• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN TEMATIK DI KELAS IV A SDIT AL-QUR ANIYYAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN TEMATIK DI KELAS IV A SDIT AL-QUR ANIYYAH"

Copied!
169
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG

MEMPENGARUHI KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN TEMATIK DI KELAS IV A

SDIT AL-QUR’ANIYYAH

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh Mujiati Astuti NIM 11160183000072

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

HIDAYATULLAH JAKARTA

1442/2020

(2)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN

TEMATIK DI KELAS IV A SDIT AL-QUR’ANIYYAH

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh :

Mujiati Astuti NIM. 11160183000072

Di bawah bimbingan :

Anis Fuadah Z, M.Pd.I Dr. Fauzan, M.A

NIP. 198806062015032006 NIP. 197611072007011013

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1442/2020

(3)

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

Skripsi berjudul ―Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keaktifan Belajar Siswa pada Pembelajaran Tematik di Kelas IV A SDIT Al-Qur’aniyyah‖ disusun oleh Mujiati Astuti, Nomor Induk Mahasiswa 11160183000072, Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqosah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.

Tangerang Selatan, 16 Desember 2020

Yang Mengesahkan,

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Anis Fuadah Z, M.Pd.I Dr. Fauzan, M.A

NIP. 198806062015032006 NIP.197611072007011013

(4)
(5)

SURAT PERYATAAN KARYA SENDIRI

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Mujiati Astuti

Tempat/Tanggal, Lahir : Tangerang, 31 Mei 1998

NIM : 11160183000072

Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Judul Skripsi :Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keaktifan Belajar Siswa pada Pembelajaran Tematik di Kelas IV A SDIT Al-Qur’aniyyah Dosen Pembimbing I : Anis Fuadah Z, M.Pd.I

Dosen Pembimbing II : Dr. Fauzan, M.A Dengan ini menyatakan :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli sendiri, yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh Gelar Strata Satu (S1) di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang digunakan dalam penulisan skripsi ini telah dicantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya sendiri atau merupakan plagiat dari hasil karya orang lain, maka saya bersedia menerima konsekuensi berdasarkan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Tangerang Selatan, 16 Desember 2020

Mujiati Astuti

(6)

i

ABSTRAK

Mujiati Astuti, NIM 11160183000072, “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keaktifan Belajar pada Pembelajaran Tematik di Kelas IV SDIT AL-Qur’aniyyah” Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi keaktifan belajar siswa pada pembelajaran tematik di kelas IV SDIT Al-Qur’aniyyah. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode Kualitatif Deskriptif dengan menggunakan teknik pengumpulan data berupa wawancara dan angket. Hasil Penelitian dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi keaktifan belajar siswaa pada pembelajaran tematik di kelas IV A SDIT Al-Qur’aniyyah yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal terdiri dari 1). Faktor Fisiologi yang meliputi, keadaan jasmani dan fungsi jasmani. 2). Faktor Psikologis meliputi, perhatian, tanggapan, ingatan, motivasi dan minat. Kemudian faktor eksternal terdiri dari 1). Faktor Non-sosial yang meliputi tempat, suasana dan fasilitas belajar 2). Faktor Sosial meliputi, guru, teman dan keluarga.

Kata Kunci : Faktor-Faktor, Keaktifan Belajar, Pembelajaran Tematik

(7)

ii

ABSTRACT

Mujiati Astuti, NIM 11160183000072, “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keaktifan Belajar pada Pembelajaran Tematik di Kelas IV SDIT AL-Qur’aniyyah” Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

This research was conducted with the aim of knowing and describing the factors that influence student learning activeness in thematic learning in grade IV SDIT Al-Qur'aniyyah. The research method used in this research is descriptive qualitative method using data collection techniques in the form of interviews and questionnaires. The results of the study can be concluded that the factors that influence student learning activeness in thematic learning in class IV A SDIT Al- Qur'aniyyah are internal factors and external factors. Internal factors consist of 1). Physiological factors which include, physical condition and physical function.

2). Psychological factors include, attention, responses, memory, motivation and interests. Then the external factors consist of 1). Non-social factors which include place, atmosphere and learning facilities 2). Social factors include, teachers, friends and family.

Keywords : Factors, Learning Activeness, Thematic Learning.

(8)

iii

Daftar Isi

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

Daftar Isi ... iii

Daftar Tabel ... v

Daftar Gambar ... vi

Daftar Lampiran ... vii

KATA PENGANTAR ... ix

BAB I ... 1

PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah ... 5

C. Fokus Penelitian ... 5

D. Perumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian ... 6

F. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II ... 7

KAJIAN TEORI ... 7

A. Kajian Teori ... 7

1. Belajar ... 7

2. Keaktifan Belajar Siswa ... 8

3. Pembelajaran Tematik... 22

B. Hasil Penelitian yang Relavan ... 27

C. Kerangka Berpikir ... 29

BAB III ... 31

METODOLOGI PENELITIAN ... 31

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 31

B. Metode Penelitian ... 31

C. Subjek Penelitian ... 32

D. Teknik Pengumpulan Data ... 32

E. Instrumen Penelitian ... 33

(9)

iv

F. Teknik Analisis Data ... 35

G. Keabsahan Data ... 37

BAB IV ... 38

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 38

A. Deskripsi Data dan Hasil Penelitian ... 38

1. Faktor Internal yang Mempengaruhi Keaktifan Belajar Siswa Pada Pembelajaran Tematik di Kelas IV A ... 38

2. Faktor Eksternal yang Mempengaruhi Keaktifan Belajar Siswa Pada Pembelajaran Tematik di Kelas IV A ... 52

3. Keaktifan Belajar Siswa pada Pembelajaran Tematik ... 62

B. Pembahasan ... 66

BAB V ... 77

KESIMPULAN DAN SARAN ... 77

A. Kesimpulan ... 77

B. Saran ... 77

DAFTAR PUSTAKA ... 79

Lampiran - Lampiran ... 81

(10)

v

Daftar Tabel

Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian ... 31

Tabel 3.2 Kisi-kisi Angket Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keaktifan Belajar Siswa ... 33

Tabel 3.3 Skor Jawaban Angket... 36

Tabel 3.4 Kualifikasi Persentase Skor Tiap Butir Pernyataan ... 37

Tabel 4.1 Faktor Keadaan Jasmani ... 38

Tabel 4.2 Faktor Fungsi Jasmani ... 40

Tabel 4.3 Faktor Perhatian ... 42

Tabel 4.4 Faktor Tanggapan ... 44

Tabel 4.5 Faktor Ingatan ... 47

Tabel 4.6 Faktor Motivasi ... 49

Tabel 4.7 Faktor Minat ... 50

Tabel 4.8 Faktor Tempat ... 52

Tabel 4.9 Faktor Suasana ... 53

Tabel 4.10 Faktor Fasilitas Belajar ... 55

Tabel 4.11 Faktor Guru ... 57

Tabel 4.12 Faktor Teman ... 59

Tabel 4.13 Faktor Keluarga... 60

Tabel 4.14 Keaktifan Belajar Visual Activities ... 62

Tabel 4.15 Keaktifan Belajar Oral Activities ... 63

Tabel 4.16 Keaktifan Belajar Listening Activities... 64

Tabel 4.17 Keaktifan Belajar Writing Activities ... 65

Tabel 4.18 Keaktifan Belajar Siswa Pada Pembelajaran Tematik ... 66

(11)

vi

Daftar Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ... 20

(12)

vii

Daftar Lampiran

Lampiran 1 Surat Permohonan Bimbingan Skripsi Pembimbing I ... 82

Lampiran 2 Surat Permohonan Bimbingan Skripsi Pembimbing II ... 83

Lampiran 3 Surat Permohonan Izin Penelitian ... 84

Lampiran 4 Surat Keterangan Penelitian Sekolah ... 85

Lampiran 5 Observasi Pra Penelitian ... 86

Lampiran 6 Kisi-Kisi Intrumen Angket Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keaktifan Siswa Pada Pembelajaran Tematik ... 88

Lampiran 7 Angket Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keaktifan Belajar Siswa pada Pembelajaran Tematik ... 102

