LAPORAN TUGAS AKHIR
PERAN KEGIATAN MEDIA KLIPING
BAGI PUBLIC RELATION
PT. TELKOM KANDATEL
YOGYAKARTA
Oleh :
DIAH SEPTIA FIRA S.
D 1605089
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan
Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Sebutan Profesional Ahli Madya ( A.Md ) Bidang Public Relation
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta
PROGRAM DIII KOMUNIKASI TERAPAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
MOTTO
Kebanggaan kita yang terbesar adalah bukan tidak pernah gagal, tetapi bangkit kembali setiap kali kita terjatuh
PERSEMBAHAN
Laporan Tugas Akhir Ini Kupersembahkan Kepada :
· Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya · Papa, H. Sugiyarta yang selalu menjadi panutanku · Ibu, Siti Basiroh untuk kasih sayang dan kesabarannya · Mbak Eky, Mbak Roly, Mas Tatit yang selalu mendukung
study ku
· My family Mas Joko, Mbak Fitri, Tara, Rafan, Yu Mur · My spirit Awali
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan Laporan Kuliah Kerja Media D III Komunikasi Terapan dengan
tepat pada waktunya.
Laporan ini disusun untuk melengkapi salah satu syarat akademis dalam
menyelesaikan program study D III Komunikasi Terapan Jurusan Public Relations
Universitas Sebelas Maret Surakarta dan untuk memperoleh sebutan profesional
Ahli Madya (A. Md).
Dari hasil pelaksanaan hingga terselesaikannya laporan ini, penulis tidak
lepas dari bantuan beberapa pihak. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Drs. H. Supriyadi, SN, SU, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan
wewenang untuk melaksanakan Kuliah Kerja Media.
2. Bapak Drs. A. Eko Setyanto, M.Si, selaku Ketua Program D III
Komunikasi Terapan sekaligus Dosen Pembimbing
3. Bapak Drs. Pawito selaku Ketua penguji
4. Ibu Nora Nailul Amal, S.sos selaku Pembimbing Akademik.
5. Bapak Dwi Happy Afiantoro, MT, Kandatel Secretary Kandatel
6. Ibu Eny Tri Astuti, Officer Purel 3 dan juga instruktur selama magang,
terima kasih atas kesabarannya membimbing penulis
7. Pak Dadan, Pak Rusli, Pak Rahmat, Pak Andreas, Pak Puji, Pak Dibyo,
Ibu Sri, Mbak Diyah dan seluruh staf dan karyawan PT. Telkom Kandatel
Yogyakarta yang menjadikan hari – hari penulis selama magang
menyenangkan.
8. My best friends Desy, Ratih, Firsty dan Prast thankssupport-nya, mari kita
tatap hari depan bersama – sama !!!
9. Sahabat – sahabatku di Fisip Wulan, Silvi, Lina, Fikri, Yuni, Anggi, dan
Indri yang selalu mengisi hari – hariku di kampus.
10.Teman – teman DIII Fisip angkatan 2005
11.Teman – teman selama magang Putri, Giri, Ania, Toni, Nilan, Tini, Dina,
Desi, Yusuf, Morris, sukses buat kita semua!!!
12.Semua orang pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. yang
telah memberikan bantuan dan dukungan selama penyusunan Laporan
Tugas Akhir ini.
Penulis menyadari bahwa dalam laporan ini masih jauh dari sempurna
karena keterbatasan pengetahuan, dan pengalaman. Maka segala kritik dan saran
yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan. Akhirnya semoga laporan ini
bisa memberikan manfaat bagi semua pihak.
Surakarta, Juni 2008
DAFTAR ISI
C. Waktu dan Tempat Pelaksanaan KKM……….4
D. Manfaat KKM………...5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Public Relation………6
B. Tugas, Fungsi, dan Sasaran Bublic Relation……….6
C. Proses Public Relation………..12
D. Stakholder dan Publik………...16
E. Perencanaan Dan Evaluasi Public Relation………..18
F. Dokumentasi Kliping………21
F.2. Manfaat Kliping……….22
F.3. Bahan dan Sarana Kliping……….23
F.4. Isi Kliping………..24
F.5. Pengelompokan Artikel dan Dampaknya………..24
F.6. Syarat Berita………..26
F.7. Nilai Berita……….27
F.8. Cara Kliping………...27
F.9. Mengorganisasikan Kliping………...27
BAB III DESKRIPSI PERUSAHAAN A. Sejarah Perusahaan PT. Telkom Indonesia Tbk…………...29
B. Visi, Misi, dan Tujuan PT. Telkom………..32
C. Budaya Perusahaan………...34
D. Logo PT. Telkom………..37
E. Makna Maskot PT. Telkom………..39
E.1. Maskot Be Bee………..39
E.2. Filisofi Dibalik Sifat dan Perilaku Be Bee………40
F. Makna Kredo PT. Telkom………40
G. Sejarah PT. Telkom Kandatel Yogyakarta………41
H. Struktur Organisasi PT. Telkom Kandatel Yogyakarta……42
I. Penghargaan………..46
J. Public Relation PT. Telkom Kandatel Yogyakarta………..47
1. Pengertian Kliping………...50
2. Tujuan Kliping……….51
3. Pengelompokan Berita……….51
4. Tahap – Tahap Kliping………52
5. Pengelompokan Kliping PT. Telkom Yogyakarta……..54
6. Manfaat Media Kliping Bagi Purel PT. Telkom Kandatel Yogyakarta………..…………..55
B. Job Description Purel PT. Telkom Kandatel Yogyakarta...55
C. Deskripsi Pelaksanaan Magang………...61
D. Kendala Selama KKM………67
E. Cara Yang Ditempuh Untuk Mangatasi Kendala yang Dihadapi………..67
F. Kemajuan Yang Telah Dicapai………...68
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan……….69
B. Saran - Saran ………..70
DAFTAR PUSTAKA………...72
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini teknologi telah berkembang pesat. Apalagi dibidang
telekomunikasi dan informasi. Dunia serasa menjadi lebih kecil. Dengan
pesatnya teknologi telekomunikasi dan informasi orang menjadi semakin
mudah untuk berhubungan satu dengan yang lain. Tidak masalah dengan
jarak, karena dengan teknologi telekomunikasi sekarang ini orang bisa
melakukan komunikasi jarak jauh. Baik itu antar kota atau bahkan antar
negara. .
PT. Telekomunikasi adalah sebuah instansi yang bergerak di
bidang jasa telekomunikasi dan informasi. Salah satu bidang usaha Telkom
yang tidak langsung berhubungan dengan pelayanan jasa telekomunikasi
adalah pelayanan sistem informasi dan riset teknologi komunkasi.
Perusahaan ini tidak hanya menyelenggarakan pelayanan jasa di dalam
negeri saja tetapi juga sebagai penyelenggara jasa telekomunikasi bagi
masyarakat internasional. Karena fungsinya sangat penting dalam
memudahkan masyarakat untuk saling berkomunikasi antara satu dengan
yang lainnya, maka Telkom senantiasa berusaha untuk menjaga
produktivitasnya dan kualitasnya sehingga menjadi badan usaha yang
berkembang sangat pesat. Saat ini Telkom menjadi badan usaha yang
Sejalan dengan perkembangan teknologi komunikasi dan
perkembangan masyarakat yang semakin komplek dan global, semakin sulit
dipisahkan antara kehidupan modern dengan telekomunikasi dan media
massa. Fungsi komunikasi saat ini tidak lagi hanya sekedar untuk mamenuhi
kebutuhan dalam aspek kehidupan masyarakat.
Dewasa ini telah terjadi peralihan dari informasi tatap muka ke
informasi digital dan cyber media. Salah satu kebutuhan kemajuan teknologi
komunikasi adalah munculnya media baru yang inovatif seperti produk
multi media atau internet dan berbagai sistem penyimpanan dan transmisi
informasi melalui komputer. Media-media seperti TV, Radio, dan Telepon
juga mengalami perkembangan teknologi sehingga fungsinya tidak lagi
hanya sebagai alat pengirim pesan saja.
Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih,
PT. Telkom mempunyai komitmen yang cukup realistis dalam menunjang
dan memenuhi kebutuhan masyarakat dengan menyediakan berbagai
fasilitas dari produk yang dikemasnya. Saat ini perusahaan yang sudah
malang melintang di dunia pertelekomunikasian tersebut sahamnya sudah
dapat dimiliki oleh publik. Pada persaingan bebas ini, PT. Telkom telah
dapat memenuhi konsekuensinya sebagai perusahaan publik dengan menjadi
pionir di dunia pertelekomunikasian.
