan internet dirancang untuk
mendukung hirarki dan routing yang lebih ringkas dan effisien.
- Konfigurasi address yang stateful dan stateless
- Konfigurasi stateful terjadi sepertihanya menggunakan server DHCP, dan konfigurasi
stateless seperti pada konfigurasi tanpa DHCP Server
- Dengan konfigurasi stateless, host-host pada link akan mengkonfigurasi dirinya secara
otomatis address IPv6 untuk dirinya dan address yang sesuai denga prefik yang
dipublikasikan oleh router-router lokal disekitarnya. Bahkan tanpa ada router host-host
dalam link yang sama dapat mengkonfigurasi address-address link-lokanya, tanpa
- System keamanan yang terintegrasi
- Protocol IPv6 memberi dukungan penuh untuk IPSec. Hal ini memberi solusi yang
reliable untuk untuk keamanan dan menjamin interperability antara aplikasi IPv6 yang
berbeda.
- Dukungan yang lebih baik untuk QOS
- Field-field dalam IPv6 menetapkan bagaimana trafik-trafik ditangani dan
diidentifikasi. Identifikasi trafik menggunakan field Flow Label dalam header IPv6
memungkinkan router dapat dengan mudah mengenali paket-paket dan memberikan
penanganan special sepanjang alur dan sumber tujuan.
- Protocol untuk interaksi Neighboring node
- Protocol Neighbor Discovery pada IPv6 merupakan paket ICMPv6 yang beperan
mengelolah interaksi antars node-node yang bersebelahan atau node-node dalam link
yang sama.
- Extensibility
- IPv6 dapat dengan mudah memperluas fitur-fitur dengan cara menambahkan
header-header tambahan (extensional header-header) setelah header-header IPv6 yang utama.
2.1.4 Perbedaan mendasar antara IPv4 dan IPv6 Berikut ini table perbedaan mendasar pada IPv4 dan IPv6 :
Tabel 2.1 Perbedaan IPv4 dan IPv6
IPv4 IPv6
Panjang Alamat 32 bit (4byte) Panjang alamat 128 bit (16 byte)
Dikonfigurasi secara manual atau DHCP
IPv4
Tidak harus dikonfigurasi secara manual
bisa menggunakan address
autoconfigurations.
Fragmentasi dilakukan oleh pengirim dan
pada router menurunkan kinerja router Fragmentasi dilakukan oleh pengirim
Tidak mensyaratkan ukuran paket pada
link-layer dan haru bisa menyusun kembali paket
berukuran 576 byte
Paket link-layer harus mendukung ukuran
paket 1280 byte dan harus bisa menyusun
kembali paket berukuran 1500byte
Checksum termasuk pada header Checksum tidak termasuk pada header
Header mengandung Option. Data option dimasukkan seluruh ke dalam extentions header.
Menggunakan ARP Request secara
broadcast untuk menterjemahkan alamat
IPv4 ke Alamat link-layer
ARP Request telah digantikan oleh
Neighbor Solitcitiation secara multicast.
Untuk mengelolah keanggotaan group pada
subnet lokal digunakan Internet Group
Manajement Protokol (IMGP)
IMGP telah digantikan fungsinya oleh
Multicast Listener Discovery (MLD)
2.1.5 Konektivitas antar IPv4 dan Ipv6
Secara umum stategi untuk bermigrasi menuju IPv6 terdiri atas 3 hal :
2.1.5.1 Dual Stack
Metode ini sangat umum digunakan, IPv4 dan IPv6 address dapat berjalan bersamaan
di satu perangkat di semua layer protocol. Sehingga perangkat memiliki dua alamat yakni
IPv4 dan IPv6 tanpa saling bertindihan satu sama lainnnya serta memiliki gateway yang
berbeda pula. Routing table yang ada pun terdiri dari routing table IPv4 dan IPv6, Proses
pengiriman dan penerimaan packet data berlangsung secara terpisah. Syarat utama untuk dual
stack ini adalah system operasi harus mendukung IPv6. Semua network yang ada perlu di
Upgraded menjadi dual stack, application layer akan menentukan metode komunikasi yang
digunakan, jika IPv4 maka komunikasi menggunakan protocol IPv4 dan begitu pula
sebaliknya jika IPv6 maka komunikasi dengan IPv6. Komputer client juga harus di upgrade
2.1.5.2 Tunneling
Mekanisme Tunneling dibutuhkan dalam situasi dimana dua host menggunakan
protokol yang sama tetapi router tidak mendukung protokol tersebut. Tunelling akan
menjembatani non-compatibility dari IPv4 dan IPv6 dengan melakukan encapsulation paket
data. Untuk paket data IPv6 yang akan melalui jaringan IPv4 akan dikapsulkan dengan
penambahan tunnel header pada paket data di pintu masuk tunnel, dan diakhir tunnel kapsul
akan dibuka kembali untuk memperoleh paket data yang asli, begitu juga untuk situasi paket
data IPv4 melalui jaringan IPv6. Ada banyak cara dikembangkan untuk melakukan tunneling
antara lain : manually configured tunnel, semi automatic tunnel mechanisms seperti tunnel
broker service,dan full automatic tunnel mechanisms seperti 6to4 atau IPv4-IPv6 compatible
tunnels.
2.1.5.3 Protokol Translator
Untuk situasi dimana dua host yang akan berkomunikasi menggunakan protocol yang
berbeda, dibutuhkan proses translation. Proses ini memungkinkan jaringan IPv4 dan IPv6
untuk saling berkomunikasi, dimana mesin translator menerjemahkan paket data IPv4 secara
korespondensi satu-satu menjadi paket data IPv6. Translasi dapat dilakukan dengan
Application Level Gateway (ALG) dimana proses terjadi di tingkat aplikasi. Ada banyak jenis
protocol yang digunakan untuk mekanisme perjemahan tersebut dan masih dalam
pembahasan oleh kelompok kerja NGTrans dibawah naungan IETF. Protocol yang sedang
dikembangkan antara lain : Network Address Translations-Protocol Translation (NATPT),
2.2 Format header IPv6
Format header alamat IPv6 menyederhanakan format header pada alamat IPv4.
