• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE MODIFIKASI PROYEKSI GRADIEN UNTUK MENYELESAIKAN PEMROGRAMAN LINEAR DAN ANALISIS SENSITIVITAS KARYA ILMIAH OLEH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "METODE MODIFIKASI PROYEKSI GRADIEN UNTUK MENYELESAIKAN PEMROGRAMAN LINEAR DAN ANALISIS SENSITIVITAS KARYA ILMIAH OLEH"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

METODE MODIFIKASI PROYEKSI GRADIEN UNTUK MENYELESAIKAN PEMROGRAMAN LINEAR DAN

ANALISIS SENSITIVITAS

KARYA ILMIAH

OLEH

EKI NINING SAPUTRI NIM. 1603122750

PROGRAM STUDI S1 MATEMATIKA JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS RIAU

PEKANBARU 2021

(2)

METODE MODIFIKASI PROYEKSI GRADIEN UNTUK MENYELESAIKAN PEMROGRAMAN LINEAR DAN

ANALISIS SENSITIVITAS

Eki Nining Saputri

Mahasiswa Program Studi S1 Matematika Jurusan Matematika

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Bina Widya, Pekanbaru 28293

eki.nining2750@student.unri.ac.id

ABSTRACT

This article discusses linear programming solutions and sensitivity analysis. The method used is an iterative method, which is modified from Rosen’s gradient pro- jection method. This discussion aims to find the optimal solution by tracing the points in the feasible region, and sensitivity analysis on changes in the coefficient of the objective function to obtain the range of optimal parameters in the optimal solution. Thus the problem that is disturbed can be conditioned to remain optimal.

This is a review of the Tantawy’s article, [Trends in Applied Sciences Research, 14 (2019), 7-11].

Keywords: Linear programming, Rosen’s gradient projection method, sensitivity analysis

ABSTRAK

Artikel ini membahas penyelesaian pemrograman linear dan analisis sensitivitas.

Metode yang digunakan merupakan metode iteratif, yang dimodifikasi dari metode proyeksi gradien Rosen. Pembahasan ini bertujuan untuk mencari solusi optimal de- ngan menelusuri titik-titik di dalam daerah fisibel, dan analisis sensitivitas pada pe- rubahan koefisien fungsi tujuan untuk memperoleh rentang parameter keoptimalan pada solusi optimal. Dengan demikian masalah yang terganggu bisa dikondisikan tetap optimal. Skripsi ini merupakan kajian ulang dari artikel Tantawy, [Trends in Applied Sciences Research, 14 (2019), 7-11].

Kata kunci: Pemrograman linear, metode proyeksi gradien Rosen, analisis sensi- tivitas

(3)

1. PENDAHULUAN

Pemrograman matematika disebut pemrograman linear jika fungsi tujuannya linear dalam variabel-variabelnya, jika tidak demikian maka disebut pemrograman non- linear, baik dengan kendala linear maupun nonlinear. Penyelesaian pemrograman nonlinear dapat dilakukan secara analitik maupun numerik. Beberapa metode nu- merik untuk menyelesaikan pemrograman nonlinear berkendala dibagi menjadi dua kategori, yaitu metode langsung, dan metode tidak langsung. Salah satu jenis dari metode langsung adalah metode arah layak yang dikategorikan menjadi beberapa jenis yaitu metode Topkis-Velnott, metode Zoutendijk, metode proyeksi gradien Rosen, dan metode teknik gradien dari Wolfe.

Metode proyeksi gradien Rosen diperkenalkan oleh Rosen [6] pada tahun 1960, sebagai prosedur iterasi numerik untuk memperoleh nilai minimum (atau maksi- mum) pemrograman nonlinear dengan kendala linear. Pada tahun 1961, Rosen [7]

mengembangkannya untuk menyelesaikan pemrograman nonlinear dengan kendala nonlinear. Penyelesaian dengan metode proyeksi gradien Rosen terdiri dari beberapa tahap yaitu menentukan nilai awal, menentukan matriks proyeksi, dan menentukan arah layak. Jika nilai arah layak sama dengan nol, maka dilanjutkan dengan me- nentukan vektor dan proses iterasi berhenti. Jika nilai arah tidak sama dengan nol, maka dilanjutkan dengan menentukan panjang langkah dan menentukan nilai vek- tor. Jika nilai vektor tidak negatif maka nilai optimal telah diperoleh. Proses iterasi diulangi sampai diperoleh penyelesaian yang optimal.