Lampiran 8 Pedoman Wawancara Siswa Kelas IV SDIT Al-Qur’aniyyah Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keaktifan Belajar Siswa pada Pembelajaran Tematik di Kelas IV A SDIT Al-Qur’aniyyah ... 106

Lampiran 9 Hasil Wawancara Siswa Kelas IV SDIT Al-Qur’aniyyah Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keaktifan Belajar Siswa pada Pembelajaran Tematik di Kelas IV A SDIT Al-Qur’aniyyah ... 115

Lampiran 10 Pedoman Wawancara Guru Kelas IV SDIT Al-Qur’aniyyah Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keaktifan Belajar Siswa pada Pembelajaran Tematik di Kelas IV A SDIT Al-Qur’aniyyah ... 132

Lampiran 11 Hasil Wawancara Guru Kelas IV A SDIT Al-Qur’aniyyah Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keaktifan Belajar Siswa pada Pembelajaran Tematik di Kelas IV A SDIT Al-Qur’aniyyah ... 139

(13)

viii

Lampiran 12 Lembar Expert Judgment... 147 Lampiran 13 Uji Referensi ... 148

(14)

ix

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan beribu-ribu macam nikmat kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ―Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keaktifan Belajar Siswa pada Pembelajaran Tematik di Kelas IV A SDIT Al-Qur’aniyyah”, shalawat serta salam tak lupa dipanjatkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita semua dari zaman jahiliyah sampai zaman modern seperti sekarang ini.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari bahwa begitu banyak hambatan dan kesulitan yang penulis alami, namun syukur Alhamdulillah berkat doa dan dukungan dari berbagai pihak penulis dapat menyelesaikannya. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, arahan, bimbingan serta dukungan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Ucapan terimakasih khususnya penulis sampaikan kepada :

1. Prof. Dr. Hj. Amany Lubis, Lc., M.A., selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Sururin, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Asep Ediana Latip, M.Pd selaku Ketua Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah yang telah memberikan arahan, motivasi dan memudahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Rohmat Widyanto, M.Pd selaku Sekretaris Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah yang telah memberikan arahan dan motivasi kepada penulis.

5. Anis Fuadah Z, M.Pd.I selaku Dosen Pembimbing I sekaligus Dosen Pembimbing Akademik (PA) yang dengan tulus dan ikhlas telah

(15)

x

meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk selalu memberikan dukungan, arahan, dan bimbingan kepada penulis hingga pada tahap penyelesaian skripsi ini.

6. Dr. Fauzan, M.A selaku Dosen Pembimbing II yang dengan tulus dan ikhlas telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk selalu memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis hingga pada tahap penyelesaian skripsi ini.

7. Seluruh Dosen dan Staff Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah yang telah memberikan ilmu selama perkuliahan hingga akhirnya skripsi ini dapat selesai dengan baik.

8. Abdul Azis, M.Pd selaku kepala sekolah SDIT Al-Qur’aniyyah yang telah memberikan izin peneliti untuk melakukan penelitian di sekolah pimpinannya.

9. Nurul Fadillah, S.Pd selaku Guru Kelas IV SDIT Al-Qur’aniyyah yang telah bersedia membantu penulis dalam meyelesaikan penelitian di SDIT Al-Qur’aniyyah.

10. Seluruh Guru SDIT Al-Qur’aniyyah yang telah bersedia membantu penulis dalam meyelesaikan penelitian di SDIT Al-Qur’aniyyah.

11. Kedua Orang Tua tercinta (Muradi dan Panti Pulara Rachmawati) yang telah mengasuh, membimbing, mendidikan dan berkorban banyak hingga akhirnya penulis mendapatkan gelar Sarjana.

12. Nanda, Arina, Bilal, Alma, Riska, Indy, Puji, Halimah, Maya dan Putra yang telah menjadi teman sekaligus sahabat yang selalu memberikan dukungan dan menjadi tempat penulis untuk berkeluh kesah..

13. Ninda, Aini, Alfi, Nurul Fajriah S, dan Kiki sebagai sepupu yang selalu memberikan dukungan.

14. Jannah, Jihan, Alfi, Putri, Alfiani dan Humaida yang sudah menjadi teman yang baik selama masa perkuliahan serta selalu memberikan saran dan masukan selama penyusuna skripsi ini.

15. Anis Rosidatul Husna, Dwi Mudiawati, Yayuk Lestari sebagai teman seperbimbingan yang selalu memberikan saran dan masukan.

(16)

xi

16. Keluarga Besar PGMI UIN Jakarta Angkatan 2016 yang telah memberikan motivasi kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

17. Teman-teman HMJ PGMI UIN Jakarta yang telah menjadi teman berproses selama masa perkuliahan.

Penulis berharap semoga Allah SWT membalas segala kebaikan atas doa dan dukungan yang diberikan kepada penulis. Terimakasih untuk segala pihak yang turut berkontribusi dalam penyelesaian skripsi ini, mohon maaf penulis tidak dapat menyebutkan satu per satu. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri dan juga bagi para pembaca umumnya.

Tangerang Selatan, 15 Desember 2020

Penulis (Mujiati Astuti)

(17)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu hal yang sangat penting bagi kehidupan. Pendidikan merupakan faktor penunjang agar menghasilkan manusia yang berkualitas. Untuk menghasilkan manusia yang berkualitas tentunya harus melalui proses pendidikan yang berkualitas pula, karena kualitas pendidikan yang dimiliki seseorang akan mampu menentukan kualitas hidupnya dimasa yang akan datang. Kualitas pendidikan dapat diimplementasikan melalui proses pembelajaran yang baik.

Pembelajaran dilaksanakan melalui interaksi antara siswa dengan guru serta lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan oleh guru kepada siswa agar terjadinya proses perolehan ilmu pengetahuan serta pembentukan sikap. Dengan kata lain pembelajaran dilaksanakan untuk membantu siswa agar dapat belajar dengan baik sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran dapat tercapai jika proses pembelajaran dilaksanakan melalui pembelajaran yang aktif.

Pembelajaran yang aktif yaitu pembelajaran yang melibatkan setiap siswa dalam kegiatan pembelajaran. Pembelajaran yang aktif dimaksudkan agar setiap siswa dapat mengoptimalkan seluruh potensi yang dimilikinya sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran secara optimal. Untuk menciptakan pembelajaran yang melibatkan keaktifan siswa diperlukannya kemampuan dari seorang guru, karena guru memiliki peran yang penting dalam setiap proses pembelajaran. Setiap guru hendaknya mengetahui karakter dari masing-masing siswa dan mengetahui faktor-faktor apa saja yang bisa membuat siswanya menjadi aktif sehingga guru dapat menyusun perencanaan pembelajaran dengan baik yang dapat melibatkan setiap siswanya.

(18)

Guru dan siswa masing-masing memegang peranan penting dalam proses pembelajaran. Belajar merupakan perubahan tingkah laku yang didapatkan sebagai hasil dari interaksi antara stimulus dan respon.1 Guru sebagai pemberi stimulus sedangkan siswa memberikan respon dari stimulus yang telah diberikan oleh guru. Guru sebagai seseorang yang mengarahkan dan membimbing siswa untuk belajar dan menemukan sesuatu yang sebelumnya belum diketahui sehingga nantinya dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Selain itu, untuk menciptakan pembelajaran yang aktif guru juga harus tepat memilih dan menggunakan model pembelajaran yang akan digunakan di dalam kelas. Guru hendaknya memilih dan menggunakan model pembelajaran yang banyak melibatkan siswa untuk aktif dalam belajar, karena siswa akan aktif dalam pembelajaran jika model pembalajaran yang direncakan oleh guru mengharuskan siswa untuk terlibat secara aktif baik secara sukarela maupun terpaksa untuk melakukan kegiatan pembelajaran. Seperti yang diungkapkan Slameto bahwa penerimaan pelajaran yang dilakukan dengan aktivitas siswa sendiri memiliki kesan yang tidak akan berlalu begitu saja tetapi dipikirkan, diolah, kemudian dikeluarkan lagi dalam bentuk yang berbeda.2 Guru sebagai pembimbing dan pengarah yang mengemudikan perahu, tetapi tenaga untuk menggerakkan perahu tersebut harus berasal dari siswa itu sendiri.3

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas IV A, guru menggunakan berbagai cara untuk menerapkan pembelajaran aktif diantaranya guru menggunakan beberapa metode pembelajaran seperti metode ekspositori, penugasan, serta kooperatif Team-Assisted Individualization (TAI). Selain itu guru juga selalu mengajak siswa untuk

1 Tutik Rachmawati and dan Daryanto, Teori Belajar Dan Proses Pembelajaran Yang Mendidik, Cet. I. (Yogyakarta: Gava Media, 2015) hlm. 55.

