BAB I. PENDAHULUAN
Biokimia dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari kimia dalam kehidupan.
Ilmu ini menggambarkan kandungan kimia dalam sel hidup dengan reaksi dan proses yang terjadi. Oleh karena itu, cakupan ilmu ini sangat luas seperti biologi sel, biologi molecular, genetik molekular (Gavriliuc, 2011). Biokimia klinis merupakan bagian ilmu paling luas pada laboratorium medis termasuk ilmu tentang pembentukan substansi organik dan anorganik selama reaksi biokimia dan dan aktivitas enzim di dalam serum, plasma, darah, urin, cairan cerebrospinal dan cairan biologis lainnya (Gumilevskaya et al., 2014).
Instrumen modern untuk mempelajari biokimia secara automatically mendeterminasi secara simultan ± 20-30 indikator, menggunakan beberapa microliters darah. Besarnya perkembangan implementasi metode "dry chemistry" memungkinkan penggunaan tes strip khusus yang dapat mendeterminasi banyak parameter hampir secara instan (Gumilevskaya et al., 2014).
Analisis biokimia darah dan cairan tubuh lainnya menyusun hampir 40% dari seluruh analisis laboratorium. Mereka dapat mengkarakteristik seluruh kondisi tubuh seperti indikator keseimbangan asam basa, dan organ individual seperti enzim spesifik organ.
Karena pertukaran zat antara organ dan jaringan dimediasi oleh aliran darah, maka plasma darah mengandung berbagai konsentrasi semua zat yang memasuki tubuh dan disintesis oleh tubuh (Gumilevskaya et al., 2014).
BAB II. SALIVA
Air liur (saliva) adalah cairan eksokrin, hasil sekresi tiga kelenjar saliva yang mengandung air, musin, glikoprotein, enzim, immunoglobulin, bikarbonat dan beberapa mineral (Benn and Thomson, 2014; Kasuma, 2015). Saliva ± 99% air, lendir, mucin, protein, elektrolit. Lendir disintesis oleh kelenjar submandibula, sublingual dan kelenjar mukosa minor yang ada di mukosa palatal, bukal, dan labial. Mucin umumnya dibentuk pada kelenjar submandibular dan sublingual serta sebagian besar kelenjar minor tetapi tidak diekspresikan oleh kelenjar parotid dan von Ebner (yang merupakan kelenjar serosa).
Sebagian besar protein dalam air liur dibuat oleh kelenjar air liur, tetapi ada perbedaan besar antara protein yang disintesis kelenjar. Beberapa protein bersifat universal untuk semua kelenjar, seperti komponen sekretori yang merupakan pengangkut IgA. Variasi protein tidak hanya antara individu tetapi juga dalam individu yang sama dalam tenggang waktu yang berbeda dalam sehari. Perbedaan tersebut mungkin terjadi karena ada beberapa kelenjar penghasil komponen saliva (Carpenter, 2013; dawes et al, 2015; de Almelda et al, 2008)
Amilase adalah protein tunggal paling banyak dalam saliva, diduga terlibat dalam pencernaan awal makanan mengandung pati. Aktivitas amylase saliva sangat berkurang segera setelah mencapai lingkungan asam lambung dan amilase pankreas jauh lebih mungkin terlibat dalam pencernaan pati. Amilase paling dikenal sebagai enzim spesifik untuk konversi pati menjadi maltosa, amilase sangat efisien dalam mengubah banyak polisakarida kompleks yang tidak larut menjadi unit larut yang lebih kecil (Carpenter 2013).
Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk memperlihatkan bahwa saliva atau liur mengandung karbohidrat, protein dan enzim amilase.
1. UJI KARBOHIDRAT Prinsip :
Penambahan asam sulfat pekat akan menyebabkan karbohidrat mengalami dehidratasi membentuk furfural atau turunannya yang bereaksi dengan -naftol membentuk senyawa berwarna ungu kemerah-merahan.
Bahan dan Pereaksi
Liur
Larutan glukosa
Pereaksi Molisch
H2SO4 pekat
Cara Kerja
1. Pipet 1 mL liur ke dalam tabung reaksi yang bersih dan kering, tambahkan 2 tetes pereaksi Molisch, lalu campur hingga merata.