Peta bisnis telekomunikasi mengalami perubahan sangat cepat dan
semakin tidak menentu. Menghadapi perubahan lingkungan bisnis seperti
strategis. Langkah strategis tersebut guna mengamankan sustainability
sekaligus memperkokoh kemampuan daya saing. Untuk itu dibutuhkan
peran Public Relation dalam merancang langkah – langkah strategis agar
perusahaan tetap eksis.
Public Relation Officer PT. Telkom Kandatel Yogyakarta memilki
fungsi dan peran yang penting. Public Relation memiliki tugas yang sangat
mendasar untuk mendukung kinerja manajemen, terutama untuk
memberikan pengertian kepada publik agar muncul harmonisasi antara
persepsi dan realitas, yaitu antara perusahaan dengan publiknya. Karena itu
penulis melaksanakan praktik Kuliah Kerja Media di PT. TELKOM
Kandatel Yogyakarta dengan maksud bisa mengetahuai secara langsung
kinerja profesional Public Relation PT. TELKOM Kandatel Yogyakarta
Salah satunya cara berkomunikasi antara perusahaan dengan publik
adalah melalui media massa. Melalui pemberitaan dan surat pembaca media
massa yakni melalui aktifitas media kliping, Public Relation Officer dapat
mengetahui segala perkembangan informasi terkini mengenai publik dan
perusahaan saingan. Hal ini penting untuk menentukan strategi kedepan PR
secara profesional. Mengingat pentingnya keberadaan media kliping
sebagai salah satu kegiatan Public Relation, penulis tertarik untuk
mengangkat keberadaan dan peran media kliping sebagai obyek dalam
praktik pelaksanaan program Kuliah Kerja Media dan menuliskannya dalam
KLIPING BAGI PUBLIC RELATION PT. TELKOM KANDATEL
YOGYAKARTA”.
B. Tujuan Kuliah Kerja Media ( KKM )
Setiap kegiatan yang dilakukan pasti mengandung meksud dan
tujuan yang hendak dicapai. Tujuan Kuliah Kerja Media ( KKM ) adalah :
· Untuk menerapkan dan mempraktekkan pengetahuan dan teori yang
didapat selama perkuliahan untuk diaplikasikan kedunia kerja.
· Untuk mengenal, mengetahui, adaptasi, dan mengembangkan interaksi
pada dunia kerja dan lingkungan kerja yang nyata.
· Menyiapkan mahasiswa Diploma III menjadi tenaga ahli yang handal
dan profesional di bidang Public Relation.
· Sebagai syarat menyelesaikan studi guna melengkapi Tugas Akhir
Program Diploma III program studi Public Relation
C. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kuliah Kerja Media ( KKM )
Waktu : 1 April s/d 1 Mei 2008
Tempat : PT. Telkom Kandatel Yogyakarta
D. Manfaat Kuliah Kerja Media ( KKM )
Manfaat Kuliah Kerja Media ( KKM ) yaitu :
1. Bagi Penulis
· Berlatih tanggung jawab dan disiplin dalam menjalankan tugas –
tugas yang dilakukan
· Mengetahuai secara langsung peran, fungsi, dan tugas seorang Public
Relation Officer PT. Telkom Kandatel Yogyakarta.
· Memperoleh gelar Ahli Madya ( Amd ) program Diploma III
Komunikasi terapan
2. Bagi Perusahaan
· Menjadi Wahana untuk menjalin kerjasama antara dunia usaha
dengan dunia akademis.
· Dapat memanfaatkan untuk menyaring tenaga kerja yang memiliki
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Pubic Relation
Sering diungkapkan, betapa sulitnya mendefinisikan Public
Relation secara memuaskan dan diterima di berbagai kalangan, sekaligus
mampu mendiskripsikan Public Relation secara utuh. Makna Public Relation
terkesan relatif karena begitu banyak orang yang mencoba menafsirkannya
sendiri sehingga justru sering menimbulkan salah pengertian. Terdapat
begitu banyak definisi Public Relation, namun pada intinya Public Relation
senantiasa berkenan dengan kegiatan penciptaan pemahaman melalui
pengetahuan, dan melalui kegiatan – kegiatan terebut diharapkan akan
muncul suatu dampak, yakni berupa perubahan yang positif.
Menurut Kamus Institut of Public Relation, “Praktik PR adalah
keseluruhan upaya yang dilangsungkan secara terencana dan
berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memeliharan niat baik
dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan khalayaknya”
(M.Linggar Anggoro, 2005:1-2).
Frank Jefkins dalam bukunya “ Public Relation ” (1995:9)
berpendapat bahwa “Public Relation adalah sesuatu yang merangkum
keseluruhan komunikasi yang terencana, baik itu kedalam maupun keluar,
tujuan – tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian” (Frank
Jefkins, 1995:9).
Dua ahli komunikasi, Melvin L. DeFleur dan Everete E. Dennis
(1988:297) mengutip Allan Center yang mendefinisikan Public Relation
sebagai “….upaya terencana guna mempengaruhi opini public melalui
karakter yang baik dan kinerja yang bertanggung jawab, yang didasarkan
pada komunikasi dua arah yang memuaskan kedua belah pihak” (Yosal
Iriantara, 2004:5).
Selanjutnya kedua ahli komunikasi tersebut mengutip definisi
Bapak profesi Public Relatinon, Edward L. Bernays, yang menyebut Public
Relation sebagai “sebuah profesi yang berkaitan dengan relasi – relasi satu
unit dengan public atau public dengan publiknya sebagai relasi yang
mendasari berlangsungnya kehidupan”(Yosal Iriantara, 2004:5):.
Sedangkan DeFleur dan Dennis (1988:298) dari perspektif ilmu
komunikasi, menyebutkan Public Relation sebagai proses komunikasi
dimana individu atau unit – unit masyarakat berupaya untuk menjalin relasi
yang terorganisasi dengan berbagai kelompok atau public untuk tujuan
tertentu (Yosal Iriantara, 2004:5).
Menurut Rhenald Kasali (1994:5), dalam perspektif yang berbeda
menyatakan Public Relation sebagai fungsi strategi dalam managemen yang
melakukan komunikasi guna melahirkan pemahaman dan penerimaan public
Profesional Public Relation, Dr. Carter McNamara (2002:1)
mendefinisikan Public Relation berdasarkan tujuan kegiatan Public Relation
yang dirumuskan sebagai “aktifitas berkelanjutan untuk menjamin
perusahaan memiliki citra yang kuat dimata publik” (Yosal Iriantara,
2004:5).
Dalam Kongres I Asosiasi Public Relation sedunia di Mexico City
tahun 1978 memperoleh kesepakatan mendefinisikan Public Relation
sebagai “seni dan ilmu social yang menganalisis kecenderungan
memperkirakan konsekuensi – konsekuensi kecenderungan itu, memberi
saran pada pimpinan organisasi” (M. Linggar Anggoro, 2005:2).
Definisi – definisi diatas kiranya memberi gambaran yang lebih
jelas tentang konsep Public Relation. Meski rangkaian dua kata ( public dan
relation ) dapat diartikan melalui beberapa cara, public relation tetap
merupakan suatu seni, suatu teknik yang memerlulan kehlian yang luas.
B. Tugas, Fungsi, dan Sasaran Public Relation a. Tugas Public Relation
Tugas – tugas Public Relation menurut Oxley (1987:12-13)
mencakup :
1. Memberi saran kepada manajemen tentang semua perkembangan
internal dan eksternal yang mungkin mempengaruhi hubungan
2. Meneliti dan menafsirkan untuk kepentingan organisasi, sikap publik –
publik utama terutama pada saat ini atau antisipasi sikap publik –
publik utama terhadap organisasi.
3. Bekerja sebagai penghubung antara manajeman dengan publik –
publiknya.
4. Memberi laporan berkala kepada manajemen tentang semua kegiatan
yang mempengaruhi hubungan publik dengan organisasi (Yosal
Iriantara, 2004:6).
b. Fungsi Public Relation
Secara struktural, Public Relation merupakan salah satu bagian
intergral.. Artinya PR merupakan salah satu fungsi manajemen modern
yang bersifat melekat pada manajemen perusahaan ( corporate
managemen funtion ). Itu berarti PR harus dapat berperan dalam
melakukan komunikasi timbal balik ( two ways communication ) dengan
tujuan menciptakan saling pengertian ( mutual understanding ), saling
menghargai ( mutual appreciation ), saling mempercayai ( mutual
confidence ) menciptakan good will, memperoleh dukungan publik (
public support ) dan sebagainya demi tercapainya citra yang positif bagi
suatu lembaga/perusahaan (coporate image).(Rosadi Ruslan, 2003:33)
Dikaitkan dengan fungsi Public Relation dalam Manajemen Public
Relation ( Cutlip et. Al. 2000: 5 ) tersebut maka secara operasional
1. Penelitian ( Research )
Ini adalah tahap peneliian dalam PR, baik dalam memperoleh
data primer dan sekunder, maupun yang bersifat opinion research,
secara kualitati dan kuanititatif . Kegiatan ini bersifat motivation
research, yaitu penelitian yang tertuju pada jiwa manusia yang
berkaitan dengan kebutuhan dan keinginan yang paling mendasar.
