• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

5 1. Gastritis Secara Kedokteran Barat

a. Definisi Gastritis

Gastritis berasal dari kata gaster yang artinya lambung dan itis yang berarti inflamasi/peradangan. Gastritis adalah peradangan pada mukosa lambung. Gastritis adalah proses inflamasi pada lapisan mukosa dan submukosa lambung, yang berkembang bila mekanisme protektif mukosa dipenuhi dengan bakteri atau bahan iritan lain (Hirlan, 2009).

Gastritis adalah suatu kondisi dimana terjadi peradangan pada mukosa lambung sehingga mengakibatkan pembengkakan pada mukosa lambung bahkan hingga lepasnya epitel mukosa superfisial yang menyebabkan gangguan saluran pencernaan (Sukarmin, 2012).

b. Klasifikasi Gastritis 1) Gastritis Akut

Gastritis akut merupakan peradangan pada mukosa lambung yang dapat menyebabkan erosi dan perdarahan mukosa lambung akibat dari paparan pada zat iritan. Erosi yang tidak mengenai lapisan otot lambung. Gastritis akut adalah suatu penyakit yang sering ditemukan dan biasanya bersifat jinak dan sembuh sempurna (Suratun dan Lusianah, 2010).

(2)

Inflamasi akut mukosa lambung pada sebagian besar kasus merupakan penyakit yang ringan. Penyebab terberat dari gastritis akut yaitu makanan yang bersifat asam atau alkali kuat, yang dapat menyebabkan mukosa menjadi ganggren atau perforasi. Sehingga dapat membentukan jaringan parut akibat dari obstruksi pylorus (Brunner dan Suddarth, 2006).

2) Gastritis kronik

Gastritis kronik adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang bersifat menahun sering bersifat multi faktor dengan perjalanan klinik bervariasi. Gastritis kronik ditandai dengan atropi progresif epitel kelenjar disertai hilangnya sel parietal dan chief cell di lambung, dinding lambung menjadi tipis dan permukaan mukosa menjadi rata (Brunner dan Suddarth, 2006)

c. Etiologi Gastritis 1. Gastritis akut

Faktor yang menyebabkan gastritis akut menurut (Muttaqin & Arif, 2011), antara lain :

1) Obat- obatan, seperti Obat Anti Inflamasi Nonsteroid/ OAINS.

2) Minuman beralkohol.

3) Stres 2. Gastritis Kronik

Penyebab pasti dari penyakit gastritis kronik belum diketahui,

(3)

tetapi ada dua predisposisi penting yang bisa meningkatkan kejadian gastritis kronik, yaitu infeksi dan non-infeksi (Muttaqin & Arif, 2011).

1) Infeksi

a) Bakteri H. pylori, H. heilmannii, Mycobacteriosis, dan Syphilis.

b) Infeksi jamur.

c) Infeksi virus.

2) Non infeksi.

a) Pemakaian berulang terhadap zat iritan, seperti obat-obatan, alkohol, rokok, dan agens lingkungan

b) Anemia pernisiosa. Penyakit ginjal, atau diabetes militus.

d. Patofisiologi Gastritis

Pertahanan mukosa gastroduodenal dalam keadaan normal merupakan sistem yang mampu melakukan pemulihan dan usia bertahan terhadap bahan-bahan yang merusak seperti : asam lambung, pepsin, enzim pankreas, obat-obatan, bakteri. Pathogenesis dasar terjadinya gastritis adalah karena kerusakan mukosa lambung secara umum yang terjadi karena terdapat gangguan ketidakseimbangan antara faktor-faktor oftensif/agresif (asam lambung pepsin, refluks cawan empedu, NSAIDS (Non Steroid Anti Inflammatory Drug), kortikol steroid, alkohol, alkohol sterpid, nikotin, helicobacteria pylory, stress. Radikal bebas) dan faktor detentif/protektif (mucus, bikarbonat, prostaglandin, phospholipid, sel epitel permukaaan, mikro sirkulasi, motility) dimana faktor agresif lebih dominan dari faktor defensif. Akibat ketidakseimbangan tersebut sehingga