Perbandingan antara format header IPv6 (Gambar II.1) dan IPv4 (Gambar II.2).
Ver. header TOS Total length
Identification flag Fragment offset
TTL Protokol Checksum
32 bit Source Address 32 bit Destination Address
Gambar 2.1 Format Header IPv4
Keterangan
Version 4-bit nomor Proyokol IP yang digunakan
IHL (Internet header length) 4-bit panjang header paket IP dalam hitungan 32 bit word.
Type of service 8-bit kualitas service yang dapat mempengaruhi cara
penanganan paket IP
Total Length 16-bit panjang datagram IP total dalam ukuran byte
Indentification 16-bit jika datagram mengalamu fragmentasi, field ini berisi
suatu nilai yang menunjukkan bahwa sebuah fragmentasi
merujuk pada taragram tertentu.
Flags
4-bit DF (Don’t Fragment) atau MF (More Fragment) – DF
menunjukan bahwa datagram tidak boleh mengalami
fagmentasi dan digunakan untuk menentukkan ukuran paket
maksimum dalam jaringan, sedangkan MF menunjukkan bahwa
paket ini bukan fragmentasi.
Fragment Offset 12-bit dalam menentukkan tempat fragment datagram berada.
boleh dilewati oleh paket IP.
Protocol 8-bit menunjukkan layer transport yang menerima datagram
Header checksum 16-bit fasilitas pendeteksi error yang menunjukkan host
penerima bahwa paket dalam kondisi baik atau tidak.
Source address 32-bit alamat host yang mengirim datagram.
Destination address 32-bit alamat host yang akan menerima datagram
Options/padding Informasi tambahan dan filter untuk memastikan bahwa header
merupakan kelipatan 32 bit.
Ver. TrafficClass Flow Label
Payload Length Next Header Hop Limit
128 bit Source Address
128 bit Destination Address
Gambar 2.2 Format header IPv6
Keterangan
Version 4-bit nomor versi Internet Protocol = 6.
Traffic Class 8-bit field traffic class.
Flow Label 20-bit flow label
Payload Length 16-bit unsigned integer. Panjang dari payload Ipv6, sebagai contoh,
keseluruhan paket tersebut mengikuti header Ipv6 ini, dalam oktet.
(Perlu diperhatikan bahwa header ekstensi manapun yang ada
merupakan bagian dari payload, termasuk dalam jumlah panjangnya)
Next Header 8-bit selector. Mengidentifikasi tipe header yang langsung mengikuti
header Ipv6. Menggunakan nilai yang sama seperti field protokol Ipv4.
meneruskan paket.
Source Address 128-bit alamat asal dari paket.
Destination
Address
128-bit alamat penerima yang dituju dari paket (bisa jadi bukan
penerima terakhir, jika terdapat headerrouting)
Dari perbedaan kedua table diatas dapat kita lihat element-element header Ipv4 dan
Ipv6. Jika kita bandingkan lebih spesifik lagi maka kedua header ini memiliki perbedaan dan
persamaan berikut ini :
Tabel 2.2 Tabel perbedaan header IPv4 dan IPv6 Field Header Ipv4 Field Header Ipv6
Version Sama tetapi memiliki nomer versi yang berbeda
Internet Header Legth Dihapus dalam Ipv6, Field Header Length tidak lagi digunakan karena Ipv6 selalu memiliki ukuran tetap 40byte penambahan ukuran terjadi pada header-header tambahan (extention header) Type of Service Dalam Ipv6 digantikan oleh field Traffic Class
Total Length Dalam Ipv6 digantikan oleh field payload length yang hanya mengindikasikan ukuran dalam payload
Idetification, Fragment Flag,Fragment Offset
Tidak digunakan diganti pada header extension fragmented
Time to Live Dalam Ipv6 digantikan oleh field Hop Limit Protocol Dalam Ipv6 digantikan field Next Header Header Cheksum Dihapus pada Ipv6
Source Address Field ini berperan sama hanya addressnya memiliki 128bit Destination Address Field ini berperan sama hanya addressnya memiliki 128bit Options Dihapus pada Ipv6 karena diperankan oleh Field Header
Extension
Flow label – sebuah field baru pada Ipv6 yang tidak ditemukan pada Ipv4
2.2.1 Nilai – nilai untuk field Next Header pada IPv6 Berikut ini merupakan nilai – nilai dari field next header :
Tabel 2.3 Tabel field next header Nilai
(decimal)
Header
0 Hop-by-hop option header
2 Internet Group Manajement Protocol - IPv4 Support
4 IP dalam IP (Enkapitulasi)
6 TCP
8 Exterior Gateway Protocol (EGP)
9 IGP - private interior gatway (digunakan cisco untuk IGRP cisco)
17 UDP
41 IPv6 Header terenkapitulasi
43 Routing Header
44 Fragmention Header
45 Interior Routing Protokol (IDRP)
46 Resource Reservation Protocol (RSVP)
50 Encrypted Security Payload header
51 Authentication header
58 ICMPv6
59 No Next Header
60 Destination Option header
88 EIGRP
89 OSPF
108 IP Payload Compression Protocol
115 Layer 2 Tunneling Protocol (L2TP)
132 Stream Control Transmission Protocol
134-254 Unsigned
2.2.2 IPv6 Extension Header (Header Tambahan IPv6)
Header – header Extention digunakan agar IPv6 mendukung kebutuhan dengan
opsi-opsi tambahan yang lebih fleksibel untuk perkembangan IPv6 dimasa mendatang.
