• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENERAPAN SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN PUSAT PENDAPATAN DAN PUSAT BIAYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGARUH PENERAPAN SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN PUSAT PENDAPATAN DAN PUSAT BIAYA "

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PENGARUH PENERAPAN SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN PUSAT PENDAPATAN DAN PUSAT BIAYA

TERHADAP KINERJA MANAJERIAL

(Studi Kasus pada Aerotel Smile Hotel Makassar)

OLIVIA NOVELA SUEBU

DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR

2018

(2)

ii

PENGARUH PENERAPAN SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN PUSAT PENDAPATAN DAN PUSAT BIAYA

TERHADAP KINERJA MANAJERIAL

(Studi Kasus pada Aerotel Smile Hotel Makassar)

sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Akuntansi

disusun dan diajukan oleh OLIVIA NOVELA SUEBU

A31113703

kepada

DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR

2018

(3)

iii

SKRIPSI

PENGARUH PENERAPAN SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN PUSAT PENDAPATAN DAN PUSAT BIAYA

TERHADAP KINERJA MANAJERIAL

(Studi Kasus pada Aerotel Smile Hotel Makassar)

disusun dan diajukan oleh

OLIVIA NOVELA SUEBU A31113703

telah diperiksa dan disetujui untuk diuji

Makassar, 21 Maret 2018

Pembimbing I Pembimbing II

Dra. Hj. Nurleni, Ak., M.Si., CA Drs. Agus Bandang, Ak., M.Si., CA NIP. 19590818 198702 2 001 NIP. 19620817 199002 1 001

Ketua Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Hasanuddin

Dr. Hj. Andi Kusumawati, S.E., M.Si.,Ak., CA NIP. 19660405 199203 2 003

(4)

iv

PENGARUH PENERAPAN SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN PUSAT PENDAPATAN DAN PUSAT BIAYA

TERHADAP KINERJA MANAJERIAL

(Studi Kasus pada Aerotel Smile Hotel Makassar)

disusun dan diajukan oleh OLIVIA NOVELA SUEBU

A311 13 703

telah dipertahankan dalam sidang ujian skripsi pada tanggal 26 Juli 2018 dan

dinyatakan telah memenuhi syarat kelulusan Menyetujui,

Panitia Penguji

No NamaPenguji Jabatan Tanda Tangan

1. Dra. Hj. Nurleni, Ak., M.Si., CA Ketua 1 ………..

2. Drs. Agus Bandang, Ak., M.Si., CA Sekertaris 2 ………..

3. Prof. Dr. Hj. Haliah, S.E., M.Si., Ak., CA Anggota 3 ………..

4. Dr. Darwis Said, S.E., Ak., M.SA Anggota 4 ………..

5. Dr. Hj. Andi Kusumawati, S.E., M.Si., Ak., CA Anggota 5 ………..

Ketua Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi danBisnis

Universitas Hasanuddin

Dr. Hj. Andi Kusumawati, S.E., M.Si.,Ak., CA NIP. 19660405 199203 2 003

(5)

v

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

nama : Olivia Novela Suebu

NIM : A31113703

departemen/program studi : Akuntansi

dengan ini menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa skripsi yang berjudul,

“PENGARUH PENERAPAN SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN PUSAT PENDAPATAN DAN PUSAT BIAYA TERHADAP KINERJA MANAJERIAL”

(Studi Kasus Pada Aerotel Smile Hotel Makassar)

Adalah karya ilmiah saya sendiri dan sepanjang pengetahuan saya di dalam naskah skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu perguruan tinggi dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari ternyata di dalam naskah skripsi ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut dan diproses dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (UU, No.

20 Tahun 2003, pasal 25 ayat 2 dan pasal 70).

Makassar, 21 Maret 2018 Yang Membuat Pernyataan,

Olivia Novela Suebu

(6)

vi Salam Sejahtera

Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul

“Pengaruh Penerapan Sistem Pengendalian Manajemen Pusat Pendapatan dan Pusat Biaya terhadap Kinerja Manajerial (Studi Kasus pada Hotel Aerotel Smile Makassar)”. Peneliti juga mengucap syukur oleh karena pertolongan dan penyertaan-Nya maka penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Akuntansi di Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin.

Peneliti mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikan skripsi ini. Pertama-tama, ucapan terima kasih peneliti berikan kepada Ibu Dra, Hj. Nurleni, M.Si., Ak., CA, selaku pembimbing satu, bapak Alm.Drs. Muh. Ishak Amsari, M.Si., Ak., CA, dan Drs. Agus Bandang, M.Si., Ak., CA, selaku pembimbing dua, terima kasih atas kesediaannya untuk meluangkan waktu memberikan arahan, motivasi, dan bimbingan dari awal hingga peneliti menyelesaikan skripsi ini.

Ucapan terima kasih juga peneliti tujukan kepada Direktur Aerotel Smile Hotel yang telah member izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian di perusahaan beliau. Hal yang sama juga peneliti sampaikan kepada para staf Aerotel Smile Hotel yang telah memfasilitasi dan memberikan pelayanan yang sangat baik kepada peneliti.

Terakhir, ucapan terima kasih kepada Kedua orang tuaku, Bapak Frits Suebu dan Ibu Yosephina Norotumilena (Almarhuma) yang tiada henti-hentinya mendoakan dan memberi dukungan, kasih sayang serta nasehat. Hal yang sama

(7)

vii

juga peneliti sampaikan kepada kakak-kakak, adik serta teman-teman peneliti atas bantuan, nasehat, dan motivasi yang diberikan selama menyelesaikan skripsi ini.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, maka saran dan kritik dari semua pihak sangat diharapkan demi penyempurnaan selanjutnya. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca.

Makassar, 21 Maret 2018 Peneliti

Olivia Novela Suebu

(8)

viii

Pengaruh Penerapan Sistem Pengendalian Manajemen Pusat Pendapatan dan Pusat Biaya Terhadap Kinerja Manajerial

(Studi Kasus pada Aerotel Smile Hotel Makassar)

The Effect of Implementation of the Central Management System of Revenue Center and Cost Center on Managerial Performance

(Case Study in Aerotel Smile Hotel Makassar)

Olivia Novela Suebu Nurleni

Alm. Muhammad Ishak Amsari Agus Bandang

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan sistem pengendalian manajemen pusat pendapatan dan pusat biaya terhadap kinerja manajerial Hotel Aerotel Smile Makassar. Dalam penelitian ini sampel yang diambil adalah 20 orang dari Hotel Aerotel Smile Makassar. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah kuesioner dan penelitian kepustakaan. Hasil penelitian menunjukan bahwa sistem pengendalian manajemen pusat pendapatan dan pusat biaya yang terdiri dari struktur pengendalian manajemen dan proses pengendalian manajemen memiliki pengaruh terhadap kinerja manajerial.

Kata kunci : Sistem Pengendalian Manajemen, Struktur Pengendalian manajemen, Proses Pengendalian Manajemen, Kinerja Manajerial.

This study aims to determine the effect of the implementation of control systems of central revenue and cost centers on managerial performance in Aerotel Smile Hotel Makassar. In this study the sampel taken in 20 people from Aerotel Smile Hotel Makassar. This study uses quantitative research methods. Data collecting method used in this research survey method conducted by questionnaire distribution and study literature. The results of research show that the Management control system of revenue center and cost center consisting of management control process have influence to managerial performance.

Keywords : Management Control System, Management Control Struktur, Management Control Process, Management Performance.

(9)

ix DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL…………..……… i

HALAMAN JUDUL………..………... ii

LEMBAR PERSETUJUAN……… iii

LEMBAR PENGESAHAAN…………..………...………. iv

PERNYATAAN KEASLIAN………... v

PRAKATA………. vi

ABSTRAK………. viii

ABSTRAC………. viii

DAFTAR ISI…………...……….………..………….. ix

DAFTAR TABEL……….. xi

DAFTAR GAMBAR………. xii

DAFTAR LAMPIRAN……….…. xiii BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang……..………...………..……

1.2 Rumusan Masalah…….………...…….

1.3 Tujuan penelitian………..……….….

1.4 Kegunaan Penelitian…... ……….……….

1.4.1 Kegunaan Teoretis……….………

1.4.2 Kegunaan Praktis….……….

1.5 Ruang Lingkup Penelitian…...………..

1.6 Sistematika Penulisan….………...

1 7 7 7 8 8 8 8 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teori dan Konsep……...…..………..…..