2 Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Memengaruhinya, Cet. IV. (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2003) hlm. 36.

3 Dimyati dan Mudjiono, Belajar Dan Pembelajaran, Cet.II. (Jakarta: PT Asdi Mahasatya, 2002) hlm. 116.

(19)

3

terlibat aktif dan memberikan perhatian lebih kepada siswa dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan setelah menjelaskan pelajaran sehingga terjadinya interaksi antara siswa dan guru pada saat pembelajaran tematik.4

Meski telah diketahuai bahwa belajar memerlukan keterlibatan aktif dari orang yang belajar, namun pada kenyataannya masih menunjukkan hal yang berbeda. Umumnya pembelajaran hanya dilakukan oleh guru sebagai penyampai materi dan siswa sebagai penerima materi.

Beberapa kendala yang ditemukan dalam pembelajaran tematik berdasarkan penelitian terdahulu diantaranya yaitu kurangnya keaktifan dan keantuasiasan siswa dalam pembelajaran tematik, kemudian kurangnya penguasaan model pembelajaran tematik terpadu dari seorang guru, dalam prakteknya guru masih kesulitan dalam hal perpindahan antara muatan mata pelajaran satu dengan muatan mata pelajaran lainnya yang seharusnya dilakukan secara tidak begitu jelas. Kemudian juga pengelolaan kelas yang dilakukan oleh guru kurang maksimal sehingga menyebabkan masih adanya siswa yang ramai dan berbicara sendiri. Guru juga belum bervariasi dalam menggunakan metode dan media pembelajaran.5

Hal ini juga sesuai dengan permasalahan yang ditemukan peneliti di SDIT Al-Qur’aniyyah, berdasarkan hasil wawancara yang disampaikan oleh guru kelas IVA. Beliau mengatakan bahwa keaktifan belajar siswa pada pembelajaran tematik masih lemah. Hal ini dapat dilihat salah satunya dari aktif atau tidaknya siswa bertanya dan memberikan pendapat pada saat pembelajaran. Ketika guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya ataupun memberikan pendapatnya, masih banyak siswa yang hanya diam. Hanya ada satu hingga dua orang siswa yang mengajukan pertanyaan dan memberikan pendapatnya. Itupun merupakan

4 Nurul Fadillah. Wawancara Guru Kelas I. Tangerang Selatan, 13 Desember 2020.

5 Elyana Andra Kharisma, ―Problematika Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Terpadu Tema Peristiwa Alam Kelas I di SD Negeri Mojoluhur,‖ Jurnal Publikasi Ilmiah (UMS, 2018) hlm 3-4.

(20)

orang yang sama yang mengajukan pertanyaan dan menyampaikan pendapat pada pembelajaran sebelumnya. Kemudian juga siswa kurang antusias dalam belajar. Hal ini dapat dilihat ketika pembelajaran masih banyak siswa yang menguap dan mengantuk pada saat guru sedang menjelaskan materi.6

Kemudian guru juga mengaku masih kesulitan untuk mengajarkan mata pelajaran tematik yang harus mengaitkan beberapa mata pelajaran sekaligus sehingga kadang guru masih terlihat perpindahan mata pelajarannya pada saat mengajar. Metode pembelajaran yang digunakan guru juga kurang bervariasi, metode belajar yang biasa digunakan di dalam kelas hanya metode ekspositori, penugasan serta Team-Assisted Individualization (TAI). Kemudian juga pada saat pembelajaran guru tidak menggunakan media pembelajara. Selain itu juga, ketika pembelajaran siswa hanya menggunakan buku paket sebagai bahan belajar di sekolah. Siswa belum menggunakan sumber lain untuk mempelajari materi selain dari penjelasan guru dan buku paket tersebut.7 Beberapa hal tersebut yang menyebabkan lemahnya keaktifan belajar siswa pada saat pembelajaran tematik.

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, peneliti tertarik untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi keaktifan belajar siswa sehingga nantinya setelah mengetahui faktor-faktor tersebut diharapkan guru dapat merencanakan pembelajaran yang melibatkan keaktifan siswa dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhinya sehingga siswa dapat mengembangkan partisipasi dan keaktifan belajarnya pada saat pembelajaran terutama pembelajaran tematik.

Beberapa penelitian yang relavan diantaranya penelitian Maradona (2016) yang berjudul Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keaktifan Belajar Siswa Kelas IV B SD Negeri Tegalpanggung

6 Nurul Fadillah. Wawancara Guru Kelas I. Tangerang Selatan, 13 Desember 2020.

7 Nurul Fadillah. Observasi Awal Guru Kelas IV. Tangerang Selatan, 13 Desember 2020.

(21)

5

Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Endang Trihapsari (2018) yang berjudul Implementasi Pembelajaran Tematik Pada Kurikulum 2013 dalam Mengembangkan Keaktifan Belajar Siswa Kelas 4E MIN Kalibuntu Wetan Kendal Tahun Ajaran 2017/2018.

Berdasarkan latar belakang dan penelitian yang relavan di atas, maka peneliti hendak melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keaktifan Belajar Siswa Pada Pembelajaran Tematik di Kelas IV A SDIT Al-Qur’aniyyah”

B. Identifikasi Masalah

Dari pernyataan di atas, maka dapat diidentifikasikan masalah- masalah dalam pembelajaran, antara lain:

1. Siswa kurang antusias dalam pembelajaran tematik sehingga mengakibatkan lemahnya keaktifan siswa pada pembelajaran tematik.

2. Fasilitas belajar siswa kurang.

3. Metode dan media yang digunakan oleh guru kurang bervariasi.

4. Guru merasa kesulitan untuk mengajarkan pelajaran tematik yang harus mengaitkan beberapa matapelajaran sekaligus.

C. Fokus Penelitian

Fokus penelitian digunakan agar penelitian lebih terarah dan sistematis. Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini difokuskan pada faktor-faktor yang mempengaruhi keaktifan belajar siswa pada pembelajaran tematik semester genap di kelas IV A SDIT Al-Qur’aniyyah.

(22)

D. Perumusan Masalah

Dari latar belakang masalah dan fokus penelitian di atas maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: Bagaimanakah faktor-faktor dapat mempengaruhi keaktifan belajar siswa pada pembelajaran tematik di kelas IV A SDIT AL-Qur’aniyyah?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui dan mendeskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi keaktifan belajar siswa pada pembelajaran tematik di kelas IV SDIT Al-Qur’aniyyah.

F. Manfaat Penelitian

Secara umum manfaat penelitian ini yaitu sebagai informasi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi keaktifan belajar siswa khususnya pada jenjang sekolah dasar.

a. Untuk guru, hasil penelitian ini dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi keaktifan belajar siswa sehingga dapat membantu guru menciptakan suasana belajar yang aktif.

b. Untuk sekolah, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan proses pembelajaran yang dapat mengaktifkan belajar siswa.

c. Untuk mahasiswa calon guru, hasil penelitian ini dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan mengajar sebagai calon guru dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan nantinya.

(23)

7

BAB II KAJIAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Belajar

a. Pengertian Belajar

Berdasarkan kamus besar bahasa Indonesia belajar diartikan sebagai ―usaha memperoleh kepandaian atau ilmu‖.

Definisi ini mengartikan bahwa belajar merupakan usaha yang dilakukan oleh manusia untuk memenuhi salah satu kebutuhannya yaitu ilmu atau kepandaian yang belum dipunyai sebelumnya.