(4)

terjadi peradangan atau inflamasi mukosa, kerusakan jaringan mukosa, sub mukosa sampai lapisan otot saluran cerna makanan bagian atas (Hidayah, 2017)

e. Tanda dan Gejala Gastritis

Manifestasi klinis gastritis akut dapat bervariasi dari keluhan abdomen yang tidak jelas, seperti :

a) Mual, kembung dan muntah, terjadi karena adanya regenerasi mukosa lambung sehingga terjadi peningkatan asam lambung yang dapat mengakibatkan mual hingga muntah (Price & Wilson, 2014;

Misnadiarly, 2009).

b) Nyeri epigastrium, hal ini terjadi karena adanya peradangan pada dinding mukosa lambung (Price & Wilson, 2014; Misnadiarly, 2009).

c) Kehilangan nafsu makan, terjadi karena perut pada bagian atas terasa perih. Hal ini lama-kelamaan dapat menimbulkan berkurangnnya berat badan. (Price & Wilson, 2014; Misnadiarly, 2009).

f. Penatalaksanaan a. Farmakologi

Pasien gastritis mengalami peningkatan sekresi asam lambung, untuk itu digunakan obat antiulcer dengan tujuan menghambat atau menurunkan sekresi asam lambung.

• Ranitidin, diberikan sebelum makan dengan tujuan memaksimalkan penghambatan sekresi asam lambung sebelum adanya rangsangan sekresi asam lambung dari makanan.

(5)

• Antasida bertujuan untuk menetralkan asam lambung dan menghilangkan rasa nyeri

• Sitoproteksi (sukralfat) untuk melindungi mukosa lambung dari serangan asam lambung (Tjay, 2007)

• Ada juga terapi tambahan yang digunakan yaitu larutan elektrolit, analgesik dan antipiretik, dan antidiare (Tjay, 2007)

• Domperidon untuk mengatasi keluhan mual dan muntah yang dialami oleh pasien gastritis (Tjay, 2007)

b. Non Farmakologi a. Herbal

1. Kunyit

Selain penanganna dengan terapi akupunktur juga dapat diberikan terapi herbal dengan menggunakan simplisa dari serbuk kunyit (Curcuma domestica Val). Kunyit memiliki khasiat untuk melancarkan sirkulasi darah, Qi, dan menghambat stres. Organ yang berhubungan dengan lambung yaitu limpa dan hati (Yanfu, 2002). Dengan kandungan kunyit didalamnya seperti Kurkumin pada kunyit untuk gastroprotektis dan antiul vcerogenik kurkumin, desmetoksikurkumin, biosdesmetoksi kurkumin, efektif untuk penyembuhan gangguan saluran cerna dan saluran kemih (Hidayah, 2017).

2. Temulawak

Kandungan kurkumin dalam temulawak mempunyai khasiat

(6)

salah satunya zat aktif dalam temulawak yang fungsinya untuk menghambat pembentukan prostaglandin dan prostasiklin ( menghambat peningkatan keasaman lambung), gastroprotekti (pelindung lambung, menetralisir asam lambung dan meringankan gejala gastritis seperti perih, kembung, mual dan mulas). (Susiloningrum, 2012)

b. Minum Air Putih

Minum air putih sebanyak 8 gelas sehari mampu mengurangi rasa nyeri saat kekambuhan . (Susiloningrum, 2012)

c. Melakukan Pemijatan

Pemijatan dipercaya dapat mengurangi rasa nyeri. Pemijatan dilakukan ringan dengan jari telunjuk membuat gerakan melingkar pada perut. (Susiloningrum, 2012)

(7)

g. Pathway

Gambar 2.1 Pathway gastritis. (Hirlan,2001)

(8)

3. Gastritis Secara Kedokteran Timur a. Definisi Gastritis

Gastritis adalah suatu kondisi peradang pada mukosa lambung.

Gastritis diklasifikasikan dalam dua tipe akut dan kronis. Gastritis akut meliputi akut, gastritis korosif akut, gastritis erosif akut, gastritis purulen akut. Gastritis kronis termasuk gastritis superficial kronis, gastritis hipertrofik kronis. Gastritis yang paling umum di praktik klinis adalah gastritis akut, gastritis yang ditandai dengan gejala seperti distensi dan nyeri di daerah epigastrik, biasanya disertai dengan nafsu makan menurun, perul mual, muntah dan regulasi asam (Bai, 1996)

Lambung berda di dalam rongga perut, ujung bagian atasnya dihubungkan dengan jantung, dan bagian bawahnya dengan usus kecil.