2. Tambahkan perlahan-lahan 1 mL H2SO4 pekat melalui dinding tabung yang dimiringkan.
3. Perhatikan dan catat terbentuknya cincin berwarna ungu yang terjadi pada batas kedua cairan.
4. Lakukan pula percobaan terhadap larutan glukosa sebagai kontrol positif.
Bahan dan Pereaksi Tabung 1 Tabung 2
Liur 1 mL --
Larutan Glukosa -- 1 mL
Pereaksi Molisch 2 tetes 2 tetes
H2SO4 pekat 1 mL 1 mL
Hasil
Pembahasan
--- --- --- --- --- --- --- ---
--- --- --- --- --- --- --- --- --- ---
Kesimpulan
--- --- --- --- --- ---
2. UJI PROTEIN
Prinsip :
Suatu bahan yang mengandung protein akan membentuk warna ungu dengan pereaksi Biuret. Warna ungu terbentuk karena gugus – CO dan – NH dari ikatan peptida dalam molekul protein bereaksi dengan ion Cu2+ dalam suasana alkali membentuk senyawa kompleks Cu-Na-biuret.
Bahan dan Pereaksi
Liur
Larutan albumin
Larutan CuSO4 0,1 %
Larutan NaOH 10 %
Cara Kerja
1. Pipet 1 mL liur ke dalam tabung reaksi yang bersih dan kering.
2. Tambahkan 2 mL larutan NaOH 10 % dan 5 – 10 tetes larutan CuSO4 0,1 %.
3. Campur baik-baik dan amati warna larutan yang terbentuk dan catat.
4. Lakukan pula percobaan terhadap larutan albumin sebagai kontrol positif.
Bahan dan Pereaksi Tabung 1 Tabung 2
Liur 1 mL --
Larutan Albumin -- 1 mL
Larutan NaOH 10 % 2 mL 2 mL
Larutan CuSO4 0,1 % 5 – 10 tetes 5 – 10 tetes
Hasil
Pembahasan
--- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- ---
--- --- ---
Kesimpulan
--- --- --- --- --- ---
3. UJI AMILASE
Prinsip :
Enzim amilase dalam liur akan mencerna amilum menjadi maltosa, sehingga warna biru pada pemberian iodium tidak timbul lagi.
amilase
Amilum Maltosa
(biru dengan iodium) (tidak berwarna biru)
Bahan dan Pereaksi
Liur
Larutan Amilum 1 %
Larutan Lugol
Cara Kerja
1. Pipet masing-masing 1 mL larutan Amilum 1 % ke dalam dua tabung reaksi yang bersih dan kering.
2. Pipet 1 mL liur pada tabung 1 dan 1 mL akuadestilata pada tabung 2.
3. Campur baik-baik dan setelah beberapa saat teteskan 1 tetes larutan Lugol ke dalam tiap-tiap tabung dan perhatikan serta catat perubahan yang terjadi.
Bahan dan Pereaksi Tabung 1 Tabung 2
Larutan Amilum 1 % 1 mL 1 mL
Liur 1 mL --
Akuadestilata -- 1 mL
Larutan Lugol 1 tetes 1 tetes
Hasil
Pembahasan
--- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- ---
Kesimpulan
--- --- --- --- --- ---
BAB III. URIN
Tujuan Praktikum
Praktikum ini bertujuan untuk membuktikan adanya kreatinin; melacak adanya glukosa atau gula pereduksi dan memeriksa adanya zat keton di dalam urin.
Teori Singkat
Urin, adalah cairan yang diekskresikan oleh ginjal dan mengandung senyawa-senyawa hasil metabolisme tubuh. Komposisi urin sangat bervariasi, tergantung dari berbagai faktor antara lain makanan, adanya penyakit infeksi, gangguan metabolisme atau perubahan fungsi organ.
Kreatinin, merupakan salah satu zat organik utama yang terdapat di dalam urin normal selain urea dan asam urat. Kreatinin dibentuk sebagian besar dalam otot dengan proses dehidrasi dari kreatininfosfat secara tak reversibel dan non enzimatik. Nilai normal dalam urin 8,7 – 24,6 mg/kg berat badan per 24 jam (pria) dan 7,3 – 21,4 mg/kg berat badan per 24 jam (wanita).