Sejalan dengan hal di atas, Imran dalam Sri Hayati mengemukakan bahwa belajar merupakan upaya manusia yang dimaksudkan untuk menguasai atau mengumpulkan sejumlah pengetahuan.8 Sedangkan menurut Afandi dkk, belajar yaitu interaksi antara pendidik dengan peserta didik yang dilakukan secara sadar, terencana baik didalam maupun di luar ruangan untuk meningkat kankemampuan peserta didik.9

Belajar sebagai salah satu karakteristik yang membedakan manusia dengan makhluk hidup lainnya, belajar merupakan aktivitas yang dilakukan manusia sepanjang hidupnya yang diperoleh dari pelatihan-pelatihan atau pengalaman-pengalaman hidupnya.10 Lebih lanjut Ahmad Susanto menjelaskan pengertian belajar yaitu aktivitas yang dilakukan seseorang dengan sengaja dan dalam keadaan sadar untuk memperoleh suatu konsep, pengetahuan, pemahaman baru sehingga terjadinya perubahan

8 Sri Hayati, Belajar dan Pembelajaran Berbasis Cooperative Learning (Magelang:

Graha Cendekia, 2017) hlm 1.

9 Muhamad Afandi, Evi Chamalah, dan Oktarina Puspita Wardani, Model dan Metode Pembelajaran Di Sekolah, Cet. I. (Semarang: Unissula Press, 2013) hlm 3.

10 Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, Teori Belajar Dan Pembelajaran (Yogyakarta: Ar- Ruzz Media, 2015) hlm 14.

(24)

perilaku yang relatif tetap baik dalam berpikir, bertindak, mampun merasa.11

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu aktivitas yang dilakukan oleh manusia untuk mengembangkan kemampuannya ataupun mendapatkan ilmu pengetahuan baru sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungan sekitarnya. Dalam dunia pendidikan, belajar merupakan interaksi antara peserta didik, pendidik, dan lingkungan yang dilakukan baik di dalam ruangan maupun di luar ruangan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh peserta didik sehingga nantinya dapat mencapai tujuan pembelajaran.

2. Keaktifan Belajar Siswa

a. Pengertian Keaktifan Belajar Siswa

Dalam proses kegiatan pembelajaran di rancang untuk membelajarkan siswa. Oleh karena itu, siswa memegang peranan yang penting sebagai subjek belajar. Dengan itu, pendidikan mengarahkan seorang guru untuk merancang pembelajaran yang dapat menciptakan keaktifan siswa melalui berbagai interaksi dan juga pengalaman belajar. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata ―aktif‖ mempunyai arti giat (bekerja, berusaha) sedangkan

―keaktifan adalah kegiatan‖.12 Pembelajaran yang aktif yaitu pembelajaran yang memerlukan keaktifan dari siswa dan juga dari guru secara fisik, mental, emosional bahkan moral dan spiritual.13 Pembelajaran yang aktif juga berarti guru harus merancang suasana belajar sehingga siswa aktif mengajukan pertanyaan,

11 Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran Di Sekolah Dasar (Jakarta: Kencana, 2012) hlm 4.

12 Tim penyusun kamus pusat bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi 3 (Jakarta:

Balai Pustaka, 2002) hlm 23.

13 Muhammad Noor, Pembelajaran Aktif Inofatif Kreatif Efektif Menyenangkan Gembira Dan Berbobot (PAIKEM GEMBROT) (Jakarta: Multi Kreasi Satudelapan, 2010) hlm 25.

(25)

9

mengemukakan gagasan/pendapat, serta mencari data dan informasi yang mereka perlukan untuk memecahkan masalah.14

Dengan begitu, keaktifan belajar siswa berarti mencakup keterlibatan siswa dalam bentuk pikiran, sikap dan juga aktivitas dalam kegiatan pembelajaran sehingga dapat mencapai keberhasilan dalam proses pembelajaran serta mendapatkan manfaat dari proses pembelajaran tersebut. Keaktifan siswa dalam pembelajaran merupakan hal yang penting dan perlu diperhatikan oleh seorang guru, karena dengan terlaksananya pembelajaran yang menciptakan keaktifan belajar siswa, maka lambat laun dapat mengantarkan siswa untuk belajar mandiri. Seperti yang dijelaskan oleh Muhammad Noor bahwa belajar aktif yaitu cara pandang yang menganggap belajar sebagai kegiatan yang membangun makna terhadap pengalaman dan informasi, yang dilakukan oleh si pembelajar bukan oleh pengajar, dalam hal ini pembelajar tidak bergantung dengan pengajar dalam menemukan dan mempelajari hal-hal baru.15

Namun, keaktifan siswa dalam pembelajaran bukan berarti siswa sepenuhnya menggantikan peran guru dalam pembelajaran. Tetapi aktivitas belajar siswa diciptakan dan dikondisikan oleh guru sebagai fasilitator ataupun mediator siswa dalam mempelajari hal-hal baru.16 Oleh karena itu, proses pembalajaran yang didesain oleh guru haruslah berorientasi pada keaktifan belajar siswa, sehingga baik siswa maupun guru dapat melaksanakan perannya masing-masing. Keaktifan siswa dalam pembelajaran bertujuan agar memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik secara

14 Dasim Budimansyah, PAKEM Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PT Ganesindo, 2009) hlm 70.

15 Noor, loc.cit.

16 Rusman, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalitas Guru, Cet. V.

(Jakarta: Rajawali Pers, 2012) hlm 394.

(26)

seimbang. Dari sini siswa tidak hanya cerdas intelektual saja akan tetapi diimbangi dengan sikap dan keterampilan yang baik pula.

Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk kegiatan berupa kegiatan fisik yang mudah diamati seperti berdiskusi, mengumpulkan data, mengerjakan tugas dan lain sebagainya dan kegiatan psikis yang sulit diamati seperti mendengarkan dan menyimak. Sehingga keaktifan siswa tidak hanya ditentukan oleh aktivitas fisik saja, akan tetapi ditentukan oleh aktivitas non-fisik seperti mental, intelektual, dan emosional.17

Berdasarkan beberapa teori di atas, maka dapat disimpulkan bahawa keaktifan belajar yaitu kegiatan di mana seorang guru sebagai mediator atau fasilitator belajar dapat menciptakan suasana belajar yang sedimikian rupa sehingga siswa aktif dalam proses pembelajaran. Aktif dalam proses pembelajaran yang dimaksud yaitu siswa aktif dalam bertanya, menjawab, mengemukakan gagasan atau pendapatnya serta mampu menyelesaikan masalah.

b. Indikator Keaktifan Belajar

Untuk mengetahui tingkat keaktifan belajar siswa bisa diukur melalui indikator keaktifan belajar. Menurut Nana Sudjana dalam Tamiyatun menyebutkan bahwa keaktifan siswa dalam pembelajaran dapat dilihat dari beberapa hal, sebagai berikut :

1) Ikut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya.

2) Terlibat dalam pemecahan permasalahan.

3) Mengajukan pertanyaan kepada guru atau siswa lainnya apabila tidak memahami suatu persoalan.

4) Berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk memecahkan masalah yang dihadapinya.

5) Melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan intruksi guru.

17 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Cet.

VII. (Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2010) hlm 141.

(27)

11

6) Menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang diperolehnya.

7) Melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah sejenis.

8) Menggunakan kesempatan atau menerapkan apa yang telah diperolehnya dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapinya.18

Kemudian menurut Diedrich dalam Sardiman mengemukakan beberapa indikator keaktifan belajar siswa sebagai berikut :

1) Visual activities, misalnya aktivitas membaca, memperhatikan guru menjelaskan, melakukan percobaan,

2) Oral activities, misalnya siswa mengajukan pertanyaan, memberikan pendapat serta saran, melaksanakan diskusi, melakukan wawancara.

3) Listening activites, misalnya mendengarkan penjelasan, percakapan, diskusi, music, pidato.

4) Writing activities, misalnya menulis laporan, cerita, karangan.

5) Drawing activities, misalnya menggambar, membuat grafik, peta,diagram.

6) Motor activities, misalnya melakukan percobaan, membuat konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun, beternak.

7) Mental activities, misalnya menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan.

