• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Kajian Teori

2. Keaktifan Belajar Siswa

a. Pengertian Keaktifan Belajar Siswa

Dalam proses kegiatan pembelajaran di rancang untuk membelajarkan siswa. Oleh karena itu, siswa memegang peranan yang penting sebagai subjek belajar. Dengan itu, pendidikan mengarahkan seorang guru untuk merancang pembelajaran yang dapat menciptakan keaktifan siswa melalui berbagai interaksi dan juga pengalaman belajar. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata ―aktif‖ mempunyai arti giat (bekerja, berusaha) sedangkan

―keaktifan adalah kegiatan‖.12 Pembelajaran yang aktif yaitu pembelajaran yang memerlukan keaktifan dari siswa dan juga dari guru secara fisik, mental, emosional bahkan moral dan spiritual.13 Pembelajaran yang aktif juga berarti guru harus merancang suasana belajar sehingga siswa aktif mengajukan pertanyaan,

11 Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran Di Sekolah Dasar (Jakarta: Kencana, 2012) hlm 4.

12 Tim penyusun kamus pusat bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi 3 (Jakarta:

Balai Pustaka, 2002) hlm 23.

13 Muhammad Noor, Pembelajaran Aktif Inofatif Kreatif Efektif Menyenangkan Gembira Dan Berbobot (PAIKEM GEMBROT) (Jakarta: Multi Kreasi Satudelapan, 2010) hlm 25.

9

mengemukakan gagasan/pendapat, serta mencari data dan informasi yang mereka perlukan untuk memecahkan masalah.14

Dengan begitu, keaktifan belajar siswa berarti mencakup keterlibatan siswa dalam bentuk pikiran, sikap dan juga aktivitas dalam kegiatan pembelajaran sehingga dapat mencapai keberhasilan dalam proses pembelajaran serta mendapatkan manfaat dari proses pembelajaran tersebut. Keaktifan siswa dalam pembelajaran merupakan hal yang penting dan perlu diperhatikan oleh seorang guru, karena dengan terlaksananya pembelajaran yang menciptakan keaktifan belajar siswa, maka lambat laun dapat mengantarkan siswa untuk belajar mandiri. Seperti yang dijelaskan oleh Muhammad Noor bahwa belajar aktif yaitu cara pandang yang menganggap belajar sebagai kegiatan yang membangun makna terhadap pengalaman dan informasi, yang dilakukan oleh si pembelajar bukan oleh pengajar, dalam hal ini pembelajar tidak bergantung dengan pengajar dalam menemukan dan mempelajari hal-hal baru.15

Namun, keaktifan siswa dalam pembelajaran bukan berarti siswa sepenuhnya menggantikan peran guru dalam pembelajaran. Tetapi aktivitas belajar siswa diciptakan dan dikondisikan oleh guru sebagai fasilitator ataupun mediator siswa dalam mempelajari hal-hal baru.16 Oleh karena itu, proses pembalajaran yang didesain oleh guru haruslah berorientasi pada keaktifan belajar siswa, sehingga baik siswa maupun guru dapat melaksanakan perannya masing-masing. Keaktifan siswa dalam pembelajaran bertujuan agar memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik secara

14 Dasim Budimansyah, PAKEM Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PT Ganesindo, 2009) hlm 70.

15 Noor, loc.cit.

16 Rusman, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalitas Guru, Cet. V.

(Jakarta: Rajawali Pers, 2012) hlm 394.

seimbang. Dari sini siswa tidak hanya cerdas intelektual saja akan tetapi diimbangi dengan sikap dan keterampilan yang baik pula.

Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk kegiatan berupa kegiatan fisik yang mudah diamati seperti berdiskusi, mengumpulkan data, mengerjakan tugas dan lain sebagainya dan kegiatan psikis yang sulit diamati seperti mendengarkan dan menyimak. Sehingga keaktifan siswa tidak hanya ditentukan oleh aktivitas fisik saja, akan tetapi ditentukan oleh aktivitas non-fisik seperti mental, intelektual, dan emosional.17

Berdasarkan beberapa teori di atas, maka dapat disimpulkan bahawa keaktifan belajar yaitu kegiatan di mana seorang guru sebagai mediator atau fasilitator belajar dapat menciptakan suasana belajar yang sedimikian rupa sehingga siswa aktif dalam proses pembelajaran. Aktif dalam proses pembelajaran yang dimaksud yaitu siswa aktif dalam bertanya, menjawab, mengemukakan gagasan atau pendapatnya serta mampu menyelesaikan masalah.

b. Indikator Keaktifan Belajar

Untuk mengetahui tingkat keaktifan belajar siswa bisa diukur melalui indikator keaktifan belajar. Menurut Nana Sudjana dalam Tamiyatun menyebutkan bahwa keaktifan siswa dalam pembelajaran dapat dilihat dari beberapa hal, sebagai berikut :

1) Ikut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya.

2) Terlibat dalam pemecahan permasalahan.

3) Mengajukan pertanyaan kepada guru atau siswa lainnya apabila tidak memahami suatu persoalan.

4) Berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk memecahkan masalah yang dihadapinya.

5) Melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan intruksi guru.

17 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Cet.

VII. (Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2010) hlm 141.

11

6) Menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang diperolehnya.

7) Melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah sejenis.

8) Menggunakan kesempatan atau menerapkan apa yang telah diperolehnya dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapinya.18

Kemudian menurut Diedrich dalam Sardiman mengemukakan beberapa indikator keaktifan belajar siswa sebagai berikut :

1) Visual activities, misalnya aktivitas membaca, memperhatikan guru menjelaskan, melakukan percobaan,

2) Oral activities, misalnya siswa mengajukan pertanyaan, memberikan pendapat serta saran, melaksanakan diskusi, melakukan wawancara.

3) Listening activites, misalnya mendengarkan penjelasan, percakapan, diskusi, music, pidato.

4) Writing activities, misalnya menulis laporan, cerita, karangan.

5) Drawing activities, misalnya menggambar, membuat grafik, peta,diagram.

6) Motor activities, misalnya melakukan percobaan, membuat konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun, beternak.

7) Mental activities, misalnya menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan.

8) Emotional activities, seperti menaruh minat, merasa bosan,gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup.19

18 Tumiyatun, ―Peningkatan Keaktifan Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Pembelajaran Pkn Siswa Kelas V Sd Negeri 03 Wonorejo, Gondangrejo Karanganyar Tahun Pelajaran 2012/2013 Jurnal,‖ Jurnal Teknologi (UMS, 2013), hlm 2.

Untuk mencapai hal tersebut tentunya diperlukan peran dari seorang guru, guru sebagai perencana kegiatan pembelajaran harus dapat merancang kegiatan pembelajaran sedemikian rupa agar pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan dapat merangsang siswa agar dapat terlibat aktif dalam pembelajaran.

Selanjutnya Noor menjelaskan beberapa kriteria suasana belajar aktif. Suasana belajar aktif yaitu suasana belajar mengajar yang membuat siswa memperoleh pengalaman, berinteraksi, berkomunikasi, dan merenungkan gagasannya.

1) Pengalaman

Anak akan lebih mengerti jika belajar sambil melakukan.

Pengalaman langsung dapat mengaktifkan lebih banyak indra daripada hanya melalui mendengarkan penjelasan dari guru.

2) Interaksi

Belajar dapat terjadi dan meningkat kualitasnya apabila terdapatnya interaksi dengan orang lain. Interaksi dapat berupa diskusi, tanya jawab, salin menjelaskan dan lain-lain.

3) Komunikasi

Pengungkapan pikiran dan perasaan secara lisan maupun tulisan, pengungkapan pikiran dalam rangka mengungkapkan gagasan yang dimiliki atau menilai/menanggapi gagasan orang laian akan memantapkan pemahaman seseorang tentang apa yang sedang dipikirkan atau dipelajarinya.