IPv4 memasukkan semua opsi yang tersedia kedalam headernya. Hal ini
mengakibatkan router harus mengecek ekstensi opsi-opsi tersebut dan memprosesnya jika
ditemukan opsi jika terdapat kesesuaian. Hal ini menyebabkan turunnya performasi router
dalam memforward paket-paketnya. Pada IPv6 opsi-opsi forwarding ditangani oleh header
extension, selain itu router IPv6 hanya akan memproses header extension Hop-by hop option
saja, sedangkan header lain tidak. Dengan begitu pemprosesan header IPv6 dapat lebih cepat
dan meningkatkan performansi forwarding.
Berdasarkan RFC 2460, ada beberapa header extension yang didukung oleh IPv6,
antara lain :
1. Hop-by-hop Option Header
2. Routing Header
3. Fragment Header
4. Destination Option Header
5. Authentification Header
Dalam IPv6, pilihan informasi internet-layer di-encode dalam header-header yang
terpisah yang mungkin diletakkan diantara header IPv6 dan header setingkat diatasnya dalam
suatu paket. Ada sejumlah kecil header ekstensi yang serupa, setiap header tersebut
diidentifikasi oleh suatu nilai Next Header yang pasti (fix). Sebagai ilustrasi dalam gambar
II.3 contoh berikut ini, suatu paket IPv6 mungkin membawa nol, satu, atau lebih header
ekstensi, setiap paket tersebut diidentifikasi oleh field Next Header dari header yang
IPv6 header
Gambar 2.3 Field next Header pada IPv6
Setiap header extension harus memenuhi batas 64 bit (8byte). Header extension yang
ukuran variable harus memuat field Header extension length dan harus menggunakan
pelapis-pelapis (padding) sesuai kebutuhan agar sesuai dengan kebutuhan bahwa ukurannya
merupakan multi 8 byte.
Setiap extension header seharusnya terjadi hanya sekali, kecuali untuk header
Destination Options yang seharusnya terjadi dua kali (sekali sebelum header Routing dan
sekali sebelum header upper-layer)
Jika header Upper-layer adalah header Ipv6 yang lain (dalam hal ini adalah Ipv6 yang
disalurkan melalui atau dienkapitulasi dalam Ipv6), ini mungkin diikuti oleh extension
header-nya sendiri, yang merupakan subyek terpisah pada rekomendasi pengurutan yang
sama.
Ketika extension header yang lain didefinisikan, batasan pengurutannya yang elative
pada header yang terdaftar diatasnya harus ditentukan.
Node-node Ipv6 harus menerima dan mencoba untuk memproses extension header
dalam urutan apapun dan membuat terjadi beberapa kali pun dalam paket yang sama, kecuali
Meskipun demikian, sangat disarankan agar source dari paket Ipv6 menempel diatas urutan
yang direkomendasikan sampai dan kecuali kalau spesifikasi berikutnya merevisi
rekomendasi tersebut.
Hop-by-Hop Option Header
Pada Ipv6 hanya node tujuan saja yang memproses header-header extention, kecuali
Hop-by-Hop header yang diproses pada setiap node perantara.
Header Hop-by-Hop Option diidentifikasi dengan nilai “0” pada field Next Header
dari header Ipv6. Struktur header Hop-by-Hop Options terdiri dari field Next Header, field
Next Header Extention Length, dan field Option (yang memuat satu atau lebih satu opsi).
Nilai field Header Extention Length adalah jumlah blok 8-byte dalam header extention
Hop Options, tidak termasuk 8 byte pertama. Oleh karena itu, untuk header
Hop-by-Hop Options 8-byte, nilai field Header Extention Length adalah “0”. Pelapisan (padding)
opsi-opsi dibutuhkan untuk meyakinkan nilai 8-byte. Format dari Hop-by-hop Option Header
sebagai berikut :
Gambar 2.4 Format dari Hop-by-hop Option Header
Keterangan :
Next Selektor 8-bit. Mengenali tipe header
header Tepat setelah header Hop-by-Hop Option. Menggunakan nilai
Hdr Ext
Len
8-bit unsigned integer. Panjang dari header Hop-by-Hop Option
dalam satuan 8-oktet. Tidak termasuk 8 oktet awal.
Options Field variable-length, dari panjang dimana header Hop-by-Hop
Option yang lengkap adalah suatu integer dengan panjang 8
oktet ganda. Berisi satu atau lebih opsi TLV-encoded, seperti
yang dijelaskan pada bagian 4.2.
Routing Header
Header routing digunakan untuk menentukan jalur mana yang akan digunakan untuk
melewatkan suatu paket. Source node digunakan header routing untuk mendaftarkan address
router-router yang akan dilewatkan paket. Address-address yang didata dalam list ini akan
digunakan sebagai destination address paket Ipv6 berdasarkan urutan listingnya.
Struktur header routing terdiri atas field next header, field header extension length,
field router type, field routing type. Field segment left dan field data tipe spesific routing.
Next
Gambar 2.5 Struktur header routing
Keterangan :
Next Header 8-bit selektor. Mengidentifikasikan tipe header tepat
sebelum header routing. Menggunakan nilai yang sama
seperti field Protokol IPv4.
Hdr Ext Len 8-bit unsigned integer. Panjang dari header Routing dalam
Routing Type 8-bit pengenal dari varian header Routing utama
Segment Left 8-bit unsigned integer. Jumlah segment route berikutnya,
sebagai contoh, jumlah intermediate node yang terdaftar
secara eksplisit masih akan dilewati sebelum mencapai
Destination akhir.
Type-specific data Field variable-length, dari format ditentukan oleh Routing
Type, dan dari panjang dimana header Routing lengkap
merupakan suatu integer dengan panjang 8 oktet ganda.