Glukosa, bukan merupakan konstituen urin normal. Adanya glukosa dalam urin menunjukkan adanya gangguan metabolisme seperti diabetes mellitus. Pemeriksaan terhadap adanya glukosa dalam urin termasuk pemeriksaan penyaring dan dapat dilakukan dengan berbagai cara salah satunya adalah dengan menggunakan sifat glukosa sebagai zat pereduksi.
Senyawa keton, dapat ditemukan di dalam urin pada gangguan metabolisme lipid atau pada keadaan kelaparan, kerusakan hati berat, diet tinggi atau pada diabetes mellitus berat atau tidak terkendali yang menyebabkan pemecahan lemak berlebihan. Zat-zat keton atau badan keton tersebut terdapat dalam bentuk aseton, asam aseto asetat dan asam - hidroksibutirat.
1. UJI KREATININ
Prinsip :
Di dalam larutan pikrat alkalis, kreatinin akan membentuk tautomer kreatinin yang berwarna merah jingga.
Bahan dan Pereaksi
Urin
Larutan asam pikrat jenuh
Larutan NaOH 10 %
Cara Kerja
1. Masukkan 5 mL urin ke dalam tabung reaksi yang bersih dan kering.
2. Tambahkan 1 mL larutan asam pikrat jenuh dan 1 mL larutan NaOH 10 %.
3. Amati dan catat warna yang timbul, bila warna merah jingga berarti ada kreatinin dalam urin.
4. Lakukan pula percobaan terhadap akuadestilata sebagai kontrol negatif.
Bahan dan Pereaksi Tabung 1 Tabung 2
Urin 5 mL --
Akuadestilata -- 5 mL
Asam pikrat jenuh 1 mL 1 mL
NaOH 10 % 1 mL 1 mL
Hasil
Pembahasan
--- --- --- --- --- --- --- --- --- --- ---
--- --- --- --- --- --- ---
Kesimpulan
--- --- --- --- --- ---
2. UJI GLUKOSA
Prinsip :
Dalam suasana alkalis, glukosa dalam urin akan mereduksi ion kupri menjadi ion kupro membentuk endapan merah (Cu2O). Banyaknya endapan merah yang terbentuk sesuai dengan kadar gula yang terdapat di dalam urin.
Bahan dan Pereaksi
Urin praktikan
Urin patologis yang mengandung glukosa 0,2 %; 1 %, 2% dan 5 %.
Pereaksi Benedict
Cara Kerja
1. Isilah 6 tabung reaksi masing-masing 2,5 mL pereaksi Benedict.
2. Masukkan ke dalam 6 tabung reaksi tersebut masing-masing 4 tetes urin praktikan, UG 0,2 %, UG 1 %, UG 2 %, UG 5 % dan akuadestilta sebagai kontrol negatif.
3. Panaskan ke 6 tabung tersebut selama 5 menit dalam penangas air mendidih. Biarkan dingin secara perlahan-lahan.
4. Lakukan penilaian secara semikuantitatif dengan kriteria penilaian sebagai berikut :
Warna Penilaian Kadar (g glukosa/100 mL urin)
Biru/hijau keruh - (negatif) 0
Hijau/kuning hijau + (positif 1) 0,5 %
Kuning/kuning kehijauan
++ (positif 2) 0,5 – 1,0 %
Jingga +++ (positif 3) 1,0 – 2,0 %
Merah bata ++++ (positif 4) 2,0 %
Bahan dan Pereaksi Tabung
1 2 3 4 5 6
Pereaksi Benedict 2,5 mL 2,5 mL 2,5 mL 2,5 mL 2,5 mL 2,5 mL
Urin praktikan 4 tetes -- -- -- -- --
UG 0,2 % -- 4 tetes -- -- -- --
UG 1 % -- -- 4 tetes -- -- --
UG 2 % -- -- -- 4 tetes -- --
UG 5 % -- -- -- -- 4 tetes --
Akuadestilata -- -- -- -- -- 4 tetes
Hasil
Pembahasan
--- --- --- --- ---
--- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- ---
Kesimpulan
--- --- --- --- --- ---
3. UJI ZAT KETON
Prinsip :
Senyawa keton dengan pereaksi yang digunakan akan bereaksi membentuk senyawa kompleks yang berwarna ungu.