4) Refleksi

Apabila seseorang mengungkapkan gagasannya kepada orang lain kemudian mendapatkankan tanggapan maka orang itu akan merenungkan kembali (refleksi) gagasannya, lalu melakukan perbaikan sehingga nantinya memiliki gagasan yang lebih mantap. Refleksi dapat terjadi akibat dari interaksi dan

19 Sardiman, Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2011)hlm 101.

13

komunikasi. Umpan balik dari guru atau siswa lain kepada siswa lainnya, yang berupa pertanyaan menantang (membuat siswa berpikir) dapat merupakan pemicu bagi siswa untuk melakukan refleksi tentang apa yang sedang dipikirkan atau dipelajari.20

Dalam pembelajaran aktif siswa dan guru harus saling berperan secara aktif dalam kegiatan pembelajaran. Guru dan siswa sama-sama mengambil peran yang penting. Tugas guru dalam pembelajaran yang aktif, yaitu :

1) Mendesain tahap skenario pembelajaran yang akan dilaksanakan di kelas.

2) Merancang strategi pembelajaran yang akan dipakai.

3) Membayangkan interaksi apa yang mungkin akan terjadi antara gutu dan siswa selama pembelajaran berlangsung.

4) Menemukan keunikan siswa, dalam hal ini guru berusaha mencari sisi cerdas dan modalitas belajar siswa dengan demikian sisi kuat dan sisi lemah siswa menjadi perhatian yang setara dan seimbang.

5) Penilaian terhadap siswa harus transparan dan adil baik secara kognitif, afektif, maupun psikomotorik.

6) Melakukan macam-macam penilaian misalnya tes tulis, performa (penampilan saat presentasi, debat, dan lain-lain) serta penugasan atau proyek.

7) Membuat portofolio pekerjaan siswa.21

Kemudian tugas siswa dalam pembelajaran yang aktif, adalah :

1) Menggunakan kemampuan bertanya dan berpikirnya.

2) Melakukan riset sederhana.

20 Noor, op.cit., hlm 27.

21 Ibid., hlm 28.

3) Mempelajari ide-ide serta konsep-konsep baru dan menantang.

4) Memecahkan masalah (problem solving).

5) Belajar mengatur waktu dengan baik.

6) Melakukan kegiatan belajar secara sendiri ataupun kelompok (belajar menerima pendapat orang lain, siswa belajar menjadi team player).

7) Mengaplikasikan hasil pembelajaran lewat tindakan atau action.

8) Melakukan interaksi sosial (wawancara, survey, observasi, dan lain-lain).

9) Banyak melakukan kegiatan secara berkelompok.22

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keaktifan Belajar Siswa

Dalam proses pembelajaran, keberhasilan keaktifan belajar siswa dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya23:

1) Guru

Ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi keaktifan belajar siswa dari sudut pandang guru, yaitu:

a) Kemampuan Guru

Kemampuan dari seorang guru merupakan faktor utama yang dapat mempengaruhi keberhasilan dalam pembelajaran yang aktif. Guru yang memiliki kemampuan yang tinggi akan berpikir kreatif dan inovatif dalam menciptakan suasana belajar yang dapat merangsang siswanya untuk terlibat aktif dalam pembelajaran, guru juga akan mencoba dan terus mencoba menerapkan berbagai

22 Ibid.,

23 Sanjaya, Op.Cit., hlm 143-146.

15

penemuan baru yang dianggapnya lebih baik dalam membelajarkan siswanya.

Kemampuan guru tersebut bukan hanya dalam segi perencanaan pembelajaran akan tetapi dalam proses dan evaluasi pembelajaran pula. Kemampuan guru dalam proses pembelajaran berkaitan erat dengan cara seorang guru mengimplementasikan kemampuan dasar mengajar yang dimilikinya dengan melaksanakan pembelajaran menggunakan berbagai media serta model pembelajaran yang dianggap dapat membuat siswaya terlibat dalam setiap aktivitas pembelajaran.

b) Sikap Profesional Guru

Guru yang profesional tentu saja memiliki kemampuan yang baik dalam mengajar. Kemampuan tersebut digunakan guru dalam mengajar di dalam kelas.