Tertarik dengan pengaplikasian metode proyeksi gradien Rosen untuk menyele- saikan pemrograman nonlinear, dengan mereview artikel Tantawy [9], penulis meng- gunakan metode modifikasi proyeksi gradien Rosen untuk menyelesaikan pemrog- raman linear. Untuk pembahasannya, pada bagian dua dijelaskan algoritma modi- fikasi proyeksi gradien Rosen yang digunakan dalam menghitung nilai maksimum pemrograman linear dan analisis sensitivitas pada perubahan koefisien fungsi tu- juan. Kemudian dilanjutkan di bagian ketiga dengan menjelaskan kesimpulan dari pembahasan artikel ini.

2. ALGORITMA MODIFIKASI PROYEKSI GRADIEN ROSEN Masalah pemrograman linear dapat dirumuskan sebagai berikut:

maks F (x ) = p1x1 + p2x2 + · · · + pnxn kendala

a11x1 + a12x2 + · · · + a1nxn ≤ b1

a21x1 + a22x2 + · · · + a2nxn ≤ b2

...

an1x1 + an2x2 + · · · + annxn ≤ bn

am+nx1 + am+nx2 + · · · + a(m+n)nxn ≤ bm+n

x1, x2, . . . , xn≥ 0.























 (1)

(4)

dengan x ∈ Rn, p ∈ Rn, A ∈ R(m+n)×n, dan b ∈ Rm+n. Parameter p adalah koefisien fungsi tujuan, x adalah variabel keputusan dan b merupakan jumlah masing-masing sumber daya yang menjadi kendala.

Bentuk masalah (1) dapat dituliskan sebagai berikut:

maks F (x ) = pTx kendala

aTi x ≤ bi, i = 1, 2, . . . , m + n x ≥ 0







(2)

dengan pT = (p1, p2, . . . , pn), x = (x1, x2, . . . , xn)T, bi = (b1, b2, . . . , bn, bm+n)T dan aTi merupakan baris ke-i dari matriks A.

Pada metode modifikasi proyeksi gradien, pemrograman linear diselesaikan de- ngan mengambil sebarang titik fisibel awal x0, selanjutnya melalui titik tersebut akan ditentukan titik fisibel berikutnya hingga diperoleh solusi optimal dengan n iterasi. Pada setiap iterasinya akan membentuk sebuah matriks proyeksi Hk. Ma- triks proyeksi Hk adalah matriks simetris yang didefinisikan ke dalam dua kasus sebagai berikut:

Hk = {

I , jika k = 0

Hqk, jika k ≥ 1. (3)

Berdasarkan persamaan (3) dinyatakan bahwa I adalah matriks identitas dan Hqk adalah matriks proyeksi, dengan q sebagai jumlah dari kendala aktif pada k sekarang. Matriks Hqkdirumuskan sebagai berikut:

Hqk = Hk−1Hk−1 as aTs Hk−1 aTs Hk−1 as

. (4)

Kemudian dari matriks proyeksi dapat dibentuk vektor arah dk, yang dirumuskan sebagai berikut:

dk = Hkp, (5)

dan panjang langkah αk yang dirumuskan sebagai berikut:

αk= |{z}min

i=1,...,m+n

{

gi, gi = bi− aTi xk

aTi dk , dengan gi > 0 }

. (6)

Dengan menggunakan vektor arah dk, dan panjang langkah αk diperoleh solusi fisibel pada k sekarang, dirumuskan sebagai berikut:

xk = xk−1+ αk−1dk−1. (7) Selanjutnya titik xk menjadi solusi optimal apabila dual dari masalah (2) terdapat u ≥ 0 sehingga

uTAr = pT atau uT = pT(Ar)−1, (8) dengan Ar ∈ Rn×n merupakan submatriks dari A ∈ R(m+n)×n yang hanya memuat koefisien dari kendala aktif. Ar dipilih dari matriks A dengan menghi-

(5)

langkan paling sedikit satu kendala. Hal ini mengakibatkan diperoleh F (u ) = buT = F (xk),

yang artinya nilai optimal masalah dual sama dengan nilai optimal masalah primal, menjadi pengakhiran langkah dari algoritma ini.