Bahan dan Pereaksi
Urin
Kristal ammonium sulfat, (NH4)2SO4
Natrium nitroprusida 5 %
NH4OH pekat
Cara Kerja
1. Isi 2 tabung reaksi masing-masing dengan 5 mL urin praktikan dan 5 mL urin glukosa (UG)
2. Tambahkan kristal ammonium sulfat sampai jenuh.
3. Kemudian tambahkan 2 – 3 tetes Natrium nitroprusida dan 1 – 2 mL NH4OH pekat 4. Campur dan biarkan selama ½ jam.
5. Perhatikan apakah terbentuk warna ungu yang menunjukkan adanya zat keton di dalam urin.
Bahan dan Pereaksi Tabung 1 Tabung 2
Urin praktikan 5 mL --
UG -- 5 mL
Kristal ammonium sulfat Jenuh Jenuh
Natrium nitroprusida 2 – 3 tetes 2 – 3 tetes
NH4OH pekat 1 – 2 mL 1 – 2 mL
Hasil
Pembahasan
--- --- --- --- --- --- --- --- --- --- ---
--- --- --- --- --- --- ---
Kesimpulan
--- --- --- --- --- ---
BAB IV. DARAH
Tujuan Praktikum
Praktikum ini bertujuan untuk memperlihatkan bahwa sel darah merah atau hemoglobin mengandung besi dan dapat mengikat serta melepaskan oksigen
Teori Singkat
Darah, merupakan satu-satunya jaringan yang berbentuk cair dan beredar terus-menerus di dalam pembuluh darah. Darah terdiri dari sel-sel darah dan plasma, sel-sel darah merah atau eritrosit merupakan sel yang terbanyak dalam darah yakni 5 juta per mL. Sel darah merah mengandung hemoglobin (Hb) yang membuat darah berwarna merah, mengandung ion besi (Fe2+) yang berperan mengikat oksigen. Hemoglobin yang mengikat oksigen disebut hemoglobin teroksigenasi atau oksihemoglobin (HbO2) dan yang melepaskan oksigen disebut deoksihemoglobin (Hb)
1. UJI BESI
Prinsip :
Pemberian asam nitrat pekat pada suspensi darah akan menyebabkan terlepasnya besi dari hemoglobin dan dengan penambahan kalium ferosianida akan membentuk senyawa kompleks berwarna biru atau hijau.
Bahan dan Pereaksi
Suspensi darah
HNO3 pekat
Larutan K4Fe(CN)6 0,02 N
Cara Kerja
1. Ke dalam tabung reaksi 1, masukkan 1 mL suspensi darah, kemudian tambahkan 1 mL HNO3 pekat.
2. Biarkan beberapa saat atau lakukan sentrifus untuk mempercepat, kemudian ambil 1 mL cairan supernatan dan masukkan ke dalam tabung 2 dan tambahkan 1 mL larutan K4Fe(CN)6 0,02 N.
3. Perhatikan dan catat adanya warna biru atau hijau yang menunjukkan adanya ion besi.
Bahan dan Pereaksi Tabung 1 Tabung 2
Suspensi darah 1 mL --
HNO3 pekat 1 mL --
Cairan supernatan -- 1 mL
K4Fe(CN)6 0,02 N -- 1 mL
Hasil
Pembahasan
--- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- ---
--- ---
Kesimpulan
--- --- --- --- --- ---
BAB V. EMPEDU
Tujuan Praktikum
Praktikum ini bertujuan untuk membuktikan bahwa empedu mengandung pigmen dan kolesterol serta memperlihatkan bahwa empedu mampu mengemulsi lemak.
Teori Singkat
Empedu, merupakan cairan yang disekresikan oleh sel-sel hati dan mengandung senyawa- senyawa yang diproduksi oleh sel-sel tersebut. Dari hati empedu dialirkan ke dalam kantung empedu melalui saluran empedu dan di dalam kantung inilah empedu dipekatkan dan disimpan sementara.
Empedu terdiri atas air, musin, asam atau garam empedu, berbagai pigmen empedu, lesitin, kolesterol dan garam-garam anorganik seperti Fe, Mn dan Cu. Asam empedu merupakan hasil akhir katabolisme kolesterol dalam hati, berfungsi membantu pencernaan dan penyerapan lemak dan vitamin yang larut dalam lemak. Kolesterol di dalam hati akan diekskresikan dalam bentuk asam empedu atau kolesterol bebas ke dalam empedu.