Saat routing type 0, maka data tipe specific routing berisi list address perantara. Saat
paket menemukan tujuan perantaranya maka header routing diproses dan address tujuan
perantara berikutnya menjadi destination address dalam header IPv6.
Tipe 0 headerRouting memiliki format sebagai berikut :
Next Header Hdr Ext
Gambar 2.6 Format Routing header saat type 0
Keterangan :
Next Header 8-bit sektor. Mengidentifikasi tipe header tepat sebelum
protokol IPv4.
Hdr Ext Len 8-bit unsigned integer. Panjang dari header Routing dalam
satuan 8-oktet, tidak termasuk dalam 8 oktet pertama. Untuk
Type 0 header Routing, Hdr Ext Len sama dengan dua kali
jumlah alamat-alamat dalam header tersebut.
Routing Type 0
Segment left 8-bit unsigned integer. Jumlah segmen route berikutnya,
sebagai contoh, jumlah intermediate node yang terdaftar
secara eksplisit masih akan dilewati sebelum mencapai
Destination akhir.
Reserved 32-bit field resevered. Diinisialisasi dengan nol untuk
transmisi diabaikan pada penerimaan.
Address [1..n] Vector dari 128 bit alamat dinomori 1 s/d n.
Fragment Header
Header Fragment digunakan oleh suatu source IPv6 untuk mengirim suatu paket yang
lebih besar dari yang akan berada pada path MTU ke Destination-nya.
MTU (Maximum Transmission unit) adalah nilai size ukuran terbesar yang
memungkinkan paket masih dapat ditransmisikan melalui path.(Catatan : tidak seperti IPv4,
Fragmentasi dalam IPv6 hanya dilakukan oleh node source, buku oleh router sepanjang
deliver path dari suatu paket) Header Fragment diidentifikasi dengan nilai 44 Next Header
pada sebelum header. Format Header adalah sebagai berikut :
Next
Keterangan :
Next Header Selektor 8-bit. Mengidentifikasi inisial tipe header
Fragmentable Part dari paket asli/awal (yang didefinisikan
sebelumnya). Menggunakan nilai yang sama dengan field
IPv4 Protocol.
Reserved Field Reserved 8-bit. Diinsialisasi dengan nol untuk transmisi
: diabaikan pada penerimaan.
Fragment Offset 13-bit unsigned integer. Offset, dalam satuan 8-oktet, dari
data yang mengikuti / setelah header ini, relative pada awal
Fragmentable Part dari paket mula-mula.
Res Field reserved 2 bit. Diinisialisasi dengan nol untuk transmisi
: diabaikan pada penerimaan.
M flag 1 = more Fragments; 0 = last Fragment.
identification 32 bit. Lihat deskripsi di atas.
Untuk mengirim suatu paket yang terlalu besar yang sesuai dengan Path MTU ke
Destination-nya, suatu node source boleh membagi paket tersebut menjadi Fragment –
Fragment dan mengirim masing-masing Fragment sebagai paket terpisah, kemudian
disatukan kembali pada penerima.
Untuk setiap paket yang akan dipecah-pecah, node asal harus membangkitkan nilai
yang digunakan untuk mengidentifikasi paket yang dipecah tersebut. Dalam satu paket yang
dipecah-pecah tersebut harus mempunyai nilai indentifikasi yang berbeda. Jika headerrouting
Destination Option Header
Header Destination Options digunakan untuk menetapkan parameter-parameter
penghantara paket, apakah untuk tujuan-tujuan perantara atau tujuan final. Di sini mungkin
juga ditetapkan tipe pemrosesannya. Header ini diidentifikasikan denga nilai “60” dalam field
Next Header dari header sebelumnya. Field-field dalam Header Destination Options sebagai
berikut :
Next Hdr ext
Options
Gambar 2.8 Format Destination Option Header Keterangan :
Next Header Selector 8-bit mengidentifikasi tipe dari header tepat
setelah header Destination Options. Menggunakan nilai
yang sama dengan field IPv4 Protokol.
Hdr Ext Len
8-bit unsigned integer. Panjang dari header Destination
Options dalam satuan 8- oktet, tidak termasuk 8-oktet
pertama / awal.
Options Field variable-length, dari panjang seperti header
Destinations Options lengkap merupakan suatu integer
yang panjangnya 8 oktet ganda. Terdiri dari satu atau lebih
opsi TLV-encoded.
Authentication Header
Header Authentification bertanggung jawab atas verifikasi data, integeritas data dan
proteksi anti replay. Header Authentification termasuk dalam bagian security architecture
header sebelumnya. Format dari Authentification header seperti dijelaskan pada RFC 2402
Security Parameters Index (SPI)
Sequence Number Field
Authentification data (variable)
Gambar 2.9 Format Authentification header
Keterangan :
Next Header Selektor 8-bit. Mengidentifikasi inisial tipe header
Fragmentable Part dari paket asli / awal (yang
didefinisikan sebelumnya). Menggunakan nilai yang
sama dengan field IPv4 Protokol.
Hdr Ext Len 8-bit unsigned integer. Panjang dari header Routing
dalam satuan 8 oktet, tidak termasuk 8 oktet pertama.
Reserved Field reverved 16-bit. Diinisialisasikan dengan nol
untuk keperluan akan datang.
Security
Parameter Index
(SPI)
32-bit merupakan kombinasi dari IP tujuan dan
security protocol, bernilai 1-225 yang nilai ditentukan
oleh IANA untuk keperluan dimasa yang akan datang
Sequence
Number Field
32-bit berisi nilai penghitung pada sisi transmiter.
Authentification
data
Bernilai variable kelipatan 32-bit, berisi Integrity
Header extention Authentication tidak memberikan layanan kerahasiaan data seperti pada
penerapan enskripsi.
