iv
PERLINDUNGAN HAK MASYARAKAT HUKUM
ADAT KASEPUHAN CIPTAGELAR DALAM
SENGKETA PENGELOLAAN HUTAN ADAT DI
KAWASAN GUNUNG HALIMUN
Yulindasari Yuspradea Prahasta
110110110329
ABSTRAK
Indonesia, merupakan negara kepulauan yang terdiri dari berbagai macam suku dan bangsa. Selain itu, Indonesia pun kaya akan sumber daya alamnya, salah satunya adalah hutan. Ada tiga pihak yang memiliki kepentingan dalam melakukan pengelolaan hutan, yaitu pemerintah, pihak swasta, dan masyarakat hukum adat. Perpindahan hak untuk mengelola tersebut biasanya dilakukan dengan mengabaikan hak-hak dari masyarakat hukum adat sehingga pada akhirnya menimbulkan sengketa antara masyarakat hukum adat dengan pihak swasta atau pemerintah. Salah satunya adalah sengketa yang terjadi antara masyarakat hukum adat Kasepuhan Ciptagelar terkait pengelolaan hutan adat mereka yang dijadikan Taman Nasional Gunung Halimun Salak. Selain itu, tumpang tindih peraturan perundang-undangan yang berlaku juga menyebabkan masyarakat hukum adat kurang mendapatkan perlindungan hukum. Dengan dikeluarkannya Putusan MK 35, hak masyarakat hukum adat untuk mengelola hutan adat mereka semakin dikuatkan. Namun, dalam implementasinya, tidaklah semudah itu untuk kembali mendapatkan hak masyarakat hukum adat tersebut.
Metode penulisan yang penulis gunakan adalah yuridis-normatif, sedangkan jenis data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh melalui studi pustaka. Penelitian ini bersifat deskriptif analitis, yaitu menghubungkan peraturan perundang-undangan dan teori hukum yang berlaku dengan praktik pelaksanaan terkait pengelolaan hutan adat oleh masyarakat hukum adat.
Berdasarkan hasil penelitian, peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai masyarakat hukum adat sudah cukup banyak di Indonesia, namun ada yang sifatnya menguatkan dan ada yang melemahkan hak masyarakat hukum adat. Dalam implementasinya, masyarakat hukum adat, khususnya Kasepuhan Ciptagelar masih kurang mendapatkan perlindungan hukum terkait pengelolaan hutan adat.