2. Perencanaan ( Planning )
Penyusunan suatu program acara atau agenda setting dan
program kerja PR. Penyusunan tersebut berdasarkan data dan fakta
dilapangan, kebijakan prosedur, tema, dan kemampuan dana serta
dukungan pihak terkait.
3. Pengkoordinasian ( Coordinating )
Maksudnya adalah mengkoordinir satu tim kerja dengan
menentukan kerjasama dan keterlibatan dari instansi atau personil
lainnya kedalam satu koordinasi tim yang solid sebagai upaya
pencapaian tujuan organisasi/lembaga.
4. Administrasi ( Administration )
Menyangkut masalah administrsi perencanaan, pelaksanaan,
evaluasi, dokumentasi, sistem pengarsipan, dan pencatatan keluar atau
masuknya uang, dan sekaligus merupakan suatu bukti tertulis/tercatat
5. Produksi ( Production )
Hal ini merupakan bentuk produk publikasi dan promosi yang
dikelola oleh PR, dalam upaya mendukung pemasaran produk atau
nama dan pengaruh suatu organisasi.
6. Partisipasi Komunitas ( Comunity Partisipation )
Maksudnya adalah partisipasi PR dalam melakukan suatu
komunikasi timbal balik dengan komunitas masyarakat/publik
lingkungan tertentu untuk mencapai saling pengertian dan citra positif
terhadap lembaga yang diwakilinya.
7. Nasehat ( Advisory )
Memberikan sumbang saran kepada manajemen dan pimpinan
perusahaan berkenaan dengan kebijakan organisasi tentang
penyesuaian berdasarkan kepentingan publik internal maupun
eksternal, maupun berdasarkan hasil pengidentifikasian keinginan
reaksi opini publik terhadap tujuan perusahaan (Rosadi Ruslan.
2003:33-35).
c. Sasaran Public Relation
Menurut H. Fayol (1993:23), beberapa sasaran Public Relation
adalah:
1. Membangun Identitas dan Citra perusahaan
- Mendukung kegiatan komunikasi timbal balik dua arah dari berbagai
pihak
2. Menghadapi krisis ( Facing of crisis )
- Menangani keluhan dan menghadapi krisis yang terjadi dengan
membentuk managemen krisis dan PR Recovery of image yang
bertugas memperbaiki lost of image and damage
3. Mempromosikan aspek kemasyarakatan
- Mempromosikan yang menyangkut aspek public (Rosadi Ruslan,
2003:23)
C. Proses Public Relation
Proses Public Relation sebagai proses yang berkelanjutan perlu
terus berjalan mengingat lingkungan organisasipun bergerak secara
dinamis, sehingga organisasi perlu menanggapi dinamika lingkungan
tersebut. Relasi organisasi dengan publiknya dipengaruhi kondisi
lingkungan internal dan lingkungan eksternal organisasi. Public
Relation berusaha menjaga agar relasi antara organisasi dan publiknya
tetap berjalan pada jalur yang benar dan membawa kebaikan bagi
organisasi maupun publiknya. Dalam menghadapi dinamika
lingkungan yang terjadi, diperlukan juga kegiatan Public Relation yang
Menurut Lesly (1991:11-12) diperlukan pula tahapan – tahapan
dalam proses Public Relation, yang bisa digambarkan sebagai berikut (Yosal
Iriantara, 2004:12-13) :
Gambar 1 : Tahapan – tahapan Public Relation Diolah dari Lesly (2004 : 3)
Sumber : (Yosal Iriantara, 2004:12)
Gambar diatas menunjukkan bagaimana proses PR berlangsung.
Lesly menjelaskan tahapan – tahapan dalam proses yang sifatnya siklis dan
berkesinambungan tersebut sebagai berikut :
1. Analisis iklim umum sikap dan relasi organisasi dengan lingkungannya.
Setiap organisasi pasti berfungsi dalam sebuah sistem, sehingga ada relasi
saling ketergantungan antara organisasi dan keseluruhan sistem. Itu
sebabnya penting untuk bisa memahami pelbagai kecenderungan di dalam
sistem tersebut dan bagaimana dampak kecenderungan tersebut terhadap
ANALISIS SIKAP DAN RELASI
ORGANISASI DENGAN LINGKUNGANNYA UMPAN-BALIK, EVALUASI, DAN PENYESUAIAN
MENENTUKAN SIKAP SETIAP KELOMPOK DENGAN ORGANISASI
MENJALANKAN KEGIATAN TERENCANA
ANALISIS OPINI RENCANA MEMPERBAIKI SIKAP KELOMPOK
ANALISIS POTENSI MASALAH, KEBUTUHAN, DAN PELUANG
organisasi, diantaranya sikap publik terhadap organisasi dan tempat
organisasi berada.
2. Menentukan sikap setiap kelompok. Bila sikap publik – publik organisasi
sudah bisa diketahui maka organisasi bisa menentukan apakah dalam sikap
tersebut terdapat kesalahpahaman atau kebijakan dan tindakan organisasi
mana yang melahirkan opini yang tidak favouable.
3. Analisis kondisi opini. Analisis ini bisa jadi menunjukkan adanya
ketidaksenangan di kalangan publik. Analisis ini bisa membantu dalam
menyusun rencana perbaikan opini yang berkembang pada berbagai publik
organisasi.
4. Antisipasi masalah- masalah potensial, kebutuhan, atau peluang. Analisis
dan survei yang dilakukan organisasi bisa memperkirakan apa yang
mungkin berkembang pada sikap publik – publik organisasi. Berdasarkan
hal ini bisa disarankan atau disusun rencana tindakan yang tepat;
5. Perumasan kebijakan. Analisis juga bisa menunjukkan kebijakan
prganisasi yang mana yang perlu diubah untuk memperbaiki sikap
kelompok – kelompok tersebut terhadap perusahaan.
6. Perencanaan sarana guna memperbaiki sikap satu kelompok. Dengan
memahami apa yang dipikirkan publik terhadap organisasi dan klarifikasi
kebijakan organisasi yang mempengaruhi opini publik, maka tersedia
dasar untuk melakukan tindakan dan menyusun program kegiatan dalam
mengatasi kesalahpahaman dengan mengembangkan iktikad baik ( good
7. Pelaksanaan kegiatan yang terencana. Pada tahap ini dijalankan kegiatan
dengan menggunakan sarana – sarana PR seperti publisitas, iklan, dan
kegiatan karyawan.
8. Umpan-balik, evaluasi, dan penyempurnaan. Kondisi terus berubah dan
Public Relation berfungsi memberi sumbangan sekaligus dipengaruhi
perubahan tersebut. Tindakan ini akan membantu dalam menilai hasil dan
mengembangkan serta menyempurnakan program – program Publik
Relation (Yosal Iriantara, 2004:13-14).
Apa yang diuraikan diatas sebetulnya bentuk rinci dari tahapan –
tahapan proses PR. Cutlip dan Center dalam Rhenald Kasali, (1994:33)
menyebutkan proses tersebut dijelaskan sebagai berikut :
Gambar 2 : Proses Public Relation
Sumber : Yosal Iriantara (2004: 14)
Pengumpulan fakta
Definisi permasalahan
Perencanaan dan program
Aksi dan komunikasi
Pada gambar diatas terlihat jelas bahwa pelaksanaan tugas Public
Relation bukanlah semata – mata melakukan aksi, melainkan membutukan
rencana – rencana dan diikuti dengan langkah – langkah pengendalian melalui
suatu proses evaluasi. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan hasil yang
baik sehingga terbentuk kebijakan yang tepat demi kepantingn perusahaan dan
stakholder. (Yosal Iriantara, 2004: 14)
D. Stakholder dan Publik
Sering kita mendengar penyamaan antara stakholder dengan
publik. Meski tak sama betul antara publik dengan stakholder, namun pada
konteks ini kita bisa menyamakan antara publik dengan stakholder. Keduanya
sama – sama sebagai pihak yang dilayani dan dijembatani melali berbagai
kegiatan PR (Rhenald Kasali, 2000,66)
Menurut Wheelen dan Hunger (1995:61), stakholder adalah
kelompok yang berkepentingan dengan aktifitas organisasi, dan lantaran
berkepentingan maka kelompok – kelompok tersebut mempengaruhi atau
dipengaruhi oleh pencapaian tujuan perusahaan(Poppy Renggani, 2005:15).