2.3 Tata Alamat Pada IPv6
Tata nama alamat dalam IPv6 lebih kompleks daripada penggunaan tata nama alamat
pada IPv4 yang telah kita kenal baik selama ini. Meski addressing IPv6 masih mengacu pada
addressing IPv4, tetapi disana terdapat formula-formula yang berbeda.
2.3.1 Model Pengalamatan
Alamat-alamat IPv6 dari semua tipe diberikan pada interface, tidak pada node. Alamat
unicast IPv6 mengacu pada interface tunggal. Karena setiap interface milik node tunggal,
alamat unicast yang diberikan pada node tersebit juga digunakan untuk mengidentifikasi node
tersebut.
Semua interface diharuskan untuk mempunyai setidaknya satu alamat unicast
link-local. Satu buah interface dapat diberikan atau dialokasikan alamat IPv6 lebih dari satu
dengan berbagai macam tipe alamat atau scope. Alamat unicast dengan scope lebih besar dari
link-scope tidak diperlukan untuk interface yang tidak digunakan sebagai alamat asal atau
tujuan dari paket IPv6. Hal ini kadang-kadang tepat untuk interface point-to-point, atau dalam
bentuk link point-to-point, tidak perlu adanya pemberian alamat unicast pada kedua interface
tersebut. Ada satu pengecualian pada model pengalamatan ini, yaitu alamat unicast atau
sekumpulan ala,at unicast mungkin diberikan ke interface fisik yang banyak jika
implementasi tersebut menganggap interface yang banyak tersebut sebagai satu kesatuan
interface ketika dihadapkan pada layer internet. Hal ini sangat berguna untuk load-sharing
melalui interface fisik yang banyak.
Saat ini IPv6 melanjutkan model IPv4 dimana prefix subnet diasosiasikan dengan satu
link (link tunggal). Prefix subnet yang mungkin diberikan pada link yang sama dapat lebih
2.3.2 Penulisan Address IPv6
Model x:x:x:x:x:x:x:x dimana ‘x‘ berupa nilai hexadesimal dari 16 bit porsi
alamat, karena ada 8 buah ‘x‘ maka jumlah totalnya ada 16 * 8 = 128 bit. Contohnya adalah :
FEDC:BA98:7654:3210:FEDC:BA98:7654:3210
Jika format pengalamatan IPv6 mengandung kumpulan group 16 bit alamat, yaitu ‘x‘, yang
bernilai 0 maka dapat direpresentasikan sebagai ‘::’. Contohnya adalah :
FEDC:0:0:0:0:0:7654:3210
dapat direpresentasikan sebagai :
FEDC::7654:3210 0:0:0:0:0:0:0:1
dapat direpresentasikan sebagai :
::1
Model x:x:x:x:x:x:d.d.d.d dimana ‘d.d.d.d’ adalah alamat IPv4 semacam 167.205.25.6 yang
digunakan untuk automatic tunnelling. Contohnya adalah : 12
0:0:0:0:0:0:167.205.25.6 atau ::167.205.25.6
0:0:0:0:0:ffff:167.205.25.7 atau :ffff:167.205.25.7
Jadi jika sekarang anda mengakses alamat di internet misalnya 167.205.25.6
pada saatnya nanti format tersebut akan digantikan menjadi semacam ::ba67:080:18.
Sebagaimana IPv4, IPv6 menggunakan bit mask untuk keperluan subnetting yang
direpresentasikan sama seperti representasi prefix-length pada teknik CIDR yang digunakan
3ffe:10:0:0:0:fe56:0:0/60
menunjukkan bahwa 60 bit awal merupakan bagian network bit.
Jika pada IPv4 anda mengenal pembagian kelas IP menjadi kelas A, B, dan C
maka pada IPv6 pun dilakukan pembagian kelas berdasarkan fomat prefix (FP) yaitu
format bit awal alamat. Misalnya :
3ffe:10:0:0:0:fe56:0:0/60
maka jika diperhatikan 4 bit awal yaitu hexa ‘3’ didapatkan format prefixnya untuk 4 bit awal
adalah 0011 (yaitu nilai ‘3’ hexa dalam biner).
2.3.3 Prefix IPv6 (Netmask)
Netmask sering disebut juga sebagai sub mask. Netmask digunakan untuk pembagian
jaringan pada IPv4 dan di representasikan dengan bilangan 32bit. Bagian yang bernilai 1
disebut net id dan yang bernilai 0 disebut host id.
Netmask juga dapat direpresentasikan dalam format CIDR (Classles Inter-Domain
Routing). Dengan CIDR netmask direpresentasikan oleh sebuah network id diikuti jumlah bit
yang digunakan untuk representasi network.
Sebuah IPv6 preffix ditulis mengikuti formula CIDR berikut :
IPv6-address/perffix-length
- Contoh 2IDA::D3::/48 adalah prefix rute (route-prefix) dan 2IDA::D3:0:2F3B::/64
adalah prefix subnet (subnet-prefix)
- Contoh sebuah IPv6 address, netmask dan notasi CIDR
IP
Mask
ffff:ffff: ffff: ffff:0000: 0000: 0000: 0000
Network
3ffe:ffff:0100:f101::/64
CIDR
3ffe:ffff:0100:f101::/64
64 bit cadangan untuk NETWORK dan 64 bit untuk HOST. Mask 64 bit dinyatakan
dengan lambang “/64”
- Pada jaringan dengan porsi HOST lebih besar dari porsi NETWORK misalkan 48 bit
untuk NETWORK dan 80 bit untuk HOST penulisannya mengikuti notasi seperti berikut:
IP
3ffe:ffff:0100:f101:0210:a4ff:fee3:9566
Mask
ffff: ffff: ffff: 0000: 0000: 0000: 0000: 0000
Network
3ffe:ffff:0100:0000:0000: 0000: 0000: 0000
CIDR
3ffe:ffff:0100::/48
Hampir sama dengan IPv4, subnet-subnet IPv6 ditunjukan untuk sebuah link tunggal.