2.1.1 Pengertian dan Klasifikasi Hotel……...…..

2.1.2 Teori Kontijensi………..

2.1.3 Sistem Pengendalian Manajemen……….….

2.1.4 Unsur-unsur Sistem Pengendalian Manajemen…

2.1.5 Struktur Sistem Pengendalian Manajemen………

2.1.6 Proses Sistem Pengendalian Manajemen…….…

2.1.7 Kinerja Manajerial………..

2.2 Penelitian Terdahulu………...

2.3 Kerangka Pemikiran……….………..

2.4 Hipotesis Penelitian………

10 10 14 16 17 17 19 21 22 23 24 BAB III. METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian………..….

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian………..….

3.3 Populasi dan Sampel………..……

3.3.1 Populasi……….……….

3.3.2 Sampel……….………..

3.4 Jenis dan Sumber Data…………..………..….

3.4.1 Jenis Data……….……….

3.4.2 Sumber Data………..

3.5 Teknik Pengumpulan Data………

3.6 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional……….

3.6.1 Variabel Penelitian………

3.6.2 Definisi Operasional……….

27 27 28 28 28 28 28 29 29 30 30 31

(10)

x

3.8 Analisis Data………..…..

3.8.1 Statistik Deskriptif……….

3.8.2 Uji Kualitas Data………

3.8.2.1 Uji Validitas………

3.8.2.2 Uji Reliabilitas………

3.8.3 Uji Hipotesis………

3.8.3.1 Analisis Regresi Berganda……….

3.8.3.2 Uji t (Parsial)……….

3.8.3.3 Uji F………

3.8.3.4 Koefisien Determinasi (R2)……….

33 39 34 34 34 35 35 35 36 36 BAB IV. HASIL PENELITIAN

4.1 Hasil Penelitian………

4.1.1 Tinjauan Umum Tentang Subyek Penelitian……….

4.1.1.1 Gambaran Umum Aerotel Smile Hotel…….

4.1.1.2 Visi dan Misi…..………

4.1.1.3 Struktur Organisasi Aerotel Smile Hotel…..

4.2 Deskripsi Data Responden………….………..

4.3 Deskripsi Data Variabel……….

4.3.1 Pengujian Uji Validitas……….

4.3.2 Pengujian Reliabilitas………..

4.3.3 Pengujian Hipotesis……….

4.3.3.1 Analisis Regresi Berganda ………

4.3.3.2 Uji t (Parsial)……….

4.3.3.3 Uji F………..

4.3.3.4 Koefisien Determinas (R2)……….

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian………

4.4.1 Hasil Uji Pengaruh Penerapan Struktur

Pengendalian Manajemen Pusat Pendapatan dan Pusat Biaya terhadap kinerja Manajerial…………..

4.4.2 Hasil Uji Pengaruh Proses Pengendalian

Manajemen Pusat Pendapatan dan Pusat Biaya terhadap kinerja Manajerial……….

37 37 37 39 39 42 43 43 45 46 46 47 48 48 49

49

50

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan………..

5.2 Saran……….

5.3. Keterbatasan Penelitian………

54 55 55

DAFTAR PUSTAKA………..…. 57

LAMPIRAN………... 60

(11)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel halaman

1.1 Data Statistik Hotel dan Pariwisata Kota Makassar tahun 2015. 6

3.1 Operasionalisasi Variabel………..……… 31

4.1 Karakteristik Responden……… 42

4.2 Hasil Uji Validitas Variabel X1 Struktur Pengendalian Manajemen……….. 43

4.3 Hasil Uji Validitas Variabel X2 Proses Pengendalian Manajemen………... 44

4.4 Hasil Uji Validitas Variabel Y Kinerja Manajerial……… 44

4.5 Hasil Uji Reliabilitas Variabel X1 Struktur Pengendalian Manajemen………. 45

4.6 Hasil Uji Reliabilitas Variabel X2 Proses Pengendalian Manajemen……….. 45

4.7 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Y Kinerja Manajerial……… 46

4.8 Hasil Uji t (Parsial)………. 47

4.9 Hasil Uji F (Simultan)………. 48

4.10 Hasil Uji Koefisien Determinasi……… 49

(12)

xii

Gambar halaman

2.1 Kerangka Konseptual……… 24

(13)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran halaman

1 Biodata ………. 61

2 Kuesioner ……… 62

3 Tanggapan Responden ……… 68

4 Uji Kualitas Data ………. 71

5 Uji Hipotesis ………. 73

(14)

1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kota Makassar merupakan ibu kota Propinsi Sulawesi Selatan yang kaya akan sumber daya alam dan menyimpan potensi besar pariwisata. Posisi geografisnya yang strategis, yaitu berdekatan Pulau Jawa dan Bali menjadikan daerah ini sebagai pintu gerbang masuknya wisatawan dari wilayah barat Indonesia. Posisi yang menguntungkan ini, menjadikan Kota Makassar tampil menjadi daerah transit yang banyak dikunjungi oleh wisatawan baik dari dalam maupun luar negeri. Peluang ini nyatanya dimanfaatkan oleh para investor untuk menanamkan modalnya pada sektor pariwisata.

Sektor pariwisata di Indonesia pada lima tahun belakangan ini mengalami perkembangan yang tidak menggembirakan, hal ini disebabkan oleh kondisi keamanan dan lingkungan yang tidak mendukung, salah satunya adalah bencana alam yang dialami Indonesia. Kondisi tersebut membawa dampak yang buruk bagi pariwisata di Indonesia, padahal pariwisata di Indonesia dianggap sebagai salah satu sektor ekonomi yang mampu menjadi penghasil devisa utama menggantikan sektor minyak dan gas bumi. Oleh karena kondisi tersebut, pariwisata menjadi prioritas nasional dalam RPJM 2015-2019. Ditahun 2017 secara konsisten menjadi program prioritas, yaitu pembangunan pariwisata Indonesia “Wonderful Indonesia”. Dengan program ini diharapkan pariwisata di Indonesia khususnya kota Makassar dapat kembali menjadi sumber devisa bagi negara untuk menggantikan minyak dan gas bumi.

Salah satu aspek ekonomi yang langsung berkaitan dengan kegiatan kepariwisataan adalah bisnis perhotelan. Hotel sebagai tempat penginapan yang

(15)

2 nyaman merupakan salah satu faktor yang dibutuhkan oleh wisatawan yang sedang berkunjung dan hal ini merupakan poin penting yang tidak bisa diabaikan.

Ahmad Syakhroza (2000:10), menyatakan bahwa perusahaan akan mampu bersaing dan mempertahankan sustainability-nya jika dapat merespon ancaman dan peluang dengan cara merancang dan menggunakan strategi serta sistem pengendalian yang prima. Selanjutnya jika perusahaan gagal mengimplementasikan peluang ke dalam strategi yang tepat, maka akan merusak kinerja perusahaan.

Pada kondisi perekonomian yang semakin kompleks, seorang manajer harus mampu memandang dan merencanakan masa depan organisasi agar dapat tumbuh dan berkembang. Hal ini menyebabkan manajer harus mampu berupaya agar pelaksanaan seluruh kegiatan dalam organisasi dapat berjalan sesuai dengan yang direncanakan.

Hotel sebagai suatu bisnis jasa memiliki fokus masalah yang harus mendapat perioritas utama yaitu kualitas pelayanan. Nilai kualitas pelayanan akan menentukan kepuasan konsumen terhadap jasa yang disampaikan dan akhirnya dari pihak konsumen akan tercipta loyality, sehingga hotel akan memilliki kemampuan untuk bersaing. Untuk meningkatkan kualitas pelayanan, hotel perlu memusatkan perhatian pada karyawan, karena bisnis jasa pada dasarnya adalah usaha yang menggunakan tingkat intensitas tenaga kerja yang tinggi.

Philip Kotler dkk (1996:469) menyatakan bahwa ada tiga jenis pemasaran jasa yang dikenal dengan istilah “The service marketing triangle” yaitu: 1) Pemasaran eksternal yakni menggambarkan pekerjaan normal yang dilakukan perusahaan untuk menyiapkan, menetapkan harga, mendistribusikan dan mempromosikan jasa itu kepelanggan. 2) Pemasaran internal yakni

(16)

menggambarkan pekerjaan yang dilakukan perusahaan untuk melatih dan memotivasi karyawan agar melayani pelanggan dengan baik. 3) Pemasaran interaktif yakni menggambarkan keahlian karyawan dalam melayani pelanggan.