Adapun menurut Rhenald Kasali dalam bukunya “Manajemen
Public Relation” (1994:63), stakholder adalah “setiap kelompok yang berada
di dalam maupun di luar perusahaan yang mempunyai peran dalam
Gambar 3 : Stakholder map
Sumber : Manajemen Publik Relation (2000:66)
Rhenald Kasali (1994: 66) membagi publik organisasi menjadi :
1. Publik internal dan publik eksternal. Publik internal adalah publik yang
berada di dalam organisasi, seperti karyawan, manager, dan pemegang
saham. Publik eksternal adalah publik yang berada diluar organisasi
seperti bank atau pemasok.
2. Publik primer, sekunder, dan marginal. Berdasarkan prioritas itu maka
ditatapkan mana publik primer yang publik yang paling penting, publik
kurang penting atau publik sekunder, dan publik yang bisa diabaikan atau
publik marginal.
3. Publik tradisional dan publik masa depan. Publik tradisional adalah publik
yang pada saat sekarang sedah berhubungan dengan organisasi seperti
karyawan dan pelanggan. Publik masa depan adalah publik yang pada
masa depan diperkirakan akan memberikan pengaruhnya pada organisasi
seperti mahasiswa, peneliti, dan konsumen potensial.
Pemerintah Pemilik Kelompok interest
khusus
Pemasok
Asosiasi bisnis Pemilik Pesaing
Pesaing
4. Proponents, opponents, dan uncommited. Diantara publik – publik itu,
tentu ada publik yang menentang organisasi ( opponents ),yang berpihak
pada organisasi ( proponents ), dan publik yang tidak peduli (
uncommitted).
5. Silent majority dan vocal majority. Dari kalangan publik yang menentang
atau memihak organisasi tentu ada yang menyatakan pertentangan atau
dukungannya secara vokal namun ada pula yang menyatakannya secara
pasif ( silent ).(Yosal Iriantara, 2004:8-9)
E. Perencanaan Dan Evaluasi Public Relation
Organisasi sebagaimana individu, memiliki cita – cita dan tujuan.
Pada umumnya tujuan dari suatu organisasi adalah (a). mendapatkan
keuntungan, (2). Mempunyai arti bagi lingkungan, (3). Mendapatkan
dukungan, (4). Dihormati oleh masyarakat. (5). Menyediakan produk dan jasa
yang diperlukan dan diinginkan masyarakat, (6). Bebas dari keterbatasan dan
dan kebutuhan yang mendesak, (7). Berpengaruh pada pendapat publik. Oleh
karenanya diperlukan sebuah perencanaan yang matang untuk mencapainya.
(Rosadi Ruslan, 2003:132).
Perencanaan yang baik, kata sejumlah ahli manajemen, harus bisa
menjawab pertanyaan dalam 5W + 1H ( what, why, who, where, when, dan
how ). Berdasarkan hal tersebut, seperti diuraikam Manullang (1982:49),
perencanaan yang baik itu mesti bisa menjawab pertanyaan – pertanyaan
1. Tindakan apa yang harus dilakukan?
2. Apakah sebabnya dindakan itu harus dilakukan?
3. Siapa yang melaksanakan tindakan itu?
4. Dimana tindakan tersebut bisa dilaksanakan?
5. Kapan tindakan tersebut dilaksanakan?
6. Bagaimana cara melaksanakan tindakan tersebut?
(Yosal Iriantara, 2004:105)
Definisi perencanaan kerja Public Relation menurut Frank Jefkins
(1988:13), yaitu “ Public Relation consists off all forms of planned
communication outwards and inwards between an organization and its public
for the purpose of achieving specific objectives concerning mutual
understanding” . Secara umum pengertian dari perencanaan program kerja
Public Relation yaitu terdiri dari semua bentuk kegiatan perencanaan
komunikasi baik kegiatan kedalam maupun keluar antara organisasi dan
publiknya yang tujuannya untuk mencapai saling pengertian (Rosadi Ruslan,
2003:132).
Alasan mengapa perlu adanya perencanaan dalam program kerja
Public Relation menurut Rosady Ruslan (2003) adalah :
1. Untuk mengantisipasi perubahan lingkungan lebih luas, seperti perubahan
teknologi, ekonomi,politik, dan hukum
2. Menghadapi perubahan lebih sempit, seperti menghadapi persaingan,
perubahan selera pelanggan, sistem komunikasi,media massa, tenaga kerja,
3. Menciptakan tujuan yang obyektif, sasarn dan target yang ingin dicapai
secara jelas dan rinci (Rosadi Ruslan, 2003:134).
Manfaat perencanaan yang diperoleh dari pembentukan
perencanaan Public Relation menurut Rosadi Ruslan (2003) yaitu :
1. Membantu pihak manajemen untuk mampu beradaptasi dengan
lingkungan yang berubah – ubah.
2. mengefektifkan dan mengefisiensikan koordinasi atau kerjasama antar
departemen dan pihak terkait lainnya.
3. Mengefisiensikan waktu, tenaga, upah, dan biaya.
4. Menghindari resiko kegagalan dengan tidak melakukan perkiraan.
5. Mampu melihat secara keseluruhan kamampuan operasiaonal organisasi,
pelaksanaan, komunikasi, target, dan sasaran yang hendak dicapai.
6. Menetapkan klasifikasi rencana kerja PR yaitu rencana strategis ( rencana
jangka panjang), rencana tetap ( reguler yang dapat dilakukan berulang –
ulang ), dan rencana tertentu ( rencana jangka pendek ). (Rosadi Ruslan,
2003:134)
Evaluasi merupakan salah satu fungsi manajemen yang menurut
Steele adalah “proses penilaian secara sistematis tentang nilai, tujuan,
efektifitas atau ketepatan sesuatu berdasarkan kriteria dan tujuan yang sudah
ditetapkan sebelumnya”. Artinya, dalam evaluasi itu kita memberi makna,
tujuan, efektivitas, atau kesesuaian program/kegiatan dengan acuan dua hal
yakni standar atau kriteria dan tujuan, yang sudah ditetapkan sebelumnya .
F. Dokumentasi Kliping F.1. Pengertian Kliping
Pada dasarnya kata clipping ( bahasa Inggris ) berarti guntingan
atau potongan. Kata clipping berubah menjadi kliping dalam bahasa
Indonesiabengan mengalami sedikit perluasan makna (Kanis Barung,1990:4).
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Balai Pustaka, 1989),
istilah kliping dijelaskan sebagai guntingan artkel, karya tulis atau berita yang
dianggap penting dari surat kabar atau majalah untuk disimpan atau
didokumentasikan. Jadi satu artikelpun dapat disebut kliping (Kanis Barung,
1990:4).
Dokumentasi kliping merupakan salah satu kegiatan publik relation
yang berkaitan dengan menelaah, menganalisa dan kemuadian mengevaluasi
perkembanagn dari kemajuan bisnis perusahaan atau lembaga, aktivitas –
aktivitas dan program acara tertentu, baik bersifat komersial maupun
nonkomersial yang telah dimuat atau dipublikasikan diberbagai media massa.
Pengamatan, analisa, dan evaluasi tersebut kemudian disimpan sekaligus
dijadikan bahan rujukan penting atau informasi yang diperlukan untuk
membuat rencana program kerja PR berikutnya (Rosadi Ruslan, 2003207).
Menurut Rosadi Ruslan (2003) pengertian kegiatan dokumentasi
dalam arti luas adalah yang berkaitan dengan kegiatan menghimpun,
mengolah, menyeleksi dan menganalisa kemuadian mengevaluasi seluruh
data, informasi atau dokumen tentang kegiatan, peristiwa atau pekerjaan
cetak dankemudian disusun secara teratur dan sistematis. (Rosadi Ruslan,
2003:207)..
Rosadi Ruslan (2003) juga berpendapat bahwa kliping berita
merupakan kegiatan PR, yaitu suatu kegiatan memilih, menggunting,
menyimpan dan kemudian memperbanyak mengenai suatu berita (news) atau
karangan (artikel), seta foto berita (photo press) pada event atau peristiwa
tertentu yang telah terjadi dan dimuat diberbagai media cetak, seperti surat
kabar, majalah, tabloid, dan lain sebagainya yang kemudian dikliping. (Rosadi
Ruslan, 2004:207).
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun
kliping, yaitu:
1 Langkah penentuan Personalia
2 Bahan atau sarana
3 Mengklasifikasikan guntingan pers
4 Memilih artikel atau berita
5 Cara mengkliping
6 Cara mengidentifikasikan guntingan pers
7. Mengkoordinasikan guntingan pers ( Kanis Barung, 1990:5)
F.2. Manfaat Kliping
Menurut Rosadi Ruslan (2003), dokumentasi kliping yang
merupakan aktivitas Public Relation merupakan alat bantu manajemen yang
1. Sebagai bahan informasi terkini yang dapat diedarkan kebagian lain yang
dianggap mempunyai hubungan atau kepentingannya masing – masing.