Adapun langkah-langkah untuk menggunakan algoritma modifikasi proyeksi gra- dien adalah sebagai berikut:

(i) Langkah awal

Ambil k = 0, H0 = I , d0 = p, dan x0 sebagai solusi awal yang memenuhi nilai bi pada setiap persamaan kendala. Kemudian persamaan (6) digunakan untuk menghitung α0.

(ii) Langkah iterasi

(a) Langkah 1: xk ditetapkan sebagai solusi baru dengan menggunakan per- samaan (7). Kemudian xk digunakan untuk menentukan kendala yang aktif pada masalah (2).

(b) Langkah 2: Keoptimalan xksekarang diuji, jika nilai F (u ) = F (x ) maka langkah berhenti karena solusi optimal telah diperoleh, jika tidak sama maka pencarian solusi optimal dilanjutkan ke langkah 3.

(c) Langkah 3: Ambil k = k + 1 , kemudian Hk, dk dan αk dihitung berturut-turut menggunakan persamaan (4),(5) dan (6), selanjutnya kem- bali pada langkah 1.

Perubahan pada koefisien fungsi tujuan melibatkan penambahan ataupun pengu- rangan sebuah parameter skalar µ. Parameter µ dapat mempengaruhi keoptimalan dari solusi optimal karena adanya perubahan koefisien fungsi tujuan. Oleh karena itu, untuk mempertimbangkan masalah pemrograman linear yang terganggu akibat perubahan koefisien fungsi tujuan dirumuskan sebagai berikut:

maks F (x ) = (p + µp1)Tx kendala

aTi x ≤ b, i = 1, 2, . . . , n x ≥ 0 ,







dengan p1 ∈ Rn. Kemudian untuk menghitung rentang parameter µ dirumuskan sebagai berikut:

uT(µ) = (p + µp1)(Ar)−1, (9) pada titik optimal uT(µ)≥ 0 harus terpenuhi, sehingga pada rentang parameter µ keoptimalan untuk titik optimal tetap terpenuhi.

(6)

3. PENYELESAIAN PEMROGRAMAN LINEAR DAN ANALISIS SENSITIVITAS DENGAN METODE MODIFIKASI PROYEKSI

GRADIEN

Masalah primal sebuah perusahaan dapat dirumuskan sebagai berikut:

maks F (x ) = 2x1+ 4x2+ x3+ x4

kendala

x1+ 3x2+ x4 ≤ 4 2x1+ x2 ≤ 3 x2+ 4x3+ x4 ≤ 3

x1 ≥ 0, x2 ≥ 0, x3 ≥ 0, x4 ≥ 0.















(10)

Masalah dual (10) dapat dirumuskan sebagai berikut:

min F (u ) = 4u1+ 3u2+ 3u3 kendala

u1+ 2u2 ≥ 2 3u1+ u2+ u3 ≥ 4 4u3 ≥ 1

u1+ u3 ≥ 1

u1 ≥ 0, u2 ≥ 0, u3 ≥ 0.



















(11)

Sebelum menentukan solusi primal, terlebih dahulu akan ditentukan solusi du- alnya. Dengan menggunakan persamaan (9) diperoleh uT sebagai solusi dual dari masalah (11) sebagai berikut:

uT =[

1, 1 0, 45 0, 25 ]

. (12)

Dengan mensubstitusikan solusi (12) ke dalam fungsi tujuan masalah (11) diper- oleh nilai minimum masalah dual sebagai berikut:

F (u ) = 4(1, 1) + 3(0, 45) + 3(0, 25) = 6, 5. (13) Setelah diperoleh solusi optimal masalah (11), selanjutnya ditentukan solusi optimal masalah (10) menggunakan algoritma modifikasi proyeksi gradien sebagai berikut:

Iterasi 1

(i) Langkah awal Ambil k = 0,

H0 =



1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1



 ,

(7)

d0 =



 2 4 1 1



 ,

dan solusi awal x0 yang memenuhi nilai bi pada setiap kendala masalah (10), yaitu

x0 =



0, 5 0, 5 0, 25 0, 5



 .

Selanjutnya, persamaan (6) digunakan untuk menentukan nilai α0, sehingga diperoleh

α0 = 0, 11 atau α0 = 0, 1.