Berdasarkan hal ini maka sudah jelas bahwa hotel sebagai bisnis jasa membutuhkan karyawan yang berkualitas dan terampil untuk melayani pelanggan. Jadi untuk dapat tetap memiliki karyawan yang terampil sesuai pelayanan yang berkualitas, maka diperlukan suatu sistem yang dikenal dengan sistem pengendalian manajemen yang bertujuan untuk dapat mengarahkan para karyawan agar bekerja sesuai dengan tujuan perusahaan.

Sistem pengendalian manajemen pada dasarnya bertujuan untuk mengarahkan dan menjamin bahwa strategi yang dijalankan sesuai dengan tujuan organisasi yang akan dicapai. Penerapan sistem pengendalian manajemen dalam suatu organisasi sangat bergantung pada karakteristik organisasi yang bersangkutan. Disamping itu sistem pengendalian manajemen juga bertujuan untuk memotivasi pencapaian baik rencana tugas maupun rencana strategik.

Giglioni dan Bedein (1974) dalam J.G. Fisher (1998:47) mengemukakan bahwa salah satu tipe sistem pengendalian dalam organisasi yang kompleks adalah pengendalian Cybernetic. Pengendalian Cybernetic didefinisikan sebagai suatu sistem pengukuran standar dan kinerja yang sesungguhnya serta menyediakan informasi feedback atas selisih yang terjadi. Sistem pengendalian ini dibatasi dalam hal memonitoring aktivitas operasi, mereview informasi feedback dan kalau perlu dilakukan tindakan koreksi (Reeves, T. et al., 1970 dalam J.G. Fisher, 1998:63)

Sebagian besar penelitian atas sistem pengendalian difokuskan pada sistem cybernetic dan pengendalian anggaran merupakan sasaran utama dari

(17)

4 sistem pengendalian manajemen. Didalam beberapa perusahaan, sistem kompensasi insentif adalah bagian dari proses cybernetic yang merupakan komponen kunci dalam proses feedback. Merchant (1985:205) mencatat bahwa tujuan utama atas anggaran adalah sebagai informasi yang bermanfaat untuk monitoring dan motivasi personel. Atribut kompensasi insentif diteliti dalam kerangka kerja kontinjensi dan merupakan kriteria kinerja (seperti : gaji, bonus), frekuensi pembayaran dan tingkat subjektivitas dalam menentukan kompensasi insentif. Tiga komponen penting sistem pengendalian berdasarkan kinerja adalah proses penetapan standar (misalnya : anggaran, tujuan, target), keketatan standar (misalnya : kesulitan tujuan, penurunan anggaran), insentif berdasarkan standar (misalnya : bonus untuk masing-masing unit perkembangan kinerja yang dinilai sebagai hasil kinerja). Tiga komponen ini saling berkaitan (Demski &

Feltham, 1978:336). Proses yang digunakan untuk menetapkan standar kinerja mempengaruhi keketatan dan pada gilirannya, memengaruhi penghargaan yang diterima untuk kinerja yang dibandingkan dengan standar.

Menurut Anthony et. Al,. (1992:22), manajer-manajer menggunakan sistem pengendalian manajemen untuk mendeteksi situasi-situasi lepas kendali, bila operasi organisasi tidak efisien atau tidak efektif dan untuk meyakinkan bahwa organisasi telah melaksanakan strateginya secara efektif dan efisien.

Pada dasarnya sistem pengendalian manajemen terdiri atas struktur dan proses.

Struktur pengendalian manajemen dipusatkan pada berbagai macam pusat pertanggungjawaban. Pusat pertanggungjawaban adalah suatu unit kerja yang dipimpin oleh seseorang yang memegang tanggungjawab terhadap tugas yang dibebankan kepadanya. Anthony and Govindarajan (1998:132) berpendapat bahwa: There are four types of responsibity centers, classifield according to the nature of the monetary inputs or outputs or both, that are

(18)

measured: revenue centers, expense centers, profit centers and investment centers. Pendapat ini menjelaskan bahwa pusat pertanggungjawaban dapat dikelompokkan menjadi empat kategori yaitu: pusat pendapatan, pusat beban, pusat laba dan dan pusat investasi. Sedangkan proses sistem pengendalian manajemen banyak melibatkan komunikasi dan interaksi informal di kalangan manajer dan karyawan perusahaan. Komunikasi informal terjadi melalui memo, rapat, percakapan, bahkan melalui isyarat-isyarat seperti ekspresi wajah.

Anthony et. al (1999:716) menyatakan bahwa “Besides these informal activities, most organizations also have a formal management control system consisting of the following phases: Strategic planning, Budgeting, Measurement

& Reporting and Evaluation”. Jadi selain pengendalian informal, perusahaan juga mempunyai proses pengendalian formal yang meliputi tahap-tahap pemrograman, penganggaran, pengukuran & pelaporan dan evaluasi yang saling berkaitan antara satu dan lainnya.

Pengukuran kinerja dilakukan berdasarkan ukuran yang cocok dengan karakteristik operasi kinerja manajerial perhotelan. Untuk mengetahui apakah hal tersebut telah tercapai atau tidak diperlukan suatu evaluasi/penilaian yang tepat yang ditujukan pada pusat pertanggungjawaban biaya dan pusat pertanggungjawaban pendapatan agar manajemen dapat berjalan sesuai dengan visi dan misi hotel.

Penelitian ini merujuk pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Yuneita Anisma (2003) yang meneliti “Pengaruh Sistem Pengendalian Manajemen Terhadap Kinerja Perusahaan pada Hotel Berbintang di Propinsi Riau. Penelitian ini juga merujuk pada penelitian yang dilakukan oleh Akrim (1994), dengan judul penelitian “Hubungan antara Sistem Pengendalian Manajemen dengan Prestasi Manajer Pusat Pertanggungjawaban pada PT.

(19)

6 Telkom. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Animah (2002) yang berjudul

“Pengaruh Sistem Pengendalian Manajemen Terhadap Kinerja Keuangan Rumah Sakit Umum Swasta Kelas B di Propinsi Jawa Barat”. Selain itu penelitian ini juga merujuk pada penelitian yang dilakukan oleh Eka N.S dan Fitriani S (2009) yang berjudul “Pengaruh Sistem Pengendalian Manajemen Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan pada Hotel Berbintang di Kota Medan”.

Dipilihnya hotel berbintang sebagai subjek penelitian ini didasarkan pada pertimbangan bahwa jenis bisnis ini memiliki prospek masa depan yang cukup cerah. Selain itu karena sejalan dengan program dinas pariwisata Makassar yang menargetkan kunjungan 1 juta wisatawan pada seluruh event pariwisata tahun 2017 (Makassar guide:2017).

Tabel 1.1

Data Statistik Hotel dan Pariwisata Kota Makassar tahun 2015

Jenis Jumlah

Jumlah Hotel 181

Hotel Non Bintang 96

Hotel Bintang 85

- Bintang 1 16

- Bintang 2 34

- Bintang 3 26

- Bintang 4 9

- Bintang 5 2

Sumber : Makassar Dalam Angka 2016

Pada era globalisasi ini, persaingan bisnis perhotelan semakin ketat, karena itu usaha perhotelan perlu dikelola oleh seorang manajer yang mampu dan profesional dalam meningkatkan kinerja perusahaan. Tabel 1 diatas menyajikan data statistik hotel di kota Makassar tahun 2015.

(20)

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengkaji mengenai “PENGARUH PENERAPAN SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN PUSAT PENDAPATAN DAN PUSAT BIAYA TERHADAP KINERJA MANAJERIAL (Studi Kasus pada Aerotel Smile Hotel Makassar)”.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah penelitian ini akan mengambil dua variable dari penelitian tersebut, yakni sistem pengendalian manajemen dan kinerja manajerial.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh penerapan struktur pengendalian manajemen pada pusat pendapatan dan pusat biaya terhadap kinerja manajerial?

2. Bagaimana pengaruh proses pengendalian manajemen pada pusat pendapatan dan pusat biaya terhadap kinerja manajerial?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam kegiatan penelitian ini yaitu:

1. Untuk mengetahui pengaruh penerapan struktur pengendalian manajemen pada pusat pendapatan dan pusat biaya terhadap kinerja manajerial.

2. Untuk mengetahui pengaruh proses pengendalian manajemen pada pusat pendapatan dan pusat biaya terhadap kinerja manajerial.

1.4 Kegunaan Penelitian

Dari penulisan penelitian ini, diharapkan berguna bagi semua pihak.