Keberhasilan siswa dalam belajar dipengaruhi juga oleh kemampuan guru yang profesional. Guru profesional adalah seseorang yang memiliki keahlian atau kemampuan dalam membimbing da membina peserta didik, baik dari segi intelektual, spiritual, maupun emosional.24

Sikap profesional guru berhubungan dengan motivasi yang tinggi dalam melaksanakan tugas mengajarnya. Guru yang profesional selamanya akan berusaha untuk mencapaihasil yang optimal. Ia tidak akan merasa puas dengan hasil yang telah dicapai. Oleh karenanya ia akan selalu belajar untukmenambah wawasan ilmu pengetahuan dan meningkatkan kemampuan dan keterampilannya.

c) Latar Belakang Pendidikan dan Pengalaman Mengajar Guru

24 Muhlison, ―GURU PROFESIONAL (Sebuah Karakteristik Guru Ideal Dalam Pendidikan Islam),‖ Jurnal Darul ’Ilmi, Vol 2, no. 2 (2014), hlm 49.

Latar belakang pendidikan dan pengalaman mengajar guru akan sangat berpengaruh dalam implementasi pembelajaran aktif.

Guru yang memiliki pemahaman tentang psikologi perkembangan anak akan ditandai oleh perasaan menghargai terhadap seluruh usaha yang telah dilakukan oleh siswa. Oleh karena itu, guru tidak akan menempatkan siswa sebagai objek yang harus dijejali dengan materi pelajaran akan tetapi ia akan memandang siswa sebagai subjek belajar yang memiliki potensi untuk dikembangkan sehingga ia akan mendesain perencanaan pembelajaran yang dapat mendorong siswa aktif dan kreatif dalam setiap kegiatan belajarnya.

Demikian pula halnya dengan pengalaman mengajar. Guru yang telah memiliki jam terbang mengajar yang banyak akan memungkinkan ia lebih mengetahui berbagai hal yang akan terjadi dalam setiap proses pembelajaran.

2) Sarana Belajar a) Ruang Kelas

Kondisi ruang kelas juga menjadi salah satu faktor yang mempengartuhi keberhasilan pembelajaran aktif.

Misalnya, ruang kelas yang bersih akan membuat siswa merasa nyaman dalam belajar dibandingkan dengan kondisi kelas yang kotor.

b) Media dan Sumber Belajar

Pembelajaran aktif merupakan pembelajaran yang menggunakan multimetode dan multimedia. Artinya, melalui pembelajaran aktif memungkinkan siswa untuk belajar dari berbagai sumber informasisecara mandiri, baik dari media grafis atau dari mediaelektronik.

17

3) Lingkungan Belajar

Ada dua hal yang termasuk ke dalam faktor lingkungan belajar, yaitu lingkungan fisik dan lingkungan psikologis.

Lingkungan fisik meliputi keadaan dan kondisi sekolah, apabila sekolah berada di dekat terminal atau pasar yang bising misalnya, tentu saja akan mempengaruhi kenyamanan anak dalam belajar.

Sedangkan yang dimaksud lingkungan psikologis yaitu iklim sosial yang ada di lingkungan sekolah itu. Misalnya, hubungan yang terjadi antara guru dengan guru, antara guru dengan kepala sekolah, termasuk hubungan antara pihak sekolah denganorang tua.

Kemudian Ahmadi dalam jurnal Aden dkk, mengemukakan faktor yang mempengaruhi keaktifan belajar siswa dibagi menjadi dua macam, yaitu :

1) Faktor Internal ( Faktor dalam diri manusia itu sendiri) meliputi faktor fisiologis dan psikologi.

2) Faktor Eksternal ( Faktor dari luar diri manusia) meliputi faktor sosial dan non-sosial.25

Maradona dalam penelitiannya menyebutkan beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi keeaktifan belajar siswa dibagi menjadi 2 yaitu faktor internal dan faktor eksternal.26 Faktor internal yang mempengaruhi keaktifan belajar siswa yaitu :

1) Faktor fisiologis (keadaan fisik dan jasmani), keadaan fisik meliputi keadaan pancaindra yang berfungsi dengan baik.

Sedangkan keadaan jasmani yaitu segar atau tidaknya tubuh siswa pada saat pembelajaran.

25 Aden Muhammad Kosasih and Sri Mulyani, ―Penerapan Model Kooperatif Tipe Team Accelerated Intruction (Tai) Untuk Meningkatkan Keaktifan Dan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Pembelajaran Tematik,‖ Didaktik : Jurnal Ilmiah PGSD STKIP Subang 2, no. 2 (2017), hlm 413.

26 Maradona, ―Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keaktifan Belajar Siswa Kelas IV B SD,‖ Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Edisi 17 (2016), 1623-1627.