2.3.4 Metode Broadcasting
Ada tiga macam metode broadcasting pada IPv6, antara lain :
1. Unicast (One-to-One)
Unicast adalah pengidentifikasi satu interface yang digunakan untuk komunikasi
akan di route menuju antar muka alamat muka tersebut. Lihat gambar berikut :
Gambar 2.10 Gambar pengiriman paket unicast address
2. Multicast (One-to-Many)
Multicast adalah pengidentifikasi yang digunakan untuk komunikasi 1 lawan
banyak dengan menunjuk host dari group. Multicast Address ini pada IPv4 didefinisikan
sebagai kelas D, sedangkan pada IPv6 ruang yang 8 bit pertamanya di mulai dengan "FF"
disediakan untuk multicast Address. Ruang ini kemudian dibagi-bagi lagi untuk
menentukan range berlakunya. Kemudian Blockcast address pada IPv4 yang address
bagian hostnya didefinisikan sebagai "1", pada IPv6 sudah termasuk di dalam
multicast Address ini. Blockcast address untuk komunikasi dalam segmen yang sama
yang dipisahkan oleh gateway, sama halnya dengan multicast address dipilah
Gambar 2.11 Gambar pengiriman paket pada multicast address
3. Anycast
Anycast adalah Pengidentifikasi yang menunjuk host dari group, tetapi packet
yang dikirim hanya pada satu host saja.Pada address jenis ini, sebuah address diberikan
pada beberapa host, untuk mendifinisikan kumpulan node. Jika ada packet yang dikirim
ke address ini, maka router akan mengirim packet tersebut ke host terdekat yang memiliki
Anycast address sama. Dengan kata lain pemilik packet menyerahkan pada router
tujuan yang paling "cocok" bagi pengiriman packet tersebut. Pemakaian Anycast
Address ini misalnya terhadap beberapa server yang memberikan layanan seperti
DNS (Domain Name Server). Dengan memberikan Anycast Address yang sama pada
server-server tersebut, jika ada packet yang dikirim oleh client ke address ini, maka
router akan memilih server yang terdekat dan mengirimkan packet tersebut ke server
tersebut. Sehingga, beban terhadap server dapat terdistribusi secara merata. Bagi
Anycast Address ini tidak disediakan ruang khusus. Jika terhadap beberapa host
diberikan sebuah address yang sama, maka address tersebut dianggap sebagai
Gambar 2.12 Gambar pengiriman paket pada anycast address
Tidak ada alamat broadcast dalam IPv6 seperti halnya pada IPv4, fungsi alamat broadcast
digantikan oleh alamat multicast.
2.3.4.1 Unicast Address
Ada beberapa tipe unicast pada IPv6, antara lain :
- Global Unicast Address
- Local Unicast Address
- Special Address
2.3.4.1.1 Global Unicast Address
Alamat unicast global IPv6 mirip dengan alamat publik dalam alamat IPv4.
Dikenal juga sebagai Aggregatable Global Unicast Address. Seperti halnya alamat publik
IPv4 yang dapat secara global dirujuk oleh host-host di Internet dengan menggunakan proses
routing, alamat ini juga mengimplementasikan hal serupa. Struktur alamat IPv6 unicast global
3 45 16 64 bits
001 Global Routing Preffix
Subnet ID Interface ID
Interface
Public Topology Site Indentifier
Gambar 2.13 Struktur Address Anycast
Keterangan :
001 Nilai tetap 3 bit “001”
Prefix address saat ini yang digunakan sebagai address-address IPv6
Global adalah 2000::/3
Global
Routing
Prefix
48-bit Pengidentifikasian prefix routing global untuk sebuah site
organisasi tertentu.
48 bit merupakan gabungan dengan bit sebelumnya yang digunakan
untuk sebuah site individual dalam organisasi.
Subnet ID 16-bit Subnet ID digunakan dalam sebuah site organisasi untuk
menggali subnet-subnet. Organisasi tersebut dapat membuat subnet
dengan alokasi 16-bit. Sehingga bisa membentuk 65.536 subnet atau
multilevel hirarki addressing infastruktur routing yang efisien.
Interface ID 64-bit menunjukkan interface dalam sebuah subnet.
- Public Topology adalah ISP-ISP yan memberikan layanan akses internet IPv6.
- Site Topology adalah koneksi subnet-subnet dalam suatu site organisasi.
- Interface Identifier mengidentifikasikan interface tertentu dalam sebuah subnet yang
Beberapa tipe alamat unicast IPv6 ini antara lain :
- Aggregatable global unicast addresses
sering disebut sebagai alamat global, mirip dengan alamat publik pada
IPv4 dan alamat ini ditandai dengan prefix 001. Alamat ini bisa dirutekan dan
dijangkau secara global dari alamat IPv6 di Internet. Dinamakan aggregatable
karena memang didesain untuk bisa diaggregasi dan diringkas (aggregation dan
summarization) untuk menghasilkan infrastruktur routing yang efisien. IANA telah
mulai mengalokasikan blok alamat pertama untuk alamat global ini yaitu 2001::/16.
Menurut kebijakan IANA setiap end-site seharusnya diberikan blok alamat IPv6
dengan panjang prefix /48.
- Link-local addresses
Alamat ini digunakan untuk berkomunikasi dalam skup link lokal yaitu
pada link yang sama (misal jaringan flat tanpa router). Router tidak akan
melewatkan trafik dari alamat-alamat ini keluar link. Alamat ini ditandai dengan
prefix 1111 1110 10 atau FE80::/10. Alamat ini akan selalu diawali FE80 dan
menggunakan prefix FE80::/64 dengan 64 bit selanjutnya adalah interface id.