Adapun kegunaan dari penelitian ini didasarkan pada aspek teoretis dan aspek praktis.

(21)

8 1.4.1 Kegunaan Teoretis

1. Aerotel Smile Hotel dapat memperoleh manfaat pengetahuan lebih dalam mengenai sistem pengendalian manajemen yang mampu mempengaruhi kinerja manajerial kedepannya agar lebih baik.

2. Akademis yaitu dapat memberikan kontribusi dalam menambah literatur mengenai pengaruh penerapan sistem pengendalian manajemen pada pusat pendapatan dan pusat biaya terhadap kinerja manajerial .

1.4.2 Kegunaan Praktis 1. Penulis

Penelitian yang dilakukan dapat memberikan tambahan wawasan ilmu pengetahuan tentang pentingnya sistem pengendalian manajemen pada pusat pendapatan dan pusat biaya terhadap kinerja manajerial.

2. Masyarakat

Sebagai masukkan bagi masyarakat agar dapat memberikan partisipasi dalam perbaikan sistem pengendalian manajemen pada pusat pendapatan dan pusat biaya terhadap kinerja manajerial yang lebih baik.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini akan meneliti Pengaruh Penerapan Sistem Pengendalian Manajemen Pada Pusat Pendapatan Dan Pusat Biaya Terhadap Kinerja Manajerial (Studi pada Hotel Aerotel Smile Makassar).

1.6 Sistematika Penulisan

Agar penguji dan pembaca dengan mudah dapat memahami isi skripsi, maka penulis membagi atas lima bab yang terdiri dari:

(22)

BAB I : Merupakan bab pendahuluan yang memaparkan secara singkat tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, ruang lingkup penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II : Merupakan landasan teori yang memuat tentang teori-teori yang mendukung pemecahan masalah, seperti pengertian dan klasifikasi hotel, teori kontijensi, pengertian sistem pengendalian manajemen, unsur-unsur sistem pengendalian manajemen, pengertian struktur pengendalian manajemen, pengertian proses pengendalian manajemen, pengertian kinerja manajerial, serta memuat tinjauan penelitian terdahulu, kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian.

BAB III : Merupakan Metode Penelitian yang mencakup rancangan penelitian, Tempat dan waktu penelitian, populasi dan sampel, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, variabel penelitian dan definisi operasional, instrument penelitiandan metode analisis data.

BAB IV : Merupakan hasil penelitian yang mencakup tinjauan umum tentang subyek penelitian, deskripsi data responden, deskripsi data variabel, dan pembahasan hasil penelitian.

BAB V : Merupakan bab penutup yang terdiri dari kesimpulan, saran dan keterbatasan penelitian.

(23)

10 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teori dan Konsep 2.1.1 Pengertian dan Klasifikasi Hotel

Menurut Dwi Prastowo Darminto dan Aji Suryo (2001:11) pengertian hotel dapat dilihat dari dua sisi yaitu sisi hukum dan sisi fisiknya. Menurut hukum, hotel adalah penginapan yang diwajibkan memenuhi aturan yang berlaku dalam menawarkan penginapan, makanan dan perlindungan atas barang bawaan para tamunya. Secara fisik, hotel adalah sebuah bangunan yang terdiri dari beberapa ruangan yang digunakan oleh para tamu untuk beberapa saat serta menyediakan jasa dan fasilitas yang dibutuhkan oleh tamu-tamunya. Definisi yang sama juga di kemukakan oleh Heldin Manurung dan Trizno Tarmoezi (2002:16) yang menyatakan bahwa hotel adalah sebuah gedung yang digunakan sebagai tempat penginapan dengan tujuan komersial dan menyediakan jasa pelayanan secara professional bagi para tamu termasuk penyediaan makanan, minuman dan fasilitas lainnya.

Pengertian hotel menurut SK Menteri Pariwisata, Pos, dan Telekomunikasi No.KM/37/PW.340/MPPT-86 dalam Sulastiyono (2011:6), adalah

“Suatu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa penginapan, makanan dan minuman, serta jasa penunjang lainnya bagi umum yang dikelola secara komersial.

Dalam perkembangannya, sebuah hotel bisa memiliki banyak kamar- kamar hunian baik yang berlokasi di tempat keramaian tertentu, di alam pegunungan atau bahkan di pinggir-pinggir laut. Namun demikian pada umumnya sebuah hotel tetap akan mendasarkan diri pada aspek-aspek

(24)

kebutuhan pokoknya. Sebuah hotel biasanya menawarkan berbagai macam jasa dan fasilitas penunjang kebutuhan tamunya. Disamping menawarkan makanan, minuman dan tempat penginapan, hotel juga menyewakan kemewahan hidup.

Hotel yang tergolong besar menyediakan segala jasa dan fasilitas yang dibutuhkan tamunya, seperti pertokoan, pusat-pusat hiburan, kesehatan dan sarana olah raga.

Saat ini kebutuhan akan perjalanan baik untuk urusan bisnis maupun hanya sekedar liburan tampak semakin meningkat, oleh sebab itu bisnis perhotelan juga harus tumbuh dan berkembang sesuai dengan kebutuhan. Hal ini terbukti dengan munculnya berbagai jenis industri perhotelan.

Menurut Dwi Prastowo Darminto dan Aji Suryo (2001:13) hotel dapat diklasifikasikan berdasarkan jenis (yaitu: hotel transit, hotel residen, hotel semiresiden dan hotel peristirahatan) dan berdasarkan kondisi ekonomi (yaitu:

hotel ekonomi, hotel melati, hotel bintang, hotel eksekutif dan hotel mewah).

Bagian-bagian yang terdapat dalam Hotel secara umum menurut teori Sulastiyono (2011:63-186) adalah sebagai berikut:

1. Kantor depan Hotel (Front Office)

Peranan dan fungsi utama dari bagian kantor depan hotel adalah menjual (dalam arti menyewakan) kamar kepala para tamu. Oleh karena fungsinya itu, maka lokasi atau letak kantor depan hotel seharusnya berada di tempat yang mudah dilihat atau diketahui oleh tamu. Untuk membantu pelaksanaan fungsi bagian kantor depan hotel terbagi menjadi beberapa sub-bagian yang masing-masing sub-bagian memiliki fungsi pelayanan yang berbeda, karena peran dan fungsi utama bagian kantor depan hotel adalah pelayanan penjualan kamar, maka penggunaan Yield

(25)

12 Management sebagai strategi penjualan akan banyak berkaitan dengan sub-bagian pelayanan pemesanan kamar (reservation).

2. Tata Graha Hotel (Housekeeping)

Bagian tata graha (Housekeeping) adalah salah satu bagian yang mempunyai peranan dan fungsi yang cukup vital dalam memberikan pelayanan kepada para tamu, terutama yang menyangkut pelayanan kenyamanan dan kebersihan ruang hotel, maka bagian tata graha juga harus menjalin kerjasama dengan bagian-bagian lainnya yang terdapat di hotel, seperti bagian kantor depan hotel (Front office), bagian makanan dan minuman (Food&Beverage), bagian mesin (Engineering), bagian akunting, dan bagian personel.

3. Makanan dan minuman (Food & Beverage)

Bagian makanan dan minuman (food & beverage) merupakan salah satu bagian yang terdapat dihotel, yang mempunyai fungsi melaksanakan penjualan makanan dan minuman, tetapi dibalik itu semuanya terdapat kegiatan-kegiatan yang sangat kompleks. Kegiatan itu adalah melaksanakan usaha pengembangan produk makanan dan minuman, merencanakan kegiatan-kegiatan yang dapat menarik tamu untuk makan dan minum direstoran hotel, melakukan pembelian bahan-bahan makanan dan minuman, penyimpanan bahan-bahan makanan dan minuman, melakukan pengolahan, penyajian makanan dan minuman serta menghitung produk.

4. Pemasaran dan Penjualan (Marketing and Sales Departement)

Bagian ini berfungsi dalam memasarkan produk hotel, serta kegiatan- kegiatan yang berhubungan dengan pemasaran hotel, dengan berbagai cara bagian ini berusaha untuk mendapatkan tamu sebanyak mungkin

(26)

kedalam hotel, agar dapat menentukan banyaknya peningkatan pendapatan yang diperoleh melalui tamu-tamu yang menginap dan menggunakan fasilitas-fasilitas hotel.

5. Keuangan (Accounting Departement)

Departemen ini merupakan sebuah pusat bagi perusahaan hotel dalam menyelenggarakan penyusunan, pencatatan dan administrasi keuangan.