Meridiannya berhubungan luar dalam dengan limpa. Fungsi untanya adalah menerima dan mengolah makanan. Apabila fungsi lambung normal maka Qi lambung turun dan bila fungsi lambung tidak normal maka Qi lambung akan naik ke atas (Hidayah, 2017).

b. Etiologi Gastritis

1) Patogen dingin menyerang lambung

Terlalu banyak makan makanan yang bersifat dingin, hal tersebut menyebabkan lambung mengkerut, hingga wei qi tidak lancar dan menyebabkan nyeri epigastrium.

2) Retensi makanan di lambung

(9)

Diet yang salah kelebihan makanan yang kurang lembut, dan dingin merusak lambung, mengakibatkan nyeri epigastrik.

3) Serangan pada lambung oleh Qi hati

Gangguan emosional menyebabkan stagnasi Qi hati yang tidak dapat melakukan fungsi dalam mengatur kelancaran aliran sirkulasi Qi, dan mengakibatkan nyeri.

4) Pola makan yang tidak teratur

Fungsi lambung adalah menampung dan mencerna makanan apabila makan tidak teratur, terlalu kenyang atau terlalu lapar, atau terlalu banyak makan makanan asam, berlemak, pedas, minuman keras atau terlalu banyak minum obat-obatan yang dapat mengganggu lambung, maka hal tersebut akan melemahkan atau melukai wei qi dan menyebabkan nyeri didaerah epigastrium.

5) Hiperaktifitas hati menyerang lambung

Hati merupakan organ yang bersifat keras karena itu tidak mau ditekan. Apabila terdapat berbagai emosi, misalnya khawatir, merenung, jengkel, dan marah dapat menyebabkan qi dalam hati tidak lancar. Kemudian dapat menyebabkan fungsi darah terganggu dan menyerang ke lambung (Peng dan Xie, 2007)

c. Pathogenesis

Patogen luar dapat masuk ke lambung dan menghalangi/

memblockade sirkulasi Qi, sirkulasi Qi yang terhalang dapat terjadi akibat nafsu makan rendah, pola makan yang tidak baik, atau karena makan

(10)

makanan yang berminyak. Ketika sirkulasi Qi terhalang mengakibatkan Qi lambung gagal untuk turun. Biasanya hati dapat mengatur sirkulasi Qi pada limpa dan lambung, jika hati kehilangan fungsinya dalam despresing (penyebaran) maka akan berpengaruh pada kerja lambung (Shi, 2007).

d. Diferensiasi Sindrom

a). Sindrom Defisiensi Qi lambung karena dingin 1. Manisfestasi

Terlalu banyak makan makanan yang bersifat dingin, hal tersebut menyebabkan lambung mengkerut, hingga wei qi tidak lancar dan menyebabkan nyeri epigastrium. Defisiensi Yang limpa dan lambung mudah untuk akumulasi dingin di internal dan kelemahan anggota gerak badan akan mudah terserang patogen dingin, kegagalan dalam menutrisi lambung sehingga mengakibatkan nyeri.

Ditandai dengan gejala nyeri perut secara tiba-tiba yang di perparah oleh pathogen dingin dan keengganan untuk minum dingin, keinginan untuk minum panas, menyukai kehangatan, rasa nyeri berkurang dengan kehangatan, selaput lidah putih tipis, denyut nadi tegang (Shi, 2007; Sim, 2008).

2. Analisa

Patogen dingin membekukan dan menciutkan segala sesuatu.

Maka adanya patogen dingin dalam lambung menyebakan Yang Qi terhambat dan tidak dapat mengembang, hingga aliran Qi tidak

(11)

lancar. Patogen dingin dapat berkurang apabila dihangatkan, sebaliknya apabila terkena dingin akan menjadi parah, maka penderita secara spontan menginginkan yang panas/hangat, tidak menyukai dingin, demikian juga nyerinya dapat berkurang apabila dihangatkan, sebaliknya bertambah nyeri apabila terkena dingin.

Adanya patogen dingin dalam lambung, menyebabkan Qi lambung berbalik arah naik ke atas, sehingga muntah cairan bening. Lidah pucat menandakan adanya patogen dingin. Nadi tenggelam dan tegang menandakan adanya perasaan nyeri di dalam perut (Sim, 2008).

3. Prinsip terapi

Pada sindrom patogen dingin maka prinsip terapi bertujuan untuk menghangatkan lambung dan menghilangkan dingin pada lambung (Sim, 2008).