Alamat link local ini dikonfigurasikan melalui IPv6 autoconfiguration.
- Site-local addresses.
Alamat ini mirip dengan alamat private pada IPv4 yang dalam teknologi
IPv6 digunakan dalam skup site dan ditandai dengan prefix 1111 1110 11 atau
FEC0::/10. Alamat ini akan selalu diawali dengan FEC0. Karena sifatnya yang
ambigu dan sulitnya pendefisinian baku dari skup site maka alamat ini dihapuskan
- Special addresses
Ada dua jenis alamat spesial pada IPv6 yaitu:
a. Alamat yang tidak dispesifikkan (unspecified address)
Sering disebut all-zeros-address karena memang bernilai 0:0:0:0:0:0:0:0 atau
bisa dituliskan ::. Alamat ini sama dengan 0.0.0.0 di alamat IPv4. Alamat ini
tidak boleh dikonfigurasikan pada interface dan tidak boleh menjadi tujuan rute.
b. Alamat Loopback
Jika alamat loopback pada IPv4 adalah 127.0.0.1 maka pada IPv6 dalah
0:0:0:0:0:0:0:1 atau bisa diringkas menjadi ::1. Alamat ini tidak boleh
dikonfigurasikan pada interface.
- Compatibility addresses
Alamat ini dibuat untuk mempermudah migrasi dan masa transisi dari IPv4 ke IPv6.
Beberapa alamat ini antara lain :
a. Alamat IPv4-compatible
b. Alamat IPv4-mapped
c. Alamat 6over4
d. Alamat 6to4
e. Alamat ISATAP
- NSAP addresses
Adalah alamat yang digunakan untuk penterjemahan alamat Open
System Interconnect (OSI) NSAP ke alamat IPv6. Alamat IPv6 ini ditandai dengan
2.3.4.2 Multicast Address
Pada IPv6, trafik Multicast bekerja dengan cara yang sama dengan IPv4. Node-node
dalam IPv6 yang beralokasi dimanapun. Dapat mendengar trafik multicast dalam address
multicast IPv6. Node-note IPv6 juga dapat mendengar multicast address pada waktu yang
sama dan node-node tersebut dapat bergabung atau meninggalkan group multicast kepanpun
yang diinginkan.
Address IPv6 selalu diawali dengan “FF”. Address-address multicast tidak dapat
digunakan sebagai source address dan destination address dalam header-header outing
mereka. 8 bit address multicast IPv6 di set 1111 1111. Setelah itu address multicast
memasukkan struktur tambahan untuk mengidentifikasi flag-flag, scope dan group multicast.
8 bit 4 4 112 bits
11111111 Falgs scop Group ID
Gambar 2.14 Format Multicast Address
Keterangan :
flag 4-bit mengindikasikan set flag-flag dalama address multicast.
Sesuai RFC 3513 satu-satunya flag yang digunakan adalah flag
Transient (T Flag). Saat T Flag ditetapkan bernilai 0 maka flag itu
bersifat permanen dan dikelolah oleh IANA. Dan jika bernilai 1
maka bersifat transient atau sementara.
Scope 4-bit Menunjukkan jangkauan dari address multicast yang
dijalankan. Router-router menggunakan informasi scope untuk
menetapkan apakah suatu traffic dapat di foreard
Table 2.4 Nilai-nilai field scope Nilai Deskripsi
0 Reserved
1 Interface-scope
2 Link – local scope
3,4 Unassigned
5 Site-local scope
6,7 Unassigned
8 Organization – local scope
9,A,B,C, D Unassigned
E Global scope
F Unassigned
Group ID 112-bit mengidentifikasikan group multicast
Selengkapnya, address-address multicast yang dikenal saat ini, yaitu :
Tabel 2.5 Tabel Alokasi Address Multicast
Address Deskripsi
Interface-local Scope
FF01:0:0:0:0:0:0:1 All Node Address
FF01:0:0:0:0:0:0:2 All Router Address
Link-local Scope
FF02:0:0:0:0:0:0:1 All Note Address
FF02:0:0:0:0:0:0:2 All Router Address
FF02:0:0:0:0:0:0:5 OSPFIGP
FF02:0:0:0:0:0:0:6 OSPFIGP Deignated Routers
FF02:0:0:0:0:0:0:7 ST Router
FF02:0:0:0:0:0:0:8 ST Host
FF02:0:0:0:0:0:0:9 RIP Routers
FF02:0:0:0:0:0:0:A EIGRP Routers
FF02:0:0:0:0:0:0:B Mobile Agents
FF02:0:0:0:0:0:0:D All PIM Router
FF02:0:0:0:0:0:0:E RSVP-ENCAPSULATION
FF02:0:0:0:0:0:1:1 LINK-NAME
FF02:0:0:0:0:0:1:2 All DHCP-Agents
FF02:0:0:0:0:0:0:1:FFXX: FFXX Solicited Note Address
Site-Local Scope
FF05:0:0:0:0:0:0:2 All Routers Address
FF05:0:0:0:0:0:1:3 All DHCP Servers
FF05:0:0:0:0:0:1:4 All DHCP Relays
FF05:0:0:0:0:0:1:1000 sd.
FF05:0:0:0:0:0:0:1:13FF
Service Location
Dengan group ID sebesar 112 bit, terdapat 2^112 kemungkinan. Meskipun demikian
terkait dengan pemetaan address-address multicast IPv6 ke Ethernet MAC Address multicast,
RFC3513 merekomendasikan penetapan group ID dari 32 bit terendah address multicast IPv6
dan mengeset bit-bit group ID tersisa ke 0.