8) Emotional activities, seperti menaruh minat, merasa bosan,gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup.19

18 Tumiyatun, ―Peningkatan Keaktifan Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Pembelajaran Pkn Siswa Kelas V Sd Negeri 03 Wonorejo, Gondangrejo Karanganyar Tahun Pelajaran 2012/2013 Jurnal,‖ Jurnal Teknologi (UMS, 2013), hlm 2.

(28)

Untuk mencapai hal tersebut tentunya diperlukan peran dari seorang guru, guru sebagai perencana kegiatan pembelajaran harus dapat merancang kegiatan pembelajaran sedemikian rupa agar pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan dapat merangsang siswa agar dapat terlibat aktif dalam pembelajaran.

Selanjutnya Noor menjelaskan beberapa kriteria suasana belajar aktif. Suasana belajar aktif yaitu suasana belajar mengajar yang membuat siswa memperoleh pengalaman, berinteraksi, berkomunikasi, dan merenungkan gagasannya.

1) Pengalaman

Anak akan lebih mengerti jika belajar sambil melakukan.

Pengalaman langsung dapat mengaktifkan lebih banyak indra daripada hanya melalui mendengarkan penjelasan dari guru.

2) Interaksi

Belajar dapat terjadi dan meningkat kualitasnya apabila terdapatnya interaksi dengan orang lain. Interaksi dapat berupa diskusi, tanya jawab, salin menjelaskan dan lain-lain.

3) Komunikasi

Pengungkapan pikiran dan perasaan secara lisan maupun tulisan, pengungkapan pikiran dalam rangka mengungkapkan gagasan yang dimiliki atau menilai/menanggapi gagasan orang laian akan memantapkan pemahaman seseorang tentang apa yang sedang dipikirkan atau dipelajarinya.

4) Refleksi

Apabila seseorang mengungkapkan gagasannya kepada orang lain kemudian mendapatkankan tanggapan maka orang itu akan merenungkan kembali (refleksi) gagasannya, lalu melakukan perbaikan sehingga nantinya memiliki gagasan yang lebih mantap. Refleksi dapat terjadi akibat dari interaksi dan

19 Sardiman, Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2011)hlm 101.

(29)

13

komunikasi. Umpan balik dari guru atau siswa lain kepada siswa lainnya, yang berupa pertanyaan menantang (membuat siswa berpikir) dapat merupakan pemicu bagi siswa untuk melakukan refleksi tentang apa yang sedang dipikirkan atau dipelajari.20

Dalam pembelajaran aktif siswa dan guru harus saling berperan secara aktif dalam kegiatan pembelajaran. Guru dan siswa sama-sama mengambil peran yang penting. Tugas guru dalam pembelajaran yang aktif, yaitu :

1) Mendesain tahap skenario pembelajaran yang akan dilaksanakan di kelas.

2) Merancang strategi pembelajaran yang akan dipakai.

3) Membayangkan interaksi apa yang mungkin akan terjadi antara gutu dan siswa selama pembelajaran berlangsung.

4) Menemukan keunikan siswa, dalam hal ini guru berusaha mencari sisi cerdas dan modalitas belajar siswa dengan demikian sisi kuat dan sisi lemah siswa menjadi perhatian yang setara dan seimbang.

5) Penilaian terhadap siswa harus transparan dan adil baik secara kognitif, afektif, maupun psikomotorik.

6) Melakukan macam-macam penilaian misalnya tes tulis, performa (penampilan saat presentasi, debat, dan lain- lain) serta penugasan atau proyek.

7) Membuat portofolio pekerjaan siswa.21

Kemudian tugas siswa dalam pembelajaran yang aktif, adalah :

1) Menggunakan kemampuan bertanya dan berpikirnya.

2) Melakukan riset sederhana.

20 Noor, op.cit., hlm 27.

21 Ibid., hlm 28.

(30)

3) Mempelajari ide-ide serta konsep-konsep baru dan menantang.

4) Memecahkan masalah (problem solving).

5) Belajar mengatur waktu dengan baik.

6) Melakukan kegiatan belajar secara sendiri ataupun kelompok (belajar menerima pendapat orang lain, siswa belajar menjadi team player).

7) Mengaplikasikan hasil pembelajaran lewat tindakan atau action.

8) Melakukan interaksi sosial (wawancara, survey, observasi, dan lain-lain).

9) Banyak melakukan kegiatan secara berkelompok.22

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keaktifan Belajar Siswa

Dalam proses pembelajaran, keberhasilan keaktifan belajar siswa dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya23:

1) Guru

Ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi keaktifan belajar siswa dari sudut pandang guru, yaitu:

a) Kemampuan Guru

Kemampuan dari seorang guru merupakan faktor utama yang dapat mempengaruhi keberhasilan dalam pembelajaran yang aktif. Guru yang memiliki kemampuan yang tinggi akan berpikir kreatif dan inovatif dalam menciptakan suasana belajar yang dapat merangsang siswanya untuk terlibat aktif dalam pembelajaran, guru juga akan mencoba dan terus mencoba menerapkan berbagai

22 Ibid.,

23 Sanjaya, Op.Cit., hlm 143-146.

(31)

15

penemuan baru yang dianggapnya lebih baik dalam membelajarkan siswanya.

Kemampuan guru tersebut bukan hanya dalam segi perencanaan pembelajaran akan tetapi dalam proses dan evaluasi pembelajaran pula. Kemampuan guru dalam proses pembelajaran berkaitan erat dengan cara seorang guru mengimplementasikan kemampuan dasar mengajar yang dimilikinya dengan melaksanakan pembelajaran menggunakan berbagai media serta model pembelajaran yang dianggap dapat membuat siswaya terlibat dalam setiap aktivitas pembelajaran.

b) Sikap Profesional Guru

Guru yang profesional tentu saja memiliki kemampuan yang baik dalam mengajar. Kemampuan tersebut digunakan guru dalam mengajar di dalam kelas.

Keberhasilan siswa dalam belajar dipengaruhi juga oleh kemampuan guru yang profesional. Guru profesional adalah seseorang yang memiliki keahlian atau kemampuan dalam membimbing da membina peserta didik, baik dari segi intelektual, spiritual, maupun emosional.24

Sikap profesional guru berhubungan dengan motivasi yang tinggi dalam melaksanakan tugas mengajarnya. Guru yang profesional selamanya akan berusaha untuk mencapaihasil yang optimal. Ia tidak akan merasa puas dengan hasil yang telah dicapai. Oleh karenanya ia akan selalu belajar untukmenambah wawasan ilmu pengetahuan dan meningkatkan kemampuan dan keterampilannya.

c) Latar Belakang Pendidikan dan Pengalaman Mengajar Guru

24 Muhlison, ―GURU PROFESIONAL (Sebuah Karakteristik Guru Ideal Dalam Pendidikan Islam),‖ Jurnal Darul ’Ilmi, Vol 2, no. 2 (2014), hlm 49.

(32)

Latar belakang pendidikan dan pengalaman mengajar guru akan sangat berpengaruh dalam implementasi pembelajaran aktif.

Guru yang memiliki pemahaman tentang psikologi perkembangan anak akan ditandai oleh perasaan menghargai terhadap seluruh usaha yang telah dilakukan oleh siswa. Oleh karena itu, guru tidak akan menempatkan siswa sebagai objek yang harus dijejali dengan materi pelajaran akan tetapi ia akan memandang siswa sebagai subjek belajar yang memiliki potensi untuk dikembangkan sehingga ia akan mendesain perencanaan pembelajaran yang dapat mendorong siswa aktif dan kreatif dalam setiap kegiatan belajarnya.

Demikian pula halnya dengan pengalaman mengajar. Guru yang telah memiliki jam terbang mengajar yang banyak akan memungkinkan ia lebih mengetahui berbagai hal yang akan terjadi dalam setiap proses pembelajaran.

2) Sarana Belajar a) Ruang Kelas

Kondisi ruang kelas juga menjadi salah satu faktor yang mempengartuhi keberhasilan pembelajaran aktif.