(ii) Langkah 1

Selanjutnya, persamaan (7) digunakan untuk menentukan x1 sebagai solusi baru, yaitu

x1 =



0, 7 0, 9 0, 35 0, 6



 . (14)

Kemudian solusi (14) digunakan untuk menguji kendala aktif pada masalah (10) sebagai berikut:

0, 7 + 3(0, 9) + 0 + 0, 6 = 4 2(0, 7) + 0, 9 + 0 + 0 = 2, 3 0 + 0, 9 + 4(0, 35) + 0, 6 = 2, 9



 (15)

Dari hasil uji (15) diperoleh kendala pertama sebagai kendala aktifnya.

(iii) Langkah 2

Dengan mensubstitusikan solusi (14) ke dalam fungsi tujuan masalah (10) diperoleh

F (x1) = 2(0, 7) + 4(0, 9) + 0, 35 + 0, 6 = 5, 95.

Dari nilai minimum masalah dual (13) diperoleh F (u )̸= F (x1) , sehingga x1 bukan solusi optimal untuk masalah (10). Oleh karena itu, pencarian solusi optimal dilanjutkan ke langkah 3.

(iv) Langkah 3

Ambil k = 1, dari langkah 1 terdapat satu kendala aktif, selanjutnya persa- maan (4) digunakan untuk menentukan H1, sehingga diperoleh

(8)

H1 =



0, 91 −0, 27 0 −0, 09

−0, 27 0, 18 0 −0, 27

0 0 1 0

−0, 09 −0, 27 0 0, 91



 .

Selanjutnya, persamaan (5) digunakan untuk menentukan d1, sehingga diper- oleh

d1 =



0, 65

−0, 09 1

−0, 35



 .

Selanjutnya, persamaan (6) digunakan untuk menentukan nilai α1, sehingga diperoleh

α1 = 0, 03.

Selanjutnya, H1, d1, dan α1 digunakan untuk menentukan solusi optimal pada iterasi 2.

Iterasi 2

(i) Langkah 1

Selanjutnya, persamaan (7) digunakan untuk memperoleh x2 sebagai solusi baru, yaitu

x2 =



0, 72 0, 89 0, 38 0, 59



 (16)

Kemudian solusi (16) digunakan untuk menguji kendala aktif pada masalah (10) sebagai berikut:

0, 72 + 3(0, 89) + 0 + 0, 59 = 4 2(0, 72) + 0, 89 + 0 + 0 = 2, 33 0 + 0, 89 + 4(0, 38) + 0, 59 = 3



 (17)

Dari hasil uji (17) diperoleh kendala pertama dan ketiga sebagai kendala aktifnya.

(ii) Langkah 2

Dengan mensubstitusikan solusi (16) ke dalam fungsi tujuan masalah (10) diperoleh

F (x2) = 2(0, 72) + 4(0, 89) + 0, 38 + 0, 59 = 5, 97.

Dari nilai minimum masalah dual (13) diperoleh F (u ) ̸= F (x2) , sehingga x2 bukan solusi optimal untuk masalah (10). Oleh karena itu, pencarian solusi optimal dilanjutkan ke langkah 3.

(9)

(iv) Langkah 3

Ambil k = 2, dari langkah 1 terdapat dua kendala aktif, selanjutnya persa- maan (4) digunakan untuk menentukan H2 sehingga diperoleh

H2 =



0, 9 −0, 27 0, 09 −0, 08

−0, 27 0, 18 0, 02 −0, 27 0, 09 0, 02 0, 03 −0, 15

−0, 08 −0, 27 −0, 15 0, 88



 .

Selanjutnya, persamaan (5) digunakan untuk menentukan d2, sehingga diper- oleh

d2 =



0, 73

−0, 07 0, 14

−0, 5



 .

Selanjutnya, persamaan (6) digunakan untuk menentukan nilai α2, sehingga diperoleh

α2 = 0, 48.

Selanjutnya, H2, d2, dan α2 digunakan untuk menentukan solusi optimal pada iterasi 3.

Iterasi 3

(i) Langkah 1

Selanjutnya, persamaan (7) digunakan untuk menentukan x3 sebagai solusi baru, yaitu

x3 =



1, 07 0, 85 0, 44 0, 35



 . (18)

Kemudian solusi (18) digunakan untuk menguji kendala aktif pada masalah (10) sebagai berikut:

1, 07 + 3(0, 85) + 0 + 0, 35 = 3, 97 2(1, 07) + 0, 85 + 0 + 0 = 2, 99 0 + 0, 85 + 4(0, 44) + 0, 35 = 2, 96



 (19)

Dari hasil uji (19) diperoleh kendala pertama, kedua dan ketiga sebagai kendala aktifnya.