2) Faktor psikologis (perhatian, ingatan, dan tangapan), perhatian yaitu perhatian siswa dalam menyimak penjelasan dari guru atau orang lain yang sedang berbicara. Ingatan yaitu kemampuan siswa mengingat materi pelajaran. Sedangkan tanggapan yaitu tanggapan siswa dalam pembelajaran, baik itu menanggapi jawaban dari guru dan teman ataupun memberi pertanyaan atas materi yang belum dipahaminya.

Sedangkan, faktor eksternal yang mempengaruhi keaktifan belajar siswa, yaitu :

1) Faktor nonsosial (tempat dan fasilitas), tempat yaitu posisi sekolah dan ruang kelas sedangkan fasilitas yaitu sarana belajar yang terdapat disekolah.

2) Faktor sosial (guru dan teman sebaya), kemampuan guru dalam menciptakan suasana belajar yang aktif dapat mempengaruhi keaktifan belajar siswa. Kemudian juga kehadiran teman sebaya yang ada disekeliling siswa juga dapat mempengaruhi keaktifan siswa.

Selanjutnya Muhibbin dalam Bakhrul Ulum menyebutkan bahwa ada 3 faktor yang mempengaruhi keaktifan belajar siswa, yaitu faktor internal (faktor dari dalam diri siswa), faktor eksternal (faktor dari luar siswa), dan faktor pendekatan belajar (approach to learning)27

Lebih lanjut Baharuddin dan Esa menjelaskan bahwa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keaktifan belajar siswa terbagi menjadi 2 yaitu faktor internal dan faktor eksternal.28 Faktor internal siswa meliputi :

1) Faktor Fisiologi

a) Keadaan Jasmani, keadaan jasmani siswa sangat mempengaruhi aktivitas belajar seseorang. Kondisi fisik

27 Bakrul Ulum, ―Keaktifan Belajar Siswa,‖ 2020,

http://blogeulum.blogspot.com/2013/02/keaktifan-belajar-siswa.html.

28 Baharuddin and Esa, Op.cit., hlm 23-34.

19

siswa yang sehat dan bugar akan memberikan pengaruh yang positif terhadap kegiatan belajar individu. Sebaliknya, kondisi fisik siswa yang lemah atau sakit dapat menghambat siswa belajar.

b) Fungsi jasmani/Pancaindra, siswa yang memiliki pancaindra yang berfungsi dengan baik dapat memudahkan siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

2) Faktor Psikologis

a) Kecerdasan/Inteligensi siswa, semakin tinggi tingkat kecerdasan siswa maka semakin besar pula peluang siswa untuk mencapai sukses dalam belajar. Begitupun sebaliknya, semakin rendah tingkan kecerdasan siswa maka semakin sulit siswa mencapai sukses dalam belajar. oleh karena itu diperlukan bimbingan dari guru, orang tua, dan lingkungan belajar lainnya.

b) Motivasi, motivasi mendorong siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Motivasi dibagi menjadi dua yaitu motivasi intrinsik yang berasal dari dalam diri siswa untuk melakukan sesuatu dan motivasi ekstrinsik yang berasal dari luar diri siswa tetapi memberi pengaruh terhadap kemauan untuk belajar. Dalam proses belajar, motivasi intrinsik memiliki pengaruh yang lebih efektif dibanding motivasi ekstrinsik, karena motivasi instrinsik relatif lebih dalam dan tidak bergantung pada motivasi dari luar diri individu.

c) Minat (Interest), berarti kecenderungan, kegairahan dan keinginan yang besar terhadap sesuatu.

d) Sikap, yaitu gejala internal dimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon suatu objek.

e) Bakat, kemampuan potensial yang dimiliki siswa untuk mencapai keberhasilan.

Kemudian, faktor eksternal yang dapat mempengaruhi proses belajar yaitu:

1) Lingkungan sosial, meliputi lingkungan sosial sekolah (guru, teman-teman, administrasi), lingkungan sosial masyarakat (tempat tinggal siswa), lingkungan sosial keluarga.