Pigmen-pigmen empedu, sebagian besar berasal dari pemecahan sel-sel darah merah dengan pigmen terbanyak adalah bilirubin yang berwarna merah /kuning coklat dan biliverdin yang berwarna hijau. Oksidasi terhadap pigmen-pigmen iini menghasilkan sejumlah pigmen-pigmen lain dengan bermacam warna.
1. Uji Pigmen Empedu A. Uji Gmelin
Prinsip :
Oksidasi pigmen-pigmen empedu oleh asam nitrat pekat akan menghasilkan senyawa bermacam warna.
Bahan dan Pereaksi
Empedu encer
HNO3 pekat
Cara Kerja
1. Masukkan 2 mL HNO3 pekat ke dalam tabung reaksi yang bersih dan kering.
2. Alirkan larutan empedu encer sebanyak 2 mL dengan pipet melalui dinding tabung yang dimiringkan dengan hati-hati supaya tidak bercampur.
3. Perhatikan dan catat warna-warna yang terbentuk di perbatasan kedua cairan.
B. Uji Smith Prinsip :
Oksidasi pigmen-pigmen empedu oleh iodium dalam alkohol akan menghasilkan senyawa bermacam warna.
Bahan dan Pereaksi
Empedu encer
Larutan iodium 0,5 % dalam alkohol
Cara Kerja
1. Isilah tabung reaksi yang bersih dan kering dengan 2 mL larutan empedu encer.
2. Alirkan beberapa 10 tetes larutan iodium 0,5 % dalam alkohol sehingga membentuk lapisan di atas cairan tersebut.
3. Perhatikan dan catat terbentuknya cincin berwarna hijau tua atau biru kehijauan di bawah lapisan iodium.
Bahan dan Pereaksi Tabung 1
[Uji Gmelin]
Tabung 2 [Uji Smith]
HNO3 pekat 2 mL --
Larutan empedu encer 2 mL 2 mL
Iodium 0,5 % -- 10 tetes
Hasil
Pembahasan
--- --- --- ---
--- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- ---
Kesimpulan
--- --- --- --- --- ---
2. Uji Kolesterol
Prinsip :
Kolesterol akan membentuk warna merah, biru dan ungu bila direaksikan dengan asam sulfat pekat (reaksi Salkowski)
Bahan dan Pereaksi
Larutan kolesterol 0,5 % dalam kloroform.
Larutan empedu
H2SO4 pekat
Cara Kerja
1. Masukkan 1 mL kolesterol (sebagai kontrol positif) ke dalam tabung reaksi 1 dan 1 mL larutan empedu ke dalam tabung reaksi 2.
2. Tambahkan ke dalam tiap tabung 1 mL H2SO4 pekat dengan hati-hati.
3. Amati dan catat warna yang terbentuk.
Bahan dan Pereaksi Tabung 1 Tabung 2
Larutan kolesterol 1 mL --
Larutan empedu -- 1 mL
H2SO4 pekat 1 mL 1 mL
Hasil
Pembahasan
--- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- ---
--- ---
Kesimpulan
--- --- --- --- --- ---
3. Uji Emulsi
Prinsip :
Empedu mengandung senyawa hasil metabolisme kolesterol yang bersifat deterjensi karena dapat larut dalam air dan lemak.
Bahan dan Pereaksi 1. Larutan empedu 2. Minyak kelapa 3. Akuadestilata
Cara Kerja
1. Siapkan dua tabung reaksi yang bersih dan kering. Isikan pada tabung pertama 2 mL akuadestilata dan 1 mL minyak kelapa. Tabung kedua isikan 1 mL akuadestilata, 1 mL minyak kelapa dan 1 mL larutan empedu.
2. Kocok kedua tabung tersebut dengan baik dan diamkan sejenak.
3. Perhatikan dan catat tabung reaksi mana yang isinya membentuk emulsi stabil yakni tidak terpisah lagi setelah didiamkan.
Bahan dan Pereaksi Tabung 1 Tabung 2
Akuadestilata 2 mL 1 mL
Minyak kelapa 1 mL 1 mL
Larutan empedu -- 1 mL
Hasil
Pembahasan
--- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- --- ---
Kesimpulan
--- --- --- --- --- ---
DAFTAR PUSTAKA
Benn A M L, Thomson W M. 2014. Saliva: An Overview. New Zealand Dental Journal.