(ii) Langkah 2

Dengan mensubstitusikan solusi (18) ke dalam fungsi tujuan masalah (10) diperoleh

F (x3) = 2(1, 07) + 4(0, 85) + 0, 44 + 0, 35 = 6, 33.

(10)

Dari nilai minimum masalah dual (13) diperoleh F (u ) ̸= F (x3) , sehingga x3 bukan solusi optimal untuk masalah (10). Oleh karena itu, pencarian solusi optimal dilanjutkan ke langkah 3.

(iii) Langkah 3

Ambil k = 3, dari langkah 1 terdapat tiga kendala aktif, selanjutnya persa- maan (4) digunakan untuk menentukan H3, sehingga diperoleh

H3 =



0, 03 −0, 07 −0, 02 0, 16

−0, 07 0, 13 0, 05 −0, 33

−0, 02 0, 05 0, 02 −0, 12 0, 16 −0, 33 −0, 12 −0, 81



 .

Selanjutnya, persamaan (5) digunakan untuk menentukan d3, sehingga diper- oleh

d3 =



−0, 08 0, 1 0, 06

−0, 31



 .

Selanjutnya, persamaan (6) digunakan untuk menentukan nilai α0, sehingga diperoleh

α3 = 0, 3.

Selanjutnya, H3, d3, dan α3 digunakan untuk menentukan solusi optimal pada iterasi 4.

Iterasi 4

(i) Langkah 1

Selanjutnya, persamaan (7) digunakan untuk memperoleh x4 sebagai solusi baru, yaitu

x4 =



1, 05 0, 9 0, 45 0, 3



 . (20)

Kemudian solusi (20) digunakan untuk menguji kendala aktif pada masalah (10) sebagai berikut:

1, 05 + 3(0, 9) + 0 + 0, 3 = 4 2(1, 05) + 0, 9 + 0 + 0 = 3 0 + 0, 9 + 4(0, 45) + 0, 3 = 3



 (21)

Dari hasil uji (21) diperoleh kendala pertama, kedua dan ketiga sebagai kendala aktifnya.

(11)

(ii) Langkah 2

Dengan mensubstitusikan solusi (20) ke dalam fungsi tujuan masalah (10) diperoleh

F (x4) = 2(1, 05) + 4(0, 9) + 0, 45 + 0, 3 = 6, 5.

Dari nilai minimum masalah dual (13) diperoleh F (u ) = F (x4) , oleh karena itu x4 merupakan solusi optimal, dengan F (x4) = 6, 5 sebagai nilai maksi- mum masalah (10).

Analisis sensitivitas masalah (10) dirumuskan ke dalam langkah-langkah berikut:

(i) Koefisien fungsi tujuan pada masalah (10) ditambahkan dengan parameter skalar µ sebagai berikut:

maks F (x ) = (2 + µ)x1+ (4− 2µ)x2+ (1 + µ)x3 + (1− µ)x4

kendala

x1+ 3x2+ x4 ≤ 4 2x1+ x2 ≤ 3 x2+ 4x3+ x4 ≤ 3

x1 ≥ 0, x2 ≥ 0, x3 ≥ 0, x4 ≥ 0.















 (22) (ii) Selanjutnya, persamaan (9) digunakan untuk menentukan uT(µ) dari masalah

(22) sebagai berikut:

uT(µ) =[

1, 1− 1, 1µ 0, 45 + 1, 05µ 0, 25 + 0.25µ ]

. (23)

(iii) Setelah diperoleh uT(µ), kemudian dapat ditentukan parameter µ. Dari so- lusi (23) diperoleh parameter µ sebagai berikut:

−0, 43 ≤ µ ≤ 1. (24)

Dengan demikian nilai parameter µ dari persamaan (24) memberikan alter- natif lain dalam pengambilan keputusan tanpa mengganggu keadaan optimal- itas dari masalah (10).