2) Lingkungan non-sosial, meliputi lingkungan alamiah (kondisi ruangan), faktor instrumental (gedung sekolah, alat-alat belajar, fasilitas belajar, kurikulum, dll)

3) Faktor materi pelajaran (yang diajarkan ke siswa), kemampuan guru dalam menguasai materi pelajaran dan metode mengajar guru.

Selanjutnya Sumandi Suryabrata menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi keaktifan belajar, yaitu diklasifikasikan menjadi beberapa macam. Yang pertama faktor yang berasal dari dalam diri pelajar (faktor internal) meliputi:

1) Faktor Fisiologi

Faktor fisiologi dibagi menjadi dua macam, yaitu keadaan tonus jasmani dan juga keadaan fungsi-figsi fisiologis.

Keadaan jasmani dapat mempengaruhi aktivitas dalam belajar, karena sesunggunya keadaan jasmani yang segar akan lain penaruhnya dengan keadaan jasmani yang tidak segar.

Kemudian keadaan jasmani yg lelah akan lain pengaruhnya juga dengan keadaan jasmani yang tidak lelah. Selain itu, fungsi jasmani atau fungsi fisiologis seperti pancaindra yang bekerja dengan baik akan mempengaruhi proses pembelajaran.

2) Faktor Psikologis

Faktor-faktor psikologis dalam belajar yang dapat mempengaruhi keaktifan belajar siswa yaitu perhatian siswa, pengamatan, tanggapan dan variasinya, fantasi, ingatan, berpikir, perasaan, motif-motif, dan cita-cita siswa.

21

Yang kedua, yaitu faktor-faktor yang berasal dari luar diri pelajar (faktor eksternal) meliputi:

1) Faktor non-sosial

Faktor-faktor dalam kelompok ini bisa dikatakan tidak terhitung jumlahnya, seperti keadaan udara, suhu udara, cuaca, waktu, tempat, alat-alat yang dipakai untuk belajar, dll.

2) Faktor sosial

Faktor sosial yang dimaksud di sini yaitu faktor kehadiran manusia.29

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, pada penelitian ini peneliti mengembangkan faktor-faktor keaktifan belajar yang memengaruhi keaktifan belajar siswa yaitu meliputi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal sebagai berikut:

1) Faktor Fisiologi meliputi keadaan jasmani dan fungsi jasmani/pancaindra.

a) Keadaan jasmani yaitu kondisi kesehatan atau segar tidaknya siswa pada saat pembelajaran.

b) Fungsi jasmani/pancaindra yaitu keadaan pancaindra siswa yang berfungsi dengan baik.

2) Faktor Psikologi meliputi perhatian, tanggapan, ingatan, motivasi dan minat.

a) Perhatian, yaitu kondisi siswa dalam memperhatikan atau menyimak penjelasan dari guru mampun orang lain yang sedang berbicara.

b) Tanggapan, yaitu tanggapan siswa pada saat pembelajaran.

Seperti menyampaikan pendapat, menjawab pertanyaan dari guru serta mengajukan pertanyaan.

c) Ingatan, yaitu kemampuan siswa dalam mengingat materi pelajaran.

29 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan (Jakarta: Rajawali Pers, 2014) hlm 233.

d) Motivasi, yaitu dorongan yang timbul pada diri seseorang dalam melakukan sesuatu.

e) Minat, yaitu kecenderungan dalam melakukan sesuatu.

Sedangkan faktor eksternal sebagai berikut:

1) Faktor non-sosial meliputi tempat dan suasana belajar, fasilitas belajar.

a) Tempat dan suasana belajar, keadaan tempat dan suasana pada saat pembelajaran.

b) Fasilitas belajar, sarana yang terdapat di sekolah yang dapat mendukung kegiatan belajar.

2) Faktor sosial meliputi guru, teman sebaya dan keluarga.

a) Guru, kemampuan guru dalam menciptakan kondisi belajar yang aktif. Seperti penggunaan metode pembelajaran yang bervariasi, penggunan media pembelajaran serta cara penyampaian materi dari guru.

b) Teman sebaya, kehadiran teman sebaya yang mengajak siswa untuk mengikuti pembelajaran dengan baik atau malah mengajak siswa bermain pada saat pembelajaran.

c) Keluarga, sikap dan dukungan dari keluarga.

Dokumen terkait