4. Titik terapi

1) Weishu (BL 21)

Lokasi titiknya yaitu antara prosesus spinosus vertebra thorakalis XII dengan prosesus spinosus vertebra lumbalis I, 2 jari/1,5 cun lateral meridian GV. Penusukan tegak lurus/miring ke bawah 0,5-0,8 cun. Merupakan titik Shu belakang lambung, berfungsi untuk memperbaiki organ yang bersangkutan

(12)

2) Shangwan (CV 13)

Lokasi titiknya yaitu pada garis sagitalis, 5 cun cranial umbilikus. Penusukan tegak lurus 0,8-1,2 cun. Merupakan titik pertemuan antara meridian CV dengan meridian Yang Ming Lambung, titik yang berdekatan dengan mulut atas lambung (kardia).

3) Liangmen (ST 21)

Lokasi titiknya yaitu pada perut atas, 4 cun di atas umbilikus, 2 cun lateral garis tengah anterior. Penusukan tegak lurus 0,7-1 cun. Apabila ditambah moksa, maka efek menghilangkan patogen dingin, melancarkan, dan menurunkan Qi lambung.

4) Neiguan (PC 6)

Lokasi titiknya yaitu 2 cun proksimal lipat pergelangan tangan, antara tendon m.palmaris longus dan tendon m.fleksor karpi radialis. Penusukan tegak lurus 0,5-1 cun. Merupakan titik dominan dari meridian Yin Wei.

5) Zusanli (ST 36)

Lokasi titiknya yaitu pada anterior kaki, 3 cun di bawah Dubi (ST 35), pada garis penghubung Dubi (ST 35) dan Jiexi (ST 41). Penusukan tegak lurus 0,5-1,5 cun. Merupakan titik He meridian lambung, fungsinya untuk menguatkan fungsi lambung.

(13)

b). Sindrom Retensi Makanan dilambung .

Ditandai dengan distensi dan nyeri epigastrium yang diperparah oleh penekanan, keengganan bau busuk, regurgitasi asam atau muntah makanan yang tidak dapat dicerna, anoreksia, selaput lidah berminyak tebal, denyut nadi licin (Shi, 2007; Sim, 2008).

c). Sindrom Hiperactivitas Qi Hati menyerang lambung

Ditandai dengan distensi epigastrik dan nyeri yang menyebar di daerah hypocondrium, rasa penuh di dada, mendesah, kegilsah, depresi, perasaan cemas, selaput lidah putih tipis dan denyut nadi cepat. (Shi, 2007; Sim, 2008).

d). Sindrom Gastritis karena Defisiensi Yang limpa

Ditandai dengan gejala nyeri epigastrium dan sesansi terbakar di perut, mereda dengan tekanan dan dihangatkan, muntah dengan cairan encer, nafsu makan menurun, kulit pucat, ekstremitas tangan dan kaki dingin , loose tools, selaput lidah putih, denyut nadi lemah. (Bai, , 1996; Sim, 2008).

e). Sindrom Gastritis karena defisiensi Yin Lambung.

Ditandai dengan gejala seperti kurang nafsu makan, kelelahan, demam sore atau sensasi panas, mulut kering, konstipasi, minum dalam porsi sedikit, nyeri epigastrium, mulut terasa pahit. Selaput lidah merah, tipis, denyut nadi cepat (Bai, 1996).

e. Meknisme Akupunktur pada kasus gastritis

Ketika menusuk titik Zusanli (ST 36) dan Liangqiu(ST 34) sensasi

(14)

tusukan jarum yang dihasilkan biasanya adalah merangsang ke dorsum kaki. Pada waktu itu, jika salah satu dapat menerapkan maanipulasi spesifik, seperti bagian bawah Zusanli (ST 36) dengan tekanan dan tusukan jarum menjalar keatas. Sensasi tusukan jarum mungkin dapat menjalar ke paha atau bahkan perut bagian tengah, efek akan jadi jauh lebih baik. Akupoint penting lain pada area refleks lambung adalah Neiguan (PC 6). Mekanisme akupunktur pada terapi gastritis, peptic ulcer, atau reflux esophagitis sangat berhubungan dengan pada sekresi asam lambung dan fungsi saluran pencernaan, setelah penusukan jarum Liangqiu (ST 34), Zhongwan (CV 12), Neiguan (PC 6), dan Zusanli (ST 36), jumlah sel G fluoresensi dan intensitas fluoresensi gastrin pada sel G jelas mengurangi nyeri, mencegah refluksi asam lambung pada pasien dengan terapi akupunktur (Gongwang liu, 1996) .