2. Sebagai bahan referensi tertentu sebagai data atau informasi penunjang,
misalnya untuk penyusunan naskah pidato, PR house journal, dan lain
sebagainya.
3. Sebagai bahan informasi terkini yang dapat diedarkan ke bagian lain yang
dianggap mempunyai hubungan atau kepentingan masing – masing.
4. Sebagai pedoman atau acuan untuk mengantisipasi langkah – langkah
suatu kejadian atau event tertentu yang tengah dihadapi atau dimasa yang
akan datang.
5. Kliping berperan sebagai sumber informasi dan data untuk memantau
kegiatan pihak pesaing (kompetitor).
6. Sebagai tolok ukur tentang sejauh mana keberhasilan prestasi dan reputasi
yang di capai, mengenai persepsi, keluhan, dan hingga perolehan citra
perusahaan di mata masyarakat.
7. Sebagai media komunikasi internal melalui kliping.
8. Kliping dapat disimpan sebagai dokumen perusahaan/lembaga. (Rosadi
Ruslan, 2003:208),
F.3. Bahan atau Sarana Kliping
Apabila akan menyusun kliping, tentu ada bahan atau sarannya.
Sarana merupakan segala sesuatu yang dipakai untuk mencapai tujuan
a. Koran atau majalah sebagai sumber bahan
b. Alat yang berupa gunting diperlukan untuk mengguntinglembaran aritel
koran/majalah.
c. Kertas atau buku yang masih kosong yang akan ditempeli berbagai
guntingan pers.
d. Lem sebagai bahan perekat yang melekatkan guntingan pers pada kertas
lain atau pada buku tersebut.
e. Pensil berwarna sebagi bahan ilustrasi
f. Kalau guntingan pers itu tidak dijilid, klip diperlukan sebagai alat penjepit.
g. Kalau artikel tidak digunting tetapi dengan cara mencatat intisarinya
gunakanlah kartu katotek (Kanis Barung, 1990:6).
F.4. Isi Kliping
Seorang Public Relation harus bisa memahami isi surat kabar.
Apalagi surat kabar merupakan salah satu pendukung aktivitas media kliping.
Isi surat kabar terdiri dari :
1. Berita ( news )
2. Pendapat ( opini )
3. Iklan ( advert ) (Poppy Renggani, 2005:23-24).
F.5. Pengelompokan Artikel dan Dampaknya
Public Relation suatu perusahaan harus secara rutin memantau
mamulai aktifitasnya, seorang PR harus membiasakan diri melakukan
skimming atas berita – berita pokok dan membaca secara intensif artikel yang
ada hubungannya dengan perusahaan. Artikel – artikel dapat dikelompokkan
sebagai berikut :
LOKASI DAMPAK
- Kepala Berita
- Halaman pertama
- Halaman kedua s/d delapan
- Halaman terakhir
Praktisi PR menentukan sendiri dampakberita tersebut terhadap opini
masyarakat
Gambar : Pengelompokan artikel pada Media Cetak
F.6. Syarat Berita
James B. Roston dalam bukunya “ Your News Paper “
menyebutkan bahwa berita haruslah :
1. Benar
2. Lengkap
3. Tidak berat sebelah
4. Aktual (Poppy Renggani, 2005:24)
F.7. Nilai Berita
Dalam dunia jurnalistik nilai suatu berita dinilai dari :
1. Significance yaitu berita harus nyata/ jelas.
2. Magnitude yaitu suatu berita harus mempunyai daya tarik.
3. Timelines yaitu mempunyai relevansi waktu.
4. Proximity yaitu sebuah berita tidak boleh memperkirakan, berita harus
dapat dipertanggungjawabkan.
5. Prominance yaituberita harus bisa diyakini ( tidak boleh menyinggung
unsur SARA ).
6. Human Interest yaitu harus ada kaitannya dengan publik.
7. Exclusive yaitu unik, khusus, terbatas ( tidak setiap orang punya ).
F.8. Cara Mengkliping
Kegiatan kliping berita dapat dilakukan dengan beberapa cara,
a. Menggunting
Lazimnya pengklipingan dilakukan dengan cara menggunting
artikel/berita yang akan didokumentasikan. Jika tujuan utama untuk
dokumentasi, cara mengkliping tidak selalu dengan menggunting artikel.
Cara menggunting memang baik karena tulisan/huruf dalam artikel akan
lebih lama bertahan. Kelemahannya penyusun kliping akan cenderung
membaca judul saja, sedangkan uraian dalam artikel tidak dibacanya.
b. Meminjam Koran/majalah
Cara ini dilakukan dengan cara meminjam Koran atau majalah
dari perpustakaan, kemudian memfotokopikan artikel yang diperlukan.
c. Mencatat atau mengutip
Cara mencatat ataumenguti bagian-bagian penting dalam artikel
atau berita entah berupa satu alenia atau beberapa alenia penting.
Keuntungan cara ini dapat mendorong penyusun untuk membaca
artikel/berita secara cermat (Kanis Barung, 1990:7-8).
F.9. Mengorganisasikan Kliping
Ada dua cara mengorganisasikan atau mengurutkan kliping yaitu:
a. Urutan kronologi
Berari bahwa kliping diurutkan menurut waktu terbinya. Urutan
kronlogi sangat cocok bila setiap hari menggunting kliping dari Koran
yang sama atau rutin tiap minggu selama setahun kita menggunting
b. Urutan Alfabet
Adalah tehnik pengurutan kliping menurut abjad. Artinya
kliping, yang kata pertama dalam judul dimulai dengan abjad A
BAB III
DESKRIPSI PERUSAHAAN
A. Sejarah Perusahaan PT. TELKOM Indonesia Tbk.
PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. (Telkom) adalah Badan Usaha
Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang pelayan jasa
telekomunikasi untuk umum dalam negeri. Pada awalnya bernama “ Post en
Telegraafdienst” yang didirikan pada tahun 1884 dengan staatblad No. 52,
kemudian pada tahun 1906 dirubah menjadi “ Post, Telegraaf en
Telefooddienst” (PTT) dengan staatblad No. 395 dan semenjak itu disebut
PTT-Dients.
Tahun 1931 ditetapkan sebagai Perusahaan Negara berdasarkan
I.B.W. Selanjutnya pada tahun 1960 pemerintah mengeluarkan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang No. 19 Tahun 1960, tentang
persyaratan sebuah Perusahaan Negara (PN) dengan PERPU No. 240 tahun
1961 berubah menjadi PT. POS dan TELEKOMUNIKASI.
Lapangan usaha P.N. POS dan TELEKOMUNIKASI ternyata
berkembang dengan pesat, maka pada tahun 1965 pemerintah mengadakan
peninjauan kembali. Hasilnya berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No.
29 dan 30 tahun 1965 terjadi pemecahan menjadi: P.N. POS dan
TELEKOMUNIKASI. Selanjutnya mulai tanggal 28 April 1970 berdasarkan
S.K. Menteri Perhubungan No. 129/U/1970 P.N TELEKOMUNIKASI
disingkat dengan PERUMTEL. Keberadaan PERUMTEL dikukuhkan
dengan Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun 1974 ang menetapkan sebagai
pengelola telekomunikasi untuk umum dalam negeri dan luar negeri.
Pada akhir tahun 1980, pemerintah mengambil kebijakan dengan
membeli seluruh saham PT. INDOSAT sebuah perusahaan swasta yang
didirikan dalam rangka Penanaman Modal Asing (PMA) yang kemudian
diubah statusnya menjadi BUMN berbentuk PERSERO. Penanaman modal
Negara Republik Indonesia dalam saham PT. INDOSAT tersebut
dituangkan dalam Peraturan Pemerintah No. 52 tahun 1980.
Untuk lebih meningkatkan pelayanan jasa telekomunikasi untuk
umum, maka dengan Peraturan Pemerintah No. 53 Tahun 1980 diadakan
perubahan atas Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 1974, yakni dngan
menetapkan PERUMTEL sebagai badan usaha yang diberi wewenang untuk
menyelenggarakan telekomunikasi dalam negeri dan PT. INDOSAT sebagai
badan usaha yang diberi wewenang untuk menyelenggarakan
telekomunikasi untuk umum internasional.