Misalnya, ruang kelas yang bersih akan membuat siswa merasa nyaman dalam belajar dibandingkan dengan kondisi kelas yang kotor.

b) Media dan Sumber Belajar

Pembelajaran aktif merupakan pembelajaran yang menggunakan multimetode dan multimedia. Artinya, melalui pembelajaran aktif memungkinkan siswa untuk belajar dari berbagai sumber informasisecara mandiri, baik dari media grafis atau dari mediaelektronik.

(33)

17

3) Lingkungan Belajar

Ada dua hal yang termasuk ke dalam faktor lingkungan belajar, yaitu lingkungan fisik dan lingkungan psikologis.

Lingkungan fisik meliputi keadaan dan kondisi sekolah, apabila sekolah berada di dekat terminal atau pasar yang bising misalnya, tentu saja akan mempengaruhi kenyamanan anak dalam belajar.

Sedangkan yang dimaksud lingkungan psikologis yaitu iklim sosial yang ada di lingkungan sekolah itu. Misalnya, hubungan yang terjadi antara guru dengan guru, antara guru dengan kepala sekolah, termasuk hubungan antara pihak sekolah denganorang tua.

Kemudian Ahmadi dalam jurnal Aden dkk, mengemukakan faktor yang mempengaruhi keaktifan belajar siswa dibagi menjadi dua macam, yaitu :

1) Faktor Internal ( Faktor dalam diri manusia itu sendiri) meliputi faktor fisiologis dan psikologi.

2) Faktor Eksternal ( Faktor dari luar diri manusia) meliputi faktor sosial dan non-sosial.25

Maradona dalam penelitiannya menyebutkan beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi keeaktifan belajar siswa dibagi menjadi 2 yaitu faktor internal dan faktor eksternal.26 Faktor internal yang mempengaruhi keaktifan belajar siswa yaitu :

1) Faktor fisiologis (keadaan fisik dan jasmani), keadaan fisik meliputi keadaan pancaindra yang berfungsi dengan baik.

Sedangkan keadaan jasmani yaitu segar atau tidaknya tubuh siswa pada saat pembelajaran.

25 Aden Muhammad Kosasih and Sri Mulyani, ―Penerapan Model Kooperatif Tipe Team Accelerated Intruction (Tai) Untuk Meningkatkan Keaktifan Dan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Pembelajaran Tematik,‖ Didaktik : Jurnal Ilmiah PGSD STKIP Subang 2, no. 2 (2017), hlm 413.

26 Maradona, ―Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keaktifan Belajar Siswa Kelas IV B SD,‖ Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Edisi 17 (2016), 1623-1627.

(34)

2) Faktor psikologis (perhatian, ingatan, dan tangapan), perhatian yaitu perhatian siswa dalam menyimak penjelasan dari guru atau orang lain yang sedang berbicara. Ingatan yaitu kemampuan siswa mengingat materi pelajaran. Sedangkan tanggapan yaitu tanggapan siswa dalam pembelajaran, baik itu menanggapi jawaban dari guru dan teman ataupun memberi pertanyaan atas materi yang belum dipahaminya.

Sedangkan, faktor eksternal yang mempengaruhi keaktifan belajar siswa, yaitu :

1) Faktor nonsosial (tempat dan fasilitas), tempat yaitu posisi sekolah dan ruang kelas sedangkan fasilitas yaitu sarana belajar yang terdapat disekolah.

2) Faktor sosial (guru dan teman sebaya), kemampuan guru dalam menciptakan suasana belajar yang aktif dapat mempengaruhi keaktifan belajar siswa. Kemudian juga kehadiran teman sebaya yang ada disekeliling siswa juga dapat mempengaruhi keaktifan siswa.

Selanjutnya Muhibbin dalam Bakhrul Ulum menyebutkan bahwa ada 3 faktor yang mempengaruhi keaktifan belajar siswa, yaitu faktor internal (faktor dari dalam diri siswa), faktor eksternal (faktor dari luar siswa), dan faktor pendekatan belajar (approach to learning)27

Lebih lanjut Baharuddin dan Esa menjelaskan bahwa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keaktifan belajar siswa terbagi menjadi 2 yaitu faktor internal dan faktor eksternal.28 Faktor internal siswa meliputi :

1) Faktor Fisiologi

a) Keadaan Jasmani, keadaan jasmani siswa sangat mempengaruhi aktivitas belajar seseorang. Kondisi fisik

27 Bakrul Ulum, ―Keaktifan Belajar Siswa,‖ 2020,

http://blogeulum.blogspot.com/2013/02/keaktifan-belajar-siswa.html.

28 Baharuddin and Esa, Op.cit., hlm 23-34.

(35)

19

siswa yang sehat dan bugar akan memberikan pengaruh yang positif terhadap kegiatan belajar individu. Sebaliknya, kondisi fisik siswa yang lemah atau sakit dapat menghambat siswa belajar.

b) Fungsi jasmani/Pancaindra, siswa yang memiliki pancaindra yang berfungsi dengan baik dapat memudahkan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

2) Faktor Psikologis

a) Kecerdasan/Inteligensi siswa, semakin tinggi tingkat kecerdasan siswa maka semakin besar pula peluang siswa untuk mencapai sukses dalam belajar. Begitupun sebaliknya, semakin rendah tingkan kecerdasan siswa maka semakin sulit siswa mencapai sukses dalam belajar. oleh karena itu diperlukan bimbingan dari guru, orang tua, dan lingkungan belajar lainnya.

b) Motivasi, motivasi mendorong siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Motivasi dibagi menjadi dua yaitu motivasi intrinsik yang berasal dari dalam diri siswa untuk melakukan sesuatu dan motivasi ekstrinsik yang berasal dari luar diri siswa tetapi memberi pengaruh terhadap kemauan untuk belajar. Dalam proses belajar, motivasi intrinsik memiliki pengaruh yang lebih efektif dibanding motivasi ekstrinsik, karena motivasi instrinsik relatif lebih dalam dan tidak bergantung pada motivasi dari luar diri individu.

c) Minat (Interest), berarti kecenderungan, kegairahan dan keinginan yang besar terhadap sesuatu.

d) Sikap, yaitu gejala internal dimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon suatu objek.

e) Bakat, kemampuan potensial yang dimiliki siswa untuk mencapai keberhasilan.

(36)

Kemudian, faktor eksternal yang dapat mempengaruhi proses belajar yaitu:

1) Lingkungan sosial, meliputi lingkungan sosial sekolah (guru, teman-teman, administrasi), lingkungan sosial masyarakat (tempat tinggal siswa), lingkungan sosial keluarga.

2) Lingkungan non-sosial, meliputi lingkungan alamiah (kondisi ruangan), faktor instrumental (gedung sekolah, alat-alat belajar, fasilitas belajar, kurikulum, dll)

3) Faktor materi pelajaran (yang diajarkan ke siswa), kemampuan guru dalam menguasai materi pelajaran dan metode mengajar guru.

Selanjutnya Sumandi Suryabrata menjelaskan faktor- faktor yang mempengaruhi keaktifan belajar, yaitu diklasifikasikan menjadi beberapa macam. Yang pertama faktor yang berasal dari dalam diri pelajar (faktor internal) meliputi:

1) Faktor Fisiologi

Faktor fisiologi dibagi menjadi dua macam, yaitu keadaan tonus jasmani dan juga keadaan fungsi-figsi fisiologis.

Keadaan jasmani dapat mempengaruhi aktivitas dalam belajar, karena sesunggunya keadaan jasmani yang segar akan lain penaruhnya dengan keadaan jasmani yang tidak segar.

Kemudian keadaan jasmani yg lelah akan lain pengaruhnya juga dengan keadaan jasmani yang tidak lelah. Selain itu, fungsi jasmani atau fungsi fisiologis seperti pancaindra yang bekerja dengan baik akan mempengaruhi proses pembelajaran.

2) Faktor Psikologis

Faktor-faktor psikologis dalam belajar yang dapat mempengaruhi keaktifan belajar siswa yaitu perhatian siswa, pengamatan, tanggapan dan variasinya, fantasi, ingatan, berpikir, perasaan, motif-motif, dan cita-cita siswa.