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa mekanisme aksi dari aktivitas lambung dengan akupunktur di titik Zusanli mungkin menjadi benar dengan dua jalur reseptor H2 dan reseptor M lambung dan dapat dikatakan dalam aspek mengobati penyakit lambung, disebabkan oleh sekresi berlebihan asam lambung (Yong et al, 2012)

Eksperimen ini juga menunjukkan bahwa elektroakupunktur di Zusanli dapat digunakan untuk mengobati beberapa penyakit sistem pencernaan. Akupoint elektroakupunktur mungkin memiliki keuntungan yang lebih dari obat-obatan seperti beberapa efek samping dan efek modulasi dua arah. Penelitian kami telah menyediakan beberapa dasar

(15)

eksperimen untuk pengobatan elektroakupunktur masalah lambung dan penerapan penusukan akupoint dalam praktik klinis (Yong et al, 2012).

f. Terapi akupunktur

a. Titik utama untuk gastritis : 1. ST 36 Zusanli

Gambar 2.2 ST 36 (Zusanli)

Letak yaitu tiga cun dibawah ST 35: Dubi, pada garis penghubung Dubi dan ST 41: Jiexi. Satu jari fibular dari Krista tibialis

Fungsi : Titik ini merupakan titik he meridian lambung, fungsi untuk memperkuat lambung, dan merupakan titik utama yang dipilih untuk semua masalah perut dan usus.

2. BL 21 Weishu

Gambar 2.3 BL 23 (Weishu)

(16)

Letak yaitu antara prosesus spinosus vertebra thorakalis XII sampai prosesus spinosus vertebra lumbalis 1, 2 jari lateral dari meridian Du

Fungsi : Merupakan titik shu belakang lambung untuk nyeri epigastrium, menguatkan limpa dan lambung.

3. PC 6 Neiguan

Gambar 2.4 PC 6 (Neiguan)

Letak yaitu dua cun proksimal lipat pergelangan tangan, antara tendon m.palmaris longus dan tendon m.fleksor karpi radialis Fungsi : Titik Luo meridian pericardium dan Titik induk dari meridian Yin Wei. Berfungsi untuk mengatur aliran qi dan meredakan nyeri lambung, mual, muntah.

4. CV 12 Zhongwan

Gambar 2.5 CV 12 (Zhongwan)

(17)

Letak yaitu pada garis sagitalis medialis, 4 cun kranial umbilicus Fungsi : Titik Mu depan lambung, titik dominan organ Fu, titik pertemuan meridian usus kecil, sanjiao dan lambung.

b. Titik akupunktur berdasarkan diferensiasi sindrom:

a. Defisiensi Qi lambung karena Pathogen dingin

Untuk menghangatkan perut dengan menambahkan dan menusuk Liangqiu (ST 34) dengan menggunakan metode pelemahan dan menggunakan moksibusi untuk Zhongwan (CV 12)

b. Retensi makanan dalam lambung

Tianshu (ST 25) dan Xiawan (CV 10) ditambahkan dan ditusuk dengan menggunakan metode pelemahan untuk mengaktifkan fungsi transportasi dan transformasi dari limpa

c. Hiperaktifitas qi hati

Menambahkan titik Taichong (LR 3), Sanyinjiao (SP 6) dan Yanglingquan (GB 34) dengan menggunakan metode pelemahan untuk meningkatkan hati dan mengatur aliran qi.

d. Api hati

Api hati terhambat dengan menghubungkan dua tindakan Xingjian (LR 2), Taichong (LR 3) dan Yanglingquan (GB 34) ditambahkan dan ditusuk dengan menggunakan metode pelemahan dan Zhongwan (CV 12) yang ditusuk dengan 3 jarum untuk mengambil darah dan kemudian didiamkan selama 10-15 menit

(18)

e. Defisiensi yang limpa dan lambung

Metode penguatan dan menerapkan moksibusi untuk Shenque (CV 8), Zhongwan (CV 12) dan Weishu (BL 21)

f. Defisiensi yin lambung

Pishu (BL 20), Sanyinjiao (SP 6) dan Taixi (KI 3) ditambahkan dan ditusuk dengan menggunakan metode penguatan untuk menguatkan yin lambung ( Bai Xinghua, 1996).

g. Modalitas terapi a. Elektroakupunktur.