Peraturan Pemerintah No. 39 tahun 1974 tentang PERUMTEL juga
diubah yang dituangkan dalam Peraturan Pemeritnah No. 54 Tahun 1980.
sehubungan dengan diundangkannya Peraturan Pemerintah No. 54 Tahun
1983 tentang Tata Cara Pembinaan dan Pengawasan PERJAN, PERUM, dan
PERSERO, diterbitkan Peraturan Pemerintah No. 21 Tahun 1984 tentang
PERUMTEL sebagai pengganti dari Peraturan Pemerintah No. 36 Tahun
Satu hal yang sangat menggembirakan dalam sejarah
perundang-undangan ini adalah ditetapkannya UU No. 3 Tahun 1989 tentang
telekomunikasi, yang memberikan angin segar dalam pengembangan dan
pembangunan pertelekomunikasian di Indonesia. Mengingat perkembangan
demikian pesat ditambah dengan pola manajemen yang lebih terbuka,
pemerintah melalui Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 1991 tanggal 1 Mei
1991 menetapkan pengalihan bentuk Perusahaan Umum (PERUM)
telekomunikasi menjadi Perusahaan Perseroan (PERSERO) PT.
Telekomunikasi Indonesia oleh notaries Imas Fatimah, SH bersama-sama
dengan Menparpostel Soesilo Sudarman yang bertindak selaku kuasa dari
Menteri keuangan sebagai pemegang saham, hari selasa tanggal 24
September1991 jam 09.30 WIB di Depparpostel, Jl. Kebon Sirih 36 Jakarta
Pusat.
Sebelum tahun 1995, usaha TELKOM ditentukan secara terpusat
oleh kantor pusat TELKOM di Bandung yang masing-masing Wilayah
Telkom memiliki manajemen terpisah, serta bertanggungjawab atas seluruh
aspek bidang usaha TELKOM, dari penyelenggaraan jasa telepon hingga
manajemen property dan keamanan di wilayah mereka masing-masing.
Wilayah TELKOM tidak diperlakukan sebagai pusat investasi yang berdiri
sendiri.
Sejak juli 1995 TELKOM telah menghapuskan struktur Wilayah
TELKOM (Witel) dan manggantikannya dengan struktur 7 divisi Regional
telekomunikasi di wilayah masing-masing dan divisi network
menyelenggarakan jasa telekomunikasi jarak jauh dalam negeri melalui
pengoperasian jaringan transmisi jalur utama nasional.
B. Visi, Misi, dan Tujuan PT. TELKOM
Dalam menjalankan pelayanannya di bidang jasa bagi seluruh
masyarakat baik dalam maupun luar negeri, PT. TELKOM mempunyai visi
dan misi untuk berkompetensi dengan perusahaan pesaing.
Adapun visi dan misi PT. TELKOM adalah sebagai berikut:
1. Visi
To become a leading InfoCom player in the region.
PT TELKOM selalu berusaha menjadi perusahaan penyedia
jasa yang terbaik bagi konsumennya. Dalam merealisasikan tujuan
tersebut maka PT TELKOM mempunyai visi yaitu menjadi “Pelaku
Infocom Terkemuka Dikawasan Regional” yang mengandung arti bahwa
PT TELKOM bergerak dalam bisnis informasi dan telekomunikasi yang
secara nyata diwujudkan dalam bentuk keragaman produk jasa.Semula
layanan yang disajikan hanya POTS (Plain Ordinary Telephone Service).
Telkom berupaya untuk menempatkan diri sebagai perusahaan
InfoCom terkemuka di kawasan Asia Tenggara, Asia dan akan berlanjut
2. Misi
” To Provide One Stop Services with Excellent Quality and Compettive
Price”,
Yang mengandung arti bahwa TELKOM menjamin pelanggan
akan mendapat layanan terbaik dalam bentuk kemudahan, kualitas
jaringan, kualitas produk, dengan harga kompetitif. Selain misi utama
tersebut PT TELKOM juga mempunyai satu misi yang tak kalah
pentingnya yaitu mengelola usaha melalui cara yang baik yaitu dengan
mengoptimalkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul dan dengan
teknologi yang kompetitif serta Bussines Partner yang sinergi.
3. Tujuan
Adapun tujuan PT. TELKOM yaitu membangun,
mengembangkan, dan mengusahakan telekomunikasi untuk umum
dalam negeri dalam arti seluas-luasnya guna meningkatkan kelancaran
hubungan masyarakat dalam menunjang terlaksananya pembangunan
nasional
Untuk mencapai tujuan tersebut, PT. TELKOM menjalankan
kegiatan-kegiatan antara lain:
a. Merencanakan, mendukung, menyediakan, memiliki,
mengembangkan, dan selanjutnya mengoperasikan, serta memelihara
sarana atau fasilitas telekomunikasi untuk mendukung
b. Meningkatkan kemampuan sarana atau fasilitas telekomunikasi
dalam rangka peningkatan jasa bagi masyarakat luas.
c. Menjalankan kegiatan dan usaha lain dalam rangka pemanfaatan dan
pengembangan sumber daya yang dimiliki perseroan dalam rati
seluas-luasnya, antara lain yaitu mengembangkan sumber daya
manusia, memanfaatkan aktifa tetap dan aktifa bergerak, fasilitas
sistem informasi, fasilitas pendidikan dan pelatihan, fasilitas
pemeliharaan dan perbaikan.
d. Melakukan kegiatan-kegiatan lain yang diperlukan dengan lapangan
usahanya.
PT. TELKOM juga bekerja sama dengan pihak lain dalam
mendirikan atau menjalankan perusahaan, ikut serta dalam perusahaan atau
badan usaha tersebut baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama
dengan badan usaha lain atau pihak lain. Kerjasama ini mencangkup
kerjasama internasional, sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
C. Budaya Perusahaan
PT TELKOM mengembangkan budaya perusahaan THE TELKOM
WAY 135 yang mencangkup tiga unsur tingkatan yaitu sebagai berikut:
1. Asumsi Dasar “ Committed 2 U”
Asumsi Dasar “ Committed 2 U” yaitu anggapan atau pandangan dasar
dan merasakan sesuautu. Anggapan atau pandangan tersebut diterima
tanpa perlu mempertanyakan lagi kebenarannya. Esensi budaya TELKOM
terletak pada asusmsi dasar ini.
2. Nilai-nilai Inti
Nilai-nilai Inti yaitu apa yang dianggap penting, apa yang sebaiknya atau
apa yang berharga. Nilai-nilai Inti ini terdiri dari tiga butir yaitu:
a. Customer value (memberikan hasil lebih terhadap pelanggan),
yaitu manfaat bersih yang diperoleh pelanggan dari produk
barang/jasa dengan tingkat biaya, waktu dan tenaga tertentu.
b. Excellent Service (layanan istimewa), yaitu nilai komunikasi yang
mengedepankan pelayanan yang terbaik dan memyaskan bagi
pelanggannya.
c. Competent people (orang yang berkompeten), yaitu memberikan
penhargaan tertinggi bagi setiap insan telekomunikasi yang
mempunyai kemampua dengan cakap dalam pelayanan bisnis
telekomunikasi.
3. Artefak atau Perilaku
Artefak atau Perilaku yaitu mencangkup benda-benda, symbol, upacara
dan tingkah laku sebagai pedoman bagi setiap insan telekomunikasi dalam
bekerja dan bekerjasama diantaranya seperti:
a. Target menantang (Stretch the Goals), yaitu karyawan
telekomunikasi harus mempunyai komitmen untuk dapat mencapai
b. Penyederhanaan proses kerja (Simplify), yaitu karyawan
telekomunikasi harus senantiasa berusaha meningkatkan cara-cara
kerja yang semakin baik, cepat dan mudah.
c. Melibatkan organisasi / kinerja (Involve Every One), yaitu
karyawan telekomunikasi selalu melibatkan setiap orang yang
terkait untuk bekerjasama membangun sinergi dan terbentuknya
kerja tim kuat.
d. Hasil kerja berkualitas (Quality is My Job), yaitu karyawan
telekomunikasi selalu mengutamakan kualitas dalam melaksanakan
pekerjaannya dan memastikan bahwa kualitas pekerjaan menjadi
tujuan yang dimulai dari pekerjaan yang ada pada setiap insan
pegawai.
e. Penghargaan pemenang (Rewards the Winner), yaitu karyawan
telekomunikasi harus mempunyai sifat saling menghargai pendapat
menejemen dan memberikan penghargaan yang tertinggi bagi yang
terbaik, baik secara individu maupun unit kerja.