(37)

21

Yang kedua, yaitu faktor-faktor yang berasal dari luar diri pelajar (faktor eksternal) meliputi:

1) Faktor non-sosial

Faktor-faktor dalam kelompok ini bisa dikatakan tidak terhitung jumlahnya, seperti keadaan udara, suhu udara, cuaca, waktu, tempat, alat-alat yang dipakai untuk belajar, dll.

2) Faktor sosial

Faktor sosial yang dimaksud di sini yaitu faktor kehadiran manusia.29

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, pada penelitian ini peneliti mengembangkan faktor-faktor keaktifan belajar yang memengaruhi keaktifan belajar siswa yaitu meliputi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal sebagai berikut:

1) Faktor Fisiologi meliputi keadaan jasmani dan fungsi jasmani/pancaindra.

a) Keadaan jasmani yaitu kondisi kesehatan atau segar tidaknya siswa pada saat pembelajaran.

b) Fungsi jasmani/pancaindra yaitu keadaan pancaindra siswa yang berfungsi dengan baik.

2) Faktor Psikologi meliputi perhatian, tanggapan, ingatan, motivasi dan minat.

a) Perhatian, yaitu kondisi siswa dalam memperhatikan atau menyimak penjelasan dari guru mampun orang lain yang sedang berbicara.

b) Tanggapan, yaitu tanggapan siswa pada saat pembelajaran.

Seperti menyampaikan pendapat, menjawab pertanyaan dari guru serta mengajukan pertanyaan.

c) Ingatan, yaitu kemampuan siswa dalam mengingat materi pelajaran.

29 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan (Jakarta: Rajawali Pers, 2014) hlm 233.

(38)

d) Motivasi, yaitu dorongan yang timbul pada diri seseorang dalam melakukan sesuatu.

e) Minat, yaitu kecenderungan dalam melakukan sesuatu.

Sedangkan faktor eksternal sebagai berikut:

1) Faktor non-sosial meliputi tempat dan suasana belajar, fasilitas belajar.

a) Tempat dan suasana belajar, keadaan tempat dan suasana pada saat pembelajaran.

b) Fasilitas belajar, sarana yang terdapat di sekolah yang dapat mendukung kegiatan belajar.

2) Faktor sosial meliputi guru, teman sebaya dan keluarga.

a) Guru, kemampuan guru dalam menciptakan kondisi belajar yang aktif. Seperti penggunaan metode pembelajaran yang bervariasi, penggunan media pembelajaran serta cara penyampaian materi dari guru.

b) Teman sebaya, kehadiran teman sebaya yang mengajak siswa untuk mengikuti pembelajaran dengan baik atau malah mengajak siswa bermain pada saat pembelajaran.

c) Keluarga, sikap dan dukungan dari keluarga.

3. Pembelajaran Tematik

a. Pengertian Pembelajaran Tematik

Menurut Depdiknas pembelajaran tematik merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan atau memadukan beberapa Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator dari kurikulum atau Standar Isi (SI) dari beberapa matapelajaran menjadi satu kesatuan yang dikemas dalam satu tema.30 Pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang dikemas berdasarkan tema-tema tertentu.31 Pembelajaran tematik

30 Depdiknas, Pembelajaran Tematik Di Sekolah Dasar (Sleman, 2009).

31 Trianto, Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik Bagi Anak Usia Dini TK/RA &

Anak Usia Kelas Awal SD/MI (Jakarta: Kencana, 2011) hlm 147.

(39)

23

akan mengaitkan konsep-konsep pada beberapa mata pelajaran kemudian disajikan dalam satu tema. Menurut Retno Widyaningrum menjelaskan bahwa pembelajaran tematik yaitu pembelajaran yang dilaksanakan berdasarkan tema dalam mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pembelajaran yang penuh makna kepada siswa.32 Pembelajaran tematik lebih menekankan pada keterlibatan siswanya secara aktif dalam proses pembelajaran sehingga siswa tersebut dapat memperoleh pengalaman langsung dalam pembelajaran serta dapat terlatih untuk menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajarinya. Sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Andi Prastowo bahwa pembelajaran tematik merupakan pembelajaran terpadu yang menekankan keterlibatan siswa dalam pembelajaran, pada proses pembelajaran siswa diminta untuk memecahkan masalah sehingga timbul daya kreativitas siswa dalam memecahkan masalah tersebut.33 Kemudian Mamat, dkk dalam Andi menjelaskan bahwa dalam pembelajaran tematik siswa tidak hanya belajar untuk mengetahui (Learning to know) tetapi lebih dalam lagi yaitu belajar untuk melakukan (Learning to do), belajar untuk menjadi (Learning to be), dan belajar untuk hidup bersama (Learning to live together)34

Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran tematik yaitu pembelajaran yang diterapkan pada jenjang sekolah dasar dimana dalam pembelajaran tersebut mengaitkan beberapa mata pelajaran yang disajikan dalam bentuk tema. Pada pembelajaran tematik ini diperlukannya

32 Retno Widyaningrum, ―Model Pembelajaran Tematik di MI/SD,‖ Journal of Sciences, Islamic Republic of Iran, Vol. 10, No. 1 (2012) hlm 15.

33 Andi Prastowo, Analisis Pembelajaran Tematik Terpadu (Jakarta: Kencana, 2019) hlm.

4.

34 Ibid.,

(40)

keterlibatan siswa secara langsung dalam mencari, memahami, serta memecahkan masalah yang dihadapinya.

b. Karakteristik Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik sebagai suatu pembelajaran yang diterapkan pada jenjang sekolah dasar tentunya memiliki karakteristik, Depdiknas (2006) dalam Trianto menyebutkan bahwa karakteristik pembelajaran tematik yaitu : (1) pembelajaran yang berpusat pada siswa; (2) memberikan pengalaman langsung dalam setiap pembelajarannya; (3) tidak terlihat begitu jelas pemisahan mata pelajaran karena disajikan berdasarkan tema;

menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran; (4) bersifat fleksibel; (5) hasil pembelajaran yang didapatkan sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa; (6) serta memegang prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan.35

Sejalan dengan pendapat tersebut, Andi menyebutkan bahwa pembelajaran tematik memiliki karakteristik yaitu :

(1) pembelajaran yang berpusat pada siswa; (2) Menekankan pada pada pembentukan pemahaman dan kebermaknaan; (3) Belajar melalui pengalaman langsung;

(4) Proses pembelajaran lebih diperhatikan dibandingkan dengan hasil; (5) Sarat dengan muatan keterkaitan; (6) Pemisahan aspek tidak begitu jelas; (7) Menyajikan konsep dari berbagai aspek, (8) Fleksibel; (9) Hasil yang didapatkan sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa; (10) Belajar sambil bermain.36

Puskur dalam Retno juga menjelaskan beberapa karakteristik dari pembelajaran tematik, sebagai berikut :

1) Student Centered (Berpusat pada siswa), dalam hal ini siswa sebagai subjek belajar sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dalam pembelajaran.

35 Trianto, Op.cit., hlm 163.

36 Prastowo, Op.ci.t, hlm 15.

(41)

25

2) Direct Experiences (Pengalaman langsung), siswa dihadapkan pada sesuatu yang nyata (konkrit) sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang bersifat abstrak.

3) Pemisahan matapelajaran tidak terlihat jelas, dalam pembelajaran tematik pemisahan pada mata pelajaran menjadi tidak terlihat jelas karena pembelajaran diarahkan kepada pembahasan suatu tema yang paling dekat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari siswa.

4) Menyajikan konsep dari berbagai matapelajaran, dalam pembelajaran tematik menyajikan konsep dari berbagai matapelajaran sehingga siswa dapat memahami konsep-konsep tersebut secara utuh.