Elektroakupunktur memiliki aliran listrik yang keefektivannya tinggi untuk menstimulasisel, jaringan dan keseluruhan sistem dalam tubuh. Oleh karean jarum ditusukan pada lapisan aliran listrik hanya mengalir pada bagian kulit sehingga dapat membantu ketepatan maupun kecepatan terapi akupunktur untuk mencapai tujuan terapi dengan menjaga kenyamanan pasien (Suhariningsih, 2004)

Umumnya elektroakupunktur dilakukan selama 30 menit. Lebih dari rentang waktu tersebut tidak di anjurkan. Frekuensi dan intensitas listrik yang digunakan berbeda, tergantung kondisi pasien. Pemakaian frekuensi rendah bertujuan untuk meningkatkan energi (tonifikasi) dan untuk kondisi penyakit kronis sedangkan pemakaian frekuensi tinggi bertujuan untuk menenangkan (sedasi) dan untuk penderita penyakit akut (Suhariningsih, 2004). Sensasi tersengat nyeri atau sensasi

(19)

perggerakan pada otot merupakan hal yang normal ketika alairan listrik masuk dalam tubuh.

Eletroakupunktur tidak direkomendasi untuk pasien dengan memiliki sejarah epilepsy/ayan. Pada bagian wajah dan kepala serta bagian tengah tubuh digunakan aliran listrik yang kuat (Suhariningsih, 2004)

Kontraindikasi dalam penggunaan elektrostimulator adalah penyakit jantung dan kelainan kelistrikan jantung karena disini kepekaan jantung terhadap rangsang meninggi sehingga kemungkinan timbulnya fibrilasi jantung meninggi bila diberikan rangsang listrik.

Kontraindikasi lainnya meliputi kehamilan trimester pertama, rangsangan pada daerah prekardial, rangsangan daerah sinus karotid, perlukaan akut, daerah patah tulang, infeksi akut, dan daerah keganasan. (Suhariningsih, 2004)

b. (Termal Deep Penetration) TDP

TDP merupakan suatu alat terapi elektromagnetik, dengan fungsi menghangatkan tubuh, meningkatkan metabolisme tubuh, menyeimbangkan gangguan fisiologi, mengatasi peradangan atau inflamasi dan mengurangi nyeri dan dingin. Bentuknya seperti lampu dan terasa hangat. TDP digunakan untuk kasus dengan sindrom internal.

Dikatakan menerima tetapi untuk sementara juga menyimpan sejumlah besar makanan yang masuk ke mulut, dan dilanjutkan ke

(20)

esophagus, kemudian makanan tersebut akan dicerna dan dikirim ke usus kecil.

h. Pemeriksaan Akupunktur

Ada 4 cara pemerikasaan diagnosa untuk melakukan observasi yaitu:

Wang (Pengamatan) merupakan penelitian yang membutuhkan

ketelitian dalam mengobservasi dari berbagai kelainan. Pengamatan ini meliputi Shen (Semangat ), Se (rona wajah), Sing Tay (bentuk tubuh ), dan lidah beserta selaput lidah (Saputra & Idayanti, 2005). Apabila keadaan shen (semangat) pasien dalam keadaan baik, maka muka wajah bercahaya, mata bersinar dan berbicara dengan kosa kata jelas (Saputra

& Idayanti, 2005). Shen (semangat ) yang baik akan memanisfestasikan Jing dan Qi dalam keadaan yang cukup. Apabila Shen (semangat) baik

di jumpai pada orang sakit, berarti Zheng Qi (daya tahun tubuh ) masih dalam keadaan tidak terlalu lemah (Sim, 2002). Bentuk tubuh berkaitan dengan jasmani, keadaan bentuk tubuh biasanya mengekspresikan keadaan Yin, Yang Xue (darah) dan Zheng Qi (daya tahan tubuh ).

Tubuh yang tegap merupakan manifestasi dari organ dalam yang kuat, jika Qi dan Xue cukup walaupun terserang penyakit lainnya, sedikit gemuk, dan dapat berjalan leluasa tanpa bantuan alat dapat menunjukkan kondisi vital dan jasmani yang baik (Maciocia, 2011).