Alasan The Telkom Way135 memenangkan kompetisi, yaitu:
a. Adanya kebijakan regulator
b. Budaya layanan setiap devisi berbeda
c. Tuntutan layanan masyarakat
d. Perkembangan teknologi pesat
Harapan dengan adanya budaya perusahaan The Telkom Way 135 adalah
a. Kesejahteraan pegawai
b. Kenyamanan pemakai jasa
c. Kontribusi terhadap pemegang saham
THE TELKOM WAY 135 adalah hasil penggalian dari perjalanan
TELKOM dalam mengarungi lingkungan yang terus berubah dan dirumuskan
dengan dirangsang oleh berbagai inspirasi dari perusahaan lain dan berbagai
tantangan dari luar. Dengan akar yang kuat pada kesadaran kolektif organisasi,
diharapkan THE TELKOM WAY 135 dapat cepat tertanam dalam jiwa insan
TELKOM. TELKOM berhadapan dengan tersosialisasinya THE TELKOM
WAY 135, maka akan tercipta pengendalian cultural terhadap cara merasa,
memandang, berpikir, serta cara berperilaku semua insan TELKOM.
Misi budaya perusahaan TELKOM 135 adalah menjamin
pelanggan akan mendapatkan yang terbaik dan optimalisasi sumber daya
manusia dan teknologi kemitraan.
D. Logo PT Telkom
Menyesuaikan perkembangan jaman, perusahaan ini menggunakan
logo baru bergambar lingkaran dengan garis-garis gradasi warna biru. Pada
walnya logo ini dibuat horizontal, tetapi setelah logo tersebut disampaikan
oleh Direksi kepada Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi (yang saat
itu dijabat oleh Susilo Sudarman), maka oleh beliau logo tersebut diubah
Logo PT. Telekomunikasi Indonesia
Arti logo tersebut yaitu sebagai berikut:
1. Bentuk Visual Logo:
Misi TELKOM yang mantap, modern, luwes sederhana, cepat terlihat
secara utuh.
2. Menggambarkan dunia telekomunikasi modern melalui teknologi mutakhir
yang tercermin dalam citra keseluruhan.
3. Gambaran sifat komunikasi kerjasama yang selaras secara
berkesinambungan dan dinamis, digambarkan oleh garis-garis yang
mengesankan gerak beraturan dengan warna dominan biru tua dan biru
muda yang bergradasi membentuk kesatuan visual grafis yang utuh.
4. Warna biru tua dan biru muda gradasi menggambarkan teknologi tinggi
komunikasi yang berkembang dalam suasana masa depan gemilang.
5. Ruang gerak TELKOM secara nasional dan internasional tergambar dalam
bentuk bulatan dari logo.
6. Bentuk bulat yang berwarna biru tua menggambarkan utuhnya Wawasan
7. Bentuk huruf yang dipakai mencerminkan karakter modern, kokoh,
berwibawa, dan kompak namun tetap sederhana dan mudah dibaca.
8. Secara teknis cetak modern, spesifikasi warna biru gradasi sulit untuk
diproduksi.
E. Makna Maskot PT. TELKOM E.1 Maskot Be Bee
PT. TELKOM memiliki sebuah maskot yang diungggulkan yang
diberi nama Maskot Be Bee. Be Bee mempunyai arti sebagai berikut:
1. Antena lebih sensitive terhadap segala keadaan dan perubahan.
2. Mahkota kemenangan.
3. Mata yang tajam dan cerdas.
4. Sayap yang lincah dan praktis.
5. Tangan kuning memberikan karya yang terbaik.
E.2 Filisofi di Balik Sifat dan Perilaku Be Bee
Lebih tergolong makhluk sosial yang senang bekerjasama, pekerja
keras, dan mempunyai kesisteman berupa pembagian peran operasional dan
fungsional. Menghasilkan yang terbaik berupa madu yang bermanfaat bagi
berbagai pihak. Di habitatnya, lebah mempunyai dengung sebagai tanda
keberadaanya dan loyal kepada kelompok berupa perlindungan bagi
koloninya. Dan akan menyerang bersama bila diganggu. Lebih memiliki
potensi diri yang baik berupa tubuh yang sehat, liat, dan kuat sehingga bias
bergerak cepat, gesit. Dan efektif dalam menghadapi tantangan alam. Lebah
berpandangan jauh ke depan dengan merancang bangun sarang yang kuat dan
efisien, berproduksi, berkembangbiak, dan menyiapkan persediaan makanan
bagi kelangsungan hidup koloninya. Lebah berwarna biru merupakan
pembangunan insan TELKOM Indonesia.
F. Makna Kredo PT TELKOM
Kredo PT. TELKOM
Commited 2 U memiliki arti yaitu suatu keyakinan di dalam hati.
Maksudnya, suatu anggapan atau pandangan dasar yang menentukan
bagaimana insan TELKOM mempersepsikan, berpikir, dan mempertanyakan
G. Sejarah PT Telkom Kandatel Yogyakarta
PT TELKOM kantor pusatnya berkedudukan di Jl. Japati No.9
Bandung, Jawa Barat. Kantor pusat membawahi 12 wilayah telkom (witel)
dan 1 wilayah telkom pusat (witelsat). Pada perkembangan selanjutnya
organisasi witel tersebut dlikuidasi menjadi 7 divisi yakni:
I. Sumatra,
II. Jakarta,
III. Jawa Barat,
IV. Jawa Tengan dan Daerah Istimewa Yogyakarta,
V. Jawa Timur,
VI. Kalimantan, dan
VII. Kepulauan yang meliputi Sulawesi, Nusa Tenggara, Tim-Tim,
Maluku, Irian Jaya.
Salah satu dari tujuh divisi tersebut divisi empat meliputi propinsi
Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Kantor divisi IV
berkedudukan di Jl. Pahlawan No. 10 Semarang, Divisi ini membawahi 10
Kantor Distrik Telekomunikasi (Kandistel) yang terdiri dari Kandistel
Yogyakarta, Solo, Magelang, Purwokerto, Pekalongan, Kudus, Tegal, Cilacap,
Kepu dan Semarang. Lokasi yang digunakan sebagai tempat Praktik Kerja
Lapangan yaitu Kandistel Yogyakarta., berikut ini akan dijabarkan diskripsi
singkat mengenai kandatel Yogyakarta.
Pada saat TELKOM masih bernama PT TELKOM dan merupakan
Besar di Jl. Senopati No.2 Yogyakarta, dengan menempati lantai atas. Sampai
dengan tahun 1974 kantor telegraf tetap bergabung dengan kantor Pos dan
Giro, sedang kantor telepon dipindahkan ke Jl. Yos Sudarso No.9 Yogyakarta,
dan mulai beroperasi tahun 1971. tahun 1974 kantor telegraf dibangun
disebelah selatan kantor Pos yaitu Jl. Trikora yang hanya khusus melayani
telegraf.
Pada tahun 1990 kantor telegraf, telepon, transmisi, dan stasiun
bumi bergabung dalam satu kantor distrik pelayanan telekomunikasi yang
disingkat Kandatel Yogyakarta. Yang dahulunya Kadistel sekarang disingkat
menjadi Kandatel (Kantor Daerah Telkom). Tahun 1992 kantor pelayanan
telegraf yang berada di Jl. Trikora juga berfungsi sebagai point yang
memberikan pelayanan pemasangan, penyambungan, pengaduan telepon serta
jasa lain yang berkaitan dengan memberika pelayan telepon baru.
Dalam bidang operasi dan pelayanan, Divre IV telah berhasil
mengendalikan network dengan penyederhanaan konfigurasi network eksisting
sentral-sentral di seluruh Jawa Tengah dan DIY menjadi 10 host sentral.
Penyederhanaan network ini akan memudahkan pengendalian traffic dan
pengaturan routing network, sehingga dapat meningkatkan keberhasilan
panggilan dan menigkatkan kehandalan (availability)
H. Struktur Organisasi PT. TELKOM Kandatel Yogyakarta
Berdasarkan Keputusan direksi Perusahaan Umum Telekomunikasi
struktur organisasi kantor pelyanan telekomunikasi, maka organisasi yang ada
pada Kantor Daerah Telekomunikasi Yogyakarta dengan struktur organisasi
PT. TELKOM Kandatel Yogyakarta sebagai berikut:
Gambar : Struktur Organisasi PT. Telkom Kandatel Yogyakarta
1. General Manager, memiliki tugas sebagai berikut:
Memastikan kegiatan bisnis di daerah Yogyakarta menghasilkan
pendapatan yang optimal, bersinergi dengan unit bisnis terkait lainnya
serta berjalan sesuai dengan kaidah Good Corporate Government dan
2. Departemen Pelayanan Pelanggan, memiliki tugas sebagai berikut
- Bertanggung jawab atas terlaksananya Customer Interface
Management melalui Service Point, Service Fulfment, service
Assurance, dalam wilayah Kandatel Yogyakarta.
- Melakukan tinjauan manajemen atas implementasi rencana kerja
fungsinya yang dilaksanakan secara periodic.
- Mengusulkan alokasi rencana kerja dan anggaran yang telah ditetapkan
pada fungsi yang berada di bawah pengelolaanya.