Dengan adanya department ini maka pihak manajemen akan dapat mengetahui seberapa banyak pendapatan yang telah diperoleh serta bagaimana perkembangan perusahaan tersebut untuk masa yang akan datang.

6. Departemen Personalia (Human Resource Departemen)

Bagian ini berfungsi melakukan kegiatan yang ada kaitannya dengan sumber daya manusia yang ada di lingkungan kerja hotel. Departemen ini juga memiliki tugas dalam mengembangkan tenaga kerja yang ada serta mengatur dan menyelenggarakan pendidikan maupun latihan kerja bagi karyawan dari semua tingkatan.

7. Bagian Teknik (Engineering Departement)

Departemen ini bertanggungjawab dalam kegiatan yang berhubungan dengan perencanaan dan konstruksi bangunan hotel, selain itu juga bagian ini peralatan dan perlengkapan hotel yang bersifat mekanik (mesin) serta mengurus pengadaan dan pemeliharaan instalasi listrik dan pengadaan air bersih untuk tamu dan karyawan hotel.

8. Keamanan (Security Departement)

Bagian ini bertugas dalam hal yang berhubungan dengan masalah yang ada kaitannya dengan keamanan di dalam maupun diluar hotel serta memelihara ketertiban diwilayah kerjanya.

(27)

14

Saat ini perkembangan dan persaingan antar hotel tampak semakin tinggi.

Setiap hotel selalu berusaha melaksanakan perbaikan dan pengembangan usaha agar dapat memenangkan persaingan tersebut. Salah satu usaha yang dapat dilakukan adalah dengan melaksanakan suatu sistem pengendalian manajemen yang baik dengan tujuan agar pengelolaan usaha secara professional dapat dilaksanakan.

2.1.2 Teori Kontijensi

Teori kontijensi merupakan suatu pendekatan terhadap perilaku organisasi. Menurut Stoner et al., (1996:47) pendekatan kontijensi merupakan suatu pandangan bahwa teknik manajemen yang paling baik memberikan kontribusi untuk pencapaian sasaran organisasi mungkin bervariasi dalam situasi atau lingkungan yang berbeda.

Beberapa faktor baik eksternal maupun internal akan senantiasa berubah dan dipenuhi ketidakpastian. Setiap faktor-faktor ini berubah, ada kemungkinan dari perusahaan untuk merancang ulang pula sistem pengendalian manajemen (Peljhan dan Tekavcic, 2008:9). Keberhasilan suatu model sistem akuntansi yang diciptakan sangat tergantung pada kondisi organisasi itu sendiri. Akhirnya, perkembangan dalam sistem akuntansi menyebabkan pula perkembangan pada sistem kontinjensi, sehingga suatu sistem pengendalian akan berbeda-beda di setiap organisasi.

Teori kontinjensi mengemukakan bahwa tidak ada sistem yang sesuai dengan perusahaan secara keseluruhan. Meskipun demikian, sering kali situasi perusahaan harus mengadaptasi sistem secara spesifik agar perusahaan menjadi efisien (Pock, 2007:8).

(28)

Teori kontinjensi berpendapat bahwa sistem pengendalian dan seluruh faktor yang sesuai akan meningkatkan kinerja individu dan organisasi. Teori ini menyetujui bahwa rancangan pengendalian yang optimal dapat diaplikasikan pada seluruh perusahaan. Selanjutnya, perancangan pengendalian dilakukan untuk meningkatkan efisiensi (Pock, 2007:8).

Teori kontinjensi memberi jawaban mengenai kesesuaian sistem pengendalian dengan struktur perusahaan. Selain itu, teori ini mengemukakan dampak dari kesesuaian tersebut dengan kinerja (Islam dan Hu, 2012:5163).

Dalam hal ini, sistem pengendalian manajemen yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan akan memengaruhi kinerja perusahaan menjadi lebih baik.

Teori struktur kontinjensi menetapkan hubungan antara kesesuaian dan kinerja adalah valid (Donaldson, 2006:40). Faktor-faktor konseptual meliputi strategi bisnis, sistem pengendalian manajemen, dan sebagainya yang harus bersinergi dengan baik. Dengan demikian, teori kontinjensi menjadi dasar dalam menjelaskan hubungan variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini.

Manajer perusahaan harus peka terhadap setiap perubahan yang terjadi, dengan didukung oleh informasi yang tepat melalui sistem pengendalian manajemen yang sesuai. Di samping itu, struktur perusahaan juga harus disesuaikan dengan keadaan lingkungan yang tidak pasti untuk meminimalisir ketidaksesuaian (Hery, 2011:30). Setiap ketidaksesuaian hanya akan memberi dampak negatif pada kinerja. Van de Ven dan Drazin (1985:514) menyarankan manajer membuat keputusan untuk merespon suatu konflik ketidaksesuaian.

Perusahaan dapat memperoleh keuntungan besar dengan memperbaiki sebuah ketidaksesuaian pada rancangan organisasi (Donalson, 2006:40).

(29)

16 2.1.3 Sistem Pengendalian Manajemen

Perusahaan ibarat manusia yang butuh makan, bekerja dan istirahat secara teratur serta terkendali. Demikian juga untuk mencapai kinerja yang optimal, perusahaan harus terorganisasi dengan baik, memiliki visi dan misi, memiliki daya pengendalian manajemen serta mempunyai pengetahuan yang cukup untuk membantu orang agar dapat menciptakan kondisi yang kondusif bagi proses pengambilan keputusan yang tepat. Salah satu pengetahuan yang dimaksudkan adalah pengetahuan tentang sistem pengendalian manajemen.

Sumarsan (2013:4) menjelaskan sistem pengendalian manajemen merupakan suatu rangkaian tindakan dan aktifitas yang terjadi pada seluruh kegiatan organisasi dan berjalan secara terus menerus. Pengendalian manajemen bukanlah suatu sistem terpisah dalam suatu organisasi, melainkan harus dianggap sebagai bagian penting dari setiap sistem yang dipakai manajemen untuk mengatur dan mengarahkan kegiatannya. Fungsi manajemen menurut Terry yang dikutip oleh Herujito (2006:18) bahwa fungsi manajemen menjadi empat fungsi yang disingkat dengan POAC yaitu planning atau merencanakan, organizing atau menyusun, actuating atau pelaksanaan dan controlling atau mengawasi.

Sukarno Edy (2000:2) menyatakan bahwa sistem pengendalian manajemen dapat dikatakan sebagai pengetahuan teorites-praktis dan dapat pula dikategorikan sebagai bagian dari pengetahuan perilaku terapan. Dikatakan pengetahuan teoritis-praktis, karena akan lebih mudah mencerna kalau dalam mempelajarinya senantiasa membayangkan dan mengaitkannya dengan perilaku manusia dalam kehidupan organisasi/perusahaan. Dikategorikan sebagai bagian dari pengetahuan perilaku terapan, karena pada dasarnya sistem ini berisi tuntunan mengenai cara mengendalikan perusahaan dengan baik berdasarkan asumsi-asumsi tertentu.

(30)

Sistem pengendalian manajemen yang terdiri dari struktur dan proses pada gilirannya menentukan keterampilan (skillset) yang perlu dimiliki oleh manajer untuk menjalankan sistem tersebut. Oleh karena itu, manajer menjadi titik-titik pusat pengendalian manajemen.

2.1.4 Unsur-Unsur Sistem Pengendalian Manajemen

Suatu sistem pengendalian manajemen yang dapat diandalkan (reliable) harus memenuhi unsur-unsur berikut (Sumarsan, 2013:9):

a. Keahlian karyawan sesuai dengan tanggung jawabnya.

b. Pemisahan tugas.

c. Sistem pemberian wewenang, tujuan dan teknik serta pengawasan yang wajar untuk mengadakan pengendalian atas harta, utang penerimaan dan pengeluaran.

d. Pengendalian terhadap penggunaan harta dan dokumen serta formulir yang penting.

e. Periksa fisik harta dengan catatan-catatan harta dan utang, atau yang benar- benar ada, dan mengadakan tindakan koreksi jika dijumpai adanya perbedaan.