Pengamatan lidah merupakan suatu pilar untuk mendiagnosis karena lidah memberikan tanda-tanda yang kelihatan jelas ketidak

(21)

harmonisan pasien (Maciocia, 2011). Penampilan lidah yang normal merupakan lidah yang bertubuh lentur, dapat bergerak dengan leluasa, berwarna merah sedang dan cerah, tidak terlalu gemuk atau terlalu kurus, di atasnya terdapat tonjolan- tonjolan yang tersebar merata, tertutup oleh lapisan selaput lendir tipis dengan warna putih, tidak terlalu lembab dan tidak terlalu kering (Sim, 2002). lidah yang pucat dan gemuk umunya menandakan bahwa tubuh kekurangan Yang limpa dan ginjal, sehingga menyebabkan Jin Ye (cairan tubuh) tidak dapat disalurkan, dan berakumulasi menjadi pathogen. Tapak gigi biasanya disebabkan lidah yang gemuk tertekan gigi sehingga meninggalkan bekas, tapak gigi pada lidah umunya menandakan bahwa limpa lemah dan terdapat pathogen lembab (Sim, 2002). lidah berfisura umunya menandakan bahwa ada panas atau kekurangan Yin perut baik (Maciocia, 2011).

Wen (Pendengaran dan penciuman) merupakan diagnosi dengan

cara mendengarkan. Cara ini merupakan cara untuk mendengarkan suara, batuk, suara nafas, biccup, sendawa dan borborigmus, atau suara apapun yang dikeluarkan pasien. Sedangkan dalam pemeriksaan penciuman dapat diperiksa dengan indra penciuman adalah bau mulut, bau tinja, dan bau dari berbagai macam benda yang diekskresikan tubuh (Sim, 2002). Pasien dengan suara yang tinggi dan jelas merupakan pertanda dari sindrom ekses, sedangkan suara yang renda dan tidak jelas merupakan tanda dari sindrom defisiensi ( Saputra &

(22)

Idayanti, 2005). Suara sendawa yang disertai bau makanan busuk merupakan gejala pencernaan yang kurang baik. Mengeluarkan suara bersendawa tidak disertai bau busuk merupakan pertanda dari hati dan lambung tidak serasi, atau Qi dari lambung lemah sehingga menyebabkan Qi tidak dapat turun. Bau mulut kurang sedap umunya dikarenakan adanya gangguan pada system pencernaan.(Sim, 2002)

Wun (Anamnesa) adalah teknik betanya kepada pasien tentang

penyakit untuk mengetahui proses patologi yang sedang terjadi (Saputra& Idayanti, 2005). Anamnesa adalah bagaimana cara mencari informasi dengan mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan penyakit atau keluhan utama. Anamnesa juga untuk mengetahui lingkungan hidup pasien, keadaan sebelum terserang penyakit penyakit, asal mula terjadinya penyakit dan perkembangannya, kehidupan sehari- hari serta kebiasaan makan pasien (Sim, 2002);(Saputra & Idayanti, 2005). Masuknya makanan dan minuman yang secara berlebihan, baik kualitas maupun kuantitas berakibat sama, yaitu mengganggu fungsi limpa dan lambung, sehingga gerakan Qi lambung tidak lancar dan secara tidak langsung dapat mengganggu organ lainnya. Kelemahan limpa dan lambung dapat menyebabkan nafsu makan memburuk pada pasien dengan penyakit lama. Menurunnya nafsu makan diikuti rasa tidak enak pada dada abdomen terasa penuh, lidah tebal dengan selaput lidah lengket, terdapat stagnasi Qi dari limpa dan lambung oleh karena retensi makanan atau retensi lembab (Sim, 2002)

(23)

Nafsu makan besar dan mudah lapar pada orang kurus menunjukkan adanya api lambung yang berlebihan. Limpa menyukai kekeringan air dan dingin. Konsumsi makanan berlebih yang bersifat dingin dan mentah sangat sulit untuk dicerna, kedinginan, sakit perut dan kembung. Konsumsi makanan gorengan dan berminyak secara berlebihan dapat menimbulkan lembab sehingga menghalangi fungsi transportasi dan transformasi limpa.

Status Buang air besar, dan Buang air kecil kontipasi terjadi karena feses yang kering, pada umumnya menunjukkan adanya penumpukkan panas atau pemakaian cairan tubuh yang berlebihan. Diare menunjukkan limpa defisiensi atau retensi lembab pada limpa. Feses cair dengan sisa makanan terjadi pada defisiensi Yang dari limpa dan ginjal. Feses yang berdarah dengan mucus dan tenemus adalah akibat lembab panas di usus dan stagnasi Qi pada usus.