3. Departemen Layanan Umum, memiliki tugas sebagai berikut:
Memastikan terkelolanya fungsi Indirect channel management (Layanan
Umum Kandatel Yogyakarta) dalam mendukung sub-bisnis unitnya
mengacu kepada strategi operasional, menyelaraskan dengan pedoman
strategi yang dikembangkan oleh menejemen bidang Marketing dan
Bussiness.
4. Departemen Perencanaan dan Pengendalian, memiliki tugas sebagai
berikut:
Memastikan tercapainya sasaran pengelolaaan Business Planning yang
mengakomodasi strategi operasional dan dilengkapi dengan usulan
rencana kerja dan anggaran selaras dengan strategi bisnis unit bisnisnya.
5. Departemen OM Acess Network, memiliki tugas sebagai berikut:
Memastikan terkelolanya fungsi OM Acess Network dalam mendukung
sub-bisnis unitnya mengacu kepada strategi operasional OM Acces
dan strategi yang dikembangkan oleh fungsi pada unit yang lebih paham
(Pengelola OM Acces Network).
6. Departemen Keuangan dan Sumber Daya Manusia, memiliki tugas
sebagai berikut:
- memberikan pelayanan kepada pegawai (cuti).
- mengelola dan pegawai.
- IBO (Iman, Budaya, Olahraga).
- Kesejahteraan pegawai (kesehatan, pengobatan, gaji).
- Perencanaan pensiun (MPP, Taspen, dan lain-lain).
7. Departemen Dukungan Manusia, memiliki tugas sebagai berikut:
Memastikan terkelola fungsi Purel, sekretariat dan Bina Lingkungan
dengan baik dalam mendukung pencapaian sasaran bidang General Affairs
sesuai kaidah Good Corporate Government di Kandatel Yogyakarta.
Gambar : Struktur Organisasi Departemen Dukungan Manusia
. Telekomunikasi Indonesia merupakan salah satu Badan usaha
Milik Negara (BUMN) di Lingkungan Departemen Perhubungan RI, PT.
TELKOM Yogyakarta termasuk kategori kantor Daerah yang secara struktural
bertanggungjawab kepada Kepala Wilayah Telekomunikasi IV yang
wilayahnya meliputi propinsi Jawa Tengah dan DIY, dan berkedudukan di
kota Semarang. untuk Kantor Daerah Yogyakarta membawahi 7 (tujuh) kantor
cabang yang berada di wilayah Daerah istimewa Yogyakarta, yaitu:
1. Kantor Cabang Telekomunikasi di Bantul
2. Kantor Cabang Telekomunikasi di Godean
3. Kantor Cabang Telekomunikasi di Kalasan
4. Kantor Cabang Telekomunikasi di Pakem
5. Kantor Cabang Telekomunikasi di Sleman
6. Kantor Cabang Telekomunikasi di Wates
7. Kantor Cabang Telekomunikasi Wonosari
I. PENGHARGAAN
TINGKAT NASIONAL :
CSR Plasa Terbaik 3 th 2007/ Indah Yuningsih
CSR Plasa Terbaik 4 th 2007/ RA Dwi Woro Anggraeni KP
TINGKAT DIVRE IV :
Plasa Telkom terbaik 2 Th 2007 / Plasa Kotabaru
TINGKAT DATEL YK (Best Catel):
Best Pencapaian Kontrak Manajemen Th 2007/ Catel Magelang
Best Sales Wireline Th 2007 / Catel Sleman
Best Performance Access Network th 2007 / Catel Purworejo
Best Penggelolaan SLG Wireline Th 2007 / Catel Mungkid
Best Penggelolaan C3MR Wreline Th 2007/ Catel Temanggung
Best penggelolaan C3MR Speedy Th 2007/ Catel Bantul
J. Public Relation PT TELKOM Kandatel Yogyakarta
Dalam PT TELKOM Kandatel Yogyakarta, Public Relations dijabat
oleh Officer yang mendukung kelancaran operasional dari implementasi
strategi, kebijakan, seitem dan prosedur yang berhubungan dengan ruang
lingkup bidang Public Relations yang meliputi pengelolaan museum, media
relations, dan pengelolaan image. Dalam menjalankan tugas-tugasnya, seorang
Officer Public Relations harus memiliki pengetahuan yang cukup tentang
manajemen Public Relations, Media Relations, dan Corporate Image.
Public Relations pada PT TELKOM Kandatel Yogyakarta merupakan
salah satu bagian dari manajemen yang berada dibawah naungan Manager
Assistant Manager Dukungan Manajemen (Mandukman).
Public Relation dituntut untu selelu berupaya secara berkelanjutan
meningkatkan value PR dan kompetensi SDM PR yang merupakan elemen
dan arus perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, segala daya dan
upaya tesebut bertujuan untu membentuk niali positif dalam Corporate Image,
Corporate Identity, Corporate Culture dan Corporate Value.
Dari semua kegiatan komunikasi yang dilaksanakan oleh setiap unit
kerja PR memerlukan menentukan sasaran kegiatan yaitu :
1. Public Understanding
Adalah proses komunikasi timbal balik yang mengarah kepada kesadaran
dan pengertian publik akan arah gerak dan langkah (publik dapat
memaklumi akan gerak dan usah perusahaan).
2.Public Confidence
Adalah proses komunikasi timbal balik yang bertujuan untuk meraih
kepercayaan publik terhadap keberadaan dan kegiatan perusahaan.
3. Public Support
Adalah proses komunikasi timbal balik yang bertujuan untuk mendapatkan
dukungan publik terhadap setiap aktivitas perusahaan.
4.Public Cooperation
Adalah proses komunikasi timbal balik yang bertujuan meraih kerjasama
dan peran publik yang sesuai dengan tujuan perusahaan untuk kepentingan
bersama
Ujung dari sasaran akhir ini mengharapkan terbentuknya Corporate
Image, Corporate Identity, Corporate Culture, dan Corporate Value yang
Dari semua sasaran kegiatan PR TELKOM tersebut pada intinya
ditujukan untuk kepuasan publik dan menciptakan suatu image positif dari
publik terhadap perusahaan. Oleh karena itu, PT TELKOM selalu berusaha
BAB IV
PELAKSANAAN MAGANG
Kegiatan Kuliah Kerja Media dilaksanakan pada semester enam
sebagai syarat untuk meraih gelar Ahli Madya jurusan Public
Relation.Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret
Surakarta. Penulis melaksanakan magang di PT. Telkom Kandatel Yogyakarta
yang berlokasi di Jl. Yos Sudarso no. 9 Yogyakarta. Magang dilaksanakan
pada tanggal 1 April sampai dengan 30 April 2008, dimulai pukul 07.30
sampai dengan pukul 17.00 WIB. Dalam pelaksanaan magang tersebut penulis
ditempatkan di bagian Purel dan Kesekretariatan.
A Peran Aktivitas Media Kliping 1. Pengertian Kliping
Kliping adalah guntingan artikel atau berita dari majalah, koran,
dan sebagainya mengenai PT. Telkom dan perusahaan kompetitornya,
yang dianggap penting untuk disimpan dan didokumentasikan. Aktifitas
media kliping merupakan salah satu kegiatan rutin setiap hari yang
dilakukan oleh Manajeman Public Relation PT. Telkom. Aspek – aspek
yang perlu mendapat perhatian dalam pembuatan kliping sekaligus sebagai
aspek penilaian kliping tersebut adalah :
a. Kelengkapan bahan 30 %
- Judul Karya
- Nama pengarang
- Nama koran, majalah, atau tabloid
- Waktu publikasi ( hari, tanggal, dan tahun )
c. Intensitas tanggapan atau analisis 30%
d. Penataan kliping 20%
2. Tujuan Kliping
Tujuan kliping bagi PT. Telkom Kandatel Yogyakarta yaitu Untuk
dokumentasi dan menyalurkan informasi teraktual ke seluruh jajaran
karyawan PT. Telkom. Penyaluran informasi kepada karyawan / staf
dilakukan melalui intranet ( melalui email ) dan melalui mading ( majalah
dinding ).
3. Pengelompokan Berita
Setiap berita yang dikliping telah diklasifikasikan dalam beberapa
kelompok yaitu :
a. Kelompok berdasar jenis beritanya :
- Surat pembaca
- Informasi
- Marketing
- Perusahaan Kompetitor
- Indosat ( IM3. Mentari, Matrix, Star One )
- Telkomsel ( SimPati, Kartu As, Kartu Hallo )
- Dan lain – lain
d. Kelompok Wacana
Segala tulisan / artikel mengenai per-telekomunikasian.
4. Tahap – Tahap Kliping
a. Penyeleksian berita
Adalah mengumpulkan berita / informasi dari segala sumber yang