4. KESIMPULAN

Pada artikel ini penulis membahas masalah pemrograman linear yang dapat dise- lesaikan dengan metode modifikasi proyeksi gradien. Metode ini mempunyai algo- ritma berulang, yang menelusuri titik-titik di dalam daerah fisibel. Dengan syarat keoptimalan, nilai fungsi masalah dual sama dengan nilai fungsi masalah primal atau F (u) = F (x) pada pemrograman linear.

Selanjutnya, dalam artikel ini analisis sensitivitas diperhitungkan pada peruba- han koefisien fungsi tujuan. Oleh karena itu, analisis sensitivitas di sini bertujuan

(12)

untuk menentukan rentang parameter keoptimalan pada solusi optimal. Apabila di- lakukan perubahan pada koefisien fungsi tujuan maka tidak akan mempengaruhi ke- optimalan, karena rentang parameter akan digunakan sebagai kriteria keoptimalan.

Dengan demikian masalah pemrograman linear yang terganggu bisa dikondisikan tetap optimal.

Pada penelitian ini, metode modifikasi proyeksi gradien memberikan penyele- saian yang efektif untuk masalah pemrograman linear multivariabel dengan kendala.

Dengan demikian metode ini dapat menjadi langkah alternatif dalam penyelesaian pemrograman linear.

Ucapan terima kasih Penulis mengucapkan terima kasih kepada Drs. Endang Lily, M.Si. dan anonymous reviewer yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam penulisan artikel ini.

DAFTAR PUSTAKA

[1] H. Arsham, Construction of the largest sensitivity region for general linear pro- grams, Applied Mathematics and Computation, 189 (2007), 1435-1447.

[2] M. S. Bazaraa, H. D Sherati dan C. M. Shetty, Nonlinear Programming: Teory and Algorithms, Second Edition, Jhon Wiley and Sons, New York, 1993.

[3] M. D. H. Gamal, Program Linear dan integer, Pusat Pengembangan Pendidikan Universitas Riau, Pekanbaru, 2007.

[4] F. S. Hillier dan G. J. Lieberman, Introduction to Operations Research, Seventh Edition, McGraw-Hill, Boston, 2001.

[5] A. J. Laub, Matric Analysis for Scientists and Engineers, Society for Industrial and Applied Mathematics, Philadelphia, 2005.

[6] J. B. Rosen, The gradient projection method for nonlinear programming. Part I. Linear constraint, Journal of the Society for Industrial and Applied Mathe- matics, 8 (1960), 181-217.

[7] J. B. Rosen, The gradient projection method for nonlinear programming. Part II. Nonlinear constraint, Journal of the Society for Industrial and Applied Math- ematics, 9 (1961), 514-532.

[8] H. A. Taha, Operations Research: An Introduction, Eighth Edition, Pearson Education, Upper Saddle River, 2007.

[9] S. Tantawy, A new procedure for solving linear programming problem with sen- sitivity analysis, Trends in Applied Sciences Research, 14 (2019), 7-11.

[10] W. L. Winston, Operations Research: Applications and Alghorithms, Fourth Edition, Thomson Learning, Belmont, 2004.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa campuran feses kuda dan feses sapi potong berpengaruh tidak nyata terhadap kandungan nitrogen (N) dalam kompos, hal ini diduga

Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapakali, terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua

Pakoe Boewono IV adalah sosok se- orang raja, pujangga, filosof dan intelek- tual, yang hidup dan kehidupannya dijiwai dengan nilai-nilai keutamaan, yang ajaran- nya

Pengalaman istri pasangan usia subur bukan pengguna implant yaitu tidak pernah mempunyai pengalaman dalam penggunaan implant karena informasi yang diperoleh tentang alkon implant

Seluruh Petugas Tata Usaha Jurusan Ilmu Hubungan Internasional, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta, terima kasih atas waktu dan perhatian dalam melayani

Penulis menggunakan pendekatan dan teori-teori yang berhubungan dengan sosiopragmatik untuk mengolah data yang diperoleh terkait dengan jenis dan fungsi tindak

Gambaran perasaan ibu: jenis perasaan, tingkat perasaan, penyebab perasaan; perilaku menyusui: jenis perilaku pemberian ASI, penyebab perilaku

Diduga bahwa hasil yang diper�leh dari penumbuhan jaringan meristematik terjadi keabn�rmalan berupa menggulungnya daun pada pertumbuhan tunas bawang putih terjadi karena