Urine kuning menandakan terjadi pada sindrom panas urine yang jernih dan banyak terdapat pada sindrom dingin. Urine yang keruh menunjukkan turunnya lembab panas atau kebocoran dari turbin essence. Urin yang sedikit dan kuning yang disertai rasa nyeri pada saat BAK menunjukkan lembab panas turun ke kadung kemih. Apabila BAK dengan urine menetes atau retensi urine bisa terdapat pada tipe defisiensi dan tipe ekses. Kelelahan Qi ginjal, sehingga menyebabkan terganggunya fungsi kontrol miksi. Sedangkan tipe ekses disebabkan

(24)

oleh obstruksi Qi kandung kemih karena lembap panas turunnya stagnasi darah atau batu.

Cie (Palpasi ) adalah palpasi atau teknik meraba pada nadi atau

bagian tubuh pada keluhan pasien yang dirasakan. Lokasi perabaan nadi adalah di atas pergelangan tangan bagian ventral. Perabaan nadi dibagi menjadi cun kanan, guan kanan , chi kanan, cun kiri, guan kiri , chi kiri. Berikut ini adalah bagian palpasi atau perabaan nadi cun,guan,chi.

Table 2.3 (Pemeriksaa data nadi) )(Saputra & Idiyanti,2005).

Region Nadi Tangan Kanan Tangan Kiri

Cun Jantung

Usus Kecil

Paru-paru Usus Besar

Guan Liver

Kandung Empedu

Limpa Lambung

Chi GinjaL Pericardium

Palpasi nadi dapat memberikan informasi yang sangat rinci mengenai keadaan organ dalam dan mencerminkan keseluruhan Qi dan darah yang kompleks. Nadi normal umumnya antara 60-80 kali per menit, sama dengan empat kali per menit sekali respirasi (Satu kali menarik dan satu kali mengeluarkan udara). Nadi yang mempunyai shen (Semangat) yang baik adalah nadi tenang dan bertenaga. Nadi

yang memanisfestasikan adanya suatu penyakit disebut nadi patologis (Sim, 2002). Nadi benang adalah nadi yang menandakan adanya defisiensi Qi dan Xue. Kegagalan Yin darah untuk menutrisi pembuluh darah. Qi yang terlalu lemah untuk menggerakan darah, sehingga gelombang nadi seperti benang dan kecil. Nadi yang tidak beratur dan

(25)

kasar menunjukkan bahwa adanya stagnasi Qi dan Xue dan menunjukkan adanya penyakit yang disebabkan karena adanya pathogen lembab (Yanfu, 2002 ).

Referensi

Dokumen terkait

Contoh asam yang berasal dari dalam tubuh adalah asam lambung yang dapat berkontak secara langsung dengan gigi pada keadaan muntah atau biasanya pada penderita

Frekuensi makan merupakan jumlah makanan dalam sehari-hari yang dilakukan berulang kali dalam mengkonsumsi makanan baik makanan utama maupun makanan selingan. Frekuensi makan

Sedangkan demineralisasi non karies seperti pada erosi terjadi karena asam yang berasal dari makanan dan minuman, obat-obatan, asam lambung dan dari lingkungan pekerjaan

Yang paling menonjol yaitu melalui mulut manusia yang baru terinfeksi selanjutnya menuju lambung, sebagian kuman akan dimusnahkan oleh asam lambung dan sebagian lagi

Fungsi motorik lambung, yaitu menyimpan makanan dalam jumlah besar sampai makanan tersebut dapat ditampung pada bagian bawah saluran pencernaan, mencampur makanan tersebut

Diantara bahan-bahan berminyak atau berlemak lainnya yang biasa digunakan sebagai basis suppositoria: macam-macam asam lemak yang dihidrogenasi dari minyak nabati seperti

Sedangkan menurut (Putri,dkk 2010) gastritis bisa disebabkan karena beberapa faktor yaitu jadwal makan yang tidak teratur membuat lambung sulit beradaptasi dan dapat

Makanan mempengaruhi perkembangan otak anak, apabila anak mengalami kekurangan makan yang mengandung zat gizi dalam waktu yang berkepanjangan dapat berpengaruh yang tidak baik terhadap