2.1.5 Struktur Sistem Pengendalian Manajemen

Struktur merupakan bagian dari sistem pengendalian manajemen yang berpusat pada bermacam-macam jenis pusat pertanggungjawaban. Pusat pertanggungjawaban merupakan unit organisasi yang dipimpin oleh seorang manajer yang bertanggung jawab. Pusat pertanggungjawaban dapat dibedakan menurut tingkat besarkan masukan dan keluaran dalam bentuk uang dan dari segi mana manajer bertanggung jawab. Terdapat empat jenis pusat pertanggungjawaban menurut Anthony and Govindarajan (1998:132), yaitu:

(31)

18 1) Pusat Pendapatan (Revenue Centers)

Menurut Anthony and Govindarajan (1998:693) pusat pendapatan merupakan suatu pusat pertanggungjawaban dimana manajer pusat tersebut bertanggungjawab atas jumlah output (diukur dalam unit moneter) yang diperoleh tetapi tidak bertanggungjawab atas biaya barang atau jasa yang dijual pusatnya (input). Kinerja keuangan pusat pendapatan diukur atas dasar pendapatan yang diperoleh. Penentuan tentang keberhasilan pusat pendapatan dapat dilakukan dengan membandingkan antara pendapatan yang sesungguhnya diperoleh dengan pendapatan yang dianggarkan.

2) Pusat Beban

Menurut Anthony and Govindarajan (1998:134) pusat beban adalah pusat pertanggungjawaban biaya yang masukannya diukur dalam satuan moneter, sedangkan keluarnya tidak diukur dalam satuan moneter. Pusat beban terdiri dari pusat beban teknik dan pusat beban kebijakan.

Menurut Abdul Halim dkk (2000:74), beban teknik adalah elemen biaya yang benar-benar terjadi dan dapat diukur secara pasti karena mempunyai hubungan yang erat dengan output yang dihasilkan, sedangkan beban kebijakan adalah merupakan biaya yang tidak melekat secara langsung atas poduk yang dihasilkan. Biaya yang terjadi tergantung pada kebijakan manajemen sesuai dengan keadaan dan kelayakan.

3) Pusat Laba (Profit Centers)

Menurut Anthony and Govindarajan (1998:694) suatu pusat pertanggungjawaban dapat disebut sebagai pusat laba jika kinerja pusat pertanggungjawaban tersebut diukur berdasarkan selisi antara pusat pendapatan dan pusat beban.

Abdul Halim dkk (2000:94) menyebutkan ada dua cara pengukuran tingkat profitabilitas pusat laba yaitu: (1) dengan mengukur kinerja

(32)

manajemen, yaitu seberapa baik seorang manajer dalam memimpin pusat pertanggungjawaban, sehingga prestasi manajer diukur sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya. (2) dengan mengukur kinerja ekonomi pusat laba, yaitu sejauh mana pusat laba dapat mencapai laba yang telah dianggarkan. Kinerja ekonomi diukur sebagaimana mengukur kinerja sebuah kesatuan usaha.

4) Pusat Investasi (investment Centers)

Menurut Anthony and Govindarajan (1998:698) pusat investasi adalah pusat pertanggungjawaban yang kinerja pimpinannya dinilai dari prestasi memanfaatkan aset perusahaan untuk menghasilkan keuntungan bagi perusahaan.

Pengukuran prestasi suatu pusat investasi dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana pusat investasi tersebut dapat menghasilkan kembalian yang memuaskan bagi unit usaha dan bagi perusahaan secara keseluruhan. Tolak ukur yang digunakan untuk menentukan keberhasilan suatu pusat investasi adalah Return On Invesment (ROI). Return On Invesment adalah perbandingan antara laba operasi dengan investasi yang digunakan dalam pengukuran prestasi pusat investasi.

2.1.6 Proses Sistem Pengendalian Manajemen

Proses pengendalian manajemen merupakan tahap-tahap yang harus dilalui untuk mewujudkan tujuan sistem. Secara umum proses pengendalian manajemen berbeda dari satu perusahaan ke perusahaan lain dan dari satu pusat pertanggungjawaban dengan pusat pertanggungjawaban lainnya. Menurut Anthony and Govindarajan (1998:26) proses pengendalian manajemen terdiri dari empat tahap yaitu:

(33)

20 1) Pemrograman (perencanaan strategis)

Pemrograman adalah suatu proses untuk memilih atau memutuskan program-program utama yang akan dilakukan demi tercapainya tujuan perusahaan yang sudah ditetapkan. Hasil akhir dari proses pemrograman (perencanaan strategis) adalah berupa dokumen yang dinamakan program atau rencana strategi.

2) Penganggaran

Penganggaran adalah proses penyususan anggaran. Anggaran merupakan rencana yang diungkapkan secara kuantitatif dalam unit moneter untuk periode satu tahun, Abdul Halim, dkk (2000:172). Anggaran menunjukan jabaran dari program dengan menggunakan informasi terkini.

Selanjutnya Abdul Hakim, dkk (2000:172) juga menjelaskan bahwa anggaran mempunyai dua peran paling penting didalam sebuah perusahaan.

Disatu sisi anggaran berperan sebagai alat untuk perencanaan (planning) dan disisi lain anggaran berperan sebagai alat untuk pengendalian (control) jangka pendek bagi suatu organisasi.

3) Pelaksanaan dan Pengukuran

Anggaran yang telah disepakati digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan pada masing-masing pusat pertanggungjawaban.

Setiap kegiatan yang telah dilakukan dikomunikasikan kepada bagian- bagiannya dan selanjutnya dijadikan dasar dalam pembuatan laporan.

Berdasarkan laporan yang disusun, manajer pusat pertanggungjawab harus mengukur prestasi yang mampu dicapai para bawahannya maupun prestasi bagian yang menjadi tanggungjawabnya sendiri.

Pengukuran dilakukan manajemen dengan mengklasifikasi sumber- sumber yang digunakan dan hasil yang diperoleh selama satu periode.

(34)

Sumber-sumber tersebut dikelompokkan kedalam perkiraan beban, sedangkan hasil dikelompokkan kedalam perkiraan penghasilan. Selanjutnya perkiraan beban dan perkiraan penghasilan dibandingkan untuk mengetahui berhasil tidaknya manajer dalam mengelola perusahaan dan semua ini akan terlihat dalam laporan yang diperoleh dari pusan pertanggungjawaban yang dipimpinnya.

4) Pelaporan dan Analisis

Tahap terakhir dari proses pengendalian manajemen adalah melaporkan hasil kerja dari pusat-pusat pertanggungjawaban. pelaporan harus dilakukan secara teratur. Laporan ini berisikan perbandingan antara pendapatan dan biaya sesungguhnya dengan anggaran yang telah ditetapkan. Agar dapat memantau hasil kerja pusat pertanggungjawaban diperlukan sebuah sistem pelaporan. Laporan harus mampu menunjukan hasil kerja pusat pertanggungjawaban beserta anggarannya, sehingga dapat diketahui penyimpangan yang terjadi terhadap anggaran. Jika terjadi penyimpangan maka harus diberikan penjelasan secara terperinci dan agar dapat lebih bermanfaat laporan harus disertai dengan analisis tentang penyebab timbunya penyimpangan, disamping perlu memperhatikan kebenaran laporan yang disampaikan.

2.1.7 Kinerja Manajerial

Kinerja menurut kamus besar Bahasa Indonesia berarti “suatu yang dicapai” atau prestasi yang dicapai atau diperlihatkan sehingga kinerja dapat diartikan sebagai prestasi kinerja oleh individu perusahaan. Sedangkan kinerja menurut (Donelly et all : 1996) adalah suatu tingkatan keberhasilan dalam melaksanakan tugas serta kemampuan untuk mencapai tujuan yang telah

(35)

22 ditetapkan, kinerja itu sendiri dapat dinyatakan baik dan sukses jika tujuan yang diinginkan dapat tercapai dengan baik.

Kinerja manajerial dapat diartikan sebagai kinerja manajer dalam kegiatan-kegiatan yang meliputi perencanaan, pengkordinasian, evaluasi, investigasi, pengawasan, pengaturan staf (staffing), dan perwakilan/ representatif di lingkungan organisasinya (Sastrohadiwiryo, 2002:98).

Stoner mendefinisikan kinerja manajerial adalah seberapa efektif dan efisien manajer telah bekerja untuk mencapai tujuan organisasi (Stoner, 1992:

87). Evaluasi atas kinerja yang dilakukan oleh manajer beragam tergantung pada budaya yang dikembangkan masing masing perusahaan (Ivancevich, 1999:166).

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian-penelitian terdahulu berfungsi sebagai pendukung untuk melakukan penelitian. Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini akan dicantumkan beberapa penelitian terdahulu yang dilakukan oleh peneliti lain.