5) Bersifat fleksibel (luwes), pembelajaran tematik bersifat fleksibel dimana guru dapat mengaitkan mata pelajaran dengan mata pelajaran lainnya serta dapat mengaitkannya dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan dimana sekolah dan siswa berada.37

Berdasarkan karakteristik pembelajaran di atas dapat disimpulkan bahwa karakteristik pembelajaran tematik yaitu, pembelajaran yang disajikan berdasarkan tema tertentu, pembelajaran yang berpusat pada siswa sehingga siswa menjadi aktif, memberikan pengalaman langsung dari setiap kegiatan pembelajarannya, bersifat fleksibel atau luwes.

c. Manfaat Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik yang merupakan bagian dari pembelajaran terpadu memiliki beberapa manfaat. Manfaat pembelajaran tematik dijelaskan oleh Poerwadarmintadalam Nurul antara lain :

1) Siswa dapat terpusat perhatiannya pada tema tertentu

37 Widyaningrum, Op.cit., hlm. 111-112.

(42)

2) Siswa dapat menguasai dan mengembangkan kompetensi dasar dari berbagai matapelajaran yang berbeda dalam satu tema 3) Pembelajaran dapat dipelajari lebih mendalam serta berkesan 4) Pembelajaran yang dilakukan dengan mengaitkan pengalaman

pribadi siswa dapat mengembangkan kompetensi dasar

5) Tema yang jelas dapat memberikan manfaat maupun makna dalam pembelajaran

6) Siswa lebih bersemangat dalam mempelajari materi yang disajikan dalam situasi nyata

7) Menghemat waktu38

Sukayati dalam Andi menyebutkan bahwa ada 6 manfaat dari pembelajaran tematik, yaitu : (1) topik-topik setiap matapelajaran memiliki keterkaitan konsep dengan yang dipelajari siswa; (2) dapat mengembangkan keterampilan siswa dalam memperlajari keterkaitan antar-matapelajaran; (3) melatih siswa untuk membuat hubungan inter dan antar matapelajaran; (4) melatih siswa berpikir kritis dalam memecahkan masalah; (5) meningkatkan daya ingat siswa terhadap materi yang dipelajari melalui berbagai situasi nyata; (6) memudahkan dalam mentransfer pembelajaran karena berkaitan dengan kehidupan nyata.39

Berdasarkan uraian di atas, pembelajaran tematik memilik manfaat yaitu dapat menghemat waktu pembelajaran dengan mengemas beberapa matapelajaran sekaligus dalam bentuk tema, dapat memudahkan siswa dalam memahami materi pelajaran karena diakaitkan dalam kehidupan nyata siswa, melatih siswa berpikir kritis dalam memecahkan masalah, dan dapat membuat siswa terlibat aktif dalam setiap kegiatan pembelajarannya.

38 Nurul Hidayah, ―Pembelajaran Tematik Integratif Di Sekolah Dasar,‖ Terampil Pendidikan dan Pembelajaran Dasar, Vol. 2, No. 1 (2015), 39–40.

39 Prastowo, Op.cit., hlm. 8.

(43)

27

B. Hasil Penelitian yang Relavan

Penelitian yang relavan merupakan uraian yang sistematis tentang hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdahulu yang relavan sesuai dengan substansi yang diteliti.

1. Penelitian yang dilakukan oleh Maradona (2016) berjudul ―Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Keaktifan Belajar Siswa Kelas IV B SD Negeri Tegalpanggung Yogyakarta Tahun Ajaran 2015/2016‖

Penelitian ini dilakukan di kelas IV B SD Negeri Tegalpanggung yang beralamat di jalan Tegalpanggung no. 41 Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor internal yang mempengaruhi keaktifan belajar siswa kelas IV B yaitu 1. Faktor fisiologis yaitu keadaan fisik (pancaindra) dan jasmani, 2. Faktorpsikologis yaitu perhatian, ingatan, dan tanggapan. Faktor eksternal yang mempengaruhi keaktifan belajar siswa kelas IV B adalah 1. Faktor sosial yaitu guru dan teman sebaya, 2. Faktor non-sosial yaitu tempatdan fasilitas. Adapun faktor dominan yang mempengaruhi keaktifan belajar siswa kelas IV B adalah faktor psikologis siswa. Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu peneliti lebih fokus meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi keaktifan belajar pada pembelajaran tematik.

2. Eki Setiawan Salo dan Topanus Tulak (2019) dalam jurnalnya

―Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Matematika Siswa Kelas IV SDN 5 Tikala Kabupaten Toraja Utara‖ menyimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa. Hal tersebut dapat dibuktikan dari hasil penelitian yang meningkat dari siklus I ke siklus II yaitu tingkat keaktifan belajar siswa siklus I sebesar 52.16 berada dalam kategori kurang aktif meningkat menjadi 95.65 berada dalam kategori sangat aktif pada siklus II. Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan peneliti lakukan yaitu pada metodologi penelitian yang digunakan. Peneliti pada penelitian terdahulu menggunakan

(44)

metode PTK untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa sedangkan penelitian yang akan dilakukan yaitu menggunakan metode kualitatif deskriptif untuk mendeskripsikan faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi keaktifan belajar siswa.

3. Ufi Lutfiah, ‖Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar IPS Siswa Kelas V di SDIT Insan Mulia Tagerang Selatan‖ penelitian ini dilakukan oleh di SDIT Insal Mulia yang beralamatkan Jl.Panti Asuhan Kp.Ceger, Kelurahan Jurang Mangu Barat, Kecamatan Pondok Aren, Kota Tangerang Selatan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan faktor yang mempengaruhi motivasi belajar IPS siswa yaitu cita-cita aspirasi siswa sebanyak 40%, kemampuan siswa sebanyak 40%, kondisi siswa sebanyak 40%, kondisi lingkungan belajar siswa sebanyak 40%, unsur- unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran sebanyak 35%, dan upaya guru dalam membelajarkan siswa sebanyak 26%. Data tersebut merupakan hasil dari penelitian yang didapat melalui observasi, angket serta wawancara. Perbedaan penelitian yang akan dilakukan yaitu peneliti tidak mendekskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar akan tetapi mendeksripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi keaktifan belajar.

4. Endang trihapsari dalam penelitiannya ―Implemenatsi Pembelajaran Tematik Pada Kurikulum 2013 dalam Mengembangkan Keaktifan Belajar Siswa Kelas 4E MIN Kalibuntu Wetan Kendal Tahun Ajaran 2017/2018‖ yang dilakukan di MIN Kalibuntu Wetan Kendal yang beralamatkan di Jalan Pahlawan I Km Kendal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi pembelajaran tematik pada kurikulum 2013 di kelas IVE MIN Kalibuntu Wetan Kendal sudah berlangsung baik dalam mengembangkan keaktifan siswa.

Pembelajarannya yang dilaksanakan sudah sesuai dengan ciri – ciri dari pembelajaran tematik yaitu: pembelajaran sudah berpusat pada anak, pemisahan antar mata pelajaran tidak begitu jelas, menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran, bersifat fleksibel dan, menggunakan

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir .......................................................................
Tabel 3.2  Kisi-Kisi Angket
Tabel 3.3  Skor Jawaban Angket
Tabel 4.3  Faktor Perhatian
+7

Referensi

Dokumen terkait

mengajarkan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. 2) Untuk mengembangkan materi pelajaran. 3) Untuk mengembangkan ketrampilan guru dalam mengajar. 4) Sebagai evaluasi diri

Tujuan peneliti yang diharapkan dari penelitian ini menjadi masukan bagi guru dan siswa untuk meningkatkan aktifitas dalam proses belajar mengajar sehingga

Penelitian ini memiliki latar belakang dari penyampaian materi yang monoton, pemilihan strategi yang kurang tepat, kurangya keaktifan siswa dan rendahnya hasil

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan penelitian ini adalah : (1) mendeskripsikan peningkatan aktivitas guru selama

Kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang sangat penting. Hal itu berarti bahwa berhasil atau tidaknya pendidikan di sekolah tergantung pada kegiatan

peningkatan aktivitas guru dalam mengajar pada mata pelajaran Pendidikan kewarganegaraan (PKn) dengan menggunakan pendekatan pembelajaran Resource Based Learning (RBL)

Jurnal Pendidikan Tambusai 1861 Pada siklus II hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran tematik terpadu dengan model discovery learning pada aspek guru dan siswa sudah terlaksana

Jurnal Pendidikan Tambusai 3976 Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Tematik Terpadu Menggunakan Model Kooperatif Tipe Stad di Kelas IV SD Mulya Julita Putri1,