Dengan hanya menggunakan 32 bit, setiap group ID dapat dipetakan ke MAC addresss
2.3.4.3 Anicast Address
Anycast address lebih menggambarkan sebuah servis dari pada sebuah mesin, dan
address yang sama dapat berada pada beberapa perangkat yang menyediakan servis yang
sama. Pada gambar dibawah, ada 3 server yang menawarkan beberapa servis, semua
mengadvertisekan servis pada address 3ffe:205:1100::15. Router, yang menerima advertise
address ini, tidak tahu bahwa address tersebut di advertise oleh 3 mesin yang berbeda; malah,
router mengasumsikan terdapat 3 rute untuk mencapai tujuan yang sama dan memilih rute
dengan ongkos terendah
Gambar 2.15 Router Anycast Addres
Manfaat anycast addresses adalah router selalu tahu letak server dengan rute/jalur
terdekat atau jalur dengan ongkos terkecil. Jadi, server-server yang menyediakan layanan
yang sama tersebut dapat tersebar pada network yang luas dan traffik dapat di lokalisir ke
server terdekat, membuat traffik network jadi lebih efisien. Dan jika salah satu server ada
yang mati, maka router akan memilih server lainnya yang lebih dekat. Dari sudut pandang
router, ini hanyalah masalah memilih rute terbaik ke tujuan yang sama.
Anycast addresses digambarkan hanya sebagai fungsi layanannya saja, bukan
formatnya, dan secara teori dapat berupa unicast address apa saja. Namun, ada format yang
2.3.5 Address-address pada setiap node
Pada sub bab ini dijelaskan tentang alamat-alamat yang dibutuhkan oleh sebuah node
dalam jaringan berbasis IPv6. alamat yang diperlukan oleh host dan router.
Alamat-alamat ini diperlukan dalam skema aplikasi unicast,multicast dan yang lainnya.
2.3.5.1 Address-address yang diperlukan host
Pada host-host IPv4, sebuah network adapter tunggal normalnya memiliki IPv4
address tunggal. Sedangkan dalam IPv6 setiap interface bisa memiliki multi address IPv6.
Sebuah host IPv6 diharuskan untuk mengenali address-address unicast berikut sebagai
pengidentifikasi untuk diri sendiri :
a. Alamat Link-local untuk setiap interface
b. Alamat unicast yang diberikan
c. Alamat loopback
Selain itu host juga mendengarkan traffic-traffik melalui address-address multicast :
a. Interface-local scope, semua node multicast address (FF01::1)
b. Link-local scope, semua node multicast address (FF02::1)
c. Solicited-Node address untuk setiap unicast address dalam masing-masing interface
d. Address-address multicast dari group-group yang bergabung dalam setiap interface.
2.3.5.2 Address-address yang diperlukan router
Router diharuskan untuk mengenali semua alamat seperti yang diperlukan pada host,
ditambah alamat-alamat berikut sebagai pengidentifikasi untuk diri sendiri:
b. Address-address unicast untuk setiap interface, dapat berupa site-local address dan
satu atau lebih global unicast address.
c. Subnet-router anycast address.
d. Address-address anycast tambahan.
e. Loopback address (::1)
Router juga mendengarkan traffik-traffik melalui address multicast :
a. Interface-local scope, semua node multicast address (FF01::1)
b. Interface-local scope, semua router multicast address (FF02::2)
c. Link-local scope, semua node multicast address (FF02::1)
d. Link-local scope, semua router multicast address (FF02::2)
e. Site-local scope, semua router multicast address (F05::2)
f. Solited-node address untuk setiap unicast address pada masing-masing interface.
g. Address-address multicast dari group yang berhubung dalam setiap interface. Alamat
loopback.
2.4 Neighbor Discovery untuk IPv6
Neighbor Discovery Protocol (NDP) adalah protokol dalam Internet Protocol Suite
digunakan dengan Internet Protocol Version 6 (IPv6). Beroperasi di Link Layer dari model
Internet ( RFC 1122 ) dan bertanggung jawab untuk autoconfiguration alamat node,
penemuan node lain pada link, Link Layer menentukan alamat dari node lain, duplikat deteksi
penemuan alamat, dan memelihara informasi reachability tentang jalan untuk lain simpul
tetangga aktif ( RFC 4861 ).
Dalam fungsinya untuk resolusi alamat untuk IPv6, NDP melakukan fungsi mirip
dengan Address Resolution Protocol (ARP) dan Internet Control Message Protocol (ICMP)
Router Router Discovery dan Redirect protokol untuk IPv4 . Namun, ia menyediakan banyak
perbaikan atas rekan-rekan IPv4 nya ( RFC 4861 ). Sebagai contoh, termasuk Tetangga
Unreachability Detection (NUD), sehingga meningkatkan ketahanan pengiriman paket di
hadapan router gagal atau link, atau node mobile.
Karakteristik yang paling membedakan pada IPv6 selain meningkatnya jumlah ruang
address adalah fitur plug-and-play nya. Neighbor Discovery Protocol (NDP) lah yang
memungkinkan fitur plug-and-play ini. Dengan menggunakan fungsi-fungsi berikut:
- Router Discovery, sebuah node ketika terhubung dengan link IPv6 dapat menemukan
router lokal tanpa bantuan DHCP.
- Prefix Discovery, sebuah node ketika terhubung dengan sebuah link IPv6 dapat
menemukan prefix atau prefix yang diberikan pada link tersebut.
- Parameter Discovery, sebuah node dapat menemukan parameter-parameter seperti MTU
dan hop limits untuk setiap link yang terhubung.
- Address Autoconfiguration, sebuah node dapat mengetahui address full-nya tanpa
bantuan DHCP
- Address Resolution, sebuah node dapat menemukan address link-layer dari node-node
yang lain pada link yang sama tanpa menggunakan ARP.
- Next-Hop Determination, sebuah node pada link dapat mengetahui next hop link-layer
untuk tujuan (destination), baik untuk lokal maupun router ke tujuan.