Anisma Yuneita (2003) yang meneliti “Pengaruh Sistem Pengendalian Manajemen Terhadap Kinerja Perusahaan pada Hotel Berbintang di Propinsi Riau. Hasil penelitian dengan menggunakan analisis jalur menunjukan bahwa sistem pengendalian manajemen baik secara simultan dan parsial berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan dengan besarnya pengaruh 91%.

Akrim (1994), dengan judul penelitian “Hubungan antara Sistem Pengendalian Manajemen dengan Prestasi Manajer Pusat Pertanggungjawaban pada PT. Telkom. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa sistem pengendalian manajemen berpengaruh positif dengan prestasi kerja manajer pusat pertanggungjawaban, artinya semakin baik struktur pengendalian manajemen, semakin baik pula prestasi manajer pusat pertanggungjawaban. Terdapat

(36)

korelasi positif antara proses pengendalian manajemen dengan prestasi manajer pusat pertanggungjawaban, artinya semakin baik proses pengendalian manajemen semakin baik prestasi manajer pusat pertanggungjawaban.

Animah (2002) yang berjudul “Pengaruh Sistem Pengendalian Manajemen Terhadap Kinerja Keuangan Rumah Sakit Umum Swasta Kelas B di Propinsi Jawa Barat”. Hasil penelitian Animah (2002) menyimpulkan bahwa struktur pengendalian manajemen berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan melalui proses pengendalian manajemen pada rumah sakit umum swasta kelas B di Propinsi Jawa Barat.

Eka N.S dan Fitriani S (2009) yang berjudul “Pengaruh Sistem Pengendalian Manajemen Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan pada Hotel Berbintang di Kota Medan”. Hasil penelitian Eka dan Fitriani (2009) menyimpulkan bahwa struktur pengendalian manajemen secara simultan berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan.

2.3 Kerangka Pemikiran

Penerapan sistem pengendalian manajemen diharapkan mampu meningkatkan kinerja perusahaan yang lebih baik. Penelitian ini mencoba mencari kejelasan tentang pengaruh penerapan sistem pengendalian manajemen pada pusat pendapatan dan pusat biaya terhadap kinerja manajerial pada perusahaan hotel di Kota Makassar.

Kerangka penelitian ini digunakan untuk mempermudah jalan pemikiran terhadap permasalahan yang dibahas. Adapun kerangka pemikiran penelitian ini digambarkan pada model berikut ini:

(37)

24 Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran

Sistem Pengendalian Manajemen

2.4 Hipotesis Penelitian

2.4.1 Pengaruh Penerapan Struktur Pengendalian Manajemen pada pusat pendapatan dan pusat biaya terhadap kinerja manajerial.

Menurut Gibson et al (1996:127) kinerja perusahaan merupakan suatu tingkatan keberhasilan dalam melaksanakan tugas serta kemampuan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, kinerja itu sendiri dapat dinyatakan baik dan sukses jika tujuan yang diinginkan dapat tercapai dengan baik. Untuk mencapai tujuan ini maka dibutuhkan suatu sistem pengendalian manajemen yang memadai. Salah satu unsur penting dalam sistem pengendalian manajemen adalah struktur pengendalian manajemen. Tujuan adanya struktur pengendalian manajemen yaitu dapat memberi atau meminta tanggung jawab terhadap manajer pusat pertanggungjawaban sesuai dengan karakteristik yang dimiliki. Karena jika kinerja suatu perusahaan baik maka akan berpengaruh juga terhadap lingkungan, baik karyawan maupun pengunjung.

Penelitian yang dilakukan Chinthia R.N (2013:95) menyimpulkan bahwa struktur pengendalian manajemen berpengaruh positif terhadap kinerja

Struktur Pengendalian

Manajemen (X

1

) Kinerja Manajerial (Y)

Proses

Pengendalian

Manajemen (X

2

)

(38)

manajerial. Hal ini sesuai dengan penelitiannya Akram (1994:88) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa ada korelasi positif antara struktur pengendalian manajemen dengan prestasi manajer pusat pertanggungjawaban.

Penelitian ini dimaksudkan untuk menguji kembali hubungan Penerapan struktur pengendalian manajemen pada pusat pendapatan dan pusat biaya terhadap kinerja manajerial.

Berdasarkan identifikasi masalah, sebagai jawaban sementara dari permasalahan yang telah dikemukakan diatas yang mengacu kepada kajian teori dan kerangka konseptual, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H1 : Apakah ada pengaruh penerapan struktur pengendalian manajemen pada pusat pendapatan dan pusat biaya terhadap kinerja manajerial.

2.4.2 Pengaruh Penerapan Proses Pengendalian Manajemen Pada Pusat Pendapatan Dan Pusat Biaya Terhadap Kinerja Manajerial

Sistem pengendalian manajemen merupakan alat atau cara terstruktur yang digunakan oleh manajer untuk memastikan bahwa orang-orang yang diawasinya mengimplementasikan strategi yang dimaksud. Salah satu unsur penting dalam sistem pengendalian manajemen adalah proses pengendalian manajemen. Proses pengendalian manajemen sangat berhubungan erat dengan kinerja perusahaan karena proses pengendalian manajemen merupakan seperangkat tindakan yang dilakukan untuk memastikan bahwa organisasi bekerja sesuai dengan tujuan yang melibatkan interaksi dalam sebuah organisasi, dimana proses ini dapat mempengaruhi kinerja perusahaan karena proses ini meliputi perencanaan strategis, penyusunan anggaran, pelaksanaan dan evaluasi kinerja.

(39)

26 Penelitian yang dilakukan oleh Chinthia R.N (2013:95) menyimpulkan bahwa sistem pengendalian manajemen berpengaruh positif dengan prestasi kerja manajer pusat pertanggungjawaban. Terdapat korelasi positif antara proses pengendalian manajemen dengan prestasi manajer pusat pertanggungjawaban.

Hal ini serupa dengan penelitian yang dilakukan Animah (2002:87) yang menyimpulkan bahwa struktur pengendalian manajemen berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan melalui proses pengendalian manajemen.

Berdasarkan identifikasi masalah, sebagai jawaban sementara dari permasalahan yang telah dikemukakan diatas yang mengacu kepada kajian teori dan kerangka konseptual, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H2 : Apakah ada pengaruh penerapan proses pengendalian manajemen pada pusat pendapatan dan pusat biaya terhadap kinerja manajerial.

(40)

27

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Penelitian tentang Pengaruh Penerapan Sistem Pengendalian Manajemen Pada Pusat Pendapatan Dan Pusat Biaya Terhadap Kinerja Manajerial (Studi Kasus Pada Hotel Aerotel Smile Makassar) merupakan suatu penelitian yang menggunakan metode kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif merupakan sebuah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivism, digunakan untuk meneliti populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/analitis, dengan tujuan untuk menguji hipotesa-hipotesa dan mengadakan interpretasi yang lebih dalam tentang hubungan-hubungan.

Proses penelitian ini akan bersifat deduktif seperti pada penggunaan metode kuantitatif pada umumnya, dimana untuk menjawab rumusan masalah digunakan konsep atau teori sehingga dapat dirumuskan hipotesis. Hipotesis tersebut selanjutnya diuji melalui pengumpulan data lapangan. Untuk mengumpulkan data digunakan instrument penelitian. Data yang terkumpul selanjutnya dianalisis menggunakan analisis regresi berganda. Sebelum dilakukan analisis data dengan menggunakan regresi linier berganda maka data yang digunakan harus terbebas dari asumsi klasik, yaitu normalitas, multikolinieritas, heteroskedsatisitas dan autokorelasi. Setelah dilakukan uji asumsi klasik, maka hasil analisis dapat diinterpretasikan.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Lokasi yang dipilih oleh peneliti sebagai tempat penelitian yaitu Hotel Aerotel Smile Makassar, yang berada di jalan Muchtar Lutfi No.38 – Somba Opu

(41)

28 Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan. Penelitian ini dilaksanakan selama kurang lebih 1 (satu) bulan, yaitu dari tanggal 02 Februari 2018 - 28 Februari 2018.

3.3 Populasi dan Sampel.

3.3.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2015:15) “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Dalam penelitian ini, yang menjadi populasi adalah Karyawan Hotel Aerotel Smile Makassar.