BIOCHEMISTRY AND CLINICAL BIOCHEMISTRY DEPARTMENT. Medicina Chisinau
Dawes, Pedersen, Villa et al. The functions of human saliva: A review sponsored by the World Workshop on Oral Medicine VI.
de Almelda PDV, Gregio AMT, Machado MAN, de Lima AAS, Azevedo LR. 2008. Saliva Composition and Functions :A Comprehensive Review. The Journal of Contempory Dental Practice. www.the jcdp.com. Volume 9, Number 3, March 1, 2008.
Frederick S. Rosen, MD. Anatomy And Physiology Of The Salivary Glands, https://www.utmb.edu/otoref/grnds/salivary-gland-2001-01/salivary-gland-2001- 01.pdf
Gavriliuc Ludmila. 2011. BIOCHEMISTRY. Lectures for students of Medical Departments.
STATE UNIVERSITY OF MEDICINE AND PHARMACY NICOLAE TESTEMITANU
Gumilevskaya O. P., Zagorodneva E. A., Clinical biochemistry: Мanual
Hawley GG. 1980. The Condensed Chemical Dictionary. Nostrand Reinhold Company Inc.
United States of America.
Helen Whelton. Introduction: the anatomy and physiology of salivary glands, https://www.stephenhancocks.com/wrigley/wrigley_ohp.pdf
Medical University, 2014. – 105 p.
Panda NC. 1980. Kidney in Talwar GP. (ed). Texbook of Biochemistry and Human Biology.
Prentice-Hall of India Privated Limited, New Delhi. P. 1095-239.
Rodwell VW. 1981. Conversion of Amino Acids to Specialized Product, in MarinDW, Mayes PA and Rodwell VW (eds). Haper’s Review of Biochemistry, 18th edition. Lange Medical publication. Los Altos, California, p. 614-299.
Sadikin HM, Jusman SWA dan Prijanti AR. 1998. Penuntun Praktikum Biokimia Program Diploma III Bidan. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.
Soedarmo D, dkk. 1988. Penuntun Praktikum Biokimia. Pusat Antar Universitas IPB, Bogor.
Soewoto H, dkk. 2001. Biokimia; Eksperimen Laboratorium. Bagian Biokimia FKUI, Cetakan 1, Wydia Medika, Jakarta.
Vakhania et al. / Edited by Professor Gumilevsky B. Y. – Volgograd: The Volgograd State Yazid E dan Nursanti L. 2006. Penuntun Praktikum Biokimia untuk Mahasiswa Analis. Andi,
Yogyakarta.
LAMPIRAN
CARA PEMBUATAN PEREAKSI DAN LARUTAN
Asam pikrat, larutan jenuh
Timbang 15 g asam pikrat kemudian tambahkan 1 liter akuadestilata, kemudian kocok sampai larut.
Benedict, larutan kualitatif
Larutkan 173 g natrium sitrat dan 100 g natrium karbonat (Na2CO3 + H2O) dalam kurang lebih 800 mL akuadestilata dengan bantuan pemanasan.
Larutkan 17,3 g kristal tembaga sulfat dalam 100 mL akuadestilata dan kemudian larutan ini dituangkan perlahan-lahan ke dalam larutan sitrat- karbonat sambil ters diaduk. Tambahkan akuadestilata sampai menjadi 1 liter.
Kalium ferosianida, K4Fe(CN)6 0,02 N
Larutkan 2,11 g kalium ferosianida dalam air dan encerkan sampai 100 mL. Selalu disiapkan dalam keadaan segar atau baru.
Lugol. larutan
Larutkan 40 g iodium dalam 60 g kalium iodida dalam akuadestilata dan encerkan sampai 1000 mL.
Molisch, pereaksi
Larutkan 25 g -naftol dalam alkohol 96 % dan encerkan juga dengan alkohol sampai 500 mL. Dibuat setiap kali pereaksi segar.
Stokes, pereaksi
Larutkan 20 g ferosulfat dan 30 g asam tartrat dalam akuadestilata dan encerkan sampai 1000 mL. Bila hendak dipakai ambil 5 mL dan tambahkan NH4OH sampai endapan yang terbentuk larut kembali