3.3.2 Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang terdiri atas sejumlah anggota yang dipilih dari populasi. Dengan kata lain, sejumlah, tapi tidak semuanya, elemen dari populasi akan membentuk sampel (Sekaran, 2006:123). Metode yang digunakan adalah Purposive Sampling yang mana pengambilan sampel berdasarkan pada jenis orang tertentu yang dapat memberikan informasi yang diinginkan entah karena mereka adalah satu-satunya yang memiliki atau memenuhi beberapa kriteria yang ditentukan peneliti. Kriteria yang akan digunakan adalah karyawan yang berhubungan langsung dengan pusat pertanggungjawaban pendapatan dan biaya pada Hotel Aerotel Smile Makassar.

Terdapat 10 manajer dan 10 wakil/asisten manajer yang akan menjadi responden.

3.4 Jenis dan Sumber Data 3.4.1 Jenis Data

Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang berupa nilai atau skor yang telah diolah dari jawaban-jawaban

(42)

kuesioner yang dibagikan kepada manajer pusat pertanggungjawaban pendapatan dan biaya dari hotel yang menjadi objek. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari beberapa penelitian terdahulu.

3.4.2 Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a) Data Primer.

Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara). Data primer yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah data hasil tanggapan responden terhadap variabel-variabel yang akan diuji dalam penelitian ini.

b) Data Sekunder.

Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data sekunder diperoleh dari literatur-literatur, buku, jurnal, skripsi dan sumber lainnya yang berkaitan dengan topik dalam penelitian ini yaitu pengaruh penerapan sistem pengendalian manajemen terhadap kinerja keuangan perusahaan.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dengan 2 (dua) cara, yaitu:

1. Penelitian Lapangan (Field Research)

Penelitian lapangan terdiri dari Kuesioner dan Wawancara langsung, teknik kuesioner yang penulis gunakan adalah kuesioner tertutup, suatu cara pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden dan yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah karyawan Hotel Aerotel Smile

(43)

30 Makassar yang berhubungan langsung dengan pusat pertanggung- jawaban pendapan dan biaya, dengan harapan mereka dapat memberikan respon atas daftar pertanyaan tersebut. Sedangkan wawancara hanya dilakukan untuk menguji dan melengkapi kuesioner yang diberikan kepada para responden.

2. Penelitian Kepustakaan

Penelitian ini dilakukan melalui studi kepustakaan atau studi literatur dengan cara mempelajari, meneliti, mengkaji serta menelaah literatur berupa buku-buku (text-book), peraturan perundang-undangan, majalah, surat kabar, atrikel, situs web dan penelitian-penelitian sebelumnya yang memiliki hubungan dengan masalah yang diteliti. Studi kepustakaan ini bertujuan untuk memperoleh sebanyak mungkin teori yang diharapkan akan dapat menunjang data yang dikumpulkan dan pengolahannya lebih lanjut dalam penelitian ini.

3.6 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.6.1 Variabel Penelitian

Penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel bebas (independent variable) dan variabel terikat (dependent variable). Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terkait. Sedangkan variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Haswidar, 2016:30). Adapun variabel bebas dalam penelitian ini yaitu sistem pengendalian manajemen (X) yang terdiri dari struktur pengendalian manajemen (X1) dan proses pengendalian manajemen (X2). Sedangkan variabel terikatnya yaitu kinerja manajerial (Y).

(44)

3.6.2 Definisi Operasional

Definisi operasional adalah batasan atau arti suatu variabel dengan merinci hal yang harus dikerjakan oleh peneliti untuk mengukur variabel tersebut.

Definisi operasional dalam penelitian ini terdiri dari beberapa variabel dan terbagi dalam beberapa dimensi dan indikator disajikan pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel

VARIABEL DIMENSI INDIKATOR

STRUKTUR PENGENDALIAN MANAJEMEN (X1)

Pusat Pendapatan  Penyusunan anggaran pendapatan

 Perhitungan pendapatan

 Tanggung jawab manajer terhadap pendapatan

 Evaluasi terhadap pendapatan

Pusat Beban  Perencanaan Beban

 Perhitungan Beban

 Tanggung jawab manajer terhadap beban

 Evaluasi terhadap beban PROSES

PENGENDALIAN MANAJEMEN (X2)

Pemprograman  Penelaahan program

 Penyusunan program baru

 Pengkoordinasian program

 Kesesuaian dengan perencanaan program

Penganggaran  Keikutsertaan manajer fungsional

 Hubungan anggaran dan pemprograman

 Anggaran sebagai alat perencanaan

 Anggaran sebagai alat pengendalian

Pelaksanaan dan Pengukuran

 Pengumpulan data pada pusat-pusat

(45)

32 pertanggungjawaban

 Mengklasifikasikan data berdasarkan program

 Pelaksanaan kegiatan- kegiatan sesuai dengan anggaran

 Pengukuran data

sesungguhnya dengan anggaran

Pelaporan dan Analisis  Pelaksanaan anggaran dan pengukurannya

 Laporan pengendalian formal

 Observasi personal

 Tindak lanjut yang dilakukan oleh manajer

KINERJA

MANAJERIAL (Y)

Perecanaan  Menentukan tujuan, sasaran, kebijakan, dan tindakan

Investigasi  Mengumpulkan dan

menyiapkan informasi, biasanya dalam bentuk laporan, catatan, dan rekening

Koordinasi  Pertukaran informasi dengan orang dalam organisasi tidak hanya dengan anak buah, tetapi juga pihak lain untuk menyesuaikan program - program

Prestasi  Mengevaluasi dan menilai proposal, laporan, dan kinerja Supervisi  Mengarahkan, memimpin,

dan mengembangkan anak buah

Negosiasi  Pembelian, penjualan, kontrak untuk barang dan jasa

Perwakilan  Menyampaikan informasi tentang visi, misi, dan

(46)

kegiatan-kegiatan organisasi dengan cara pidato, konsultasi dan lain-lain kepada pihak luar organisasi Sumber: penelitian Cinthia R.N (2013:6)

3.7 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah keusioner.

Kuesioner disusun berdasarkan indikator-indikator yang telah ditetapkan berdasarkan pembatasan masalah dan kajian teoritis sebelumnya.

Kuesioner dalam penelitian ini berbentuk skala bertingkat (skala Likert) dengan lima alternatif jawaban dan masing-masing diberi skor. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari beberapa penelitian terdahulu yang telah dilakukan.

Skala likert variabel akan dijabarkan menjadi indikator variabel, kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrument yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan (Sugiyono, 2013:133).

Variabel bebas dan terikat diukur dengan menggunakan skala Likert lima poin, yaitu: 1 = Tidak Pernah (TP), 2 = Hampir Tidak Pernah (HTP),), 3 = Kadang- kadang (KK), 4 = Sering (S), dan 5 = Sering Sekali (SS)

3.8 Analisis Data

Penelitian yang mengukur variabel dengan menggunakan instrument dalam kuesioner harus dilakukan pengujian kualitas terhadap data yang diperoleh dengan menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas. Uji validitas dan reliabilitas dilakukan untuk mengetahui ketepatan alat ukur dalam mengukur objek yang diteliti.

Referensi

Dokumen terkait

Untuk temperatur sterilisasi, berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh hasil bahwa perlakuan fisik dengan suhu sterilisasi pada sampel memberikan

Hasil pada penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan variabel keakraban dan integrita smenunjukkan hasil yang signifikan terhadap kinerja karyawan, hal ini dibuktikan

“… ingin mengetahui efeknya saja ketika memakai narkoba” (IU 1-IU 5) Hal sesuai dengan Sumiati (2009), faktor internal dalam penyalahgunaan NAPZA biasanya berasal dari

❑ Aplikasi android yang digunakan untuk melakukan usaha jasa pengolahan tanah, jasa irigasi, jasa penanaman padi, jasa panen padi, jasa penggilingan padi, jasa jual benih,

Kebijakan ini tidak akan mempersulit mahasiswa untuk lulus tepat waktu, tes ini diselenggarakan setelah ujian akhir semester dan bagi mahasiswa yang belum lulus tes

Kebijakan right issue merupakan suatu upaya dari emiten untuk memperbaiki kinerja keuangan dengan cara menambah saham yang beredar di pasar guna menambah dana

Masukan-masukan inilah yang nantinya ditampilkan pada la- yar pemantau di TMC sehingga operator dapat mengetahui kondisi lalu lintas berdasarkan tampilan tersebut. Smart vi-

Material padat yang terdapat dalam ukuran yang terlalu besar untuk dilakukan proses mekanik pada umumnya membutuhkan perlakuan fisik untuk